Download - medikolegal - bioetik kedokteran
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
1/40
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah PBL kelompok ini sebagaimana
adanya dan tepat pada waktu yang ditetapkan. Makalah ini dibuat sesuai urikulum Berbasis
ompetensi !B" sebagai pemenuhan tugas Problem Based Learning !PBL" Blok #$
mengenai Emergen%y Medi%ine &&.
'alam menyelesaikan makalah ini( saya sedikit mengalami hambatan tetapi dapat
diatasi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. )leh karena itu( saya mengu%apkan
banyak terima kasih kepada Tutor PBL( dr. *ani yang telah membimbing saya dan Bapak
perpustakaan yang telah melayani dalam proses peminjaman buku sebagai re+erensi makalah
ini.
,aya berharap agar makalah ini bisa memberikan man+aat bagi para pemba%a dan
dipergunakan sebaik-baiknya. tas perhatiannya( saya mengu%apkan terima kasih.
Penulis
BAB I
1
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
2/40
PENDAHULUAN
'alam pelaksanaan pro+esi kedokteran sering kali dijumpai kon+lik antara dokter
dengan pasien( yang tidak dapat dipe%ahkan oleh kaidah-kaidah etika. 'alam keadaan seperti
ini maka kaidah hukum dapat diberlakukan( sehingga pembi%araan tidak akan dapat
dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan
atau perkara tersebut. al ini disebabkan karena pada akhirnya penyelesaiannya harus
/dikembalikan0 pada segi-segi hak dan kewenangan yang sebanding engan kewajiban dan
tanggung jawab. Masalahnya adalah seberapa jauh pihak yang terlibat itu !yakni dokter dan
pasien" mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing. Lebih penting lagi( seberapa jauh
telah melaksanakannya.
'ahulu( hubungan dokter dengan pasiennya lebih bersi+at paternalistik. Pasien
umumnya hanya dapat menerima saja segala sesuatu yang dikatakan dokter tanpa dapat
bertanya apapun. 'engan kata lain( semua keputusan sepenuhnya berada di tangan dokter.
'engan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hak-haknya( mka pola
hubungan demikian ini juga mengalami perubahan yang sangat berarti. Pada saat ini se%ara
hukum dokter adalah partner dari pasien yang sama atau sederajat kedudukannya( pasien
mempunyai hak dan kewajiban tertentu( seperti halnya dokter. *alaupun seseorang dalam
keadaan sakit( tetapi kedudukan hukumnya tetap sama dengan yang sehat. ,ama sekali keliru
jika menganggap seorang yang sakit selalu tidak dapat mengambil keputusan( karena se%ara
umum sebenarnya pasien adalah subyek hukum yang mandiri dan dpat mengambil keputusan
untuk kepentingannya sendiri. ,emua pihak yang terlibat dalam hubungan pro+esional ini
seyogianya benar-benar menyadari perkembangan tersebut.
Pemahaman terhadap hak dan kewajiban tersebut menjadi semakin penting karena
pada kenyataannya perselisihan yang timbul sebenarnya disebabkan kurangnya pemahamanmengenai masalah tersebut oleh pihak-pihak yang berselisih. ,ering kali terkesan pihak
pasien seperti /men%ari-%ari0 kesalahan dan kelemahan dokter( untuk kemudian digunakan
sebagai dasar menuntut !biasanya ganti rugi". pabila tuntutan tersebut gagal( biasanya rasa
kesejawatan dokter yang dikatakan sebagai penyebab kegagalan itu. ,ebaliknya( pihak dokter
terkesan berusaha menghidar dari tanggung jawab yang harusnya dipikul. Tidak jarang
perselisihan itu emakain /panas0 akibat ikut %ampurnya pihak ketiga !yakni media massa"(
yang %elakanya juga tidak memahami sama sekali tentang hak dan kewajiban itu.1
2
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
3/40
Teknologi kedokteran masa kini telah memungkinkan untuk mempertahankan hidup
seseorang( walaupun otak telah berhenti ber+ungsi dan orang tersebut hidup hanya oleh detak
jantung dan na+as se%ara otonom. 'i pihak lain( kesadaran akan hak-hak manusia( termasuk
hak untuk mati juga semakin meningkat.
Perbuatan menghentikan atau men%abut segala tindakan atau pengobatan yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup manusia merupakan salah satu bentuk euthanasia(
yaitu euthanasia pasi+. Euthanasia termasuk dalam masalah di bidang kesehatan yang erat
kaitannya dengan aspek hukum. 'alam beberapa kasus tindakan euthanasia memang
diperlukan( namun di pihak lain tindakan ini tidak dapat diterima( bertentangan dengan
moral( hukum( dan agama.
2ika ditinjau ke belakang( boleh dikatakan bahwa masalah euthanasia sudah ada sejak
kalangan kesehatan menghadapi penyakit yang tidak tersembuhkan( sementara pasien dalam
keadaan merana dan sekarat. ,ering dihadapi dalam situasi demikian pasien memohon agar
dibebaskan dari penderitaan dan agar hidupnya tidak diperpanjang lagi. &stilah euthanasia
mun%ul karena adanya permintaan untuk melepas kehidupan seseorang agar terbebas dari
penderitaannnya atau mati se%ara baik.
Euthanasia merupakan permasalahan yang dilematis bagi dokter. 'okter menghadapi
kebingungan hal apa yang harus dilakukan saat menghadapi masalah pelik tersebut( misalya
pada kanker stadium terminal dengan penderitaan hebat( namun obat yang dapat
menyembuhkannya belum ditemukan.
