pembangunan sistem informasisiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/tugas-uat...model ini juga...

13
UAT Sistem Informasi Manajemen PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Disusun Oleh : Siti Rosyidah P056101291. 45 MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: dangdieu

Post on 07-Mar-2018

292 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

 UAT

Sistem Informasi Manajemen

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

Dosen :

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

Disusun Oleh :

Siti Rosyidah

P056101291. 45

MAGISTER  MANAJEMEN  AGRIBISNIS  

PROGRAM  PASCASARJANA  MANAJEMEN  DAN  BISNIS  

INSTITUT  PERTANIAN  BOGOR  

2011  

Page 2: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

Dengan perkembangan ilmu sekarang ini membuat teknologi berkembang

sangat pesat, terutama teknologi peralatan dan teknologi peralatan komunikasi.

Teknologi komputer dan telekomunikasi telah membawa manusia ke dalam era

informasi yang mengalir tiada batas. Informasi diperlukan manusia untuk

menyelesaikan berbagai keperluan hidupnya, termasuk kehidupannya di dalam

pekerjaan organisasi

Berkembangannya teknologi komputer sebagai alat pengolah data menjadi

informasi, maka pekerjaan informasi yang rumit dalam organisasi sangat banyak

mengalami perubahan dan kemudahan. Pekerjaan pun dapat dilakukan dengan secara

maksimal. Pekerjaan khususnya dalam informasi suatu organisasi sangat rumit,

karena mencakup berbagai unit, subunit, dan subsubunit pada berbagai tingkat

transaksi dan manajemen masing-masing, serta hubungan satu sama lainya. Untuk

melokalisasikan dan mengelompokkan pekerjaan informasi tersebut agar lebih mudah

dikerjakan dan bekerja sama dalam berbagai macam corak dan bentuk organisasi,

maka diperlukan sebuah sistem. Menurut definisi dari kamus Webster’s Unabridged,

sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau

organisasi.

Organisasi dapat berupa satu sistem yaitu berupa integrasi dari berbagai

subsistem yang ada pada suatu organisasi, agar lalu lintas informasi dan penyediaaan

informasi dapat berjalan lancar bagi kepentingan organisasi secara keseluruhan.

Dengan sistem maka diharapkan bahwa setiap kebutuhan manajemen akan sesuatu

informasi dapat diperoleh. Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan

pandangan, fakta, konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang

mana apabila informasi tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan

menjadi suatu pengetahuan. Informasi dapat berupa : pengetahuan baru; teori; prinsip;

ide; teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan;

metode.

Dengan beredarnya informasi dari unit ke unit di manajemen maka terjadilah

arus informasi atau hubungan informasi antarunit. Hubungan tersebut lazim disebut

sebagai hubungan antarsubsistem dalam suatu kaitan kerja sama suatu sistem. Dengan

demikianlah timbullah istilah Sistem Informasi. Karena sistem informasi tersebut

yang dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen maka tujuan

manajemen dapat tercapai secara efisien dan efektif

Page 3: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

 

Sistem informasi yaitu suatu rangkaian informasi yang didalamnya terdapat

bagian-bagian yang berhubungan dan saling berketergantungan satu sama lain, mulai

dari bagian yang besar ke bagian yang terkecil. Hubungan tersebut berupa hubungan-

hubungan arus informasi yang mewakili tingkat-tingkat sistem keorganisasian.

Informasi yang dihasilkan dari berbagai cara pengolahan data diperuntukkan bagi

keperluan pimpinan untuk mengerjakan pekerjaan manajemen. Dengan

perkembangan teknologi alat pengolah data sampai ke pada komputer sekarang ini,

maka data dapat diolah menjadi informasi sesuai keperluan tingkat manajemen

organisasi. Dengan demikian unit organisasi dapat mencapai tujuannya masing-

masing sehingga keseluruhan organisasi akan dapat mencapai tujuan secara efisien

dan efektif.

Sistem Informasi sebagai sebuah sistem

Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data

tersebut sesuai instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem : masukan,

pengelolahan dan keluaran adalah cocok bagi kasus sistem pengolahan informasi

sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu

sebelumnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah

dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya. Oleh karena itu,

ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model sistem

informasi. Setelah ditambahkan penyimpanan data, fungsi pengolah informasi bukan

lagi hanya mengubah data menjadi informasi tetap juga menyimpan data untuk

penggunaan kelak. Model dasar pengolahan informasi berguna dalam memahami

bukan saja keseluruhan sistem pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap

penerapan dapat dianalisis menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan dan keluaran.

