iii
REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI ELEMEN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA
KANTOR BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
Oleh
SITI QAMARIA
NIM 105731102316
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
iv
REALISASI PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI ELEMEN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA
KANTOR BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
SKRIPSI
Oleh
SITI QAMARIA
NIM 105731102316
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makasssar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Ikhtiar, doa dan Tawakkal
Serta yakin akan pertolongan Allah
Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah
Selalu berhusnudzon kepada-Nya
Persembahan
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada :
1. Kepada Ayah dan Ibu tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan
kebaikan dalam setiap perjalanan hidupku.
2. Kepada kerabat dan sahabat yang senantiasa memberi semangat dalam
penulisan skripsi ini.
3. Serta kepada Almamater UNISMUH MAKASSAR.
vii
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat
tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Realisasi Penerimaan
Pajak Daerah Sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Bulukumba ”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Rahman dan ibu Nursimi yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa tulus
tanpa pamrih. Dan saudara-saudariku tercinta yang senantiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., selaku Pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Waode Rayyani, SE.,M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak Pimpinan Kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten
Bulukumba yang telah memberikan izin penelitian.
8. Seluruh karyawan/karyawati Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bulukumba yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam
melakukan penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
10. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
ix
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Makassar, November 2020
Penulis
x
ABSTRAK
Siti Qamaria 2020. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah pada Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Abdul Rahman Rahim dan Pembimbing II Waode Rayyani.
Penelitian Ini Bertujuan untuk mengetahui realisasi Atas Penerimaan Pajak Daerah sebagai elemen Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2016 sampai 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba dari Tahun 2016-2019. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penerimaan Pajak Daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2016-2019 mengalami peningkatan dan penurunan tiap tahunnya . Dari Hasil metode analisis rata-rata persentase kontribusi menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Daerah memberikan kontribusi sebesar 19,10% yang termasuk dalam kriteria yang kurang efektif terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hal ini tergantung dari potensi pajak daerah yang ada di kabupaten Bulukumba. Kata Kunci: Pajak Daerah,Penerimaan Pajak, Pendapatan Asli Daerah
xi
ABSTRACT
Siti Qamaria 2020. Realization of Regional Tax Income as an Element of Local income at the Regional Income Agency Office of Bulukumba Regency. Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Supervisor I Abdul Rahman Rahim and Supervisor II Waode Rayyani.
This study aims to determine the realization of Regional Tax income as an element of Regional Original Income from 2016 to 2019. This study uses a quantitative descriptive method. This research data is secondary data. This study uses data from the Bulukumba Regency Original income from 2016-2019. Based on the results of the research, it shows that the amount of Regional Tax Income as a source of Regional Original Income from 2016-2019 has increased and decreased every year. From the results of the analysis method, the average percentage of contributions shows that local tax income contributes 19.10%, which is included in the ineffective criteria for local income. This depends on the potential for local taxes in the Bulukumba district. Keywords: Local Taxes, Tax Income, Local Own Income
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ I
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSTRACT ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR / BAGAN ........................................................................ xv
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A. Tinjauan Teori ....................................................................................... 6
B. Tinjauan Empiris ................................................................................ 25
C. Kerangka Fikir ..................................................................................... 35
III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 37
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 37
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37
D. Metode Analisis ................................................................................... 38
xiii
IV. Hasil dan Pembahasan ..................................................................... 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 39
B. Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah sebagai Elemen PAD
Kabupaten Bulukumba ........................................................................ 50
V. Penutup.............................................................................................. 64
A. Kesimpulan ......................................................................................... 64
B. Saran .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 25
Tabel 3.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi ........................................................... 38
Tabel 4.1 Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba ............................................................ 50
Tabel 4.2 Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba ............................................................ 51
Tabel 4.3 Target dan realisasi anggaran penerimaan pajak daerah kabupaten bulukumba tahun 2016-2019 .......................................... 52
Tabel 4.5 Persentase Kontribusi Pajak Daerah sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba .................................................................... 56
Tabel 4.6 Persentase Kontribusi Jenis – Jenis Pajak Daerah sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba ............................................... 57
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pikir ............................................................................ 36
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BAPENDA Kabupaten Bulukumba .............. 43
Gambar 4.2 Kontribusi Pajak Daerah sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba .................................................................................. 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
merupakan penyerahan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan
mengelola daerah masing-masing. Sebagai administrator penuh, masing-
masing daerah harus bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan
daerahnya lebih terfokus dan mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Kesalahan persepsi yang menjadikan sumber daya alam sebagai sandaran
utama sumber pendapatan daerah perlu di evaluasi karena suatu saat
kekayaan alam akan habis. Pemerintah daerah harus mulai mencari sumber
lain yang ada di wilayahnya untuk diandalkan sebagai tulang punggung
Pendapatan Asli daerah (PAD).
Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah
daerah dalam bentuk pelaksanaan kewenangan fiskal, yang dituangkan dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah, setiap daerah harus
dapat mengenali potensi dan mengidentifikasi sumber-sumber daya yang
dimilikinya, dan Pemerintah daerah diharapkan mampu menggali sumber-
sumber keuangan, pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan meratakan otonomi, yaitu
mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Namun
2
pemerintah daerah harus mempertimbangkan upaya peningkatan penerimaan
terhadap pajak daerah karena bisa dianggap sebagai ekploitas yang menjadi
beban masyarakat, sehingga perlu dijaga kebijakan tersebut dapat
memberikan mamfaat kepada masyarakat. Pembinaan ini dilakukan secara
terus-menerus, terutama mengenai objek tarif pajak, sehingga antara pajak
pusat dan pajak daerah saling melengkapi meskipun beberapa jenis pajak
daerah dan retribusi daerah sudah diterapkan dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009.
Melalui otonomi diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten
Bulukumba akan lebih mandiri dalam menetukan seluruh kegiatannya dan
Pemerintah Pusat diharapkan tidak terlalu aktif mengatur dalam
melaksanakan pembangunan, dalam prakarsa baik dalam menentukan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan segi pembiayaan maupun
perangkat pelaksanaanya. Beberapa permasalahan keuangan daerah yang
dihadapi Kabupaten Bulukumba antara lain: (1) Apabila dilihat dari segi
penerimaan pajak dan retribusi daerah masih mengalami kendala karena
kurangnya usaha dan kemampuan dalam menggali pengelolaan Pendapatan
Asli Daerah atau sumber-sumber pendapatan yang ada. (2) Kesenjangan
antara penetapan anggaran dengan realisasi penerimaan pajak daerah
dengan kata lain tingkat pencapaian pajak daerah atau realisasi pencapaian
pajak daerah belum tercapai dengan maksimal.
Upaya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bulukumba
dengan senantiasa berusaha meningkatkan penguatan kapasitas
kelembagaan pengelola potensi serta penguatan regulasi dan strategi
pemanfaatan potensi unggulan daerah dalam kerangka optimalisasi sumber-
3
sumber pendapatan daerah atau dengan kata lain pemerintah daerah harus
lebih memperhatikan sumber penerimaan pendapatan asli daerah khususnya
pajak daerah yang menggali potensi-potensi pajak daerah di Kabupaten
Bulukumba.
Mengingat pentingnya pajak daerah sebagai salah satu Pendapatan
Asli Daerah (PAD) maka Pemerintah Kabupaten Bulukumba berusaha
memungut pajak daerah secara profesional dan transparan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan serta dapat mencapai
target realisasi penerimaan pajak daerah yang telah ditetapkan dalam rangka
optimalisasi dan usaha meningkatkan kontribusi realisasi penerimaan pajak
daerah terhadap Badan Pendapatan Daerah.
Badan Pendapatan Daerah berfungsi sebagai pengkoordinasi dari
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemungutan pajak, dan penerimaan
daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan asli
daerah lainnya. Dengan demikian, Badan Pendapatan Daerah merupakan
sentral informasi mengenai tata kerja dan tata hubungan kerja antara dinas
teknis yang melaksanakan pemungutan, pengumpulan, dan penerimaan
sumber-sumber pendapatan daerah. Pajak daerah dipungut berdasarkan
penetapan kepala daerah dan dibayar sendiri oleh wajib pajak sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Sebagai
Elemen Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Kabupaten Bulukumba”.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Realisasi atas Penerimaan
Pajak Daerah Sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Bulukumba ?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Realisasi atas Penerimaan Pajak Daerah
Sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Bulukumba.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mamfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan
tentang Penerimaan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Selain itu penelitian ini dapat memberi gambaran kepada
masyarakat bahwa pajak daerah merupakan sumber pendapatan daerah
yang digunakan sebagai pendanaan pembangunan daerah yang nantinya
dinikmati setiap warga negara daerah. Dengan adanya hal tersebut maka
masyarakat akan lebih sadar akan pajak daerah.
2. Manfaat praktis
a) Bagi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran
bagi Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan-kebijakan
dalam rangka menjalankan usaha untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak. Misalnya mengetahui bahwa
5
kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) ternyata mengalami penurunan selama tahun 2016
sampai dengan tahun 2019. Dengan adanya hal tersebut, pemerintah
daerah akan mencari tahu penyebab dari penurunan kontribusi pajak
daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut, sehingga
pemerintah daerah dapat membuat kebijakan dan mengambil
keputusan yang tepat untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah
atau mengevaluasi kembali target penerimaan pajak daerah dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditetapakan agar lebih
disesuaikan dengan potensi riil daerah dengan berdasarkan
gambaran Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui
penelitian dan saran yang diberikan dalam penelitian ini.
b) Bagi Pihak Lain
Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
peneliti selanjutnya atau penulisan karya ilmiah dengan bahasan
yang sama.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Pajak
Definisi pajak menurut para ahli yang dikutip oleh Thomas
Sumarsan (2017:3) adalah sebagai berikut :
1) Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro :
Pajak adalah penyerahan kekayaan dari masyarakat ke kas Negara
untuk membiayai simpanan masyarakat yang menjadi sumber utama
pembiayaan investasi publik.
