Download - Kelompok 2 Ske B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikanlaporan tutorial skenario A Blok 5 Semester 2. Shlawat
seiring salam selalu tercurah kepada junjungan kita,nabi besar Muhammad SAW beserta
para keluarga,sahabat, dan pengikutnya hingga akhirzaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna perbaikan tugas-tugas
selanjutnya .
Dalam penyelesain tugas tutorial ini,kami banyak mendapat bantuan,bimbingan dan
saran. Pada kesempatan inikami sampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :
1.Yth.Ertati Suarni, S.Si. M.Farm., Apt.
2.Semua Anggota dan pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi
kita dan perkembangan ilmu pengetahuan.Semoga kita selalu dalam lindungan Allah
SWT.Amin.
Palembang,22 Maret 2015
Penulis
Laporan tutorial Skenario B 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 3
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial ................................................................................................ 4
2.2 Skenario Kasus ............................................................................................. 4
2.3 Klarifikasi Istilah .......................................................................................... 5
2.4 Identifikasi Masalah...................................................................................... 6
2.5 Analisis Masalah dan Sintesis ...................................................................... 6
2.6 Kesimpulan .................................................................................................. 54
2.7 Kerangka Konsep ......................................................................................... 55
2.8 Learning Issue .............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 56
Laporan tutorial Skenario B 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Homeostatis, Stresadaptasi dan Metabolisme adalah blokkelima pada semester II
dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini diadakan tutorial studi kasus Skenario B yang memaparkan kasus
yang berkaitan dengan dehidrasi dan Hipernatremi disebabkan karena tidak minum dan
terpajan sengatan sinar matahari.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu:
Sebagai laporan kepada tutor yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran
KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dapat menyelesaikan kasus yang dipaparkan dalam skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
BAB II
Laporan tutorial Skenario B 3
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : Dr. Putri Rizki M.Kes
Moderator : Armiko Bantara
Sekretaris Meja : Rahma Noora Firdayani
Sekretaris Papan: Rati Permatasari
Waktu Tutorial : 1.Selasa, 24 Maret 2015
2. Kamis, 26 Maret 2015
Peraturan tutorial
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument
3. Izin saat akan keluar ruangan
4. Tenang dan memperhatikan saat tutor memberi pengarahan
5. Selama tutorial berlangsung menjaga sikap dan perkataan
2.2 Skenario B Blok 5
Imron 40 tahun seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal
miliknya yang karam karena ombk, dan berhasil bepegangan pada sebuah batang balok.
Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah laut ia tidak minum
dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat ahus,lemah dan mata berkunang-
kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat pulau yang sesungguhnya tidak ada. Setelah
hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat langsung dibawa ke klinik
kapal. Saat si klinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat bengkak.
Hasil pemeriksaan menunjukan :
- Kesadaran : Mata terpejam namun membuka bila ia dipanggil dapat menggerakan
tangan dan kai sesuai perintah, bisa diajak bicara namun terlihat bingung.
- Tanda vital:
- HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg, RR:28x/menit, suhu : 36,8
- Pemeriksaan laboratorium:
Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L.
Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada imron melalui IVFD.
Laporan tutorial Skenario B 4
2.3 Klarifikasi Istilah :
Terombang ambing : terapung-apung turun naik kekiri kekanan dibawah
ombak
Terpajan : Suatu kondisi atau keadaan yang berhadapan secara
langsung
Mata berkunang : seakan-akan melihat cahaya berkilat-kilat ada mata
(ketika kepala pusing, akan pingsan)
Haus : Berasa kering kerongkongan dan ingin minum
Lemah : Tingkat tidak kuat, tidak bertenaga
Berilusi : Kesan mental akibat kesalahan penafsiran kejadian
sebenarnya
Klinik : Lembaga kesehatan tempatorang berobat dan memperoleh
servis medis
Kejang : Kaku dan menegang pada urat dan otot , serangkaian
kontraksi otot-otot volunteer
Bingung : Hilang akal, tidak tau yang harus dilakukan
Turgor : keadaan menjadi turgid ( membengkak/ terkongesti)
sensasi penuh yang normal atau yang lain
Tanda Vital : Pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh saling
mendasar
IVFD :
Cairan Dextrose : Monosakarida sebagia cairan dan pengganti makanan
dan juga dipakai sebagai biuretika dan berbagai
keperluan klinik
Natrium : Kation utama cairan extra sel yang berfungsi mengatur
PH darah
Kalium : Pottasium atau mineral penting yang membantu
mengatur fungsi jantung tekanan darah saraf dan
aktivitas otot
Kesadaran : keadaan mengerti hal yang dirasakan atau dialami
seseorang
Laporan tutorial Skenario B 5
2.4 Identifikasi Masalah
1. Imron 40 tahun seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal karam
karena ombak, Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah
laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat
haus,lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat
pulau yang sesungguhnya tidak ada.
2. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat langsung
dibawa ke klinik kapal. Saat si klinik, ia mengalami kejang dan matanya terlihat
bengkak.
3. Hasil pemeriksaan menunjukan :
- Kesadaran : Mata terpejam namun membuka bila ia dipanggil dapat
menggerakan tangan dan kai sesuai perintah, bisa diajak
bicara namun terlihat bingung.
- Tanda vital: Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg,
RR:28x/menit,
- Pemeriksaan laboratorium:
Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L.
4. Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada imron melalui IVFD.
Laporan tutorial Skenario B 6
2.5 Analisis Masalah
1. Imron 40 tahun seorang nelayan, berhasil menyelamatkan diri dari kapal karam
karena ombak, Ia terombang ambing ditengah laut selama 2 hari. Selama ditengah
laut ia tidak minum dan terpajan sengatan matahari. Imron merasa sangat
haus,lemah dan mata berkunang-kunang. Sesekali ia merasa berilusi melihat
pulau yang sesungguhnya tidak ada.
a. Apa dampak bila tubuh mengkonsumsi air laut?
Jawab :
Air laut sekitar tiga kali lebih asin daripada darah. Minum air laut akan
membanjiri tubuh dengan garam dan menghancurkan keseimbangan zat di
dalam dan di luar sel. Saat itulah tubuh beralih ke mode krisis. Air dari dalam
sel bocor keluar untuk mencairkan garam dan mengalir keluar dari tubuh
sehingga sel kehilangan terlalu banyak air dan mengalami dehidrasi.
Jika dikaitkan dengan kasus , Dehidrasi terjadi karena salah satu
penyebabnya adalah air laut dimana kadar garam yang terdapat dalam laut
sangat tinggi yang menyebabkan menghancurkan keseimbangan zat di dalam
dan di luar sel, sehingga tubuh banyak mengeluarkan cairan dan terjadi
dehidrasi
Sumber : (Fsiologi Guyton, hal 178)
Sintesis
Air laut adalah air dari laut atau samudera. Air laut memiliki kadar
garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35
gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCl).
Air laut sekitar tiga kali lebih asin daripada darah. Minum air laut akan
membanjiri tubuh dengan garam dan menghancurkan keseimbangan zat di
dalam dan di luar sel. Saat itulah tubuh beralih ke mode krisis. Air dari dalam
sel bocor keluar untuk mencairkan garam dan mengalir keluar dari tubuh
sehingga sel kehilangan terlalu banyak air dan mengalami dehidrasi.
Jika dikaitkan dengan kasus , Dehidrasi terjadi karena salah satu
penyebabnya adalah air laut dimana kadar garam yang terdapat dalam laut
sangat tinggi yang menyebabkan menghancurkan keseimbangan zat di dalam
Laporan tutorial Skenario B 7
dan di luar sel, sehingga tubuh banyak mengeluarkan cairan dan terjad
dehidrasi
Gejala terlalu banyak minum air laut meliputi mual dan muntah,
pembengkakan pada tungkai dan halusinasi.Gejala lain yang mungkin timbul
termasuk kejang, koma, kerusakan otak dan gagal ginjal, tergantung pada
jumlah air laut yang dikonsumsi.
