pengaruh kebudayaan

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata buddhayah. Buddhayah berasal dari kata budhi yang berarti akal. Kebudayaan sudah banyak dibicarakan dan di kaji oleh banyak pakar budaya sehingga menyebabkan penjelasan atau makna mengenai budaya menjadi beragam. Dari beberapa pengertian dan definisi dari para pakar budaya, dapat di simpulkan bahwa budaya adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan memiliki 6 sifat yaitu; 1. Abstrak berarti kebudayaan tidak dapat dilihat atau dipegang karena kebudayaan terletak dan lahir dari dalam pikiran manusia yang kemudian di wujudkan dalam bentuk kebudayaan perilaku dan benda-benda kebudayaan. 2. Menuntun dan mengarahkan berarti hasil kesatuan ide-ide dan gagasan tersebut melahirkan suatu kesepakatan untuk mengatur perilaku masyarakat yang berupa nilai, norma dan sanksi. Disini berarti kebudayaan menjadi alat penuntun, pengarah, pedoman, sekaligus pemaksa bagi siapa yang tidak mau tunduk pada tata aturan (adat) yang berlaku dan akan mendapatkan sanksi. 3. Dimiliki manusia berarti kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia. 1

Upload: endri-bambang-manurung

Post on 25-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh kebudayaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata buddhayah. Buddhayah berasal dari

kata budhi yang berarti akal. Kebudayaan sudah banyak dibicarakan dan di kaji oleh banyak

pakar budaya sehingga menyebabkan penjelasan atau makna mengenai budaya menjadi

beragam. Dari beberapa pengertian dan definisi dari para pakar budaya, dapat di simpulkan

bahwa budaya adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Kebudayaan memiliki 6 sifat yaitu;

1.  Abstrak berarti kebudayaan tidak dapat dilihat atau dipegang karena kebudayaan terletak

dan lahir dari dalam pikiran manusia yang kemudian di wujudkan dalam bentuk

kebudayaan perilaku dan benda-benda kebudayaan.

2.  Menuntun dan mengarahkan berarti hasil kesatuan ide-ide dan gagasan tersebut

melahirkan suatu kesepakatan untuk mengatur perilaku masyarakat yang berupa nilai,

norma dan sanksi. Disini berarti kebudayaan menjadi alat penuntun, pengarah, pedoman,

sekaligus pemaksa bagi siapa yang tidak mau tunduk pada tata aturan (adat) yang berlaku

dan akan mendapatkan sanksi.

3.  Dimiliki manusia berarti kebudayaan hanya dimiliki oleh manusia.

4.  Dimiliki masyarakat berari kebudayaan tidak dimiliki secara perseorangan tetapi dimiliki

bersama oleh sekelompok manusia (masyarakat).

5.  Diwariskan berarti budaya di wariskan dari generasi ke generasi berikutnya secara

berkesinambungan.

6.  Berubah berarti budaya dapat berubah karena pengaruh kemajuan zaman, pengaruh

lingkungan, serta pengaruh masyarakat.

1.2 Permasalahan

Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari perubahan budaya, hal ini disebabkan karena

banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia dan perubahan selalu terjadi dalam kehidupan

masyarakat.

Perubahan budaya tidak dapat di mengerti apabila kita hanya mengetahui hasil budaya

yang telah berubah saja. Untuk mengerti sungguh-sungguh maksudnya perubahan budaya,

1

Page 2: Pengaruh kebudayaan

kita harus mempelajari juga bagaimana proses, faktor, akibat perubahan budaya tersebut.

Lalu, bagaimana perubahan bisa terjadi? Bagaimana proses, faktor dan akibat perubahan itu?

Semuanya akan di bahas dalam makalah ini. 

1.3 Manfaat Penulisan

Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia terbuka dengan kebudayaan luar. Tetapi

dengan kita mengetahui bagaimana proses perubahan budaya itu, kita dapat mengetaui

bagaimana budaya lain memasuki dan mempengaruhi budaya kita sehingga kita dapat

memilah budaya luar sesuai dengan kaidah agama kita, serta nilai dan norma yang berlaku.

