Download - Makalah blok 8
Fisiologi, Anatomi, dan Biokimia Merupakan Sistem
Kardiovaskular
Nanda Tri Yulisa Putri R.
102011076
D-8
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
e-mail: [email protected]
Abstrak
Jantung adalah organ tubuh yang terdiri dari otot-otot yang kuat dan memompa darah
yang membawa oksigen dan bahan makanan ke seluruh tubuh. Untuk dapat berfungsi secara
baik, jantung membutuhkan darah yang cuup untuk memberinya oksigen dan bahan makanan
yang memadai, agar dapat menunjang kegiatan sehari-hari seperti berjalan atau makan.
Jantung memiliki dua arteri koroner utama, yang selanjutnya bercabang-cabang. Ukuran
jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal yang
terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik tulang
dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Jantung hampir
sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat
kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari
gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung
yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot)
pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di
antara serambi & bilik jantung.
Kata Kunci: Rongga torakik, konstan jantung, arteri koroner utama
Abstrak
The heart is an organ that consists of strong muscles and pump blood that carries
oxygen and food through the body. To be able to function properly, the heart needs blood and
oxygen cuup to give adequate food, in order to support the everyday activities such as
walking or eating. The heart has two main coronary arteries, which further branching.
1
Approximately the size of the human heart size of a fist. The heart is a muscle consisting of a
single layer of endothelium. Located in the heart torakik cavity, behind the breastbone. The
structure of the heart to turn down and slightly to the left. The heart is almost completely
enveloped by the lungs, but covered by a double membrane called the pericardium, which is
attached to the diaphragm. The first layer is closely attached to the heart, while the outer layer
is more loose and watery, to avoid friction between organs in the body that occur due to
constant movement of the heart pumping. Heart kept in place by the blood vessels including
the heart area equitable / flat, as in the base and on the side. Splitting the two lines (formed
from muscle) on the outer layer of the heart showing where the dividing wall between the
porch and chambers of the heart.
Key Words: Torakik cavity, the heart is constant, the main coronary arteries.
Pendahuluan
Latar Belakang
Jantung merupakan organ tubuh yang paling berperan di dalam sistem kardiovaskuler.
Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Lokasi jantung sendiri
berada di dekat paru-paru. Tepatnya di bagian kiri tengah dada.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang sistem
kardiovaskular dan hal-hal lain yang lebih akan dijelaskan pada makalah ini.
Contoh Kasus
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri pada dada
sebelah kiridan menjalar sampai ke bahu kiri sejak 3 hari yang lalu. Nyeri semakin bertambah
dan terasa seperti tertindih beban berat pada dadanya. Riwayat menderita tekanan darah
tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Dokter menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan EKG dan
kadar enzim.
2
Anatomi
Jantung
Jantung terdiri atas empat ruang. Darah mengalir ke dalam atrium kanan melalui vena
kava superior dan inferior. Atrium kiri dan kanan masing-masing terhubung ke ventrikel
melalui katup atrioventrikular (AV) mitral (dua daun katup) dan trikuspid (tiga daun katup).
