PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN KOPI INSTAN
(Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
I
Edy Fajar Prasetyo
1111092000059
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1439 H
PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN KOPI INSTAN
(Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
EDY FAJAR PRASETYO
1111092000059
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018M/1439H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA DIRI
Nama : Edy Fajar Prasetyo
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 September 1992
Alamat : Jl. Bulak Perwira I Gg Swadaya 1 Rt 04/024 Kali
Abang Tengah Bekasi Utara 17125
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : [email protected]
PENDIDIKAN
1999-2005 : SD Negeri 011 Jakarta
2005-2008 : SMP 59 Jakarta
2008-2011 : SMAN 1 Jakarta
2011-2018 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN KERJA
2014 : PT. Funworld Indonesia
2015 : Vanaya Business Consultant Coach
2016 : IPMI International Business School
PENGALAMAN ORGANISASI
2013 - 2015 : BEM Fakultas Sains dan Teknologi UIN
2016 - 2017 : UIN Preneurs
RINGKASAN
Edy Fajar Prasetyo, Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Kopi Instan (Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan Pada
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Di bawah bimbingan Ujang Maman
dan Rahmi Purnomowati.
Penelitian ini berjudul Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen (Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan Pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta) bertujuan untuk 1) Mengidentifikasi persepsi media
iklan televisi kopi Kapal Api pada media televisi berdasarkan konsep AIDA
(attention, interest, desire, action) terhadap Mahasiswa UIN Syarif Hidatullah
Jakarta. 2) Menganalisis seberapa besar media iklan televisi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari objek penelitian (kuesioner). Metode penentuan sampel
yang digunakan adalah proporsional stratified random sampling. Sampel pada
penelitian ini adalah 150 orang Mahasiswa Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang di stratakan ke dalam 12 Fakultas. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda menggunakan software
SPSS 23.0. Pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan Uji-F, Uji- t dan
Uji R2.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial variabel seen word
memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan pembelian kopi Kapal Api
instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nilai thitung lebih
besar dari ttabel (2,137 > 1,976) atau memiliki taraf signifikansi sebesar 0,034 lebih
kecil dari nilai α (0,034 < 0,05), sedangkan variabel pictures, musik, dan bintang
iklan tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap keputusan pembelian kopi
Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan
Uji Simultan, variabel pictures, seen word, musik, dan bintang iklan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kopi Kapal
Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nilai Fhitung
sebesar 16,813, sedangkan nilai Ftabel sebesar 2,43. Maka nilai Fhitung lebih besar
dari Ftabel (16,813>2,43), atau memiliki taraf signifikansi sebesar (0,00 <0,05).
Berdasarkan Hasil koefisien determinasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,309 atau
31%, yang artinya variabel terikat (keputusan pembelian kopi Kapal Api instan)
dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api
instan (pictures, seen word, musik, dan bintang iklan). Sedangkan 69% mampu
dijelaskan oleh variabel-variabel di luar penelitian. Berdasarkan analisis deskripsi
terhadap pengaruh terpaan media iklan televisi terhadap keputusan pembelian
kopi Kapal Api bagi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, bahwa Tidak adanya
pengaruh iklan kopi Kapal Api pada media televisi terhadap Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, kurangnya awareness (kesadaran) dan interest
(ketertarikan) terhadap iklan kopi Kapal Api. Hal tersebut disebabkan karena
kurangnya inovasi dalam iklan tersebut yang menyebabkan banyak responden
(Mahasiswa) kurang interest terhadap iklan yang disampaikan. Di sisi lain
intensitas aktivitas Mahasiswa lebih banyak dihabiskan dikampus membuat
kecenderungan mereka tidak begitu memiliki waktu luang untuk menonton
televisi sehingga persepsi iklan khususnya kopi Kapal Api tidak terlalu
memberikan dampak secara personal kepada Mahasiswa UIN tersebut.
Keyword : Media Iklan, Televisi, Kapal Api, Kopi Instan, Keputusan Pembelian.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Media Iklan Televisi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Instan (Studi Kasus Kopi Kapal
Api Instan Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana
Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Didalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak
pihak yang sangat membantu dalam banyak hal sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripi ini. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr, Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, para Wakil Dekan
I,II,III beserta seluruh staf dan karyawan Fakultas Sains dan Teknlologi.
2. Kedua orang tua penulis, Alm. Bapak Tupon Iksan dan Ibu Ratna Nirmala
Ningsih atas dorongan semangat, cinta dan doa yang tulus yang telah
diberikan selama ini kepada penulis. Penyelesaian skripsi ini merupakan salah
satu bakti kepada kedua orang tua penulis dalam mendapatkan pendidikan
yang lebih baik.
3. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si dan Ibu Rahmi Purnomowati, SP, M.Si selaku
dosen pembimbing skripsi, yang telah membimbing dan memberikan ilmu,
saran, dan arahan, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini sampai akhir.
4. Ibu Dr. Ir. Elpawati, MP dan Bapak Achmad Tjachja Nugraha selaku dosen
penguji skripi, yang telah bersedia memberikan waktu dan tenaga dalam
viii
melaksanakan ujian penulis, serta memberikan masukan, saran dan dukungan
kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini hingga
akhir.
5. Ibu Dr. Ir. Elpawati, MP selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis semasa perkuliahan
penulis.
6. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS dan Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si selaku
Ketua dan Sekertaris Program Studi Agribisnis yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta atas ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan selama
ini kepada penulis.
8. Kakak penulis dan adik penulis untuk semua do’a, motivasi, nasehat, ide
maupun saran yang diberikan untuk penulis.
9. Seluruh teman- teman Agribisnis angkatan 2011 khususnya kelas Agribisnis
A, B dan C, khususnya bang Rinal, Fika, Sabarudin, Dede Asep, Ryan, Acid,
Odit, Dimas, Agung, Idzhar yang telah membantu dan menjadi teman penulis
semasa kuliah.
10. Guru Sehat Om Bagus serta seluruh teman-teman Kahfi BBC Motivator
School khususnya keluarga angkatan 16.
11. Para Founder Eco Business Indonesia (www.ebibag.com) Nadya, Alif, Imas,
Andis, Oma Eli serta para ibu-ibu kreatif EBI, Bu Een, Bu Wati, Bu Iroh, Bu
Nepi, Bu Yati, Bu Muayyah, Budhe Sudarti, Bu Atun, Bu Sutiah, Bu Rusdah
serta keluarga besar Kedaung.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila ada kata yang tidak
berkenan. Penulis juga mengharapkan atas kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini, semoga skripsi ini
ix
dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca.
Aamiin.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 23 Juli 2018
Edy Fajar Prasetyo
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………..….………. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….…..………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………..……… 1
1.2 Rumusan Masalah…….…………………………………….……... 7
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………..……… 8
1.4 Manfaat Penelitian….………….………………………..………… 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 9
2.1 Pemasaran….…………………………………………...……..…… 9
2.2 Promosi ………………………………………………………..….. 10
2.3 Iklan …………………………………………....………....………. 11
2.3.1 Pengertian Iklan ……………………………....…………….. 11
2.3.2 Elemen Iklan ……….……………………………………….. 13
2.4 Media Iklan ……………………………………………….............. 14
2.5 Efektifitas Iklan………………………...…………………….......... 16
2.6 Minat Beli …………………………………………………………. 19
2.7 Gambaran Umum Kopi …………………………………………… 20
2.8 Perilaku Konsumen ……………………………………………….. 23
2.9 Proses Keputusan Konsumen ……………………….…………….. 24
2.10 Penelitian Terdahulu……………………...……………………….. 27
2.11 Kerangka Pemikiran……………………...………………………... 32
BAB III METODE PENELITIAN………..…………………….…......... 33
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………….......... 33
3.2 Jenis dan Sumber Data …………………………….……………… 33
3.3 Populasi dan Sampel ……………………………………………… 34
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ……………………………………… 35
3.5 Teknis Pengolahan Data…………………………………………… 39
3.6 Metode Analisis Data……………………………………………… 45
3.6.1 Pengujian Kuesioner………………………………………… 45
3.6.2 Analisis Deskriptif ………………………………………….. 49
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda……………………….…... 49
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik…………………………………. 50
3.6.3.2 Uji Hipotesis………………………………….......... 52
3.7 Definisi Operasional……………….……………………….……… 55
BAB IV GAMBARAN UMUM MEDIA IKLAN TELEVISI…………. 57
4.1 Sejarah dan Perkembangan Periklanan Dunia….…………………. 57
4.2 Iklan Televisi di Indonesia………………………………………… 58
4.3 Sejarah Kopi Kapal Api………………………………………….... 61
4.4 Keunggulan Perusahaan dan struktur organisasi………………….. 63
4.5 Segmentasi Pasar Kopi Kapal Api Instan..………………………... 63
4.6 Strategi Pemasaran………………………………………………… 67
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………….. 69
xi
5.1 Karakteristik Responden……………….…………………….......... 69
5.2 Uji Asumsi Klasik……………….………………………………… 74
5.2.1 Hasil Uji Normalitas..……….………………………………. 80
5.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas……….…..……………………... 81
5.2.3 Hasil Uji Heterokedastisitas…………………………………. 82
5.3 Persepsi Iklan Kopi Kapal Api pada Media Televisi Terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan konsep
AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)……...............................
83
5.4 Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian
Kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta………………………………………………..
94
5.4.1 Uji Simultan (Uji -F)………………………………………… 95
5.4.2 Uji Parsial (Uji -t)……………………………………………. 96
5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)………………………….. 98
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………….………………… 100
6.1 Kesimpulan………………………………………………………... 100
6.2 Saran………………………………………………………………. 101
Daftar Pustaka……………………………………………………………. 102
Lampiran …………………………………………………………………. 105
DAFTAR TABEL
1. Hasil Survei Indonesian Best Brand Award (IBBA) Tahun 2015 3
2. Syarat Mutu Kopi Instan 23
3. Jumlah Sampel Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Strata Satu 38
4. Model Skala Likert 40
5. Hasil Uji Reliabilitas 48
6. Definisi Operasional 56
7. Belanja Iklan Nasional………………………………………………….. 60
8. Persebaran Perusahaan Iklan Nasional…………………………………. 60
9. Analisa Responden Berdasarkan Pendapatan Rata- rata per Bulan.......... 70
10. Data Responden Berdasarkan Pengeluaran Rata rata per Bulan……… 70
11. Data Responden Sumber Biaya Hidup 71
12. Data Responden Berdasarkan Waktu Menyaksikan Televisi…………... 72
13. Data Responden Konsumsi Kopi Instan 72
14. Data Responden Jumlah Konsumsi Kopi dalam Satu Hari…………….. 73
15. Data Responden Berdasarkan Konsumsi Kopi Lain 73
16. Data Responden Kebiasaan Konsumsi Kopi…………………………… 74
17. Data Responden Jika Tidak Ada Kopi Kapal Api ……………………... 74
18. Hasil Uji Multikolinearitas 81
19. Melihat Penayangan Iklan Kopi Kapal Api Sambil Melakukan
Pekerjaan Lain………………………………………………………….. 84
20. Menghentikan Aktifitas Saat Melihat Penayangan Iklan Kopi Kapal Api 84
21. Melihat Tayangan Iklan Kopi Kapal Api dari Awal Hingga Selesai…... 85
22. Melakukan pencarian informasi sebelum melakukan pembelian kopi
kapal api instan…………………………………………………………... 86
23. Membeli kopi Kapal Api instan sebagai suatu kebutuhan………………. 87
24. Mendapatkan informasi mengenai kopi Kapal Api instan melalui media
televisi…………………………………………………………………… 87
25. Sumber informasi yang didapat dari media televisi membuat saya
tertarik untuk membeli kopi Kapal Api instan…………………….. 88
26. Seberapa sering menonton televisi………………………………………. 89
27. Seberapa sering menonton tayangan iklan televisi……………………… 90
28. Seberapa sering menonton iklan produk kopi Kapal Api……………….. 91
29. Membeli kopi Kapal Api instan setelah melihat iklan televisi………….. 92
30. Akan membeli kopi Kapal Api instan dalam waktu dekat……………… 92
31. Akan melakukan pembelian kopi Kapal Api instan bila kopi merk lain
yang tersedia telah habis………………………………………………… 93
32. Yakin sudah mengambil keputusan yang tepat saat membeli produk
kopi Kapal Api instan…………………………………………………… 94
33. Hasil Pengujian Uji F 95
34. Hasil Pengujian Uji t …………………………………………………… 97
35. Hasil Pengujian Uji Koefisien Determinasi (R2) ………………………. 98
DAFTAR GAMBAR
1. Adex Growth by Media Type in Rp Trillion………………………………... 2
2. Market Forecast Kopi Instan Dalam Ribu Ton………………………… 5
3. Langkah-langkah keputusan pembelian terhadap suatu produk……….. 25
4. Kerangka Pemikiran……………………………………………………. . 32
5. Struktur Organisasi Kapal Api Group………………………………….. 63
6. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual…………………….. 80
7. Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas………………………………... …………. 82
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner Penelitian ................................................................................................... 105
2. Hasil Regresi Linear Berganda Perspesi Media Iklan Televisi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Instan (studi kasus
kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta) ...................................................................................................................... 112
3. Karakteristik Responden ............................................................................................ 116
4. Pengaruh Iklan Kopi Kapal Api pada Media Televisi terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................................ 122
5. Uji Validitas ............................................................................................................... 124
6. T tabel ........................................................................................................................ 127
7. F tabel ........................................................................................................................ 128
8. R tabel ........................................................................................................................ 129
9. Indikator Tampilan Visual………………………………………………….. 130
10. Indikator Pesan Tagline…………………………………………………….. 131
11. Indikator Musik Iklan………………………………………………… 132
12. Indikator Kecocokan Bintang Iklan dan Daya Tarik Bintang Iklan….. 133
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Iklan merupakan media yang dipakai oleh perusahaan dengan tujuan
meningkatkan, membujuk dan memberi informasi, selain itu iklan sebagai sarana
untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Periklanan menjadi sangat
penting artinya bagi perusahaan terutama perusahan yang memasarkan produk
yang bukan merupakan kebutuhan pokok dan berada dalam industri dengan
tingkat kompetisi yang tinggi. Sebagai salah satu bentuk informasi, iklan memiliki
daya jangkauan yang lebih jauh dan lebih luas dari pada penjualan pribadi
sehingga diharapkan dapat juga menjangkau banyak konsumen, dengan demikian
diharapkan dapat pula meningkatkan jumlah permintaan akan produk tersebut.
Berbagai macam saluran media yang dijadikan sarana untuk memeperkenalkan
produk ke calon konsumen mulai dari Radio, Televisi, Media cetak hingga media
sosial (Durianto, 2003).
Media periklanan di televisi lebih banyak dipilih atau digunakan oleh
perusahaan, karena melalui media televisi suatu pesan dapat lebih cepat
disampaikan dibandingkan dengan melalui media cetak. Sifatnya yang
audiovisual menyebabkan iklan yang ditayangkan lebih menarik dan iklan yang
ditayangkan bersifat kreatif, inovatif dan beraneka ragam. Alasan ini menjadikan
media iklan di televisi menjadi pilihan bagi perusahaan, dimana media periklanan
di televisi memiliki jangkauan luas serta unsur hiburan yang mendukung dalam
menentukan keputusan pembelian bagi konsumen. Dibandingkan dengan media
2
67.975.3
85.3
103.8
115.8
31.6 32.2 30.8 29.4 28.5
2.2 2.2 1.9 1.6 1.1
2013 2014 2015 2016 2017
TV 80% Newspaper 19% Magazine 1%
lainnya, media televisi memiliki kemampuan dalam menyajikan berbagai
kebutuhan manusia baik dalam bentuk informasi, hiburan maupun pendidikan.
Dengan adanya kemampuan tersebut masyarakat saat ini telah menjadikan televisi
sebagai benda yang wajib dimiliki. Televisi menyajikan kebutuhan masyarakat
dalam berbagai hal, seperti acara hiburan, berita, film, musik dan sebagainya,
namun tak kalah pentingnya yaitu tayangan iklan.
Iklan televisi merupakan salah satu bentuk media promosi dalam menarik
perhatian calon konsumen secara luas. Iklan televisi merupakan sarana efektif
dalam menciptakan brand image suatu produk ke dalam benak konsumen.
Televisi merupakan media periklanan yang paling ampuh dari semua media
dikarenakan televisi menggabungkan koordinasi antara indera pengelihatan, suara
dan gerak (Kotler, 2009).
Gambar 1. Adex Growth by Media Type in Rp Trillion
Sumber: Nielsen Company Indonesia, 2018
Berdasarkan data Nielson Company Indonesia, dapat dilihat belanja iklan
2017 mencapai Rp 145,4 triliun tumbuh 8% dari tahun 2016 sebesar Rp 134,8
3
triliun. Industri televisi masih menyerap iklan terbesar yakni mencapai 80% dari
total Adex (Advertising Expenditure) yakni mencapai Rp 115,8 triliun meningkat
12% dari tahun sebelumnya. Sementara belanja iklan media cetak menempati
porsi kedua yakni sebesar 19% dengan nilai belanja Rp 28,5 triliun, belanja iklan
media cetak terun menurun sejak tahun 2013. Penurunan belanja iklan juga terus
terjadi pada majalah dan tabloid yang pada tahun 2017 hanya memenuhi 1% atau
sebesar Rp 1,1 triliun.
Industri kopi dalam kemasan merupakan salah satu industri potensial di
Indonesia, sebagai Negara penghasil kopi terbaik di dunia setelah Brazil,
Vietnam, dan Columbia, tidaklah sulit mendapatkan bahan baku biji kopi terbaik.
Pangsa pasar kopi bubuk instan di Negara Indonesia hingga kini masih dikuasain
Kapal Api Group yang diproduksi oleh PT.Santos Abadi Jaya. Kapal Api Group
kini menguasai market share kopi bubuk domestik. Menurut data Indonesian Best
Brand Award (IBBA) pada tahun 2015 melaporkan hasil survei, yang
menggambarkan posisi brand value (BV) masing-masing merek kopi secara
umum (Tabel 1). BV dihitung dari beberapa komponen variabel antara lain: (1)
top-of-mind advertising (TOM ad), (2) top-of-mind brand (TOM brand), (3) brand
share/brand used most often (BUMO), (3) satisfaction dan (4) gain index.
Tabel 1. Hasil Survei Indonesia Best Brand Award (IBBA) Tahun 2015
Merek Kopi Brand Share (%) Brand Value (%)
Kapal Api 50,3 241
Nescafe 12,0 63
Torabika 9,3 47
ABC 8,8 45
Indocafe 6,1 29 Sumber: IBBA (2015)
4
Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa, Kapal Api mendominasi pasar kopi
di Indonesia. Dominasi ini dapat dilihat dalam persaingan pasar kopi. Pangsa
pasar pemimpinnya yaitu Kapal Api (50 persen) - empat kali lipat dibandingkan
dengan pangsa pasar pemain unggulan kedua yaitu Nescafe (12 persen). Kopi
Kapal Api mendominasi pasar pada produk kopi bubuk. Kopi instan yang ada
pada saat ini sudah diterima oleh masyarakat, disebabkan oleh dua faktor.
Pertama, produsen membangun persepsi konsumen bahwa produk kopi instan
adalah, jenis minuman yang menawarkan kepraktisan dalam penyajiannya, dan
tidak menyisakan serbuk kasar atau ampas bila diminum. Kedua, kepandaian
produsen lewat iklan, dimana kopi instan identik dengan kultur masyarakat kota,
masyarakat modern, dan masyarakat yang selalu disibukkan oleh beragam jenis
pekerjaan yang menghabiskan waktu.
Kopi Kapal Api mentargetkan segmen kalangan kelas sosial menengah
yang berumur 22 tahun keatas yang menginginkan gaya hidup yang praktis dan
sehat dengan mengkonsumsi kopi yang bersih, higienis, dan cepat saji. Kopi
Kapal Api kurang mencakup pasar pontensial secara lebih lebar. Menurut data
Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), mengemukakan hasil riset
pasar di Indonesia, mengindikasikan bahwa 50% dari konsumen kopi instan
berusia 15-50 tahun, dan pontensi pasar terbesar kopi instan ada pada usia
collage-age-young people (17-23) baru kemudian young urban professionals (24-
35). Hal ini menunjukan bahwa remaja usia kuliah sebenarnya merupakan target
pasar yang potensial, yang belum tersentuh dan didekati secara langsung
5
Gambar 2. Market Forecast Kopi Instan Dalam Ribu Ton Sumber: AEKI (Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia), 2018
Sebagian masyarakat Indonesia mengalami perubahan pola konsumsi, ke
pola konsumsi yang lebih praktis. Hal ini merupakan peluang yang prospektif,
bagi produsen kopi bubuk instan untuk memasarkan produknya. Melalui iklan dan
promosi, produsen berusaha mempengaruhi konsumen, untuk membeli produk
yang ditawarkan. Pemasar perlu mempelajari dan memahami perilaku konsumen,
dalam proses keputusan pembelian kopi bubuk instan. Melihat permasalahan akan
pentingnya iklan media televisi dalam mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen maka penulis ingin meneliti “Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Instan (Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan
pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
97 6
4
16 1917 20
13 10
1113
2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
Teenager College-age young people Young Professionals
6
1.2. Rumusan Masalah
Kopi instan merupakan produk yang praktis untuk dikonsumsi. Kopi
bubuk instan diproduksi karena perubahan pada perilaku minum kopi konsumen.
Perubahan pola makan atau minum konsumen, biasanya terjadi pada masyarakat
perkotaan. Sebagian besar dari mereka telah disibukkan oleh pekerjaan yang
menyita banyak waktu. Mereka tidak lagi mempunyai waktu yang cukup banyak,
untuk menyiapkan makanan atau minumannya. Maka dari itu, produk kopi bubuk
instan yang kini telah diproduksi dan dipasarkan oleh para produsen, merupakan
salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen kopi, akan
adanya suatu produk minuman kopi, yang mampu memberikan kepraktisan dalam
mengkonsumsinya.
Para produsen kopi berlomba-lomba untuk merebut perhatian konsumen
agar mau membeli produknya. Program promosi kopi yang sangat intensif oleh
para produsen diharapkan dapat mempengaruhi minat dan motivasi konsumen.
Namun yang harus diperhatikan oleh produsen, bahwa keputusan pembelian
barang atau jasa, berada di tangan konsumen. Pengambilan keputusan konsumen
bukan hanya dipengaruhi oleh produsen atau pemasar, juga dipengaruhi oleh
lingkungan konsumen, perbedaan individu konsumen itu sendiri dan proses
psikologi yang terjadi di dalam pikiran konsumen (Engel et al, 1994).