Kita harus bisa menyaring budaya luar karena budaya tersebut dapat membuat perubahan-

perubahan pada budaya ketimuran yang nantinya dapat mempengaruhi sistem sosial yang

berupa nilai, norma, sikap atau pola berperilaku diantara kelompok masyarakat, struktur

kemasyarakatan, dan interaksi sosial dalam budaya timur kita.

2

Page 3: Pengaruh kebudayaan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perubahan Kebudayaan

Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan

perkembangan unsur-unsur kebudayaan. Proses itu terjadi karena interaksi antarwarga

pendukung kebudayaan lain dengan penciptaan unsur-unsur kebudayaan baru dan

penyesuaian antarunsur kebudayaan tersebut. Secara sederhana, perubahan budaya

merupakan perubahan yang terjadi akibat benturan-benturan antarunsur budaya yang

berbeda-beda.

Contoh : Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik

pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller”

di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan

pekerjaan.

Perubahan budaya lokal tidak dapat dielakkan, namun kita dapat mengarahkan

perubahan tersebut. Corak budaya global yang negatif kita hilangkan, namun yang positif kita

ambil. Budaya luar yang baik untuk kita adopsi adalah budaya yang memerdekakan dan

membebaskan manusia. Menurut Immanuel Kant, ada dua unsur yang penting dalam manusia

merdeka. Pertama, digunakannya akal budi sebagai satu bagian manusia- nalar yang mampu

memecahkan persoalan-persoalan ethis tanpa sama sekali mengacu kepada wujud yang

ilahiat. Kedua, ’publik’ sebagai arena. Bagi Kant, ukuran manusia yang dewasa, merdeka,

adalah ketika ia mempergunakan nalarnya di arena publik tersebut. Untuk bisa mencapai ke

arah sana, dibutuhkan kemandirian yang bertanggungjawab serta disiplin. Dan nalar

menunjukkan bagaimana cara efektif dan efisien untuk melakukan perubahan tersebut.

Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi). Perubahan

budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara kasar. Contohnya pada

saat penjajahan  Jepang dahulu, bangsa Indonesia harus mengikuti nilai-nilai yang dianut

bangsa Jepang seperti menghormati Dewa Matahari pada pagi hari. Sedangkan perubahan

secara evolusi terjadi melalui perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada rencana

sebelumnya. Contohnya perubahan yang terjadi karena keadaan dan kondisi baru yang

membuat banyak wanita di daerah Jawa tidak lagi mengenakan kebaya melainkan rok atau

celana panjang karena lebih praktis.

3

Page 4: Pengaruh kebudayaan

2.2 Unsur-Unsur Kebudayaan

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia

menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut

adalah :

1. Kesenian

2. Sistem teknologi dan peralatan

3. Sistem organisasi masyarakat

4. Bahasa

5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

6. Sistem pengetahuan

7. Sistem religi

Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar,

faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita

ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk

mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan

hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli

negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara

sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :

1. Kesenian 

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat

memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.

2. Sistem teknologi dan peralatan

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu

yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam

makhluk hidup yang lain.

3. Sistem organisasi masyarakat

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai

makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –

masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

4. Bahasa

Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk

mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang

dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

4

Page 5: Pengaruh kebudayaan

5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu

yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam

makhluk hidup yang lain.

6. Sistem pengetahuan

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda

sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu

disampaikan agar yang lain juga mengerti.

7. Sistem religi

Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena

kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah

Unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai

dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.

Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar

Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang

menerima unsur-unsur tersebut.

Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah

Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan

Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi

Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat

menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.

Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok-kelompok individu

yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan

yang terjadi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru

diantaranya:

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan

dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.

5

Page 6: Pengaruh kebudayaan

2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan

ditentukan oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan

pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus

disensor dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan

kebudayaan baru.

4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan

yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.

