Download - Laporan praktikum statistik deskriptif
1
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA TERHADAP DATA
PADA TIGA TEMPAT WISATA DI KOTA PALEMBANG
Disusun Oleh :
Nama : 1. Nelly Dahlia T (061540512351)
2. Sophia (061540512354)
3. Syamsul Anwar (061540512356)
Kelas : 3 AP A
Dosen : Bainil Yuliana, S.E., M.Si
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya serta memberikan kesehatan, kekuatan dan kesabaran sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Statistik Deskriptif ini dengan baik.
Laporan Praktikum Statistik Deskriptif ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan nilai Ujian Akhir Semester (UAS), dengan judul “ANALISIS REGRESI DAN
KORELASI SEDERHANA TERHADAP DATA PADA TIGA TEMPAT WISATA DI
KOTA PALEMBANG”.
Penulis sadar akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan Laporan Praktikum
Statistik Deskriptif ini. Penulis berharap Laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih dan semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat serta lindunganNya kepada kita
semua, Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Palembang, Januari 2016
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, merencanakan,
menganalisis dan mempresentasikan data. Hal terseut membuat statistika sering disebut
dengan ilmu yang berkenan dengan data. Statistika dibagi menjadi dua, yaitu Statistika
Deskriptif dan Statistika Inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data,
misalnya dari menghitung rata-rata dan varians dari data mentah, mendeksripsikan
menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah dipahami dan lebih
bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian
hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.
Dalam materi Statistika Deskriptif, terdapat Regresi dan Korelasi. Regresi dan korelasi
digunakan untuk mempelajari pola dan mengukur hubungan statistik antara dua atau lebih
variabel. Sepanjang sejarah umat manusia,orang melakukan penelitian tentang ada tidaknya
hubungan antara dua hal atau lebih, fenomena, kejadian atau lainnya termasuk untuk
mengetahui pengaruh apa saja yang membuat orang untuk berwisata ke tiga tempat wisata di
Kota Palembang. Oleh karena itu kami memilih tiga tempat wisata tersebut sebagai objek
penelitian kami dalam laporan ini. Ada tidaknya pengaruh antara satu kejadian dengan
kejadian yang lainnya. Karena itu untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan
suatu kejadian maka digunakan korelasi dan regresi dalam ilmu statistika.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran
asosiasi / hubungan (Measures of association). Teknik ini berguna untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu.
Regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lain .Dalam analisis regresi ,variabel yang mempengaruhi disebut
independent variabel (variable bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent
variabel (variabel terikat).
Oleh karena itu, setelah mendapatkan data yang cukup, kami membuat laporan
praktikum statistik deskriptif dengan judul “Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana
Terhadap Data pada Tiga tempat Wisata di Kota Palembang”.
4
1.2 Tujuan Penulisan
Berikut ini adalah beberapa tujuan penulisan makalah :
1. Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh nilai UAS Statistika Deskriptif
semester III.
2. Unutk mengelola data yang kami miliki agar lebih bermakna dan dapat diambil
kesimpulan.
3. Untuk mengimplementasikan materi Regrasi dan Korelasi terhadap data yang kami
miliki.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan sebuah permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode analisis Regresi dan Korelasi terhadap data ?
2. Apa pengaruh yang ditimbukan oleh variabel independent terhadap variabel
dependent pada data yang ada ?
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun laporan ini kami menggunakan metode untuk memperoleh data atau
informasi dalam menyelesaikan permasalahan. Metode yang dilakukan adalh sebagai berikut
a. Studi Literatur merupakan metode yang kami lakukan untuk memperoleh data
atau informasi dengan mengumpulkan, mempelajari, dan membaca berbagai
referensi baik itu dari buku-buku, makalah, maupun internet. Dan berbagai
sumber lainnya yang menunjang dalam penulisan laporan ini.
b. Wawancara/ interview merupakan metode yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab serta diskusi dengan narasumber yang dianggap memiliki
pengetahuan lebih atas permasalahan objek penelitian.
5
c. Kuisoner merupakan metode yang dilakukan dengan cara memberikan daftar
pertanyaan jawaban yang relevan dengan laporan ini kepada 70 responden di
masing-masing tempat wisata.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam pembuatan Laporan Praktikum Statistik Deskriptif ini, yang menjadi tempat
penelitian yaitu objek wisata Opi Water Fun, Museum SMB II dan Pulau Kemaro.
Berikut ini adalah jadwal penelitian dan proses rencana pada kegiatan pembuatan laporan
ini sebagai berikut :
Tabel Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Oktober
2015
November
2015
Desember
20145
Januari
2016
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pengumpulan Data
2 Pengolahan Data
3 Penerapan metode analisa
6 Penyelesaian Laporan
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886.
Galton menemukan adanya tendensi bahwa orang tua yang memiliki tubuh tinggi memiliki
anak-anak yang tinggi, orang tua yang pendek memiliki anak-anak yang pendek pula.
