Makalah MPKT B
Maraknya Illegal Logging di Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun oleh Home Group 2:
Aprilia (1306375286)
Desy Surya Aning Lestari (1306375336)
Ilma Dewayani (1306375323)
Safiera Amelia (1306375380)
Savira Wulansari (1306375304)
Trysa Arisna (1306375361)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Depok
Mei, 2014
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah MPKT B ini dengan tepat waktu.
Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam baik flora maupun fauna. Indonesia
memiliki beragam flora yang tentunya terdapat disebuah ekosistem yang sering kita sebut
sebagai hutan. Eksistensi hutan sangatlah essensial dan memiliki bebagai manfaat bagi
kehidupan makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, salah satu masalah yang menjadi
dilema dari periode ke periode yang menyangkut hutan di Indonesia ialah pembalakan liar
(illegal logging). Sayangnya pemerintah pusat dan daerah belum mampu mengendalikan
aktivitas yang berdampak buruk terhadap lingkungan tersebut. Untuk itulah kita sebagai
generasi penerus wajib menjaga hutan yang ia miliki dan meminimalisir dampak dari illegal
logging.
Makalah ini disusun dari berbagai sumber informasi, referensi, berita, dan
pengamatan kami. Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
kepedulian kita terhadap pengelolaan alam. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran demi perbaikan yang
lebih baik.
Depok, 15 Mei 2014
Tim Penulis
2
Daftar isi
Kata Pengantar ………………………..………………………………… 2
Daftar Isi …………………………….…………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………… 5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………….. 5
1.4 Metode yang Digunakan ……………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Illegal Logging ………………………………… 6
2.2 Pelaku Illegal Logging………………………………….. 6
2.3 Penyebab Illegal Logging ………………………………. 8
2.4 Dampak Illegal Logging …............................................. 10
2.5 Cara Meminimalisir Illegal Logging …………..……….. 11
2.6 LSPB terkait Illegal Logging................................ …….. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………. 15
3.2 Saran …………………………………………………… 15
Daftar Pustaka ………………………………………………………. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang dianugerahi wilayah yang amat subur dan kaya.
Terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, menjadikan Indonesia memiliki banyak
keanekaragaman hayati yang belum tentu dapat ditemui di berbagai belahan dunia lain.
Keanekaragaman hayati tersebut seharusnya mampu menjadikan bangsa Indonesia lebih
makmur dan mampu mengelolanya dengan baik. Namun, seiring berkembangnya waktu
dan semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat, kini banyak sekali kita jumpai
hutan-hutan yang mulai banyak ditebangi untuk mendukung kebutuhan perekonomian
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Padahal, tak dapat kita pungkiri bahwa
keberadaan hutan itu berdampak secara langsung dan tidak langsung bagi manusia.
Seperti sebagai tempat pengaturan air, perlindungan biodiversitas, tempat rekreasi, dan
mencegah erosi.
Kini yang terjadi adalah penebangan hutan terus meluas hingga menjadi sebuah
penebangan yang dilakukan secara liar dan tidak memenuhi aturan hukum yang ada.
Penebangan hutan secara liar atau biasa disebut illegal logging adalah penyebab utama
kerusakan hutan di Indonesia. Dengan semakin maraknya praktik illegal logging,
kawasan hutan di Indonesia telah memasuki fase kritis.Seluruh jenis hutan di Indonesia
mengalami penebangan liar sekitar 7,2 hektar hutan per menitnya atau 3,8 juta hektar per
tahun. Negara tentunya sudah sangat dirugikan oleh praktik illegal logging. Departemen
Kehutanan memprediksi kerugian ekonomi akibat praktik illegal logging mencapai 30-
40 triliun rupiah per tahun. Belum lagi kerugian ekologis dan sosial akibat pengrusakan
hutan. Illegal logging dapat disebut sebagai faktor terjadinya serangkaian bencana
ekologis, seperti banjir, tanah longsor, dan yang baru-baru ini muncul ke permukaan, isu
pemanasan global, serta menjadi ancaman terhadap habitat spesies-spesies yang
terancam punah.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan illegal logging?
