PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM
PIN POLIO DI KECAMATAN BUKIT BESTARI
JURNAL
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu
Pemerintahan
OLEH
ULLA AULIA FARSYA
130565201099
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
1
Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Mengatasi Anak Putus Sekolah Di
Tingkat Sekolah Dasar Di Kelurahan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang
Ulla Aulia Farsya 1, Afrizal2, handrisal3
Email: [email protected]
Program studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Anak Putus sekolah merupakan salah satu permasalah pendidikan yang takpernah berakhir masalah ini telah berakar dan sulit untuk dipecahkanpenyebabnya tidak hanya kondisi ekonomi tetapi ada juga yang disebabkan olehkekacauan dalam keluarga dan lain-lainnya.Peranan orang tua sangat signifikanterhadap pendidikan anak Pada masa-masa perkembangan seorang anak menujukedewasaannya bisa saja dipengaruhi oleh faktor yang bersifat positif maupunnegatif.Kompleknya faktor penyebab putus sekolah membuat siapa saja merasaterpanggil untuk harus berbuat kebijakan pemerintah berperan penting dalammengatasi segala permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat.
Program pendidikan tersebut, pemerintah berharap para anak dapatbersekolah dan menempuh pendidikan dengan baik sehingga dapat menjadisumber daya manusia yang berkualitas dan juga dapat membangun bangsa danNegara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kebijakan PemerintahDaerah Dalam Melaksakan Program wajib belajar 9 tahun.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, konsep teoriyang digunakan dari Van Metter dan Van Horn Kebijakan dengan dimensioperasionalnya antara lain: Standar kebijakan, Sumberdaya, Karakteristikorganisasi pelaksana, dan Komunikasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana, Hasilpenelitian menyimpulkan Bahwa Kebijakan Pemerintah Daerah DalamMengatasi Anak Putus Sekolah di Tinggat Sekolah Dasar di Kelurahan TanjungUnggat Kota Tanjungpinang belum berjalan optimal. Hal ini dapat dilihat dariKarakteristik Agen Pelaksana dalam melaksanakan program wajib belajarSembilan tahun serta keterlibatan pihak pemerintah dan pihak yang terkait secaramoril dan materil sudah meningkatkan pelaksanakan dalam program wajib belajar9 tahun.
Kata Kunci: Kebijakan, Program Wajib Belajar 9 Tahun, Anak PutusSekolah
2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan
kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan
di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dan strategis dalam
pembangunan nasional, karna merupakan salah satu penentu kemajuan suatu
bangsa. Pendidiakn bahkan merupakan saran paling efektif untuk meningkatkan
kualitas hidup dan derajat kesejahtreraan rakyat, serta yang dapat
mengantarkanbangsa mencapai kemakmuran.
Untuk mendukung system pendidikan Nasional di Indonesia, maka
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008
tentang Wajib Belajar, pemerintahan dan pemerintaha daerah telah menjamin
terselenggaranya program wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan 9 tahun
tanpa memungut biaya. Adapun Peraturan Daerah No.9 Tahun 2010 tentang
sistem penyelengaraan pendidikan terdapat pada pasal 12 bahwa Pemerintah
Daerah menjamin tersedianya dana guna menuntaskan wajib belajar 9 Tahun. Hal
ini untuk memberikan kesempatan perluasaan, pemerataan pendidikan yang
bermutu bagi seluruh warga Negara.
Dengan adanya program pendidikan tersebut, pemerintah berharap para
anak dapat bersekolah dan menempuh pendidikan dengan baik sehingga dapat
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan juga dapat membangun
bangsa dan Negara. Pemerintah juga berharap para pelajar dapat menempuh
3
pendidikan dengan sebaik-baiknya, namun yang kita ketahui sekarang ini
banyaknya anak-anak tidak mampu melanjutkan pendidikan, atau pendidikan
putus di tengah jalan disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga yang
memprihatinkan. Kondisi ekonomi seperti ini menjadi penghambat bagi seseorang
untuk memenuhi keinginannya dalam melanjutkan pendidikan. Sementara kondisi
ekonomi seperti ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya orang tua tidak
mempunyai pekerjaan tetap, tidak mempunyai keterampilan khusus, keterbatasan
kemampuan dan faktor lainnya, berikut ini jumlah anak SD yang putus sekolah di
Tanjungpinang.