Kendati demikian. Ia mengamati bahwa ada kecenderungan tinggi anak cenderung bergerak
menuju rata-rata tinggi populasi secara keseluruhan. Dengan kata lain, ketinggian anak yang
amat tinggi atau orang tua yang amat pendek cenderung bergerak kearah rata-rata tinggi
populasi. Inilah yang disebut hukum Golton mengenai regresi universal. Dalam bahasa
galton, ia menyebutkan sebagai regresi menuju mediokritas.
Hukum regresi semesta (law of universal regression) dari Galton diperkuat oleh
temannya Karl Pearson, yang mengumpulkan lebih dari seribu catatan tinggi anggota
kelompok keluarga. Ia menemukan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok ayah
(yang) pendek lebih besar dari pada tinggi ayah mereka, jadi
“mundurnya” (“regressing”) anak laki-laki yang tinggi maupun yang pendek serupa kea rah
rata-rata tinggi semua laki-laki. Dengan kata lain Galton, ini adalah “kemunduran kearah
sedang”.
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan
satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/ atau memprediksi rata-rata populasi
atau niiai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabe! independen yang diketahui.
Pusat perhatian adalah pada upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu
variabel dengan satu atau lebih variabel independen. Hasil analisis regresi adalah berupa
koefisien regresi untuk masing-masing variabel independent. Koefisien ini diperoleh dengan
cara memprediksi nilai variabel dependent
2.1.1 Persamaan Regresi Linier dari Y terhadap X
Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b X
7
Keterangan :
Y = nilai yang diukur/dihitung pada variabel tidak bebas
x = nilai tertentu dari variabel bebas
a = intersep/perpotongan garis regresi dengan sumbu y
b = koefisien regresi /kemiringan dari garis regresi/untuk mengukur kenaikan atau penurunan
y untuk setiap perubahan satu-satuan x /untuk mengukur besarnya pengaruh x terhadap y
kalau x naik satu unit.
Untuk memudahkan perhitungan analisis regresi berikut ini rumusnya :
2.2 Pengertian Korelasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi merupakan
istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien
korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.
Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson
Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan
untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman
Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.
Dalam korelasi sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel
mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi variabel Y
secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat hubungan antara
kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal istilah variabel bebas dan
8
variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan digunakan simbol X untuk variabel
pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam contoh hubungan antara variabel remunerasi
dengan kepuasan kerja, maka variabel remunerasi merupakan variabel X dan kepuasan kerja
merupakan variabel Y.
Analisis korelasi sederhana (Bivariate Correlation) digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien
korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel.
Berikut ini adalah daftar Koefisien korelasi :
0 - 0,20 = sangat rendah (hampir tidak ada hubungan)
0,21-0,40 = korelasi yang rendah
0,41-0,60 = korelasi sedang
0,61-0,80 = cukup tinggi
0,81-1,00 = korelasi tinggi
2.3 Determinasi
Koefesien diterminasi dengan Variabel r2
merupakan proporsi variabilitas dalam suatu
data yang dihitung didasarkan pada model variable. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa
r2merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli.
Secara umum r2
digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam
9
regresi r2
ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data
asli yang dibuat model. Jika r2
sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis
regresi cocok dengan data secara sempurna.
Interpretasi lain ialah bahwa r2
diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang
diterangkan oleh regresor (variable bebas / X) dalam model. Dengan demikian, jika r2
= 1
akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam
variable Y. jika r2
= 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor (X)
dengan ariable Y. Dalam kasus misalnya jika r2
= 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80%
variasi dari ariable Y (ariable tergantung / response) dapat diterangkan dengan ariable X
(ariable bebas / explanatory); sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh ariable-variabel yang tidak
diketahui atau variabilitas yang inheren. (Rumus untuk menghitung koefesien determinasi
(KD) adalah KD = r2x 100%) Variabilitas mempunyai makna penyebaran / distribusi
seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh ariable X
terhadap Y adalah sebesar 80%; sedang sisanya 20% dipengaruhi oleh ariab lain.
2.4 Scatter Diagram (Diagram Pencar)
Digram scatter adalah salah satu alat dari QC seven tools ( 7 alat pengendalian
kualitas ) yang berfungsi untuk melakukan pengujian seberapa kuatnya hubungan dua
variabel serta menentukan dari dua variabel tersebut apakah hubungan positip ataupun tidak
ada hubungan sama sekali. jenis hubungan Scatter diagram sangat berguna untuk mendeteksi
korelasi (hubungan) antara dua variable (faktor), sekaligus juga memperlihatkan tingkat
hubungantersebut (kuat atau lemah). Diagram scatter juga menjadi dasar pembuatan chart
yang sering digunakan dalam peramalan. Pada pemanfaatannya, scatter diagram
membutuhkan data berpasangan sebagai bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x
sebagai faktor yang independen berpasangan dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor
dependen. Artinya, bahwa setiap nilai x yang didapatkan memberi dampak pada nilai y.