Katup AV bersifat pasif dan menutup ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
Katup-katup ini dicegah agar tidak mengalami eversi ke dalam atrium selama sistol oleh
berkas-berkas tipis (korda tendinea) yang melekat di antara tepi bebas tonjolan katup dan otot
papilaris, yang berkontraksi selama sistol. Aliran darah ventrikel kanan keluar melalui katup
pulmonal semilunaris ke arteri pulmonalis, dan aliran dari ventrikel kiri memasuki aorta
melalui katup aorta semilunaris. Katup-katup ini menutup secara pasif pada akhir sistol,
ketika tekanan ventrikel menurun sampai di bawah tekanan arteri. Kedua katup semilunaris
memiliki tiga tonjolan katup. Tonjolan atau daun katup dari katup jantung dibentuk oleh
jaringan ikat fibrosa, yang diselebungi oleh lapisan tipis sel-sel yang serupa dan berbatasan
dengan endokardium (katup AV dan vaskular dari katup semilunaris). Saat menutup,
tonjolan-tonjolan katup membentuk suatu penutup kedap (saling merapat) pada komisura
(garis tempat pertemuan tepi daun-daun katup). Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu
pita jaringan ikat yang disebut anulus fibrosus, yang menyediakan kerangka untuk perlekatan
otot dan insersi katup. Anulus fibrosus juga mencegah konduksi listrik antara atrium dan
ventrikel kecuali pada nodus atrioventrikular (AVN). AVN terletak dekat septum interatrium
dan muara sinus koronarius dan merupakan elemen yang penting dalam sistem konduksi
listrik jantung. Ventrikel terikel selama diastol; pada saat awal denyut jantung, atrium
berkontraksi dan memenuhi pengisian ventrikel. Saat ventrikel bberkontraksi, tekanan
meningkat secara tajam, sehingga menutup katup AV. Saat tekanan ventrikel melampaui
tekanan arteri pulmonal atau tekanan aorta, katup semilunaris membuka dam terjadi ejeksi.
Ketika sistol berakhir dan tekanan ventrikel menurun, katup semilunaris menutup akibat
aliran balik darah dari arteri. Kekuatan kontraksi dihasilkan oleh otot jantung, yaitu
miokardium. Atrium memiliki dinding yang tipis. Tekanan yang lebih besar dihasilkan oleh
ventrikel kiri dibandingkan dengan vetrikel kanan yang tercermin dari ketebalan dindingnya
yang lebih besar. Sisi dalam jantung dilapisi oleh lapisan tipis sel yang disebut endokardium,
yang serupa dengan endotel pembuluh darah. Permukaan luar miokardium dilapisi oleh
epikardium, yang merupakan lapisan sel mesotel. Keseluruhan jantung terselubung dalam
perikardium, yang merupakan suatu selubung atau kantung fibrosa tipis, yang mencegah
3
pelebaran jantung secara berlebihan. Rongga perikardium mengandung cairan interstisial
sebagai pelumas.
Arteri
Sirkulasi sistemik (atau sirkulasi yang lebih besar) dimulai saat dipompanya darah
oleh ventrikel kiri menuju arteri terbesar, yaitu aorta. Aorta ini berjalan naik ke bagian atas
jantung, melengkung ke bawah pada arkus aorta dan menurun tepat di anterior kolumna
spinalis. Aorta bercabang menjadi arteri iliaka kiri dan kanan, yang menyuplai darah ke
daerah pelvis dan tungkai. Arteri besar yang menyuplai kepala, lengan dan jantung, berasal
dari arkus aorta; dan arteri utama yang menyuplai orgam visera, berasal dari percabangan
aorta desendens. Oleh sebab itu, semua organ mayor, kecuali hati, mendapat suplai darah dari
arteri-arteri yang muncul dari aorta. Susunan pembulluh darah sistemik yang secara
fundamental tersusun secara pararel memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan susunan