Dalam menghadapi tingginya persaingan, pemasar kopi bubuk instan
memerlukan pengetahuan yang luas mengenai konsumennya. Pengetahuan ini
akan memudahkan upaya pemasaran yang dilakukan produsen, menjadi lebih
terfokus dan efektif. Untuk itu produsen kopi bubuk instan perlu mengetahui
7
karakteristik konsumennya, tahapan dalam proses keputusan konsumen membeli
kopi bubuk instan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dalam
pengambilan keputusan pembelian kopi bubuk instan.
Dalam penelitian ini, agar dapat mempersempit sebuah permasalahan
mengenai konsumen yang selalu mengkonsumsi kopi instan, maka diperlukan
representatif dari beragam merek minuman kopi bubuk instan yang banyak
beredar di pasar yang ada, maka Peneliti mengambil produk kopi Kapal Api
instan sebagai obyek penelitian ini, dengan pertimbangan bahwa produsen kopi
Kapal Api merupakan perusahaan dalam negeri yang mendominasi pangsa pasar
kopi instan yang memiliki konsumen yang loyal. Berdasarkan uraian di atas, maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi iklan kopi Kapal Api pada media televisi terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidatullah Jakarta berdasarkan konsep AIDA (attention,
interest, desire, action)?
2. Seberapa besar media iklan televisi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi persepsi media iklan televisi kopi Kapal Api pada media
televisi berdasarkan konsep AIDA (attention, interest, desire, action) terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidatullah Jakarta.
8
2. Menganalisis seberapa besar media iklan televisi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini juga dapat memberikan informasi mengenai perilaku konsumen,
dalam mengkonsumsi kopi Kapal Api instan yang dapat digunakan sebagai studi
perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Masyarakat
Sebagai acuan masyarakat dalam mengetahui sebuah produk yang baik.
3. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi untuk para pengusaha
kopi instan dalam menentukan/menetapkan langkah-langkah operasional, yang
harus dilakukan untuk mengembangkan produksinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkonsumsikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan
dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi dan
para pemilik sahamnya. Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih
pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan
dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkonsumsikan nilai pelanggan
yang unggul (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Kotler dan Keller (2009) konsep
pemasaran berpijak pada tiga pilar utama, yaitu:
a. Profitabilitas
Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk membantu organisasi atau
perusahaan untuk mencapai tujuan. Di perusahaan pribadi tujuan utama adalah
keuntungan untuk bertahan hidup dan menarik dana yang memadai untuk
melaksanakan tugasnya, dengan efisiensi produksi, peningkatan mutu produk dan
manajemen penjualan yang handal, perusahaan akan dapat meningkatkan
pendapatan mereka dari penjualan produk yang bermutu tinggi dengan harga yang
dapat dijangkau oleh konsumen.
b. Orientasi Pelanggan
Pada usaha meningkatkan pendapatan, perusahaan mengutamakan kepuasan
konsumen dengan cara memenuhi keinginan konsumen dalam kegiatan pemasaran
yang terkoordinasi dan terintegrasi. Pemikiran yang berorientasi pada pelanggan
10
mengharuskan perusahaan mendefinisikan kebutuhan pelanggan dari sudut
pandang pelanggan bukan dari sudut pandangnya sendiri.
c. Fokus Pasar
Perusahaan sebagai sebuah organisas mempunyai tugas untuk menentukan
kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan dengan cara lebih efektif dan efisien dari para pesaing sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin dan mendorong kesejahteraan konsumen dan
masyarakat. Pemasaran yang terkoordinir berbagai fungsi pemasaran, tenaga
penjualan, iklan, manajemen produk, penelitian pasar, dan lain-lain harus
dikoordinasikan dengan baik dengan departemen perusahaan lain.
2.2. Promosi
Promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan
program-program pemasaran secara persuasive kepada target pelanggan-calon
pelanggan (audience) untuk mendorong terciptanya transaksi pertukaran antara
perusahaan dan audience (Hasan, 2009). Promosi merupakan salah satu aspek
yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses
berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan
selanjutnya di perusahaan. Promosi merupakan penyampaian informasi dari
penjual kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku dalam
rangka menciptkan pertukaran, sehingga tujuan untuk meningkatkan kuantitas
penjualan diharapkan dapat terealisasi. Promosi dapat dikatakan kegiatan
komunikasi dimana seluruh keperluan untuk menggerakkan satu produk, pesan
atau ide mengenai distribusi. Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan
11
informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku (Hasan, 2009).
2.3. Iklan
2.3.1 Pengertian Iklan
Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk
mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan
untuk melakukan tindakan tertentu (Liliweri, 2011). Iklan adalah salah satu
komponen marketing mix yang umumnya dilakukan oleh perusahaan. Iklan adalah
setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang
pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, untuk
mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir
atau bertindak sesuai kehendak si pemasang iklan. Semua iklan dibuat dengan
tujuan yang sama, yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen
untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada didalamnya, dapat berupa aktivitas
mengkonsumsi suatu produk dan jasa yang ditawarkan.
Tujuan-tujuan periklanan (advertising objectives) adalah tujuan-tujuan
yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan tujuan periklanan
yang baik merupakan tugas sulit dari manajemen periklanan, namun tujuan-tujuan
tersebut menjadi fondasi bagi seluruh keputusan periklanan yang diterapkan. Pada
dasarnya periklanan mempunyai suatu tujuan yang ingin disampaikan. Tujuan
tersebut merupakan tolak ukur dalam mengevaluasi sejauh mana periklanan yang
dilaksanakan pada umumnya. Hal ini sejalan dengan Kotler dan Keller (2009)
bahwa tujuan iklan bisa dikelompokkan menjadi 3 macam:
12
a. Periklanan Informatif
Periklanan informatif dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu produk,
tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama. Beberapa tujuan
periklanan informatif (Kotler, 2007), yaitu:
1. Memberi tahu pasar mengenai suatu produk baru.
2. Mengusulkan kegunaan baru suatu produk.
3. Memberi tahu pasar mengenai perubahan harga.
4. Menjelaskan bagaimana cara kerja suatu produk.
5. Menjelaskan pelayanan yang tersedia.
6. Mengkoreksi kesan yang salah.
7. Mengurangi kecemasan pembeli.
8. Membangun citra perusahaan.
b. Periklanan Persuasif
Periklanan persuasif penting dilakukan dalam tahap kompetitif, tujuannya adalah
untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. Beberapa
periklanan persuasif telah beralih ke jenis periklanan perbandingan atribut spesifik
dengan satu atau beberapa merek lain di kelas produk yang sama. Beberapa tujuan
periklanan persuasif (Kotler, 2007), yaitu :
1. Membentuk preferensi merek.
2. Mendorong pengalihan ke merek yang dipersepsikan konsumen.
3. Membujuk pembeli untuk segera membeli.
4. Membujuk pembeli untuk menerima telepon penjualan.
13
c. Iklan Pengingat
Iklan pengingat sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan
yang berhubungan dengan iklan pengingat adalah iklan penguat yang bertujuan
untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pembeli
yang benar (Kotler, 2007). Beberapa tujuan iklan pengingat, yaitu:
1. Mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin dibutuhkan
2. Mengingatkan pembeli dimana dapat membeli.
3. Menjaga agar pembeli tetap ingat walaupun tidak sengaja musimnya.
4. Mempertahankan kesadaran puncak atas produk perusahaan.
2.3.2 Elemen Iklan
Rossiter dan Percy (2000) mengemukakan terdapat enam hal dalam iklan yang
dapat menimbulkan rangsangan atau emosi:
a. Heard words & sound effect (voice) adalah ucapan yang terdengar atau
suara yang ada dalam iklan yang merupakan elemen penting karena mengandung
arti emosional dan dapat menimbulkan kesan tertentu dalam pikiran manusia.
b. Musik merupakan irama atau lagu yang mengiringi tayangan suatu iklan.
Dalam iklan ada dua jenis musik yang digunakan yaitu jingle dan musik sebagai
latar belakang.
c. Seen word adalah kata-kata yang terlihat dalam iklan ( tagline) yang harus
mendukung manfaat produk yang diiklankan, mudah diingat dan jelas agar
melekat dalam pemirsa televisi.
d. Pictures adalah gambar yang digunakan dalam iklan yang meliputi obyek
figur serta latar belakang yang dipakai.
14
2.4. Media Iklan
Media periklanan adalah sebuah lembaga yang mempunyai kegiatan usaha
menciptakan dan menyelenggarakan media (alat komunikasi) yang ditujukan
kepada orang banyak atau masyarakat umum. Beberapa contoh media diantaranya
adalah: televisi, radio, majalah, dan surat kabar (Swastha, 2003).
a. Media Iklan Televisi
Iklan televisi mempunyai beberapa kelebihan-kelebihan. Kelebihan iklan televisi
antara lain: dapat dinikmati oleh siapa saja, waktu dan siarannya sudah
tertentu dan dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar yang
bergerak (Swastha, 2003). Menurut Kotler dan Keller (2009) para pembuat atau
pemasang iklan televisi harus mempunyai konsep kreatif. Biasanya, penulis
naskah iklan dan pengarah seni akan bekerja sama untuk menghasilkan banyak
konsep kreatif, dengan harapan salah satu dari konsep-konsep tersebut akan
menjadi ide besar yang menarik. Para pembuat iklan harus menentukan
gaya penyampaian, nada penyampaian, pilihan kata dan unsur format yang
terbaik agar pesan yang akan digunakan untuk membuat iklan televisi dapat
menarik perhatian pemirsa televisi.
b. Sumber Pesan Iklan
Sumber pesan iklan televisi yang dapat dijadikan stimulus iklan menurut
Hackley (2005) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kualitas Gambar
Gambar adalah suatu tayangan iklan yang dilihat pemirsa atau masyarakat yang
meliputi objek figur, lokasi dan latar belakang yang dipakai. Penilaian
15
gambar merupakan persepsi pemirsa terhadap gambar atau objek yang
ditampilkan pada saat iklan ditayangkan, baik pada media cetak maupun
media elektronik (TV atau Web iklan di internet). Gambar adegan tayangan
iklan hendaknya memiliki kualitas yang baik dan mampu memberikan
informasi pesan iklan dengan baik.
2. Tema Iklan
Tema iklan adalah konsep dari iklan yang dapat dibaca, diingat dan akan melekat
dalam ingatan pemirsa. Penilaian tema merupakan persepsi pemirsa terhadap
sesuatu yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan di TV, yang mampu
mendukung manfaat produk.
Tema yang ditampilkan hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan wajar, tetapi
dapat mengungkapkan pesan sehingga tidak terlalu memancing imajinasi pemirsa.
Manusia atau pemirsa menghendaki gagasan yang wajar tetapi cerdas, sehingga
mudah diingat dan menarik perhatian.
3. Musik (Jingle)
Musik adalah alunan lagu yang berirama, naik dari suara manusia maupun dari
alat-alat. Musik dapat berupa jingle (bunyi-bunyian) atau musik latar belakang.
Penilaian musik merupakan persepsi pemirsa terhadap irama atau lagu yang
diperdengarkan pada saat iklan ditayangkan di media iklan. Nyanyian
membuat kata-kata lebih mudah diingat karena iramanya. Musik latar, jingle,
lagu-lagu dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, meyalurkan
pesan-pesan penjualan, menentukan tekanan emosional dan mempengaruhi suara
hati pendengar. Musik membentuk berbagai fungsi komunikasi meliputi cara
16
untuk menarik perhatian, menjadikan konsumen berada dalam perasaan positif,
membuat konsumen lebih dapat menerima pesan-pesan dalam iklan dan
bahkan mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan.
4. Bintang Iklan
Bintang iklan adalah selebriti atau orang yang menjadi tokoh utama dalam suatu
iklan televisi. Konsumen biasanya akan lebih tertarik membeli suatu produk
apabila artis yang disukainya membintangi iklan produk tersebut (Hackley, 2005).
2.5. Efektifitas Iklan
Menurut Kotler (2009) efektifitas iklan bergantung pada struktur dan
isi pesan. Idealnya sebuah pesan seharusnya mendapat perhatian (attention),
menarik minat (interest), membangkitkan keinginan (desire) dan menyebabkan
tindakan (action) atau model AIDA.
Definisi di atas dapat diimplikasikan bahwa AIDA (Attention, Interest,
Desire, and Action) merupakan alat penyampaian suatu pesan yang ideal
kepada konsumen di mana melalui suatu tahapan yang terdiri dari perhatian
(Attention/Awareness), ketertarikan (Interest), minat (Desire), dan mengambil
tindakan (Action). Hal ini di mana seorang pemasar harus menyadari bahwa
pesan yang disajikan tentang AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action),
yaitu:
1. Perhatian (Attention)
Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat
menimbulkan perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan.
Perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen atau
17
konsumen yang akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemukan
lewat tulisan dan gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang menarik atau
mudah diingat, dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik
perhatian merupakan suatu langkah awal bagi perusahaan dimana pesan
tersebut akan dikenal, diketahui, dan diingat oleh konsumen. Proses tersebut
bisa dikatakan sebagai proses awareness / kesadaran akan adanya produk yang
disampaikan ke konsumen (Kotler dan Keller, 2009).
2. Ketertarikan (Interest)
Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu,
ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hal
tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian konsumen
akan pesan yang ditunjukkan (Kotler dan Keller, 2009).
3. Keinginan (Desire)
Pemikiran terjadi dari adanya keinginan ini, berkaitan dengan motif dan motivasi
konsumen dalam membeli suatu produk. Motif pembelian dibedakan menjadi
dua, yaitu motif rasional dan emosional. Hal ini di mana motif rasional
mempertimbangkan konsumen akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan,
sedangkan motif emosional terjadi akibat emosi akan pembelian produk (Kotler
dan Keller 2009).
4. Tindakan (Action)
Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi
pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan
(Kotler dan Keller 2009). Menurut Shimp (2003) menyatakan iklan disebut
18
efektif apabila mencapai tujuan- tujuan yang ingin dicapai oleh pengiklan. Pada
taraf minimum, iklan yang efektif memiliki beberapa pertimbangan berikut:
a. Iklan harus memperpanjang suara strategi pemasaran. Iklan bisa jadi
efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi
pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintegrasi.
b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.
Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut. Oleh
karena itu iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan
kebutuhan, keinginan, serta apa yang dinilai oleh konsumen.
c. Periklanan yang efektif harus persuasif. Persuasif biasanya terjadi
ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan tambahan
bagi konsumen.
d. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan
iklan. Para pengiklan secara kontinyu berkompetisi dengan para
pesaingnya dalam menarik perhatian konsumen.
e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa
diberikan. Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam
pengertian etika serta dalam pengertian bisnis cerdas.
f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan.
Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi. Penggunaan
humor yang tak efektif mengakibatkan orang hanya ingat humornya saja,
tetapi melupakan pesannya.
19
2.6. Minat Beli
Minat beli yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan konsumen ketika
memutuskan untuk mengadopsi suatu produk. Keputusan untuk mengadopsi
suatu produk timbul setelah konsumen mencoba produk tersebut kemudian
timbul rasa suka atau tidak suka terhadap produk. Rasa suka terhadap produk
dapat diambil apabila konsumen mempunyai persepsi bahwa produk yang
mereka pilih berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi
keinginan dan harapan konsumen, dengan kata lain produk tersebut mempunyai
nilai yang tinggi di mata konsumen. Tingginya minat beli ini akan membawa
dampak yang positif terhadap keberhasilan produk di pasar.
Menurut Ferdinand (2006) minat beli adalah sesuatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada hal atau suatu aktifitas, tanpa adanya pembahasan.
Sementara Menurut Kotler (2009), minat membeli merupakan sebuah
pengambilan keputusan untuk membeli suatu merek diantara berbagai merek
lainnya. Adapun minat membeli itu muncul melalui berbagai rangkaian proses,
antara lain: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, dan
akhirnya akan timbul sebuah minat beli yang ada pada diri konsumen.
Menurut Gie (2002) menyatakan bahwa minat merupakan landasan bagi
konsentrasi dalam belajar, sedangkan Crow & Crow (2002) menyatakan bahwa
minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Seseorang yang mempunyai minat terhadap sesuatu maka akan menampilkan
suatu perhatian, perasaan dan sikap positif terhadap hal tersebut.
20
Schiffman dan Kanuk (2004) menjelaskan bahwa pengaruh eksternal,
keasadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah
hal yang dapat menimbulkan minat beli pada konsumen. Pengaruh eksternal ini
terdiri dari usaha faktor sosial dan budaya.
2.7. Gambaran Umum Kopi
Tumbuhan kopi (Coffea Sp.) termasuk Familia Rubiaceae. Tanaman kopi
termasuk tumbuhan tropik yang sangat mampu melakukan penyesuaian-
penyesuaian dengan keadaan kawasan. Walaupun tumbuhan tropik, tanamannya
tidak menghendaki suhu tinggi dan memerlukan tumbuhan naungan. Suhu di atas
35oC dan sebaliknya suhu dingin-beku (frost) dapat merusak panen bahkan
mematikan tanaman kopi. Tanamannya menghendaki suhu berkisar 150C - 300C
(Rahardjo, 2012).
Daerah asal tumbuhan kopi adalah di hutan-hutan Afrika, disana tumbuhan
kopi ditemukan di bawah pohon-pohon besar di hutan-hutan, dengan keadaan
yang cukup lembab, terutama untuk tumbuhan kopi Arabika. Jenis Arabika lebih
cocok dibudidayakan di daerah-daerah tropik di kawasan pegunungan pada
ketinggian di atas 600 m dari permukaan laut. Kopi Robusta dapat dibudidayakan
di kawasan-kawasan di bawah 700 m dpl (Rahardjo, 2012).
Buah kopi Arabika umumnya akan matang setelah 8 bulan dari saat
pembuahan dan kopi Robusta matang setelah 10 bulan dari saat pembuahan.
Buah-buahan matang tidak serentak sama dalam dompolan buah, baik dalam
perkebunan yang sama maupun dalam suatu kawasan (Rahardjo, 2012).
21
Musim panen kopi di Indonesia tidak serentak sama waktunya, dimulai dari
daerah bagian barat terus disusul panen di daerah-daerah timur. Musim panen
mulai dari kebun-kebun kopi di Aceh, terus Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah,
bersamaan di Jawa Timur dan Sulawesi dan terus ke timur. Berlangsung mulai
bulan April sampai Oktober setiap tahun (Rahardjo, 2012).
Hasil penelitian WHO menunjukkan bahwa kopi dapat mencegah gejala
kanker dan usus besar, tetapi kopi juga mempunyai beberapa efek negatif seperti
mendorong peningkatan tekanan darah tinggi dan mempercepat denyut jantung.
Oleh karena itu, dengan semakin berkembangnya teknologi pengolahan kopi, kini
telah diproduksi kopi bebas kafein yang dikenal dengan istilah free caffein atau
decaffeinated coffee sehingga kopi cukup aman untuk dikonsumsi (Rahardjo,
2012).
Pengolahan buah kopi untuk mendapatkan biji kopi (kopi beras atau green
coffee) dapat melalui dua macam cara pengolahan, yaitu pengolahan kering dan
pengolahan basah. Pengolahan cara kering umumnya dilakukan secara tradisional
oleh petani dan hasilnya berupa biji kopi bermutu rendah yang sering disebut
”kopi asalan”. Sedangkan pengolahan cara basah dilakukan oleh perkebunan atau
perusahaan pengolah biji kopi yang cukup besar, karena memerlukan proses yang
lebih teliti dan rumit. Biji kopi tersebut selanjutnya menjadi bahan baku untuk
menghasilkan kopi yang dapat dikonsumsi, seperti kopi sangrai (roasted coffee),
kopi celup (coffee bags), kopi bubuk (powdered coffee atau ground coffee), dan
kopi instan (instant coffee) (Rahardjo, 2012).
22
Untuk membuat kopi instan, mula-mula biji kopi diolah denga cara basah.
Selanjutnya biji kopi yang telah diolah dengan cara basah tersebut direndam dan
digiling sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit. Kopi yang berbentuk cair
tersebut, kemudian dimasukkan dalam mesin pengekstrak (extractor) yang
memisahkan air dengan bubuknya. Kopi yang dihasilkan masih memiliki kadar air
yang tinggi. Selanjutnya kopi yang masih berbentuk setengah cair tersebut
dikeringkan dengan alat pengering (Anhydro Dryer) setelah terlebih dahulu
dipanaskan. Proses pengeringan tersebut dilakukan dengan mengalirkan kopi
tersebut kesaluran yang tingginya mencapai 20-30 meter, lalu disemprotkan ke
bawah dan dengan cepat dikeringkan dengan Anhydro Dryer sehingga menjadi
kopi instan.
Pada 1938 M Nestle menemukan kopi instan di Brazil, Nestle sampai saat
ini merupakan penghasil kopi instan terbesar di dunia. Tahun 1939-1945 M
Pasukan Amerika membawa kopi instan dalam perang dan memperkenalkannya
ke seluruh dunia. Menurut Departemen Perindustrian RI (Standar Industri
Indonesia No. 0724-83), kopi instan adalah produk kering yang mudah larut
dalam air, diperoleh seluruhnya dengan cara mengekstrak biji tanaman kopi
(Coffea Sp.) yang telah disangrai, hanya dengan menggunakan air. Karakteristik
kopi instan lebih rinci disajikan dalam tabel 2.
23
Tabel 2. Syarat Mutu Kopi Instan
No. Uraian Persyaratan
1 Keadaan: Bau, rasa Normal
2 Air Maks. 4 % bobot
3 Abu 7-14 % bobot
4 Kealkalian dari abu 80-140 ml 1 N NaOH/100g
5 Kafein 2-8 % bobot
6 Jumlah gula (dihitung sebagai gula
pereduksi) Maks. 10% bobot
7 Padatan tidak larut dalam air Maks. 0,25 % bobot
8 Cemaran logam:
a. Timbal (Pb) Maks. 2 mg/kg
b. Tembaga (Cu) Maks. 30 mg/kg
9 Arsen (As) Maks. 1 mg/kg
10 Pemeriksaan mikrobiologi
a. Kapang Maks.50 koloni/g
b. Jumlah Bakteri < 300 koloni/g
Sumber: Rahardjo, 2012 Industri kopi instan merupakan pengembangan dari industri kopi bubuk.
2.8. Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) Perilaku konsumen merupakan
suatu aspek penting, yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yang menganut
konsep pemasaran, dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Mempelajari perilaku konsumen, berarti mempelajari bagaimana konsumen
membuat keputusan. Konsumen menggunakan sumberdaya yang dimilikinya
(waktu, uang, dan usaha), untuk memperoleh produk atau jasa yang mereka
inginkan. Didalamnya tercakup pembahasan mengenai jenis, alasan, waktu,
24
tempat, dan frekuensi pembelian yang dilakukan, serta frekuensi pemakaian suatu
produk atau jasa.
Perkembangan zaman telah mengubah sikap konsumen menjadi lebih
bebas, dalam memilih produk yang akan dibeli. Pasar menyediakan berbagai
pilihan produk. Namun keputusan untuk membeli ada pada diri konsumen.
