PENGARUH MODEL PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY
LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
KONSEP FLUIDA STATIS
(Quasi Eksperimen di SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang Tahun Ajaran
2019/2020)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ERNA WIDYAWATI
11150163000053
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M/1441 H
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
ERNA WIDYAWATI (11150163000053), Pengaruh Model Process Oriented
Guided Inquiry Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Konsep
Fluida Statis. Skripsi Program Studi Tadris Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Latar belakang pada penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran yang
kurang sesuai dengan pembelajaran fisika yang menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung dan hanya difokuskan kepada kemampuan kognitif
saja. Hal ini yang menyebabkan keterampilan proses sains siswa berada pada
kategori rendah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) terhadap
keterampilan proses sains pada konsep fluida statis. Penelitian dilaksanakan di
SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang pada bulan Oktober 2019 dengan sampel
berjumlah 68 siswa yang diperoleh secara purposive sampling dari seluruh kelas
XI IPA yang berjumlah 178 siswa. Pengujian hipotesis hasil posttest
menggunakan uji-t pada 𝛼 = 0,05 menunjukkan nilai sig. (2-tailet) sebesar 0,011
dengan kesimpulan 𝐻1 diterima dan 𝐻0 ditolak. Artinya penggunaan model
POGIL berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida
statis. Nilai N-gain kelas eksperimen 0,37 dengan kategori rendah dan N-gain
kelas kontrol 0,27 dengan kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen meningkat lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Hapir seluruh siswa kelas eksperimen (81%) tertarik dengan
pembelajaran fisika menggunakan model POGIL.
Kata Kunci: Model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL),
Keterampilan Proses Sains, Konsep Fluida Statis.
v
ABSTRACT
ERNA WIDYAWATI (11150163000053), The Influence Of Process Oriented
Guided Inquiry Learning Model To The Skills Of The Science Process On The
Static Fluid Concept. Undergraduate Thesis of Physics Education Program,
Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2020.
The background in this research is the application of learning models that are
less compatible with learning physics that emphasizes providing direct experience
and only focused on cognitive abilities. This is why students' science process skills
are in the low category. The purpose of this research was to determine the effect
of the Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) model on science
process skills on static fluid concepts. The study was conducted at SMA Negeri 28
Tangerang in October 2019 with a total sample of 68 students were obtained by
purposive samplng from entire class XI Sciences amounting to 178 students.
Hypothesis testing of posttest results using t-test at α = 0.05 indicates the value of
sig. (2-tailet) of 0.011 with the conclusion that 𝐻1 is accepted and 𝐻0 is rejected.
This means that the use of the POGIL model influences students' science process
skills on the concept of static fluid. The N-gain value of the experimental class is
0.37 with the low category and N-gain of the control class is 0.27 with the low
category. This shows that the science process skills of the experimental class
students increased higher than the control class. Almost all students of the
experimental class (81%) were interested in learning physics using the POGIL
model.
Keywords: Process Oriented Guided Inquiry Learning Model, The Skills Of The
Science Process, Static Fluid Concept.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segara rahmat serta karunianya sehingga skripsi yang berjudul
“Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Konsep Fluida Statis” dapat diselesaikan
dengan sebagaimana mestinya. Sholawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan
kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, dan kita sebagai umatnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Segala kelancaran dalam
penyusunan tidak terlepas dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ibu Dr. Sururin, M.Ag.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing skripsi, bapak
Iwan Permana Suwarna, M.Pd yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan waktu, pengarahan, dan bimbingan dengan penuh
kesabaran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
3. Dosen pembimbing akademik ibu Kinkin Suartini, M.Pd yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan selama perkuliahan.
4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya program studi tadris fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
5. Para ahli yang telah memberikan kritik dan saran agar instrumen penelitian
yang digunakan lebih baik.
6. Kepala SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang bapak Drs. H. Heru Prasusi,
M.Pd yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian
di sekolah tersebut.
vii
7. Guru bidang studi fisika kelas XI MIA ibu Ria Aprilina, M.Pd yang telah
memberikan segenap waktu dan bimbingan kepada penulis.
8. Seluruh jajaran guru, staf, dan siswa-siswi khususnya kelas XI MIPA SMA
Negeri 28 Kabupaten Tangerang yang telah membantu proses penelitian
skripsi ini.
9. Kedua orang tua tercinta ayahanda Sardi dan ibunda Tentrem Astuti yang rela
memberikan apapun yang dibutuhkan oleh anaknya, mendidik dengan penuh
rasa kasih sayang, dan menjadi motivasi terbesar untuk segera menyelesaikan
skripsi.
10. Segenap keluarga khususnya adik tercinta Deri Sulistyo yang senantiasa selalu
mendo’akan penulis agar dilancarkan dalam segala urusannya.
11. Teman seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2015 yang telah memberikan
bantuan apapun berupa saran, motivasi, dan inspirasi.
12. Sahabat tercinta Aulia Agustini, Silva Isfahani, Nia, dan Abdul Haris yang
selalu ada disetiap suka maupun duka, memberikan saran-saran terbaik kepada
penulis dengan penuh rasa sabar, dan menjadi motivasi terbesar kedua setelah
orang tua untuk segera menyelesaikan skripsi.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan kemampuan dan keterbatasan telah berusaha semaksimal
mungkin dalam penyelesaian skripsi ini. Atas segala kerendahan hati, penulis
menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik,
semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Januari 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI....................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................................... 8
A. Deskripsi Teoritik......................................................................................... 8
B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................. 26
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 28
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 30
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................... 30
C. Prosedur Penelitian..................................................................................... 31
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 32
E. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 33
ix
G. Instrumen Penelitian................................................................................... 34
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 45
I. Hipotesis Statistika ..................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 50
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 50
1. Kondisi Keterampilan Proses Sains Sebelum Perlakuan........................ 50
2. Kondisi Keterampilan Proses Sains Setelah Perlakuan .......................... 54
3. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa ...................................... 58
4. Peningkatan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa ........................... 59
5. Hasil Analisis Angket Respon Siswa ..................................................... 60
6. Hasil Uji Prasyarat .................................................................................. 61
7. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 71
A. Kesimpulan ................................................................................................ 71
B. Saran-saran ................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Fluida Statis .................................................................. 18
Gambar 2.2 Gaya Apung yang Dialami Benda ..................................................... 22
Gambar 2.3 Keadaan benda terapung, melayang, dan tenggelam ........................ 23
Gambar 2.4 Tegangan Permukaan Zat Cair .......................................................... 24
Gambar 2.5 Kenaikan Zat Cair pada Pipa Kapiler ................................................ 25
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................. 29
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................ 32
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ............................................................................ 50
Gambar 4.2 Diagram Batang Skor Rata-rata Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ...................................................................................... 51
Gambar 4.3 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Aspek Keterampilan Proses
Sains Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............. 53
Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ..................................................................... 54
Gambar 4.5 Diagram Batang Skor Rata-rata Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ...................................................................................... 55
Gambar 4.6 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Aspek Keterampilan Proses
Sains Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............. 57
Gambar 4.8 Diagram Batang Hail Rata-rata N-gain Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ...................................................................................... 58
Gambar 4.9 Diagram Batang Hasil Rata-rata N-gain Aspek Keterampilan Proses
Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .................................... 60
Gambar 4. 10 Diagram Batang Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model
Process Oriented Guided Inquiry Learning pada Konsep Fluida
Statis ................................................................................................. 61
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains .................................................... 15
Tabel 2.2 Massa Jenis Beberapa Zat ..................................................................... 19
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ..................... 30
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 33
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ............................. 34
Tabel 3.4 Kategori Validitas Konstruk ................................................................. 39
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................... 39
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes ......................................... 39
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Isi ............................................................................ 40
Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ................................................ 41
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................. 42
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 42
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ..................................................................... 43
Tabel 3.12 Klasifikasi Indeks Kesukaran.............................................................. 44
Tabel 3.13 Hasil Uji Taraf esukaran ..................................................................... 44
Tabel 3.14 Kisi-kisi Angket Respon Siswa........................................................... 44
Tabel 3.15 Klasifikasi Nilai N-gain ...................................................................... 48
Tabel 3.16 Konversi Skala Likert.......................................................................... 48
Tabel 3.17 Interpretasi Persentase Angket ............................................................ 49
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen............................................................................. 51
Tabel 4.2 Hasil Pretest Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen............................................................................. 52
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen............................................................................. 55
Tabel 4.4 Hasil Pretest Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen............................................................................. 56
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata N-gain kelas kontrol dan Kelas Eksperimen ................ 58
xii
Tabel 4.6 Hasil Rata-rata N-gain Aspek Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen............................................................................. 59
Tabel 4.7 Respon Siswa terhadap Penerapan Model Process Oriented Guided
Inquiry pada Konsep Fluida Statis .......................................................... 60
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................. 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................................. 62
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest .................................................... 63
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan ...................... 77
Lampiran A.2 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan ................................ 82
Lampiran A.3 RPP Kelas Eksperimen .................................................................. 84
Lampiran A.4 RPP Kelas Kontrol ....................................................................... 115
Lampiran A.5 Soal Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................... 137
Lampiran A.6 Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 147
Lampiran A.7 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 149
Lampiran A.8 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ...................................... 150
Lampiran A.9 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ............................................. 165
Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ............................... 177
Lampiran B.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .............................................. 180
Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ....................................... 208
Lampiran B.4 Instrumen Tes yang Digunakan ................................................... 224
Lampiran B.5 Instrumen Nontes ......................................................................... 240
Lampiran B.6 Lembar Uji Validasi Materi ......................................................... 242
Lampiran B.7 Lembar Uji Validasi Konstruk ..................................................... 245
Lampiran B.8 Lembar Validasi Bahasa .............................................................. 248
Lampiran B.9 Lembar Validasi Instrumen Nontes (Angket) .............................. 251
Lampiran C.1 Hasil Pretest ................................................................................. 253
Lampiran C.2 Hasil Posttest ............................................................................... 255
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per-Indikator Keterampilan Proses Sains.......... 257
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest ........................................................ 274
Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest....................................................... 277
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest .................................................... 280
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ................................................... 281
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest........................................................... 282
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ......................................................... 283
Lampiran C.10 Uji N-gain .................................................................................. 284
Lampiran C.11 Uji Hipotesis N-gain .................................................................. 286
xiv
Lampiran C.12 Hasil Peningkatan per aspek KPS .............................................. 287
Lampiran C.13 Hasil Angket Siswa .................................................................... 295
Lampiran D.1 Surat Izin Penelitian ..................................................................... 298
Lampiran D.2 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 299
Lampiran D.3 Uji Referensi ................................................................................ 300
Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Penulis ..................................................... 309
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan perpaduan dari beberapa
keterampilan. Keterampilan proses sains meliputi keterampilan fisik dan mental
terkait dengan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan
diaplikasikan dalam kegiatan ilmiah untuk menemukan sesuatu yang baru.1
Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan kognitif, manual, dan sosial.
Keterampilan kognitif terlibat ketika siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual terlibat ketika siswa menggunakan alat dan bahan,
melakukan pengukuran, penyusunan atau perakitan alat saat eksperimen.
Keterampilan sosial terlibat saat siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam
proses pembelajaran.2
Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan siswa sebagai alat untuk
memahami sains, pendukung pengembangan kemampuan berbahasa melalui
aktifitas berdiskusi, sarana mengembangkan sikap rasa ingin tahu.3 Selain itu KPS
sangat diperlukan untuk mendapatkan pengetahuan dengan melibatkan siswa
secara aktif melalui pengamatan dan eksperimen untuk menjelaskan fenomena-
fenomena alam yang terjadi.4 Namun, pada kenyataannya keterampilan proses
sains siswa masih tergolong rendah. Penelitian yang dilaukan oleh Ahmad
Yadaeni, Sentot Kusairi, dan Parno menyatakan bahwa keterampilan proses sains
siswa masih rendah dengan skor rata-rata 6,67 pada skala 0-12.5 Hasil penelitian
1 Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Peserta Didik dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1986), h. 17. 2 Nur Yani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM, 2005),
h. 78. 3 Iis Rinsiyah, Pengembangan Modul Fisika Berbasis CTL untuk Meningkatkan KPS dan
Sikap Ilmiah Siswa Madrasah Aliyah, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains 4 (2), 2016, h. 153. 4 Emi Sulistri, Haris Rosdianto, dan Wulan Lestari, Keterampilan Proses Sains (KPS)
dengan Model Predict Observe and Explain (POE) pada Materi Energi, Jurnal Vol. 1 No. 2, 2018,
h. 67. 5 Ahmad Yadaeni, Sentot Kusairi, dan Parno, Penguasaan Konsep dan Keterampilan
Proses Sains Siswa Kelas XII pada Materi Fluida Statis, Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 3, 2018, h.
357.
2
yang dilakukan oleh Aditya Rahman pada tahun 2017 menyatakan bahwa
keterampilan proses sains siswa rendah di beberapa aspek seperti aspek
mengamati, klasifikasi, memprediksi, interpretasi, dan menggunakan alat.6
Penelitian lain yang dilakukan oleh Evriani, Yudhi, dan Riski pada tahun 2017
menyatakan bahwa peningkatan keterampilan proses sains pada aspek melakukan
percobaan masih rendah.7 Aspek KPS lainnya yang masih tergolong rendah pada
penelitian yang dilakukan oleh Ai Hayati Rahayu dan Poppy Anggraeni tahun
2017 yaitu aspek mengukur, mengidentifikasi variabel, melakuan eksperimen,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.8
Rendahnya keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kurikulum atau sistem pendidikan,
penerapan model atau metode pembelajaran, sumber belajar, sarana pendidikan,
dan lain-lain.9 Proses pembelajaran di kelas tidak terlepas dari model
pembelajaran yang diterapkan. Model dan metode pembelajaran yang digunakan
belum sesuai dengan pembelajaran fisika yang menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung.10
Selain itu proses pembelajaran yang dilakukan
belum memfasilitasi siswa untuk memiliki keterampilan dan sikap positif. 11
Siswa
hanya difokuskan pada kemampuan kognitif dan tidak diberi kesempatan untuk
melatih berbagai keterampilan seperti keterampilan proses sains.12
Suatu hal yang
memprihatinkan jika KPS tidak dilatih dan tidak dijadikan penilaian dalam
pembelajaran sains khususnya fisika. Jika proses pembelajaran yang diterapkan
tidak dapat mengembangkan keterampilan proses sains, dikhawatirkan siswa tidak
6 Aditya Rahman dkk., Profil Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa di SMP
Satu Atap Pulau Tunda, SEJ vol. 7 (1), 2017, h. 3. 7 Evriani, Yudi Kurniawan, dan Riski Muliyani, Peningkatan Keterampilan Proses Sains
(KPS) Terpadu Melalui Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Dengan Strategi Student
Generated Respresentation (SGRS), JPF Vol. V No. 2, 2017, h. 123. 8 Ai Hayati Rahayu dan Poppy Anggraeni, Analisis Profil Keterampilan Proses Sains Siswa
di Kabupaten Sumedang, Jurnal Vol. V No. 2, 2017, h. 30. 9 Puji Eka Ningsih, Siswoyo, dan I Made Astra, Pengaruh Metode POGIL (Process
Oriented Guided Inquiry Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Suhu
dan Kalor Kelas X SMA, Jurnal Vol. IV, 2015, h. 68 10
Emi Sulistri dkk., loc.cit. 11
Adelia Alfama Zamista dan Ida Kaniawati, Pengaruh Model Pembelajaran POGIL
terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran
Fisika, Edusains, 7 (2), 2015, h. 192. 12
Ibid.
3
mampu memahami bagaimana terbentuknya hukum, teori, maupun rumus-rumus
yang telah ada.13
Salah satu cara agar dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa
yaitu dengan menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) saat proses pembelajaran di kelas. Model POGIL merupakan model
pembelajaran yang efektif yang menekankan proses untuk mendapatkan
pengetahuan berdasarkan kontruktivisme dan mengaitkan pengetahuan dengan
pengalaman.14
Pembelajran dengan menggunakan model POGIL dapat
mengembangkan keterampilan siswa dan dapat membangun pengetahuan
metakognitif.15
Langkah-langkah pembelajaran model POGIL memuat
keterampilan-keterampilan yang terdapat pada KPS seperti membuat hipotesis,
merencarakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, memprediksi,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan data percobaan secara lisan maupun
tulisan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa model POGIL mampu menumbuhkan keterampilan proses sains.16
Model
POGIL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter siswa.17
Selain itu, POGIL dapat meningkatkan prestasi siwa saat ujian dan menyediakan
keadaan kelas yang interaktif pada pelajaran fisika.18
Oleh sebab itu, peneliti akan
menggunakan model POGIL untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa
pada pembelajaran fisika.
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang penting untuk dipelajari.
Penguasaan konsep fisika diperlukan siswa untuk menjelaskan fenomena alam
dan memecahkan masalah di sekitar mereka.19
Salah satu konsep dalam pelajaran
13
Emi Sulistri, opcit., h. 66. 14
Adelia Alfama Zamista, loc.cit. 15
Ibid. 16
Rustam dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) Terhadap Pemahaman Konsep Ipa, Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Smp Negeri 3 Pringgabaya Lombok Timur, Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA, Vol 3 (2), 2017, h. 33. 17
Mohammad Tofan Hanib dkk., Penerapan Pembelajaran Process Oriented Guided
Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Karakter Siswa Kelas X,
Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 1, 2017, h. 22. 18
Puji Eka dkk., loc.cit. 19
Ahmad Yadaeni, Sentot Kusairi, dan Parno, Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai
Konsep Fluida Statis, Semnas Pendidikan IPA Vol. 1, 2016, h. 59.
4
fisika yaitu fluida statis. Kompetensi dasar pada konsep fluida statis yaitu siswa
dapat merencanakan dan melakukan percobaan serta mempresentasikan
hasilnya.20
Kompetensi dasar tersebut membutuhkan keterampilan proses sains
agar siswa dapat mencapainya. Namun hasil penelitian yang dilakuan oleh Ahmad
Yadaeni menyatakan bahwa peningkatan aspek-aspek keterampilan proses sains
pada konsep fluida statis masih tergolong rendah.21
Bahkan fluida statis
merupakan salah satu materi fisika yang berada pada tingkatan sangat sulit untuk
dipelajari oleh siswa.22
Siswa mengalami kesulitan pada konsep tekanan
hidrostatis sebesar 39% dan hukum pascal sebesar 42%.23
Belum banyak yang
menerapkan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains di sekolah
khususnya pada konsep fluida statis. Berdasarkan hasil wawancara guru Fisika di
SMAN 28 Kabupaten Tangerang menyatakan bahwa saat pembelajaran siswa
tidak melakukan percobaan yang berhubungan dengan konsep-konsep fluida statis
dan hanya ditekankan pada latihan soal.24
Oleh karena itu, peneliti akan
melakukan penelitian ini pada konsep fluida statis.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan peneliti ingin mengetahui
apakah dengan menerapkan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) dapat mempengaruhi keterampilan proses siswa pada konsep fluida
statis. Oleh sebab itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry Learning Terhadap
Keterampilan Proses Sains Siswa Konsep Fluida Statis”.
20 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Fisika, (Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017), h. 18. 21
Ahmad Yadaeni, dkk., Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
XII pada Materi Fluida Statis, Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 3, 2018, h. 357. 22
Yusrizal, Analysis Of Difficulty Level Of Physics National Examination’s Questions, JPII
5 (1), 2016, 140. 23
Ahmad Yadaeni dkk., opcit., h. 361. 24
Studi Pendahuluan Hasil Wawancara Guru Fisika, SMAN 28 Kabupaten Tangerang,
2019.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Keterampilan proses sains siswa masih tergolong rendah pada konsep fluida
statis.
2. Model pembelajaran yang digunakan belum melibatkan siswa secara aktif.
3. Model pembelajaran yang digunakan belum mengembangkan keterampilan
proses sains, namun hanya berfokus untuk meningkatkan kemampuan
kognitif siswa saja.
4. Siswa tidak memiliki ketertarikan saat proses pembelajaran fisika.
5. Siswa mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan sehingga tidak dapat
mencapai kompetensi pada konsep fluida statis.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah agar penelitian lebih terarah dan menghindari
perluasan masalah yang dikaji. Berikut batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Aspek keterampilan proses sains yang diukur merujuk kepada indikator
pembelajaran yang telah ditetapkan dan berdasarkan rumusan indikator KPS
oleh Rustaman dkk yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, membuat
hipotesis, menginterpretasi, memprediksi, merencanakan percobaan,
menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan.
2. Model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) yang diterapkan
untuk menunjang tercapainya indikator pembelajaran terdiri dari 5 tahapan
yaitu orientasi, eksplorasi, penemuan konsep, aplikasi, penutup.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model Process Oriented Guided Inquiry Learning
terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA Negeri 28 Kabupaten
Tangerang pada konsep fluida statis?
6
2. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA
Negeri 28 Kabupaten Tangerang pada konsep fluida statis setelah melakukan
pembelajaran menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry
Learning?
3. Bagaimana respon siswa kelas XI SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang
terhadap penggunaan model Process Oriented Guided Inquiry Learning pada
konsep fluida statis?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh model Process Oriented Guided Inquiry Learning
terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA Negeri 28 Kabupaten
Tangerang pada konsep fluida statis.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas XI SMA
Negeri 28 Kabupaten Tangerang pada konsep fluida statis setelah melakukan
pembelajaran menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry
Learning.
3. Mengetahui respon siswa kelas XI SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang
terhadap penggunaan model Process Oriented Guided Inquiry Learning pada
konsep fluida statis.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi
dalam proses penilaian siswa pada mata pelajaran fisika.
2. Bagi guru fisika, diharapkan dapat menjadi sebuah referensi tentang variasi
model pembelajaran yang inovatif dan kreatif serta penilaian keterampilan
proses sains siswa.
7
3. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi belajar,
memberikan pengalaman belajar menggunakan model POGIL, dan
meningkatkan keterampilan proses sains.
4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran
Model dimaknai sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk
mepresentasikan sesuatu hal. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas guna menentukan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti buku,
film, komputer, dan lain-lain.1
Soekamto dkk mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapat tujuan pembelajaran tertentu, berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Arends (1997), istilah model
pembelajaran mengarah pada sesuatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk
tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. 2
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode atau prosedur. Berikut ciri-ciri model pembelajaran menurut
Kardi dan Nur (2000):3
a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
c. Tingkah laku pengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
1 Trianto, M.Pd., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana,
2009), h. 21-22. 2 Ibid.
3 Ibid., h. 23.
9
Menurut Nieveen (1999) selain memiliki ciri khusus, model pembelajaran
dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Sahih (valid)
Aspek validitas berkaitan dengan apakah model yang dikembangkan
didasarkan pada rasional teoritis yang kuat dan apakah terdapat konsistensi
internal.
b. Praktis
Aspek praktis dapat terpenuhi jika para ahli dan praktisi menyatakan bahwa
apa yang dikembangkan dapat diterapkan serta kenyataan menunjukkan
bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan.
c. Efektif
Model pembelajaran dikatakan efektif jika para ahli dan praktisi berdasarkan
pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif dan secara
operasional memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Pendapat lain yang disampaikan oleh Khabibah (2006) yaitu tingkat
kelayakan model pembelajaran untuk aspek validitas dibuthkan ahli dan praktisi
untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk
aspek praktis dan efektif diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk
melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu, perlu
dikembangkan pula instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
2. Model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
a. Pengertian Model POGIL
Model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) merupakan
pengembangan dari model guided inquiry yang menggabungkan inkuiri
terbimbing dan pendekatan kooperatif.4 Model pembelajaran POGIL merupakan
model pembelajaran yang menekankan pada proses kontruktivisme yang
memfasilitasi siswa untuk melatih keterampilan proses, membangun kemampuan
4 Mohammad Tofan Hanib dkk., Penerapan Pembelajaran Process Oriented Guided
Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Karakter Siswa Kelas X,
Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 1, 2017, h. 23.
10
kognitif secara mandiri, dan menumbuhkan sikap positif.5 Model POGIL
memberikan kesempatan bagi guru untuk mengajarkan konten pembelajaran dan
keterampilan secara bersamaan yang bertujuan untuk membuat siswa bertanggng
jawab membangun pengetahuannya sendiri, interaktif dalam berpikir, dan
merefleksikan hasil pembelajaran.6
b. Tujuan dan Manfaat Model POGIL
Tujuan penerapan model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) yang termuat dalam jurnal karya Adelia (2015) antara lain sebagai
berikut:7
1) Membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan interaksi antarsiswa dan interaksi antara guru dengan siswa.
3) Mengembangakan keterampilan proses sains, keterampilan berpikir, dan
keterampilan menyelesaikan masalah.
4) Menumbuhkan sikap positif pada diri siswa.
5) Mengaitkan pembelajaran dengan teknologi informasi.
6) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan kinerja dalam kelompok.
7) Mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai materi
pembelajaran.
Adapun manfaat dari penerapan model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) yaitu:8
1) Dapat meningkatkan prestasi siswa.
2) Meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
3) Menjadikan keadaan kelas yang lebih interaktif.
4) Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengajarkan konten pembelajaran
dan keterampilan proses secara bersamaan.
5 Adelia Alfama Zamista dan Ida Kaniawati, Pengaruh Model Pembelajaran POGIL
terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran
Fisika, Edusains, 7 (2), 2015, h. 192. 6 Puji Eka Ningsih dkk., Pengaruh Metode POGIL (Process Oriented Guided Inquiry
Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Suhu Dan Kalor Kelas X
SMA, Seminar Nasional Fisika vol. IV, 2015, h. 68-69. 7 Adelia Alfama Zamista, loc.cit.
8 Ibid.
11
5) Dapat menyempurnakan pemahaman, melatih keterampilan, dan
merefleksikan peningkatan pembelajaran.
c. Langah-langkah Model POGIL
Berikut langkah-langkah model Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL):9
1) Orientasi (Orientation)
Pada tahapan orientasi mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pelajaran,
memberikan motivasi, menghubungkan materi dengan pengetahuan
sebelumnya, menciptakan minat dan rasa ingin tahu.
2) Eksplorasi (Exploration)
Tahapan ini siswa diberikan tugas berupa serangkaian pertanyaan yang
mengarah pada tujuan pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman
konsep yang lebih mendalam. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan
percobaan, mengumpulkan data, memeriksa informasi data, dan menguji
hipotesis.
3) Penemuan Konsep (Concept Invention)
Dari tahapan sebelumnya dengan bimbingan yang efektif dari guru,
diharapkan siswa dapat memprediksi, menyimpulkan, membentuk dan
menemukan konsep berdasarkan pemahaman mereka. Guru dapat
memberikan informasi tambahan atau pengenalan istilah konsep yang sedang
dipelajari tetapi pemahaman konsep harus ditemukan oleh siswa sendiri.
4) Aplikasi (Application)
Setelah konsep dipahami kemudian diperkuat dalam tahap aplikasi. Tahap
aplikasi melibatkan pengetahuan siswa untuk menyelesaikan masalah atau
situasi yang baru dan berbeda.
5) Penutup (Closure)
Pada tahap penutup kegiatan yang dilakukan adalah merefleksikan apa yang
telah dipelajari, memvalidasi hasil yang telah dicapai oleh siswa, dan
9 David M. Hanson, Designing Process-Oriented Guided-Inquiry Activities, (Stony Brook
University: Pacific Crest, 2005), h. 1-2.
12
kemudian memberikan penilaian kinerja siswa dalam belajar. Validasi dapat
dilakukan dengan cara melaporkan hasil temuannya kepada teman dan guru
untuk memperoleh umpan balik mengenai isi dan kualitas.
Pembelajaran dimulai dengan penyajian masalah oleh guru yang membangun
konflik pada siswa sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Selanjutnya siswa merancang kegiatan yang dapat menyelesaikan
masalah dengan bimbingan guru. Seiring dengan proses berlangsung, siswa tidak
hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga mengembangan keterampilan seperti
keterampilan proses sains.10
d. Peran Guru dan Siswa dalam Model POGIL
Guru tidak berperan sebagai ahli yang mentransfer pengetahuan melainkan
sebagai pembimbing siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Berikut
empat peran utama guru dalam proses pembelajaran menggunakan model
POGIL:11
1) Guru sebagai pemimpin (leader), menciptakan perangkat pembelajaran,
membuat skenario, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan kriteria
perilaku siswa yang dianggap sukses mengikuti pembelajaran.
2) Guru sebagai pengawas (monitoring/assessor), mengatur sirkulasi
pembelajaran di kelas dengan memperhatikan siswa baik secara individu
maupun kelompok.
3) Guru sebagai fasilitator bertugas menimbulkan konfllik kognitif pada siswa
melalui pertanyaan, memberikan sebuah analogi, menyajikan vidio, atau
kegiatan sederhana, agar menumbuhkan motivasi siswa untuk mengetahui apa
yang mereka butuhkan selama pembelajaran.
4) Guru sebagai evaluator, peran ini dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran
yaitu memberikan evaluasi atau penilaian kepada siswa baik secara individu
maupun kelompok mengenai kegiatan yang telah dilakukan.
10
Ibid. 11
Adelia Alfama Zamista, op.cit., h. 193.
13
Model pembelajaran POGIL mampu melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran di kelas. Hampir seluruh kegiatan dilakukan secara
berkelompok oleh siswa guna meningkatkan keterlibatan siswa karena adanya
pemberian tanggung jawab. Peran siswa saat pembelajaran menggunakan model
POGIL yaitu:12
1) Manager, siswa berperan mengatur kelompok dan menjamin seluruh anggota
kelompok bertanggung jawab atas tugas yang diberikan serta berkontribusi
dalam kelompok.
2) Reflector/Technician, siswa bertugas mengawasi dinamika kelompok, sikap
setiap anggota kelompok dalam menghargai proses pembelajaran dan strategi
kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan/persoalan.
3) Recorder, pada peran ini siswa bertugas mencatat nama dan peran dari
anggota kelompok, mencatat jawaban dan penjelasan dari setiap persoalan.
4) Presenter, siswa mempresentasikan laporan secara verbal atas nama
kelompok di depan kelas.
3. Keterampilan Proses Sains (KPS)
Keterampilan merupakan kemampuan menggunaan pikiran, nalar, dan
perbuatan untuk mencapai tujuuan tertentu. Proses adalah suatu perangkat
keterampilan yang digunakan ilmuan dalam melakukan penelitian ilmiah.
Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan
kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam
kegiatan ilmiah untuk menemukan sesuatu yang baru.13
Pada dasarnya siswa telah
memiliki keterampilan-keterampilan tersebut, selanjutnya sudah menjadi tugas
seorang guru untuk mengembangkannya dalam proses pembelajaran.
Keterampilan proses sains meliputi keterampilan kognitif atau intelektual,
keterampilan manual, dan keterampilan sosisal. Keterampilan kognitif atau
intelektual yaitu melibatkan kemampuan berpikir siswa saat melakuan
keterampilan proses. Keterampilan manual terlihat ketika siswa menggunakan alat
12
Puji Eka Ningsih dkk., op.cit., h. 69. 13
Conny Semiawan dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Peserta Didik dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1986), h. 17.
14
dan bahan, merakit alat dan bahan, serta melakukan pengukuran. Keterampilan
sosial yaitu ketika siswa melakukan interaksi dengan sesamanya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti diskusi mengenai hasil
pengamatan.14
Melalui penerapan keterampilan proses, siswa dapat menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta-fakta serta mengembangkan sikap yang
dituntut dalam pembelajaran.
Pembelajaran sains sangat membutuhkan beberapa keterampilan dalam
prosesnya. Para ilmuan berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan karena
dilakukan secara sistematis, jujur, disiplin, dan mengembangkan keterampilan
proses yang mereka miliki. Seorang siswa yang belajar sains diharapkan dapat
menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga
terbentuk sikap ilmiah dalam menjawab berbagai permasalahan yang terdapat di
alam.15
Keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran
dimana siswa diberikan kesempatan untuk berproses ilmiah dengan tujuan
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan sendiri
fakta-fakta, konsep, serta sikap dalam diri siswa itu sendiri. Keterampilan proses
pada pelajaran sains disebut keterampilan proses sains atau disingkat menjadi
KPS.16
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah disampaikan pada paragraf
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan suatu
pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang menuntut siswa
untuk memiliki kemampuan-kemampuan untuk menemukan dan mengembangkan
pengetahuannya secara mandiri serta memiliki nilai dan sikap yang diperlukan
dalam penemuan ilmu pengetahuan.
14
Y. Nuryani Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre,
2005). 15
Tia Mutiara, S.Pd., dkk, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK dan MAK Kelas X,
(Jakarta: Erlangga, 2006). 16
Winda Safitri, Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri
Pada Konsep Sistem Koloid, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
15
Adapun manfaat dari keterampilan proses sains jika diterapkan dalam proses
pembelajaran yaitu:17
a. Mengembangkan kreativitas siswa.
b. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.
c. Dapat membantu dalam memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.
d. Membekali siswa untuk membentuk konsep secara mandiri dan mengetahui
bagaimana mempelajari sesuatu.
e. Membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir
konkret.
Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam keterampilan
proses sains. Siswa dikatakan memiliki keterampilan proses sains jika memenuhi
indikator setiap keterampilan yang ada pada keterampilan proses sains. Berikut indikator-
indikator keterampilan proses sains menurut Rustaman
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains18
No. Keterampilan Indikator
1. Observasi o Menggunakan sebanyak mungkin
indera
o Menggunakan fakta yang relevan
2. Klasifikasi o Mencatat setiap pengamatan
o Mencari persamaan dan perbedaan
o Membandingkan
o Mengontrasikan ciri-ciri
o Mencari dasar pengelompokkan
o Menghubungkan hasil pengamatan
3. Interpretasi o Menghubungkan hasil pengamatan
o Menemukan pola dalam satu seri
pengamatan
o Menyimpulkan
4. Prediksi o Menggunakan pola atau hasil
pengamatan
o Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi pada keadaan yang belum
diamati
5. Mengajukan Pertanyaan o Bertanya apa, bagaimana, dan
mengapa
o Bertanya untuk meminta penjelasan
17
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 51-52. 18
Zulfiani, dkk., Op.cit., h. 56.
16
No. Keterampilan Indikator
6. Berhipotesis o Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari sebuah
kejadian
o Menyadari bahwa suatu penjelasan
perlu diuji kebenarannya dengan bukti
7. Merencanakan Percobaan o Menentukan alat/bahan yang
digunakan
o Menentukan variabel/faktor penentu
o Menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dan dicatat
8. Menggunakan Alat atau
Bahan
o Menggunakan alat/bahan
o Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan
o Mengetahui bagaimana menggunakan
alat/bahan
9. Menerapkan Konsep o Menerapkan konsep pada situasi baru
o Menggunakan konsep pada
pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi
10. Berkomunikasi o Memberikan data empiris hasil
percobaan dengan
tabel/grafik/diagram
o Menyampaikan laporan sistematis
o Membaca tabel/grafik/diagram
o Mendiskusikan hasil kegiatan
11. Eksperimen
Keterampilan proses sains sangat penting dikembangkan dalam pembelajaran
di sekolah karena beberapa alasan sebagai berikut:19
a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tidak memungkinkan
guru untuk mengajarkan fakta atau konsep. Oleh karena itu, siswa dibekali
dengan keterampilan proses agar mampu memperoleh pengetahuan sendiri
dan tidak bergantung pada guru.
b. Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep yang abstrak jika disertai
dengan contoh yang konkret dan sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga
tugas guru tidak lagi memberikan pengetahuan melainkan menyiapkan situasi
yang menstimulasi anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan
eksperimen, serta menemukan fakta atau konsep sendiri.
19
Conny Semiawan, dkk., Loc.cit.
17
c. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan bersifat relatif tidak mutlak.
d. Pengembangan konsep tidak dilepas dari pengembangan sikap dan nilai
dalam diri anak saat proses pembelajaran.
Keterampilan proses sains (KPS) dapat dikembangkan secara terpisah
bergantung dari metode yang digunakan. Misalnya, pada metode demonstrasi
dapat dikembangkan beberapa keterampilan proses tertentu seperti observasi,
interpretasi, aplikasi konsep, dan komunikasi. Keterampilan-keterampilan pada
proses sains tidak dapat dipisahkan, namun terdapat penekanan khusus pada setiap
keterampilan proses tersebut.20
Pada pembelajaran fisika terdapat dimensi-dimensi ilmiah yang sangat
penting. Dimensi pertama, yaitu muatan sains yang berisi fakta, konsep, hukum,
dan teori. Dimensi kedua, sains merupakan proses dalam melakukan aktivitas
ilmiah atau biasa disebut dengan keterampilan proses sains. Dimensi ketiga
merupakan dimensi yang berfokus pada karakteristik sikap ilmiah yang meliputi
rasa ingin tahu, antusiasme yang tinggi untuk mengajukan pertanyaan dan
menyelesaikan persoalan.21
Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu sama
lain dan perlu dikembangkan setiap dimensi tersebut dalam proses pembelajaran
fisika agar memperoleh pembelajaran yang bermakna.
4. Fluida Statik
a. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas XI SMA kurikulum
2013 pada konsep fluida statis yaitu:
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statis dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat
fluida statis berikut presentasi hasil percobaan dan pemanfaatannya.
20
Y. Nuryani Rustaman, dkk., Loc.cit, h. 78. 21
Tammy Permana, Pengaruh Pembuatan Teropong Bintang Sederhana Terhadap Proses
Keterampilan Sains Peserta Didik Pada Konsep Alat Optik, Skripsi UIN Jakarta, 2017, h. 20-21.
18
b. Peta Konsep Fluida Statis
Gambar 2.1 Peta Konsep Fluida Statis
c. Uraian Materi
Terdapat tiga fase atau wujud dari suatu materi yaitu padat, cair, dan gas.
Benda padat cenderung dapat mempertahankan bentuk dan ukuran yang tetap
bahkan jika sebuah gaya diberikan padanya. Benda cair tidak dapat
mempertahankan bentuk yang tetap melainkan berubah bentuk sesuai dengan
wadahnya, benda cair tidak langsung dapat ditekan dan volumenya berubah cukup
signifikan jika diberikan gaya yang besar. Benda gas tidak memiliki bentuk atau
volume yang tetap dan akan menyebar untuk memenuhi tempatnya. Karena zat
cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap, keduanya memiliki
kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian keduanya dikatakan sebagai zat
yang dapat mengalir atau fluida.22
Terkadang dikatakan bahwa besi lebih berat daripada kayu. Kata yang lebih
tepat seharusnya besi lebih rapat daripada kayu. Kerapatan molekul dari sebuah
22
Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 324.
19
benda disebut dengan massa jenis. Massa jenis sebuah benda juga dapat
didefinisikan sebagai massa per satuan volume:
𝜌 =𝑚
𝑉
Keterangan:
𝜌 (huruf kecil dari abjad Yunani “rho”) = massa jenis benda (𝑘𝑔 𝑚3⁄ )
𝑚 = massa benda (𝑘𝑔)
𝑉 = volume benda (𝑚3)
Benda-benda yang terbuat dari unsur murni seperti emas murni bisa memiliki
berbagai ukuran atau massa tetapi massa jenis akan sama untuk keseluruhannya.23
Tabel 2.2 Massa Jenis Beberapa Zat
Zat Massa Jenis 𝝆 (𝒌𝒈 𝒎𝟑⁄ )
Padat
Alumunium 2,7x103
Besi dan Baja 7,8103
Tembaga 8,9x103
Timah 11,3x103
Emas 19,3x103
Beton 2,3x103
Granit 2,7x103
Kayu (biasa) 0,3 − 0,9x103
Gelas, umum 2,4 − 2,8x103
Es 0,917x103
Tulang 1,7 − 2,0x103
Cair
Air 4℃ 1,00x103
Darah, Plasma 1,03x103
Darah keseluruhan 1,05x103
Air Laut 1,025x103
Air Raksa 13,6x103
Alkohol, ethyl 0,79x103
Bensin 0,68x103
Gas
Udara
Helium
Karbondioksida
Air (uap) 100℃
Massa jenis dinyatakan pada 0℃ dan tekanan 1 atm.
23
Ibid., h. 325.
20
1) Hukum Hidrostatika
Konsep tekanan sangat berguna untuk membahas fluida, dari fakta
eksperimental fluida yang ditempatkan di dalam suatu tempat akan mengerjakan
gaya pada tempat-tempat yang tersentuh olehnya. Misalkan air ditempatkan dalam
gelas maka air menekan bidang-bidang gelas yang bersentuhan dengannya.24
Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas, di mana gaya 𝐹 bekerja tegak
lurus terhadap permukaan 𝐴:
Tekanan (𝑃) =𝐹
𝐴
Satuan SI untuk tekanan adalah N/m2. Satuan ini mempunyai nama resmi pascal
(Pa), 1 Pa = 1 N/m2.
