Download - Laporan CMP
-
8/17/2019 Laporan CMP
1/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
1
NAMA PRAKTIKAN : Amri Munawar 1406607035
Gendrani rara 1506800142
Alviana Dwi S. 1406551670
KELOMPOK : P14
TANGGAL PRAKTIKUM : 22 April 2016
JUDUL PRAKTIKUM : COMPACTION
ASISTEN :
PARAF DAN NILAI :
I. PENDAHULUAN
A.
Standar Acuan
ASTM D 698 "Standard Test Methods forLaboratory Compaction Characteristics
of Soil UsingStandard
ASTM D 1557 "Standard Test Methods forLaboratory Compaction
Characteristics of Soil UsingModified Effort"
AASHTO T 99 "The Moisture-Density Relations of Soils Using a 2.5-kg (5.5-lb)
Rammer and a 305-mm (12-in) Drop"
SNI 03-2832-1992 "Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah maksimum dengan kadar air optimum"
AASHTO T 180 "The Moisture-Density Relations of Soils Using a 4.54-kg (10-lb)
Rammer and 457-mm (18-in) Drop"
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mencari nilai kerapatan kering (γdry) maksimum pada kadar air optimum (Wopt)
dari suatu sampel tanah yang dipadatkan.
Uji pemadatan laboratorium digunakan sebagai dasar dalam menentukan
presentase pemadatan dan kadar air yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
pemadatan yang sesuai di lapangan.
-
8/17/2019 Laporan CMP
2/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
2
C. Alat – alat dan Bahan
a. Alat
Mould , lengkap dengan collar dan base plate
Hammer seberat 5.5 lbs, dengan tinggi jatuh 12 inch
Hydraulic extruder
Pelat baja pemotong
Gelas ukur
Wadah untuk mencampur tanah dengan air
Pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggi tanah
Timbangan
Oven
Jangka sorong
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak minimal 5 kantong @ 2kg
(lebih baik digunakan 6 kantong)
Peralatan praktikum compaction: a) Mould (lengkap); b) Hammer; c) Pelat besi/penggaris;
d) Jangka sorong
-
8/17/2019 Laporan CMP
3/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
3
D.Teori dan Rumus yang Digunakan
Compaction (pemadatan tanah) merupakan proses yang memperkecil
jarak antar pori-pori tanah dan mengurangi kadar udara pada tanah. Pemadatan
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian
meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi
besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemantapan
lereng timbunan (embankments). Usaha pemadatan (Compactive Effort = CE)
dinyatakan dalam formula matematis dengan variabel berikut :
dengan:
CE = Compactive Effort (lb/ft2)
W = berat hammer (lb)
H = tinggi jatuh (inch)
L = jumlah layer
B = jumlah pukulan per-layer
V = volume tanah (ft3)
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila
air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikel tanah. Harap
dicatat bahwa pada saat kadar air w=0, berat volume basah dari tanah (γ) adalah sama
dengan berat volume keringnya (γd ), atau
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama,
maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga meningkat
secara bertahap pula. Misalnya, pada w = w1, berat volume basah dari tanah sama
dengan:
Berat volume kering dari tanah tersebut pada kadar air ini dapat dinyatakan dalam
-
8/17/2019 Laporan CMP
4/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
4
Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air justru
cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air
tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat
ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga berat volume
kering maksimum tanah dicapai disebut kadar air optimum.
Pada uji Proctor, tanah dipadatkan dalam sebuah cetakan silinder bervolume
1/30 ft3 (= 943,3 cm3). Diameter cetakan tersebut adalah 4 in. (=101,6 mm). Selama
percobaan di laboratorium, cetakan itu diklem pada sebuah pelat dasar dan di atasnya
diberi perpanjangan (juga berbentuk silinder). Tanah dicampur air dengan kadar yang
berbeda-beda dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan penumbuk khusus.