Modal Dasar sistem informasi

Data   Pengolahan   Informasi  

Page 4: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

 

Model Dasar Ditambah Penyimpanan Data

Dalam membangun sistem informasi, dibutuhkan metode untuk

mewujudkannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah framework arsitektur sistem informasi

yang memadai. Dengan menggunakan framework arsitektur, akan lebih mudah mudah

memahami berbagai informasi sehingga dapat memutuskan kebijakan seberapa

banyak informasi yang diperlukan dan bagaimana menggunakannya. Untuk

membangun sistem informasi tersebut dibutuhkan, pertama, seorang System Analyst

(Analisa Sistem) yang mampu dapat melihat segala kebutuhan sistem yang akan

dibangun. Seorang System Analyst harus memiliki kepekaan dalam melihat segala

kekurangan suatu sistem dan berinisiatif dalam menutupi segala kekurangan suatu

sistem, umumnya seorang system analyst memiliki:

o Pengalaman lebih dalam

o Membangun sistem

o Mengenal betul suatu sistem

o Memiliki kepekaan/suka mengamati suatu sistem

Kedua, untuk membangun sistem informasi dibutuhkan metode-metode

pembangunan sistem agar dapat menuntun pembuat atau pengembang untuk

menghasilkan suatu sistem yang standar, metode-metode tersebut antara lain sebagai

berikut:

o Metode Prototype

o Metode Spiral

o Metode Daur Hidup

Metode Prototype Paradigma dari metode prototype adalah sistem informasi yang

menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang dan dapat

Data   Pengolahan   Informasi  

Penyimpanan  data  

Page 5: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

memberikan gambaran atau ide bagi seorang analist sistem untuk menyajikan

gambaran secara lengkap. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu

yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan,

ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu. Metode

ini dikatakan refolusi karena merubah proses pengembangan sistem informasi yang

lama (SDLC).

Pada proses metode ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik

dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur,

sehingga penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat.

Istilah prototype dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem

informasi manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu

produk.

Menurut literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype) adalah ”model

pertama”, yang sering digunakan oleh perusahaan industri yang memproduksi barang

secara masa. Tetapi dalam kaitannya dengan sistem informasi definisi kedua dari

Webster yang menyebutkan bahwa ”prototype is an individual that exhibits the

essential peatures of later type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan sistem

informasi manajemen dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi

yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang.

Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu

yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan

dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Dalam beberapa hal pengembangan software berbeda dengan produk-produk

manufaktur, setiap tahap atau fase pengembangan sistem informasi merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umumnya

hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan

secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan ”model pertama” bagi

pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototype dalam hubungannya dengan

pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan suatu proses

bukan prototipe sebagai suatu produk.

Page 6: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

Karakteristik metode prototype

Ada empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototype yaitu :

• Pemilahan fungsi

Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oelh prototype.

Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan

yang sesuai dengan contoh kasus yang akan dipergakan

• Penyusunan Sistem Informasi

Bertujuan untuk memenuhi permintaan akan tersedianya prototype

• Evaluasi

• Penggunaan Selanjutnya

Jenis-Jenis Prototype

• Feasibility prototype – digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang

akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.

• Requirement prototype – digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas

bisnis user.

• Desain Prototype - digunakan untuk mendorong perancangan system informasi

yang akan digunakan.

• Implementation prototype – merupakan lanjytan dari rancangan protipe,

prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan

digunakan

Metode Spiral Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode

iterasi natural yang dimiliki oleh model prototype dan digabungkan dengan aspek

sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Tahap desain umumnya

digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototype adalah suatu model

dimana software dibuat prototype (incomplete model), “blue-print”-nya, atau

contohnya dan ditunjukkan ke user / customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika

prototype-nya sudah sesuai dengan keinginan user / customer, maka proses

dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya dengan menambah dan

memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.

