UAT
Sistem Informasi Manajemen
PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI
Dosen :
Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc
Disusun Oleh :
Siti Rosyidah
P056101291. 45
MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
Dengan perkembangan ilmu sekarang ini membuat teknologi berkembang
sangat pesat, terutama teknologi peralatan dan teknologi peralatan komunikasi.
Teknologi komputer dan telekomunikasi telah membawa manusia ke dalam era
informasi yang mengalir tiada batas. Informasi diperlukan manusia untuk
menyelesaikan berbagai keperluan hidupnya, termasuk kehidupannya di dalam
pekerjaan organisasi
Berkembangannya teknologi komputer sebagai alat pengolah data menjadi
informasi, maka pekerjaan informasi yang rumit dalam organisasi sangat banyak
mengalami perubahan dan kemudahan. Pekerjaan pun dapat dilakukan dengan secara
maksimal. Pekerjaan khususnya dalam informasi suatu organisasi sangat rumit,
karena mencakup berbagai unit, subunit, dan subsubunit pada berbagai tingkat
transaksi dan manajemen masing-masing, serta hubungan satu sama lainya. Untuk
melokalisasikan dan mengelompokkan pekerjaan informasi tersebut agar lebih mudah
dikerjakan dan bekerja sama dalam berbagai macam corak dan bentuk organisasi,
maka diperlukan sebuah sistem. Menurut definisi dari kamus Webster’s Unabridged,
sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau
organisasi.
Organisasi dapat berupa satu sistem yaitu berupa integrasi dari berbagai
subsistem yang ada pada suatu organisasi, agar lalu lintas informasi dan penyediaaan
informasi dapat berjalan lancar bagi kepentingan organisasi secara keseluruhan.
Dengan sistem maka diharapkan bahwa setiap kebutuhan manajemen akan sesuatu
informasi dapat diperoleh. Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan
pandangan, fakta, konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang
mana apabila informasi tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan
menjadi suatu pengetahuan. Informasi dapat berupa : pengetahuan baru; teori; prinsip;
ide; teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan;
metode.
Dengan beredarnya informasi dari unit ke unit di manajemen maka terjadilah
arus informasi atau hubungan informasi antarunit. Hubungan tersebut lazim disebut
sebagai hubungan antarsubsistem dalam suatu kaitan kerja sama suatu sistem. Dengan
demikianlah timbullah istilah Sistem Informasi. Karena sistem informasi tersebut
yang dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen maka tujuan
manajemen dapat tercapai secara efisien dan efektif
Sistem informasi yaitu suatu rangkaian informasi yang didalamnya terdapat
bagian-bagian yang berhubungan dan saling berketergantungan satu sama lain, mulai
dari bagian yang besar ke bagian yang terkecil. Hubungan tersebut berupa hubungan-
hubungan arus informasi yang mewakili tingkat-tingkat sistem keorganisasian.
Informasi yang dihasilkan dari berbagai cara pengolahan data diperuntukkan bagi
keperluan pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan manajemen. Dengan
perkembangan teknologi alat pengolah data sampai ke pada komputer sekarang ini,
maka data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan tingkat manajemen
organisasi. Dengan demikian unit organisasi dapat mencapai tujuannya masing-
masing sehingga keseluruhan organisasi akan dapat mencapai tujuan secara efisien
dan efektif.
Sistem Informasi sebagai sebuah sistem
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem : masukan,
pengelolahan dan keluaran adalah cocok bagi kasus sistem pengolahan informasi
sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu
sebelumnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah
dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya. Oleh karena itu,
ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem
informasi. Setelah ditambahkan penyimpanan data, fungsi pengolah informasi bukan
lagi hanya mengubah data menjadi informasi tetap juga menyimpan data untuk
penggunaan kelak. Model dasar pengolahan informasi berguna dalam memahami
bukan saja keseluruhan sistem pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap
penerapan dapat dianalisis menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan dan keluaran.