2. Siapa pelaku illegal logging?
3. Apa penyebab yang menimbulkan illegal logging?
4. Dampak apa yang ditimbulkan akibati illegal logging?
5. Bagaimana cara meminimalisir illegal logging?
6. Adakah keterkaitan antara illegal logging dengan LSPB?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi, pelaku, dan penyebab praktik illegal logging
2. Mengetahui dampak yang timbul akibat illegal logging
3. Mengetahui cara meminimalisir terjadinya illegal logging dan keterkaitannya dengan
LSPB
1.4 Metode yang Digunakan
Makalah ini menggunakan metode kualitatif, yaitu mencari data melalui sumber dan
referensi yang terpercaya, mengaitkan sumber informasi tersebut dengan permasalahan
yang ada di Indonesia, menganalisis informasi yang ada secara logis, dan menarik
kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.
5
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Definisi Illegal Logging
Berbicara tentah permasalahaan illegal logging atau yang biasa dikenal dengan istilah
pembalakan liar memang tidak pernah selesai dibicarakan selagi tindakan ini masih
marak dilakukan. Dari hari ke hari hingga bertahun-tahun titik temu penyelesaian
masalah ini tak kunjung ditemukan. Sampai hari ini, tidak ada satupun peraturan
perundang-undangan memberikan serta menggolonggkan definisi dari illegal loging itu
sendiri, sehingga masih banyak perbedaan konsep di mata masyarakat bahwa suatu
tindakan itu bisa tergolong illegal loging atau bukan. Padahal definisi resmi illegal
loging sangat penting untuk memberikan batasan terhadap tindakan-tindakan apa yang
termasuk kedalam lingkup-lingkup illegal loging.
Illegal logging berdasarkan terminologi berasal dari 2 (dua) suku kata, yaitu illegal
berarti perbuatan yang melanggar sedangkan logging berarti kegiatan pembalakan kayu,
sehingga illegal logging diartikan sebagai perbuatan atau kegiatan pembalakan kayu
yang tidak sah. Kegiatan penebangan hutan terutama untuk kebutuhan domestik, tentulah
kegiatan yang sungguh sangat tua, mungkin sudah setua peradaban umat manusia.
Pernyataan demikian tentulah tidak dapat dipungkiri, sehingga tidak diperlukan
pembuktian-pembuktian. Disisi lain, ada juga pengertian lain dari kata illegal logging.
Dalam pendekatan kata-kata, illegal logging terdiri dari kata Illegal dan Logging. Arti
kata illegal atau onwettig yang berasal dari bahasa belanda yang artinya adalah tidak sah,
tidak menurut undang-undang, gelap, melanggar hukum. Sedangkan onwettig berarti
tidak sah, haram, melanggar undang-undang, bertentangan dengan undang-undang .
Sementara itu arti kata logging adalah kegiatan untuk menebang kayu. Maka dalam
pendekatan sederhana kita dapat mengartikan illegal logging sebagai penebangan kayu
yang melanggar peraturan perundangan. Sebagian kelompok menyebut illegal logging
dengan kata pembalakan liar, penebangan liar atau penebangan tanpa izin.
2.2 Pelaku Illegal Logging di Indonesia
Penyumbang kerusakan hutan yang pertama adalah kendaraan bermotor. Hal ini
dikarenakan kendaraan bermotor, baik roda dua, empat, atau enam membutuhkan bahan
bakar yang berasal dari batu bara yang diambil dari pembusukan kayu berjuta-juta tahun
yang lalu. Proses pengambilan batu bara ini diambil diatas lahan yang sebagian besar
6
digunakan untuk membuka lahan hutan. Tentunya hal ini sangat merusak hutan, karena
pembukaan lahan ini tidak hanya menebang pohon yang tua saja, namun juga menebang
pohon yang masih muda. Saat ini, kebutuhan bahan bakar yang berasal dari alam kian
bertambah karena meningkatnya jumlah produksi kendaraan bermotor. Menurut Badan
Pusat Statistik, pada tahun 2012 jumlah kendaraan bermotor adalah 94.373.324. Jumlah
tersebut sangatlah besar jika dibandingkan dengan jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia pada tahun 2000 yang jumlahnya 18. 975.344. Hal ini harus ditanggapi serius
oleh pemerintah agar segera menemukan jalan keluar selain menggunakan bahan bakar
yang berasal dari alam agar kerusakan hutan tidak semakin bertambah buruk.
