Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 Buletin INFO KESPEL
DIAH LESTARI ; “ Kita mulai merasakan adanya hubungan langsung antara kesehatan dengan
keadaan lingkungan di sekitar kita “
RAISSEKKI ; “ Penerapan Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah “
RBAW ; “ Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang sering ditemukan dalam usus manusia
dan hewan berdarah panas “
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 2 Buletin INFO KESPEL
S istem penganggaran Nega-
ra kita harus bersifat terin-
tegrasi dan lebih responsif yang
dapat memfasi l i tasi upaya
memenuhi tuntutan peningkatan
kinerja sehingga tercipta kualitas
layanan yang lebih efektif dan
pemanfaatan sumber daya lebih
efisien. Oleh karena itu, penera-
pan prinsip perencanaan dan
penganggaran harus diarahkan
pada penganggaran terpadu,
dan penganggaran berbasis
kinerja yang ditujukan untuk men-
dukung upaya mencapai tujuan.
Kunci perubahan yang diamanat-
kan oleh Undang – undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara meliputi aspek
penting : Penerapan Pendekatan
Pelanggaran dengan …..
B erdasarkan Permenkes 356
tahun 2008 tentang Oragan-
isasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, maka
kegiatan penanganan WNIO dari
Arab Saudi dengan KM. Labobar di
Pelabuhan Tanjung Priok pada 4
Mei 2011 menjadi salah satu bentuk
pengabdian rakyat sesuai dengan
v i s i dan mi s i Kementer ian
Kesehatan RI.
Alur perjalanan KM. Labobar dari
Pelabuhan Tanjung ke Jeddah
Arab Saudi dan kembali ke
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai
berikut :
KM. Labobar berangkat dari
Pelabuhan Tanjung Priok pada
tanggal 10 April 2011 dengan
membawa tim penanganan WNIO
yang terdiri dari tenaga kesehatan,
TNI POLRI dan petugas lainnya
Headline ….
Buletin INFO KESPEL Volume VI edisi 2
ATENSI
RAMBU KEGIATAN TERINTEGRASI
Oleh :RAISSEKKI, SKM, MM, Halaman ……. 4
RUANG TU
PEMIMPIN PROFESIONAL Oleh : Irene Kusumastuti, SE, Halaman ……. 6
RUANG PKSE
Selintas tentang :
Penanganan Kedatangan WNI Overstayer Dari
Arab Saudi Dengan KM. Labobar Di Terminal
Penumpang Nusantara Pura II Pelabuhan
Tanjung Priok Tanggal 4 Mei 2011 Oleh :RBAW, Halaman ……. 18
RUANG PRL
HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN
SEHAT
Oleh : Diah lestari (Kepala Bidang Pengendali-an Risiko Lingkungan), Halaman ……. 13
HUBUNGAN TIMBAL BALIK LINGKUNGAN DAN
KESEHATAN
(SUATU CARA UNTUK MEMAHAMI LINGKUNGAN
KITA)
Oleh : Diah Lestari, Halaman ……. 17
RUANG UKLW
GANGUAN PELIHAT WARNA (BUTA WARNA)
(sambungan Vol. VI edisi 1)
Oleh : Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK,
Halaman … 21
TEKNOLOGI dan INFORMASI
10 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pelaksa-
naan IHR 2005
Oleh : Fery Anthony, Halaman ……. 26
BEBERAPA SUMBER RADIOAKTIF DI SEKITAR KITA
Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani, Halaman ……. 32
SERBA SERBI
HINDARI !!!
STRESS BERKEPANJANGAN
Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani,
Halaman ……. 34
JEJARING KERJA dan KEMITRAAN
EXECUTIVE SUMARY PERTEMUAN JEJARING
KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN
DAN SAURVEILANS EPIDEMIOLOGI Oleh : RBAW, Halaman ……. 37
FLORA dan FAUNA
KUNYIT dan CACING TANAH
Oleh : Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os,
Halaman …….42
KAJIAN dan DIKLAT
Pelatihan bagi pejabat structural pada UPT
guna memenuhi standar Kompetensi yang
telah ditetapkan Oleh RBAW, Halaman ……. 44
Sudah Waktunya mendigitalkan laporan
kegiatan,
Oleh : Nana Mulyana, Halaman ……. 46
ANEKA PERISTIWA
Enterohaemorrhagic Escherichia coli (EHEC) Oleh :RBAW, Halaman ……. 47
RELAKSASI
TAHUKAH ANDA?
Oleh : HENDRA KUSUMAWARDHANA, Halaman ……. 50
Cover Belakang
Pelatihan Pengambilan Specimen Kesehatan
Lingkungan bagi petugas KKP
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I TANJUNG PRIOK
Cover
Buletin Vol. VI edisi 2
Tim Penerbit Buletin Info Kesehatan Pelabuhan
PELINDUNG /
PENASEHAT :
Kepala Kantor
Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok
Raissekki, SKM.MM.
Redaksi menerima sumbangan artikel,
laporan, reportase, saduran, karikatur,
sajak – sajak ataupun karya sastra lain
dan foto – foto yang berkaitan dengan
program kesehatan pelabuhan. Redaksi
memberikan kesempatan ini pada para
kolega KKP, institusi kesehatan unit
pusat dan daerah serta seluruh
pembaca di seluruh Indonesia untuk
berpartisipasi dalam penulisan Buletin
Info Kesehatan Pelabuhan.
Tanggapan dan komentar dari para
pembaca bisa dikirm lewat pos ke
alamat redaksi atau melalui email. Kami
berharap komentar untuk kemajuan
bulletin pada masa yang akan datang.
Halaman ……………….. 4 Halaman ……………….. 8 Halaman ……………….. 13
Diterbitkan oleh :
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
KELAS I TANJUNG PRIOK DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
DEWAN REDAKSI : Ketua, RBA. Widjonarko,SKM.M.Kes. Anggota Redaktur : Drs.Wilpren Gultom,MM. Rosyid Ridlo Prayogo,SE,MKM. Ikron, SKM,MKM. Agus Syah FH,SKM,MKM dr.Trio Toufik Edwin Fitri Nurhayati EDITOR : Nana Mulyana,SKM. Lussi Soraya. Dian Puspa Riana,SKM. Desain Grafis & Photografer : Yulia Daru Tantri Kusrini Sekertariat : Nursamah,S.Sos Evi Maria
Alamat :
Jl. Raya pelabuhan No.17 -
Tanjung Priok, Jakarta Utara,
Telepon : (021) 43931045,
4373266.,
Faximile : (021) 4373265,
Webblog: http://
kkptanjungpriok.blogspot.com.
E-mail :
P elabuhan Tanjung Priok
merupakan salah satu
pelabuhan umum yang tersibuk di
Indonesia, dimana 65 % total arus
barang secara nasional diangkut
melalui Pelabuhan ini. Disamping
sebagai tempat aktifitas lalu lintas
barang, orang dan alat angkut
dari dan keluar negeri, Pelabuhan
Tanjung Priok juga merupakan
salah satu pintu masuk suatu
Negara (show windows) sangat
berpotensi besar menjadi sumber
infeksi atau sumber kontaminsi
yang merupakan risiko bagi
kesehatan masyarakat, penyeba-
ran penyakit, pencemaran ling-
kungan serta gangguan kea-
manan dan ketertiban. Wilayah
pelabuhan merupakan wilayah
perairan dan daratan (Ring be-
waking) yang dipergunakan
DAFTAR ISI
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok dengan Stake Holder
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 3 Buletin INFO KESPEL
PENGANTAR REDAKSI
B uletin Info Kesehatan Pelabuhan ini merupakan buletin Volume VI edisi 2
yang diterbitkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok.
Buletin ini merupakan wahana informasi bagi insan pelabuhan dalam
mengembangkan potensi diri guna mendukung pelaksanaan program kesehatan,
khususnya bagi para pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan di seluruh Indonesia.
Buletin Info Kesehatan Pelabuhan berisi informasi hasil kegiatan pelaksanaan
program, kajian – kajian, pengembangan teknologi, peningkatan sumber daya
manusia melalui pelatihan, naskah – naskah ilmiah, dan karya – karya seni serta
peristiwa – peristiwa terkini lainya, bahkan informasi kesehatan tradisional. Topik –
topiknya yakni Atensi, Ruang TU, Ruang PKSE, Ruang PRL, Ruang UKLW, Teknologi
dan informasi, Serba serbi, Jejaring kerja dan kemitraan, Flora dan fauna, Kajian dan
Diklat, Aneka peristiwa serta Relaksasi
Redaksi menerima sumbangan artikel, laporan, reportase, saduran, karikatur,
sajak – sajak ataupun karya sastra lain dan foto – foto yang berkaitan dengan
program kesehatan pelabuhan. Redaksi memberikan kesempatan ini pada para
kolega KKP, institusi kesehatan unit pusat dan daerah serta seluruh pembaca di
seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam penulisan Buletin Info Kesehatan
Pelabuhan.
Dewan redaksi mengajak para pembaca buletin ini untuk melaju dengan
kecepatan optimal dalam meningkatkan jejaring informasi guna mencapai kinerja
yang kita inginkan. Untuk membaca langsung buletin info kesehatan pelabuhan
melalui media komunikasi elektronik bisa berkunjung langsung di http://
buletinkkptanjungpriok.blogspot.com/. Kritik dan saran kami nantikan.
Selamat bekerja dan sukses selalu
Dewan Redaksi
PERTEMUAN
JEJARING DAN KEMITRAAN PENGENDALIAN PENYAKIT IMS & HIV/AIDS
BULAN MARET 2011
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 4 Buletin INFO KESPEL
ATENSI
K unci perubahan yang diamanatkan oleh Undang
– undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keu-
angan Negara meliputi aspek penting : Penerapan Pen-
dekatan Pelanggaran dengan Perspektif Jangka Menen-
gah, Penerapan Penganggaran Secara Terpadu, dan
Penerapan Penganggaran Berdasarkan Kinerja.
Memperhatikan kunci perubahan dalam Penerapan
Penganggaran Secara Terpadu maka pelaksanaan pro-
gram harus dievaluasi untuk menghilangkan program
dan ataupun kegiatan yang tumpang tindih, dan untuk
membuat sasaran program lebih transparan serta dapat
diukur.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam penyusu-
nan penganggaran harus sesuai dengan Peraturan
Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara /
Lembaga. Peraturan Pemerintah tersebut harus dipa-
hami oleh setuap Instansi Pemerintah ataupun Satuan
Kerja, khususnya para Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan. Beberapa hal yang perlu dipahami, secara
ringkas diuraikan sebagai berikut :
Pasal 3 :
(1) RKA-KL terdiri dari rencana kerja Kementerian
Negara/Lembaga dan anggaran yang diperlukan
untuk melaksanakan rencana kerja tersebut.
(2) Di dalam rencana kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diuraikan visi, misi, tujuan, ke-
bijakan, program, hasil yang diharapkan, kegiatan,
keluaran yang diharapkan.
(3) Di dalam anggaran yang diperlukan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), diuraikan biaya
(4) untuk masing-masing program dan kegiatan untuk
tahun anggaran yang direncanakan yang
(5) dirinci menurut jenis belanja, prakiraan maju untuk
tahun berikutnya, serta sumber dan sasaran penda-
patan Kementerian Negara/Lembaga yang ber-
sangkutan.
(6) RKA-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi seluruh kegiatan satuan kerja di lingkungan
Kementerian Negara/Lembaga termasuk kegiatan
dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantu-
an
Pasal 4 :
RKA-KL disusun dengan menggunakan pendekatan se-
bagai berikut:
a) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah;
b) Penganggaran Terpadu;
c) Penganggaran berbasis kinerja
Pasal 6, ayat 1 :
(1) Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan
mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan
penganggaran di lingkungan Kementerian Nega-
ra/Lembaga untuk menghasilkan dokumen RKA-KL
dengan klasifikasi anggaran belanja menurut or-
ganisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis bel-
anja.
(2) Keterpaduan rencana penganggaran ini harus di-
tuangkan dalam sebuah matrik secara terinci
sesuai tugas pokok dan fungsi institusi dan keterkai-
tannya dengan institusi lain.
Pasal 7 :
(1) Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan
dengan memperhatikan keterkaitan antara pen-
danaan dengan keluaran dan hasil yang diharap-
kan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan
keluaran tersebut.
RAMBU KEGIATAN TERINTEGRASI
Oleh :
RAISSEKKI, SKM, MM
Sistem penganggaran Negara kita harus bersifat terintegrasi dan lebih responsif yang dapat memfasili-
tasi upaya memenuhi tuntutan peningkatan kinerja sehingga tercipta kualitas layanan yang lebih
efektif dan pemanfaatan sumber daya lebih efisien. Oleh karena itu, penerapan prinsip perencanaan
dan penganggaran harus diarahkan pada penganggaran terpadu, dan penganggaran berbasis kiner-
ja yang ditujukan untuk mendukung upaya mencapai tujuan
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 5 Buletin INFO KESPEL
(2) Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja di-
perlukan indikator kinerja, standar biaya, dan eval-
uasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan.
(3) Tingkat kegiatan yang direncanakan dan standar
biaya yang ditetapkan pada permulaan siklus ta-
hunan penyusunan anggaran menjadi dasar untuk
menentukan anggaran untuk tahun anggaran
yang direncanakan dan prakiraan maju bagi pro-
gram yang bersangkutan.
(4) Menteri Keuangan menetapkan standar biaya,
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat
khusus bagi Pemerintah Pusat setelah berkoordinasi
dengan Kementerian Negara/Lembaga terkait.
Penyusunan rencana penganggaran (RKAKL) harus ber-
dasarkan stantar biaya umum dan biaya khusus yang
ditetapkan oleh ) Menteri Keuangan.
Semoga para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan me-
mahami rambu – rambu penyusunan rencana pengang-
garan secara tepat. Selamat bekarja
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 6 Buletin INFO KESPEL
RUANG TU
Pemimpin harus mampu mempengaruhi orang
lain untuk bekerjasama sesuai dengan rencana demi
tercapainya tujuan institusi. Oleh karena itu, pemimpin
memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi institusi yang dipimpinnya. Ken-
yataan menunjukkan bahwa banyak sekali kita temukan
institusi yang stagnan bahkan bangkrut sebagai akibat
dari penyelenggaraan kepemimpinan yang tidak profes-
sional.
Syukurlah apabila institusi yang stagnan tersebut adalah
institusi pemerintah sehingga baik buruknya hampir tidak
pernah diukur bahkan apabila diukurpun, ukurannyapun
tidak jelas.
Apabila institusi swasta??Niscaya, . . . bangkrut.
Indikator kinerja institusi harus jelas, cara pengukurannya
juga harus obyektif dan jelas. Selanjutnya, pengangkatan
pemimpinnya harus sesuai dengan kompetensi jabatan
serta kriteria lain yang jelas dan obyektif (itupun kalau
ada aspek legal institusi tentang kompetensi jabatan dan
kriteria lain tentang pengangkatan dalam suatru jab-
atan)
Memang benar bahwa memimpin itu tidaklah mudah.
Kenyataan juga menunjukkan bahwa tidak semua
orang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin
memiliki kemampuan untuk memimpin atau sebaliknya
banyak orang yang memiliki kemampuan memimpin
tetapi tidak mendapat kesempatan untuk menjadi pem-
impin dalam arti yang sebenarnya.
Bagaimana menjadi pemimpin yang professional
dan bagaimana memilih pemimpin yang berkemampu-
an professional?
Penulis mengajukan 5 (lima) TIPS pemimpin profesional :
1. bekerja lebih keras daripada bawahannya karena
dia seorang adalah panutan bawahannya.
2. Berhubungan dengan bawahannya dengan prinsip
saling menguntungkan dan beranggapan bahwa
bawahannya adalah mitra kerja
3. Memiliki kemampuan emosional yang efektif bila
dihadapkan pada suatu masalah
4. Mendelegasikan pekerjaan agar dapat mencapai
tujuan institusi seefisien mungkin.
5. Menunjukkan rasa apresiasi terhadap pekerjaan
anak buahnya (memberi ganjaran atas hasil kerja
yang baik ataupun yang buruk)
Mengenai cara memilih pimpinan yang professional,
dibawah ini disajikan sepotong aturan pengangkatan
Pegawai Negeri Sipildalam suatu jabatan struktural.
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jab-
atan struktural harus sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan dalam peraturan perundangan
yang berlaku.Pengangkatannya dilaksanakan ber-
dasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan
kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat
yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat
obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin,
suku, agama, ras atau golongan.
Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jab-
a t a n s t r u k t u r a l , a n t a r a l a i n :
Berstatus Pegawai Negeri Sipil, serendah-
rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah
jenjang pangkat yang ditentukan, memiliki kualifi-
kasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan,
semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik
dalam dua tahun terakhir, memiliki kompetensi jab-
atan yang diperlukan, sehat jasmani dan rohani.
Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina
Kepegawaian perlu memperhatikan faktor : seniori-
tas dalam kepangkatan, usia, pendidikan dan
pelatihan (DIKLAT) Jabatan, pengalaman.
Kupasan :
Semua yang diangkat dalam jabatan structural
adalah Pegawai Negeri Sipil (jelas)
serendah - rendahnya memiliki pangkat satu ting-
kat dibawah jenjang pangkat yang ditentukan
(jelas)
memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang
ditentukan (jelas)
memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang
ditentukan (jelas)
semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik
dalam dua tahun terakhir (jelas memakai Daftar
Penilaian Pekerjaan Pegawai /DP3, namun unsur
penilaian ini belum dijabarkan secara lebih
operasional. Nah, sudah tepatkah ?).
memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
(jelas, namun . . . apakah sudah ada ketetapan
yang memuat tentang kompetensi tiap jabatan
PEMIMPIN PROFESIONAL
Oleh : Irene Kusumastuti, SE
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 7 Buletin INFO KESPEL
dalam unit organisasi ? Misalnya dalam bentuk
Permen atau sejenisnya)
sehat jasmani dan rohani (jelas)
senioritas dalam kepangkatan (jelas, namun ken-
yataan menunjukkan banyak yang berpangkat
“jenderal” tetapi berotak “Kopral”. Kenapa?
Penilaian pekerjaan yang tidak tepat )
usia, pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) Jabatan
(jelas)
pengalaman (jelas, namun harus dijabarkan lebih
lanjut)
Apabila hal tersebut sudah bagus, maka secara otomatis
akan tergambar Peta Kepegawaian tiap unit organisasi
dibawahnya tanpa mencomot kiri – kanan, tanpa kesu-
l i tan m em i l ih p em im p in un i t o r gan i sa s i
d i b a w a h n y a . D e n g a n k a t a l a i n b a h -
wa :Pengangkatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja,
dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu
serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, agama, ras atau golongan.
Profeciat . . . !
Kalimat yang tidak perlu terlontar adalah Pemimpin
professional tidak minta dan tidak memilihkarena ken-
yataan kita lihat bersama bahwa pemimpin politis kita . . .
. sebagian besar professional . . profesional segala bi-
dang . . . . .
Pemimpin bangsa pada jaman Orde Baru
Soeharto mengemukakan tentang pemimpin bermoral
Panca Sila adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran be-
ragama dan beriman teguh
2. Hing ngarso sung tulodo, yaitu memberi suri-
tauladan yang baik di hadapan anak buah.