25 Besar tekanan zat cair dengan massa jenis yang serba sama
pada satu titik yang berada di kedalaman ℎ di bawah permukaan zat cair
dirumuskan sebagai berikut:
𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ
Keterangan:
𝑃ℎ = Tekanan hidrostatis (N/m2)
𝜌 = Massa jenis fluida (kg/m3)
𝑔 = Gravitasi (m/s2)
ℎ = Kedalaman fluida diukur dari suatu bidang acuan (m)
Tekanan hidrostatis berbanding lurus dengan massa jenis zat cair dan dengan
kedalaman di dalam zat cair. Besar tekanan yang dihasilkan oleh fluida setinggi ℎ
diukur dari permukaannya dikenal sebagai tekanan hidrostatis. Persamaan ini
berlaku untuk fluida yang massa jenisnya konstan dan tidak berubah terhadap
kedalaman yaitu jika benda tersebut tidak dapat ditekan.26
Pada umumnya di permukaan fluida bekerja tekanan udara luar. Tekanan
udara luar harus ditambahkan bila anda ingin menghitung tekanan pada suatu
kedalaman tertentu dari permukaan fluida.
24
Sutrisno dan Sitti Ahmiarti, Fisika Dasar I (Mekanika, Fluida, dan Gelombang),
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 231. 25
Giancoli, op.cit., h. 326. 26
Sutrisno, op. cit., h. 233.
21
𝑃 = 𝑃𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 + 𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑠
𝑃 = 𝑃0 + 𝜌𝑔ℎ
Keterangan:
𝑃 = Tekanan pada kedalaman ℎ diukur dari permukaan fluida
𝑃0 = Tekanan udara luar 1 atm = 76 cmHg
𝜌𝑔ℎ = Tekanan hidrostatis fluida setinggi ℎ
Tekanan atmosfir bumi sebagaimana setiap fluida berubah terhadap kedalaman.
Pada permukaan laut rata-rata tekanan atmosfir adalah 1,013 × 105 𝑁/𝑚2.
1 𝑎𝑡𝑚 = 1,013 × 105 𝑁/𝑚2 = 101,3 𝑘𝑃𝑎
Satuan tekanan lain yang sering digunakan adalah bar yang didefinisikan 1 𝑏𝑎𝑟 =
1,00 × 105 𝑁/𝑚2 = 100 𝑘𝑃𝑎.27
Hukum pokok hidrostatika menyatakan bahwa, “semua titik yang terletak
pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang
sama”. Bunyi hukum pokok hidrostatika dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut.
𝑃ℎ1 = 𝑃ℎ2
𝜌1. ℎ1 = 𝜌2. ℎ2
Keterangan:
𝑃ℎ1 = Tekanan hidrostatis 1 (N/m2)
𝑃ℎ2 = Tekanan hidrostatis 2 (N/m2)
𝜌1 = Massa jenis 1 (kg/m3)
𝜌2 = Massa jenis 2 (kg/m3)
2) Hukum Pascal
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada fluida dalam
suatu tempat akan menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama.28
Berikut persamaan dari bunyi hukum Pascal:
𝑃𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 = 𝑃𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
atau
27
Sutrisno, op.cit., h. 234. 28
Giancoli, op.cit., h. 329-330.
22
𝐹𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝐴𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟=
𝐹𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
𝐴𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
Keterangan:
𝑃 = Tekanan (N/m2)
𝐹 = Gaya yang diberikan (N)
𝐴 = Luas permukaan (m2)
Hukum Pascal banyak digunakan pada alat-alat seperti dongkrak, alat pengangkut
mobil, meja-meja operasi rumah sakit, dan sebaginya.
3) Hukum Archimedes
Gaya apung terjadi karena tekanan pada fluida bertambah terhadap
kedalaman. Tekanan ke atas pada permukaan bawah benda yang dibenamkan
lebih besar dari tekanan ke bawah pada permukaan atasnya.
Gambar 2.2 Gaya Apung yang Dialami Benda
𝐹1 sebagai gaya yang disebabkan oleh tekanan dari bagian atas dan 𝐹2 sebagai
gaya ke atas yang diberikan oleh fluida pada bagian bawah. Maka gaya total yang
disebabkan fluida, yang merupakan gaya apung, 𝐹𝐴 bekerja ke atas dengan besar:
𝐹𝐴 = 𝐹2 − 𝐹1 = 𝜌𝑓𝑔𝐴(ℎ2 − ℎ1) = 𝜌𝐹 . 𝑔. 𝐴. ℎ = 𝜌𝑓 . 𝑔. 𝑉
𝜌𝐹 adalah massa jenis fluida, maka hasil kali 𝜌𝑓𝑔𝑉 = 𝑚𝑓𝑔 merupakan berat
fluida yang mempunyai volume yang sama dengan wadah fluida. Dengan
demikian gaya apung pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Hasil ini valid tidak peduli bagaimanapun bentuk benda. Hal ini merupakan
penemuan Archimedes dan disebut sebagai hukum Archimedes. Hukum
Archimedes yaitu gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan dalam
23
fluida sama dengan berat benda yang dipindahkan 𝐹𝐴 = 𝑤, dimana 𝐹𝐴 adalah gaya
apung dan 𝑤 adalah berat benda.29
Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair maka ada tiga kemungkinan yang
akan dialami oleh benda, yaitu mengapung, melayang, atau tenggelam seperti
gambar berikut.
Gambar 2.3 Keadaan benda terapung, melayang, dan tenggelam
Benda dikatakan mengapung di dalam zat cair, bila sebagian benda tercelup di
dalam zat cair dan sebagian lagi muncul di udara. Syarat suatu benda mengapung
dalam zat cair, bila massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa jenis
fluida 𝜌𝑏 < 𝜌𝑓. Benda dikatakan melayang di dalam zat cair, bila benda berada di
antara permukaan dan dasar bidang. Syarat suatu benda mengapung dalam zat
cair, bila massa jenis rata-rata benda sama dengan massa jenis fluida 𝜌𝑏 = 𝜌𝑓.
Benda dikatakan tenggelam dalam zat cair, bila benda tersebut berada dalam
bidang dasar tempat fluida. Syarat suatu benda tenggelam dalam zat cair, jika
massa jenis rata-rata benda lebih besar daripada massa jenis fluida 𝜌𝑏 > 𝜌𝑓.30
4) Tegangan Permukaan, Kapilaritas, Viskositas
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang sehingga permukaannya seolah-olah tertutupi oleh lapisan tipis yang
elastis.31
29
Giancoli, op.cit., h. 333-334. 30
Sutrisno, op.cit., h. 242-243. 31
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 139.
24
Gambar 2.4 Tegangan Permukaan Zat Cair
Gambar 2.4 menunjukkan peristiwa tegangan permukaan pada kawat yang
dibengkokkan membentuk huruf U dan seutas kawat lurus terpasang pada kaki-
kaki kawat U. Ketika kedua kawat dicelupkan ke dalam cairan sabun kemudian
dikeluarkan, kawat lurus dengan massa yang tidak begitu besar akan tertari ke
atas. Agar kawat lurus tidak tertarik ke atas dibutuhkan gaya 𝑇 yang arahnya ke
bawah sehingga total gaya ke bawah yang melawan kawat lurus adalah 𝐹 = 𝑇 +
𝑊. Jika panjang kawat adalah 𝑙, larutan sabun menyentuh kawat lurus yang
memiliki dua permukaan sehingga gaya tegangan yang bekerja sepanjang 2𝑙.
Tegangan permukaan dalam larutan didefinisikan sebagai perbandingan antara
gaya dan panjang permukaan tempat gaya tersebut bekerja. Persamaan tegangan
permukaan dapat ditulis sebagai berikut:32
𝛾 =𝐹
𝑑
Pada kasus Gambar 2.4 𝑑 = 2𝑙 sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut.
𝛾 =𝐹
2𝑙
Keterangan:
𝛾 = Tegangan permukaan zat cair (N/m)
𝐹 = Gaya tegangan permukaan (N)
𝑑 = Panjang permukaan (m)
Kapilaritas merupakan peristiwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa
kapiler. Pipa kapiler adalah tabung yang berukuran sangat kecil dan sempit.33
Gejala kapiler dalam kehidupan sehari-hari terdapat antara lain yaitu pada minyak
32
Ibid., h. 140. 33
Marthen Kanginan, Seribu Pena Fisika untuk Kelas XI SMA/MA, (Jakarta: Erlangga,
2008), h. 162.
25
yang naik melalui sumbu lampu minyak tanah, dinding-dinding rumah bahasa
pada musim hujan, air tanah naik melalui pembuluh kayu.
Gambar 2.5 Kenaikan Zat Cair pada Pipa Kapiler
Perhatikan Gambar 2.5 air naik lebih tinggi dibandingkan air raksa dalam
pipa kapiler. Hal ini dapat diterangkan dengan memperhatikan gaya tarik menarik
antar partikel-partikel. Gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat yang sejenis
disebut kohesi sedangkan gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat tidak
sejenis disebut adhesi. Kohesi dan adhesi mempunyai peranan penting dalam
pembentukan permukaan zat cair.34
Naik dan turunnya zat cair dalam pipa kapiler
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
ℎ =2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜌𝑔𝑟
Keterangan:
ℎ = Naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler (m)
𝛾 = Tegangan permukaan zat cair (N/m)
𝜃 = Sudut kontak
𝜌 = Massa jenis zat cair (kg/m3)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/s2)
𝑟 = Jari-jari pipa kapiler (m)
Fluida seperti zat cair dan gas memiliki gaya gesek internal yang biasa
disebut dengan viskositas. Pada zat cair, viskositas disebabkan oleh gaya kohesi
antar molekul. pada zat gas, viskositas ditimbulkan dari tumbukan antarmolekul.
Setiap fluida memiliki viskositas atau kekentalan yang berbeda dan dinyatakan
dengan secara kuantitatif oleh koefisien viskositas 𝜂 (huruf kecil dari abjed
34
Ibid., h. 244.
26
Yunani dibaca eta).35
Besarnya gaya gesek yang dialami oleh benda dalam fluida
dirumuskan sebagai berikut.
𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣
Keterangan:
𝐹𝑠 = Gaya Stokes (N)
𝜂 = Koefisien visositas (Pa.s)
𝑣 = Kecepatan benda (m/s)
𝑟 = Jari-jari benda (m)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian oleh Aditya Rahman dkk (2017) yang berjudul “Profil
Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa di SMP Satu Atap Pulau
Tunda” menyatakan bahwa kemampuan KPS siswa masih tergolong rendah
terutama pada aspek mengamati memiliki persentase 30%, klasifikasi 40%,
memprediksi 20%, interpretasi 35%, dan menggunakan alat 25%.36
2. Adelia Alfana Zamista dan Ida Kaniawati (2015), ”Pengaruh Model
Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif Siswa pada Mata
Pelajaran Fisika”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa model Process
Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) berpengaruh positif terhadap
keterampilan proses sains (KPS) dan kemampuan kognitif siswa.37
3. Emi Sulistri dkk (2018), “Keterampilan Proses Sains Siswa (KPS) dengan
Model Predict Observe and Explain (POE) pada Materi Energi”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa model POE dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa kelas VIII pada materi energi.38
35
Giancoli, op.cit., h. 347. 36
Aditya Rahman dkk., Profil Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa di SMP
Satu Atap Pulau Tunda, SEJ vol. 7 (1), 2017, h. 3. 37
Adelia Alfama Zamista dan Ida Kaniawati, Op.cit., h. 200. 38
Emi Sulistri dkk., Keterampilan Proses Sains Siswa (KPS) dengan Model Predict
Observe and Explain (POE) pada Materi Energi, Variabel vol. 1 (2), 2018, h. 71.
27
4. Yusrizal (2016), “Analysis Of Difficulty Level Of Physics National
Examination’s Questions”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsep
fluida merupakan salah satu materi fisika yang berada pada tingkat sangat
sulit.39
5. Ahmad Yadaeni dkk (2016), “Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai
Konsep Fluida Statis”. Hasil penelitian menyatakan penguasaan konsep fluida
statis siswa kelas XI SMAN Masbagik Lombok Timur rendah dengan skor
rerata 49,51 pada skala 0-100, siswa mengalami kesulitan dalam memahami
tekanan hidrostatis pada suatu zat cair.40
6. Puji Eka dkk (2015), ”Pengaruh Metode POGIL (Process Oriented Guided
Inquiry Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi
Suhu Dan Kalor Kelas X SMA”. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat
pengaruh metode POGIL terhadap katerampilan proses sains siswa pada
pembelajaran fisika.41
7. Rustam Dkk (2017), “Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL) Terhadap Pemahaman Konsep Ipa,
Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp
Negeri 3 Pringgabaya Lombok Timur”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh model POGIL terhadap konsep IPA, keterampilan proses
sains, dan kemampuan berpikir kritis siswa.42
8. Mohamad Tofan Hanif dkk (2017), “Penerapan Pembelajaran Process
Oriented Guided Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Karakter Siswa Kelas X”. Hasil penelitian menyatakan
39
Yusrizal, Analysis Of Difficulty Level Of Physics National Examination’s Questions, JPII
5 (1), 2016, h. 140. 40
Ahmad Yadaeni dkk., Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai Konsep Fluida Statis,
Semnas Pendidikan IPA Pascasarjana UM vol. 1, 2016, h. 59. 41
Puji Eka dkk., Op.cit., h. 70. 42
Rustam dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) Terhadap Pemahaman Konsep Ipa, Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Smp Negeri 3 Pringgabaya Lombok Timur, Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA, Vol 3 (2), 2017, h. 33.
28
bahwa model POGIL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
karakter siswa kelas X SMAN 1 Torjun Kab. Sampang.43
C. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran fisika tentunya memiliki kompetensi-kompetensi pada setiap
materinya. Dalam suatu kompetensi pembelajaran memuat beberapa keterampilan
yang harus dimiliki siswa untuk mencapainya. Keterampilan proses sains
merupakan keterampilan yang seharusnya dimilliki oleh siswa yang belajar sains.
Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan
alam atau sains. Siswa dikatakan telah belajar materi fisika ketika mereka mampu
mencapai kompetensi-kompetensi tersebut dengan keterampilan yang mereka
miliki. Apabila setelah pembelajaran siswa masih belum mampu mencapai
kompetensi artinya ada suatu permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut.
Ketercapaian kompetensi pada suatu pembelajaran dilatar belakangi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri seperti minat terhadap mata pelajaran fisika, kurangnya motivasi belajar,
rasa ingin tahu yang rendah sehingga siswa enggan utuk mempelajari fisika.
Selain faktor dalam diri siswa, faktor lain yang dapat mempengaruhi tidak
tercapainya kompetensi yaitu penerapan model pembelajaran yang monoton yang
tidak dapat mengembangkan keterampilan siswa, penilaian hanya berfokus kepada
kemampuan kognitif saja, dsb.
Model pembelajaran POGIL menawarkan solusi agar siswa dapat mencapai
kompetensi pada pelajaran fisika konsep fluida statis. Model ini terbukti mampu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains, kemampuan
memecahkan masalah, menumbuhkan sikap positif, dan menjadikan suasana
belajar menjadi lebih interaktif. Dengan demikian, model POGIL dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran fisika pada konsep fluida statis. Berikut gambar
kerangka berpikir dari penelitian ini.
43
Mohammad Tofan Hanib dkk., Penerapan Pembelajaran Process Oriented Guided
Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Karakter Siswa Kelas X,
Jurnal Pendidikan, Vol. 2 No. 1, 2017, h. 22.
29
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik dan rumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah model process oriented guided
inquiry learning dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada
konsep fluida statis.
Tidak tercapainya beberapa kompetensi pembelajaran fisika pada konsep fluida statis
Rendahnya keterampilan proses sains siswa
Faktor penyebab rendahnya keterampilan proses sains:
1. Penilaian hanya berfokus pada kemampuan kognitif saja, sedangkan kemampuan keterampilan proses sains kurang diperhatikan.
2. Siswa tidak memiliki ketertarikan saat proses pembelajaran.
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif
Penerapan model process oriented guided inquiry learning pada proses pembelajaran
Meningkatnya keterampilan proses sains siswa pada konsep fluida statis
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang pada
semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Pengambilan data berlangsung mulai dari
14 Oktober 2019 sampai 1 Nopember 2019 dengan satu hari pretest, satu hari
posttest, dan tiga hari pertemuan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment.
Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design
guna untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) terhadap keterampilan proses sains siswa. Pada desain
penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang sama-sama diberikan pretest dan posttest. Berikut tabel desain
penelitian ini.
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design1
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
KE O X O
KK O - O
Keterangan:
KE = Kelomppok eksperimen
KK = Kelompok kontrol
O = Pretest dan posttest
X = Perlakuan dengan menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL)
- = Perlakuan tidak menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL)
1 Friska Septiani Silitonga, “The Using of Peer Tutoring Learning Method in Improving
Students Understanding”, Conference Paper, 2017, h. 2.
31
C. Prosedur Penelitian
1. Tahap Awal
Penelitian diawali dengan melakukan studi pendahuluan ke sekolah yang
akan dijadikan tempat penelitian. Studi pendahuluan dilakukan dengan menyebar
lembar angket kepada siswa, melakukan observasi, mewawancarai guru bidang
studi fisika dan siswa. Setelah melakukan studi pendahuluan, peneliti
merumuskan masalah, mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan penelitian,
menentukan sampel, menyusun RPP, membuat instrumen tes keterampilan proses
sains, instrumen non-tes berupa rubrik penilaian keterampilan proses sains siswa,
angket respon siswa terhadap model POGIL. Selanjutnya peneliti mengurus
segala perizinan untuk melakukan penelitian. Kemudian peneliti menguji
kelayakan instrumen yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest untuk
mengukur variabel terikat pada penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pengambilan data yang
diperlukan untuk penelitian. Pengambilan data dimulai dengan memberikan
pretest untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa konsep fluida statis
pada kelompok kontrol dan juga kelompok eksperimen. Kemudian peneliti
menerapkan model POGIL pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional yang biasa digunakan oleh guru bidang studi fisika pada kelas
kontrol. Setelah itu, kedua kelompok diberikan posttest keterampilan proses sains.
Di akhir kegiatan pada tahap pelaksanaan peneliti memberikan angket respon
siswa terhadap pembelajaran menggunakan model POGIL.
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir peneliti mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari
tahap sebelumnya. Kemudian peneliti menguji hipotesis dan diakhiri dengan
membuat kesimpulan. Berikut gambar tahapan prosedur penelitian yang
dilakukan.
32
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang dinilai daro sebuah objek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel
berdasarkan hubungan variabel satu dengan variabel lainnya yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen sering disebut sebagai
variabel bebas dan merupakan variabel yang mempengaruhi sebab terjadinya
perubahan. Variabel dependen atau disebut variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat.2 Variabel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Variabel bebas (independen) : Model Process Oriented Guided Inquiry Learning
Variabel terikat (dependen) : Keterampilan Proses Sains Siswa
2 Prof. Dr. Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cetakan ke-26”,
(Bandung: Alfabeta, 2018), h. 39.
• Studi pendahuluan
• Merumuskan masalah
• Mengkaji teori
• Menentukan sampel
• Menyusun RPP dan instrumen
• Mengurus perizinan
• Menguji kelayakan instrumen
Tahap Awal
• Pretest
• Penerapan model POGIL
• Posttest
• Angket respon terhadap model POGIL kepada kelompok eksperimen
Tahap Pelaksanaan
• Menganalisis hasil penelitian
• Menguji hipotesis
• Membuat kesimpulan
Tahap Akhir
33
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh objek penelitian yang menjadi perhatian sebuah
penelitian dalam ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.3 Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 28 Kabupaten
Tangerang semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 178 siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu.4 Sampel
diambil dengan teknik purposive sampling yakni penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.5 Pertimbangan pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah rata-rata skor hasil pretest siswa pada kelas XI MIPA SMA Negeri 28
Kabupaten Tangerang. Sampel yang digunakan terbagi menjadi dua kelompok
dengan kriteria kemampuan yang relatif sama. Kedua kelompok tersebut yaitu 34
siswa kelompok eksperimen dan 34 siswa kelompok kontrol.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu sebelum
pembelajaran menggunakan model POGIL, ketika pembelajaran menggunakan
model POGIL, dan setelah pembelajaran menggunakan model POGIL. Berikut
tabel teknik pengumpulan data.
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Tahapan Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen
Sebelum
pembelajaran
menggunakan
model
POGIL
Guru Fisika
kelas XI
MIPA SMA
Negeri 28
Kab.
Tangerang
Informasi
tentang
penerapan
model
pembelajaran
Fisika dan
keterampilan
proses sains
siswa
Wawancara Pedoman
wawancara
Siswa kelas
XI MIPA
SMA Negeri
28 Kab.
Tangerang
Angket Lembar
angket
3 Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed., Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan
Edisi keempat, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 118. 4 Ibid, h. 121.
5 Prof. Dr. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2017), h. 67.
34
Tahapan Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen
Ketika
pembelajaran
menggunakan
model
POGIL
Kelompok
eksperimen
dan kelompok
kontrol
Hasil
keterampilan
proses sain
siswa sebelum
diterapkannya
model POGIL
Tes Butir soal
pilihan ganda
Keterampilan
Proses Sains
Hasil
keterampilan
proses sain
siswa setelah
diterapkannya
model POGIL
Tes Butir soal
pilihan ganda
Keterampilan
Proses Sains
Setelah
pembelajaran
menggunakan
model
POGIL
Kelompok
eksperimen
Respon siswa
terhadap
penerapan
model POGIL
Angket Lembar
angket
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan
instrumen nontes.
1. Tes Keterampilan Proses Sains
Tes keterampilan proses sains diberikan kepada siswa kelas XI SMA Negeri
28 Kab. Tangerang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
dijadikan sampel penelitian. Instrumen tes yang digunakan telah melalui proses uji
validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda sehingga
intrumen layak untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains
Materi Indikator
Pembelajaran
Nomor Soal
Aspek KPS Jum
lah
Soal O K I P H M
P
M
K
K
O
M
Hukum
Hidrostatis
Menentukan
tekanan
hidrostatis pada
kedalaman
1 2 2
35
Materi Indikator
Pembelajaran
Nomor Soal
Aspek KPS Jum
lah
Soal O K I P H M
P
M
K
K
O
M
tertentu
Menginterpretas
ikan data
percobaan
tekanan
hidrostatis
3 1
Membuat
hipotesis tentang
percobaan
tekanan
hidrostatis
4 1
Menentukan alat
dan bahan yang
digunakan untuk
percobaan
5 1
Menentukan
variabel yang
harus diukur
pada percobaan
6 1
Merencanakan
percobaan
tekanan
hidrostatis
7 1
Membuat grafik
hubungan antara
kedalaman
dengan tekanan
hidrostatis
8 1
Hukum
Pascal
Mengelompokka
n aplikasi
berdasarkan
hukum Pascal
9 1
Menentukan
gaya yang
bekerja pada
penampang
berdasarkan
hukum Pascal
10 1
Membuat
hipotesis tentang
percobaan
11 1
36
Materi Indikator
Pembelajaran
Nomor Soal
Aspek KPS Jum
lah
Soal O K I P H M
P
M
K
K
O
M
hukum Pascal
Menginterpretas
ikan data hasil
percobaan
hukum Pascal
1
2 1
Memprediksi
hasil percobaan
hukum Pascal
1
3
&
1
4
2
Membuat grafik
hubungan antara
gaya dengan
luas penampang
15 1
Hukum
Archimed
es
Mengklasifikasi
kan benda yang
mengapung
dalam fluida
16 1
Membuat
hipotesis
mengenai
keadaan benda
dalam fluida
17 1
Mengetahui
variabel yang
dapat
mempengaruhi
gaya apung
suatu benda
18 1
Menentukan
keadaan benda
dalam fluida
19 1
Menentukan
besarnya gaya
apung suatu
benda
20 1
Memprediksi
keadaan benda
berdasarkan
hukum
Archimedes
2
1
&
2
2
2
37
Materi Indikator
Pembelajaran
Nomor Soal
Aspek KPS Jum
lah
Soal O K I P H M
P
M
K
K
O
M
Menentukan alat
dan bahan pada
percobaan gaya
apung
23 1
Tegangan
Permukaa
n,
Kapilaritas
,
Viskositas
Memprediksi
tegangan
permukaan pada
fluida
2
4 1
Mengklasifikasi
kan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
gejala
kapilaritas
25 1
Menentukan
kenaikan air
dalam pipa
kapiler
26
&
27
2
Merencanakan
percobaan
viskositas pada
zat cair
28 1
Membuah
hipotesis
mengenai
percobaan
viskositas
29 1
Membuat grafik
hubungan antara
jenis zat cair
dengan laju
relatif benda
pada fluida
30 1
Keterangan:
IS = Indikator Soal
O = Observasi
K = Klasifikasi
I = Interpretasi
38
P = Prediksi
T = Mengajukan Pertanyaan
H = Hipotesis
MP = Merencanaan Percobaan
MK = Menerapkan Konsep
KOM = Komunikasi
Instrumen yang baik adalah instrumen yang telah diuji kelayakannya. Peneliti
telah melakukan uji kelayakan instrumen menggunakan software AnatesV4. Pada
penelitian ini, butir soal yang digunakan berdasarkan hasil uji validitas konstruk
dan uji validitas lapangan yaitu sebanyak 30 soal.
a. Uji Validitas
Validitas merupakan standar yang menyatakan bahwa suatu instrumen tepat
dan sahih. Sebuah instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang
hendak diukur.6 Alat ukur yang valid mampu menghasilkan data yang tepat dan
memberikan gambaran yang cermat mengenai data sehingga dapat menunjukkan
perbedaan sekecil-kecilnya di antara subjek yang diteliti.7 Untuk uji validitas
instrumen pada penelitian ini akan menggunakan uji validitas konstruk dan uji
validitas isi.
1) Uji Validitas Konstruk (construct validity)
Sebuah tes memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal sudah sesuai
untuk mengukur setiap aspek yang menjadi tujuan instruksional.8 Uji validitas
konstruk dapat menggunakan rumus korelasi pearson product moment berikut:9
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋) (∑ 𝑌)
√[𝑛 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2]. [𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]
Keterangan:
𝑛 = jumlah responden
6 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2018), h. 80. 7 Iwan Permana Suwarna, Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Fisika, Laporan Penelitian Pengembangan Tata
Kelola Kelembagaan, 2016, h. 49. 8 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 83.
9 Iwan Permana Suwarna, Op.cit., h. 50
39
𝑋 = skor variabel (jawaban responden)
𝑌 = skor total dari variabel untuk responden ke- 𝑛
Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka intrumen dianggap valid dan dapat
digunakan untuk penelitian.
Tabel 3.4 Kategori Validitas Konstruk10
Ketentuan Nilai 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kategori
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Valid
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Tidak Valid
Nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh kemudian diinterpretasikan menggunakan kriteria
korelasi pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi11
Kriteria Korelasi 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Kategori
0,800 < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 1,000 Sangat Tinggi
0,600 < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 0,600 Cukup
0,200 < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 0,400 Rendah
0,000 < 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 0,200 Sangat Rendah
Hasil uji validitas konstruk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 30
Jumlah Siswa 34
Nomor soal valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
Jumlah Soal valid 30
Persentase Soal valid 100%
Lampiran B.3d
Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji validitas konstruk terhadap instrumen tes yang
digunakan pada penelitian ini. Soal yang digunakan sebanyak 30 butir untuk
pretest maupun posttest.
10
Ibid., h. 49. 11
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 89.
40
2) Uji Validitas Isi
Sebuah teh dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat mengukur tujuan
tertentu yang sesuai dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.12
Validitas
isi diperoleh dengan menggunakan nilai Content Validity Ratio (CVR) dan
Koefisien Kappa yang ditentukan dengan cara berikut:13
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −
𝑁2
𝑁2
Keterangan:
𝐶𝑉𝑅 = rasio validitas isi
𝑛𝑒 = jumlah ahli pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
𝑁 = jumlah ahli
Nilai CVR berkisar antara +1 sampai -1. Semakin lebih besar dari 0 maka
instrumen akan semakin pentin dan valid isinya. Berikut adalah nilai minimum
CVR untuk 𝛼 = 0,05.14
Setelah butir yang valid valid kemudian mencari nilai
indeks validitas konten (CVI) dengan persamaan berikut:
𝐶𝑉𝐼 =∑ 𝐶𝑉𝑅
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
Berikut kategori hasil perhitungan dari CVI:
0,00 – 0,33 = Tidak sesuai
0,34 – 0,67 = Sesuai
0,68 – 1,00 = Sangat sesuai
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Isi
Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori
Bahasa 1,000 Sangat sesuai
Konstruk 1,000 Sangat sesuai
Materi 0,985 Sangat sesuai
Lampiran B. 3a, b, c
12
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 82. 13
Iwan Permana Suwarna, loc.cit. 14
Ibid., h. 51.
41
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa instrumen bersifat sangat sesuai dan layak untuk
digunakan dalam penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya.15
Pada penelitian ini untuk melihat tingkat
reliabilitas instrumen dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus KR-20
sebagai berikut:16
𝑟11 = [𝑛
𝑛 − 1] [
𝑆2 − Σ𝑝𝑞
𝑆2]
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
𝑞 = Proporsi subjek yang menjawab item salah
𝑛 = Banyak item
Σ𝑝𝑞= Jumlah hasil perkalian p dan q
𝑆 = Standar deviasi dari tes
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan software AnatesV4 kemudian output
disesuaikan dengan kriteria reliabilitas pada Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas17
Koefisien Korelasi 𝒓𝟏𝟏 Kriteria Reliabilitas
0,80 < 𝑟11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < 𝑟11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝑟11 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝑟11 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < 𝑟11 ≤ 0,20 Sangat Rendah
15
Ibid. 16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 199. 17
Suharsimi Arikunto, Op.cit., 2018, h. 89.
42
Berikut hasil uji reliabilitas instrumen tes pada penelitian ini.
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
𝒓𝟏𝟏 0,86
Kesimpulan Sangat Tinggi
Lampiran C. 3e
Berdasarkan Tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini reliabel dan
layak digunakan untuk penelitian.
c. Daya Pembeda
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Rumus daya pembeda adalah
sebagai berikut:18
𝐷 =𝐵𝐴 − 𝐵𝐵
𝐽𝐴 − 𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan:
𝐽𝐴 = Banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 = Banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝐴 = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝐵𝐵 = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
𝑃𝐴= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks
kesukaran
𝑃𝐵= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai daya pembeda kemudian diklasifikasikan sesuai dengan skala pada Tabel
3.10 berikut ini.
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda19
Daya Pembeda Kriteria Soal
Negatif Jelek sekali
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat Baik
18
Ibid. 19
Ibid.
43
Hasil uji daya pembeda instrumen tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.11 berikut ini.
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Soal
Butir Soal
Nomor Soal Jumlah
Soal Persentase
Jelek sekali 5, 27 2 6%
Jelek 21 1 3%
Cukup 1, 4, 13, 14, 19, 20,
25, 29 8 27%
Baik 2, 6, 8, 9, 10, 11, 15,
16, 18, 22, 26 11 37%
Sangat Baik 3, 7, 12, 17, 23, 24,
28, 30 8 27%
Jumlah 30 100%
Lampiran B. 3f
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Berikut
persamaan untuk menentukan tingkat kesukaran:20
𝑃 =Σ𝑥
𝑆𝑚𝑁
Keterangan:
𝑃 = Tingkat kesukaran
Σ𝑥 = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar
𝑆𝑚 = Skor Maksimum
𝑁 = Jumlah peserta tes
Indeks kesukaran dinyatakan dengan klasifikasi berdasarkan Tabel 3.12 sebagai
berikut.
20
E. Mulyasa, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA, 2009), h. 31.
44
Tabel 3.12 Klasifikasi Indeks Kesukaran21
Rentang Nilai 𝑷 Kategori
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Hasil uji taraf kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.13 di bawah ini.
Tabel 3.13 Hasil Uji Taraf esukaran
Kriteria Soal
Butir Soal
Nomor Soal Jumlah
Soal Persentase
Sukar 14, 21, 27 3 10%
Sedang
1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,
11, 12, 13, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 28, 29, 30
25 83%
Mudah 2, 8 2 7%
Jumlah 30 100%
2. Instrumen Nontes
Penelitian ini menggunakan intrumen nontes berupa angket respon siswa
terhadap penerapan model POGIL. Angket respon siswa digunakan untuk
mengetahui respon siswa kelompok eksperimen terhadap penerapan model
POGIL dalam proses pembelajaran di kelas. Angket dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert. Kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel
3. 14 berikut ini.
Tabel 3.14 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah
Soal Positif Negatif
1
Penggunaan model Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL)
dalam proses pembelajaran
1,2 6,10 4
2
Keunggulan model Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL)
dibandingkan dengan pembelajaran
yang biasa diterapkan
4,5 8,9 4
21
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op.cit., 2018, h. 225.
45
No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah
Soal Positif Negatif
3
Penyampaian materi dengan model
Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) dalam proses
pembelajaran
3 7 2
Jumlah Soal 5 5 10
H. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data Tes
Setelah data penelitian terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis untuk
mengetahui jawaban dari hipotesis penelitian. Peneliti menggunakan software
SPSS untuk menganalisis data penelitian dengan uji normalitas, uji homogenitas,
uji hipotesis, dan uji N-gain.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untu mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. 22
Uji normalitas penelitian ini menggunakan uji
Shapiro-Wilk pada software SPSS dengan persamaan sebagai berikut:23
𝑊 =(∑ 𝑎𝑖𝑥𝑖
𝑛𝑖=1 )2
∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛𝑖=1
Keterangan:
𝑊 = Statistik uji
𝑎𝑖 = Nilai yang terdapat pada tabel koefisien Shapiro-Wilk
𝑥𝑖 = Angka ke-𝑖 pada data yang ke-𝑖
�̅� = Rerata data
Pembuatan kesimpulan pada uji normalitas dengan cara memperhatikan
significance (sig.) pada output pengolahan data berdasarkan kriteria berikut: 24
1) Jika 𝑠𝑖𝑔. > 𝛼 (0,05), maka 𝐻0 diterima 𝐻1 ditolak yang artinya data berasal
dari popolasi berdistribusi normal.
22
Dr. Kadir, M.Pd, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 143. 23
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), hl. 55. 24
Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: Andi),
2016, h.122-123.
46
2) Jika 𝑠𝑖𝑔. > 𝛼 (0,05), maka 𝐻0 ditolak 𝐻1 diterima yang artinya data berasal
dari popolasi berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan iji asumsi yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan varian antara kedua kelas.25
Uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan uji Barlett pada software SPSS dengan persamaan berikut: 26
𝑋2 = (ln 𝑛) (𝐵 − ∑ 𝑑𝑘 (log 𝑠2))
Dengan rumus B sebagai berikut:
𝐵 = ∑ 𝑑𝑘 (log 𝑠2)
Dan rumus 𝑠2:
𝑠2 =∑ 𝑑𝑘 𝑠𝑖2
∑ 𝑑𝑘
Keterangan:
𝑋2 = Nilai 𝑋2 hitung
𝑛 = Jumlah data
𝑑𝑘 = Derajat gabungan
𝑠𝑖2 = Variansi data untuk setiap kelompok ke-𝑖
𝑠2 = Varian gabungan
Pembuatan kesimpulan pada uji homogenitas dengan cara memperhatikan
significance (sig.) pada output pengolahan data berdasarkan kriteria berikut: 27
1) Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak artinya tidak ada perbedaan
varian nilai dari kedua kelas (homogen).
2) Jika sig. ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima artinya ada perbedaan varian
nilai dari kedua kelas (homogen).
25
Kadir, loc.cit. 26
Yulingga Nanda Hanief dan Wasis Himawanto, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h. 59. 27
Edi Riadi, opcit. h. 137-139.
47
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan antara
kedua kelas yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan hasil asumsi uji
normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas
uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t pada software SPSS dengan
persamaan berikut:
𝑡 =�̅�1 − �̅�2
𝑆𝑔𝑎𝑏√1
𝑛1+
1𝑛2
Dengan nilai 𝑆𝑔𝑎𝑏 sebagai berikut:
𝑆𝑔𝑎𝑏 = √(𝑛1 − 1)𝑆1
2 + (𝑛2 − 1)𝑆22
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)
Keterangan:
𝑡 = Harga 𝑡 hitung
�̅�1 = Nilai rerata data kelompok eksperimen
�̅�2 = Nilai rerata data kelompok kontrol
𝑆12 = Varians data kelompok eksperimen
𝑆22 = Varians data kelompok kontrol
𝑆𝑔𝑎𝑏 = Simpangan baku kedua kelompok
𝑛1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen
𝑛2 = Jumlah siswa kelompok kontrol
Pembuatan kesimpulan pada uji hipotesis dengan cara memperhatikan sig. (2-
tailed) pada output pengolahan data berdasarkan kriteria berikut: 28
1) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak artinya tidak
terdapat perbedaan hasil pretest/posttest KPS antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
2) Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima artinya terdapat
perbedaan hasil pretest/posttest KPS antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
28
Edi Riadi, Ibid, h.252-253.
48
d. N-gain
N-gain digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan pada kemampuan
siswa setelah diberikan pembelajaran. Gain diperoleh dari selisih antara skor
pretest dengan skor posttest dengan persamaan sebagai berikut. 29
𝑔𝑎𝑖𝑛 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Peningkatan pada kemampuan siswa yang diperoleh berdasarkan perhitungan N-
gain kemudian dikategorikan seperti pada Tabel 3. 15 berikut ini.
Tabel 3.15 Klasifikasi Nilai N-gain30
Klasifikasi N-gain Kategori
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 < 0,3 Rendah
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 antara 0,3 − 0,7 Sedang
𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 > 0,7 Tinggi
2. Teknik Analisis Data Nontes
Pengolahan data instrumen nontes menggunakan bantuan Microsoft Excel.
Angket respon siswa terhadap model pembelajaran POGIL menggunakan skala
Likert dengan pernyataan positif dan negatif seperti pada Tabel 3.16 berikut.
Tabel 3.16 Konversi Skala Likert31
Alternatif Jawaban Skor Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Cukup Setuju (CS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Langkah-langkah menganalisis hasil angket respon siswa sebagai berikut:
a. Berikan skor terhadap respon siswa per item
b. Hitung skor total yang diperoleh siswa per item
29
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2014), h. 76-77. 30
Ibid. 31
Dr. Riduwan, M.B.A., M.Pd., dan Prof. Dr. Akdon, M.Pd, Rumus dan Data dalam
Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 16.
49
c. Hitung persentase dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑃 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑥 5 𝑥 100%
d. Interpretasikan hasil persentase dengan kriteria seperti pada Tabel 3.17:
Tabel 3.17 Interpretasi Persentase Angket32
Persentase Interpretasi
0% Tidak Seorangpun
0% < 𝑃 < 25% Sebagian Kecil
25% ≤ 𝑃 < 50% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
50% ≤ 𝑃 < 75% Sebagian Besar
75% ≤ 𝑃 < 100% Hampir Seluruhnya
100% Seluruhnya
I. Hipotesis Statistika
Hipotesis statisk pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan kemampuan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa antara kelas
kontrol dengan kelas eksperimen menggunakan model Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL). Berikut rumusan hipotesis pada penelitian ini:
H0: 𝜇1 = 𝜇2
H1: 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
H0 = Hipotesis nol.
H1 = Hipotesis alternatif.
𝜇1 = Kemampuan Keterampilan Proses Sains KPS pada kelas eksperimen dengan
menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
𝜇2 = Kemampuan Keterampilan Proses Sains KPS pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
32
Ibid.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Subbab ini mendeskripsikan data penelitian yang diperoleh mulai dari hasil
pretest, hasil posttest, N-gain kelas kontrol dan eksperimen, hasil angket respon
terhadap penerapan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL),
hasil uji prasyarat, dan hasil uji hipotesis.
1. Kondisi Keterampilan Proses Sains Sebelum Perlakuan
a. Hasil Pretest
Berikut hasil pretest kelas kontrol dan eksperimen sebelum diberi perlakuan
pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gambar 4.1 menunjukkan perbedaan hasil pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Skor kelas kontrol dan eksperimen memiliki jumlah siswa yang sama
yaitu 9 siswa pada interval 10-12. Skor pretest terendah kelas kontrol berada pada
interval 4-6 dengan jumlah 1 siswa. Sedangkan skor pretest terendah kelas
eksperimen berada pada interval 1-3 dengan jumlah 1 siswa. Skor pretest
tertinggi berada pada interval 19-21 dengan jumlah 4 siswa di kelas kontrol dan 1
0 1
6
9
3
11
4
0 0 0 1 0
3
9 8
12
1 0 0 0 0
4
8
12
16
20
24
28
32
Ju
mla
h S
isw
a
Interval Skor
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Skor maksimum=30
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
51
siswa di kelas eksperimen. Skor pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest
berdasarkan perhitungan statistik dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Eksperimen Kontrol
Skor Terendah 6 3
Skor Tertinggi 21 20
Mean 13,50 13,85
Median 13 15
Modus 17 12
Standar Deviasi 3,88 2,89
Lampiran C. 1
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Skor terendah kelas
kontrol adalah 6 sedangkan skor terendah kelas eksperimen adalah 3. Skor
tertinggi kelas kontrol adalah 21 sedangkan skor tertinggi kelas eksperimen adalah
20. Skor rata-rata (mean) kelas kontrol adalah 13,50 sedangkan skor rata-rata
(mean) kelas eksperimen adalah 13,85. Skor tengah (median) kelas kontrol 13
sedangkan skor tengah (median) kelas eksperimen adalah 15. Skor yang sering
muncul (modus) kelas kontrol adalah 17 sedangkan skor yang sering muncul
(modus) pada kelas eksperimen adalah 12. Standar deviasi kelas kontrol adalah
3,88 sedangkan standar deviasi kelas eksperimen adalah 2,89. Nilai rata-rata hasil
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut
ini.