Konsumen membeli produk, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkannya.
Sehingga pemasar berkewajiban untuk memahami perilaku konsumen, dan dapat
memproduksi suatu produk, yang dapat memenuhi kebutuhan dan kualifikasi
konsumen.
Menurut Tjiptono (2006), perilaku konsumen adalah, tindakan dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului, dan menyusuli tindakan ini. Perilaku
konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor. Perilaku konsumen
dipengaruhi dan dibentuk oleh faktor pengaruh lingkungan, perbedaan individu,
serta proses psikologis.
2.9. Proses Keputusan Konsumen
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang
pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk dan merek pada setiap
periode tertentu. Secara umum, keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu
produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah seperti yang
terlihat pada Gambar 2 berikut ini:
25
Gambar 3. Langkah-langkah keputusan pembelian terhadap suatu produk Sumber: Schiffman dan Kanuk, 2008
1. Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu
masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Konsumen mempersepsikan
perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk
membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan (Schiffman dan Kanuk,
2008). Pengenalan kebutuhan akan aktif ketika konsumen mengetahui tujuan
terhadap kebutuhannya. Tujuan adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan.
Seorang pekerja kantor menghadapi masalah tekanan waktu, dia harus bangun
pagi untuk pergi ke kantor agar tidak terkena macet di jalan, sehingga ia tidak
memiliki banyak waktu untuk membuat sarapan. Kondisi ini membangkitkan
pengenalan kebutuhan akan makanan praktis yang cepat saji dan mudah dibawa
kemana-mana.
2. Pencarian informasi
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandaang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi
suatu produk. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak (Kotler, 2005). Konsumen mencari
informasi yang disimpan di dalam ingatan (internal) atau mendapatkan informasi
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif Keputusan
Pembelian
Evaluasi Pasca
Pembelian
26
yang relevan dengan keputusan dari lingkungan (eksternal) (Schiffman dan
Kanuk, 2008). Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat
kelompok:
a. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan
b. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko
c. Sumber publik : Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
d. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.
3. Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek
kemudian memilihnya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Konsumen
mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan
menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih (Schiffman dan Kanuk,
2008). Konsumen membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya.
4. Pembelian
Konsumen akan melakukan pembelian jika ia telah memutuskan alternatif
yang akan dipilih atau mungkin penggantinya jika diperlukan. Pembelian meliputi
keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan
membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya (Sumarwan, 2011).
5. Evaluasi
Evaluasi pasca pembelian merupakan tahap terkakhir setelah konsumen
melakukan pembelian terhadap produk pilihannya. Konsumen mengevaluasi
apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah
27
digunakan (Schiffman dan Kanuk, 2008). Konsumen akan memiliki perasaan puas
atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya setelah ia
mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan akan mendorong konsumen
membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Perasaan yang tidak puas
akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan
konsumsi produk tersebut.
2.10. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkarya teori yang digunakan dalam
mengkaji penilitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkarya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan
penulis.
1. Miftahul Janna (2016), Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Skripsi yang berjudul “Pengaruh iklan
Aqua terhadap keputusan membeli masyarakat di kompleks BTN Tritura-
Antang, Kota Makasar (Studi kasus iklan televisi). Penelitian ini menjelaskan
pengaruh antara iklan Aqua terhadap keputusan membeli masyarakat di
kompleks BTN Tritura-Antang. Penelitian tersebut menggunakan satu variabel
bebas yaitu variabel iklan, dan satu variabel terikat yaitu keputusan pembelian
dengan menggunakan metode analisis regresi liniear sederhana dengan hasil
28
penelitian ada pengaruh kuat antara variabel iklan dengan keputusan
pembelian. Pengaruh yang kuat berdasarkan nilai koefisien korelasi antara
variabel iklan aqua dengan keputusan pembelian, nilainya 0,284. Pengaruh
tersebut menjelaskan bahwa iklan aqua berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian masyarakat kompleks BTN Tritura Kota Makassar.
Hasil uji regresi menunjukan bahwa isi pesan, struktur pesan, format pesan,
dan sumber pesan berpengaruh signifikan pada keputusan membeli
masyakarat di kompleks BTN Tritura Kota Makassar. Besarnya pengaruh
diperoleh dari hasil uji regresi sebesar 81%, sisanya sebesar 19% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Dari penelitian tersebut
dapat diinterpretasikan bahwa keputusan membeli konsumen masih sangat
dipengaruhi oleh iklan sehingga untuk menarik perhatian tersebut harus lebih
meningkatkan kualitas periklanan.
2. January Rizcky Fadjarina (2016), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi yang berjudul “Pengaruh
periklanan dan kepercayaan online terhadap proses keputusan pembelian serta
dampak pada pembelian berulang dalam C2C E-Commerce Tokopedia”.
Penelitian tersebut menggunakan metode analisis statistik deskriptif, dan path
analysis dengan menggunakan dua variabel bebas yaitu periklanan dan
kepercayaan online dan dua variabel terikat yaitu proses keputusan pembelian
dan pembelian berulang dengan hasil variabel periklanan berpengaruh
signifikan terhadap variabel proses keputusan pembelian. Hal ini berarti
semakin tinggi periklanan maka akan meningkatkan proses keputusan
29
pembelian pada pengguna C2C E-Commerce Tokopedia di Jakarta, dan
variabel kepercayaan online berpengaruh signifikan terhadap variabel proses
keputusan pembelian. Hal ini berarti semakin tinggi kepercayaan online maka
akan meningkatkan proses keputusan pembelian pada pengguna C2C E-
Commerce Tokopedia di Jakarta. Variabel periklanan berpengaruh signifikan
terhadap variabel pembelian berulang. Hal ini berarti semakin tinggi
periklanan maka akan meningkatkan pembelian berulang pada pengguna C2C
E-Commerce Tokopedia di Jakarta. Dari penelitian tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa responden berpendapat periklanan yang ditampilkan
kepada pengguna C2C E-Commerce Tokopedia di Jakarta mempunyai
pengaruh baik terhadap proses keputusan pembelian dan pembelian berulang.
Akan tetapi, dari penelitian tersebut ditemukan masih terdapat responden yang
tidak menyukai iklan Tokopedia dikarenakan kurangnya kepercayaan
(kepercayaan online) terhadap E-Commerce.
3. Selfi Stefani (2013), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi yang berjudul ”Analisis Pengaruh Iklan
Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian pada Produk Kosmetik Berlabel Halal Wardah”.
Penelitian tersebut menggunakan metode analisis regresi linear berganda,
dengan jumlah responden sebanyak 60 mahasiswi dengan hasil penelitian
variabel iklan televisi, celebrity endorser, kualitas produk, dan citra merek
secara parsial dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian mahasiswi. Dari hasil penelitian tersebut dapat diinterpretasikan
30
bahwa daya tarik iklan tv Wardah memang sudah baik, namun untuk versi
iklan berikutnya Wardah sebaiknya membuat iklan yang lebih kreatif dengan
inovasi – inovasi yang memiliki jalan cerita yang berkesinambungan sehingga
konsumen akan mengingatnya dan menunggu bagian iklan berikutnya.
4. Dian Maya Sari (2012), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Sosial,
UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Skripsi yang berjudul pengaruh periklanan
terhadap keputusan pembelian kartu im3 pada PT.Indosat Pekanbaru.
Penelitian tersebut menggunakan metode analisis regresi linear sederhana.
Dengan hasil periklanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian kartu IM3, dengan nilai koefisien determinasi 13,4% variabel iklan
mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian kartu IM3. Dari hasil
penelitian tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perlu adanya penelitian
lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian tersebut, karena, sebuah perilaku konsumen merupakan akibat dari
banyak faktor seperti memasukan faktor-faktor marketing mix (produk, harga,
distribusi).
5. Abdul Jalal Syarifudin (2014), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi. UIN
Maulana Malik Ibrahim. Skripsi yang berjudul pengaruh iklan di media
televisi terhadap keputusan pembelian produk Top Coffee pada masyarakat
kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru kota Malang. Penelitian tersebut
menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dengan jumlah sampel
100. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa 44% variabel yang diteliti
berpengaruh terhadap keputusan pembelian masyarakat. Dari hasil tersebut
31
dapat diinterpretasikan bahwa iklan di media televisi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, dan variabel keinginan (Desire) menjadi faktor dominan
yang paling berpengaruh yang artinya, masyarakat Merjosari mempunyai
keinginan yang besar terhadap merk atau produk setelah mendapatkan
informasi tambahan sehubungan dengan iklan.
6. Pricilia Natalia (2014),Jurnal Ilmiah Manajamen Kesatuan Vol 2. No.2.2014.
ISSN 2337-7860. Dengan judul “Pengaruh periklanan dan promosi penjualan
terhadap keputusan pembelian”. Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas
yaitu Periklanan dan Kepercayaan Online, dengan satu variabel terikat
keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan metode analisis partial
least square (PLS) dengan hasil penelitian Periklanan berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan tabel path
Coefficient, X1 (Periklanan) Terhadap Y(Keputusan pembelian) menghasilkan
nilai original sample sebesar 0,205316 dan nilai t statistic sebesar 1,596069.
Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan bahwa hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa iklan masih belum bisa ditetapkan sebagai variabel yang
berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Kepuasan berpengaruh
terhadap pembelian berulang.
32
2.11. Kerangka Pemikiran
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Kopi Instan
(Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
Konsumen Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
Media Iklan
Persepsi iklan kopi Kapal Api pada
media televisi terhadap Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berdasarkan konsep AIDA
(attention, interest, desire, action)
Pengaruh media iklan televisi
terhadap keputusan pembelian kopi
Kapal Api instan pada Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Uji Parsial (Uji t)
2. Uji Simultan (Uji f)
3. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Analisis Deskriptif
Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Regresi Liner Berganda
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
2. Heterokedastisitas
3. Multikolinearitas
Dengan Alat Analisis
SPSS 23.0
Populasi Mahasiswa
UIN, Metode Sampling
dengan Proportional
Stratified Random
Sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 150
responden. Berdasarkan
Strata 12 Fakultas
Karakteristik
Konsumen
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media iklan televisi
terhadap keputusan pembelian konsumen kopi instan dengan studi kasus kopi
Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi
penelitian ini yaitu seluruh Mahasiwa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sedang menempuh pendidikan jenjang Strata satu. Mahasiswa pascasarjana tidak
dimasukkan kedalam populasi dan juga sampel. Penelitian dilakukan pada bulan
Januari hingga bulan Juni 2018. Tempat penelitian ditentukan secara sengaja
(purposive), yaitu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer merupakan
data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari objek penelitian. Pada
penelitian ini yang menjadi objek penelitian dan dijadikan sebagai responden
dalam penelitian yaitu Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
mengumpulkan jawaban melalui butir- butir pernyataan kuisioner. Berdasarkan
data dalam penelitian ini yaitu data primer maka teknik pengumpulan data
dilakukan sebagai berikut:
1. Studi Pustaka Menggunakan Data Sekunder.
Untuk mempelajari dan mengumpulkan teori- teori dan konsep dalam
buku - buku, literatur - literatur, serta penelitian - penelitian terdahulu yang
34
berkaitan dengan pembahasan masalah sebagai landasan teori untuk memecahkan
masalah dalam penelitian ini.
2. Survey Lapangan Menggunakan Data Primer.
Mencari keterangan dan informasi yang diperlukan dalam penelitian yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian, dengan
menggunakan metode kuisioner. Adapun Kuisioner merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan seperangkat
pertanyaan- pertanyaan atau pernyatan- pernyataan tertulis yang berkaitan dengan
penelitian kepada responden untuk dijawab. Terlampir kuisioner yang digunakan
dalam penelitian ini.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Santoso dan Tjipto (2008) menjelaskan bahwa; populasi
merupakan sekumpulan orang atau subjek yang memiliki kesamaan dalam satu
atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus,
dalam hal ini populasi yang diteliti terdefinisikan dengan jelas. Populasi adalah
keseluruhan dari unit yang ciri-cirinya hendak diduga (Masri Singarimbun dan
Sofyan Effendi, 1989). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa dan
Mahasiswi aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menempuh
pendidikan jenjang Strata satu.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang ada, menurut Santoso dan
Tjiptono (2008), menjelaskan bahwa sampel adalah semacam miniature dari
35
populasinya. Dalam pengambilan sampel untuk sebuah penelitian dapat
digunakan kuesioner, untuk memperoleh tanggapan dari konsumen yang masuk
dalam sampel yang diteliti. Teknik pengambilan sampel dengan melakukan
pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya, tidak peduli apakah
responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan penelitiannya ataupun
tidak untuk menjadi responden (Hamid, 2007).
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
pertimbangan. Menurut Ferdinand (2006), ukuran sampel yang sesuai antara 100-
200. Bila ukuran sampel terlalu besar maka metode menjadi sangat sensitif
sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran goodness of fit yang baik.
Menurut pendapat Hair dkk (1995) yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang
diambil sebaiknya tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil, lebih lanjut
dikemukakan bahwa jumlah sampel minimal sebanyak 100 responden dan sudah
memenuhi syarat dalam melakukan generalisasi.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode sampling. Tujuan dari metode
sampling adalah untuk mengadakan estimasi dan mengkaji hipotesis tentang
parameter populasi dengan menggunakan keterangan keterangan yang diperoleh
dari sampel. (Nazir, 1983). Dalam penelitian ini jumlah populasi yaitu jumlah
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang aktif berjumlah 176.641 Mahasiswa
dan Mahasiswi, yang terdiri dari 12 Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
pertimbangan. Menurut Gay dan Diehl (1992) memberikan panduan dalam
36
menentukan ukuran sampel yaitu dalam penelitian multivariate (termasuk analisis
regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah
variabel dalam penelitian. Sedangkan menurut Malhotra (1993) memberikan
panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan
jumlah variabel dengan 5 atau 5 kali jumlah variabel. Dengan demikian jika
jumlah variabel penelitian ini berjumlah 4 (pictures, seen word, musik, dan
bintang iklan), maka sampel minimalnya adalah 20, namun peneliti menggunakan
sampel sebanyak 150 sampel. Dalam penelitian ini pengambilan sampel
menggunakan teknik proportional stratified random sampling, yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Stratified Sampling, adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang
memiliki karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki populasi
bervariasi. Selain digunakan untuk populasi yang tidak homogen, teknik ini
juga digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata
(bertingkat).
b. Proportional Sampling atau sampling berimbang, yaitu dalam menentukan
sampel, peneliti mengambil wakil-wakil dari tiap-tiap kelompok yang ada
dalam populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota subjek
yang ada di dalam masing-masing kelompok tersebut.
c. Random Sampling atau sampling acak. Teknik ini disebut juga serampangan,
tidak pandang bulu atau tidak pilih kasih, objektif, sehingga seluruh elemen
populasi mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian.
Penerapan teknik random sampling ini dengan cara ordinal, yaitu mengambil
37
anggota populasi dari atas kebawah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mendaftar seluruh populasi penelitian, kemudian diambil nomor-nomor
tertentu ganjil, genap, atau dengan cara kelipatan.
Teknik acak sederhana atau sistematis hanya cocok dipakai pada populasi
homogen. Dalam kenyataannya, jarang sekali ada populasi yang homogen.
Terutama untuk populasi besar yang menyertakan banyak orang, umumnya
anggota populasi terdiri dari beragam orang dengan karakter yang berbeda. Dalam
kondisi demikian, kita membutuhkan teknik penarikan sampel lain yang dikenal
sebagai acak stratifikasi (proportional stratified random sampling). Dalam acak
stratifikasi, sebelum sampel diambil dari populasi, kita melakukan stratifikasi
populasi terlebih dahulu berdasarkan karakteristik tertentu. Sampel yang diambil
disesuaikan dengan proporsi dan populasi. Dengan cara ini, sampel yang diambil
bisa lebih mencerminkan populasi (Eriyanto, 2007). Untuk dapat menggunakan
teknik proportional stratified random sampling, ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, antara lain (Singarimbun dan Effendi, 1989):
1. Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ke dalam lapisan-lapisan.
2. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
dipergunakan untuk menstratifikasi. Jumlah satuan elementer dari setiap strata
(ukuran setiap subpopulasi) harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan
agar peneliti dapat membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau
strata yang akan dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.
38
Langkah pertama populasi pada penelitian ini, yaitu Mahasiswa aktif UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dikelompokkan berdasarkan strata Fakultas. Langkah
kedua adalah pemilihan sampel, besarnya jumlah sampel tiap strata atau Fakultas
diperoleh dari persentase jumlah populasi tiap strata dibagi dengan persentase
jumlah total populasi dikalikan dengan jumlah sampel (150 orang Mahasiswa).
Tabel 3. Jumlah Sampel Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Strata Satu
Fakultas Populasi Persentase Sampel
Sampel
Setelah
Dibulatkan
Adab dan Humaniora 18081 10.24% 15.354023 16
Dakwan dan Komunikasi 19349 10.95% 16.430783 16
Dirasat Islamiyah 3607 2.04% 3.0629922 3
Ekonomi dan Bisnis 15539 8.80% 13.195408 13
Ilmu Kesehatan 10594 6.00% 8.9962127 9
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 9878 5.59% 8.3881998 8
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 38882 22.01% 33.017816 33
Kedokteran 4422 2.50% 3.7550739 4
Psikologi 6468 3.66% 5.4924961 5
Sains dan Teknologi 18318 10.37% 15.555279 16
Syariah dan Hukum 18398 10.42% 15.623213 16
Ushuludin 13105 7.42% 11.128504 11
Total 176641 100% 150 150
Sumber: Pusdatin UIN Syarif Hidayatullah 2018, diolah.
Dari tabel diatas dihasilkan sampel atau responden pada tiap Fakultas di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan total responden 150 responden. Dalam
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan atas dasar tujuan atau pertimbangan
tertentu. Kriteria calon responden yang cocok untuk memberikan data dalam
penelitian ini yaitu:
1. Mahasiswa dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tergabung
dalam organisasi BEM fakultas kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
39
2. Mahasiswa dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tergabung
dalam organisasi BEM fakultas dan sedang berada di lingkungan kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Mahasiswa dan Mahasiswi yang tergabung dalam organisasi BEM fakultas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menyaksikan televisi.
4. Mahasiswa dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tergabung
dalam organisasi BEM fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
bersedia mengisi kuesioner untuk keperluan penelitian ini.
3.5 Teknis Pengolahan Data
Dalam penelitian ini teknik pengolahan data yang digunakan, yaitu untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
penelitian. Data yang dihasilkan berbentuk angka-angka yang diperoleh sebagai
hasil pengukuran atau penjumlahan dari kuesioner. Dalam penelitian ini yang
pertama kali dilakukan dalam teknis pengolahan data yaitu penentuan score / nilai
dalam bentuk kuesioner. Adapun tahap dasar dalam pengolahan data pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Editing (pengeditan)
Adapun tahapan pertama dalam pengolahan data yang peneliti peroleh dari
lapangan dengan melakukan pengecekan terhadap kemungkinan kesalahan
jawaban responden serta ketidak pastian jawaban responden.
40
2. Coding (Pemberian Kode)
Adalah memberikan tanda atau kode tertentu terhadap alternatif jawaban
sejenis atau menggolongkan sehingga dapat memudahkan peneliti mengenai
tabulasi.
3. Scoring (pemberian skor)
Untuk mendapatkan data kuantitatif, digunakan skala likert yang diperoleh
dari daftar pertanyaan yang digolongkan ke dalam lima tingkatan (Sugiyono,
2014). Berikut ini adalah skala likert yang akan digunakan dalam penelitian :
a. Untuk jawaban sangat tidak setuju di beri nilai = 1
b. Untuk jawaban tidak setuju di beri nilai = 2
c. Untuk jawaban ragu-ragu diberi nilai = 3
d. Untuk jawaban setuju di beri nilai = 4
e. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai = 5
Tabel 4. Model Skala Likert
Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
(SS) (S) (R) (TS) (STS)
5 4 3 2 1
Sumber: Sugiyono, 2014.
Setelah kuesioner dianggap sudah tepat maka akan dilakukan pengujian
kuesioner atau uji instrumen. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah instrumen
atau pernyataan yang terdapat dalam kuesioner valid dan dapat digunakan dalam
menjawab rumusan masalah. Uji instrumen dalam penelitian ini yaitu dengan
meyebarkan kuesioner kepada 30 responden diluar dari sampel dengan kriteria
41
responden yang sesuai dalam penelitian ini. Setelah mendapatkan data yang
diperoleh dari jawaban atas kuesioner maka peneliti melakukan tabulasi data
dengan menggunakan software Ms. Excel. Setelah proses tabulasi selesai,
kemudian data- data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software
statistik yaitu SPSS 23.
Uji instrumen yang dilakukan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas berguna untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen atau pernyataan
dalam kuesioner. Uji validitas (Pearson Correlation) menggunakan prinsip
mengkorelasikan atau menghubungkan antara masing- masing skor item dengan
skor total yang diperoleh dalam penelitian. Dasar pengambilan keputusan uji
validitas ini yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel atau
dengan melihat tingkat signifikasni yang dihasilkan dari olah data menggunakan
SPSS 23. Langkah- langkah pengujian sebagai berikut:
1. Menyiapkan data (data yang ditabulasikan dengan bantuan software Ms.
Excel).
2. Membuka program SPSS 23.
3. Klik data view (di SPSS 23), input data secara manual atau dengan meng
import atau meng copy paste data yang sudah ditabulasikan sebelumnya.
4. Setelah sata di input di SPSS 23, selanjutnya pilih menu Analyze kemudian
pilih sub menu Correlate, lalu pilih Bivariate.
5. Kemudian muncul kotak dialog Bivariate Correlations, masukkan semua
variabel ke kotak variabel, pada bagian Correlation Coefficients checklist
42
Pearson, pada bagian Test Of Significance pilih two tailed, kemudian pilih
Ok.
6. Maka akan dihasilkan output program SPSS yang telah dilakukan.
7. Membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel (tabel r) atau dengan melihat
tingkat signifikansi dari masing- masing pernyataan atau instrumen untuk
mengetahui valid atau tidaknya instrumen dalam kuesioner.
Setelah melakukan dan mendapatkan hasil dari uji validitas maka
selanjutnya akan dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas berfungsi untuk
mengetahui tingkat konsistensi kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Uji
reliabilitas dalam hal ini dengan mengacu pada nilai alpha cronbach’s. langkah-
langkah uji reliabilitas dengan menggunakan alat bantu analisis SPSS 23 sebagai
berikut :
1. Menyiapkan data (data yang ditabulasikan dengan bantuan software Ms.
Excel) dalam hal ini data yang digunakan yaitu data atau pernyataan yang
dinyatakan valid saja pada hasil uji validitas.