Pemadatan tanah tersebut dilakukan dalam 3 (tiga) lapisan (dengan tebal tiap lapisan
kira-kira 1,0 in.) dan jumlah tumbukan adalah 25 x setiap lapisan. Berat penumbuk
adalah 5,5 lb (massa = 2,5 kg) dan tinggi jatuh sebesar 12 in. (=304,8 mm). Untuk
setiap percobaan, berat volume basah γ dari tanah yang dipadatkan tersebut dapat
dihitung sebagai berikut:
W : berat tanah yang dipadatkan di dalam cetakan
V(m) : volume cetakan (= 1/30 ft3 = 943,3 cm3)
Juga pada setiap percobaan besarnya kadar air dalam tanah yang dipadatkan tersebut
dapat ditentukan di laboratorium. Bila kadar air tersebut diketahui, berat volume kering
γd dari tanah tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Harga γd dari persamaan di atas dapat digambarkan terhadap kadar air untuk
mendapatkan berat volum kering maksimum dan kadar air optimum
Untuk suatu kadar air tertentu, berat volume kering maksimum secara teorotis
didapat bila pori-pori tanah sudah tidak ada udaranya lagi, yaitu pada saat di mana
derajat kejenuhan tanah sama dengan 100%. Jadi berat volume kering maksimum
-
8/17/2019 Laporan CMP
5/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
5
(teoritis) pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi ”zero air voids” ( pori-pori tanah
tidak mengandung udara sama sekali) dapat ditulis sebagai:
γzav : berat volum pada kondisi zero air voids
γw : berat volume air
e : angka pori
Gs : berat spesifik butiran padat tanah
Untuk keadaan tanah jenuh 100%, e = wGs, jadi
Untuk mendapatkan variasi dari γzav terhadap kadar air, gunakanlah prosedur berikut:
1. Tentukan berat spesifik butiran pada tanah
2. Cari berat volume air (γw)
3. Tentukan sendiri beberapa harga kadar air w, misalnya 5%, 10%, 15%,... dan
seterusnya
4. Gunakan persamaan di atas untuk mencari γzav dari kadar-kadar air tersebut
Ada dua cara pemadatan yang didasarkan pada jumlah tenaga, yaitu:
1. Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D 698)
2. Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada tabel di bawah ini:
Test Identification AASHTO T99 AASHTO T180
ASTM D 698 ASTM D 1557
Diameter Mould (inch) 4" 6" 4" 6"
Berat Hammer (lb) 5.5 5.5 10 10
Tinggi Jatuh Hammer (inch) 12 12 18 18
Jumlah Layer 3 3 5 5
Jumlah Pukulan Per-Layer 25 56 25 56
-
8/17/2019 Laporan CMP
6/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
6
C.E (lb/ft2) 12.375 12.375 56.25 56.25
Ukuran Butir Maksimum yg No. 4 (3/4") No. 4 (3/4") No. 4 (3/4") No. 4 (3/4")
Lolos
Kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat suatu
hubungan tersebut dibuat beberapa sampel tanah minimal empat contoh dengan
kadar air yang berbeda-beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap
sampel.
Grafik pemadatan secara modified dan secara standard
Grafik diatas menunjukkan perbedaan dari energi pemadatan antara
metode standard proctor dan juga menggunakan modified proctor. Penggunaan
modified proctor yang memiliki energi pemadatan yang hampir 5 kali lebih besar
dari standard proctor menghasilkan γdry maksimum yang lebih tinggi dibanding
standard proctor namun menghasilkan kadar air optimum (wopt) yang lebih rendah
dibandingkan standard proctor.
Penentuan kadar air
-
8/17/2019 Laporan CMP
7/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
7
dengan :W = kadar air Wdry =berat kering
Wwater = berat air (gram) Wwet = berat basah
Penentuan penambahan volume air
(5.5)
dengan :
Vadd = volume air yang akan ditambahkan
Wx = kadar air yang akan dibuatW0 = kadar air awal
w = berat sampel tanah (gram)
Perhitungan nilai γwet dan γdry
Perhitungan nilai Zero Air Void Line (ZAV-line)
ZAV-line adalah garis yang menggambarkan hubungan antara berat isikering
dengan kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100%.
(5.8)
dengan:
GS = nilai specific gravity
γW = berat jenis air (gr/cm3)
W = kadar air (%)
Sr = derajat kejenuhan
-
8/17/2019 Laporan CMP
8/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
8
Aplikasi di lapangan
Hampir semua pemadatan di lapangan dilakukan dengan penggilas. Jenis
penggilas yang umum digunakan adalah:
1. Penggilas besi ber-permukaan halus
2. Penggilas ban-karet (angin)
3. Penggilas kaki kambing, dan
4. Penggilas getar.
Penggilas besi ber-permukaan halus cocok untuk meratakan permukaan
tanah dasar dan untuk pekerjaan penggilasan akhir pada timbunan tanah pasir
atau lempung.