3. Hing madyo mangun karso, yaitu bergiat dan
menggugah semangat di tengah-tengah masyara-
kat (anak buah).
4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik
dan mendorong dari belakang kepada anak buah.
5. Waspodo purbo wiseso, yaitu mengawasi dan
berani mengoreksi anak buah.
6. Ambeg paromo arto, yaitu memilih dengan tepat
mana yang harus didahulukan.
7. Prasojo, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan
tidak berlebih-lebihan
8. Satyo, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan ter-
hadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan
dan juga ke samping.
9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membat-
asi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu
untuk keperluan yang benar-benar penting.
10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan,
dan keberanian untuk mempertanggung jawab-
kan tindakan-tindakannya.
11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhla-
san untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan
tanggung jawab serta kedudukan kepada gen-
erasi muda guna diteruskannya.
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 8 Buletin INFO KESPEL
RUANG PKSE
Latar Belakang Kegiatan
Berdasarkan Permenkes 356 tahun 2008 tentang
Oraganisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan,
maka kegiatan penanganan WNIO dari Arab Saudi
dengan KM. Labobar di Pelabuhan Tanjung Priok pada 4
Mei 2011 menjadi salah satu bentuk pengabdian rakyat
sesuai dengan visi dan misi Kementerian Kesehatan RI.
Alur perjalanan KM. Labobar dari Pelabuhan Tan-
jung ke Jeddah Arab Saudi dan kembali ke Pelabuhan
Tanjung Priok sebagai berikut :
KM. Labobar berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok
pada tanggal 10 April 2011 dengan membawa tim pe-
nanganan WNIO yang terdiri dari tenaga kesehatan, TNI
POLRI dan petugas lainnya yang terkait berjumlah 67
orang
KM. Labobar Tiba di Jeddah Arab Saudi pada tanggal
20April 2011 dan berangkat dari Jeddah Arab Saudi
menuju Tanjung Priok pada tanggal 22 April 2011 Jam
23.48 (Waktu Setempat)dan rencana akan singgah ter-
lebih dahulu di Pelabuhan Teluk Bayur Padang pada
tanggal 02 Mei 2011 Jam 09.30 WIB. Proses In Out Clear-
ance Kapal dalam karantina sesuai dengan UU RI No. 1
Tahun 1962 tentang Karantina laut dari Jeddah Arab Sau-
di dilakukan di Pelabuhan Teluk Bayur Padang dan
berangkat dari Pelabuhan Teluk Bayur pada tanggal 02
Mei 2011 jam 22.00 WIB dengan membawa penumpang
sebanyak 2349 WNIO dengan rincian sebagai berikut :
a. Laki-laki dewasa : 29 orang
b. Perempuan dewasa : 2148 orang, diantaranya
terdapat Ibu Hamil sebanyak 123 orang
c. Bayi dan Anak : 172 orang
Kronologis
Kondisi kesehatan WNIO dari Arab Saudi yang dilakukan
penanganan kesehatan oleh Tim Kesehatan Kementeri-
an Kesehatan RI selama dalam perjalanan dengan KM.
Labobar dari Jeddah Arab Saudi menuju Tanjung Priok
sebagai berikut :
1. Informasi Tgl 23 April 2011
KM. Labobar berangkat dari Jeddah Arab Saudi
menuju Tanjung Priok pada tanggal 22 April 2011
Jam 23.48 waktu setempat.
Pelayanan kesehatan di Poliklinik KM. Labobar dimu-
lai pada tanggal 23 April 2011
Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik
KM. Labobar pada tanggal 22 April 2011 sebanyak
255 pasien
2. Informasi Tgl 24 April 2011
Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik
KM. Labobar pada tanggal 23 April 2011 sebanyak
116 pasien
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-
klinik KM. Labobar pada sampai dengan tanggal 24
April 2011 sebanyak 371 pasien.
3. Informasi Tgl 25 April 2011
Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik
KM. Labobar pada tanggal 25 April 2011 sebanyak
103 pasien.
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-
klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 25 April
2011 sebanyak 639 pasien.
4. Informasi Tgl 26 April 2011
Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik
KM. Labobar pada tanggal 26 April 2011 sebanyak
204 pasien.
5. Informasi Tgl 27 April 2011
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-
klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 27 April
2011 sebanyak 946 pasien.
6. Informasi Tgl 28 April 2011
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-
klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 28 April
2011 sebanyak 1159 orang pasien.
7. Informasi Tgl 29 April 2011Total jumlah kunjungan
pasien yang berobat di Poliklinik KM. Labobar sam-
Penanganan Kedatangan WNI Overstayer Dari Arab Saudi
Dengan KM. Labobar Di Terminal Penumpang Nusantara Pura II
Pelabuhan Tanjung Priok Tanggal 4 Mei 2011
Selintas tentang :
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 9 Buletin INFO KESPEL
pai dengan tanggal 29 April 2011 sebanyak 1321
pasien.
8. Informasi Tgl 30 April 2011
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-
klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 30 April
2011 sebanyak 1398 pasien.
9. Informasi Tgl 01 Mei 2011
Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik
KM. Labobar pada tanggal 01 Mei 2011 sebanyak 90
pasien.
10. Informasi Tgl 02 Mei 2011
KM. Labobar singgah di Pelabuhan Teluk Bayur pada
hari Senin tanggal 02 Mei 2011 jam 09.30 WIB
Jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik KM.
Labobar pada tanggal 02 Mei 2011 sebanyak 113 pasien
dan tanggal tanggal 03 Mei 2011 sebanyak 120 pasien.
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poliklinik
KM. Labobar sampai dengan tanggal 02 Mei 2011
sebanyak 1643 pasien. KM. Labobar berangkat dari
Pelabuhan Teluk Bayur pada hari Senin tanggal 02 Mei
2011 jam 22.00 WIB
Informasi Tgl 03 Mei 2011
Total jumlah kunjungan pasien yang berobat di Poli-
klinik KM. Labobar sampai dengan tanggal 03 Mei
2011 sebanyak 1876 pasien yang terdiri dari 124 pasien
laki-laki dan 1752 pasien perempuan.
Gambaran umum
WNIO Berdasarkan Asal/ Pro-
pinsi WNIO yang tiba di
Pelabuhan Tanjung Priok pa-
da tanggal 4 Mei 2011 ber-
jumlah 2.352 orang dari 18
propinsi di Indonesia.
Dari grafik diatas diperoleh
gambaran bahwa WNIO dari
Arab Saudi yang kembali ke
Indonesia dengan KM. La-
bobar sebanyak 2352 orang,
dimana sebanyak 1228 orang
(52,2%) berasal dari Propinsi
Jawa Barat.
Jumlah WNIO Dari Arab Saudi
Yang Tiba Dengan KM Labobar Menurut Asal
Propinsi
No. Propinsi Jumlah Persentase (%)
1 SUMSEL 6 0,26
2 JAMBI 1 0,04
3 LAMPUNG 37 1,58
4 BANTEN 144 6,12
5 DKI 14 0,6
6 JABAR 1228 52,2
7 JATENG 222 9,5
8 JATIM 372 15,8
9 NTB 181 7,7
10 NTT 13 0,5
11 KALSEL 56 2,3
12 KALBAR 29 1,2
13 KALTENG 4 0,2
14 SULSEL 28 1,2
15 SULBAR 3 0,1
16 SULTRA 4 0,2
17 SULTENG 8 0,4
18 MALUKU 2 0,1
2352 100 Jumlah
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 10 Buletin INFO KESPEL
WNIO Berdasarkan Kelompok Umur
Distribusi WNIO dari Arab Saudi sebagian besar merupa-
kan kelompok umur dewasa sebanyak 2163 orang (92%),
sedangkan untuk kelompok bayi sebanyak 96 orang (4%)
dan untuk kelompok anak sebanyak 93 orang (4%).
Total kunjungan berobat pasien di KM. Labobar selama
dalam perjalanan sebanyak 1876 pasien yang terdiri dari
124 pasien laki-laki dan 1752 pasien perempuan.
Gambaran penanganan kesehatan WNIO
Penanganan WNIO yang mengalami gangguan
kesehatan dilakukan pelayanan kesehatan semaksimal
mungkin. Untuk kasus-kasus yang membutuhkan pe-
nanganan khusus dilakukan rujukan ke rumah sakit ru-
jukan terdekat sesuai dengan kondisi gangguan
kesehatannya.
Jumlah WNIO Dari Arab Saudi Dengan KM. Labobar
Menurut Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)
1 Dewasa 2163 92
2 Anak 93 4
3 Bayi 96 4
2352 100 Jumlah
No. Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)
1 Laki-Laki 9 20
2 Perempuan 36 80
45 100 Jumlah
Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Berobat
di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah data kunjungan Pasien WNIO ke Poli-
klinik KKP Kelas I Tanjung Priok yang ada di Terminal
Penumpang Nusantara Pura II.
Jumlah WNIO yang Berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tan-
jung Priok, Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah WNIO yang berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tan-
jung Priok yang berada di terminal penumpang Nusan-
tara Pura II sebanyak 45 orang. Sebagian besar berjenis
kelamin perempuan sebanyak 36 orang (80%).
No. Kelompok Umur Jumlah Pasien Persentase
(%)
1 * 0 - <1 Thn 5 11,1
2 * 1 Thn - 4 Thn 7 15,6
3 * 5 Thn - 14 Thn 2 4,4
4 * 15 Thn - 24 Thn 3 6,7
5 * 25 Thn - 44 Thn 26 57,8
6 * 45 Thn - 64 Thn 2 4,4
7 * >65 Thn 0 0
45 100 Jumlah
Berdasarkan Kelompok Umur
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pasien
WNIO yang berobat di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung
Priok yang berada di terminal penumpang Nusantara
Pura II seluruhnya berjumlah 45 orang. Sebagian be-
sar adalah kelompok usia 25 – 44 tahun sebanyak 26
Kunjungan Pasien WNIO Dari Arab Saudi
Di Poliklinik KKP Kelas I Tanjung Priok
Berdasarkan Kelompok Umur
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 11 Buletin INFO KESPEL
Dari grafik di atas diketahui bahwa pasien WNIO yang
dirujuk sebagian besar dirujuk ke RSUD Koja sebanyak
11 orang (44 orang), Rumah Sakit Persahabatan
sebanyak 9 orang (36%), Rumah Sakit Harapan Kita
sebanyak 3 orang (12%), Rumah Sakit Sulianti Saroso
sebanyak 1 orang (4%) dan Rumah Sakit Polri (dr.
Sukamto) sebanyak 1 orang (4%). Pasien yang mening-
gal karena gagal ginjal dalam perjalanan dirujuk ke Ru-
mah Sakit Polri (dr. Sukamto).
orang (57,8%), sedangkan kelompok Lansia (>65 ta-
hun) tidak ada (0%).
Selain pasien yang berobat ke Poliklinik KKP Kelas I
Tanjung Priok, ada 25 orang passien yang dirujuk ke
Beberapa rumah sakit karena kondisi gangguan
kesehatan yang berat.
Berikut ini adalah data rujukan pasien WNIO dari Arab
Saudi dengan KM. Labobar pada tanggal 4 Mei 2011.
Jumlah WNIO Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit
Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari gambar di atas diketahui bahwa sebagian besar
pasien yang dirujuk ke rumah sakit adalah berjenis ke-
lamin perempuan sebanyak 21 orang (84%) dan untuk
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 orang (16%). Ru-
mah sakit rujukan pasien WNIO berada di sekitar atau
dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok dengan klasifi-
kasi sesuai dengan kebutuhan dan diagnosa pasien.
Berikut ini adalah data pasien WNIO berdasarkan jenis
rumah sakit rujukannya pada tanggal 4 Mei 2011.
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-laki 4 16
2 Perempuan 21 84
25 100 Jumlah
Jumlah Pasien WNIO Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit
Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan Jenis Rumah Sakit Rujukannya
Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi Yang Dirujuk
Ke Beberapa Rumah Sakit Menurut Jenis Kelamin
No. Rumah Sakit
Rujukan
Jenis Kelamin Persentase
(%) Laki-laki Perempu-
an
1 RSUD Koja 1 10 11 44
2 RS. Persahabatan 2 7 9 36
3 RS. Harapan Kita 0 3 3 12
4 RSPI. Sulianti
Saroso
1 0 1 4
5 RS. Polri 0 1 1 4
Jumlah 4 21 25 100
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 12 Buletin INFO KESPEL
WNIO yang dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut Diagnosa
Dari grafik di atas dapat dideskripsikan bahwa pasien
yang dirujuk ke rumah sakit sebagian besar dengan di-
agnosa Post Stroke yaitu sebanyak 6 orang (24%).
Ringkasan
1. Jumlah WNIO yang tiba di Pelabuhan Tanjung Pri-
ok sebanyak 2.352 orang
2. Jumlah pasien WNIO yang dirujuk ke rumah sakit
sebanyak 25 orang.
3. Jumlah WNIO yang meninggal dalam perjalanan
berjumlah 1 orang karena gagal ginjal.
4. Jumlah WNIO yang melahirkan sebanyak 4 orang.
5. Jumlah WNIO yang tiba di pelabuhan Tanjung Pri-
ok sebagian besar berasal dari daerah Jawa Barat
sebanyak 1.228 orang (52,2%).
6. Tujuan kepulangan WNIO tersebar di 18 Propinsi.
Demikian sekilas tentang kegiatan
penenganan WNIO dari Arab Saudi dengan KM. Labobar
dapat dijadikan pengalaman dalam penanganan
WNIO/ TKI ilegal di periode yang akan datang. (RBAW)
No. Diagnosa Jumlah Persentase
(%)
1 Penyakit Jantung 4 16
2 Post Stroke 6 24
3 Gagal Ginjal Akut 3 12
4 Ikterik 2 8
5 Ca. Cervix 1 4
6 Ketuban Pecah Dini
(KPD) 1 4
7 Hiperemisis Gravidarum 1 4
8 Post Partum 1 4
9 Kolik Abdomen 1 4
10 Penyakit Paru ( Asma +
Distress Resp. ) 2 8
11 Campak 1 4
12 TBC 2 8
25 100 Jumlah
Jumlah Pasien WNIO Dari Arab Saudi
Yang Dirujuk Ke Rumah Sakit Menurut hasil Diagnosa
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 13 Buletin INFO KESPEL
RUANG PRL
B elum lama ini Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Kelas I Tanjung Priok bekerjasama dengan Admin-
istrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia II cab. Tanjung Priok, me-
nyelenggarakan Sosialisasi Pelabuhan sehat dengan te-
ma “ Perspektif Pembangunan Pelabuhan Sehat Berwa-
wasan Kesehatan dan Ekonomi”. Pertemuan dil-
aksanakan di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 29 Juli
2010.
Tujuan pertemuan adalah tersosialisasinya konsep
pelabuhan sehat untuk mewujudkan kawasan
pelabuhan yang bersih, aman, nyaman dan sehat.
Alasan Kegiatan Dilaksanakan :
1. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu
pelabuhan umum yang tersibuk di Indonesia, di-
mana 65 % total arus barang secara nasional di-
angkut melalui Pelabuhan ini. Disamping sebagai
tempat aktifitas lalu lintas barang, orang dan alat
angkut dari dan keluar negeri, Pelabuhan Tanjung
Priok juga merupakan salah satu pintu masuk suatu
Negara (show windows) sangat berpotensi besar
menjadi sumber infeksi atau sumber kontaminsi
yang merupakan risiko bagi kesehatan masyara-
kat, penyebaran penyakit, pencemaran ling-
kungan serta gangguan keamanan dan keterti-
ban.
2. Wilayah pelabuhan merupakan wilayah perairan
dan daratan (Ring bewaking) yang dipergunakan
secara langsung untuk kegiatan pelabuhan dan
menjamin kesehatan pelayaran sesuai yang dia-
manatkan dalam International Health Regulation
(IHR) 2005, yaitu untuk menghindarkan kerugian
akibat pembatasan larangan perjalanan dan
perdagangan karena masalah kesehatan
masyarakat.
3. Pelabuhan sebagai tempat kegiatan pemerinta-
han dan kegiatan ekonomi dan industry, tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang
atau bongkar muat barang diperlukan kondisi kea-
manan dan ketertiban
4. Melaksanakan public health response yaitu
mencegah, melindungi, dan mengendalikan ter-
jadinya penyebaran penyakit secara international
untuk menghindari implikasi dari PHEIC, yaitu :
Dampak negative dari ekonomi yang hebat
terhadap tourisme, perdagangan dan perjal-
anan.
Implikasi social, penderitaan manusia baik
secara fisik maupun psikologi.
Gangguan terhadap kehidupan normal
Ancaman terhadap kesehatan dan system
kesejahteraan masyarakat. Sehingga diper-
lukan suatu kondisi kawasan pelabuhan yang
bersih, aman, nyaman dan sehat.
Penyelenggaraan pelabuhan sehat bukan hanya meru-
pakan tangungjawab dari sektor kesehatan saja, tetapi
juga merupakan tanggungjawab semua sektor yang
berada di wilayah pelabuhan. Oleh karena itu dalam
rangka mewujudkan kawasan pelabuhan Tanjung Priok
yang bersih, aman, nyaman dan sehat diperlukan suatu
upaya kerjasama lintas program, lintas sector dan stake-
holder untuk melaksanakan public health respon yaitu
mencegah, melindungi dan mengendalikan terjadinya
penyebaran penyakit secara international yang dapat
meresahkan dunia.
Peserta pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat dihadiri
oleh lintas sector, lintas program dan stakeholder yang
ada dikawasan pelabuhan Tanjung Priok dan konsultan
dari WHO. Peserta pertemuan lintas sector, program dan
stakeholder, diantaranya adalah :
KPU Bea Cukai
Kantor Imugrasi Kelas I tanjung Priok
Polres Pelabuhan Tanjung Priok
Balai Besar Karantina Tumbuhan dan Hewan Tanjung
Priok
HASIL PERTEMUAN SOSIALISASI PELABUHAN SEHAT
Oleh :Diah lestari
(Kepala Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan)
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 14 Buletin INFO KESPEL
Stasiun Karantina Ikan Kelas I Tanjung Priok
Lantamal Tanjung Priok
Terminal Penumpang Nusantara II Tanjung Priok
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara
Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat
PT. Jakarta International Container Terminal
Kawasan Berikat Nusantara Tanjung Priok
PT Bogasari
PT. DOK Kodya Bahari dan PT.DOK Daya Radar Uta-
ma
Unit Terminal Peti Kemas
PT. Multi Terminal Indonesia
Assosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia
PT. Pengerukan Indonesia
Paguyuban TPM
Narasumber dan materi yang disampaikan dalam per-
temuan sosialisasi pelabuhan sehat, diantaranya ada-
lah :
Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP&PL, ten-
tang Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Pelabuhan Sehat
Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Gen-
eral Manager PT (Persero) Pelindo II, Cabang Tan-
jung Priok, Ketua DPC INSA JAYA Tanjung Priok,
menyampaikan peran masing-masing dalam
mensukseskan pelabuhan sehat.
DR. dr. Hariadi Wibisono MPH, NPO/IHR-WHO Indo-
nesia, Penerapan IHR dalam Penanggulangan dan
Cegah Tangkal PHEIC
Prof. DR.dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH, Guru besar
Unv. Indonesia, Pendekatan Pembangunan
Pelabuhan Berwawasan Kesehatan.