TABEL I.2JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH SD DI KOTA TANJUNGPINANG
NO KECAMATANTAHUN
JUMLAH
2014 2015 2016
1 Bukit Bestari 82 89 97 268
2 Tanjungpinang Barat 22 38 32 92
3 Tanjungpinang Kota 15 28 27 70
4 Tanjungpinang Timur 72 64 70 206
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang
JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH SD DI KECAMATAN BUKITBESTARI
NO KELURAHANTAHUN
JUMLAH2014 2015 2016
1 Tanjungpinang Timur 9 12 15 36
2 Tanjung Unggat 32 41 56 129
3 Dompak 18 21 20 59
4 Seijang 22 10 14 46
4
5 Tanjung Ayun Sakti 11 15 - 26
Sumber : Dinas Pendidikan Kota TanjungpinangDapat dilihat dari tabel diatas dengan banyaknya angka anak putus sekolah
pada wajib belajar Sembilan tahun yaitu SD dan SMP maka disini penulis
mengambil dibagian SD karna jumlahnya yang sangat banyak dibandingkan
dengan jumlah anak putus sekolah di SMP, karna pendidikan dasar itu sangat
penting untuk masa depan bagi setiap anak, karna apabila di sekolah dasar sudah
tidak bersekolah bagaimana anak tersebut bisa untuk melanjutkan atau
meneruskan generasi yang berkualitas dan menjadi kebanggan dikeluarganya.
Namun realitas yang terjadi Putus sekolah bukan merupakan persoalan
baru dalam sejarah pendidikan. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di
pecahkan, sebab ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali
memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ketika membicarakan peningkatan
ekonomi keluarga terkait bagaimana meningkatkan sumber daya manusianya.
Sementara semua solusi yang diinginkan tidak akan lepas dari kondisi ekonomi
nasional secara menyeluruh, sehingga kebijakan pemerintah berperan penting
dalam mengatasi segala permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat.
Sebagaimana yang telah di uraikan di latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini kedalam rumusan masalah sebagai berikut:
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGATASI ANAK
PUTUS SEKOLAH DI TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN
TANJUNG UNGGAT KOTA TANJUNGPINANG
5
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif
diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data,tulisan dan tingkah laku
yang didapat dari apa yang diamati. Penelitian deskriptif digunakan untuk
menggambarkan atau melukiskan apa yang sedang di teliti dan berusaha untuk
memberikan gambaran yang jelas dan mendalam tentang apa yang di teliti dan
menjadi pokok permasalah, berdasarkan pendapat di atas, penelitian ini diajukan
untuk mengetahui fenomena yang terjadi mengapa masih ada anak yang putus
sekolah.
Lokasi penelitian ini di lakukan di Kelurahan Tanjung Unggat Kota
Tanjungpinang.
Data primer adalah data yang secara langsung yang di peroleh dari
sumbernya, melalui observasi dan wawancara dengan sumber informasi terpilih.
Hasil observasi dicek kebenerannya dengan sumber data lain (data sekunder).
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari
sumbernya,melalui dokumen-dokumen atau catatan tertulis. Data yang tertulis
yang bersumber pada dokumen,sehingga disebut data dokumenter,yaitu data atau
gambaran tentang lokasi penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Standar kebijakan dan tujuan kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara bahwasanya kebijakan pemerintah daerah
dalam mengatasi anak putus sekolah di tingkat sekolah dasar sudah berjalan
dengan baik dan sudah teralisasikan sejauh ini. Walaupun ada saja hambatannya
6
seperti anak yang mengalami putus sekolah di tinggat SD maupun di tinggat SMP.
Bahkan pemerintah juga harus lebih memperhatiakan bukan hanya dalam
programnya saja melainkan hambatan-hambatan yang terdapat di dalam program
tersebut. .