Penggilas ban-karet dalam banyak hal lebih baik daripada penggilas besi ber-permukaan halus. Penggilas ban-karet pada dasarnya merupakan sebuah
kereta bermuatan berat dan beroda karet yang tersusun dalam beberapa baris
yang berjarak dekat.
Penggilas kaki kambing adalah berupa silinder yang mempunyai banyak
kaki-kaki yang menjulur ke luar dari drum. Alat ini sangat efektif untuk
memadatkan tanah lempung.
Penggilas getar sangat berfaedah untuk pemadatan tanah berbutir (pasir,
kerikil, dan sebaginya) alat getas apa saja dipasangkan pada penggilas besi
permukaan halus, penggilas ban-karet, atau pada penggilas kaki kambing untuk
menghasilkan getaran pada tanah.
-
8/17/2019 Laporan CMP
9/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
9
II. PRAKTIKUM
a. Persiapan Praktikum
1. Siapkan 6 kantong sampel tanah masing-masing 2 kg, lolos saringan No. 4 ASTM.
2.
Campur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah, nilai kadar
air awal dalam hal ini dianggap sama.
3. Kembalikan sampel tanah ke kantongnya masing-masing.
4. Hitung kadar air pada keesokan harinya, lalu tambahkan air pada masing-masing
kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda.
5. Masukkan sampel tanah ke dalam kantong plastik dan diamkan selama 3 hari
(diperam) agar kadar airnya merata.
b. Jalannya Praktikum
1. Memeriksa Siapkan mould, collar, dan base plate.
2. Timbang mould dan ukur dimensinya untuk mengetahui volume tanah hasil
pemadatan.
3. Masukkan sampel tanah ke dalam mould, perkirakan jumlahnya sedemikian rupa
sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3 tinggi mould (karena total lapisan
pemadatan sebanyak 3 lapis).
4. Tumbuk 25 kali pada setiap lapisan secara merata dengan hammer seberat 5.5 lb dan
tinggi jatuh 12 inch (Standard Proctor ASTM).
5. Pada lapisan ketiga, pasang collar dan tambahkan tanah hingga melebihi batas mould.
6. Setelah pemadatan lapis ketiga selesai, buka collar dan ratakan kelebihan tanah pada
mould dengan pelat pemotong.
7. Timbang berat tanah beserta mould.
8. Keluarkan sampel tanah dari mould dengan bantuan extruder.
9. Ambil sebagian dari bagian atas, tengah, bawah dari sampel tanah tersebut untuk
diperiksa kadar airnya, dengan demikian akan diperoleh kadar air rata-rata dari sampel
tanah setelah dipadatkan.
-
8/17/2019 Laporan CMP
10/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
10
III. PENGOLAHAN DATA
Dalam praktikum ini, kadar air awal yang di dapatkan praktikan adalah 7.24%.
Menghitung penambahan volume air untuk compaction Wo : 27.3%
Wx : 35%
W : 2000 gr
Vadd =−
+ =.35−.73
+.73 2000 = 120.97 gram Nilai perhitungan penambahan volume air secara keseluruhan:
Sampel Volume Air yang Ditambahkan
32% 73 ml
38 % 168 ml
41 % 215 ml
44 % 262 ml
47% 309 ml
Menentukan Hubungan W – γdry (Mould)
Diameter dan tinggi mould merupakan hasil dari rata- rata tiga kali pengukuran
sebagai berikut:
Mould ke A B C
Diameter (mm) 101.45 101.2 100.85 101.6 100.9 101.4 101.2 101.35 101
Tinggi (mm) 116.95 117.1 117.4 117.4 117.25 117.05 115.05 115.07 115
Dimensi mould :
Mould D mould (cm) H mould (cm) Berat mould (gr) Volume (cm3)
ke
A 10.116 11.715 1718 943.072
B 10.13 11.723 1678 944.364
C 10.123 11.504 1394 925.476
-
8/17/2019 Laporan CMP
11/20
-
8/17/2019 Laporan CMP
12/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
12
Garis Zero Air Void
Sr : 100%
γwater : 1 gr/cm3
Nilai Gs = 2.79
Sampel 31.45 %
ZAV =.79
+(.34579)
= 1,45
Zero Air Void Per kadar Air
Kadar Air (%) 31.45 33.92 36.81 39.92 42.94 45.02
Zero Air Void 1.48 1.43 1.37 1.32 1.26 1.23
Grafik hubungan kadar air dengan γdry:
Kadar air optimum = 37.3 %Kerapatan kering maksimum = 1,28 gr/cm3
1,08
1,1
1,12
1,14
1,16
1,18
1,2
1,22
1,24
1,26
1,28
1,3
0 10 20 30 40 50
K e r a p a t a n
kadar air
Grafik hubungan kadar air dengan Ydry
-
8/17/2019 Laporan CMP
13/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
13
Grafik Pemadatan Tanah
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan di atas, diperoleh nilai γdry dan
ZAV sebagai berikut :
Water Content Ydry ZAV
31.45 1.095 1.48
33.92 1.136 1.43
36.81 1.275 1.37
39.82 1.242 1.32
42.94 1.232 1.26
45.02 1.200 1.23
Grafik hubungan kadar air, ZAV dan γdry:
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 10 20 30 40 50
Grafik Hubungan Kadar Air, ZAV, dan Kerapatan
Ydry ZAV-line
-
8/17/2019 Laporan CMP
14/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
14
Menghitung Nilai Compactive Effort (CE) :
1 feet = 0,3048 m
1 m = 3,281 feet
12 inch = 1 feet
1 cm3 = 3.531x10-5 ft3
= ...
