Download - Percobaan Lazarro Spallanzani
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Percobaan
Lazarro Spallanzani” disusun oleh :
Nama : SUPRIADI
NIM : 101304026
Kelas / Kelompok : A / V
Jurusan : Pendidikan Kimia
telah dikoreksi dan diperiksa oleh Asisten / Koordinator Asisten maka
dinyatakan dan diterima
Makassar, November 2010
Koordinator Asisten Asisten
Muh. Riswan Ramli Andi Ririn Noviarti NIM: 081404038 NIM: 081404040
Mengetahui :
Dosen penanggung jawab
Dr. A. Mu’nisa, S.Si., M.si.NIP: 197205261998022001
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya manusia memiliki daya berpikir dan rasa ingin tahu yang
tinggi termasuk dari mana awal kehidupanya di muka bumi. Karena rasa ingin
tahu yang tinggi maka mereka menggunakan kecerdasannya untuk mengungkap
asal mula kehidupan. Hal ini yang mendorong para peneliti melakukan percobaan
untuk mendapat jawaban pertanyaan tersebut. Asal-usul kehidupan menurut
pandangan ilmu pengetahuan belum sepenuhnya terkuak. Ada hal-hal yang masih
menjadi misteri. Pertanyaan ”apakah hidup?” dan “dari manakah asal kehidupan?’
merupakan masalah dari abad ke abad. Para pakar telah mengkaji dan mencoba
menjawabnya dengan berbagai teori dan percobaan.
Teori yang pertama adalah teori Abiogenesis yang dikeluarkan oleh
Aristoteles yang mengatakan bahwa itu berasal dari benda mati. Akan tetapi teori
dapat dipatahkan oleh Spallanzani melalui hasil percobaannya. Ia menyimpulkan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Teori ini pun
dikenal dengan nama Abiogenesis.
Teori kedua adalah teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah
Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi
mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat ( Omne
Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang
dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan
terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis
Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun
menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk
mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex
Vivo).
Dari dua teori diatas, kita bias melihat bagaimana seseorang ilmuwan
mengeluarkan pendapat dari hasil pemikiran mereka yang tentunya disertai oleh
percobaan sebagai bukti untuk menguatkan dasar pemikiran mereka. Para
ilmuwan berani menyangkal teori lama dan mengeluarkan teori baru yang
menurut mereka benar dan mereka juga berusaha unutk mempertahankan dengan
sebuah percobaan.
Dalam mengkaji asal-usul kehidupan awalnya muncul pendapat bahwa
manusia berasal dari benda mati. Hal ini mengundang reaksi dari berbagai pihak,
ada yang sependapat dengan teori tersebut tapi tidak sedikit pula yang
menentangnya. Salah satu yang menentang teori tersebut adalah Lazzaro
Spallanzani. Pendapatnya pun masih belum bisa menjawab pertanyaan tentang
asal mula kehidupa. Untuk mengkaji kebenaran teori ini Lazzaro Spallanzani
tentang asal usul kehidupan, maka kami melakukan percobaan seperti yang dia
lakukan.
B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bartujuan untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan
para ilmuwan / peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya
menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan”.
C. Manfaat percobaan
Percobaan ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut:
1. Agar mampu mengambil kesimpulan dan mengetahui seluk-beluk dan teori
asal usul kehidupan yang benar.
2. Berpikir logis dan mengambil langkah-langkah tepat dalam mengatasi
masalah biologi.
3. Berani menentukan sikap dalam mengambil jalan pikiran baru.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan yang selalu tmbul bagi bagi para pemikir filosofis dan kaum
naturalis adalah asal mula terjadinya kehidupan di bumi ini. Sampai sekarang hal
tersebut masih merupakan teka-teki yang belum dapat dipecahkan, macam-macam
pandangan telah dikemukakan mengenai asal mula terjadinya kehidupan di bumi ini.
Namun pandangan tersebut masih merupakan hipotesis yang memiliki arti sejarah
(Winatasasmita, 1991).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”, telah dicoba dijawab dengan
berbagai teori dan percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran teori
Abiogenesis/Generatio Spontanea dari Aristoteles. Teori mengenai asal-usul
kehidupan senantiasa berkembang. Kini telah banyak dikenal mengenai teori asal-
usul kehidupan tersebut, seperti teori Abiogenesis (Generatio Spontanea), teori
Biogenesis, teori Kosmos, teori Evolusi Kimia dan teori Evolusi Biologi. Diantara
beberapa teori tersebut teori Abiogenesis dan teori Biogenesislah yang sangat
diperdebatkan oleh para ilmuwan (Pratiwi, 2004).
Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis
atau Generatio Spontanea. Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea pelopornya
seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat
bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai
abad ke 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop
dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek
(salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea
teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air
bekas rendaman jerami) (Anonim, 2010).
Makhluk-makhluk renik yang tiba-tiba muncul pada makanan yang
membusuk sebagiannya timbul dengan sendirinya maka Lazarro Spallanzani
mencoba membuktikan bahwa mikro organisme tidak muncul dengan sendirinya,
maka ia mendidihkan air kaldu kemudian menutup rapat-rapat sehingga tidak
dimasuki apapun dari luar. Jika itu tetap bening dan steril maka generasi spontanea
tidak dapat terjadi (Kimbal, 1992).
Teori asal usul kehidupan pada kategori yang kedua ialah teori Biogenesis,
yaitu teori yang mengemukakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzaro Spalazani, dan
Louis Pasteur.
1. Fransisco Redi (1626-1697)
Fransisco redi melakukan percobaan dengan menggunakan bahan dua kerat
daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
Stoples I :diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya kedua stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah
beberapa hari, keadaan daging dalam kedua stoples tersebut diamati,
Dan hasilnya sebagai berikut:
Stoples I :daging tidak busuk dan tidak ditemukan larva/belatung lalat.
Stoples II :daging tampak membusuk dan ditemukan banyak larva/ belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva
atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini
ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat
keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung
relatif sedikit.
2. Lazarro Spallanzani (1729-1799)
Teori Fransisco Redi didukung oleh teori seorang ilmuwan berkebangsaan
Itali yaitu Lazarro Spallanzani.Ia melakukan percobaan dengan menggunakan air
kaldu, ia mensterilkan air kaldu dengan cara memanasaka, lalu memasukkannya ke
dalam tabung. Ia menutup satu tabung dan membiarkan tabung yang lain terbuka,
tetapi air yang ada di tabung yang tertutup tetap bening. Hal ini disebabkan karena
tabung yang tidak ditutup terkena debu yang mengandung bakteri sehingga bakteri
tersebut berkembang biak di dalam air kaldu dan mnyebabkan air kaldu tersebut
menjadi keruh.
3. Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur
melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani.
Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Melaui
pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat
dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah
terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat
percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup
lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan
terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam
labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat
sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam
labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air
kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air
kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi
mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme
tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu
air kaldu menjadi keruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooganisme tersebut.
Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation
spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan (Anonim, 2010).
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Kamis / 5 November 2010
Waktu : Pukul 11.50 s/d 14.00 WITA
Tempat : Lantai III Laboratorium Biologi FMIPA UNM Parang
Tambung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. 4 buah tabung reaksi
b. 1 buah rak tabung reaksi
c. 2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai
d. 1 buah klem kayu
e. 1 buah lampu spritus
f. 1 buah wadah penyimpanan
2. Bahan
a. 40 mL air kaldu
b. 1 potong lilin
c. Korek api
d. Label
C. Prosedur kerja
1. Mengisi keempat tabung reaksi dengan kaldu masing-masing 15 mL dan
meletakkannya di rak tabung reaksi.
2. Tabung pertama disumbat dengan tutup gabus/karet dan ditetesi lilin cair sela
antara mulut tabung dengan penutup.
3. Tabung kedua dididihkan kaldunya di atas api lampu spritus, kemudian
dibiarkan terbuka (tanpa tutup).
4. Tabung ketiga dididihkan kaldunya diatas api lampu spritus,kemudian
disumbat dengan tutup gabus/karet dan ditetesi lilin cair sela antara mulut
tabung dengan tutup.
5. Tabung keempat disimpan ke dalam wadah tanpa perlakuan.
6. Menyimpan semua tabung di wadah penyimpanan dan menghindarkan dari
gangguan. Sinar matahari langsung dan sumber panas lain.
7. Melakukan pengamatan tiap hari selama 7 hari dan mencatat perubahan-
perubuhan yang terjadi.