Contohnya : Diperoleh data bahwa ada hubungan antara banyaknya komplain(x) dengan jumlah
retur barang (y) : x = 5 y = 50 eks.x = 10 y = 120 eks.x = 12 y = 150 eks. dst. Melalui penggambaran data
tersebut dalam scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa lebih lanjut, sejauh mana antara
faktor x dan y memiliki korelasi, yang dalam hal ini direpresentasikan sebagai nilai r (rho),
yaitu nilai yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antar faktor tersebut. Dikatakan
kedua faktor itu berhubungan sangat erat bila nilai rho mendekati angka + 1.Di samping itu, juga akan dapat
disimpulkan kecenderungan arah korelasitersebut (positif atau negatif). Korelasi memiliki
kecenderungan positif bila setiap pertambahan faktor x menyebab-kan pertambahan faktor y,
10
sebaliknya kecenderungan negatif bila setiap pertambahan menyebabkan pengurangan faktor
y.
Tujuan Penggunasn Scatter Diagram
a. Menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel
b. Menentukan jenis hubungan dari dua variabel itu, apakah positif, negatif dan tidak ada
hubungan
Fungsi Diagram Pencar
Scatter diagram merupakan alat interpretasi data yang akan digunakan untuk :
a. Menguji seberapa kuat hubungan antara dua variable (misalnya, hubungan antara biaya
iklan dengan penjualan, lama pengalaman dengan kinerja karyawan, dll.)
b. Memastikan firasat akan hubungan sebab-akibat langsung antara jenis-jenis variabel.
c. Menentukan jenis hubungan (positif, negatif, dll.)
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini kami menyajikan data yang kami kumpulkan melalui kuisoner yang telah
diberikan kepada masing-masing 70 responden di tiga tempat wisata Kota Palembang yaitu
Opi Water Fun, Pulau Kemaro dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Penyajian data
kami tuangkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan grafik batang beserta analisis dari
data tersebut.
3.1 Analisis dan Kesimpulan tentang Usia Pengunjung tiga tempat wisata di Kota
Palembang dengan Tabel Distribusi Frekuensi
3.1.1 Analisis Usia Pengunjung di Opi Water Fun
Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :
Tabel Distribusi Frekuensi Data Usia Pengunjung Opi Water Fun
GRAFIK USIA PENGUNJUNG OPI WATER FUN
Interval Usia Frekuensi
6-10 21
11-15 18
16 - 20 15
21 - 25 3
26 - 30 6
31 - 35 4
36 - 40 3
Jumlah 70
12
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik di atas usia pengunjung dibagi dalam 7
interval dengan panjang interval sebanyak 5.
- Pengunjung usia 6 – 10 tahun sebanyak 21 orang
- Pengunjung usia 11 – 15 tahun sebanyak 18 orang
- Pengunjung usia 16 – 20 tahun sebanyak 15 orang
- Pengunjung usia 21 – 25 tahun sebanyak 3 orang
- Pengunjung usia 26 – 30 tahun sebanyak 6 orang
- Pengunjung usia 31 – 35 tahun sebanyak 4 orang
- Pengunjung usia 36 – 40 tahun sebanyak 3 orang
Jadi usia pengunjung terbanyak di Opi Water Fun adalah pengunjung usia 6 – 10
tahun yaitu sebanyak 21 orang. Artinya mayoritas pengunjung tempat wisata Opi
Water adalah anak-anak usia Sekolah Dasar.
3.1.2 Analisis Usia Pengunjung di Pulau Kemaro
Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :
Tabel Distribusi Frekuensi Data Usia Pengunjung Pulau Kemaro
GRAFIK USIA PENGUNJUNG PULAU KEMARO
Interval Usia Frekuensi
12-15 8
16 - 19 20
20 - 23 15
24 - 27 9
28 - 31 8
32 - 35 7
36 - 39 3
Jumlah 70
13
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik di atas usia pengunjung dibagi dalam 7
interval dengan panjang interval sebanyak 4.
- Pengunjung usia 12 – 15 tahun sebanyak 8 orang
- Pengunjung usia 16 – 19 tahun sebanyak 20 orang
- Pengunjung usia 20 – 23 tahun sebanyak 15 orang
- Pengunjung usia 24 – 27 tahun sebanyak 9 orang
- Pengunjung usia 28 – 31 tahun sebanyak 8 orang
- Pengunjung usia 32 – 35 tahun sebanyak 7 orang
- Pengunjung usia 36 – 39 tahun sebanyak 3 orang
Jadi usia pengunjung terbanyak di Pulau Kemaro adalah pengunjung usia 16 – 19
tahun yaitu sebanyak 20 orang. Artinya mayoritas pengunjung tempat wisata Pulau
Kemaro adalah remaja dan dewasa misalnya pelajar dan mahasiswa.