5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan

mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-

unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur-

unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan hal yang berasal dari luar. Unsur-unsur asing

yang diterima tentunya terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya

tidaklah asli lagi seperti semula.

2.3 Wujud Kebudayaan 

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,

aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,

gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak

dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di

alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka

itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan

dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam

masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini

terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta

bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata

kelakuan.

6

Page 7: Pengaruh kebudayaan

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan

karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat

diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud

kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang

satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud

kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya

(artefak) manusia.

2.4 Bentuk-Bentuk Perubahan Kebudayaan :

1)    Inovasi

Inovasi berasal dari kata lati, “innovation” yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata

kerjanya “innova” yang artinya memperbarui dan mengubah. Innovasi merupakan suatu

perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah

ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara

kebetulan.

Ansyar, Nurtain (1991), menjelaskan bahwa Inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau

sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.

Menurut Santoso (1974), Tujuan utama Inovasi adalah meningkatkan sumber-sumber

tenaga, uang, dan sarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi.

2)    Asimilasi

Asimilasi merupakan proses sosial yang timbul bila ada kelompok-kelompok manusia

dengan later belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul langsung secara intensif

untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan kelompok-kelompok tadi masing-masing

berubah sifatnya yang khas dan menjadi unsur kebudayaan campuran.

3)    Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia

dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri

tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

4)    Sinketisme

Kata sinkretisme yang telah menjadi kata kita sehari-hari ini adalah kata asing, yang bisa

dilacak dari kata Yunani."Sunistanto, Sunkretamos" artinya "kesatuan"; dan kata

"synkerannumi" yang berarti "mencampur aduk". Istilah tersebut mula-mula adalah istilah

7

Page 8: Pengaruh kebudayaan

Politik, yang digunakan oleh Plutarch untuk menggambarkan kesatuan orang-orang dari

pulau Kreta yang melawan musuh bersamanya. Kesatuan tersebut adalah sebagai

sinkretismos. Kemudian Istilah ini juga dipakai di dalam bidang filsafat dan agama guna

menggambarkan suatu keharmonisan dan perdamaian.

5)    Milenarisme

Milenarisme adalah salah satu bentuk kebangkitan yang berusaha mengangkat golongan

masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang

rendah.

6)    Dipusi

Difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain, dari

orang ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Manusia dapat menghimpun

pengetahuan baru dari hasil penemuan-penemuan.

Berikut adalah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.

1. Pakaian

Perubahan mode pakaian pada masyarakat bisa saja terjadi. Dahulu semua masyarakat

menggunakan pakaian adat khasnya. Namun, seiring dengan kemajuan dari perkembangan

masyarakat tersebut membuat sedikit demi sedikit anggota masyarakat mulai

meninggalkan pakaian adatnya dan menggunakan pakaian yang menjadi trend di daerah

itu. Seperti contoh, sekarang adalah jamannya demam Korea. Bagi penggemar beratnya,

mereka selalu mencari dan menggunakan pakaian yang biasa digunakan orang Korea.

Namun, masyarakat tetap tidak meninggalkan pakaian adat mereka dan tetap

menggunakannya dalam acara tertentu. Seperti pakaian adat Bali yang digunakan setiap

kali mereka sembahyang di pura.

2. Model Rambut

Model rambut juga banyak berubah. Bahkan masyarakat cenderung merasa harus

mengikuti trend tersebut jika tidak mau dikatakan ‘jadul’ atau ‘culun’. Pengaruh terbesar

adalah model rambut ‘punk’ yang membuat banyak remaja mengikuti model rambut dan

gaya hidup orang dengan model rambut tersebut.

3. Kesenian

Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak

kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak suka dengan kesenian

tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian asing dengan alasan trendy.

8

Page 9: Pengaruh kebudayaan

Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia yang masih bisa bertahan sampai

sekarang.

4. Bahasa Daerah

Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa yang mulai

punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk menggunakan Bahasa

Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa daerahnya sendiri. Itu mungkin karena

bahasa tersebut jangkauan komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang

cenderung hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.

