Download - Pengaruh kebudayaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata buddhayah. Buddhayah berasal dari
kata budhi yang berarti akal. Kebudayaan sudah banyak dibicarakan dan di kaji oleh banyak
pakar budaya sehingga menyebabkan penjelasan atau makna mengenai budaya menjadi
beragam. Dari beberapa pengertian dan definisi dari para pakar budaya, dapat di simpulkan
bahwa budaya adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kebudayaan memiliki 6 sifat yaitu;
1. Abstrak berarti kebudayaan tidak dapat dilihat atau dipegang karena kebudayaan terletak
dan lahir dari dalam pikiran manusia yang kemudian di wujudkan dalam bentuk
kebudayaan perilaku dan benda-benda kebudayaan.
2. Menuntun dan mengarahkan berarti hasil kesatuan ide-ide dan gagasan tersebut
melahirkan suatu kesepakatan untuk mengatur perilaku masyarakat yang berupa nilai,
norma dan sanksi. Disini berarti kebudayaan menjadi alat penuntun, pengarah, pedoman,
sekaligus pemaksa bagi siapa yang tidak mau tunduk pada tata aturan (adat) yang berlaku
dan akan mendapatkan sanksi.
3. Dimiliki manusia berarti kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia.
4. Dimiliki masyarakat berari kebudayaan tidak dimiliki secara perseorangan tetapi dimiliki
bersama oleh sekelompok manusia (masyarakat).
5. Diwariskan berarti budaya di wariskan dari generasi ke generasi berikutnya secara
berkesinambungan.
6. Berubah berarti budaya dapat berubah karena pengaruh kemajuan zaman, pengaruh
lingkungan, serta pengaruh masyarakat.
1.2 Permasalahan
Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari perubahan budaya, hal ini disebabkan karena
banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia dan perubahan selalu terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
Perubahan budaya tidak dapat di mengerti apabila kita hanya mengetahui hasil budaya
yang telah berubah saja. Untuk mengerti sungguh-sungguh maksudnya perubahan budaya,
1
kita harus mempelajari juga bagaimana proses, faktor, akibat perubahan budaya tersebut.
Lalu, bagaimana perubahan bisa terjadi? Bagaimana proses, faktor dan akibat perubahan itu?
Semuanya akan di bahas dalam makalah ini.
1.3 Manfaat Penulisan
Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia terbuka dengan kebudayaan luar. Tetapi
dengan kita mengetahui bagaimana proses perubahan budaya itu, kita dapat mengetaui
bagaimana budaya lain memasuki dan mempengaruhi budaya kita sehingga kita dapat
memilah budaya luar sesuai dengan kaidah agama kita, serta nilai dan norma yang berlaku.
Kita harus bisa menyaring budaya luar karena budaya tersebut dapat membuat perubahan-
perubahan pada budaya ketimuran yang nantinya dapat mempengaruhi sistem sosial yang
berupa nilai, norma, sikap atau pola berperilaku diantara kelompok masyarakat, struktur
kemasyarakatan, dan interaksi sosial dalam budaya timur kita.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perubahan Kebudayaan
Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan
perkembangan unsur-unsur kebudayaan. Proses itu terjadi karena interaksi antarwarga
pendukung kebudayaan lain dengan penciptaan unsur-unsur kebudayaan baru dan
penyesuaian antarunsur kebudayaan tersebut. Secara sederhana, perubahan budaya
merupakan perubahan yang terjadi akibat benturan-benturan antarunsur budaya yang
berbeda-beda.
Contoh : Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik
pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller”
di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan
pekerjaan.
Perubahan budaya lokal tidak dapat dielakkan, namun kita dapat mengarahkan
perubahan tersebut. Corak budaya global yang negatif kita hilangkan, namun yang positif kita
ambil. Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah budaya yang memerdekakan dan
membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant, ada dua unsur yang penting dalam manusia
merdeka. Pertama, digunakannya akal budi sebagai satu bagian manusia- nalar yang mampu
memecahkan persoalan-persoalan ethis tanpa sama sekali mengacu kepada wujud yang
ilahiat. Kedua, ’publik’ sebagai arena. Bagi Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka,
adalah ketika ia mempergunakan nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai ke
arah sana, dibutuhkan kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin. Dan nalar
menunjukkan bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan tersebut.
Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi). Perubahan
budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara kasar. Contohnya pada
saat penjajahan Jepang dahulu, bangsa Indonesia harus mengikuti nilai-nilai yang dianut
bangsa Jepang seperti menghormati Dewa Matahari pada pagi hari. Sedangkan perubahan
secara evolusi terjadi melalui perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada rencana
sebelumnya. Contohnya perubahan yang terjadi karena keadaan dan kondisi baru yang
membuat banyak wanita di daerah Jawa tidak lagi mengenakan kebaya melainkan rok atau
celana panjang karena lebih praktis.
3
2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia
menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut
adalah :
1. Kesenian
2. Sistem teknologi dan peralatan
3. Sistem organisasi masyarakat
4. Bahasa
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6. Sistem pengetahuan
7. Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar,
faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita
ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk
mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan
hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli
negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara
sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1. Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat
memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2. Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu
yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam
makhluk hidup yang lain.
3. Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
4
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu
yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam
makhluk hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7. Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai
dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar
Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang
menerima unsur-unsur tersebut.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah
Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan
Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi
Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat
menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok-kelompok individu
yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru
diantaranya:
1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan
dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
5
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan
ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan
pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus
disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan
kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan
yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-
unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur-
unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan hal yang berasal dari luar. Unsur-unsur asing
yang diterima tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya
tidaklah asli lagi seperti semula.
2.3 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan
dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan.
6
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang
satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya
(artefak) manusia.
2.4 Bentuk-Bentuk Perubahan Kebudayaan :
1) Inovasi
Inovasi berasal dari kata lati, “innovation” yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata
kerjanya “innova” yang artinya memperbarui dan mengubah. Innovasi merupakan suatu
perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah
ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara
kebetulan.
Ansyar, Nurtain (1991), menjelaskan bahwa Inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau
sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Menurut Santoso (1974), Tujuan utama Inovasi adalah meningkatkan sumber-sumber
tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.
2) Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial yang timbul bila ada kelompok-kelompok manusia
dengan later belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul langsung secara intensif
untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan kelompok-kelompok tadi masing-masing
berubah sifatnya yang khas dan menjadi unsur kebudayaan campuran.
3) Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri
tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
4) Sinketisme
Kata sinkretisme yang telah menjadi kata kita sehari-hari ini adalah kata asing, yang bisa
dilacak dari kata Yunani."Sunistanto, Sunkretamos" artinya "kesatuan"; dan kata
"synkerannumi" yang berarti "mencampur aduk". Istilah tersebut mula-mula adalah istilah
7
Politik, yang digunakan oleh Plutarch untuk menggambarkan kesatuan orang-orang dari
pulau Kreta yang melawan musuh bersamanya. Kesatuan tersebut adalah sebagai
sinkretismos. Kemudian Istilah ini juga dipakai di dalam bidang filsafat dan agama guna
menggambarkan suatu keharmonisan dan perdamaian.
5) Milenarisme
Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan
masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang
rendah.
6) Dipusi
Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari
orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun
pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan.
Berikut adalah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.
1. Pakaian
Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua masyarakat
menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari perkembangan
masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat mulai
meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi trend di daerah
itu. Seperti contoh, sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya,
mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea.
Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap
menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap
kali mereka sembahyang di pura.
2. Model Rambut
Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa harus
mengikuti trend tersebut jika tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar
adalah model rambut ‘punk’ yang membuat banyak remaja mengikuti model rambut dan
gaya hidup orang dengan model rambut tersebut.
3. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak
kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian
tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy.
8
Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai
sekarang.
4. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai
punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa
Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena
bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang
cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.
5. Masuknya Budaya Barat
Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan
karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya sendiri. Seperti
budaya hari Valentine dan pesta ulang tahun. Sebenarnya budaya asli Indonesia telah
memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang
dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya adalah penggunaan komputer
dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu disebabkan
oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.
6. Cara Berkomunikasi
Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih
menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang dengan menggunakan
jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi cepat dan praktis.
2.5 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kebudayaan
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan suatu bangsa pun akan mengalami
perkembangan dan perubahan. Dimulai dari kebudayaan tradisional, kebudayaan peralihan,
hingga kebudayaan modern. Perubahan kebudayaan merupakan suatu kejadian yang terjadi
dalam kehidupan di dunia ini. Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah
adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga
terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor
yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang
menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi.