Sambutan sekapur sirih dari walikota Jakarta Utara
mengawali pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat. Da-
lam sambutannya bahwa Pelabuhan Tanjung Priok
secara geografis terletak di wilayah Jakarta Utara,
mewujudkan pelabuhan sehat Tanjung priok sejalan
dengan pencanangan kota sehat di wilayah Jakarta
Utara, yaitu suatu pendekatan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dengan mendorong terciptanya
kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya dan produktifitas,
serta perekonomian yang sesuai dengan kebutuhan
wilayah perkotaan.
Sambutan pengarahan oleh Dirjen PP&PL, Kementerian
Kesehatan, dan beliau sekaligus berkenan membuka
pertemuan sosialisasi pelabuhan sehat. Dalam sambutan
pengarahan disampaikan bahwa Indonesia sebagai
Negara anggota dan Kementerian Kesehatan sebagai
IHR focal point wajib melaksanakan tuntutan yang dia-
manatkan dalam IHR 2005, bahwa :
a. Negara anggota wajib menjamin bahwa kapal,
container international harus bebas dari kontami-
nasi, sumber infeksi, vector dan reservoir.
b. Negara harus menjamin bahwa pelabuhan/peti
kemas terbebas dari kontaminasi, sumber infeksi,
vector dan reservoir
c. Setiap pelabuhan peti kemas diharapkan tersedia
fasilitas inspeksi dan isolasi container. Ditjen PP&PL
Narasumber pertemuan sosialisasi pelabuhan
sehat.
Dirjen PP&PL dalam sambutannya juga menyampaikan
bahwa pada dasarnya penyelenggaraan pelabuhan
sehat merupakan implementasi dari IHR 2005, yaitu men-
ciptakan kondisi pelabuhan yang bersih, aman, nyaman
dan sehat yang harus dijaga terus-menerus dan berke-
lanjutan untuk komunitas pelabuhan (pekerja dan
masyarakat). Lebih lanjut dalam sambutannya, beliau
mengharapkan dari pertemuan sosialisasi ini adanya
pemahaman yang sama tentang konsep pelabuhan
sehat, dan adanya kesepakatan penerapan program
serta adanya dukungan politis (legalitas, penda-
naan,teknis) dari pengambil kebijakan, dan dalam waktu
secepat mungkin penyelenggaraan pelabuhan sehat
dapat terealisasi dimulai dari pembentukan tim Pembina,
tim teknis dan forum-forum yang ada di pelabuhan Tan-
jung Priok.
Output atau keluaran yang diharapkan dari pertemuan
sosialisasi ini adalah :
Adanya pemahaman yang sama tentang konsep
pelabuhan sehat
Diperolehnya kesepakatan untuk melaksanakan,
menerapkan dan mengembangkan program
pelabuhan sehat
Diperolehnya kesepakatan pemahaman tentang
peran dan fungsi masing-masing
Diperolehnya dukungan politis dari pengambil ke-
bijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan
pendanaan
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 15 Buletin INFO KESPEL
Tersusunya rencana tindak lanjut dari program
pelabuhan sehat di wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok.
Akhir dari pertemuan sosialisasi ini adalah Penyampaikan
Butir-Butir Isi Kesepakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang
disampaikan dan ditandatangani bersama sebagai per-
wakilan dari peserta pertemuan sosialisasi oleh Kepala
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Tanjung Priok,
Administrator Pelabuhan Utama Tanjung Priok, General
Manager PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cab. Tan-
jung Priok dan DPC INSA JAYA.
Butir- butir isi Kesepakatan Rencana Tindak Lanjut Penye-
lenggaraan Pelabuhan Sehat Pelabuhan Tanjung Priok
adalah , sbb :
1. Adanya kesepakatan bahwa penyelenggaraan
pelabuhan sehat Tanjung Priok sangat penting
untuk dilaksanakan dari semua sektor yang ada
dikawasan pelabuhan Tanjung Priok baik dari sektor
kesehatan dan non kesehatan baik dari
kementerian /lembaga maupun dari lembaga non
pemerintah ( Pelindo, Insa, APBMI dll), pada bulan
September 2010.
2. Adanya pemahaman yang sama tentang konsep
pelabuhan sehat.
3. Adanya kesepakatan untuk, mewujudkan,
melaksanakan, menerapkan dan mengembangkan
program pelabuhan Tanjung Priok sehat.
4. Adanya kesepakatan pemahaman tentang peran
dan fungsi dalam penyelenggaraan pelabuhan
sehat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing
-masing instansi dan berperan secara aktif dalam
setiap tahapan atau proses kegiatan.
5. Perlu adanya dukungan politis dari pengambil
kebijakan dalam bentuk aspek legalitas, teknis dan
pendanaan
6. Perlu dibentuknya kelembagaan tim Pembina dan
tim teknis yang akan dibentuk pada bulan
September 2010
7. Perlu terbentuknya kelembagaan forum / pokja/
gugus tugas dari pekerja dan masyarakat,
perusahaan, jasa, assosiasi dan semua perwakilan
komunitas pelabuhan dengan pelindung ADPEL
dan PELINDO serta sekertariat ……………. ( KKP)
dengan harapan dapat segera dikeluarkannya SK
forum Pelabuhan Sehat oleh ADPEL Utama Tg. Priok
dan Pelindo (ADPELINDO).
8. Perlu disusunnya rencana kerja dari forum / pokja/
gugus tugas yang berkesinambungan.
9. Perlu adanya pertemuan rutin forum yang waktunya
disepakat i bersama, misalnya……………..
(pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali)
10. Diperolehnya nilai / kondisi kawasan pelabuhan
yang bersih, aman, nyaman dan sehat
11. Tercapainya peningkatan kemampuan sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan pelabuhan
sehat
12. Tercapainya peningkatan kesadaran komunitas
pelabuhan untuk turut menciptakan kondisi
pelabuhan sehat
13. Tersedianya kelengkapan infrastruktur serta sarana
dan prasarana yang diperlukan oleh komunitas
pelabuhan
14. Terbentuknya komitmen dengan komunitas
pelabuhan untuk peningkatan kegiatan yang
terintegrasi
15. Diperolehnya hasil monitoring dan evaluasi secara
terus menerus dan berkelanjutan terhadap
kemajuan yang dicapai sehingga program
pelabuhan sehat menjadi sukses dan
bersinambungan.
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 16 Buletin INFO KESPEL
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 17 Buletin INFO KESPEL
Pendahuluan
Istilah lingkungan secara sederhana adalah sekelil-
ing.Udara yang kita hirup, pohon-pohon dan bunga
yang kita kagumi, air yang kita minum, langit yang kita
pandangi, dan orang-orang yang tinggal di dekat kita
seluruhnya adalah bagian dari lingkungan kita. Faktor-
faktor fisik seperti udara, air, tanah, iklim, panas, cahaya,
suara bising, perumahan, radiasi, reruntuhan, faktor-
faktor biologis adalah seluruh jenis tanaman dan hewan
termasuk manusia, kondisi social dimana kita tinggal ter-
masuk adat-istiadat, kebudayaan, agama, kebiasaan,
pendapatan, teknologi, ekonomi, politik juga termasuk
lingkungan. Jadi lingkungan adalah hubungan yang kon-
stan antara mahluk hidup dan faktor-faktor fisik, biologis
dan social.
Lingkungan terus mengalami perubahan yang sangat
cepat. Populasi meningkat, pekerjaan manual berganti
mesin-mesin dan komputerisasi.Kehidupan beberapa
tahun lalu mengalami perubahan dan berbeda pada
saat ini, yang memerlukan ruang dan sumber daya alam
untuk mendukung perubahan. Perubahan-perubahan
tersebut dapat bersifat positif seperti perubahan teknolo-
gi transportasi dan komunikasi yang menbuat jarak antar
Negara/benua terasa lebih dekat, dan juga perubahan
yang bersifat negative. Kehidupan modern telah
mempengaruhi kondisi alam dan membawa beberapa
factor risiko ke dalam lingkungan kita. Udara yang kita
hirup terkontaminasi oleh asap kendaraan, asap pabrik,
air yang diminum terkontaminasi kotoran baik dari aliran
sungai maupun dari danau, dan ketenangan yang
pernah kita rasakan seperti kehidupan di pedesaan su-
dah terganggu oleh kebisingan, area yang hijau karena
banyaknya tumbuhan sudah berubah dengan gedung-
gedung pencakar langit, dan berkurangnya keane-
karagaman flora dan fauna.
Lingkungan Kita
Kalau kita perhatikan lingkungan yang ada disekitar kita,
akhir-akhir ini hampir di setiap daerah mengalami banjir
setiap musim hujan dan mengalami kekeringan setiap
musim kemarau, tanah longsor, pemusnahan hutan,
pembuangan limbah, cuaca ekstrim, ketersediaan air
bersih yang semakin menipis, dan perubahan-perubahan
lainnya yang kita rasakan. Apakah kita setuju perubahan
yang kita rasakan saat ini adalah suatu penurunan ?
Bagaimana dengan kesehatan, apakah mengalami
peningkatan atau penurunan ? Dengan adanya penya-
kit baru yang muncul pada lima tahun terakhir ini.
Permasalahan baru mulai sering timbul menganggu ke-
hidupan masyarakat. Kita mulai merasakan adanya hub-
ungan langsung antara kesehatan dengan keadaan
lingkungan di sekitar kita. Misalnya dengan peningkatan
polusi pada tingkat yang mengkhawatirkan, maka per-
masalahan kesehatan bertambah, dan penyakit yang
muncul pada saat ini berhubungan secara langsung
dengan menurunnya keadaan lingkungan juga
menganggu keseimbangan ekologis.
Polutan Lingkungan
Sumber kekayaan alam seperti air, udara, tanah dan
biosfer memainkan peran yang penting dalam memen-
uhi kebutuhan manusia yang diinginkan.Kemakmuran,
kekayaan dan pembangunan manusia seluruhnya san-
gat berhubungan dengan keadaan lingkungan diseki-
tarnya. Degradasi yang terjadi pada komponen ling-
kungan (udara, air, tanah, biosfer) akan memberi efek
buruk pada kesehatan individu karena munculnya ber-
macam polutan.
Penggunaan sumber-sumber kekayaan alam secara be-
sar-besaran menganggu keseimbangan ekologi dan
menimbulkan ketidakseimbangan aliran pertukaran ener-
gy dan materi antara komponen dan lingkungan. Ketid-
akseimbangan tersebut akan menimbulkan adanya pe-
rubahan lingkungan secara global yang mengarah pa-
da kerusakan alam (natural hazard), meningkatnya fe-
nomena iklim (climatic phenomena) seperti banjir, ke-
laparan, hujan asam, kebakaran hutan dan diikuti efek
HUBUNGAN TIMBAL BALIK LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
(SUATU CARA UNTUK MEMAHAMI LINGKUNGAN KITA)
Oleh : Diah Lestari
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 18 Buletin INFO KESPEL
buruk terhadap kesehatan manusia. Tabel di bawah
merupakan tren penggunaan sumber daya alam yang
mempengaruhi lingkungan.
pneumonia, penyakit pernapasan akut dan kanker paru-
paru.
Lingkungan Dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Difinisi kesehatan menurut WHO adalah, kesejahteraan
fisik, mental dan social dan tidak hanya ketiadaan pen-
yakit atau kelemahan yang memungkinkan orang untuk
menjalani kehidupan produktif secara ekonomi dan ber-
masyarakat.
Faktor-faktor penentu kesehatan yang memberikan andil
terhadap pemeliharaan kesehatan manusia antara lain :
Faktor biologis, yaitu susunan gen kita. Penyakit seperti
diabetes, tekanan darah tinggi dll.
1. Kebiasaan seperti merokok, alcohol, diet ketat dll
2. Timbulnya penyakit seperti darah tinggi, kege-
mukan, paru-paru, dll
3. Faktor lingkungan seperti udara, air, perumahan,
penanganan limbah.
4. Faktor social ekonomi dan social budaya seperti
kemiskinan, diet anak-anak, wanita hamil dll
5. Penanganan sanitasi, penanganan air, makanan
dan kotoran manusia.
6. Faktor lain yang juga ikut berpengaruh yaitu usia,
ilmu dan teknologi, informasi dan komunikasi, hak
asasi manusia.
Faktor utama penyebab penyakit seperti organisme atau
bakteri memasuki tubuh, atau interaksi berbagai factor.
Sebagai contoh diare yang disebabkan karena bakteri
POLUTAN HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN
Penggunaan pupuk Polusi air
Penggunaan batu bara Polusi udara dan perubahan iklim
Produksi minyak Polusi udara dan perubahan iklim
Produksi gas alam Perubahan iklim
Produksi CFC Penipisan lapisan ozon
Populasi manusia Perubahan pola penggunaan tanah
Gudang senjata nuklir Global security
Sumber : Vital sign, 1995,World Watch Institute
(www.worldwatch.org)
Kita harus mengetahui bahwa lingkungan juga memiliki
kapasitas pertahanan untuk mengurangi konsentrasi polu-
tan.Sebagai contoh, aliran air dari hulu ke sungai mempu-
nyai batas beban menerima konsentrasi polutan di
bawah batas ambang, dan memiliki kemampuan self
purification. Menurut WHO, polutan dapat dibagi menjadi
polutan local dan global.
Polutan lokal adalah zat yang konsentrasinya melampaui
ambang batas tingkat konsentrasi dalam sejumlah air,
tanah atau udara. Sebagai contoh, kehadiran Nox, VOCs
dan aerosol di udara akan masuk pada polutan kelas ini.
Polutan Global adalah zat yang tingkat kepadatanya/
konsentrasinya bertambah di udara, air atau tanah dari
tahun ke tahun.Sebagai contoh, ancaman pemanasan
global, penipisan ozon stratosferis akibat meningkatnya
CO2 dan CFC secara terus menerus.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah memperkirakan
kontribusi sejumlah factor risiko peningkatan penyakit dan
polusi udara dalam ruang tertutup sebagai factor risiko
paling penting yang dianggap bertanggung jawab ter-
hadap penyakit yang bersifat global. Secara global, polu-
si udara dalam ruang tertutup dari penggunaan bahan
bakar padat dapat mengakibatkan kematian akibat
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 19 Buletin INFO KESPEL
Tipe-tipe Utama Polutan Udara dan Sumbernya
Tabel dibawah ini untuk memberi gambaran hubungan antara polutan dan sumber-sumbernya.
Pengelompokan
Polutan
Komponen
di Dalamnya Sumber
Oksida karbon (COx) Karbon dioksida (CO2)
Karbon monoksida (CO)
Pembakaran batubara, minyak dan bahan bakar
lain untuk menghasilkan energy, produksi pabrik dan
transportasi, pembakaran biomassa, kebakaran hu-
tan
Oksida sulfur (SOx) Sulfur dioksida (SO2)
Sulfur trioksida (SO3)
Pembakaran sulfur yang mengandung bahan bakar
seperti batu bara, minyak peleburan biji untuk
ekstraksi logam, ekstraksi minyak tanah, penyulingan
minyak tanah, pembuatan kertas, municipal incin-
eration.
Oksida nitrogen (NOx) Nitrit oksida (NO)
Nitrogen dioksida (NO2)
Penggunaan minyak tanah, diesel untuk transportasi,
pembakaran batu bara, produk dalam pembuatan
pupuk, pembakaran biomassa.
Hidrokarbon (HCs)
atau campuran or-
ganic (Volatile Organ-
ic compound) (VOCs)
Metan (CH4)
Butan (C4H10)
Etilen (C2H4)
Benzena (C6H6)
Benzopiren (C20H12)
Evaporasi bensin dari kendaraan, karburator, pem-
bakaran bahan bakar fosil, biomasa, pembakaran
limbah kota, aktifitas mikroba pada saluran air, pros-
es industry dengan menggunakan bahan pelarut.
Suspended particulate
matter (SPM)
Debu, tanah, garam sulfat,
tetesan asam sulfur,logam
(seperti timah, besi, krom, dll),
partikel karbon, silica, dan
asbes.
Pembakaran bahan bakar, angkutan kendaraan,
pembangunan gedung, penambangan, pemeca-
han batu, pembangkit panas bumi, proses industry,
kebakaran hutan, pembakaran limbah.
Senyawa anorganis
lain
Hidrogen sulfide (H2S), timah,
merkuri dll.
Industri kimia, minyak, sumur/mata air, penyulingan,
pembakaran, limbah kota, pembuatan kertas,
pupuk, cat, keramik.
Liquid droplets Asam sulfur (H2SO4), asam
nitrat (HNO3), minyak pestis-
ida seperti DDT dan malasi
Reaksi polutan di atmosfer, penyemprotan pestisida
dan insektisida, penyulingan minyak.
Oksidan fotokimiawi Ozon (O3), peroksi asil nitrat
(PAN), formaldehid (CH2O),
asetaldehid (C2H4O), hidrgen
peroksida (H2O2), hidroksil
radikal (OH)
Reaksi fotokimiawi di atmosfir yang melibatkan hidro-
karbon, oksida nitrogen dan sinar matahari
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 20 Buletin INFO KESPEL
dan factor lain seperti kekebalan tubuh, higienitas. Con-
toh lain, penyakit liver sebagai agen penyebab seperti
sejarah keluarga, perokok, alcohol, stress, dll. Faktor ini
merupakan factor dengan risiko tinggi.
Sejumlah tekanan pada lingkungan seperti pertamba-
han penduduk, pembagian sumber daya alam yang
tidak seimbang, perkembangan teknologi adalah mem-
bawa sejumlah risiko kesehatan. Tabel di bawah adalah
factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan.
Kualitas lingkungan merupakan factor penentu yang
penting baik langsung maupun tidak langsung untuk
kesehatan manusia. Di Negara berkembang populasi
berisiko karena pengaruh hazard kesehatan lingkungan
termasuk persediaan air yang tidak aman dan sanitasi
yang jelek, kualitas rumah yang buruk, makanan rendah
gizi dan meratanya vector yang menyebarkan penyakit.
Risiko Kesehatan Lingkungan
Adalah setiap factor lingkungan, tunggal atau campu-
ran, bertentangan dengan fungsi fisiologi normal tubuh
kita dan menimbulkan ketidakmampuan, penyakit atau
kematian.Risiko kesehatan dapat terjadi dalam jangka
pendek yaitu risiko dalam hitungan hari atau minggu dan
akibatnya hanya sementara dan dapat disem-
buhkan.Contoh, alergi kulit karena bersentuhan bahan
kimia.Risiko kesehatan jangka panjang, berlangsung ber-
bulan-bulan dan bertahun-tahun karena terpapar bahan
berbahaya selama jangka panjang dan terus-
menerus.Biasanya efek penyakit tidak dapat dikembali-
kan dan kronis.Contoh, terpapar berbagai jenis debu,
efek penyakit seperti pneumoconiosis, penumpukan
secara bertahap timbal dari lalu lintas yang padat yang
merusak semua organ tubuh.
Tabel di bawah sumber-sumber bahaya lingkungan
Kesimpulan :
Pengertian kesehatan relatife, tergantung cara pandang
individu. Pengertian menurut WHO adalah kondisi fisik
dan social yang komplet tidak hanya ketiadaan penyakit
atau kelemahan agar manusia dapat menjalankan
hidupnya secara produktif.