Air laut juga mengandung Cl,na,ca,belerang kalium dan kandungan garam
yang tinggi Terganggunya keseimbangan zat didalam dan diluar sel
Gejala yang terjadi mual dan muntah
Sumber : (Fsiologi Guyton, hal 178)
c. Apa dampak tidak minum selama 2 hari pada kasus ini ?
Jawab:
Karena selama 2 hari Imron tidak mengkonsumsi air minum, Imron
dapat mengalami dehidrasi atau hipertonitas karena insufiensi pemasukan
H2O. Pemasukkan H2O yang kurang akan menyebabkan kompartemen CES
menjadi hipertonik, H2O berpindah keluar sel melalui osmosis ke dalam CES
yang lebih pekat hingga osmolaritas CIS sama dengan CES. Karena H2O
keluar, sel menciut.
Hal yang mengkhawatirkan adalah penciutan bermakna neuron neuron
otak dapat mengganggu fungsi otak, yang dapat bermanifestasi sebagai
kekacauan mental dan irasionalitas pada kasus ringan dan kemungkinan
delirium, kejang, atau koma pada kondisi hipertonik yang parah. Hal yang
tidak kalah seriusnya dengan gejala saraf adalah gangguan sirkulasi akibat
berkurangnya volume plasma yang berkaitan dengan dehidrasi. Gangguan
sirkulasi dapat berkisar dari penurunan ringan tekanan darah hingga syok
sirkulasi dan kematian.
Sumber : (Sherwood, 2014).
Laporan tutorial Skenario B 8
Berikut akibat jika tubuh kekurangan air putih, Seperti dilansir American
College of Sports Medicine.
1. Kekurangan air atau dehidrasi menyebabkan cairan di otak akan menurun,
asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun berkurang.
2. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari yang
ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan panas, sakit
kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala berat seperti
halusinasi dan kematian.
3. Kekurangan air bisa menciptakan infeksi kandung kemih.
4. Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler di kulit
juga tidak maksimal.
5. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air penting
untuk mencegah batu ginjal.
Sumber : Magdalena, 2009
Sintesis :
Air dalam tubuh diantaranya berfungsi menjaga kesegaran, membantu
pencernaan dan mengeluarkan racun. Dan air juga merupakan gizi penting
bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, katalisator, pelumas,
pengatur suhu tubuh serta penyedia mineral dan elektrolit.
Berikut akibat jika tubuh kekurangan air putih, Seperti dilansir
American College of Sports Medicine.
1. Kekurangan air atau dehidrasi menyebabkan cairan di otak akan
menurun, asupan oksigen yang harusnya mengalir ke otak pun
berkurang. Akibatnya, sel-sel otak menjadi tidak aktif dan
berkembang, bahkan bisa menciut. Hal tersebut membuat fungsi
normal menjadi berkuarang, sehingga membuat seseorang menjadi
lemot, gampang lupa, dan tidak konsentrasi
2. Dehidrasi yang dialami tubuh bisa menyebabkan gejala mulai dari
yang ringan dan sedang seperti lelah, haus, tenggorokan kering, badan
panas, sakit kepala, air kencing pekat, denyut nadi cepat, hingga gejala
berat seperti halusinasi dan kematian.
3. Kekurangan air bisa menciptakan infeksi kandung kemih. Gejala
Laporan tutorial Skenario B 9
infeksi kandung kemih ini bisa berupa suhu badan yang sedikit
meningkat, rasa nyeri terutama saat akhir buang air kecil, perasaan
ingin buang air kecil yang tidak dapat ditahan, nyeri tekan di atas
tulang kemaluan. Kadang kala terdapat darah dalam urine.
5. Kulit jadi kusam karena kurang minum membuat aliran darah kapiler
di kulit juga tidak maksimal.
6. Kurang minum air putih bisa mengganggu fungsi ginjal karenanya air
penting untuk mencegah batu ginjal. Dengan cukup air maka
komponen pembentuk batu ginjal menjadi lebih mudah luruh bersama
buang air kecil.
Menurut Profesor Hiromi Shinya MD, pakar enzim yang juga
guru besar kedokteran di Albert Einstein College of Medicine AS,
tubuh harus mendapat pasokan air yang cukup. Dan menkonsumsi air
6-8 gelas per hari (1,5-2 liter) ialah yang seharusnya dilakukan.
Air merupakan elemen terpenting yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup manusia. Kita dapat bertahan hidup tanpa makan
selama hampir dua bulan, tetapi tanpa air, mungkin hanya beberapa
hari. Namun kebanyakan orang tidak tahu berapa banyak kebutuhan air
yang harus mereka dapatkan. Tak jarang bahkan banyak di antara kita
hidup dengan tubuh dalam keadaan kekurangan volume cairan, atau
mengalamihipovolemia.
Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang
hilang berada di dalam proporsi isotonik (dalam jumlah yang sama).
Kadar elektrolit dalam serum tetap tidak berubah, kecuali jika terjadi
ketidakseimbangan lain. Akibat hipovolemia tersebut bisa bervariasi.
Untuk yang ringan, anda akan merasa lemah, cepat lelah dan haus.
Gangguan itu bisa berlanjut menjadi kram otot dan hipotensi
ortostatik, yaitu pandangan menjadi gelap ketika berdiri dalam waktu
lama. Sedangkan pada tingkat yang lebih berat, hipovolemia dengan
tingkat kekurangan cairan hampir 6% ke atas dapat menyebabkan otot
melemah, bicara tidak lancar, bibir menjadi biru, bahkan syok.
Perdarahan dan diare merupakan beberapa penyebab tubuh
mengalami hipovolemia. Selain itu, hipovolemia juga bisa dialami oleh
wanita hamil yang kurang mengonsumsi air.
Laporan tutorial Skenario B 10
Hipovolemia sendiri berbeda dengan dehidrasi, yang terjadi
ketika volume air yang keluar dari tubuh lebih besar daripada jumlah
natrium yang keluar.
Sumber : Magdalena, 2009
d. Apa saja macam-macam Dehidrasi?
Jawab :
a. Dehidrasi Isotonik
Dehidrasi isotonik adalah air yang hilang diikuti dengan
elektrolit sehingga kepekatannya tetap normal, maka jenis dehidrasi
ini biasnaya tidak mengakibatkan cairan ECF berpindah ke ICF.
b. DehidrasiHipotonik
Dehidrasi hipotonik adalah kehilangan pelarut dari ECF
melebihi kehilangan cairan, sehingga dipembuluh darah menjadi lebih
pekat. Tekanan osmotik ECF menurun mengakibatkan cairan bergerak
dari EFC ke ICF. Volume vaskuler juga menurun serta terjadi
pembengkakan sel.
c. DehidrasiHipertonik
Dehidrasi hipertonik adalah kehilangan cairan ECF melebihi
pelarut pada dehidrasi ini non osmotik ECF menurun, mengakibatkan
cairan bergerak dari ICF ke ECF.
Sumber : Claveland , 2009
Laporan tutorial Skenario B 11
Sintesis
Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan
yang negatif atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit
(Huang et al, 2009). Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak
daripada pemasukan air (input) (Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya
disertai dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005). Pada dehidrasi gejala yang timbul
berupa rasa haus, berat badan turun, kulit bibir dan lidah kering, saliva menjadi
kental. Turgor kulit dan tonus berkurang, anak menjadi apatis, gelisah kadang-
kadang disertai kejang. Akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan nadi
dan jantung yang berdenyut cepat dan lemah, tekanan darah menurun, kesadaran
menurun, dan pernapasan kussmaul (Latief, dkk., 2005)
Klasifikasi Dehidrasi
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat
dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada tabel di bawah ini:
Laporan tutorial Skenario B 12
b. Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik
Dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium yang relatif
lebih besar daripada air, dengan kadar natrium kurang dari 130 mEq/L.