Gambar 4.2 Diagram Batang Skor Rata-rata Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
13,5 13,85
048
121620242832
Pretest
Ju
mla
h S
ko
r
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Skor masimum=30
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
52
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa skor rata-rata pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak menunjukkan selisih yang jauh berbeda yaitu 0,35. Skor rata-
rata pretest kelas kontrol adalah 13,50 sedangkan skor rata-rata kelas eksperimen
adalah 13,85. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
artinya kedua kelas memiliki kemampuan yang sama.
b. Keterampilan Proses Sains Awal Siswa
Keterampilan proses sains siswa pada penelitian ini berdasarkan rumusn oleh
Rustaman pada aspek observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, membuat
hipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan komunikasi.1 Hasil
keterampilan proses sains awal siswa sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil Pretest Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Aspek Keterampilan
Proses Sains
Skor
Maksimum
Pretest
Eksperimen Kontrol
�̅� % �̅� %
Observasi 2 0,85 43% 0,68 34%
Klasifikasi 3 1,44 48% 1,97 66%
Interpretasi 2 0,85 43% 0,82 41%
Prediksi 5 1,85 37% 1,76 35%
Hipotesis 4 1,50 38% 1,53 38%
Merencanakan
Percobaan 6 2,85 48% 3,06 51%
Menerapkan Konsep 5 2,44 49% 2,38 48%
Komunikasi 3 1,59 53% 1,65 55%
Total 30 13,37 45% 13,85 46%
Lampiran C. 1
Persentase hasil pretest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen di setiap
aspek keterampilan proses sains dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini.
1 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 56.
53
Gambar 4.3 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Aspek Keterampilan
Proses Sains Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gambar 4.3 menunjukkan rekapitulasi persentase hasil pretest aspek
keterampilan proses sains kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil persentase
aspek observasi siswa kelas kontrol yang menjawab benar 43% sedangkan pada
kelas eksperimen 34%. Persentase skor observasi kelas kontrol lebih besar
dibandingkan kelas eksperimen dengan selisih 9%. Hasil persentase aspek
klasifikasi siswa kelas kontrol yang menjawab benar 48% sedangkan pada kelas
eksperimen 66%. Persentase skor klasifikasi kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 18%. Hasil persentase aspek
interpretasi siswa kelas kontrol yang menjawab benar 43% sedangkan pada kelas
eksperimen 41%. Persentase skor interpretasi kelas kontrol lebih besar
dibandingkan kelas eksperimen dengan selisih 2%. Hasil persentase aspek
prediksi siswa kelas kontrol yang menjawab benar 37% sedangkan pada kelas
eksperimen 35%. Persentase skor prediksi kelas kontrol lebih besar dibandingkan
kelas eksperimen dengan selisih 2%. Hasil persentase aspek hipotesis siswa kelas
kontrol yang menjawab benar 38% sedangkan pada kelas eksperimen 38%.
Persentase skor hipotesis kelas kontrol sama dengan kelas eksperimen. Hasil
persentase aspek merencanakan percobaan siswa kelas kontrol yang menjawab
benar 48% sedangkan pada kelas eksperimen 51%. Persentase skor merencanakan
43% 48% 43% 37% 38% 48%
49% 53%
34%
66%
41% 35% 38%
51% 48%
55%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pe
rse
nta
se
Kelas Kontrol
Kelas EksperimenKelas Kontrol
Kelas Eksperimen
54
percobaan kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan selisih
3%. Hasil persentase aspek menerapkan konsep siswa kelas kontrol yang
menjawab benar 49% sedangkan pada kelas eksperimen 48%. Persentase skor
menerapkan konsep kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen
dengan selisih 1%. Hasil persentase aspek komunikasi siswa kelas kontrol yang
menjawab benar 53% sedangkan pada kelas eksperimen 55%. Persentase skor
komunikasi kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan
selisih 2%.
2. Kondisi Keterampilan Proses Sains Setelah Perlakuan
a. Hasil Posttest
Hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gambar 4.4 menunjukkan perbedaan hasil posttest setiap interval skor antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Skor pretest terendah berada pada interval 10-
12 dengan jumlah 1 siswa baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.
Skor pretest tertinggi kelas kontrol berada pada interval 22-24 dengan jumlah 4
siswa. Sedangkan skor pretest tertinggi kelas eksperimen berada pada interval 25-
0 0 0 1 3
11
15
4
0 0 0 0 0 1 0
6
17
8
2 0
0
4
8
12
16
20
24
28
32
Ju
mla
h S
ko
r
Interval Skor
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Skor maksimum=30
55
27 dengan jumlah 2 siswa. Skor pemusatan dan penyebaran data dari hasil posttest
berdasarkan perhitungan statistik terdapat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
Kontrol Eksperimen
Skor Terendah 11 12
Skor Tertinggi 23 27
Mean 18,76 20,50
Median 19 21
Modus 20 21
Standar Deviasi 2,03 2,00
Lampiran C.2
Tabel 4.3 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data hasil posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Skor terendah kelas kontrol adalah 11 sedangkan
skor terendah kelas eksperimen adalah 12. Skor tertinggi kelas kontrol adalah 23
sedangkan skor tertinggi kelas eksperimen adalah 27. Skor rata-rata (mean) kelas
kontrol adalah 18,76 sedangkan skor rata-rata (mean) kelas eksperimen adalah
20,50. Skor tengah (median) kelas kontrol 19 sedangkan skor tengah (median)
kelas eksperimen adalah 21. Skor yang sering muncul (modus) kelas kontrol
adalah 20 sedangkan skor yang sering muncul (modus) pada kelas eksperimen
adalah 21. Standar deviasi kelas kontrol adalah 2,03 sedangkan standar deviasi
kelas eksperimen adalah 2,00. Nilai rata-rata hasil posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini.
Gambar 4.5 Diagram Batang Skor Rata-rata Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
18,76 20,5
0
4
8
12
16
20
24
28
32
Posttest
Ju
mla
h S
ko
r
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Skor maksimum=30
56
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa skor rata-rata posttest kelas kontrol dan
kelas eksperimen tidak menunjukkan selisih 1,74. Skor rata-rata posttest kelas
kontrol adalah 18,76 sedangkan skor rata-rata kelas eksperimen adalah 20,50.
b. Keterampilan Proses Sains Akhir Siswa
Keterampilan proses sains siswa pada penelitian ini berdasarkan rumusn oleh
Rustaman pada aspek observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, membuat
hipotesis, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan komunikasi.2 Hasil
keterampilan proses sains akhir siswa setelah diberi perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Posttest Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Aspek
Keterampilan
Proses Sains
Skor
Maksimum
Posttest
Kontrol Eksperimen
�̅� % �̅� %
Observasi 2 1.29 65% 1,59 79%
Klasifikasi 3 2,03 68% 2,15 72%
Interpretasi 2 1,29 65% 1,35 68%
Prediksi 5 2,76 55% 2,29 46%
Hipotesis 4 2,62 65% 2,74 68%
Merencanakan
Percobaan 6 3,35 56% 4,71 78%
Menerapkan
Konsep 5 3,32 66% 4,09 82%
Komunikasi 3 2,15 72% 1,82 61%
Total 30 18,81 63% 20,74 69%
Lampiran C.2
Persentase hasil posttest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen di setiap
aspek keterampilan proses sains dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini.
2 Ibid.
57
Gambar 4.6 Diagram Batang Rekapitulasi Persentase Aspek Keterampilan
Proses Sains Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Gambar 4.6 menunjukkan rekapitulasi persentase hasil posttest aspek
keterampilan proses sains kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil persentase
aspek observasi siswa kelas kontrol yang menjawab benar 65% sedangkan pada
kelas eksperimen 79%. Persentase skor observasi kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 14%. Hasil persentase aspek klasifikasi
siswa kelas kontrol yang menjawab benar 68% sedangkan pada kelas eksperimen
72%. Persentase skor klasifikasi kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas
kontrol dengan selisih 4%. Hasil persentase aspek interpretasi siswa kelas kontrol
yang menjawab benar 65% sedangkan pada kelas eksperimen 68%. Persentase
skor interpretasi kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan
selisih 3%. Hasil persentase aspek prediksi siswa kelas kontrol yang menjawab
benar 55% sedangkan pada kelas eksperimen 46%. Persentase skor prediksi kelas
kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen dengan selisih 9%. Hasil
persentase aspek hipotesis siswa kelas kontrol yang menjawab benar 65%
sedangkan pada kelas eksperimen 68%. Persentase skor hipotesis kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 3%. Hasil
persentase aspek merencanakan percobaan siswa kelas kontrol yang menjawab
65% 68% 65%
55% 65%
56%
66% 72% 79% 72%
68%
46%
68% 78% 82%
61%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Pe
rse
nta
se
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
58
benar 56% sedangkan pada kelas eksperimen 78%. Persentase skor merencanakan
percobaan kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan selisih
22%. Hasil persentase aspek menerapkan konsep siswa kelas kontrol yang
menjawab benar 66% sedangkan pada kelas eksperimen 82%. Persentase skor
menerapkan konsep kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol
dengan selisih 16%. Hasil persentase aspek komunikasi siswa kelas kontrol yang
menjawab benar 72% sedangkan pada kelas eksperimen 61%. Persentase skor
komunikasi kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen dengan
selisih 11%.
3. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
Peningkatan keterampilan proses sains siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen diperoleh dari rata-rata N-gain dengan menghitung skor posttest
dikurangi pretest kemudian dibagi dengan selisih skor ideal pretest. Berikut hasil
N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata N-gain kelas kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas N-gain Keterangan
Kontrol 0,27 Rendah
Eksperimen 0,37 Sedang
Lampiran C. 10
Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata N-gain kelas kontrol 0,28 berkategori
rendah. Sedangkan rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,39 berkategori sedang.
Hasil rata-rata N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada
Gambar 4.8 berikut ini.
Gambar 4.7 Diagram Batang Hail Rata-rata N-gain Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
Rata-rata N-gain
Jum
lah
Sko
r
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen0,27
0,37
59
4. Peningkatan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa
Peningkatan setiap aspek keterampolan proses sains siswa diperoleh dari rata-
rata skor N-gain masing-masing kelas. Berikut N-gain setiap aspek keterampilan
proses sains siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Rata-rata N-gain Aspek Keterampilan Proses Sains Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Aspek
Keterampilan
Proses Sains
N-gain
Kontrol Keterangan Eksperimen Keterangan
Observasi 0,34 Sedang 0,43 Sedang
Klasifikasi 0,31 Sedang 0,17 Rendah
Interpretasi 0,47 Sedang 0,26 Rendah
Prediksi 0,21 Rendah 0,07 Rendah
Hipotesis 0,21 Rendah 0,22 Rendah
Merencanakan
Percobaan -0,09 Rendah 0,38 Sedang
Menerapkan
Konsep 0,18 Rendah 0,45 Sedang
Komunikasi 0,26 Rendah 0,04 Rendah
Lampiran C. 12
Tabel 4.6 menunjukkan perbedaan rata-rata N-gain setiap aspek keterampilan
proses sains siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata N-gain kelas
kontrol pada aspek observasi 0,34 (sedang); klasifikasi 0,31 (sedang); interpretasi
0,47 (sedang); prediksi 0,21 (rendah); hipotesis 0,21 (rendah); merencanakan
percobaan -0,09 (rendah); menerapkan konsep 0,18 (rendah); komunikasi 0,26
(rendah). Rata-rata N-gain kelas eksperimen pada aspek observasi 0,43 (sedang);
klasifikasi 0,17 (rendah); interpretasi 0,26 (rendah); prediksi 0,07 (rendah);
hipotesis 0,22 (rendah); merencanakan percobaan 0,38 (sedang); menerapkan
konsep 0,45 (sedang); komunikasi 0,04 (rendah). Peningkatan setiap aspek
keterampilan proses sains kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada
Gambar 4.3 di bawah ini.
60
Gambar 4.8 Diagram Batang Hasil Rata-rata N-gain Aspek Keterampilan Proses
Sains Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
5. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
Data hasil angket respon siswa terhadap model POGIL dari kelas eksperimen
dengan menjumlahkan skor masing-masing setiap indikatornya. Skor yang
diperoleh dipersentasekan dan diinterpretasikan dalam bentuk keterangan
tanggapan siswa terhadap penerapan model POGIL di kelas. Hasil respon siswa
terhadap model POGIL dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.7 Respon Siswa terhadap Penerapan Model Process Oriented Guided
Inquiry Learning (POGIL) pada Konsep Fluida Statis
Indikator Angket Persentase Interpretasi
Penggunaan model POGIL 80% Hampir Seluruhnya
Keunggulan model POGIL 81% Hampir Seluruhnya
Penyampaian materi 82% Hampir Seluruhnya
Rata-rata 81% Hampir Seluruhnya
Lampiran C.13
Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata persentase respon siswa terhadap penerapan
model POGIL pada konsep fluida statis yaitu 81% dengan kategori sangat baik.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa tertarik dengan penerapan model POGIL dan
0,34 0,31 0,34
0,21 0,21
-0,09
0,18 0,26
0,43
0,17 0,26
0,07
0,22 0,38
0,45
0,04
-1
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1Sk
or
N-g
ain
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
61
membuat mereka lebih memahami konsep fluida statis. Hasil angket respon siswa
terhadap penerapan model POGIL dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini.
Gambar 4. 9 Diagram Batang Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model
Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) pada Konsep
Fluida Statis
6. Hasil Uji Prasyarat
Hasil uji prasyarat penelitian ini antara lain uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji hipotesis.
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan melalui software IBM SPSS Statistik 20 dengan uji
Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Sig. 0,057 0,063 0,059 0,147
Uji Shapiro-
Wilk Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima
Keputusan
Data
berdistribusi
normal
Data
berdistribusi
normal
Data
berdistribusi
normal
Data
berdistribusi
normal
Lampiran C. 4 dan C. 7
0
20
40
60
80
100
PenggunaanModel POGIL
KeunggulanModel POGIL
PenyampaianMateri
80 81 81
Pe
rse
nta
se
Indikator Angket
62
Keputusan yang diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis
normalitas yaitu jika sig. ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima (data berdistribusi normal), jika
sig. < 0,05 maka 𝐻1 diterima (data berdistribusi tidak normal). Tabel 4.8
menunjukkan nilai sig. data pretest di atas 0,05 pada kedua kelas yaitu 0,057 pada
kelas kontrol dan 0,063 pada kelas eksperimen. Data posttest kedua kelas
memiliki sig. di atas 0,05 yaitu 0,059 pada kelas kontrol dan 0,147 pada kelas
eksperimen. Dengan demikian data hasil pretest dan posttest baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan melalui software IBM SPSS Statistik 20 dengan
uji Barlett. Hasil uji homogenitas penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9
berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Pretest Posttest
Sig. 0,255 0,740
Uji Barlett Sig. ≥ 0,05 = 𝐻0 diterima
Keputusan Sampel homogen Sampel homogen
Lampiran C. 5 dan C. 8
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan penguji hipotesis
homogenitas yaitu jika sig. ≥ 0,05 maka 𝐻0 diterima (data dinyatakan homogen
atau bervarian sama), jika sig. < 0,05 maka 𝐻1 diterima (data dinyatakan tidak
homogen atau bervarian berbeda). Tabel 4.9 menunjukkan nilai sig. data pretest
di bawah 0,05 yaitu 0,255 sehingga kedua kelas tidak homogen atau tidak sama.
Nilai sig. data posttest di atas 0,05 yaitu 0,740 sehingga kedua kelas homogen
atau sama.
7. Hasil Uji Hipotesis
Hasil uji prasyarat menunjukkan data pretest dan posttest kedua kelas
berdistribusi normal. Varian sampel pretest kedua kelas homogen data posttest
kedua kelas homogen. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis
63
statistik parametrik melalui uji-t pada software IBM SPSS Statistik. Hasil uji
hipotesis pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest
Pretest (Uji-t) Posttest (Uji-t)
Sig. (2-tailed) 0,719 0,011
𝜶 0,05
Keputusan 𝐻0 diterima 𝐻1 diterima
Lampiran C. 11
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis yaitu jika
sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak. Tabel 4.10 menunjukkan
bahwa nilai sig. (2-tailed) pretest di atas 0,05 maka 𝐻0 diterima artinya tidak
terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Sedangkan nilai sig. (2-tailed) posttest di bawah 0,05 maka 𝐻1
diterima artinya terdapat perbedaan keterampilan proses sains antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Keterampilan proses sains (KPS) siswa sebelum diberikan perlakuan masih
tergolong rendah baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kelas kontrol
memperoleh skor rata-rata 13,50; skor terendah 6; dan skor tertinggi 21 dari skor
maksimum yang berjumlah 30. Sementara kelas eksperimen memperoleh skor
rata-rata sebesar 13,85; skor terendah 3; dan skor tertinggi 20. Selisih antara skor
rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak jauh berbeda yaitu sebesar 0,35.
Rendahnya pencapaian skor KPS awal siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen karena siswa tidak terbiasa mengerjakan soal berbasis KPS. Selama
ini pembelajaran dan pengukuran hasil belajar fisika di sekolah hanya
memperhatikan aspek pengetahuan atau kognitif saja. Siswa tidak terbiasa
membuat hipotesis, kesulitan merencanakan percobaan secara detail, tidak
terbiasa mengkomunikasikan hasil percobaan baik tertulis maupun lisan dengan
benar sesuai konsep. Pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru kurang
melibatkan kompetensi siswa terutama dalam aspek keterampilan. Selain itu, saat
pembelajaran secara berkelompok tidak semua siswa memiliki rasa tanggung
64
jawab atas perkerjaan kelompoknya, hanya beberapa siswa saja yang terlibat
dalam penyelesaian pekerjaan kelompok. Hal ini menyebabkan banyak siswa
yang tidak dapat mengembangkan kreatifitas dan keterampilannya dalam proses
pembelajaran.
Kondisi keterampilan proses sains (KPS) awal siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen masih dalam kategori yang kurang. Hasil pretest per aspek KPS
menunjukkan kelas kontrol lebih unggul dari pada kelas eksperimen pada aspek
mengamati (observasi). Kelas kontrol memperoleh 43% dan kelas eksperimen
memperoleh 3 % pada aspek observasi. Rendahnya keterampilan mengobservasi
pada kelas eksperimen dikarenakan kelas eksperimen kurang mengoptimalkan
penggunaan alat inderanya saat mengumpulkan informasi pada stimulus yang
disajikan dalam soal. Pada aspek klasifikasi kelas eksperimen memiliki
kemampuan yang cukup baik yaitu 66% dibandingkan kelas kontrol yaitu sebesar
48%. Hal ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen dianggap cukup mampu
mencari perbedaan, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari
pengelompokkan aplikasi atau penerapan dari konsep fluida statis. Persentase skor
aspek interpretasi kelas kontrol yaitu 43% dan kelas eksperimen 41%. Aspek
interpretasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen masih tergolong rendah.
Rendahnya kemampuan interpretasi siswa karena kurangnya pengalaman siswa
untuk mengolah data percobaan sehingga siswa tidak mampu menemukan pola
hasil percobaan kemudian menyimpulkannya. Perolehan skor hipotesis baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen memiliki skor rendah yaitu 38%. Hal ini terjadi
karena kedua kelas belum pernah melakukan percobaan fluida statis. Sedangkan
siswa dikatakan memiliki kemampuan berhipotesis apabila siswa dapat menyadari
bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya melalui konsep ataupun
percobaan.3 Aspek KPS dengan skor rendah berikutnya adalah prediksi. Kelas
kontrol memperoleh persentase 37% dan kelas eksperimen memperoleh
persentase 35% pada aspek prediksi. Rendahnya kemampuan prediksi siswa
dikarena kurangnya informasi yang dimiliki siswa terkait dengan konsep fluida
3 Winda Fitriauspita, dkk, “Analisis Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 9 Pekanbaru”, JOM FKIP Vol. V Desember 2018, h. 8.
65
statis. Siswa dikatakan memiliki keterampilan memprediksi apabila siswa dapat
memproyeksikan kejadian berdasarkan informasi yang telah diperolehnya.4 Pada
aspek merencanakan percobaan kelas eksperimen memperoleh 51% berkategori
sedang, sementara kelas kontrol memperoleh 48% berkategori rendah. Hasil ini
diperoleh kerena kelas eksperimen telah mengetahui informasi tentang percobaan-
percobaan fluida statis sedangkan kelas kontrol belum mengetahui percobaan-
percobaan tentang fluida statis. Aspek menerapkan konsep pada kedua kelas
masih tergolong rendah dengan perolehan 49% pada kelas kontrol dan 48% pada
kelas eksperimen. Rendahnya pemahaman konsep pada kedua kelas dapat terjadi
karena siswa belum menyadari pemanfaatan dari fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari dan siswa kesulitan fokus saat mengerjakan soal.5 Kelas kontrol
maupun kelas eksperimen memiliki keterampilan komunikasi dalam kategori
sedang. Aspek komunikasi kelas kontrol 53% dan kelas eksperimen 55%.
Kurangnya keterampilan siswa dalam aspek komunikasi dapat disebabkan karena
siswa belum terbiasa mengolah data kemudian mengubah data dalam bentuk
grafik.
Keterampilan proses sains (KPS) siswa setelah diberikan perlakuan
menunjukkan perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas
eksperimen memperoleh hasil posttest yang lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Kelas kontrol memperoleh skor rata-rata 18,76. Sementara kelas
eksperimen memperoleh skor rata-rata sebesar 20,50. Selisih antara skor rata-rata
kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu sebesar 1,74. Ini menunjukkan bahwa
penggunaan moel POGIL yang diberikan kepada kelas eksperimen dapat
mempengaruhi keterampilan proses sains pada siswa. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelian yang telah dilakukan oleh Rustam bahwa model POGIL dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap keterampilan proses sains siswa
melalui kegiatan praktikum atau percobaan sebagai upaya membuktikan konsep.6
4 Ai Hayati Rahayu dan Poppy Anggraeni, “Analisis Profil Keterampilan Proses Sains
Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Sumedang”, Jurnal Pesona Dasar Vol. V No. 2, 2017, h. 25. 5 Ahmad Yadaeni, dkk., “Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
XII pada Materi Fluida Statis”, Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 3, 2018, h. 363. 6 Rustam, dkk., “Pengaruh Model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL)
terhadap Pemahaman Konsep IPA, Keterampilan Proses Sains, dan Kemampuan Berpikir Kritis
66
Selain itu, langkah-langkah pembelajaran pada model POGIL dapat
mengkombinasikan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa.
Seperti yang dinyatakan oleh Puji Eka Ningsih bahwa model POGIL merupakan
metode yang dapat mengajarkan konten pembelajaran dan keterampilan proses
secara bersamaan.7
Kemampuan akhir keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan di
setiap aspeknya. Pada aspek observasi kelas kontrol memperoleh 65% dan kelas
eksperimen memperoleh 79%. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen yang
menggunakan model POGIL ketika proses pembelajaran pada tahapan orientasi
siswa dituntut untuk cermat dalam melakukan segala macam percobaan sehingga
mereka sangat mengoptimalkan alat indera untuk memperoleh informasi yang
akurat. Begitupun pada aspek klasifikasi kelas eksperimen lebih unggul daripada
kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh 72% dan kelas kontrol memperoleh
68%. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustaman bahwa siswa yang menguasai
keterampilan mengamati atau observasi akan dapat memiliki keterampilan
membedakan atau klasifikasi.8 Karena untuk menguasai keterampilan klasifikasi
siswa harus menghubungkan hasil pengamatannya. Aspek interpretasi kelas
kontrol 65% dan kelas eksperimen 68%. Kelas kontrol dan kelas eksperimen
cukup teliti saat mengolah data percobaan sehingga keduanya dapat memperoleh
data percobaan yang sesuai dengan konsep. Aspek prediksi merupakan aspek
dengan persentase skor paling rendah di kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
Kelas kontrol memperoleh 55% dan kelas eksperimen memperoleh 46%. Ini
terjadi karena siswa belum terbiasa melakukan percobaan dengan benar dan
belum mampu menemukan pola dari sebuah percobaan sehingga tidak dapat
meramalkan hasil percobaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Aditya yang
menyatakan bahwa keterampilan memprediksi harus dilatih secara intensif dengan
Siswa SMP Negeri 3 Pringgabaya Lombok Timur”, Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, P-ISSN:
2460-2582, E-ISSN: 2407-795X, 2017, h. 39. 7 Puji Eka Ningsih, dkk., “Pengaruh Metode POGIL (Process Oriented Guided Inquiry
Learning) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Suhu dan Kalor Kelas X
SMA”, E-Journal Vol. IV, P-ISSN: 2339-0654, E-ISSN: 2476-9398, 2015, h. 68. 8 Nuryani Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005).
67
pembelajaran praktikum yang menuntut siswa melakukan tahapan ilmiah.9 Aspek
hipotesis 65% pada kelas kontrol dan 68 % kelas eksperimen. Kedua kelas mampu
mebuat hipotesis karena sebelum melakukan percobaan baik kelas kontrol
maupun kelas eksperimen diminta untuk membuat hipotesis. Pada aspek
merencanakan percobaan kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol.
Kelas kontrol hanya memperoleh 56% dan kelas eksperimen memperoleh 78%.
Perbedaan skor merencanakan percobaan antara keldua kelas dapat terjadi karena
kelas eksperimen yang menerapkan model POGIL pada tahapan eksplorasi siswa
dapat memaksimalkan keterampilannya mulai dari menentukan alat bahan,
menggunakan alat dengan benar, dan merencanakan percobaan agar waktu yang
dipergunakan lebih efisien. Kelas eksperimen memperoleh skor paling tinggi pada
aspek menerapkan konsep dengan persentase 82%. Sedangkan kelas kontrol
memperoleh skor 66%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model POGIL
yang diterapkan pada kelas eksperimen berhasil memberikan pengaruh yang baik
terhadap aspek menerapkan konsep pada keterampilan proses sains. Sebab
tahapan aplikasi pada model POGIL siswa diberikan permasalahan yang baru dan
dituntut untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Puji Eka bahwa model
POGIL dapat mengembangkan keterampilan dan pemahaman terhadap konsep
yang dipelajari.10
Keterampilan komunikasi dengan perolehan 72% pada kelas
kontrol dan 61% pada kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa
yang belum terbiasa mengolah data dan merubahnya dalam bentuk grafik.
Keterampilan proses sains (KPS) siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
menunjukkan peningkatan setelah diberikan perlakuaan pada penelitian ini.
Peningkatan yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda-beda di
setiap aspeknya. Peningkatan keterampilan proses sains siswa diperoleh dari nilai
N-gain antara hasil pretest dan posttest. Hasil rata-rata N-gain kelas kontrol
adalah 0,27 dengan kategori rendah dan rata-rata N-gain kelas eksperimen 0,37
dengan kategori sedang. Perbedaan peningkatan antara kelas kontrol dan
9 Aditya Rahman, dkk., Profil Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa di SMP
Satu Atap Pulau Tunda, Jurnal Vol. 7 No. 1 P-ISSN: 2355-1720, E-ISSN: 2407-4926, 2017. 10
Puji Eka Ningsih, loc.cit.
68
eksperimen disebabkan penerapan model pembelajaran di dalam kelas. Model
POGIL yang diterapkan pada kelas eksperimen terdapat tahapan eksplorasi yang
melatih siswa untuk menggali informasi dengan menggunakan keterampilan-
keterampilan proses sains seperti merencanakan percobaan, melakukan
pengukuran, dan menguji hipotesis untuk memperoleh pemahaman konsep. Hal
ini sesuai dengan Adelia yang menyataan bahwa model POGIL dapat
meningkatkan keterampilan proses, kemampuan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan kognitif siswa.11
Hasil peningkatan keterampilan proses sain dapat terlihat pula pada hasil rata-
rata N-gain per aspek. Aspek keterampilan proses sain mengalami peningkatan
paling rendah di kelas kontrol yaitu merencanakan percobaan dengan rata-rata N-
gain sebesar -0,09 (kategori rendah) sedangkan pada kelas eksperimen yaitu aspek
komunikasi dengan rata-rata N-gain sebesar 0,04 (kategori rendah). Rendahnya
peningkatan aspek komunikasi pada kelas ekperimen dikarenakan saat proses
pembelajaran tidak jelaskan variabel-variabel pada percobaan yang dilakukan
sehingga siswa sulit menentukan grafik yang tepat pada soal. Aspek keterampilan
proses sains mengalami peningkatan yang tinggi pada kelas kontrol yaitu pada
aspek interpretasi dengan rata-rata N-gain 0,47 (kategori sedang) sedangkan pada
kelas eksperimen yaitu aspek menerapkan konsep dengan rata-rata N-gain sebesar
0,45 (kategori sedang). Peningkatan aspek menerapkan konsep pada kelas
eksperimen dikarenakan saat proses pembelajaran pada tahapan aplikasi siswa
menerapkan konsep yang telah diperoleh dari tahapan sebelumnya untuk
mengerjakan soal yang berbeda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cholifatur
dkk juga sependapat bahwa model POGIL dapat memberikan pengaruh terhadap
pemahaman konsep siswa SMA.12
11
Adelia Alfama Zamista dan Ida Kaniawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Process
Oriented Guided Inquiry Learning terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif
Siswa pada Mata Pelajaran Fisika”, Edusains Vol. 7 No. 2, p-ISSN 1979-7281, e-ISSN 2443-
1281, 2015, h. 191. 12
Cholifatur Rosidah, Sudarti, dan Maryani, “Pengaruh Model Process Guided
Inquiry Learning (POGIL) dengan Media Kartu Masalah Terhadap Pemahaman Konsep dan
Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Momentum dan Impuls di SMA”, Jurnal FKIP Universitas
Jember Vol. 7. No. 1, 2018, h. 36.
69
Siswa kelas eksperimen secara keseluruhan memberikan respon yang baik
terhadap penerapan model POGIL dengan persentase 81%. Hasil ini menandakan
bahwa hampir seluruh siswa kelas eksperimen menerima dengan baik penggunaan
model POGIL saat pembelajaran fisika di kelas terutama pada konsep fluida statis.
Respon baik siswa ditunjukkan berdasarkan persentase pada setiap indikator
angket. Pada indikator ketertarikan siswa terhadap penerapan model POGIL
memperoleh 80%, keunggulan model POGIL memperoleh 81%, dan penyampaian
materi memperoleh 82%. Langkah-langkah pembelajaran pada model POGIL
dapat menggiring siswa untuk lebih aktif, bertanggung jawab, menemukan sendiri
konsep yang sedang dipelajari, dan dapat meningkatkan keterampilan yang
dimiliki oleh siswa. Hal ini sesuai dengan Hanson (2004) yang dikutip oleh
Adelia menyatakan bahwa model POGIL dapat mengembangkan keterampilan
proses sains siswa, membuat siswa berpartisipasi lebih aktif dalam proses
pembelajaran, menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran sains.13
Begitupun dengan pendapat Rustam yang menyatakan bahwa model POGIL
mampu meningkatkan pemahaman konsep sains.14
Hasil pengujian hipotesis statistik posttest pada penelitian ini menunjukkan
nilai sig. (2-tailed) 0,011. Jika nilai sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 maka 𝐻0
ditolak dan 𝐻1 diterima. Artinya kesimpulan berdasarkan hasil hipotesis yaitu
terdapat perbedaan kemampuan keterampilan proses sains antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen yang menggunakan model POGIL pada proses
pembelajaran konsep fluida statis. Perbedaan kemampuan keterampilan proses
sains siswa disebabkan perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional
dengan pendekatan saintifik sedangkan kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran POGIL. Penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang dilakukan
oleh Puji Eka Ningsih yang menyatakan bahwa penerapan model POGIL dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran fisika SMA.15
Model pembelajaran POGIL yang diterapkan peneliti memiliki kelebihan antara
13
Adelia, Op.cit., h. 193. 14
Rustam, Loc.cit. 15
Puji Eka Ningsih, Op.cit., h.67.
70
lain dapat meningkatkan interasi antarsiswa maupun interaksi antara siswa dengan
guru, mengembangkan pemahaman mengenai materi yang dipelajari,
menumbuhkan rasa tanggung jawab karena saat proses pembelajaran setiap siswa
diberikan peran yang berbeda untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok.
Adapun keterbatasan penerapan model pembelajaran POGIL yaitu pada tahapan
penutup siswa enggan untuk mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas
sehingga sulit untuk mengetahui apakah data yang diperoleh diolah dengan benar.
Pada tahapan eksplorasi ketika siswa mulai melakukan percobaan sederhana
membutuhkan waktu yang cukup lama karena peneliti belum maksimal mengelola
keadaan kelas agar kegiatan berjalan dengan efektif.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisi dan pembahasan di atas
penyusun menyimpulkan bahwa:
1. Model POGIL yang diterapkan berpengaruh terhadap keterampilan proses
sains siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis statistik nilai sig. (2-tailed) kurang
dari 0,05 yaitu 0,011 artinya terdapat perbedaan keterampilan proses sains
siswa antara kelas kontrol dan kelas esperimen.
2. Model POGIL yang diterapkan pada kelas eksperimen meningkatkan
keterampilan proses sains siswa sebesar 0,37 dengan kategori sedang.
3. Siswa kelas eksperimen memberikan respon sangat baik terhadap penggunaan
model POGIL pada proses pembelajaran fisika konsep fluida statis dengan
persentase sebesar 81%.
B. Saran-saran
Adapun saran yang disampaikan penyusun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model POGIL dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa, sehingga model pembelajaran ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk diterapkan pada pelajaran fisika.
2. Guru maupun peneliti selanjutnya yang akan menerapkan model POGIL
sebaiknya menggunakan metode lain pada tahapan penutup agar siswa lebih
tertarik untuk mempresentasikan hasil percobaannya di depan kelas.
3. Guru maupun peneliti yang akan menggunkan model POGIL sebaiknya
mengatur alokasi waktu dengan baik agar pembelajaran sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
4. Peneliti berikutnya yang hendak mengukur keterampilan proses sains
sebaiknya menggunakan instrumen tes dan non-tes berupa lembar observasi
agar semua keterampilan proses sains dapat terukur.
72
5. Peneliti berikutnya yang hendak mengukur keterampilan proses sains siswa
hendaknya menggunakan instrumen yang lebih baik dan lebih sesuai dengan
indikator-indikator keterampilan proses sains.
73
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2018.
-----. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Fitriauspita, Winda dkk,. Analisis Penguasaan Keterampilan Proses Sains pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Pekanbaru. JOM FKIP Vol. V. 2018.
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2001.
Hamik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 1995.
Hanib, Mohammad Tofan dkk. Penerapan Pembelajaran Process Oriented
Guided Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Dan Karakter Siswa Kelas X. Jurnal Pendidikan Vol. 2 (1) 2017.
Hanief, Yulingga Nanda dan Wasis Himawanto. Statistik Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish. 2017.
Hanson, David M. Designing Process-Oriented Guided-Inquiry Activities. Stony
Brook University: Pacific Crest. 2005.
Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah. 2014.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Depok: Rajawali. 2017.
Kanginan, Marthen. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2013.
-----. Seribu Pena Fisika untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Erlangga. 2008.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Silabus Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Fisika.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Mulyasa. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. 2009.
Mutiara, Tia dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta:
Erlangga. 2006.
Ningsih, Puji Eka dkk. Pengaruh Metode POGIL (Process Oriented Guided
Inquiry Learning) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi
74
Suhu dan Kalor Kelas X SMA. E-Journal Vol. IV P-ISSN: 2339-0654 E-
ISSN: 2476-9398. 2015.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permana, Tammy. Pengaruh Pembuatan Teropong Bintang Sederhana Terhadap
Proses Keterampilan Sains Peserta Didik Pada Konsep Alat Optik. Skripsi
UIN Jakarta 2017.
Rahayu, Ai Hayati dan Poppy Anggraeni. Analisis Profil Keterampilan Proses
Sains Siswa Sekolah Dasar Kabupaten Sumedang. Jurnal Pesona Dasar Vol.
V (2). 2017.
Rahman, Aditya dkk. Profil Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa di
SMP Satu Atap Pulau Tunda. SEJ Vol. 7 (1). 2017.
Riadi, Edi. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Yogyakarta:
Andi. 2016.
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta. 2013.
Rosidah, Cholifatur, Sudarti, dan Maryani. Pengaruh Model Process Guided
Inquiry Learning (POGIL) dengan Media Kartu Masalah Terhadap
Pemahaman Konsep dan Aktivitas Belajar Siswa pada Materi Momentum
dan Impuls di SMA. Jurnal FKIP Universitas Jember Vol. 7. No. 1. 2018.
Rustam dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) Terhadap Pemahaman Konsep Ipa, Keterampilan
Proses Sains Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp Negeri 3
Pringgabaya Lombok Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 3 (2).
2017.
Rustaman, Y. Nuryani dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UNM
Pre. 2005.
Safitri, Winda. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan
Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2010.
75
Semiawan, Conny dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana
Mengaktifkan Peserta Didik dalam Belajar. Jakarta: Gramedia. 1986.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi
keempat. Jakarta: Kencana. 2013.
Silitonga, Friska Septiani. The Using of Peer Tutoring Learning Method in
Improving Students Understanding. Conference Paper. 2017.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cetakan ke-26.
Bandung: Alfabeta. 2018.
-----. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2017.
Sulistri, Emi dkk. Keterampilan Proses Sains Siswa (KPS) dengan Model Predict
Observe and Explain (POE) pada Materi Energi. Variabel Vol. 1 (2). 2018.
Sutrisno dan Sitti Ahmiarti. Fisika Dasar I (Mekanika, Fluida, dan Gelombang).
Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.
Suwarna, Iwan Permana. Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif
Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Fisika.
Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan. 2016.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana. 2009.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009.
Yadaeni, Ahmad dkk. Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas XII pada Materi Fluida Statis. Jurnal Pendidikan Vol. 3 No. 3. 2018.
-----. Studi Kesulitan Siswa dalam Menguasai Konsep Fluida Statis. Semnas
Pendidikan IPA Pascasarjana UM Vol. 1. 2016.
Yusrizal. Analysis Of Difficulty Level Of Physics National Examination’s
Questions. JPII Vol. 5 (1). 2016.
Zamista, Adelia Alfama dan Ida Kaniawati. Pengaruh Model Pembelajaran
POGIL terhadap Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Kognitif
Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. Edusains Vol. 7 (2). 2015.
76
Zulfani dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta. 2009.
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
2. Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
3. RPP Kelas Eksperimen
4. RPP Kelas Kontrol
5. Soal Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
6. Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
7. Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
8. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
9. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
77
Lampiran A.1 Lembar Wawancara Guru pada Studi Pendahuluan
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU
Fokus
Penelitian Indikator Deskripsi Nomor
Respon siswa
terhadap
mata
pelajaran
fisika
Auntiasan siswa
mengikuti pembelajaran
fisika
Jawaban guru mengenai auntiasan
siswa mengikuti pembelajaran
fisika
1
Keaktifan siswa pada
saat proses pembelajaran
kelas
Jawaban guru mengenai keaktifan
siswa saat proses pembelajaran
kelas
2
Kondisi kelas ketika
pembelajaran
berlangsung
Jawaban guru mengenai kondisi
kelas ketika pembelajaran
berlangsung
3
Kemampuan
yang harus
dimiliki
siswa
Hasil belajar siswa pada
mata pelajaran fisika
konsep fluida statis
Jawaban guru mengenai hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
fisika konsep fluida statis
4
Hambatan yang dialami
guru ketika mengajar
Jawaban guru mengenai hambatan
yang dialami guru ketika
mengajar
5
78
Bentuk kreativitas
laindalam mengajar
fisika
Jawaban guru mengenai bentuk
kreativitas lain dalam mengajar
fisika
6, 7, 8
Kemampuan yang harus
dimiliki siswa
Jawaban guru mengenai
kemampuan yang harus dimiliki
siswa
9
Penelitian yang telah
dilakukan terkait
keterampilan proses sains
siswa pada mata
pelajaran fisika
Jawaban guru mengenai penelitian
yang telah dilakukan terkait
keterampilan proses sains siswa
pada mata pelajaran fisika
10
Pentingnya
keterampilan
proses sains
bagi siswa
Makna dari keterampilan
proses sains siswa
Jawaban guru mengenai
penjelasan makna keterampilan
proses sains siswa
11
Cara yang digunakan
untuk mengetahui
keterampilan proses sains
siswa
Jawaban guru mengenai cara yang
digunakan untuk mengetahui
keterampilan proses sains siswa
12
Menghubungkan materi
fisika dengan kehidupan
sehari-hari
Jawaban guru mengenai cara
menghubungkan materi fisika
dengan kehidupan sehari-hari
13
Menjelaskan pentingnya
keterampilan proses sains
yang dimiliki oleh siswa
Jawaban guru mengenai
penjelasan pentingnya
keterampilan proses sains yang
dimiliki oleh siswa
14
Faktor atau
kendala yang
menyebabkan
Hambatan yang dialami
selama mengajar mata
pelajaran fisika
Jawaban guru mengenai hambatan
yang dialami selama mengajar
mata pelajaran fisika
15
79
kurangnya
keterampilan
proses sains
siswa
Kesulitan yang dialami
siswa dalam proses
pembelajaran fisika
Jawaban guru mengenai kesulitan
yang dialami siswa dalam proses
pembelajaran fisika
16
80
81
82
Lampiran A.2 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
HASIL ANALISIS ANGKET SISWA
Nama Sekolah : SMA Negeri 28 Kabupaten Tangerang
Jumlah Responden : 170 Siswa
1. Apakah fisika merupakan mata pelajaran yang sulit?
a. Ya = 144 (85%)
b. Tidak = 26 (15%)
2. Pernahkah guru Anda memberikan tes tertulis berbasis keterampilan
proses sains pada pembelajaran fisika?
a. Ya = 0 (0%)
b. Tidak = 170 (100%)
3. Apa kendala yang Anda alami ketika mempelajari materi fisika?
a. Cara guru menjelaskan = 137 (81%)
b. Terlalu banyak konsep yang dipelajari = 154 (91%)
c. Kegiatan pembelajaran terlalu monoton = 147 (86%)
d. Sumber buku bacaan terbatas = 24 (14%)
4. Cara apakah yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran
fisika di kelas?
a. Ceramah = 157 (92%)
b. Tanya jawab = 73 (43%)
c. Praktikum = 55 (32%)
d. Diskusi = 126 (74%)
e. Penugasan = 142 (83%)
83
5. Cara apakah yang Anda harapkan dari guru dalam mengajar fisika di
kelas?
a. Ceramah = 71 (42%)
b. Tanya jawab = 50 (29%)
c. Praktikum = 150 (88%)
d. Diskusi = 165 (97,1%)
e. Penugasan = 35 (20%)
84
Lampiran A.3 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Pertemuan ke-
: SMA Negeri 28 Kab. Tangerang
: Fisika
: XI IPA/1
: Fluida Statis
: 2 x 45 menit
: 1
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
85
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.3 Menerapkan hukum-hukum
fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari.