Faktor penentu kesehatan adalah biologis,kebiasaan,
lingkungan, social, ekonomi, social budaya, dan system
kesehatan dan factor penentu lainnya, umur, jenis ke-
lamin, hak asasi.
Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam
pemeliharaan kesehatan dan perkembangan penyakit,
yaitu fisik, kimia, biologi, psikologi dan factor lain. Faktor
ini bias terjadi dengan sendirinya atau rekasi dengan fac-
tor lain. Risiko bahaya lingkungan bias sementara, jangka
pendek, menengah dan penjang.Bahaya dapat
berdampak langsung atau tidak langsung terhadap
kesehatan.
Reff :
Park, K, “Concept of Health and Disease” In Park’s Pre-
ventive and social Medicine, 14th
Edn, Jabalpur, Banarsiddas Bhanot, 2001.
WHO Regional Office for Europe, “Burden of Diseases Atti-
butable to Selected environmental factor and
Injuries Among Europe’s Children and adolescent
“, Environmental Burden of Diseases Series, 2004
Artikel ini ditulis pada saat menempuh perjalanan Jakar-
ta-Semarang cuti liburan IdulFitri 1431H bersama anak-
anakku Gian dan Ganang. Ide timbul karena kepri-
hatinan melihat kerusakan lingkungan dan dipertajam
dari beberapa referensi, (diah lestari).
Faktor Psikososial
Stress, jabatan,
pendapatan,hubungan
teman kerja, teman-
teman dan keluarga
Faktor lain
Situasi, emosional, pengaruh
obat-obatan
FAKTOR BIOLOGI
FAKTOR KIMIA
FAKTOR FISIK
Air
Penyakit
karena
bakteri
spt :
Udara
NOx,- infeksi
Sosial
Me ludah
SUTanah
Cacing,
Hewan
Anjing –
rabies
Nyamuk –
Radiasi
Sinar UV
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 21 Buletin INFO KESPEL
RUANG UKLW
2.Penyebab lain yang didapat
(Acquired)
Shaken Baby Sindrome (sindrome
ini menyebabkan kerusakan pa-
da retina dan otak, sehingga
juga dapat menyebaban buta
warna).Kecelakaan dan trauma
lain terhadap retina dan otak.
Sinar Ultra Violet (saat tidak
menggunakan alat pelindung
diri).Banyak kerusakan karena
sinar UV ini terjdi saat kanak-
kanak dan bentuk dari degen-
erasi retina ini menyebabkan
kebutaan .
Obat tertentu seperti Viagra dan
tamoxifen (obat yang direse-
pkan untuk mencegah kanker
payudara) dapat mengubah
p e n g l i h a t a n t e r h a d a p
warna.Namun hal ini sangat ja-
rang ditemui.
Penyakit mata yang parah
dapat juga menyebabkan buta
warna.Penyakit degeneratif ter-
tentu dapat mempengaruhi reti-
na mata dan membatasi ke-
mampuan untuk melihat warna
kuning dan biru.Gangguan pa-
da syaraf optic juga dapat men-
gurangi kemampuan dalam
membedakan warna.Hal ini
dapat terjadi karena proses
peradangan atau kekurangan
vitamin A.Sedangkan katarak
juga dapat menutupi pan-
dangan sehingga sulit untuk
membedakan warna yang ber-
GANGGUAN PENGLIHATAN WARNA
(BUTA WARNA) Oleh : dr. Hj.Endriana Svieta Lubis, MKK
Lanjutan dari Volume VI edisi 1 halaman .................... 40
beda.
Gejala dan Tanda
Mereka yang menderita buta
warna sejak lahir sering tidak
m en yadar i ha l i n i .B ia san ya
orang di sekitar mereka lah yang
mengetahui kelainan tersebut.
Sebagian besar mengalami buta
warna ringan, oleh karena itu
butuh ber tahun-tahun untuk
menyadarinya. Hal diatas bukan-
lah kondisi yang serius dan benar
-benar baru dirasakan dampak-
nya bila mereka ingin menjadi
seorang pilot, supir dan designer
interior.
Pada mereka dengan kelainan ini
maka beberapa warna tertentu ter-
lihat hanya berwarna abu-abu atau
dua warna yang terlihat berbeda
pada orang normal, maka akan sa-
ma/serupa pada mereka dengan
buta warna.
Klasifikasi Buta Warna
Berdasarkan Etiologi: Defisiensi
gangguan warna dapat di klasifikasi-
kan sebagai didapat aau diturunk-
an.
Didapat
Diturunkan: terdapat 3 tipe yang
gangguan penglihaan warna
yang diturunkan atau didapat :
monochrom, dichrom, dan
anomalous trichromacy.
Monocromacy: dikenal sebagai
“buta warna total” adalah ketid-
akmampuan untuk mengenal i
warna, disebabkan karena defek sel
cone atau tidak ada. Monochroma-
cy timbul ketika 2 atau semua ketiga
pigmen cone hilang dan warna dan
terangnya penglihatan berkurang
menjadi 1 dimensi.
Rod monochro (achromatopsia)
adalah gangguan yang jarang
dan ketidakmampuan non pro-
gresif untuk mengenali warna
sebagai akiba dari hilangnya
atau tidak berfungsinya cone
retina. Hal ini berhubungan
d e n g a n s e n s i t i v i t a s c a
(photophobia),nistagmus, dan
buruknya penglihatan.
Monocromacy cone adalah ke-
lainan yang jarang, buta warna
total, yang disertai dengan
penglihatan mata relatif normal,
elektroretinogram, dan el -
ektrooculogram.
Dichromacy adalah gangguang
penglihatan warna sedang – berat
yang mana satu dari 3 warna dasar
tidak ada atau tidak berfungsi. Hal
ini diturunkan dengan terkait sex -
l inked, mempengaruhi laki-laki
secara predominan. Dichromacy
imbul ketika salah satu dari pigmen
cone hilang dan warna berkurang
menjadi 2 dimensi.
Protanopia adalah tipe
defisiensi penglihatan warna
yang berat disebabkan oleh
kehilangan komplit dari fotorese-
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 22 Buletin INFO KESPEL
por retina merah. Hal ini meru-
pakan bentuk dari dicho-
matisma yang mana merah
akan tampak gelap, hal ini
terkait keturunan, sex -linked,
dan timbul 1% dari seluruh laki-
laki.
D e u t e r a n o p i a : a d a l a h
gangguan penglihatan warna
yang mana potoresepor hijau di
retina tidak ada secara mode-
rat mempengaruhi discriminasi
merah – hijau. Merupakan ben-
tuk dichromatisasi yang mana
hanya terdapat 2 cone pigmen
hal ini terkait keturunan, sex -
linked, dan timbul 1% dari se-
luruh laki-laki.
T r i t a n o p i a g a n g g u a n
penglihatan warna yang amat
jarang yang mana hanya 2 pig-
men cone yang ada dan
hilangnya reseptor retina biru
secara total.
Anomali Trichromacy adalah tipe
yang umum dar i gangguan
penglihatan warna yang diturunkan,
timbul ketika salah satu 3 pigmen
cone berubah dari spectral snesiivi-
tasnya. Hal ini menyebabkan ketid-
akseimbangan, dar ipada ke-
hilangan, dari trichromacy (normal
penglihatan 3 dimensi)
Protanomali adalah gangguan
penglihatan wanra yang ringan,
yang mana perubahan sensitivi-
tas spectral dari reseptor retina
merah (dekat dengan respon
resepor hijau ) menghasilkan
gangguan pada merah-hijau
hue discrimination. hal ini terkait
keturunan, sex -linked, dan tim-
bul 1% dari seluruh laki-laki. Sering
diturunkan dari ibu ke anak.
Deuteranomali, disebabkan oleh
pergeseran yang sama pada
resepor retina hijau, yang sejauh
ini merupakan tipe yang paling
u m u m d a r i g a n g g u a n
penglihatan warna, secara rin-
gan berpengaruh pada merah-
hijau hue discriminasi pada 5%
laki-laki, hal ini diturunkan dan
terkait sex-linked.
Tritanomaly adalah gangguan
penglihatan warna yang arang,
diurunkan,berefek pada biru-
kuning hue discriminasion.
Berdasarkan Penampakan Klinis
berdasarkan penampakan klinis, bu-
ta warna dapat dibagi menjadi total
atau parsial. Buta warna total lebih
sedikit dibandingkan dari buta
warna sebagian. Terdapa 2 tipe
mayor dari buta warna keduanya
memiliki gangguan dalam mengenal
antara merah dan hijau. Dan juga
kesulitan mengenal antara biru dan
kuning.
Buta warn total
Buta warna sebagian
Merah -Hijau
Dichromasi (protanopia
dan deuteranopia)
Anomalous trichromasi
(Protanomaly dan deuter-
anomaly)
Biru – Kuning
Dichromasi (trianopia)
Anomalous trichromasi
(Tritanomali)
Defisiensi Penglihatan warna Kon-
genital
defisiensi penglihatan warna ongeni-
tal dibagi berdasarkan nomor dari
warna utama yang dibutuhkan un-
tuk menyesuaikan sampel yang
diberikan pada spektrum yang ter-
lihat.
Monochromacy
Monochromasi adalah kondisi dalam
mempunyai hanya 1 chanel untuk
memberitahukan informasi tentang
warna. Monochromats memil iki
ketidakmapuan kompl it untuk
mengenali warna apapun dan
menerima hanya variasi pada
penenarnagn. Hal ini timbul dalam 2
bentuk utama:
1. Monochromasy Batang : biasa
disebut Achromatopsia, di-
mana retina tidak mengan-
dung sel kerucut, sehingga pa-
da penambahan dari absensi
disrciminasi warna, pandangan
dalam cahaya intensitas nor-
mal adalah sulit.Meskipun ja-
rang secara normal, achroma-
topsia cukup umum pada pu-
lau pingelap, bagian dari
negara pohnpei, negara feder-
asi Micronesia, dimana hal ini
dikenal sebagai maskun.:
mengenai 1/12 populasi disana
memilikinya. Pulau ini dihancur-
kan oleh badai pada abad 18,
dan satu dari sedikit laki-laki
yang bertahan hidup memba-
wa gen untuk achromatop-
sia,populasinya sekrang ini ada
beberapa ribu, yang mana
sekitar 30% membawa gen ini.
2. Monochromasi Kerucut. Adalah
kond is i dar i mempunyai
keduanya batang dan kerucut,
tetapi hanya sejenis kerucut.
Monokromat kerucut dapat
memiliki bentuk penglihatan
yang baik pada level cahaya
normal harian. Tetapi tidak
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 23 Buletin INFO KESPEL
mampu untuk mengenal i
warna. Monokromasi kerucut
biru (X chromosome) disebab-
kan oleh absensi kerucut L dan
M. ini di encode ditempat
yang sama dengan buta
warna merah-hijau, pada kro-
mosom X. puncak sensitivitas
spektral adalah pada regio biru
dari spektrum penglihatan
(dek at 440nm ). M er ek a
umumnya menunjukan Nystag-
mus (mata bergerak-gerak),
photofobia (sensiivitas cahaya),
p e n u r u n a n k e t a j a m a n
pengl ihatan, dan miopia
Diagnosis
Tes Ishihara merupakan tes yang
banyak dipakai untuk mengetahui
lkelainan ini.Tes ini terdiri dari bebera-
pa serial gambar spot berwarna
, terutama untuk mendiagnosa ke-
lainan akibat defisiensi warna merah-
hijau.
Sebuah gambar (biasanya satu atau
lebih angka) berupa sejumlah spot
deengan warna berbeda , yang
dapat dilihat olh mereka dengan
penglihatan warna noral, namun
tidak buat mereka yang mengalami
buta warna parsial. Tes ini penuh
berisi dengan aneka gabar dengan
latar belakang kombinasi warna
dan mampu mendiagnosa saat
adanya buta warna parsial. Anoma-
loscope, juga dapat digunakan un-
tuk mendiagnosa anomali trikromat.
Namun demikian, tes ishihara hanya
berisi sejumlah angka tertentu dan
oleh karenanya kurang bermanfaat
untuk anak-anak yang belum bisa
membaca angka. Sering dikatakan
bahwa penting untuk mengidentifi-
kasi masalah buta warna sedini
mungkin dan menjelaskan nya kepa-
da anak-anak untuk mencegah
kemungkinan yang terjadi serta
adanya trauma psikologis.Untuk
alasan inilah kini berkembang tes
p engl iha tan w ar na dengan
menggunakan bermacam simbol
(lingkaran, persegi panjang, gambar
mobil dan lain-lain)
Normal
Protanope
Deuteranope
Tritanope
This is how numbers look to a dichro-
mate (only two photopigments) on a
color vision test. *Tritan is not includ-
ed because it is extremely rare.
Normal
Protanope
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 24 Buletin INFO KESPEL
Manajemen Terapi
Secara umum tidak ada terapi atau
pengobatan untuk menyembuhkan
k e l a i n a n i n i . N a m u n
demikian ,beberapa jenis filter warna
dan lensa kontak dapat membantu
seseorang dengan buta warna un-
tuk membedakan bermacam warna
dengan lebih baik. Optometrist
dapat menyuplai suatu lensa kontak
tunggal berwarna merah untuk dipa-
kai pada mata yang dominan.Hal ini
dapat memungkinkan si pemakai
untuk melewati tes buta warna untuk
peker jaan ter tentu.Efek dar i
pemakaian alat ini adalah seperti
menggunakan kacamata 3 dimensi
biru/merah dan dapat dipakai un-
tuk”melewati” panjang gelombang
tertentu.Sebagai tambahan, pro-
gram software di komputer telah
dikembangkan untuk membantu
mereka dengan kesulitan mem-
bedakan warna. Desktop gnome
menyediakan akses buta warna
dengan menggunakan gnome-mag
dan software tertentu.
Prognosis
Kelainan buta warna yang diturunk-
an biasanya tidak akan berubah
sepanjang hidup mereka. Se-
dangkan mereka yang mengalami
buta warna setelah lahir,bergantung
p ada m asal ah yan g m e n-
dasarinya.Sebagai contoh, bila buta
warna terjadi karena obat terten-
tu ,maka bila pengobatannya dihen-
tikan penglihatan warna bisa kem-
bali normal.
RINGKASAN
Buta warna adalah kondisi di-
mana seseorang tidak dapat mem-
bedakan adanya perbedaan
warna, bukannya tidak bisa melihat
warna sama sekal i .Def i s iens i
penglihatan warna sebenarnya
merupakan istilah yang lebih tepat
untuk kondisi ini.
Buta warna merupakan kelainan
yang diturunkan.Lebih banyak pria
yang mengalami hal ini dibanding
Deutanope
This is how numbers look to an
anomalous trichromate (three pho-
topigments, one pigment is just a
little off) on a color vision test. The
defect is not as severe compared to
a dichromate. In fact, some of the
test numbers can be seen by an
anomalous trichromate.
Normal
Protanomaly
Deuteronomaly
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 25 Buletin INFO KESPEL
para wanita.
Selain itu kelainan ini juga bisa
didapat (acquired) karena pen-
yakit mata lain, peradangan
syaraf optic, trauma yang me-
nyebabkan kerusakan retina dan
otak serta obat tertentu.
Terdapat beberapa jenis buta
warna yaitu :
Buta warna total
Buta warna parsial
Tidak ada terapi atau penyem-
buhan untuk buta warna ini,
kecuali bila berkaitan dengan
penyakit mata yang lain
D i a g n o s a d e n g a n
menggunakan tes ishihara
This is how objects look to a dichro-
mate
Normal
Protanope
Deuteronope
Color Normal
Dichromat
Color Normal
Dichromat
Dichromat
Color Normal
MATA DUITAN
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 26 Buletin INFO KESPEL
Dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia tahun
2005 telah merekomendasikan Peraturan Kesehatan
Internasional 2005 (International Health Regulation-IHR)
menggantikan IHR-1969, karena pengawasan penyakit di
pintu masuk suatu Negara sudah dianggap kurang
efektif sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran
penyakit menular antar Negara masih berlangsung.
Salah satu perubahan mendasar dalam orientasi
berfikir dari IHR-1969 menjadi IHR-2005 adalah perubahan
pengendalian kemungkinan penyebaran suatu penyakit
melalui perbatasan, menjadi pengendalian
kemungkinan penyebaran suatu penyakit di sumber
penyakit. Oleh karena itu dalam IHR-2005 sangat
ditekankan pentingnya penguatan Surveilans disemua
tingkatan; kerjasama antar negara meliputi informasi dan
komunikasi bila terjadi situasi kedaruratan kesehatan
masyarakat yang menjadi perhatian Internasional (Public
Health Emergency of International Concern-PHEIC);
menunjuk National Focal Point disetiap Negara; serta
pengawasan di pintu keluar masuk suatu Negara melalui
bandara, pelabuhan maupun lintas batas darat.
IHR : tujuan, ruang lingkup, prinsip dan konsep-konsep
Peraturan Kesehatan Internasional (2005)
(selanjutnya disebut "IHR" atau "Peraturan") adalah
perjanjian internasional yang mengikat secara
hukum di 194 negara (Negara-negara Anggota),
termasuk semua negara anggota WHO. Definisi
"tujuan dan lingkup IHR adalah "untuk mencegah,
melindungi, mengendalikan dan memberikan respon
kesehatan masyarakat terhadap penyebaran pen-
yakit secara internasional dengan cara yang sesuai
dan terbatas pada risiko kesehatan masyarakat serta
menghindari hambatan yang tidak perlu terhadap
lalu lintas dan perdagangan internasional ". Sejak
mulai berlaku pada tanggal 15 Juni 2007, IHR ber-
tujuan melindungi masyarakat global dari risiko
kesehatan masyarakat dan keadaan darurat yang
melintasi perbatasan internasional. Kegiatan ini dil-
aksanakan secara konsisten berdasarkan hukum in-
ternasional dan perjanjian lainnya; pelaksanaannya
harus "menghormati martabat, hak asasi manusia
dan kebebasan fundamental manusia" dan
"dipandu dengan tujuan aplikasi universal guna
melindungi semua orang di dunia dari penyebaran
penyakit secara internasional ".
Ruang lingkup IHR yang luas dan inklusif berke-
naan dengan kesehatan masyarakat dan memiliki
aplikasi untuk memaksimalkan probabilitas seperti
kejadian serius yang dapat menimbulkan konsekuen-
si internasional guna diidentifikasi secara dini dan
penilaian segera dilaporkan oleh Negara-negara
Anggota ke WHO. Peraturan bertujuan untuk mem-
berikan kerangka kerja hukum dalam deteksi,
pencegahan dan pengendalian risiko kesehatan
masyarakat pada sumbernya, sebelum menyebar
melintasi batas, melalui tindakan kerja sama antar
Negara dan WHO.