Perhitungan sempel 1
= 5.5 3 5.38 = 12576.21 fb-lb/ft3
Sample no V (ft³) CE
1 0.0328 12576.21
2 0.0322 12810.55
3 0.03294 12522.76
4 0.0322 12810.55
5 0.03294 12522.76
6 0.0328 12576.21
Kesalahan Relatif
|− | = |.−,
| % = . %
Sample no CE Kesalahan Relatif (%)
1 12576.21 1.42
2 12810.55 3.31
3 12522.76 0.99
4 12810.55 3.31
5 12522.76 0.99
6 12576.21 1.42
-
8/17/2019 Laporan CMP
15/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
15
IV. ANALISIS
Analisis Percobaan Percobaan pemadatan atau compaction bertujuan mencari nilai kerapatan jenis
dari sampel tanah saat kadar airnya berada pada kondisi optimum. Uji pemadatan pada
sampel akan mendapatkan presentase pemadatan dan kadar air untuk kondisi
pemadatan yang sesuai dengan kondisi tanah sampel di lapangan. Pada percobaan ini
dapat dilakukan dengan 2 metode yang berbeda, yaitu standar Proctor dan modified
proctor . Namun praktikan hanya menggunakan satu metode saja yaitu standar proctor
dengan spesifikasi AASHTO T99/ASTM D698.
Sebelum melakukan percobaan, langkah yang terlebih dahulu dilakukan adalah
tahapan persiapan. Untuk persiapannya praktikan menyiapkan tanah sebanyak 6
kantong dengan massa masing-masing 2 Kg dan lolos saringan No.4. sebelum
dimasukkan ke kantong, tiap kelompok tanah tersebut diberi perlakuan berbeda yaitu
variasi kadar air. Pada percobaan ini, variasi kadar air yang diberikan tiap kantong
adalah 32%, 35%, 38%, 41%, 44%. Dan 47%. Variasi kadar air tersebut digunakan
untuk melihat hubungan dari kadar air dengan kerapatan kering. Hal tersebut bisa
terlihat saat pengolahan data telah dilakukan. Setelah diberi air, masing-masing tanah
diaduk agar tanah dan air tercampur merata sehingga kondisi tanah menjadi homogen.
Tujuannya agar kondisi tanah saat dilakukan pemadatan sama, sehingga mengurangi
nilai kesalahan. Kemudian tanah tersebut dimasukkan kedalam kantong dan didiamkan
selama 3 hari.
Setelah didiamkan, kemudian baru memasuki tahapan percobaan. Hal pertama
yang dilakukan adalah menyiapkan mold. Mold merupakan wadah untuk melakukan
pemadatan atau penumbukan tanah. hitung berat dan dimensi mold terlebih dahulu
sebelum dipakai. Berat mold digunakan untuk variabel selisih untuk mendapatkan
massa tanah didalam mold, sedangkan dimensi mold digunakan untuk mendapatkanvolume tanah didalam mold yang digunakan dalam perhitungan kerapatan tanah.
kemudian mengolesi permukaan dinding mold dengan minyak agar saat mengeluarkan
tanah yang sudah dipadatkan dari mold lebih mudah.