3.1.3 Analisis Usia Pengunjung di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Beikut ini adalah tabel dan grafiknya :
Tabel Distribusi Frekuensi Data Usia Pengunjung Museum SMB II
GRAFIK USIA PENGUNJUNG MUSEUM SMB II
Interval Frekuensi
8-12 18
13 - 17 25
18 - 22 17
23 - 27 5
28 - 32 1
33 - 37 2
38 - 44 2
Jumlah 70
14
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik di atas usia pengunjung dibagi dalam 7
interval dengan panjang interval sebanyak 5.
- Pengunjung usia 8 – 12 tahun sebanyak 18 orang
- Pengunjung usia 13 – 17 tahun sebanyak 25 orang
- Pengunjung usia 18 – 22 tahun sebanyak 17 orang
- Pengunjung usia 23 – 27 tahun sebanyak 5 orang
- Pengunjung usia 28 – 32 tahun sebanyak 1 orang
- Pengunjung usia 33 – 37 tahun sebanyak 2 orang
- Pengunjung usia 38 – 44 tahun sebanyak 2 orang
Jadi usia pengunjung terbanyak di Museum SMB II adalah pengunjung usia 13 – 17
tahun yaitu 25 orang. Artinya mayoritas pengunjung tempat wisata Museum SMB II
adalah Remaja.
Berdasarkan analisis usia pengunjung di tiga tempat wisata Kota Palembang dapat ditarik
kesimpulan bahwa usia pengunjung di tiga tempat wisata tersebut sangat beragam.
Pada tempat wisata Opi Water Fun usia mayoritas pengunjungnya adalah 6-10 tahun,
artinya tempat wisata tersebut adalah tempat wisata yang mayoritas pengunjungnya adalah
anak-anak karena di sana mereka bisa berenang sambil bermain air bersama teman ataupun
keluarga.
Pada tempat wisata Pulau Kemaro usia mayoritas pengunjungnya adalah usia 16-19
tahun, artinya tempat wisata tersebut adalah tempat wisata yang mayoritas pengunjungnya
adalah remaja dan dewasa karena di sana mereka dapat mengeksplor sejarah, keindahan
bangunan yang ada di Pulau Kemaro.
Pada tempat wisata Museum SMB II usia mayoritas pengunjungnya adalah usia 13-17
tahun, artinya tempat wisata tersebut adalah tempat wisata yang mayoritas pengunjungnya
adalah remaja usia sekolah, karena di sana mereka dapat belajar sejarah kota Palembang yang
merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah mereka.
15
Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II
1 49 22 54
2 21 48 16
Jumlah 70 70 70
3.1.4 Analisis dan Kesimpulan tentang Jangkauan Lokasi Pengunjung tiga tempat
wisata di Kota Palembang.
Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Apakah lokasi wisata ini mudah dijangkau”.
Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :
Tabel Distribusi Frekuensi Data Jangkauan Lokasi tiga Tempat Wisata Palembang
Keterangan
Jawaban
1 : Ya
2 : Tidak
GRAFIK JANGKAUAN LOKASI WISATA
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Ya‟ sebanyak 49 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Tidak‟ sebanyak 21 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Ya‟ sebanyak 22 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Tidak‟ sebanyak 48 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Ya‟ sebanyak 54 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Tidak‟ sebanyak 16 orang
16
Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II
1 1 3 2
2 18 20 30
3 37 24 27
4 14 23 11
Jumlah 70 70 70
Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menjawab „Ya‟ dengan selisih 28
orang. Pengunjung Museum SMB II lebih banyak menjawab „Ya‟ dengan
selisih 38 orang. Sedangkan pengunjung Pulau Kemaro lebih banyak
menjawab „Tidak‟ dengan selisih 16 orang.
Kesimpulan : Berdasarkan analisis di atas Lokasi wisata yang paling mudah di
jangkau adalah wisata Museum SMB II ini dikarenakan lokasinya berada di pusat
kota Palembang dan mudah diakses dari mana saja Lokasi Wisata Opi Water Fun juga
mudah dijangkau karena hanya selisih 9 responden. Sedangkan lokasi wisata Pulau
Kemaro menjadi tempat wisata yang lokasinya paling tidak mudah dijangkau, hal ini
mungkin dikarenakan untuk sampai ke tempat tersebut pengunjung harus
menggunakan transportasi air seperti speed boat atau „ketek‟ karena lokasinya berada
di tengah sungai Musi.
3.1.5 Analisis dan Kesimpulan mengenai Pelayanan pada tiga tempat wisata di Kota
Palembang.
Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Bagaimana pendapatmu tentang pelayanan di tempat
ini?”. Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :
Tabel Distribusi Frekuensi Data Jangkauan Lokasi 3 Tempat Wisata Palembang
Keterangan Jawaban:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
GRAFIK PELAYANAN TEMPAT WISATA
17
Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II
1 2 2 2
2 13 13 23
3 45 43 37
4 10 12 8
Jumlah 70 70 70
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 1 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 3 orang
- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 18 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 20 orang
- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 30 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Baik‟ sebanyak 37 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Baik‟ sebanyak 24 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Baik‟ sebanyak 27 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak14 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 23 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 11
orang
Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menjawab bahwa pelayanan di sana Baik,
begitu juga dengan pengunjung Pulau Kemaro, sebaliknya pengunjung Museum
SMB II menjawab bahwa pelayanan di sana Cukup.
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis bisa diambil kesimpulan bahwa pelayanan di Opi Water Fun
paling Baik dibandingkan dengan Pulau Kemaro dan Museum SMB II. Sedangkan
Museum SMB II menjadi tempat wista yang pelayanan Cukup.
3.1.6 Analisis dan Kesimpulan mengenai Fasilitas pada tiga tempat wisata di Kota
Palembang.
Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Bagaimana pendapatmu tentang fasilitas di tempat
ini?”. Berikut ini adalah tabel dan grafiknya :
Tabel Distribusi Frekuensi Data Jangkauan Lokasi 3 Tempat Wisata Palembang
Keterangan Jawaban:
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
18
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang
- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Kurang‟ sebanyak 2 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 13 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 13 orang
- Pengunjung Museum SMB yang menjawab „Cukup‟ sebanyak 23 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Baik‟ sebanyak 45 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Baik‟ sebanyak 43 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Baik‟ sebanyak 37 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak10 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 12 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang menjawab „Sangat Baik‟ sebanyak 8
orang
Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menjawab bahwa pelayanan di sana
Baik, pengunjung Pulau Kemaro lebih banyak menjawab bahwa pelayanan di
sana Sangat Baik , pengunjung Museum SMB II menjawab bahwa pelayanan di
sana baik.
19
Jawaban Opi Water Fun Pulau Kemaro Musium SMB II
1 35 39 21
2 20 22 25
3 11 2 19
4 4 7 5
Jumlah 70 70 70
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis bisa diambil kesimpulan bahwa fasilitas di Pulau Kemaro
paling Baik dibandingkan dengan Opi water fun dan Museum SMB II.
Sedangkan Museum SMB II menjadi tempat wista yang pelayanan Cukup. Pulau
kemaro memiliki fasilitas yang paling baik karena di sana telah menyediakan
fasilitas berupa sarana umum seperti toilet tempat beristirahat dan tempat ibadah
yang lengkap bagi masyarakat tionghoa. Selain menjadi tempat wisata, Pulau
Kemaro juga sebagai tempat ibadah bagi masyarakat tionghoa karena di sana
terdapat kuil dan fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan peribadatan mereka.
3.1.7 Analisis dan Kesimpulan mengenai Intensitas Berwisata pada tiga tempat wisata
di Kota Palembang.
Berdasarkan dari pertanyaan kuisoner “Sudah berapa kali kamu ke tempat ini? ”. Berikut
ini adalah tabel dan grafiknya :
Keterangan
Jawaban:
1 : Satu Kali
2 : Dua Kali
3 : > Tiga Kali
4 : Pertama Kali
20
Analisis : Berdasarkan tabel dan grafik maka :
- Pengunjung Opi Water Fun yang sudah satu kali sebelumnya berwisata di
sana sebanyak 35 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang sudah dua kali sebelumnya berwisata di
sana sebanyak 20 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang sudah lebih dari dua kali sebelumnya
berwisata di sana sebanyak 11 orang
- Pengunjung Opi Water Fun yang baru pertama kali berwisata di sana
sebanyak 4 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang sudah satu kali sebelumnya berwisata di
sana sebanyak 39 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang sudah dua kali sebelumnya berwisata di
sana sebanyak 22 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang sudah lebih dari dua kali sebelumnya
berwisata di sana sebanyak 2 orang
- Pengunjung Pulau Kemaro yang baru pertama kali berwisata di sana
sebanyak 7 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang sudah satu kali sebelumnya berwisata di
sana sebanyak 21 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang sudah dua kali sebelumnya berwisata di
sana sebanyak 25 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang sudah lebih dari dua kali sebelumnya
berwisata di sana sebanyak 19 orang
- Pengunjung Museum SMB II yang baru pertama kali berwisata di sana
sebanyak 5 orang
Pengunjung Opi Water Fun lebih banyak menyatakan sudah satu kali
sebelumnya berwisata di sana, pengunjung Pulau Kemaro lebih banyak
menyatakan sudah satu kali sebelumnya berwisata di sana, sedangkan
pengunjung Museum SMB II lebih banyak menyatakan sudah lebih dari dua kali
sebelumnya berwisata di sana.
Kesimpulan :
21
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa tempat wisata SMB II menjadi
tempat wisata yang paling sering dikunjungi, karena mayoritas pengunjungnya
adalah mahasiswa dan pelajar yang banyak memkbutuhkan informasi mengenai
sejarah kota Palembang, selain itu juga karena lokasinya yang mudah di jangkau
membuat tempat ini sering dijadikan tempat wisata khususnya wisata sejarah.