2. Membuka program SPSS 23.
3. Klik data view (di SPSS 23), input data secara manual atau dengan
mengimport atau copy paste data yang sudah ditabulasikan sebelumnya
yaitu data atau pernyataan yang dinyatakan valid dalam uji validitas
sebelumnya.
4. Setelah data diinput di SPSS 23, selanjutnya pilih menu Analyze, lalu pilih
Scale, kemudian pilih Reliability Analyze.
43
5. Kemudian muncukl kotak dialog Reliability Analyze, masukkan semua
variabel atau pernyataan ke kotak Items, kemudian pada bagian model
pilih Alpha.
6. Langkah selanjutnya adalah pilih statistic, pada Descriptive for pilih Scale
if Item Deleted, aselanjutnya pilih Continue. Kemudian OK.
7. Maka akan dihasilkan output program SPSS 23 yang telah dilakukan,
kemudian melihat nilai dari Cronbach’s Alpha yang dihasilkan dan
dibandingkan dengan kriteria uji reliabilitas.
Setelah melakukan uji instrumen atau uji kuesioner maka akan didapatkan
hasil instrumen atau pernyataan dalam kuesioner valid atau tidak valid. Jika
instrumen atau pernyataan dinyatakan valid maka pernyataan tersebut dapat
digunakan dalam penelitian, namun jika instrumen atau pernyataan dinyatakan
tidak valid maka instrumen atau pernyataan tersebut dapat dihilangkan atau
diperbaiki sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Setelah melakukan uji
instrumen dan semua pernyataan atau instrumen dalam kuesioner dinyatakan valid
maka penelitian dilanjutkan dengan meyebarkan kuesioner kepada 150 responden
yang dinyatakan sebagai sampel.
Data yang diperoleh dari 150 responden (jawaban atas kuesioner) maka
peneliti melakukan tabulasi data kembali seperti pada uji instrumen dengan
menggunakan software Ms. Excel. Setelah proses tabulasi selesai, kemudian data-
data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu
SPSS 23. dengan melakukan uji regresi linier berganda yang terdiri dari uji
asumsi klasik dan uji statisti / uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah
44
dalam penelitian dan menguji hipotesis yang telah dikemukakan mengenai
pengaruh media iklan televisi terhadap keputusan pembelian kopi Kapal Api
instan bagi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uji asumsi klasik yang
digunakan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.
Sedangkan uji statistik / uji hipotesis yang digunakan yaitu uji F (uji simultasn/
serempak), uji t (parsial/ individu) dan R2 (koefisien determinasi), setelah
melakukan uji tersebut maka dapat dihasilkan kesimpulan terkait dengan
pengambilan keputusan mahasiwa terhadap pembelian kopi Kapal Api instan.
Langkah- langkah uji regresi linier berganda dengan bantuan alat analisis program
SPSS 23 sebagai berikut:
1. Membuka program SPSS 23, input data yang telah ditabulasikan.
2. Setelah data diinput di SPSS 23, dari menu utama SPSSS 23 pilih menu
utama Analyze, kemudian pilih Regression, kemudian pilih Linear.
3. Akan muncul kotak dialog dengan nama Linear Regression, masukkan
variabel X (pictures (x1), seen word (x2), musik (x3), dan bintang iklan (x4)
ke kotak Independent, dan masukkan variabel Y (keputusan pembelian
kopi Kapal Api instan) ke kotak Dependent. Pada Method pilih enter,
selanjutnya pilih Statistics.
4. Akan muncul kotak dialog Linear Regression Statistics, memberikan tanda
ceklis pada Estimate, Model fit, Covariance matrix dan Collinearity
diagnostics (uji multikolenieritas), lalu pilih Continue.
5. Tampilan akan kembali pada kotak dialog Linear Regression, pilih Plots.
Maka akan muncul kotak dialog Linear Regression Plots, checklist pada
45
Normal Probability Plot (uji normalitas), selanjutnya masukkan *ZPRED
pada kotak X dan *SRESID pada kotak Y (uji heterokedastisitas), lalu
pilih Continue. Lalu pilih Ok.
6. Maka akan dihasilkan output program SPSS yang telah dilakukan, dengan
output yang dihasilkan yaitu: nilai VIF (uji multikolineritas), grafik p-plot
of regression standardized residual (uji normalitas), scatterplot (uji
heterokedastisitas), nilai Fhitung, nilai thitung, dan koefisien determinasi (R2).
7. Menginterpretasikasn atau menganalisis masing- masing hasil output baik
uji asumsi klasik maupun uji statistik / hipotesis sesuai dengan kriteria uji
masing- masing.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan yaitu pengujian
kuisioner yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas untuk menguji kuisioner
yang akan digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya hasil kuisioner akan diolah
menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan alat analisis SPSS
23.
3.6.1 Pengujian Kuisioner
Instrumen penelitian yang berupa kuesioner diuji dengan menggunakan uji
validitas dan reliabilitas. Hal ini perlu dilakukan untuk menguji apakah instrumen
atau pernyatan dalam kuesioner dikatakan valid sehingga data digunakan dalam
peelitian atau tidak.
46
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2013) validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti. Data yang valid berarti data tidak berbeda antara data yang dilaporkan
oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Menurut Umar (2003) validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur.
Apabila menggunakan SPSS maka kriteria menarik kesimpulan untuk
menentukan valid tidaknya suatu instrument adalah dengan melihat probabilitas
kesalahan dari korelasi (sig). nilai kesalahan atau sig. hasil perhitungan SPSS
tersebut dibandingkan dengan probabilitas kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti
yang disimbolkan dengan a. umumnya dalam pnelitian sosial nilai α yang dipilih
adalah 0,05. Jika nilai Sig < α (0,05), maka suatu item instrument yang diuji
korelaisnya adalah valid (Juliandi, 2014).
Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan ialah SPSS oleh
karenanya uji validitas dapat dilihat dari hasil olah data spss dengan
membandingkan nilai signifikan yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan
tingkat kepercayaan sebesar 95% maka resiko kesalahan mengambil keputusan
adalah sebesar 5% maka α = 0,05. Semakin kecil nilai α maka semakin
mengurangi resiko terjadinya kesalahan. Dengan kriteria uji sebagai berikut:
a. Apabila : rhitung < rtabel atau Sig > α (0,05) (Instrumen yang di uji korelasinya
adalah tidak valid)
47
b. Apabila : rhitung > rtabel atau Sig < α (0,05) (Instrumen yang di uji korelasinya
adalah valid)
Validitas menunjukan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan
untuk mengukur apa yang diukur. Adapun caranya adalah dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan
dengan skor total individu. Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan
ialah SPSS 23 oleh karenanya uji validitas dapat dilihat dari hasil olah data SPSS
dengan membandingkan nilai signifikan yang dihasilkan. Dalam penelitian ini
pengujian validitas hanya dilakukan terhadap 30 responden. Pengambilan
keputusan berdasarkan nilai rhitung (Corrected item total Correlation) > rtabel sebesar
0,3610 dengan df 30-2 = 28. Hasil Uji validitas disajikan pada Lampiran 5.
Berdasarkan hasil olah data pada lampiran 5 dihasilkan nilai rhitung
(Pearson Correlation) dan nilai signifikansi masing- masing pernyataan
(instrumen dalam kuesioner), sedangkan nilai rtabel sebesar 0,3610 (tabel r) dengan
jumlah responden atau N sebanyak 30 dan nilai α = 0,05 . Jika nilai rhitung lebih
besar dari rtabel pada masing- masing pernyataan dengan nilai signifikansi lebih
kecil dibandingkan dengan α = 0,05 sesuai dengan dasar pengambilan keputusan
dalam uji validitas, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan (instrumen) yang
digunakan dalam kuesioner dinyatakan valid. Pada tabel diatas terlihat bahwa
semua atau 40 pernyataan atau instrumen dinyatakan valid karena nilai rhitung lebih
besar dari rtabel dan nilai signifikansi lebih kecil dibandingkan dengan α = 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa kuesioner dapat digunakan dalam penelitian.
48
2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013), reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila
dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau
peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.
Menurut Umar (2003) uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi
pengukuran. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran relatif konsisten jika pengukuran diulangi dua kali atau
lebih. Teknik yang digunakan adalah dengan melihat nilai Alpha Cronbach
dengan bantuan SPSS 23.
Kriteria yang digunakan:
1. Alpha Cronbach > 0.6 instrumen merupakan instrumen reliabel.
2. Alpha Cronbach < 0.6 instrumen merupakan instrumen tidak reliabel.
Dari hasil oleh SPSS 23 dalam penelitian ini dihasilkan uji validitas sebagai
berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,949 40 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap pernyataan-
pernyataan yang dianggap valid menunjukkan bahwa semua pernyataan atau
instrumen dalam kuesioner mempunyai nilai Alpha Cronbach yang cukup besar
yaitu sebesar 0,949 lebih besar dari 0,6. Sesuai dengan dasar pengambilan
49
keputusan dalam uji reliabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan
(instrumen) yang digunakan dalam kuesioner dinyatakan reliabel, sehingga
selanjutnya pernyataan - pernyataan atau instrumen dalam kuesioner layak
digunakan.
3.6.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah data
dan kemudian mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden dan mengidentifikasi
persepsi iklan kopi Kapal Api pada media televisi terhadap Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan cara mengolah hasil atau jawaban responden
yang ada pada kuesioner pada indikator frekuensi menonton dan intensitas
menonton. Selanjutnya membuat tabulasi data dengan menggunakan alat analisis
SPSS 23, sehingga dapat dihasilkan jumlah responden yang menjawab dan
persentasenya. Kemudian dapat dilakukan analisis data dan menghasilkan suatu
kesimpulan.
3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Persamaan analisis regresi linear berganda dirumuskan dalam persamaan
berikut ini:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +b4x4 + e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian Kopi Kapal Api instan (variabel bebas)
a = Konstanta
50
x1 = Pictures
x2 = Seen Word
x3 = Musik
x4 = Bintang iklan
b1.....b4 = koefisien regresi masing-masing variabel bebas
e = standard error
Setelah bentuk persamaan regresi linier berganda diperoleh maka
selanjutnya dilakukan validasi model dengan menggunakan uji asumsi klasik.
Validasi model berfungsi untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda
yang digunakan benar- benar bebas adanya gejala normalitas, multikolinearitas
dan heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji statistik / uji hipotesis dengan
melakukan uji t, uji F dengan melihat tingkat signifikansi (α) yaitu probabilitas
kesalahan menolak hipotesis. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% maka resiko kesalahan mengambil keputusan adalah sebesar 5%
maka α = 0,05. Semakin kecil nilai α maka semakin mengurangi resiko terjadinya
kesalahan.
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Uji Normalitas
Menurut Sunyoto (2010) uji normalitas digunakan untuk menentukan
apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal, sedangkan
distribusi normal dapat diketahui dengan melihat penyebaran data statistik pada
sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Data dikatakan normal apabila:
51
a. Data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukan distribusi normal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukan distribusi normal maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapatnya hubungan
yang linear atau mendekati linear diantara variabel - variabel bebas (Ghozali,
2006). Terjadi atau tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor), bila nilai VIF >10 untuk
masing- masing variabel hal ini berarti bahwa antar variabel - variabel bebas
terdapat multikolinearitas. Hipotesis untuk multikolinearitas ini adalah:
a. VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas antarvariabel bebas.
b. VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel bebas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji ketidaksamaan varian
dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian residual dari
suatu pengamatan lain tetap, maka terjadi homokedastisitas namun apabila
berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini digunakan metode
grafik dengan melihat diagram pencar (scatterplot) untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas. Jika titik- titik pada grafik scatterplot terlihat
menyebar secara acak dan ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian
52
menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas. Jika pola tidak terbentuk dengan
jelas serta titik –titik tersebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka
tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2006).
3.6.3.2 Uji Hipotesis
Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis
regresi berganda berdasarkan uji F (uji simultan), uji t (uji parsial), dan uji
koefisien determinasi (R2). Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan
analisis regresi linear berganda dengan bantuan alat analisis yaitu software SPSS
versi 23.
1. Uji F atau Uji Simultan
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
(independent variable) dalam model bersama - sama memiliki pengaruh yang
nyata terhadap variabel terikat (dependent variable) yang diteliti. Uji F statistik
dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung (hasil output) dengan nilai Ftabel
atau dengan membandingkan nilai signifikan dari Fhitung dengan nilai α.
Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui iklan kopi Kapal Api instan
(pictures, seen word, musik, dan bintang iklan) secara bersama- sama
berpengaruh secara nyata terhadap keputusan pembelian kopi Kapal Api instan.
Dan penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% maka resiko
kesalahan mengambil keputusan adalah sebesar 5% maka α = 0,05. Semakin kecil
nilai α maka semakin mengurangi resiko terjadinya kesalahan. Dengan kriteria uji:
H0: Variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan (pictures,
seen word, musik, dan bintang iklan) secara bersama-sama tidak
53
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian Kopi
Kapal Api Instan).
H1: Variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan (pictures,
seen word, musik, dan bintang iklan) secara bersama-sama berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian Kopi Kapal Api
Instan)
H0 diterima dan H1 ditolak apabila: Fhitung< Ftabel atau Sig > α (0,05).
H0 ditolak dan H1 diterima apabila: Fhitung> F tabel atau Sig < α (0,05)
2. Uji t atau Uji Parsial
Uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel
independen yang ditentukan dalam model memiliki pengaruh yang nyata
(signifikan) terhadap variabel dependen yang diteliti. Dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui apakah iklan kopi Kapal Api instan (pictures, seen word,
musik, dan bintang iklan) mempunyai pengaruh secara nyata terhadap keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan. Uji t yang dilakukan dengan membandingkan
nilai thitung dengan ttabel.
H0: Variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan (pictures,
seen word, musik, dan bintang iklan) secara parsial / individu tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian Kopi
Kapal Api Instan).
H1: Variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan (pictures,
seen word, musik, dan bintang iklan) secara parsial / individu berpengaruh
54
nyata terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian Kopi Kapal Api
Instan).
Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel
1. Jika nilai thitung > ttabel maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat, pada taraf kepercayaan 95%. (H0 ditolak, H1 diterima)
2. Jika nilai thitung < ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat pada taraf kepercayaan 95%. (H1 ditolak, H0 diterima)
Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS
1. Jika nilai sig. < α (0,05) maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat pada taraf kepercayaan 95%.
2. Jika nilai sig. > α (0,05) maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat pada taraf kepercayaan 95%.
3. Analisis Koefisien determinasi (R2)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh dari seluruh
variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y). Koefisien determinasi
(R2) digunakan untuk mengukur kemampuan variable independent dalam
menjelaskan keragaman variable dependent yang diteliti. R2 memiliki range
antara 0 ≤ R2 ≤ 1. Apabila R2 bernilai 1 / mendekati 1 maka garis regresi
menjelaskan semakin baik hasil untuk model regresi tersebut itu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai 0 / mendekati
0 itu berarti kemampuan variabel - variabel independen tidak dapat menjelaskan
55
variabel dependent. Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik
model regresi yang diperoleh.
3.7 Definisi Operasional
Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan
tujuan penelitian. Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam
judul skripsi “Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Kopi Instan, studi kasus kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta”. Maka definisi operasional yang perlu dijelaskan
yaitu:
56
Tabel 6. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator Keterangan Skala No. Pernyataan
Pictures (X1) Gambar dan warna yang
digunakan dalam iklan kopi
Kapal Api
Tampilan visual Daya tarik yang ditampilan
pada desain visual iklan.
Ordinal 20-24
Seen Word (X2) Kata-kata yang terlihat dalam
iklan yang mendukung
manfaat produk kopi Kapal
Api.
Pesan tagline Seberapa kuat tagline
menjadi kunci pengingat.
Ordinal 25-28
Musik (X3) Alunan lagu yang berirama
ataupun sumber suara dari alat
musik dalam iklan kopi Kapal
Api
Musik iklan
Apakah musik iklan menarik
dan mudah diingat pemirsa.
Ordinal 29-32
Bintang iklan (X4) Selebriti atau orang yang
menjadi tokoh atau berperan
memainkan cerita dalam iklan
kopi Kapal Api.
Kecocokan bintang
iklan
Kecocokan bintang iklan
dengan produk sesuai dengan
segmen pasar yang dituju.
Ordinal 33-37
Daya tarik bintang
iklan
Seberapa mampu bintang
iklan menarik hati pemirsa.
38-40
Keputusan
Pembelian (Y)
Tindakan nyata dari konsumen
untuk memutuskan membeli
kopi Kapal Api instan
Interest Iklan sebagai bahan
pertimbangan untuk
memutuskan pembelian.
Ordinal 7-10
Action Iklan mampu mempengaruhi
pemirsa dalam kecepatan
memutuskan pembelian.
11-14
Kemantapan
pembelian
Iklan membuat kemantapan
memutuskan pembelian.
15-19
Sumber: Rossiter dan Percy 2000, Hackley 2005.
BAB IV
GAMBARAN UMUM MEDIA IKLAN TELEVISI
4.1. Sejarah dan Perkembangan Periklanan Dunia
Sejarah periklanan dari tahun 5000 SM sampai 1450 M umumnya
diketahui dari beberapa catatan tertulis dan kerajinan tangan. Dari situ kita bisa
menyimpulkan bahwa: (1) sampai Gutenberg menemukan alat cetak dengan
modelnya yang bisa dibawa kemana-mana dalam tahun 1450 M, kebanyakan
periklanan berupa “buah bibir” kecuali etalase dan poster dinding; (2) kebanyakan
orang, meskipun kelas tinggi, buta huruf namun mereka bisa mengenal tanda atau
merk; (3) para pemasang iklan (pengiklanan) terpaksa harus menggunakan
komunikasi verbal seperti: mengasongkan barang dagangannya, berteriak, dan
“memekik-mekik” untuk menjangkau khalayak ramai yang buta huruf (Press
Brey, 1929). Para pedagang Mesir zaman dahulu berteriak-teriak menawarkan
barang dagangannya sambil menabuh tambur. Maka pada abad pertengahan
teriakan pun menjadi rumus periklanan. Dan di provinsi Berry, Perancis, terdapat
dua belas tukang teriak yang diorganisasikan kedalam sebuah perusahaan
(Suhandang, 2005).
Kini berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg dunia
periklanan mulai berkembang pesat. Dimulai dengan bermunculannya poster pada
dinding-dinding tembok (1472) dan surat kabar (London-1625), menjadikan iklan
mulai menjadi alternatif pemasaran sebuah produk. Pada 1920, iklan radio mulai
disiarkan di Pettsburgh,Pennsylvania. Perkembangan iklan semakin pesat dengan
diperkernalkannya TV pertama kali yang disiarkan pada 1941. Iklan TV menjadi
58
semakin menarik para penonton dirumah terlebih setelah ditemukannya TV
berwarna pada tahun 1954. Iklan televisi berwarna pertama ditayangkan pada
tahun 1954, mengiklankan Castro Decorate, New York.
Pada perkembangannya ini iklan tidak hanya menarik penonton. Iklan
sudah menjadi wacana yang mengilhami, menyihir kesadaran orang untuk
mengikuti citra yang ditawarkannya. Dewasa ini orang sudah tidak lagi sadar akan
nilai guna sebuah produk, akan tetapi lebih pada mimpi terhadap citra yang
digambarkan dalam sebuah iklan. Terdapat banyak nilai yang dimodifikasikan
televisi melalui tayangan iklan. Nilai tentang tubuh ideal misalnya, kerap
dijumpai dalam iklan kosmetik, makanan dan minuman suplemen, alat kesehatan
dan sebagainya. Iklan-iklan tersebut cenderung memaksakan konsep tentang
performa tubuh ideal. Simaklah secara seksama iklan sabun, shampo,
makanan dan minuman suplemen; semuanya mengisyaratkan kontur tubuh ideal
untuk laki-laki dan perempuan.
4.2. Iklan Televisi di Indonesia
Pada tahun 1951, istilah periklanan pertama kali diperkenalkan oleh
seorang tokoh pers Indonesia, Soedarjo Tjokrosisworo, untuk menggantikan
istilah reklame atau advertensi yang berasal dari bahasa Belanda. Pada Dasawarsa
1970-an, slogan itu diubah menjadi “sabun kecantikan bintang-bintang film”.
Tahun 1970-an Unilever juga mulai memakai bintang-bintang film Indonesia
untuk menjadi duta produknya. Widyawati, bintang film popular berkepribadian
lembut dengan kecantikan memukau, tampil sebagai spokesperson Lux. Beberapa
bintang film papan atas pun silih berganti tampil sebagai “The Lux Lady”. Pada
59
awal kemunculan siaran televisi, TVRI sebagai saluran televisi pertama di
Indonesia tidak memberikan ruang bagi periklanan di tayangan siarannya. Tahun
1981-1988 adalah zaman keemasan radio swasta memperoleh iklan sampai
akhirnya pada tahun 1988 RCTI membuka ruang bagi kelahiran televisi swasta
lain yang sangat berpengaruh pada peta periklanan di Indonesia dengan ketentuan
hanya boleh berdurasi 15% dari jam siaran RCTI. Setelah itu dengan banyaknya
stasiun televisi swasta yang bermunculan, maka iklan menjadi sesuatu yang pasti
ada atau suatu keharusan dalam setiap tayangan televisi di Indonesia. Iklan adalah
suatu komunikasi pemasaran yang sangat efektif. Pada tahun 1994, masyarakat
juga mulai mengenal media televisi kabel diawalinya layanan Indovision.
Indovision menyewa frekuensi di C-Band untuk transponder dan sistem
broadcasting dari satelit PALAPA C-2.
Sejarah perusahaan periklanan di Indonesia telah dimulai sejak zaman
penjajahan Belanda. Pada zaman penjajahan terdapat tujuh perusahaan periklanan
di mana lima perusahaan tersebut dimiliki dan dipimpin oleh orang Belanda. Pada
awal masa kemerdekaan Indonesia, perusahaan periklanan mulai mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh media cetak (Shimp,
2003). Kemudian perusahaan periklanan semakin berkembang pesat semenjak
lahir dan berkembangnya dunia pertelevisian dan radio (Shimp, 2003). Hingga
saat ini periklanan semakin berkembang dan memasuki media online. Belakangan
ini perkembangan belanja iklan Nasional pun meningkat seperti yang disajikan
pada tabel berikut.
60
Tabel 7. Belanja Iklan Nasional
Tahun Belanja Iklan (Triliun Rupiah)
2008 30,02
2009 35,1
2010 41,7
2011 45,6
2012 60
2013 72
Sumber: Nielsen Company Indonesia, 2018
Menurut data statistik yang dirangkum dari Nielsen Company Indonesia
dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) persebaran perusahaan
iklan Nasional dapat disajikan pada tabel 7 dimana peringkat pertama diduduki
oleh DKI Jakarta dengan jumlah 127 perusahaan.