4. 3 Merancang dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis berikut
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya.
IPK IPK
3.3.1 Menentukan tekanan hidrostatis
pada kedalam tertentu
4.3.1 Membuat hipotesis tentang
percobaan tekanan hidrostatis
3.3.2 Menentukan gaya yang bekerja
pada penampang berdasarkan
hukum Pascal
4.3.2 Membuat hipotesis tentang
percobaan hukum Pascal
3.3.3 Mengelompokkan aplikasi
berdasarkan hukum Pascal
4.3.3 Menentukan dan
menggunakan alat dan bahan
yang digunakan untuk
percobaan
4.3.4 Menentukan variabel yang
harus diukur pada percobaan
4.3.5 Merencanakan prosedur
percobaan
4.3.6 Memprediksi hasil percobaan
hukum Pascal
4.3.7 Menginterpretasikan data
hasil percobaan tekanan
hidrostatis
4.3.8 Menginterpretasikan data
hasil percobaan hukum
86
Pascal
4.3.9 Membuat grafik hubungan
antara kedalaman dengan
tekanan hidrostatis
berdasarkan hasil percobaan
4.3.10 Membuat grafik hubungan
antara gaya dengan luas
penampang
C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Siswa dapat menentukan tekanan hidrostatis pada kedalam tertentu
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS
3.3.2 Siswa dapat menentukan gaya yang bekerja pada penampang berdasarkan
hukum Pascal setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan aplikasi pada LKS
3.3.3 Siswa dapat mengelompokkan aplikasi berdasarkan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan aplikasi pada LKS
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan tekanan hidrostatis
setelah memperhatikan gambar dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
orientasi pada LKS
4.3.2 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan hukum Pascal setelah
memperhatikan gambar dan berdiskusi berdasarkan kegiatan orientasi
pada LKS
4.3.3 Siswa dapat menentukan dan menggunakan alat dan bahan yang
digunakan untuk percobaan berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.4 Siswa dapat menentukan variabel yang harus diukur pada percobaan
berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.5 Siswa dapat merencanakan prosedur percobaan berdasarkan kegiatan
eksplorasi pada LKS
87
4.3.6 Siswa dapat memprediksi hasil percobaan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan penemuan
konsep pada LKS
4.3.7 Siswa dapat menginterpretasikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
penemuan konsep pada LKS
4.3.8 Siswa dapat menginterpretasikan data hasil percobaan hukum Pascal
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
penemuan konsep pada LKS
4.3.9 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara kedalaman dengan tekanan
hidrostatis berdasarkan hasil percobaan setelah melakukan percobaan dan
berdiskusi berdasarkan kegiatan penemuan konsep pada LKS
4.3.10 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara gaya dengan luas
penampang setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan penemuan konsep pada LKS
D. Materi Pembelajaran
1. Pengetahuan Faktual
Perbedaan tekanan di suatu kedalaman air laut
Tekanan menyebar ke segala arah pada pompa dan dongkrak hidrolik
2. Konseptual
Tekanan Hidrostatis
Hukum Pascal
3. Prinsip
Tekanan hidrostatis berbanding lurus dengan kedalaman
Tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu tempat akan
menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama
4. Prosedural
Melakukan percobaan tekanan hidrostatis.
88
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: Saintifik Learning
2. Model: Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan
tahapan orientasi (orientation), eksplorasi (exploration), penemuan
konsep (concept invention), aplikasi (application), penutup (closure).
3. Metode: Diskusi dan eksperimen.
F. Media Pembelajaran
1. Media : -
2. Alat dan bahan : Corong, selang, papan, fluida (air), mistar, botol air
mineral 1,5 L, Balon, solatip, gunting.
3. Sumber belajar : Lembar Kerja Siswa (LKS)
89
G. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Pendahuluan (10 menit)
Guru melakukan pembukaan
dengan mengucapkan salam
Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin do’a
sebelum memulai
pembelajaran
Guru mengkondisikan
keadaan kelas dan siswa agar
siap melaksanakan kegiatan
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran
siswa
Guru menyampaikan indiator
dan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan kegiatan
Siswa menjawab salam dari
guru
Siswa berdo’a untuk memulai
kegiatan pembelajaran
Siswa menyiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan
pembelajaran
Siswa mengkonfirmasi
kehadirannya
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan
pembelajaran
90
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
pembelajaran yang akan
dilakukan sesuai dengan
model POGIL yang
diterapkan
Guru membagikan kelompok
dengan jumlah 4-5 siswa
perkelompok. Masing-
masing anggota anggota
kelompok memiliki peran
berbeda antara lain sebagai
manager, recorder, reflector,
dan presenter.
Guru membagikan LKS
Siswa berkumpul dengan
anggota kelompok dan memilih
peran sebagai manager,
recorder, reflector, dan
presenter.
Siswa menerima LKS
Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati Orientasi Guru menggali pengetahuan
awal siswa dengan
menyampaikan pertanyaan:
Siswa mendengarkan,
menjawab pertanyaan yang
guru sampaikan, dan membuat
91
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
“Pernahkan kalian berenang
atau menyelam? Apa yang
kalian rasakan jika kalian
menyelam ke tempat yang
memiliki kedalaman lebih
dari 3 meter?”
hipotesis tentang percobaan
tekanan hidrostatis dan hukum
Pascal pada LKS
Menanya dan mengumpulkan
informasi
Eksplorasi Guru menginstruksikan
siswa untuk melakukan
percobaan Tekanan
Hidrostatis dan Hukum
Pascal
Guru mengawasi kegiatan
diskusi dan eksperimen yang
dilakukan oleh siswa
Guru membimbing siswa
menganalisis data percobaan
Tekanan Hidrostatis dan
Siswa merencanakan percobaan
Tekanan Hidrostatis dan
Hukum Pascal
Siswa melakukan kegiatan
diskusi dan eksperimen dengan
serius bersama anggota
kelompok
Siswa menganalisis data
percobaan Tekanan Hidrostatis
dan Hukum Pascal
92
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Hukum Pascal
Mengasosiasi Penemuan Konsep Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan pada
LKS yang dapat menuntut
siswa membuat kesimpulan
pada materi Tekanan
Hidrostatis dan Hukum
Pascal
Siswa berdiskusi
menyelesaikan permasalahan
pada LKS kemudian membuat
kesimpulan dan membuktikan
hipotesis tentang Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Pascal
Aplikasi Guru menginstruksikan
siswa untuk mengerjakan
latihan soal yang berkaitan
dengan materi Tekanan
Hidrostatis dan Hukum
Siswa bersama dengan
kelompoknya berdiskusi untuk
mengerjakan latihan soal pada
LKS materi Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Pascal
93
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Pascal yang dipelajari pada
LKS
Mengkomunikasikan Penutup Guru menginstruksikan
kepada perwakilan kelompok
yang berperan sebagai
presenter untuk
menyampaikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
tentang materi Tekanan
Hidrostatis dan Hukum
Pascal
Guru menyamakan presepsi
mengenai konsep Tekanan
Hidrostatis dan Hukum
Pascal yang telah
dipresentasikan oleh masing-
masing kelompok
Perwakilan siswa yang
berperan sebagai presenter
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas tentang materi
Tekanan Hidrostatis dan
Hukum Pascal
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari
guru untuk menyamakan
presepsi mengenai konsep
Tekanan Hidrostatis dan
Hukum Pascal
Siswa bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum
dipahami
94
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk
bertanya
Guru memberikan soal
evaluasi tentang Tekanan
Hidrostatis dan Hukum
Pascal
Siswa mengerjakan soal
evaluasi mengenai konsep
Tekanan Hidrostatis dan
Hukum Pascal secara individu
Penutup (10 menit)
Guru memberikan informasi
tentang materi pada
pertemuan berikutnya yaitu
Hukum Archimedes
Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan berdo’a
dan mengucapkan salam
Siswa mendengarkan informasi
yang guru sampaikan tentang
materi pertemuan berikutnya
yaitu Hukum Archimedes
Siswa berdo’a dan menjawab
salam
95
H. Penilaian Keterampilan Proses Sains
1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Pertemuan ke-
: SMA Negeri 28 Kab. Tangerang
: Fisika
: XI IPA/1
: Fluida Statis
: 2 x 45 menit
: 2
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
97
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.3 Menerapkan hukum-hukum
fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari.
4. 3 Merancang dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis berikut
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya.
IPK IPK
3.3.1 Mengklasifikasikan benda yang
mengapung dalam fluida
4.3.1 Membuat hipotesis mengenai
keadaan benda dalam fluida
3.3.2 Menentukan keadaan benda
dalam fluida
4.3.2 Menentukan alat dan bahan
pada percobaan gaya apung
3.3.3 Menentukan besarnya gaya
apung suatu benda
4.3.3 Mengetahui variabel yang
dapat mempengaruhi gaya
apung suatu benda
4.3.4 Memprediksi keadaan benda
berdasarkan hukum
Archimedes
C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan benda yang mengapung dalam fluida
berdasarkan kegiatan aplikasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan keadaan benda dalam fluida berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
3.3.3 Siswa dapat menentukan besarnya gaya apung suatu benda berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai keadaan benda dalam fluida setelah
memperhatikan gambar dan berdiskusi berdasarkan kegiatan orientasi pada LKS
4.3.2 Siswa dapat menentukan dan menggunakan alat dan bahan yang digunakan
untuk percobaan berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS
98
4.3.3 Siswa dapat mengetahui variabel yang dapat mempengaruhi gaya apung suatu
benda berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.4 Siswa dapat memprediksi keadaan benda berdasarkan kegiatan penemuan
konsep pada LKS.
D. Materi Pembelajaran
a. Pengetahuan Faktual
Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair pada suatu wadah akan
memperoleh gaya apung sebesar zat cair yang dipindahkan
Benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam dalam zat cair
b. Konseptual
Fluida statis
c. Prinsip
Hukum Archimedes
d. Prosedural
Melakukan percobaan hukum Archimedes
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: Saintifik Learning
2. Model: Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan
tahapan orientasi (orientation), eksplorasi (exploration), penemuan konsep
(concept invention), aplikasi (application), penutup (closure).
3. Metode: Diskusi dan eksperimen.
F. Media Pembelajaran
a. Media : -
b. Alat dan bahan : Telur, garam, air, gelas bening, sendok, neraca
pegas, benda (batu, kubus besi 30 gr, kubus
kuningan 30 gr)
c. Sumber belajar : Lembar Kerja Siswa (LKS)
99
G. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Pendahuluan (10 menit)
Guru melakukan pembukaan
dengan mengucapkan salam
Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin do’a
sebelum memulai
pembelajaran
Guru mengkondisikan
keadaan kelas dan siswa agar
siap melaksanakan kegiatan
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran
siswa
Guru menyampaikan indiator
dan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan kegiatan
Siswa menjawab salam dari
guru
Siswa berdo’a untuk memulai
kegiatan pembelajaran
Siswa menyiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan
pembelajaran
Siswa mengkonfirmasi
kehadirannya
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan
pembelajaran
100
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
pembelajaran yang akan
dilakukan sesuai dengan
model POGIL yang
diterapkan
Guru membagikan kelompok
dengan jumlah 4-5 siswa
perkelompok. Masing-
masing anggota anggota
kelompok memiliki peran
berbeda antara lain sebagai
manager, recorder, reflector,
dan presenter.
Guru membagikan LKS
Siswa berkumpul dengan
anggota kelompok dan memilih
peran sebagai manager,
recorder, reflector, dan
presenter.
Siswa menerima LKS
Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati Orientasi Guru menggali pengetahuan
awal siswa dengan bertanya:
“Saat kalian masih kecil,
Siswa mendengarkan,
menjawab pertanyaan yang
guru sampaikan, dan membuat
101
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
pernahkan kalian mandi
dengan memasukkan diri ke
dalam bak berisi penuh
dengan air?”
“Kemudian apa yang terjadi
ketika kalian memasukkan
diri ke dalam bak yang berisi
penuh dengan air?”
hipotesis tentang percobaan
Hukum Archimedes pada LKS
Menanya dan mengumpulkan
informasi
Eksplorasi Guru menginstruksikan
siswa untuk melakukan
percobaan Hukum
Archimedes
Guru mengawasi kegiatan
diskusi dan eksperimen yang
dilakukan oleh siswa
Guru membimbing siswa
menganalisis data percobaan
Siswa merencanakan percobaan
Hukum Archimedes
Siswa melakukan kegiatan
diskusi dan eksperimen dengan
serius bersama anggota
kelompok
Siswa menganalisis data
percobaan Hukum Archimedes
102
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Hukum Archimedes
Mengasosiasi Penemuan Konsep Guru membimbing siswa
dalam berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan pada
LKS yang dapat menuntut
siswa membuat kesimpulan
pada materi Hukum
Archimedes
Siswa berdiskusi
menyelesaikan permasalahan
pada LKS kemudian membuat
kesimpulan dan membuktikan
hipotesis tentang Hukum
Archimedes
Aplikasi Guru menginstruksikan
siswa untuk mengerjakan
latihan soal yang berkaitan
dengan materi Hukum
Archimedes yang dipelajari
pada LKS
Siswa bersama dengan
kelompoknya berdiskusi untuk
mengerjakan latihan soal pada
LKS materi Hukum
Archimedes
Mengkomunikasikan Penutup Guru menginstruksikan Perwakilan siswa yang
103
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
kepada perwakilan kelompok
yang berperan sebagai
presenter untuk
menyampaikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
tentang materi Hukum
Archimedes
Guru menyamakan presepsi
mengenai konsep Hukum
Archimedes yang telah
dipresentasikan oleh masing-
masing kelompok
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk
bertanya
Guru memberikan soal
berperan sebagai presenter
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas tentang materi
Hukum Archimedes
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari
guru untuk menyamakan
presepsi mengenai konsep
Hukum Archimedes
Siswa bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum
dipahami
Siswa mengerjakan soal
evaluasi mengenai konsep
Hukum Archimedes secara
individu
104
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
evaluasi tentang Hukum
Archimedes
Penutup (10 menit)
Guru memberikan informasi
tentang materi pada
pertemuan berikutnya yaitu
Tegangan Permukaan,
Kapilaritas, dan Viskositas
Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan berdo’a
dan mengucapkan salam
Siswa mendengarkan informasi
yang guru sampaikan tentang
materi pertemuan berikutnya
yaitu Tegangan Permukaan,
Kapilaritas, dan Viskositas
Siswa berdo’a dan menjawab
salam
H. Penilaian Keterampilan Proses Sains
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis dan Observasi
b. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
105
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Pertemuan ke-
: SMA Negeri 28 Kab. Tangerang
: Fisika
: XI IPA/1
: Fluida Statis
: 2 x 45 menit
: 3
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
107
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.3 Menerapkan hukum-hukum
fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari.
4. 3 Merancang dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis berikut
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya.
IPK IPK
3.3.1 Mengklasifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi
gejala kapilaritas
4.3.1 Membuat hipotesis mengenai
percobaan viskositas
3.3.2 Menentukan kenaikan air dalam
pipa kapiler
4.3.2 Merencanakan percobaan
viskositas pada zat cair
4.3.3 Mempredikasi tegangan
permukaan pada fluida
4.3.4 Membuat grafik hubungan
antara jenis zat cair dengan
laju relatif benda pada fluida
C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan Mengklasifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gejala kapilaritas berdasarkan kegiatan aplikasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan kenaikan air dalam pipa kapiler berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai percobaan viskositas setelah
memperhatikan gambar dan berdiskusi berdasarkan kegiatan orientasi pada LKS
4.3.2 Siswa dapat merencanakan percobaan viskositas pada zat cair berdasarkan
kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.3 Siswa dapat mempredikasi tegangan permukaan pada fluida berdasarkan
kegiatan penemuan konsep pada LKS
108
4.3.4 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara jenis zat cair dengan laju relatif
benda pada fluida berdasarkan kegiatan penemuan konsep pada LKS.
D. Materi Pembelajaran
a. Pengetahuan Faktual
Serangga yang dapat berjalan di atas air
Naiknya minyak pada sumbu kompor
Kecepatan benda ketika dimasukkan ke dalam zat cair
b. Konseptual
Fluida statis
c. Prinsip
Tegangan Permukaan
Kapilaritas
Viskositas
d. Prosedural
Melakukan percobaan Tegangan Permukaan dan Viskositas
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: Saintifik Learning
2. Model: Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) dengan
tahapan orientasi (orientation), eksplorasi (exploration), penemuan konsep
(concept invention), aplikasi (application), penutup (closure).
3. Metode: Diskusi dan eksperimen.
F. Media Pembelajaran
a. Media : Alat praktikum Tegangan Permukaan dan
Viskositas
b. Alat dan bahan : Spidol, papan tulis
c. Sumber belajar : Lembar Kerja Siswa (LKS)
109
G. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Pendahuluan (10 menit)
Guru melakukan pembukaan
dengan mengucapkan salam
Guru meminta salah satu
siswa untuk memimpin do’a
sebelum memulai
pembelajaran
Guru mengkondisikan
keadaan kelas dan siswa agar
siap melaksanakan kegiatan
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran
siswa
Guru menyampaikan indiator
dan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan kegiatan
Siswa menjawab salam dari
guru
Siswa berdo’a untuk memulai
kegiatan pembelajaran
Siswa menyiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan
pembelajaran
Siswa mengkonfirmasi
kehadirannya
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan
pembelajaran
110
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
pembelajaran yang akan
dilakukan sesuai dengan
model POGIL yang
diterapkan
Guru membagikan kelompok
dengan jumlah 4-5 siswa
perkelompok. Masing-
masing anggota anggota
kelompok memiliki peran
berbeda antara lain sebagai
manager, recorder, reflector,
dan presenter.
Guru membagikan LKS
Siswa berkumpul dengan
anggota kelompok dan memilih
peran sebagai manager,
recorder, reflector, dan
presenter.
Siswa menerima LKS
Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati Orientasi Guru menggali pengetahuan
awal siswa dengan
menyampaikan pertanyaan:
Siswa mendengarkan,
menjawab pertanyaan yang
guru sampaikan, dan membuat
111
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
“Pernahkan kalian melihat
serangga yang berjalan di
atas permukaan air?
Bagaimana hal tersebut dapat
terjadi?”
hipotesis tentang percobaan
Tegangan Permukaan dan
Viskositas pada LKS
Menanya dan mengumpulkan
informasi
Eksplorasi Guru menginstruksikan
siswa untuk melakukan
percobaan Tegangan
Permukaan dan Viskositas
Guru mengawasi kegiatan
diskusi dan eksperimen yang
dilakukan oleh siswa
Guru membimbing siswa
menganalisis data percobaan
Tegangan Permukaan dan
Viskositas
Siswa merencanakan percobaan
Tegangan Permukaan dan
Viskositas
Siswa melakukan kegiatan
diskusi dan eksperimen dengan
serius bersama anggota
kelompok
Siswa menganalisis data
percobaan Tegangan
Permukaan dan Viskositas
Mengasosiasi Penemuan Konsep Guru membimbing siswa Siswa berdiskusi
112
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
dalam berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan pada
LKS yang dapat menuntut
siswa membuat kesimpulan
pada materi Tegangan
Permukaan dan Viskositas
menyelesaikan permasalahan
pada LKS kemudian membuat
kesimpulan dan membuktikan
hipotesis tentang Tegangan
Permukaan dan Viskositas
Aplikasi Guru menginstruksikan
siswa untuk mengerjakan
latihan soal yang berkaitan
dengan materi Tegangan
Permukaan dan Viskositas
yang dipelajari pada LKS
Siswa bersama dengan
kelompoknya berdiskusi untuk
mengerjakan latihan soal pada
LKS materi Tegangan
Permukaan dan Viskositas
Mengkomunikasikan Penutup Guru menginstruksikan
kepada perwakilan kelompok
yang berperan sebagai
presenter untuk
menyampaikan hasil diskusi
Perwakilan siswa yang
berperan sebagai presenter
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas tentang materi
Tegangan Permukaan dan
113
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
kelompok di depan kelas
tentang materi Tegangan
Permukaan dan Viskositas
Guru menyamakan presepsi
mengenai konsep Tegangan
Permukaan dan Viskositas
yang telah dipresentasikan
oleh masing-masing
kelompok
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
yang belum paham untuk
bertanya
Guru memberikan soal
evaluasi tentang Tegangan
Permukaan dan Viskositas
Viskositas
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari
guru untuk menyamakan
presepsi mengenai konsep
Tegangan Permukaan dan
Viskositas
Siswa bertanya kepada guru
tentang hal-hal yang belum
dipahami
Siswa mengerjakan soal
evaluasi mengenai konsep
Tegangan Permukaan dan
Viskositas secara individu
Penutup (10 menit)
114
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK POGIL GURU SISWA
Guru memberikan informasi
tentang pertemuan
berikutnya yaitu posttest
materi Fluida Statis
Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan berdo’a
dan mengucapkan salam
Siswa mendengarkan informasi
yang guru sampaikan tentang
pertemuan berikutnya yaitu
posttest materi Fluida Statis
Siswa berdo’a dan menjawab
salam
4. Penilaian Keterampilan Proses Sains
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
115
Lampiran A.4 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Pertemuan ke-
: SMA Negeri 28 Kab. Tangerang
: Fisika
: XI IPA/1
: Fluida Statis
: 2 x 45 menit
: 1
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
116
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.3 Menerapkan hukum-hukum
fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari.
4. 3 Merancang dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis berikut
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya.
IPK IPK
3.3.1 Menentukan tekanan hidrostatis
pada kedalam tertentu
4.3.1 Membuat hipotesis tentang
percobaan tekanan hidrostatis
3.3.2 Menentukan gaya yang bekerja
pada penampang berdasarkan
hukum Pascal
4.3.2 Membuat hipotesis tentang
percobaan hukum Pascal
3.3.3 Mengelompokkan aplikasi
berdasarkan hukum Pascal
4.3.3 Menentukan variabel yang
harus diukur pada percobaan
Tekanan Hidrostatis
4.3.4 Memprediksi hasil percobaan
hukum Pascal
4.3.5 Membuat grafik hubungan
antara kedalaman dengan
tekanan hidrostatis
berdasarkan hasil percobaan
4.3.6 Membuat grafik hubungan
antara gaya dengan luas
penampang
C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Siswa dapat menentukan tekanan hidrostatis pada kedalam tertentu
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
mengasosiasi pada LKS
117
3.3.2 Siswa dapat menentukan gaya yang bekerja pada penampang berdasarkan
hukum Pascal setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengasosiasi pada LKS
3.3.3 Siswa dapat mengelompokkan aplikasi berdasarkan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi
pada LKS
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan tekanan hidrostatis
setelah memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan
mengamati pada LKS
4.3.2 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan hukum Pascal setelah
memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan mengamati
pada LKS
4.3.3 Siswa dapat menentukan variabel yang harus diukur pada percobaan
Tekanan Hidrostatis berdasarkan kegiatan mengumpulkan informasi pada
LKS
4.3.4 Siswa dapat memprediksi hasil percobaan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi
pada LKS
4.3.5 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara kedalaman dengan tekanan
hidrostatis setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengkomunikasikan pada LKS
4.3.6 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara gaya dengan luas
penampang setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengkomunikasikan pada LKS
D. Materi Pembelajaran
a. Pengetahuan Faktual
Perbedaan tekanan di suatu kedalaman air laut
Tekanan menyebar ke segala arah pada pompa dan dongkrak hidrolik
b. Konseptual
Tekanan Hidrostatis
118
Hukum Pascal
c. Prinsip
Tekanan hidrostatis berbanding lurus dengan kedalaman
Tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu tempat akan
menambah tekanan keseluruhan dengan besar yang sama
d. Prosedural
Melakukan percobaan tekanan hidrostatis
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: Saintifik Learning
2. Metode: Eksperimen, diskusi, dan drill
F. Media Pembelajaran
a. Media : -
b. Alat dan bahan : Corong, selang, papan, fluida (air), mistar, botol air
mineral 1,5 L, Balon, solatip, dan gunting
c. Sumber belajar : Buku
119
G. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Pendahuluan (10 menit)
Guru melakukan pembukaan dengan
mengucapkan salam
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin do’a sebelum memulai
pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas dan
siswa agar siap melaksanakan kegiatan
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan indiator dan tujuan
pembelajaran
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan
Guru membagikan kelompok dengan
jumlah 4-5 siswa perkelompok.
Siswa menjawab salam dari guru
Siswa berdo’a untuk memulai kegiatan
pembelajaran
Siswa menyiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran
Siswa mengkonfirmasi kehadirannya
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan menyampaikan pertanyaan:
“Pernahkan kalian berenang atau
Siswa mendengarkan, menjawab
pertanyaan yang guru sampaikan, dan
membuat hipotesis mengenai Tekanan
120
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
menyelam? Apa yang kalian rasakan jika
kalian menyelam ke tempat yang memiliki
kedalaman lebih dari 3 meter?”
Hidrostatis dan Hukum Pascal pada
LKS
Menanya dan mengumpulkan
informasi
Guru mengisntruksikan siswa untuk
melakukan percobaan tekanan hidrostatis
dan hukum Pascal berdasarkan LKS
Siswa secara berkelompok melakukan
percobaan tekanan hidrostatis dan
hukum Pascal berdasarkan LKS
Mengasosiasi Guru menginstruksikan siswa untuk
mengerjakan latihan soal Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Pascal yang
terdapat pada LKS dengan berdiskusi
perkelompok
Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan latihan soal Tekanan
Hidrostatis dan Hukum Pascal dengan
berdiskusi perkelompok
Siswa mengerjakan latihan soal
Tekanan Hidrostatis dan Hukum
Pascal yang terdapat pada LKS dengan
berdiskusi perkelompok
Siswa mengikuti bimbingan guru
untuk menyelesaikan latihan soal
Tekanan Hidrostatis dan Hukum
Pascal dengan berdiskusi perkelompok
Mengkomunikasikan Guru menginstruksikan kepada perwakilan
dari setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil eksperimen dan
diskusi kelompok di depan kelas
Guru menyamakan presepsi mengenai
konsep Tekanan Hidrostatis dan Huku
Pascal
Perwakilan setiap kelompok
menyampaikan hasil eksperimen dan
diskusi kelompok di depan kelas
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari guru
untuk menyamakan presepsi tentang
Tekanan Hidrostatis dan Huku Pascal
121
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang belum paham untuk bertanya
Guru memberikan soal evaluasi tentang
Tekanan Hidrostatis dan Huku Pascal
Siswa bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami
Siswa mengerjakan soal evaluasi
tentang Tekanan Hidrostatis dan Huku
Pascal secara individu
Penutup (10 menit)
Guru memberikan informasi tentang
materi pada pertemuan berikutnya yaitu
Hukum Archimedes
Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan berdo’a dan mengucapkan salam
Siswa mendengarkan informasi yang
guru sampaikan tentang materi
pertemuan berikutnya yaitu Hukum
Archimedes
Siswa berdo’a dan menjawab salam
H. Penilaian Keterampilan Proses Sains
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
122
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Pertemuan ke-
: SMA Negeri 28 Kab. Tangerang
: Fisika
: XI IPA/1
: Fluida Statis
: 2 x 45 menit
: 2
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
124
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.3 Menerapkan hukum-hukum
fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari.
4. 3 Merancang dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis berikut
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya.
IPK IPK
3.3.1 Mengklasifikasikan benda yang
mengapung dalam fluida
4.3.1 Membuat hipotesis mengenai
keadaan benda dalam fluida
3.3.2 Menentukan keadaan benda
dalam fluida
4.3.2 Mengetahui variabel yang
dapat mempengaruhi gaya
apung suatu benda
3.3.3 Menentukan besarnya gaya
apung suatu benda
4.3.3 Memprediksi keadaan benda
berdasarkan hukum
Archimedes
C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan benda yang mengapung dalam fluida setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada
LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan keadaan benda dalam fluida setelah melakukan
percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
3.3.3 Siswa dapat menentukan besarnya gaya apung suatu benda setelah melakukan
percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai keadaan benda dalam fluida setelah
memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan mengamati pada LKS.
4.3.2 Siswa dapat mengetahui variabel yang dapat mempengaruhi gaya apung suatu
benda berdasarkan kegiatan mengumpulkan informasi pada LKS.
4.3.3 Siswa dapat dapat memprediksi keadaan benda setelah melakukan percobaan
dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
125
D. Materi Pembelajaran
a. Pengetahuan Faktual
Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair pada suatu wadah akan
memperoleh gaya apung sebesar zat cair yang dipindahkan
Benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam dalam zat cair
b. Konseptual
Fluida statis
c. Prinsip
Hukum Archimedes
d. Prosedural
Melakukan percobaan hukum Archimedes
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: Saintifik Learning
2. Metode: Diskusi dan eksperimen
F. Media Pembelajaran
a. Media : -
b. Alat dan bahan : Telur, garam, air, gelas bening, sendok
c. Sumber belajar : Buku
126
G. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Pendahuluan (10 menit)
Guru melakukan pembukaan dengan
mengucapkan salam
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin do’a sebelum memulai
pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas dan
siswa agar siap melaksanakan kegiatan
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan indiator dan tujuan
pembelajaran
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan
Guru membagikan kelompok dengan
jumlah 4-5 siswa perkelompok.
Siswa menjawab salam dari guru
Siswa berdo’a untuk memulai kegiatan
pembelajaran
Siswa menyiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran
Siswa mengkonfirmasi kehadirannya
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan pembelajaran
127
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan menyampaikan pertanyaan: “Saat
kalian masih kecil, pernahkan kalian
mandi dengan memasukkan diri ke dalam
bak berisi penuh dengan air?”
“Kemudian apa yang terjadi ketika kalian
memasukkan diri ke dalam bak yang berisi
penuh dengan air?”
Siswa mendengarkan, menjawab
pertanyaan yang guru sampaikan, dan
membuat hipotesis mengenai Hukum
Archimedes pada LKS
Menanya dan mengumpulkan
informasi
Guru mengisntruksikan siswa untuk
melakukan percobaan Hukum Archimedes
berdasarkan LKS
Siswa secara berkelompok melakukan
percobaan Hukum Archimedes
berdasarkan LKS
Mengasosiasi Guru menginstruksikan siswa untuk
mengerjakan latihan soal Hukum
Archimedes yang terdapat pada LKS
dengan berdiskusi perkelompok
Guru membimbing siswa dalam
Siswa mengerjakan latihan soal
Hukum Archimedes yang terdapat
pada LKS dengan berdiskusi
perkelompok
Siswa mengikuti bimbingan guru
128
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
mengerjakan latihan soal Hukum
Archimedes dengan berdiskusi
perkelompok
untuk menyelesaikan latihan soal
Hukum Archimedes dengan berdiskusi
perkelompok
Mengkomunikasikan Guru menginstruksikan kepada perwakilan
dari setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil eksperimen dan
diskusi kelompok di depan kelas
Guru menyamakan presepsi mengenai
konsep Hukum Archimedes
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang belum paham untuk bertanya
Guru memberikan soal evaluasi tentang
Hukum Archimedes
Perwakilan setiap kelompok
menyampaikan hasil eksperimen dan
diskusi kelompok di depan kelas
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari guru
untuk menyamakan presepsi tentang
Hukum Archimedes
Siswa bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami
Siswa mengerjakan soal evaluasi
tentang Hukum Archimedes secara
individu
Penutup (10 menit)
Guru memberikan informasi tentang Siswa mendengarkan informasi yang
129
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
materi pada pertemuan berikutnya yaitu
Tegangan Permukaan, Kapilaritas, dan
Viskositas
Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan berdo’a dan mengucapkan salam
guru sampaikan tentang materi
pertemuan berikutnya yaitu Tegangan
Permukaan, Kapilaritas, dan Viskositas
Siswa berdo’a dan menjawab salam
H. Penilaian Keterampilan Proses Sains
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Pertemuan ke-
: SMA Negeri 28 Kab. Tangerang
: Fisika
: XI IPA/1
: Fluida Statis
: 2 x 45 menit
: 3
A. KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.
131
B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK)
KD-3 KD-4
3.3 Menerapkan hukum-hukum
fluida statis dalam kehidupan
sehari-hari.
4. 3 Merancang dan melakukan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida statis berikut
presentasi hasil percobaan dan
pemanfaatannya.
IPK IPK
3.3.1 Mengklasifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi
gejala kapilaritas
4.3.1 Membuat hipotesis mengenai
percobaan viskositas
3.3.2 Menentukan kenaikan air dalam
pipa kapiler
4.3.2 Mempredikasi tegangan
permukaan pada fluida
4.3.3 Membuat grafik hubungan
antara jenis zat cair dengan
laju relatif benda pada fluida
C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gejala
kapilaritas berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan kenaikan air dalam pipa kapiler berdasarkan kegiatan
mengasosiasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai percobaan viskositas setelah
memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan mengamati pada LKS.
4.3.2 Siswa dapat memprediksi tegangan permukaan pada fluida setelah melakukan
percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
4.3.3 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara jenis zat cair dengan laju relatif
benda pada fluida setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengkomunikasikan pada LKS.
132
D. Materi Pembelajaran
a. Pengetahuan Faktual
Serangga yang dapat berjalan di atas air
Naiknya minyak pada sumbu kompor
Kecepatan benda ketika dimasukkan ke dalam zat cair
b. Konseptual
Fluida statis
c. Prinsip
Tegangan Permukaan
Kapilaritas
Viskositas
d. Prosedural
Melakukan percobaan tegangan permukaan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan: Saintifik Learning
2. Metode: Ceramah, diskusi, dan drill
F. Media Pembelajaran
a. Media : -
b. Alat dan bahan : Air, gelas bening, silet/paper clip
c. Sumber belajar : Buku
133
G. Langkah-langkah Pembelajaran
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Pendahuluan (10 menit)
Guru melakukan pembukaan dengan
mengucapkan salam
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin do’a sebelum memulai
pembelajaran
Guru mengkondisikan keadaan kelas dan
siswa agar siap melaksanakan kegiatan
pembelajaran
Guru memeriksa kehadiran siswa
Guru menyampaikan indiator dan tujuan
pembelajaran
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan
Guru membagikan kelompok dengan
jumlah 4-5 siswa perkelompok.
Siswa menjawab salam dari guru
Siswa berdo’a untuk memulai kegiatan
pembelajaran
Siswa menyiapkan diri untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran
Siswa mengkonfirmasi kehadirannya
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru
mengenai kegiatan pembelajaran
134
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Kegiatan Inti (70 menit)
Mengamati Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan menyampaikan pertanyaan:
“Pernahkan kalian melihat serangga yang
berjalan di atas permukaan air?
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?”
Siswa mendengarkan, menjawab
pertanyaan yang guru sampaikan, dan
membuat hipotesis mengenai
Tegangan Permukaan, Kapilaritas, dan
Viskositas pada LKS
Menanya dan mengumpulkan
informasi
Guru mengisntruksikan siswa untuk
melakukan percobaan Tegangan
Permukaan, Kapilaritas, dan Viskositas
pada LKS
Siswa secara berkelompok melakukan
percobaan Tegangan Permukaan,
Kapilaritas, dan Viskositas LKS
Mengasosiasi Guru menginstruksikan siswa untuk
mengerjakan latihan soal Tegangan
Permukaan, Kapilaritas, dan Viskositas
yang terdapat pada LKS dengan berdiskusi
perkelompok
Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan latihan soal Tegangan
Siswa mengerjakan latihan soal
Tegangan Permukaan, Kapilaritas, dan
Viskositas yang terdapat pada LKS
dengan berdiskusi perkelompok
Siswa mengikuti bimbingan guru
untuk menyelesaikan latihan soal
Tegangan Permukaan, Kapilaritas, dan
135
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Permukaan, Kapilaritas, dan Viskositas
dengan berdiskusi perkelompok
Viskositas dengan berdiskusi
perkelompok
Mengkomunikasikan Guru menginstruksikan kepada perwakilan
dari setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil eksperimen dan
diskusi kelompok di depan kelas
Guru menyamakan presepsi mengenai
konsep Tegangan Permukaan, Kapilaritas,
dan Viskositas
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang belum paham untuk bertanya
Guru memberikan soal evaluasi tentang
Tegangan Permukaan, Kapilaritas, dan
Viskositas
Perwakilan setiap kelompok
menyampaikan hasil eksperimen dan
diskusi kelompok di depan kelas
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari guru
untuk menyamakan presepsi tentang
Tegangan Permukaan, Kapilaritas, dan
Viskositas
Siswa bertanya kepada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami
Siswa mengerjakan soal evaluasi
tentang Tegangan Permukaan,
Kapilaritas, dan Viskositas secara
individu
Penutup (10 menit)
136
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
SAINTIFIK GURU SISWA
Guru memberikan informasi tentang
materi pada pertemuan berikutnya yaitu
Fluida Dinamis
Guru menutup kegiatan pembelajaran
dengan berdo’a dan mengucapkan salam
Siswa mendengarkan informasi yang
guru sampaikan tentang materi
pertemuan berikutnya yaitu Fluida
Dinamis
Siswa berdo’a dan menjawab salam
H. Penilaian Keterampilan Proses Sains
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
137
Lampiran A.5 Soal Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
INSTRUMEN TES PERTEMUAN I
(KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL)
No. Indikator Soal Soal Pembahasan Skor
1 Menentukan tekanan
hidrostatis pada
kedalam tertentu
1. Seorang penyelam sedang mengeksplor keindahan
lautan Indonesia seperti gambar.
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh penyelam
tersebut jika massa jenis air laut
1.026 kg m3⁄ adalah....
A. 1.539𝑥102 Pa
B. 1.537𝑥102 Pa
C. 1.536𝑥102 Pa
D. 1.535𝑥102 Pa
Jawaban: A
Diketahui
𝜌𝑓 = 1.026 kg m3⁄
𝑔 = 10 m/s
ℎ = 15 m
Ditanya: 𝑃ℎ = ... ?
Benda I
𝑃ℎ = 𝜌𝑓 . 𝑔. ℎ
= (1.026)(10)(15)
= 1.539𝑥102 Pa
10
138
E. 1.534𝑥102 Pa
2 Menentukan gaya
yang bekerja pada
penampang
berdasarkan hukum
Pascal
2. Perhatikan gambar berikut
Besar beban yang dapat diangkat oleh penampang
besar adalah....
A. 10 N
B. 100 N
C. 1000 N
D. 10000 N
E. 100000 N
Jawaban: C
Diketahui
𝐹1 = 500 N
𝐴1 = 1 m2
𝐴2 = 2 m2
Ditanya: 𝐹2 = ... ?
𝑃1 = 𝑃2
𝐹1
𝐴1=
𝐹2
𝐴2
𝐹2 =𝐹1. 𝐴2
𝐴1
𝐹2 =500.2
1
𝐹2 = 1000 N
10
3 Mengelompokkan
aplikasi berdasarkan
hukum Pascal
3. Perhatikan gambar berikut Jawaban: B
Aplikasi dari penerapan hukum
Pascal antara lain, pompa
sepeda, dongkrak hidrolik, rem
5
139
(I)
(II)
(III)
(IV)
(V)
(VI)
Berdasarkan gambar di atas yang merupakan aplikasi
dari hukum Pascal adalah....
A. (I), (II), (III)
B. (I), (III), (IV)
C. (II), (III), (IV)
D. (II), (IV), (V)
E. (III), (IV), (V)
hidrolik, alat pengangkat mobil.