5. Masuknya Budaya Barat

Budaya di Indonesia telah banyak tercampur dengan budaya asing. Itu mungkin disebakan

karena kebudayaan itu lebih menyenangkan dibandingkan budayanya sendiri. Seperti

budaya hari Valentine dan pesta ulang tahun. Sebenarnya budaya asli Indonesia telah

memiliki budaya yang mirip dengan budaya tadi. Namun, budaya tersebut terkadang

dianggap kurang meriah. Contoh perubahan besar lainnya adalah penggunaan komputer

dan alat-alat teknologi sebagai pengganti buku untuk mencari tugas. Hal itu disebabkan

oleh kemudahan menggunakan alat-alat teknologi tersebut.

6. Cara Berkomunikasi

Perubahan pada cara berkomunikasi bisa terjadi. Beberapa tahun lalu kita masih

menggunakan surat untuk berkomunikasi jarak jauh dan sekarang dengan menggunakan

jejaring sosial atau alat komunikasi, seseorang bisa berkomunikasi cepat dan praktis.

2.5 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kebudayaan    

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan suatu bangsa pun akan mengalami

perkembangan dan perubahan. Dimulai dari kebudayaan tradisional, kebudayaan peralihan,

hingga kebudayaan modern. Perubahan kebudayaan merupakan suatu kejadian yang terjadi

dalam kehidupan di dunia ini. Pengertian perubahan kebudayaan sendiri adalah

adanya ketidak sesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga

terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi kehidupan.

      Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor

yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

     Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang

menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya:

1. Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi. 

9

Page 10: Pengaruh kebudayaan

2. Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum

pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses

pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).

Inovasi

Proses perubahan untuk menuju sesuatu yang baru. Perubahan ini dipengaruhi karena

kemajuan teknologi dan ekonomi. Perubahan budaya ini terjadi karena kesadaran

masyarakat terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam kebudayaan mereka

sehingga mereka berusaha mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Mereka

disebut penemu dan penemuan baru mereka sangat terkait erat dengan kemajuan

teknologi yang berupa discovery atau invention.

Tiga hal yang dapat mempercepat Inovasi:

1. Ketidakpuasan seseorang terhadap sesuatu yang telah ada

2. Adanya keinginan untuk berprestasi

3. Adanya orang yang menyimpang (Devian). Ada devian yang bersifat membangun

(Devian Konstruktif) dan ada pula devian yang bersifat merusak (Devian

Destruktif).

Discovery

Suatu penemuan baru terhadap benda-benda kebudayaan. Discovery dapat menjadi

invention apabila hasil discovery itu diakui, diterima dan diterapkan oleh masyarakat

tetapi membutuhkan waktu yang panjang dan harus melalui rangkaian penciptaan-

penciptaan.

Invention

Suatu penemuan baru yang dapat mempengaruhi berbagai kehidupan masyarakat

seperti dalam bidang sosial, politik, pendidikan, agama dan budaya, penemuan ini

merupakan puncak dari inovasi dan discovery.

3. Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian

orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak

mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi

lebih baik.

4. Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur

pemerintahan pada suatu negara.

10

Page 11: Pengaruh kebudayaan

     Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi

sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:

1. Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu

negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur

budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi,

bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih

berpengaruh kepada negara yang kalah.

2. Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh

tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang

sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan

pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti

kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya.

3. Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar

budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran

antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama

sama sekali (Asimilasi).

Faktor-Faktor yang Mendorong Jalannya Proses Perubahan

a. Kontak dengan Kebudayaan Lain

b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju

c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan untuk Maju

d. Sistem Terbuka dalam Lapisan-Lapisan Masyarakat

e. Penduduk yang Heterogen

f. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu

g. Orientasi ke Masa Depan

h. Nilai bahwa Manusia Harus Senantiasa Berusaha untuk Memperbaiki Hidupnya.