Tabel 8. Persebasaran Perusahaan Iklan Nasional
Peringkat Provinsi Jumlah
1 DKI Jakarta 127
2 Jawa Timur 43
3 Jawa Tengah 37
4 DIY 32
5 Jawa Barat 32
6 Sumatera Barat 30
7 Sumatera Utara 21
8 Bali 16
9 Kalimantan Barat 6
10 Lampung 1
11 Aceh 1 Sumber: Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) dan Nielson Company Indonesia 2018
61
4.3. Sejarah Kopi Kapal Api
Kopi Kapal Api telah ada sejak zaman Belanda. Didirikan oleh Go Soe
Loet bersama dengan kedua saudaranya yaitu Go Bi Tjong dan Go Soe Bin pada
tahun 1927. Awalnya mereka mendirikan pabrik penggorengan kopi di kawasan
Pabean, Surabaya dengan merek Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan. Produk kopi bubuk
tersebut lantas dijual keliling kampung dan sekitaran Pelabuhan Tanjung Perak
menggunakan sepeda onthel. Pimpinan PT. Santos Jaya Abadi, Soedomo yang
merupakan anak dari Go Soe Loet pun saat itu turut membantu memasarkan
produk tersebut bersama dua saudaranya yang lain. Yaitu, Indra dan Soetikmo.
Para pelanggan kopi mereka, kebanyakan adalah para pelaut yang kebetulan
bersandar dan tentu saja orang-orang di sekitar pelabuhan.
Karena seringnya berjualan di sekitar pelabuhan maka tanpa disengaja
muncullah ide untuk membuat semacam lambang perusahaan. Inspirasi lahir dari
seringnya menyaksikan kapal api yang lalu-lalang di pelabuhan. Maka
diputuskanlah lambang perusahaan adalah Kapal Api. Lambang tersebut
mencerminkan penggabungan antara harapan baru, semangat juang, dan tentu saja
teknologi. Karena pada masa itu, kapal api dianggap mewah dengan segala
kecanggihannya. Kapal api sebagai transportasi laut yang membawa harapan
dalam dunia perdagangan.
Kualitas dan kuantitas yang terjaga, membuat perusahaan ini maju dengan
pesat. Hingga akhirnya Goe Soe Loet dan kedua saudaranya pecah kongsi. Goe
Soe Loet mendapatkan bagian pabrik penggorengan kopi dan melanjutkan
produksi kopi dengan dibantu oleh anak-anaknya Soetikno, Indra, dan juga
62
Soedomo. Menginjak tahun 1980, perusahaan kopi bubuk Hap Hoo Tjan
mengalami penurunan omset penjualan hingga akhirnya gulung tikar. Untungnya
Soedomo dan dua saudaranya telah jauh hari membuat perusahaan dengan nama
PT. Santos Jaya Abadi. Usai bisnis ayahnya bangkrut, bisnis yang dibuat oleh
Soedomo ini semakin meningkat. Jadi memang dari awal, PT. Santos Jaya Abadi
bukanlah perusahaan warisan. Semakin berjalannya waktu, bisnis yang digarap
oleh Soedomo ini semakin maju. Berbekal produk bernama Kapal Api, mulailah
sayap-sayap bisnis usahanya berkembang dengan pesat. Kopi tetap menjadi
andalan mereka. Keunggulan Kopi Kapal Api terletak pada kualitasnya. Cita rasa
kopi yang khas dan cocok dengan lidah orang Indonesia ini membuat Kopi Kapal
Api mendapatkan tempat yang baik di hati masyarakat. Kopi Kapal Api baik
dalam bungkus sachet maupun bungkus besar adalah hasil resep racikan sendiri
dan turun-temurun.
Pada tahun 1985, Kopi Kapal Api mulai memasuki pasar mancanegara.
Mereka mengawalinya dengan menginvasi Arab Saudi. Dan tak berselang lama
dari sana, dua tahun kemudian yaitu pada 1987, mereka memasuki pasar
Hongkong, kemudian Malaysia dan menyusul Taiwan. Selain kopi, PT. Santos
Jaya Abadi juga membuat produk lainnya. Yaitu permen Espresso Candy dan juga
permen Relaxa. Kedua permen tersebut menjadi produk andalan mereka. Sejarah
Kopi Kapal Api dari pelabuhan hingga menguasai pasar dengan segala
dinamikanya merupakan tonggak tersebarnya kopi sachet di Indonesia. Harganya
yang bersahabat dan kualitasnya yang konsisten membuat produk ini dikenal
masyarakat di berbagai lapisan.
63
4.4. Keunggulan Perusahaan dan Struktur Organisasi
Vision
To Be Dominant And Well Respected Food And Beverage Company In Asia.
Mision
We Aim To Achieve Sustainable Market Leadership Position By Delivering
Excellent Value To Our Customers Through Continous Innovation World-Class
Processes, Financial Strength, And Great People.
Struktur Organisasi Kapal Api Group
Gambar 5. Struktur Organisasi Kapal Api Group Sumber: kapalapiglobal.com
4.5 Segmentasi Pasar Kopi Kapal Api Instan
Persaingan industri bisnis kopi sudah semakin ketat, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya para kompetitor yang semakin bermunculan dan saling
menawarkan kelebihannya. Para pemain dalam industri semacam ini semakin
berlomba-lomba menawarkan keunikan dan nilai lebih yang akan diberikan
kepada konsumen baik dari segi produk, layanan, dan sebagainya. Marketing mix
dalam marketing merupakan suatu alat yang digunakan perusahaan untuk
64
mencapai target marketing dalam pasar. Kopi Kapal Api merupakan kopi instan
yang menunjukkan eksistensinya dengan mengoptimalkan unsur 4 P marketing
mix (Produk, Harga, Distribusi, Promosi) yang kompetitif. Variasi rasa yang
disukai konsumen, harga yang terjangkau semua kalangan, ketersediaannya yang
merata hampir di seluruh pelosok, serta strategi promosi yang edukatif dan kreatif
mampu menarik konsumen dengan baik sehingga meraih market share sebesar
50,3% pada tahun 2015 (Indonesian Best Brand Award).
A. Segmentasi Geografis
Kopi Kapal Api ditujukan untuk semua wilayah di Indonesia karena orang
Indonesia rata-rata menyukai kopi dimana kopi adalah kopi yang telah
teruji kualitas.
B. Segmentasi Demografis
Ditujukan untuk masyarakat Indonesia untuk kalangan kelas sosial
menengah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi kalangan kelas
sosial bawah untuk mengkonsumsinya karena harganya yang
terjangkau.
Diperuntukan bagi orang yang menginginkan gaya hidup yang
praktis dan sehat dengan mengkonsumsi kopi yang bersih, higienis,
serta cepat saji.
Konsumen yang aktif, dan memiliki mobilitas yang tinggi.
65
C. Targeting Kopi Kapal Api
Targeting didefinisikan sebagai cara mengalokasikan sumber daya
perusahaan secara efektif, yaitu dengan memilih target market yang tepat.
Targeting disebut sebagai fitting strategy karena kita menyamakan (fitting)
sumber daya perusahaan Anda dengan kebutuhan target pasar yang dipilih.
Analisa pasar terdiri dari: (a) bagaimana peluang pasar dan mengisi celah-celah
dalam pesaingan (b) identifikasi pesaing; (c) berapa besar pangsa pasar masing-
masing; dan (d) identifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing untuk
menentukan strategi pemasaran. Dalam beriklan, Kopi Kapal Api tidak terlalu
intens mengenalkan produknya. Namun, iklan digunakan untuk mengingatkan
masyarakat. Sehingga, dalam mengisi celah-celah persaingan, Kopi Kapal Api
lebih menekankan sisi social dan emosional dalam beriklan.
Targeting berdasarkan iklan tersebut adalah masyarakat metropolitan yang
aktif, dan dinamis. Hal ini terlihat dari visual iklan yang menampilkan
bahwa kopi kapal api dapat dikonsumsi oleh masyarakat indonesia dari
berbagai usia.
Jika ditilik lebih jauh lagi, berdasarkan jenis kelamin dan umur, target
audience dari iklan ini adalah pria berumur 22 tahun ke atas. Berdasarkan
pendidikan dan pekerjaan, target audience-nya adalah orang-orang
berpendidikan tinggi yang level pekerjaan di menengah ke atas. Begitu
juga dari segi lifestyle, target audience-nya yakni masyarakat metropolitan
yang aktif, dinamis, dan memiliki mobilitas yang tinggi.
66
D. Brand Positioning Kopi Kapal Api
Brand Positioning adalah penetapan arti produk di dalam pikiran
konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berdasarkan perbandingan dengan
produk pesaing. Dapat disimpulkan, kuat tidaknya positioning dapat diuukur saat
apa yang ada di benak masyarakat ketika teringat akan produk tertentu. Hasil
akhir dari positioning adalah keberhasilan menciptakan fokus di benak konsumen
serta alasan yang kuat mengapa konsumen harus membeli produk. Berdasarkan
peluang pasang dan persaingan, Kopi Kapal Api telah memiliki posisi yang kuat
di pasaran.
Mengenai identifikasi pesaing, saat ini ada beberapa produk kopi yang
diiklankan di televisi. Namun, Kopi Kapal Api masih tetap menjadi brand yang
kuat. Kopi Kapal Api memiliki konsep yang unik dalam mengiklankan
produknya, yakni menyadarkan masyarakat akan hidup sehat. Strategi pesan yang
disampaikan Kopi Kapal Api lebih bersifat sosial emosional yang menyentuh hati.
Berbeda dengan iklan dengan produk sejenis yang berfokus kepada produknya.
Dari segi harga pun antara Kopi Kapal Api dengan produk lain relatif sama.
Padahal, Kopi Kapal Api menyajikan kopi sachet instant yang lebih baik
kualitasnya dari pada kopi instant lainnya. Hal inilah yang menjadikan Kopi
Kapal Api sebagai pemegang pasar yang kuat dibanding produk kopi lainnya.
salah satunya terlihat dari posisi Kopi Kapal Api di supermarket yang cenderung
menempati barisan pertama/terdepan diantara jajaran produk kopi.
67
4.6 Strategi Pemasaran
A. Strategi Blue Ocean Kapal Api
Kapal Api Group menguasai pasar aneka kopi dan permen mulai keluar dari
paradigma komunikasi “jualan” dan memasuki komunikasi “emosional”. Strategi
Blue Ocean yaitu strategi pemasaran experiential yang mengandalkan isi
emosional. Dengan tetap mempertahankan tiga prinsip utama, yaitu operational
excellence and cost effectiveness, innovation, & product leadership, serta
consumer engagement or intimacy.
Strategi pemasaran Kapal Api adalah melakukan integrated marketing
communication (IMC) melalui kampanye holistik, baik above the line (ATL) dan
below the line (BTL), distribusi maupun social responsibility marketing, termasuk
memanfaatkan media-media baru dipasar.
B. Strategi IMC (integrated marketing communication) Kapal Api
Tema strategi IMC Kapal Api: “Secangkir Semangat untuk Indonesia”, berupa
aktivitas above the line dan below the line, distribusi secara social responsibility
marketing, termasuk melalui media sosial yang sedang in di pasar.
“Secangkir Semangat untuk Indonesia” menjadi payung eksekusi di semua
lini komunikasi sehingga menjadi fokus kampanye yang saling
memperkuat dengan konsep pemasarannya ke konsumen.
68
Konsep “Secangkir Semangat untuk Indonesia” adalah memberi semangat
dan mengajak berpikir positif. Ini upaya Kapal Api membuat pencitraan
yang positif, tak lagi sekadar jualan produk.
Kapal Api berupaya beradaptasi dengan perkembangan seperti hadirnya
media sosial atau digital mobile.
Semua itu dilakukan dengan berpijak pada tiga pilar bisnisnya:
operational excellence and cost effectiveness, innovation, & product
leadership, serta consumer engagement or intimacy.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Penelitian ini menggunakan 150 responden dengan teknik proportional
stratified random sampling yaitu teknik acak sederhana atau sistematis yang
dipakai pada populasi homogen. Dalam proportional stratified random sampling
perlunya kriteria yang jelas sebagai dasar menstratifikasi populasi ke dalam
lapisan-lapisan dan jumlah satuan elementer dari setiap strata sudah diketahui
dengan pasti, dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan distratakan berdasarkan Fakultas. Dalam
penelitian ini pengambilan sampel dilakukan atas dasar tujuan atau pertimbangan
tertentu (Kriteria Responden). Berdasarkan 150 responden yang diteliti data
responden dihasilkan berdasarkan karakteristik responden yaitu:
1. Analisa Responden Berdasarkan Pendapatan Rata- rata per Bulan
Pendapatan rata- rata responden per bulan adalah kemampuan daya beli
atau disebut juga dengan uang saku bagi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta per bulan. Dari hasil perhitungan dihasilkan rata- rata pendapatan
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta per bulan terbanyak yaitu 73
Mahasiswa atau 48,7% dari total 150 Mahasiswa (responden) dengan pendapatan
kurang dari Rp 1.000.000,-.
70
Tabel 9. Analisa Responden Berdasarkan Pendapatan Rata- rata per Bulan
No. Pendapatan Jumlah Persentase (%)
1 < 1.000.000 73 48,7
2 > 3.000.000 19 12,7
3 1.000.000 - 2.000.000 48 32,0
4 2.000.000 - 3.000.000 10 6,7
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
2. Analisa Responden Berdasarkan Pengeluaran rata rata per bulan
Pengeluaran rata- rata responden per bulan adalah pengeluaran atau
pembelanjaan bagi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta per bulan seperti
makan, minum, biaya kos atau tempat tinggal, transport, kebutuhan pribadi dan
kebutuhan lainnya. Dari hasil perhitungan dihasilkan rata- rata pengeluaran
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta per bulan terbanyak yaitu 78
Mahasiswa atau 52% dari total 150 Mahasiswa (responden) dengan pengeluaran
kurang dari Rp 1.000.000,-.
Tabel 10. Analisa Responden Berdasarkan Pengeluaran rata Rata per Bulan
No. Pengeluaran Jumlah Persentase (%)
1 < 1.000.000 78 52,0
2 > 3.000.000 8 5,3
3 1.000.000 - 2.000.000 56 37,3
4 2.000.000 - 3.000.000 8 5,3
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
3. Analisa Responden Sumber Biaya Hidup
Sumber biaya hidup responden adalah sumber biaya atau uang yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dari hasil perhitungan dihasilkan rata- rata sumber biaya Mahasiswa UIN
71
Syarif Hidayatullah Jakarta per bulan terbanyak yaitu 55 Mahasiswa atau 36,7%
dari total 150 Mahasiswa (responden) dengan sumber biaya dari orang tua.
Tabel 11. Analisa Responden Sumber Biaya Hidup
No. Sumber Biaya Hidup Jumlah Persentase (%)
1 Beasiswa 6 4,0
2 Orang Tua 55 36,7
3 Orang Tua, Beasiswa 8 5,3
4 Orang Tua, PartTime / Usaha 34 22,7
5 Orang Tua, PartTime / Usaha, Beasiswa 8 5,3
6 PartTime / Usaha 31 20,7
7 PartTime / Usaha, Beasiswa 8 5,3
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
4. Analisa Responden Berdasarkan Waktu Menyaksikan Televisi
Waktu menyaksikan televisi bagi responden yaitu dimana Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dapat bersantai dengan menyaksikan televisi baik
acara maupun iklan yang terdapat dalam televisi. Dari hasil perhitungan
dihasilkan waktu menyaksikan televisi bagi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terbanyak yaitu 99 Mahasiswa atau 66% dari total 150 Mahasiswa
(responden) dengan waktu menyaksikan televisi pada malam hari, hal ini bisa
disebabkan oleh aktivitas mahasiwa yang di dominasi berada di kampus sepanjang
hari (aktivitas perkuliahan) atau juga bekerja.
72
Tabel 12. Analisa Responden Berdasarkan Waktu Menyaksikan Televisi
No. Waktu Menyaksikan TV Jumlah Persentase (%)
1 Malam Hari 99 66,0
2 Pagi Hari 2 1,3
3 Pagi Hari, Malam Hari 16 10,7
4 Pagi Hari, Siang Hari, Malam Hari 1 0,7
5 Pagi Hari, Siang Hari, Sore Hari, Malam
Hari 3 2,0
6 Pagi Hari, Sore Hari, Malam Hari 1 0,7
7 Siang Hari 1 0,7
8 Siang Hari, Malam Hari 7 4,7
9 Siang Hari, Sore Hari, Malam Hari 1 0,7
10 Sore Hari 4 2,7
11 Sore Hari, Malam Hari 15 10,0
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
5. Analisa Responden Konsumsi Kopi Instan
Dari hasil perhitungan dihasilkan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lebih banyak mengkonsumsi kopi instan dibandingkan dengan tidak
mengkonsumsi kopi instan yaitu sebanyak 87 Mahasiswa atau 58% dari total 150
Mahasiswa (responden) mengkonsumsi kopi instan sedangkan 63 Mahasiswa atau
42% tidak mengkonsumsi kopi instan.
Tabel 13. Analisa Responden Konsumsi Kopi Instan
No. Peminum Kopi Jumlah Persentase (%)
1 Tidak 63 42
2 Ya 87 58
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
73
6. Analisa Responden Jumlah Konsumsi Kopi dalam Satu Hari
Dari hasil perhitungan dihasilkan sebanyak 126 Mahasiswa atau 84% dari
total 150 Mahasiswa (responden) Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lebih banyak mengkonsumsi kopi dalam satu hari sebanyak satu kali.
Tabel 14. Analisa Responden Jumlah Konsumsi Kopi dalam Satu Hari
No. Jumlah Kopi yang di Konsumsi dalam 1
hari Jumlah Persentase (%)
1 1 kali sehari 126 84,0
2 2 kali sehari 13 8,7
3 3 kali sehari 7 4,7
4 lebih dari 3 kali sehari 4 2,7
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
7. Analisa Responden Berdasarkan Konsumsi Kopi Lain
Dari hasil perhitungan dihasilkan sebanyak 101 Mahasiswa atau 67%
dari total 150 Mahasiswa (responden) Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lebih banyak mengkonsumsi kopi lain atau kopi jenis lain dan hanya
sebanyak 43 Mahasiswa atau 29% yang mengkonsumsi kopi Kapal Api.
Tabel 15. Analisa Responden Berdasarkan Konsumsi Kopi Lain
No. Merk Kopi yang di Konsumsi Jumlah Persentase (%)
1 Kapal Api 43 29
2 Kopi Lain 101 67
3 Tidak Konsumsi Kopi 6 4
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
8. Analisa Responden Kebiasaan Konsumsi Kopi
Dari hasil perhitungan dihasilkan sebanyak 112 Mahasiswa atau 74,7%
dari total 150 Mahasiswa (responden) Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta lebih banyak mengkonsumsi kopi Kapal Api berselingan dengan kopi lain.
74
Tabel 16. Analisa Responden Kebiasaan Konsumsi Kopi
No. Kebiasaan Meminum Kopi Jumlah Persentase (%)
1 1 sampai 2 kali minum Kopi Kapal Api 28 18,7
2 Kopi Kapal Api Berselingan Dengan Kopi
Lain 112 74,7
3 Lebih Dari 2 kali minum Kopi Kapal Api 2 1,3
4 Selalu Minum Kopi Kapal Api 8 5,3
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
9. Analisis Responden Jika Tidak Ada Kopi Kapal Api
Dari hasil perhitungan jika kopi Kapal Api tidak tersedia dihasilkan
sebanyak 102 Mahasiswa atau 68% dari total 150 Mahasiswa (responden)
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih banyak mengkonsumsi kopi
kopi lain, 36 mahasiwa atau 24% meminum selain kopi dan 12 Mahasiswa atau
8% tidak meminum kopi apapun.
Tabel 17. Analisa Responden Jika Tidak Ada Kopi Kapal Api
No. Jika Tidak Ada Kopi Kapal Api Jumlah Persentase (%)
1 Minum Kopi Lain 102 68
2 Minum Selain Kopi 36 24
3 Tidak minum kopi
12 8
Total 150 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
5.2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan analisis persamaan regresi linier berganda
yang betujuan untuk mengetahui pengaruh media iklan televisi terhadap
keputusan pembelian kosumen kopi instan (studi kasus kopi Kapal Api pada
75
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan seberapa besar pengaruh iklan
media televisi tersebut terhadap keputusan pembelian. Data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu menggunakaan data primer yang didapatkan dari hasil
kuesioner. Berikut merupakan rumus matematis yang dihasilkan dari hasil
perhitungan menggunakan alat analisis SPSS 23:
Y = 3,664 +0,545x1 +0,708x2 +0,557x3 + 0,203x4
Y = Keputuasan Pembelian Kopi Kapal Api instan
x1 = Pictures
x2 = Seen Word
x3 = Musik
x4 = Bintang iklan
Dari persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta regresi sebesar 3,664, menunjukan bahwa pada variabel
pictures, seen word, musik, dan bintang iklan dengan kondisi nilai konstan atau X
= 0, maka pembelian kopi Kapal Api instan sebesar 3,664.
b. X1 (Pictures) koefisien regresinya sebesar 0,545, Mempunyai pengaruh
positif terhadap Y (Pembelian Kopi Kapal Api Instan). Artinya apabila pictures
ditingkatkan dengan asumsi variabel lain konstan, maka hal tersebut dapat
meningkatkan pembelian kopi Kapal Api instan sebesar 0,545. Hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel pictures
sebesar 0,545 dan memiliki hubungan yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan. Pada tingkat kepercayaan 95% variabel pictures
dengan nilai thitung sebesar 1,593 lebih kecil dibandingkan dengan ttabel yaitu 1,976
(tabel t), atau memiliki nilai signifikansi sebesar 0,113 lebih besar dari nilai α
76
(0,113 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pictures
(thitung<ttabel atau sig> α yang berarti bahwa variabel pictures tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian kopi Kapal Api
instan. Gambar atau pictures adalah suatu tayangan iklan yang dilihat masyarakat
yang meliputi objek figur, lokasi, latar belakang yang digunakan. Iklan kopi Kapal
Api selalu menampilkan iklan yang elegan dan mewah pada setiap penayangan
iklannya, dengan memadukan motivasi dengan filosofi kopi seperti pada salah
satu iklan kopi Kapal Api yaitu “sukses diawali dari secangkir kopi kapal api,
sukses memerlukan persiapan matang, fokus, percaya diri, dan kegigihan, saat
semua menyatu sempurna rasakan nikmatnya kesuksesan bersama Kapal Api,
“Kapal Api Jelas Lebih Enak” motivasi iklan tersebut cocok dengan konsumen
yang sedang meraih kesuksesan sambil menikmati kopi di selang kesibukannya.