Selain dari kendaraan bermotor, penyumbang kerusakan hutan adalah perusahan kayu
yang ada di Indonesia maupun di luar Indonesia. Menurut WWF, penebangan kayu
illegal di Indonesia dimotori oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kapasitas
perusahaan pemotongan kayu di Indonesia dan Malaysia yang berlebihan. Dari kedua
negara itu memiliki fasilitas untuk mengolah kayu dalam jumlah besar walau produksi
kayu sendiri telah menurun sejak tahun 1990-an. WWF melaporkan bahwa kedua negara
tersebut memiliki kemampuan untuk mengolah 58,2 juta meter kubik kayu setiap
tahunnya, sedangkan produksi hutan secara legal hanya mampu mensuplai sekitar 25,4
juta meter kubik. Sisa kapasitasnya digunakan oleh kayu yang ditebang secara ilegal. Hal
ini sungguh disayangkan karena keadaan hutan Indonesia kini mulai memburuk.
Pelaku lain yang turut serta dalam penebangan hutan secara liar adalah aktivitas
perkebunan agrikultur dalam skala besar. Banyak sekali lahan yang digunakan untuk
aktivitas perkebunan kelapa sawit. Kita bisa menemui di daerah Sumatera dan
Kalimantan dimana pengalihan fungsi hutan yang dahulunya digunakan untuk tempat
peresapan air dan penghasil oksigen, namun kini digunakan sebagai perkebunan kelapa
sawit. Hal ini memang bisa menambah penghasilan warga, namun cara yang
digunakannya tetaplah salah.
Kolonisasi atau yang biasa kita sebut dengan transmigrasi juga turut menyumbang
kerusakan hutan. Banyak sekali warga dari Pulau Jawa yang pindah ke pulau yang lebih
luas untuk menetap di sana. Pada awal mereka tinggal disana, mereka terlebih dahulu
membuka lahan untuk perumahan dan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Tetapi semakin lama dan seiring perkembangan kebutuhan hidup mereka
akhirnya menebang pohon secara liar dan menjualnya.
7
2.3 Faktor Penyebab Illegal Logging di Indonesia
Adanya peningkatan kasus illegal logging yang terjadi di Indonesia dari tahun ke
tahun telah menimbulkan perbincangan di berbagai kalangan. Namun sayangnya tidak
pernah ada solusi terbaik untuk menangani kasus ini sampai tuntas. Berikut ini adalah
faktor-faktor penyebab terjadinya illegal logging di Indonesia.
2.3.1 Masalah ekonomi
Pada umumnya mata pencaharian masyarakat yang tingal di kawasan hutan
adalah bertani dan berkebun. Namun seorong berkembangnya waktu, terjadi
peningkatan jumlah penduduk yang mengakibatkan semakin berkurangnya lahan
pertanian karena beralih fungsi menjadi permukiman. Hal ini berkonsekuensi
pada semakin berkurangnya lapangan pekerjaan yang kemudian berdampak pada
rendahnya tingkat perekonomian masyarakat. Dari masalah tersebut, masyarakat
akan cenderung menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat yang hidupnya berdekatan dengan hutan akan memiliki
kecenderungan untuk nekat menjual kayu hutan. Masyarakat beralasan bahwa
cara ini adalah cara yang paling cepat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Sampai akhirnya kegiatan menjual kayu hutan ini pun bisa menjadi sebuah usaha
ketika datangnya para cukong kayu sebagai pembeli.
Gambar 1. Masyarakat melakukan penebangan hutan
Sumber: sriworopatin.com
2.3.2 Perkembangan teknologi
Semakin pesatnya kecanggihan teknologi telah berdampak besar pada aktivitas
illegal logging. Illegal logging semakin mudah untuk dilakukan semua
orang,karena dengan berkembangnya teknologi untuk menebang pohon tentunya
tidak memerlukan waktu yang lama sebab alat-alatnya semakin canggih.