Pemberitahuan yang diperlukan dalam IHR
"kejadian yang dapat menimbulkan keadaan da-
rurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian
internasional". Dalam hal ini, definisi yang luas dari
"kejadian", "penyakit" dan "risiko kesehatan masyara-
kat" dalam IHR adalah kewajiban membangun sur-
veilans bagi Negara Anggota dan WHO. "Penyakit"
berarti "atau kondisi medis penyakit, terlepas dari asal
atau sumber, yang dapat membahayakan bagi
manusia". Istilah "kejadian" ini secara luas didefinisikan
sebagai "manifestasi dari penyakit atau suatu kejadi-
an yang meningkatkan potensi penyakit". "Risiko
kesehatan masyarakat" mengacu pada
"kemungkinan suatu peristiwa yang mungkin ber-
pengaruh buruk terhadap kesehatan populasi manu-
sia, dengan penekanan dapat menyebar secara
internasional atau mungkin serius datangnya dan
mengandung bahaya langsung". Sebuah
kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi
10 Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pelaksanaan IHR 2005
Oleh : Fery Anthony
TEKNOLOGI & INFORMASI
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 27 Buletin INFO KESPEL
perhatian internasional (PHEIC) didefinisikan sebagai
"sebuah kejadian luar biasa yang menimbulkan risiko
kesehatan masyarakat negara lain melalui penyeba-
ran penyakit secara internasional dan berpotensi
memerlukan respons internasional yang terkoordina-
si". Sehingga, kejadian yang berpotensi menjadi per-
hatian internasional, mewajibkan Negara Anggota
untuk memberitahukan ke WHO, mulai dari asal atau
sumber timbulnya penyakit menular.
Dalam IHR secara eksplisit memungkinkan WHO
memperhitungkan informasi dari sumber selain pem-
beritahuan resmi dan berkonsultasi, penilaian, untuk
mencari verifikasi kejadian tertentu dari Negara Ang-
gota yang bersangkutan. Tanggung jawab untuk
melaksanakan IHR terletak pada Negara Anggota
dan WHO secara bersama-sama. Dalam rangka
merespon kejadian, atau menanggapi risiko
kesehatan masyarakat dan keadaan darurat, Nega-
ra Anggota harus memiliki kapasitas untuk
mendeteksi kejadian itu melalui peningkatan survei-
lans nasional dan respon infrastruktur. Negara-negara
Anggota diwajibkan bekerja sama secara aktif satu
sama lain, bersama dengan WHO, untuk memobi-
lisasi sumber daya keuangan guna memfasilitasi
pelaksanaan IHR. Atas permintaan, WHO membantu
negara-negara berkembang dalam memobilisasi
sumber daya keuangan dan menyediakan
dukungan teknis guna membangun, memperkuat
dan memelihara kapasitas yang ditetapkan dalam
Lampiran 1 dari Peraturan ini.
2. Memperbarui peraturan perundang-undangan
nasional
Kerangka hukum yang memadai diperlukan Negara
Anggota guna mendukung semua kegiatan IHR di
setiap negara. Di beberapa negara, IHR memberikan
pengaruh dalam yurisdiksi domestik dan hukum
nasional yang mengharuskan pihak berwenang
mengadopsi sebagian pelaksanaan undang-undang
atau seluruh hak dan kewajiban yang relevan bagi
Negara Anggota. Namun, revisi undang-undang
yang baru mungkin tidak secara tegas disyaratkan
satu implementasi atau lebih ketentuan dalam IHR
dalam sistem hukum sebuah negara, revisi beberapa
undang-undang, peraturan atau instrumen lain
masih dapat dipertimbangkan secara efisien, efektif
atau cara yang lebih menguntungkan oleh negara
dalam rangka memfasilitasi kinerja pelaksanaan IHR.
Selain itu, dari sudut pandang kebijakan,
pelaksanaan undang-undang dapat berfungsi
melembagakan dan memperkuat peran operasi dan
kapasitas IHR Negara Anggota, serta kemampuan
untuk melaksanakan hak-hak tertentu yang
tercantum dalam Peraturan ini. Manfaat potensial
lebih lanjut dari undang-undang tersebut adalah
dapat memfasilitasi koordinasi yang diperlukan
antara entitas yang terlibat dalam pelaksanaan
yang berkesinambungan. Untuk alasan ini, Negara
Anggota harus mempertimbangkan IHR guna menilai
relevan undang-undang yang ada untuk
menentukan apakah mungkin cocok untuk revisi
dalam rangka memfasilitasi dan efisien pelaksanaan
penuh dari Peraturan ini.
3. Mengenal berbagi realitas dan kebutuhan koordinasi
pertahanan kolektif
Diakui bahwa globalisasi membawa serta tantangan
baru dan kesempatan penyebaran penyakit secara
internasional adalah titik awal untuk merevisi IHR
(1969). Pada tahun 2003, akhir pengendalian wabah
SARS pemerintah-pemerintah di dunia yakin akan
kebutuhan koordinasi pertahanan kolektif dengan
munculnya ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, memberikan dorongan yang diperlukan
untuk menyelesaikan proses revisi.
Kerangka hukum IHR mendukung pendekatan
inovatif yang ada dalam deteksi kejadian global dan
respon terhadap risiko kesehatan masyarakat dan
keadaan darurat. Peraturan saat ini dibangun di atas
fondasi pendahulu mereka, IHR (1969), dan terutama
berdasarkan pengalaman dari WHO dan Negara-
negara Anggota dalam sistem surveilans nasional,
intelijen epidemi, verifikasi, penilaian risiko, waspada
wabah, dan koordinasi respon internasional, yang
semuanya merupakan bagian dari dekade lama
tugas WHO untuk meningkatkan kesehatan
keamanan masyarakal global.
Berbeda dengan IHR (1969), Peraturan saat ini
mempunyai cakupan yang luas, menggunakan
berbagai informasi dan menekankan tindakan
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 28 Buletin INFO KESPEL
kolaborasi antara Negara Anggota dan WHO dalam
identifikasi dan penilaian kejadian serta respon
terhadap risiko kesehatan masyarakat dalam
keadaan darurat. WHO berkoordinasi dalam
merespon keadaan darurat kesehatan masyarakat
yang menjadi perhatian internasional, tindakan
maksimum diganti dengan rekomendasi resmi dan
spesifik konteks-tindakan kesehatan, disesuaikan
dengan ancaman aktual yang dihadapi.
4. Mengamati dan melaporkan kemajuan pelaksanaan
IHR
Negara-negara Anggota dan WHO sama-sama
diwajibkan untuk melaporkan kepada Majelis
Kesehatan Dunia tentang pelaksanaan IHR. Sampai
saat ini, persyaratan ini telah dipenuhi melalui
pelaporan tahunan oleh Sekretariat WHO guna
mengatur badan-badan tersebut. Dengan
menggunakan informasi yang dikumpulkan melalui
kuesioner, Sekretariat WHO telah meringkas kegiatan
yang dilakukan oleh negara-negara untuk
melaksanakan IHR tersebut. Hal ini untuk
mengantisipasi bahwa, di masa depan, data ini akan
dikumpulkan dengan menggunakan indikator-
indikator tertentu yang saat ini sedang
dikembangkan. Selain itu, dalam IHR, Departemen
Koordinasi bekerja sama dengan Kantor WHO
Wilayah dan departemen terkait lainnya,
melaporkan program kerja ke WHO guna
mendukung pelaksanaan IHR.
5. Pemberitahuan, laporan, konsultasi dan permintaan
verifikasi oleh WHO
IHR menggambarkan unsur-unsur prosedur utama
pemberitahuan yang harus diikuti oleh Negara-
negara Anggota dan WHO dalam hal berbagi
informasi yang berkaitan dengan kejadian.
Hubungan komunikasi secaraa resmi di bawah IHR
dilakukan antara National IHR Focal Point dan
regional WHO IHR Contact Point, keduanya secara
resmi ditunjuk dan dibutuhkan selama 24-jam sehari,
7 hari seminggu.
Dalam IHR (2005) menyebutkan tiga cara di mana
Negara-negara Anggota dapat melakukan
komunikasi terkait kerjadian kepada WHO :
Pemberitahuan - Dalam IHR, Negara Anggota wajib
memberitahukan kepada WHO semua kejadian
yang dinilai kemungkinan merupakan suatu PHEIC,
dengan mempertimbangkan konteks di mana
sebuah peristiwa terjadi. Pemberitahuan ini harus
dilaporkan dalam waktu 24 jam penilaian oleh
negara menggunakan instrumen keputusan dalam
Lampiran 2 dari Peraturan ini. Instrumen keputusan ini
mengidentifikasi empat kriteria Negara Anggota
harus mengikuti penilaian tentang peristiwa dalam
wilayah mereka dan keputusan mereka, apakah
peristiwa ini harus dilaporkan ke WHO :
Apakah kejadian berdampak serius terhadap
kesehatan masyarakat?
Apakah kejadian tidak biasa atau tak terduga?
Apakah ada risiko penyebaran internasional yang
signifikan?
Apakah ada risiko pembatasan perjalanan dan
perdagangan internasional yang signifikan?
Pemberitahuan harus diikuti dengan komunikasi terus
menerus mengenai informasi kesehatan masyarakat
secara rinci tentang kejadian, termasuk, jika
memungkinkan, definisi kasus, hasil laboratorium,
sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian,
kondisi yang mempengaruhi penyebaran penyakit
dan tindakan kesehatan yang dilakukan.
Konsultasi - Dalam kasus di mana Negara Anggota
tidak dapat menyelesaikan penilaian definitif
menggunakan algoritme pada Lampiran 2, Negara
Anggota memiliki pilihan eksplisit berkonsultasi
dengan WHO dan meminta saran evaluasi, penilaian
dan tindakan tepat yang harus dilakukan.
Laporan Lain - Negara Anggota harus memberitahu
WHO melalui National IHR Focal Point dalam waktu
24 jam setelah memperoleh bukti adanya risiko
kesehatan masyarakat yang teridentifikasi di luar
wilayahnya yang dapat menyebabkan penyebaran
penyakit internasional, seperti kasus manifestasi
manusia yang berasal dari ekspor atau impor, vektor
yang membawa infeksi atau kontaminasi, atau
barang yang terkontaminasi.
Selain ketiga jenis komunikasi di atas, Negara
Anggota yang disyaratkan dalam IHR untuk
merespon Permintaan WHO untuk Verifikasi. WHO
memiliki wewenang untuk mendapatkan verifikasi
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 29 Buletin INFO KESPEL
dari Negara Anggota mengenai laporan tidak resmi
atau komunikasi, yang diterima dari berbagai
sumber, tentang kejadian yang timbul di dalam
wilayah mereka yang mungkin merupakan PHEIC;
laporan ini awalnya ditinjau oleh WHO sebelum
menerbitkan permintaan verifikasi. Negara Anggota
harus menjawab permintaan verifikasi dari WHO
dalam waktu 24 jam dan memberikan informasi
kesehatan masyarakat tentang status kejadian dan
pemberitahuan harus didiikuti dengan komunikasi
terus menerus secara rinci dan akurat mengenai
informasi kesehatan masyarakat yang tersedia.
6. Memahami peranan WHO dalam deteksi kejadian
internasional, penilaian bersama dan tanggapan
IHR mengamanatkan WHO untuk mengelola
respon internasional terhadap kejadian akut dan
risiko kesehatan masyarakat, termasuk keadaan
darurat kesehatan masyarakat yang menjadi
perhatian internasional. Peraturan ini mewajibkan
WHO untuk melakukan pengawasan umum, dan
menetapkan prosedur khusus bagi Negara Anggota
yang bersangkutan dan WHO berkolaborasi dalam
penilaian dan pengendalian kejadian risiko
kesehatan masyarakat, bahkan sebelum kejadian
tersebut resmi diberitahukan kepada WHO.
Pada tingkat internasional, WHO setiap saat
menganalisis kejadian kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pengetahuan teknis,
pemahaman tentang konteks situasi dan
operasional, dan persyaratan komunikasi risiko untuk
menilai risiko kesehatan masyarakat sesuai dengan
mandat WHO dalam IHR tersebut. Untuk lebih
memperkuat kewaspadaan internasional dan
kemampuan respon, WHO telah mengembangkan
peningkatan manajemen-sistem kejadian dan
standar operasional prosedur. Fungsi manajemen-
sistem ini berbasis-web sebagai tempat
penyimpanan resmi semua informasi yang relevan
mengenai suatu kejadian yang dapat menimbulkan
keadaan darurat kesehatan masyarakat yang
menjadi perhatian internasional. WHO memfasilitasi
komunikasi dengan Focal Point Nasional IHR,
lembaga-lembaga teknis dan mitra, dan
menyediakan informasi kesehatan masyarakat yang
tepat guna untuk manajemen kejadian dan risiko.
Informasi yang berkaitan dengan risiko
kesehatan masyarakat diberitahukan atau
dilaporkan ke WHO dan secara bersama-sama dinilai
dengan Negara Anggota yang terkena dampak
untuk memastikan sifat dan tingkat risiko, potensi
penyebaran penyakit internasional dan gangguan
perjalanan dan perdagangan, respon yang tepat
dan strategi pencegahan.
Dalam rangka untuk memenuhi kewajiban IHR
dan untuk memfasilitasi pertukaran informasi antara
Organisasi dan Negara-Negara Anggota, WHO telah
membentuk Situs Informasi kejadian IHR. Situs ini
dapat diakses Nasional IHR Focal Points dan dalam
situs ini menyediakan informasi yang terkini mengenai
kejadian kesehatan masyarakat yang sedang
berlangsung yang menjadi perhatian internasional.
7. Partisipasi dalam penentuan PHEIC dan penerbitan
rekomendasi WHO
Penentuan PHEIC dan penerbitan rekomendasi
WHO yang telah dilakukan oleh Direktur Jenderal
jarang terjadi. Memang, sejak berlakunya IHR ini
pada tanggal 15 Juni 2007 hanya satu kali
rekomendasi yang dikeluarkan. Selain itu sangat
penting bagi Negara-negara Anggota IHR untuk
menyadari proses yang mungkin mempengaruhi hak
mereka ketika berkonsultasi dan memaparkan
pandangan mereka. Jika diperlukan aksi global
dalam memberikan respon kesehatan masyarakat
guna mencegah atau mengendalikan penyebaran
penyakit secara internasional, di dalam IHR Direktur
Jenderal WHO diberi wewenang untuk menentukan
bahwa kejadian ini merupakan sebuah PHEIC. Pada
kesempatan tersebut, IHR Komite Darurat
memberikan pandangan kepada Direktur Jenderal
mengenai rekomendasi sementara yang sesuai dan
memerlukan tindakan kesehatan yang paling umum
untuk menanggapi keadaan darurat. Komite Darurat
juga akan memberikan saran, pada kasus di mana
Negara Anggota yang bersangkutan mungkin tidak
setuju telah terjadi PHEIC. Rekomendasi sementara
yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal terhadap
Negara Anggota yang tidak terkena dampak untuk
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 30 Buletin INFO KESPEL
mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
secara internasional dan menghindari hambatan
yang tidak perlu bagi lalu lintas internasional.
8. Meningkatkan respon dan kapasitas surveilans
nasional
Aspek fundamental lain dari IHR adalah
kewajiban bagi semua Negara Anggota untuk
mengembangkan, memperkuat dan menjaga
kapasitas inti kesehatan masyarakat dengan
surveilans dan respon. Untuk bisa mendeteksi,
menilai, memberitahukan dan melaporkan kejadian
dan merespon terhadap risiko kesehatan masyarakat
dalam keadaan darurat yang menjadi perhatian
internasional, Pihak Anggota harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam Lampiran 1A dari
IHR (2005). Pada Lampiran 1A menguraikan kapasitas
inti di tingkat lokal (masyarakat), tingkat nasional,
termasuk di tingkat internasional, penilaian semua
laporan peristiwa yang mendesak dalam waktu 48
jam dan segera melaporkan kepada WHO melalui
National IHR Focal Point, jika diperlukan.
IHR mensyaratkan setiap Negara Anggota,
dengan dukungan WHO, untuk memenuhi
kebutuhan pengawasan dan kapasitas inti respon
"sesegera mungkin", tetapi tidak lebih dari lima tahun
setelah tanggal berlakunya bagi negara itu. IHR
sebagaimana ditentukan melakukan proses dua
tahap untuk membantu Negara-Negara Anggota
guna merencanakan pelaksanaan kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan kapasitas
kewajibannya. Pada tahap pertama, dari 15 Juni
2007 sampai dengan 15 Juni 2009, Negara-negara
Anggota harus menilai kemampuan struktur nasional
yang ada dan sumber daya untuk memenuhi
kapasitas inti pengawasan dan persyaratan respon.
Penilaian ini harus mengarah pada pengembangan
dan pelaksanaan rencana aksi nasional.
Sebagaimana ditentukan dalam IHR, WHO harus
mendukung penilaian ini dan memberikan
bimbingan terhadap perencanaan nasional dan
memperkuat kapasitas pelaksanaan rencana ini.
Pada tahap kedua sejak 15 Juni 2009 hingga tanggal
15 Juni 2012, rencana aksi nasional yang diharapkan
dapat dilaksanakan oleh setiap negara untuk
memastikan bahwa adanya kapasitas inti yang
relevan dan berfungsi di seluruh negeri dan/atau
wilayah. Negara Anggota yang mengalami kesulitan
dalam mengimplementasikan rencana mereka
dapat meminta jangka waktu dua tahun tambahan
hingga 15 Juni 2014 guna memenuhi kewajiban
mereka seperti yang tecantum dalam Lampiran 1A.
Atas dasar kebutuhan yang relevan, perpanjangan
dua tahun dapat diperoleh. Dalam keadaan luar
biasa, dan didukung oleh rencana implementasi
yang baru, Direktur Jenderal WHO dapat
member ikan Negara Anggota indiv idu
perpanjangan lebih lanjut dan tidak melebihi dua
tahun untuk memenuhi kewajibannya.
9. Meningkatkan keamanan kesehatan masyarakat di
pelabuhan bandara dan perlintasan darat
Di pintu masuk Internasional, baik darat, laut atau
udara, diberikan kesempatan untuk menerapkan
tindakan guna mencegah penyebaran penyakit
secara internasional. Untuk alasan ini, ketentuan
dalam penanganan aspek ini dalam IHR (1969) telah
diperbarui dalam IHR (2005) dan juga telah
disertakan beberapa ketentuan baru. Ketika
menerapkan langkah IHR yang terkait dengan
kesehatan misalnya, wisatawan internasional,
mereka harus diperlakukan dengan hormat dan
sopan, dengan mempertimbangkan jenis kelamin,
sosial budaya, etnis dan agama. Mereka harus
diberikan makanan yang layak, air, akomodasi dan
perawatan medis jika dikarantina, diisolasi, tindakan
kesehatan masyarakat atau medis lainnya dan
dalam pelaksanaannya tunduk di bawah IHR (2005).
Negara-negara Anggota diminta untuk
menunjuk bandara, pelabuhan dan perlintasan
darat internasional dengan mengembangkan
kapasitas kesehatan masyarakat tertentu dalam
menerapkan langkah yang diperlukan untuk
mengelola berbagai risiko kesehatan masyarakat.
Kapasitas ini meliputi akses terhadap pelayanan
medis yang sesuai (dengan fasilitas diagnostik), alat
transportasi orang sakit, tenaga terlatih untuk
memeriksa kapal, pesawat terbang dan alat angkut
lainnya, pemeliharaan lingkungan yang sehat serta
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 31 Buletin INFO KESPEL
memastikan rencana dan fasilitas dalam
menerapkan langkah-langkah darurat karantina.
10. Sosialisasi IHR dan penggunaan dokumen kesehatan
di pintu masuk
Dalam pelaksanaan IHR ini menggunakan
berbagai dokumen kesehatan di pelabuhan,
bandara dan perlintasan darat. Kegagalan oleh
Negara-negara Anggota mengenai penggunaan
dokumen-dokumen dalam operasi sehari-hari dapat
menyebabkan hambatan yang tidak perlu bagi lalu
lintas internasional.