3ntuk dapat memahami pandangan tentang euthanasia kita perlu mempelajari etika
kedokteran( dampak hukum( informed consent( dan prosedur medis yang dapat
memperpanjang hidup pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
3
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
4/40
Berdasarkan kasus yang didapat( di manaseorang pasien berusia 62 tahun datang ke
rumah sakit dengan karsinoma kolon yang telah terminal. Pasien masih cukup sadar
berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannya dan keterbatasan
kemampuan ilmu kedokteran saat ini. Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya
menjelang ajalnya dirawat ICU dengan peralatan bermacam-macam tampak sangat
menderita dan alat-alat tersbut tampaknya hanya memperpanjang deritanya saja. !leh
karena itu ia meminta kepada dokter apabila dia mendekati ajalnya agar menerima terapi
yang minimal saja "tanpa antibiotika tanpa peralatan ICU dan lain-lain #. $an ia ingin
mati dengan tenang dan wajar. %amun ia tetap saja setuju apabila ia menerima obat-obatan
penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan.
Pada kasus tersebut( penting bagi kita untuk mengetahui 4
1. pakah pasien sadar dalam mengambil dan memutuskan tindakannya tersebut.
5. 'an apakah( pasien benar-benar telah mengerti dan memahami betul tentang
penyakit yang ia derita( kemudian
#. Bagaimana tanggapan dari keluarga pasien tersebut
2ika memang diperlukan( maka kita dapat merujuk pasien pada bagian psikiatri.
Etika kedokteran
Etik !&thics" berasal dari kata Yunani ethos( yang berarti akhlak( adat kebiasaan(
watak( perasaan( sikap( yang baik( yang layak. Menurut amus 3mum Bahasa &ndonesia
!Purwadarminta( 167#"( etika adalah ilmu pengetahuan tentang a8as akhlak. ,edangkan
menurut amus Besar Bahasa &ndonesia dari 'epartemen Pendidikan dan ebudayaan
!1699"( etika adalah 4
1. &lmu tentang apa yang baik( apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
5. umpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
#. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Menurut amus edokteran !:amli dan Pamun%ak( 169;"( etika adalah pengetahuan
tentang perilaku yang benar dalam suatu pro+esi.
4
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
5/40
&stilah etika dan etik sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas perbedaan
antara keduanya. 'alam buku ini( yang dimaksud dengan etika adlah ilmu yang mempelajari
a8as akhlak( sedangkan etik adalah seperangkat asa atau nilai yang berkaitan dengan akhlak
seperti dalam ode Etik. &stilah etis biasanya digunakan untuk menyatakan sesuatu sikap atau
pandangan yang se%ara etis dapat diterima !ethically acceptable" atau tidak dapat diterima
!ethically unacceptable( tidak etis.
Pekerjaan pro+esi !professio berarti pengakuan" merupakan pekerjaan yang
memerlukan pendidikan dan latihan tertentu( memiliki kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat( seperti ahli hukum !hakim( penga%ara"( wartawan( dosen( dokter( dokter gigi( dn
apoteker.
Pekerjaan pro+esi umumnya memiliki %iri-%iri sebagai berikut4
1. Pendidikan sesuai standar nasional
5. Mengutamakan panggilan kemanusiaan
#. Berlandaskan etik pro+esi( mengikat seumur hidup
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
6/40
kedokteran gigi yang dilaksanakn berdasarkan suatu keilmuan( kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan berjenjang dan kode etik yang bersi+at melayani masyarakat.
Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan %alon
dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional. Para
pendidik masa lalu melihat perlu tersedia berbagai pedoman agar anggotanya dapat
menjalankan pro+esinya dengan benar dan baik. Para pendidik di bidang kesehatan masa lalu
melihat adanya peluang yang diharapkan tidak akan terjadi sehingga merasa perlu membuat
rambu-rambu yang akan mengingatkan para peserta didik yang dilepas di tengah-tengah
masyarakat selalu mengingat pedoman yang membatasi mereka untuk berbuat yang tidak
layak.
Etika pro+esi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokterdan dokter gigi
dalam hubungannya dengan pasien( keluarga( masyarakat( teman sejawat dan mitra kerja.
:umusan perilaku para anggota pro+esi disusun oleh organisasi pro+esi bersama-sama
pemerintah menjadi suatu kode etik pro+esi yang bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga
kesehatan telah memiliki ode Etiknya( namun ode Etik tenaga kesehatan tersebut
menga%u pada ode Etik edokteran &ndonesia !)'E&".5
Prinsip-prinsip etika kedokteran
aidah dasar !prinsip" Etika ? Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran
etik. Prinsip-prinsip itu harus spesi+ik. Pada praktiknya( satu prinsip dapat dibersamakan
dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus( karena kondisi berbeda( satu prinsip
menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain.
eadaan terakhir disebut dengan prima +a%ie. onsil edokteran &ndonesia( dengan
mengadopsi prinsip etika kedokteran barat( menetapkan bahwa( praktik kedokteran &ndonesia
menga%u kepada < kaidah dasar moral !sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau
bioetika".