Page 7: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design,

dimana top-down design menetapkan sistem global terlebih dahulu, baru diteruskan

dengan detail sistemnya, sedangkan bottom-up design berlaku sebaliknya. Top-down

design biasanya diaplikasikan pada model waterfall dengan sequential-nya, sedangkan

bottom-up design biasanya diaplikasikan pada model prototype dengan feedback yang

diperoleh. Dari dua kombinasi tersebut, yaitu kombinasi antara desain dan prototype,

serta top-down dan bottom-up, yang juga diaplikasikan pada model waterfall dan

prototype, maka spiral model ini dapat dikatakan sebagai model proses hasil

kombinasi dari kedua model tersebut. Oleh karena itu, model ini biasanya dipakai

untuk pembuatan software dengan skala besar dan kompleks.

Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut

dengan task regions. Kebanyakan aktivitas-aktivitas tersebut dibagi antara 3 sampai 6

aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:

• Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun

komunikasi yang efektif antara developer dengan user/customer terutama

mengenai kebutuhan dari customer.

• Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya,

perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk

pengembangan software.

• Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik

resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin

tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya

dilakukan pada spiral model.

• Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih

representasi dari aplikasi secara teknikal.

• Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software,

testing, instalasi dan penyediaan user/customer support seperti training

penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan

software.

• Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback

dari user/customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software

pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi software

pada tahap construction and release.

Page 8: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

Berikut adalah gambar dari spiral model secara umum :

Satu lingkaran dari bentuk spiral pada spiral model dibagi menjadi beberapa

daerah yang disebut dengan region. Region tersebut dibagi sesuai dengan jumlah

aktivitas yang dilakukan dalam spiral model. Tentunya lingkup tugas untuk project

yang kecil dan besar berbeda. Untuk project yang besar, setiap region berisi sejumlah

tugas-tugas yang tentunya lebih banyak dan kompleks daripada untuk project yang

kecil. Sistem berjalan dari inti spiral berjalan mengitari sirkuit per sirkuit. Sebagai

contoh untuk sirkuit pertama dilakukan untuk pembangunan dari spesifikasi dari

software dengan mencari kebutuhan dari customer. Untuk sirkuit pertama harus

menjalani semua aktivitas yang didefinisikan. Setelah 1 sirkuit terlewati lanjut ke

tugas selanjutnya misalnya membangun prototype. Tugas ini juga harus mengitari 1

sirkuit dan begitu terus selanjutnya sampai project selesai.

Tidak seperti model-model konvesional dimana setelah sistem selesai, maka

model tersebut juga dianggap selesai. Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk spiral

model, dimana model ini dapat digunakan kembali sepanjang umur dari software

tersebut. Pada umumnya, spiral model digunakan untuk beberapa project seperti

Concept Development Project (proyek pengembangan konsep), New Product

Development Project (proyek pengembangan produk baru), Product Enhancement

Project (proyek peningkatan produk), dan Product Maintenance Project (proyek

pemeliharaan proyek). Keempat project tersebut berjalan berurutan mengitari sirkuit

dari spiral. Sebagai contoh setelah suatu konsep dikembangkan dengan melalui

aktivitas2 dari spiral model, maka dilanjutkan dengan proyek selanjutnya yaitu

Riskanalysis

Riskanalysis

Riskanalysis

Riskanalysis Proto-

type 1

Prototype 2Prototype 3

Opera-tionalprotoype

Concept ofOperation

Simulations, models, benchmarks

S/Wrequirements

Requirementvalidation

DesignV&V

Productdesign Detailed

design

CodeUnit test

IntegrationtestAcceptance

testService Develop, verifynext-level product

Evaluate alternativesidentify, resolve risks

Determine objectivesalternatives and

constraints

Plan next phase

Integrationand test plan

Developmentplan

Requirements planLife-cycle plan

REVIEW

Page 9: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

pengembangan produk baru, peningkatan produk, sampai pemeliharaan proyek.

Semuanya melalui sirkuit2 dari spiral model.