9
2. Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum
pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses
pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
Inovasi
Proses perubahan untuk menuju sesuatu yang baru. Perubahan ini dipengaruhi karena
kemajuan teknologi dan ekonomi. Perubahan budaya ini terjadi karena kesadaran
masyarakat terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam kebudayaan mereka
sehingga mereka berusaha mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka
disebut penemu dan penemuan baru mereka sangat terkait erat dengan kemajuan
teknologi yang berupa discovery atau invention.
Tiga hal yang dapat mempercepat Inovasi:
1. Ketidakpuasan seseorang terhadap sesuatu yang telah ada
2. Adanya keinginan untuk berprestasi
3. Adanya orang yang menyimpang (Devian). Ada devian yang bersifat membangun
(Devian Konstruktif) dan ada pula devian yang bersifat merusak (Devian
Destruktif).
Discovery
Suatu penemuan baru terhadap benda-benda kebudayaan. Discovery dapat menjadi
invention apabila hasil discovery itu diakui, diterima dan diterapkan oleh masyarakat
tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan harus melalui rangkaian penciptaan-
penciptaan.
Invention
Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat
seperti dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan budaya, penemuan ini
merupakan puncak dari inovasi dan discovery.
3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian
orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak
mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi
lebih baik.
4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur
pemerintahan pada suatu negara.
10
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi
sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
1. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu
negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur
budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi,
bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih
berpengaruh kepada negara yang kalah.
2. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh
tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang
sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan
pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti
kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.
3. Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar
budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran
antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama
sama sekali (Asimilasi).
Faktor-Faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan
a. Kontak dengan Kebudayaan Lain
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan untuk Maju
d. Sistem Terbuka dalam Lapisan-Lapisan Masyarakat
e. Penduduk yang Heterogen
f. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
g. Orientasi ke Masa Depan
h. Nilai bahwa Manusia Harus Senantiasa Berusaha untuk Memperbaiki Hidupnya.
Faktor Penghambat Jalannya Proses Perubahan
a. Kurangnya interaksi dengan masyarakat lain
b. Perkembangan IPTEK yang terlambat
c. Terlalu mengagungkan tradisi
d. Prasangka buruk terhadap kebudayaan luar
11
2.6 Pengaruh Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.
a.Dampak Positif
1) Kemajuan ilmu pengetahuan
2) Kebutuhan mudah terpenuhi
3) Pola pikir yang lebih maju
b.Dampak negatif
1) Dekadensi Moral
Dekadensi moral adalah menurun atau merosotnya moral seseorang yang ditunjukkan
dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Biasanya perilaku orang tersebut merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Beberapa contoh yang termasuk dekadensi moral adalah perilaku pergaulan bebas di
kalangan remaja maupun orang tua, prostitusi, perselingkuhan dan lain-lain.
2) Kriminalitas
Donald R. Gressey berpendapat bahwa kriminilitas adalah suatu kondisi dan proses
sosial yang menghasilkan perilaku lain. Kriminalitas merupakan tindakan yang melanggar
norma hukum dan menyakitkan orang lain secara langsung. Beberapa contoh yang
termasuk tindak kriminalitas antara lain korupsi, pencurian, penodongan, pemerkosaan,
dan pembunuhan.
3) Aksi Protes dan Demonstrasi
Demonstrasi adalah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum.
Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau
menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak. Aksi protes merupakan gerakan atau
tindakan yang dilakukan secara perorangan atau untuk menyampaikan pernyataan tidak
setuju yang oleh sebagian besar orang dilancarkan melalui kecaman yang pedas.
4) Konsumerisme
Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan
penggunaan barang dan jasa secara berlebihan. Pembelian barang-barang yang bukan
kebutuhan pokok dan sifatnya hanya tersier jika dilakukan secara berlebihan dikategorikan
konsumerisme.
12
2.7 Tipe-Tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya
Adanya keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan
keadaan yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. Dengan keseimbangan dalam
masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang pokok dari masyarakat benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan
demikian, individu secara psikologis merasakan akan adanya suatu ketenteraman, oleh
karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi
suatu gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat dapat
menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud
untuk menerima suatu unsur yang baru. Akan tetapi, kadang-kadang unsur baru tersebut
dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya,
oleh karena masuknya unsur baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya
tetap ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-
norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan dapat berfungsi secara
wajar. Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak dapat
dihindarkan. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap masyarakat
dapat dipastikan mengalami perubahan-perubahan. Sehubungan dengan hal ini, yang lebih
penting adalah bagaimana menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya.
Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau adaptasi baru di
antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan hubungan di
antara unsur-unsur tersebut agar tetap terjaga. Kemampuan melakukan adaptasi ini sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial. Jika adaptasi terhadap keadaan
baru akibat perubahan tidak dapat berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat adalah
disorganisasi sosial atau ketidakteraturan sosial. Anggota masyarakat merasakan kesulitan
menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. Disorganisasi sosial ini
apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan sosial.
Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat sering ditandai gejala awal sebagai
berikut.
a. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat mengenai
tujuan yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup bermasyarakat.
b. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak dapat berfungsi sebagai alat pengendalian
13
sosial, bahkan sering terjadi pertentangan di antara norma-norma yang ada dalam
masyarakat.
c. Para anggota masyrakat merasakan kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan
norma-norma dan tujuan masyarakat.
d. Timbul pertentangan atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
yang dapat berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.
Adakalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan dan secara bersamaan
mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada warga-
warga masyarakat. Hal itu berarti suatu gangguan yang kontinu terhadap keseimbangan
dalam masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta
kekecewaan-kekecewaan di antara para warga masyarakat, tidak mempunyai saluran ke arah
suatu pemecahan atau penyelesaian.
Apabila ketidakseimbangan tersebut dapat dipulihkan kembali, setelah terjadi suatu
perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian (adjustment) bila
sebaliknya yang terjadi, maka keadaan tersebut dinamakan ketidaksesuaian sosial
(maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie, yaitu tidak terdapatnya
norma-norma yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam masyarakat. Anomie sering terjadi
pada masa-masa transisi atau perubahan dari satu keadaan ke keadaan lain. Misalnya
pergantian orde dalam kehidupan politik atau pemerintahan.
Dengan demikian, dalam perubahan sosial budaya, kita mengenal adanya istilah
organisasi, disorganisasi, dan reorganisasi. Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-
bagian yang merupakan bagian dari satu kebulatan, yang sesuai dengan fungsinya masing-
masing. Disorganisasi atau disintegrasi adalah proses berpudarnya norma-norma dan nilai-
nilai dalam masyarakat, disebabkan karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Reorganisasi atau reintegrasi adalah proses pembentukan
norma-norma dan nilai-nilai yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang mengalami perubahan-perubahan. Reorganisasi dilaksanakan apabila
norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri warga-
warga masyarakat.
14
Saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam masyarakat pada
umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi,
pendidikan, agama rekreasi, dan lain-lain. Lembaga kemasyarakatan mana yang merupakan
titik tolak, tergantung pada “cultural focus” masyarakat pada suatu masa yang tertentu, yaitu
yang menjadi pusat perhatian masyarakat.
Menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya, maka sikap kita yang tepat adalah:
a. bersikap selektif dalam menerima pengaruh budaya lain,
b. berpikir yang ilmiah terhadap perubahan,
c. mendorong perubahan tersebut ke arah yang lebih baik,
d. menerima perubahan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
umat manusia.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya sebagai suatu sistem ide atau gagasan yang berlaku di masyarakat kemudian di
wujudkan dalam bentuk perilaku kebudayaan dan benda-benda kebudayaan sebagai
penuntun, pengarah, pedoman juga pemaksa yang di wariskan secara berkesinambungan dan
budaya dapat berubah seiring waktu.
Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan
perkembangan unsur-unsur kebudayaan.
Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi).Perubahan
budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara kasar. Sedangkan
perubahan secara evolusi terjadi melalui perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada
rencana sebelumnya.
3.2 Saran
Perubahan sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, oleh
karena itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan
perubahan itu ke arah yang positif agar budaya yang terbentuk dari perubahan sosial dapat
memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia yang makmur dan damai.
16
DAFTAR PUSTAKA
Elita, Irma. 2013. Perubahan Kebudayaan (online)
http://irma-elita.blogspot.com/2013/03/perubahan-kebudayaan.html, diakses pada 9
November 2013
Irdianto, Yanu. 2013. Pengertian Kebudayaan,Unsur-Unsur Kebudayaan, Wujud
Kebudayaan Dan Perubahan Kebudayaan (online)
http://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/, diakses pada 9 November 2013
Nadirah, Atika.2012. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Budaya (online)
http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html, diakses
pada 9 November 2013
Sasrawan, Hedi. 2012. Contoh Perubahan Sosial Budaya (online)
http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/11/contoh-perubahan-sosial-budaya.html,
diakses pada 9 November 2013
Sembiring, Dermawan. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan : UNIMED PRESS
17