Faktor Penghambat Jalannya Proses Perubahan

a.    Kurangnya interaksi dengan masyarakat lain

b.    Perkembangan IPTEK yang terlambat

c.    Terlalu mengagungkan tradisi

d.    Prasangka buruk terhadap kebudayaan luar

11

Page 12: Pengaruh kebudayaan

2.6 Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.

a.Dampak Positif

1) Kemajuan ilmu pengetahuan

2) Kebutuhan mudah terpenuhi

3) Pola pikir yang lebih maju

b.Dampak negatif

1) Dekadensi Moral

Dekadensi moral adalah menurun atau merosotnya moral seseorang yang ditunjukkan

dari perilakunya yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Biasanya perilaku orang tersebut merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Beberapa contoh yang termasuk dekadensi moral adalah perilaku pergaulan bebas di

kalangan remaja maupun orang tua, prostitusi, perselingkuhan dan lain-lain.

2) Kriminalitas

Donald R. Gressey berpendapat bahwa kriminilitas adalah suatu kondisi dan proses

sosial yang menghasilkan perilaku lain. Kriminalitas merupakan tindakan yang melanggar

norma hukum dan menyakitkan orang lain secara langsung. Beberapa contoh yang

termasuk tindak kriminalitas antara lain korupsi, pencurian, penodongan, pemerkosaan,

dan pembunuhan.

3) Aksi Protes dan Demonstrasi

Demonstrasi adalah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum.

Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau

menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak. Aksi protes merupakan gerakan atau

tindakan yang dilakukan secara perorangan atau untuk menyampaikan pernyataan tidak

setuju yang oleh sebagian besar orang dilancarkan melalui kecaman yang pedas.

4) Konsumerisme

Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan

penggunaan barang dan jasa secara berlebihan. Pembelian barang-barang yang bukan

kebutuhan pokok dan sifatnya hanya tersier jika dilakukan secara berlebihan dikategorikan

konsumerisme.

12

Page 13: Pengaruh kebudayaan

2.7 Tipe-Tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya

Adanya keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan

keadaan yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. Dengan keseimbangan dalam

masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan

yang pokok dari masyarakat benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan

demikian, individu secara psikologis merasakan akan adanya suatu ketenteraman, oleh

karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai. Setiap kali terjadi

suatu gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat dapat

menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud

untuk menerima suatu unsur yang baru. Akan tetapi, kadang-kadang unsur baru tersebut

dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak dapat menolaknya,

oleh karena masuknya unsur baru tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya

tetap ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya. Norma-

norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan dapat berfungsi secara

wajar. Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak dapat

dihindarkan. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap masyarakat

dapat dipastikan mengalami perubahan-perubahan. Sehubungan dengan hal ini, yang lebih

penting adalah bagaimana menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya.

Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau adaptasi baru di

antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan hubungan di

antara unsur-unsur tersebut agar tetap terjaga. Kemampuan melakukan adaptasi ini sangat

penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial. Jika adaptasi terhadap keadaan

baru akibat perubahan tidak dapat berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat adalah

disorganisasi sosial atau ketidakteraturan sosial. Anggota masyarakat merasakan kesulitan

menyesuaikan diri dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. Disorganisasi sosial ini

apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan sosial.

Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat sering ditandai gejala awal sebagai

berikut.

a. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat mengenai

tujuan yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup bermasyarakat.

b. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak dapat berfungsi sebagai alat pengendalian

13

Page 14: Pengaruh kebudayaan

sosial, bahkan sering terjadi pertentangan di antara norma-norma yang ada dalam

masyarakat.

c. Para anggota masyrakat merasakan kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan

norma-norma dan tujuan masyarakat.

d. Timbul pertentangan atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat

yang dapat berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.

Adakalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan dan secara bersamaan

mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula pada warga-

warga masyarakat. Hal itu berarti suatu gangguan yang kontinu terhadap keseimbangan

dalam masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta

kekecewaan-kekecewaan di antara para warga masyarakat, tidak mempunyai saluran ke arah

suatu pemecahan atau penyelesaian.