Apabila terdapat kadar natrium serum kurang dari 120 mEq/L, maka akan
terjadi edema serebral dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia,
nausea, muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma (Garna, dkk.,
2000).
Pada dehidrasi hipotonik atau hiponatremik, cairan ekstraseluler relatif
hipotonik terhadap cairan intraseluler, sehingga air bergerak dari
kompartemen ekstraseluler ke intraseluler. Kehilangan volume akibat
kehilangan eksternal dalam bentuk dehidrasi ini akan makin diperberat dengan
perpindahan cairan ekstraseluler ke kompartemen intraseluler.
Hasil akhirnya adalah penurunan volume ekstraseluler yang dapat
mengakibatkan kegagalan sirkulasi (Behrman et al, 2000). Dehidrasi
hiponatremik dapat disebabkan oleh penggantian kehilangan cairan dengan
cairan rendah solut (Graber, 2003).
b. Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik
Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya cairan sama
dengan konsentrasi natrium dalam darah. Kehilangan natrium dan air adalah
sama jumlahnya/besarnya dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun
intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-150 mEq/L
(Huang et al, 2009).
Tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik
(Latief, dkk., 2005).
Laporan tutorial Skenario B 13
c. Dehidrasi Hipernatremik atau Hipertonik
Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan yang hilang
mengandung lebih sedikit natrium daripada darah (kehilangan cairan
hipotonik), kadar natrium serum > 150 mEq/L. Kehilangan natrium serum
lebih sedikit daripada air, karena natrium serum tinggi, cairan di
ekstravaskular pindah ke intravaskular meminimalisir penurunan volume
intravaskular (Huang et al, 2009).
Dehidrasi hipertonik dapat terjadi karena pemasukan (intake) elektrolit
lebih banyak daripada air (Dell, 1973 dalam Suharyono, 2008). Cairan
rehidrasi oral yang pekat, susu formula pekat, larutan gula garam yang tidak
tepat takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat terhadap kejadian
hipernatremia (Segeren, dkk., 2005). Terapi cairan untuk dehidrasi
hipernatremik dapat sukar karena hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan
kerusakan serebrum dengan perdarahan dan trombosis serebral luas, serta efusi
subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit neurologis menetap.
Sumber : (Latief, dkk., 2005).
e. Apa yang menyebabkan Tn. Imron Berilusi?
Jawab :
Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air
dibandingkan dengan jumlah natrium.
Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika
kehilangan cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika
minum terlalu sedikit air.
Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung
menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya
dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk
minum. Pada kasus ini Tn.imron mengalami kadar natritum yang tidak normal
sehingga ia mengalami hipernatremia atau kelebihan natrium yang
mengakibatkan cairan (air) didalam tubuh sedikit sehingga terjadi dehidrasi.
Pada tingkat dehidrasi berat akan terjadinya ilusi. Jadi dapat disimpulkan jika
Laporan tutorial Skenario B 14
Tn.imron mengalami Hipernatremia yang mengakibatkan terjadinya dehidrasi
berat dan terjadinya ilusi
Bisa juga disebabkan mengalami dehidrasi .Pada penderita dehirdrasi,
cairan di dalam tubuhnya kurang. Sedangkan cairan sangat berguna untuk
proses metabolism tubuh salah satunya proses pengangkutan O2 oleh darah.
Dehidrasi kekurangan cairan maka otak kekurangan o2, sehingga kesadaran
menurun dan menyebabkan tuan imron berilusi.
Sumber : Fisiologi Sherwood, hal 187
Sintesis
Hipernatremia adalah suatu keadaan dengan defisit cairan relatif,
dalam artian merupakan keadaan hipertonisitas, atau hiperosmolalitas. Etiologi
dari hipernatremia adalah 10,19
Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang melebihi ekskresi
natrium. Seperti pada pengeluaran keringat, insesible water loss, diare osmotik
akibat pemberian laktulosa atau sorbitol.
Asupan air yang kurang, pada pasien dengan gangguan pusat rasa haus
di hipotalamus akibat tumor dan gangguan vaskuler Penambahan natrium
yang berlebihan, seperti pada koreksi asidosis dengan bikarbonat, atau
pemberian natrium yang berlebihan.
Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel, misalnya setelah latihan
fisik berat. Keadaan hipernatremia akan membuat cairan intraseluler keluar ke
ekstraseluler untuk menyeimbangkan osmolalitas cairan ekstrasel. Hal ini akan
membuat terjadinya pengkerutan sel, dan bila terjadi pada sel saraf sistem
saraf pusat, maka akan menimbulkan disfungsi kognitif, seperti lemah,
bingung, sampai kejang.
Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air
dibandingkan dengan jumlah natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya
meningkat secara tidak normal jika kehilangan cairan melampaui kehilangan
natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air.
Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung
menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya
dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk
minum. Sehingga terjadi Dehidrasi Berat yang mengakibatkan terjadinya
halusinasi atau ilusi
Laporan tutorial Skenario B 15
Sumber : Fisiologi Sherwood, hal 187
f. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari terpajan sengatan matahari ?
Jawab
Hal ini bekaitan dengan suhu lingkungan, dimana saat di bawah
matahari langsung maka suhu akan meningkat. Juga termasuk faktor dataran
rendah yaitu di laut, suhu lingkungannya pun juga tinggi.
Volume keringat normal kira-kira 100ml/hari, tapi pada cuaca yang
sangat panas atau selama aktivitas berat, kehilangan cairan melalui keringat
kadang-kadang meningkat sampai 1-2 liter/jam. Hal tersebut akan dengan
cepat mengurangi cairan tubuh. (Guyton, 2007 : halaman 308)
Jika dikaitkan dengan kasus, Tn imron mengalami Dehidrasi akibat
pengupan karena terpajan matahari, yang mengakibatkan pengeluaran cairan
didalam tubuh tanpa diimbangi pemasukan akibat dari suhu lingkungan yang
tinggi/rendah dimana saat di bawah matahari langsung maka suhu akan
meningkat.
Sumber : (Rosmiati, 2007)
Sintesis
Dalam keadaan suhu lingkungan yang tinggi/rendah pengeluaran
cairan didalam tubuh tanpa diimbangi pemasukan dapat terjadi dihidrasi.
Saat dihidrasi tubuh terpaksa mengambil cairan baik dari darah
maupun organ lainya pada saat terpajan sengatan matahari tubuh mengalami
penguapan sehingga cairan tubuh berkurang yang menyebabkan terjadila
dihidrasi.
(sumber : patofisiologi konsep klinik proses-psroses penyakit)
g. bagaimana mekanisme dari haus?
Jawab :
Mekanisme Haus
1. Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi intrasel
di pusat rasa haus, yang akan merangsang rasa haus.
2. Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri merangsang rasa haus
melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh
peningkatan osmolaritas plasma.
Laporan tutorial Skenario B 16
3. Angiotensin II, karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah
4. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esophagus dapat mendatangkan
sensasi rasa haus.
5. Stimulus gastrointestinal dan faring. Contohnya, pada binatang yang yang
memiliki pintu esophagus ke arah eksterior, shingga air tidak pernah
diabsorpsi ke dalam darah, kelegaan yang terjadi setelah minum itu bersifat
sementara.
