Download - Jawaaban Amina
-
8/17/2019 Jawaaban Amina
1/1
PERMASALAHAN
2. pada sintesis amida dengan pemanasan asam dengan urea memang di perlukan temperatur 120˚C
, karena pada literatur ang saa !a"a asam kar!amat ang ter!entuk terdek#mp#sisi men$adi
kar!#ndi#ksida dan amm#niak ter$adi pada temperatur 120˚C, selain itu %aram am#nium $uga
!ereaksi dengan urea pada temperatur
diatas 120˚C ang akan meng&asilkan amida. se&ingga dari pernataan terse!ut dapat di per$elas,
dalam sintesis asam dan urea memang di !utu&kan temperatur 120˚C. menurut saa dengan su&u
ang tinggi maka sintesi untuk mem!entuk amida akan le!i& "epat dan muda& ter!entuk di
!andingkan dengan menggunakan su&u ang renda&. selain itu !isa $adi se#rang ang tela&
mengadakan penelitian sintesis terse!ut memang mendapatkan amida pda su&u 120˚C.
1. &idr#lisis adala& reaksi kimia ang meme"a& m#lekul air 'H2() men$adi kati#n &idr#gen 'H*) dan
ani#n &idr#ksida '(H+) melalui suatu pr#ses kimia. ang artina reaksi &idr#lisis ter$adi dalam
suasana asam maupun !asa . tidak !isa dalam suasana netral.
. amida dan amina masing-masing memiliki nitrogen dengan sepasang elektron bebas. Akan tetapi
terdapat perbedaan kebasaan yang sangat besar diantara keduanya. Larutan berair amina bersifat
basa dan larutan berair amida bersifat netral. Perbedaan yang mencolok ini dapat kita amati dari
strukturnya. Pada amina, pasangan elektron sebagian besar terlokalisasi pada nitrogen. Pada amida,
pasangan elektron terdelokalisasi pada oksigen karbonil. Efek delokalisasi ini dapat dilihat dari
rendahnya nilai pKa untuk asam konjugat dari amida dibandingkan dengan asam konjugat dari amina,
contohnya pada etilamina nilai pKa nya 10,67 dan pada asetamida nilai pKa nya -0,6. Perhatikan
bahwa amida tidak terprotonasi pada nitrogen tetapi pada oksigen karbonil. Ini karena protonasi pada
oksigen menghasilkan kation terstabilkan resonansi, sementara protonasi pada nitrogen tidak
demikian.
4. Hidrolisis Amida dengan katalis asam.
Ketika amida dihidrolisis dalam kondisi asam, proton asam dari karbonil oksigen, meningkatkan
kerentanan karbon karbonil untuk menyerang nukleofilik. Serangan nukleofilik oleh air pada karbon
karbonil menyebabkan senyawa intermediet tetrahedral I, yang berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk bukan protonnya, intermediet tetrahedral II. Reprotonasi dapat terjadi baik pada oksigen
untuk reformasi intermediet tetrahedral I atau pada nitrogen untuk membentuk intermediet
tetrahedral III. rotonasi pada nitrogen disukai karena kelompok !H" tersebut merupakan basa yang
lebih kuat daripada kelompok #H. $ari dua kemungkinan gugus pergi pada kelompok intermediet
tetrahedral III %H dan !H'(, !H' adalah basa lemah, sehingga dilepas, membentuk asam
karboksilat sebagai produk akhir. Karena reaksi dilakukan dalam larutan asam, !H' akan
terprotonasi setelah diusir dari intermediet tetrahedral. Hal ini men)egah terjadinya reaksi
berkebalikan.
*ekanisme hidrolisis amida dengan katalis asam +
#leh karena itu, H adalah gugus pergi dari tetrahedral menengah&karena #H merupakan basa
yang lemah dari !H" amida reformasi tersebut. Sebuah amida bereaksi dengan alkohol dalam
suasana asam untuk alasan yang sama akan bereaksi dengan air dalam suasana asam.