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒙 𝟒
140
INSTRUMEN TES PERTEMUAN II
(KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL)
No. Indikator Soal Soal Pembahasan Skor
1 Mengklasifikasikan
benda yang
mengapung dalam
fluida
1. Perhatikan gambar keadaan telur di dalam fluida!
Telur yang yang tidak dapat dikonsumsi atau yang
busuk terdapat pada gambar....
A. 1, 3, dan 4
B. 1, 2, dan 5
C. 2, 3, dan 5
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5
Jawaban: D
Pembahasan
Telur yang busuk memiliki
rongga udara yang cuup besar
di dalamnya membuat telur
menjadi lebih ringan dan
memiliki massa jenis yang
lebih kecil daripada air. Oleh
karena itu, telur yang busuk
dapat terapung di dalam air
5
2 Menentukan keadaan
benda dalam fluida
2. Perhatikan gambar berikut Jawaban: C
Diketahui
5
141
𝜌𝑘𝑜𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 2,8 g 𝑐m3⁄
𝜌𝑘𝑜𝑖𝑛 𝐴𝑙 = 0,93 g 𝑐m3⁄
𝜌𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 = 1,2 g 𝑐m3⁄
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 = 0,6 g 𝑐m3⁄
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 0,6 g 𝑐m3⁄
Pembahasan
𝜌𝑘𝑜𝑖𝑛 𝑏𝑒𝑠𝑖 > 𝜌𝑎𝑖𝑟, besi akan
tenggelam
𝜌𝑘𝑜𝑖𝑛 𝐴𝑙 hampir sama dengan
𝜌𝑎𝑖𝑟, koin alumunium akan
melayang
𝜌𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 > 𝜌𝑎𝑖𝑟, silinder akan
tenggelam
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢dan 𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑠𝑖 <
𝜌𝑎𝑖𝑟, balok kayu dan balok besi
akan terapung
142
143
Jika massa jenis air 1 g/cm3
Berdasarkan
pengamatanmu maka keadaan benda yang sesuai
dengan hukum Archimedes ditunjukkan oleh
nomor….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3 Menentukan besarnya 3. Balok kayu berukuran panjang 2,5 m, lebar 0,4 m, Jawaban: D 10
144
gaya apung suatu
benda
dan tebalnya 0,5 m. Jika kayu tersebut tenggelam di
dalam air yang memiliki massa jenis 1000 kg/m3,
maka besar gaya angkat ke atas yang dialami oleh
balok adalah ... N
A. 5
B. 50
C. 500
D. 5000
E. 50000
Diketahui
𝜌 = 103 kg m3⁄
𝑔 = 10 m s2⁄
𝑝 = 2,5 m
𝑙 = 0,4 m
𝑡 = 0,5 m
Ditanya: 𝐹𝑎 = ⋯ ?
Jawab:
𝐹𝑎 = 𝜌𝑔𝑉
𝐹𝑎 = 𝜌𝑔(𝑝. 𝑙. 𝑡)
𝐹𝑎 = 103. 10(2,5)(0,4)(0,5)
𝐹𝑎 = 5000 N
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒙 𝟓
145
INSTRUMEN TES PERTEMUAN III
(KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL)
No. Indikator Soal Soal Pembahasan Skor
1 Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan
faktor-faktor yang
mempengaruhi gejala
kapilaritas
1. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Diameter pipa kapiler
(2) Kemiringan pipa saat dicelupkan ke dalam air
(3) Panjang pipa kapiler
(4) Tebal pia kapiler
Hal-hal yang dapat mempengaruhi naik/turunnya air
pada pipa kapiler adalah....
A. 1 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
Jawaban: B
ℎ =2𝛾 cos 𝜃
𝜌𝑔𝑟
Keterangan
ℎ = Kenaikan atau penurunan
zat cair (m)
𝛾 = Tegangan permukaan
(N/m)
𝜌 = Massa jenis (kg/m3)
𝑔 = Percepatan gravitasi (m/s2)
𝑟 = Jari-jari (m)
5
2 Menentukan kenaikan
air dalam pipa kapiler
2. Sebuah tabung berdiameter 0,4 mm dicelupkan ke
dalam air akan menghasilkan sudut kontak 60°.
Kenaikan air dalam pipa kapiler yang mempunyai
Jawaban: E
Diketahui
𝑑 = 4𝑥10−4 m
10
146
tegangan permukaan 0,02 m adalah....
A. 100 m
B. 10 m
C. 1 m
D. 0,1 m
E. 0,01 m
𝑟 =1
2𝑑 = 2𝑥10−4 m
𝜃 = 60°
𝛾 = 2𝑥10−2 m
𝜌 = 103 kg m3⁄
𝑔 = 10 m s2⁄
Ditanya: ℎ = ... ?
ℎ =2𝛾 cos 𝜃
𝜌𝑔𝑟
ℎ =2(2𝑥10−2) cos 60°
103. 10. 2𝑥10−4
ℎ = 10−2 m
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉
𝟏𝟓 × 𝟏𝟎𝟎
147
Lampiran A.6 Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
No. Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Total
Skor
Meyiapkan alat
dan bahan Merangkai alat
Melakukan
percobaan
Merapihkan alat
dan bahan
Mempresentasikan
hasil percobaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
148
RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Aspek yang dinilai Kriteria Sko
r
Menyiapkan alat
dan bahan
Siswa tidak menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 1
Siswa hanya menyiapkan 1 alat dan bahan yang diperlukan. 2
Siswa hanya menyiapkan sebagian alat dan bahan yang diperlukan. 3
Siswa menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan. 4
Merangkai alat Siswa tidak dapat merangkai alat percobaan. 1
Siswa merangkai alat percobaan sesuai LKS dengan bantuan guru (lebih dari sekali). 2
Siswa merangkai alat percobaan sesuai LKS dengan bantuan guru (sekali). 3
Siswa merangkai alat percobaan sesuai LKS tanpa bantuan guru. 4
Melakukan
percobaan
Siswa tidak dapat melakukan pengamatan dan tidak dapat menganalisis hasil percobaan. 1
Siswa tidak dapat melakukan pengamatan namun dapat menganalisis hasil percobaan. 2
Siswa dapat melakukan pengamatan namun tidak dapat menganalisis hasil percobaan. 3
Siswa dapat melakukan pengamatan dan dapat menganalisis hasil percobaan. 4
Merapihkan
kembali alat dan
bahan
Siswa tidak merapihkan kembali alat dan bahan pada tempatnya . 1
Siswa mengembalikan sebagian alat dan bahan pada tempatnya namun tidak rapih. 2
Siswa mengembalikan seluruh alat dan bahan pada tempatnya namun tidak rapih. 3
Siswa mengembalikan seluruh alat dan bahan pada tempatnya dengan rapih. 4
Mempresentasikan
hasil percobaan
Siswa tidak dapat mempresentasikan hasil percobaan sesuai indikator pembelajaran. 1
Siswa mempresentasikan hasil percobaan sesuai indikator pembelajaran namun tidak dapat menjawab pertanyaan. 2
Siswa mempresentasikan hasil percobaan sesuai indikator pembelajaran namun hanya menjawab sebagian
pertanyaan. 3
Siswa mempresentasikan hasil percobaan sesuai indikator pembelajaran dan dapat menjawab semua pertanyaan. 4
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100
149
Lampiran A.7 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
No. Nama Siswa Tanggung Jawab Kerjasama Teliti
Total Skor 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
dst
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
Aspek yang
dinilai Kriteria Skor
Tanggung
Jawab
Kurang baik jika tidak menunjukkan sama sekali ambil bagian dalam pembelajaran. 1
Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum
konsisten. 2
Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum konsisten. 3
Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara
terus menerus dan konsisten. 4
Kerjasama Siswa tidak dapat merangkai alat percobaan. 1
Siswa merangkai alat percobaan sesuai LKS dengan bantuan guru (lebih dari sekali). 2
Siswa merangkai alat percobaan sesuai LKS dengan bantuan guru (sekali). 3
Siswa merangkai alat percobaan sesuai LKS tanpa bantuan guru. 4
Teliti Siswa tidak dapat melakukan pengamatan dan tidak dapat menganalisis hasil percobaan. 1
Siswa tidak dapat melakukan pengamatan namun dapat menganalisis hasil percobaan. 2
Siswa dapat melakukan pengamatan namun tidak dapat menganalisis hasil percobaan. 3
Siswa dapat melakukan pengamatan dan dapat menganalisis hasil percobaan. 4
150
Lampiran A.8 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEKANAN HIDROSTATIS DAN HUKUM PASCAL
KELAS EKSPERIMEN
Kelas : _____
Kelompok : _____
Manager __________
Presenter __________
Recorder __________
Reflector __________
A. TUJUAN
3.3.1 Siswa dapat menentukan tekanan hidrostatis pada kedalam tertentu
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan gaya yang bekerja pada penampang berdasarkan
hukum Pascal setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan aplikasi pada LKS.
3.3.3 Siswa dapat mengelompokkan aplikasi berdasarkan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan aplikasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan tekanan hidrostatis
setelah memperhatikan gambar dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
orientasi pada LKS.
4.3.2 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan hukum Pascal setelah
memperhatikan gambar dan berdiskusi berdasarkan kegiatan orientasi
pada LKS.
4.3.3 Siswa dapat menentukan dan menggunakan alat dan bahan yang
digunakan untuk percobaan berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS.
4.3.4 Siswa dapat menentukan variabel yang harus diukur pada percobaan
berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS.
4.3.5 Siswa dapat merencanakan prosedur percobaan berdasarkan kegiatan
eksplorasi pada LKS.
151
4.3.6 Siswa dapat memprediksi hasil percobaan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan penemuan
konsep pada LKS.
4.3.7 Siswa dapat menginterpretasikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
penemuan konsep pada LKS.
4.3.8 Siswa dapat menginterpretasikan data hasil percobaan hukum Pascal
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
penemuan konsep pada LKS.
4.3.9 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara kedalaman dengan tekanan
hidrostatis berdasarkan hasil percobaan setelah melakukan percobaan dan
berdiskusi berdasarkan kegiatan penemuan konsep pada LKS.
4.3.10 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara gaya dengan luas
penampang setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan penemuan konsep pada LKS.
B. KEGIATAN
EKSPLORASI
Hipotesis
1. Bagaimana hubungan antara kedalaman dengan tekanan hidrostatis?
____________________________________________________________
2. Bagaimana hubungan antara gaya beban dengan luas penampang
____________________________________________________________
Alat dan Bahan
Corong, selang, papan, fluida (air), mistar, botol air mineral 1,5 L, Balon,
solatip, dan gunting
Langah Percobaan Tekanan Hidrostatis
1. Masukkan air ke dalam selang U dan atur hingga permukaan air di sisi
kanan dan kiri sama.
152
2. Hubungkan salah satu sisi selang dengan corong yang bagian lubang
besarnya ditutupi dengan balon seperti gambar berikut
3. Masukkan corong ke dalam wadah berisi air pada kedalaman h
4. Amati perubahan permukaan air pada selang U dan catat pada tabel
percobaan
5. Ulangi langkah percobaan 3 dan 4 dengan kedalaman yang telah
ditentukan
Data Percobaan Tekanan Hidrostatis
No. Kedalaman ℎ
(m)
Perubahan Ketinggian
Air (m)
Tekanan Hidrostatis
𝜌𝐻 (Pa)
1.
2.
3.
PENEMUAN KONSEP
1. Berikut data hasil percobaan hukum Pascal.
No. Luas Penampang (cm
2) Gaya Pada Penampang (N)
A B A B
1 6 3 2 1
2 6 3 4 2
3 6 3 6 3
Berdasarkan data percobaan ke-3 hukum Pascal, prediksikan data
percobaan berikutnya apabila beban yang diberikan pada suntikan kecil
dua kali lebih besar dari semula!
Jawab:______________________________________________________
____________________________________________________________
153
2. Setelah melakukan percobaan tekanan hidrostatis, interpretasikan/tafsirkan
data percobaan kedua berdasarkan data percobaan pertama!
Jawab:______________________________________________________
____________________________________________________________
3. Setelah melakukan percobaan hukum Pascal, interpretasikan/tafsirkan data
percobaan kedua berdasarkan data percobaan pertama!
Jawab:______________________________________________________
____________________________________________________________
4. Buatlah grafik hubungan antara kedalaman dengan tekanan hidrostatis
berdasarkan tabel percobaan yang telah dilakukan!
Jawab:
5. Buatlah grafik hubungan antara gaya pada suntikan besar dan suntikan
kecil berdasarkan tabel percobaan yang telah dilakukan!
Jawab:
154
APLIKASI
1. Tiga jenis cairan di dalam pipa U dalam keadaan setimbang seperti pada
gambar.
Tekanan hidrostatis di titik A adalah....
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Perhatikan gambar berikut.
Gaya yang bekerja pada luas penampang besar adalah....
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
3. Berikut beberapa aplikasi dari penerapan dari konsep fluida statis:
Balon udara Kapal selam Kapal nelayan
Pompa ban Dongkrak Jarum Suntik
Dari beberapa aplikasi fluida statis di atas, yang termasuk penerapan hukum
155
Pascal adalah....
Jawab:_______________________________________________________
PENUTUP
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan!
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
_________________________________________________________________
156
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
HUKUM ARCHIMEDES
KELAS EKSPERIMEN
Kelas : _____
Kelompok : _____
Manager __________
Presenter __________
Recorder __________
Reflector __________
A. TUJUAN
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan benda yang mengapung dalam fluida
berdasarkan kegiatan aplikasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan keadaan benda dalam fluida berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
3.3.3 Siswa dapat menentukan besarnya gaya apung suatu benda berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai keadaan benda dalam fluida pada
LKS saat kegiatan eksplorasi setelah memperhatikan apresepsi dari guru.
4.3.2 Siswa dapat menentukan dan menggunakan alat dan bahan yang digunakan
untuk percobaan berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.3 Siswa dapat mengetahui variabel yang dapat mempengaruhi gaya apung suatu
benda berdasarkan kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.4 Siswa dapat memprediksi keadaan benda berdasarkan kegiatan penemuan
konsep pada LKS.
B. KEGIATAN
EKSPLORASI
Hipotesis
1. Bagaimana hubungan antara massa jenis dengan keadaan benda dalam
fluida?
_____________________________________________________________
Alat dan Bahan
Telur, garam, air, gelas bening, sendok, neraca pegas, benda (batu, kubus besi 30 gr,
157
kubus kuningan 30 gr)
Langah Percobaan I Gaya Apung
1. Ukurlah berat beban saat di udara menggunakan neraca pegas kemudian
catat pada tabel percobaan I
2. Isilah gelas bening dengan air sampai skala yang diinginkan
3. Masukkan beban ke dalam gelas bening, kemudian amati perubahan volume
air
4. Ukurlah berat beban saat dimasukkan ke dalam gelas berisi air
menggunakan neraca pegas kemudian catat pada tabel percobaan I
Data Percobaan I Gaya Apung
Benda Berat Benda di
Udara (N)
Berat Beban di Air
(N) 𝐹𝑎 (N)
Kubus Besi 30
gram
Kubus
Kuningan 30
gram
Batu
Langah Percobaan II Keadaan Benda Dalam Fluida
1. Siapkan tiga gelas bening dan satu buah telur
2. Masukkan air ke dalam gelas pertama hingga setengah penuh
3. Masukkan 2 sendok makan garam ke gelas kedua kemudian beri air sampai
setengah penuh dan aduk hingga menjadi larutan garam
4. Masukkan 3 sendok makan garam ke gelas ketiga kemudian beri air sampai
setengah penuh dan aduk hingga menjadi larutan garam
158
5. Masukkan telur ke dalam gelas pertama yang berisi air kemudian amati dan
gambarkan keadaan telur pada tabel percobaan II
6. Masukkan telur ke dalam gelas kedua yang berisi larutan garam kemudian
amati dan gambarkan keadaan telur pada tabel percobaan II
7. Masukkan telur ke dalam gelas ketiga yang berisi larutan garam kemudian
amati dan gambarkan keadaan telur pada tabel percobaan II
Data Percobaan II Keadaan Benda Dalam Fluida
Gelas Gambar Keadaan Telur
Pertama
Kedua
Ketiga
PENEMUAN KONSEP
1. Tentukanlah besar gaya apung yang dialami masing-masing benda
berdasarkan percobaan I!
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, apa yang akan terjadi pada
gaya apung yang dialami oleh dua buah batu jika memiliki volume yang
sama namun berbeda bentuk?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
159
_____________________________________________________________
3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bagaimana prediksi Anda jika
telur dimasukkan ke dalam gelas berisi larutan garam dengan kadar garam 1
sendok makan?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4. Apa yang harus dilakukan agar sebagian besar telur dapat terapung di atas
permukaan fluida!
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
APLIKASI
1. Perhatikan gambar berikut.
Telur yang memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis fluida adalah....
Jawab:_______________________________________________________
2. Perhatikan tabel ukuran dan bentuk benda berikut.
Benda Bentuk Massa (g) Volume (cm3)
A Tabung 3 3
B Kubus 6 2
C Balok 2 8
Benda yang mengalami keadaan mengapung saat dicelupkan ke dalam air adalah....
Jawab:_____________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
160
PENUTUP
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
161
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEGANGAN PERMUKAAN, KAPILARITAS, VISKOSITAS
KELAS EKSPERIMEN
Kelas : _____
Kelompok : _____
Manager __________
Presenter __________
Recorder __________
Reflector __________
A. TUJUAN
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gejala
kapilaritas berdasarkan kegiatan aplikasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan kenaikan air dalam pipa kapiler berdasarkan kegiatan
aplikasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai percobaan viskositas pada LKS saat
kegiatan eksplorasi setelah memperhatikan apresepsi dari guru.
4.3.2 Siswa dapat merencanakan percobaan viskositas pada zat cair berdasarkan
kegiatan eksplorasi pada LKS
4.3.3 Siswa dapat mempredikasi tegangan permukaan pada fluida berdasarkan
kegiatan penemuan konsep pada LKS
4.3.4 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara jenis zat cair dengan laju relatif
benda pada fluida berdasarkan kegiatan penemuan konsep pada LKS.
B. KEGIATAN
EKSPLORASI
Hipotesis
1. Bagaimana hubungan antara cara meletakkan silet/paper clip dengan
tegangan permukaan?
____________________________________________________________
2. Bagaimana hubungan antara koefisien viskositasn (kekentalan) zat cair
dengan laju relatif benda?
____________________________________________________________
Alat dan Bahan
162
Air, minyak, 2 buah gelas bening, 1 buah kelereng, silet/paper clip, stopwatch
Langah Percobaan I Tegangan Permukaan
1. Siapkan satu gelas bening berisi air, silet/paper clip
2. Masukkan silet/paper clip ke dalam gelas berisi air secara perlahan dengan
keadaan mendatar kemudian amati
3. Masukkan silet/paper clip ke dalam gelas berisi air secara perlahan dengan
keadaan berdiri kemudian amati
Data Percobaan I Tegangan Permukaan
Cara Meletakkan 𝑙 (m) Keadaan Benda
Mendatar
Berdir
Langah Percobaan II Viskositas
1. Siapkan dua gelas bening dan kelereng
2. Masukkan air ke dalam gelas pertama dan ukur kedalamannya
3. Masukkan minyak ke dalam gelas kedua dan ukur kedalamannya
4. Masukkan kelereng ke dalam gelas berisi air kemudian catat waktu yang
dibutuhkan kelereng untuk sampai ke dasar wadah
5. Masukkan kelereng ke dalam gelas berisi minyak kemudian catat waktu
yang dibutuhkan kelereng untuk sampai ke dasar wadah
Data Percobaan II Viskositas
𝜂𝑎𝑖𝑟 = 0,004 Pa.s dan 𝜂𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 0,002 Pa.s,
𝑟𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔
(m)
𝑚𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔
(kg)
𝑉𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔
(m3)
𝜌𝑘𝑒𝑙𝑒𝑟𝑒𝑛𝑔
(kg/m3)
Jenis
Zat
Cair
𝜌𝑓
(kg/m3)
ℎ (m)
𝑡 (s)
𝑣 (m/s)
163
Air 1000
Minyak 800
PENEMUAN KONSEP
1. Apa yang akan terjadi jika tiga buah silet/paper clip dimasukkan bersamaan
ke dalam air secara mendatar?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Berdasarkan percobaan viskositas yang telah dilakukan, bagaimana kelajuan
terminal kelereng jika dimasukkan ke dalam oli yang memiliki koefisien
viskositas 0,005 Pa.s dan massa jenis 800 kg/m3?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
3. Buatlah grafik hubungan antara koefisien viskositas dengan kelajuan relatif
benda berdasarkan percobaan yang telah dilakukan!
Jawab:
APLIKASI
1. Perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi naik/turunnya air pada pipa
kapiler berikut ini.
(1) Diameter pipa kapiler
164
(2) Kemiringan pipa saat dicelupkan ke dalam air
(3) Panjang pipa kapiler
(4) Tebal pia kapiler
Hal-hal yang dapat mempengaruhi naik/turunnya air pada pipa kapiler terdapat pada
nomor?
Jawab:_______________________________________________________
2. Suatu tabung berdiameter 0,4 cm dimasukkan ke dalam air secara vertikal
dengan sudut kontak 60°. Jika tegangan permukaan air adalah 0,5 N/m, maka
berapa tinggi kenaikan air dalam tabung?
Jawab:_____________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
PENUTUP
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
______________________________________________________________________
165
Lampiran A.9 Lampiran A.5 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEKANAN HIDROSTATIS DAN HUKUM PASCAL
KELAS KONTROL
Kelas :
Kelompok :
__________
__________
__________
__________
A. TUJUAN
3.3.1 Siswa dapat menentukan tekanan hidrostatis pada kedalam tertentu
setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan
mengasosiasi pada LKS
3.3.2 Siswa dapat menentukan gaya yang bekerja pada penampang berdasarkan
hukum Pascal setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengasosiasi pada LKS
3.3.3 Siswa dapat mengelompokkan aplikasi berdasarkan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi
pada LKS
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan tekanan hidrostatis
setelah memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan
mengamati pada LKS
4.3.2 Siswa dapat membuat hipotesis tentang percobaan hukum Pascal setelah
memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan mengamati
pada LKS
4.3.3 Siswa dapat menentukan variabel yang harus diukur pada percobaan
Tekanan Hidrostatis berdasarkan kegiatan mengumpulkan informasi pada
LKS
4.3.4 Siswa dapat memprediksi hasil percobaan hukum Pascal setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi
pada LKS
166
4.3.5 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara kedalaman dengan tekanan
hidrostatis setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengasosiasi pada LKS
4.3.6 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara gaya dengan luas
penampang setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengasosiasi pada LKS
B. KEGIATAN
MENGAMATI
Hipotesis
1. Bagaimana hubungan antara kedalaman dengan tekanan hidrostatis?
_____________________________________________________________
2. Bagaimana hubungan antara gaya beban dengan luas penampang
_____________________________________________________________
MENGUMPULKAN INFORMASI
Alat dan Bahan
Tekanan Hidrostatis
Corong, selang, papan, fluida (air), mistar, botol air mineral 1,5 L, Balon,
solatip, dan gunting
Langah Percobaan Tekanan Hidrostatis
1. Masukkan air ke dalam selang U dan atur hingga permukaan air di sisi
kanan dan kiri sama.
2. Hubungkan salah satu sisi selang dengan corong yang bagian lubang
besarnya ditutupi dengan balon seperti gambar berikut
167
3. Masukkan corong ke dalam wadah berisi air pada kedalaman h
4. Amati perubahan permukaan air pada selang U dan catat pada tabel
percobaan
5. Ulangi langkah percobaan 3 dan 4 dengan kedalaman yang telah ditentukan
Data Percobaan Tekanan Hidrostatis
No. Kedalaman ℎ
(m)
Perubahan Ketinggian
Air (m)
Tekanan Hidrostatis
𝜌𝐻 (Pa)
1.
2.
3.
MENGASOSIASI
1. Berikut data hasil percobaan hukum Pascal.
No. Luas Penampang (cm
2) Gaya Pada Penampang (N)
A B A B
1 6 3 2 1
2 6 3 4 2
3 6 3 6 3
Berdasarkan data percobaan ke-3 hukum Pascal, prediksikan data percobaan
berikutnya apabila beban yang diberikan pada suntikan kecil dua kali lebih
besar dari semula!
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Tiga jenis cairan di dalam pipa U dalam keadaan setimbang seperti pada
gambar.
168
Tekanan hidrostatis di titik A adalah....
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
3. Perhatikan gambar berikut.
Gaya yang bekerja pada luas penampang besar adalah....
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
4. Berikut beberapa aplikasi dari penerapan dari konsep fluida statis:
Balon udara Kapal selam Kapal nelayan
Pompa ban Dongkrak Jarum Suntik
Dari beberapa aplikasi fluida statis di atas, yang termasuk penerapan hukum
Pascal adalah....
Jawab:_______________________________________________________
169
MENGKOMUNIKASIKAN
Buatlah grafik hubungan antara kedalaman dengan tekanan hidrostatis
berdasarkan tabel percobaan yang telah dilakukan!
Buatlah grafik hubungan antara gaya dengan luas penampang berdasarkan tabel
percobaan yang telah dilakukan!
PENUTUP
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan!
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
_________________________________________________________________
170
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
HUKUM ARCHIMEDES
KELAS KONTROL
Kelas :
Kelompok :
__________
__________
__________
__________
A. TUJUAN
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan benda yang mengapung dalam fluida setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada
LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan keadaan benda dalam fluida berdasarkan kegiatan
mengumpulkan informasi pada LKS.
3.3.3 Siswa dapat menentukan besarnya gaya apung suatu benda setelah melakukan
percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai keadaan benda dalam fluida setelah
memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan mengamati pada LKS.
4.3.2 Siswa dapat mengetahui variabel yang dapat mempengaruhi gaya apung suatu
benda berdasarkan kegiatan mengumpulkan informasi pada LKS.
4.3.3 Siswa dapat dapat memprediksi keadaan benda setelah melakukan percobaan
dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
B. KEGIATAN
MENGAMATI
Hipotesis
1. Bagaimana hubungan antara massa jenis benda dengan keadaan benda
dalam fluida?
_____________________________________________________________
MENGUMPULKAN INFORMASI
Alat dan Bahan
Telur, garam, air, gelas bening, sendok.
171
Langah Percobaan
1. Siapkan tiga gelas bening dan satu buah telur
2. Masukkan air ke dalam gelas pertama hingga setengah penuh
3. Masukkan 2 sendok makan garam ke gelas kedua kemudian beri air sampai
setengah penuh dan aduk hingga menjadi larutan garam
4. Masukkan 3 sendok makan garam ke gelas ketiga kemudian beri air sampai
setengah penuh dan aduk hingga menjadi larutan garam
5. Masukkan telur ke dalam gelas pertama yang berisi air kemudian amati dan
gambarkan keadaan telur pada tabel percobaan
6. Masukkan telur ke dalam gelas kedua yang berisi larutan garam kemudian
amati dan gambarkan keadaan telur pada tabel percobaan
7. Masukkan telur ke dalam gelas ketiga yang berisi larutan garam kemudian
amati dan gambarkan keadaan telur pada tabel percobaan
Data Percobaan Keadaan Benda Dalam Fluida
Gelas Gambar Keadaan Telur
Pertama
Kedua
Ketiga
MENGASOSIASI
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, bagaimana prediksi Anda jika
telur dimasukkan ke dalam gelas berisi larutan garam dengan kadar garam 1
sendok makan?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
172
2. Perhatikan tabel ukuran dan bentuk benda berikut.
Benda Bentuk Massa (g) Volume (cm3)
A Tabung 3 3
B Kubus 6 2
C Balok 2 8
Benda yang mengapung saat dicelupkan ke dalam air adalah....
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
3. Gumpalan es terapung setengah bagian di atas permukaan air laut. Besarnya
gaya apung yang dialami es jika volume es 1 m3 dan massa jenis air laut 1026
kg/m3 adalah....
Jawab:_____________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
PENUTUP
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
173
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEGANGAN PERMUKAAN, KAPILARITAS, VISKOSITAS
KELAS KONTROL
Kelas :
Kelompok :
__________
__________
__________
__________
A. TUJUAN
3.3.1 Siswa dapat mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gejala
kapilaritas berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
3.3.2 Siswa dapat menentukan kenaikan air dalam pipa kapiler berdasarkan kegiatan
mengasosiasi pada LKS.
4.3.1 Siswa dapat membuat hipotesis mengenai percobaan viskositas setelah
memperhatikan penjelasan guru dan berdasarkan kegiatan mengamati pada LKS.
4.3.2 Siswa dapat memprediksi tegangan permukaan pada fluida setelah melakukan
percobaan dan berdiskusi berdasarkan kegiatan mengasosiasi pada LKS.
4.3.3 Siswa dapat membuat grafik hubungan antara jenis zat cair dengan laju relatif
benda pada fluida setelah melakukan percobaan dan berdiskusi berdasarkan
kegiatan mengkomunikasikan pada LKS.
B. KEGIATAN
MENGAMATI
Hipotesis
1. Bagaimana hubungan antara cara meletakkan silet/paper clip dengan
tegangan permukaan?
_____________________________________________________________
MENGUMPULKAN INFORMASI
Alat dan Bahan
Air, gelas bening, silet/paper clip
Langah Percobaan Tekanan Hidrostatis
174
1. Siapkan satu gelas bening berisi air, silet/paper clip
2. Masukkan silet/paper clip ke dalam gelas berisi air secara perlahan dengan
keadaan mendatar kemudian amati
3. Masukkan silet/paper clip ke dalam gelas berisi air secara perlahan dengan
keadaan berdiri kemudian amati
Data Percobaan
Cara Meletakkan 𝑙 (m) Keadaan Benda
Mendatar
Berdir
MENGASOSIASI
1. Apa yang akan terjadi jika tiga buah silet/paper clip dimasukkan bersamaan
ke dalam air secara mendatar?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
2. Perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi naik/turunnya air pada pipa
kapiler berikut ini.
(5) Diameter pipa kapiler
(6) Kemiringan pipa saat dicelupkan ke dalam air
(7) Panjang pipa kapiler
(8) Tebal pia kapiler
Hal-hal yang dapat mempengaruhi naik/turunnya air pada pipa kapiler terdapat
pada nomor?
Jawab:_______________________________________________________
3. Suatu tabung berdiameter 0,4 cm dimasukkan ke dalam air secara vertikal
dengan sudut kontak 60°. Jika tegangan permukaan air adalah 0,5 N/m, maka
berapa tinggi kenaikan air dalam tabung?
Jawab:_______________________________________________________
_____________________________________________________________
175
_____________________________________________________________
MENGKOMUNIKASIKAN
Buatlah grafik hubungan antara koefisien viskositas dengan kelajuan relatif benda
berdasarkan data percobaan berikut ini.
Jenis Zat Cair 𝜌𝑓 (kg/m3) 𝑣 (m/s)
Air 1000 0,1
Minyak 800 0,3
Oli 500 0,6
PENUTUP
Tulislah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang kalian lakukan!
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
176
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Analisis Validasi Ahli Materi
b. Analisis Validasi Ahli Konstruk
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa
d. Uji Validitas Instrumen
e. Uji Realibilitas Instrumen
f. Uji Daya Pembeda
g. Uji Taraf Kesukaran
h. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
4. Instrumen Tes yang Digunakan
5. Instrumen Nontes
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
b. Instrumen Nontes (Angket)
6. Lembar Uji Validasi Materi
7. Lembar Uji Validasi Konstruk
8. Lembar Validasi Bahasa
9. Lembar Validasi Instrumen Nontes (Angket)
177
Lampiran B.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Pertemuan
Ke- Materi IPK
Aspek Keterampilan Proses Sains Jumlah
Soal O K I P H MP MK KOM
I
Hukum
Hidrostatis
Menentukan tekanan hidrostatis pada
kedalaman tertentu 1 1
7
26𝑥30
= 8 𝑠𝑜𝑎𝑙 Menginterpretasikan data percobaan
tekanan hidrostatis 1
Membuat hipotesis tentang percobaan
tekanan hidrostatis 1
Menentukan alat dan bahan yang
digunakan untuk percobaan 1
Menentukan variabel yang harus diukur
pada percobaan 1
Merencanakan percobaan tekanan
hidrostatis 1
Membuat grafik hubungan antara
kedalaman dengan tekanan hidrostatis 1
Hukum
Pascal
Mengelompokkan aplikasi berdasarkan
hukum Pascal 1
6
26𝑥30
= 7 𝑠𝑜𝑎𝑙 Menentukan gaya yang bekerja pada
penampang berdasarkan hukum Pascal 1
Membuat hipotesis tentang percobaan
hukum Pascal 1
Menginterpretasikan data hasil
percobaan hukum Pascal 1
Memprediksi hasil percobaan hukum
Pascal 2
178
Pertemuan
Ke- Materi IPK
Aspek Keterampilan Proses Sains Jumlah
Soal O K I P H MP MK KOM
Membuat grafik hubungan antara gaya
dengan luas penampang 1
II
Hukum
Archimedes
Mengklasifikasikan benda yang
mengapung dalam fluida 1
7
26𝑥30
= 8 𝑠𝑜𝑎𝑙 Membuat hipotesis mengenai keadaan
benda dalam fluida 1
Mengetahui variabel yang dapat
mempengaruhi gaya apung suatu benda 1
Menentukan keadaan benda dalam
fluida 1
Menentukan besarnya gaya apung suatu
benda 1
Memprediksi keadaan benda
berdasarkan hukum Archimedes 2
Menentukan alat dan bahan pada
percobaan gaya apung 1
III
Tegangan
Permukaan,
Kapilaritas,
Viskositas
Memprediksi tegangan permukaan pada
fluida 1
6
26𝑥30
= 7 𝑠𝑜𝑎𝑙
Mengklasifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gejala kapilaritas 1
Menentukan kenaikan air dalam pipa
kapiler 2
Merencanakan percobaan viskositas
pada zat cair 1
179
Pertemuan
Ke- Materi IPK
Aspek Keterampilan Proses Sains Jumlah
Soal O K I P H MP MK KOM
Membuah hipotesis mengenai
percobaan viskositas 1
Membuat grafik hubungan antara jenis
zat cair dengan laju relatif benda pada
fluida
1
Jumlah 2 3 2 5 4 6 5 3 30
Persentase 7
%
10
%
7
%
17
% 13% 20% 17% 10% 100%
180
Lampiran B.2 Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
Tekanan
Hidrosta
tis
Menegetahui
tekanan
hidrostatis
pada
kedalaman
tertentu
Observ
asi/Men
gamati
Disajikan
gambar wadah
yang berlubang,
siswa
mengamati skala
pada lubang
untuk
mengetahui
tekanan
hidrostatis pada
setiap lubang.
1. Perhatikan gambar berikut!
Pernyataan yang tepat berdasarkan
gambar di atas adalah....
A. Tekanan hidrostatis pada lubang 2 dan
lubang 1 sama besar
B. Tekanan hidrostatis pada lubang 3 dan
lubang 4 sama besar
C. Tekanan hidrostatis pada lubang 2
lebih besar daripada lubang 1
D. Tekanan hidrostatis pada lubang 4
lebih kecil daripada lubang 3
E. Tekanan hidrostatis pada lubang 4
lebih besar daripada lubang 3
Jawaban: B
Karena lubang 3 dan lubang 4
mempunyai kedalaman yang
sama jadi tekanan hidrostatis
pada kedua lubang itu sama
besar berdasarkan persamaan
𝑃ℎ = 𝜌. 𝑔. ℎ.
Penerap
an
Konsep
Disajikan
gambar seorang
penyelam, siswa
menerapkan
2. Seorang penyelam sedang mengeksplor
keindahan lautan Indonesia seperti
gambar.
Jawaban: A
Diketahui
𝜌 = 1.026 kg m3⁄
𝑔 = 10 𝑚/𝑠2
181
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
konsep untuk
mengetahui
tekanan
hidrostatis yang
dialami
penyelam
tersebut
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh
penyelam tersebut jika massa jenis air
laut 1.026 kg m3⁄ adalah....
A. 1.539𝑥102 Pa
B. 1.537𝑥102 Pa
C. 1.536𝑥102 Pa
D. 1.535𝑥102 Pa
E. 1.534𝑥102 Pa
ℎ = 15 𝑚
ditanya: 𝑃ℎ = ⋯ ? Jawab:
𝑃ℎ = 𝜌. 𝑔. ℎ
= 1.2026 𝑘𝑔/𝑚3 ×10 𝑚/𝑠2 × 15 𝑚
= 1.539𝑥102 Pa
Menginterpre
tasikan data
percobaan
tekanan
hidrostatis
Interpre
tasi/Me
nafsirka
n
Disajikan grafik
hubungan antara
tekanan
hidrostatis
dengan massa
jenis fluida,
siswa
menginterpretasi
kan data
berdasarkan
grafik
3. Dalam menyelidiki pengaruh tekanan
hidrostatis (Ph) terhadap massa jenis (𝜌)
suatu fluida, diperoleh grafik sebagai
berikut.
Penafsiran grafik percobaan dari A ke B
Jawaban: D
Berdasarkan persamaan
𝑃ℎ = 𝜌. 𝑔. ℎ grafik AB tidak
sesuai dengan persamaan
tersebut seharusnya semakin
dalam permukaan suatu zat cair
maka semakin besar tekanan
hidrostatisnya.
182
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
adalah....
A. Grafik AB tidak sesuai dengan
grafik CD kemungkinan percobaan
dilakukan dengan baik
B. Grafik AB tidak sesuai dengan
grafik BC kemungkinan percobaan
dilakukan dengan baik
C. Grafik AB sudah sesuai dengan
grafik BC kemungkinan percobaan
dilakukan dengan baik
D. Grafik AB tidak sesuai dengan
grafik BC kemungkinan terjadi
kesalahan saat melakukan percobaan
E. Grafik AB sudah sesuai dengan
grafik CD kemungkinan terjadi
kesalahan percobaan dilakukan
dengan baik
Membuat
hipotesis
tentang
percobaan
tekanan
hidrostatis
Hipotes
is
Disajikan kasus
seorang siswa
yang hendak
melakukan
percobaan
tekanan
hidrostatis,
siswa mampu
4. Seorang siswa hendak mengetahui
tekanan hidrostatis dengan mengukur
kedalaman fluida di suatu wadah.
Hipotesis hubungan antara kedalaman
dengan tekanan hidrostatis adalah....
A. Tekanan hidrostatis akan sebanding
dengan kedalaman
B. Tekanan hidrostatis tidak akan
Jawaban: D
Berdasarkan persamaan
hidrostatis 𝑃ℎ = 𝜌. 𝑔. ℎ maka
tekanan hidrostatis berbanding
terbalik lurus dengan
kedalaman.
183
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
membuat
hipotesis tentang
percobaan
tersebut
sebanding dengan kedalaman
C. Tekanan hidrostatis tidak akan
bergantung dengan kedalaman
D. Tekanan hidrostatis akan berbanding
lurus dengan kedalaman
E. Tekanan hidrostatis akan berbanding
terbalik dengan kedalaman
Menentukan
alat dan
bahan yang
digunakan
untuk
percobaan
Merenc
anakan
Percoba
an
Disajikan
sebuah kasus
seorang anak
yang hendak
mengetahui
massa jenis uang
koin logam,
siswa dapat
menentukan alat
ukur yang tepat
untuk
mengetahui
massa jenis
benda
5. Andi sedang melakukan percobaan
menggunakan sebuah uang koin yang
terbuat dari logam. Ia ingin mengetahui
jenis logam uang koin tesebut dengan
menghitung massa jenisnya. Massa jenis
sebuah benda dipengaruhi oleh massa
dan volume benda tersebut, maka alat
ukur yang tepat agar Andi dapat
mengetahui jenis logam tersebut
adalah.... (Jawaban B)
Massa Volume
A
.
Jawaban: B
Untuk mengukur massa jenis
kita membutuhkan alat untuk
mengukur massa dan volume
benda berdasarkan persamaan
𝜌 =𝑚
𝑉. Benda yang tepat untuk
mengukur massa adalah neraca
dan untuk mengukur volume
benda adalah jangka sorong.
184
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
B
.
C
.
D
.
E
.
Menentukan
variabel yang
harus diukur
pada
percobaan
Merenc
anakan
Percoba
an
Disajikan
gambar pipa U,
siswa dapat
menentukan apa
yang harus
diukur untuk
mengetahui
massa jenis zat
6. Seorang siswa melakukan percobaan
menggunakan pipa U seperti pada
gambar.
Jawaban: B
Berdasarkan persamaan hukum
hidrostatika 𝑃1 = 𝑃2 atau
𝜌1. 𝑔. ℎ1 = 𝜌2. 𝑔. ℎ2 tinggi air
dihitung dari permukaan air
sampai batas air dengan
minyak tinggi minyak dihitung
dari permukaan minyak sampai
185
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
cair.
Variabel yang harus diukur untuk
mengetahui massa jenis minyak
menggunakan persamaan hukum
hidrostatis 𝜌𝑎 . ℎ𝑎 = 𝜌𝑚. ℎ𝑚 adalah....