( Sumber : Guyton, 2007 : halaman 379)
Sintesis :
Haus adalah sensasi subjektif yang meningkatkan keinginan untuk
intake air. Pusat haus terletak di hipotalamus, dekat dengan sel pensekresi
vasopressin. Ada beberapa stimulus yang dapat memicu rasa haus :
1. Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi
intrasel di pusat rasa haus, yang akan merangsang rasa haus. Kegunaan
respon ini sangat jelas : membantu mengencerkan cairan ekstrasel dan
mengembalikan osmolaritas ke keadaan normal.
2. Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri merangsang rasa
haus melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi
oleh peningkatan osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah
melalui perdarahan akan merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak
terjadi perubahan osmolaritas plasma. Hal ini mungkin terjadi akibat input
netral dari baroreseptor kardiopulmonal dan baroreseptor arteri sistemik di
sirkulasi.
3. Angiotensin II, karena angiotensin II juga distimulasi oleh faktor-
faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan darah rendah.
Pengaruhnya pada rasa haus yaitu membantu memulihkan volume darah
dan tekanan darah kembali normal, bersama dengan kerja lain dari
angiotensin II pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.
Laporan tutorial Skenario B 17
4. Kekeringan pada mulut dan membran mukosa esophagus dapat
mendatangkan sensasi rasa haus. akibatnya seseorang yang kehausan dapat
segera melepaskan rasa dahaganya setelah ia minum air, walaupun air
tersebut belum diabsorpsi dari saluran pencernaan dan belum memberi
efek terhadap osmolaritas cairan ekstrasel.
5. Stimulus gastrointestinal dan faring. Contohnya, pada binatang yang
yang memiliki pintu esophagus ke arah eksterior, shingga air tidak pernah
diabsorpsi ke dalam darah, kelegaan yang terjadi setelah minum itu bersifat
sementara. Distensi saluran pencernaan juga dapat sedikit mengurangi rasa
haus ; contohnya, peniupan sebuah balon dalam lambung dapat
menghilangkan rasa haus.
Akan tetapi, penurunan sensai rasa haus melalui mekanisme
gastrointestinal atau faringeal hanya bertahan singkat ; keinginan unutk
minum hanya dapat dipuaskan sepenuhnya bila osmolaritas plasma
dan/atau volume darah kembali normal.
(Guyton, 2007 : halaman 379)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan
merangsang osmoreseptor di hypothalamus. Rangsangan ini akan
dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis vasopressin.
Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan
berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan
resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air
di membrane bagian apeks duktus koligen.(Guyton dan Hall, 2012)
Cairan dan nutrisi tidak dapat diserap oleh intestinum tenue tekanan
osmotic meningkat dan electron Na meningkat resptor rasa haus mengirim
sinyal ke pusat rasa haus di hipofisis timbul kemauan untuk mengambil air
minum
Laporan tutorial Skenario B 18
a) Kurangnya asupan dalam tubuh Cairan dalam darah berkurang tekanan
darah berkurangnutrrisi dan Oksigen yang dibutuhkan untuk membentuk
ATP menurunAtp yang terbentuk sedikit lemah
b) Asupan makanan dan cairan cairan ektrasel berkurang cairan intrasel
pindah ke caiaran ekstrasel (sebagai bentuk keseimbangan cairan) intrasel
kekurangan cairan pengerutan (atrofi) sel sel di region orbital mata
cekung
Sumber : Fisiologi Guyton, hal 216
h. Bagaimana mekanisme lemah ?
Jawab:
Mekanisme terjadinya lemah disebabkan oleh penurunan utilisasi
glukosa oleh jaringan (kekurangan energi) dan terjadi peningkatan
metabolisme anaerob yang mengahsilkan energi lebih sedikit serta penumukn
asam laktat. Dapat pula disebabkan oleh ketosis yang kemudian menyebabkan
asidosis metabolik, penurunan massa otot akibat penguraian protein, glikogen
dan osmosis akibat hiperglikemi jika dihubungan dengan kasus maka
Tn.Imron telah kekurangan energi akibat telah terombang-ambing di laut
selama 2 hari yang mengakibatkan Tn.imron menjadi lemah karena tidak ada
energi berupa (glukosa)
Sumber : Fisiologi Sherwood, Hal 213
Sintesis
Lemas terjadi akibat tubuh kekurangan, kehabisan atau tidak
memperoleh sumber energy untuk diubah menjadi ATP yang digunakan
sebagai energy untuk beraktifitas. Sumber energy pada tubuh merupakan
karbohidrat, protein, lemak dan disertai air, mineral, vitamin dan nutrisi lain.
Mekanisme terjadinya lemah disebabkan oleh penurunan utilisasi
glukosa oleh jaringan (kekurangan energi) dan terjadi peningkatan
metabolisme anaerob yang mengahsilkan energi lebih sedikit serta penumukn
asam laktat. Dapat pula disebabkan oleh ketosis yang kemudian menyebabkan
asidosis metabolik, penurunan massa otot akibat penguraian protein, glikogen
dan osmosis akibat hiperglikemi jika dihubungan dengan kasus maka
Laporan tutorial Skenario B 19
Tn.Imron telah kekurangan energi akibat telah terombang-ambing di laut
selama 2 hari yang mengakibatkan Tn.imron menjadi lemah karena tidak ada
energi berupa (glukosa)
Sumber : (Guyton, 2012)
2. Setelah hari kedua, ia berhasil ditemukan oleh kapal penyelamat langsung
dibawa ke klinik kapal. Saat si klinik, ia mengalami kejang dan matanya
terlihat bengkak
a. bagaimana mekanisme kejang?
Jawab
1. Peningkatan suhu tubuh dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel
yang belum matang/immatur
2. Timbul dehidrasi sehingga gangguan elektrolit menyebabkan gangguan
permiabilitas membran sel
3. Metabolisme basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam laktat dan
Co2 yang akan merusak neuron
4. Peningkatan suhu tubuh juga meningkatkan Cerbral blood Flow (CBF) serta
meningkatkan kebutuhan oksigen dan glukosa, sehingga menyebabkan
ganguan pengaliran ion-ion masuk keluar sel yang mengakibatkan terjadinya
kejang
Sumber : Fisiologi Sherwood,319
Laporan tutorial Skenario B 20
c. Bagaimana Patofisiologi Kejang
Jawab :
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari
sebuah focus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu
keadaan patologik. Aktivitas kejangs ebagian bergantung pada lokasi lepas
muatan yang berlebihan tersebut. Lesi diotak tengah, thalamus, dan korteks
serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.
Ditingkat membran sel, focus kejang memperlihatkan bebebrapa
fenomena biokimiawi,termasuk yang berikut:
Instabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami
pengaktifan Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan
muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskanmuatan secara
berlebihan Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau
selang waktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetil kolin
atau defisiensi asam gama-aminobutirat (GABA)
Ketidakseimbanganion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau
elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimiawi neuron segingga terjadi
kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini
menyebabakan peningkatan berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau
deplesi neurotransmitter inhibitorik
Sumber : (Siregar, 2009)
Laporan tutorial Skenario B 21
d. bagaimana pertolongan pertama pada kasus ini?
Jawab :
1. Baringkan pasien agar tidak jatuh
2. Letakan alas pada bawah kepala
3. Jangan memasukan sesuatu ke dalam mulut pasien
4. Jauhkan dari benda-benda berbahaya
5. Longgarkan pakaian pasien
6. Meringkan kepala pasien
Sumber : (Handayani, 2009)Sintesis
Pertolongan Pertama atau biasa disingkat PP,adalah pemberian
pertolongan segera kepada penderita sakit/cedera/kecelakaan yang
membutuhkan pananganan medis dasar.Pertolongan
pertama"PP"merupakan pengembangan dari P3K "Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan".
Adapun cara untuk melakukan pertolongan pertama yakni :
1. Bila korban akan terjatuh, cobalah untuk menangkapnya dan rebahkan
dengan perlahan lahan
2. Pindahkan benda benda disekitarnya, pindahkan korban ke tempat lain yang
lebih aman dan tidak berbahaya seperti tangga, pintu kaca, dan ruangan
yang ada apinya.