Pada tempat wisata Opi Water Fun pengunjung lebih banyak menyatakan bahwa
mereka sudah satu kali sebelumnya berwisata ke sana, artinya mereka kembali
berwisata ke sana karena fasilitas dan pelayanannya baik. Pada tempat wisata
Pulau Kemaro pengunjung lebih banyak menyatakan bahwa mereka sudah satu
kali sebelumnya berwisata ke sana, artinya mereka kembali berwisata untuk
kedua kalinya dengan berbagai tujuan misalnya hanya untuk berfoto maupun
beribadah untuk orang tionghoa.
3.2 Analisa Regresi dan Kolerasi Sederhana
Pada bab ini kami akan mengolah data yang kami miliki untuk mencari korelasi di
antara data yang ada. Dalam menentukan korelasi kami menggunakan metode
penghitungan regresi kolerasi antara nilai X atau variabel independent dan nilai Y atau
variabel dependent. Variabel independent terdiri dari data lokasi wisata, pelayanan,
fasilitas dan biaya wisata, sedangkan variabel dependent terdiri atas intensitas
berwisata.
3.2.1 Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Lokasi Tempat
Wisata dan Intensitas Berwisata
Diketahui :
Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi
Tempat Lokasi (x) Intensitas berwisata (y) x2
y2 x (y)
OPI Water Fun 49 11 2401 121 539
Pulau Kemaro 22 2 484 4 44
Musium SMB II 54 19 2916 361 1026
Jumlah 125 32 5801 486 1609
22
Penyelesaian :
a. Korelasi
r = ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
= ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
=
√( )( )
=
√( ) ( )
=
= 0.941
b. Koefisien Determinasi
r2
= r x r
= 0.941 x 0.941
= 0.885 x100%
= 88,5%
c. Persamaan Regresi
Y = a + bx
b = ( ) ( ) ( )
( ) ( )
= ( ) ( ) ( )
( ) ( )
=
=
= 0.4651
a = ( ) ( )
= ( )
23
=
= - 87125
Y = -87125 + 0.4651x
Kesimpulan :
a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.941. Hal ini berarti adanya hubungan
positif antara lokasi tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat dari
nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut
termasuk kategori tinggi atau sangat kuat/erat. Dengan demikian berarti lokasi tempat
wisata memiliki hubungan kuat/erat terhadap kenaikan intensitas berwisata
b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.885. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel
lokasi tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 88,5%,
sedangkan sisanya sebesar 11,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
c. Y = -87125 + 0.4651x
- Koefisien regresi sebesar 0.4651, berarti lokasi tempat wisata mempunyai hubungan
positif atau searah dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi bernilai
positif. Setiap peningkatan 1 satuan lokasi tempat wisata maka akan berpengaruh
terhadap peningkatan intensitas berwisata sebesar 0.4651 satuan. Begitu juga
sebaliknya setiap penurunan sebesar 1 satuan akan berpengaruh terhadap penurunan
intensitas berwisata sebesar 0.4651 satuan.
24
3.2.2. Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Pelayanan
Tempat Wisata dan Intensitas Berwisata
Diketahui :
Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi
Penyelesaian :
a. Korelasi
r = ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
= ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
=
√( )( )
=
√( ) ( )
=
= 0.253
b. Koefisien Determinasi
r2
= r x r
= 0.253 x 0.253
= 0,064 x100%
= 6,41%
c. Persamaan Regresi
Y = a + bx
Tempat Pelayanan (x) Intensitas berwisata (y) x2
y2 x (y)
OPI Water Fun 37 11 1369 121 407
Pulau Kemaro 24 2 576 4 48
Musium SMB II 27 19 729 361 513
Jumlah 88 32 2674 486 968
25
b = ( ) ( ) ( )
( ) ( )
= ( ) ( ) ( )
( ) ( )
=
=
= 0.3165
a = ( ) ( )
= ( )
=
= 1.382
Y = 1.382 + 0.3165x
Kesimpulan :
a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.253. Hal ini berarti adanya hubungan
positif antara pelayanan tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat
dari nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut
termasuk kategori rendah/sangat lemah Dengan demikian berarti pelayanan tempat
wisata memiliki hubungan sangat lemah terhadap kenaikan intensitas berwisata
b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.0641. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel
pelayanan tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 6,41%,
sedangkan sisanya sebesar 93,59% dipengaruhi oleh faktor lain.
c. Y = 1.382 + 0.3165x
- Koefisien regresi sebesar 0.3165, berarti pelayanan tempat wisata mempunyai
hubungan positif atau searah dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi
bernilai positif. Setiap peningkatan 1 satuan kualitas pelayanan maka akan
26
berpengaruh terhadap peningkatan intensitas berwisata sebesar 0.3165 satuan. Begitu
juga sebaliknya setiap penurunan kualitas pelayanan sebesar 1 satuan akan
berpengaruh terhadap penurunan intensitas berwisata sebesar 0.3165 satuan.
