Download - MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM …
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING DIKELAS 𝑽𝑰𝑰𝑰𝑭 SMPN 1 KECAMATAN
LAREH SAGO HALABAN TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Diajukan untuk memenui salah satu syarat guna mencapai Gelar
Sarjana Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Oleh:
YAYANG TARITA 2416.055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BUKITTINGGI 2021/1442 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini atas nama Yayang Tarita, NIM: 2416.055 dengan judul
“Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Daring Dikelas
𝑽𝑰𝑰𝑰𝑭 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban” telah diperiksa dan diuji
dalam sidang munaqasyah.
Demikianlah persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Pembimbing
Aniswita.S,Pd. M.Si NIP.198103142008012028
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YAYANG TARITA
NIM : 2416055
Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran
Daring di Kelas VIIIF SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago
Halaban
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya dengan judul di atas
adalah asli karya saya sendiri, demikian surat pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, Juni 2021 Saya yang menyatakan
Yayang Tarita NIM. 2416.055
iii
ABSTRAK
YAYANG TARITA (2416.055) “MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING DI KELAS 𝐕𝐈𝐈𝐈𝐅 SMPN 1 KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN” Jurusan Pendidikan Matematika (PMTK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi peneliti di SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹. Hasil pengamatan menunjukkan adanya kecendrungan rendahnya motivasi belajar matematika siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya kemauan siswa menyelesaikan tugas-tugas daring yang diberikan guru. Selain itu juga terlihat dari kurangnya semangat belajar siswa dalam pembelajaran daring. Kelas VIII terdiri atas 8 kelas, diantara kelas VIII tersebut yang relatif rendah motivasinya adalah kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Daring di Kelas 𝑽𝑰𝑰𝑰𝑭 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring dikelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring di kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban yang berjumlah 29 Orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket, yaitu angket tentang motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring. Teknik analisis data yang digunakan adalah rumus persentase motivasi belajar dan persentase motivasi belajar per-indikator.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring 37.21% dengan kriteria lemah. Motivasi belajar siswa per-indikator untuk indikator adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan 30.34% dengan kriteria lemah, indikator adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan 34.66% dengan kriteria lemah, indikator adanya harapan dan cita-cita 48.28% dengan kriteria cukup, indikator penghargaan dan penghormatan atas diri 39.31% dengan kriteria lemah, indikator adanya lingkungan yang baik 39.14% dengan kriteria lemah, dan indikator adanya keinginan yang menarik 37.59% dengan kriteria lemah.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
Rahmad dan Hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Daring di
Kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban”. Shalawat dan salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang mewariskan AlQur’an dan
Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi
Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai
pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, selaku Rektor IAIN Bukittinggi.
2. Wakil Rektor IAIN Bukittinggi.
3. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Bukittinggi.
4. Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi.
5. Bapak Tasnim Rahmat, S.Pd, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika IAIN Bukittinggi,
6. Ibu Haida Fitri, M.Si, selaku Penasehat Akademik (PA)
v
7. Ibu Aniswita, M.Si, selaku Pembimbing yang telah mengorbankan waktu,
tenaga, fikiran untuk memberikan ilmu, bimbingan dan arahan kepada penulis
demi selesainya skripsi ini
8. Bapak/Ibu dosen serta staf pengajar Program Studi Pendidikan Matematika.
9. Bapak Dodi Pasila Putra, S.Ag, M.Pd, yang telah bersedia membantu penulis
dalam memvalidasi perangkat penelitian.
10. Bapak Randi Saputra ,M.Pd. Kons, yang telah bersedia membantu penulis
dalam memvalidasi perangkat penelitian.
11. Bapak Nalim Soleh Rambe, M.Pd. Kons, yang telah bersedia membantu
penulis dalam memvalidasi perangkat penelitian.
12. Ibu Hj. Osnely Jasmi, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Kec. Lareh
Sago Halaban yang bersedia menerima penulis melakukan penelitian di
sekolah.
13. Ibu Milda Irianti, S.Pd, selaku guru mata pelajaran matematika kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹
SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data penelitian.
14. Bapak/Ibu guru serta staf SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban yang telah
memberikan banyak dorongan dan arahan demi kelancaran skripsi ini.
15. Orangtua, keluarga dan teman-teman penulis yang tidak pernah lelah
mengingatkan, mendampingi, dan mendukung penulis selama studi sehingga
mampu menyelesaikan skripsi.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah
membalas kebaikan.
vi
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Terakhir
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bukittinggi, Juni 2021
Penulis,
YAYANG TARITA NIM. 2416055
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................ii
ABSTRAK .........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................9
C. Batasan Masalah ......................................................................................10
D. Rumusan Masalah ...................................................................................10
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................10
F. Manfaat Penelitian...................................................................................10
G. Definisi Operasional ................................................................................11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Matematika .......................................................................13
B. Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) ..................................................15
C. Motivasi Belajar ......................................................................................24
D. Penelitian Relevan ...................................................................................39
E. Kerangka Konseptual ..............................................................................40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................42
C. Subjek Penelitian .....................................................................................42
D. Sumber Data ............................................................................................43
E. Instrumen Penelitian................................................................................43
viii
F. Prosedur Penelitian..................................................................................53
G. Teknik Analisis Data ...............................................................................54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Data. ...................................................................57
B. Pembahasan. ............................................................................................6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. .............................................................................................71
B. Saran. .......................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................73
LAMPIRAN .......................................................................................................75
ix
DAFTAR TABEL Tabel Judul Hal 1.1 Rata-Rata Nilai Ulangan 1 Kelas VIII ....................................................7
3.1 Kisi-Kisi Angket .....................................................................................46
3.2 Hasil Uji Validitas Angket ................................................................................ 48
3.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket ............................................................................ 51
3.4 Kisi-Kisi Angket ............................................................................................... 52
3.6 Kriteria Interpretasi Skor.........................................................................55
4.1 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa ............................................................57
4.2 Adanya Hasrat dan Keingin untuk Melakukan Kegiatan .........................58
4.3 Adanya Dorongan dan Kebutuhan Melakukan Kegiatan.........................59
4.4 Adanya Harapan dan Cita-Cita ................................................................61
4.5 Adanya Penghargaan dan Penghormatan Atas Diri .................................62
4.6 Adanya Lingkungan yang Baik ................................................................63
4.7 Adanya Keinginan yang Menarik ............................................................65
4.8 Deskripsi angket motivasi belajar siswa .................................................66
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Hal
I Data siswa kelas uji coba dan subjek penelitian……………...... 75
II Tabel tabulasi angket motivasi belajar matematika dalam
pembelajaran daring……………………………………………
80
III Hasil validasi Angket motivasi belajar matematika dalam
pembelajaran daring……………………………………………
82
IV Kisi-kisi angket uji coba dan angket penelitian motivasi belajar
matematika dalam pembelajaran daring………………………..
89
V Angket uji coba dan angket penelitian motivasi belajar matematika
dalam pembeljaran daring …………………………………………
91
VI Uji validitas angket motivasi dalam pembelajaran daring…….. 100
VII Uji validitas angket motivasi belajar dalam pembelajaran
daring dengan SPSS……………………………………………
101
VIII Uji reliabelitas angket motivasi belajar matematika dalam
pembelajran daring……………………………………………..
103
IX Uji reliabelitas angket motivasi belajar dalam pembelajaran
daring dengan SPSS……………………………………………
105
X Analisis angket motivasi belajar dalam pembelajaran daring…. 106
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan penting dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki siswa agar siap menghadapi dalam setiap perubahan yang
terjadi dikehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan
adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi dalam kehidupan masyarakat.1
Sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No
20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa:
“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diatas,
pendidikan diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan keterampilan
manusia sehingga dapat mengembangkan potensi diri, memberdayakan
potensi alam dan lingkungan untuk kepentingan hidupnya. Salah satunya
dengan melakukan proses belajar.
Belajar merupakan hal yang penting yang wajib dilakukan oleh
seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut Slameto, belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
1Oerman Hamalik,Kurikulum Dan Pembelajaran, ( Jakarta : Bumi Aksara,2013 ) , hal.3
2
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan
yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya
karena itu seseorang harus giat dalam belajar untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah belajar
matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari pada
setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP, maupun SMA.
Pembelajaran matematika yang baik dapat tercipta melalui beberapa faktor
seperti guru, media pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran
dan lingkungan. Guru merupakan faktor yang memiliki peranan penting
dalam menciptakan pembelajaran matematika yang baik sehingga tercapainya
tujuan pembelajaran.
Adapun tujuan dari pelajaran matematika yaitu Pertama,
mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan
efisien. Kedua, mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika
dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari- hari dan dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.2 Mengingat pentingnya pelajaran
matematika dalam kehidupan, maka seorang guru diharapkan mampu
mendidik, melatih, memotivasi, dan membuat siswa senang belajar
2Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001), hal.56
3
matematika, agar tujuan pelajaran matematika dapat dicapai. Motivasi
memberikan kesan tersendiri dalam kegiatan belajar. Motivasi memacu
semangat belajar dan sebaliknya. Kurang adanya motivasi akan melemahkan
semangat belajar. Jika seseorang belajar tanpa motivasi (atau kurang
motivasi) maka ia tidak akan berhasil dengan maksimal.3
Dalam Al-qur’an dijelaskan oleh Allah SWT.
⧫ ⧫ ❑⬧ ⧫
⧫ → ⬧◆ ◆ ❑⬧ ❑
⬧ ⧫⧫ ⬧ ⧫◆ ⬧ ◆
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali (Q.S Ar-Ra’d:
ayat 11)
Muhammad Quraish Shihab memberi penjelasan bahwa sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum dari positif ke negatif atau
sebaliknya dari negatif ke positif sehingga mereka merubah apa yang ada
pada diri mereka sendiri, yakni sikap mental dan pikiran mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tetapi ingat
bahwa dia tidak menghendakinya kecuali jika manusia mengubah sikapnya
terlebih dahulu. Jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,
maka ketika itu berlakulah ketentuan-Nya yang berdasarkan sunnatullah atau
hukum-hukum kemasyarakatan yang ditetapkan-Nya. Bila itu terjadi, maka
3 Yan Djoko Pietono, The Winner 8 Kekuatan Pengembangan Potensi Anak ( Jakarta: PT
Bumi Aksara,2016)h.157
4
tak ada yang dapat menolaknya dan pastilah sunatullah menimpahnya, dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka yang jatuh atasnya ketentuan
tersebut selain dia. 4 Berdasarkan ayat dan tafsir dari Muhammad Quraish
Shihab tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah tidak akan merobah suatu
keadaan manusia melainkan manusia itu sendiri yang bisa merobah
keadaannya. Perubahan tersebut bisa dilakukan dengan motivasi.
Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan
dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan
sebelumnya.5 Motivasi juga diartikan sebagai proses untuk mencoba
mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan
pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan
lebih dahulu.6
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung.7
4 M Quraish shihab, Tafsir Al Mishbah,( Jakarta: lentera Hati,2002)h.565 5Hamzah B.Uno.Teori Motivasi Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta :
PT Bumi Aksara, 2010, hal.9 6Hamzah B.Uno.Teori Motivasi ......................., hal.1 7Hamzah B.Uno.Teori Motivasi dan ................, h.23
5
Menurut Selvi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering dituntut
untuk lebih memotivasi, karena lingkungan belajar biasanya bergantung pada
motivasi dan karakteristik. Terkait dari rasa ingin tahu dan pengaturan diri
untuk melibatkan pada proses pembelajaran. Faktanya, teknologi itu sendiri
dipandang oleh sebagian orang sebagai motivasi yang inheren karena
memberikan sejumlah kualitas yang diakui penting dalam menumbuhkan
motivasi intrinsik, yaitu tantangan, keingintahuan, kebaruan, dan fantasi. 8
Maka dengan demikian akhir-akhir ini proses pembelajaran dilakukan secara
daring karena diakibatkan adanya wabah Coronavirus Diseases 2019 (Covid-
19).
Coronavirus Diseases 2019 (Covid -19) adalah penyakit jenis baru
yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pada tanggal 30
Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia. Pandemi Covid-19 menjadi persoalan
multidimensi yang dihadapi dunia, hal tersebut juga dirasakan dampaknya
dalam sektor pendidikan yang menyebabkan penurunan kualitas belajar pada
siswa. Masa darurat pandemik ini mengharuskan sistem pembelajaran diganti
dengan pembelajaran daring agar proses pembelajaran tetap berlangsung. Hal
ini jelas mengubah pola pembelajaran yang mengharuskan guru dan
pengembang pendidikan untuk menyediakan bahan pembelajaran dan
mengajar siswa secara langsung melalui alat digital jarak jauh.9
8 Yani Fitriyani, dkk, Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring
Selama Pandemik Covid-19, vol 6. No 2 h.167 9 Yani Fitriyani, dkk, Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring
Selama Pandemik Covid-19, vol 6. No 2 h.166
6
Pembelajaran Daring sangat dikenal di kalangan masyarakat dan
akademik dengan istilah pembelajaran online (online learning). Istilah lain
yang sangat umum diketahui adalah pembelajaran jarak jauh (learning
sistance). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di
dalam jaringan dimana guru dan siswa tidak bertatap muka secara langsung.10
Pembelajaran Daring merupakan sebuah inovasi pendiikan yang
melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Pembelajaran
Daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan
aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan
berbagai jenis interaksi pembelajaran. 11
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMPN 1 Kec. Lareh
Sago Halaban tanggal 27 Januari 2020 pada kelas VIII sebelum pembelajaran
daring diberlakukan. Didapat informasi siswa kelas VIII SMPN 1 Kec. Lareh
Sago Halaban memiliki nilai yang sebagian besar sudah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Semangat dalam belajar siswa begitu semangat.
untuk itu peneliti tertarik untuk melihat motivasi belajar di kelas VIII SMPN
1 Kec. Lareh Sago Halaban.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru matematika
kelas VIII di SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban tanggal 11 September 2020
setelah pembelajaran daring diberlakukan dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan tugas dilihat bahwa tugas tersebut didapat dari satu sumber siswa
10Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan
Ilmiah, (Purwodadi-Grobongan : CV Sarnu Untung, 2020), h 2 11Meda Yuliani, ddk, Pembelajaran Daring untuk Pendidikan : Teori dan
Penerapan,( Yayasan Kita Menulis, 2020) h. 23
7
saja. Itu dilihat dari cara menyelesaikan soal yang diberikan. Disini motivasi
belajar siswa sangat penting dalam pembelajaran matematika guna
meningkatkan keinginan untuk berhasil maka siswa akan belajar dengan
sungguh-sungguh. Tapi sangat disayangkan karna pembelajaran dilaksanakan
dengan daring maka siswa kurang termotivasi. Begitu juga dengan nilai yang
diperoleh oleh siswa yang begitu masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Kelas VIII terdiri atas 8 kelas jadi dari beberapa kelas
tersebut terlihat motivasinya yang begitu rendah adalah kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹. Karena
dikelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 tersebut banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya dan
dilakukan UH tidak beberapa dari siswa yang memenuhi KKM, dibandingkan
dengan kelas lainnya yang walaupun mengerjakan tugas secara bersama-sama
tetapi mereka tetap memenuhi nilai tugasnya. Hal ini bisa dilihat dari table
dibawah ini.
Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Ulangan 1 Kelas VIII SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban Tahun Ajaran 2020/2021
NO Kelas Siswa Tuntas Tidak
Tuntas
Persentase Ketuntasan
Tuntas Tidak Tuntas
1 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐴 32 15 17 46.88 53.12
2 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐵 30 10 20 33.33 66.67
3 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐶 30 12 18 40 60
4 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐷 29 12 17 41.38 58.62
5 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐸 30 9 21 30 70
6 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 29 5 24 17.24 82.76
7 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐺 30 6 23 20 80
8 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐻 31 8 23 25.81 74.19
Sumber: Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban
8
Dari hasil wawancara dengan guru matematika dan hasil perolehan nilai
kelas VIII SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban dapat dilihat bahwa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹
memiliki nilai yang rendah. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat
motivasi belajar matematika dikelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1
Kecamatan Lareh Sago Halaban dapat disimpulkan informasinya bahwa
kurang pahamnya siswa dalam proses pembelajaran. Siswa lebih cendrung
tidak mengerti dengan materi yang dikirimkan oleh guru. Karena kata siswa
tersebut sedangkan pembelajaran dengan tatap muka saja kami kurang paham
apalagi dengan daring. Terkadang disaat kami telah mengklaim matematika
itu sulit maka tidak ada lagi dorongan dan semangat kami dalam
pembelajaran matematika. Bagaimana kami mau mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru kami, kami saja tidak paham akan materi yang
dikirimkan. Kami coba buka di youtube tetap saja kami tidak memahaminya.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa orangtua/ wali dari siswa
dapat disimpulkan bahwa dirumah siswa lebih banyak main dari pada belajar.
Waktu belajar yang diadakan dirumah begitu sedikit, sehingga siswa lebih
dominan mengerjakan pekerjaan rumahnya dibandingkan pekerjaan
disekolah. Dirumah orangtua siswa susah untuk mengawasi siswa, karena
para orangtua juga memiliki pekerjaan yang begitu banyak yang diurusinya.
Pengawasan yang tidak begitu banyak untuk siswa membuat siswa hanya
9
main-main saja. Jika para siswa menanyakan tugasnya kepada orangtua,
orangtua juga tidak paham dengan pembelajaran siswa sekarang.
Pembelajaran siswa sekarang jauh berbeda dengan pembelajaran yang
dilakukan oleh para orangtua siswa dulu. Dalam penggunaan jaringan
terkadang membuat orangtua juga pusing, dan mengharuskan untuk bekerja.
Karna untuk beli paket dan kebutuhan sehari- hari lainnya. Lebih baik siswa
sekolah seperti biasanya. Karena ada guru yang menjelaskan pelajaran, ada
guru mengawasi para siswa dari pagi hingga siang. Kalau dirumah
kebanyakan dari siswa siang tidur, malam bergadang. Belajar melalui hp
membuat siswa terlena menggunakan hp. Sibuk dengan hp, tidak hanya pada
jam pelajaran menggunakan hp, melainkan tiap saat memegang hp.
Berdasarkan permasalahan diatas seakan-akan motivasi belajar tidak
sepenuhnya tercapai di kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹. Hal ini membuat peneliti ingin
mengetahui bagaimana Motivasi belajar matematika siswa dalam
pembelajaran daring sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran
Daring di Kelas 𝑽𝑰𝑰𝑰𝑭 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Motivasi siswa yang masih rendah.
2. Pemahaman siswa dalam pembelajaran daring
3. Kurangnya semangat belajar siswa dalam pembelajaran daring
10
4. Anggapan siswa bahwa matematika itu sulit
5. Hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah yang dapat diungkapkan dalam
penelitian ini, maka permasalahan dibatasi pada motivasi belajar matematika
siswa dalam pembelajaran daring di kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago
Halaban tahun ajaran 2020/2021.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan pembatasan masalah maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana motivasi belajar
matematika siswa dalam pembelajaran daring di kelas
𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban?”.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar matematika
siswa dalam pembelajaran daring di kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago
Halaban.
F. Manfaat Penelitian
Berdasakan tujuan penelitan diatas, maka diharapkan hasil penelitian
ini dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk dijadikan
sebagai sumber informasi untuk analisis motivasi belajar matematika
11
dalam pembelajaran daring siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago
Halaban.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan untuk peningkatan
mutu hasil belajar siswa melalui motivasi belajar matematika siswa
dalam pembelajaran daring.
b. Bagi siswa, melalui adanya penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran
daring
c. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan
atau bahan rujukan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika
siswa dalam pembelajaran daring
d. Bagi peneliti, sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana (S-1) serta
menambah pengalaman dan ilmu peneliti selama penelitian.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami penelitian ini, penulis
akan menjelaskan beberapa istila:
1. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar
12
yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.12
2. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang berlangsung di dalam
jaringan dimana guru dan siswa tidak bertatap muka secara langsung. 13
12Hamzah B. Uno dan Masri Kudrat Umar. Mengelola Kecerdasan Dalam
Pembelajaran. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010). hal. 108 13Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan
Ilmiah, (Purwodadi-Grobongan : CV Sarnu Untung, 2020), h 2
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Matematika
Belajar merupakan suatu proses mental yang terjadi pada diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku14. Aktifitas
mental itu terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungan
yang disadari. Jadi belajar bukan sekedar hanya mengumpulkan pengetahuan.
Proses belajar pada dasarnya merupakan kegiatan mental yang tidak
dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang
belajar tidak dapat disaksikan. Orang mungkin hanya dapat menyaksikan dari
adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Menurut Hilgart,
belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan ataupun prosedur latihan,
baik latihan didalam laboraturium maupun dalam lingkungan alamiah.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar pada
dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang untuk berinterksi
dengan lingkungan sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang
bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun
psikomotor. Dikatakan positif, karena perubahan perilaku itu bersifat adanya
penambahan dari perilaku sebelumnya yang cenderung menetap (tahan lama
dan tidak muda dilupakan). Tapi tidak semua perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar. Maka dapat dikatakan bahwa setiap proses belajar
14 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana, 2009), Cet ke-2, h.229
14
menghasilkan perubahan tingkah laku, namun tidak setiap perubahan perilaku
merupakan hasil belajar.
Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang dapat
memberikan nuansa dalam program belajar tumbuh dan berkembang secara
optimal. Dengan demikian, program belajar bersifat internal dan unik dalam
diri siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja
direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Istilah matematika berasal dari perkataan latin mathematicha, yang
diambil dari bahasa yunani, mathematike, yang berarti “relation to learning”.
Akar perkataan mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan
mathematike dengan kata lainnya yaitu mathemein yang mengandung arti
belajar (berfikir).15
Selain itu, menurut James dan James dalam buku matematikanya
mengatakan matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,
susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhungan satu dengan yang
lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis, dan geometri.16
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan yang eksak, symbol-symbol
bilangan, fakta-fakta mengenai aljabar, analisis dan geometri, suatu pola pikir
yang membutuhkan pembuktian yang logic yang erat hubungannya dengan
15Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia,2003), h.15-16 16Erman Suherman..... h.17
15
kehidupan sehari-hari. Jadi pembelajaran matematika adalah suau proses
interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan sumber belajar yang
ada pada lingkungan belajar yang berupa bahasa symbol, bilangan, fakta-
fakta, dan mencakup materi aljabar, analisis, dan geomteri serta ilmu tentang
keteraturan.
Pembelajaran terdapat pada dua bagian yaitu luring dan daring.
Dimana pembelajaran luring atau pembelajaran konvensional adalah
pembelajaran yang berpusat pada guru. Secara umum penerapan
pembelajaran ini dilakukan melalui komunikasi satu arah, sehinnga situasi
belajarnya terpusat pada guru. Disini siswa mengerjakan dua hal yaitu
mendengar dan mencatat.17
B. Pembelajaran Daring (Dalam jaringan)
1. Pengertian Pembelajaran Daring
Daring, atau dalam jaringan, adalah terjemahan dari istilah online
yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer. 18 Pembelajaran
Daring sangat dikenal di kalangan masyarakat dan akademik dengan
istilah pembelajaran online (online learning). Istilah lain yang sangat
umum diketahui adalah pembelajaran jarak jauh (learning sistance).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran ynag berlangsung di
dalam jaringan dimana guru dan siswa tidak bertatap muka secara
17 Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika kotempore.
Bandung: JICA,2001 18Tim Kemenristekdikti, BUKU PANDUAN Pengisian Survei Pembelajaran
dalam Jaringan, Jakarta : RISTEKDIKTI 2017) h, 1
16
langsung. 19 Pembelejaran Daring merupakan sebuah inovasi pendiikan
yang melibatkan unsur teknologi informasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran Daring merupakan pembelajaran yang menggunakan
jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan
kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.20
Menurut Selvi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sering
dituntut untuk lebih termotivasi karena lingkungan belajar biasanya
bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa ingin tahu
dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.
Faktanya, teknologi itu sendiri dipandang oleh sebagian orang sebagai
motivasi yang inheren karena memberikan sejumlah kualitas yang diakui
penting dalam menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu tantangan,
keingintahuan, kebaruan, dan fantasi. 21
2. Gambaran Umum Pembelajaran Daring
Pembelajaran dalam jaringan bukan hal yang baru dikenal dan
diterapkan di dalam pendidikan pada saat ini. Konsep pembelajaran ini
sudah ada sejak mulai bermunculan berbagai jargon berawalan e, seperti
e-book, e-learning, e-laboratory, e-education,, e-library, e-payment, dan
lain sebagainya. Namun pada pelaksanaannya , tidak semua instansi
menggunakan aplikasi tersebut dalam proses pembelajaran. Bahkan
19Albert Efendi Pohan, Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan
Ilmiah, (Purwodadi-Grobongan : CV Sarnu Untung, 2020), h 2 20Meda Yuliani, ddk, Pembelajaran Daring untuk Pendidikan : Teori dan
Penerapan,( Yayasan Kita Menulis, 2020) h. 23 21 Yani Fitriyani, dkk, Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring
Selama Pandemik Covid-19, vol 6. No 2 h.167
17
jumlah instansi yang menggunakan atau menerapkan aplikasi tersebut
untuk pembelajaran daring jauh lebih sedikit.22
Secara total pembelajaran daring di Indonesia bahkan di seluruh
negara di dunia dimulai pada tahun 2020. Kondisi ini dipicu oleh
permasalahan global berupa penularan wabah Corona Virus 2019
(Covid-19). Antara efektif dan terpaksa menjadi hakikat dari konsep
pembelajaran daring ini. Secara umum, banyak permasalahan yang
terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini. Infrastruktur
ditempatkan sebagai masalah utama di beberapa daerah di Indonesia,
khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Permasalahan
yang dimaksud sepeerti permasalahan ketersediaan listrik dan akses
internet pada satuan pendidikan.
Permasalahan lain yang terjadi adalah permasalahan teknis yang
dihadapi oleh kalangan pelajar, tenaga pengajar, dan orang tua.
Permasalahan yang dialami guru adalah kemampuan menggunakan
teknologi dalam pembelajaran daring. Tidak semua guru menguasai
berbagai patform pembelajaran sebagai media uatama pendukung
pembelajaran dalam jaringan ini. Guru-guru tidak mahir menggunakan e-
learning, Edmodo, schoology, google meet, dan lain sebagainya.
Sehingga hal ini menjadi permasalahan utama baik dari proses
penyelenggaraan pembelajaran daring maupun hasil pembelajaran daring.
22 Albert Efendi Pohan,..........., h.3
18
Permasalahan yang dihadapi siswa terdiri dari masalah finansial
dan juga psikologis. Secara finansial, siswa-siswi di Indonesia tidak
memiliki keadaan ekonomi yang sama baik. Hal seperti sudah tentu ini
menjadi permasalahan yang sangat serius, banyak diantara siswa tidak
bisa megikuti pembelajaran dalam jaringan karena terkendala materi.
Oleh karena itu, bisa membeli alat belajar online seperti smart phone
ataupun laptop sebagai fasilitas utama. Di samping itu, banyak juga siswa
yang tidak mampu membeli kuota internet.
Secara psikologis siswa mengalami tekanan, dalam mengikuti
pembelajaran daring ini secara total. Ada banyak hal yang menjadi
penyebabnya seperti banyaknya tugas yang diberikan oleh guru dengan
tenggang waktu yang sangat terbatas. Siswa juga tidak mengerti secara
total materi yang diberikan bagaimana mengerjakannya.
Namun, dalam hal ini , tenaga pengajar juga tidak bisa
diposisikan sebagai komponen yang salah dalam mengambil tindakan.
Karena guru-guru juga tidak memiliki persiapan matang untuk
menghadapi kondisi ini. 23
3. Faktor Penentu Kerberhasilan Dalam Pembealajaran Secara Daring
Untuk menjadikan pembealajaran Daring berjalan sukses maka
kuncinya adalah Efektifitas, berdasarkan studi dilakukan sebelumnya
23Albert Efendi Pohan,..........., h.3-6
19
menunjukan bahwa terdapat 3 hal yang dapat memberikan efek terkait
pembelajaran secara Daring yaitu: 24
a. Teknologi, secara khusus pengaturan jaringan harus memungkinkan terjadinya pertukaran sinkronisasi dan asinkronisasi. Siswa harus memiliki akses yang mudah (misalnya melalui akses jarak jauh) dan jaringan seharusnya membutuhkan waktu minimal untuk pertukaran dokumen.
b. Karakteristik pengajaran, pengajar memainkan peran sentral dalam efektifitas pembelajaran secara Daring, bukan sebuah Teknologi yang penting tetapi penerapan intruksional teknologin dari pengajar yang menetukan efek pada pembelajaran, siswa yang hadir dalam kelas dengan instruktur untuk memiliki sifat positif terhadap pendistribusian suatu pembelajaran dan memahami akan sebuah teknologi akan cenderung terisolasi karena meraka tidak memiliki lingkungan khusus untuk berinteraksi dengan pengajar.
c. Karakteristik siswa, Leidner mengungkapkan bahwa siswa tidak memiliki keterampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi dapat pembelajaran yang lebih baik dengan metode yang disampaikan secara konvensional, sedangkan siswa yang cerdas serta memiliki disiplin serta kepercayaan diri yang tinggi akan mampu untuk melakukan pembelajaran dengan metode daring.
4. Manfaat Pembelajaran Daring
Perubahan yang tengah dialami oleh seluruh pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan pendidikan pada saat ini adalah bagaimana
menggunakan teknologi secra total sebagai media utama dalam
pembelajaran daring. Keberadaan teknologi dalam pendidikan sangat
bermanfaat untuk mencapai efesiensi proses pelaksanaan pembelajaran
dalam jaringan. Manfaat tersebut seperti efesiensi waktu belajar, lebih
mudah mengakses sumber belajar dan materi pembelajarannya.
24 Roman Andrianto Pangondian, Paulus Insap Santosa, Eko Nugroho, Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0. Jurnal; Seminar Nasional Komputer & Sains (SAINTEKS) SAINTEKS 2019, ISBN: 978-602-52720-1-1, Januari 2019 Hal: 58, di Akses 1 September 2020, Jam 20:00 WIB.
20
Menurut Meldawati, manfaat pembelajaran daring adalah sebagai
berikut: 25
a. Membangun komunikasi dan diskusi yang sangat efisien antara guru dengan siswa.
b. Siswa saling berinteraksi dan berdiskusi antara siswa yang satu dengan yang lainnya tanpa melalui guru.
c. Dapat memudahkan interaksi antara siswa, guru dengan orang tua. d. Sarana yang tepat untuk ujian maupun kuis. e. Guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa berupa
gambar dan video selain itu siswa juga dapat mengunduh bahan ajar tersebut.
f. Dapat memudahkan guru membuat soal dimana saja dan kapan saja tanpa batas.
Pembelajaran daring juga memberikan metode pembelajaran yang
efektif seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait
menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri,
personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan yang menggunaan
simulasi dan permainan.
