Download - Moluskum Kontagiosum Bab II
BAB II
DIAGNOSIS MOLLUSKUM KONTAGIOSUM
Moluskum kontangiosum dapat ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik dengan tepat dan benar.
2.1 Anamnesis :
Hal – hal yang perlu ditanyakan pada saat melakukan anamnesis terkait
penyakitnya yakni berupa awal mula gejala yang menjadi keluhan utama
penderita. Secara teorinya, masa inkubasi MK adalah kira-kira 14 hari ke 6 bulan.
Selain itu yang juga perlu ditanyakan adalah apakah gejala tersebut disertai batuk
atau demam.(1,2)
Pertanyaan yang paling penting yang harus diajukan kepada pasien untuk
dapat mendiagnosa moluskum kontangiosum adalah apakah ada keluarga atau
orang yang terdekat yang mempunyai keluhan yang sama. Hal ini disebabkan
oleh penularan atau infeksi dari moluskus kontagiusum dapat terjadi melalui
kontak dari kulit penderita kepada kulit orang sehat atau bila ada penggunaan
pakaian bersama.(1,2,3)
Pada orang dewasa dapat ditanyakan secara privasi apakah ada riwayat
kontak seksual atau bergonta-ganti pasangan. Jika pasien memiliki luka terbuka,
infeksi MK lebih mudah dan cepat menular ke bagian yang lain.ing Pada kondisi
anak-anak yang menderita MK, sering terjadi pada anak-anak dengan keganasan
seksual. Jika pasien mempunyai kondisi kulit yang tidak utuh dibahgian epidermal
contohnya pada penderita atopic aczema, infeksi MK lebih mudah dan cepat
menular ke bahgian lain. (1,2)
Riwayat pengobatan juga perlu ditanyakan pada saat melakukan
anamnesis. Pengobatan antiviral seperti pasien dengan HIV, leukemia dan
limfoma memiliki system pertahanan tubuh yang rendah sehingga sangat rentan
terhadap penyakit ini. Riwayat alergi juga harus ditanyakan untuk mengeliminasi
diagnosis banding yang lain.(1,2,3)
2.2 PEMERIKSAAN FISIK :
1
Diagnosis moluskum kontagiosum lebih banyak ditegakkan melalui
pemeriksaan fisik. Lesi yang ditimbulkan oleh MCV biasanya berwarna putih,
pink, atau sewarna kulit, umbilikasi, papul yang meninggi (diameter 1 – 5 mm)
atau nodul (diameter 6 – 10 mm). Lesi moluskum kontagiosum dapat timbul
sebagai lesi multipel atau single (biasanya <30 papul). Walaupun pada pasien
biasanya asimtomatis, mungkin muncul ekzema di sekitar lesi dan pasien bisa
mengeluhkan gatal atau nyeri. Lesi moluskum kontagiosum pada pasien HIV
tidak sembuh secara cepat, dan mudah menyebar ke lokasi lain (seperti wajah) dan
biasanya terjadi kekambuhan jika diobati dengan terapi biasa (6,1)
2.1 : Lesi berwarna pink, umbilikasi, dan papul atau nodul yang meninggi
(diameter 6-10mm)
2
Lesi jarang didapatkan pada daerah telapak tangan dan telapak kaki. Pada
orang dewasa lesi dapat pula ditemui di daerah perigenital dan perianal. Hal ini
berkaitan dengan penularan virus melalui hubungan seksual. (1,2)
2.2 : Lesi-lesi berwarna pink MK yang ditemukan di bagian genital
2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG MOLUSKUM KONTAGIOSUMPemeriksaan histopatologi moluskum kontagiosum menunjukkan
gambaran proliferasi sel-sel stratum spinosum yang membentuk lobul disertai
sentral seluler dan viral debris. Diagnosis biasanya dapat langsung ditegakkan.
Evaluasi dengan konten sentra menggunakan persiapan crush dan pewarnaan
Giemsa dan pemeriksaan histopatologik dapat dilakukan jika diperlukan. Pada
pemeriksaan histopatologis akan ditemukan epidermis hipertropi dan hiperplastik.
Di atas lapisan basal, dapat dilihat sel yang membesar berisi inklusi
intrasitoplasmik besar (Henderson-Paterson bodies). Hal ini dapat meningkatkan
ukuran sel sehingga dapat menyentuh Horny layer.(1,3)
3
2.4 : Pada stratum basalis dijumpai gambaran mitosis sel dengan pembesaran
nukleus basofilik
Lobulus intraepidermal dipisahkan oleh septa jaringan ikat dan didapatkan
badan moluskum di dalam lobulus berupa sel berbentuk bulat atau lonjong yang
mengalami degenerasi keratohialin. Pada stratum basalis dijumpai gambaran
mitosis sel dengan pembesaran nukleus basofilik. Pada fase lanjut dapat ditemui
sel yang mengalami proses vakuolisasi sitoplasmik dan didapatkan globi
eosinofilik. Beberapa kasus lesi moluskum kontagiosum dengan infeksi sekunder,
didapatkan gambaran inflamasi predominan limfosit dan neutrophil pada
pemeriksaan histopatologi.(1,3)
4
2.4 DIAGNOSIS BANDING MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Lesi moluskum kontagiosum harus dapat dibedakan dengan verucca
vulgaris, kondiloma akuminata, varisela, herpes simpleks, papiloma, syringoma
dan tumor adneksa lain.
a) Veruka atau kutil
Adalah pertumbuhan kulit (hiperplasia epidermis) tidak berbahaya yang
disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV) tipe tertentu yang
termasuk golongan papova virus. Permukaannya kasar dengan bintik kecil
gelap yang dapat dilihat. Mereka mungkin tumbuh di bagian manapun dari
tubuh dan dinamai menurut lokasi mereka, yaitu veruka vulgaris (common
warts) di anggota badan, veruka plantaris (plantar warts) di telapak kaki,
veruka plana (flat warts) di muka dan leher, dan kondiloma akuminata
(genital warts) di kelamin. Penampilan kutil berbeda-beda sesuai
lokasinya. Kutil di daerah genital atau rektal memiliki penampilan yang
basah dan seperti kembang kol. Kutil di telapak kaki yang tertekan
cenderung datar dan tumbuh ke dalam. (1)
5
2.5 : Gambaran klinis veruka berbentuk bulat berwarna abu-abu, ukuran
lentikular
b) Granuloma pyogeni
Merupakan bagian dari hemangioma kapiler. Lesi ini terjadi akibat
proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, tidak disebabkan
oleh proses peradangan. Sering mengenai anak – anak dan terutama bagian
tubuh distal yang rentan terhadap trauma. Lesi berupa papul eritematosa,
berkembang cepat hingga mencapai ukuran 1 cm. bertangkai dan mudah
berdarah. Lesi biasanya bersifat soliter. (1)
2.6 : Gambaran klinis granuloma pyogenic lesi berupa papul eritematosa,
c) Karsinoma Sel basal
Karsinoma sel basal ( BCC ) atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal
dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit
yang berambut. BCC merupakan kanker kulit neomelanoma dengan insiden tertinggi
dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya radiasi oleh UV
di bumi. Biasanya terjadi pada daerah yang terekspos matahari meskipun daerah yang
tertutup juga meningkat risikonya. Hidung atau “ daerah T “ pada wajah merupakan
tempat predileksi untuk terjadinya BCC.
6
BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi jaringan
sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “ kecacatan “. BCC jarang
metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus. 1
2.7 : Benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman,
7