Model Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal/
Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (Ship Sanitation
Control Exemption Certificate/Ship Sanitation Control
Certificate atau SSCEC/SSCC)
Sertifikat Bebas Hapus Tikus/Sertifikat Hapus Tikus
(Deratting Exemption Certificate/Deratting
Certificate atau DEC/DC) yang sempit lingkupnya
telah digantikan dengan Sertifikat Bebas
Pengawasan Sanitasi Kapal/Sertifikat Pengawasan
Sanitasi Kapal (SSCEC/SSCC) pada tanggal 15 Juni
2007.
Model Maritim Deklarasi Kesehatan (Maritime
Declaration of Health atau MDH)
Maritim deklarasi kesehatan mencerminkan
ruang lingkup yang lebih luas dari IHR dan sesuai
dengan standar teknis dan terminologi.
Model Sertifikat Internasional Vaksinasi Atau
Profilaksis Menggantikan Sertifikat Internasional
Vaksinasi atau Vaksinasi Ulang Terhadap Penyakit
Demam Kuning
Demam Kuning adalah penyakit khusus yang
hanya ditetapkan oleh IHR dan bukti vaksinasi atau
profilaksis mungkin diperlukan pelancong sebagai
syarat masuk ke suatu Negara. "Sertifikat international
vaksinasi atau vaksinasi ulang terhadap demam
kuning" diganti oleh "sertifikat Internasional vaksinasi
atau profilaksis" (ICV). Dokter yang mengeluarkan
sertifikat harus mencatat perbedaan utama dari
sertifikat lama dengan menetapkan secara tertulis
penyakit pada tempat yang telah disediakan dan
sertifikat yang dikeluarkan adalah demam kuning.
Dalam ICV tidak berisi referensi ke pusat vaksinansi
yang ditunjuk.
Deklarasi Kesehatan Pesawat Umum (General
Declaration atau Gendec)
Dokumen ini merupakan bagian dari Organisasi
Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah
lembaga dalam PBB. Dokumen ini secara periodik
ditinjau oleh Negara Anggota ICAO, dan secara
historis, untuk tujuan praktis, diperbanyak pada
lampiran IHR. Deklarasi revisi Juli 2007 yang diadopsi
oleh ICAO telah disalin pada edisi kedua 2008 dalam
IHR (2005).
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 32 Buletin INFO KESPEL
T ahukah anda bahwa dalam kehidupan kita sehari
– hari dikelilingi oleh lautan radioaktif? Namun
demikian, anda jangan takut tetapi kita harus selalu
lebih berhati – hati.
Kenapa kita terlalu takut dengan dampak radiasi nuklir
oleh meledaknya Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir di Fu-
kushima – Jepang? Padahal di sekitar kita justru banyak
sekali sumber radiasi yang harus diwaspadai.
Semua penumpang pesawat yang berasl dari Negara
Jepang diukur ada atau tidaknya kontaminasi radiasinya,
media masa menyorot hal itu, semuanya kebakaran
jenggot. Memang benar bahwa kita harus selalu waspa-
da namun kita harus tahu bahwa belum ada pernyataan
dari Badan Keshatan Dunia bahwa dmpak nuklir di Je-
pang itu belum merupakan masalah kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. TITIK !!!
Kita memiliki utusan tenaga professional dan konsultan
yang bekerja pada Badan Kesehatan Dunia tersebut,
kita punya Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang mam-
pu bekerja sebagai intelejen nuklir tanpa harus membuat
resah masyarakat.
Justru sumber radioaktif yang berada di sekitar ke-
hidupan kita sehari – hari inilah yang perlu diwaspadai.
Benda - benda alami maupun buatan manusia,
peralatan – peralatan yang kita gunakan sehari – hari,
lantas siapa yang peduli ??? Early Worning System yang
disingkat seperti nama sebuah momok EWORS atau
dengan kata lain system kewaspadaan dini terhadap
bahaya dampak radiasi ini harus dikelola dengan baik
oleh institusi pemerintah ataupun institusi independen
yang berfungsi sebagai pengkaji maupun sebagai
pengawas.gar ataupun dicium. Radiasi adalah panca-
ran energy melalui suatu materi atau ruang dalam ben-
tuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetig /
cahaya (foton) dari sumber radiasi. Indera manusia tidak
bisa mendeteksi radiasi. Ada dua macam radiasi, yakni
Radiasi Pengion dan Radiasi Non Pengion.
Radiasi pengion yakni radiasi yang apabila menumbuk
atau menabrak suatu matri akan muncul partikel bermu-
atan listrik yang disebut ion, sebagai sontoh : alpha, beta,
neutron, proton, gamma dan X-Rays. Sedangkan Radiasi
non pengion yakni radiasi yang tidak dapat men-
imbulkan ionisasi, sebagai contoh : gelombang radio,
televise, microwave, infra merah, electron energy ren-
dah.
Radiasi tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, diden
Marilah kita simak beberapa benda – benda yang
disinyalir sebagai sumber radiasi :
1. Handphone
Pada era ini, hampir seluruh laipisan masyarakat telah
memiliki telepon tangan (handphone). Anak sekolah,
mahasiswa, pegawai negeri ataupun swasta, bahkan
pemulungpun telah mempunyai handphone. Hebat
bangsa kita ini. Tanpa kita sadari bahwa handphone
ini juga merupakan sumber radiasi (non pengion)
yang harus kita waspadai.
2. Televisi
Hampir seluruh rumah tangga anak bangsa ini mem-
iliki Televisi juga, bik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan. Tampaknya televise sudah menjadi kebu-
tuhan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya
karena hiburan dan informasi apapun dapat di-
peroleh dengan cara visual yang menarik. Tanpa kita
sadari bahwa televisi ini juga merupakan sumber radi-
asi (non pengion) yang harus kita waspadai.
BEBERAPA SUMBER RADIOAKTIF DI SEKITAR KITA
Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 33 Buletin INFO KESPEL
3. Radio
Walaupun radio secara tersendiri sudah jarang dimi-
nati masyarakat, namun radio yang menjadi satu
dengan handphone, radio yang menjadi satu
dengan televise, radio yang menjadi satu dengan
tape recorder baik yang berada dalam mobil atau-
pun dalam rumah masih banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia bahkan siaran radiopun masih
kuat keberadaannya. Tanpa kita sadari juga bahwa
radio ini juga merupakan sumber radiasi (non pen-
gion) yang harus kita waspadai.
4. Ubin
Lantai (lantai) rumah yang dari batuan kerak bumi
sangat digemari masyarakat karena terkesan mewah
dan mahal harganya seperti marmer dan sejenisnya.
Tanpa kita sadari juga bahwa ubin jenis tersebut juga
merupakan sumber radiasi (pengion) yang harus kita
waspadai karena radiasi Thoron (Rn 220) ataupun Ra-
don (Rn 222). Akhirnya orang berduit semakin
bingung membuat rumah mewah yang bebas radiasi
yang membahayakan manusia, tetapi tidak perlu
khawatir . . . rumah mewah yang bebas radiasi yakni
rumah yang terbuat dari bahan kayu.
5. Mata cincin
Mata cincin yang kita pakai sehari – hari kebanyakan
terbuat dari batuan kerak bumi seperti jenis phyrus,
pasir mas, batu giok, crystal swarov, safir, dan lain –
lain. Tanpa kita sadari juga bahwa mata cincin jenis –
jenis tersebut juga merupakan sumber radiasi
(pengion) yang harus kita waspadai
Pemakaian sinar rontgen (X-rays)
Sinar rontgen dipakai dalam dunia kedokteran guna
pemeriksaan kesehatan yang diharapkan justru tidak
menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan
manusia. Oleh sebab itu, pemakaian alat ini berada
dibawah pengawasan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir.
6. Pemakaian sinar rontgen (X-rays)
Sinar rontgen dipakai dalam dunia kedokteran guna
pemeriksaan kesehatan yang diharapkan justru tidak
menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan
manusia. Oleh sebab itu, pemakaian alat ini berada
dibawah pengawasan Badan Pengawas Tenaga
Nuklir.
7. Dan lain – lain benda ataupun peralatan yang berada
di sekitar kita, termasuk upaya pengobatan, dian-
taranya untuk pengobatan kanker yakni chemo tera-
py.
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 34 Buletin INFO KESPEL
SERBA SERBI
Stres pada era kompetitif ini merupakan hal yang sering
terjadi yang tidak terpisahkan dari kehidupan bahkan
hampir setiap hari orang bergelut dengan stress. Konsdisi
mental yang tertekan, jangan dibiarkan sampai
berkepanjangan karena akan merugikan dan dapat
membahayakan kesehatan fisik kita.
Pekerjaan dan tugas yang menumpuk
Pekerjaan kantor ataupun tugas – tugas sekolah dan lain
– lain yang menumpuk walaupun sudah berusaha
bekerja lewat waktu dan dengan upaya maksimal
namun belum juga dapat segera menuntaskan
pekerjaan. Hal ini akan membuat kita menjadi stress
karena kondisi fisik kita yang terbatas karena membuat
kita penat, pusing tujuh keliling, tidak berdaya, dan lain –
lain.
Bisnis yang penuh tekanan
Bisnis pada era ini penuh variasi dan tekanan dari pihak
manapun, mulai dari bisnis jualan kopi seduh di pinggir
jalan sampai pada bisnis yang menghasilkan keuntungan
milyard. Jualan kopi seduh di pinggir jalan harus
mengeluarkan uang keamanan dan lain – lain mulai dari
bayar uang ke preman yang berkuasa di area sekitar
jualan, uang ke RT atau RW, sampai bayar uang retribusi
jualan ke Pemda. Pelaku bisnis milyard seperti toko atau
rumah makan harus mengeluarkan uang keamanan dan
lain – lain mulai dari bayar uang ke preman yang
berkuasa di area sekitar jualan, uang ke RT atau RW,
uang keramain yang dihitung per kursi, sampai bayar
uang retribusi jualan ke Pemda, sedangkan para
perusahaan jasa, selain harus membayar terhadap
oknom – oknom tersebut diatas namun juga harus
membawa upeti buat para pemberi perintah pekerjaan
dan para pembuat kebijakan, dan lain – lain. Hal ini bisa
membuat kita menjadi stress karena banyaknya masalah
yang dihadapi, belum lagi dalam menghitung
keuntungan yang semakin menipis bahkan bisa
membuat perusahaan pailit dan bangkrut.
Kehilangan orang atau benda yang kita sayangi
Orang dewasa yang kehilangan orang dewasa yang
disayangi dapat membuat kita patah secara berlarut –
larut tanpa ada pemecahan masalahnya, apalagi
apabila seorang anak kecil yang kehilangan orang yang
disayanginya.
Kondisi ini bukan hanya berlaku pada perempuan
dewasa saja namun juga dapat berlaku pada laki – laki
dewasa yang kehilangan pacar atau pasangan
hidupnya. Mungkin ditinggalkan oleh karena kematian
ataupun karena pasangan hidupnya memperoleh
pasangan hidup yang lain. Apabila hal ini tidak segera
dipecahkan masalahnya maka secara berlarut – larut
HINDARI !!!
STRESS BERKEPANJANGAN Oleh : Roswitha Kusuma Wardhani
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 35 Buletin INFO KESPEL
akan menyebabkan stress yang berkepanjangan yang
dapat membahayakan kesehatan fisik kita, apalagi
apabila hal ini menimpa pada diri seorang anak kecil
yang kehilangan orang tuanya. Kehilangan orang yang
kita sayangi oleh sebab kematian memanglah tidak ada
pemecahan masalahnya secara langsung sehingga
perlu kita mengambil langkah pemecahan masalah
terbaik.
Bisa separah apakah dampak stres? Karena kondisi
mental dan emosi seseorang mempengaruhi kesehatan
fisiknya, stres parah dapat menyebabkan sakit fisik
bahkan meninggal. Bagaimana stres dapat berakibat
sefatal itu? Semakin lama seseorang tidak dapat
mengatasi stres dengan baik maka dampak
akumulatifnya akan semakin besar yang kemunculannya
di permukaan tanpa terduga. Orang yang tampaknya
tenang dan kalem dalam menghadapi masalah, juga
bisa menjadi korban stress ini karena ketenangan yang
tampak pada raut muka tidaklah mewakili kondisi mental
yang sesungguhnya. Hal ini juga berlaku terhadap orang
yang lebih ekspresif, merekapun bisa terkena dampak
dari stres.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa stres
terkait dengan berbagai penyakit orang modern, seperti
jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kanker, fungsi re-
produksi dan penyakit lain. Sistem syaraf manusia akan
merespon tekanan mental sehingga otak melepaskan
hormone kortisol yang membanjiri aliran darah namun
respon tersebut tidak banyak berguna sehingga berdam-
pak stress jangka pendek. Apabila hal ini terjadi secara
terus menerus dan berkepanjangan maka dapat men-
imbulkan masalah yang berdampak pada rusaknya
fungsi tubuh terutama sistem syaraf menjadi lelah, tidak
mampu memberi respon apapun dan fungsi control
menjadi tidak terkendali.
Beberapa penyakit akibat stress yang berkepanjangan.
1. Gangguan syaraf : pada saat stres, sinyal otak
memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan
berbagai bahan kimia alami (adrenalin dan korti-
sol) ke otak. Tingginya bahan kimia tersebut
dapat mengganggu fungsi syaraf yang mengaki-
batkan berbagai penyakit syaraf.
2. Gangguan reproduksi : Pada laki – laki, stress
dapat menimbulkan impotensi. Sedangkan apa
perempuan, stress bisa memperpanjang atau
memperpendek siklus menstruasi dan membuat
menstruasi lebih sakit.
3. Gangguan pernafasan : Pada kondisi stres yang
tinggi, cenderung bernafas lebih cepat. Hal ini
bisa memicu sesak nafas dan membuat tubuh
lebih rentan terhadap virus.
4. Gangguan kardiovaskuler : stres cenderung mem-
buat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan
darah meningkat. Apabila stres berlangsung
berkepanjangan, bisa berpengaruh terhadap
pembuluh darah dan peningkatan kadar kolester-
ol sehingga berisiko tinggi terhadap terjadinya
penyakit jantung dan stroke
Dan lain – lain.
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 36 Buletin INFO KESPEL
Bagaimana cara menghindari stress berkepanjangan?
Mudah saja!!! Pada saat kita terkena tekanan mental
jangka pendek yang menyebabkan kita stress, segeralah
mengantisipasi tekanan mental tersebut agar tidak ter-
jadi berulang – ulang dan berkepanjangan yang dapat
membahayakan kesehatan fisik kita.
Caranya? Pecahkan masalah secara jitu, jangan me-
mecahkan masalah dengan cara membuat masalah
yang baru, keluar dari lingkaran setan masalah,
menghindar dan lari dari masalah yang berulang, selan-
jutnya ambil kekuasaan dan buat perubahan. Seder-
hana, bukan?!
PHOTO KEGIATAN PERTEMUAN JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN
DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 37 Buletin INFO KESPEL
JEJARING & KEMITRAAN
Dunia saat ini dihadapkan pada era globalisasi
yang ditandai dengan semakin majunya dunia teknologi
dalam bidang informasi dan transportasi. Kemajuan
teknologi informasi dan transportasi telah mampu mem-
buka sekat – sekat yang membatasi penduduk untuk
melakukan mobilisasi. Pemanfaatan teknologi oleh
manusia kian meningkat tetapi ironisnya justru manusia
dihadapkan pada berbagai masalah, terutama masalah
yang berkaitan dengan kesehatan manusia.
Ancaman global kian mengancam, adanya
New Emerging Desease : Influenza A (H1N1), SARS, Nipah
Virus, Paragoniasis Pulmonallis, Ebola, Hanta Fever.
Disamping itu juga adanya Emerging disease antara lain
HIV/AIDS, Dengue Haemoragig Fever, Japanese B,
Encephalitis, Chikungunya, Cholera, Salmonellosis,
malaria dan TBC. Sedangkan Re emerging desease
antara lain : Pes, Filariasis, Scrub thypus, Anthrax, dan
Rabies juga menunjukan peningkatan lagi.
IHR 2005 yang telah diberlakukan sejak 15 Juni
2007 menekankan pentingnya peningkatan
pengawasan yang ketat di pintu masuk negara.
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar
dan tersibuk di Indonesia yang merupakan pintu
gerbang keluar masuknya barang maupun orang, baik
awak kapal maupun penumpang yang berasal dari
dalam maupun luar negeri dan juga sekaligus sebagai
pintu keluar maupun masuknya penyakit beserta faktor
risikonya, baik yang terbawa melalui kapal, barang,
barang bawaan lainnya, dan pelaku perjalanan yaitu
awak kapal dan penumpang.
Berdasarkan Permenkes RI No. 356 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan, bahwa KKP sebagai Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Dirjen PP & PL,
mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah. Dan
salah satu fungsi yang dilaksanakan yaitu kekarantinaan.
Pelaksanaan kekarantinaan di pelabuhan akan berjalan
maksimal dengan adanya dukungan dan kerjasama
dengan lintas program, lintas sektor dan stake holder
terkait di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
Untuk itu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I
Tanjung Priok selalu membangun kerjasama dengan
lintas program, lintas sektor dan stake holder terkait di
wilayah pelabuhan dalam bidang kekarantinaan dan
surveilens epidemiologi. Upaya kerjasama tersebut di-
wujudkan melalui pertemuan jejaring kerja dan
kemitraan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
yang dilaksanakan pada tanggal 24 – 26 Februari 2011
di Resort Prima Cipayung, Bogor – Jawa Barat.
TUJUAN
Tujuan umum pertemuan ini yakni membangun dan
meningkatkan sinergisme kerjasama serta dukungan
lintas sector dan stake holder dalam pelaksanaan kekar-
antinaan dan surveilans epidemiologi di wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok dalam mewujudkan cegah
tangkal penyakit beserta faktor risikonya.
Tujuan khusus pertemuan ini antara lain, yakni
a. Diketahuinya peran masing-masing instansi yang
ada di pelabuhan dalam Pelaksanaan
Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi di
wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
b. Diketahuinya kegiatan Pengendalian Karantina
dan Surveilans Epidemiologi KKP kelas I Tanjung
Priok
c. Diketahuinya kebutuhan kapasitas inti IHR dalam
pengendalian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
d. Adanya kesepakatan bersama dari para peserta
dalam mendukung pelaksanaan kekarantinaan
dan surveilans epidemiologi di wilayah Pelabuhan
Tanjung Priok
EXECUTIVE SUMARY
PERTEMUAN JEJARING KERJA DAN KEMITRAAN KEKARANTINAAN
DAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 38 Buletin INFO KESPEL
POKOK BAHASAN
Peran Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok
dalam Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans
Epidemiologi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
Peran Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Priok
dalam Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans
Epidemiologi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
Peran PT. (Persero) PELINDO II Cabang Tanjung Priok
dalam Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans
Epidemiologi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
Peran DPC INSA JAYA dalam Pelaksanaan
Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi di
wilayah Pelabuhan Tanjung Priok
Kebutuhan Kapasitas Inti IHR dalam Pengendalian
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat di wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok
PESERTA
Peserta berasal dari instansi lintas program, lintas sektor
serta stake holder terkait dengan jumlah peserta
sebanyak 30 (tiga puluh) peserta.