Proses penumbukan dibagi 3 layer atau lapisan, dimana tiap lapisan mempunyai
tinggi 1/3 dari tinggi mold. Untuk memastikan tinggi tiap layer 1/3 dari tinggi, maka
-
8/17/2019 Laporan CMP
16/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
16
digunakan mistar yang diukur dari bagian luar dan menyentuh permukaan tanah tiap
layer. Sebelum memasukkan tanah, pertama masukkan dulu kertas dibawah mold, dan
kemudian masukan tanah sesuai pengelompokan berdasarkan kadar air. Kemudian
ratakan tanah tersebut dan ukur dari luar ke permukaan. Kemudian tanah ditumbuk
dengan standar proctor sebanyak 25 kali tiap layer dengan pembagian 8, 8, dan 9. Pada
penumbukan pertama sebanyak 8 kali, kemudian jika tanahnya berkurang maka
tambahkan tanah hingga ukuran sepertiga dari mold. Kemudian ditumbuk lagi
sebanyak 8 kali pada penumbukan kedua dan 9 kali pada penumbukan ketiga.
Kemudian baru memasuki layer kedua dan ketiga dengan langkah yang sama.
Setelah melakukan penumbukan atau pemadatan, kemudian timbang mold
beserta tanah, kemudian keluarkan tanah dari mold. Setelah mendapatkan tanah dari
mold, kemudian mold dihitung untuk mengetahui beratnya . tanah dari mold dibelah
menjadi 1/3 dari tinggi, dan kemudian diambil bagian tengah atau layer kedua. Bagian
tengah tersebut dipotong-potong menjadi lebih kecil dengan menghilangkan bagian
pinggirnya. Hal itu dilakukan karena bagian tengah tidak tercampur dengan minyak
yang dioles di dinding mold, sehingga tidak mempengaruhi nilai perhitungan.
Kemudian masukkan tanah tersebut kedalam can dengan kondisi can sudah
diketahui beratnya. Hitung berat tanah beserta can dan masukkan ke dalam oven
selama 24 jam. Setelah dari oven, hitung kembali berat tanah dengan can agar
mendapatkan kadar air tiap kelompok tanah. kadar air yang didapatkan digunakan
untuk perbandingan dengan kadar air yang diharapkan sehingga bisa digunakan untuk
menghitung nilai kesalahan.
Analisis Hasil
Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu menghitung kadar air dari
sampel tanah. dari hasil perhitungan didapatkan kadar airnya 27.3 %. Setelahmendapatkan nilai kadar air dari sampel, maka dicari penambahan air (Vadd) untuk
setiap kadar air yang diinginkan.
-
8/17/2019 Laporan CMP
17/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
17
Kemudian pada praktikum ini juga bertujuan melihat hubungan kadar air
dengan kerapatan kering dari sampel tanah. langkah pertama yang dilakukan adalah
menghitung kadar air untuk tiap sampel tanah. kadar air merupakan perbandingan
jumlah air terhadap berat tanah kering. Untuk mendapatkan 2 variabel tersebut kita
perlu mendapatkan data berat can yang didapat saat percobaan. Berat air bisa didapat
dengan mengurangi berat can+tanah basah dengan berat can+tanah kering, sedangkan
untuk berat tanah kering sendiri bisa di dapat dengan mengurangi berat can + tanah
kering dengan berat can. Kadar air dinyatakan dalam persen, sehingga perbandingan
2 variabel tersebut harus dikali 100%.
Langkah kedua adalah menghitung kerapatan kering. untuk itu, dimensi dan
berat mold dibutuhkan untuk mendapatkan isi dari mold yang mewakili volume
sampel tanah. berat tanah bisa didapatkan dengan mengurangi berat tanah+mold
dikurangi berat mold sendiri. untuk mendapatkan nilai kerapatan, berat tanah dibagi
dengan volume mold. Nilai kerapatan tersebut masih dalam keadaan tanah basah
sehingga untuk mendapatkan nilai kerapatan kering perlu menghitung dengan rumus:
Dari nilai kadar air yang didapat melalui perhitungan, bisa digunakan untuk
mengetahui tingkat kesalahan saat menjalankan prosedur percobaan Compaction ini.Perhitungannya mengacu pada kadar air harapan , sehingga perbandingan dari nilai
selilih kedua kadar air terhadap kadar air harapan menjadi angka kesalahan relatif
dari percobaan. Pada praktikum ini nilai kesalahan yang didapat perkelompok tanah
adalah 1.71 %, 3.08 %, 3.13%, 2.63 %, 2.40 %, 4.21%.