Salah satu iklan kopi Kapal Api yang lain yaitu dengan menampilkan bagaimana
penyajian, cara menikmati, tujuan dan beragam budaya Indonesia yang
menambah cita rasa dari kopi Kapal Api itu sendiri, dengan konsep iklan
“Secangkir Semangat untuk Indonesia” yang bertujuan untuk menghasilkan
tampilan ikan agar lebih menarik, namun hal ini yaitu dalam hal pictures atau
gambar sepertinya belum mampu menarik perhatian mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, karena warna, tema dan gambar yang ditampilkan iklan kopi
Kapal Api terkesan mewah dan elegan sehingga membutuhkan waktu dalam
memahami cerita yang disampaikan, sehingga responden dalam hal ini mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah lebih banyak memilih pilihan netral pada variabel
pictures.
77
c. X2 (Seen Word) koefisien regresinya sebesar 0,708, Mempunyai pengaruh
positif terhadap Y (Pembelian Kopi Kapal Api Instan). Artinya apabila seen word
ditingkatkan dengan asumsi variabel lain konstan, maka hal tersebut dapat
meningkatkan pembelian kopi Kapal Api instan sebesar 0,708. Hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel seen word
sebesar 0,708 dan memiliki hubungan yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan. Pada tingkat kepercayaan 95% variabel seen
word dengan nilai thitung sebesar 2,137, lebih besar dibandingkan dengan ttabel
yaitu 1,976 (tabel t), atau memiliki nilai signifikansi sebesar 0,034 lebih kecil dari
nilai α (0,034 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel seen
word (thitung>ttabel atau sig< α) yang berarti bahwa variabel seen word memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian kopi Kapal Api
instan. Seen word yaitu kalimat singkat yang mampu memberikan efek bagi
seseorang yang melihat. Seen word digunakan dalam iklan sebagai salah satu alat
promosi agar masyarakat yang melihat maupun mendengar dapat tertarik. Seen
word memiliki ciri mudah diingat. Pada setiap iklannya kopi Kapa Api
menampilkan sepenggal kalimat yang diucapkan yaitu “Jelas Lebih Enak”, hal ini
bertujuan untuk meninggalkan kesan bagi masyarakat bahwa kopi Kapal Api lebih
enak dibandingkan dengan kopi- kopi merk lain. Hal ini mampu mempengaruhi
masyarakat khususnya dalam penelitian ini yaitu mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai responden dalam penelitian. Pada penggunaan seen
word “Jelas Lebih Enak” mampu mempengaruhi keputusan pembelian kopi Kapal
Api, mayoritas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah memilih setuju karena
78
sepenggal kalimat tersebut atau seen word tersebut menarik, mudah diingat,
singkat dan juga jelas.
d. X3 (Musik) koefisien regresinya sebesar 0,557, Mempunyai pengaruh
positif terhadap Y (Pembelian Kopi Kapal Api Instan). Artinya apabila Musik
ditingkatkan dengan asumsi variabel lain konstan, maka hal tersebut dapat
meningkatkan pembelian kopi Kapal Api instan sebesar 0,557. Hasil analisis
regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel Musik
sebesar 0,557 dan memiliki hubungan yang positif terhadap variabel keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan. Pada tingkat kepercayaan 95% variabel Musik
dengan nilai thitung sebesar 1,569 lebih kecil dibandingkan dengan ttabel yaitu 1,976
(tabel t), atau memiliki nilai signifikansi sebesar 0,119 lebih besar dari nilai α
(0,119> 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Musik
(thitung<ttabel atau sig> α yang berarti bahwa variabel Musik tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian kopi Kapal Api
instan. Musik atau alunan lagu yang berirama, baik dari suara manusia maupun
dari alat musik. Musik dapat berupa bunyi- bunyi atau musik latar belakang.
Musik yang disajikan dalam iklan kopi Kapal Api sebagai latar belakang dalam
tampilan iklan merupakan musik- musik klasik, simple dan sesuai dengan tema
yang digunakan dalam tampilan iklan kopi Kapal Api. Namun dalam hal ini
musik yang digunakan belum mampu mempengaruhi secara langsung mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai responden, hanya sebanyak 40%
responden atau mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta setuju terhadap musik
yang disajikan mampu mendukung proses penyampaian pesan dengan baik dan
79
mampu menarik perhatian namun juga 40% responden atau mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta memilih netral dalam hal musik iklan kopi Kapal Api
instan yang didengarkan sesuai dengan tema pada iklan dan musik yang
digunakan dalam iklan kopi Kapal Api instan berkesan untuk didengar.
e. X4 (Bintang Iklan) koefisien regresinya sebesar 0,203, Mempunyai
pengaruh positif terhadap Y (Pembelian Kopi Kapal Api Instan). Artinya apabila
bintang iklan ditingkatkan dengan asumsi variabel lain konstan, maka hal tersebut
dapat meningkatkan pembelian kopi Kapal Api instan sebesar 0,203. Hasil
analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel
Bintang Iklan sebesar 0,203 dan memiliki hubungan yang positif terhadap
variabel keputusan pembelian kopi Kapal Api instan. Pada tingkat kepercayaan
95% variabel Bintang Iklan dengan nilai thitung sebesar 1,061 lebih kecil
dibandingkan dengan ttabel yaitu 1,976 (tabel t), atau memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,290 lebih besar dari nilai α (0,290> 0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel Bintang Iklan (thitung<ttabel atau sig> α yang berarti
bahwa variabel Bintang Iklan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel keputusan pembelian kopi Kapal Api instan.
Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 23 didapatkan semua variabel
bertanda koefisien regresi positif. Tanda koefisien regresi positif memiliki arti
perubahan salah satu variabel bebas akan mengakibatkan perubahan variabel
terikat dengan arah yang sama dengan asumsi variabel bebas lainnya dianggap
tetap atau konstan. Sebelum membuat model regresi linier berganda yaitu
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu agar penelitian tidak bias. Variabel-
80
variabel dalam penelitian diuji dengan uji asumsi klasik yaitu data terdistribusi
normal (uji normalitas), tidak terjadinya heterokedastisitas, dan tidak terjadi
multikolinearitas. Sehingga dapat diketahui tidak ada gangguan pada model
regresi linier berganda yang akan digunakan, dan dapat memenuhi persyaratan
pada analisis linier berganda.
5.2.1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal
dapat dikatakan baik. Uji normalitas yang dilakukan dengan melihat normal
probability plot. Pada Gambar berikut disajikan grafik Normal p-plot:
Gambar 6. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Gambar 6 menunjukkan bahwa pada grafik Normal P-Plot titik- titik data
menyebar di sekitar garis diagonal, penyebarannya tidak terlalu jauh dan melebar,
dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa data
81
terdistribusi secara normal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas
dan layak digunakan.
5.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakan dalam
penelitian ini ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Uji
Multikolinearitas penelitian ini mendeteksi dengan menggunakan nilai VIF
(Variance Inflation Factor), bila nilai VIF ≤10 untuk masing- masing variabel hal
ini berarti bahwa antar variabel- variabel tidak terdapat multikolinearitas. Setelah
data diolah maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Independen
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Pictures .402 2,487
Seen Word .554 1,804
Musik .407 2,458
Bintang Iklan .445 2,247 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Pada tabel diatas hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa
nilai VIF pictures 2,487, nilai VIF seen word adalah 1,804, nilai VIF musik
adalah 2,458, dan nilai VIF Bintang iklan adalah 2,247. Ini menunjukan bahwa
semua variabel bebas atau variabel independen memiliki nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, dari nilai tolerance VIF ≤10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat masalah multikolinearitas.
82
5.2.3. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas pada model regresi dilakukan agar kesalahan
pengganggu konstan pada semua variabel bebas. Cara pendeteksian
heterokedastisitas dilakukan dengan melihat diagram pancar (scatterplot). Jika
titik-titik pada grafik scatterplot terlihat menyebar secara acak dan ada pola
tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi
heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisatas dalam penelitian ini disajikan
sebagai berikut:
Gambar 7. Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Gambar 7 menunjukkan diagram scatterplot memperlihatkan titik- titik
tersebar secara acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas
maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa dalam
pengujian data tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian konsumen
83
berdasarkan masukan variabel independen (bebas) pictures, seen word, musik,
dan bintang iklan.
5.3. Persepsi Iklan Kopi Kapal Api pada Media Televisi Terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Konsep
AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)
Tanggapan terakhir yang diharapkan dari audiens adalah pembelian,
kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik. Namun
keputusan untuk membeli merupakan proses hasil akhir yang panjang. Pemasar
berkeinginan untuk memasukkan sesuatu kedalam pikiran konsumen,
mengubah sikap konsumen, atau mendorong konsumen untuk bertindak. Setelah
menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens, selanjutnya komunikator
melanjutkan pesan yang efektif. Dalam penerapan konsep AIDA, idealnya pesan
itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest),
membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Bagian
yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan (message) yang akan
disampaikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat
dalam program promosi, karena promosi merupakan salah satu cara yang
digunakan produsen untuk mengadakan komunikasi dengan calon pembeli.
Promosi yang disampaikan kepada calon pembeli ini diharapkan mampu
meningkatkan citra produk dan mendongkrak penjualan. Adapun tanggapan
responden (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) terhadap iklan kopi
Kapal Api pada Media Televisi disajikan sebagai berikut:
84
A. Indikator Attention
Dalam indikator attention, peneliti menggunakan 3 pernyataan dalam kuesioner,
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 19. Melihat Penayangan Iklan Kopi Kapal Api Sambil Melakukan
Pekerjaan Lain
No. Melihat Penayangan Iklan Kopi Kapal Api
Sambil Melakukan Pekerjaan Lain Jumlah
Persentase
(%)
1 Jarang 39 26,0
2 Kadang-Kadang 39 26,0
3 Sangat Sering 18 12,0
4 Sering 42 28,0
5 Tidak Pernah 12 8,0
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang menjawab jarang
sebanyak 26% atau 39 Mahasiswa, sama seperti yang menjawab jarang, yang
menjawab kadang- kadang juga sebanyak 26% atau 39 Mahasiswa, menjawab
sangat sering 12% atau 18 Mahasiswa, menjawab sering 28% atau 42 Mahasiswa,
sedangkan menjawab tidak pernah 8% atau 12 Mahasiswa. Dapat dilihat untuk
Mahasiswa yang menjawab sering melihat penayangan iklan kopi Kapal Api
sambil melakukan pekerjaan lain lebih banyak yaitu sebanyak 42 Mahasiswa dati
total 150 Mahasiswa yang dijadikan responden, oleh karenanya dapat disimpulkan
bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah sering melihat penayangan iklan kopi
Kapal Api sambil melakukan pekerjaan lain.
Tabel 20. Menghentikan Aktifitas Saat Melihat Penayangan Iklan Kopi Kapal Api
No. Menghentikan Aktifitas saat melihat
penayangan iklan Kopi Kapal Api Jumlah
Persentase
(%)
1 Jarang 53 35,3
85
2 Kadang-Kadang 15 10,0
3 Sering 8 5,3
4 Tidak Pernah 74 49,3
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang menjawab jarang
sebanyak 35,3% atau 53 Mahasiswa, yang menjawab kadang- kadang sebanyak
10% atau 15 Mahasiswa, menjawab sering 5,3% atau 8 Mahasiswa, sedangkan
menjawab tidak pernah 49,3% atau 74 Mahasiswa. Dapat dilihat untuk Mahasiswa
yang menjawab tidak pernah menghentikan aktifitas saat melihat penayangan ilan
kopi Kapal Api jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang sering
menghentikan aktifitas saaat melihat penayangan iklan kopi Kapal Api yaitu
sebanyak 49,3% berbanding dengan 5,3%, oleh karenanya dapat disimpulkan
bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah tidak pernah menghentikan aktifitas
saat melihat penayangan ilan kopi Kapal Api, dan tetap melakukan aktifitasnya.
Tabel 21. Melihat Tayangan Iklan Kopi Kapal Api dari Awal Hingga Selesai
No. Melihat Tayangan Iklan kopi Kapal Api
dari awal hingga selesai Jumlah
Persentase
(%)
1 Jarang 56 37,3
2 Kadang-Kadang 46 30,7
3 Sangat Sering 7 4,7
4 Sering 29 19,3
5 Tidak Pernah 12 8,0
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang menjawab jarang
sebanyak 37,3% atau 56 Mahasiswa, sama seperti yang menjawab jarang, yang
menjawab kadang- kadang juga sebanyak 30,7% atau 46 Mahasiswa, menjawab
sangat sering 4,7% atau 7 Mahasiswa, menjawab sering 19,3% atau 29
86
Mahasiswa, sedangkan menjawab tidak pernah 8% atau 12 Mahasiswa. Dapat
dilihat untuk Mahasiswa yang menjawab jarang melihat penayangan iklan kopi
Kapal Api dai awal hingga selesai lebih banyak dibandingkan dengan jawaban
lainnya yaitu sebanyak 56 Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang dijadikan
responden atau sebesar 37,7%, oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jarang melihat penayangan iklan kopi Kapal
Api dari awal hingga selesai.
B. Indikator Interest
Dalam indikator interest, peneliti menggunakan 4 pernyataan dalam kuesioner,
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 22. Melakukan Pencarian Informasi Sebelum Melakukan Pembelian Kopi
Kapal Api Instan
No.
Melakukan Pencarian Informasi Sebelum
Melakukan Pembelian Kopi Kapal Api
Instan
Jumlah Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 4 3
2 Setuju 25 17
3 Netral 49 33
4 Tidak Setuju 32 21
5 Sangat Tidak Setuju 40 27
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 33% atau 49 Mahasiswa, dan 40 responden bersikap sangat tidak setuju.
Dapat dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan
melakukan pencarian informasi sebelum melakukan pembelian kopi Kapal Api
instan lebih banyak dibandingkan dengan jawaban lainnya yaitu sebanyak 49
87
Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang dijadikan responden atau sebesar 33%,
oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
lebih bersikap netral terhadap pernyataan melakukan pencarian informasi sebelum
melakukan pembelian kopi Kapal Api.
Tabel 23. Membeli Kopi Kapal Api Instant Sebagai Suatu Kebutuhan
No. Membeli Kopi Kapal Api Instant Sebagai
Suatu Kebutuhan Jumlah
Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 10 7
2 Setuju 25 17
3 Netral 40 27
4 Tidak Setuju 37 25
5 Sangat Tidak Setuju 38 25
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 27% atau 40 Mahasiswa, dan 38 responden bersikap sangat tidak setuju.
Dapat dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan membeli
kopi Kapal Api instan karena suatu kebutuhan lebih banyak dibandingkan dengan
jawaban lainnya yaitu sebanyak 40 Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang
dijadikan responden atau sebesar 27%, oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih bersikap netral terhadap pernyataan
membeli kopi Kapal Api instan karena suatu kebutuhan.
Tabel 24. Mendapatkan Informasi Mengenai Kopi Kapal Api Instan Melalui
Media Iklan Televisi
No.
Mendapatkan Informasi Mengenai Kopi
Kapal Api Instan Melalui Media Iklan
Televisi
Jumlah Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 20 13
2 Setuju 60 40
88
3 Netral 39 26
4 Tidak Setuju 23 15
5 Sangat Tidak Setuju 8 5
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap setuju
sebanyak 40% atau 60 Mahasiswa, dan 39 responden bersikap netral. Dapat
dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap setuju terhadap pernyataan mendapatkan
informasi mengenai kopi Kapal Api instan melalui media iklan televisi lebih
banyak dibandingkan dengan jawaban lainnya yaitu sebanyak 60 Mahasiswa dati
total 150 Mahasiswa yang dijadikan responden atau sebesar 40%, oleh karenanya
dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih bersikap
setuju terhadap pernyataan mendapatkan informasi mengenai kopi Kapal Api
instan melalui media iklan televisi.
Tabel 25. Sumber Informasi yang Didapat dari Media Televisi Membuat Saya
Tertarik untuk Membeli Kopi Kapal Api Instan
No.
Sumber informasi yang didapat dari
media televisi membuat saya tertarik
untuk membeli kopi kapal api instan
Jumlah Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 9 6
2 Setuju 39 26
3 Netral 53 35
4 Tidak Setuju 35 23
5 Sangat Tidak Setuju 14 9
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 35% atau 53 Mahasiswa, dan 39 responden bersikap sangat setuju.
89
Dapat dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan
pengaruh sumber informasi yang didapat dari media televisi membuat responden
tertarik untuk membeli kopi Kapal Api instan lebih banyak dibandingkan dengan
jawaban lainnya yaitu sebanyak 53 Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang
dijadikan responden atau sebesar 35%, oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih bersikap netral terhadap pernyataan
pengaruh sumber informasi yang didapat dari media televisi membuat responden
tertarik untuk membeli kopi Kapal Api instan.
C. Indikator Desire
Dalam indikator desire, peneliti menggunakan 3 pernyataan dalam kuesioner,
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 26. Seberapa Sering Menonton Televisi
No. Seberapa Sering Menonton TV Jumlah Persentase (%)
1 Jarang 58 38,7
2 Kadang-Kadang 57 3,0
3 Sangat Sering 4 2,7
4 Sering 27 18,0
5 Tidak Pernah 4 2,7
Total 150 100,0
Sumber: Data primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang menjawab jarang
sebanyak 38,7% atau 58 Mahasiswa, yang menjawab kadang- kadang sebanyak
38% atau 57 Mahasiswa, menjawab sangat sering 2,7% atau 4 Mahasiswa,
menjawab sering 18% atau 27 Mahasiswa, sedangkan menjawab tidak pernah
2,7% atau 4 Mahasiswa. Dapat dilihat untuk Mahasiswa yang menjawab jarang
dan kadang- kadang hanya berbeda 1 Mahasiswa saja, namun lebih banyak
90
Mahasiswa yang menjawab jarang menonton televisi, oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jarang menonton
televisi. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya waktu luang atau waktu
bersantai dengan aktivitas mahasiwa yang di dominasi berada di kampus
sepanjang hari (aktivitas perkuliahan) atau juga bekerja bagi yang melakukan
kerja part time sekaligus kuliah.
Tabel 27. Seberapa Sering Menonton Tayangan Iklan di Televisi
No. Seberapa Sering Menonton Tayangan Iklan di
TV Jumlah Persentase (%)
1 Jarang 52 34,7
2 Kadang-Kadang 51 34,0
3 Sangat Sering 8 5,3
4 Sering 37 24,7
5 Tidak Pernah 2 1,3
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas seberapa sering Mahasiswa menonton tayangan iklan di
televisi terlihat jumlah total responden yang menjawab jarang sebanyak 34,7%
atau 52 Mahasiswa, yang menjawab kadang- kadang sebanyak 34% atau 51
Mahasiswa, menjawab sangat sering 5,3% atau 8 Mahasiswa, menjawab sering
24,7% atau 37 Mahasiswa, sedangkan menjawab tidak pernah 1,3% atau 2
Mahasiswa. Dapat dilihat untuk Mahasiswa yang menjawab jarang dan kadang-
kadang hanya berbeda 1 Mahasiswa saja, namun lebih banyak Mahasiswa yang
menjawab jarang menonton tayangan iklan di televisi, oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jarang menonton
tayangan iklan di televisi. Hal ini disebabkan karena jarangnya Mahasiswa UIN
91
Syarif Hidayatullah menonton televisi sehingga menyebabkan jarang pula
Mahasiswa yang menonton tayangan iklan di televisi.
Tabel 28. Seberapa Sering Menonton Iklan Produk Kopi Kapal Api
No. Seberapa Sering Menonton Iklan
Produk Kopi Kapal Api Jumlah
Persentase
(%)
1 Jarang 61 40,7
2 Kadang-Kadang 56 37,3
3 Sangat Sering 5 3,3
4 Sering 24 16,0
5 Tidak Pernah 4 2,7
Total 150 100,0
Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang menjawab jarang
sebanyak 40,7% atau 61 Mahasiswa, yang menjawab kadang- kadang sebanyak
37,3% atau 56 Mahasiswa, menjawab sangat sering 3,3% atau 5 Mahasiswa,
menjawab sering 16% atau 24 Mahasiswa, sedangkan menjawab tidak pernah
2,7% atau 4 Mahasiswa. Dapat dilihat untuk Mahasiswa yang menjawab jarang
lebih banyak dibandingkan untuk jawaban kadang- kadang, oleh karenanya dapat
disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jarang menonton iklan
produk kopi Kapal Api di televisi. Hal ini disebabkan karena jarangnya
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah menonton televisi sehingga menyebabkan
jarang pula Mahasiswa yang menonton tayangan iklan maupun iklan produk kopi
Kapal Api di televisi.
D. Indikator Action
Dalam indikator action, peneliti menggunakan 4 pernyataan dalam kuesioner,
dengan hasil sebagai berikut:
92
Tabel 29. Membeli Kopi Kapal Api Instan Setelah Melihat Iklan Televisi
No. Membeli Kopi Kapal Api Instan Setelah
Melihat Iklan Televisi Jumlah Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 8 5
2 Setuju 23 15
3 Netral 55 37
4 Tidak Setuju 43 29
5 Sangat Tidak Setuju 21 14
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 37% atau 55 Mahasiswa, dan 43 responden bersikap tidak setuju. Dapat
dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan membeli kopi
Kapal Api instan setelah melihat iklan televisi lebih banyak dibandingkan dengan
jawaban lainnya yaitu sebanyak 55 Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang
dijadikan responden atau sebesar 37%, oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih bersikap netral terhadap pernyataan
membeli kopi Kapal Api instan setelah melihat iklan televisi.
Tabel 30. Akan Membeli Kopi Kapal Api Instan dalam Waktu Dekat
No. Akan Membeli Kopi Kapal Api Instan
Dalam Waktu Dekat Jumlah Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 11 7
2 Setuju 22 15
3 Netral 47 31
4 Tidak Setuju 42 28
5 Sangat Tidak Setuju 28 19
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
93
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 31% atau 47 Mahasiswa, dan 42 responden bersikap tidak setuju. Dapat
dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan akan membeli
kopi Kapal Api instan dalam waktu dekat lebih banyak dibandingkan dengan
jawaban lainnya yaitu sebanyak 47 Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang
dijadikan responden atau sebesar 31%, oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih bersikap netral terhadap pernyataan
akan membeli kopi Kapal Api instan dalam waktu dekat.
Tabel 31. Akan Melakukan Pembelian Kopi Kapal Api Instan Bila Kopi Merk
Lain yang Tersedia Telah Habis
No.
Akan melakukan pembelian kopi kapal
api instan bila kopi merk lain yang
tersedia telah habis Jumlah
Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 9 6
2 Setuju 29 19
3 Netral 49 33
4 Tidak Setuju 38 25
5 Sangat Tidak Setuju 25 17
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 33% atau 49 Mahasiswa, dan 38 responden bersikap tidak setuju. Dapat
dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan akan
melakukan pembelian kopi Kapal Api instan bila kopi merk lain yang tersedia
telah habis lebih banyak dibandingkan dengan jawaban lainnya yaitu sebanyak 49
Mahasiswa dati total 150 Mahasiswa yang dijadikan responden atau sebesar 33%,
oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
94
lebih bersikap netral terhadap pernyataan akan melakukan pembelian kopi Kapal
Api instan bila kopi merk lain yang tersedia telah habis.
