PSIKOLOGI FORENSIK: PENELITIAN, APLIKASI DAN PERKEMBANGAN DI
INDONESIA
OlehIvan Muhammad Agung, M.Si
Fakultas Psikologi UIN Suska Riau
2011
PENGANTAR
• Meningkatnya kasus Pidana (kriminal, korupsi) di Indonesia.
• Pelaku kriminal meliputi segala umur mulai dari anak, sampai lanjut usia
• Penanganan pelaku dan korban kriminal belum memperhatikan aspek psikologis
• Perlunya peran psikologi dalam proses hukum termasuk penanganan pelaku dan korban kriminal
DEFINISI• The Committee on ethical Guidelines for forensic
psychology mendefinisikan psikologi forensik sebagai bentuk layanan psikologi yang membantu piahk pengadilan, pihak-pihak yg terlibat dalam proses hukum
• Forensic psychology is the application of the science and profession of psychology to question sand issues relating to law and the legal system ( American Board of forensic Psychology, 2007)
• Brigham : aplikasi ilmu psikologi pada semua isu hukum
TERMINOLOGI
Ada 4 tema permasalahan dalam mengidentifikasi psikologi forensik (Sundberg, 2007):1. Psikologis tentang kriminalitas/kejahatan2. Psikologis asesment dan rehabilitasi3. Psikologis investigatif4. Psikologi dan hukum
PSIKOLOGI FORENSIK
Psikologiklinis
PsikologiForensik
PsikologiPerkembangan
Psikologi Sosial
Psikologikognitif
Psi Klinis Vs Psi Forensik(Craigh, R.J)
Aspek Psi Klinis Psi ForensikPendekatan Empatik investigatifTujuan Membantu klien Membantu peradillanwaktu lama Terbatas Fokus Masalah klien Aspek hukumsubjek klien Peradilan/jaksakonsekuensi Ada (hanya pada
klien)Ada (tdk hanya pd klien)
Etika Dijelaskan semua informasi
Tidak perlu semua
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI FORENSIK
• Psikologi forensik menjadi salah satu spesifikasi dalam ilmu psikologi.
• Psikologi forensik di luar negeri berkembang pesat.
• Psikologi forensik masuk bagian dari APA• Division 41: American Psychology-Law Society• Aplikasi psikologi forensik pada: penegak hukum,
sistem hukum dan penanganan korban dan pelaku
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI FORENSIK DI INDONESIA
• Di Indonesia psikologi forensik relatif baru.• Pada 3 November 2007 terbentuk Asosiasi Psikologi
Forensik (APSIFOR) di Jakarta• APSIFOR merupakan asosisasi ke -13 di HIMPSI• APSIFOR telah tiga kali mengadakan seminar dan
worskhop1. 2008 di Surabaya2. 2010 di Jakarta3. 2011 di Semarang
Tema-tema seminar & Workshop
1. 2008”Peran Psikologi Forensik dalam proses hukum di Indonesia (Criminal profiling)
2. 2010 :“Kontribusi Psikologi Forensik Terhadap Permasalahan Anak Selaku Tersangka, Saksi dan Korban Tindak Pidana.
3. 2011:“peran Aparat Hukum dan Masyarakat:Kajian psikologi dalam upaya mencapai keadilan perkara pidana” (saksi ahli, intervensi di LAPAS Narkotik, aplikasi psikologi transpersonal di penjara)
Lanjutan....
Meilala (2011)Indikator Perkembangan Psikologi Forensik1. Jumlah anggota2. Dikenal asosiasinya3. Dikenal profesinya4. Ada jurnal5. Banyaknya ahli yg muncul6. Kontribusi pra adjudikasi
Lanjutan.....
• Ada perkembangan Psikologi forensik di Indonesia, namun tidak signifikan,
• Perkembangan masih bersifat individual, belum terorganisisr.
• Perlunya sosialisasi untuk meningkatkan peran psikologi forensik dalam proses hukum.