8
Gambar 2. Teknologi untuk menebang hutan
Sumber: portal.ristek.go.id
2.3.3 Tumpang tindihnya kebijakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Hak Pengusahaan Hutan selama ini berada di bawah wewenang pemerintah
pusat, tetapi di sisi lain, sejak kebijakan otonomi daerah diberlakukan, pemerintah
daerah harus mengupayakan pemenuhan kebutuhan daerahnya secara mandiri.
Kondisi ini menyebabkan pemerintah daerah melirik untuk mengeksplorasi
berbagai potensi daerah yang memiliki nilai ekonomis yang tersedia di
daerahnya, termasuk potensi ekonomis hutan. Dalam konteks inilah terjadi
tumpang tindih kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Pemerintah pusat menguasai kewenangan pemberian Hak Pengusahaan Hutan, di
sisi lain pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk mengeksplorasi
kekayaan alam daerahnya termasuk hutan, guna memenuhi kebutuhan daerahnya.
Tumpang tindih kebijakan ini telah mendorong eksploitasi sumber daya alam
kehutanan. Tekanan hidup yang dialami masyarakat daerah yang tinggal di dalam
dan sekitar hutan mendorong mereka untuk menebang kayu, baik untuk
kebutuhan sendiri maupun untuk kebutuhan pasar melalui tangan para pemodal.
2.3.4 Lemahnya penegakan hukum
Ini terjadi karena tidak adanya concerted action (tindakan bersama) untuk
menegakkan hukum dan pada akhirnya tentu menyuburkan praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme. Di samping itu, disinyalir adanya pejabat pemerintah yang
justru memiliki peran penting dalam melegalisasi praktek illegal logging. Pada
tatanan masyarakat, kondisi moral, sosial dan budaya masyarakat, serta aparat
cenderung menjadi tidak kondusif terhadap kelestarian hutan dan dilain pihak
masih banyak industri pengolahan kayu yang membeli dan mengolah kayu dari
hasil illegal logging.
9
2.3.5 Penjagaan dan pengawasan aparatur masih belum berjalan dengan baik
Hal ini di karenakan tidak seimbangnya jumlah personil aparat dengan jumlah
hutan di Indonesia. Penyebab lain adalah adanya pengawas yang masih
melakukan kerja sama dengan pelaku illegal logging yang hasilnya pasti akan
semakin parah dari kondisi sebelumnya.
2.4 Dampak Akibat Illegal Logging di Indonesia
Penebangan hutan secara illegal itu sangat berdampak terhadap keadaan ekosistem di
Indonesia. Penebangan member dampak yang sangat merugikan masyarakat sekitar,
bahkan masyarakat dunia. Kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan hutan tidak hanya
kerusakan secara nilai ekonomi, akan tetapi juga mengakibatkan hilangnya nyawa yang
tidak ternilai harganya. Adapun dampak-dampak illegal logging sebagai berikut:
Pertama, dampak yang sudah mulai terasa sekarang ini adalah pada saat musim hujan
wilayah Indonesia sering dilanda banjir dan tanah longsor. Menurut kompas, pada tahun
2007, Indonesia telah mengalami 236 kali banjir di 136 kabupaten dan 26 propinsi,
disamping itu juga terjadi 111 kejadian longsor di 48 kabupaten dan 13 propinsi.
Kedua, lllegal logging juga mengakibatkan berkurangnya sumbe rmata air di daerah
perhutanan. Pohon-pohon di hutan yang biasanya menjadi penyerap air untuk
menyediakan sumber mata air bagi kepentingan masyarakat setempat, sekarang habis
dilalap para pembalak liar.Hal ini mengakibatkan masyarakat di daerah sekitar hutan
kekurangan air bersih dan air untuk irigasi. Menurut kompas, pada tahun 2007 ini
tercatat 78 kejadian kekeringan yang tersebar di 11 propinsi dan 36 kabupaten.