Apabila ketidakseimbangan tersebut dapat dipulihkan kembali, setelah terjadi suatu

perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian (adjustment) bila

sebaliknya yang terjadi, maka keadaan tersebut dinamakan ketidaksesuaian sosial

(maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie, yaitu tidak terdapatnya

norma-norma yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam masyarakat. Anomie sering terjadi

pada masa-masa transisi atau perubahan dari satu keadaan ke keadaan lain. Misalnya

pergantian orde dalam kehidupan politik atau pemerintahan.

Dengan demikian, dalam perubahan sosial budaya, kita mengenal adanya istilah

organisasi, disorganisasi, dan reorganisasi. Organisasi merupakan artikulasi dari bagian-

bagian yang merupakan bagian dari satu kebulatan, yang sesuai dengan fungsinya masing-

masing. Disorganisasi atau disintegrasi adalah proses berpudarnya norma-norma dan nilai-

nilai dalam masyarakat, disebabkan karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam

lembaga-lembaga kemasyarakatan. Reorganisasi atau reintegrasi adalah proses pembentukan

norma-norma dan nilai-nilai yang baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang mengalami perubahan-perubahan. Reorganisasi dilaksanakan apabila

norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga (institutionalized) dalam diri warga-

warga masyarakat.

14

Page 15: Pengaruh kebudayaan

Saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam masyarakat pada

umumnya adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi,

pendidikan, agama rekreasi, dan lain-lain. Lembaga kemasyarakatan mana yang merupakan

titik tolak, tergantung pada “cultural focus” masyarakat pada suatu masa yang tertentu, yaitu

yang menjadi pusat perhatian masyarakat.

Menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya, maka sikap kita yang tepat adalah:

a. bersikap selektif dalam menerima pengaruh budaya lain,

b. berpikir yang ilmiah terhadap perubahan,

c. mendorong perubahan tersebut ke arah yang lebih baik,

d. menerima perubahan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan

umat manusia.

15

Page 16: Pengaruh kebudayaan

BAB III

PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya  sebagai suatu sistem ide atau gagasan yang berlaku di masyarakat kemudian di

wujudkan dalam bentuk perilaku kebudayaan dan benda-benda kebudayaan sebagai

penuntun, pengarah, pedoman juga pemaksa yang di wariskan secara berkesinambungan dan

budaya dapat berubah seiring waktu.

Perubahan budaya merupakan proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan

perkembangan unsur-unsur kebudayaan.

Perubahan budaya dapat terjadi cepat (revolusi) atau lambat (evolusi).Perubahan

budaya secara revolusi dapat terjadi karena direncanakan dan secara kasar. Sedangkan

perubahan secara evolusi terjadi melalui perubahan kecil yang berkesinambungan tanpa ada

rencana sebelumnya.

3.2 Saran

Perubahan sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, oleh

karena itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan

perubahan itu ke arah yang positif agar budaya yang terbentuk dari perubahan sosial dapat

memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia yang makmur dan damai.

16

Page 17: Pengaruh kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

Elita, Irma. 2013. Perubahan Kebudayaan (online)

http://irma-elita.blogspot.com/2013/03/perubahan-kebudayaan.html, diakses pada 9

November 2013

Irdianto, Yanu. 2013. Pengertian Kebudayaan,Unsur-Unsur Kebudayaan, Wujud

Kebudayaan Dan Perubahan Kebudayaan (online)

http://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/, diakses pada 9 November 2013

Nadirah, Atika.2012. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Budaya (online)

http://atikkaa.blogspot.com/2012/03/faktor-faktor-yang-menyebabkan.html, diakses

pada 9 November 2013

Sasrawan, Hedi. 2012. Contoh Perubahan Sosial Budaya (online)

http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/11/contoh-perubahan-sosial-budaya.html,

diakses pada 9 November 2013

Sembiring, Dermawan. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Medan : UNIMED PRESS

17