< kaidah dasar moral itu antara lain adalah4
1. Menghormati martabat manusia !respe%t +or person?autonom". Menghormati
martabat manusia. Pertama( setiap indi@idu !pasien" harus diperlakukan sebagai
manusia yang memiliki otonomi !hak untuk menentukan nasib diri sendiri"( dan
6
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
7/40
kedua( setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan
perlindungan. Menurut pandangan ant( otonomi kehendak sama dengan otonomi
moral yakni kebebasan bertindak( memutuskan !memilih" dan menentukan diri sendiri
sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan(
paksaan atau %ampur-tangan pihak luar !heteronomi"( suatu moti@asi dari dalam
berdasar prinsip rasional atau sel+-legislation dari manusia. ,edangkan menurut
pandangan 2. ,tuart Mill( otonomi tindakan?pemikiran adalah otonomi indi@idu( yakni
kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan !merealisasikan keputusan dan
kemampuan melaksanakannya"( hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.
a. Menghendaki( menyetujui( membenarkan( mendukung( membela( membiarkan
pasien demi dirinya sendiri A otonom !sebagai mahluk bermartabat".
b. 'idewa-dewakan di nglo-meri%an yang indi@idualismenya tinggi.%. aidah ikutannya ialah 4 Tell the truth( hormatilah hak pri@asi liyan( lindungi
in+ormasi kon+idensial( mintalah %onsent untuk inter@ensi diri pasien bila
ditanya( bantulah membuat keputusan penting.
d. Erat terkait dengan doktrin in+ormed-%onsent( kompetensi !termasuk untuk
kepentingan peradilan"( penggunaan teknologi baru( dampak yang
dimaksudkan !intended" atau dampak tak laik-bayang !+oreseen e++e%ts"(
letting die.
5. Berbuat baik !bene+i%en%e". ,elain menghormati martabat manusia( dokter juga harus
mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya !patient
wel+are". Pengertian 0berbuat baik0 diartikan bersikap ramah atau menolong( lebih
dari sekedar memenuhi kewajiban. Bene+i%en%e dibagi menjadi 5 bagian yaitu general
bene+i%en%e dan spe%i+i% bene+i%en%e.
a. Ceneral bene+i%en%e 4
i. melindungi D mempertahankan hak yang lain.
ii. men%egah terjadi kerugian pada yang lain.
iii. menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain.
b. ,pe%i+i% bene+i%en%e 4
i. menolong orang %a%at.
ii. menyelamatkan orang dari bahaya.
Prinsip ini mengutamakan kepentingan pasien( memandang pasien?keluarga?sesuatu
tak hanya sejauh menguntungkan dokter?rumah sakit?pihak lain( memaksimalisasi
akibat baik !termasuk jumlahnya yang lebih banyak daripada akibat-buruk"( dan
menjamin nilai pokok 4 /apa saja yang ada( pantas !elok" kita bersikap baik
terhadapnya0 !apalagi ada yg hidup".
7
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
8/40
#. Tidak berbuat yang merugikan !non-male+i%en%e". Praktik edokteran haruslah
memilih pengobatan yang paling ke%il risikonya dan paling besar man+aatnya.
Pernyataan kuno4first do no harm( tetap berlaku dan harus diikuti.,isi komplementer
bene+i%en%e dari sudut pandang pasien( seperti4
a. Tidak boleh berbuat jahat !e@il" atau membuat derita !harm" pasien.
b. Minimalisasi akibat buruk
%. ewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal 4
i. Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu
yang penting
ii. 'okter sanggup men%egah bahaya atau kehilangan tersebut
iii. Tindakan kedokteran tadi terbukti e+ekti+
i@. Man+aat bagi pasien lebih besar daripada kerugian dokter !hanya
mengalami risiko minimal".
d. Norma tunggal( isinya larangan.
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
9/40
dan kesejahteraan bersama4
1. 3tilitarian 4 memaksimalkan keman+aatan publik dengan
strategi menekankan e+isiensi so%ial dan memaksimalkan
nikmat?keuntungan bagi pasien.
5. Libertarian 4 menekankan hak kemerdekaan so%ial ekonomi
!mementingkan prosedur adil F hasil substanti+?materiil".
#. omunitarian 4 mementingkan tradisi komunitas tertentu
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
10/40
umum( teman sejawat dan pasien?klien D masyarakat khusus lainnya".
7. Etika pro+esi !biasa"4
a. Bagian etika sosial tentang kewajiban D tanggungjawab pro+esi.
b. Bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-nilai( norma-
norma?kewajiban-kewajiban dan keutamaan-keutamaan moral.
%. ,ebagian isinya dilindungi hukum( misal hak kebebasan untuk menyimpan
rahasia pasien?rahasia jabatan !@ers%honingsre%ht".
d. anya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan D pengalaman pro+esi
kedokteran.
e. 3ntuk menjawab masalah yang dihadapi !bukan etika apriori" karena telah
berabad-abad( yang-baik D yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik
!sebagai kumpulan norma atau moralitas pro+esi".
+. Etika pro+esi berisi 5 norma pokok yaitu sikap bertanggungjawab atas hasil
pekerjaan dan dampak praktek pro+esi bagi orang lain dan bersikap adil dan
menghormati ak sasi Manusia !M".
=. Etika pro+esi luhur?mulia
Prinsip ini berisi 5 norma etika pro+esi biasa ditambah dengan bebas pamrih
!kepentingan pribadi dokter" dan ada idealisme 4 tekad untuk mempertahankan %ita-
%ita luhur?etos pro+esi yaitul'esprit de corpse pour officium nobile.
:uang lingkup kesadaran etis 4 prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh teknologisasi
dan komersialisasi dunia kedokteran.ukup jelas.
Pasal ;b >ukup jelas.
Pasal ;% >ukup jelas.
Pasal ;d >ukup jelas.
Pasal 9 >ukup jelas.
Pasal 6 >ukup jelas.
Pasal 1$
'okter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut adalah dokter yang mempunyai
kompetensi keahlian di bidang tertentu menurut dokter yang waktu itu sedang menangani
pasien.
Pasal 11 >ukup jelas.
