Download - Presentasi Banjir Sambelia
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM
IDENTIFIKASI DAN ANALISA BANJIR
DI KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
KERUSAKAN AKIBAT BANJIR
SUNGAI-SUNGAI YANG MENGALAMI BANJIR
Kokok Hangat, Kokok Pasiran, Kokok Nangka, Kokok Pakendangan Kokok Beburung Kokok Putih.
DATA-DATA SUNGAI BANJIR
DATA HUJAN
HUJAN HARIAN SAAT BANJIR HUJAN HARIAN MAKSIMUM TIAP TAHUN
DATA SUNGAI
45
47
49
51
53
55
-10 10 30 50 70 90 110 130 150Lebar (m)
Ele
vasi
(m
)
LOKASI :
HULU BENDUNG BELANTING
KEMIRINGAN DASAR :
4,9 %
PENAMPANG MELINTANG SUNGAI
DATA TANAH
ANALISA
Q = 3429,6 m3/dt
HUJAN 110,5 mm - Q = 260,36 m3/dt
ANALISA
Asumsi bahwa air hujan jatuh ke tanah, mengalir dan berkumpul di sungai. Air mengalir terus-menerus tanpa adanya hambatan, misalnya waduk atau tampungan (danau, bendung dll.).
Hitungan menggunakan data nyata di lapangan, penampang sungai yang dilalui banjir. Dengan data yang akurat maka hitungan hidrolika menjadi lebih tepat untuk memprediksi banjir yang terjadi saat itu di lokasi yang ditinjau
HIDROLOGI
BATUAN KERAS
TANAH BERBATU
SUNGAI
AWAN
HUJAN
Kondisi aliran sungai saat hujan jika tidak terjadi longsoran
HIDROLOGI
AWAN
HUJAN
BATUAN KERAS
Kondisi aliran sungai saat hujan jika ada longsoran
BUKTI
KESIMPULAN
Q maks. di Kokok Nangka 3.429,6 m3/dt kecepatan 3,7 m/dt. Hujan tgl 21 dan 22 Januari 2006 menyebabkan longsornya
tanah sehingga menutup sungai, menimbulkan tampungan-tampungan air di sepanjang sungai yang terus-menerus diisi oleh air hujan. Air penuh, tampungan tidak mampu lagi ditahan oleh timbunan sehingga menimbulkan banjir. (waduk jebol)
Longsornya tanah disebabkan kombinasi ini : tanah berada pada kondisi jenuh air (saturated), kemiringan tebing yang curam, struktur geologi dan jenis vegetasi.
Material batang pohon yang terbawa banjir berasal dari pepohonan yang berada pada tanah yang longsor ditambah pepohonan yang berada di sungai dan tebing sungai.
REKOMENDASI Hujan selama dua hari melebihi 122 mm, BAHAYA!!.
Namun masih dipengaruhi oleh kemiringan tanah dan ketebalan topsoil. Oleh karena itu diperlukan penyelidikan struktur lapisan tanah di DAS dengan lebih teliti sehingga dapat memetakan daerah rawan longsor di sepanjang sungai.
Diupayakan dapat tumbuhnya pepohonan yang memiliki akar tunggang, yang akarnya dapat memecah batuan subsoil sehingga mampu mengikat tanah topsoil, untuk mencegah terjadinya longsor.
Diperlukan penanganan secara menyeluruh dan terintegrasi di seluruh wilayah sungai untuk mencegah terjadinya banjir dan bahaya ikutannya. Penanganan di hulu diantaranya adalah pencegahan longsor, pembuatan konstruksi penahan sedimen. Penanganan di hilir diantaranya adalah pengaturan alur sungai, pembuatan tanggul banjir dan perkuatan tebing daerah kritis bekas banjir.