A. Tinggi minyak dari permukaan sampai
batas kedua cairan
B. Tinggi air dan tinggi minyak dari
perbatasan kedua cairan
C. Tinggi air dari permukaan sampai
batas kedua cairan
D. Tinggi air dari permukaan sampai
dasar pipa U
E. Tinggi minyak dari permukaan sampai
dasar
batas air.
Merencanaka
n percobaan
tekanan
hidrostatis
Merenc
anakan
Percoba
an
Disajikan
sebuah studi
kasus tentang
tekanan
hidrostatis siswa
7. Seorang siswa hendak menyelidiki
pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik menggunakan pipa U yang
telah dirangkai sebagai berikut.
Jawaban: E
Untuk mengetahui pengaruh
kedalaman terhadap
hidrostatis. Berdasarkan
gambar terlihat bahwa
186
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
mampu
merencanakan
percobaan
tekanan
hidrostatis pada
sebuah botol
yang dilubangi
Untuk mengetahui pengaruh kedalaman
terhadap tekanan hidrostatis, maka yang
harus dilakukan saat percobaan adalah….
A. Merubah bentuk wadah secara
berulang
B. Mengukur kedalaman corong secara
berulang
C. Mengganti jenis cairan yang berbeda
secara berulang
D. Mengukurn kenaikan air pada pipa
U dengan bentuk gelas yang berbeda
secara berulang
E. Mengukur kenaikan air dalam pipa
U dengan merubah kedalaman
corong pada wadah berisi air secara
berulang
pengukuran ketinggian diukur
melalui pipa U dan pengaruh
tekanan dilihat dari corong
yang dimasukan ke dalam
fluida, jadi yang harus
dilakukan adalah Mengukur
kenaikan air dalam pipa U
dengan merubah kedalaman
corong pada wadah berisi air
secara berulang.
Membuat
grafik
hubungan
Komun
ikasi
Disajikan data
percobaan,
siswa membuat
8. Berikut merupakan tabel percobaan
tentang tekanan hidrostatis menggunakan
pipa U.
Jawaban: C
Karena berdasarkan data
terlihat bahwa semakin besar
187
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
antara
kedalaman
dengan
tekanan
hidrostatis
grafik hubungan
antara
kedalaman
dengan tekanan
hidrostatis
Kedalama
n Corong
(cm)
Kenaikan
Fluida (cm)
Tekanan
(Pa)
4 2 400
6 3 600
8 4 800
Berdasarkan tabel di atas, grafik yang
menunjukkan hubungan antara
kedalaman ℎ dengan tekanan hidrostatis
𝑃 adalah....
A. B. C.
D. E.
kedalaman semakin besar pula
tekanan yang dihasilkan
Hukum
Pascal
Mengelompo
kkan aplikasi
berdasarkan
hukum Pascal
Klasifik
asi
Disajikan
gambar aplikasi
penerapan fluida
statis, siswa
dapat
9. Berikut beberapa aplikasi dari penerapan
dari konsep fluida statis.
Jawaban: A
Berdasarkan gambar bahwa
(gambar II, V, VIII, IX)
merupakan aplikasi hukum
Archimedes, sedangkan
188
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
mengelompokka
n aplikasi
berdasarkan
konsep hukum
Pascal
(I)
(II)
(III)
(IV)
(V)
(VI)
(VII)
(VIII)
(IX)
Dari beberapa aplikasi fluida statis di
atas, yang termasuk penerapan hukum
Pascal adalah....
A. (I), (III), dan (VII)
B. (I), (II), dan (III)
C. (II), (IV), dan (VIII)
D. (III), (VI), dan (IX)
E. (IV), (VII), dan (IX)
(gambar IV dan VI) merupakan
aplikasi tegangan permukaan.
Jadi aplikasi hukum pascal
adalah (gambar I, III, VII).
189
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
Menentukan
gaya yang
bekerja pada
penampang
berdasarkan
hukum Pascal
Penerap
an
Konsep
Disajikan
gambar alat
pengangkat
mobil, siswa
menentukan
gaya yang
bekerja pada
penampang
besar
10. Perhatikan gambar berikut.
Gaya yang bekerja pada luas penampang
besar adalah....
A. 36 N
B. 24 N
C. 18 N
D. 12 N
E. 9 N
Jawaban: B
Diketahui
𝐹1 = 8 𝑁
𝐴1 = 20 𝑐𝑚2
𝐴2 = 60 𝑐𝑚2
Ditanya = 𝐹2 = ⋯ ?
Jawab 𝐹1
𝐴1=
𝐹2
𝐴2
8𝑁
20𝑐𝑚2 =𝐹2
60𝑐𝑚2
𝐹2 =8 𝑁.60 𝑐𝑚2
20 𝑐𝑚2
𝐹2 = 24 𝑁
Membuat
hipotesis
tentang
percobaan
hukum Pascal
Hipotes
is
Disajikan kasus
seorang siswa
hendak
melakukan
percobaan,
siswa
berhipotesis
terkait
percobaan
11. Gurumu menginstruksikan untuk
melakukan percobaan mengenai hukum
Pascal. Hipotesis yang tepat tentang
hubungan gaya dengan luas penampang
adalah....
A. Besar gaya beban akan berbanding
terbalik dengan luas penampang
B. Besar gaya beban akan berbanding
lurus dengan luas penampang
Jawaban: A
Hipotesis mengenai hubungan
gaya dengan luas penampang,
Besar gaya beban akan
berbanding terbalik dengan
luas penampang berdasarkan
persamaan hukum pascal 𝐹1
𝐴1=
𝐹2
𝐴2.
190
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
tersebut. C. Besar gaya akan sama dengan luas
penampang
D. Besar gaya beban akan sebanding
dengan luas penampang
E. Besar gaya beban tidak akan
bergantung pada luas penampang
Menginterpre
tasikan data
hasil
percobaan
hukum Pascal
Interpre
tasi/Me
nafsirka
n
Disajikan tabel
data percobaan,
siswa dapat
menafsirkan
hasil percobaan
berdasarkan
hukum Pascal
12. Seorang siswa melakukan percobaan
tentang hukum Pascal yang menyatakan
bahwa tekanan menyebar ke segala arah.
Ia menggunakan pompa hidrolik
sederhana dan memperoleh data sebagai
berikut.
No
Luas
Penampang
(cm2)
Gaya Pada
Penampang (N)
A B A B
1 36 18 4 2
2 16 8 4 4
3 36 72 4 8
4 2 6 4 12
Berdasarkan data di atas, penafsiran
Anda mengenai data kedua adalah....
A. Data kedua tidak sesuai dengan data
pertama karena tekanan pada
penampang A ≠ tekanan pada
Jawaban: A
𝑃𝐴2 = 𝑃𝐵2 𝐹1
𝐴1=
𝐹2
𝐴2
4𝑁
16 𝑐𝑚2=
4
8 𝑐𝑚2
1
4=
1
2
Berdasarkan hasil diatas maka
Data kedua tidak sesuai dengan
data pertama karena tekanan
pada penampang A ≠ tekanan
pada penampang B.
191
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
penampang B
B. Data kedua tidak sesuai dengan data
ketiga karena tekanan pada
penampang A = tekanan pada
penampang B
C. Data kedua tidak sesuai dengan data
keempat karena tekanan pada
penampang A = tekanan pada
penampang B
D. Data kedua sesuai dengan data
pertama karena tekanan pada
penampang A = tekanan pada
penampang B
E. Data kedua sesuai dengan data
ketiga karena tekanan pada
penampang A = tekanan pada
penampang B
Memprediksi
hasil
percobaan
hukum Pascal
Prediks
i/Mera
malkan
Disajikan
gambar alat
pengangkat
mobil hidrolik,
siswa
mengemukakan
apa yang akan
terjadi jika luas
13. Perhatikan gambar berikut! Jawaban: B 𝐹1
𝐴1=
𝐹2
𝐴2
500 𝑁
1 𝑚2=
𝐹2
2 𝑚2
𝐹2 = 1000 𝑁 maka F2 hanya
bisa mengangkat maksimal 100
kg. jadi beban yang bisa
192
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
penampang
besar diubah.
Pengangkat mobil
(I)
Pengangkat mobil
(II)
Yang akan terjadi pada pengangkat
mobil hidrolik kedua adalah….
A. Mampu mengangkat 10 buah
sepeda gunung
diangkat oleh F2 satu buah
sepeda motor.
193
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
B. Mampu mengangkat sebuah sepeda
motor
C. Mampu mengangkat dua buah
sepeda motor
D. Mampu mengangkat satu mobil
E. Mampu mengangkat satu sepeda
gunung dan satu sepeda motor
Prediks
i/Mera
malkan
Disajikan
gambar alat
pengangkat
mobil hidrolik,
siswa
mengemukakan
apa yang akan
terjadi jika
beban pada
penampang
besar diubah.
14. Perhatikan gambar berikut.
Pengangkat mobil
(I)
Pengangkat mobil
(II)
Yang akan terjadi pada alat pengangkat
mobil (II) adalah….
A. Mobil dapat terangkat jika luas
penampang 𝐴2 sama dengan luas
penampang 𝐴1
B. Mobil dapat terangkat jika luas
penampang 𝐴2 dua kali lebih besar
dari luas penampang 𝐴1
C. Mobil tidak dapat terangkat sama
Jawaban: C
Diketahui
𝐹1 = 2500 𝑁
𝐴1 = 1 𝑚3
𝐹2 = 10.000 𝑁 𝐹1
𝐴1=
𝐹2
𝐴2
2500 𝑁
1 𝑚2 =10.000𝑁
𝐴2
4 𝑚2 Karena 4 m
2 jawaban yang
tepat adalah mobil tidak dapat
terangkat sama sekali jika luas
penampang A2 sama dengan
luas A1.
194
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
sekali jika luas penampang 𝐴2 sama
dengan luas penampang 𝐴1
D. Mobil tidak dapat terangkat sama
sekali jika luas penampang 𝐴2 empat
kali lebih besar dari luas penampang
𝐴1 E. Mobil tidak dapat terangkat sama
sekali jika luas penampang 𝐴2 lima
kali lebih besar dari luas penampang
𝐴1
Membuat
grafik
hubungan
antara gaya
dengan luas
penampang
Komun
ikasi
Disajikan data
percobaan
hukum Pascal,
siswa membuat
grafik hubungan
antara luas
penampang
dengan gaya
15. Silva melakukan percobaan tentang
hukum Pascal, ia menggunakan pompa
hidrolik sederhana dan memperoleh data
sebagai berikut.
N
o.
Luas
Penampang
(cm2)
Gaya Pada
Penampang (N)
A B A B
1 6 3 2 1
2 6 3 4 2
3 6 3 6 3
Berdasarkan tabel percobaan di atas,
grafik hubungan antara gaya penampang
A dan B adalah....
Jawaban: B
195
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
A. B. C.
D. E.
Hukum
Archime
des
Mengklasifik
asikan
keadaan
benda yang
mengapung
dalam fluida
Klasifik
asi
Disajikan
gambar telur-
telur yang
berada di dalam
wadah berisi air,
siswa dapat
mengelompokka
n telur yang
busuk
(mengapung)
16. Perhatikan gambar keadaan telur di
dalam fluida!
Telur yang yang tidak dapat dikonsumsi
atau yang busuk terdapat pada gambar....
F. 1, 3, dan 4
G. 1, 2, dan 5
H. 2, 3, dan 5
I. 2, 4, dan 5
J. 3, 4, dan 5
Jawaban: D
Telur yang busuk memiliki
rongga udara yang lebih besar
daripada telur yang layak
dikonsumsi. Massa jenis udara
dalam telur lebih kecil daripada
massa jenis air. Dengan
demikian, telur yang busuk
akan melayang atau bahkan
terapung ke atas permukaan
air. Telur yang busuk terdapat
pada gambar 2,4, dan 5.
Membuat
hipotesis
Hipotes
is
Disajikan tabel
volume dan
17. Eki akan melakukan percobaan tentang
keadaan benda dalam air dengan
Jawaban: D
Diketahui massa jenis air
196
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
mengenai
keadaan
benda dalam
fluida
massa benda,
siswa
berhipotesis
tentang keadaan
benda di dalam
fluida
mengukur massa dan volumenya.
Hipotesis yang tepat mengenai hubungan
antara massa dan volume benda dengan
keadaan benda dalam air adalah....
A. Benda akan tenggelam, jika hasil
bagi antara massa dan volume benda
sama dengan massa jenis fluida
B. Benda akan tenggelam, jika hasil
bagi antara massa dan volume benda
lebih kecil daripada massa jenis
fluida
C. Benda akan terapung, jika hasil bagi
antara massa dan volume benda
sama dengan massa jenis fluida
D. Benda akan melayang, jika hasil
bagi antara massa dan volume benda
sama dengan massa jenis fluida
E. Benda akan melayang, jika hasil
bagi antara massa dan volume benda
lebih besar daripada massa jenis
fluida
sebesar 1000 kg/m3 atau 1
gram/cm3. Massa jenis benda
diperoleh dari hasil pembagian
antara massa benda dengan
volume benda. Jika 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 >𝜌𝑎𝑖𝑟 maka benda akan
tenggelam. Jika 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 = 𝜌𝑎𝑖𝑟
maka benda akan melayang.
Jika 𝜌𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 < 𝜌𝑎𝑖𝑟 maka benda
akan terapung di atas
permukaan air.
Mengetahui
variabel yang
dapat
mempengaru
Merenc
anakan
Percoba
an
Disajikan
gambar sebuah
telur yang
tenggelam di
18. Haris meletakkan sebuah telur berada di
dasar sebuah bejana yang berisi air.
Jawaban: B
Telur dalam bejana tersebut
berada pada keadaan
tenggelam, artinya telur
197
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
hi gaya
apung suatu
benda
dalam air, siswa
dapat
menentukan
variabel yang
dapat
mempengaruhi
keadaan telur di
dalam wadah
berisi zat cair
Apabila ia ingin membuat telur tersebut
mengapung di atas permukaan air, maka
yang harus dilakukan adalah….
A. Menambah tinggi wadah bejana,
tetapi volume zat cair tetap
B. Menggunakan zat cair yang
memiliki massa jenis yang besar
C. Memperbesar luas dasar bejana,
tetapi volume zat cair tetap
D. Memperkecil luas dasar bejana,
tetapi volume zat cair tetap
E. Memperbesar luas alas bejana dan
volumenya
memiliki massa jenis yang
lebih besar daripada massa
jenis air. Agar telur melayang
atau terapung di atas
permukaan zat cair, maka telur
harus diletakkan dalam bejana
berisi cairan yang memiliki
massa jenis lebih besar
daripada massa jenis telur.
Menentukan
keadaan
benda dalam
fluida
Observ
asi
Disajikan
gambar keadaan
benda dalam
fluida, siswa
menentukan
keadaan yang
tepat suatu
benda dalam
19. Perhatikan gambar berikut
Jawaban: C
𝜌𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 2,8 gr/cm3
lebih besar daripada 𝜌𝑎𝑖𝑟,
maka akan tenggelam
𝜌𝑙𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑎𝑙𝑢𝑚𝑢𝑛𝑖𝑢𝑚 = 0,93
gr/cm3 lebih besar daripada
𝜌𝑎𝑖𝑟, maka akan tenggelam
𝜌𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑏𝑒𝑠𝑖 = 1,2 gr/cm3
198
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
fluida
Jika massa jenis air 1 g/cm3
Berdasarkan
pengamatanmu maka keadaan benda
yang sesuai dengan hukum Archimedes
ditunjukkan oleh nomor….
F. 1
G. 2
H. 3
I. 4
J. 5
lebih besar daripada 𝜌𝑎𝑖𝑟,
maka akan tenggelam
𝜌𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢 = 0,6 gr/cm3
lebih kecil daripada 𝜌𝑎𝑖𝑟,
maka akan terapung
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1 gr/cm3
Gambar keadaan benda dalam
air yang paling tepat adalah
nomor 3.
Menentukan
besarnya
gaya apung
suatu benda
Penerap
an
Konsep
Disajikan
gambar
sebongkah es
yang terapung di
lautan, siswa
menentukan
besar gaya
apaung yang
dialami oleh es
tersebt.
20. Gumpalan es terapung setengah bagian
di atas di atas permukaan air laut seperti
gambar.
Besar gaya ke atas yang dialami oleh es
tersebut adalah....
A. 2.575 N
Jawaban: B
Diketahui
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑎𝑢𝑡 = 1026 kg/m3
𝑉𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝 =1
2𝑉𝑒𝑠 =
1
2 m
3
𝑔 = 10 m/s2
Ditanya: 𝐹𝐴 = ⋯ ?
Jawab:
𝐹𝐴 = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑎𝑢𝑡 × 𝑔 ×𝑉𝑒𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝
𝐹𝐴 = 1026 ×1
2× 10
𝐹𝐴 = 5130 N
199
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
B. 5.130 N
C. 7.725 N
D. 10.300 N
E. 51.500 N
Memprediksi
keadaan
benda
berdasarkan
hukum
Archimedes
Prediks
i/Mera
malkan
Disajikan
gambar berupa
dua buah balok
yang berbeda
ukuran, siswa
dapat
memperkirakan
keadaan sistem
berdasarkan
konsep gaya
apung
21. Perhatikan gambar berikut ini.
Bagaimana keadaan balok b apabila
dimasukan ke dalam drum besar
tersebut?
A. Balok B akan melayang karena
benda B beratnya lebih besar dari
benda A
B. Balok B akan tenggelam karena
mempunyai massa yang lebih besar
dari balok A
C. Balok B akan tenggelam karena
benda yang berat pasti akan
tenggelam di dalam air
D. Balok B akan tetap terapung karena
memiliki massa jenis yang sama
Jawaban: D
Massa jenis benda A sama
dengan massa jenis B. Apabila
benda B dimasukkan ke dalam
drum besar tersebut makan
akan berada pada posisi yang
sama dengan benda A.
200
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
dengan balok A
E. Balok B akan tenggelam karena
benda yang ukurannya besar pasti
akan tenggelam di dalam air
Prediks
i/Mera
malkan
Disajikan
gambar keadaan
benda dalam zat
cair, siswa
mampu
memprediksi
tegangan tali
yang dihasilkan
oleh gaya apung
pada minyak
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
Jika benda dimasukkan ke dalam wadah
yang berisi minyak, maka yang akan
terjadi adalah....
A. TA =TB karena benda <zat cair
B. TB >TA karena fA >fB
menghasilkan gaya apung yang
besar
C. TA >TB karena fA >fB
menghasilkan gaya apung yang
besar
D. TA =TB karena benda mempunyai
volume yang sama
Jawaban: C
Persamaan untuk mengetahui
gaya apung adalah 𝐹𝐴 = 𝜌𝑓𝑔𝑉
Gaya apung berbanding lurus
dengan massa jenis zat cair.
Semakin besar nilai zat cair
maka gaya apung aan semakin
besar. Pada gambar
menunjukkan massa jenis air
lebih besar daripada massa
jenis minyak maka gaya apung
benda akan lebih besar ketika
berada dalam air daripada
dalam minyak.
201
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
E. TA =TB karena kdua benda memliki
berat yang sama
Menentukan
alat dan
bahan pada
percobaan
gaya apung
Merenc
anakan
Percoba
an
Disajian kasus
seorang anak
hendak
melakukan
sebuah
percobaan,
siswa
menentukan alat
dan bahan yang
dapat digunakan
untuk
mengetahui
keadaan benda
mengapung,
melayang, dan
tenggelam
23. Andi ingin mengetahui keadaan benda
tenggelam, melayang, dan mengapung.
Untuk itu andi akan melakukan sebuah
percobaan sederhana mengenai hal
tersebut. Andi pulang kerumah untuk
mengambil alat dan bahannya. Setelah
sampai dirumah andi bingung
menentukan alat bahan yang akan
dipakai pada saat percobaan. Dalam
rumah andi tersedia
1. Telur
2. Air
3. Gula
4. Garam
5. Statif
6. Gelas
beker
7. Bejana
8. Beban
Tentukanlah alat bahan yang harus andi
pakai untuk percobaan tersebut
A. 1-2-3-5
B. 1-2-4-6
C. 2-3-5-8
D. 2-4-6-7
E. 3-4-5-7-8
Jawaban: B
Alat dan bahan yang digunakan
untuk mengetahui keadaan
benda dalam zat cair antara
lain gelas beaker, air, telur, dan
garam.
Teganga
n
Permuka
Memprediksi
tegangan
permukaan
Prediks
i/Mera
malkan
Disajikan data
percobaan,
siswa
24. Erna melakukan percobaan tegangan
permukaan menggunakan silet dengan
data sebagai berikut.
Jawaban: B
Persamaan untuk mengetahui
tegangan permukaan zat cair
202
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
an,
Kapilarit
as,
Viskosit
as
pada fluida memprediksikan
tegangan
permukaan pada
percobaan
berikutnya
Ju
ml
ah
sil
et
Cara
Meleta
kkan 𝐹 (N) 𝑙 (m)
𝛾 (N/
m)
1
4𝑥10−3 6𝑥10−4 3,33
1
4𝑥10−3 2𝑥10−4 10
2
4𝑥10−3 6𝑥10−4 X
Prediksi Anda mengenai tegangan
permukaan pada percobaan ketiga
adalah….
A. Sama dengan percobaan kedua
B. Sama dengan percobaan pertama
C. Dua kali dengan percobaan pertama
D. Dua kali percobaan kedua
E. Lebih kecil dari percobaan pertama
dan kedua
adalah 𝛾 =𝐹
2𝑙
Panjang silet pada percobaan
pertama dan ketiga sama, maka
besarnya tegangan
permukaannya pun akan sama.
Mengklasifik
asikan faktor-
faktor yang
mempengaru
hi gejala
Klasifik
asi
Disajikan
pernyataan
tentang
kapilaritas,
siswa dapat
25. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Diameter pipa kapiler
(2) Kemiringan pipa saat dicelupkan ke
dalam air
(3) Panjang pipa kapiler
Jawaban: B
Persamaan untuk mengetahui
naik/turunnya air pada pipa
kapiler yaitu ℎ =2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜌𝑔𝑟.
203
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
kapilaritas mengelompokka
n faktor-faktor
yang dapat
menyebabkan
air naik pada
pipa kapiler
(4) Tebal pia kapiler
Hal-hal yang dapat mempengaruhi
naik/turunnya air pada pipa kapiler
adalah....
A. 1 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
Dimana ℎ adalah ketinggian
zat cair pada pipa kapiler, 𝛾
adalah tegangan permukaan zat
cair, 𝜌 adalah massa jenis zat
cair, 𝑔 adalah percepatan
gravitasi, 𝑟 adalah jari-jari pipa
kapiler 𝑐𝑜𝑠𝜃 merupakan
kemiringan pipa kapiler.
Menentukan
tegangan
apermukaan
dan kenaikan
air pada pipa
kapiler
Penerap
an
Konsep
Disajikan
gambar kawat U
dan kawat kecil
yang
digantungkan
beban, siswa
menentukan
tegangan
permukaan
lapisan sabun
26. Sebatang kawat dibengkokkan
membentuk huruf U dan kawat kecil
bermassa 0,2 gram dipasang di dalamnya
seperti gambar.
Kawat dicelupkan ke dalam cairan sabun
sehingga terbentuk suatu lapisan. Agar
tetap setimbang, maka besar tegangan
permukaan lapisan sabun tersebut
adalah....
A. 1,5𝑥102 N/m
Jawaban: C
Diketahui
𝑙 = 0,1 m
𝑚𝑏 = 10−4 kg
𝑊𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑏 × 𝑔 = 10−4 ×10 = 10−3 N
𝑚𝑘 = 2 × 10−4 kg
𝑊𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 𝑚𝑏 × 𝑔 =2 × 10−4 × 10 = 2 × 10−3 N
Ditanya: 𝛾 = ⋯ ?
Jawab:
𝛾 =𝐹
2𝑙=
𝑊𝑏+𝑊𝑘
2𝑙
𝛾 =10−3+(2×10−3)
2×10−1
𝛾 = 1,5 × 10−2 N/m
204
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
B. 1,5𝑥10−1 N/m
C. 1,5𝑥10−2 N/m
D. 1,5𝑥10−3 N/m
E. 1,5𝑥10−4 N/m
Disajiakan
diameter pipa,
sudut kontak,
dan tegangan
permukaan zat
cair, siswa
menentukan
besarnya
kenaikan air
dalam pipa
kapiler
27. Pipa kapiler dengan diameter 0,4 mm
dicelupkan ke dalam air akan
menghasilkan sudut kontak 60°.
Kenaikan air dalam pipa kapiler yang
mempunyai tegangan permukaan 0,02
N/m adalah....
A. 100 m
B. 10 m
C. 1 m
D. 0,1 m
E. 0,01 m
Jawaban: E
Diketahui
𝑟 =1
2𝑑
𝑟 =1
24 × 10−4 = 2 × 10−4m
𝜃 = 60°
𝛾 = 0,02 N/m
𝑔 = 10 m/s2
𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg/m3
Ditanya: ℎ = ⋯ ?
Jawab
ℎ =2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
𝜌𝑔𝑟
ℎ =2(0,02)𝑐𝑜𝑠60°
(1000)(10)(2×10−4)
ℎ = 0,01 m
Merencanaka
n percobaan
viskositas
pada zat cair
Merenc
anakan
Percoba
an
Disajikan kasus
seorang anak
akan melakukan
percobaan,
siswa
menentukan
28. Seorang siswa sedang melakukan
percobaan menjatuhkan bola di dalam
wadah berisi zat cair.
Jawaban: B
Viskositas merupakan ukuran
kekentalan suatu zat cair yang
menunjukkan besar kecilnya
gesekan dalam fluida. Untuk
mengetahui pengaruh
205
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
variabel yang
dapat
mempengaruhi
kecepatan
jatuhnya benda
dalam fluida
Untuk mengetahui pengaruh viskositas
terhadap kecepatan jatuhnya bola dalam
zat cair, maka yang harus dilakukan oleh
siswa adalah....
A. Menambah volume air secara
berulang
B. Menjatuhkan bola yang sama ke
dalam air, minyak, dan oli
C. Menjatuhkan bola dengan ukuran
berbeda ke dalam air secara berulang
D. Menjatuhkan beberapa bola yang
identik ke dalam air secara
bersamaan
E. Menambah massa bola yang
dimasukan ke dalam air secara
berulang
viskositas terhadap kecepatan
jatuhnya bola dalam zat cair
yaitu dengan menggunakan zat
cair yang memiliki kekentalan
yang berbeda-beda seperti air,
minyak, dan oli.
Membuat
hipotesis
mengenai
Hipotes
is
Disajikan kasus
seseorang akan
melakukan
29. Jakson akan melakukan percobaan
tentang vikositas, ia akan memasukan
sebuah kelereng kedalam tabung yang
Jawaban: E
Persamaan kecepatan benda
dalam zat cair yaitu
206
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
percobaan
viskositas
percobaan
viskositas, siswa
menentukan
hipotesis
hubungan antara
kelajuan
terminal dengan
jenis cairan
berisi minyak, air, dan oli. Hipotesis
yang tepat mengenai hubungan kelajuan
terminal kelereng dengan jenis zat cair
adalah....
A. Kelajuan terminal kelereng akan
sebanding dengan viskositas zat cair
B. Kelajuan terminal benda tidak akan
dipengaruhi oleh viskositas zat cair
C. Viskositas zat cair tidak akan
mempengaruhi kelajuan terminal
kelereng
D. Viskositas zat cair akan berbanding
lurus dengan kelajuan terminal
kelereng
E. Viskositas zat cair akan berbanding
terbalik dengan kelajuan terminal
kelereng
𝑣 =2𝑔𝑟2
9𝜂(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓)
Keterangan
𝑣= kecepatan terminal (m/s)
𝜂= koefisien viskositas (Pa.s)
𝑔= percepatan gravitasi (m/s2)
𝑟= jari-jari bola (m)
𝜌𝑏= massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝑓= massa jenis fluida (kg/m3)
Maka hipotesis yang paling
tepat adalah kecepatan terminal
berbanding terbalik dengan
dengan viskositas.
Membuat
grafik
hubungan
antara jenis
zat cair
dengan laju
relatif benda
pada fluida
Komun
ikasi
Disajikan data
percobaan
tentang hukum
Stokes, siswa
membuat grafik
hubungan antara
jenis zat cair Ƞ
dengan laju
30. Berikut merupakan tabel percobaan
tentang hukum Stokes.
𝑟𝑏𝑜𝑙𝑎 (m)
Jenis Zat
Cair 𝜂 (Pa.s)
𝑣 (m/s)
1,5 Air 4𝑥10−3 11𝑥10−2
1,5 Minyak
tanah 2𝑥10−3 14𝑥10−2
1,5 Oli 5𝑥10−3 3𝑥10−2
Jawaban: A
𝑣 =2𝑔𝑟2
9𝜂(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓)
Keterangan
𝑣= kecepatan terminal (m/s)
𝜂= koefisien viskositas (Pa.s)
𝑔= percepatan gravitasi (m/s2)
𝑟= jari-jari bola (m)
207
Materi
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Aspek
KPS Indikator Soal Soal Pembahasan Soal
relatif benda
pada fluida 𝑣
Grafik yang menunjukkan hubungan
antara jenis zat cair Ƞ dengan laju relatif
benda pada fluida 𝑣 adalah....
A. B.
C. D.
E.
𝜌𝑏= massa jenis benda (kg/m3)
𝜌𝑓= massa jenis fluida (kg/m3)
Kecepatan terminal berbanding
terbalik dengan dengan
viskositas, maka grafik yang
paling tepat adalah A.
208
Lampiran B.3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
a. Analisis Validasi Ahli Materi
Nomor
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata
CVR
Ai Nurlaela,
M.Si
Murdoyoko,
M.Pd
Ria Aprilina,
M.Pd
Ryan Rizaldy,
M.Si
Anugrah
Azhar, M.Si
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,9
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,95
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,9
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
209
Nomor
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata
CVR
Ai Nurlaela,
M.Si
Murdoyoko,
M.Pd
Ria Aprilina,
M.Pd
Ryan Rizaldy,
M.Si
Anugrah
Azhar, M.Si
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,95
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah
CVR 9,85
CVI 0,985
Kategori
Sangat
Sesuai
210
b. Analisis Validasi Ahli Konstruk
No
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata
CVI
Iwan Permana S., M.Pd Ria Aprilina, M.Pd Murdoyoko, M.Pd Feby Sumantri, M.Pd Euis Sarini, M.Pd
A B C D E F G H A B C D E F G H A B C D E F G H A B C D E F G H A B C D E F G H A B C D E F G H
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,992 1 1 0,960 1 0,990 1 1 0,998
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,992 1 1 0,960 1 0,990 1 1 0,998
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,992 1 1 0,960 1 0,990 1 1 0,998
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
211
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,992 1 1 0,96 1 0,99 1 1 0,998
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,992 1 1 0,96 1 0,99 1 1 0,998
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah CVR 10
CVI 1
Kategori
Sangat
sesuai
212
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa
Nomor
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata
CVR
Drs. Munawar
S., M.Pd
Feni Arifiani,
S.Ag., M.H
Neneng N.,
M.Hum
Mahmudah Fitriyah
ZA., M.Pd
Dr. Elvi
Susanti. M.Pd
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
213
Nomor
Soal
Validator
Nilai CVR Rata-
rata
CVR
Drs. Munawar
S., M.Pd
Feni Arifiani,
S.Ag., M.H
Neneng N.,
M.Hum
Mahmudah Fitriyah
ZA., M.Pd
Dr. Elvi
Susanti. M.Pd
A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D A B C D
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,95
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah
CVR 10
CVI 1
Kategori
Sangat
Sesuai
214
d. Uji Validitas Butir Soal
Jumlah Subyek= 40
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI ERNA\ERNA_SKRIPSI\LAMPIRAN\UJI
VALIDASI INSTRUMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,066 -
2 2 0,152 -
3 3 0,323 -
4 4 0,383 Signifikan
5 5 -0,133 -
6 6 0,294 -
7 7 0,336 -
8 8 0,471 Sangat Signifikan
9 9 0,591 Sangat Signifikan
10 10 0,452 Sangat Signifikan
11 11 0,457 Sangat Signifikan
12 12 0,247 -
13 13 0,267 -
14 14 0,388 Signifikan
15 15 0,438 Signifikan
16 16 0,156 -
17 17 0,194 -
18 18 0,403 Signifikan
19 19 0,388 Signifikan
20 20 0,232 -
21 21 0,600 Sangat Signifikan
22 22 0,390 Signifikan
23 23 0,437 Signifikan
24 24 0,299 -
215
25 25 0,316 -
26 26 0,268 -
27 27 0,223 -
28 28 0,437 Signifikan
29 29 0,007 -
30 30 0,483 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
216
e. Uji Realibilitas Instrumen
Rata2= 15,35
Simpang Baku= 6,01
KorelasiXY= 0,76
Reliabilitas Tes= 0,86
Nama berkas: D:\SKRIPSI ERNA\ERNA_SKRIPSI\LAMPIRAN\UJI
VALIDASI INSTRUMEN.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 D1 7 10 17
2 2 D2 2 3 5
3 3 D3 2 2 4
4 4 D4 12 14 26
5 5 D5 6 10 16
6 6 D6 9 12 21
7 7 D7 9 10 19
8 8 D8 6 8 14
9 9 D9 13 12 25
10 10 D10 2 5 7
11 11 D11 4 9 13
12 12 D12 5 7 12
13 13 D13 1 2 3
14 14 D14 9 9 18
15 15 D15 8 11 19
16 16 D16 3 8 11
17 17 D17 7 13 20
18 18 D18 4 5 9
19 19 D19 9 13 22
20 20 D20 4 7 11
21 21 D21 7 8 15
22 22 D22 6 7 13
217
23 23 D23 9 12 21
24 24 D24 10 13 23
25 25 D25 6 2 8
26 26 D26 7 6 13
27 27 D27 8 6 14
28 28 D28 6 10 16
29 29 D29 5 10 15
30 30 D30 8 10 18
31 31 D31 7 9 16
32 32 D32 9 13 22
33 33 D33 7 5 12
34 34 D34 9 15 24
218
f. Uji Daya Pembeda
Jumlah Subyek= 34
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI ERNA\ERNA_SKRIPSI\LAMPIRAN\UJI
VALIDASI INSTRUMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 6 3 3 33,33
2 2 9 4 5 55,56
3 3 9 2 7 77,78
4 4 8 5 3 33,33
5 5 2 5 -3 -33,33
6 6 7 2 5 55,56
7 7 9 1 8 88,89
8 8 9 3 6 66,67
9 9 8 2 6 66,67
10 10 9 3 6 66,67
11 11 5 1 4 44,44
12 12 9 2 7 77,78
13 13 4 1 3 33,33
14 14 2 0 2 22,22
15 15 8 3 5 55,56
16 16 9 5 4 44,44
17 17 8 1 7 77,78
18 18 9 3 6 66,67
19 19 6 4 2 22,22
219
20 20 7 4 3 33,33
21 21 3 2 1 11,11
22 22 6 1 5 55,56
23 23 8 1 7 77,78
24 24 9 2 7 77,78
25 25 4 1 3 33,33
26 26 7 3 4 44,44
27 27 2 2 0 0,00
28 28 9 1 8 88,89
29 29 5 2 3 33,33
30 30 8 1 7 77,78
220
g. Uji Taraf Kesukaran
Jumlah Subyek= 34
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI ERNA\ERNA_SKRIPSI\LAMPIRAN\UJI
VALIDASI INSTRUMEN.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 16 47,06 Sedang
2 2 26 76,47 Mudah
3 3 19 55,88 Sedang
4 4 22 64,71 Sedang
5 5 14 41,18 Sedang
6 6 21 61,76 Sedang
7 7 23 67,65 Sedang
8 8 25 73,53 Mudah
9 9 19 55,88 Sedang
10 10 23 67,65 Sedang
11 11 14 41,18 Sedang
12 12 20 58,82 Sedang
13 13 12 35,29 Sedang
14 14 5 14,71 Sangat Sukar
15 15 20 58,82 Sedang
16 16 22 64,71 Sedang
17 17 17 50,00 Sedang
18 18 21 61,76 Sedang
19 19 16 47,06 Sedang
20 20 21 61,76 Sedang
21 21 6 17,65 Sukar
22 22 16 47,06 Sedang
23 23 21 61,76 Sedang
24 24 21 61,76 Sedang
221
25 25 12 35,29 Sedang
26 26 16 47,06 Sedang
27 27 6 17,65 Sukar
28 28 22 64,71 Sedang
29 29 11 32,35 Sedang
30 30 15 44,12 Sedang
222
h. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Rata2= 15,35
Simpang Baku= 6,01
KorelasiXY= 0,76
Reliabilitas Tes= 0,86
Butir Soal= 30
Jumlah Subyek= 34
Nama berkas: D:\SKRIPSI ERNA\ERNA_SKRIPSI\LAMPIRAN\UJI
VALIDASI INSTRUMEN.ANA
No.
Butir
Daya
Pembeda
(%)
Taraf
Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Kesimpulan
1 33,33 Sedang 0,352 Signifikan Digunakan
2 55,56 Mudah 0,537 Sangat
Signifikan
Digunakan
3 77,78 Sedang 0,613 Sangat
Signifikan
Digunakan
4 33,33 Sedang 0,262 - Digunakan
5 -33,33 Sedang -0,242 - Digunakan
6 55,56 Sedang
0,466 Sangat
Signifikan
Digunakan
7 88,89 Sedang
0,689 Sangat
Signifikan
Digunakan
8 66,67 Mudah 0,576 Sangat
Signifikan
Digunakan
9 66,67 Sedang
0523 Sangat
Signifikan
Digunakan
10 66,67 Sedang
0,572 Sangat
Signifikan
Digunakan
11 44,44 Sedang 0,435 Singnifikan Digunakan
12 77,78 Sedang
0,474 Sangat
Signifikan
Digunakan
13 33,33 Sedang 0,278 - Digunakan
14 22,22 Sangat Sukar 0,326 - Digunakan
15 55,56 Sedang
0,524 Sangat
Signifikan
Digunakan
16 44,44 Sedang 0,397 Signifikan Digunakan
17 77,78 Sedang
0,527 Sangat
Signifikan
Digunakan
223
No.
Butir
Daya
Pembeda
(%)
Taraf
Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Kesimpulan
18 66,67 Sedang
0,517 Sangat
Signifikan
Digunakan
19 22,22 Sedang 0,252 - Digunakan
20 33,33 Sedang 0,364 Signifikan Digunakan
21 11,11 Sukar 0,194 - Digunakan
22 55,56 Sedang 0,521 Sangat
Signifikan
Digunakan
23 77,78 Sedang 0,548 Sangat
Signifikan
Digunakan
24 77,78 Sedang 0,568 Sangat
Signifikan
Digunakan
25 33,33 Sedang 0,330 - Digunakan
26 44,44 Sedang 0,372 Signifikan Digunakan
27 0,00 Sukar 0,168 - Digunakan
28 88,89 Sedang 0,626 Sangat
Signifikan
Digunakan
29 33,33 Sedang 0,139 - Digunakan
30 77,78 Sedang 0,537 Sangat
Signifikan
Digunakan
224
Lampiran B.4 Instrumen Tes yang Digunakan
PETUNJUK UMUM
a. Isilah identitas Anda dalam lembar jawaban yang telah disediakan.
b. Kerjakan soal di lembar jawaban yang telah disediakan.
c. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat kemudian beril tanda silang (X) pada
pilihan A, B, C, D, dan E.
Contoh:
A B C D E
d. Apabila ingin mengganti jawaban yang dianggap salah cukup dengan
memberi garis mendatar pada jawaban sebelumnya, kemudian beril tanda
silang (X) pada jawaban yang dianggap tepat.
Contoh:
A B C D E
e. Dilarang berbuat curang dalam bentuk apapun.
f. Tidak diperkenankan menggunakan alat bantu hitung elektronik seperti
kalkulator atau sebagainya.
g. Periksa kembali pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan.
SELAMAT MENGERJAKAN
1. Perhatikan gambar berikut!
Pernyataan yang tepat berdasarkan gambar di atas adalah....
A. Tekanan hidrostatis pada lubang 2 dan lubang 1 sama besar
B. Tekanan hidrostatis pada lubang 3 dan lubang 4 sama besar
C. Tekanan hidrostatis pada lubang 2 lebih besar daripada lubang 1
D. Tekanan hidrostatis pada lubang 4 lebih kecil daripada lubang 3
225
E. Tekanan hidrostatis pada lubang 4 lebih besar daripada lubang 3
2. Seorang penyelam sedang mengeksplor keindahan lautan Indonesia seperti
gambar.
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh penyelam tersebut jika massa jenis air
laut 1.026 kg m3⁄ adalah....
A. 1.539𝑥102 Pa
B. 1.537𝑥102 Pa
C. 1.536𝑥102 Pa
D. 1.535𝑥102 Pa
E. 1.534𝑥102 Pa
3. Dalam menyelidiki pengaruh tekanan hidrostatis (Ph) terhadap massa jenis
(𝜌) suatu fluida, diperoleh grafik sebagai berikut.
Penafsiran grafik percobaan dari A ke B adalah....