3. Bila korban berhenti bernapas, usahakan membantu pernapasannya dengan
cara membuka jalan napas , kemudian periksa apakah ada benda benda
yang tertelan atau berada dalam tenggorokannya. Lakukan pernapasan
buatan jika diperlukan.
4. Tidak diperbolehkan campur tangan pada korban yang sedang mengalami
kejang, tetapi pastikan ia tidak mengalami luka atau melukai diri sendiri
5. Jangan meletakkan sendok atau benda benda lain ke dalam mulutnya karena
hal ini justru menghambat jalan napasnya.
Laporan tutorial Skenario B 22
6. Setelah kejang berlalu, miringkan kepala korban ke samping untuk
mencegah ia tersedak bila sewaktu waktu korban mengalami muntah.
7. Periksa kembali apakah ada luka pada korban dan lakukan pertolongan bila
hal ini terjadi
8. Bawa ke pertolongan medis bila kejangnya kembali terulang.
Sumber : (Handayani, 2009)
Handayani, H.S. 2009. Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan
Darurat. Edisi ke 1. Yogyakarta: Cosmic Books.
3. Hasil pemeriksaan menunjukan :
- Kesadaran : Mata terpejam namun membuka bila ia dipanggil dapat
menggerakan tangan dan kai sesuai perintah, bisa diajak
bicara namun terlihat bingung.
- Tanda vital: Turgor (+), HR : 118x/menit, TD 100/70 mmHg,
RR:28x/menit,
- Pemeriksaan laboratorium:
Kimia darah : kadar natrium : 168 mEq/L, kadar kalium : 4 mEq/L.
a. Apa saja macam-macam tingkat kesadaran?
Jawab :
Tingkat kesadaran seseorang dapat dinilai dengan dua cara, yaitu
kualitatif atau kuantitatif. Penilaian tingkat kesadaran secara kualitatif
adalah sebagai berikut:
a. Compos mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya.
b. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
c. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
d. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih
Laporan tutorial Skenario B 23
bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal.
e. Stupor (soporocomatose), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi
ada respon terhadap nyeri.
f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek
muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
Sintesis
Kesadaran adalah keinsafan; keadaan mengerti ; hal yang
dirasakan atau dialami oleh seseorang (Suharso et al., 2005 ; Tim
Penyusun Kamus, 2005). Kesadaran dalam bentuk lain adalah
pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan
keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam
memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi
terhadap realitas (Halawa, 2007).
Level Kesadaran
Menurut Kaplan dan sadock (2010) ada level 0- 5 dari kesadaran diri
antara lain:
1. Level 0: bingung
Dihasilkan persepsi yang tidak sesuai dengan realitas.
2. Level 1: Diferensiasi
Terdapat perbedaan antara persepsi dengan realitas.
3. Level 2: Situasi
Individu sadar akan persepsi dan realitas yang sedang terjadi, dimana
realitas berhubungan dengan dirinya.
4. Level 3: Identifikasi
Individu dapat mengidentifikasikan persepsi dengan realitas yang
terjadi.
5. Level 4: Permanen
Individu telah mengidentifikasikan arti dirinya dalam
pengalaman.
6. Level 5: kesadaran diri
Laporan tutorial Skenario B 24
Individu tidak hanya sadar siapa dirinya tetapi juga bagaimana
pemikiran orang lain terhadap dirinya.
Tingkat Kesadaran
Menurut Lumbantobing (2008), tingkat kesadaran adalah
sebagai berikut :
1. Somnolen (Keadaan mengantuk)
Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Somolen disebut juga
latergi, obtundasi, tingkat kesadaran ini ditandai dengan mudahnya
penderita dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan
menangkis rasa nyeri
2. Sopor (stupor)
Kantuk yang dalam, penderita masih dapat dibangunkan dengan
rangsangan kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih
bisa mengikuti suruhan yang singkat, dan masih terlihat gerakan
spontan. Dengan rangsangan nyeri penderita tidak dapat dibangunkan
sempurna.
3. Koma ringan (semi koma)
Pada keadaan ini, tidak ada respon terhadap rangsangan verbal. Refleks
(kornea, pupil dsb) masih baik. Gerakan terutama timbul sebagai
respon terhadap rangsangan nyeri, penderita sama sekali tidak dapat
dibangunkan.
4. Koma (dalam atau komplit)
Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap
rangsangan nyeri yang bagaimanapun kuatnya.
Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan tutorial Skenario B 25
b. Bagaimana interpertasi hasil pemeriksaan?
Jawab :
Jawab :
Jawa
Sumber : Pedoman Interpretasi Data Klinik
Sintesis
Kesadaran :
Eye : 3
Movement : 6
Verbal : 4
Total : 13 = penurunan kesadaran ringan
Tanda vital
HR normal : 60 – 100 kali/menit
Tn. Imran : 118 kali/menit = takikardia
TD normal : sistolik = <120 , diatolik = <80
Laporan tutorial Skenario B 26
Vital sign Pemeriksaan Normal Interpretasi
Kesadaran Eye : membuka
spontan
Movement: bergerak
mengikuti perintah
Verbal: kata-kata
jelas dan berorientasi
baik
Pemeriksaan GCS
Eye : (4) membuka spontan
Movement : (6) mengikuti
perintah
Verbal : (5) Orientsi baik
Normal
Tekanan darah 135/95 mmHg < 120 mmHg / <80 mmHg meningkat
Denyut nadi 92x/menit 60 – 100 x / menit Normal
Laju respirasi 24x/menit 14 – 20 x/menit. Takipnea,
pernapasan
24 x/menit
Tn.Imran : 100/70 mmHg =normal
RR normal : 16 – 24 kali/menit
Tn. Imran : 28 kali/menit = takipneu
Pemeriksaan laboratorium :
Na normal : 138 – 146 mEq/L
Tn.Imran : 168 mEq/L = Hipernatremia
K normal : 3,8 – 5 mEq/L
Tn. Imran : 4 mEq/L = normal
Sumber : Pedoman interpretasi data klinik
c. Bagaimana langkah-langkah pemeriksaan GCS?
Jawab :
1. Menilai respon mata (eye)
2. Respon Motorik (Movement)
3. Respon Kata-kata (Verbal).
Tabel 1. Skor GCS
MATA (EYE)
Pasien membuka mata spontan
Pasien terpejam, membuka mata bila dipanggil (rangsang suara)
Pasien terpejam, membuka mata bila diransang nyeri
Pasien tidak membuka mata dengan rangsang nyeri
SKOR
4
3
2
1
MOTORIK (MOVEMENT)
Pasien menggerakkan tubuh (misal ekstremitas) sesuai perintah
Pasien melokalisir daerah yang dirangsang nyeri (menyingkirkan sumber
nyeri)
Pasien menghindari (fleksi normal) bila dirangsang nyeri
Pasien melakukan fleksi abnormal (dekortikasi) bila dirangsang nyeri
Pasien melakukan ekstensi abnormal (deserebrasi) bila dirangsang nyeri
Pasien tidak memberi respon terhadap rangsang nyeri
6
5
4
3
2
1
VERBAL (VERBAL)
Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan benar dan orientasi yang
baik
5
Laporan tutorial Skenario B 27
Pasien menjawab pertanyaan dengan kata yang dimengerti tapi tidak
sistematis
Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang tidak jelas (maracau)
Pasien memberi respon suara yang tidak jelas (mengerang)
Pasien tidak memberi respon suara
4
3
2
1
Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
Sintesis
1. Menilai respon mata (eye)
- Dinilai dengan melihat pembukaan mata secara spontan,
- Bila tidak terbuka maka pasien dipanggil dengan keras sambil melihat
apakah matanya terbuka,
- Bila tetap tidak membuka mata maka dilakukan rangsangan nyeri pada
daerah ekstremitas (menekan kuku dengan benda tumpul) sambil melihat
apakah matanya terbuka.