Ketiga, semakin berkurangnya lapisan tanah yang subur. Lapisan tanah yang subur
sering terbawa arus banjir yang melanda Indonesia. Akibatnya tanah yang subur semakin
berkurang. Jadisecara tidak langsung illegal logging juga menyebabkan hilangnya
lapisan tanah yang subur di daerah pegunungan dan daerah sekitar hutan.
Gambar 3. Banjir dan tanah longsor di Jakarta
Sumber : m.menit.tv
10
Keempat, illegal logging juga membawa dampak pada musnahnya berbagai fauna dan
flora, terjadinya erosi, devaluasi harga kayu, dan rendahnya pendapatan negara dan
daerah dari sektor kehutanan, kecuali pemasukan dari pelelangan atas kayu sitaan dan
kayu temuan oleh pihak terkait. Hingga tahun 2005, setiap tahun Negara telah dirugikan
50,42 triliun dari penebangan liar dan sekitar 50% terkait dengan penyelundupan kayu
keluar negeri.
Kelima, dampak yang paling kompleks dari adanya illegal logging ini adalah global
warming yang sekarang sedang mengancam dunia dalam kekalutan dan ketakutan yang
mendalam. Bahkan di Indonesia juga telah megalami dampak global warming yang
dimulai dengan adanya tsunami pada tahun 2004 di Aceh yang menewaskan ratusan ribu
orang di Indonesia dan negara-negara tetangga.
2.5 Cara Meminimalisir Illegal Logging di Indonesia
Illegal logging atau pembalakan liar merupakan permasalahan yang masih sering kita
hadapi di Indonesia. Illegal logging masih menjadi sesuatu hal yang dianggap biasa oleh
masyarakat setempat akibatnya masih banyak praktik pembalakan liar. Beberapa langkah
yang dapat ditempuh untuk meminimalisir illegal logging diantaranya adalah penegakan
hukum dan penyadaran kepada masyarakat akan kewajibannya sebagai warga negara
dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan baik termasuk dalam memanfaatkan
sumber daya hutan.
1. Penegakan Hukum Pidana terkait Illegal Logging
Penegakan hukum terhadap kejahatan hutan seperti illegal logging merupakan
sesuatu hal yang seharusnya dilakukan. Hutan merupakan bagian dari lingkungan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Ketika
hutan rusak akibat perilaku manusia berupa pembalakan liar akan berdampak
terhadap banyak pihak. Oleh karena itu, diperlukan sanksi yang tegas terhadap
perilaku illegal logging yaitu dapat berupa sanksi pidana. Dalam undang-undang
kehutanan yaitu Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan, sudah
terdapat sanksi pidana yaitu terdapat pada BAB XIV mengenai ketentuan pidana.
Dalam bab tersebut, disebutkan pada pasal 78 ayat 1 bahwa barang siapa yang
melanggar ketentuan pada pasal 50 ayat 1 (larangan merusak prasarana dan
perlindungan hutan), diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan
11
denda paling banyak 5.000.000.000 (llima milyar rupiah). Peraturan dan sanksi
pidana terhadap pelaku kejahatan hutan sudah ada, hanya saja perlu adanya
penegakan hukum yang kuat terhadap hal tersebut.
Penegakan hukum dapat dilakukan memalui beberapa hal diantaranya yaitu
melakukan pengawasan dan pelaksanaan peratutan. Pengawasan dapat dilakukan
dengan memberikan larangan-larangan serta saran dalam upaya meyakinkan
masyarakat untuk bertindak bijaksana dan mentaati aturan yang ada. Penegakan
hukum ini bukan saja ditujukan untuk pelaku illegal logging, tetapi juga kepada
petinggi yang terlibat dalam kasus illegal logging. Hukum pidana bukan satu-
satunya cara untuk memberantas kejahatan, tetapi penegakan hukum pidana
diperlukan dengan diiringi dengan peraturan sosial kemasyarakatan lainnya dan
upaya preventif.