Metode Daur Hidup Sistem Pengujian ketepatan suatu sistem informasi dan serangkaian kebijakan, adalah

sejauh mana keduanya sukses mendorong dan mengendalikan masing-masing langkah

tersebut untuk sistem majemuk (multiple system). Sementara teknologi yang berubah

dan meningkatkan pemahaman manajemen secara mencolok telah mengubah cara

pengeimplementasian langkah-langkah tersebut, fungsi masing-masing langkah

relative tetap untuk jangka waktu yang cukup lama. Daur Hidup Pengembangan

Sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh

profesional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem informasi. Siklus hidup sistem informasi terbagi atas

enam fase, dapat digambarkan di bawhah ini:

a. Fase Perencanaan Sistem

Dalam fase perencanaan sistem :

• Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem

informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai

informasi

Page 10: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

• Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek

dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.

• Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung

pengembangan sistem.

b. Fase Analisis Sistem

Dalam fase ini :

• Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan

timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah,

tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi

biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.

• Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan

analisis sistem.

• Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu

tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.

• Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan

untuk mengembangkan suatu sistem baru.

• Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem

mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan

untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.

• Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui

secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan

berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.

• Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini

berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim

proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila

laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis

tambahan sampai semua peserta setuju.

c. Fase Perancangan Sistemsecara Umum/Konseptual

• dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai.

Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan

konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan

Page 11: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.

• pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan meng-

identifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem

yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang

sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem

telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan

komputer.

• Jadi, perancangan sistem secara umum berarti untuk menerangkan secara luas

bagaimana setiap komponen perancangan sistem tentang output, input, proses,

kendali, database dan teknologi akan dirancang. Perancangan sistem ini juga

menerangkan data yang akan dimasukkan, dihitung atau disimpan. Perancang

sistem memilih struktur file dan alat penyimpanan seperti disket, pita magnetik,

disk magnetik atau bahkan file- file dokumen. Prosedur-prosedur yang ditulis

menjelaskan bagaimana data diproses untuk menghasilkan output

d. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem

Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama

untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem

ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem

dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.

Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada

fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua

altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat

dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir.

Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi

untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

e. Fase Perancangan Sistem secara Detail/Fungsional

Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk

perancangan secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan

dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,

form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan

disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan. Semua input ditentukan dan format

Page 12: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

input baik untuk layar dan form-form biasa direview dan disetujui oleh pemakai

dan didokumentasikan.

Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk

mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan

secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah

data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel

operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan. Database

dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang

dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error

ditentukan. Pada beberapa proyek sistem, teknologi baru dan berbeda dibutuhkan

untuk merancang kemampuan tambahan macam-macam komputer, peralatan dan

jaringan telekomunikasi.

Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan.

Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk

masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan

ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang,

membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas

implementasi lainnya.

f. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem

Pada fase ini :

• sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.

• sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem

baru.

• laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu

rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and

Evaluation Review Technique (PERT) Chart dan penjadwalan proyek dan

teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas

penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :

§ pengembangan perangkat lunak § Persiapan lokasi peletakkan sistem § Instalasi peralatan yang digunakan § Pengujian Sistem § Pelatihan untuk para pemakai sistem § Persiapan dokumentasi

Page 13: PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIsiti.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/07/TUgas-UAT...Model ini juga mengkombinasikan top-down design dengan bottom-up design, dimana top-down design

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli. 2001. Manajemen Sistem Informasi. Penerbit: PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Davis, Gordon B. 2002. Kerangka dasar: Sistem Informasi Manajemen. Penerbit: PT

Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Indrajit, Richardus Eko. 2000. Pengantar Konsep Dasar: Manajemen Sistem

Informasi dan Teknologi Informasi. Penerbit: PT Elex Media Komputindo,

Jakarta.

Mc Farlan dan Mc Kenley. 1994. Ledakan Informasi dan Manajemen. Penerbit: PT

Dharma Aksara, Jakarta

O’Brien, JA dan George Marakas 2009. Manajemen Sistem Informasi. Ninth Edition.

McGraw-Hill.Inc. Boston.

http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/11/11/spiral-model/

http://mas-anto.com/teknologi-membangun-sistem-informasi

http://yuzuhara.wordpress.com/2007/11/22/pengembangan-ti-melalui-metode-

prototyping/

wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pengembangan+Sistem+1+2.pdf http://student.eepis-its.edu/~moresky/temp/kuliah/Day%2011%20-%20Pembangunan%20SI%20(1).pdf