2. Respon Motorik (Movement)
- Dinilai dengan melihat respon motorik pasien.
- Bila pasien sadar meminta pasien untuk menggerakkan ekstremitas atas dan
bawah.
- Bila pasien tidak sadar dilakukan rangsangan nyeri pada daerah ekstremitas
(menekan kuku dengan benda tumpul) sambil melihat respon motorik
apakah menepis (melokalisir nyeri), fleksi (menghindar), fleksi abnormal,
ekstensi abnormal, atau tanpa respon (rangsang nyeri sebaiknya bersamaan
dengan menilai respon mata).
3. Respon Kata-kata (Verbal).
a. Menilai orientasi pasien dengan menanyakan tempat, waktu, atau kronologis
kejadian.
Tabel 1. Skor GCS
MATA (EYE)
Pasien membuka mata spontan
Pasien terpejam, membuka mata bila dipanggil (rangsang suara)
Pasien terpejam, membuka mata bila diransang nyeri
Pasien tidak membuka mata dengan rangsang nyeri
SKOR
4
3
2
1
Laporan tutorial Skenario B 28
MOTORIK (MOVEMENT)
Pasien menggerakkan tubuh (misal ekstremitas) sesuai perintah
Pasien melokalisir daerah yang dirangsang nyeri (menyingkirkan
sumber nyeri)
Pasien menghindari (fleksi normal) bila dirangsang nyeri
Pasien melakukan fleksi abnormal (dekortikasi) bila dirangsang nyeri
Pasien melakukan ekstensi abnormal (deserebrasi) bila dirangsang nyeri
Pasien tidak memberi respon terhadap rangsang nyeri
6
5
4
3
2
1
VERBAL (VERBAL)
Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa dengan benar dan orientasi
yang baik
Pasien menjawab pertanyaan dengan kata yang dimengerti tapi tidak
sistematis
Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang tidak jelas
(maracau)
Pasien memberi respon suara yang tidak jelas (mengerang)
Pasien tidak memberi respon suara
5
4
3
2
1
Interpretasi Hasil
Tingkat Kesadaran berdasarkan GCS :
15 : Sadar
13-14 : Penurunan kesadaran ringan
9-12 : Penurunan kesadaran sedang
3-8 : Penurunan kesadaran berat (koma)
Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan tutorial Skenario B 29
d. Bagaimana cara pemeriksaan tanda vital?
Jawab :
Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan
darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital
karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.
Berikut ini adalah cara pemeriksaan tanda vital
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.
2. Menanyakan identitas pasien.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan tanda vital.
4. Meminta izin kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan tanda vital.
5. Pemeriksaan denyut nadi
6. Pemeriksaan frekuensi pernapasan
7. Pemeriksaan tekanan darah
Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
Sintesis
Tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari tekanan
darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh. Disebut tanda vital karena
penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh.
a. Tekanan Darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung,
tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan
kelenturan dinding arteri. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada
interpretasi hasil yaitu
- Lingkungan : suasana bising, kurangnya privasi, suhu ruangan terlalu
panas
- Peralatan : kalibrasi, tipe manometer dan stetoskop, ukuran cuff (manset)
- Pasien : obat, status emosional, irama jantung, merokok, kopi, obesitas,
olah raga
- Teknik pemeriksaan : posisi pasien, penempatan cuff, posisi lengan,
kecepatan pengembangan dan pengempisan cuff, pakaian terlalu tebal,
kesalahan membaca sphygmomanometer.
Laporan tutorial Skenario B 30
Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu tekanan
maksimal pada dinding arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan diastolik
yaitu tekanan minimal selama relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara
tekanan sistolik dan diastolik (penting untuk menilai derajat syok).
Komponen suara jantung disebut suara korotkoff yang berasal dari
suara vibrasi saat manset dikempiskan. Suara Korotkoff sendiri terbagi
menjadi 5 fase yaitu:
1. Fase I : Saat bunyi pertama kali terdengar, disebut sebagai tekanan
sistolik.
2. Fase II : Bunyi berdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas lebih
tinggi dari fase I.
3. Fase III : Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah
dari fase I.
4. Fase IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup.
5. Fase V : Bunyi tidak terdengar sama sekali, disebut sebagai tekanan
diastolik
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah berdasarkan Joint
National Committee VII adalah sebagai berikut :
b. Denyut Nadi
1. Frekuensi
Menggambarkan frekuensi jantung berdenyut atau aliran nadi yang berdenyut
selama 1 menit. Nilai normal denyut nadi pada kelompok dewasa muda
adalah 60-100x/menit.
Di luar frekuensi tersebut termasuk dalam kategori:
a. Bradikardia : denyut jantung/nadi lambat (<60x/menit), didapatkan
pada atlet yang sedang istirahat, tekanan intrakranial meningkat,
peningkatan tonus vagus, hipotiroidisme, hipotermia, dan efek samping
beberapa obat.
b. Takikardia : denyut jantung/nadi cepat (>100x/menit), biasa terjadi
pada pasien dengan demam, feokromositoma, congestif heart failure,
syok hipovolemik, aritmia kordis, pecandu kopi dan perokok.
Laporan tutorial Skenario B 31
Harus diingat bahwa nilai normal frekuensi denyut nadi
dipengaruhi oleh usia. Untuk bayi dan anak-anak nilai normal frekuensi
denyut nadi adalah :
Perhatian : Pada keadaan tertentu denyut jantung kadang-kadang tidak
bersamaan dengan denyut nadi.
2. Irama
Selain frekuensi faktor penting yang harus diperhatikan dalam menilai denyut
jantung/nadi adalah keteraturan denyut. Berikut adalah 3 kategori keteraturan
denyut:
a. Regular
b. Regularly irregular : dijumpai pola dalam iregularitasnya.
c. Irregularly irregular : tidak dijumpai pola dalam iregularitasnya, terdapat
pada fibrilasi atrium.
3. Volume nadi
Volume nadi adalah besarnya kualitas nadi setiap berdenyut. Volume
menggambarkan banyaknya darah yang mengalir kedalam arteri.
a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah
yang dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis
katup mitral, payah jantung, dehidrasi, syok hemoragik).
b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan
setempat.
c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak,
tahanan terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil,
hipertiroidisme).
c. Pernapasan
Proses fisiologis yang berperan pada proses pernapasan adalah :
ventilasi pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernapasan
meningkat pada keadaan stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru,
dan pada peningkatan suhu tubuh. Pernapasan yang normal bila
kecepatannya 14-20x/menit pada dewasa, dan sampai 44x/menit pada bayi.
Kecepatan dan irama pernapasan serta usaha bernapas perlu diperiksa
untuk menilai adanya kelainan:
Laporan tutorial Skenario B 32
1. Kecepatan
a. Takipnea : pernapasan cepat dan dangkal.
b. Bradipnea : pernapasan lambat.
c. Hiperpnea/hiperventilasi : pernapasan dalam dan cepat (Kussmaul)
d. Hipoventilasi : bradipnea disertai pernapasan dangkal.
2. Irama
a. Reguler
b. Pernapasan Cheyne-Stoke : Periode apnea diselingi hiperpnea.
c. Pernapasan Biot's (ataksia) : periode apnea yang tiba-tiba diselingi
periode pernapasan konstan dan dalam.
3. Usaha bernapas
Adalah kontraksi otot-otot tambahan saat bernafas misalnya
otot interkostalis. Bila ada kontraksi otot-otot tersebut menunjukkan
adanya penurunan daya kembang paru.