alternatif secara serial, di mana darah akan mengalir secara berurutan dari satu organ ke
organ lain. Susunan paralel dari sistem pembuluh darah menjamin bahwa suplai darah ke
setiap organ relatif independen, dikendalikan oleh suatu kepala yang besar, dan juga bahwa
setiap organ menerima darah yang sangat teroksigenasi. Aorta dan cabang utamanya (arteri
brakiosefalika, karotis komunis, subklavia, dan iliaka komunis) disebut arteri elastika. Selain
mengalirkan darah dari jantung, arteri-arteri ini melebar selama sistol dan kembali ke ukuran
awal saat diastol, menekan gelombang nadi dan menyesuaikan aliran darah yang terputus-
putus yang dihasilkan oleh kerja pompa jantung yang interminten. Arteri elastika bercabang
menjadi arteri muskularis dengan dinding yang relatif lebih tebal; hal ini mencegah arteri
kolaps saat sendi melipat. Arteri muskularis bercabang lagi menjadi pembuluh beresistensi,
disebut demikian karena pembuluh ini memberikan resistensi terbesar terhadap aliran darah
dalam susunan pembuluh darah. Pembuluh ini kadang-kadang di subklasifikasi menjadi
arteri-arteri kecil yang memiliki banyak lapisan (multilayer) sel otot polos dindingnya, dan
arteriol yang memiliki satu atau dua lapis sel otot polos. Rasio dinding terhadap lumen pada
pembuluh darah beresistensi merupakan merupakan yang tertinggi dalam susunan pembuluh
darah. Derajat konstriksi atau tonusnya mengatur jumlah darah yang mengalir ke setiap area
kecil jaringan. Selain bercabang-cabang membentuk pembuluh yang lebih kecil, arteri dan
arteriol juga dapat bersatu membentuk anastomosis. Anastomosis ini terdapat dalam banyak
sirkulasi (misalnya otak, mesenterium, uterus, sekitar sendi) dan menyediakan suplai darah
alternatif bila satu arteri terblokade. Jika hal ini terjadi, maka arteri yang beranastomosis akan
membesar secara bertahap dan menyediakan suatu sirkulasi kolateral.
4
Vena
Sistem vena terbagi menjadi venula-venula yang mengandung satu atau dua lapis sel
otot polos, dan vena-vena. Vena-vena ekstremitas, terutama tungkai, memiliki sepasang katup
semilunaris yang menjamin agar darah tidak akan berbalik darah. Katup-katup ini bersifat
searah, sehingga katup akan tertekan pada dinding vena saat darah mengalir maju, namun
terdorong menutup lumen saat aliran darah membalik. Vena-vena kepala, leher, dan lengan
akan bersatu membentuk vena kava superior, dan vena-vena tubuh bagian bawah bersatu
membentuk vena kava inferior. Vena-vena ini mengalirkan darah ke atrium kanan, yang
kemudian memompanya ke ventrikel kiri. Satu atau dua vena yang menerima darah dari regio
tubuh biasanya terletak di sebelah arteri yang menyuplai regio tersebut. Hal ini menyebabkan
peningkatan penyimpanan panas, karena pada suju rendah, darah arteri yang lebih hangat
akan memberikan panasnya ke darah vena yang lebih dingin, daripada ke lingkungan
eksternal. Pulsasi arteri yang disebabkan oleh denyut jantung juga membantu aliran vena.1
Anatomi jantung
Jantung normal dibungkus oleh perikardium terletak pada mediastinum medialis dan
sebagian tertutup oleh jarinbgan paru. Bagian depan dibatasi oleh sternum dan iga 3,4, dan 5.
Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis media sternum. Jantung
terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan dari
rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 – 5 dekat garis medio- klavikuler
kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri pulmonal dan vena kava superior.
Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan,
lemak epikardium dan nutrisi seseorang. Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori,
yaitu anatomi luar dan anatomi dalam. Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel oleh
sulkus koronarius yang mengelilingi jantung.Pada sulkus ini berjalan arteri koroner kanan
dan arteri sirkumfleks setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua ventrikel
dipisahkan oleh sulkus interventrikuler anterior di sebelah depan, yang ditempati oleh arteri
desendens anterior kiri, dan sulkus interventrikularis posterior disebelah belakang, yang
dilewati oleh arteri desendens posterior. Perikardium, adalah jaringan ikat tebal yang
membungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium visceral
( epikardium) dan perikardium parietal. Epikardium meluas sampai beberapa sentimeter di
atas pangkal aorta dan arteri pulmonal. Selanjutnya jaringan ini akan berputar – lekuk
(releksi) menjadi perikardium parietal, sehingga terbentuk ruang pemisah yang berisi cairan
5
bening licin agar jantung mudah bergerak saat pemompaan darah. Kerangka jantung, jaringan
ikat tersusun kompak pada bagian tengah jantung yang merupakan tempat pijakan atau
landasan ventrikel, atrium dan katup – katup jantung. Bagian tengah badan jaringan ikat
tersebut disebut trigonum fibrosa dekstra, yang mengikat bagian medial katup trikuspid,
mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral kiri membentuk
trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua trigonum tersebut melingkari katup trikuspid dan
mitral membentuk anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot ventrikel,
atrium, katup trikuspid,dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka jantung ke
dalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars membranasea.Bagian
septum ini juga meluas dan berhubungan dengan daun septal katup trikuspid dan sebagian
dinding atrium kanan. Anatomi dalam, jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanan
dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Atrium kanan, darah vena
mengalir kedalam jantung melalui vena kava superior dan inferior masuk ke dalam atrium
kanan, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak
agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero-
superior atrium kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut
aurikel. Permukaan endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin dan
rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari serabut – serabut
otot yang berjalan paralel yang disebut otot pektinatus. Tebal rata – rata dinding atrium kanan
adalah 2 mm. Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada, yaitu tepat
dibawah manubrium sterni.Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel
kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan
melintang.Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis
dengan tebal 4 –5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan
alur keluar.Ruang alur masuk ventrikel kanan ( right ventricular inflow tract) dibatasi oleh
katup trikuspid, trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan.Sedangkan alur keluar
ventrikel kanan (right ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding
licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut infundibulum atau konus
arteriosus.Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikuler yang terletak
tepat di atas daun katup trikuspid. Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal
yang bermuara pada dinding postero – superior atau postero-lateral, masing - masing
sepasang vena kanan dan kiri.Letak atrium kiri adalah di posterior-superior ari ruang jantung
lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak.Tebal dindingnya 3 mm, sedikit
lebih tebal daripada dinding atrium kanan. Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya
6
ada pada aurikelnya. Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian ujungnya
mengarah ke antero-inferior kiri menjadi apeks kordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah
anulus mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2- 3 kali lipat diding ventrikel kanan. Tebal
dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8 – 12 mm. Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup
trikuspid yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan , katup mitral atau bikuspid
yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri setra dua katup semilunar yaitu
katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal adalah katup yang memisahkan ventrikel
kanan dengan arteri pulmonalis. Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri
dengan aorta. Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan
parasimpatis. Serabut – serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel
termasuk pembuluh darah koroner. Saraf parasimpatis terutama memberikan persarafan pada
nodus sinoatrial,atrioventrikular dan serabut – serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke
ventrikel kiri. Persarafan simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal
atas, yaitu torakal 3- 6, sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian
berakhir pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post – ganglionik
akan menjadi saraf kardialis untuk masuk ke dalam jantung.Persarafan parasimpatis berasal
dari pusat nervus vagus di medulla oblongta; serabut – serabutnya akan bergabung dengan
serabut simpatis di dalam pleksus kardialis.Rangsang simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.
Pendarahan jantung, berasal dari aorta melalui dua pembuluh darah koroner utama yaitu
arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri ini keluar dari sinus valsalva aorta.Arteri koroner
kiri bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus sirkumfleks dan ramus
interventrikularis anterior. Arteri koroner kanan bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis,
ramus marginalis dan ramus interventrikularis posterior. Aliran balik dari otot jantung dan
sekitarnya melalui vena koroner yang berjalan berdampingan dengan arteri koroner, akan
masuk ke dalam atrium kanan melalui sinus koronarius.Selain itu terdapat juga vena – vena
kecil yang disebut vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam atrium kanan. Pembuluh
limfe pada jantung terdiri dari 3 kelompok pleksus yaitu subendokardial, miokardial dan
subepikardial. Penampunga cairan limfe dari kelompok pleksus yang paling besar adalah
pleksus subepikardial, dimana pembuluh – pembuluh limfe akan membentuk satu trunkus
yang berjalan sejajar dengan arteri koroner kemudian meninggalkan jantung di depan arteri
pulmonal dan berakhir pada kelenjar limfe antara vena kava superior dan arteri inominata.2
7
Histologi jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan
epikardium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium
homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium
dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih
dimana terdapat tight/occluding junction dan gap junction. lapisan subendokardial terdiri dari
jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan
pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat menghasilkan atriopeptin, ANF
( Atrial Natriuretic Factor), kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat
otot yaitu serat kondukdi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan
modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2
nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of His dan serat purkinje. Serat
purkinje merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak di subendokardial. Sel purkinje
mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen
serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral. Serat kontraksi merupakan serat
silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat terdiri hanya 1 atau 2 nukleus di sentral.
Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung
banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua serat otot adalah melalui
fascia adherens, macula adherens ( desmosom), dan gap junctions. Epikardium terdiri dari 3
lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan subepikardial dan perikardium parietal.
Perikardium viseral terdiri dari mesothelium ( epitel selapis pipih). Lapisan subepikardial
terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf serta ganglia.
Perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.3
Fisiologi jantung
Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang
melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak
menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel
8
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja. Kontraksi otot
jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran
potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal
itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan
kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial – potensial
aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas
membran terhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien
konsentrasi mereka.Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam
secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang.Setelah ambang
tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran
Ca2+ dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+
bukan Ca2+ yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti
biasanya, oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat
pengaktifan saluran K+.Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan
mengawali depolarisasi berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas
ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje. Sebuah potensial aksi
yang dimulai di nodus SA pertama kali akan menyebar ke atrium melalui jalur antar atrium
dan jalur antar nodus lalu ke nodus AV. Karena konduksi nodus AV lambat maka terjadi
perlambatan sekitar 0,1 detik sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Dari nodus AV,
potensial aksi akan diteruskan ke berkas His sebelah kiri lalu kanan dan terakhir adalah ke sel
purkinje. Potensial aksi yang timbulkan di nodus SA akan menghasilkan gelombang
depolarisasi yang akan menyebar ke sel kontraktil melalui gap junction.
Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari
denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah
periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah
periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah. Diastol dapat dibagi menjadi
dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular filling. Pada relaksasi
isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup semilunar dan katup
atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Pada ventricular filling
dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup
9
trikuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika
atrium berkontraksi. Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic
Volume . Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi
ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap
tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot.
Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya
darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah
yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume.
Denyut jantung dan Tekanan darah
Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA.
Nodus SA dalam keadaan normal adalah pemacu jantung karena memiliki kecepatan
depolarisasi paling tinggi. Penurunan gradual potensial membran secara otomatis antara
denyutan secara umum dianggap disebabkan oleh penurunan permeabilitas terhadap K+.
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi
kecepatan kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan stimulai saraf.
Saraf parasimpatis ke jantung adalah saraf vagus terutama mempersarafi atrium, terutama
nodus SA dan AV, sedangkan persarafan ke ventrikel tidak signifikan. Tekanan darah adalah
tekanan yang diberikan oleh darah setiap satuan luas pada pembuluh darah. Tekanan darah
terdiri atas tekanan sistol dan diastol (telah dijabarkan diatas tentang sistol dan diastol).
Tekanan dipengaruhi oleh curah jantung dengan resistensi perifer. Curah jantung adalah
volume darah yang dipompa oleh tiap – tiap ventrikel per menit. Dua faktor penentu curah
jantung adalah kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Volume sekuncup adalah
volume darah yang dipompa per denyut. Peningkatan volume diastolik akhir akan
menyebabkan peningkatan volume sekuncup. Hal ini disebabkan oleh semakin besar
pengisian saat diastol, semakin besar volume diastolik akhir dan jantung akan semakin
teregang.Semakin teregang jantung, semakin meningkat panjang serat otot awal sebelum
kontraksi.Peningkatan panjang menghasilkan gaya yang lebih kuat pada kontraksi jantung
berikutnya dan dengan demikian dihasilkan volume sekuncup yang lebih besar.Hubungan
intrinsik antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup ini dikenal sebagai hukum Frank
Starling pada jantung.