A. Grafik AB tidak sesuai dengan grafik CD kemungkinan percobaan
dilakukan dengan baik
B. Grafik AB tidak sesuai dengan grafik BC kemungkinan percobaan
dilakukan dengan baik
C. Grafik AB sudah sesuai dengan grafik BC kemungkinan percobaan
dilakukan dengan baik
226
D. Grafik AB tidak sesuai dengan grafik BC kemungkinan terjadi kesalahan
saat melakukan percobaan
E. Grafik AB sudah sesuai dengan grafik CD kemungkinan terjadi
kesalahan percobaan dilakukan dengan baik
4. Seorang siswa hendak mengetahui tekanan hidrostatis dengan mengukur
kedalaman fluida di suatu wadah. Hipotesis hubungan antara kedalaman
dengan tekanan hidrostatis adalah....
A. Tekanan hidrostatis akan sebanding dengan kedalaman
B. Tekanan hidrostatis tidak akan sebanding dengan kedalaman
C. Tekanan hidrostatis tidak akan bergantung dengan kedalaman
D. Tekanan hidrostatis akan berbanding lurus dengan kedalaman
E. Tekanan hidrostatis akan berbanding terbalik dengan kedalaman
5. Andi sedang melakukan percobaan menggunakan sebuah uang koin yang
terbuat dari logam. Ia ingin mengetahui jenis logam uang koin tesebut dengan
menghitung massa jenisnya. Massa jenis sebuah benda dipengaruhi oleh
massa dan volume benda tersebut, maka alat ukur yang tepat agar Andi dapat
mengetahui jenis logam tersebut adalah....
A.
B.
C.
D.
E.
227
6. Seorang siswa melakukan percobaan menggunakan pipa U seperti pada
gambar.
Variabel yang harus diukur untuk mengetahui massa jenis minyak
menggunakan persamaan hukum hidrostatis 𝜌𝑎 . ℎ𝑎 = 𝜌𝑚. ℎ𝑚 adalah....
A. Tinggi minyak dari permukaan sampai batas kedua cairan
B. Tinggi air dan tinggi minyak dari perbatasan kedua cairan
C. Tinggi air dari permukaan sampai batas kedua cairan
D. Tinggi air dari permukaan sampai dasar pipa U
E. Tinggi minyak dari permukaan sampai dasar
7. Seorang siswa hendak menyelidiki pengaruh kedalaman terhadap tekanan
hidrostatik menggunakan pipa U yang telah dirangkai sebagai berikut.
Untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatis, maka
yang harus dilakukan saat percobaan adalah….
A. Merubah bentuk wadah secara berulang
B. Mengukur kedalaman corong secara berulang
C. Mengganti jenis cairan yang berbeda secara berulang
D. Mengukurn kenaikan air pada pipa U dengan bentuk gelas yang berbeda
secara berulang
E. Mengukur kenaikan air dalam pipa U dengan merubah kedalaman corong
pada wadah berisi air secara berulang
228
8. Berikut merupakan tabel percobaan tentang tekanan hidrostatis menggunakan
pipa U.
Kedalaman Corong (cm) Kenaikan Fluida (cm) Tekanan (Pa)
4 2 400
6 3 600
8 4 800
Berdasarkan tabel di atas, grafik yang menunjukkan hubungan antara
kedalaman ℎ dengan tekanan hidrostatis 𝑃 adalah....
A.
B.
C.
D.
E.
9. Berikut beberapa aplikasi dari penerapan dari konsep fluida statis.
(I)
(II)
(III)
(IV)
(V)
(VI)
(VII)
(VIII)
(IX)
Dari beberapa aplikasi fluida statis di atas, yang termasuk penerapan hukum
Pascal adalah....
A. (I), (III), dan (VII)
B. (I), (II), dan (III)
C. (II), (IV), dan (VIII)
D. (III), (VI), dan (IX)
E. (IV), (VII), dan (IX)
10. Perhatikan gambar berikut.
229
Gaya yang bekerja pada luas penampang besar adalah....
A. 36 N
B. 24 N
C. 18 N
D. 12 N
E. 9 N
11. Gurumu menginstruksikan untuk melakukan percobaan mengenai hukum
Pascal. Hipotesis yang tepat tentang hubungan gaya dengan luas penampang
adalah....
A. Besar gaya beban akan berbanding terbalik dengan luas penampang
B. Besar gaya beban akan berbanding lurus dengan luas penampang
C. Besar gaya akan sama dengan luas penampang
D. Besar gaya beban akan sebanding dengan luas penampang
E. Besar gaya beban tidak akan bergantung pada luas penampang
12. Seorang siswa melakukan percobaan tentang hukum Pascal yang menyatakan
bahwa tekanan menyebar ke segala arah. Ia menggunakan pompa hidrolik
sederhana dan memperoleh data sebagai berikut.
No. Luas Penampang (cm
2) Gaya Pada Penampang (N)
A B A B
1 36 18 4 2
2 16 8 4 4
3 36 72 4 8
4 2 6 4 12
Berdasarkan data di atas, penafsiran Anda mengenai data kedua adalah....
A. Data kedua tidak sesuai dengan data pertama karena tekanan pada
penampang A ≠ tekanan pada penampang B
230
B. Data kedua tidak sesuai dengan data ketiga karena tekanan pada
penampang A = tekanan pada penampang B
C. Data kedua tidak sesuai dengan data keempat karena tekanan pada
penampang A = tekanan pada penampang B
D. Data kedua sesuai dengan data pertama karena tekanan pada penampang
A = tekanan pada penampang B
E. Data kedua sesuai dengan data ketiga karena tekanan pada penampang A
= tekanan pada penampang B
13. Perhatikan gambar berikut!
Pengangkat mobil (I)
Pengangkat mobil (II)
Apa yang akan terjadi pada pengangkat mobil hidrolik kedua?
A. Mampu mengangkat 10 buah sepeda gunung
B. Mampu mengangkat sebuah sepeda motor
C. Mampu mengangkat dua buah sepeda motor
D. Mampu mengangkat satu mobil
E. Mampu mengangkat satu sepeda gunung dan satu sepeda motor
14. Perhatikan gambar berikut.
231
Pengangkat mobil (I)
Pengangkat mobil (II)
Apa yang akan terjadi pada alat pengangkat mobil (II)?
A. Mobil dapat terangkat jika luas penampang 𝐴2 sama dengan luas
penampang 𝐴1
B. Mobil dapat terangkat jika luas penampang 𝐴2 dua kali lebih besar dari
luas penampang 𝐴1
C. Mobil tidak dapat terangkat sama sekali jika luas penampang 𝐴2 sama
dengan luas penampang 𝐴1
D. Mobil tidak dapat terangkat sama sekali jika luas penampang 𝐴2 empat
kali lebih besar dari luas penampang 𝐴1
E. Mobil tidak dapat terangkat sama sekali jika luas penampang 𝐴2 lima kali
lebih besar dari luas penampang 𝐴1
15. Silva melakukan percobaan tentang hukum Pascal, ia menggunakan pompa
hidrolik sederhana dan memperoleh data sebagai berikut.
No. Luas Penampang (cm
2) Gaya Pada Penampang (N)
A B A B
1 6 3 2 1
2 6 3 4 2
3 6 3 6 3
Berdasarkan tabel percobaan di atas, grafik hubungan antara gaya penampang
A dan B adalah....
A. B. C.
232
D. E.
16. Perhatikan gambar keadaan telur di dalam fluida!
Telur yang yang tidak dapat dikonsumsi atau yang busuk terdapat pada
gambar....
A. 1, 3, dan 4
B. 1, 2, dan 5
C. 2, 3, dan 5
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5
17. Eki akan melakukan percobaan tentang keadaan benda dalam air dengan
mengukur massa dan volumenya. Hipotesis yang tepat mengenai hubungan
antara massa dan volume benda dengan keadaan benda dalam air adalah....
A. Benda akan tenggelam, jika hasil bagi antara massa dan volume benda
sama dengan massa jenis fluida
B. Benda akan tenggelam, jika hasil bagi antara massa dan volume benda
lebih kecil daripada massa jenis fluida
C. Benda akan terapung, jika hasil bagi antara massa dan volume benda
sama dengan massa jenis fluida
D. Benda akan melayang, jika hasil bagi antara massa dan volume benda
sama dengan massa jenis fluida
E. Benda akan melayang, jika hasil bagi antara massa dan volume benda
lebih besar daripada massa jenis fluida
18. Haris meletakkan sebuah telur berada di dasar sebuah bejana yang berisi air.
233
Apabila ia ingin membuat telur tersebut mengapung di atas permukaan air,
maka yang harus dilakukan adalah....
A. Menambah tinggi wadah bejana, tetapi volume zat cair tetap
B. Menggunakan zat cair yang memiliki massa jenis yang besar
C. Memperbesar luas dasar bejana, tetapi volume zat cair tetap
D. Memperkecil luas dasar bejana, tetapi volume zat cair tetap
E. Memperbesar luas alas bejana dan volumenya
19. Perhatikan gambar berikut.
Dari tabel di atas benda yang mengalami keadaan melayang ketika
dimasukkan ke dalam air adalah….
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
20. Gumpalan es terapung setengah bagian di atas di atas permukaan air laut
seperti gambar.
234
Besar gaya ke atas yang dialami oleh es tersebut adalah....
A. 2.575 N
B. 5.130 N
C. 7.725 N
D. 10.300 N
E. 51.500 N
21. Perhatikan gambar berikut ini.
Bagaimana keadaan balok b apabila dimasukan ke dalam drum besar
tersebut?
A. Balok B akan melayang karena benda B beratnya lebih besar dari benda
A
B. Balok B akan tenggelam karena mempunyai massa yang lebih besar dari
balok A
C. Balok B akan tenggelam karena benda yang berat pasti akan tenggelam
di dalam air
D. Balok B akan tetap terapung karena memiliki massa jenis yang sama
dengan balok A
E. Balok B akan tenggelam karena benda yang ukurannya besar pasti akan
tenggelam di dalam air
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
235
Jika benda dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak, maka yang akan
terjadi adalah....
A. TA =TB karena benda <zat cair
B. TB >TA karena fA >fB menghasilkan gaya apung yang besar
C. TA >TB karena fA >fB menghasilkan gaya apung yang besar
D. TA =TB karena benda mempunyai volume yang sama
E. TA =TB karena kdua benda memliki berat yang sama
23. Andi ingin mengetahui keadaan benda tenggelam, melayang, dan
mengapung. Untuk itu andi akan melakukan sebuah percobaan sederhana
mengenai hal tersebut. Andi pulang kerumah untuk mengambil alat dan
bahannya. Setelah sampai dirumah andi bingung menentukan alat bahan yang
akan dipakai pada saat percobaan. Dalam rumah andi tersedia
1. Telur
2. Air
3. Gula
4. Garam
5. Statif
6. Gelas beker
7. Bejana
8. Beban
Alat bahan yang harus andi pakai untuk percobaan tersebut adalah....
A. 1-2-3-5
B. 1-2-4-6
C. 2-3-5-8
D. 2-4-6-7
E. 3-4-5-7-8
24. Erna melakukan percobaan tegangan permukaan menggunakan silet dengan
data sebagai berikut.
Jumlah silet Cara Meletakkan 𝐹 (N) 𝑙 (m) 𝛾 (N/m)
236
1
Mendatar
4𝑥10−3 6𝑥10−4
24𝑥10−6
1
Berdiri tegak
4𝑥10−3 2𝑥10−4
8𝑥10−6
2
Mendatar
4𝑥10−3 6𝑥10−4 X
Menurut prediksi anda nilai X adalah....
A. Sama dengan percobaan kedua
B. Sama dengan percobaan pertama
C. Dua kali dengan percobaan pertama
D. Dua kali percobaan kedua
E. Setengah kali dari percobaan pertama dan kedua
25. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Diameter pipa kapiler
(2) Kemiringan pipa saat dicelupkan ke dalam air
(3) Panjang pipa kapiler
(4) Tebal pia kapiler
Hal-hal yang dapat mempengaruhi naik/turunnya air pada pipa kapiler
adalah....
A. 1 dan 3
B. 1 dan 2
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
26. Sebatang kawat dibengkokkan membentuk huruf U dan kawat kecil dipasang
di dalamnya seperti gambar.
237
Kawat dicelupkan ke dalam cairan sabun sehingga terbentuk suatu lapisan.
Agar tetap setimbang, maka besar tegangan permukaan lapisan sabun
tersebut adalah....
A. 1,5𝑥102 N/m
B. 1,5𝑥10−1 N/m
C. 1,5𝑥10−2 N/m
D. 1,5𝑥10−3 N/m
E. 1,5𝑥10−4 N/m
27. Pipa kapiler dengan diameter 0,4 mm dicelupkan ke dalam air akan
menghasilkan sudut kontak 60°. Kenaikan air dalam pipa kapiler yang
mempunyai tegangan permukaan 0,02 m adalah....
A. 100 mm
B. 10 mm
C. 1 mm
D. 0,1 mm
E. 0,01 mm
28. Seorang siswa sedang melakukan percobaan menjatuhkan bola di dalam
wadah berisi zat cair.
Untuk mengetahui pengaruh viskositas terhadap kecepatan jatuhnya bola
dalam zat cair, maka yang harus dilakukan oleh siswa adalah....
A. Menambah volume air secara berulang
B. Menjatuhkan bola yang sama ke dalam air, minyak, dan oli
C. Menjatuhkan bola dengan ukuran berbeda ke dalam air secara berulang
D. Menjatuhkan beberapa bola yang identik ke dalam air secara bersamaan
E. Menambah massa bola yang dimasukan ke dalam air secara berulang
238
29. Jakson akan melakukan percobaan tentang vikositas, ia akan memasukan
sebuah kelereng kedalam tabung yang berisi minyak, air, dan oli. Hipotesis
yang tepat mengenai hubungan kelajuan terminal kelereng dengan jenis zat
cair adalah....
A. Kelajuan terminal kelereng akan sebanding dengan viskositas zat cair
B. Kelajuan terminal benda tidak akan dipengaruhi oleh viskositas zat cair
C. Viskositas zat cair tidak akan mempengaruhi kelajuan terminal kelereng
D. Viskositas zat cair akan berbanding lurus dengan kelajuan terminal
kelereng
E. Viskositas zat cair akan berbanding terbalik dengan kelajuan terminal
kelereng
30. Berikut merupakan tabel percobaan tentang hukum Stokes.
𝑟𝑏𝑜𝑙𝑎 (m) Jenis Zat Cair 𝜂 (Pa.s) 𝑣 (m/s)
1,5 Air 4𝑥10−3 11𝑥10−2
1,5 Minyak tanah 2𝑥10−3 14𝑥10−2
1,5 Oli 5𝑥10−3 3𝑥10−2
Grafik yang menunjukkan hubungan antara jenis zat cair Ƞ dengan laju relatif
benda pada fluida 𝑣 adalah....
A. B.
239
C.
D.
E.
240
Lampiran B.5 Instrumen Nontes
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
No. Indikator Angket Nomor Soal
Jumlah Soal Positif Negatif
1
Penggunaan model Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL)
dalam proses pembelajaran
1,2 6,10 4
2
Keunggulan model Process Oriented
Guided Inquiry Learning (POGIL)
dibandingkan dengan pembelajaran
yang biasa diterapkan
4,5 8,9 4
3
Penyampaian materi dengan model
Process Oriented Guided Inquiry
Learning (POGIL) dalam proses
pembelajaran
3 7 2
Jumlah Soal 5 5 10
241
b. Instrumen Nontes (Angket)
242
Lampiran B.6 Lembar Uji Validasi Materi
243
244
245
Lampiran B.7 Lembar Uji Validasi Konstruk
246
247
248
Lampiran B.8 Lembar Validasi Bahasa
249
250
251
Lampiran B.9 Lembar Validasi Instrumen Nontes (Angket)
252
LAMPIRAN C
ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Hasil Olah Data Per-Indikator Keterampilan Proses Sains
4. Uji Normalitas Hasil Pretest
5. Uji Homogenitas Hasil Pretest
6. Uji Hipotesis Hasil Pretest
7. Uji Normalitas Hasil Posttest
8. Uji Homogenitas Hasil Posttest
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest
10. Uji N-gain
11. Uji Hipotesis N-gain
12. Hasil Peningkatan per aspek KPS
13. Hasil Angket Siswa
253
Lampiran C.1 Hasil Pretest
Siswa Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
1 10 12
2 9 14
3 21 20
4 18 15
5 9 18
6 8 18
7 10 15
8 16 12
9 13 14
10 12 12
11 9 18
12 17 12
13 19 15
14 17 16
15 10 12
16 10 16
17 7 10
18 13 9
19 21 8
20 18 9
21 17 17
22 11 16
23 10 3
24 16 10
25 6 17
26 14 15
27 12 10
28 17 17
29 17 14
30 7 16
31 16 15
32 17 16
33 11 18
34 21 12
Jumlah 459 471
Rata-rata 13,50 13,84
SD 3,88 2,89
254
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas
Eksperimen
Mean 13,50 ,757
95%
Confidence
Interval for
Mean
Lower Bound 11,96
Upper Bound 15,04
5% Trimmed Mean 13,48
Median 13,00
Variance 19,470
Std. Deviation 4,412
Minimum 6
Maximum 21
Range 15
Interquartile Range 7
Skewness ,096 ,403
Kurtosis -1,187 ,788
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas
Kontrol
Mean 13,85 ,619
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 12,59
Upper Bound 15,11
5% Trimmed Mean 14,05
Median 15,00
Variance 13,038
Std. Deviation 3,611
Minimum 3
Maximum 20
Range 17
Interquartile Range 4
Skewness -,854 ,403
Kurtosis ,964 ,788
255
Lampiran C.2 Hasil Posttest
Siswa Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
1 18 18
2 21 21
3 21 23
4 18 14
5 21 11
6 27 17
7 26 18
8 20 14
9 22 17
10 16 20
11 20 20
12 18 20
13 20 20
14 17 18
15 22 18
16 20 18
17 12 22
18 20 16
19 23 20
20 18 19
21 19 19
22 19 21
23 21 20
24 22 20
25 19 17
26 24 15
27 23 19
28 21 18
29 21 22
30 24 20
31 21 18
32 22 21
33 21 21
34 20 23
Jumlah 697 638
Rata-rata 21 18,76
SD 2,00 2,03
256
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas Kontrol
Mean 18,76 ,453
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 17,84
Upper Bound 19,69
5% Trimmed Mean 18,89
Median 19,00
Variance 6,973
Std. Deviation 2,641
Minimum 11
Maximum 23
Range 12
Interquartile Range 3
Skewness -,873 ,403
Kurtosis 1,145 ,788
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas
Eksperimen
Mean 20,50 ,480
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 19,52
Upper Bound 21,48
5% Trimmed Mean 20,54
Median 21,00
Variance 7,833
Std. Deviation 2,799
Minimum 12
Maximum 27
Range 15
Interquartile Range 3
Skewness -,366 ,403
Kurtosis 2,069 ,788
257
Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per-Indikator Keterampilan Proses Sains
Perhitungan Data Pretest per Aspek KPS Kelas Kontrol
Hasil Pretest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
1 A1 1 0 50 1 0 1 67 0 0 0 1 0 0 1 0 40 0 1 0 0 25
2 A2 1 0 50 1 1 1 100 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 0 0 0 25
3 A3 0 1 50 0 1 1 67 1 0 50 0 0 1 1 1 60 1 1 1 1 100
4 A4 1 0 50 0 1 0 33 1 1 100 1 0 0 1 0 40 0 0 1 0 25
5 A5 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 0 1 1 1 1 80 1 0 1 0 50
6 A6 0 1 50 0 1 0 33 1 0 50 1 0 1 1 0 60 1 1 1 0 75
7 A7 0 0 0 0 1 0 33 1 0 50 0 1 1 1 0 60 0 0 0 0 0
8 A8 1 0 50 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 1 20 1 0 0 0 25
9 A9 1 0 50 0 1 1 67 0 1 50 1 1 0 1 0 60 0 0 0 0 0
10 A10 1 0 50 1 0 1 67 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 1 0 0 25
11 A11 0 0 0 1 1 0 67 1 1 100 0 1 1 0 1 60 0 0 0 1 25
12 A12 1 1 100 0 1 0 33 0 1 50 1 0 0 0 0 20 0 0 1 0 25
13 A13 1 0 50 1 1 1 100 0 1 50 0 0 0 1 1 40 0 0 1 0 25
14 A14 0 0 0 1 0 0 33 1 1 100 0 0 0 1 1 40 1 0 1 1 75
15 A15 0 0 0 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 0 0 0 0
16 A16 0 0 0 1 1 0 67 0 0 0 0 0 0 1 1 40 1 0 0 1 50
17 A17 0 0 0 1 1 0 67 0 1 50 0 0 0 0 1 20 1 0 0 0 25
18 A18 0 0 0 1 1 0 67 0 1 50 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0
258
Hasil Pretest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
19 A19 0 1 50 0 1 0 33 0 0 0 1 0 0 0 0 20 1 0 0 1 50
20 A20 0 0 0 0 1 1 67 0 0 0 0 0 0 1 1 40 0 0 0 0 0
21 A21 0 0 0 1 1 1 100 0 1 50 0 0 0 1 1 40 1 1 0 1 75
22 A22 0 1 50 1 1 1 100 0 0 0 1 1 0 0 1 60 0 1 1 1 75
23 A23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25
24 A24 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 20 0 1 1 0 50
25 A25 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 1 0 0 0 40 1 0 1 0 50
26 A26 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 1 0 0 0 0 20 0 1 1 0 50
27 A27 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0
28 A28 0 0 0 1 1 1 100 0 1 50 0 0 0 0 1 20 1 1 0 1 75
29 A29 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 1 0 0 1 0 40 1 0 0 0 25
30 A30 0 0 0 1 1 1 100 0 1 50 0 0 0 0 1 20 1 1 0 0 50
31 A31 0 0 0 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 1 20 1 1 0 0 50
32 A32 0 0 0 1 1 1 100 0 1 50 0 0 0 1 1 40 1 1 0 0 50
33 A33 0 1 50 1 1 1 100 0 1 50 0 0 0 1 1 40 1 1 0 0 50
34 A34 1 1 100 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 50
JUMLAH 10 13 1150 23 28 16 2233 11 17 1400 10 6 5 18 21 1200 18 14 12 8 1300
RATA-RATA 0,29 0,38 33,82 0,68 0,82 0,47 65,69 0,32 0,50 41,18 0,29 0,18 0,15 0,53 0,62 35,29 0,53 0,41 0,35 0,24 38,24
PERSENTAS
E 29 38 3382 68 82 47 6569 32 50 4118 29 18 15 53 62 3529 53 41 35 24 3824
259
Hasil Pretest Per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
NO SISWA MP
Nilai MK
Nilai KOM
Nilai Nilai Rata-Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
1 A1 0 0 1 0 0 1 33 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 40,21
2 A2 0 0 0 1 1 0 33 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 54,38
3 A3 0 1 1 0 1 1 67 1 1 0 1 1 80 1 0 0 33,333 63,33
4 A4 1 0 0 1 1 1 67 1 0 0 0 1 40 1 1 0 66,667 52,71
5 A5 0 0 1 0 1 1 50 1 1 0 1 0 60 1 0 1 66,667 59,17
6 A6 0 1 0 1 0 1 50 1 1 1 0 0 60 1 1 1 100 59,79
7 A7 0 1 1 0 1 1 67 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 46,25
8 A8 0 0 0 1 1 0 33 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 41,88
9 A9 1 1 1 1 1 0 83 0 1 0 0 1 40 0 0 0 0 43,75
10 A10 0 0 1 0 0 1 33 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 40,21
11 A11 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33,333 56,04
12 A12 0 0 0 1 0 0 17 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33,333 44,79
13 A13 1 0 0 1 1 0 50 0 1 0 1 0 40 1 0 1 66,667 52,71
14 A14 0 1 1 1 1 0 67 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33,333 51,04
15 A15 0 0 1 1 1 0 50 0 1 0 0 1 40 1 0 1 66,667 37,08
16 A16 1 0 0 1 1 1 67 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 47,92
17 A17 0 0 0 1 0 1 33 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33,333 33,54
18 A18 1 0 0 1 0 0 33 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33,333 30,42
260
Hasil Pretest Per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
NO SISWA MP
Nilai MK
Nilai KOM
Nilai Nilai Rata-Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
19 A19 1 0 1 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 1 0 33,333 27,50
20 A20 0 0 0 1 1 1 50 1 0 0 0 0 20 0 1 0 33,333 26,25
21 A21 0 1 1 1 1 0 67 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 54,79
22 A22 1 0 0 1 1 0 50 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33,333 51,04
23 A23 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 40 0 0 0 0 8,13
24 A24 0 0 1 1 1 1 67 0 0 0 1 0 20 1 0 0 33,333 30,00
25 A25 0 1 1 1 0 0 50 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33,333 62,50
26 A26 0 1 0 1 1 0 50 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33,333 50,00
27 A27 1 0 0 0 0 1 33 1 0 0 0 0 20 1 1 0 66,667 38,33
28 A28 0 0 1 1 1 0 50 1 1 0 0 1 60 1 1 1 100 56,88
29 A29 0 1 1 0 0 0 33 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33,333 47,29
30 A30 0 0 1 1 1 1 67 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 53,33
31 A31 0 0 0 1 1 1 50 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 47,50
32 A32 0 1 1 1 1 0 67 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 51,67
33 A33 0 1 1 1 1 1 83 1 1 0 0 0 40 1 1 0 66,667 60,00
34 A34 0 0 1 1 1 1 67 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33,333 42,50
JUMLAH 8 12 19 25 23 17 1733 28 29 5 14 5 1620 30 17 9 1867 1563
RATA-RATA 0,24 0,35 0,56 0,74 0,68 0,50 50,98 0,82 0,85 0,15 0,41 0,15 47,65 0,88 0,50 0,26 54,90 45,97
PERSENTASE 24 35 56 74 68 50 5098 82 85 15 41 15 4765 88 50 26 5490 4597
261
Perhitungan Data Pretest per Aspek KPS Kelas Eksperimen
Hasil Pretest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
1 B1 1 1 100 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25
2 B2 0 1 50 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25
3 B3 0 0 0 1 1 1 100 1 0 50 1 1 1 1 1 100 1 0 1 1 75
4 B4 0 0 0 1 1 0 67 0 0 0 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 75
5 B5 1 1 100 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25
6 B6 1 0 50 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 1 20 0 0 0 1 25
7 B7 1 1 100 0 0 0 0 0 1 50 0 0 0 0 1 20 0 1 0 0 25
8 B8 0 0 0 1 1 1 100 1 1 100 0 1 0 0 1 40 0 0 0 1 25
9 B9 1 0 50 0 1 0 33 0 0 0 0 0 0 0 1 20 0 0 1 0 25
10 B10 0 0 0 0 1 0 33 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 1 0 0 50
11 B11 1 1 100 1 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0
12 B12 0 0 0 1 1 0 67 0 0 0 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 75
13 B13 0 0 0 1 1 1 100 1 1 100 0 1 1 0 1 60 1 0 0 1 50
14 B14 0 0 0 1 1 0 67 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 1 0 1 75
15 B15 0 0 0 0 1 1 67 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25
16 B16 1 0 50 0 1 1 67 0 0 0 1 1 0 0 0 40 0 0 0 0 0
17 B17 0 0 0 0 1 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 B18 1 0 50 1 1 0 67 0 1 50 0 1 0 0 1 40 0 0 1 0 25
19 B19 0 0 0 1 1 1 100 1 1 100 1 1 0 0 1 60 1 1 0 1 75
20 B20 0 1 50 1 1 0 67 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 1 0 1 75
262
Hasil Pretest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
21 B21 1 1 100 0 1 0 33 1 0 50 1 0 1 1 0 60 1 0 1 0 50
22 B22 0 0 0 0 1 1 67 0 1 50 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 25
23 B23 1 1 100 0 1 0 33 0 0 0 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0
24 B24 1 0 50 0 1 0 33 1 0 50 1 0 1 1 0 60 1 0 1 0 50
25 B25 0 0 0 0 1 1 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 25
26 B26 0 1 50 1 0 0 33 1 0 50 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0
27 B27 0 0 0 1 0 0 33 0 0 0 1 0 0 0 1 40 1 1 0 0 50
28 B28 0 1 50 0 1 0 33 0 1 50 1 1 1 0 1 80 0 1 1 0 50
29 B29 1 1 100 1 1 0 67 1 0 50 1 0 1 1 0 60 1 0 1 0 50
30 B30 1 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20 0 0 0 0 0
31 B31 1 0 50 0 1 0 33 1 1 100 1 1 0 0 1 60 0 0 0 1 25
32 B32 0 0 0 1 1 0 67 0 0 0 1 1 1 0 1 80 1 1 0 1 75
33 B33 1 1 100 0 1 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 B34 0 1 50 1 1 1 100 1 0 50 0 1 0 1 1 60 1 1 1 1 100
JUMLAH 15 14 1450 15 25 9 1633,3 13 16 1450 13 13 9 6 22 1260 15 16 8 12 1275
RATA-RATA 0,44 0,41 42,65 0,44 0,74 0,26 48,04 0,38 0,47 42,65 0,38 0,38 0,26 0,18 0,65 37,06 0,44 0,47 0,24 0,35 37,50
PERSENTASE 44 41 4265 44 74 26 4804 38 47 4265 38 38 26 18 65 3706 44 47 24 35 3750
263
Hasil Pretest Per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
MP Nilai
MK Nilai
KOM Nilai Tolal Nilai Rata-rata
5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
1 B1 0 1 0 0 0 0 17 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33 35,63
2 B2 1 0 0 0 0 0 17 1 1 0 1 0 60 1 0 1 67 33,54
3 B3 0 1 1 1 1 0 67 1 1 0 1 0 60 1 1 0 67 64,79
4 B4 1 1 1 1 1 0 83 1 1 0 1 0 60 0 0 0 0 48,13
5 B5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 60 1 0 1 67 37,71
6 B6 1 0 0 1 0 0 33 0 1 0 0 0 20 0 0 0 0 24,79
7 B7 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 60 1 0 1 67 40,21
8 B8 0 0 1 1 1 1 67 1 0 0 0 0 20 1 1 1 100 56,46
9 B9 1 0 1 1 1 0 67 1 0 1 1 1 80 1 0 0 33 38,54
10 B10 0 0 0 1 0 0 17 0 1 0 1 0 40 1 0 1 67 40,83
11 B11 0 0 1 0 1 0 33 1 1 0 0 0 40 0 0 1 33 32,50
12 B12 1 1 1 1 1 0 83 1 1 0 1 0 60 0 0 0 0 45,63
13 B13 0 1 1 1 1 1 83 1 0 0 0 0 20 1 1 1 100 64,17
14 B14 0 0 1 1 1 0 50 1 1 0 0 0 40 1 1 0 67 57,29
15 B15 1 0 0 0 1 0 33 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33 33,54
16 B16 0 1 1 0 1 0 50 0 0 0 0 0 0 1 0 1 67 34,17
17 B17 0 0 1 1 1 0 50 0 1 0 1 0 40 1 0 0 33 19,58
18 B18 0 1 0 1 1 0 50 0 1 0 1 0 40 1 0 0 33 44,38
19 B19 0 1 1 1 1 1 83 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 69,79
20 B20 1 1 1 1 0 0 67 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 64,79
21 B21 0 0 0 1 1 1 50 1 1 0 1 0 60 1 0 1 67 58,75
264
Hasil Pretest Per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
MP Nilai
MK Nilai
KOM Nilai Tolal Nilai Rata-rata
5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
22 B22 1 0 0 1 0 0 33 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33 36,04
23 B23 0 0 0 1 1 0 33 1 1 0 1 0 60 0 0 1 33 35,00
24 B24 0 0 0 1 1 1 50 1 1 0 1 0 60 1 0 1 67 52,50
25 B25 0 0 0 1 0 0 17 0 1 0 0 0 20 0 0 1 33 20,21
26 B26 0 1 1 0 1 1 67 0 1 0 1 0 40 1 1 1 100 45,00
27 B27 0 1 0 1 0 1 50 1 1 1 0 1 80 0 0 0 0 31,67
28 B28 0 0 1 1 1 1 67 1 1 0 0 0 40 1 0 1 67 54,58
29 B29 0 0 0 1 1 1 50 1 1 0 0 0 40 1 0 1 67 60,42
30 B30 0 0 0 0 1 0 17 1 1 0 0 0 40 0 0 1 33 26,25
31 B31 1 0 0 0 0 0 17 1 1 1 1 0 80 1 1 1 100 58,13
32 B32 1 1 1 1 1 0 83 1 1 0 1 0 60 0 0 0 0 45,63
33 B33 0 0 1 1 1 0 50 1 1 0 1 0 60 1 0 1 67 38,75
34 B34 1 1 1 1 1 0 83 1 1 0 0 0 40 1 1 0 67 68,75
JUMLAH 11 13 17 24 23 9 1616,67 27 30 4 20 2 1660 25 9 20 1800 1518,125
RATA-RATA 0,32 0,38 0,50 0,71 0,68 0,26 47,55 0,79 0,88 0,12 0,59 0,06 48,82 0,74 0,26 0,59 52,94 44,65
PERSENTASE 32 38 50 71 68 26 4755 79 88 12 59 6 4882 74 26 59 5294 4465
265
Perhitungan Data Posttest per Aspek KPS Kelas Kontrol
Hasil Posttest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
1 A1 1 0 50 1 1 0 67 1 0 50 1 1 0 1 1 80 1 0 1 0 50
2 A2 0 1 50 1 0 1 67 1 1 100 0 1 0 1 1 60 1 1 1 0 75
3 A3 0 1 50 1 0 1 67 1 1 100 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 100
4 A4 1 1 100 0 1 1 67 0 0 0 0 0 0 0 1 20 1 0 1 0 50
5 A5 1 1 100 0 1 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 75
6 A6 0 1 50 1 1 1 100 1 1 100 0 1 0 0 1 40 1 0 1 0 50
7 A7 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 0 0 0 1 0 20 1 0 1 0 50
8 A8 0 1 50 1 1 1 100 0 0 0 1 1 0 1 1 80 0 0 0 0 0
9 A9 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 1 0 0 1 0 40 0 0 1 1 50
10 A10 1 1 100 1 1 0 67 1 0 50 1 1 0 1 1 80 1 0 1 0 50
11 A11 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 1 0 0 1 1 60 0 1 1 1 75
12 A12 0 1 50 1 1 0 67 1 1 100 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 100
13 A13 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 1 0 0 0 1 40 1 1 1 0 75
14 A14 0 1 50 1 1 0 67 0 0 0 1 0 0 0 1 40 0 1 1 0 50
15 A15 1 1 100 0 1 0 33 1 1 100 0 0 0 1 1 40 1 1 1 0 75
16 A16 0 1 50 1 1 1 100 0 0 0 1 1 0 1 1 80 0 0 1 0 25
17 A17 0 1 50 1 1 1 100 1 1 100 0 1 1 0 1 60 1 1 1 1 100
266
Hasil Posttest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
18 A18 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 1 0 1 0 60 1 0 0 0 25
19 A19 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 1 0 0 0 1 40 1 1 1 0 75
20 A20 0 1 50 1 1 1 100 1 0 50 1 1 0 0 1 60 1 1 0 1 75
21 A21 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 0 1 0 1 1 60 1 0 1 0 50
22 A22 0 1 50 1 0 1 67 1 1 100 0 1 0 1 1 60 1 1 1 0 75
23 A23 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 1 1 0 1 0 60 0 1 1 1 75
24 A24 0 1 50 1 1 0 67 1 1 100 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 100
25 A25 0 0 0 1 1 0 67 1 0 50 0 0 1 0 1 40 0 1 1 0 50
26 A26 1 0 50 1 1 0 67 1 0 50 1 0 0 0 1 40 1 1 1 0 75
27 A27 1 1 100 0 1 0 33 1 1 100 0 1 0 1 1 60 1 1 0 1 75
28 A28 0 1 50 0 1 0 33 0 1 50 1 1 1 1 1 100 0 0 1 0 25
29 A29 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 1 0 0 0 40 1 1 1 1 100
30 A30 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 1 0 0 1 1 60 0 1 1 1 75
31 A31 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 0 0 1 1 60 1 0 0 0 25
32 A32 0 1 50 1 1 0 67 1 1 100 1 0 1 0 1 60 1 1 1 1 100
33 A33 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 1 1 0 1 0 60 0 1 1 1 75
34 A34 1 1 100 1 1 0 67 1 0 50 1 1 0 1 1 80 1 1 1 1 100
JUMLAH 13 31 2200 29 31 9 2300 24 20 2200 23 18 7 19 27 1880 24 22 29 14 2225
RATA-RATA 0,38 0,91 64,71 0,85 0,91 0,26 67,65 0,71 0,59 64,71 0,68 0,53 0,21 0,56 0,79 55,29 0,71 0,65 0,85 0,41 65,44
PERSENTASE 38 91 6471 85 91 26 6765 71 59 6471 68 53 21 56 79 5529 71 65 85 41 6544
267
Hasil Posttest per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
N
O
SISW
A
MP Nila
i
MK Nila
i
KOM Nila
i
Nilai Rata-
Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
1 A1 1 0 0 1 1 1 67 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33 57,08
2 A2 1 0 1 1 1 0 67 1 1 1 1 0 80 1 1 0 67 70,63
3 A3 0 1 1 1 1 1 83 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 77,50
4 A4 0 0 1 0 1 0 33 1 1 1 1 0 80 0 1 0 33 47,92
5 A5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 80 1 0 0 33 40,21
6 A6 0 0 1 1 1 0 50 1 1 0 0 0 40 1 1 0 67 62,08
7 A7 1 0 1 1 1 0 67 1 1 0 0 1 60 1 0 1 67 66,25
8 A8 1 1 0 0 1 0 50 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33 44,17
9 A9 0 0 0 1 1 1 50 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 58,33
10 A10 1 0 1 1 1 0 67 1 1 0 0 1 60 1 0 1 67 67,50
11 A11 1 0 1 0 1 1 67 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 66,04
12 A12 0 0 0 0 1 1 33 1 1 1 0 1 80 1 1 1 100 73,75
13 A13 0 0 1 1 1 1 67 1 1 1 0 1 80 1 1 1 100 66,04
14 A14 0 0 1 1 1 1 67 1 1 1 0 1 80 1 1 1 100 56,67
15 A15 1 1 1 0 1 0 67 1 1 1 0 0 60 1 0 0 33 63,54
16 A16 1 1 0 0 1 0 50 1 1 1 1 1 100 1 0 0 33 54,79
17 A17 0 1 1 1 1 1 83 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 79,17
18 A18 0 0 0 0 1 1 33 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33 59,79
268
Hasil Posttest per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
N
O
SISW
A
MP Nila
i
MK Nila
i
KOM Nila
i
Nilai Rata-
Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
19 A19 0 0 1 1 1 1 67 1 1 1 0 1 80 1 1 1 100 66,04
20 A20 0 0 1 1 0 1 50 1 1 1 0 0 60 1 1 0 67 63,96
21 A21 1 0 1 1 1 0 67 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33 67,08
22 A22 1 0 1 1 1 0 67 1 1 1 1 0 80 1 1 0 67 70,63
23 A23 0 0 1 0 1 1 50 1 1 1 1 0 80 1 1 1 100 66,46
24 A24 0 0 0 0 1 1 33 1 1 1 0 1 80 1 1 0 67 69,58
25 A25 0 0 1 0 1 1 50 1 1 1 0 1 80 1 1 1 100 54,58
26 A26 1 0 0 1 1 0 50 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33 50,63
27 A27 0 1 0 1 1 0 50 1 1 1 0 0 60 1 0 1 67 68,13
28 A28 0 1 1 1 1 1 83 1 0 1 1 0 60 1 0 0 33 54,38
29 A29 0 0 1 1 1 0 50 1 1 1 1 0 80 1 1 1 100 79,58
30 A30 1 0 1 0 1 1 67 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 66,04
31 A31 1 0 0 1 1 0 50 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 67,71
32 A32 0 0 0 0 1 1 33 1 1 1 0 1 80 1 1 1 100 73,75
33 A33 1 0 1 0 1 1 67 1 1 1 1 0 80 1 1 1 100 68,54
34 A34 1 1 1 1 0 0 67 1 1 1 1 0 80 0 1 1 67 76,25
JUMLAH 15 8 22 20 31 18 190
0 34 33 20 15 11
226
0 32 22 19
243
3 2175
RATA-
RATA
0,4
4
0,2
4
0,6
5
0,5
9
0,9
1
0,5
3
55,8
8
1,0
0
0,9
7
0,5
9
0,4
4
0,3
2
66,4
7
0,9
4
0,6
5
0,5
6
71,5
7 63,96
PERSENTA
SE 44 24 65 59 91 53
558
8
10
0 97 59 44 32
664
7 94 65 56
715
7 6396
269
Perhitungan Data Posttest per Aspek KPS Kelas Eksperimen
Hasil Posttest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
1 B1 1 1 100 1 1 1 100 1 0 50 0 0 0 1 1 40 0 0 1 0 25
2 B2 1 1 100 0 1 0 33 1 1 100 0 0 1 1 0 40 1 1 1 0 75
3 B3 0 1 50 1 1 1 100 1 1 100 0 0 1 1 1 60 1 1 1 0 75
4 B4 1 0 50 0 1 0 33 1 1 100 0 1 0 0 1 40 1 0 0 0 25
5 B5 1 1 100 1 1 1 100 1 1 100 0 0 1 0 1 40 1 1 0 0 50
6 B6 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 1 1 0 1 80 1 1 1 1 100
7 B7 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 0 1 1 1 1 80 1 1 1 0 75
8 B8 1 1 100 0 1 0 33 1 1 100 0 0 0 1 0 20 1 0 1 0 50
9 B9 1 0 50 1 1 0 67 1 1 100 0 0 0 1 1 40 1 1 0 0 50
10 B10 0 1 50 1 1 1 100 0 0 0 0 1 0 0 1 40 0 0 0 0 0
11 B11 1 0 50 0 1 0 33 0 1 50 0 1 0 0 1 40 1 1 1 1 100
12 B12 1 1 100 1 1 1 100 1 0 50 0 1 0 1 0 40 1 0 1 0 50
13 B13 1 1 100 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0 1 1 40 1 0 1 0 50
14 B14 1 0 50 0 1 0 33 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 0 1 0 50
270
Hasil Posttest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
15 B15 1 0 50 1 1 0 67 1 1 100 0 0 0 1 1 40 1 1 0 0 50
16 B16 0 1 50 1 1 0 67 1 1 100 1 0 0 1 0 40 1 1 1 0 75
17 B17 0 1 50 1 1 0 67 1 0 50 1 0 0 0 1 40 0 0 0 1 25
18 B18 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 0 0 0 1 1 40 1 1 1 1 100
19 B19 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 0 0 0 1 40 1 0 1 1 75
20 B20 1 1 100 0 1 0 33 1 0 50 0 0 1 1 0 40 1 0 0 0 25
21 B21 1 1 100 1 1 0 67 0 0 0 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 100
22 B22 0 1 50 1 1 1 100 1 0 50 0 0 0 1 1 40 0 0 1 1 50
23 B23 0 1 50 1 1 0 67 0 1 50 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 100
24 B24 1 1 100 1 1 1 100 1 0 50 1 0 0 0 0 20 1 1 1 1 100
25 B25 0 1 50 1 1 0 67 1 1 100 0 0 0 0 1 20 1 1 1 0 75
26 B26 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 1 0 1 1 80 0 1 1 1 75
27 B27 1 1 100 1 1 0 67 1 1 100 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 100
28 B28 1 1 100 1 1 1 100 1 0 50 1 0 0 1 1 60 1 0 1 0 50
29 B29 1 1 100 1 1 1 100 1 1 100 1 0 0 0 0 20 1 1 1 1 100
30 B30 0 1 50 1 1 0 67 0 0 0 1 0 0 1 1 60 1 1 1 1 100
31 B31 1 1 100 1 1 1 100 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 100
32 B32 1 1 100 1 1 0 67 0 1 50 0 0 0 1 1 40 1 1 1 1 100
33 B33 1 1 100 1 1 0 67 0 1 50 1 0 0 0 1 40 1 0 1 1 75
34 B34 1 1 100 1 1 0 67 0 0 0 0 0 0 1 1 40 1 1 0 1 75
JUMLAH 25 29 2700 28 34 11 2433,33 24 22 2300 14 8 7 22 27 1560 29 21 26 17 2325
271
Hasil Posttest per Aspek KPS
NO SISWA
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
O Nilai
K Nilai
I Nilai
P Nilai
H Nilai
1 19 9 16 25 3 12 13 14 21 22 24 4 11 17 29
RATA-RATA 0,74 0,85 79,41 0,82 1,00 0,32 71,57 0,71 0,65 67,65 0,41 0,24 0,21 0,65 0,79 45,88 0,85 0,62 0,76 0,50 68,38
PERSENTASE 74 85 7941 82 100 32 7157 71 65 6765 41 24 21 65 79 4588 85 62 76 50 6838
Hasil Posttest per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
NO SISWA MP
Nilai MK
Nilai KOM
Nilai Nilai Rata-Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
1 B1 0 1 1 1 1 0 67 1 1 1 0 0 60 1 0 1 67 63,54
2 B2 1 1 1 1 1 0 83 1 1 1 1 0 80 1 1 0 67 72,29
3 B3 0 1 1 1 1 1 83 1 1 0 1 0 60 1 0 0 33 70,21
4 B4 1 1 1 1 1 1 100 1 1 1 0 0 60 1 1 0 67 59,38
5 B5 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33 73,33
6 B6 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 1 1 1 100 91,25
7 B7 1 0 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 1 1 1 100 88,13
8 B8 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 1 0 60 1 1 1 100 70,42
9 B9 1 0 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 1 1 1 100 73,75
10 B10 1 1 1 1 1 1 100 1 1 0 0 0 40 1 0 0 33 45,42
11 B11 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 1 0 0 33 61,25
272
Hasil Posttest per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
NO SISWA MP
Nilai MK
Nilai KOM
Nilai Nilai Rata-Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
12 B12 0 1 0 1 1 1 67 1 1 0 0 0 40 1 0 1 67 64,17
13 B13 1 0 1 1 1 1 83 1 1 1 0 1 80 1 0 1 67 65,00
14 B14 0 0 1 1 1 1 67 1 1 1 1 0 80 1 0 1 67 58,33
15 B15 1 0 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 1 1 1 100 73,75
16 B16 0 1 1 1 1 1 83 1 1 0 0 0 40 1 1 1 100 69,38
17 B17 0 1 0 1 1 0 50 0 1 0 1 0 40 0 0 0 0 40,21
18 B18 0 1 1 1 1 0 67 1 1 1 1 1 100 0 0 1 33 63,33
19 B19 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 0 80 1 1 1 100 80,63
20 B20 1 1 0 1 1 1 83 1 1 1 1 0 80 1 0 1 67 59,79
21 B21 0 1 1 1 1 0 67 1 1 1 0 1 80 0 0 0 0 59,17
22 B22 1 0 1 1 1 0 67 1 1 1 1 0 80 1 0 1 67 62,92
23 B23 0 1 1 1 1 0 67 1 1 1 1 1 100 0 0 1 33 65,83
24 B24 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 0 0 1 33 73,33
25 B25 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 0 80 1 0 0 33 63,54
26 B26 1 1 1 1 1 0 83 1 1 1 1 1 100 0 0 1 33 79,79
27 B27 0 1 1 1 1 0 67 1 1 1 1 1 100 0 0 1 33 78,33
28 B28 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 0 1 80 0 0 1 33 69,58
29 B29 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 0 1 1 67 83,75
30 B30 0 1 1 1 1 1 83 1 1 1 1 1 100 0 0 1 33 61,67
31 B31 1 1 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 100 1 1 1 100 100,00
32 B32 0 1 0 1 1 0 50 1 1 1 1 1 100 1 1 1 100 75,83
273
Hasil Posttest per Aspek KPS
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
NO SISWA MP
Nilai MK
Nilai KOM
Nilai Nilai Rata-Rata 5 6 7 18 23 28 2 10 20 26 27 8 15 30
33 B33 0 1 1 1 1 0 67 1 1 0 1 1 80 1 1 1 100 72,29
34 B34 0 0 1 1 1 1 67 1 1 1 1 1 100 1 0 1 67 64,38
JUMLAH 12 27 30 34 34 23 2666,67 33 34 27 26 19 2780 24 13 25 2066,67 2353,96
RATA-RATA 0,35 0,79 0,88 1,00 1,00 0,68 78,43 0,97 1,00 0,79 0,76 0,56 81,76 0,71 0,38 0,74 60,78 69,23
PERSENTASE 35 79 88 100 100 68 7843 97 100 79 76 56 8176 71 38 74 6078 6923
274
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest
Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal
𝐻1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Eksperimen 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas
Eksperimen
Mean 13,50 ,757
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 11,96
Upper
Bound 15,04
5% Trimmed Mean 13,48
Median 13,00
Variance 19,470
Std. Deviation 4,412
Minimum 6
Maximum 21
Range 15
Interquartile Range 7
Skewness ,096 ,403
275
Kurtosis -1,187 ,788
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen ,939 34 ,057
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
sig. uji Shapiro-Wilk sebesar 0,057 yang menunjukkan bahwa jika sig. > 0,05
maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak artinya data berasal dari populasi berdistribusi
normal.