4. Suhu
Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran panas. Pusat pengaturan suhu terdapat di hipotalamus yang
menentukan suhu tertentu dan bila suhu tubuh melebihi suhu yang
ditentukan hipotalamus tersebut, maka pengeluaran panas meningkat dan
sebaliknya bila suhu tubuh lebih rendah. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
irama sirkadian, usia, jenis kelamin, stres, suhu lingkungan hormon, dan
olahraga.
Suhu normal berkisar antara 36,5°C - 37,5°C. Lokasi pengukuran
suhu adalah oral (di bawah lidah), aksila, dan rektal. Pada pemeriksaan
suhu per rektai tingkat kesalahan lebih kecil daripada oral atau aksila.
Peninggian semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas, merokok, dan
minum minuman hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila
pasien bernafas melalui mulut dan minum minuman dingin.
Laporan tutorial Skenario B 33
Sumber : Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
e. Bagaimana dampak dari kadar kimiah darah yang tidak normal?
(kalium,natrium)
Jawab :
Natrium
Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi hipovolemia (kekurangan
cairan tubuh), euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan tubuh).
Hipovolemia terjadi pada penggunaan diuretik, defi siensi
mineralokortikoid, hipoaldosteronism, luka bakar, muntah, diare,
pankreatitis
Hipernatremia. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor dehidrasi,
aldosteronism, diabetes insipidus dan diuretik osmotik. Umumnya, rasa
haus pada hipernatremia merupakan mekanisme pertahanan utama untuk
mencegah hipertonisitas
Kalium
Hiperkalemia Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium
yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit
Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.
Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang
dari 3,5 mmol/L.
Sumber : (Siregar, 2009)
Sintesis
Keseimbangan kadar kalium yang normal yaitu antara 3,5-5 mEq/L.
Kadar kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia
dan kadar lebih dari 5 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia.
Laporan tutorial Skenario B 34
Pada kasus ini pemeriksaan laboratorium Imron yaitu kadar natrium:
168 mEq/L dan kadar kalium: 4 mEq/L. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kadar natrium Imron melebihi batas normal 150 mEq/L sehingga kadar
natrium Imron tergolong hyponatremia, sedangkan untuk kadar kalium
menunjukan batas normal karena kadar kalium Imron yaitu 4 mEq/L
berada diantara 3,5-5 mEq/L.
Dewasa
Anak
Bayi
135-145 mEq/L
135-145 mEq/L
134-150 mEq/L
(Siregar, 2009)
Pengertian Hiperkalemia (K >5,5 mEq/l[5,5 mmol/l])
Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau
sama dengan 5,5 mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium,
penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar
dari sel-sel. Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu
segera dikenali dan ditangani untuk menghindari disritmia dan henti
jantung yang fatalL
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya
daripada konsentrasi kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang
lebih dari 5.5 mEq/L akan mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung.
Bila konsentrasi yang tinggi ini terus berlanjut, irama jantung menjadi
tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.
Akibat
a. Neuromuskular
Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya merupakan tanda
awal .Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah
paralisis flaksid pada tungkai bawah, dan akhirnya pada badan dan
lengan ( berat ) Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan
Laporan tutorial Skenario B 35
b. Saluran cerna
Mual, kolik usus, diare
c. Ginjal
Oliguria yang berlanjut menjadi anuria
d. Kardiovaskular
Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel
atau henti jantung.
Perubahan EKG (selalu terjadi jika K+ serum= 7-8 mEq/L
2. Pengertian Hipokalemia (Kalium <3,5 mEq /L[<3,5 mmol/L])
Hipokalemia adalah rendahnya kadar kalium didalam darah kita.
Kalium kita ketahui juga sebagai elektrolit yang berperan penting pada
fungsi syaraf dan sel otot, terutama fungsi sel otot jantung.Obat Herbal
Hipokalemia.Hipokalemia (kadar kalium yang rendah dalam darah)
merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah
kurang dari 3.8 mEq/L darah.
Akibat:
Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai
berikut :
a. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati
dapat menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat
menimbulkan kelumpuhan.
b. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam
pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang
memungkinkan terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh
darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99)
f. Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia
yaitu :
1. Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan
hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis.
2. Ileus paralitik.
3. Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
4. Hipotensi ortostatik.
Laporan tutorial Skenario B 36
5. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus
distal.
6. Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
7. pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
8. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L.
(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308).
Natrium
Natrium merupakan penentu utama osmolaritas dalam darah dan
pengaturan volume ekstrasel.Gangguan natrium yang berarti pada
sirkulasi berefek pada saraf dan fungsi neuromuscular.
1. Hiponatremia ( Na< 135 mEq/l[135 mmol/l])
Penyebab paling sering dari hiponatremi yang berkaitan dengan
rendahnya osmolaritas serum adalah sekresi ADH yang berlebihan
(hiponatremik euvolemik).Hiponatremi dapat juga dikaitkan dengan
keadaan hipovolemi dan hipervolemi. (table 11-3). Hiponatremi juga
dapat terjadi akibat adanya larutan non natrium, seperti glukosa dan
mannitol.
Hal ini ditandai oleh meningkatnya osmolalitas serum.
Pseudohiponatremi dapat terjadi bila ada hiperlipidemi,
hipoproteinemi, atau hipoglikemi yang berat..
Penyebab Hiponatremi.
Euvolemik Hipovolemik Hipervolemik
SIADH
Polidipsi psikogenik
Hipotiroidisme
Pemberian air yang tidak tepat pada bayi/anak Diuretik
Defisiensi aldosteron
Disfungsi tubuli ginjal
Diare
Kehilangan cairan lewat “Third Space” CHF
Laporan tutorial Skenario B 37
Chirrosis
Nefrosis
SIADH : Syndrome of inappropriate ADH
Manifestasi klinik hiponatremia meliputi gangguan sistem saraf
pusat dan sistem muskular dan termasuk disorientasi, penurunan
kesadaran, irritabilitas, kejang, letargi, koma, muntah, kelemahan dan
kegagalan respirasi akibat kelainan CNS. Penanganan hiponatremia
dilakukan dengan mengatasi penyakit yang mendasarinya, penghentian
pemberian obat, dan meningkatkan kadar natrium dalam sirkulasi.
Hiponatremik hipovolemik biasanya berespon baik dengan
pemberian volume intrvaskuler (normal saline). Volume intrvaskuler
diperbaiki, ADH ditekan dan air diekskresi oleh ginjal. Insufiensi
Adrenal harus diatasi pada penderita seperti ini. Hiponatremik
hipovolemik biasanya tidak berat dan akan membaik, bila penyakit yang
mendasarinya dapat diatasi.
2. Hipernatremia (Na >145 mEq/L [145 mmol/l])
Hipernatremia mengindikasikan kehilangan volume intrasel
dan hilangnya air dengan kehilangan natrium berlebihan dari
intrasel.Penyebab hipernatremia tertera pada table 11-4.
Tabel 11-4 Penyebab hiponatremia
Kehilangan air Intake air kurang Intake natrium berlebihan
- Diare
- Muntah
- Keringat berlebihan
- Diuresis
- Diabetes insipidus Kehausan
- Gangguan saluran cerna Intake garam
- Cairan garam hipertonik
- Natrium bicarbonate
Laporan tutorial Skenario B 38
Manifestasi klinik dari hipernatremia berhubungan dengan
fungsi SSP dan otot. Hal tersebut antara lain perubahan mental, letargi,
kejang, koma, dan kelemahan otot. Poliuria menunjukan adanya
diabetes incipidus atau kelebihan intake garam dan air.
Pengobatan utama adalah dengan mengobati penyebab yang
mendasari hipernatremia tersebut.Sebagian besar pasien membutuhkan
penggantian air yang keluar.