Modal Dasar sistem informasi
Data Pengolahan Informasi
Model Dasar Ditambah Penyimpanan Data
Dalam membangun sistem informasi, dibutuhkan metode untuk
mewujudkannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah framework arsitektur sistem informasi
yang memadai. Dengan menggunakan framework arsitektur, akan lebih mudah mudah
memahami berbagai informasi sehingga dapat memutuskan kebijakan seberapa
banyak informasi yang diperlukan dan bagaimana menggunakannya. Untuk
membangun sistem informasi tersebut dibutuhkan, pertama, seorang System Analyst
(Analisa Sistem) yang mampu dapat melihat segala kebutuhan sistem yang akan
dibangun. Seorang System Analyst harus memiliki kepekaan dalam melihat segala
kekurangan suatu sistem dan berinisiatif dalam menutupi segala kekurangan suatu
sistem, umumnya seorang system analyst memiliki:
o Pengalaman lebih dalam
o Membangun sistem
o Mengenal betul suatu sistem
o Memiliki kepekaan/suka mengamati suatu sistem
Kedua, untuk membangun sistem informasi dibutuhkan metode-metode
pembangunan sistem agar dapat menuntun pembuat atau pengembang untuk
menghasilkan suatu sistem yang standar, metode-metode tersebut antara lain sebagai
berikut:
o Metode Prototype
o Metode Spiral
o Metode Daur Hidup
Metode Prototype Paradigma dari metode prototype adalah sistem informasi yang
menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang dan dapat
Data Pengolahan Informasi
Penyimpanan data
memberikan gambaran atau ide bagi seorang analist sistem untuk menyajikan
gambaran secara lengkap. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu
yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan,
ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu. Metode
ini dikatakan refolusi karena merubah proses pengembangan sistem informasi yang
lama (SDLC).
Pada proses metode ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik
dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur,
sehingga penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat.
Istilah prototype dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem
informasi manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu
produk.
Menurut literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype) adalah ”model
pertama”, yang sering digunakan oleh perusahaan industri yang memproduksi barang
secara masa. Tetapi dalam kaitannya dengan sistem informasi definisi kedua dari
Webster yang menyebutkan bahwa ”prototype is an individual that exhibits the
essential peatures of later type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan sistem
informasi manajemen dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi
yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang.
Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu
yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan
dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Dalam beberapa hal pengembangan software berbeda dengan produk-produk
manufaktur, setiap tahap atau fase pengembangan sistem informasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umumnya
hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan
secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan ”model pertama” bagi
pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototype dalam hubungannya dengan
pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan suatu proses
bukan prototipe sebagai suatu produk.
Karakteristik metode prototype
Ada empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototype yaitu :
• Pemilahan fungsi
Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oelh prototype.
Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan
yang sesuai dengan contoh kasus yang akan dipergakan
• Penyusunan Sistem Informasi
Bertujuan untuk memenuhi permintaan akan tersedianya prototype
• Evaluasi
• Penggunaan Selanjutnya
Jenis-Jenis Prototype
• Feasibility prototype – digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang
akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
• Requirement prototype – digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas
bisnis user.
• Desain Prototype - digunakan untuk mendorong perancangan system informasi
yang akan digunakan.
• Implementation prototype – merupakan lanjytan dari rancangan protipe,
prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan
digunakan
Metode Spiral Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode
iterasi natural yang dimiliki oleh model prototype dan digabungkan dengan aspek
sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Tahap desain umumnya
digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototype adalah suatu model
dimana software dibuat prototype (incomplete model), “blue-print”-nya, atau
contohnya dan ditunjukkan ke user / customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika
prototype-nya sudah sesuai dengan keinginan user / customer, maka proses
dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya dengan menambah dan
memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.
Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design,
dimana top-down design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan
dengan detail sistemnya, sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down
design biasanya diaplikasikan pada model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan
bottom-up design biasanya diaplikasikan pada model prototype dengan feedback yang
diperoleh. Dari dua kombinasi tersebut, yaitu kombinasi antara desain dan prototype,
serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan pada model waterfall dan
prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses hasil
kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai
untuk pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut
dengan task regions. Kebanyakan aktivitas-aktivitas tersebut dibagi antara 3 sampai 6
aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:
• Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun
komunikasi yang efektif antara developer dengan user/customer terutama
mengenai kebutuhan dari customer.
• Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya,
perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
pengembangan software.
• Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik
resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin
tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya
dilakukan pada spiral model.
• Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih
representasi dari aplikasi secara teknikal.
• Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software,
testing, instalasi dan penyediaan user/customer support seperti training
penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan
software.
• Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback
dari user/customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software
pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi software
pada tahap construction and release.
Berikut adalah gambar dari spiral model secara umum :
Satu lingkaran dari bentuk spiral pada spiral model dibagi menjadi beberapa
daerah yang disebut dengan region. Region tersebut dibagi sesuai dengan jumlah
aktivitas yang dilakukan dalam spiral model. Tentunya lingkup tugas untuk project
yang kecil dan besar berbeda. Untuk project yang besar, setiap region berisi sejumlah
tugas-tugas yang tentunya lebih banyak dan kompleks daripada untuk project yang
kecil. Sistem berjalan dari inti spiral berjalan mengitari sirkuit per sirkuit. Sebagai
contoh untuk sirkuit pertama dilakukan untuk pembangunan dari spesifikasi dari
software dengan mencari kebutuhan dari customer. Untuk sirkuit pertama harus
menjalani semua aktivitas yang didefinisikan. Setelah 1 sirkuit terlewati lanjut ke
tugas selanjutnya misalnya membangun prototype. Tugas ini juga harus mengitari 1
sirkuit dan begitu terus selanjutnya sampai project selesai.