2) Definisi pajak yang dikemukakan oleh P.J.A. Andriani:
Pajak adalah iuran negara (yang bisa ditegakkan) yang menjadi
hutang mereka yang diwajibkan membayarnya sesuai aturan tanpa
mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
yang terkait dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan.
Dari berbagai definisi yang diberikan tentang pajak baik dalam arti
secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke
sektor pemerintah) maupun secara yuridis (pajak adalah iuran atau
kontribusi yang dapat dipaksakan), dapat ditarik kesimpulan tentang
karakteristik yang terdapat dalam pengertian pajak antara lain sebagai
berikut:
7
1) Pajak dipungut oleh Negara, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan
pelaksanaannya
2) Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya)
dari sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor Negara
(pemungut pajak/administrator pajak).
3) Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik
rutin maupun pembangunan.
4) Tidak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual
oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh
para wajib pajak.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan
bahwa pajak adalah iuran atau kontribusi kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) berdasarkan Undang-Undang tanpa mendapatkan imbalan
secara langsung yang akan digunakan untuk pembiayaan keperluan
umum pemerintah.
1.1 Fungsi Pajak
Pajak memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, terutama dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan uraian
diatas, menurut Thomas Sumarsan (2017:5), pajak mempunyai beberapa
fungsi , yaitu:
8
1) Fungsi Penerima (Budgetair)
Pajak berfungsi menghimpun dana dari masyarakat untuk Kas
Negara, yang diperuntukkan untuk pembiayaan belanja negara.
Untuk melaksanakan tugas rutin Negara dan melaksanakan
pembangunan, Negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat
diperoleh dari penerimaan pajak.
2) Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur struktur
pendapatan di tengah masyarakat dan struktur kekayaan antar para
pelaku ekonomi. Fungsi mengatur ini sering menjadi tujuan utama
dari sistem pajak, setidaknya dalam sistem pajak yang benar tidak
terjadi pertentangan atau konflik dengan kebijakan Negara di bidang
ekonomi dan sosial”.
1.2 Sistem Pemungutan pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dibedakan atas 3 jenis, antara
lain:
1) Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan
kewenangan kepada aparatur perpajakan (fiskus) untuk
menentukan jumlah pajak yang terutang sesuai undang-undang.
Ciri-ciri sistem ini adalaah sebagai berikut :kewenangan untuk
menentukan jumlah pajak terutang pada fiskus (aparatur pajak).
a) Wajib pajak bersifat pasif; menunggu dan menerima hasil dari
perhitungan yang dilakukan oleh fiskus.
9
b) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
2) Self Assesment System
Self Assesment System merupakan suatu sistem
pemungutan yang memberi kewenangan, kepercayaan, dan
tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak
yang harus dibayar. Karakteristik sistem ini adalah:
a) Kewenangan untuk menentukan besarnya pajak terutang pada
pada wajib pajak itu sendiri
b) Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetorkan dan
melaporkan sendiri wajib pajak terutang
c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
3) With Holding System
With Holding System merupakan suatu sistem pemungutan
pajak yang memberikan kewenangan kepada pihak ketiga untuk
memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Karakteristik sistem ini adalah sebagai berikut:
a) Kewenangan untuk menentukan besarnya pajak berada pada
pada pihak ketiga (konsultan pajak)
b) Wajib pajak dan fiskus bersikap pasif
c) Utang pajak dapat dilihat dari laporan pihak ketiga.
10
1.3 Syarat Pemungutan Pajak
Syarat pemungutan pajak menurut Mardiasmo (2016:4); Agar
pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka pemungutan
pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni pencapaian keadilan, undang-
undang, dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan termasuk mengenakan pajak secara umum
dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yaitu dengan
memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan,
penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada
Majelis Pertimbangan Pajak.
2) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Ketentuan
Yuridis) di Indonesia
Pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Ketentuan ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik
untuk negara dan warganya.
3) Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan
produksi dan perdagangan, sehingga tidak menimbulkan
penurunan perekonomian masyarakat.
11
4) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi anggaran, biaya pemungutan pajak harus mampu
ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan
mendorong masyarakat untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya. Persyaratan ini telah dipenuhi oleh undang-
undang perpajakan yang baru.
1.4 Pengelompokan Pajak
Pengelompokan Pajak menurut Mardiasmo (2016:7) yaitu :
1) Menurut Golongannya :
a) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan
b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh:
Pajak Pertambahan Nilai.
2) Menurut Sifatnya :
a) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang bersumber atau berdasarkan
pada subjeknya, dalam arti memperhatikan kondisi Wajib
Pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
b) Pajak Objektif, yaitu pajak yang bersumber dari objeknya,
tanpa memperhatikan kondisi diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
12
3) Menurut Lembaga Pemungutnya :
a) Pajak Pasar, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Bea Materai.
b) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah. Pajak Daerah terdiri atas: Pajak Provinsi, contoh:
Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor.
c) Pajak Kabupaten/Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran,
dan Pajak Hiburan.