Pasal 15
18
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
19/40
ewajiban ini sering disebut sebagai kewajiban memegang teguh rahasia jabatan yang
mempunyai aspek hukum dan tidak bersi+at mutlak.
Pasal 1#
ewajiban ini dapat tidak dilaksanakan apabila dokter tersebut teran%am jiwanya
Pasal 1< >ukup jelas.
Pasal 17
,e%ara etik seharusnya bila seorang dokter didatangi oleh seorang pasien yang diketahui telah
ditangani oleh dokter lain( maka ia segera memberitahu dokter yang telah terlebih dahulu
melayani pasien tersebut.
ubungan dokter-pasien terputus bila pasien memutuskan hubungan tersebut.
'alam hal ini dokter yang bersangkutan seyogyanya tetap memperhatikan kesehatan pasien(
yang bersangkutan sampai dengan saat pasien telah ditangani oleh dokter lain.7
Aspek Hukum
,esuai dengan makin meningkatnya kesadaran akan hak untuk menentukan nasib
sendiri !self determination" di banyak negara mulai timbul gerakan dan penghargaan atas hak
seseorang untuk mengakhiri hidup. 'ibeberapa negara hak ini diakui oleh pemerintah karena
diatur dalam undang-undang. itab 3ndang-undang ukum Pidana mengatur seseorang
dapat dipidana atau dihukum jika ia menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja
ataupun kurang hati-hati. etentuan pelanggaran pidana yang berkaitan langsung dengan
euthanasia akti+ terdapat pada pasal #
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
20/40
penjara selama-lamanya seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh
tahun.
Pasa$ 12 KUHP#
Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-
lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun.
,elanjutnya dibawah ini dikemukakan sebuah ketentuan hukum yang mengingatkan
kalangan kesehatan untuk berhati-hati menghadapi kasus euthanasia.5(7
Pasa$ .1 KUHP#
Barangsiapa dengan sengaja menghasut orang lain untuk membunuh diri(
menolongnya dalam perbuatan itu( atau memberikan daya upaya itu jadi bunuh diri( dihukum
penjara selama-lamanya empat tahun.
Pasal ini mengingatkan dokter( jangankan melakukan euthanasia( menolong atau memberi
harapan kearah perbuatan itu sajapun sudah mendapat an%aman pidana.
Meskipun dalam 3P pasal #
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
21/40
Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan untuk melaksanakan ketentuan
undang-undang( tidak dipidana.
pa yang dimaksudkan dalam pasal 7$ 3P ini dapat dilihat dari petugas pelaksana
hukuman mati. 'ia membunuh karena diperintahkan oleh hukum sehingga ia membunuh tapi
ia tidak dapat dihukum.5(=
Sanksi seoran3 dokter tidak mempero$e( persetu*uan tindakan kedokteran#
1. ,anksi pidana
- penyerangan !assault"
- kalau seorang dokter melakukan operasi kepada pasien tanpa persetujuan
tindakan kedokteran dapat kena sanksi pidana Pasal #71 3P tentang
penganiayaan.
5. ,anksi perdata
- Pasal 1#=7 3 Perdata
- Pasal 1#=; 3 Perdata
- Pasal 1#;$ 3 Perdata
- Pasal 1#;1 3 Perdata
#. ,anksi dministrati+
a. Pasal =6 33 :& No.56 tahun 5$$atatan( merupakan uraian tentang identitas pasien( pemeriksaan pasien(
diagnosis( pengobatan( tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter
dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
kompetensinya.
'okumen( merupakan kelengkapan dari %atatan tersebut( antara lain +oto
rontgen( hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi
keilmuannya.
enis ,ekam (edis
:ekam medis kon@ensional
22
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
23/40
:ekam medis elektronik
Pembuat ,ekam (edis
!okter dan !okter "i#i
Pengertian dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam UU Praktik
3edokteran adalah dokter( dokter spesialis( dokter gigi dan dokter gigi spesialis
lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun diluar
negeri yang diakui Pemerintah :epublik &ndonesia sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
$ena#a Kesehatan
'alam UU %omor 24 ahun 52 tentang esehatan ditegaskan bahwa tenaga
kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tuntutan memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat "2# sampai dengan ayat
"7# Peraturan Pemerintah %omor 42 ahun 56tentang Tenaga esehatan terdiri
dari 4
Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan
Tenaga ke+armasian meliputi apoteker( analis +armasi dan asisten apoteker
Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan( entomolog
kesehatan( mikrobiolog kesehatan( penyuluh kesehatan( administrator
kesehatan dan sanitarian
Tenaga gi8i meliputi nutrisionis dan dietisien
Tenaga keterapian +isik meliputi +isioterapis( okupasiterapis dan terapis
wi%ara
Tenaga keteknisian medis meliputi radiogra+er( radioterapis( teknisi gigi(
teknisi elektromedis( analis kesehatan( re+raksionis optisien( othotik prostetik(
teknisi tran+usi dan perekam medis
'alam 33 Praktik edokteran yang dimaksud dengan 0Petugas0 adalah
dokter( dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung
23
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
24/40
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
25/40
:ekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan( khususnya
untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
Pem%uktian Masalah 'ukum !isilin dan *tik
:ekam medis merupakan alat bukti tertulis utama( sehingga berman+aat dalam
penyelesaian masalah hukum( disiplin dan etik.