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hari ke-Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV
W E B W E B W E B W E B
0
Ben
ing
- -
Ben
ing
- -
Ben
ing
- -
Ben
ing
- -
1
Ker
uh + -
Ben
ing
- -
Ben
ing
- -
Ker
uh - +
2
3
4
Ker
uh ++
-
Ben
ing
- -
Ben
ing
- -
Ker
uh
+++
5
Ker
uh ++
-
Ker
uh
+ -
Ben
ing
- -
Ker
uh ++
+++
6
Ker
uh +++
-
Ker
uh ++
+
Ben
ing
- -
Ker
uh +++
++++
Keterangan :
W = Warna
E = Endapan
B = Bau
Tabung I Tabung II
Tabung III Tabung IV
A. Pembahasan
Dari hasil pengamatan terdapat percobaan yang sama dengan yang
pernah dilakukan oleh Larasso Spallanzani dapat dilihat pada penjelasan sebagai
berikut;
1. Tabung I
Pada tabung I, berisi air kaldu dengan perlakuan tidak dipanaskan
dan ditutup dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin cair diantara mulut tabung
dan sumbatnya. Paga hari 1, air kaldu agak keruh begitupun pada ke 3, air
kaldu tampak lebih keruh dan berbauh dan terdapat gumpalan pada hari ke 4,
hal ini disebabkan oleh karena tabung tidak steril(dipanaskan). Sehingga air
kaldu tersebut ada mikroorganisme yang tumbuh. Bermetabolisme
mikroorganisme tersebut menyebabkan perubahan warna. Ini sesuai dengan
anggapan Lassaro Spallanzani bahwa mikroorganisme akan hidup pada kaldu
yang tidak dipanaskan atau disterilkan.
2. Tabung II
Pada tabung II, berisi air kaldu didihkan dan tidak tertutup, pada hari
pertama air tetap jernih lalu pada hari ke 2, 3, dan ke 4 air kaldu tersebut
menjadi keruh dan terdapat endapan serta buih. Hal ini disebabkan karena air
kaldu berhubungan langsung dengan udara bebas sehingga mikroorganisme
tumbuh didalam air kaldu (berkatabolisme) sehingga air kaldu keruh. Ini
terjadi pada percobaan Lazzaro Spallanzani, walaupun disterilkan,
mikroorganisme akan hidup pada kaldu karena tabung terbuka sehingga
dengan mudah mikroba dapat masuk dengan diterbangkan udara.
3. Tabung III
Pada tabung III, berisi air air kaldu yang dididihkan dan ditutp
dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin cair sela antara mulut tabung dan
sumbatnya. Pada hari pertama hingga hari ke 4 tidak mengalami perubahan
warna, tidak berbau dan tidak ada gelembung serta endapan. Hal ini
disebabkan karena air kaldu itu sudah disterilkan dan ditutp rapat sehingga
tidak terkontaminasi dengan udara bebas. Cuma terdapat buih, mungkin
karena terlambat ditutup setelah dipanaskan. Perlakuan ini sesuai dengan
percobaan Lassaro Spallanzani, dimana jika kaldu di panaskan kemudian
ditutup, sehingga udara luar tidak akan dapat hidup.
4. Tabung IV
Pada tabung IV, tabung ini berasal dari air kaldu dengan perlakuan
tidak dipanasi dan tidak ditutup. Pada hari ke I air kaldu mulai keruh dan pada
hari ke 2 air kaldu tambah keruh, terdapat endapan, buih dan aromanya bauh.
Pada hari ke 3 dan ke 4 air kadu makin keruh dan endapan serta buih tambah
banyak dan aromanya sangat bauh. Ini dikarenakan mikroorganisme dapat
berkembang didalam air kaldu. Ini menunjukkan anggapan Lazzaro
Spallanzani bahwa mikroorganisme tumbuh pada air kaldu dari udara luar
yang banyak mengandung mikroorganisme.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. air kaldu pada tabung yang terbuka akan ditemukan organisme karena udara
dari luar yang membawa mikroorganisme dapat lebih leluasa masuk
sedangkan air kaldu yang perlakuannya dipanaskan dan ditutup rapat tidak
ditemukan adanya mikroorganisme karena air kaldu tidak berhubungan
langsung dengan udara dari luar.
2. Dengan adanya pengamatan ini dapat dibuktikan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Dengan demikian teori abiogenesis
yang didukung oleh Aristoteles dapat dipatahkan.
B. Saran
1. Asisten
Sebaiiknya asisten tidak meninggalkan praktikan saat percobaan
sedang berlangsung terutama yang berhubungan dengan api.
2. Praktikan
Mahasiswa harus lebih teliti dalam mengamati bahan penelitiannya
sehingga hasilnya pun baik.
3. Laboran
Laboratorium sebaiknya dapat dijaga kebersihannya bersama sebelum
melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://id.shvoong.com/exact-sciences / biology/ 1963443-teori-asal-usul-kehidupan/. (Diakses pada hari sabtu tanggal 7 November 2010).