Sumber : Fisiologi Sherwood, 198
f. Bagaimana mekanisme kesadaran?
Jawab
1. Cortex Serebri Bilateral
2. Ascending Reticular Activating System(ARAS).
Mekanisme nya
Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di
kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Activating
System (ARAS).
Kesadaran ditentukan oleh interaksi kontinu antara fungsi korteks
serebriter masuk ingatan, berbahasa dan kepintaran (kualitas),
denganascending reticularactivating system(ARAS) (kuantitas) yang
terletak mulai dari pertengahan bagianatas pons. ARAS menerima serabut-
serabut saraf kolateral dari jaras-jaras sensorisdan melaluithalamic relay
nucleidipancarkan secara difus ke kedua korteksserebri. ARAS bertindak
sebagai suatuoff-on switch,untuk menjaga korteks serebri tetap
sadar(awake).
Laporan tutorial Skenario B 39
Sintesis
Sistem tubuh yang mengatur kesadaran adalah
1. Cortex Serebri Bilateral
Tingkah laku yang berhubungan dengan komponen otak yang
mengatur isi kesadaran seperti: kemampuan untuk sadar diri,
berbahasa, integrasi ruang dan waktu, emosi, mengungkapkan alasan,
dan hal-hal lain yang membuat kita sebagai manusia yang utuh. Bagian
dari otak yang mengatur hal ini adalah sebuah struktur yang disebut
sebagai korteks serebral.
Akan tetapi, kesadaran timbul karena terdapat pengaturan
antara korteks serebri dan batang otak yang dalam keadaan normal
bekerja secara sinkron. Korteks serebri sendiri mengatur tinggi
rendahnya kesadaran, sedangkan batang otak
merupakan on dan off nya kesadaran. Sebagai penghubung kedua
komponen diatas terdapat serabut yang disebut sebagai diffuse
projecting fiber sebagai pengantar. Berdasarkan hal-hal diatas,
gangguan kesadaran harus melibatkan proses yang
mempengaruhi formasioretikularis, diffuse projecting fiber dan korteks
serebri, atau keduanya secara bersamaan.
2. Ascending Reticular Activating System(ARAS).
Jika terjadikelainan pada kedua sistem ini, baik yang
melibatkan sistem anatomi maupunfungsional akan mengakibatkan
terjadinya penurunan kesadaran dengan berbagaitingkatan.
Ascending Reticular Activating System merupakan suatu rangkaian
atau network system yang dari kaudal berasal dari medulla spinalis
menuju rostralyaitu diensefalon melaluibrain stem sehingga kelainan
yang mengenai lintasanARAS tersebut berada diantara medulla, pons,
Laporan tutorial Skenario B 40
mesencephalon menuju kesubthalamus, hipothalamus, thalamus dan
akan menimbulkan penurunan derajatkesadaran.
Neurotransmiter yang berperan pada ARAS antara lain
neurotransmiterkolinergik, monoaminergik dan gamma aminobutyric
acid (GABA).Kesadaran ditentukan oleh interaksi kontinu antara
fungsi korteks serebritermasuk ingatan, berbahasa dan kepintaran
(kualitas), denganascending reticularactivating system(ARAS)
(kuantitas) yang terletak mulai dari pertengahan bagianatas pons.
ARAS menerima serabut-serabut saraf kolateral dari jaras-jaras
sensorisdan melaluithalamic relay nuclei
dipancarkan secara difus ke kedua korteksserebri. ARAS bertindak
sebagai suatu off-on switch,untuk menjaga korteksserebri tetap
sadar(awake)
Sumber: Sherwood,2009
4. Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada imron melalui IVFD.
a. Mengapa Dokter memberikan cairan dextroses 5% pada Tn. imron
melalui IVFD?
Jawab :
Komposisicairan dextrose 5% adalah50 gramglukosa. Dextrose
digunakansebagaicairan maintenance padapasiendenganpembatasan intake
natrium.Cairan maintenance adalah volume asupancairanharian yang
menggantikan “insensible loss” ( kehilangancairantubuh yang menguap,
uap air darihembusannafasdalamhidung)
Dextrose termasuk ke dalam cairan hipertonik dimana
osmolaritasnya lebih tinggi di banding serum sehingga “menarik cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
Cairan ini Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin dan mengurangi edema ( bengkak)
Laporan tutorial Skenario B 41
Sintesis:
Padakasus Tn. Imron mengalami dehidrasi dari pengeluaran keringat,
dextrose dapat memaintenance kondisi imron dengan pembatasan intake
natrium dextrose dan juga karena cairan dextrose mengandung glukosa
yang dapat memberi energy karena hasil metabolism glukosa adalah ATP
sehingga dapat memulihkan kondisi Imron dari keadaan lemas
Sumber: Jurnal: pengaruhinfus dextrose 2,5 % NaCl 0,45 %
terhadap kadar glukosa darah pada pasien
b. Apa komposisi cairan dextroses 5%?
Jawab
Komposisinya adalah glukosa anhidrous dalam air untuk
injeksi.Larutan dijaga pada pH antara 3,5 sampai 6,5 dengan natrium
bikarbonat.Larutan dextrose 5% iso-osmosis dengan darah. Larutan
dextrose injeksi merupakan larutan jernih dan tidak berwarna
Dextrose berisi satu molekul air hidrasi atau anhydrous. Kristal tidak
berwarna atau putih, serbuk kristal atau granul. Tidak berbau dan
mempunyai rasa manis. Larut 1 dalam 1 bagian air dan 1 dalam 100
bagian alkohol; sangat larut dalam air mendidih; larut dalam alkohol
mendidih.
Sumber : Jurnal: pengaruhinfus dextrose 2,5 % NaCl 0,45 %
terhadap kadar glukosa darah pada pasien
e. Apa saja jenis-jenis cairan infus?
Jawab :
1. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+
lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum, dan
menurunkan osmolaritas serum. Contohnya adalah NaCl 45% dan
Dekstrosa 2,5%.
Laporan tutorial Skenario B 42
2. Cairan Isotonik:
osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh
darah. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
3. Cairan hipertonik:
Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam
pembuluh darah. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik,
Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah
(darah), dan albumin.
Pembagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
1. Kristaloid
Bersifat isotonik. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis
2. Koloid:
Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak
akan keluar dari membran kapiler, Contohnya adalah albumin dan steroid
5. Pandangan islam pada kasus ini?
Jawab :
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman”
(QS:Yunus57).
Sintesis
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang
bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat
Laporan tutorial Skenario B 43
jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat
yang pilihan.
2.6 Kesimpulan
Imron 40 Thn Mengalami dehidrasi dan Hipernatremi disebabkan
karena tidak minum dan terpajan sengatan sinar matah
2.7 Kerangka Konsep
Laporan tutorial Skenario B 44
Imron 40 TahunTerombang-ambing dilaut
selama 2 hari
Tidak mium Terpajan sengatan sinar matahari
Dehidrasi dan Hipernatremia
- Kejang - Edema Orbitalis- Haus- Lemah - Mata berkunang-
kungang
Daftar Pustaka
Cleveland. 2007. Jurnal Kesehatan Tubuh Manusia. Bandar Aceh
Guyton. 2013. Fisiologi Manusia. Jakarta. EGC
Price. 2013. Patofisiologi konsep klinis Prose-proses penyakit. Jakarta. EGC
Rosmiati. 2009. Gangguan Keseimbangan Cairan tubuh. Yogyakarta. PT Merdeka Pustaka
Sherwood. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta. EGC
Jurnal: pengaruhinfus dextrose 2,5 % NaCl 0,45 % terhadap kadar glukos darah pada pasien
Panduan LKK Universitas Muhammadiyah Palembang
Laporan tutorial Skenario B 45