MEKANISME
Mekanisme dalam penyelenggaraan jejaring kerja ini
dilaksanakan dengan cara : Ceramah, Tanya jawab dan
Diskusi (Rountable Discussion)
WAKTU DAN TEMPAT
Pertemuan Jejaring kerja dan Kemitraan Kekarantinaan
dan Surveilans Epidemiologi ini dilaksanakan pada tang-
gal 24 – 26 Februari 2011 di Resort Prima Cipayung, Pun-
cak, Bogor – Jawa Barat.
HASIL PERTEMUAN
Berdasarkan hasil masukan dari para narasumber dan
para peserta pertemuan Jejaring kerja dan kemitraan
Kekarantinaan dan Surveilens Epidemiologi, yakni Instansi
Lintas Sektor terkait di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,
Institusi Sarana Pelayanan Kesehatan terkait di wilayah
Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya, Asosiasi DPC
INSA Jaya serta Sektor Swasta yaitu perusahaan pe-
layaran yang beroperasi di wilayah Pelabuhan Tanjung
Priok menyepakati, sebagai berikut :
1. Bahwa narasumber dan peserta pertemuan siap men-
dukung kegiatan kekarantinaan dan surveilens epide-
miologi dalam mencegah masuk keluarnya penyakit
beserta faktor risikonya melalui Pelabuhan Tanjung
Priok
2. Bahwa narasumber dan peserta pertemuan siap men-
dukung kegiatan kekarantinaan dan Surveilens Epide-
miologi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
yakni dalam hal :
a. Kantor Syahbandar Kelas Utama Tanjung Priok :
Penyelenggaraan fungsi fasilitasi koordinasi da-
lam pengawasan kapal, khususnya kapal da-
lam karantina
Penyelenggaraan In – Out Clearance Syahban-
dar menunggu atas dasar In – Out Clearance
dari Kantor Kesehatan Pelabuhan
Penyiapan daftar kontak person dan siap da-
lam penyelenggaraan Koordinasi dan komu-
nikasi informasi sesuai fungsinya dalam pelaksa-
naan kekarantinaan dan surveilans epidemiolo-
gi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi rutin
maupun dalam kondisi kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia sesuai
amanat IHR 2005
b. Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok :
Penyelenggaraan fungsi fasilitasi koordinasi in-
stansi teknis terkait dalam pelaksanaan Kekar-
antinaan dan Surveilans Epidemiologi di Wila-
yah Pelabuhan Tanjung Priok
Penyelenggaraan fungsi fasilitasi koordinasi in-
stansi teknis terkait, khususnya Instansi Sarana
Pelayanan Kesehatan di wilayah Pelabuhan
Tanjung Priok dan sekitarnya dalam pelaksa-
naan kegiatan Surveilens Epidemiologi.
Penyiapan daftar kontak person dan siap da-
lam penyelenggaraan Koordinasi dan komu-
nikasi informasi sesuai fungsinya dalam pelaksa-
naan kekarantinaan dan surveilans epidemiolo-
gi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi rutin
maupun dalam kondisi kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia sesuai
amanat IHR 2005
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 39 Buletin INFO KESPEL
c. Kantor Imigrasi Tanjung Priok :
Penyelenggaraan koordinasi dengan KKP
Kelas I Tanjung Priok dalam pemeriksaan
penumpang dan awak kapal
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
d. PT (Persero) PELINDO II Cabang Tanjung Priok :
Dukungan fasilitas sesuai kebutuhan kekar-
antinaan kesehatan dalam pengawasan
kapal dalam karantina, dilaksanakan bersa-
ma – sama dengan Divisi Kepanduan
Dukungan fasilitas pelayanan kesehatan di
Terminal Penumpang serta dalam pe-
nanganan kasus kesakitan, kecelakaan,
kematian di atas kapal dan pelabuhan
Berperan serta dalam pengawasan masuk
keluarnya orang dan barang
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
penerapan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
e. KPU Bea Cukai Tanjung Priok :
Operasional fungsi di Lapangan berkoordi-
nasi dengan KKP Kelas I Tanjung Priok da-
lam pengawasan masuk keluarnya komodi-
ti OMKABA (Obat, Makanan, Alat
Kesehatan dan Bahan Adiktif)
Operasional Klinik, secara rutin melaporkan
data kesakitan bulanan, dengan format LB
1 (ICD 10) dan bila ada penambahan kasus
kesakitan beberapa jenis penyakit sesuai
IHR 2005, melaporkan laporan wabah 1 X 24
Jam (W1)
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
f. DPC Insa Jaya Tanjung Priok dan Perusahaan
Jasa Pelayaran (PT. Samudera Indonesis, PT.
Pertamina Tongkang, PT Admiral Line, PT. NYK
Line, PT Gesuri Lloyd) :
Menyampaikan laporan kedatangan dan
keberangkatan kapal, baik dari dalam
maupun dari luar negeri
Meningkatkan koordinasi dalam fasilitasi
antara regulator dan Perusahaan Jasa Pe-
layaran
Berperan serta dalam penyebarluasan in-
formasi tentang kekarantinaan dan survei-
lans epidemiologi kepada seluruh anggota
DPC Insa Jaya
Meningkatkan dan mempercepat
pelaporan secara On - Line dalam penye-
lenggaraan INA PORT – NET
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
g. Perusahaan Pest Control & Fumigasi (PT. Sarana
Gama Sejahter, CV. Pisbo Jaya )
Fasilitasi dukungan penyelenggaraan tinda-
kan kekaraantinaan kapal
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 40 Buletin INFO KESPEL
Penerapan pelaksanaan Pest Control dan
Fumigasi kapal secara baik dan benar
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
h. Rumah Sakit (RSPI. Sulianti Saroso, RSUD Kodja,
RS. Port Medical Centre)
Menerima rujukan kasus kecelakaan,
kesakitan, kematian dan masalah
kesehatan lain dari Pelabuhan.
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
i. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas
Cilincing, Puskesmas Penjaringan I, Puskesmas
Pluit, Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok,
Puskesmas Ancol)
Melaporkan data kesakitan bulanan,
dengan format LB 1 (ICD 10) ke KKP Kelas I
Tanjung Priok
Melaporkan adanya penambahan kasus
kesakitan beberapa jenis penyakit sesuai IHR
2005 dalam bentuk laporan wabah 1 X 24
Jam (W1) ke KKP Kelas I Tanjung Priok
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan suveilans
epiemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
j. Adpel Kepulauan Seribau
Penyelenggaraan koordinasi instansi teknis
dalam pelaksanaan Tupoksi di wilayah
Kepulauan Seribu, khususnya di Pelabuhan
khusus Lepas Pantai Cinta Terminal /
CNOOC 114, Widuri terminal dan Arjuna ter-
minal dan pulau pabelokan
Penyelenggaraan koordinasi tentang
pengawasan kapal dalam karantina oleh
KKP di Pelabuhan khusus Pulau Pabelokan
akan lebih ditindaklanjuti secara bersama
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
k. Dinas Kesehatan Propinsi DKI
Berkoordinasi dalam penyelenggaraan sis-
tem Surveilans Epidemiologi dengan KKP
Kelas I Tanjung Priok
Fasilitasi dalam penanganan rujukan kasus
kecelakaan, kesakitan, kematian dan masa-
lah kesehatan lain dari Pelabuhan
Penyiapan daftar kontak person dan siap
dalam penyelenggaraan Koordinasi dan
komunikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi
rutin maupun dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia sesuai amanat IHR 2005
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 41 Buletin INFO KESPEL
l. KKP Kelas I Tanjung Priok
Berkoordinasi dengan Lintas sektor dan stake
Holder dalam pelaksanaan kekarantinaan dan
surveilans epidemiologi
Memberikan Certificate of Pratique secara On
– Line (INA PORT – NET) pada kapal yang da-
tang dari luar negeri sehat dan memberikan
Certificate of Pratique diatas kapal pada kapal
yang datang dari negara terjangkit penyakit
tertentu.
Penyebarluasan informasi bidang kesehatan
terkini kepada lintas sektor dan stake holder
Menyampaikan umpan balik laporan bulanan
data kesakitan dari Sarana Pelayanan
Kesehatan di Pelabuhan dan sekitarnya
Penyiapan daftar kontak person dan siap da-
lam penyelenggaraan Koordinasi dan komu-
nikasi informasi sesuai fungsinya dalam
pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans
epidemiologi sesuai amanat IHR 2005.
Pemenuhan kapasitas inti dalam kondisi rutin
maupun dalam kondisi kedaruratan kesehatan
masyarakat yang meresahkan dunia sesuai
amanat IHR 2005
m. Bahwa pemenuhan kebutuhan kapasitas inti
sesuai International Health Regulatian (IHR) 2005
akan dilaksanakan secara terkoordinir dan ber-
tahap sesuai kemampuan sumberdaya instansi
terkait.
n. Bahwa selanjutnya Rencana Tindak Lanjut
kegiatan Kekarantinaan dan Surveilens Epidemi-
ologi akan disusun dan disepakati dalam bentuk
matrik urutan prioritas dalam jangka pendek
Semoga informasi hasil pertemuan jejaring kerja dan
kemitraan Kekarantinaan dan Surveilens Epidemiologi ini
dapat bermanfaat bagi semua yang terlibat dan bagi
para pembaca. (RBAW)
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 42 Buletin INFO KESPEL
FLORA & FAUNA
Kunyit
Kunyit merupakan tanaman perdu bersifat tahunan yang
dapat tumbuh subur di daerah tropis bahkan sering kita
temukan tumbuh liar di hutan semak belukar. Tanaman
ini dapat dipakai sebagai bumbu dapur dan obat bagi
keluarga yang dapat ditanam di kebun ataupun di hala-
man rumah. Tanaman kunyit tumbuh bercabang
dengan tinggi sekitar 50 cm, dengan batang semu, te-
gak, bulat, berwarna hijau pucat atau kekuning –
kuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak).
Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari
pucuk batang semu, panjang sekitar 10 cm.
Lauk pauk yang memakai bumbu kunyit dan disukai oleh
sebagian besar bangsa Indonesia, antara lain ayam kare
atau kari ayam sedang beberapa masakan juga
menggugakan kunyit sebagai pewarna kuning. Klasifi-
kasinya yakni Divisio : Spermatophyta, Sub-diviso : Angio-
spermae, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Zingiber-
ales, Famili : Zungiberaceae, Genus : Curcuma, Spe-
cies : Curcuma domestica Val.
Khasiat kunyit
Kunyit mempunyai sejenis bahan aktif yang disebut Cur-
cumin, dalam jumlah yang banyak, unsur tersebut mam-
pu mampu untuk mencegah peradangan. Curcumin
juga mampu melawan kanser yang bertindak menetral-
kan radikal bebas dan menjadi antioksidan untuk
memusnahkan radikal bebas penyebab utama muncul-
nya sel kanser.
Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai
ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, mem-
bersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan
menyembuhkan kesemutan.
Disamping itu, kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti
inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, anti tumor, dan
menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta
sebagai pembersih darah.
Manfaat lain kunyit
Manfaat lain, yaitu sebagai bahan obat tradisional, ba-
han baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu
masak, peternakan dll. Selain itu kunyit juga dipakai se-
bagai pembersih bagian dalam badan dan memper-
cantikk kulit.
KUNYIT dan CACING TANAH
Oleh :
Ny. BERTHA M. PASOLANG, S.os
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 43 Buletin INFO KESPEL
CACING TANAH
Cacing tanah merupakan binatang melata yang hidup
didalam tanah, mempunyai bentuk tubuh pipih dan
biasaanya bewarna merah, merah kuningan, merah
pucat bahkan ada yang merah kehijauan. Struktur
cacing tanah berbentuk bulat dan bersegmen dan her-
maprodit (menyimpan dan membebaskan sperma dan
ovari) Mulut cacing tanah, bersambung terus hingga ke
duburnya tanpa bahagian perantara.
Walaupun cacing tanah mempunyai dua organ
pembiakan, namun masih memerlukan pasangan untuk
pemindahan sperma dan telur. Persenyawaan cacing
menghasilkan cocoon. Badan cacing tanah bisa
tumbuh dan sambung kembali seperti semula jika
terputus atau cedera pada bahagian segmennya, na-
mun juga bergantung pada tahap kecederaannya. Be-
berapa hasil penelitian menyatakan bahwa dalam tubuh
cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein yang
antimikroba. Oleh karena itu tidak heran bila di pasaran
pengobatan tradisional terdengar berita bahwa ada
obat – obatan yang berasal dari bubuk tubuh cacing
yang dikeringkan dan dimasukkan dalam kapsul.
Manfaat
Ampai saat ini belum ada referensi tentang manfaat
cacing tanah untuk obat – obatan bagi kesehatan
manusia selain untuk pengurai tanah sehingga tanah
menjadi subur
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 44 Buletin INFO KESPEL
KAJIAN & DIKLAT
Dalam kehidupan kita sehari – hari
sering kita dengar adanya anekdot
lucu : “Pangkat Jenderal tapi otak
Kopral”, ada lagi : “Pangkat Kopral
tapi Duit Jenderal” yang maksud
lurusnya “karena pangkatnya Jen-
deral maka diangkat menjadi Pim-
pinan instansi padahal otaknya
NOL, akhirnya kinerja instansi
Mandeg ataupun NOL”, demikian
juga “karena kedekatannya,
s e o r a n g b e r p a n g k a t I I I A
menduduki jabatan tertentu yang
mengakibatkan kerugian negara
milyaran rupiah”. Guna mem-
peroleh orang yang tepat pada
tempat yang tepat (The Right Man
on The Right Place) perlu adanya
standar baku atau pedoman yang
memuat tentang penilaian kompe-
tensi seseorang untuk menempati
posisi tertentu pada jabatan
struktural.
Kompetensi merupakan kemampu-
an dan karakteristik yang dimiliki
oleh seorang berupa penge-
tahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku yang diperlukan pada tu-
gas jabatannya sehingga orang
tersebut dapat melaksanakan tu-
gasnya secara profesional, efektif
dan efisien. Kompetensi seorang
pejabat struktural, khususnya pe-
jabat structural dibawah kemen-
terian kesehatan diatur dalam
Permenkes nomor : 971/MENKES/
PER/XI/2009 tentang Standar Kom-
p etens i P e jab at S t r uk tu r a l
Kesehatan. Kompetensi yang harus di-
miliki oleh Pejabat struktural Kesehatan
meliputi kompetensi dasar, kompetensi
bidang dan kompetensi khusus.
Kompetensi Dasar adalah kompe-
tensi yang wajib dimiliki oleh setiap pe-
jabat structural, meliputi Integritas;
Kepemimpinan; P erencanaan;
Penganggaran; Pengorganisasian; Ker-
jasama; dan Fleksibel. Kompetensi Bi-
dang adalah kompetensi yang diper-
lukan oleh setiap pejabat struktural
sesuai dengan bidang pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya, meliputi
Orientasi pada pelayanan; Orientasi
pada kualitas; Berpikir analitis; Berpikir
konseptual; Keahlian tehnikal, manajeri-
al, dan profesional; dan Inovasi. Kom-
petensi Khusus adalah kompetensi yang
harus dimiliki oleh pejabat struktural da-
lam mengemban tugas pokok dan
fungsinya sesuai dengan jabatan dan
kedudukannya, meliputi Pendidikan;
Pelatihan; dan/atau Pengalaman jab-
PELATIHAN BAGI PEJABAT STRUKTURAL PADA UPT UPT
GUNA MEMENUHI STANDAR KOMPETENSI YANG TELAH DITETAPKAN
atan.
Permenkes ini masih membutuhkan
petunjuk pelaksanaannya yang
menguraikan secara rinci setiap
parameter pada kompetensi dasar,
kmpetensi bidang dan kompetensi
khusus tersebut diatas, karena bila
tanpa rincian akan berdampak san-
gat subyektif. Untuk memperoleh
ketiga kompetensi ini sangat perlu
dilakukan adanya sertifikasi pelati-
han yang terakreditasi selain pen-
didikan yang telah dimiliki sebagai
kompetensi khusus (latar belakang
pendidikan) yang telah dimiliki. Se-
lanjutnya, unit manakah yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi
dalam menguraikan setiap param-
eter pada ketiga kompetensi terse-
but? Silakan membaca Permenkes
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
organisasi dan Tata Kerja Kementeri-
an Kesehatan.
Untuk l eb ih jel asnya,
dibawah ini dimuat tentang petikan
– petikan penting yang selayaknya
diketahui oleh para Pegawai Negeri
Sipil pada kementerian Kesehatan
sebagai bahan pemikiran tentang
sudah memenuhi azas inikah dalam
penentuan “The Right Man on The
Right Place?”
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini
meliputi kualifikasi dan standar kom-
petensi pejabat struktural di Rumah
Sakit, Dinas Kesehatan, Puskesmas
dan UPT / UPTD.
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 45 Buletin INFO KESPEL
Pasal 3
(1) Pengangkatan pegawai ke
dalam suatu jabatan struktural
kesehatan dilakukan setelah me-
menuhi persyaratan kualifikasi serta
standar kompetensi jabatan yang
akan dipangkunya melalui proses
rekruitmen dan seleksi sesuai pera-
turan perundang-undangan.
(2) Persyaratan kualifikasi se-
bagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Standar kompetensi jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi kompetensi dasar, kom-
petensi bidang dan kompetensi
khusus.
Pasal 4
(1) Kompetensi Dasar harus dimiliki
oleh Pejabat Struktural sesuai ke-
tentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kompetensi Bidang didapat me-
lalui pendidikan dan pelatihan
teknis dan fungsional kesehatan
sesuai dengan bidang pekerjaann-
ya
(3) Kompetensi Khusus harus dimiliki
oleh pejabat struktural dalam
mengemban tugas pokok dan
fungsinya sesuai dengan jabatan
dan kedudukannya.
Pasal 5
Kompetensi dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
meliputi:
a. Integritas;
b. Kepemimpinan;
c. Perencanaan;
d. Penganggaran;
e. Pengorganisasian;
f. Kerjasama; dan
g. Fleksibel.
Pasal 6
Kompetensi Bidang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
meliputi:
a. Orientasi pada pelayanan;
b. Orientasi pada kualitas;
c. Berpikir analitis;
d. Berpikir konseptual;
e. Keahlian tehnikal, manajerial, dan
profesional; dan
f. Inovasi.
Pasal 7
Kompetensi Khusus sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)
meliputi:
a. Pendidikan;
b. Pelatihan; dan/atau
c. Pengalaman jabatan.
Pasal 23
(1) Kepala UPT/UPTD berlatar
belakang pendidikan tenaga medis
atau Sarjana Kesehatan dengan
pendidikan Sarjana Strata 2 di bi-
dang kesehatan.
(2) Kepala UPT/UPTD telah mengikuti
pelatihan Rencana Strategis, Pelati-
han teknis dibidangnya, Kepemimpi-
nan, dan Sistem Informasi Mana-
jemen Kesehatan.
Info bagi seorang dokter :
Pasal 8
Komp etensi p e jabat s t ruk tura l
kesehatan yang diatur dalam pera-
turan ini adalah kompetensi khusus.
Pasal 10
(1) Direktur Rumah Sakit harus seorang
tenaga medis yang mempunyai ke-
mampuan dan keahlian di bidang pe-
rumahsakitan.
