-
Mata Kuliah : Struktur dan Sifat MaterialDosen : 1. Dr. RizaWirawan
2. Ir. Yunita Sari, MT.
Oleh : Agus MustikoMhs. S2 PTK PPs-FT UNJ
Konsentrasi : Teknik Mesin2014
Jurnal :
-
Evolusi mikro dan tekstur dari baja 0,2 % C - Mn
Diperlukan untuk mendapatkan sebagian besar tinggi- sudut batas butir/ high-angle grain boundaries (HAGBs ) sebagai prasyarat untuk pengembangan butirultrafine dalam perkembangan perubahan/deformasi
-
Di antara berbagai mekanisme penguatan, perbaikanbutir adalah satu-satunya metode untukmeningkatkan kekuatan dan ketangguhan
Baja ultrafine grained dengan komposisi kimiasederhana, diperkuat terutama oleh penghalusanbutir, memiliki potensi besar untuk menggantikanpaduan baja kekuatan tinggi.
-
untuk menghindari elemen paduan tambahan untuk melakukan perlakuan panas seperti anealing,quenching/pendinginan dan tempering
dan untuk meningkatkan kemampuan las/weldability karena mengurangi kadar karbon danpaduan elemen lainnya bila dibandingkan dengan bajakekuatan tinggi dan baja tempering
-
Secara umum, butir ultrafine rata-rata berukuran antara 1 dan 2 m;struktur submikron pada ukuranbutir antara 100 dan 1000 nm;struktur nano berarti ukuran butir dibawah 100 nm.
-
ada dua kelompok utama metode laboratorium untukpemurnian butir ferit1. Kelompok pertama teknik severe plastic deformation
(SPD) mendapatkan baja ultrafine berbutir dengandiameter butiran rata-rata di submikron yang rezimdengan menggunakan strain plastik yang sangatbesar sama dengan equal channel angular pressing(ECAP), accumulative roll bonding (ARB), bi-directional deformasi
2. Kelompok kedua terdiri dari proses termomekaniscanggih
-
Memperkenalkan sebuah konsep baru untukmemproduksi baja ultrafine grained C-Mn denganpengolahan termomekanis
Untuk memahami detail dari evolusi mikro dantekstur kristalografi selama perubahan bentuk besarmelalui pemanaasan dan annealing denganmenggunakan microskop elektron/eld-emissionscanning electron microscopy (FE-SEM) dan elektronresolusi tinggi/ electron backscatter diffraction(EBSD).
-
2.1. persiapan Spesimen dan pengaturan percobaan 2.2 . Garis besar rute eksperimental 2.3. Karakterisasi struktur mikro dan tekstur
kristalografi 2.3.1. Mikroskop optik cahaya 2.3.2. Mikroskop electron 2.3.3. Analysis Microtexture dengan electron
backscatter
-
3. Hasil Penelitian :
-
Gambar 2Gambar 2a. Mikro Ferit-Perlit sebelum deformasiGambar 2b. Mikro Ferit-Perlit setelah deformasipertama (=0,4)Gambar 2c. Mikro Ferit-Perlit setelah deformasikedua (=0,8), Menggunakan perbesaran yanglebih tinggi (lihat gambar SEM, Gambar. 3 (b))
-
Perbesaran yang lebih tinggi dari gambar 2
- Fraksi HAGBs menurun, Gambar. 4 (b) Setelah langkahdeformasi ketiga (e = 1,2) rata-rata ukuran butir feritmenurun sedikit dan rasio aspek bentuk gabah tetappraktis tidak berubah, Gambar. 4 (a). Di sisi lain, fraksiHAGBs telah di-berkerut, Gambar. 4 (b). Rinciandistribusi dari salah-orientasi batas butir yangdiperlihatkan pada Gambar 5 (b). Data menunjukkanbahwa fraksi jumlah salah-orientasi batas butir di bawah8 jelas menurun bila dibandingkan dengan bahwasetelah dua langkah deformasi, Gambar. 5 (a). Teksturpada tahap yang didominasi oleh dinyatakan -(
-
Gambarr 4a. MikroFerit-Perlit setelahdeformasi pertama(=0,4)
Gambarr 4b.Pembentuk-Perlitberkoloni setelahdeformasi tahap ke-3(=0,4)
-
Evolusi tekstur kristalografi
-
Sketsa skema dari evolusi mikro selamadeformasi. Lebih rendah/ row: sesuai mikrografSEM.
-
Mikrograf TEM baja setelah butir besar deformasi
-
Gambar. 10. Mikrograf TEM baja setelah strainbesar deformasi
-
Gambar. 11. EBSDkualitas gambarpeta baja setelahstrain besardeformasi
-
4. Diskusi4.1 . Mikro evolusi ferit selama strain besar deformasi4.2 . Mikro evolusi ferit selama anil4.3. Spheroidization perlit pipih4.4 . Distribusi partikel sementit4.5 . Pengaruh partikel sementit4.5.1 . Ukuran butir ferit4.5.2 . Suhu tinggi ( 823 K ) stabilitas ferit terhadap
pengasaran butir4.5.3 . Penghambatan rekristalisasi primer4.6 . Evolusi tekstur kristalografi selama anil
-
Terima kasih