Selain itu, pembelajaran daring juga dapat mendorong sisa
tertantang dengan hal-hal yang mereka peroleh selama proses belajar,
baik teknik interaksi dalam pembelajaran maupun penggunaan media-
media pembelajaran yang beraneka ragam. Siswa juga secara otomatis,
tidak hanya mempelajari materi ajar yang diberikan guru, melainkan
mempelajari cara belajar sendiri. 26
5. Prinsip Pembelajaran Daring
Prinsip pembelajaran Daring adalah terselenggaranya
pembelajaran yang bermakna, yaitu proses pembelajaran yang
25Albert Efendi Pohan,..........., h.7 26Albert Efendi Pohan,..........., h.8
21
berorientasi pada interaksi dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
bukan terpaku pada pemberian tugas-tugas belajar kepada siswa. Tenaga
pengaja dan yang diajar harus tersambung dalam proses pembelajaran
Daring.
Menurut Munawar, perancangan sistem pembelajaran Daring
harus mengacu pada 3 prinsip yang harus di penuhi yaitu : 27
a. Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk di pelajari.
b. Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai sistem tidak saling tergantung.
c. Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atas menjawab soal dari hasil perancangan sistem yang di kembangkan.
6. Kebijakan Pembelajaran Daring
Pembelajaran Daring di Indonesia diselenggarakan dengan aturan
dan sistem yang terpusat pada peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Untuk mengatur pembelajaran daring pemerintah
merumuskan dasar-dasar hukum penyelenggaraan pembelajaran dalam
jaringan (daring) masa pandemi Covid-19. Adapun dasar hukum yang
dimaksud adalah : 28
a. Keppress No. 1 Tahun 2020, tentang penetapan kedaruratan kesehatan masyarakat Covid-19
b. Kepres No.12 tahun 2020, tentang penetapan bencara nonalam penyebaran Covid-19 sebagai bencana nasional
c. Surat Keputusan BNPB Nomor 9 A tahun 2020, tentang penetapan status keaadaan tertentu daarurat bencara wabah penyakit akibat virus corona di indonesia
d. SE Mendikbud No.3 Tahun 2020, tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan
27Albert Efendi Pohan,..........., h.8-9 28Albert Efendi Pohan,..........., h.9 -10
22
e. Surat Mendikbud No.46962/MPKA/HK/2020, tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 pada perguruan tinggi
f. SE Mendikbud No. 4 Tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurad penyebaran virus corona
g. Surat Edaran Menri PANRB No.19 Tahun 2020, tentang penyesuaian sistem kerja Aparatur Sipil Negara dalam upaya pencegaran penyebaran Covid-19 di pemerintah
7. Ketentuan Pembelajaran Daring
Ketentuan pembelajaran Daring telah diatur oleh Perencanaan
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Surat
Edaran Nomor 4 tahun2020 tetang Batasan-Batasan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Daring. Adapun batasan-batsan tersebut adalah sebagai
berikut : 29
a. Siswa tidak dibebani, tuntutan memutuskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas.
b. Pembelajaran dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermaksa bagi siswa.
c. Difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai Covid-19.
d. Tugas dan aktivitas disesuaikan dengan minat dan kondisi siswa, serta mempertimbangkan kesenjangan akses dan fasilitas belajar di rumah.
e. Bukti atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif fari guru, tanpa harus berupa skor/nilai kuantitatif.
8. Media Pembelajaran Daring
Dalam pembelajaran Daring, guru tidak dibatasi oleh aturan
dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran online yang akan
digunakan. Namun guru harus mengacu pada prinsip pembelajaran
daring seperti yang telah dijelaskan, diatas. Artinya adalah media yang
29Albert Efendi Pohan,..........., h.10-11
23
digunakan oleh guru dapat digunakan oleh siswa sehingga komunikasi
dalam pembelajarana dapat dilakukan dengan baik.Beberapa platform
atau media online yang dapat digunakan dalam pembelajaran online
seperti E-Learning, Edmodo, Googke meet, V-Class, Google Class,
Webinar, Zoom,Skype, Webex, Facebook, Youtube live, schoology,
WhatsApp, Email, telegram dan messanger.30
9. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring memiliki keunggulan yang bisa kita ambil.
Ini tentunya bisa berdampak berbeda-beda pada setiap orang karena tidak
memiliki kesaamaan kondisi. Kelebihan dai pembelajaran daring ini
adalah: 31
a. Pembelajaran yang bersifat mandiri dan interaktivitas tinggi, sehingga mampu meningkatkan tingkat ingatan
b. Memberikan lebih banyak pengalaman belajar dengan teks, video, audio, dan animasi yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi
c. Memberikan kemudahan dalam menyampaikan berbagai materi, memperbarui isi, mengunduh dan para siswa juga bisa mengirim email kepada siswa lainnya, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat,hingga link video conference untuk berkomunikasi langsuang
Windhiyana mengutarakan bahwa kelebihan dalam melakukan
pembelajaran online, salah satunya adalah meningkatkan kadar interaksi
antarasiswa dengan guru, pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.32
30Albert Efendi Pohan,..........., h.10-11 31Meda Yuliani, ddk,..........., h. 23 32Meda Yuliani, ddk,..........., h. 23
24
Namun pembelajaran daring ini juga memiliki banyak
kekurangan atau kelemahan yang perlu kita ketahu. Hal ini harus kita
jadikan sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut untuk diperbaiki dimasa
yang akan datang. Beberapa faktor yang menghambat dalam pelaksanaan
pembelajaran Daring ini menjadi bukti kelemahan dari pembelajaran
daring. Beberapa kelemahan dari pembelajaran daring adari berbagai
aspek di antaranya : 33
a. Kesehatan menjadi poin terpenting bagi kehidupan kita, pembelajaran daring menggunakan media gadget yang cukup lama akan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan.
b. Kekhawatiran bagi ibu yang bekerja dan tidak dapat melakukan pendampingan dalam pembelajaran Daring.
c. Orang tua cepat jengkel dan mudah emosi dalam mengaajarkan anak-anaknya.
d. Memerlukan waktu yang cukup lama agar orang tua bisa mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru.
e. Orang tua dituntut untuk bisa menggunakan teknologi dan melek ilmu pengetahuan.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yaitu daya upaya yang
dilakukan dalam mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Dari
kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif.34
33Meda Yuliani, ddk,..........., h. 31 34Sardiman. Interaksi dan Motivasi ................., hal. 73
25
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha yang
dilakukan seseorang untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka
akan berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu.35Motivasi merupakan suatu dorongan dasar yang menggerakkan
seseorang bertingkah laku. Dorongan berada pada diri seseorang yang
menggerakkan dalam melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan
dalam dirinya.36
Selain itu, motivasi adalah suatu kekuatan, baik itu dari dalam
maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap pribadi atau masyarakat.
Motivasi juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi
orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang
diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.37
Berdasarkan teori-teori motivasi di atas, dapat disimpulkan, bahwa
motivasi adalah suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari
dalam maupun dari luar sehingga seseorang dapat berkeinginan untuk
melakukan perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu lebih baik dari
keadaan sebelumnya.38
35Sardiman. Interaksi dan ......................., hal. 75 36Hamzah B.Uno.Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2010) hal.1 37Hamzah B.Uno.Teori Motivasi ......................., hal.1 38Hamzah B.Uno.Teori Motivasi ......................., hal.9
26
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berpengaruh.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi
tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.39
Jadi, peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah
dorongan yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa untuk
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik untuk memenuhi
suatu kebutuhan ataupun tujuan.
2. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Oemar Hamalik fungsi motivasi belajar adalah:40
a. Mendorong timbulnya suatu kelakuan dan perubahan, tanpa adanya motivasi tidak akan timbul perubahan seperti belajar.
b. Sebagai pengarah, mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menetukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dari dalam dan luar
diri siswa untuk melakukan perubahan dalam memenuhi kebutuhan maka
Faktor-faktor motivasi belajar, ada dua yaitu:
39Hamzah B.Uno.Teori Motivasi dan ................, hal.23 40Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru
Algensindo,2012) h.175
27
a. Faktor intrinsik
Faktor intrinsik yaitu berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil
dan dorongan kebutuhan belajar, serta harapan untuk mencapai cita-
cita yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam diri seseorang yang
berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
bersemangat.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif dan suatu kegiatan yang menarik. Faktor ekstrinsik ini
timbul karena rangsangan atau bantuan dari orang lain.41
Jadi, peneliti menyimpulkan jenis motivasi yang pertama adanya
motivasi yang disebabkan dari dalam diri seseorang tanpa adanya
bantuan atau ransangan dari orang lain( intrinsik), dan yang kedua
motivasi yang disebabkan oleh adanya ransangan dari luar atau orang
lain(ekstrinsik).
4. Indikator Motivasi Belajar
Menurut Hamzah B Uno indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan menjadi: 42
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, karena adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil maka siswa akan selalu belajar sungguh-sungguh. Misalnya sikap terhadap kesulitan cara yang dilakukan dalam menghadapi kesulitan.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, karena adanya dorongan dari dalam diri seorang siswa maka dia akan merasa senang
41Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014),hal.152 42Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi
Aksara,2012) h.23
28
mengikuti pembelajaran dan benar-benar memperhatikan pembelajaran. Misalnya disiplin hadir disekolah, kesiapan untuk memulai belajar dan persiapan belajar dirumah.
c. Adanya harapan dan cita-cita d. Adanya penghargaan dalam belajar, penghargaan ini biasanya berupa
hadiah dan pujian atas keberhasilan yang didapatkan. Misalnya keinginan untuk berprestasi.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, kegiatan yang menarik ini bisa terjadi karena metode yang digunakan guru, bisa juga tulisan guru, bisa juga karena media yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran serta bisa juga dengan strategi yang digunakan guru. Misalnya kemandirian penyelesaian tugas latihan, kelengkapan tugas/PR dan menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran.
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan yang jauh dari keramaian dan kebisingan sangat mendukung proses pembelajaran. Misalnya keaktifan dalam mengikuti PBM dan semangat dalam mengikuti PBM.
Menurut Karunia Eka Lestari indikator motivasi belajar
yaitu:43
a. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar b. Menunjukkan perhatian dan minat terhadap tugas-tugas yang
diberikan c. Tekun menghadapi tugas d. Ulet menghadapi kesulitan e. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
Dimensi yang diungkap terhadap motivasi belajar, yaitu: 44
a. Ketekunan dalam belajar 1) Kehadiran di sekolah 2) Mengikuti PBM di kelas 3) Belajar di rumah
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan 1) Sikap terhadap kesulitan 2) Usaha mengatasi kesulitan
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar 1) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran
43 Karunia eka lestari dkk, penelitian pendidikan matematika,(Bandung:PT
Refika Aditama,2015)h.93 44Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.210
29
2) Semangat dalam mengikuti PBM d. Berprestasi dalam belajar
1) Keinginan untuk berprestasi 2) Kualifikasi hasil
e. Mandiri dalam belajar 1) Penyelesaian tugas/PR 2) Menggunakan kesempatan diluar jam pelajaran.
Berdasarkan indikator-indikator motivasi belajar diatas, indikator-
indikator motivasi belajar yang penulis gunakan adalah indikator motivasi
belajar menurut Hamza B Uno. Karena indikator- indikator yang
diterakan lebih terperinci dan jelas.
5. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Motivasi memiliki perencanaan yang strategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.
Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan
motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak
hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti uraian
berikut:
a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar.
c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar.
e. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
30
f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.45
Adapun prinsip-prinsip motivasi menurut Kenneth H. Hover dalam
Oemar Hamalik adalah sebagai berikut:46
a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman
Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan
pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan. Karena itu
pujian lebih besar nilainya bagi motivasi belajar siswa.
b. Semua siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis tertentu
yang harus mendapat kepuasan.
Kebutuhan-kebutuhan itu menyatakan diri dalam berbagai bentuk
yang berbeda. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara
efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit
bantuan didalam motivasi dan disiplin.
c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada
yang berasal dari luar.
Sebabnya ialah karena kepuasan yang diperoleh oleh individu itu
sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri siswa itu sendiri.
d. Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan
keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan (reinforcement).
Apabila suatu perbuatan belajar mencapai tujuan maka terhadap
perbuatan itu perlu segera diulang kembali setelah beberapa menit
45Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar.........., hal.152 46 Oemar Hamalik,proses Belajar Mengajar,…. Hal 163
31
kemudian, sehingga hasilnya mantap. Pemantapan itu perlu
dilakukan dalam setiap tingkatan pengalaman belajar.
e. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain.
Guru yang berminat tinggi dan antusias akan menghasilkan siswa
yang berminat tinggi dan antusias pula. Demikian siswa yang
antusias akan mendorong motivasi siswa lainnya.
f. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang
motivasi.
Apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya
maka perbuatannya ke arah itu akan lebih besar daya dorongnya.
g. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan
minat yang lebih besar untuk mengerjakannya dari pada apabila
tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.
Apabila siswa diberi kesempatan menemukan masalah sendiri dan
memecahkan sendiri maka akan mengembangkan motivasi dan
disiplin lebih baik.
h. Pujian-pujian yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan
cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.
Berkat dorongan orang lain, misalnya untuk memperoleh angka
yang tinggi maka siswa akan berusaha lebih giat karena minat
menjadi lebih besar.
i. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif
untuk memelihara minat siswa.
32
Cara mengajar yang bervariasi ini akan menimbulkan situasi
belajar yang menantang, dan menyenangkan seperti halnya
bermain dengan alat permainan yang berlainan.
j. Manfaat minat yang telah dimiliki oleh siswa adalah bersifat
ekonomis.
Minat khusus yang telah dimiliki oleh siswa akan mudah
ditransferkan kepada minat dan bidang studi atau dihubungkan
dengan masalah tertentu dalam bidang studi.
k. Membangkitkan minat siswa harus menyesuaikan pada kondisi-
kondisi yang ada pada siswa.
l. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar.
Kecemasan ini akan mengganggu perbuatan belajar siswa, sebab
akan mengakibatkan pindahnya perhatian kepada hal lain sehinnga
kegiatan belajarnya menjadi tidak efektif.
m. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar
menjadi lebih baik.
Keadaan emosi yang lemah dapat menimbulkan perbedaan yang
lebih energik.
n. Apabila tugas terlalu sulit, maka frustasi akan secara cepat menuju
demoralisasi.
Karena terlalu sulitnya tugas itu maka akan menyebabkan siswa
melakukan hal-hal yang tidak wajar sebagai manifestasi dari
frustasi yang terkandung didalam dirinya.
33
o. Setiap siswa mempunyai tingkat-tingkat frustasi toleransi yang
berlainan.
Ada siswa yang karena kegagalannya justru menimbulkan
incentive tetapi ada siswa yang selalu berhasil malahan menjadi
cemas terhadap kemungkinan timbulnya kegagalan, misalnya
tergantung pada stabilitas emosinya masing-masing.
p. Tekanan kelompok siswa kebanyakan lebih efektif dalam motivasi
dari pada tekanan atau paksaan dari orang dewasa.
Para siswa sedang mencari kebebasan dari oaring dewasa. Ia lebih
bersedia melakukan apa yang dilakukan oleh kelompoknya dan
demikian sebaliknya.
q. Motivasi yang besar erat hubungannya denan kreatifitas siswa.
Dengan teknik mengajar yang tertentu motivasi siswa dapat
ditujukan kepada kegiatan-kegiatan kretif. Motivasi yang telah
dimiliki oleh siswa apabila diberi semacam penghalang seperti
adanya ujian yang mendadak, peraturan-peraturan sekolah, dan
lain-lain maka kegiatan kereatifnya akan timbul sehingga ia lolos
dari penghalang.