1.5 Tarif Pajak
Menurut Mardiasmo (2016:11) ada 4 jenis tarif pajak yaitu :
1) Tarif sebanding/proporsional
Tarif berupa presentase yang tetap, terhadap beberapapun jumlah
yang dikenai pajak sehingga jumlah pajak yang terutang
sebanding dengan jumlah kena pajak.
2) Tarif tetap
Tarif dalam bentuk jumlah yang tetap (sama) terhadap
beberapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak
yang terutang tetap.
3) Tarif progresif
Semakin tinggi Presentase tarif yang digunakan jika jumlah kena
pajak semakin besar.
13
4) Tarif degresif
Presentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang
dikenai pajak semakin besar.
2. Definisi Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pemberian dari masyarakat kepada negara.
Dalam hal tersebut merupakan kewenangan pemerintah daerah dalam
menetapkan pemungutan pajak daerah dan hasilnya dilaksanakan dalam
pembiayaan belanja pemerintah daerah untuk upaya pembangunan
daerah. (Siahaan, 2016:7).
2.1 Fungsi Pajak Daerah
Sebagaimana halnya dengan pajak pusat, pajak daerah memiliki
peran penting dalam penyelenggaraan fungsi negara/pemerintahan, baik
dalam fungsi mengatur (regulatory), penerimaan (budgetory), redistribusi
(redistriutive), dan alokasi sumber daya (resource allocation) serta
kombinasi antara keempatnya. Pada umumnya fungsi pajak daerah lebih
diarahkan pada pengalokasian sumber daya dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat, di samping fungsi pengaturan untuk
pengendalian. Sesuai hal tersebut. Dengan demikian, fungsi pajak daerah
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) fungsi utama, yaitu fungsi budgetory
dan fungsi regulatory. Namun, perbedaan ini tidak dikotomis.
1) Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Fungsi yang paling utama dari pajak daerah adalah untuk
mengisi kas daerah. Fungsi ini disebut fungsi anggaran yang secara
sederhana dapat diartikan sebagai alat pemerintah daerah
menghimpun dana dari masyarakat untuk berbagai keperluan
14
pembiayaan pembangunan daerah. Fungsi ini juga tercermin dalam
prinsip efisiensi yang menghendaki pemasukan yang sebesar-
besarnya dengan pengeluaran yang sekecil-kecilnya dari suatu
penyelenggaraan pemungutan pajak daerah.
2) Fungsi Pengaturan (Regulerend)
Fungsi lain dari pajak daerah adalah untuk mengatur atau
regulerend. Dalam hal ini pajak daerah dapat digunakan oleh
pemerintah daerah sebagai instrumen untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam hal ini, pengenaan pajak daerah dilakukan untuk
mempengaruhi tingkat konsumsi dari barang dan jasa tertentu.
Dalam banyak hal, pemungutan pajak daerah ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Apalagi di era otonomi daerah, di
mana kebutuhan dana untuk menjalankan tugas pemerintahan dan
pembangunan daerah cukup besar, sedangkan sumber-sumber
pendanaan yang tersedia sangat terbatas. Daerah didorong untuk
secara kreatif menciptakan sumber pendapatan daerah yang dapat
mendukung pembiayaan belanja daerah. Fungsi pengaturan dari
pajak daerah dapat dilakukan dengan mengenakan pajak daerah
yang tinggi pada kegiatan masyarakat yang kurang dibutuhkan.
Sebaliknya, kegiatan prioritas yang berdampak positif terhadap
pengembangan ekonomi masyarakat dikenakan pajak daerah yang
rendah.
Dalam berbagai literatur dan peraturan perundang-undangan,
peningkatan pendapatan asli daerah (termasuk pajak daerah)
tampaknya berkaitan langsung dengan kinerja pemerintah daerah.
15
Peningkatan pendapatan asli daerah terkadang dijadikan sebagai
indikator keberhasilan daerah. Hal tersebut mendorong pemerintah
daerah berusaha menciptakan berbagai jenis pajak daerah yang
berdasarkan pemahaman pemerintahan daerah dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah tanpa mempertimbangkan dampak
pengenaan pajak tersebut bagi masyarakat dan kelangsungan
kegiatan ekonomi di daerahnya.
Fungsi pengaturan dari pajak daerah belum banyak
dimanfaatkan oleh daerah. Beberapa daerah memang sudah
mengakomodir fungsi pendapatan dan fungsi pengaturan dalam
perumusan kebijakan pajak daerah, antara lain melalui penerapan
tarif yang berbeda antar golongan masyarakat. Kebijakan ini dapat
membantu kelompok masyarakat tertentu dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya, namun belum memberikan dampak positif
yang signifikan bagi pengembangan ekonomi. Langkah yang belum
banyak dipertimbangkan oleh daerah adalah pemberian insentif pajak
daerah guna menarik investasi di daerahnya.
2.2 Jenis- Jenis Pajak Daerah
Jenis-jenis pajak daerah Kabupaten/Kota menurut Undang-
undang nomor 28 tahun 2009 antara lain:
1) Pajak Hotel adalah fasilitas pemberian jasa penginapan/
peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran,
yang mencangkup tentang montel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan, dan sejenisnya, serta
rumah kost dengan jumlah kamar lebih dari 10.