10
Sirkulasi jantung
Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi
paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu
masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya
kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira – kira 15 – 20
mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu
arteri besar, arteri kecil, arteriol lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar,
vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.6
Biokimia Jantung
Kontraksi otot jantung dilihat dari segi biokimia, otot terdiri dari aktin, miosin, dan
tropomiosin. Aktin, G aktin monomerik menyusun protein otot sebanyak 25 % berdasarkan
beratnya. Pada kekuatan ion fisiologik dan dengan adanya ion Mg2+ akan membentuk F
aktin. Miosin, turut menyusun 55 % protein otot berdasarkan berat dan bentuk filamen tebal.
Miosin merupakan heksamer asimetrik yang terdiri 1 pasang rantai berat dan 2 pasang rantai
ringan. Troponin ada 3 jenis yaitu troponin T yang terikat pada tropomiosin, troponin I yang
menghambat interaksi F aktin miosin dan troponin C yang mengikat kalsium. Mekanisme
kontraksi otot, adanya eksitasi pada miosit akan menyebabkan peningkatan kadar Ca2+ di
intraseluler.Eksitasi akan menyebabkan Ca2+ msk dari ECM ke intrasel melalui L type
channels lalu Ca2+ tersebut akan berikatan dengan reseptor ryanodin- sensitive reseptor di
Sarkoplasmik retikulum dan akan dihasilkan lebih banyak lagi Ca 2+ ( CICR = Ca2+
induced Ca2+ release). Kalsium yang masuk akan berikatan dengan troponin C dan dengan
adanya energi dari ATP akan menyebabkan kepala miosin lepas dari aktin dan dengan ATP
berikutnya akan menyebabkan terdorongnya aktin ke bagian dalam ( M line ). Proses ini
terjadi berulang – ulang dan akhirnya terjadi kontraksi otot. Sumber ATP untuk kontraksi
berasal dari anaerob glikolisis, glikogenolisis, kreatin fosfat, dan fosforilasi oksidatif.
SumberATP pertama sekali adalah cadangan ATP, setelah itu menggunakan kreatin fosfat
diikuti dengan glikolisis anaerob, lalu glikolisis aerob dan akhirnya lipolisis.5
Pemeriksaan penunjang
EKG ( elektrokardiogram) adalah rekaman sebagian kecil arus listrik yang dihasilkan
oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi yang mencapai permukaan tubuh dan
dideteksi oleh elktroda pencatat. EKG adalah grafik yang dibentuk oleh elektrokardiograf.
11
Informasi yang dapat kita dapatkan dari rekaman EKG adalah gangguan ritme jantung seperti
aritmia, gangguan elektrolit, abnormalitas konduksi, hipertrofi atrium dan ventrikel, detekdi
penyakit bukan jantung, pengaruh obat-obatan. Ada 3 sadapan yang terdapat pada EKG yaitu
sadapan bipolar dan sadapan unipolar. Sadapan bipolar adalah I yang merupakan sadapan
anggota badan, II yang merupakan beda potensial antara elektroda negatif di lengan kanan
dan elektroda positif di lengan kiri, dan III yang merupakan beda potensial antara elektroda
negatif lengan kiri dan elektroda positif di tungkai kiri. Sadapan unipolar adalah sadapan
prekordial dan sadapan augmented. Sadapan augmented adalah AVFyang merupakan beda
potensial anata jantung dengan tungkai, AVR yang merupakan beda potensial anata jantung
dengan lengan kanan, dan AVL yang merupakan beda potensial anata jantung dengan lengan
kiri. Sadapan prekordial adalah V1 – V6. Sadapan V 1 terletak di ruang interkostal IV di
kanan sternum. Sadapan V2 terletak di ruang interkostal IV di kiri sternum. Sadapan V3
diletakkan diantara sadapan V2 dan V4. Sadapan V4 diletakkan di ruang interkostalis V
sejajar dengan garis mid klavikularis kiri. Sadapan V5 diletakkan secara mendatar dengan V
4 di linea axillaris anterior. Sadapan V6 diletakkan secara mendatar dengan V4 – V5 di mid
axillaris. Gelombang P adalah depolarisasi dari atrium kiri dan kanan. Segmen PR
merupakan perlambatan nodus AV.Kompleks QRS adalah depolarisasi ventrikel
( repolarisasi atrium). Segmen ST adalah kontraksi ventrikel dan pengosongan ventrikel.