Tabel 32. Yakin Sudah Mengambil Keputusan yang Tepat Saat Membeli Produk
Kopi Kapal Api Instan.
No.
Yakin sudah mengambil keputusan yang
tepat saat membeli produk kopi kapal api
instan. Jumlah
Persentase
(%)
1 Sangat Setuju 16 11
2 Setuju 40 27
3 Netral 58 39
4 Tidak Setuju 18 12
5 Sangat Tidak Setuju 18 12
Total 150 100,0 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Dari tabel diatas terlihat jumlah total responden yang bersikap netral
sebanyak 39% atau 58 Mahasiswa, dan 40 responden bersikap setuju. Dapat
dilihat untuk Mahasiswa yang bersikap netral terhadap pernyataan yakin sudah
mengambil keputusan yang tepat saat membeli produk kopi Kapal Api instan
lebih banyak dibandingkan dengan jawaban lainnya yaitu sebanyak 58 Mahasiswa
dati total 150 Mahasiswa yang dijadikan responden atau sebesar 39%, oleh
karenanya dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah lebih
bersikap netral terhadap pernyataan yakin sudah mengambil keputusan yang tepat
saat membeli produk kopi Kapal Api instan.
5.4. Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Kopi
Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk mengetahui dan mendapatkan hasil terkait dengan pengaruh media
iklan televisi terhadap keputusan pembelian kopi Kapal Api pada Mahasiswa UIN
95
Syarif Hidayatullah Jakarta maka dilakukan pengujian uji simultan (uji F), uji
parsial (Uji t) dan uji koefisien determinasi (R2).
5.4.1 Hasil Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yaitu iklan media televisi
kopi Kapal Api instan (pictures, seen word, musik, dan bintang iklan) secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (keputusan pembelian
kopi Kapal Api instan), yaitu dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan
Ftabel. Hasil pengolahan Uji F dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Tabel 33. Hasil Pengujian Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 4225,832 4 1056,458 16,183 .000b
Residual 9465,668 145 65,280
Total 13691,500 149
Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 33 dihasilkan nilai Fhitung sebesar
16,183, sedangkan nilai Ftabel sebesar 2,43 (tabel F). maka nilai Fhitung lebih besar
dari Ftabel yaitu 16,183 > 2,43 sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam
uji F, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu iklan media televisi
kopi Kapal Api instan (pictures, seen word, musik, dan bintang iklan) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (keputusan pembelian kopi
Kapal Api instan).
Dilihat dengan nilai signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan yaitu
0,000, sedangkan taraf signifikansi yang peneliti gunakan yaitu 0,05, yang berarti
nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan signifikansi yang
96
digunakan peneliti (0,000< 0,05). Kesimpulan yang sama diperoleh yaitu keempat
variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan yang terdiri dari
pictures (X1), seen word (X2), musik (X3), dan bintang iklan (X4) secara bersama-
sama atau simultan berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel terikat
yaitu keputusan pembelian kopi Kapal Api instan.
Sesuai dengan teori media iklan televisi memiliki kelebihan- kelebihan
dibandingkan dengan media iklan yang lain. Media iklan televisi dapat
memberikan kombinasi tampilan iklan antara suara, gambar, pesan yang
disampaikan hingga penggunaan bintang iklan sehingga komunikasi yang
disampaikan dapat diterima oleh masyarakat. Dalam hal ini kombinasi iklan kopi
Kapal Api pada media televisi yang terdiri dari pictures, seen word, musik yang
disajikan dan juga bintang iklan yang digunakan menyatu dan mampu
mempengaruhi konsumen atau masyarakat dalam memberikan keputusan
pembelian kopi Kapal Api Instan. Baik pictures, seen word, musik yang disajikan
dan juga bintang iklan yang digunakan memiliki fungsi masing- masing dalam
penayangan iklan media televisi, fungsi masing- masing tersebut menyatu
sehingga mampu mempengaruhi masyarakat dan menarik minat beli masyarakat.
Oleh karenanya pictures, seen word, musik yang disajikan dan bintang iklan yang
digunakan memilik peran penting dalam tampilan iklan kopi Kapal Api pada
media televisi.
5.4.2 Hasil Uji t (Uji Parsial)
Untuk mengetahui dan mendapatkan hasil terkait dengan pengaruh media
iklan televisi (pictures, seen word, musik, dan bintang iklan) terhadap keputusan
97
pembelian kopi Kapal Api pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maka dilakukan pengujian uji parsial (uji t). Uji t dilakukan untuk mengetahui
apakah masing- masing variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api
instan (pictures, seen word, musik, dan bintang iklan) berpengaruh nyata terhadap
variabel terikat (keputusan pembelian kopi Kapal Api instan). Dasar pengambilan
keputusan dalam uji t :
Berdasarkan nilai signifikansi :
1. Jika nilai sig. < α (0,05) maka variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
2. Jika nilai sig. > α (0,05) maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel :
1. Jika nilai thitung > ttabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat.
2. Jika nilai thitung < ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.
Tabel 34. Hasil Pengujian Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t
Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3,664 4,283 0,855 0,394
Pictures 0,545 0,342 0,173 1,593 0,113
Seen Word 0,708 0,331 0,198 2,137 0,034
Musik 0,557 0,355 0,170 1,569 0,119
Bintang Iklan 0,203 0,191 0,110 1,061 0,290
Sumber: Data primer (diolah), 2018.
98
5.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan (pictures, seen
word, musik, dan bintang iklan) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian
kopi Kapal Api instan). Tabel di bawah ini akan menunjukkan hasil perhitungan
koefisien determinasi untuk faktor- faktor tersebut.
Tabel 35. Hasil Pengujian Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0,556a 0,309 0,290 8,07963
Sumber: Data Primer (diolah), 2018.
Dari tabel diatas dihasilkan nilai koefisien determinasi dari persamaan
regresi atau R2 adalah sebesar 0,309 atau 31%, yang artinya sebesar 31% variabel
terikat yaitu keputusan pembelian kopi Kapal Api instan dapat dijelaskan oleh
variabel bebas yaitu iklan media televisi kopi Kapal Api instan yang terdiri dari
pictures (X1) , seen word (X2), musik (X3), dan bintang iklan (X4). Sedangkan
sebesar 69% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel di luar penelitian yang tidak
diteliti. Hal ini bisa jadi seperti variabel citra merek dari suatu produk yang
mampu memberikan pengaruh yang lebih kuat, atau bisa juga variabel harga
menjadi persentase terbesarnya mengingat dari segi pendapatan mahasiswa yang
terbatas, di sisi lain variabel promosi juga dirasa bisa memberikan andil pengaruh
yang signifikan mengingat banyak competitor dari suatu produk homogen
dipasaran, atau justru variabel place yang mampu memberikan pengaruh karena
apabila lokasi strategis didukung dengan pendistribusian yang merata maka hal ini
99
akan memudahkan calon konsumen untuk memutuskan membeli produk kapal api
tersebut. Semua hal ini tentunya menjadi sudut pandang peneliti yang beracuan
pada kondisi dilapangan, terlebih peneliti juga masih tergolong mahasiswa yang
masuk kategori young age people, sehingga memiliki perspektif dari sisi calon
konsumen dengan kondisi yang mengharapkan suatu produk bisa menjadi pilihan
apabila mampu memenuhi berbagai keinginan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh media
televisi terhadap keputusan pembelian konsumen studi kasus kopi Kapal Api
instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak adanya pengaruh iklan kopi Kapal Api pada media televisi terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kurangnya attention (kesadaran),
interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan) terhadap iklan
kopi Kapal Api. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya inovasi dalam
iklan tersebut yang menyebabkan banyak responden (Mahasiswa) kurang
interest terhadap iklan yang disampaikan. Di sisi lain intensitas aktivitas
Mahasiswa lebih banyak dihabiskan dikampus membuat kecenderungan
mereka tidak begitu memiliki waktu luang untuk menonton televisi sehingga
persepsi iklan khususnya kopi Kapal Api tidak terlalu memberikan dampak
secara personal kepada Mahasiswa UIN tersebut.
2. Berdasarkan Uji Simultan, variabel Pictures, seen word, musik, dan bintang
iklan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Besarnya pengaruh diperoleh dari hasil uji regresi sebesar 31%,
sedangkan 69% mampu dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian
ini.
101
3. Berdasarkan hasil uji-t menunjukan bahwa;
a. Variabel pictures tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
proses keputusan pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Variabel seen word berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan
pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Variabel musik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
proses keputusan pembelian kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
d. Variabel Bintang iklan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap proses keputusan pembelian kopi Kapal Api instan pada
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6.2. Saran
1. Bagi peneliti berikutnya sebaiknya melakukan penelitian yang lebih baik
dengan mengembangkan variabel-variabel lain seperti faktor kebudayaan,
faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis.
2. Bagi perusahaan kopi Kapal Api, sebaiknya membuat iklan yang lebih kreatif
dari sebelumnya, seperti iklan yang memiliki jalur cerita namun terdapat
bagian per bagian didalamnya secara berkesinambungan, sehingga konsumen
akan mengingatnya dan menunggu bagian iklan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Crow, A., dan Crow. L. 2002. Dalam Sari, Dian Maya. Pengaruh Periklanan
Terhadap Keputusan Pembelian Kartu IM3 Pada PT.Indosat Pekanbaru.
Skripsi. Riau. Manajemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi Dan Sosial.
Djarwanto. 1998. Dalam Fadjarina, January Rizcky. Pengaruh Periklanan dan
Kepercayaan Online Terhadap Proses Keputusan Pembelian Serta
Dampaknya Pada Pembelian Berulang Dalam C2C E-Commerce Tokopedia.
Skripsi. Jakarta. Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Durianto. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Engel, F. James, Roger D., Blackwel., Paul W. Miniard. 2004. Dalam Syarifudin,
Abdul Jalal. Pengaruh Iklan Di Media Televisi Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Top Coffee pada Masyarakat Kelurahan Merjosari
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Skripsi. Malang. Manajemen.
Fakultas Ekonomi
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik. LKiS. Yogyakarta.
Fadjarina, January Rizcky. 2016. Pengaruh Periklanan dan Kepercayaan Online
Terhadap Proses Keputusan Pembelian Serta Dampak pada Pembelian
Berulang dalam C2C E-Commerce Tokopedia [Skripsi]. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jakarta.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian
untuk skripsi, tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Gay, L.R. and Diehl, P.L. 1992. Research Method for Business and Management.
MacMillan Publishing Company. New York.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gie, The Liang. 2002. Administrasi Perkantoran Modern. Liberty. Yogyakarta.
Gujarati, Damodar. 2006. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Hackley, Chris. 2005. Dalam Janna, Miftahul. Pengaruh Iklan Aqua Terhadap
Keputusan Membeli Masyarakat di Kompleks BTN Tritura-Antang Kota
Makassar (Studi Iklan Televisi). Skripsi. Makassar. Ilmu Komunikasi.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Hair J.F. et.al. 1995. Multivariate Data Analysis With Reading Fourth Edition.
Prentice Hall. New Jersey.
Hamid, Abdul. 2007. Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan Pertama. FEIS UIN
Press. Jakarta.
103
Hasan, Ali. 2009. Marketing. Med Press (Anggota IKAPI). Yogyakarta.
Jalal Syarifudin, Abdul. 2014. Pengaruh Iklan Media Televisi Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Top Coffee Pada Masyarakat Kelurahan
Meriosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang [Skripsi]. UIN Maulana
Malik Ibrahim, Fakultas Ekonomi. Malang.
Janna, Miftahul. 2016. Pengaruh Iklan Aqua Terhadap Keputusan Membeli
Masyarakat Di Kompleks Btn Tritura-Antang Kota Makassar (Studi Iklan
Televisi) [Skripsi]. UIN Alauddin Makasar, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. Makasar.
Juliandi, Azuar, Irvan, Saprinal Manurung. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis
(Konsep dan Aplikasi). UMSU Press. Medan.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 2, Alih bahasa
Benyamin Molan. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Erlangga. Jakarta.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13. Erlangga.
Jakarta.
Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Kencana. Jakarta.
Malhotra, Naresh. 1993. Dalam Stefani, Selfi. Analisis Pengaruh Iklan Televisi,
Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Produk Kosmetik Berlabel Halal “Wardah”. Skripsi.
Jakarta. Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Maya Sari, Dian. 2012. Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian
Kartu IM3 pada PT.Indosat Pekanbaru [Skripsi]. UIN Sultan Syarif Kasim
Riau, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. Pekanbaru.
Nazir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Press. Jakarta.
Rossiter, J.R and L. Percy. 2000. Advertising and Promotion Management. Graw
Hill Inc. New York.
Santoso, Singgih dan Tjipto Atmoko. 2008. Buku Latihan SPSS Statistik
Parametik. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen Edisi 7. Indeks. Jakarta.
Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Erlangga. Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES.
Jakarta.
Rahardjo. 2012. Kopi Internasional dan Indonesia. Kanisius. Yogyakarta.
104
Rahardjo Pudji. 2012. Sejarah Kopi dan Panduan Budidaya Pengolahan Kopi
Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.
Stefani, Selfi. 2013. Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser,
Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian pada
Produk Kosmetik Berlabel Halal “Wardah” [Skripsi]. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jakarta.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabet. Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Suhandang, Kustadi. 2005. Periklanan, Manajemen, Kiat dan Strategi. Nuansa
Press. Bandung.
Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Bogor.
Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat dan Regresi untuk Penelitian. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Swastha, Basu. 2003. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan
Modern. Liberty. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2006. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara. Jakarta.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen: Teori, Praktik & Riset Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
www.kapalapiglobal.com diakses pada tanggal 3 Juni 2018 jam 13.05
LAMPIRAN
105
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN KOPI INSTAN (Studi Kasus Kopi Kapal Api Instan
pada Mahasiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Saya Edy Fajar Prasetyo 1111092000059, Mahasiswa Program Sarjana Agribisnis,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya
sangat mengharapkan agar Saudara/i dapat mengisi kuisioner ini dengan benar dan
sungguh- sungguh, karena kuisioner ini merupakan alat bantu penelitian yang bermanfaat
untuk memperoleh data yang akurat dan benar serta dapat menjadi masukan untuk
penulisan skripsi. Atas perhatian dan kesedian meluangkan waktu mengisi kuisioner ini
dengan lengkap, saya ucapkan terima kasih.
No. Responden: .............................. (abaikan)
I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian :
Isilah identitas saudara/i pada titik- titik yang tersedia.
Beri tanda (x) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan Anda.
Fakultas / Jurusan : ..............................
Usia : .............................. Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki / Perempuan
Status Perokok : Aktif / Pasif
1. Pendapatan rata rata per bulan :
a. < Rp.1.000.000
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d. > Rp.3.000.000
106
2. Pengeluaran rata rata per bulan (makan/minum, kos, transport, kebutuhan pribadi,
dll) :
a. < Rp.1.000.000
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d. > Rp.3.000.000
3. Sumber biaya hidup: (boleh lebih dari satu pilihan)
Orang Tua
Part Time/Usaha
Beasiswa
4. Waktu Menyaksikan Televisi: (boleh lebih dari satu pilihan)
Pagi hari (12.01Am - 10.00Am)
Siang hari (10.01Am - 04.00Pm)
Sore hari (04.01Pm - 07.00Pm)
Malam hari (07.01Pm - 12.00Pm)
5. Apakah anda mengkonsumsi kopi instan?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika Ya, Berapa jumlah kopi yang anda konsumsi dalam satu hari?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. > 3 kali sehari
7. Jika Ya, Kopi instan apa yang anda konsumsi…
8. Dari kebiasaan meminum kopi, saya selalu…
a. Selalu minum kopi Kapal Api
b. 1-2 kali minum kopi Kapal Api
c. Lebih dari 2 kali minum kopi Kapal Api
d. Kopi Kapal Api berselingan dengan kopi lain.
9. Jika tidak ada kopi Kapal Api, apa yang anda minum?
a. Tidak minum kopi
b. Minum kopi lain
c. Minum selain kopi
107
I. Daftar Pernyataan Persepsi Iklan Kopi Kapal Api pada Media Televisi Terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Konsep AIDA (Attention,
Interest, Desire, Action)
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (x) pada kolom yang menurut Anda paling tepat. Berikut adalah alternatif
jawaban:
Keterangan:
1. Tidak Pernah (TP)
2. Jarang (J)
3. Kadang-Kadang (K)
4. Sering (S)
5. Sangat Sering (SS)
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
TP J K S SS
Indikator : Desire
1 Seberapa sering anda menonton televisi
2 Seberapa sering anda menonton tayangan iklan
di televisi
3 Seberapa sering anda menonton iklan produk
kopi Kapal Api di televisi
Indikator : Attention
4 Saya melihat penayangan iklan produk kopi
Kapal Api di televisi sambil melakukan
pekerjaan lain.
5 Saya menghentikan aktivitas pada saat saya
menyaksikan iklan produk kopi Kapal Api di
televisi.
6 Saya menonton iklan produk kopi Kapal Api
dari awal hingga selesai.
108
II.Daftar Pernyataan Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian
Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berilah tanda (x) pada kolom yang menurut Anda paling tepat. Berikut adalah alternatif
jawaban:
Keterangan:
1. Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Tidak Setuju (TS)
3. Netral (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS)
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
Indikator : Interest
7 Saya melakukan pencarian informasi terlebih
dahulu sebelum melakukan pembelian kopi
kapal api instan.
8 Saya membeli kopi kapal api instant sebagai
suatu kebutuhan.
9 Saya mendapatkan informasi mengenai kopi
kapal api instan melalui media iklan televisi.
10 Pengaruh sumber informasi yang didapat dari
media televisi membuat saya tertarik untuk
membeli kopi kapal api instan.
Indikator : Action
11 Saya membeli kopi kapal api instan setelah
melihat iklan televisi.
12 Saya akan membeli kopi kapal api instan dalam
waktu dekat.
13 Saya akan melakukan pembelian kopi kapal api
instan bila kopi merk lain yang tersedia telah
habis.
14 Saya yakin sudah mengambil keputusan yang
tepat saat membeli produk kopi kapal api
instan.
Indikator : Kemantapan Pembelian
15 Saya merasa puas setelah melakukan pembelian
kopi kapal api instan.
16 Saya bersedia melakukan pembelian kembali
109
dilain waktu.
17 Saya bersedia merekomendasikan kopi kapal
api instan kepada orang lain.
18 Kopi kapal api instan menjadi pilihan utama
saya pada saat saya membeli kopi instan.
19 Saya tidak akan melakukan pembelian produk
kopi lain bila produk kopi kapal api instan tidak
tersedia.
III. Daftar Pernyataan Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan Pembelian
Kopi Kapal Api Instan pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda (x) pada kolom yang menurut Anda paling tepat.
Berikut adalah alternatif jawaban:
A. Pictures (Iklan Media Televisi Kopi Kapal Api Instan)
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
Indikator : Tampilan Visual
20 Gambar pada tayangan iklan kopi kapal api instan
menarik perhatian.
21 Gambar pada tayangan iklan kopi kapal api instan
memberikan informasi pesan dengan baik.
22 Warna pada tayangan iklan kopi kapal api instan
menarik perharian.
23 Warna pada tayangan iklan kopi kapal api instan
mudah diingat.
24 Anda dapat imajinasikan aroma kopi Kapal Api
instan begitu kuat, menambah stamina dan
memberi semangat
110
B. Seen Word (Iklan Media Televisi Kopi Kapal Api Instan)
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
Indikator : Pesan Tagline
25 Tagline yang disampaikan dalam iklan kopi kapal
api instan “Jelas Lebih Enak” sesuai dengan
realita.
26 Tagline yang disampaikan dalam iklan kopi kapal
api instan “Jelas Lebih Enak” menarik perhatian.
27 Tagline yang disampaikan dalam iklan kopi kapal
api instan “Jelas Lebih Enak” mudah diingat.
28 Tagline yang disampaikan dalam iklan kopi kapal
api instan “Jelas Lebih Enak” singkat dan jelas.
C. Musik (Iklan Media Televisi Kopi Kapal Api Instan)
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
Indikator : Musik Iklan
29 Musik iklan kopi kapal api instan yang
didengarkan mampu mendukung proses
penyampaian pesan dengan baik.
30 Musik iklan kopi kapal api instan yang
didengarkan sesuai dengan tema pada iklan.
31 Musik iklan kopi kapal api instan yang
didengarkan menarik perhatian.
32 Musik yang digunakan dalam iklan kopi kapal api
instan berkesan untuk didengar.
D. Bintang Iklan (Iklan Media Televisi Kopi Kapal Api Instan)
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS N S SS
Indikator : Kecocokan Bintang Iklan
33 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api instan
mampu memainkan peran sesuai dengan ilustrasi.
34 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api instan
mampu menyampaikan pesan dengan baik.
111
35 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api instan
sesuai dengan tema iklan kopi kapal api.
36 Bintang iklan pada iklan kopi Kapal Api
mencerminkan generasi muda saat ini
37 Bintang iklan pada iklan Kopi Kapal Api mewakili
gaya hidup generasi muda
Indikator : Daya Tarik Bintang Iklan
38 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api instan
memiliki gaya yang unik.
39 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api instan
menarik.