6. Peran Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Ada beberapa peranan penting motivasi dalam belajar dan
pembelajaran antara lain:
34
a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang
dapat memperkuat perbuatan belajar.
b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitanya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu,
jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati
manfaatnya bagi anak.
c. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Tampak bahwa motivasi untuk belajar
menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang
kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak
tahan lama belajar.47
7. Cara Menggerakkan Motivasi Belajar Siswa
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan
atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut: 48
a.Memberikan angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Murid yang mendapatkan angkanya baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya murid yang mendapatkan angka
47Hamzah B Uno, Teori Motivasi ...................., hal.27 48 Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar,… hal 166-168
35
kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau juga dapat menjadi pendorong agar belajarnya lebih baik.
b. Pujian Pemberian pujian kepada murid atas hal – hal yang telah
dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang.
c. Hadiah
Cara ini boleh juga dilakukan oleh guru dalam batas – batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik, memberikan hadiah bagi para pemenang sayembara atau pertandingan olahraga.
d. Kerja kelompok Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam
belajar, kadang – kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
e. Persaingan Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif –
motif sosial kepada murid. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti: perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar.
f. Tujuan dan level of aspiration Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa
g. Sarkasme Ialah dengan jalan mengajak para siswa mendapat hasil belajar
yang kurang. Dalam batas – batas tertentu sarkasme dapat mendorong kegiatan belajar demi nama baiknya, tetapi dipihak lain dapat menimbulkan sebaliknya, karena siswa merasa dirinya dihina, sehingga memungkinkan timbulnya konflik antara guru dan siswa.
h. Penilaian Penilaian secara kontinu akan mendorong siswa – siswa belajar,
oleh karena setiap anak memiliki kecendrungan untuk memperoleh hasil yang baik.
i. Karyawisata dan ekskrusi Cara ini dapat membangkitkan motivasi belajar oleh karena
dalam kegitan ini akan mendapat pengalaman langsung dan bermakna baginya.
36
j. Film pendidikan Setiap siswa merasa senang menonton film. Gambaran dan isi
cerita film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
k. Belajar melalui radio Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada
mendengarkan ceramah guru. Radio adalah alat yang penting untuk mendorong motivasi belajar siswa.
8. Teknik- Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran
Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan didalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:49
a. Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa kepada hasil belajar yang baik.
b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar siswa.
c. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat ditimbulkan oleh suasana yang mengejutkan, keragu-raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, dan menemukan suatu hal yang baru.
d. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. dalam upaya itu pun, guru sebenarnya bermaksud untuk memunculkan rasa ingin tahu.
e. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa semangat untuk belajar selanjutnya.
f. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar. sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat lebih mudah.
g. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang
49 Hamzah. Teori Motivasi dan Pengukurannya,…hal 34
37
unik, tak terduga, dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang biasa – biasa saja.
h. Menuntut siswa untuk menggunakan hal – hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan jalan itu, selain siswa belajar dengan menggunakan hal – hal yang telah dikenalnya, dia juga dapat menguatkan pemahaman atau pengetahuannya tentang hal – hal yang telah dipelajarinya.
i. Menggunakan simulasi dan permainan. Simulasi merupakan upaya untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang dipelajari melalui tindakan langsung.
j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum.
k. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. hal – hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal – hal yang berdampak negatif seyogiyanya dikurangi.
l. Memehami iklim sosial dalam sekolah. Pemahaman iklim dan suasan sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa. Dengan pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah dan kesulitan.
m. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Guru seyogiyanya memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan berbagai manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motif belajarnya. Jenis – jenis pemanfaatan kewibawaan itu adalah dalam memberikan ganjaran, dalam pengendalian perilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum, kewibawaan sebagai rujukan, dan kewibawaan karena keahlian.
n. Memperpadukan motif – motif yang kuat. Seorang siswa giat belajar mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat. Dia dapat pula belajar karena ingin menonjolkan diri dan memperoleh penghargaan, atau karena dorongan untuk memperoleh kekuatan. Apabila motif – motif yang kuat itu dipadukan, maka siswa memperoleh penguatan motif yang jamak, dan kemauan untuk belajar pun bertambah besar, sampai mencapai keberhasilan yang tinggi.
o. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Di atas telah dikemukakan, bahwa seseorang akan berbuat lebih baik dan berhasil apabila dia memahami yang harus dikerjakannya dan
38
yang dicapai dengan perbuatan itu. Makin jelas tujuan yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.
p. Merumuskan tujuan – tujuan sementara. Tujuan belajar merupakan rumusan yang sangat luas dan jauh untuk dicapai. Agar upaya mencapai tujuan itu lebih terarah, maka tujuan – tujuan belajar yang umum itu seyogiyanya dipilah menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah dicapai.
q. Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai. Dalam belajar, hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah. Dengan mengetahui hasil yang telah dicapai maka motif belajar siswa lebih kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang memuaskan.
r. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa. suasana ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain.
s. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan harus dilakukan sendiri.
t. Memberikan contoh yang positif. Banyak guru yang mempunyai kebiasaan untuk membebankan pekerjaan kepada siswa tanpa kontrol. Biasanya dia memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru meninggalkan kelas untuk melaksankan pekerjaan lain.
9. Perspektif Tentang Motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda.
Berikut akan dibahas empat perspektif:50
a. Perspektif Behavioral Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman
eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi siswa.
Perspektif behavioral berkaitan erat dengan intensif. Intensif adalah
stimulus positif atau negatif yang dapat memotivasi prilaku siswa.
50 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua,…hal 462
39
b. Perspektif Humanistis Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas siswa
untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih
nasib, dan kualitas positif.
c. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran siswa akan
memandu motivasi mereka. Perspektif ini berfokus pada ide – ide
seperti motivasi internal siswa dalam mencapai sesuatu, atribusi
mereka (persepsi tentang sebab – sebab kesuksesan dan kegagalan,
terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam
prestasi), dan keyakinan siswa bahwa mereka dapat mengontrol
lingkungan mereka secara efektif.
d. Perspektif Sosial
Perspektif social menekankan pada kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan, yang berarti motivasi untuk berhubungan dengan
orang lain secara aman.
D. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nopriyanti dalam skripsi yang
berjudul “Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Penemuan
Terbimbing di Kelas VIII SMPN 1 Sungai Aur Pasaman Barat” dimana
dari hasil penelitiannya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode
40
penemuan terbimbing tergolong kepada kriteria kuat dengan nilai 84.99%.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nopriyanti adalah penulis
meneliti mengenai motivasi belajar matematika dalam pembelajaran
daring sedangkan yang diteliti Nopriyanti adalah motivasi dan hasil belajar
dengan metode terbimbing.
2. Jurnal Kependidikan, E-ISSN: 2442-7667, PP.165-175, Vol.6, No.2, Juli
2020, dengan judul “Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran
Daring Selama Pandemik Covid-19” dimana dari hasil penelitiannya
berdasarkan analisis data dari indikator motivasi belajar menunjukkan skor
rata-rata persentase 80.27% termasuk kepada kriteria sangat baik.
Kesamaan dengan yang penulis teliti adalah sama-sama meneliti mengenai
motivasi belajar dalam pembeljaran daring. Sedangkan perbedaannya
penulis meneliti siswa kelas VIII SMPN sedangkan pada penelitian ini
meneliti mahasiswa.
E. Kerangka Konseptual
Tujuan pembelajaran merupakan upaya mengarahkan siswa kedalam
proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan. Suatu tujuan dianggap tercapai bila siswa telah
memiliki sejumlah pengetahuan dan kemampuannya dibidang yang dipelajari,
misalnya matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, siswa harus mampu
membangkitkan dorongan, baik yang datang dari diri siswa itu sendiri
maupun dari luar yang mendorong siswa untuk belajar. Agar siswa dapat
41
terbiasa mengembangkan potensi yang ada dari dalam diri siswa tersebut.
Baik pembelajaran itu dilaksanakan di sekolah maupun di rumah.
Seperti yang terjadi pada saat ini, dimana hampir seluruh sekolah
menerapkan pembelajaran dirumah. pembelajaran yang berlangsung saat ini
adalah menggunakan jaringan dimana guru dan siswa tidak bertatap muka
secara langsung.
MOTIVASI dorongan yang berasal dari
dalam dan luar diri siswa untuk mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik untuk
memenuhi suatu kebutuhan ataupun tujuan
Indikator Motivasi Belajar 1.adanya hasrat dan keinginan
untuk berhasil 2.adanya dan kebutuhan dalam
belajar 3.adanya penghargaan dalam
belajar 4.adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar 5.adanya lingkungan belajar
yang kondusif
Pembelajaran Matematika Daring
merupakan pembelajaran yang berlangsung didalam jaringan dimana guru dan siswa tidak
bertatap muka secara langsung.
Indikator/ konsep 1. Sistem pembelajaran harus
sederhana sehingga mudah untuk dipelajari
2. System pembelajaran harus dibuat personal sehingga
pemakai system tidak saling tergantung
3. System harus cepat dalam proses pencarian materi atas menjawab soal dari
hasil perancangan system yang dikembangkan
Motivasi Dalam Pembelajaran Daring
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk
menggambarkan mengenai situasi atau kejadian-kejadian.51
Pada penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan atau
menyimpulkan data-data yang didapat dilapangan mengenai motivasi belajar
matematika siswa dalam pembelajaran daring siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1
Kec. Lareh Sago Halaban.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban yang
terletak di Pakan Rabaa, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten 50
Kota. Sedangkan untuk waktu penelitian ini adalah pada semester ganjil
tahun ajaran 2020/2021.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹.
Dimana kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 terdiri dari 29 orang siswa. Pemilihan subjek ini
berdasarkan pertimbangan bahwa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 berdasarkan hasil wawancara
memiliki motivasi yang rendah dan nilai yang rendah dibandingkan dengan
kelas lainnya.
51Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada,
2003),h.76
43
D. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh
orang yang melakukan penelitian.52 Data primer dalam penelitian ini
adalah motivasi belajar yang diperoleh dari angket motivasi belajar yang
disebar oleh peneliti.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.53 Data
sukunder dari penelitian ini adalah jumlah siswa yang menjadi subjek
penelitian dan nilai ulangan harian siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah.54 Dimana instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.55
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian
52Misbahudin, Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014) Cet-2, h 21 53Misbahudin, Iqbal Hasan, Analisis…, h 21 54Suharsimi Arikunto, Prosedur…, h 126 55Sugiyono, Metode Penelitian Kuatntitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta,2018),h.142
44
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh penelitian, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.56
Dengan sekala likert, maka variabel yang akan di ukur di jabarkan
menjadi indikator variabel. Kemuadian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan diri positif sampai negatif. Yang berupa kata-
kata, diantaranya yakni:
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju57
Menyusun instrument yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu
angket motivasi belajar matematika siswa. Adapun langkah-langkah dalam
menyusun instrument ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan indikator motivasi belajar
Indikator motivasi yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Adanya hasrat ingin dan keinginan berhasil
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d. Adanya perhagaan dalam belajar
56 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian; Untuk Guru-karyawan dan Peneliti
Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.87 57 Sugiyono, Metode Penelitia Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung Alfabeta, 2013). Hal 134
45
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
2. Membuat kisi-kisi angket motivasi belajar.
Kisi-kisi angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.1
a. Membuat daftar pertanyaan berdasarkan kisi-kisi angket motivasi
belajar siswa
b. Melakukan Validasi angket motivasi belajar dengan tim ahli.
Hal ini bertujuan untuk mengukur validitas instrument angket.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid
atau sahih memiliki validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang
valid memiliki validitas rendah. Suatu instrument dikatakan valid apabila
instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk
mengetahui valid atau tidaknya suatu instrument angket dianalisa dengan
validitas isi.
Berdasarkan hasil validasi pada ahli yaitu kepada Bapak Nalim
Soleh Rambe, M.Pd., Kons , Bapak Randi Saputra, M. Pd.,Kons dan
Bapak Dodi Pasila Putra, S.Ag., M.Pd, maka ada sedikit perubahan
dalam angket motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran
daring yaitu tulisan dan tata bahasanya diperbaiki dan angket yang no 29
bahasanya diperjelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket motivasi
belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring dapat digunakan
dengan sedikit revisi.