Gelombang T merupakan repolarisasi ventrikel. Interval TP adalah relaksasi ventrikel dan
mengisi diri. Nilai normal untuk gelobang P adalah 0,08 – 0,1 s, interval PR adalah 0,12 – 0,2
s, interval QT adalah 0,32 – 0,4 s, dan kompleks QRS adalah 0,06 – 0,1s.4
Enzim Kardiovaskular
Enzim yang berperan dalam sistem kardiovaskuler
Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk mengaktifkan reaksi
kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini. Cardiac zat kimia enzim terdiri dari
protein yang penting untuk mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis
biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam
amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi
kimia terjadi. Enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka berfungsi
sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim-enzim tersebut selalu hadir
dalam darah, bahkan pada mereka dengan kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan
untuk konsentrasi yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak atau harus bekerja
12
lebih keras. Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung troponin T,
troponin I, creatine kinase (CK) / Kreatin Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate
(AST) dan laktat dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu
yang berbeda setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat tetap memuncak selama
beberapa hari, meskipun kali ini juga variabel dengan enzim yang berbeda. Enzim adalah
katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari
asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu
reaksi kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan mereka berfungsi
sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. enzim jantung utama adalah Troponin
dan Kreatin Phosphokinase (CPK). Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung
mengarah ke disintegrasi membran sel jantung, yang merupakan jaket luar dari sel-sel otot.
Kehilangan hasil sel membran dalam "bocor" enzim otot jantung ke dalam darah yang
mengarah ke tingkat tinggi enzim jantung dalam darah setelah serangan jantung atau
kerusakan jantung lain.
1. CK MB (creatinin kinase MB)
Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan
ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak
dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim
ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama
24 jam berikutnya. Enzim CPK (Creatine phosophokinase) juga penting, karena
memberikan energi yang dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak
dalam kasus serangan jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke
dalam aliran darah.
2. Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)
Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral dalam
cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal yang
diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.
3. Lactic Dehydrogenase (LDH)
LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH enzim dalam
jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-
paru.
4. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
13
Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini
juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar
ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT
meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan
AST meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis,
kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam
suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.7
14
Daftar Pustaka
1. Astikawati R. Sistem kardiovaskular Ed.3. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007, 13-5.
2. Hanafiah,Asikin,Aulia Sana, Barita Sobu Sitompul, dkk. Anatomi jantung dan
pembuluh darah. Lily Ismudati Rilanto, Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, dan Poppy
Surwianti Roebiono. Buku ajar kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Indonesia,1996,7-13.
3. Junquiera,Luiz Carlos dan Jose Carneiro. Otot jantung.dr.Frans Dany(eds).Histologi
dasar teks dan atlas Ed.10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2007,196-7.
4. Karim,Sjukri dan Peter Kabo. Prinsip-prinsip EKG. Charlie Hatardi. EKG dan
penanggulangan beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Indonesia,1996,1-20.
5. Murray,Robert K,Daryl K.Granner,dkk. Otot dan sitoskeleton. Anna P.Bani dan Tiara
M.N.Sikumbang. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2003,683-90.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem, Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2009.
7. Kuchel P, Ralston G.B. Biokimia. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006.
15