B. Sumber Daya
a. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara bahwasanya sumber daya manusia terutama
guru pengajar yang harus ditambah disetiap kelurahan karna dibutuhkan guru
yang memadai untuk menggajar karna pasti disetiap tahunnya banyak siswa baru
yang bersekolah ditingkat SD maupun ditinggat SMP, dukungan dan dorongan
dari keluarga maupun pihak-pihak yang terkaitlah yang sangat mempengaruhi
dalam mengatasi anak putus sekolah di tingkat sekolah dasar supaya tidak ada lagi
korban dari anak-anak yang putus sekolah di tahun-tahun berikutnya karna
pendidikan sangat lah penting untuk kedepannya.
b. Sumber daya finansial
Seperti halnya yang sudah di sampaikan oleh para informan
bahwasanya dana yang diberikan oleh pemerintah dari anggran belanja daerah
tidak seluruhnya dapat menutupi biaya untuk segi pendidikan.oleh karna itu tidak
menutup kemungkinan walaupun biaya spp nya gratis namun masih saja ada anak
yang putus sekolah, yang disebabkan oleh rendahnya tingkatan ekonomi di
keluarga.
C. Karakteristik Agen Pelaksana
7
Berdasarkan penjelasan diatas dan melihat kondisi dilapangan, para agen
pelaksana kebijakan ini sudah cukup baik, dalam hal tersebut dapat dilihat dari
kesiapan para agen pelaksana dalam menjalankan program sebagaimana yang
diharapkan. Berdasarkan yang peneliti lihat dari agen pelaksana untuk menangani
program wajib belajar Sembilan tahun ini sudah membuktikan kesiapan para agen
dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
D. Komunikasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana
Berdasarkan penjelasan bahwasanya komunikasi dengan pihak-pihak
yang terkait sangatlah penting untuk suatu program agar berjalan dengan baik dan
teralisasikan termasuk sosialisasi juga salah satu cara agar koordinasi bisa berjalan
sesuai yang diharapkan
E. Sikap/kecendrungan (disposition) para pelaksana
Berdasarkan data dan pengamatan penulis, pihak-pihak yang terkait dalam
mengatasi anak putus sekolah di tingkat sekolah dasar sudah cukup berusaha
melakukan yang terbaik sehingga relasi yang diinginkan kedepannya akan
terwujud.
F. Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Politik
Dalam hal ini, hasil wawancara dari beberapa informan diatas bahwa
keterlibatan politik haruslah lebih nyata. Karena secara tidak langsung
keterlibatan politik juga menetukan hasil pencapaian dalam mengatasi anak putus
sekolah di tingkat sekolah dasar. Namun kenyataan nya dilapangan yang
8
memunculkan pandangan bahwa keterlibatan politik atau ikut sertanya dalam
mencapai tujuan suatu program pemerintah masih sangat kurang bahkan hampir
tidak ada.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sehubungan dengan permasalahan penelitian yang diajukan sebagai
berikut:
1. Dari hasil penelitian penulis dilapangan bahwa kebijakan pemerintah
daerah dalam mengatasi anak putus sekolah di tingkat sekolah dasar di
kelurahan Tanjung Unggat Kota Tanjungpinang belum cukup baik
karna masih banyaknya terdapat anak yang mengalami putus sekolah.
2. Kebijakan pemerintah daerah dalam mengatasi anak putus sekolah di
tingkat sekolah dasar belum cukup optimal. Hal ini terutama dilihat
dari :
1. Standar kebijakan dan tujuan kebijakan, setelah melaksanakan
penelitian bahwa kebijakan pemerintah daerah mengatasi anak
putus sekolah di tingkat sekolah dasar belum berjalan dengan baik
dan teralisasikan namun dalam program tersebut masih ada saja
anak yang mengalami putus sekolah pemerintah juga harus
memperhatikan bukan hanya dalam programnya saja melainkan
anak yang putus sekolah juga.
2. Sumber Daya, bahwa sumber daya baik sumber daya manusia
maupun sumber daya finansial belum cukup baik hanya saja dari
9
10
sumber daya manusianya agar lebih ditingkatkan lagi pemahaman dan
kesadaran dalam diri agar mencapai tujuan sesuai yang diharapkan.
3. Karakteristik Agen Pelaksana, sudah cukup baik dengan kesiapannya
dalam mengatasi anak putus sekolah di tingkat sekolah dasar ini,
hanya saja perlu lebih di awasi lagi dalam program tersebut supaya
tidak terjadi apa yang tidak diharapkan. 4. Komunikasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana, bahwa komunikasi antar
agen pelaksana dan pihak-pihak yang terkait dalam mengatasi anak
putus sekolah di tingkat sekolah dasar ini sudah cukup baik dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing.5. Sikap/kecendrungan (disposition) para pelaksana, dari segi penerapan
dan agen pelaksana pihak-pihak yang terkait dalam mengatasi anak
putus sekolah di tingkat sekolah dasar sudah cukup berusaha
melakukan yang terbaik sehingga relasi yang diinginkan kedepannya
akan terwujud. 6. Lingkungan sosial,ekonomi dan politik, keterlibatan pihak pemerintah
dan pihak yang terkait turut mendukung baik secara moril dan materil
sudah cukup baik serta meningkatkan pelaksanakan program tersebut.