16
2) Pajak Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau
minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah
makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa
boga/katering.
3) Pajak Hiburan semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan,
dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran.
4) Pajak Reklame adalah setiap benda, alat, perbuatan, atau media
yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk
menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan,
yang dapatdilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau
dinikmatioleh umum.
5) Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga
listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber
lain.
6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber
alam di dalam dan/atau permukaan bumi untuk dimamfaatkan.
7) Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar
badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan
tempat penitipan kendaraan bermotor.
8) Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air tanah yang terdapat dalam lapisan tanah atau
batuan di bawah permukaan tanah.
17
9) Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan
dan/atau pengusahaan sarang burung walet
10) Pajak Bumi dan Bangunan pedesaan dan perkotaan adalah pajak
atas bumi dan/atau dimamfaaatkan oleh orang pribadi atau badan
untuk sektor perdesaan dan perkotaan kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
11) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah pungutan atas
perolehan ha katas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah
dan bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hokum yang
mengakibatkan diperolehnya hak atas dan atau bangunan oleh orang
pribadi atau badan.
3. Definisi Penerimaan Pajak
Berikut beberapa definisi penerimaan pajak yang dikemukakan
oleh para ahli dan Perundang-undangan, antara lain :
Definisi Penerimaan Pajak menurut Chairil Anwar Pohan
(2017:233) : “tulang punggung sumber keuangan Negara terbesar untuk
pembiayaan APBN sangat dominan”.
Sedangkan menurut Siti Kurnia Rahayu (2017:49) Penerimaan
Pajak adalah pajak yang dipungut dikolompokkan menjadi pajak pusat,
bea dan cukai, pajak daerah, serta retribusi daerah dan penerimaan alin
bukan pajak.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 14/2015
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun
18
Anggaran 2016, Penerimaan pajak adalah penerimaan negara yang
terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.
Dari ketiga dfinisi diatas dapat disimpulkan bahwa Penerimaan
Pajak merupakan jumlah iuran masayarakat (yang dipungut berdasarkan
hukum) yang diterima negara dalam suatu periode yang akan digunakan
untuk kebutuhan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3.1 Sumber Penerimaan Pajak
Terdapat 2 sumber penerimaan pajak yang berada di Indonesia,
yaitu penerimaan pajak dari dalam negeri dan penerimaan pajak luar
negeri. Menurut Siti Resmi (2017) pajak dari dalam negeri terbagi
menjadi:
1) Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan atas Subjek
Pajak atau penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu
tahun pajak. Jenis pajak penghasilan adalah:
a) PPh Final, artinya pajak penghasilan yang pengenaannya sudah
final (berakhir) sehingga tidak dapat dikreditkan (dikurangkan) dari
total pajak penghasilan terutang pada akhir tahun pajak.
b) PPh Pasal 21, merupakan pajak yang dilewatkan terhadap Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri atas penghasilan yang terkait
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Penghasilan yang
dimaksud meliputi upah, gaji, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun.
c) PPh Pasal 22, merupakan pajak yang dipungut oleh
bendaharawan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
daerah; instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga
19
negara lain yang berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan
barang; dan badan-badan tertentu, baik badan pemerintah
maupun swasta, berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau
kegiatan usaha di bidang lain.
d) PPh Pasal 23, adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang pribadi
dan badan) dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal,
penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang
telah dipotong PPh Pasal 21.
e) PPh Pasal 26, adalah pajak penghasilan yang dikenakan/dipotong
atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diperoleh
Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) di
Indonesia. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), adalah pajak yang
dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari barang atau jasa
dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.
2) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), merupakan pajak
yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang dilakukan
oleh produsen untuk menghasilkan atau mengimpor barang tersebut
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas
tanah dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan
sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang
mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari
padanya.
20
Penerimaan pajak yang berasal dari luar negeri diantaranya
adalah:
1) Pajak Penghasilan Pasal 24, merupakan pajak yang dibayar atau
terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri
2) Pendapatan Bea Masuk. Bea masuk adalah pungutan negara
berdasarkan Undang-undang yang dikenakan terhadap barang impor.
3.2 Tujuan Penerimaan Pajak
Penerimaan pajak berkaitan dengan pencapaian tujuan dari suatu
organisasi. Oleh karena itu dimensi dalam penerimaan pajak di sini
adalah tujuan dari penerimaan pajak itu sendiri. Tujuan dari penerimaan
pajak adalah:
1) Untuk membiayai pengeluaran negara seperti pengeluaran rutin,
pengeluaran rutin terdiri dari pengeluaran untuk pembelian barang
dan jasa, pengeluaran untuk biaya gaji pegawai dan pembayaran
transfer yaitu dalam bentuk berupa bantuan langsung kepada
masyarakat.
2) Untuk membiayai pengeluaran pembangunan, pengeluaran
pembangunan terdiri dari pengeluaran pemerintah untuk
pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, dan apabila terdapat
sisa (surplus) akan digunakan sebagai tabungan pemerintah untuk
investasi.