2. Penyuluhan kepada Masyarakat
Penyuluhan kepada masyarakat merupakan salah satu langkah penting dalam
menyadarkan masyarakat bahwa hutan memang merupakan sumber daya alam yang
boleh kita gunakan, tetapi terdapat aturan-aturan terkait pemeliharaan dan
perlindungan hutan. Masyarakat wajib mengetahui hal tersebut dan seharusnya ada
yang memberitahu, menyampaikan, dan membuat masyarakat paham terkait hal
tersebut. Penyuluhan ini dapat dilakukan dengan memberitahu lebih lanjut kepada
masyarakat mengenai fungsi hutan, pentingnya hutan, dan dampak yang diakibatnya
apabila hutan-hutan rusak karena ulah manusia. Selain itu, masyarakat juga harus
memahami Undang-Undang No.41 tahun 1999 tentang kehutanan, mengenai hal-hal
apa saja yang masih boleh dilakukan untuk memanfaatkan sumber daya hutan dan
hal-hal apa saja yang harus dilaksanakan untuk melestarikan hutan. Selain diberikan
penyuluhan, masyarakat juga harus mendapat bimbingan sehingga masyarakat dapat
benar-benar memahami kewajiban apa saja yang harus dipenuhi dalam melestarikan
hutan salah satunya dengan tidak melakukan illegal logging.
Hal terpenting untuk meminimalisir illegal logging yaitu dengan memberikan
penyuluhan untuk membuka pemahaman masyarakat mengenai kewajiban untuk
melestarikan hutan dan memahami hal-hal yang tidak boleh dilakukan terhadap
hutan. Selain itu, yaitu dengan melakukan pengawasan dalam pelaksanaan aturan
yang sudah ada dan melakukan penegakan hukum yang tegas kepada pihak-pihak
yang melanggar aturan.
12
Gambar 4. Penyuluhan Hutan bagi remaja
Sumber: antaranews.com
2.6 Keterkaitan Illegal Logging dengan LSPB
Maraknya kasus Illegal Logging yang terjadi di Indonesia ini mempunyai keterkaitan
dengan LSPB 4 yaitu ekosistem dan keragaman hayati. Illegal logging akan merusak
bahkan menghilangkan habitat asli dari berbagai flora dan fauna. Dengan rusaknya
habitat mereka, maka mereka akan kesulitan untuk melangsungkan kehidupannya,
seperti kesulitan mencari makan akibat sumber makanan mereka yang ditebang, tidak
adanya tempat untuk berkembang biak dan sebagainya. Contoh nyata ialah populasi
orang hutan yang terancam punah, khususnya di Pulau Kalimantan yang diakibatkan
illegal logging dan pengalih fungsian hutan menjadi perkebunan sawit. Selain itu,
populasi gajah Sumatra juga terancam punah akibat pembalakan hutan. Para ahli
mengestimasikan apabila hal ini tidak ditangani dengan serius, generasi mendatang
hanya akan mengetahui flora dan fauna tersebut melalui fosil ataupun foto-foto saja.
Gambar 5. Orang Hutan di Kalimantan
Sumber: www.csmonitor.com
Selain itu maraknya kasus Illegal Logging terkait dengan LSPB 6 terkait kita sebagai
manajer keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan khususnya bencana alam. Ketika
eksistensi hutan menurun, maka hutan akan tidak optimal untuk menjalankan fungsinya
menjaga lapisan tanah, sehingga akan memperbesar probabilitas terjadinya erosi yang
13
nantinya dapat mengakibatkan lapisan tanah hilang dan rusak. Selain itu, pohon-pohon
yang ditebangi hingga jumlahnya semakin hari semakin berkurang, menyebabkan hutan
tidak mampu lagi menyerap air hujan yang turun dalam jumlah yang besar, sehingga air
tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal ini menimbulkan risiko terjadinya banjir.
Gambar 6. Banjir di Banten
Sumber: suarabanten.com
Illegal logging juga merupakan penyebab terjadinya global warming seperti yang
terdapat dalam LSPB 2 yang terkait dengan atmosfer bumi dan iklim. Illegal logging
mengakibatkan berkurangnya bahkan hilangnya pepohonan yang dapat menyerap CO2
dan menghasilkan O2 sehingga panas bumi karena CO2 tidak dapat berkurang karena
tidak adanya daerah resapan CO2.