46
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Daring Untuk di Uji Cobakan
Variable Indikator No Item Jumlah
Positif (+) Negatif (-)
Motivasi
Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
20,21,25
1,4
5
Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
10,22,30
2,16
5
Adanya harapan dan cita-cita
3,17,23
9,24
5
Penghargaan dan penghormatan atas diri
5,12,18
11,28
5
Adanya lingkungan yang baik
6,19,27
7,13
5
Adanya keinginan yang menarik
8,15,26
14,29
5
Jumlah 18 12 30
Sumber: Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)hal.10
Adapun langkah-langkah penyusunan angket motivasi belajar
siswa yaitu dengan validitas dan releabelitas:
a. Validitas instrumen angket
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 58
Untuk menguji validitas dengan menggunakan rumus korelasi “r”
Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus:59
58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, … h.173
47
𝑟𝑥𝑦 =𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√(𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2)(𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabe X dan variabel Y
𝑛 Jumlah siswa Σ𝑋𝑌 Jumlah perkalian antara skor item dan skor total Σ𝑋 Jumlah skor item Σ𝑌 Jumlah skor total
Setelah diperoleh nilai rxy, nilai tersebut dibandingkan dengan nilai
rtabel = 0.361 product moment untuk taraf nyata (α) = 0,05 dari jumlah
siswa 30 orang. Kaidah keputusannya adalah bila rxylebih besar dari rtabel,
maka perbedaan itu signifikan. Sehingga instrumen dinyatakan valid60
Menurut Misbahuddin, setelah didapatkan keputusan pernyataan itu
valid, selanjutnya dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks Korelasi
Product Moment sebagai berikut:
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,20 : sangat rendah atau lemah sekali 0,20 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,40 : rendah atau lemah tapi pasti 0,40 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,70 : cukup berarti atau sedang 0,70 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,90 : tinggi atau kuat 0,90 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 : sangat tinggi atau kuat sekali 𝑟𝑥𝑦 = 1,00 : sempurna61
59 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran; Prinsip, Teknik dan Prosedur,
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), h. 254 60Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitati, Kualitatif,
Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Hal. 182 61 Lesma Dewita, Pengaruh Kemampuan,…, h.45
48
Penghitungan validitas juga dibantu dengan software Statistical
Product and Service Solution (SPSS), dengan angkah-langkah sebagai
berikut:
a. Siapkan lembar kerja SPSS. b. Isikan semua data pada kolom yang tersedia. c. Simpan data yang telah kita input, dengan cara klik seve file. d. Klik menu Analize, Corralate, bivarianlate. Sehingga muncul kotak
dialog masukan data. e. Pilih pada kotak dialog tersebut klik pearson. f. Kemudian muncul Test of significance klik two-tailed. g. Muncul kotak dialog Statistic pada kotak dialog tersebut klik option. h. Pilih statstic and standard devation pada masing-masing value, klik
exlude cases pairwise, klik continue klik OK. i. Berdasarkan perhitungan diatas angket tes valid. Dimana sig 0.361
˃ 0,05.62
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika Dalam Pembelajaran
Daring Item Soal
Validitas/ Nilai Korelasi (r)
Nilai r tabel Keterangan Kesimpulan
1 0.4058093112 0.361 r hitung > r tabel Valid 2 0.6639910407 r hitung > r tabel Valid 3 0.4030338463 r hitung > r tabel Valid 4 0.4212388115 r hitung > r tabel Valid 5 0.4080051846 r hitung > r tabel Valid 6 0.2571508999 r hitung > r tabel Tidak Valid 7 0.5977492521 r hitung > r tabel Valid 8 0.6693585395 r hitung > r tabel Valid 9 0.4790624005 r hitung > r tabel Valid 10 0.5438175388 r hitung > r tabel Valid 11 0.3826242198 r hitung > r tabel Valid 12 0.1428881155 r hitung > r tabel Tidak Valid 13 0.4044366552 r hitung > r tabel Valid 14 0.3708552600 r hitung > r tabel Valid 15 0.0335155519 r hitung > r tabel Tidak Valid 16 0.4498148108 r hitung > r tabel Valid 17 0.3884559375 r hitung > r tabel Valid 18 0.5572644298 r hitung > r tabel Valid 19 0.7100953123 r hitung > r tabel Valid 20 0.6209113471 r hitung > r tabel Valid 21 0.5812059514 r hitung > r tabel Valid
62 Sofyan Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, … h.82
49
22 0.3225594772 r hitung > r tabel Tidak Valid 23 0.7896442431 r hitung > r tabel Valid 24 0.5696110984 r hitung > r tabel Valid 25 0.3445440804 r hitung > r tabel Tidak Valid 26 0.3792779641 r hitung > r tabel Valid 27 0.6310599770 r hitung > r tabel Valid 28 0.4444222916 r hitung > r tabel Valid 29 0.4034402865 r hitung > r tabel Valid 30 0.7290788172 r hitung > r tabel Valid
Jumlah Valid 25 Jumlah Tidak Valid 5
b. Reliabelitas
Reliabelitas menunjukan adanya konsistensi dan stabilitas nilai
hasil skala pengukuran tertentu.63 Pengujian reliabeltas dilakukan dengan
teknik Alpha Cronbach dengan rumusan:
a. Menentukan nilai varian setap butir pertanyaan
𝜎𝑖2 =
∑ 𝑋𝑖2 −
(∑ 𝑋𝑖)2
𝑛𝑛
b. Menentukan nilai varian total
𝜎𝑡2=
∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2
𝑛
𝑛
c. Menentukan reliabelitas instrumen
𝑟11 = (𝑘
𝑘−1)(1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 )
Keterangan:
𝑟11 : reliabelitas yang dicari
𝑛 : Jumlah sampel
𝜎2 : jumlah varians skor tiap- tiap item
63 Jonathan Sarawono, Analisis Data Penelitian menggunakan, (Yogyakarta:
ANDI, 2006), h.219
50
𝜎𝑡2 : varians total
∑ 𝑋 : total jawaban responden untuk setiap butirpertanyaan
𝑘 : jumlah butir pertanyaan
𝑋𝑖 :jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan64
Kaidah keputusan:
Jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka semua data yang dianalisis reliabel
Jika 𝑟11 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka semua data yang dianalisis tidak reliabel
Kriteria Reliabilitas:
0,80 < 𝑟11 ≤ 1,00 : sangat tinggi
0,60 < 𝑟11 ≤ 0,80 : tinggi
0,40 < 𝑟11 ≤ 0,60 : sedang
0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 : rendah
0,00 < 𝑟11 ≤ 0,20 : sangat rendah
Penghitungan reliabelitas juga dibantu dengan SPSS dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan lembar kerja SPSS. 2) Masukan jawaban responden sesuai kolom masing-masing. 3) Klik analysis pilih scale kemudian reability analysis. 4) Masukan skor jawaban model klik alpha. 5) Klik statistik dari discriptives kemudian item lalu scale. 6) Klik continue lalu OK akan muncul output. 7) Jika nilai cronbach alpha > 0.6 maka dapat di simpulkan bahwa data
reliabel dan dapat di gunakan untuk penelitian.65
64 Sofyan Siregar, Statistik, … h.90 65 Sofyan Siregar, Statistik,…,h.177-1-20
51
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Daring
No Item Soal
Validitas/ Nilai Korelasi (r)
Nilai reliabilitas
Keterangan
1 1 0.4058093112 1.02972 Dipakai 2 2 0.6639910407 Dipakai 3 3 0.4030338463 Dipakai 4 4 0.4212388115 Dipakai 5 5 0.4080051846 Dipakai 6 6 0.2571508999 Tidak Dipakai 7 7 0.5977492521 Dipakai 8 8 0.6693585395 Dipakai 9 9 0.4790624005 Dipakai 10 10 0.5438175388 Dipakai 11 11 0.3826242198 Dipakai 12 12 0.1428881155 Tidak Dipakai 13 13 0.4044366552 Dipakai 14 14 0.3708552600 Dipakai 15 15 0.0335155519 Tidak Dipakai 16 16 0.4498148108 Dipakai 17 17 0.3884559375 Dipakai 18 18 0.5572644298 Dipakai 19 19 0.7100953123 Dipakai 20 20 0.6209113471 Dipakai 21 21 0.5812059514 Dipakai 22 22 0.3225594772 Tidak Dipakai 23 23 0.7896442431 Dipakai 24 24 0.5696110984 Dipakai 25 25 0.3445440804 Tidak Dipakai 26 26 0.3792779641 Dipakai 27 27 0.6310599770 Dipakai 28 28 0.4444222916 Dipakai 29 29 0.4034402865 Dipakai 30 30 0.7290788172 Dipakai
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dengan hitung dan
program SPSS untuk angket persepsi siswa terhadap pembelajaran
matematika diketahui nilai koefisien r hitung adalah 1,02 dan nilai tabel r
adalah 0,361 pada taraf α = 5% dengan demikian nilai r hitung = 1,02 lebih
besar dari nilai tabel r atau 1,02 > 0,361. Ini berarti instrument angket
52
motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring
dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
c. Menyusun angket motivasi belajar berdasarkan hasil validasi dan
analisis uji coba di SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban.
Dari hasil uji coba instrument penelitian untuk angket motivasi
belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring diperoleh
kesimpulan bahwa dari 30 butir dinyatakan terdapat 25 butir yang valid
dan 5 butir yang tidak valid. Hasil dari perhitungan validitas butir
menunjukkan bahwa angket valid dengan keterangan pada taraf
signifikansi α = 0,05 dan bernilai positif selanjutnya butir – butir tiap
instrument yang valid digunakan untuk penelitian yang sebenarnya
begitupun dengan hasil reliabilitas.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran
Daring
Variabel Indikator No Item Jumlah
Positif (+) Negatif (-)
Motivasi
Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
17,18
1,4
4
Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
9, 25
2,13
4
Adanya harapan dan cita-cita
3,14,19
8,20
5
Penghargaan dan penghormatan atas diri
5,15
10,23
4
Adanya lingkungan yang baik
16,22
6,11
4
53
Adanya keinginan yang menarik
7,21
12,24
4
Jumlah 13 12 25
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian antara lain:
a. Menentukan tempat peneltian, yakni SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban
b. Mengurus surat observasi pada pihak kampus
c. Menyerahkan surat observasi awal ke pihak sekolah
d. Melakukan wawacara kepada guru matematika SMPN 1 Kec. Lareh
Sago Halaban
e. Meminta data dan nilai UH 1 kepada guru matematika SMPN 1 Kec.
Lareh Sago Halaban
f. Menyusun instrument yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu
angket motivasi belajar matematika siswa. Adapun langkah-langkah
dalam menyusun instrument ini adalah sebagai berikut:
g. Menentukan indikator motivasi belajar
h. Membuat kisi-kisi angket motivasi belajar
i. Membuat daftar pertanyaan berdasarkan kisi-kisi angket motivasi
belajar siswa
j. Melakukan Validasi angket motivasi belajar dengan tim ahli.
54
k. Melakukan uji coba angket motivasi belajar, dalam hal ini dilakukan di
SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban
l. Menyusun angket motivasi belajar berdasarkan hasil validasi dan
analisis uji coba di SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti memberikan motivasi belajar kepada
siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban T.A 2020/2021.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengelola data hasil angket motivasi belajar matematika siswa kelas
𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kec. Lareh Sago Halaban
b. Menarik kesimpulan dari hasil yang didapat sesuai teknis analisis yang
digunakan.
G. Teknis Analisis Data
Analisis data dilakukan guna untuk memperoleh makna dari data yang
telah terkumpul. Analisis yang dilakukan adalah terhadap angket motivasi
siswa.
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya yang
dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data dilakukan bertujuan untuk
memperoleh makna dari data yang sudah terkumpul tersebut. Analisis yang
dilakukan adalah deskripsi angket motivasi belajar matematika siswa dalam
pembelajaran daring. Sebelum data dianalisis tahapan yang dilakukan sebagai
berikut:
55
1. Memeriksa / editing, memeriksa angket kosong atau yang hilang kemudian
diisi kembali oleh yang bersangkutan.
2. Memberi tanda / coding, untuk memudahkan waktu melakukan tabulasi /
analisis.
3. Tabulasi data, memasukkan data yang sudah ditandai kedalam tabel.
4. Menganalisis data yang telah ditabelkan dimana untuk butir – butir
pernyataan positif adalah butir – butir pernyataan yang mendukung
penilaiannya dari 5 yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak
setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Sedangkan pernyataan negatif dan
sebaliknya butir – butir yang tidak mendukung motivasi belajar
matematika siswa dalam pembelajaran daring tersebut diberi penilaiannya
dari 1 ke 5 yaitu sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu- ragu = 3, dan tidak
setuju= 4, sangat tidak setuju = 5.
Selanjutnya data yang diperoleh dari responden di analisis dengan
teknik analisis data sebagai berikut:
Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Skor66
Range persentase Kriteria
0 – 20 Sangat lemah
21 – 40 lemah
41 – 60 Cukup
61 – 80 kuat
81 – 100 Sangat kuat
56
a. Menghitung persentase dengan rumus
P =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100%
Ket:
P = angka persentase
b. Menghitung persentase motivasi perindikator dengan rumus
P =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 X 100%
Ket:
P = angka persentase
57
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Data
1. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara lengkap
motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring. Subjek
dalam penelitian ini adalah kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 sebanyak 29 orang .
Dalam penelitian ini terdapat 1 buah angket penelitian yaitu angket
motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring. Angket
dibuat berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti terlebih
dahulu. Sebelum menyebarkan angket kepada siswa, peneliti telah
melakukan validasi terlebih dahulu kepada dosen yang bersangkutan.
Selanjutnya peneliti melakukan deskripsi data dengan menggunakan
angket yang telah disebarkan oleh peneliti kepada subjek penelitian.
Hasil perolehan skor angket motivasi belajar matematika siswa
dalam pembelajaran daring di kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh
Sago Halaban disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Daring
Kelas N Total Skor Skor
Maksimal Persentase Kriteria
Subjek 29 1349 3625 37.21 Lemah
58
Berdasakan data diatas diperoleh skor total 1349 dengan persentase
37.21% yang kriterianya adalah lemah. Secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa kriteria motivasi belajar matematika siswa dalam
pembeljaran daring dikelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago
Halaban lemah.
2. Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Daring Perindikator
Untuk menarik kesimpulan tentang data angket motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran daring dilakukan juga analisis dengan persentase
motivasi siswa tarhadap masing-masing indikator. Analisis persentase
motivasi belajar siswa dalam pembeljaran daring masing-masing indikator
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Adanya Hasrat dan Keingin untuk Melakukan Kegiatan
No item
Pilihan Jawaban Responden Total skor
Skor Maksimal
persentase
SS S RR TS STS 1 16
11
2
0 0 44 145 30,34%
4 13
8
4
4
0 57 145 39.31%
17 0 0 2
12
15
45 145 31.03%
18 0 0 5
10
14
49 145 33.79%
∑195
Berdasarkan tabel 4.2 diatas indikator adanya hasrat dan keingin
untuk melakukan kegiatan memiliki empat pernyataan dengan total skor
keempat pernyataan tersebut adalah 195 dengan skor ideal 580, sehingga
diperoleh persentase sebesar 33.62%dengan kriteria lemah, yang artinya
59
siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki
tingkat adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan lemah.
Siswa bosan dalam belajar matematika dengan system pembelajaran
daring dengan persentase tertinggi “sangat setuju” sebesar 55.17% dengan
total skor yang didapatkan 44 dan persentase 30.34% dengan kategori
lemah. Siswa tidak mempelajari terlebih dahulu materi matematika yang
akan dibahas pada jadwal belajar daring berikutnya dengan persentase
tertinggi “ sangat setuju” sebesar 44.83% dengan total skor 57 dan
persentase 39.31% dengan kategori lemah. Siswa senang mengerjakan
tugas matematika yang diberikan guru selama pembelajaran daring dengan
persentase tertinggi “ sangat tidak setuju” sebesar 51.72% dengan total
skor 45 dan persentase 31.03% dengan kategori lemah. Siswa menyiapkan
diri dari semua hal-hal yang dapat mengganggu disaat belajar matematika
secara daring (seperti mematikan telivisi dan lain sebagainya) dengan
persentase tertinggi “sangat tidak setuju” sebesar 48.28% dengan total skor
49 dan persentasenya 33.79% dengan kategori lemah.
Tabel 4.3 Adanya Dorongan dan Kebutuhan Melakukan Kegiatan
No item
Pilihan Jawaban Responden Total skor
Skor Maksimal
Persentase
SS S RR TS STS 2 9
15
4
1
0 55 145 37.93%
9 0 0 3
13
13
48 145 33.10%
13 14
14
1
0 0 44 145 30.34%
25 1
7
8
13
54 145 37.24%
∑201
60
Berdasarkan tabel 4.3 diatas indikator adanya dorongan dan
kebutuhan melakukan kegiatan memiliki empat pernyataan dengan total
skor keempat pernyataan tersebut adalah 201 dengan skor ideal 580,
sehingga diperoleh persentase sebesar 34.66% dengan kriteria lemah, yang
artinya siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban
memiliki tingkat adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
lemah. Banyaknya tugas matematika yang diberikan selama belajar daring,
membuat siswa malas untuk menyelesaikannya dengan persentase
tertinggi “setuju” sebesar 51.72% dengan total skor 55 dan persentasenya
37.93% dengan kategori lemah. Setelah jadwal pembelajaran daring
selesai, siswa menggunakan waktu luang untuk belajar matematika dengan
persentase tertinggi “sangat tidak setuju” dan “tidak setuju” sebesar
44.83% dengan total skor 48 dan persentasenya 33.10% dengan kategori
lemah. Ketika menemukan kesulitan dalm mengerjakan tugas matematika,
siswa memilih untuk meminta teman mengirimkan jawabannya melalui
media online yang ada (seperti whatsapp dll)dengan persentase tertinggi
“sangat setuju” dan “setuju” sebesar 48.28% dengan total skor 44 dan
persentasenya 30.34% dengan kategori lemah. Siswa senang ketika
diberikan tugas mencatat materi matematika oleh guru selama
pembelajaran daring dengan persentase tertinggi “sangat tidak setuju”
sebesar 44.83% dengan total skor 44 dan persentasenya 30.34% dengan
kategori lemah.
61
Tabel 4.4 Adanya Harapan dan Cita-Cita
No item
Pilihan Jawaban Responden Total skor
Skor Maksimal
Persentase
SS S RR TS STS 3 0 1
4
15
9
55 145 37.93%
8 7
16
6
0 0 57 145 39.31%
14 1
0 7
8
13
55 145 37.93%
19 0 3
6
7
13
57 145 39.31%
20 10
14
2
3
0 56 145 38.62%
∑280
Berdasarkan tabel 4.4 diatas indikator adanya harapan dan cita-cita
memiliki lima pernyataan dengan total skor kelima pernyataan tersebut
adalah 280 dengan skor ideal 580, sehingga diperoleh persentase sebesar
48.28% dengan kriteria cukup, yang artinya siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1
Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki tingkat cukup adanya harapan
dan cita-cita. Siswa yakin dapat memahami materi pembelajaran
matematika yang disajikan melalui video oleh guru walau cukup sulit
untuk dipahami dengan persentase tertinggi “tidak setuju” sebesar 51.72%
dengan total skor 55 dan persentasenya 37. 93% dengan kategori lemah.
Siswa tidak peduli jika nilai matematika tidak mencapai nilai KKM selama
pembelajaran daring dengan persentase tertinggi “setuju” sebesar 55.17%
dengan total skor 57 dan persentasenya 39.31% dengan kategori lemah.