40 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api instan
menarik karena terkenal dikalangan generasi muda
“Terima kasih atas Partisipasi dan kerja Sama Anda dalam Pengisian Kuisioner ini”
112
Lampiran 2. Hasil Regresi Linear Berganda Pengaruh Media Iklan Televisi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Instan (studi
kasus kopi Kapal Api instan pada Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .556a ,309 ,290 8,07963 ,309 16,183 4 145 ,000
a. Predictors: (Constant), BINTANG IKLAN, SEEN WORD, MUSIC, PICTURES
b. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 4225,832 4 1056,458 16,183 .000b
Residual 9465,668 145 65,280
Total 13691,500 149
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
b. Predictors: (Constant), BINTANG IKLAN, SEEN WORD, MUSIC, PICTURES
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3,664 4,283 ,855 ,394
PICTURES ,545 ,342 ,173 1,593 ,113 ,402 2,487
SEEN WORD ,708 ,331 ,198 2,137 ,034 ,554 1,804
MUSIC ,557 ,355 ,170 1,569 ,119 ,407 2,458
BINTANG IKLAN ,203 ,191 ,110 1,061 ,290 ,445 2,247
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
113
Lampiran 2. Lanjutan
Coefficient Correlationsa
Model BINTANG IKLAN SEEN WORD MUSIC PICTURES
1 Correlations BINTANG IKLAN 1,000 -,102 -,400 -,306
SEEN WORD -,102 1,000 -,202 -,333
MUSIC -,400 -,202 1,000 -,326
PICTURES -,306 -,333 -,326 1,000
Covariances BINTANG IKLAN ,037 -,006 -,027 -,020
SEEN WORD -,006 ,110 -,024 -,038
MUSIC -,027 -,024 ,126 -,040
PICTURES -,020 -,038 -,040 ,117
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
Collinearity Diagnosticsa
Model
Eigenvalue Condition
Index Variance Proportions
(Constant) PICTURES
SEEN WORD
MUSIC BINTANG
IKLAN
1 1 4,943 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,022 14,964 ,65 ,01 ,02 ,20 ,07
3 ,015 18,329 ,24 ,01 ,74 ,01 ,21
4 ,011 21,165 ,11 ,02 ,05 ,73 ,57
5 ,010 22,710 ,00 ,97 ,19 ,06 ,15
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
114
Lampiran 2. Lanjutan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 205,923 507,114 371,000 532,553 150
Std. Predicted Value
-3,100 2,556 ,000 1,000 150
Standard Error of Predicted Value
,720 3,243 1,388 ,501 150
Adjusted Predicted Value
202,842 506,691 371,330 533,532 150
Residual -
2,504,925 1,710,768 ,00000 797,044 150
Std. Residual -3,100 2,117 ,000 ,986 150
Stud. Residual -3,124 2,134 -,002 1,007 150
Deleted Residual -
2,542,869 1,737,006 -,03303 830,379 150
Stud. Deleted Residual
-3,223 2,160 -,004 1,016 150
Mahal. Distance ,190 23,012 3,973 4,009 150
Cook's Distance ,000 ,176 ,009 ,020 150
Centered Leverage Value
,001 ,154 ,027 ,027 150
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN
115
Lampiran 2. Lanjutan
116
Lampiran 3. Karakteristik Responden
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 1.000.000 73 48,7 48,7 48,7
> 3.000.000 19 12,7 12,7 61,3
1.000.000 - 2.000.000 48 32,0 32,0 93,3
2.000.000 - 3.000.000 10 6,7 6,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Pengeluaran
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 1.000.000 78 52,0 52,0 52,0
> 3.000.000 8 5,3 5,3 57,3
1.000.000 - 2.000.000 56 37,3 37,3 94,7
2.000.000 - 3.000.000 8 5,3 5,3 100,0
Total 150 100,0 100,0
Sumber Biaya Hidup
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Beasiswa 6 4.0 4.0 4.0
Orang Tua 55 36.7 36.7 40.7
Orang Tua, Beasiswa 8 5.3 5.3 46.0
Orang Tua, PartTime / Usaha
34 22.7 22.7 68.7
Orang Tua, PartTime / Usaha, Beasiswa 8 5.3 5.3 74.0
PartTime / Usaha 31 20.7 20.7 94.7
PartTime / Usaha, Beasiswa 8 5.3 5.3 100.0
Total 150 100.0 100.0
117
Lampiran 3. Lanjutan
Waktu Menyaksikan TV
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Malam Hari 99 66,0 66,0 66,0
Pagi Hari 2 1,3 1,3 67,3
Pagi Hari, Malam Hari
16 10,7 10,7 78,0
Pagi Hari, Siang Hari, Malam Hari 1 ,7 ,7 78,7
Pagi Hari, Siang Hari, Sore Hari, Malam Hari
3 2,0 2,0 80,7
Pagi Hari, Sore Hari, Malam Hari 1 ,7 ,7 81,3
Siang Hari 1 ,7 ,7 82,0
Siang Hari, Malam Hari 7 4,7 4,7 86,7
Siang Hari, Sore Hari, Malam Hari
1 ,7 ,7 87,3
Sore Hari 4 2,7 2,7 90,0
Sore Hari, Malam Hari 15 10,0 10,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
Peminum Kopi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 63 42,0 42,0 42,0
Ya 87 58,0 58,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
Jumlah Kopi yang di Konsumsi dalam 1 hari
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 kali sehari 126 84,0 84,0 84,0
2 kali sehari 13 8,7 8,7 92,7
3 kali sehari 7 4,7 4,7 97,3
lebih dari 3 kali sehari 4 2,7 2,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
118
Lampiran 3. Lanjutan Merk Kopi yang di Konsumsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Abc 1 ,7 ,7 ,7
ABC 2 1,3 1,3 2,0
ABC moca 1 ,7 ,7 2,7
Abc susu 1 ,7 ,7 3,3
Abc, kapal api, good day
1 ,7 ,7 4,0
Capuccino 1 ,7 ,7 4,7
Cofeemix 1 ,7 ,7 5,3
Coffee Mix 1 ,7 ,7 6,0
Creamy latte tora bika
1 ,7 ,7 6,7
Ga terlalu suka kopi 1 ,7 ,7 7,3
good day 2 1,3 1,3 8,7
Good day 13 8,7 8,7 17,3
Good Day 3 2,0 2,0 19,3
Good day atau kopi luwak
1 ,7 ,7 20,0
Good day atau luwak white kopi
1 ,7 ,7 20,7
Good Day Cappucinno
1 ,7 ,7 21,3
Good day dan kapal api
1 ,7 ,7 22,0
Good day white coffe cappuccino kapal api
1 ,7 ,7 22,7
Good Day, kapal api 1 ,7 ,7 23,3
Good Day, Kapal Api
1 ,7 ,7 24,0
Gooday 2 1,3 1,3 25,3
Goodday 2 1,3 1,3 26,7
Goodday, nescaffe, kapal api
1 ,7 ,7 27,3
HERBAL 1 ,7 ,7 28,0
indocafe 1 ,7 ,7 28,7
Indocafe 4 2,7 2,7 31,3
indocafe coffeemix 1 ,7 ,7 32,0
Indocafe Coffeemix (klo g salah)
1 ,7 ,7 32,7
indocafe coffemix 1 ,7 ,7 33,3
Indocafe coffemix 1 ,7 ,7 34,0
119
Lampiran 3. Lanjutan Merk Kopi yang di Konsumsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
valid
Indocafe Coffemix 1 ,7 ,7 34,7
Indocaffe cafemix 2 1,3 1,3 36,0
kapal api 2 1,3 1,3 37,3
Kapal api 4 2,7 2,7 40,0
Kapal Api 3 2,0 2,0 42,0
Kapal api dan Abc 1 ,7 ,7 42,7
Kapal api dan good day
1 ,7 ,7 43,3
Kapal api dan Good day
1 ,7 ,7 44,0
kapal api grande 1 ,7 ,7 44,7
Kapal api hitam 1 ,7 ,7 45,3
Kapal api kopi susu 1 ,7 ,7 46,0
Kapal api lampung 1 ,7 ,7 46,7
Kapal api sachet 1 ,7 ,7 47,3
Kapal Api Susu 1 ,7 ,7 48,0
Kapal api tanpa gula
1 ,7 ,7 48,7
Kapal Api, ABC Mocca
1 ,7 ,7 49,3
Kapal api, indocafe 2 1,3 1,3 51,3
Kapal api, indocafe, good day
1 ,7 ,7 52,0
Kapal Api, Indocafe, White Coffee
1 ,7 ,7 52,7
Kapal api, top kopi, indocafe
1 ,7 ,7 53,3
Kapal Api: Kopi susu
1 ,7 ,7 54,0
Kapan Api Mix 1 ,7 ,7 54,7
Kopi ABC 1 ,7 ,7 55,3
Kopi abc susu 1 ,7 ,7 56,0
Kopi ABC susu 1 ,7 ,7 56,7
Kopi Herbal 7 Elemen
1 ,7 ,7 57,3
Kopi hitam 1 ,7 ,7 58,0
kopi hitam kapal api 1 ,7 ,7 58,7
Kopi item 1 ,7 ,7 59,3
Kopi kapal api 4 2,7 2,7 62,0
Kopi Kapal Api 3 2,0 2,0 64,0
kopi kapal api selain kopi hitam
1 ,7 ,7 64,7
120
Lampiran 3. Lanjutan Merk Kopi yang di Konsumsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
valid
Kopi Kapal Api, Kopi Indocafe, Kopi Good Day dll.
1 ,7 ,7 65,3
kopi kapal api, nescafe, good day cappuccino
1 ,7 ,7 66,0
Kopi kpal api 1 ,7 ,7 66,7
Kopi luwak 1 ,7 ,7 67,3
Kopi luwak white coffe
1 ,7 ,7 68,0
Kopi plus gula 1 ,7 ,7 68,7
kopi produksi dari daerah saya
1 ,7 ,7 69,3
Kopi susu 2 1,3 1,3 70,7
Kopi Torabika Cappuccino
1 ,7 ,7 71,3
Kopiko 78 degree 1 ,7 ,7 72,0
Kopi kapal api 1 ,7 ,7 72,7
Luak White Coffe, Good Day, Indocafe, kapal api
1 ,7 ,7 73,3
luwak white coffe 3 2,0 2,0 75,3
Luwak white coffe 4 2,7 2,7 78,0
Luwak white coffe 1 ,7 ,7 78,7
luwak white coffee 1 ,7 ,7 79,3
Luwak white coffee 3 2,0 2,0 81,3
Luwak white coffee, good day, dll
1 ,7 ,7 82,0
luwak white coofe 1 ,7 ,7 82,7
Luwak white koffe 1 ,7 ,7 83,3
Nescafe 2 1,3 1,3 84,7
Nescafe, ABC susu, Luwak, kapal api
1 ,7 ,7 85,3
Nescafe, luwak white coffe
1 ,7 ,7 86,0
Saya sudah tidak minum kopi instant
1 ,7 ,7 86,7
indocaffe 1 ,7 ,7 87,3
Tidak 1 ,7 ,7 88,0
Tidak ada 1 ,7 ,7 88,7
Tidak suka kopi instant
1 ,7 ,7 89,3
Top Kopi 1 ,7 ,7 90,0
Tora bika 1 ,7 ,7 90,7
Tora Bika 1 ,7 ,7 91,3
torabika 1 ,7 ,7 92,0
Torabika 2 1,3 1,3 93,3
121
Lampiran 3. Lanjutan Merk Kopi yang di Konsumsi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
torabika atau gooday
1 ,7 ,7 94,0
Torabika capuccino 1 ,7 ,7 94,7
white cofee 1 ,7 ,7 95,3
valid White coffe 1 ,7 ,7 96,0
White coffe, kopiko, good day
1 ,7 ,7 96,7
white coffee 1 ,7 ,7 97,3
White Coffee 1 ,7 ,7 98,0
White coffee atau kopi susu
1 ,7 ,7 98,7
white coffw 1 ,7 ,7 99,3
White koffe,Indocafe,Kapal Api
1 ,7 ,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Kebiasaan Meminum Kopi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 sampai 2 kali minum Kopi Kapal Api
28 18,7 18,7 18,7
Kopi Kapal Api Berselingan Dengan Kopi Lain
112 74,7 74,7 93,3
Lebih Dari 2 kali minum Kopi Kapal Api
2 1,3 1,3 94,7
Selalu Minum Kopi Kapal Api
8 5,3 5,3 100,0
Total 150 100,0 100,0
Jika Tidak Ada Kopi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Minum Kopi Lain 102 68,0 68,0 68,0
Minum Selain Kopi 36 24,0 24,0 92,0
Tidak minum kopi 12 8,0 8,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
122
Lampiran 4. Persepsi Iklan Kopi Kapal Api pada Media Televisi terhadap
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Seberapa Sering Menonton TV
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Jarang 58 38,7 38,7 38,7
Kadang-Kadang 57 38,0 38,0 76,7
Sangat Sering 4 2,7 2,7 79,3
Sering 27 18,0 18,0 97,3
Tidak Pernah 4 2,7 2,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Seberapa Sering Menonton Tayangan Iklan di TV
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 52 34.7 34.7 34.7
Kadang-Kadang 51 34.0 34.0 68.7
Sangat Sering 8 5.3 5.3 74.0
Sering 37 24.7 24.7 98.7
Tidak Pernah 2 1.3 1.3 100.0
Total 150 100.0 100.0
Seberapa Sering Menonton Iklan Produk Kopi Kapal Api
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Jarang 61 40,7 40,7 40,7
Kadang-Kadang 56 37,3 37,3 78,0
Sangat Sering 5 3,3 3,3 81,3
Sering 24 16,0 16,0 97,3
Tidak Pernah 4 2,7 2,7 100,0
Total 150 100,0 100,0
Melihat Penayangan Iklan Kopi Kapal Api Sambil Melakukan Pekerjaan Lain
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 39 26,0 26,0 26,0
Kadang-Kadang 39 26,0 26,0 52,0
Sangat Sering 18 12,0 12,0 64,0
Sering 42 28,0 28,0 92,0
Tidak Pernah 12 8,0 8,0 100,0
Total 150 100,0 100,0
123
Lampiran 4. Lanjutan.
Menghentikan Aktifitas saat melihat penayangan iklan Kopi Kapal Api
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Jarang 53 35,3 35,3 35,3
Kadang-Kadang 15 10,0 10,0 45,3
Sering 8 5,3 5,3 50,7
Tidak Pernah 74 49,3 49,3 100,0
Total 150 100,0 100,0
Melihat Tayangan Iklan kopi Kapal api dari awal hingga selesai
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Jarang 56 37.3 37.3 37.3
Kadang-Kadang 46 30.7 30.7 68.0
Sangat Sering 7 4.7 4.7 72.7
Sering 29 19.3 19.3 92.0
Tidak Pernah 12 8.0 8.0 100.0
Total 150 100.0 100.0
124
Lampiran 5. Uji Validitas
Pernyataan Hasil Skor Total Keterangan
Pernyataan 1 Pearson Correlation .463** Valid
Sig. (2-tailed) 0.01
Pernyataan 2 Pearson Correlation .720** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 3 Pearson Correlation .562** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 4 Pearson Correlation .426* Valid
Sig. (2-tailed) 0.019
Pernyataan 5 Pearson Correlation .459* Valid
Sig. (2-tailed) 0.011
Pernyataan 6 Pearson Correlation .702** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 7 Pearson Correlation .720** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 8 Pearson Correlation .435* Valid
Sig. (2-tailed) 0.016
Pernyataan 9 Pearson Correlation .396* Valid
Sig. (2-tailed) 0.03
Pernyataan 10 Pearson Correlation .425* Valid
Sig. (2-tailed) 0.019
Pernyataan 11 Pearson Correlation .494** Valid
Sig. (2-tailed) 0.006
Pernyataan 12 Pearson Correlation .675** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 13 Pearson Correlation .580** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 14 Pearson Correlation .587** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 15 Pearson Correlation .738** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 16 Pearson Correlation .636** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 17 Pearson Correlation .644** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 18 Pearson Correlation .560** Valid
125
Lampiran 5. Lanjutan.
Pernyataan Hasil Skor Total Keterangan
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 19 Pearson Correlation .652** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 20 Pearson Correlation .641** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 21 Pearson Correlation .609** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 22 Pearson Correlation .595** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 23 Pearson Correlation .767** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 24 Pearson Correlation .604** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 25 Pearson Correlation .583** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 26 Pearson Correlation .592** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 27 Pearson Correlation .472** Valid
Sig. (2-tailed) 0.008
Pernyataan 28 Pearson Correlation .626** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 29 Pearson Correlation .709** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 30 Pearson Correlation .672** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 31 Pearson Correlation .617** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 32 Pearson Correlation .695** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 33 Pearson Correlation .617** Valid
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 34 Pearson Correlation .502** Valid
Sig. (2-tailed) 0.005
Pernyataan 35 Pearson Correlation .571** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 36 Pearson Correlation .570** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 37 Pearson Correlation .620** Valid
Sig. (2-tailed) 0
126
Lampiran 5. Lanjutan.
Pernyataan Hasil Skor Total Keterangan
Sig. (2-tailed) 0
Pernyataan 38 Pearson Correlation .597** Valid
Sig. (2-tailed) 0.001
Pernyataan 39 Pearson Correlation .487** Valid
Sig. (2-tailed) 0.006
Pernyataan 40 Pearson Correlation .518** Valid
Sig. (2-tailed) 0.003
127
Lampiran 6. T tabel
T tabel = α ; n – variabel bebas - 1
= 0,05 ; 150 – 4 -1
= 0,05 ; 145
= 1.97646 (lihat t tabel)
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
121 0.67652 1.28859 1.65754 1.97976 2.35756 2.61707 3.15895
122 0.67651 1.28853 1.65744 1.97960 2.35730 2.61673 3.15838
123 0.67649 1.28847 1.65734 1.97944 2.35705 2.61639 3.15781
124 0.67647 1.28842 1.65723 1.97928 2.35680 2.61606 3.15726
125 0.67646 1.28836 1.65714 1.97912 2.35655 2.61573 3.15671
126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617
127 0.67643 1.28825 1.65694 1.97882 2.35607 2.61510 3.15565
128 0.67641 1.28820 1.65685 1.97867 2.35583 2.61478 3.15512
129 0.67640 1.28815 1.65675 1.97852 2.35560 2.61448 3.15461
130 0.67638 1.28810 1.65666 1.97838 2.35537 2.61418 3.15411
131 0.67637 1.28805 1.65657 1.97824 2.35515 2.61388 3.15361
132 0.67635 1.28800 1.65648 1.97810 2.35493 2.61359 3.15312
133 0.67634 1.28795 1.65639 1.97796 2.35471 2.61330 3.15264
134 0.67633 1.28790 1.65630 1.97783 2.35450 2.61302 3.15217
135 0.67631 1.28785 1.65622 1.97769 2.35429 2.61274 3.15170
136 0.67630 1.28781 1.65613 1.97756 2.35408 2.61246 3.15124
137 0.67628 1.28776 1.65605 1.97743 2.35387 2.61219 3.15079
138 0.67627 1.28772 1.65597 1.97730 2.35367 2.61193 3.15034
139 0.67626 1.28767 1.65589 1.97718 2.35347 2.61166 3.14990
140 0.67625 1.28763 1.65581 1.97705 2.35328 2.61140 3.14947
141 0.67623 1.28758 1.65573 1.97693 2.35309 2.61115 3.14904
142 0.67622 1.28754 1.65566 1.97681 2.35289 2.61090 3.14862
143 0.67621 1.28750 1.65558 1.97669 2.35271 2.61065 3.14820
144 0.67620 1.28746 1.65550 1.97658 2.35252 2.61040 3.14779
145 0.67619 1.28742 1.65543 1.97646 2.35234 2.61016 3.14739
146 0.67617 1.28738 1.65536 1.97635 2.35216 2.60992 3.14699
147 0.67616 1.28734 1.65529 1.97623 2.35198 2.60969 3.14660
148 0.67615 1.28730 1.65521 1.97612 2.35181 2.60946 3.14621
149 0.67614 1.28726 1.65514 1.97601 2.35163 2.60923 3.14583
150 0.67613 1.28722 1.65508 1.97591 2.35146 2.60900 3.14545
128
Lampiran 7. Ftabel
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk
penyebut
(N2)
df untuk pembilang
(N1) df1= k-1
df2 = n – k
(bebas+terikat)
df 1 = 5-1 = 4
df2 = 150 -5 = 145
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
136 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.77 1
.
7
4
137 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.17 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.
7
4
138 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.
74
139 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.
74
140 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.01 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.
74
141 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.08 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.
74
142 3.91 3.06 2.67 2.44 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.7
4
143 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.7
4
144 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.95 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1.7
4
145 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.86 1.82 1.79 1.76 1
.7
4
146 3.91 3.06 2.67 2.43 2.28 2.16 2.07 2.00 1.94 1.90 1.85 1.82 1.79 1.76 1.
7
4
129
Lampiran 8. r tabel
130
Lampiran 9. Indikator Tampilan Visual
No.
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
% % % % %
1 Gambar pada tayangan iklan kopi
Kapal Api instan menarik perhatian. 7 38 48 7 0
2
Gambar pada tayangan iklan kopi
Kapal Api instan memberikan
informasi pesan dengan baik.
9 44 42 5 0
3 Warna pada tayangan iklan kopi
Kapal Api instan menarik perharian. 10 34 45 9 2
4 Warna pada tayangan iklan kopi
Kapal Api instan mudah diingat. 13 36 41 9 1
5
Anda dapat imajinasikan aroma kopi
Kapal Api instan begitu kuat,
menambah stamina dan memberi
semangat
10 34 36 15 5
131
Lampiran 10. Indikator Pesan Tagline
No.
Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
% % % % %
1
Tagline yang disampaikan dalam iklan
kopi kapal api instan “Jelas Lebih
Enak” sesuai dengan realita.
10 33 48 7 2
2
Tagline yang disampaikan dalam iklan
kopi kapal api instan “Jelas Lebih
Enak” menarik perhatian.
13 43 36 7 1
3
Tagline yang disampaikan dalam iklan
kopi kapal api instan “Jelas Lebih
Enak” mudah diingat.
26 48 22 4 0
4
Tagline yang disampaikan dalam iklan
kopi kapal api instan “Jelas Lebih
Enak” singkat dan jelas.
27 50 21 2 0
132
Lampiran 11. Indikator Musik Iklan
No. Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
% % % % %
1
Musik iklan kopi kapal api instan yang
didengarkan mampu mendukung proses
penyampaian pesan dengan baik.
11 49 32 8 0
2
Musik iklan kopi kapal api instan yang
didengarkan sesuai dengan tema pada
iklan.
11 39 40 10 0
3 Musik iklan kopi kapal api instan yang
didengarkan menarik perhatian. 11 40 38 10 1
4
Musik yang digunakan dalam iklan kopi
kapal api instan berkesan untuk
didengar.
15 35 41 9 0
133
Lampiran 12. Indikator Kecocokan Bintang Iklan dan Daya Tarik Bintang Iklan
No. Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
% % % % %
1
Bintang iklan pada iklan kopi kapal api
instan mampu memainkan peran sesuai
dengan ilustrasi.
10 39 40 9 2
2
Bintang iklan pada iklan kopi kapal api
instan mampu menyampaikan pesan
dengan baik.
9 37 48 5 1
3
Bintang iklan pada iklan kopi kapal api
instan sesuai dengan tema iklan kopi
kapal api.
12 35 47 5 1
4 Bintang iklan pada iklan kopi Kapal Api
mencerminkan generasi muda saat ini 7 33 52 7 1
5 Bintang iklan pada iklan Kopi Kapal
Api mewakili gaya hidup generasi muda 7 30 50 12 1
No. Pernyataan
Sangat Setuju
Setuju Netral Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
% % % % %
1 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api
instan memiliki gaya yang unik. 6 33 49 11 1
2 Bintang iklan pada iklan kopi kapal api
instan menarik. 8 36 47 8 1
3
Bintang iklan pada iklan kopi kapal api
instan menarik karena terkenal dikalangan
generasi muda
12 30 49 8 1