Anonim. 2010. Teori Asal Usul Kehidupan. http://free.vlsm.org/v12/ sponsor/ Sponsor-Pendamping/Praweda/Biolog y/ . (Diakses pada hari sabtu tanggal 7 November 2010).
Anonim. 2010. Teori Biogenesis. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974419-teori-biogenesis/. (Diakses pada hari sabtu tanggal 7 November 2010).
Pratiwi, Dra. D.A. 2007. Buku Penuntun Biologi. Jakarta: Bima Aksara.
W, Kimbal. 1992. Biologi Universitas jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Winatasasmita, Djamhur. 1991. Biologi Umum. Jakarta: Universitas terbuka.
TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN
Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan Anaximines.Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan berasal dari udara.
Teori asal usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo).http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1963443-teori-asal-usul-kehidupan/
Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni). Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat. Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai "sumber gaya hidup" dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea. http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biolog
Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran
paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.a). Percobaan Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :· Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.· Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka.· Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya sebagai berikut:· Stoples I : daging tidak busuk dan tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat.· Stoples II : daging tampak membusuk dan ditemukan banyak larva/ belatung lalat.Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.b). percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea.c). Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu.
Melaui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :1. Omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Disamping teori Abiogenesis dan Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :1. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat
supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.2. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini
berasal dari mana saja.3. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa kehidupan didunia ini muncul
berdasarkan hukum Fisika Kimia.4. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.http://id.shvoong.com/exact-sciences/1974419-teori-biogenesis/
Lazzaro Spallanzani Francesco Redi
Lahir10 Januari 1729
Scandiano18 Februari 1626
Arezzo
Wafat12 Februari 1799
(umur 70)Pavia
1 Maret 1697 (umur 71)Pisa
Warga negara
Italia Tuscany
Bidang Biologi Universitas Pisa
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan
tersebut diatas ?
Jawab :
Yang menjadi penyebab terjadi perubahan kaldu pada percobaan tersebut
adalah karena adanya perkembangbiakan dari mikroorganisme yang
masuk bersama udara.
2. Darimanakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan
kaldu tersebut ?
Jawab :
Pada kaldu yang tidak tertutup, makhluk hidup berasal dari udara bebas,
karena makhluk hidup ini diterbangkan oleh angin bersama debu,
sedangkan pada tebung yang tertutup makhluk hidupnya berasal dari kaldu
sebelum dimasukkan ke dalam tabung.
3. Perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas terjadi pada tebung yang
diperlakukan bagaimana? Mengapa bisa terjadi demikian?
Jawab :
Perubahan kaldu terjadi pada tabung yang tidak diberi perlakuan, tidak
dididihkan, dan tidak ditutup. Perubahan pada tabung yang tidak diberi
perlakuan terjadi karena terdapat mikroorganisme pada air kaldu yang
tidak dididihkan dan juga berasal dari udara bebas yang terbawa angin
bersama debu. Jika kaldu tidak dididihkan maka mikroorganisme yang
berasal dari air kaldu tersebut tidak mati sehingga terjadi perubahan pada
air kaldu. Dan walaupun sudah dididihkan untuk membunuh
mikroorganisme yang ada dalam air kaldu, tetapi tidak ditutup, maka pada
air kaldu tersebut akan dimasuki mikroorganisme yang berasal di udara
bebas, sehingga tejadi perubahan air kaldu, baik dalam warna, rasa,
maupun bau.
4. Pada tebung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami
perubahan? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau?
Jawab :
Pada tebung yang sudah dididihkan lalu ditutup erat tidak terjadi
perubahan, karena makhluk sebeelumnya sudah mati karena kaldu sudah
dididihkan dam mikroorganisme yang berasal dari udara bebas tidak dapat
masuk ke dalam air kaldu yang telah ditutupi dengan erat.
5. Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul makhluk hidup
baru?
Jawab :
Dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba tidak akan muncul makhluk hidup
baru karena dari hasil percobaan Lazarro Spallanzani menyimpulkan
bahwa makhluk hidup tidak berasal dari benda mati.
6. Hasil percobaan diatas dapat dapat digunakan sebagai bukti yang kuat unutk
menyangkal pendapat Generatio Spontanea? Jelaskan.
Jawab :
Masih belum bisa, karena menurut pendapat para pendukung teori
Abiogenesis atau Generatio Spontanea bahwa untuk dapat timbul
kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup,
sementara pada percobaan Spallanzani tidak melakukan gaya hidup untuk
melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-
rapat.