Tidak seperti model-model konvesional dimana setelah sistem selesai, maka
model tersebut juga dianggap selesai. Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk spiral
model, dimana model ini dapat digunakan kembali sepanjang umur dari software
tersebut. Pada umumnya, spiral model digunakan untuk beberapa project seperti
Concept Development Project (proyek pengembangan konsep), New Product
Development Project (proyek pengembangan produk baru), Product Enhancement
Project (proyek peningkatan produk), dan Product Maintenance Project (proyek
pemeliharaan proyek). Keempat project tersebut berjalan berurutan mengitari sirkuit
dari spiral. Sebagai contoh setelah suatu konsep dikembangkan dengan melalui
aktivitas2 dari spiral model, maka dilanjutkan dengan proyek selanjutnya yaitu
Riskanalysis
Riskanalysis
Riskanalysis
Riskanalysis Proto-
type 1
Prototype 2Prototype 3
Opera-tionalprotoype
Concept ofOperation
Simulations, models, benchmarks
S/Wrequirements
Requirementvalidation
DesignV&V
Productdesign Detailed
design
CodeUnit test
IntegrationtestAcceptance
testService Develop, verifynext-level product
Evaluate alternativesidentify, resolve risks
Determine objectivesalternatives and
constraints
Plan next phase
Integrationand test plan
Developmentplan
Requirements planLife-cycle plan
REVIEW
pengembangan produk baru, peningkatan produk, sampai pemeliharaan proyek.
Semuanya melalui sirkuit2 dari spiral model.
Metode Daur Hidup Sistem Pengujian ketepatan suatu sistem informasi dan serangkaian kebijakan, adalah
sejauh mana keduanya sukses mendorong dan mengendalikan masing-masing langkah
tersebut untuk sistem majemuk (multiple system). Sementara teknologi yang berubah
dan meningkatkan pemahaman manajemen secara mencolok telah mengubah cara
pengeimplementasian langkah-langkah tersebut, fungsi masing-masing langkah
relative tetap untuk jangka waktu yang cukup lama. Daur Hidup Pengembangan
Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh
profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup sistem informasi terbagi atas
enam fase, dapat digambarkan di bawhah ini:
a. Fase Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem :
• Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem
informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai
informasi
• Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek
dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung
pengembangan sistem.
b. Fase Analisis Sistem
Dalam fase ini :
• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan
timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah,
tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi
biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan
untuk mengembangkan suatu sistem baru.
• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem
mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan
untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini
berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis
tambahan sampai semua peserta setuju.
c. Fase Perancangan Sistemsecara Umum/Konseptual
• dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.
Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan
terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
• pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan meng-
identifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem
yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang
sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem
telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan
komputer.
• Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas
bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses,
kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga
menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang
sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik,
disk magnetik atau bahkan file- file dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis
menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output
d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama
untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem
ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada
fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua
altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat
dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir.
Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi
untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk
perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan
dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,
form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan
disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format
input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai
dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan
secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah
data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel
operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan. Database
dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang
dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error
ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan
untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan
jaringan telekomunikasi.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan.
Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk
masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan
ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang,
membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas
implementasi lainnya.
f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase ini :
• sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
• sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem
baru.
• laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu
rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and
Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan penjadwalan proyek dan
teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas
penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
§ pengembangan perangkat lunak § Persiapan lokasi peletakkan sistem § Instalasi peralatan yang digunakan § Pengujian Sistem § Pelatihan untuk para pemakai sistem § Persiapan dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Amsyah, Zulkifli. 2001. Manajemen Sistem Informasi. Penerbit: PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Davis, Gordon B. 2002. Kerangka dasar: Sistem Informasi Manajemen. Penerbit: PT
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Indrajit, Richardus Eko. 2000. Pengantar Konsep Dasar: Manajemen Sistem
Informasi dan Teknologi Informasi. Penerbit: PT Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Mc Farlan dan Mc Kenley. 1994. Ledakan Informasi dan Manajemen. Penerbit: PT
Dharma Aksara, Jakarta
O’Brien, JA dan George Marakas 2009. Manajemen Sistem Informasi. Ninth Edition.
McGraw-Hill.Inc. Boston.
http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/spiral-model/
http://mas-anto.com/teknologi-membangun-sistem-informasi
http://yuzuhara.wordpress.com/2007/11/22/pengembangan-ti-melalui-metode-
prototyping/
wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pengembangan+Sistem+1+2.pdf http://student.eepis-its.edu/~moresky/temp/kuliah/Day%2011%20-%20Pembangunan%20SI%20(1).pdf