21
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak, yaitu:
1) Kejelasan, kepastian dan kesederhanaan peraturan perundang-
undangan perpajakan yang jelas, sederhana dan mudah dimengerti
akan memberikan interperstasi yang sama bagi Wajib Pajak dan
otoritas pajak. Dengan adanya kepastian hukum dan kejelasan
undang-undang tidak akan menimbulkan salah tafsir, maka akan
menyebabkan motivasi pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Dengan demikian
hal ini akan memperlancar penerimaan negara dari bidang
perpajakan. Kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban
perpajakan akan terbentuk dengan regulasi yang lugast, prosedur
yang tidak rumit dengan formulir yang mudah dipahami untuk diisi
oleh Wajib Pajak.
2) Kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan penyelenggaraan
undang-undang perpajakan merupakan sarana atau alat pemerintah
di bidang perpajakan mempunyai suatu tujuan tertentu atau untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial dan ekonomi. Kebijakan
dalam hal ini adalah dengan adanya keputusan Menteri Keuangan
dan surat edaran dari DJP untuk hal-hal tertentu di perpajakan yang
tidak dijelaskan secara rinci dalam undang-undang. Pemerintah
diberikan asas “Freies Ermessen” (kebebasan bertindak) dalam
bentuk tertulis yang berupa regulasi kebijaksanaan, berupa regulasi
lain yang menjelaskan pedoman pelaksanaan peraturan perundang-
undangan.
22
3) Sistem administrasi perpajakan yang tepat hendaklah merupakan
prioritas tertinggi karena kemampuan pemerintah untuk menjalankan
fungsinya secara efektif bergantung kepada jumlah uang yang dapat
diperolehnya melalui pemungutan pajak. Sistem administrasi
memegang peran penting. KPP harus memiliki sistem administrasi
yang tepat tetapi tidak rumit dan ditekankan pada kesederhanaan
prosedur. Kerumitan sistem akan membuat Wajib Pajak semakin
enggan membayar pajak.
4) Kualitas pelayanan yang dilakukan pemerintah beserta aparat
perpajakan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya
optimalisasi penerimaan pajak. Kualitas pelayanan yang dimaksud
adalah memberikan pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak dalam
mengoptimalkan penerimaan negara.
5) Kesadaran dan pemahaman warga negara harus memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi, kepedulian kepada bangsa dan negara
serta tingkat pengetahuan perpajakan masyarakat yang memadai,
maka secara umum akan makin mudah bagi Wajib Pajak untuk patuh
kepada peraturan perpajakan.
6) Kualitas petugas pajak sangat menentukan efektivitas undang-undang
dan peraturan perpajakan. Petugas pajak memiliki reputasi yang baik
sepanjang yang menyangkut kecakapan teknis, efisien dan efektif
dalam hal kecepatan, tepat dan keputusan yang adil. Petugas pajak
yang berhubungan dengan masyarakat pembayar pajak harus
memiliki intelektual tinggi, terlatih baik, digaji baik dan bermoral
tinggi”.
23
4. Pendapatan Asli Daerah
Setiap daerah memiliki wewejnang dan kewajiban untuk menggali
sumber-sumber keuangannya sendiri dengan melakukan segala upaya
untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan demikian
pemerintah daerah dapat melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan yang semakin mantap demi kesejahteraan masyarakatnya.
Pendapatan asli Daerah merupakan modal dasar bagi Pemerintah
Daerah untuk membiayai pembangunan dan penyelenggaraan
pembangunan daerah sebagai wujud terlaksananya otonomi daerah yang
nyata dan bertanggungjawab.
Pendapatan Asli Daerah yang sering disebut PAD merupakan
indikator fasilitas daerah dalam menuntun sumber-sumber dana dalam
membantu kegiatan dari upaya-upaya pemerintah daerah dengan
mongeporasikan potensi-potensi sumber keuangan daerah dalam
mendukung kewajibannya. Tujuan Pendapatan Asli Daerah yaitu
memberikan wewenang terhadap pemerintah daerah dalam membiayai
perwujudan otonomi daerah.
Berdasarkan pegertian tersebut di atas maka Pendapatan Asli
Daerah adalah pendapatan daerah yang sumber-sumber pendapatannya
berasal dari pengalian atau pungutan Daerah, sedangkan besar kecilnya
pendapatan daerah sangat ditentukan oleh potensi daerah, keintensifan
aparat pemungut pajaknya dan faktor-faktor yang mendukungnya.
Pendapatan Daerah terdiri dari:
24
1) Hasil Pajak Daerah
Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib
kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
2) Hasil Retribusi Daerah
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang peibadi atau badan (Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Bagi daerah yang memiliki BUMD seperti Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), Bank Pembangunan Daerah (BPD), badan kredit
kecamatan, pasar, tempat hiburan/rekreasi, villa, pesanggrahan, dan
lain-lain keuntungannya merupakan penghasilan bagi daerah yang
bersangkutan.