B. Kelas Kontrol
Langkah-langkah uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Sampel berasal dari popolasi berdistribusi normal
𝐻1 = Sampel berasal dari popolasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas Kontrol 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
276
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas
Kontrol
Mean 13,85 ,619
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 12,59
Upper
Bound 15,11
5% Trimmed Mean 14,05
Median 15,00
Variance 13,038
Std. Deviation 3,611
Minimum 3
Maximum 20
Range 17
Interquartile Range 4
Skewness -,854 ,403
Kurtosis ,964 ,788
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelas Kontrol ,940 34 ,063
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
sig. uji Shapiro-Wilk sebesar 0,063 yang menunjukkan bahwa jika sig. > 0,05
maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak artinya data berasal dari populasi berdistribusi
normal.
277
Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest
Uji Normalitas Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A. Kelas Kontrol
Langkah-langkah uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Sampel berasal dari popolasi berdistribusi normal
𝐻1 = Sampel berasal dari popolasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Kontrol 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
Descriptives
Statistic Std.
Error
Kelas Kontrol
Mean 18,76 ,453
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 17,84
Upper
Bound 19,69
5% Trimmed Mean 18,89
Median 19,00
Variance 6,973
Std. Deviation 2,641
Minimum 11
Maximum 23
278
Range 12
Interquartile Range 3
Skewness -,873 ,403
Kurtosis 1,145 ,788
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelas Kontrol ,939 34 ,059
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
sig. uji Shapiro-Wilk sebesar 0,059 yang menunjukkan bahwa jika sig. > 0,05
maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak artinya data berasal dari populasi berdistribusi
normal.
B. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah uji normalitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Sampel berasal dari popolasi berdistribusi normal
𝐻1 = Sampel berasal dari popolasi berdistribusi tidak normal
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Eksperimen 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
279
Descriptives
Statistic Std.
Error
Kelas
Eksperimen
Mean 20,50 ,480
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 19,52
Upper
Bound 21,48
5% Trimmed Mean 20,54
Median 21,00
Variance 7,833
Std. Deviation 2,799
Minimum 12
Maximum 27
Range 15
Interquartile Range 3
Skewness -,366 ,403
Kurtosis 2,069 ,788
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen ,953 34 ,147
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
sig. uji Shapiro-Wilk sebesar 0,147 yang menunjukkan bahwa jika sig. > 0,05
maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak artinya data berasal dari populasi berdistribusi
normal.
280
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest
Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Langkah-langkah uji homogenitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)
𝐻1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Test Results
Box's M 1,318
F
Approx. 1,298
df1 1
df2 13068,000
Sig. ,255
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Kesimpulan:
sig. sebesar 0,255 yang menunjukkan bahwa jika sig. ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan
𝐻1 diterima artinya Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen).
281
Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest
Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
A. Langkah-langkah uji homogenitas:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)
𝐻1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Test Results
Box's M ,112
F
Approx. ,110
df1 1
df2 13068,000
Sig. ,740
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Kesimpulan:
sig. sebesar 0,740 yang menunjukkan bahwa jika sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima
dan 𝐻1 ditolak artinya tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas
(homogen).
282
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest
Uji Hipotesis Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Langkah-langkah uji hipotesis:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest KPS antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
𝐻1 = Terdapat perbedaan hasil pretest KPS antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Skor
Kelas
Eksperimen 34 13,50 4,412 ,757
Kelas Kontrol 34 13,85 3,611 ,619
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Skor
Equal
variances
assumed
-
,36
1
66 ,719 -,353 ,978 -2,305 1,599
Equal
variances not
assumed
-
,36
1
63,5
14 ,719 -,353 ,978 -2,307 1,601
Kesimpulan:
sig. (2-tailed) sebesar 0,719 yang menunjukkan bahwa jika sig. (2-tailed) > 0,05
maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak, sehingga tidak terdapat perbedaan hasil pretest
KPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
283
Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest
Uji Hipotesis Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Langkah-langkah uji hipotesis:
1. Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest KPS antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
𝐻1 = Terdapat perbedaan hasil pretest KPS antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
2. Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3. Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Group Statistics
Kelas N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Skor
Kelas Kontrol 34 18,76 2,641 ,453
Kelas
Eksperimen 34 20,50 2,799 ,480
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Equal variances
assumed
-
2,630 66 ,011 -1,735 ,660 -3,053 -,418
Equal variances
not assumed
-
2,630
65,7
78 ,011 -1,735 ,660 -3,053 -,418
Kesimpulan:
sig. (2-tailed) sebesar 0,011 yang menunjukkan bahwa jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05
maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, sehingga terdapat perbedaan hasil pretest KPS
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
284
Lampiran C.10 Uji N-gain
Uji N-gain Kelas Kontrol
NO SISWA Pretest (X1) Posttest (X2) d=X2-X1 N-gain Keterangan
1 A1 12 18 6 0,33 Sedang
2 A2 14 21 7 0,44 Sedang
3 A3 20 23 3 0,30 Sedang
4 A4 15 14 -1 -0,07 Rendah
5 A5 18 11 -7 -0,58 Rendah
6 A6 18 17 -1 -0,08 Rendah
7 A7 15 18 3 0,20 Rendah
8 A8 12 14 2 0,11 Rendah
9 A9 14 17 3 0,19 Rendah
10 A10 12 20 8 0,44 Sedang
11 A11 18 20 2 0,17 Rendah
12 A12 12 20 8 0,44 Sedang
13 A13 15 20 5 0,33 Sedang
14 A14 16 18 2 0,14 Rendah
15 A15 12 18 6 0,33 Sedang
16 A16 16 18 2 0,14 Rendah
17 A17 10 22 12 0,60 Sedang
18 A18 9 16 7 0,33 Sedang
19 A19 8 20 12 0,55 Sedang
20 A20 9 19 10 0,48 Sedang
21 A21 17 19 2 0,15 Rendah
22 A22 16 21 5 0,36 Sedang
23 A23 3 20 17 0,63 Sedang
24 A24 10 20 10 0,50 Sedang
25 A25 17 17 0 0,00 Rendah
26 A26 15 15 0 0,00 Rendah
27 A27 10 19 9 0,45 Sedang
28 A28 17 18 1 0,08 Rendah
29 A29 14 22 8 0,50 Sedang
30 A30 16 20 4 0,29 Rendah
31 A31 15 18 3 0,20 Rendah
32 A32 16 21 5 0,36 Sedang
33 A33 18 21 3 0,25 Rendah
34 A34 12 23 11 0,61 Sedang
Rata-rata 13,85 18,76 4,91 0,27 Rendah
285
Uji N-gain Kelas Eksperimen
NO SISWA Pretest (X1) Posttest (X2) d=X2-X1 N-gain Keterangan
1 B1 10 18 8 0,40 Sedang
2 B2 9 21 12 0,57 Sedang
3 B3 21 21 0 0,00 Rendah
4 B4 18 18 0 0,00 Rendah
5 B5 9 21 12 0,57 Sedang
6 B6 8 27 19 0,86 Tinggi
7 B7 10 26 16 0,80 Tinggi
8 B8 16 20 4 0,29 Rendah
9 B9 13 22 9 0,53 Sedang
10 B10 12 16 4 0,22 Rendah
11 B11 9 20 11 0,52 Sedang
12 B12 17 18 1 0,08 Rendah
13 B13 19 20 1 0,09 Rendah
14 B14 17 17 0 0,00 Rendah
15 B15 10 22 12 0,60 Sedang
16 B16 10 20 10 0,50 Sedang
17 B17 7 12 5 0,22 Rendah
18 B18 13 20 7 0,41 Sedang
19 B19 21 23 2 0,22 Rendah
20 B20 18 18 0 0,00 Rendah
21 B21 17 19 2 0,15 Rendah
22 B22 11 19 8 0,42 Sedang
23 B23 10 21 11 0,55 Sedang
24 B24 16 22 6 0,43 Sedang
25 B25 6 19 13 0,54 Sedang
26 B26 14 24 10 0,63 Sedang
27 B27 12 23 11 0,61 Sedang
28 B28 17 21 4 0,31 Sedang
29 B29 17 21 4 0,31 Sedang
30 B30 7 24 17 0,74 Tinggi
31 B31 16 21 5 0,36 Sedang
32 B32 17 22 5 0,38 Sedang
33 B33 11 21 10 0,53 Sedang
34 B34 21 20 -1 -0,11 Rendah
Rata-rata 13,50 20,50 7,00 0,37 Sedang
286
Lampiran C.11 Uji Hipotesis N-gain
Uji Hipotesis N-gain
Langkah-langkah uji hipotesis N-gain:
1) Tetapkan hipotesis statistik
𝐻0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata N-gain Keterampilan Proses Sains
siswa dari kelas kontrol dan eksperimen
𝐻1 = Terdapat perbedaan rata-rata N-gain Keterampilan Proses Sains siswa
dari kelas kontrol dan eksperimen
2) Gunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output pengolahan data
Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Ngain Kelas Kontrol 34 ,2697 ,24472 ,04197
Kelas Eksperimen 34 ,3744 ,24924 ,04274
Kesimpulan:
sig. (2-tailed) sebesar 0,085 yang menunjukkan bahwa jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05
maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, sehingga terdapat perbedaan rata-rata N-gain
Keterampilan Proses Sains siswa dari kelas kontrol dan eksperimen.
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Ngain
Equal variances
assumed -1,748 66 ,085 -,10471 ,05990 -,22431 ,01490
Equal variances
not assumed -1,748 65,978 ,085 -,10471 ,05990 -,22431 ,01490
287
Lampiran C.12 Hasil Peningkatan per aspek KPS
Hasil Peningkatan per Aspek KPS Kelas Kontrol
NO SISWA
OBSERVASI KLASIFIKASI INTERPRETASI PREDIKSI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
1 A1 100 50 -50 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 50 50 0 0,00 Rendah 0 80 80 0,80 Tinggi
2 A2 50 50 0 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 0 60 60 0,60 Sedang
3 A3 0 50 50 0,50 Sedang 100 67 -33 0,00 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 100 80 -20 0,00 Rendah
4 A4 0 100 100 1,00 Tinggi 67 67 0 0,00 Rendah 0 0 0 0,00 Rendah 100 20 -80 0,00 Rendah
5 A5 100 100 0 0,00 Rendah 0 33 33 0,33 Sedang 50 0 -50 -
1,00 Rendah 0 0 0 0,00 Rendah
6 A6 50 50 0 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 50 100 50 1,00 Tinggi 20 40 20 0,25 Rendah
7 A7 100 100 0 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 20 20 0 0,00 Rendah
8 A8 0 50 50 0,50 Sedang 100 100 0 0,00 Rendah 100 0 -100 0,00 Rendah 40 80 40 0,67 Sedang
9 A9 50 50 0 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 0 50 50 0,50 Sedang 20 40 20 0,25 Rendah
10 A10 0 100 100 1,00 Tinggi 33 67 34 0,51 Sedang 100 50 -50 0,00 Rendah 20 80 60 0,75 Tinggi
11 A11 100 50 -50 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 0 50 50 0,50 Sedang 20 60 40 0,50 Sedang
12 A12 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 80 60 -20 -
1,00 Rendah
13 A13 0 50 50 0,50 Sedang 100 67 -33 0,00 Rendah 100 50 -50 0,00 Rendah 60 40 -20 -
0,50 Rendah
14 A14 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 100 0 -100 0,00 Rendah 60 40 -20 -
0,50 Rendah
15 A15 0 100 100 1,00 Tinggi 67 33 -34 -
1,03 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 0 40 40 0,40 Sedang
16 A16 50 50 0 0,00 Rendah 67 100 33 1,00 Tinggi 0 0 0 0,00 Rendah 40 80 40 0,67 Sedang
17 A17 0 50 50 0,50 Sedang 33 100 67 1,00 Sedang 0 100 100 1,00 Tinggi 0 60 60 0,60 Sedang
18 A18 50 100 50 1,00 Tinggi 67 67 0 0,00 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 40 60 20 0,33 Sedang
288
NO SISWA
OBSERVASI KLASIFIKASI INTERPRETASI PREDIKSI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
19 A19 0 50 50 0,50 Sedang 100 67 -33 0,00 Rendah 100 50 -50 0,00 Rendah 60 40 -20 -
0,50 Rendah
20 A20 50 50 0 0,00 Rendah 67 100 33 1,00 Tinggi 100 50 -50 0,00 Rendah 20 60 40 0,50 Sedang
21 A21 100 100 0 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 60 60 0 0,00 Rendah
22 A22 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 0 60 60 0,60 Sedang
23 A23 100 50 -50 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 0 50 50 0,50 Sedang 20 60 40 0,50 Sedang
24 A24 50 50 0 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 60 60 0 0,00 Rendah
25 A25 0 0 0 0,00 Rendah 67 67 0 0,00 Rendah 0 50 50 0,50 Sedang 0 40 40 0,40 Sedang
26 A26 50 50 0 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 50 50 0 0,00 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah
27 A27 0 100 100 1,00 Tinggi 33 33 0 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 40 60 20 0,33 Sedang
28 A28 50 50 0 0,00 Rendah 33 33 0 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 80 100 20 1,00 Tinggi
29 A29 100 100 0 0,00 Rendah 67 67 0 0,00 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 60 40 -20 -
0,50 Rendah
30 A30 100 50 -50 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 0 50 50 0,50 Sedang 20 60 40 0,50 Sedang
31 A31 50 100 50 1,00 Tinggi 33 67 34 0,51 Sedang 100 100 0 0,00 Rendah 60 60 0 0,00 Rendah
32 A32 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 80 60 -20 -
1,00 Rendah
33 A33 100 50 -50 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 0 50 50 0,50 Sedang 0 60 60 0,60 Sedang
34 A34 50 100 50 1,00 Tinggi 100 67 -33 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang
Rata-Rata 0,34 Sedang Rata-rata 0,31 Sedang Rata-rata 0,47 Sedang Rata-rata 0,21 Rendah
NO SISWA
HIPOTESIS MELAKUKAN PERCOBAAN MENERAPKAN KONSEP KOMUNIKASI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1 N-gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
1 A1 25 50 25 0,00 Rendah 17 67 50 0,60 Sedang 60 60 0 0,00 Rendah 33 33 0 0,00 Rendah
2 A2 25 75 50 0,67 Sedang 17 67 50 0,60 Sedang 60 80 20 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah
289
NO SISWA
HIPOTESIS MELAKUKAN PERCOBAAN MENERAPKAN KONSEP KOMUNIKASI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1 N-gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
3 A3 75 100 25 1,00 Tinggi 67 83 16 0,00 Rendah 60 40 -20 -0,50 Rendah 67 100 33 0,00 Rendah
4 A4 75 50 -25 -
1,00 Rendah 83 33 -50
-
2,94 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang 0 33 33 0,00 Rendah
5 A5 25 75 50 0,00 Rendah 0 0 0 0,00 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang 67 33 -34 -
1,03 Rendah
6 A6 25 50 25 0,33 Sedang 33 50 17 0,25 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang
7 A7 25 50 25 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 60 60 0 0,00 Rendah 67 67 0 0,00 Rendah
8 A8 25 0 -25 -
0,33 Rendah 67 50 -17 0,00 Rendah 20 40 20 0,00 Rendah 100 33 -67 0,00 Rendah
9 A9 25 50 25 0,33 Sedang 67 50 -17 -
0,52 Rendah 80 60 -20 -1,00 Rendah 33 100 67 1,00 Tinggi
10 A10 50 50 0 0,00 Rendah 17 67 50 0,60 Sedang 40 60 20 0,00 Rendah 67 67 0 0,00 Rendah
11 A11 0 75 75 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 40 60 20 0,33 Sedang 33 100 67 1,00 Tinggi
12 A12 75 100 25 1,00 Tinggi 83 33 -50 -
2,94 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang 0 100 100 1,00 Tinggi
13 A13 50 75 25 0,50 Sedang 83 67 -16 0,00 Rendah 20 80 60 0,00 Rendah 100 100 0 0,00 Rendah
14 A14 75 50 -25 -
1,00 Rendah 50 67 17 0,34 Sedang 40 80 40 0,00 Rendah 67 100 33 1,00 Tinggi
15 A15 25 75 50 0,67 Sedang 33 67 34 0,51 Sedang 60 60 0 0,00 Rendah 33 33 0 0,00 Rendah
16 A16 0 25 25 0,25 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 67 33 -34 -
1,03 Rendah
17 A17 0 100 100 1,00 Tinggi 50 83 33 0,66 Sedang 40 40 0 0,00 Rendah 33 100 67 1,00 Tinggi
18 A18 25 25 0 0,00 Rendah 50 33 -17 -
0,34 Rendah 40 60 20 0,33 Sedang 33 33 0 0,00 Rendah
19 A19 75 75 0 0,00 Rendah 83 67 -16 0,00 Rendah 40 80 40 0,00 Rendah 100 100 0 0,00 Rendah
20 A20 75 75 0 0,00 Rendah 67 50 -17 -
0,52 Rendah 40 60 20 0,00 Rendah 100 67 -33 0,00 Rendah
21 A21 50 50 0 0,00 Rendah 50 67 17 0,34 Sedang 60 60 0 0,00 Rendah 67 33 -34 -
1,03 Rendah
22 A22 25 75 50 0,67 Sedang 33 67 34 0,51 Sedang 80 80 0 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang
23 A23 0 75 75 0,00 Rendah 33 50 17 0,25 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang 33 100 67 1,00 Tinggi
290
NO SISWA
HIPOTESIS MELAKUKAN PERCOBAAN MENERAPKAN KONSEP KOMUNIKASI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1 N-gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
24 A24 50 100 50 1,00 Tinggi 50 33 -17 -
0,34 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah
25 A25 25 50 25 0,33 Sedang 17 50 33 0,40 Sedang 20 80 60 0,75 Tinggi 33 100 67 1,00 Tinggi
26 A26 0 75 75 0,75 Tinggi 67 50 -17 -
0,52 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah 100 33 -67 0,00 Rendah
27 A27 50 75 25 0,50 Sedang 50 50 0 0,00 Rendah 80 60 -20 -1,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang
28 A28 50 25 -25 -
0,50 Rendah 67 83 16 0,48 Sedang 40 60 20 0,33 Sedang 67 33 -34
-1,03
Rendah
29 A29 50 100 50 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 40 80 40 0,67 Sedang 67 100 33 1,00 Tinggi
30 A30 0 75 75 0,00 Rendah 17 67 50 0,60 Sedang 40 60 20 0,33 Sedang 33 100 67 1,00 Tinggi
31 A31 25 25 0 0,00 Rendah 17 50 33 0,40 Sedang 80 40 -40 0,00 Rendah 100 100 0 0,00 Rendah
32 A32 75 100 25 1,00 Tinggi 83 33 -50 -
2,94 Rendah 60 80 20 0,50 Sedang 0 100 100 1,00 Tinggi
33 A33 0 75 75 0,00 Rendah 50 67 17 0,34 Sedang 60 80 20 0,50 Sedang 67 100 33 1,00 Tinggi
34 A34 100 100 0 0,00 Rendah 83 67 -16 0,00 Rendah 40 80 40 0,67 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah
Rata-Rata 0,21 Sedang Rata-rata -
0,09 Rendah Rata-rata 0,18 Rendah Rata-rata 0,26 Rendah
291
Hasil Peningkatan per Aspek KPS Kelas Eksperimen
NO SISWA
OBSERVASI KLASIFIKASI INTERPRETASI PREDIKSI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1 N-gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
1 B1 50 100 50 0,00 Rendah 67 100 33 1,00 Tinggi 0 50 50 0,50 Sedang 40 40 0 0,00 Rendah
2 B2 50 100 50 1,00 Tinggi 100 33 -67 0,00 Rendah 100 100 0 0,00 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah
3 B3 50 50 0 0,00 Rendah 67 100 33 0,00 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 60 60 0 0,00 Rendah
4 B4 50 50 0 0,00 Rendah 33 33 0 0,00 Rendah 100 100 0 0,00 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah
5 B5 50 100
50 0,00 Rendah 67 100
33 1,00 Tinggi 50 100
50 1,00 Tinggi 80 40
-40 -
2,00 Rendah
6 B6 50 100 50 1,00 Tinggi 33 67 34 0,51 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 60 80 20 0,50 Sedang
7 B7 0 100 100 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 60 80 20 0,50 Sedang
8 B8 50 100 50 1,00 Tinggi 100 33 -67 0,00 Rendah 0 100 100 0,00 Rendah 20 20 0 0,00 Rendah
9 B9 50 50
0 0,00 Rendah 67 67
0 0,00 Rendah 50 100
50 1,00 Tinggi 60 40
-20 -
0,50 Rendah
10 B10 50 50 0 0,00 Rendah 67 100 33 1,00 Tinggi 0 0 0 0,00 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah
11 B11 0 50
50 0,00 Rendah 67 33
-34 -1,03 Rendah 100 50
-50 0,00 Rendah 60 40
-20 -
0,50 Rendah
12 B12 100 100 0 0,00 Rendah 33 100 67 1,00 Tinggi 50 50 0 0,00 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah
13 B13 50 100 50 1,00 Tinggi 100 100 0 0,00 Rendah 50 0 -50 0,00 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah
14 B14 0 50
50 0,50 Sedang 33 33
0 0,00 Rendah 100 100
0 0,00 Rendah 40 20
-20 -
0,33 Rendah
15 B15 0 50 50 0,50 Sedang 100 67 -33 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 40 40 0 0,00 Rendah
16 B16 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 0 100 100 1,00 Tinggi 40 40 0 0,00 Rendah
17 B17 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah
18 B18 0 50 50 0,50 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah
19 B19 50 100 50 1,00 Tinggi 33 67 34 0,00 Rendah 0 100 100 0,00 Rendah 20 40 20 0,25 Rendah
20 B20 0 100 100 1,00 Tinggi 67 33 -34 -1,03 Rendah 0 50 50 0,00 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah
292
NO SISWA
HIPOTESIS MELAKUKAN PERCOBAAN MENERAPKAN KONSEP KOMUNIKASI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
1 B1 25 25 0 0,00 Rendah 33 67 34 0,51 Sedang 40 60 20 0,33 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah
2 B2 25 75 50 0,67 Sedang 33 83 50 0,75 Tinggi 40 80 40 0,67 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah
3 B3 100 75
-25 0,00 Rendah 67 83
16 0,00 Rendah 80 60
-20 -
1,00 Rendah
33 33 0 0,00 Rendah
4 B4 25 25 0 0,00 Rendah 67 100 33 1,00 Tinggi 40 60 20 0,33 Sedang 67 67 0 0,00 Rendah
5 B5 50 50
0 0,00 Rendah 50 83
33 0,66 Sedang 60 80
20 0,50 Sedang 67 33
-34 -
1,03 Rendah
6 B6 75 100 25 1,00 Tinggi 50 83 33 0,66 Sedang 60 100 40 1,00 Tinggi 100 100 0 0,00 Rendah
21 B21 0 100 100 0,00 Rendah 100 67 -33 0,00 Rendah 50 0 -50 -1,00 Rendah 40 60 20 0,33 Sedang
22 B22 50 50
0 0,00 Rendah 100 100
0 0,00 Rendah 0 50
50 0,50 Sedang 60 40
-20 -
0,50 Rendah
23 B23 0 50 50 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 0 50 50 0,50 Sedang 0 60 60 0,60 Sedang
24 B24 50 100 50 1,00 Tinggi 0 100 100 1,00 Tinggi 0 50 50 0,50 Sedang 20 20 0 0,00 Rendah
25 B25 100 50
-50 0,00 Rendah 67 67
0 0,00 Rendah 100 100
0 0,00 Rendah 40 20
-20 -
0,33 Rendah
26 B26 50 100 50 1,00 Tinggi 67 67 0 0,00 Sedang 50 100 50 1,00 Tinggi 20 80 60 0,75 Tinggi
27 B27 50 100 50 1,00 Tinggi 67 67 0 0,00 Rendah 50 100 50 1,00 Tinggi 20 60 40 0,50 Sedang
28 B28 0 100 100 1,00 Tinggi 100 100 0 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 20 60 40 0,50 Sedang
29 B29 50 100
50 0,00 Rendah 67 100
33 1,00 Tinggi 50 100
50 1,00 Tinggi 40 20
-20 -
0,33 Rendah
30 B30 0 50 50 0,00 Rendah 100 67 -33 0,00 Rendah 50 0 -50 -1,00 Rendah 20 60 40 0,50 Sedang
31 B31 0 100 100 1,00 Tinggi 100 100 0 0,00 Rendah 0 100 100 0,00 Rendah 20 100 80 1,00 Tinggi
32 B32 0 100 100 1,00 Tinggi 100 67 -33 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah
33 B33 50 100 50 0,00 Rendah 100 67 -33 0,00 Rendah 50 50 0 0,00 Rendah 40 40 0 0,00 Rendah
34 B34 100 100 0 0,00 Rendah 0 67 67 0,00 Rendah 50 0 -50 -1,00 Rendah 0 40 40 0,40 Sedang
Rata-Rata 0,43 Sedang Rata-rata 0,17 Rendah Rata-rata 0,26 Rendah Rata-rata 0,07 Rendah
293
NO SISWA
HIPOTESIS MELAKUKAN PERCOBAAN MENERAPKAN KONSEP KOMUNIKASI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
7 B7 0 75 75 0,00 Rendah 67 83 16 0,48 Sedang 60 100 40 1,00 Tinggi 100 100 0 0,00 Rendah
8 B8 25 50 25 0,33 Sedang 33 100 67 0,00 Rendah 40 60 20 0,00 Rendah 67 100 33 0,00 Rendah
9 B9 0 50 50 0,50 Sedang 83 83 0 0,00 Rendah 40 100 60 1,00 Tinggi 0 100 100 1,00 Tinggi
10 B10 25 0
-25 -
0,33 Rendah
33 100 67 1,00 Tinggi
40 40 0 0,00 Rendah
67 33 -34
-
1,03 Rendah
11 B11 25 100 75 0,00 Rendah 83 83 0 0,00 Rendah 80 100 20 1,00 Tinggi 33 33 0 0,00 Rendah
12 B12 25 50
25 0,33 Sedang 17 67
50 0,60 Sedang 80 40
-40 -
2,00 Rendah
33 67 34 0,51 Sedang
13 B13 25 50 25 0,33 Sedang 50 83 33 0,00 Rendah 40 80 40 0,00 Rendah 67 67 0 0,00 Rendah
14 B14 75 50
-25 -
1,00 Rendah
67 67 0 0,00 Rendah
60 80 20 0,00 Rendah
33 67 34 0,51 Sedang
15 B15 0 50 50 0,50 Sedang 50 83 33 0,66 Sedang 40 100 60 1,00 Tinggi 67 100 33 1,00 Tinggi
16 B16 50 75
25 0,50 Sedang 67 83
16 0,48 Sedang 60 40
-20 -
0,50 Rendah
100 100 0 0,00 Rendah
17 B17 25 25
0 0,00 Rendah 33 50
17 0,25 Rendah 40 40
0 0,00 Rendah 33 0
-33 -
0,49 Rendah
18 B18 0 100 100 1,00 Tinggi 33 67 34 0,51 Sedang 40 100 60 1,00 Tinggi 33 33 0 0,00 Rendah
19 B19 50 75 25 0,50 Sedang 33 83 50 0,00 Rendah 0 80 80 0,00 Rendah 33 100 67 0,00 Rendah
20 B20 0 25 25 0,25 Rendah 50 83 33 0,66 Sedang 20 80 60 0,00 Rendah 33 67 34 0,00 Rendah
21 B21 75 100
25 0,00 Rendah 67 67
0 0,00 Rendah 40 80
40 0,67 Sedang 67 0
-67 -
2,03 Rendah
22 B22 75 50
-25 -
1,00 Rendah
50 67 17 0,34 Sedang
40 80 40 0,67 Sedang
33 67 34 0,51 Sedang
23 B23 25 100 75 0,00 Rendah 0 67 67 0,67 Sedang 40 100 60 1,00 Tinggi 0 33 33 0,33 Sedang
24 B24 50 100 50 1,00 Tinggi 67 83 16 0,48 Sedang 20 100 80 1,00 Tinggi 33 33 0 0,00 Rendah
25 B25 50 75 25 0,50 Sedang 50 83 33 0,66 Sedang 60 80 20 0,50 Sedang 33 33 0 0,00 Rendah
26 B26 50 75 25 0,50 Sedang 50 83 33 0,66 Sedang 80 100 20 1,00 Tinggi 33 33 0 0,00 Rendah
27 B27 0 100
100 1,00 Tinggi 33 67
34 0,51 Sedang 20 100
80 1,00 Tinggi 67 33
-34 -
1,03 Rendah
294
NO SISWA
HIPOTESIS MELAKUKAN PERCOBAAN MENERAPKAN KONSEP KOMUNIKASI
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
Pretest
(X1)
Posttest
(X2)
d=X2-
X1
N-
gain Ket.
28 B28 75 50
-25 -
1,00 Rendah
50 83 33 0,66 Sedang
60 80 20 0,50 Sedang
100 33 -67 0,00 Rendah
29 B29 25 100 75 0,00 Rendah 33 83 50 0,75 Tinggi 80 100 20 1,00 Tinggi 33 67 34 0,51 Sedang
30 B30 50 100 50 0,00 Rendah 67 83 16 0,48 Sedang 40 100 60 1,00 Tinggi 100 33 -67 0,00 Rendah
31 B31 50 100 50 1,00 Tinggi 50 100 50 1,00 Tinggi 60 100 40 0,00 Rendah 100 100 0 0,00 Rendah
32 B32 50 100
50 1,00 Tinggi 67 50
-17 -
0,52 Rendah
40 100 60 1,00 Tinggi
67 100 33 1,00 Tinggi
33 B33 50 75
25 0,00 Rendah 83 67
-16 -
0,94 Rendah
40 80 40 0,67 Sedang
67 100 33 1,00 Tinggi
34 B34 50 75 25 0,00 Rendah 67 67 0 0,00 Rendah 40 100 60 1,00 Tinggi 33 67 34 0,51 Sedang
Rata-Rata 0,22 Sedang Rata-rata 0,38 Sedang Rata-rata 0,45 Sedang Rata-rata 0,04 Rendah
295
Lampiran C.13 Hasil Angket Siswa
No Siswa Jenis
Kelamin
Penggunaan Model POGIL Keunggulan Model POGIL Penyampaian Materi
(+) (+) (-) (-) (+) (+) (-) (-) (+) (-)
1 2 6 10 4 5 8 9 3 7
1 B1 L 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5
2 B2 P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 B3 P 4 3 4 3 2 2 3 4 2 4
4 B4 L 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
5 B5 P 3 4 5 5 3 3 3 5 4 5
6 B6 P 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4
7 B7 P 4 3 4 4 3 5 4 4 3 4
8 B8 P 3 4 5 5 3 3 3 5 4 5
9 B9 L 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
10 B10 L 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4
11 B11 L 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4
12 B12 P 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4
13 B13 P 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4
14 B14 P 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
15 B15 L 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
16 B16 P 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1
17 B17 P 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4
18 B18 L 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
19 B19 P 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5
20 B20 P 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4
21 B21 P 4 4 4 4 4 3 5 4 3 3
22 B22 L 2 4 3 4 5 5 1 4 4 3
23 B23 L 3 3 4 4 3 2 5 4 4 5
296
No Siswa Jenis
Kelamin
Penggunaan Model POGIL Keunggulan Model POGIL Penyampaian Materi
(+) (+) (-) (-) (+) (+) (-) (-) (+) (-)
1 2 6 10 4 5 8 9 3 7
24 B24 P 3 2 4 4 2 3 3 3 3 4
25 B25 P 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4
26 B26 L 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
27 B27 L 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
28 B28 P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 B29 L 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4
30 B30 P 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4
31 B31 L 4 3 5 5 5 3 1 2 2 3
32 B32 P 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
33 B33 P 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3
34 B34 P 5 5 4 4 5 4 5 5 3 5
Jumlah 129 122 134 133 116 123 120 135 122 132
Persentase 76% 72% 79% 78% 68% 72% 71% 79% 72% 78%
Persentase Per-indikator 76% 73% 75%
Rata-Rata Total 75%
297
LAMPIRAN D
SURAT KETERANGAN
1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelitian
3. Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup
298
Lampiran D.1 Surat Izin Penelitian
299
Lampiran D.2 Surat Keterangan Penelitian
300
Lampiran D.3 Uji Referensi
301
302
303
304
305
306
307
308
309
Lampiran D.4 Daftar Riwayat Hidup Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ERNA WIDYAWATI anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Sardi dan Tentrem Astuti. Lahir di Jakarta, 25 Maret
1997 dan bertempat tinggal di Jalan Cimelati VI nomor 23
RT. 10 / RW. 04 Perumnas Suradita, Kecamatan Cisauk,
Kabupaten Tangerang, Banten.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis diantaranya sebagai berikut
RA Ar-Rahmah lulus tahun 2003, SD Negeri Perum Suradita lulus pada tahun
2009, SMP Negeri 3 Cisauk lulus pada tahun 2012, SMA Negeri 28 Kabupaten
Tangerang lulus pada tahun 2015. Tahun 2015 penulis tercatat sebagai mahasiswa
Program Studi Tadris Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur tes
ujian mandiri.