Siswa menetapkan target minimum nilai yang harus dicapai setelah
mengerjakan tugas, ulangan, maupun ujian matematika secara daring
62
dengan persentase tertinggi “sangat tidak setuju” sebesar 44.83% dengan
total skor 55 dan persentasenya 37.93% dengan kategori lemah. Siswa
tetap mengikuti pembelajaran matematika secara daring dengan baik agar
dapat mencapai nilai diatas KKM dengan persentase tertinggi “sangat
tidak setuju” sebesar 44.83% dengan total skor 57 dan persentasenya
39.31% dengan kategori lemah. Siswa kurang peduli dengan nilai ulangan
yang siswa peroleh dalam pembelajran matematika selama daring dengan
persentase tertinggi “setuju” sebesar 48.28% dengan total skor 56 dan
persentasenya 38.62% dengan kategori lemah.
Tabel 4.5 Adanya Penghargaan dan Penghormatan Atas Diri
No item
Pilihan Jawaban Responden Total skor
Skor maksimal
Persentase
SS S RR TS STS
5 0 3
6
8
12
58 145 40%
10 8
15
4
2
0 58 145 40%
15 0 1
7
11
10
57 145 39.31%
23 13
9
5
2
0 55 145 37.93%
∑228
Berdasarkan tabel 4.5 diatas indikator adanya penghargaan dan
penghormatan atas diri memiliki empat pernyataan dengan total skor
keempat pernyataan tersebut adalah 228 dengan skor ideal 580, sehingga
diperoleh persentase sebesar 39.31% dengan kriteria lemah, yang artinya
siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki
tingkat yang lemah dalam penghargaan dan penghormatan atas diri. Siswa
63
yakin dengan jawaban sendiri setiap mengerjakan soal latihan matematika
yang guru kirimkan dengan persentase tertinggi “sangat tidak setuju”
sebesar 41.38% dengan total skor 58 dan persentasenya 40% dengan
kategori lemah. Siswa merasa ragu memperoleh nilai yang baik saat
ulangan online walaupun sudah belajar matematika dengan giat dengan
persentase tertinggi “setuju” sebesar 51.72% dengan total skor 58 dan
persentasenya 40%dengan kategori lemah. Siswa bangga dapat
menyelesaikan tugas matematika selama pembelajaran daring meskipun
nilai yang diperoleh belum maksimal dengan persentase tertinggi “tidak
setuju” sebesar 37.93% dengan total skor 57 dan persentasenya 39.31%
dengan kategori lemah. Nilai tambahan yangdiberikan guru, tidak
membuat siswa bersemangat untuk bertanya melalui grup belajar (seperti
whatsapp dll) mengenai materi yang belum siswa pahami dengan
persentase tertinggi “sangat setuju”sebesar 44.83% dengan skor total 55
dan persentasenya 37.93% dengan kategori lemah.
Tabel 4.6 Adanya Lingkungan yang Baik
No item
Pilihan Jawaban Responden Total skor
Skor Maksimal
Persentase
SS S RR TS STS 6 10
13
3
3
0 57 145 39.31%
11 10
13
5
1
0 55 145 37.93%
16 0 2
5
12
10
57 145 39.31%
22 0 2
5
13
9
58 145 40%
∑227
64
Berdasarkan tabel 4.6 diatas indikator adanya lingkungan yang baik
memiliki empat pernyataan dengan total skor keempat pernyataan tersebut
adalah 227 dengan skor ideal 580, sehingga diperoleh persentase sebesar
39.14% dengan kriteria lemah, yang artinya siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1
Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki tingkat dalam lingkungan yang
baik lemah. Tidak ada teman atau keluarga yang menjadi tempat bertanya
dan diskusi langsung selama pembelajaran daring, membuat siswa tidak
bersemangat dalam pembelajaran matematika dengan persentase tertinggi
“setuju” sebesar 44.83% dengan total skor 57 dan persentasenya 39.31%
dengan kategori lemah. Situasi dan kondisi rumah membuat siswa kurang
focus belajar matematika dengan system daring dengan persentase
tertinggi “setuju” sebesar 44.83% dengan total skor 55 dan persentasenya
37.93% dengan kategori lemah. Keluarga selalu membantu ketika siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika selama
pembelajran daring dengan persentase tertinggi “ tidak setuju” sebesar
42.38” dengan total skor 57 dan persentasenya 39.31% dengan kategori
lemah. Teman memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum siswa pahami melalui media social yang
dimilikinya dengan persentase tertinggi “tidak setuju” sebesar 44.83%
dengan total skor 58 dan persentasenya 40% dengan kategori lemah.
65
Tabel 4.7 Adanya Keinginan yang Menarik
No item
Pilihan Jawaban Responden Total skor
Skor Maksimal
Persentase
SS S RR TS STS 7 0 1
5
14
9
56 145 38.62%
12 14
9
5
1
0 51 145 35.17%
21 0 1
5
13
10
55 145 37.93%
24 9
14
5
1
0 56 145 38.62%
∑218
Berdasarkan tabel 4.7 diatas indikator adanya keinginan yang
menarik memiliki empat pernyataan dengan total skor keempat
pernyataan tersebut adalah 218 dengan skor ideal 580, sehingga diperoleh
persentase sebesar 37.59%% dengan kriteria lemah, yang artinya siswa
kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki tingkat
adanya keinginan yang menarik lemah. Selama belajar matematika secara
daring siswa senang ketika guru memberikan tugas proyek dengan
persentase tertinggi “tidak setuju” sebesar 48.28% dengan total skor 56
dan persentasenya 38.62% dengan kategori lemah. Siswa tidak senang
belajar matematika secara daring karena tidak dapat berdiskusi dengan
teman sebaya dengan persentase tertinggi “sangat setuju” sebesar 48.28%
dengan total skor 51 dan persentasenya 35.17% dengan kategori lemah.
Selama pembelajaran daring, siswa suka mengisi waktu luang dengan
mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan matematika dengan
persentase tertinggi “ tidak setuju” sebesar 44.83% dengan total skor 55
66
dan persentasenya 37.93% dengan kategori lemah. Pembelajran
matematika secara daring kurang bervariasi dan menarik perhatian dengan
persenntase tertinggi “setuju” sebesar 48.28% dengan total skor 56 dan
besar persentasenya 38.62% dengan kategori lemah.
Berdasarkan uraian analisis angket motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran daring dari masing-masing indikator, hasil angket motivasi
belajar siswa dapat dideskripsikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Deskripsi angket motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring
perindikator Indikator Jumlah
Item Skor Persentase Kriteria
Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
4 195 33.62 Lemah
Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
4 201 34.66 Lemah
Adanya harapan dan cita-cita 5 280 48.28 Cukup Penghargaan dan penghormatan atas diri
4 228 39.31 Lemah
Adanya lingkungan yang baik 4 227 37.14 Lemah Adanya keinginan yang menarik
4 218 37.59 Lemah
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa motivasi belajar
matematika siswa dalam pembelajaran daring di kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 di SMPN 1
Kecamatan Lareh Sago Halaban adalah 37.21% dengan kriteria lemah. Hal
ini menunjukkan bahwa siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 di SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago
Halaban bahwa kurang adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan
kegiatan, kurang adanya dorongan dak kebutuhan melakukan kegiatan,
kurang adanya harapan dan cita-cita, kurang ada penghargaan dan
67
penghormatan atas diri, kurang adanya lingkungan yang baik, dan kurang
adanya keinginan yang menarik.66 Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Aldo Putra Pratama yaitu Dalam pembelajaran daring pastinya
mempengaruhi motivasi belajar siswa, banyak siswa yang malas untuk
mengerjakan tugas dan orang tua yang mengerjakan tugas tersebut dan
akibatnya anak tidak belajar dengan maksimal. Kontrol orang tua untuk
mengawasi peserta didik dalam penggunaan smartphone dan media
pendukung pembelajaran daring juga masih sangat kurang baik, ini
menjadikan anak kecanduan dalam bermain smartphone dan media
pendukung pembelajaran daring sehinnga motivasi belajar siswa menurun.67
Motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring dikelas
𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 di SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban perindikator untuk
indikator pertama yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan
kegiatan yang persentasenya adalah 33.62% dengan kategori lemah. Hal ini
menandakan bahwa kurangnya minat dan semangat siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika secara daring. Dapat dilihat pada tingkat kebosanan
siswa dalam belajar matematika secara daring, bagaimana siswa tidak
mempelajari terlebih dahulu materi matematika yang akan dibahas pada
jadwal pembelajaran selanjutnya,kurang senangnya siswa dalam mengerjakan
tugas matematika secara daring, dan tidak menyiapkan diri dari semua hal-hal
yang dapat mengganggu pembelajaran matematika sacara daring. Hal ini
66 Hamzah B uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi
Aksara,2012)h23. 67 Aldo Putra Pratama, Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi
Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan volume 2 No 1 2021, hal 90
68
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azizah Tri Rahma, Aniswita,
dan Haida Fitri yaitu motivasi akan menyebakan terjadinya suatu perubahan
energy yang ada pada diri manusia sehingga berhubungan dengan persoalan
gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu.68Indikator kedua yaitu adanya dorongan dan kebutuhan
melakukan kegiatan yang persentasenya adalah 34.66% dengan kategori
lemah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya dorongan dan kebutuhan
siswa dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran secara daring. Dapat
dilihat pada siswa malas mengerjakan tugas yang diberikan guru disaat
pembelajaran daring, setelah jam pembelajaran daring selesai, siwa tidak
menggunakan waktu luangnya untuk belajar matematika, ketika menemukan
kesulitan dalam mengerjakan tugas siswa selalu meminta temannya
mengirimkan jawaban melalui media social yang mereka pakai, dan siswa
tidak senang ketika diberikan tugas mencatat materi matematika oleh guru
dalam pembelajaran daring. Hal ini sejalan dengan pendapat Woodwort
dalam Wina Sanjaya bahwa motivasi dapat membuat individu melakukan-
melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Indikator ketiga yaitu
adanya harapan dan cita-cita yang persentasenya adalah 48.28% dengan
kategori cukup. Hal ini dapat dilihat pada ketidak yakinan siswa dalam
memahami materi pembelajaran yang disajikan guru melalui video dalam
pembelajaran daring, ketidak pedulian siswa jika nilainya dibawah KKM
selama pembelajaran daring, siswa tidak menetapkan target minimumnya
68Aniswita dkk, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VIII MTSN 3 Agam TP 2018/2019, Jurnal ilmiah pendidikan matematika AL-QASADY Volume 4 No1 Juni 2020, h 5
69
dalam mengerjakan tugas,ulangan maupun ujian matematika, siswa tidak
mengikuti proses pembelajaran daring dengan baik walau siswa tidak
mencapai nilai diatas KKM, dan siswa tidak peduli dengan nilai ulangan yang
diperoleh dalam pembelajaran daring. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mudjiono dan Dimyati bahwa motivasi seseorang yang memiliki motivasi
yang baik memiliki dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
prilaku seseorang termasuk perilaku belajar.69 Indikator keempat
penghargaan dan penghormatan atas diri yang persentasenya adalah 39.31%
dengan kategori lemah. Dapat dilihat pada ketidak yakinan siswa dengan
jawaban sendiri sitiap mengerjakan sosal latiha yang dikirimkan oleh guru,
siswa merasa ragu memperoleh nilai yang baik saat ulangan online walaupun
siswa sudah belajar matematika dengan giat. Siswa tidak bangga dapat
menyelesaikan tugas matematika selama pembelajaran daring meskipun nilai
yang diperoleh belum maksimal, dan nilai tambahan yang diberikan oleh guru
tidak membuat siswa bersemangat bertanya melaluigrup belajar. Hal ini
sejalan dengan pendapat Santrock bahwa ketika siswa gagal atau mendapat
hasil yang buruk dalam ujian atau tugas, maka mereka akan menghubungkan
hasil itu dengan sebab-sebab tertentu.70 Indikator kelima adalah adanya
lingkungan yang baik yang persentasenya adalah 39.14% dengan kategori
lemah. Hal ini bisa dilihat pada tidak adanya teman atau keluarga yang
menjadi tempat bertanya atau berdiskusi langsung, situasi dan kondisi rumah
siswa yang membuat kurang focus belajar, tidak pernah dibantu keluarga
69 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(PT Rineka Cipta, 2009)h80 70 Johyn W. Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua,… 471
70
ketika mengalami kesulitan dalam belajar selama pembelajaran daring, dan
teman tidak memberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum
dipahami. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adhetya
Cahyani yaitu factor yang mempengaruhi menurunnya motivasi belajar pada
siswa jika ditinjau secara inthern dengan situasi belajar selama masa covid-
19, baik factor internal maupun factor internal diperoleh bahwa kondisi
lingkungan lingkungan belajar memberikan pengaruh terhadap menurunnya
motivasi belajar siswa.71 Indikator keenam yaitu adanya keinginan yang
menarik yang persentasenya 37.59% dikategorikan lemah. Hal ini bisa dilihat
pada belajar matematika secara daring siswa tidak senang ketika guru
memberikan tugas proyek, siswa tidak senang belajar matematika secara
daring karena tidak dapat berdiskusi dengan teman sebaya, selama
pembelajaran daring siswa tidak suka mengisi waktu luang dengan
mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan matematika, dan
pembelajaran matematika secara daring tidak bervariasi dan menarik
perhatian.
71 Adhetya Cahyani dkk. Motivasi Belajar Siswa SMA Pada Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi Covid-19, Junal Pendidikan volume 3 No.01, hal 137
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data, maka dapat disimpulkan yaitu:
1. Motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring dikelas
𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban memiliki persentase
37.21% dengan kriteria lemah.
2. Motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring per
indikator untuk indikator adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan
kegiatan 30.34% dengan kriteria lemah. Indikator adanya dorongan dan
kebutuhan melakukan kegiatan 34.66% dengan kriteria lemah. Indikator
adanya harapan dan cita-cita 48.28% dengan kriteria cukup. Indikator
penghargaan dan penghormatan atas diri 39.31% dengan kriteria lemah.
Indikator adanya lingkungan yang baik 39.14% dengan kriteria lemah.
Indikator adanya keinginan yang menarik 37.59%.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti dapat
mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang
motivasi belajar matematika siswa dikelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh
Sago Halaban, maka demi kesempurnaan karya ilmiah ini peneliti
mengharapkan beberapa hal sebagai berikut:
72
1. Kepada siswa kelas 𝑉𝐼𝐼𝐼𝐹 SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban agar
bisa meningkatkan motivasi belajar matematikanya dalam pembelajaran
daring.
2. Kepada orangtua di harapkan memperhatikan peranan orangtua terhadap
anak-anaknya, sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar
matematika.
3. Kepada Kepala SMPN 1 Kecamatan Lareh Sago Halaban di harapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh sekolah bahwa tujuan
pendidikan disekolah tidak hanya meningkatkan aspek kognitif tetapi juga
meningkatkan aspek afektif.
4. Kepada guru, khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) agar dapat
melakukan tes tentang motivasi belajar kepada siswa.
5. Bagi Pembaca, dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang motivasi
belajar beserta hal-hal mengenai motivasi belajar matematika.
6. Kepada peneliti sendiri, semoga apa yang penulis teliti dapat menambah
wawasan bagi penulis dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sendiri.