Namun, keterlibatan unsur politik yang masih kurang.
Saran
11
Berdasarkan uraian kesimpulan diatas, dapat direkomendasikan saran-saran dari
penulis sebagai berikut :1. Kebijakan dari pemerintah daerah dalam mengatasi anak putus sekolah di
tingkat sekolah dasar ini sesuai dengan tujuan, visi, misi, dan tepat sasaran
dalam rangka terwujudnya pendidikan yang berkualitas dan juga semangat
belajar terhadap anak. Pemeritah perlu melakukan sosialisasi yang lebih
banyak terhadap pentingnya pendidikan agar generasi muda punya semangat
untuk melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi 2. Diharapakan pada pemerintah, untuk menambah guru pengajar disetiap
sekolah karna jumlah guru tidak sesuai dengan jumlah murid yang ada
disetiap sekolah dan mengambil peran yang lebih intens dan lebih sering
berpatisipasi dalam melaksanakan program-program. 3. Pemerintah daerah lebih banyak berkerjasama dengan lembaga sosial yang
bergerak dibidang pendidikan, mengadakan sosialisasi mendalam menganai
pentingnya pendidikan kepada keluarga anak putus sekolah dengan
mendatangi langsung ke kediaman keluarga anak.4. Diharapkan kepada orang tua harus lebih mendorong dan mendukung anaknya
supaya lebih giat lagi belajar supaya tidak ada lagi anak yang mengalami
putus sekolah dan itu untuk masa depan yang lebih baik lagi dan bisa sampai
kejenjang perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ahmadi, dan Nur Uhbbiyati (2007). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
12
Ahmad,2011 Pendidikan dasar pada anak. Jakarta.
Anggara, Sahya.2014. Kebijakan Publik, Bandung : Pustaka Setia.
Dewey, John. Pendidikan Edukasi. (Kencana.2011)
Dunn, William N 2000. Pengantar Kebijakan. Yogyakarta: Gava Media
Farmadi, selamatkan anak-anak dari putusnya pendidikan, (Semarang: Mujahid Press,
2004)
Federick J Carl. 2008. Pengantar Analisi Kebijakan. GadjaMada University:
Yogyakarta : PT.Gramedia
Suharto, Edi (2005), analisis kebijakan. Bandung: PT. RefikaAditama.
Ihsan Fuad. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta. PT RINEKA CIPTA. Jakarta
Musfiqon. 2007. Menangani yang Putus Sekolah. UMSIDA
Nugroho,Riant D. Kebijakan Publik . Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009
Soekanto, Soerjono, 2002, Teori Peranan, Jakarta, Bumi Aksara Tangkilisan., (2003:2) Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Laksbang Mediatama.Ndraha, Taliziduhu. Ilmu pemerintahan. PT. Rineka Cipta. Jakarta, 2003
Umar Titarahardja, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,2005 )
Sugiyono. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009
Wiranto, 2002. Kebijakan publik, Yogyakarta PAU UGM, Indonesia
13
Undang-undang
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 47 tahun 2008 Tentang Pelaksaan Wajib
Belajar
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 Tentang Pendanaan
pendidikan
Instruktur Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang gerakan nasional percepatan
penuntasan wajib belajar Sembilan tahun dan pemberantasan buta aksara.
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Sistem Penyelenggaran Pendidikan
Internet
“Penyakit putus sekolah ,” artikel diakses pada tanggal 10 Oktober 2017 dari
http://jurnalilmiahtp2013.edukasit.co.id/2013/12/penyakit-putus-
sekolah.html
“Pengantar ilmu kebijakan hal: 3”Artikel diakses pada tanggal 25 Oktober 2017dari
http://himafarin.IKipd.ac.id/files/2014/pengantar-ilmu-kebijakan-minggu-2-2012.pdf
14