Isi ,ekam medis
+ekam Medis Pasien +a,at -alan
&si rekam medis sekurang-kurangnya memuat %atatan?dokumen tentang4
- identitas pasien
- pemeriksaan +isik
- diagnosis?masalah
- tindakan?pengobatan
- pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
+ekam Medis Pasien +a,at Ina
:ekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat4
- identitas pasien
- pemeriksaan
- diagnosis?masalah
- persetujuan tindakan medis !bila ada"
- tindakan?pengobatan
- pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
,elain dokter dan dokter gigi yang membuat?mengisi rekam medis( tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat
25
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
26/40
membuat?mengisi rekam medis atas perintah?pendelegasian se%ara tertulis dari dokter
dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
ata cara penyelenggaraan rekam medis
Pasal
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
27/40
Pengorganisasian ,ekam medis
Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan Peraturan (enteri 3esehatan
%omor 89a:(enkes:Per:;II:57 tentang :ekam Medis !saat ini sedang dire@isi"
dan pedoman pelaksanaannya.
Pembinaan pengendalian dan pengawasan
3ntuk Pembinaan( Pengendalian dan Pengawasan tahap :ekam Medis
dilakukan oleh pemerintah pusat( onsil edokteran &ndonesia( pemerintah daerah(
organisasi pro+esi.
/spek +ukum $isiplin &tik dan 3erahasiaan ,ekam (edis
+ekam Medis &e%a#ai .lat ukti
:ekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di
pengadilan.
Kerahasiaan +ekam Medis
,etiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteranwajib
menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang
tertuang dalam rekam medis. :ahasia kedokteran tersebut dapatdibuka hanya
untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaanaparat penegak hukum
!hakim majelis"( permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan itab 3ndang-3ndang
ukum %ara Pidana( rahasiakedokteran !isi rekam medis" baru dapat dibuka
bila diminta oleh hakimmajelis di hadapan sidang majelis. 'okter dan dokter
gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala
saranapelayanan kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis.
&anksi 'ukum
'alam Pasal ;6 33 Praktik edokteran se%ara tegas mengatur bahwa setiap
dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis
dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 !satu" tahun atau denda
paling banyak :p 7$.$$$.$$$(- !lima puluh juta rupiah".
27
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
28/40
,elain tanggung jawab pidana( dokter dan dokter gigi yang tidak membuat
rekam medis juga dapat dikenakan sanksi se%ara perdata( karena dokter dan
dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan !ingkar
janji?wanprestasi" dalam hubungan dokter dengan pasien.
&anksi !isilin dan *tik
'okter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat
sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan 33
Praktik edokteran( Peraturan &( ode Etik edokteran &ndonesia
!)'E&" dan ode Etik edokteran Cigi &ndonesia !)'EC&".
'alam Peraturan onsil edokteran &ndonesia Nomor 1=?&?PE:?K&&&?5$$=
tentang Tata >ara Penanganan asus 'ugaan Pelanggaran 'isiplin M'&
dan M'&P( ada tiga alternati+ sanksi disiplin yaitu 4
o Pemberian peringatan tertulis.
o :ekomendasi pen%abutan surat tanda registrasi atau surat i8in praktik.
o ewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi.
,elain sanksi disiplin( dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam
medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi pro+esi yaitu Majelis
ehormatan Etik edokteran !ME" dan Majelis ehormatan Etik
edokteran Cigi !MEC".#
IN!,RM :,NSENT
&n+ormed %onsent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang e+ekti+
antara dokter dengan pasien( dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan apa yangdilakukan terhadap pasien. &a bukanlah perjanjian antara dua pihak( melainkan lebih kea rah
persetujuan sepihak atas layanan yang ditawarkan pihak lain4
&n+ormed %onsent memiliki tiga elemen( yaitu 4
1. Threshold elements
28
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
29/40
Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai elemen( oleh karena si+atnya
lebih kea rah syarat( yaitu pemberi %onsent haruslah seseorang yang kompeten(
bermaksud bias membuat keputusan !medis". ,e%ara hukum seseorang dianggap
kompeten adalah apabila telah dewasa sadar dan berada dalam keadan mental yang
tidak di bawah pengampunan. 'ewasa berarti sebagai usia telah men%apai 51 tahun
atau telah pernah menikah. ,edangkan keadaan mental yang dianggap tidak kompeten
adalah apabila ia mepunyai penyakit mental sedemikian rpa atau perkembangan
mentalnya terbelakang sedemikian rupa( sehingga kemampuan untuk membuat
keputusan terganggu.
5. &n+ormation elements
Elemen ini terdiri dari bagian( yaitu dis%losure !pengungkapan" dan understanding
!pemahaman". 'alam hal ini seberapa baik in+ormasi harus diberikan agar pasien
dapat dilihat dari # standar ( yaitu4
,tandar Praktek Pro+esi
ewajiban meberikan in+ormasi dan kriteria ke-adekuat-an in+ormasi
ditentukan bagaimana biasa dilakukan dalam komunitas tenaga medis( tanpa
dan memperhatikan keingintahuan dan kemampuan pemahaman indi@idu yang
diharapkan menerima in+ormasi tersebut. emungkinan bahwa kebiasaan
tersebut tidak sesuai dengan nilai sosial setempat.
,tandar ,ubjekti+
eputusan harus didasarkan atas nilai nilai yang dianut oleh pasien se%arapribadi sehingga in+ormasi yang diberikan harus memadai untuk pasien
tersebut mengambil keputusan. ,ebaliknya dalah sukar untuk tenaga medis
melaksanakan standar ini karena adalah mustahil untuk memahami nilai-nilai
yang se%ara indi@idual dianut oleh pasien.