73
DAFTAR PUSTAKA
Albert Efendi Pohan. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan
Ilmiah. (Purwodadi-Grobongan: CV Sarnu Untung
Arikunto Suharsimi,2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Bondet Wrahtnala, 2009. Sosiologi 3 Untuk SMA Dan MA Kelas XII, Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Hadi Sumasno. Pemeriksaan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif Pada
Skripsi.Jurnal Ilmu Pendidikan, jilid 22, nomor 11
Hamalik, Oermar. 2013 Kurikulum Dan Pembelajaran,Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik Oemar, 2012. Psikologi Belajar dan Mengajar ,Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Hardani dkk.2020 Metode penelitian.wonosari :Pustaka ilmu
Khodijah Nyayu, 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana, Cet ke-2
Lestari Karunia eka dkk, 2015. penelitian pendidikan matematika,Bandung:PT Refika Aditama
Meda Yuliani, ddk, 2020. Pembelajaran Daring untuk Pendidikan : Teori dan
Penerapan, Yayasan Kita Menulis
M Quraish shihab, 2002, Tafsir Al Mishbah,Jakarta: lentera Hati
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah
Pohan Albert Efendi,2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan
Ilmiah, Purwodadi-Grobongan : CV Sarnu Untung
74
Riduwan, 2015. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, Bandung: Alfabeta
Roman Andrianto Pangondian, Paulus Insap Santosa, Eko Nugroho, Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Pembelajaran Daring Dalam
Revolusi Industri 4.0. Jurnal; Seminar Nasional Komputer & Sains
(SAINTEKS) SAINTEKS 2019, ISBN: 978-602-52720-1-1, Januari 2019
Hal: 58, di Akses 1 September 2020, Jam 20:00 WIB.
Sanjaya Wina, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik
Pengembangan
Siswono Tatag yuli eko. 2020. Penelitian Pendidikan Matematika.Surabaya :
Unesa University Press
Suherman Erman, dkk, 2003,Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono. 2009.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.Bandung : Alfabeta
Tim Kemenristekdikti, 2017. BUKU PANDUAN Pengisian Survei Pembelajaran
dalam Jaringan, Jakarta : RISTEKDIKTI
Uno Hamzah B. 2010.Teori Motivasi Teori Motivasi dan Pengukurannya,Jakarta :
PT Bumi Aksara
Winaryati Eny. 2017. Action Research dalam Pendidikan (Antara Teori dan
Praktik).(Jawa Tengah : UNIMUS PRESS
Yani Fitriyani, dkk, Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring
Selama Pandemik Covid-19, vol 6. No 2
75
LAMPIRAN I
KELAS UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
NO NAMA PESERTA DIDIK L / P
1 AJIS L 2 ALYA ZAHRA P 3 ANGGUN USNATUL PUTRI P 4 DESI NOVITA P 5 DINI RAMADANI P 6 FERELLIO AHFANSYAH L 7 FARHAN EKO ADIPUTRA L 8 FAUZANI AKBAR L 9 GENTA DEFRIAN L 10 GILANG PERMANA L 11 INTAN PUTRI DWI P 12 JIHAN RAHMADHANI P 13 LAURA SINTIA PRATAMA P 14 MAHARI ADIVA P 15 MAGENTA DARMAYEDI L 16 MARCELINO YUDA DWIS L 17 MUHAMAD VESSEL DASWAT L 18 MUHAMMAD ALVIKRI L
19 MUHAMMAD FADHEL PRATAMA
L
20 MUHAMMAD FARIDH L 21 MUHAMMAD RISKI L
22 MUHAMMAD RIZKI ASRA L
23 MUTIARA PRIMA SARI P 24 NURUL ANNISA P 25 REGITA DWI CAHYANI P
26 RINDANG PURNAMA L
27 SASTRA ADAM WIJAYA L
28 SELVI NOVEBRIA NINGSI P 29 SOFI KAMELIA PUTRI P 30 YUDHA L
76
Absen kelas 𝑽𝑰𝑰𝑰𝑮
77
78
KELAS 𝑽𝑰𝑰𝑰𝑭 SUBJEK ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
NO NAMA PESERTA DIDIK L / P
1 AIDIL AZRI L 2 AISYAH P 3 ALDI SYAHID ABDULLAH L 4 ALDO FERNANDES L 5 BAYU WANDIRA L 6 DAHNIL RAMADAN L 7 DENDI SYAPUTRA L 8 ENGGELA PUTRI P 9 FAREL NOFRIANTO L 10 FAUZAN AZIMA L 11 HABIBIL DWIYAN SYAH L 12 HANIFAH AULIA FIKRI P 13 IKHSAN DWI ARYAN SYAH L 14 KEMAL AL FATUR L 15 KIRANNI ROLAN P 16 M. AGIL RAMADHANI L 17 M. IRVAN L 18 M.RIZALDI PUTRA L 19 MUHAMAD HAYKALFEBRIYAN L 20 MUHAMMAD ILHAM L 21 NATASYA LIRA NINGSI P
22 NIA DANIATI P
23 NOVELTRA L 24 RADIATUL CAHYANI P 25 RAHMA FADILLA P
26 RAHMAD RIDHO ILAHI L
27 RAHMI SAPUTRI P
28 SELVIA MAHARANI P 29 ULTARI CAMELIA PUTRI P
79
Absen kelas 𝑽𝑰𝑰𝑰𝑭
80
80
LAMPIRAN II TABULASI ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
No Motivasi Belajar Daring
No.Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jml
1 4 4 3 5 3 5 4 4 5 5 1 3 3 5 1 5 5 4 5 4 3 2 5 4 4 2 4 5 2 4 113
2 4 2 3 4 5 5 2 4 5 4 2 2 2 5 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 5 105
3 3 3 2 3 2 5 2 2 5 1 2 3 5 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 92
4 2 2 3 3 3 4 5 3 5 5 3 3 4 4 1 1 3 5 5 4 3 3 5 5 4 3 5 2 2 4 104
5 2 4 3 5 4 1 4 2 5 4 2 4 1 5 2 2 2 4 4 2 4 2 4 1 4 2 5 1 2 2 89
6 5 3 4 3 2 5 2 2 5 3 3 3 5 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 100
7 3 1 2 3 3 1 1 1 2 1 4 5 4 2 1 3 1 2 1 1 3 1 3 1 5 3 2 4 1 1 66
8 1 4 1 3 1 5 3 1 5 1 3 4 5 1 3 3 1 3 2 2 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 81
9 5 1 3 2 1 3 1 3 5 2 2 3 1 5 5 2 2 4 2 1 1 1 2 1 1 3 1 4 5 1 73
10 2 3 1 1 3 4 3 2 3 1 3 2 1 1 5 3 2 4 5 2 1 5 3 4 5 4 3 5 3 1 85
11 5 3 3 2 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 1 2 1 5 5 3 2 5 5 3 5 3 5 5 4 4 117
12 2 4 3 5 3 5 4 4 5 3 1 3 4 2 5 5 5 4 5 4 3 2 5 4 4 3 4 5 2 4 112
13 5 2 3 3 5 5 5 2 5 4 3 3 5 3 2 4 3 5 4 2 4 2 5 1 4 3 4 2 2 4 104
14 2 4 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 126
15 1 1 2 2 1 4 1 1 5 1 1 3 4 1 2 5 4 2 4 1 4 4 2 3 4 2 2 2 1 1 71
16 3 3 2 4 4 4 1 2 4 3 3 3 1 2 4 2 3 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 2 3 89
17 1 2 3 1 4 5 2 3 5 1 2 5 3 2 4 3 5 2 4 2 5 2 4 1 4 3 2 5 1 3 89
18 1 3 1 4 5 4 1 2 4 1 2 4 4 1 5 1 2 4 2 3 1 2 3 1 3 1 2 1 2 1 71
19 4 1 5 1 3 4 1 1 5 5 1 3 5 1 3 1 5 1 4 2 1 4 2 3 4 1 2 2 1 1 77
20 1 2 4 2 4 5 1 3 4 3 2 4 1 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 1 4 2 4 2 1 2 82
21 1 2 3 2 4 4 2 3 4 4 2 3 1 2 3 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 1 4 88
81
22 4 1 1 5 3 1 5 1 5 2 1 2 2 5 3 4 1 4 1 2 1 1 1 1 2 1 2 3 3 4 72
23 5 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 5 5 4 5 4 5 5 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 112
24 1 4 5 3 3 4 4 3 5 3 1 5 4 2 2 3 1 5 5 3 4 4 5 5 5 3 3 4 2 2 103
25 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 2 4 1 4 3 4 4 5 2 110
26 2 2 3 1 4 2 4 3 1 2 1 2 1 2 4 1 3 1 2 1 2 1 3 1 3 4 2 3 4 1 66
27 4 3 2 5 5 5 5 2 5 2 3 3 5 3 3 5 3 5 5 2 4 2 5 5 4 3 4 2 2 4 110
28 4 4 3 5 5 1 4 4 5 3 5 3 2 2 5 5 5 4 5 4 3 2 5 4 4 2 4 5 5 4 116
29 5 4 3 5 5 3 4 5 5 2 5 5 4 1 4 5 4 4 5 2 5 5 4 4 4 5 2 4 5 4 122
30 5 2 3 5 5 1 3 4 5 2 5 2 5 4 5 5 4 2 4 2 4 1 4 1 4 5 3 3 5 3 106
Jml 91 82 86 95 106
112 91 80
135 86 75
101
102 86 99 94 92
108
113 78 93 83
116 84
116 86 97 99 78 87
2851
R Hit
0.4
0.6
0.4
0.4
0.4
0.2
0.5
0.6
0.4
0.5
0.3
0.1
0.4
0.3
0.0
0.4
0.3
0.5
0.7
0.6
0.5
0.3
0.7
0.5
0.3
0.3
0.6
0.4
0.4
0.7
RTab 0.36
KET V V V V V T V V V V V T V V T V V V V V V T V V T V V V V V
82
82
LAMPIRAN III Hasil validasi Angket
NO Nama Validator
Saran Hasil validasi
1
Bapak Randi Saputra, M.Pd., Kons
- Sederhanakan lagi bahasanya supaya tidak berbelit-belit
- Hindari makna ganda/alternatif
- Pilih bahasa yang mudah dipahami responden
Validator angket motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring
Dapat digunakan dengan sedikit revisi
2 Bapak Dodi Pasila Putra, S.Ag., M.Pd
- Rapikan lagi penulisan angketnya
- Pilihan kata dan kalimat yang mudah dipahami objek penelitian
Validator angket motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring
Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3 Nalim Soleh Rambe, M.Pd., Kons
- Tulisan dan tata bahasanya diperbaiki
- Angket no 29 bahasanya diperjelas
- Untuk indikator factor motivasi internal sudah cukup, coba factor motivasi eksternalnya dikembangkan
Validator angket motivasi belajar matematika siswa dalam pembelajaran daring
Dapat digunakan dengan sedikit revisi
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
LAMPIRAN IV
KISI-KISI ANGKET UJI COBA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DARING
variabel Indikator No Item Jumlah
Positif (+) Negatif (-)
Motivasi
Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
20,21,25
1,4
5
Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
10,22,30
2,16
5
Adanya harapan dan cita-cita
3,17,23
9,24
5
Penghargaan dan penghormatan atas diri
5,12,18
11,28
5
Adanya lingkungan yang baik
6,19,27
7,13
5
Adanya keinginan yang menarik
8,15,26
14,29
5
Jumlah 18 12 30
Sumber: Hamzah B.Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)hal.10
90
90
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
Variabel Indikator No Item Jumlah
Positif (+) Negatif (-)
Motivasi
Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
17,18
1,4
4
Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
9, 25
2,13
4
Adanya harapan dan cita-cita
3,14,19
8,20
5
Penghargaan dan penghormatan atas diri
5,15
10,23
4
Adanya lingkungan yang baik
16,22
6,11
4
Adanya keinginan yang menarik
7,21
12,24
4
Jumlah 13 12 25
91
91
LAMPIRAN V
ANGKET UJI COBA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
Nama Lengkap:
Kelas :
Sekolah :
A. Pengantar 1. Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa 2. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai pada mata pelajaran
apapun 3. Isilah angket dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaanmu 4. Periksa kembali sebelum angket diserahkan.
B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Isilah identitas terlebih dahulu 2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda (✓) pada pilihan yang paling tepat sesuai dengan
keadaanmu. 4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar
pada jawaban yang sebelumnya (=) kemudian beri tanda (✓) pada jawaban yang baru.
C. Keterangan Pilihan Jawaban 1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S) 3. Ragu-ragu (RG) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS)
D. Contoh Pengisian No Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS RG S SS 1 Saya bosan dalam pembelajaran
matematika ✓
2 Saya ingin mendapatkan hasil belajar yang baik dari sebelumnya
✓
Artinya: Berdasarkan contoh diatas, untuk butir pertama berarti kondisi ananda Tidak Setuju dengan pernyataan bahwa ananda merasakan kebosanan saat belajar matematika dan untuk butir kedua bahwa kondisi ananda
92
92
Sangat Setuju dengan pernyataan bahwa ananda memiliki keinginan untuk berprestasi pada mata pelajaran matematika.
E. Pernyataan
No Pernyataan Pilihan Jawaban STS TS RG S SS
1 Saya bosan belajar matematika dengan sistem pembelajaran daring
2 Saya malas mengerjakan soal matematika saat daring
3 Saya mampu memahami materi matematika melalui video yang diberikan oleh guru
4 Saya tidak mempelajari terlebih dahulu materi matematika
5 Saya yakin dengan jawaban sendiri setiap mengerjakan soal latihan matematika
6 Keluarga mempersiapkan fasilitas yang mendukung pembelajaran daring
7 Tidak ada teman atau keluarga yang menjadi tempat bertanya dan diskusi langsung selama pembelajaran daring.
8 Saya senang ketika guru memberikan tugas proyek disaat pembelajaran daring.
9 Saya tidak peduli jika nilai matematika tidak mencapai nilai KKM selama pembelajaran daring
10 Setelah jadwal pembelajaran daring selesai, saya menggunakan waktu luang untuk belajar matematika
11 Saya merasa ragu memperoleh nilai yang baik saat ulangan online
12 Saya tetap berusaha menggunakan kemampuan saya untuk menjawab soal ujian matematika tanpa diberikan reward
13 Situasi dan kondisi rumah membuat saya kurang fokus belajar matematika dengan sistem daring
93
93
14 Ketika belajar matematika secara daring saya tidak dapat berdiskusi dengan teman sebaya
15 Saya tertantang untuk mengerjakan tugas matematika yang rumit sampai selesai
16 Saya meminta teman untuk mengirimkan jawaban melalui media online
17 Saya menetapkan target minimum nilai yang harus dicapai setelah mengerjakan tugas, ulangan, maupun ujian matematika secara daring
18 Saya bangga dapat menyelesaikan tugas matematika selama pembelajaran daring meskipun nilai yang diperoleh belum maksimal
19 Keluarga selalu membantu ketika saya mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika selama pembelajaran daring
20 Saya senang mengerjakan tugas matematika yang diberikan guru selama pembelajaran daring
21 Ketika belajar matematika saya mempersiapkan diri dari hal-hal yang mengganggu
22 Selama pembelajaran daring, saya belajar sampai larut malam agar menyelesaikan tugas matematika dengan baik
23 Saya tetap mengikuti pembelajaran matematika secara daring dengan baik agar dapat mencapai nilai diatas KKM
24 Saya kurang peduli dengan nilai ulangan yang saya peroleh dalam pembelajaran matematika selama daring
25 Jika materi pembelajaran belum saya pahami saya berusaha mencari referensi lain untuk membantu saya memahami pelajaran tersebut
26 Selama pembelajaran daring, saya suka mengisi waktu luang dengan mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan matematika
94
94
27 Teman memberikan kesempatan kepada saya untuk bertanya mengenai materi yang belum saya pahami melalui media sosial yang dimilikinya
28 Nilai tambahan yang diberikan guru, tidak membuat saya bersemangat untuk bertanya melalui grup belajar (seperti whatsapp dll) mengenai materi yang belum saya pahami
29 Pembelajaran matematika secara daring kurang bervariasi dan menarik perhatian
30 Saya senang ketika diberikan tugas mencatat materi matematika oleh guru selama pembelajaran daring
95
95
ANGKET PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN DARING
ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Kepada adik-adik yang saya hormati, saya mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, saat ini sedang melakukan penelitian untuk penulisan skripsi dengan judul “MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING DI KELAS VIIIF SMPN KECAMATAN LAREH SAGO HALABAN”
Mohon semua butir pernyataan nantinya di isi. Kejujuran, kesungguhan dan apa adanya dalam menjawab pernyataan-pernyataan akan sangat membantu dalam mengungkapkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran Daring. Dalam mengisi semua butir pernyataan ini tidak perlu berdiskusi dengan orang lain karena tidak dinilai jawaban benar atau salah. Diharapkan jawaban yang diberikan adalah pendapat pribadi. Hasil dari jawaban ini akan dijadikan informasi penelitian dan hasil pernyataan tidak akan mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
Atas kesediaan adik-adik dalam meluangkan waktu untuk menjawab pernyataan-pernyataan ini saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Hormat saya,
Yayang Tarita
96
96
ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING
Nama Lengkap:
Kelas :
Sekolah :
A. Pengantar 1. Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa 2. Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai pada mata pelajaran
apapun 3. Isilah angket dengan sejujur-jujurnya sesuai keadaanmu 4. Periksa kembali sebelum angket diserahkan.