4) Lain-Lain PAD yang Sah
Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lain-
lain PAD yang sah meliputi: (a) Hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan (b) Jasa giro (c) Pendapatan bunga (d) Keuntungan
selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan (e) Komisi,
25
potongan, ataupun bentuk lain sebgai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
B. Tinjauan Empiris
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
terdahulu penulis mengangkat beberpa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan
penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis.
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
1 Sandi Esmawanto, Anwar, Made, Anatasia Endang Susilawati. Tahun 2015.
Evaluasi Penerimaan Pajak Daerah Sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah di Kota Malang
Deskriptif Kuantitatif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah penerimaan pajak daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 naik untuk setiap tahunnya akan tetapi belum maksimal pencapainnya karena kurangnya pengawasan dan kurangnya kesadaran serta kejujuran dari dari wajib pajak. Kontribusi pajak daerah tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 terjadi
26
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
peningkatan dan penambahan 3 sektor pajak daerah baru yaitu pajak air tanah, PBB, dan BPHTB sehingga terjadi kenaikan pada saat pajak tersebut diterapkan Potensi Pajak Daerah Malang mengikuti kondisi daerah, dan yang paling berpotensi di daerah Kota Malang adalah PBB dan BPHTB dilihat dari penerimaan pajaknya yang semakin meningkat serta Kota Malang merupakan lokasi industri properti yang berkembang cukup pesat.
2 Muhammad Ivan Eka Putra. Tahun 2017
Analisis Pertumbuhan Realisasi Penerimaan dan Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Kota Batu
Deskriptif Kuantitatif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penerimaan realisasi pajak daerah Kota Batu 2012 sampai 2016 mengalami peningkatan tiap tahunnya dan telah memenuhi target dan dan bahkan ada yang melebihi target, kecuali tahun 2012 dan 2013. Pajak daerah juga merupakan sumber pendapatan yang memberikan kontribusi terbesar pada PAD Kota Batu yaitu sebesar 62%, jika dibandingkan dengan jenis PAD lainnya. Besarnya jumlah pajak daerah
27
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
terhadap PAD berdampak terhadap kebijakan perpajakan daerah yaitu adanya penambahan objek pajak daerah dari enam jenis pajak daerah menjadi sembilan jenis pajak daerah.
3 Gracela Aprilia Ester Lala. Vol 4, No 3 (2019)
Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tomohon Tahun 2014-2018.
Deskriptif Kuantitatif
Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan penerimaan realisasi pajak daerah terhdap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tomohon dari tahun ke tahun stabil karena presntase rata-rata tingkat pencapaian pemungutan pajak daerah mencapai 94,56%, ini berarti pencapaian pemungutan pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tomohon sebesar 48,26% ini berarti termasuk dalam kriteria baik. Dan pertumbuhan pajak daerah dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan (meningkat). Sedangkan pertumbuhan PAD Kota Tomohon 2014-2018 terjadi fluktuasi yaitu 22,67%, 5.49%, 31.41%, 3.06% hal ini dapat disimpulkan bahwa terjadinya hal seperti ini karena beberapa komponen
28
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
PAD tidak terealisasikan dan kurangnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kota Tomohon harus mengoptimalkan penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak terutama pajak daerah.
4
Mardani Nursali. (2017).
Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
Deskriptif Kuantitatif
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah secara simultan terhadap Pendapatan Ash Daerah (PAD) Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan.Terdapat pengaruh penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan .Asli Daerah (P.AD) Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan Terdapat pengaruh penerimaan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan,
29
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
5 Sev Rahmiyanti, Didit Prasetyo. Vol 3 No. 1, Februari 2020
Pengaruh Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (Pad) Kota Cilegon Tahun 2014-2018
Deskriptif Kuantitatif
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah di kota Cilegon memiliki pengaruh positif. Secara simultan pada peningkatan pajak lokal dengan besarnya pengaruh 94,8, sementara pajak secara parsial memiliki pengaruh yang berbeda dalam mempengaruhi pendapatan daerah. Biaya tidak berpengaruh signifikan pada pendapatan asli daerah.
6 Novi Budiarso, Freddy De Rooy. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3 (4), Tahun 2015
Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Raja Empat
Deskriptif Kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tahun 2010-2014 realisasi pajak daerah terbesar pada pajak daerah terjadi pada tahun 2014 dari semua jenis pajak daerah yang ada. Sedangkan kontribusi paling rendah terjadi pada tahun 2013. Pemerintah perlu menggunakan tekhnik analisa yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis presentase kontribusi dalam rangka peningkatan kontribusi pajak terhadap PAD untuk menentukan kebijakan selanjutnya dalam menggali potensi sumber-
30
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
sumber PAD lebih khusus Penerimaan Pajak Daerah, agar semakin Realistis jika dibandingkan dengan potensi yang sebenarnya.