Gambar 7. Es mencair akibat Global Warming
Sumber: environment.nationalgeographic.com
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Illegal logging atau biasa disebut pembalakan liar adalah penebangan pohon-pohon
di hutan secara liar yang dilakukan oleh masyarakat demi memenuhi kebutuhannya.
Illegal logging juga dilakukan oleh kelompok tertentu demi kepentingan golongannya
Illegal logging makin marak terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti factor
ekonomi, perkembangan teknologi, kebijakan yang tidak selaras antara pemerintah pusat
dan daerah serta lemahnya pengawasan.
Illegal logging menyebabkan dampak yang merugikan bagi kehidupan manusia
karena dapat menyebabakan banjir, tanah longsor, serta global warming dan masih
banyak lagi kekacauan yang terjadi di Indonesia akibat illegal logging. Untuk
meminimalisir pembalakan liar ini dapat dilakukan dengan cara penegakan hukum secara
tegas oleh instansi terkait selain itu masyarakat juga harus diberikan penyuluhan
mengenai illegal logging serta dampaknya yang merugikan bagi masyarakat.
3.2 Saran
Manusia sebagai manajer alam diwajibkan untuk mampu mengemban setiap tanggung
jawab yang ada untuk melestarikan alamnya saat ini dan untuk masa yang akan datang.
Manusia tidak boleh serakah dengan mengeksploitasi sumber daya alam khususnya
pohon-pohon di hutan demi kebutuhan hidupnya tanpa memperhatikan aspek-aspek yang
berhubungan dengan kelestarian alam. Kehidupan di bumi ini tidak akan damai jika
manusia menganut paham humansentris, kehidupan di bumi ini akan damai dan lestari
apabila ada keseimbangan di dalamnya.
15
Daftar Pustaka
Artikel Kuliah. 2014. Makalah Illegal Logging. [online] Available at: http://www.makalahkuliah.com/2012/05/illegal-logging.html [Accessed 15 May 2014]
Badan Pusat Statistik. n.d. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2012. [Online] Available at: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17¬ab=12 [Accessed 15 May 2014]
Kementrian Kehutanan. 2010. Statistik Kehutanan Indonesia (Foresty Statistics of Indonesia) 2009. Jakarta
Malik, Halim. 2011. Problematika Penanganan Illegal Logging di Indonesia. [Online]
Available at: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/04/23/problematika-
penanganan-illegal-logging-di-indonesia-357287.html [Accessed 14 May 2014]
Nana. n.d. Departemen Kehutanan Indonesia. [Online] Available at: http://www.dephut.go.id/forum/index.php/forums/posts/0/52c4a40f3ae1d [Accessed 15 May 2014]
Satria, Wayan. 2013. Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Illegal Logging. [Online] Available at:
www.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/download/4549/3464 [Accessed 14
May 2014]
Savitri, Devi Ratna. 2012. Illegal Logging. [Online] Available at:
http://deviratnasavitri.co/Illegal-Logging [Accessed 14 May 2014]
Universitas Diponegoro. 2011. Upaya Non Penal dalam Penanggulangan Illegal Logging di
Wilayah Kabupaten Grobogan. [Online] Available at: http://eprints.undip.ac.id/8332
[Accessed 14 May 2014]
Georgia, Anna. 2011. Illegal Logging Portal. [Online] Available at: http://www.illegal-
logging.info/ [Accessed 18 May 2014]
World Wide Fund. 2013. Economic Impacts of Illegal Logging. [Online] Available at:
http://wwf.panda.org/about_our_earth/about_forests/deforestation/forest_illegal_log
ging/ [Accessed 18 May 2014]
16
Global Witness.2013. Illegal Logging. [Online] Available at:
http://www.globalwitness.org/campaigns/environment/forests/illegal-logging
[Accessed 18 May 2014]
Greenpeace. 2013. Destructive and Illegal Logging. [Online] Available at:
http://www.greenpeace.org.uk/forests/destructive-and-illegal-logging [Accessed 18
May 2014]
17