B. Petunjuk Pengisian Angket 1. Isilah identitas terlebih dahulu 2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda (✓) pada pilihan yang paling tepat sesuai dengan
keadaanmu. 4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar
pada jawaban yang sebelumnya (=) kemudian beri tanda (✓) pada jawaban yang baru.
C. Keterangan Pilihan Jawaban 1. Sangat Setuju (ST) 2. Setuju (S) 3. Ragu-ragu (RG) 4. Tidak Setuju (TS) 5. Sangat Tidak Setuju (STS)
D. Contoh Pengisian No Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS RG S SS 1 Saya bosan dalam pembelajaran
matematika ✓
2 Saya ingin mendapatkan hasil belajar yang baik dari sebelumnya
✓
Artinya: Berdasarkan contoh diatas, untuk butir pertama berarti kondisi ananda Tidak Setuju dengan pernyataan bahwa ananda merasakan kebosanan saat belajar matematika dan untuk butir kedua bahwa kondisi ananda Sangat Setuju dengan pernyataan bahwa ananda memiliki keinginan untuk berprestasi pada mata pelajaran matematika.
97
97
E. Pernyataan
No Pernyataan Pilihan Jawaban STS TS RG S SS
1 Saya bosan belajar matematika dengan sistem pembelajaran daring
2 Banyaknya tugas matematika yang diberikan selama belajar daring, membuat saya malas untuk menyelesaikannya
3 Saya yakin dapat memahami materi pembelajaran matematika yang disajikan melalui video oleh guru walau cukup sulit untuk dipahami
4 Saya tidak mempelajari terlebih dahulu materi matematika yang akan dibahas pada jadwal belajar daring berikutnya
5 Saya yakin dengan jawaban sendiri setiap mengerjakan soal latihan matematika yang guru kirimkan
6 Tidak ada teman atau keluarga yang menjadi tempat bertanya dan diskusi langsung selama pembelajaran daring, membuat saya tidak bersemangat dalam pembelajaran matematika
7 Selama belajar matematika secara daring, saya senang ketika guru memberi tugas proyek
8 Saya tidak peduli jika nilai matematika tidak mencapai nilai KKM selama pembelajaran daring
9 Setelah jadwal pembelajaran daring selesai, saya menggunakan waktu luang untuk belajar matematika
10 Saya merasa ragu memperoleh nilai yang baik saat ulangan online walaupun sudah belajar matematika dengan giat
11 Situasi dan kondisi rumah membuat saya kurang fokus belajar matematika dengan sistem daring
12 Saya tidak senang belajar matematika secara daring karena tidak dapat berdiskusi dengan teman sebaya
98
98
13 Ketika menemukan kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika, saya memilih untuk meminta teman mengirimkan jawabannya melalui media online yang ada (seperti whatsapp dll)
14 Saya menetapkan target minimum nilai yang harus dicapai setelah mengerjakan tugas, ulangan, maupun ujian matematika secara daring
15 Saya bangga dapat menyelesaikan tugas matematika selama pembelajaran daring meskipun nilai yang diperoleh belum maksimal
16 Keluarga selalu membantu ketika saya mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika selama pembelajaran daring
17 Saya senang mengerjakan tugas matematika yang diberikan guru selama pembelajaran daring
18 Saya menyiapkan diri dari semua hal-hal yang dapat mengganggu disaat belajar matematika secara daring (seperti mematikan televisi dan lain sebagainya)
19 Saya tetap mengikuti pembelajaran matematika secara daring dengan baik agar dapat mencapai nilai diatas KKM
20 Saya kurang peduli dengan nilai ulangan yang saya peroleh dalam pembelajaran matematika selama daring
21 Selama pembelajaran daring, saya suka mengisi waktu luang dengan mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan matematika
22 Teman memberikan kesempatan kepada saya untuk bertanya mengenai materi yang belum saya pahami melalui media sosial yang dimilikinya
23 Nilai tambahan yang diberikan guru, tidak membuat saya bersemangat untuk bertanya melalui grup belajar (seperti whatsapp dll) mengenai materi yang belum saya pahami
99
99
24 Pembelajaran matematika secara daring kurang bervariasi dan menarik perhatian
25 Saya senang ketika diberikan tugas mencatat materi matematika oleh guru selama pembelajaran daring
100
100
LAMPIRAN VI VALIDITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR DARING
No Item Soal
Validitas/ Nilai Korelasi (r)
Nilai r tabel Keterangan Kesimpulan
1 1 0.4058093112 0.361 r hitung > r tabel Valid 2 2 0.6639910407 r hitung > r tabel Valid 3 3 0.4030338463 r hitung > r tabel Valid 4 4 0.4212388115 r hitung > r tabel Valid 5 5 0.4080051846 r hitung > r tabel Valid 6 6 0.2571508999 r hitung > r tabel Tidak Valid 7 7 0.5977492521 r hitung > r tabel Valid 8 8 0.6693585395 r hitung > r tabel Valid 9 9 0.4790624005 r hitung > r tabel Valid
10 10 0.5438175388 r hitung > r tabel Valid 11 11 0.3826242198 r hitung > r tabel Valid 12 12 0.1428881155 r hitung > r tabel Tidak Valid 13 13 0.4044366552 r hitung > r tabel Valid 14 14 0.3708552600 r hitung > r tabel Valid 15 15 0.0335155519 r hitung > r tabel Tidak Valid 16 16 0.4498148108 r hitung > r tabel Valid 17 17 0.3884559375 r hitung > r tabel Valid 18 18 0.5572644298 r hitung > r tabel Valid 19 19 0.7100953123 r hitung > r tabel Valid 20 20 0.6209113471 r hitung > r tabel Valid 21 21 0.5812059514 r hitung > r tabel Valid 22 22 0.3225594772 r hitung > r tabel Tidak Valid 23 23 0.7896442431 r hitung > r tabel Valid 24 24 0.5696110984 r hitung > r tabel Valid 25 25 0.3445440804 r hitung > r tabel Tidak Valid 26 26 0.3792779641 r hitung > r tabel Valid 27 27 0.6310599770 r hitung > r tabel Valid 28 28 0.4444222916 r hitung > r tabel Valid 29 29 0.4034402865 r hitung > r tabel Valid 30 30 0.7290788172 r hitung > r tabel Valid
Jumlah Valid 25 Jumlah Tidak Valid 5
101
101
LAMPIRAN VII UJI VALIDITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR DARING DENGAN
SPSS
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 92.00 298.690 .330 .870
item_2 92.30 293.528 .627 .863
item_3 92.17 304.351 .351 .869
item_4 91.87 299.361 .353 .869
item_5 91.50 301.983 .347 .869
item_6 91.30 307.528 .180 .874
item_7 92.00 289.379 .541 .864
item_8 92.37 291.757 .630 .863
item_9 90.53 302.947 .435 .868
item_10 92.17 292.902 .484 .866
item_11 92.53 302.809 .319 .870
item_12 91.67 314.782 .091 .874
item_13 91.63 297.757 .324 .871
item_14 92.17 300.557 .293 .871
item_15 91.73 322.064 -.108 .880
item_16 91.90 296.783 .379 .869
item_17 91.97 301.895 .322 .870
item_18 91.43 296.875 .510 .866
item_19 91.27 286.685 .670 .861
item_20 92.43 296.737 .583 .864
item_21 91.93 293.444 .530 .865
item_22 92.27 305.099 .253 .872
item_23 91.17 289.523 .765 .861
item_24 92.23 288.944 .505 .865
item_25 91.17 309.247 .303 .870
item_26 92.17 304.902 .324 .870
item_27 91.80 294.993 .592 .864
102
102
item_28 91.73 300.202 .385 .868
item_29 92.43 300.116 .333 .870
item_30 92.13 286.602 .692 .861
103
103
LAMPIRAN VIII
UJI RELIABILITAS
Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Dengan Rumus Alpha Crombach
𝐾 = 30
∑Si2= 17,99
Sx2 = 6494,653
r = (𝐾
𝐾−1) (1 −
∑Si2
Sx2)
r = (30
30−1) (1 −
17,99
6494,653)
r = (1,03)(1 − 0,00027)
r = (1,03)(0,99973)
r = 1,02972
Instrumen dinyatakan reliabel, karena nilai rhitung > rtabel (1,02 > 0,361)
RELIABILITAS ANGKET MOTIVASI BELAJAR DARING
No Item Soal
Validitas/ Nilai Korelasi (r)
Nilai reliabilitas
Keterangan
1 1 0.4058093112 1.02972 Dipakai 2 2 0.6639910407 Dipakai 3 3 0.4030338463 Dipakai 4 4 0.4212388115 Dipakai 5 5 0.4080051846 Dipakai 6 6 0.2571508999 Tidak Dipakai 7 7 0.5977492521 Dipakai 8 8 0.6693585395 Dipakai 9 9 0.4790624005 Dipakai
10 10 0.5438175388 Dipakai 11 11 0.3826242198 Dipakai 12 12 0.1428881155 Tidak Dipakai 13 13 0.4044366552 Dipakai 14 14 0.3708552600 Dipakai 15 15 0.0335155519 Tidak Dipakai 16 16 0.4498148108 Dipakai 17 17 0.3884559375 Dipakai 18 18 0.5572644298 Dipakai 19 19 0.7100953123 Dipakai 20 20 0.6209113471 Dipakai
104
104
21 21 0.5812059514 Dipakai 22 22 0.3225594772 Tidak Dipakai 23 23 0.7896442431 Dipakai 24 24 0.5696110984 Dipakai 25 25 0.3445440804 Tidak Dipakai 26 26 0.3792779641 Dipakai 27 27 0.6310599770 Dipakai 28 28 0.4444222916 Dipakai 29 29 0.4034402865 Dipakai 30 30 0.7290788172 Dipakai
105
105
LAMPIRAN IX
Uji Reliabilitas dengan SPSS 16
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.996 30
106
106
LAMPIRAN X
NO1
23
45
67
89
1011
1213
1415
1617
1819
2021
2223
2425
JUML
AH1
12
22
12
12
21
21
13
11
12
42
12
11
241
22
12
31
13
21
21
21
23
21
12
21
23
24
473
11
11
22
22
22
32
21
21
33
21
32
22
146
43
22
13
21
11
12
31
12
12
31
23
21
32
465
11
12
12
32
32
21
11
11
21
31
21
21
240
62
23
42
11
21
22
21
33
32
11
21
21
32
497
12
21
11
23
11
21
21
42
13
24
21
32
146
82
11
23
42
12
11
22
22
42
23
23
21
21
509
23
34
12
13
21
22
12
14
12
13
22
11
148
101
41
32
42
21
23
11
12
21
21
23
12
33
5011
23
21
22
31
22
13
13
12
21
31
21
22
348
122
12
13
21
21
21
12
21
21
21
41
31
21
4213
13
42
13
11
21
21
31
22
31
12
22
13
247
141
21
24
21
12
33
21
21
12
12
31
12
22
4515
22
23
22
22
13
21
21
22
13
21
13
42
149
161
12
11
32
21
41
12
51
21
21
12
41
11
4417
11
21
21
22
12
41
23
33
12
11
23
11
346
183
21
13
12
32
22
32
11
11
32
21
23
13
4819
12
31
24
22
23
12
12
31
11
14
23
22
149
201
21
42
13
11
22
42
23
22
13
22
11
22
4921
21
21
41
22
32
31
21
13
12
11
22
13
145
222
22
41
32
22
21
31
32
22
11
23
23
11
5023
12
32
32
32
12
32
13
22
11
12
13
21
349
242
22
13
12
21
32
12
13
31
21
12
41
23
4825
12
21
42
23
21
21
12
32
11
42
21
31
248
261
22
31
21
32
21
32
12
12
23
21
21
21
4527
21
11
11
43
11
21
23
11
21
41
11
32
142
281
32
21
11
23
41
11
12
12
13
22
24
23
4829
12
12
12
21
22
12
11
23
21
21
41
24
144
JUML
AH44
5555
5758
5756
5748
5855
5144
5557
5745
4957
5655
5855
5654
1349
107
107
no (+)
pilihan jawaban responden
total skor
skor ideal
persentase
Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak setuju
Sangat tidak setuju
F % f % f % f % F %
3 0 0 1 3.46% 4 13.79% 15 51.72% 9 31.03% 55 145 37.93% 5 0 0 3 10.34% 6 20.69% 8 27.59% 1
2 41.38% 58 145 40%
7 0 0 1 3.45% 5 17.24% 14 48.28% 9 31.03% 56 145 38.62% 9 0 0 0 0 3 10.34% 13 44.83% 1
3 44.83% 48 145 33.10%
14 0 0 3 10.34% 6 20.69% 7 24.14% 13
44.83% 57 145 39.31%
15 0 0 1 3.45% 7 24.14% 11 37.93% 10 34.48% 57 145 39.31% 17 0 0 0 0 2 6.9% 12 41.83% 1
5 51.72% 45 145 31.03%
18 0 0 0 0 5 17.24% 10 34.48% 14
48.28% 49 145 33.79%
19 0 0 3 10.34% 6 20.69% 7 24.14% 13 44.83% 57 145 39.31% 16 0 0 2 6.9% 5 17.24% 12 41.38% 1
0 34.48% 57 145 39.31%
21 0 0 1 3.45% 5 17.24% 13 44.83% 10
34.48% 55 145 37.93%
22 0 0 2 6.9% 5 17.24% 13
44.83% 9 31.03% 58 145 40%
25 0 0 1 3.44% 7 24.14% 8 27.59% 13
44.83% 54 145 37.24%
no (-)
pilihan jawaban responden
tota
l sko
r
skor
ideal
persentase
Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu Tidak setuju
Sangat tidak setuju
F % f % f % f % f %
1 16 55,17% 11
37.93% 2 6.9% 0 0 0 0 44 145 30.34%
2 9 31.03% 15
51.72% 4 13.79% 1 3.46% 0 0 55 145 37.93%
4 `13 44.83% 8 27.59% 4 13.79% 4 13.79% 0 0 57 145 39.31% 6 10 34.49% 1
3 44.83% 3 10.34% 3 10.34% 0 0 57 145 39.31%
8 7 24.14% 16
55.17% 6 20.69% 0 0 0 0 57 145 39.31%
10 8 27.59% 15
51.72% 4 13.79% 2 6.9% 0 0 58 145 40%
11 10 34.49% 13
44.83% 5 17.24% 1 3.44% 0 0 55 145 37.93%
108
108
12 14 48.28% 9 31.03% 5 17.24% 1 3.45% 0 0 51 145 35.71% 13 14 48.28% 1
4 48.28% 1 3.44% 0 0 0 0 44 145 30.34%
20 10 34.48% 14
48.28% 2 6.9% 3 10.34% 0 0 56 145 38.62%
23 13 44.83% 9 31.03% 5 17.24% 2 6.9% 0 0 55 145 37.93% 24 9 31.03% 1
4 48.28% 5 17.24% 1 3.45% 0 0 56 145 38.62%
105
106
106
\
107
107
108
108