,tandar pada :easonable Person
29
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
30/40
&ni adalah hasil kompromi dari kedua standar sebelumnya( yaitu dianggap
%ukup apabila in+ormasi yang diberikan telah memenuhi kebutuhan pada
umumnya orang awam.,ubelemen pemahaman dipengaruhi oleh penyakitnya(
irrasionalitas dan imaturitas. 2ika elemen ini tidak dilaksanakan maka dokter
diangap telah lalai melaksanakan tugasnya member in+ormasi adekuat.
#. >onsent Elements
Terdiri dari dua bagian yaitu @oluntariness !kesukarelaan( kebebasan" dan
authori8ation !persetujuan". Pasien harus bebas dari tekanan yang dilakukan oleh
tenaga medis . persuasi yang tidak berlebihan masih dapat dibenarkan se%ara moral.
>onsent dapat diberikan4
a" 'inyatakan
,e%ara lisan
,e%ara bertulis( apabila diperlukan bukti dikemudian hari( umujmnya pada
tindakan in@asi@e atau tindakan yang mempengarui kesehatan pasien se%ara
bermakna. Permenkes tentantg persetujuan Tindakan Medis menyatakan
bahwa semua jenis tindakan operat+ harus memperoleh persetujuan tertulis.
b" Tidak dinyatakan !implied"
pasien tidak menyatakannya( baik se%ara lisan maupon tertulis( namun
melakukan tingkah laku !gerakan" yang menunjukkan jawabannya. Meskipon
%onsent jenis ini tidak memiliki bukti( namun %onsent jenis inilah yang paling
banyak dilakukan dalam praktek sehari-hari.Misalnya adalah seseorang yang
menggulung lengan bajunya dan mengulurkan lengannya ketika diambil
darahnya.
&n+ormed %onsent memiliki lingkup terbatas pada hal-hal yang telah dinyatakan
sebelumnya( tidak dapat di anggap sebagai persetujuan atas semua tindakan yang akan
dilakukan. 'okter dapat bertindak melebihi yang telah disepakati hanya apabila gawat darurat
dan keadaan tersebut membutuhkan waktu yang singkat untuk mengatasinya.
30
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
31/40
Proy %onsent adalah %onsent yang diberikan oleh orang yang bukan si pasien itu
sendiri( dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan %onsent se%ara pribadi dan
%onsent tersebut harus mendekati apa yang sekiranya akan diberikan oleh pasien apabila ia
mampu memberikannya!baik buat pasien bukan baik buat orang banyak". 3mumnya urutan
orang yang dapat memberikan proy %onsent adalah suami?isteri( anak( orang tua( saudara
kandung dan lain-lain.Proy %onsent hanya boleh dilakukan dengan pertimbangan yang
matang dan ketat. ak menolak terapi lebih sukar diterima oleh pro+esi kedokteran daripada
hak menyetujui terapi. Banyak ahli yang mengatakan bahwa hak menolak terapi bersi+at tidak
absolute artinya masih dapat ditolak atau tidak diterima oleh dokter. al ini karena dokter
akan mengalami kon+lik moral dengan kewajiban menghormati kehidupan( kewajiban untuk
men%egah perbuatan yang bersi+at bunuh diri atau sel+ in+li%ted( kewajiban melindungi pihak
ketiga dan integritas etis pro+esi dokter.
Pengaruh onteks
'oktrin in+ormed %onsent tidak berlaku pada 7 keadaan yaitu4
1" eadaan darurat medis
5" n%aman terhadap kesehatan masyarakat
#" Pelepasan hak memberikan %onsent
ontetual %ir%umstan%es juga seringkali mempengaruhi pola perolehan in+ormed
%onsent. ,eorang yang dianggap sudah pikun( orang yang dianggap memiliki mental yang
lemah untuk dapat menerima kenyataan( dan orang dalam keadaan terminal seringkali tidak
dianggap %akap menerima in+ormasi yang benar apalagi membuat keputusan medis. Banyak
keluarga pasien melarang dokter untuk berkata benar kepada pasien tantang keadaan
sakitnya. Pengaruh budaya Timur pada umumnya sangat terasa dalam praktek in+ormed%onsent. 3mumnya keputusan medis dipahami sebgai proses dalam keluarga( pasien sendiri
umumnya mendesak untuk berkonsultasi dahulu dengan keluarganya untuk menjaga
keharmonisan keluarga. Persetujuan tindakan medis umumnya diberikan oleh keluarga dekat
pasien oleh karena pasien %enderung untuk menyerahkan permasalahan medisnya kepada
keluarga terdekatnya. Nilai yang lebih bersi+at kolekti+ seperti ini juga terlihat pada rahsia
kedokteran. Budaya( kebiasaan dan tingkat pendidikan juga mempengaruhi %ara dan
31
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
32/40
keadekuatan berkomunikasi antara dokter dan pasien. eluhan pasien tentang proses
in+ormed %onsent adalah4
Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan terlalu teknis
Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru atau tidak perhatian atau tidak ada
waktu untuk tanya jawab
Pasien sedang stress emosional sehingga tidak mampu men%erna in+ormasi
Pasien dalam keadaan tidak sadar atau mengantuk
,ebaliknya dokter juga mengeluhkan hal-hal seperti4
Pasien tidak mau diberitahu
Pasien mampu memahami
:isiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi
,ituasi gawat darurat atau waktu yang sempit
:onto( In'ormed :onsent
SURAT PERSETU;UAN7PEN,LAKAN MEDIS KHUSUS
,aya yang bertanda tangan di bawah ini 4
Nama 4 !L?P"
3mur 4
lamat 4
Telp 4
Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri?sebagai orang tua?suami?istri?anak?wali
dari 4
Nama 4 !L?P"
3mur 4
'engan ini menyatakan ,ET323?MEN)L untuk dilakukan Tindakan Medis
32
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
33/40
berupa.