3.2.3. Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Fasilitas Tempat
Wisata dan Intensitas Berwisata
Tempat Fasilitas (x) Intensitas
berwisata (y) x
2 y
2 x (y)
OPI Water Fun 45 11 2025 121 495
Pulau Kemaro 43 2 1849 4 86
Museum SMB II 37 19 1369 361 703
Jumlah 125 32 5243 486 1284
Diketahui :
Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi
Penyelesaian :
a. Korelasi
r = ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
27
= ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
=
√( )( )
=
√( ) ( )
=
= - 0.696
b. Koefisien Determinasi
r2
= r x r
= 0.696 x 0.696
= 0,484 x100%
= 48,4%
c. Persamaan Regresi
Y = a + bx
b = ( ) ( ) ( )
( ) ( )
= ( ) ( ) ( )
( ) ( )
=
=
= -1,423
a = ( ) ( )
= ( ) ( )
= ( )
= 69,95
Y = 69,95 – 1,423x
28
Kesimpulan :
a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar -0.696. Hal ini berarti adanya hubungan
negatif antara fasilitas tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat dari
nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut
termasuk kategori cukup tinggi . Dengan demikian berarti fasilitas tempat wisata
memiliki hubungan cukup tinggi terhadap kenaikan intensitas berwisata
b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,484. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel
fasilitas tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 48,40%,
sedangkan sisanya sebesar 51,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
c. Y = 69,95 – 1,423x
- Koefisien regresi sebesar -1,423 , berarti fasilitas tempat wisata mempunyai
hubungan negatif dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi bernilai
negatif. Setiap peningkatan 1 satuan kualitas fasilitas maka akan berpengaruh
terhadap peningkatan intensitas berwisata sebesar -1,423 satuan. Begitu juga
sebaliknya setiap penurunan kualitas fasilitas sebesar 1 satuan akan berpengaruh
terhadap penurunan intensitas berwisata sebesar -1,423 satuan.
29
3.2.4. Korelasi, Koefisien Determinasi dan Persamaan Regresi antara Biaya ke Tempat
Wisata dan Intensitas Berwisata
Tempat Biaya (x) Intensitas
berwisata (y) x
2 y
2 x (y)
OPI Water Fun 55000 11 3.025.000.000 121 605.000
Pulau Kemaro 150000 2 22.500.000.000 4 300.000
Museum SMB
II 5000 19 25.000.000 361 95.000
Jumlah 210000 32 25.550.000.000 486 1.000.000
Biaya tersebut merupakan asumsi biaya yang kami hitung berdasarkan biaya rata-rata yang
dibutuhkan responden untuk berwisata
Diketahui :
Ditanya : Korelasi (r) , Koefisien Determinasi (r2) dan Persamaan Regresi
Penyelesaian :
a. Korelasi
r = ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
= ( ) ( )( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
=
√( )( )
=
√( )( )
=
= 0.989
b. Koefisien Determinasi
r2
= r x r
= 0.989 x 0.989
= 0,978
c. Persamaan Regresi
Y = a + bx
30
b = ( ) ( ) ( )
( ) ( )
= ( ) ( ) ( )
( ) ( )
=
=
= -0,0001
a = ( ) ( )
= ( ) ( )
= ( )
= 18,66
Y = -0.0001 + 18,66x
Kesimpulan :
a. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar -0.989. Hal ini berarti adanya hubungan
negatif antara biaya ke tempat wisata dengan intensitas berwisata, dan jika dilihat
dari nilai korelasi hubungan variabel atau hubungan antara kedua variabel tersebut
termasuk kategori sangat tinggi . Dengan demikian berarti biaya ke tempat wisata
memiliki hubungan sangat tinggi terhadap kenaikan intensitas berwisata
b. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,978. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel
fasilitas tempat wisata mempengaruhi variabel intensitas berwisata sebesar 97,8%,
sedangkan sisanya sebesar 2,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
c. Y = -0.0001 + 18,66x
- Koefisien regresi sebesar 18,66 , berarti biaya ke tempat wisata mempunyai
hubungan positif dengan intensitas berwisata, karena koefisien regresi bernilai positif.
Setiap peningkatan 1 satuan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan intensitas
berwisata sebesar 18,66 satuan. Begitu juga sebaliknya setiap penurunan sebesar 1
31
satuan akan berpengaruh terhadap penurunan intensitas berwisata sebesar 18,66
satuan.
3.3 Analisa Kolerasi Sederhana dengan menggunakan SPSS
Setelah melakukan perhitungan manual terhadap nilai korelasi, kami akan
menunjukkan hasil perhitungan dengan menggunkaan SPSS yang telah kami pelajari saat di
Diploma III.
Data Kusioner Objek Wisata Kota Palembang ( Opi Water Fun, Pulau Kemaro, dan
Museum SMB II ).