• Perlunya integrasi antara para praktisi dan ilmuwan psikologi forensik
Bidang Kerja Psikologi Forensik(Rahayu, 2011)
Layanan psikologi dapat dilakukan pada proses peradilan pidana:
1. Di Kepolisian2. Di kejaksaan3. Di lembaga permasyarakatan4. Ilmuwan psikologi forensik, membantu
penyususn UU, penelitian dan menulis kajian psi forensik
5. Bapas (pendampingan utk napi setelah keluar)
RESEARCH• Penelitian dalam psikologi forensik sangat
beragam baik secara tema maupun metodologi.• Pendekatan dalam psikologi Forensik:
kuantitatif ,kualitatif, mix kuantitatif-kualitatif.• Metode pengumpulan data: wawancara, tes
observasi, dokumen (visual or non visual)• Tempat penelitian: kepolisian, jaksa, hakim,
LP ,tmpat kejadian ybs
RESEARCH• Psikologi Polisi: perilaku polisi, profiling pelaku
kriminal, saksi dan kesaksian, saksi ahli• Kejaksaaan: perilaku dan kepribadian jaksa• Peradilan: perilaku dan kepribadian hakim,
pengambilan keputusan hakim, • LP : profil pelaku kriminal, penanganan
narapidana, perilaku dan kepribadian sipir
JURNAL PSIKOLOGI FORENSIK
• Behavioral Sciences and the Law• Criminal Justice and Behavior• Law and Human Behavior• Legal and Criminological Psychology• Psychology, Crime,and Law
TEMA PENELITIAN PSIKOLOGI FORENSIK
• Kesaksian (memory)• Pelayanan dan treatmen• Teknik interview• Profiling • kebohongan• Prosedur penyidikan
APLIKASI PSIKOLOGI FORENSIK
Menurut Rahayu (2011) tugas Psikologi Forensik Di Kepolisian: • membantu proses penyelidikan • Membantu proses penyidikan • Melakukan pemeriksaan dan atau dukungan
psikologis pada saksi (korban dan saksi).
APLIKASI PSIKOLOGI FORENSIK• Profiling adalah suatu teknik investigasi yang bertujuan
untuk membuat gambar, sketsa, karakteristik, ciri-ciri individu atau tempat berdasarkan informasi yang diperoleh.
• Ada empat asumsi dalam melakukan proses profiling 1) tempat kejadian kriminal mereflesikan kepribadian pelaku kriminal, 2) metode operasinya yang tertinggal akan cenderung sama, 3) tanda-tandanya yang tertinggal akan cenderung sama, dan 5) kepribadian pelaku kriminal tidak akan berubah (Holmes and Holmes, dalam Beauregard., dkk 2007
APLIKASI PSIKOLOGI FORENSIK
• Otopsi Psikologis: proses untuk mengumpulkan segala informasi almarhum.
• Tujuan: merekonstruksi keadaan emosional, pikiran, kepribadian dan gaya hidup almarhum.
• Dead inquiry:penggalian informasi terkait kematian
• Manner of dead: cara kematian• Cause of death: penyebab kematian
KASUS
• Tahun 2009, Kasus David, mahasiswa Indonesia yang diduga bunuh diri setelah menikam dosennya di Singapura.
• Seorang ibu yang menyuruh anaknya (16 thn) menjadi PSK, lama-kelamaan anaknya, tidak kuat lalu bunuh diri. Siapa yang salah?
• Pemuda 21 tahun bernama Kevin yang tewas setelah terjun dari lantai sepuluh East Mall Grand Indonesia rupanya meninggalkan secarik surat,
• Pengadilan koroner Singapura menyatakan mahasiswa Indonesia di Nanyang Technological University, David Hartanto Widjaja, meninggal karena bunuh diri pada 2 Maret lalu. David meninggal setelah loncat dari lantai empat kampusnya, setelah menikam dosen pembimbingnya dengan pisau.
• Seperti diberitakan The Straits Times, Rabu (29/7/2009), hasil penyelidikan koroner kuat membuktikan bahwa David merencanakan bunuh diri. Dugaan itu berulang kali dibantah pihak keluarga.
Pejabat senior forensik Joe Ng Suan Teck mengatakan di persidangan yang digelar mulai pagi hingga sore hari waktu setempat, berdasarkan pemeriksaan laptop ditemukan upaya David untuk mencari situs-situs bunuh diri dan pembunuhan