'ari penjelasan yang diberikan( telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan penyakit
tersebut( serta tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinana pas%a tindakan yang dapat
terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.
2akarta(.5$
'okter?Pelaksana( Yang membuat pernyataan(
Ttd Ttd
!" !.."
>oret yang tidak perlu
Eut(anasia
Berasal dari bahasa Yunani( eu yang berarti ObaikH dan thanatos yang berarti
OkematianH. ippokrates pertama kali menggunakan istilah eutanasia ini pada sumpah
ippokrates yang ditulis pada masa
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
34/40
elompok-kelompok pendukung eutanasia mulanya terbentuk di &nggrispada tahun 16#7dan
di merika pada tahun 16#9yang memberikan dukungannya pada pelaksanaan eutanasia
agresi+( walaupun demikian perjuangan untuk melegalkan eutanasia tidak berhasil digolkan di
merikamaupun &nggris.Pada tahun 16#;( eutanasia atas anjuran dokter dilegalkan di ,wiss
sepanjang pasien yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan dari padanya. Pada era
yang sama(pengadilanmerika menolak beberapa permohonan dari pasien yang sakit parah
dan beberapa orang tua yang memiliki anak %a%at yang mengajukan permohonan eutanasia
kepada dokter sebagai bentuk pembunuhan berdasarkan belas kasihan. Pada tahun 16#6(
pasukan Na8i 2erman melakukan suatu tindakan kontro@ersial dalam suatu program
eutanasia terhadap anak-anak di bawah umur # tahun yang menderita keterbelakangan
mental( %a%at tubuh( ataupun gangguan lainnya yang menjadikan hidup mereka tak berguna.
Program ini dikenal dengan nama ksi T
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
35/40
emudian( juga ada yang membaginya ke dalam empat metode 4
Euthanasia sukarela4 ini dilakukan oleh indi@idu yang se%ara sadar menginginkan
kematian.
Euthanasia non sukarela4 ini terjadi ketika indi@idu tidak mampu untuk menyetujui
karena +aktor umur( ketidak mampuan +isik dan mental. ,ebagai %ontoh dari kasus ini
adalah menghentikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang berada di
dalam keadaan @egetati+ !koma".
Euthanasia tidak sukarela4 ini terjadi ketika pasien yang sedang sekarat dapat
ditanyakan persetujuan( namun hal ini tidak dilakukan. asus serupa dapat terjadi
ketika permintaan untuk melanjutkan perawatan ditolak.
Bantuan bunuh diri4 ini sering diklasi+ikasikan sebagai salah satu bentuk euthanasia.
al ini terjadi ketika seorang indi@idu diberikan in+ormasi dan wa%ana untuk
membunuh dirinya sendiri. Pihak ketiga dapat dilibatkan( namun tidak harus hadir
dalam aksi bunuh diri tersebut. 2ika dokter terlibat dalam euthanasia tipe ini( biasanya
disebut sebagai Obunuh diri atas pertolongan dokterH. 'i merika ,erikat( kasus ini
pernah dilakukan oleh dr. 2a%k [email protected]
Berdasarkan hukum di &ndonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang
melawan hukum( hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu
pada Pasal #
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
36/40
bangsa dan melanggar hukum positi+ yang masih berlaku yakni 3P. 'alam )'E&
pasal 5 dijelaskan bahwa /seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan
pro+esinya sesuai dengan standar pro+esi tertinggi0. 2elasnya bahwa seorang dokter dalam
melakukan kegiatan kedikterannya sebagai seorang pro+esi dokter harus sesuai dengan ilmu
kedikteran mutakhir( hukum dan agama. )'E& pasal ;d juga menjelaskan bahwa /setiap
dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup insani0. rtinya dalam
setiap tindakan dokter harus bertujuan untuk memelihara kesehatan dan kebahagiaaan
manusia. 2adi dalam menjalankan pri+esinya seorang dokter tidak boleh melakukan
Q Menggugurkan kandungan !bortus Pro@o%atus"(
Q mengakhiri kehidupan seorang pasien yang menurut ilmu dan pengetahuan tidak
mungkin akan sembuh lagi !euthanasia".;(6
Penata$aksanaan pada kanker ko$on termina$
Terapi pada kanker kolon bergantung pada stadiumnya. ,tadium &K merupakan
stadium terminal pada kanker dan dokter men%oba semua %ara untuk mengobati pasien.
Pembedahan dilakukan untuk menghilangkan bagian tumor atau bagian dari organ yang
terpengaruh( seperti hepar( paru-paru. :adiasi ataupun kemoterapi diberikan sebagai terapi
paliati+ untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan menghilangkan gejala dari kanker
tersebut. 2ika kanker kolon telah menyebar ke hepar dilakukan pengobatan khusus sepertiablasi( kemoterapi atau radiasi langsung ke heper( dan juga cryotherapy. Pada beberapa
kasus( kanker stadium &K tidak dapat diobati. emoterapi di gunakan untuk mengobati pasien
dengan kanker kolon stadium &K untuk memperbaiki gejala dan memperpanjang sur@i@al.