(2)Direktur Rumah Sakit telah mengikuti
pelatihan perumahsakitan meliputi
Kepemimpinan, Kewirausahaan,
Rencana Strategis Bisnis, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan
Rencana Tahunan, Tatakelola Rumah
Sakit, Standar Pelayanan Minimal, Sis-
tem Akuntabilitas, Sistem Remunerasi
Rumah Sakit, Pengelolaan Sumber
Daya Manusia.
Info bagi sarjana strata 2 bidang
kesehatan :
Pasal 12
(1) Wakil Direktur Administrasi Umum
berlatar belakang pendidikan Sarjana
dengan pendidikan Sarjana Strata 2
(dua) bidang Kesehatan.
(2) Wakil Direktur Administrasi Umum
telah mengikuti pelatihan Kepemimpi-
nan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan
Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment
Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
Pasal 14
(1) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia
berlatar belakang pendidikan Sarjana
dengan pendidikan Sarjana Strata 2
(dua) bidang kesehatan.
(2) Wakil Direktur Sumber Daya Manusia
telah mengikuti pelatihan Kepemimpi-
nan dan Kewirausahaan, Rencana Aksi
Strategis, Rencana Implementasi dan
Rencana Tahunan, Sistem Rekruitment
Pegawai, dan Sistem Remunerasi.
Pasal 19
(1) Kepala dan Sekretaris Dinas
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 46 Buletin INFO KESPEL
Kesehatan berlatar belakang pendidikan Sarjana
Kesehatan dengan pendidikan Sarjana Strata 2 di bi-
dang Kesehatan Masyarakat.
(2) Kepala dan Sekretaris telah mengikuti pelatihan meli-
puti Kepemimpinan, Rencana Strategis, Sistem Mana-
jemen Informasi Kesehatan, Pengembangan Komunitas,
Surveilans, Epidemiologi, dan Manajemen Bencana, serta
Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS).
Info bagi seorang sarjana ekonomi atau akuntasi :
Pasal 13
(1) Wakil Direktur Keuangan berlatar belakang pendidi-
kan paling sedikit Sarjana Ekonomi atau Akuntansi.
(2) Wakil Direktur Keuangan telah mengikuti pelatihan
Rencana Aksi Strategi, Rencana Implementation dan
Rencana Tahunan, Laporan Pokok Keuangan, Akuntansi,
Rencana Bisnis Anggaran, dan Sistem Informasi
Pertanyaannya saat ini adalah apakah Permenkes terse-
but sudak diterapkan secara konsisten ataukah belum?
Selamat berburu . . . .! (RBAW)
Kompetensi si penembak jitu
P erkembangan teknologi yang begitu cepat pada
saat sekarang seharunya diikuti pula oleh pro-
gram berbasis kepemerintahan untuk mengikutinya,
baik secara kebijakan local ataupun didalam pen-
gusulan anggaran pada tiap tahunnya. Contoh yang
paling relevan untuk dilaksanakan adalah membuat
aplikasi pelaporan kegiatan ditingkat pelaksanana
kegiatan dilapangan atau kegiatan dasar kegiatan.
Walaupun sudah tersedia aplikasi yang disediakan
oleh departemen di atasnya tetapi perbedaan
kepentingan hasil akhir dari kegiatan sangat sulit untuk
digabung dengan kegiatan unit pelaksana teknis sep-
erti Kantor Kesehatan Pelabuhan.
Setiap hasil kegiatan yang dilaksanakan setiap hari
dengan rekapan bulannya hanya bisa diinput data
secara manual dengan aplikasi exels begitupula dida-
lam pembuat grafik kegiatannya. Sehingga jika pimpi-
nan meminta secara tiba tiba hasil kegiatan yang
ada hanyalah setumpuk laporan berupa angka dan
grafik. Bagaimana dengan situasi lapangan sebenar
nya seperti penentuan lokasi faktor risiko yang tinggi
dalam peta secara akurat. Memang secara kasat
mata dan daya inggatan sebagai petugas lapangan
tidak diragukan tetapi secara akademik itu bisa diper-
tanggungjawabkan ? Tentunya tidak.
Penggunaan aplikasi pengolahan data memang
banyak jenisnya baik gratis atau tidak seperti Mi-
crosoft Access, Open office bass, epi-info, SPSS dan
terakhir adalah aplikasi pemprograman baik Visual
Basic atau yang lainnya. Kendalanya adalah apakah
SDM yang tersedia cukup dan dipandang cakap un-
tuk menggunakan aplikasi tersebut. Jangankan SDM
dengan pendidikan dari menengah ke bawah yang
memiliki pendidikan tinggipun masih banyak yang
belum mampu. Ikatan lebihnya adalah bagaimana
meraka yang memiliki jabatan fungsional dengan
pengolah data sederhana dan menengah jika ap-
likasi yang disediakan tidak mempermudah dalam
pengolahan data.
Selain pengolahan data secara digital adalah
laporan kegiatan tahunan dan kegiatan besar lainnya
masih menggunakan cara lama atau tradisional yaitu
menggumpulan hasil kegiatan dan penyimpulkan di
dalam sebuah buku laporan sehingga lemari arsip
pelaporan setiap tahunnya akan semakin bertambah.
Selain perawatnya tidak mudah ditambah dengan
kondisi alam yang tidak mendukung seperti banjir,
udara air laut, kebakaran, kutu buku, debu dan lain
lainnya.
Untuk pengadaan aplikasi pengolah data sesuai
kepentingan di KKP tentunya Kita hanya bisa
menunggu terus menunggu kapan sosialisasi tersebut
dapat terwujud yang tidak lepas dari kebijkan pimpi-
nan. Tetapi mendigitalkan laporan tanpa harus
menunggu kebijakan, karena penyelamatan data
tidak akan bisa dipecahkan oleh kebijakan tetapi
kreatifitaslah yang menentukan. Tanpa tambahan
dana juga tanpa penggunaan aplikasi bajakan
semuanya bisa terwujud. Mulai sekarang setiap pen-
getikan laporan kegiatan gunakan openoffice dan
rubalah menjadi format pdf dan disimpan dalam me-
dia penyimpan anti virus yaitu dalam keping CD.
SUDAH WAKTUNYA MENDIGITALKAN LAPORAN KEGIATAN Oleh : Nana Mulyana
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 47 Buletin INFO KESPEL
ANEKA PERISTIWA
P ada akhir Mei 2011 terjadi
K e j a d i a n L u a r B i a s a
(Outbreak) Entero Haemorrhagic
Escherichia Coli, awal muncul di
wilayah Eropa yakni mulai di Nega-
ra Jerman. Escherichia coli (E. coli)
adalah bakteri yang sering
ditemukan dalam usus manusia
dan hewan berdarah panas.
Kebanyakan strain E. coli tidak
berbahaya., namun seperti E. coli
enterohaemorrhagic (EHEC), dapat
menyebabkan penyakit bawaan
makanan yang berat.
EHEC menghasilkan racun,
yang dikenal sebagai verotoxins
atau racun Shiga-seperti karena
kemiripan dengan racun yang
dihasilkan oleh Shigella Shigella.
EHEC dapat hidup pada suhu mulai
dari dari 7 ° C sampai 50 ° C,
dengan suhu optimum 37 ° C.
Beberapa EHEC dapat tumbuh
dalam makanan asam, sampai pH
4,4, dan dalam makanan dengan
aktivitas air minimum (Aw) dari 0,95.
Cara mematikannya yakni dengan
cara memasak makanan sampai
semua bagian mencapai suhu 70 °
C atau lebih tinggi.
Gejala penyakit yang
disebabkan oleh EHEC antara lain
kram perut dan diare yang
mungkin sampai pada diare
berdarah (kol itis hemoragik),
demam dan muntah juga dapat
terjadi. Masa inkubasi dapat
berkisar dari tiga sampai delapan
hari, dengan rata – rata tiga
sampai empat hari. Kebanyakan
pasien sembuh dalam 10 hari, tapi
dalam proporsi kecil pasien (terutama
anak – anak dan orang tua), infeksi
dapat mengakibatkan penyakit yang
mengancam nyawa, seperti sindrom
uremik hemolitik (HUS). HUS ditandai
dengan gagal ginjal akut, anemia
hemol itik dan trombositopenia.
Diperkirakan sekitar 10% pasien
dengan in fek s i EHEC dap at
mengembang menjadi HUS, dengan
tingkat fatalitas kasus berkisar antara
3% sampai 5%. Secara keseluruhan,
HUS adalah penyebab paling umum
dari gagal ginjal akut pada anak –
anak. HUS dapat menyebabkan
komplikasi neurologis (seperti kejang,
stroke dan koma).
Kejadian infeksi EHEC bervariasi
menurut kelompok umur, dengan ke-
jadian tertinggi kasus yang dilaporkan
terjadi pada anak usia di bawah 15
tahun (0,7 kasus per 100 000 di Ameri-
ka Ser ikat). Keadaan car r ier
asimtomatik telah dilaporkan, dimana
individu tidak menunjukkan tanda –
tanda klinis penyakit namun mampu
menginfeksi orang lain. Lamanya ek-
skresi EHEC adalah sekitar satu
minggu atau kurang pada orang de-
wasa tetapi dapat lebih lama pada
anak – anak.
Update ke 1(pertama) WHO pada
tanggal 31 Mei 2011 terjadfi di Negara
Jerman, Austria, Denmark, Belanda,
Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss dan
Inggris dengan jumlah kasus EHEC
sebanyak 843 kasus tanpa adanya
kematian dan HUS 400 kasus juga tid-
ak ada kematian. Pada Update ke 2
ENTEROHAEMORRHAGIC ESCHERICHIA COLI (EHEC)
(kedua) menyebar sampai ke
sepuluh Negara dengan jumlah ka-
sus EHEC sebanyak 1.115 kasus
dengan kematian sebanyak 7 orang
dan sebanyak HUS 499 kasus
dengan kematian sebanyak 9
orang.
Sedangkan Update terakhir pada
bulan Juni 2011 yakni Update ke 27
(dua puluh tujuh) tanggal 30 Juni
2011, menyebar sampai ke 16
(enam belas) Negara dengan
jumlah kasus EHEC sebanyak 3.189
kasus dengan kematian sebanyak
17 orang dan HUS sebanyak 884 ka-
sus dengan kematian sebanyak 32
orang. Mengerikan, bukan ??!!
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 48 Buletin INFO KESPEL
Secara lebih rinci per Update disajikan sebagai berikut.
(RBAW)
No Negara
HUS EHEC Total
Jumlah
Kasus
Jumlah
Kematian
Jumlah
Kasus Jumlah
Kematian Kasus Kematian
1 Germany 373 0 796 0 1169 0
2
Austria, Den-
mark, Nether-
lands, Nor-
way, Spain,
Sweden, Swit-
zerland, and
United King-
dom
27 0 47 0 74 0
Total 400 0 843 0 1243 0
Distribusi Jumlah Kasus KLB HUS dan
EHEC Menurut Negara
Update 1 Pada Tanggal 31 Mei 2011
No Negara
HUS EHEC Total
Jumlah
Kasus
Jumlah
Kematian
Jumlah
Kasus
Jumlah
Kematian Kasus Kematian
1 Germany 470 9 1064 6 1534 15
2 Austria 0 2 2 0
3 Denmark 7 7 14 0
4 France 0 6 6 0
5 Netherlands 4 4 8 0
6 Norway 0 1 1 0
7 Spain 1 0 1 0
8 Sweden 15 28 1 43 1
9 Switzerland 0 2 2 0
10 United
Kingdom 2 1 3 0
Total 499 9 1115 7 1614 16
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 49 Buletin INFO KESPEL
Distribusi Jumlah Kasus KLB HUS dan EHEC Menurut Negara
Update 27 Pada Tanggal 30 Juni 2011
No Negara
HUS EHEC Total Jumlah
Jumlah Kasus Jumlah Kematian Jumlah Kasus Kematian Kasus Kematian
1 Germany 841 30 3110 17 3951 47
2 Austria 1 0 4 0 5 0
3 Czech Republic 0 0 1 0 1 0
4 Denmark 9 0 14 0 23 0
5 France 0 0 2 0 2 0
6 Greece 0 0 1 0 1 0
7 Luxemburg 1 0 1 0 2 0
8 Netherlands 4 0 7 0 11 0
9 Norway 0 0 1 0 1 0
10 Poland 2 0 1 0 3 0
11 Spain 1 0 1 0 2 0
12 Sweden 18 1 35 0 53 1
13 Switzerland 0 0 5 0 5 0
14 United Kingdom 3 0 3 0 6 0
15 USA 4 1 2 0 6 1
16 Canada 0 0 1 0 1 0
Total 884 32 3189 17 4073 49
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 50 Buletin INFO KESPEL
P ada saat ini hampir di seluruh pelosok Tanah Air
ini dapat kita jumpai tempat – tempat hiburan
karaoke, baik di daerah perkotaan maupun di
pedesaan, baik berupa gedung besar maupun berupa
gedung yang sederhana, bahkan sebagian rumah tang-
ga juga memiliki perangkat elektronik untuk berkaraoke
ria.
Apakah hal ini membuktikan bahwa masyarakat kita
memiliki kesenangan berkaraoke?
Kenyataan menunjukkan benar adanya, apalagi
menghadapi hari raya apapun dapat dilihat di perem-
patan jalan banyak sekali pengemis dadakan yang
fisiknya terlihat sehat dan kuat, ramai menjadi
pengamen dijalan dan tidak sedikit yang agak maksa
dalam meminta uang
Yang dapat dipastikan yakni masyarakat kita memiliki
kesenangan dan memiliki potensi untuk bernyanyi,
bahkan saat di kamar mandipun sering terdengar lan-
tunan lagu.
Awalnya, Karaoke berasal dari bahasa Jepang yaitu KA-
RA (dari kata karappo) yang berarti kosong dan OKE
(dari kata okesutura atau orkestra).
Meskipun pada awalnya hanya sekadar hiburan untuk
melepas kepenatan, kini karaoke telah menjadi salah
satu bagian yang dianggap mempunyai andil dalam
perkembangan dunia musik. Bagaimana tidak? Dengan
penyiapan sound system karaoke yang bagus maka se-
tiap orang tanpa harus mempunyai suara bagus bisa
langsung merasakan menjadi penyanyi sungguhan kare-
na mereka menyanyi diiringi musik yang sama dengan
yang dinyanyikan oleh penyanyi aslinya.
Perkembangan teknologi juga turut mengambil bagian
dalam mendukung perkembangan karaoke. Mulai dari
bentuk rekaman kaset berkembang kemudian dalam
bentuk CD, DVD dan dengan adanya teknologi home
karaoke set, aktivitas bernyanyi ini tidak hanya bisa dini-
kmati di tempat – tempat tertentu, tapi juga di rumah
tangga.
Kasempatan ini segera diambil oleh para pelaku bisnis
untuk mengembangkan usahanya, mereka saling ber-
laga agar bisnisnya semakin menanjak dan
menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya
dengan cara yang lebih menarik yakni juga disediakan
berbagai macam makanan dan minuman, disediakan
pemandu lagu yang cantik – cantik bagi para
pengunjung pria yang datang dan pemandu lagu yang
ganteng – ganteng bagi para pengunjung wanita yang
datang, dan lain – lain paket yang menarik bagi para
pengunjung. Tidak sedikit tempat karaoke yang dipan-
dang dengan mata sebelah dan cibiran bibir oleh adan-
ya paket – paket mesum yang ditawarkan sehingga ter-
bentuk persepsi bahwa tempat hiburan karaoke itu iden-
tik dengan tempat mesum. Para hidung belang, baik Om
Senang ataupun Tante Girang juga mengambil kesem-
patan ini, mereka memilih tempat – tempat karaoke
yang menyediakan paket – paket yang sesuai dengan
selera mereka, seperti paket pemandu lagu yang
sekaligus “making love”, dan lain – lain.
Dibawah ini beberapa lirik lagu keroncong, dangdut dan
pop Indonesia dan barat, silakan menyimak.
“ARYATI”
Aryati…
Dikau mawar asuhan rembulan
Aryati…
Dikau gemilang seni pujaan
Dosakah hamba mimpi berkasih dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi
Aryati…
Dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin dikau terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
TAHUKAH ANDA? Oleh :
HENDRA KUSUMAWARDHANA
RELAKSASI
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 51 Buletin INFO KESPEL
Namun aku bahagia
Seribu satu malam
“TIDAK SEMUA LAKI – LAKI”
Tidak semua
laki-laki…
bersalah padamu
Contohnya aku
mau mencintaimu
Tapi mengapa
engkau masih ragu
Memang api yang kubawa
tak sebesar harapanmu
tapi mampu…
untuk menerangi
jiwamu yang sunyi
Reff:
Tidak semua
laki-laki…
bersalah padamu
Contohnya aku
mau mencintaimu
Tapi mengapa
engkau masih ragu
Hari ini…
aku bersumpah
akan kubuka pintu hatimu
Hari ini…
aku bersumpah
izinkanlah aku untuk mencintaimu
Kar’na tanpamu
apapun ku tak mau
Dia yang kucinta
pasti dia yang kusayang
Back to Reff:
Tidak semua
laki-laki…
bersalah padamu
Contohnya aku
mau mencintaimu
Tapi mengapa
engkau masih ragu
“ANDAIKAN KAU DATANG”
Hm…hm…hm…
Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau ku tinggalkan
Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan ku beri
Adakah cara yang kau temui
Untuk kita kembali lagi
Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini…ku…akhiri
Na…na…na…
Na…na…na…
“WHEN I NEED YOU”
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
Its only a heart beat away
When I need love
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day
Miles and miles of empty space in
Between us
A telephone can’t take the place of
your
Smile
But you know I won’t be traveling
Forever
Its cold out, but hold out and do like I
do
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
babe
Its only a heartbeat away
It’s not easy when the road is your
driver
Honey, that’s a heavy load that we
bear
But you know I wont be traveling a
Lifetime
It’s cold out but hold out and do like
I do
Oh I need you
When I need you
I hold out my hands and I touch love
I never knew there was so much love
Keeping me warm night and day
When I need you
Just close my eyes and I’m with you
And all that I so want to give you
Its only a heart beat away
My Way
And now, the end is near;
And so I face the final curtain.
My friend, I’ll say it clear,
I’ll state my case, of which I’m
certain.
I’ve lived a life that’s full.
I’ve traveled each and ev’ry
highway;
And more, much more than this,
I did it my way.
Regrets, I’ve had a few;
But then again, too few to mention.
I did what I had to do
And saw it through without
exemption.
I planned each charted course;
Each careful step along the byway,
But more, much more than this,
I did it my way.
Yes, there were times, I’m sure you
knew
When I bit off more than I could
chew.
But through it all, when there was
doubt,
I ate it up and spit it out.
I faced it all and I stood tall;
And did it my way.
I’ve loved, I’ve laughed and cried.
I’ve had my fill; my share of losing.
And now, as tears subside,
I find it all so amusing.
To think I did all that;
And may I say - not in a shy way,
No, oh no not me,
I did it my way.
For what is a man, what has he got?
If not himself, then he has naught.
To say the things he truly feels;
And not the words of one who kneels.
The record shows I took the blows -
And did it my way!
Volume VI Edisi 2 Triwulan 2 (April - Juli) Tahun 2011 52 Buletin INFO KESPEL