Proses uji korelasi:
Buatlah data di atas
Klik Analyze
32
Klik correlate, pilih bivariate, maka akan muncul kotak dialog untuk mendaftar
pasangan variabel yang akan dicari koefisien korelasinya. Terdapat 3 pilihan pada
kotak correlation coeficients, yakni:
Person: untuk melakukan analisis k orelasi dengan metode person product
moment
Kendall‟s tau-b: digunakan untuk melakukan analisis korelasi non-parametrik
dari metode kendall, yaitu ukuran asosiasi dari variabel bersifat ordinal.
Spearman: digunakan untuk melakukan analisis korelasi non-parametrik dengan
koefisien korelasi spearman. Korelasi ini juga sangat cocok untuk data yang
bersifat ordinal
Klik variabel “lokasi”, “pelayanan”, “fasilitas”, “biaya_asumsi” dan “intensitas”, lalu
masukkan ke kotak variable(s) dengan mengklik panah ►
Klik Pearson dan Speearman
Klik Options, pilih Means and Standard Deviation
Klik Continue
Klik OK
Analisis hasil :
Bagian I
Analisis :
Pada bagian ini merupakan hasil pilihan options. Dimana terdapat nilai rata-rata (mean) dari
keempat variabel, nilai std. Deviation dengan jumlah sample (N)
33
Bagian II
Analisis :
Pada bagian ini dikemukakan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) untuk semua variabel
yang dimasukkan dalam perhitungan. Dan dapat membaca satu persatu hubungan/korelasi
tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, didapatkan :
a. Korelasi Antara variabel Lokasi dan Intesitas
Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel lokasi dan
intensitas sebesar 0,941. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat (
korelasi sangat kuat/erat) dan bentuk hubungannya adalah linier positif.
b. Korelasi Antara variabel Pelayanan dan Intesitas
Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel pelayanan dan
intensitas sebesar 0,253. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang lemah
( korelasi lemah) dan bentuk hubungannya adalah linier positif.
34
c. Korelasi Antara variabel Fasilitas dan Intesitas
Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel fasilitas dan
intensitas sebesar -0,697. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang
sedang ( korelasi sedang) dan bentuk hubungannya adalah linier negatif.
d. Korelasi Antara variabel Biaya_asumsi dan Intesitas
Berdasarkan perhitungan diatas, koefisien korelasi (r) antara variabel biaya_asumsi dan
intensitas sebesar 1. Berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat (
korelasi kuat/erat) dan bentuk hubungannya adalah linier negatif, karena jika biaya ke
tempat wisata naik/mahal maka intensitas berwisata akan menurun.
35
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari bab-bab sebelumnya tentang Regresi dan Korelasi
Sederhana Pada Tiga tempat Wisata di Kota Palembang maka kami menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Data yang kami dapatkan dari tiga objek penelitian dapat diolah dan diterapkan
metode regresi kerelasi sederhana.
2. Semua variabel yang terdiri atas nilai lokasi, pelayanan, fasilitas dan biaya di tiga
tempat wisata memiliki korelasi dengan variabel terikat yaitu intensitas berwisata
sebagai berikut :
a. Korelasi lokasi dan intensitas berwisata sangat tinggi/kuat/erat
b. Korelasi pelayanan dan intensitas berwisata cukup tinggi/sedang
c. Korelasi fasilitas dan intensitas berwisata sangat lemah
d. Korelasi biaya dan intensitas berwisata sangat tinggi/kuat/erat
Jadi pengaruh terbesar dalam masyarakat memilih tempat berwisata adalah
lokasi tempat wisata dan biaya berwisata
3. Semua perhitungan yang kami buat telah diuji cobakan dengan menggunakan
SPSS 16.0 dengan hasil yang sama dengan perhitungan kami yang telah dilakukan
secara manual dengan menggunakan rumus.
36
5.2 Saran
Laporan yang kami buat belumlah sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan
dan waktu. Adapun saran kami untuk laporan ini sebagai berikut :
1. Agar laporan ini semakin lengkap perlu dasar teori yang lebih banyak dari
berbagai sumber
2. Laporan ini diharapkan dapat ditinjau kembali, dengan analisis dan perhitungan
agar lebih bermanfaat
3. Laporan ini diharapkan dapat ditinjau kembali, dengan analisis dan perhitungan
untuk hasil laporan dibuat lebih rapi dan terperinci.
37
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ikbal. 2003. Pokok-pokok Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
E. Walpole. R. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1993.
http://www.statistikian.com/2012/08/analisis-regresi-korelasi.html
http://widipaker.blogspot.co.id/2012/12/korelasi-dan-regresi.html
http://www.kompasiana.com/jokoade/regresi-dan-korelasi-dalam-
statistik_54f6b123a333112f538b46b3
http://www.konsultanstatistik.com/2011/07/regresi-dan-korelasi.html
38
39