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
37/40
boleh memilih untuk bersedia dilakukan pengobatan atau tidak. 'okter juga boleh
menjelaskan kepada pasien sejujur-jujurnya tentang keadaan pasien( jenis pengobatan apa
yang dapat dilakukan( dan sur@i@al rate apabila dilakukan pengobatan. Pasien sebaiknya
dianjurkan untuk memikirkan baik-baik keputusan apa yang ingin diambil. pabila pasien
dalam keadaan yang terlalu emosional untuk mengambil keputusan( misalkan pasien dalam
keadaan depresi( boleh dipertimbangkan untuk merujuk ke bagian psikiatri untuk
memperbaiki keadaan mental pasien agar dapat mengambil keputusan yang benar-benar
dengan pemikiran matang. ,ebagai dokter( kewajiban untuk melindungi nyawa pasien
sangatlah besar. arena itu apabila pasien memilih tindakan yang bersi+at bunuh diri atau sel+
in+li%ting( pastinya sebagai dokter akan se%ara alamiah akan berusaha untuk men%egah pasien
mengambil keputusan yang bersi+at bunuh diri. Pada kasus penyakit karsinoma kolon
terminal( walaupun sur@i@al rate %ukup rendah( ada baiknya tindakan pengobatan pasien tetap
diusahakan untuk didapatkan %onsent dari pasien karena pasien masih memiliki harapan
untuk dilakukan pengobatan.
'ipandang dari sudut kemanusiaan Euthanasia tampaknya merupakan perbuatan yang
harus dipuji yaitu menolong sesama manusia mengakhiri kesengsaraannya dan ini diaanggap
sebagai satu bentuk rasa kasih. Tetapi keputusan euthanasia tidak boleh hanya berdasarkan
rasa kemanusiaan saja sekalipun dimasukkan kedalamnya pengertian yang tinggi sepertimenolong sesama lepas dari penderitaannya( kasih( tindakan sepatutnya dan wajar.
)'E& sebagai paduan etik bagi dokter menekankan bahwa dokter tidak boleh
melakukan berbuatan euthanasia. )leh karena itu( kita sebagai dokter hendaknya juga
menaati aturan )'E&. Namun berhubungan dengan hak pasien untuk menolak terapi(
maka ada baiknya jika dokter yang menangani pasien dengan kanker kolon stadium lanjut
mengadakan komunikasi yang baik dengan pasien dan memberikan informed consentuntuk
penolakan terapi kepada pasien.
37
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
38/40
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
39/40
malah bisa dianggap menghilangkan nyawa pasien apabila tidak tepat. )leh sebab itu
janganlah lupa untuk in+ormed %onsent.
Ired meln( salah seorang pakar etika dan hukum kedokteran &ndonesia( menyatakan
bahwa dalam hal euthanasia tidak akan pernah di%apai kesatuan pendapat etis sepanjang asa.
Namun hal ini tentu tidak berarti bahwa kita berhenti berupaya men%ari dasar-dasar etika(
moral maupun hukum terhadap masalah euthanasia yang tampaknya akan semakin sering
dihadapi para dokter. ,ebagai perbandingan di , ter%atata 9$R dokter menyetujui dan
bahkan pernah mempraktikkan euthanasia negati+( sedangkan 19R lainnya menyatakan setuju
terhadap euthanasia dan akan melakukannya bila memperoleh kesempatan.
Yang terpenting sebenarnya adalah /rambu-rambu0 etika( moral( maupun hukum yang
tegas bagi para dokter( agar terdapat kejelasan tentang euthanasia. emajuan ilmu dan
teknologi masa kini sudah saatnya diantisipasi sejak dini dengan rumusan-rumusan etika dan
hukum. 'iakui atau tidak( masalah euthanasia hampir selalu dihadapi oleh para dokter ketika
bertugas. :asanya kurang tepat jika kita masih saja mengatakan /belum waktunya0 atau
/belum saatnya0 membi%arakan tentang etika( moral( dan khususnya hukum yang berkaitan
dengan euthanasia.
DA!TAR PUSTAKA
1. %hadiat >. 'inamika etika dan hukum kedokteran dalam tantangan 8aman editior(
uriawati hartanto. 2akarta4 EC>.5$$=.
5. ana+iah 2( mir . Etika kedokteran dan hukum kesehatan. .
5$$9
#. ,uprapti :. Etika kedokteran &ndonesia. 5nd ed. 2akarta4Yayasan Bina Pustaka
,arwono Prawirohardjo. 5$$1.
-
8/10/2019 medikolegal - bioetik kedokteran
40/40
6. nomin. Peraturan Perundang-3ndangan Bidang edoteran( %etakan kedua.
edokteran Iorensik Iakultas edokteran 3ni@ersitas &ndonesia. 2akarta( 166olon %an%er. 'iunduh dari
http4??www.nlm.nih.go@?medlineplus?en%y?arti%le?$$$5=5.htm( 7 No@ember 5$$6.
15. ,udjari ,oli%hin. Persetujuan tindakan kedokteran !in+ormed %onsent". 'iunduh dari4
http4??+k.uwks.a%.id?elib?rsip?'epartemen?Iorensik?PE:,ET323N
R5$T&N'NR5$E')TE:N.pd+
http://colon-carcinomas.com/stage-defines-the-colon-carcinoma-treatmenthttp://colon-carcinomas.com/stage-defines-the-colon-carcinoma-treatmenthttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000262.htmhttp://fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/PERSETUJUAN%20TINDAKAN%20KEDOKTERAN.pdfhttp://fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/PERSETUJUAN%20TINDAKAN%20KEDOKTERAN.pdfhttp://colon-carcinomas.com/stage-defines-the-colon-carcinoma-treatmenthttp://colon-carcinomas.com/stage-defines-the-colon-carcinoma-treatmenthttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000262.htmhttp://fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/PERSETUJUAN%20TINDAKAN%20KEDOKTERAN.pdfhttp://fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/PERSETUJUAN%20TINDAKAN%20KEDOKTERAN.pdf