-
8/17/2019 Laporan CMP
18/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
18
Pada praktikum ini juga perlu melihat hubungan kadar air dan kerapatan dengan
ZAV. Untuk itu, perlu menghitung nilai zav untuk tiap sampel tanah. perhitungan zav
menggunakan rumus :
Setelah mendapatkan nilai zav untuk tiap sampel tanah, maka untuk melihat
hubungan kadar air, kerapatan dan zav dinyatakan dalam grafik dimana kadar air jadi
absis, dan kerapatan jadi ordinat. Dari perhitungan hasil percobaan, maka didapatkan
ketiga nilai tersebut yang dinyatakan dalam bentuk grafik :
Pertama kita amati grafik kadar air vs kerapatan. Sesuai dengan teori mekanika tanah
yang mengatakan kadar air berbanding lurus dengan tingkat kohesif tanah. sedangkan
tingkat kohesif mempengaruhi kepadatan suatu tanah. sehingga bisa dikatakan bahwa
tingkat kadar air akan mempengaruhi kerapatan suatu tanah hingga batas kadar air
optimum. Dari grafik tersebut bisa terlihat bahwa terjadi penyimpangan, dimana
grafik tidak cenderung linier naik dan terjadi penurunan di 2 titik.Kemudian pada grafik ZAV. Sesuai teorinya, ZAV-line harus berada diatas garis
grafik kadar air vs kerapatan, dikarenakan nilai ZAV> Ydry. Sesuai grafik diatas,
ZAV-line memotong grafik kerapatan. Pada titik 1 dan 2 nilai ZAV masih bisa
dikatakan benar karena nilainya lebih besar dari nilai kerapatan, namun pada titik lain
nilai ZAV bisa dikatakan salah dan tidak memenuhi harapan karena nilainya kurang
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
0 10 20 30 40 50
Grafik Hubungan Kadar Air, ZAV, dan Kerapatan
Ydry ZAV-line
-
8/17/2019 Laporan CMP
19/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
19
dari nilai kerapatan. Kesalahan ZAV-line membuktikan bahwa pada praktikum ini
telah banyak kesalahan yang praktikan lakukan sehingga mempengaruhi hasil yang
didapat. Untuk kesalahan tersebut akan dijelaskan pada analisis kesalahan.
Analisis Kesalahan
Adapun kesalahan yang mempengaruhi hasil dari praktikum ini adalah :
1. Pencampuran tanah dengan air tidak dilakukan dengan tangan, sehingga air tidak
tercampur merata ke sampel tanah dan mempengaruhi nilai kadar air yang di
dapatkan.
2. Kesalahan menggunakan alat ukur jangka sorong dalam mengukur diameter mold
sehingga mempengaruhi nilai volume tanah dan kerapatan tanah yang di dapat.
Kesimpulan1. Berdasarkan pengolahan data pada praktikum ini didapatkan nilai kerapatan
kering maksimum 1,28 gr/cm3 dengan kadar air optimum sebesar 37.3%.
2. Kerapatan kering maksimum dan kadar air optimum dibutuhkan untuk
menunjukkan kondisi tanah paling baik untuk melakukan pemadatan.
3. Pemadatan tanah bertujuan untuk mengurangi sifat kembang susut tanah,
mengurangi permeabilitas, mengurangi perubahan volume tanah, dan
mengurangi kompresibilitas tanah.
4. Pemadatan dilakukan pada pembangunan jalan raya, fondasi dan struktur
bangunan sipil lainnya.
5. Praktikum ini masih terdapat banyak kesalahan yang diakibatkan kelalaian
praktikan dalam menjalankan prosedur praktikum.
Referensi
1. http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemad
atan_tanah.pdf
2. http://epository.maranatha.edu/5705/
3. http://widodosuyadi.lecture.ub.ac.id
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdfhttp://epository.maranatha.edu/5705/http://epository.maranatha.edu/5705/http://widodosuyadi.lecture.ub.ac.id/http://widodosuyadi.lecture.ub.ac.id/http://widodosuyadi.lecture.ub.ac.id/http://epository.maranatha.edu/5705/http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdfhttp://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/dasar_mekanika_tanah/bab5_pemadatan_tanah.pdf
-
8/17/2019 Laporan CMP
20/20
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas TeknikUniversitas Indonesia
20
LAMPIRAN
Hammer
Mold