7 Salehoddin. Jurnal Akuntansi dan Investasi 4 (2), 114-131, Tahun 2019.
Efektifitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Pamekasan
Deskriptif Kuantitatif
Hasil penelitian ini adalah Efektivitas pajak daerah dari tahun 2015-2017 rata-rata sangat efektif dengan persentase rata rata sebesar 126,22 %. Hal tersebut bisa dilihat dari target pajak daerahnya. Hasil persentase efektivitas dari tahun 2015 sebesar 118,83 % 2016 sebesar 122,43 % dan tahun 2017 sebesar 134,98 %. dan Tingkat kontribusi penerimaan pajak daerah kabupaten pamekasan dari tahun 2015- 2017 kurang dapat memberikan kontribusi yang baik. Karena pada tahun 2016 dan 2017 mengalami penurunan dengan persentase tahun 2015 sebesar 13,59 % dan tahun 2016 sebesar 15,09 % dan pada tahun 2017 sebesar 14,40% yang disebabkan oleh meningkatkan
31
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
realisasi pendapatan asli daerah tiap tahunnya.
8 Raudah Aini Syahfitri Harahap. Tahun 2019.
Evaluasi Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Sleman Sebagai Salah Satu Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Deskriptif Kuantitatif
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa (1) Realisasi penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Sleman untuk tahun 2016 sebesar 107%, tahun 2017 sebesar 117%, dan tahun 2018 sebesar 107%. Selama tiga tahun anggaran (tahun 2016 sampai 2018) tingkat efektifitas rata-rata sebesar 110%, pada tahun 2017 efektifitas mengalami kenaikan sebesar 10%, kemudian di tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 10%. (2) Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman pada tahun 2016 sebesar 57%, tahun 2017 sebesar 64%, dan tahun 2018 sebesar 67%. Peresentase Kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah mengalami naik turun dengan rata-rata 63% pada tiga tahun anggaran. (3) Masih ada beberapa hambatan yang dihadapi Badan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman, terkait dengan upaya
32
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
pencapaian penerimaan Realisasi Pajak Daerah sehingga peran Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman dinilai sudah baik selama tahun 2016-2018.
9 Susi Susanti. Jurnal Agregat 4 (2),Tahun 2020.
Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang
Deskriptif Kuantitatif
Oleh karena itu jika hasil pendapatan daerah semakin meningkat dan besarnya pendapatan daerah maka hasil akan menunjukkan bahwa daerah tersebut mampu melaksanakan desentralisasi fiskal dan akan mengurangi tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat. Sedangkan dengan dilakukannya penelitian ini hanya semata-mata ingin mengetahui tingkat efektif atau tidaknya penerimaan yang dilalukan petugas pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD di Kabupaten Malang. Analisis dilakukan dengan menghitung tingkat efektivitas untuk mengetahui realisasi dan target yang sudah ditetapkan oleh petugas pemungutan pajak dan retribusi
33
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
daerah selama tiga tahun terakhir di Kabupaten Malang. Menghitung jumlah tingkat efektifitas penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah selama tahun 2016-2018,dan menghitung tingkat target dan realisasi masing-masing tahun anggaran.Sektor pajak daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Malang pada tahun 2016,2017,2018 selalu mengalami penngkatan dan tetap kontinu selalu memenuhi target bahkan melebihi target dalam kurun waktu tiga tahun proporsi tingkat efektifitas penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah masing-masing tahun mengalami peningkatan. Hal ini di mungkinkan peranan dari Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Malang didalam mengelola penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang semakin bagus, sehingga target yang telah ditetapkan dari tahun ke tahun.
34
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Jenis Penelitian
Hasil Penelitian
10 Agam Adi Surya. Tahun 2020
Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang
Deskriptif Kuantitatif
Dari Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat efektivitas pajak daerah tahun 2014-2018 sangat efektif dan kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Palembang tahun 2014-2018 cenderung sangat baik. Untuk tingkat efektivitas retribusi daerah cenderung tidak efektif karena hanya tahun 2018 penerimaan Retribusi Daerah yang hanya memenuhi target dan Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah bisa dikatakan kurang baik, karena baik dari segi penerimaan dan kontribusi yang fluktuatif atau naik turun.Diharapkan di masa yang akan datang pemerintah memperluas basis penerimaan pajak melalui identifikasi pembayar pajak baru, meningkatkan efisiensi ,penekanan biaya pemungutan serta memberikan sosialisasi pembayaran pajak.
35
C. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir dari judul skripsi yaitu Realisasi Penerimaan
Pajak Daerah sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bulukumba.
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut pemerintah daerah guna
mendukung roda pemerintahan daerah. Pajak daerah meliputi semua pajak
yang dipungut oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota
dalam hal ini tepatnya di Kabupaten Bulukumba.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah Bab V pasal 6 Ayat (1) menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah
(PAD) bersumber pada pajak daaerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah dan pendapatan lain-lain yang sah.
Optimalisasi pemungutan pajak daerah sangat menetukan terhadap
realisasi penerimaan pajak daerah sesuai dengan yang ditargetkan
pemerintah daerah setempat dalam hal ini objek penelitiannya berlokasi di
Kabupaten Bulukumba.
36
Berikut kerangka yang dijadikan penulisan sebagai acuan penelitian
sebagai berikut:
.
.
Gambar 2.1
Kerangka Fikir
Badan Pendaptan Daerah
Laporan Anggaran Realisasi
Penerimaan Pajak Daerah
Pendapatan Asli Daerah
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan fenomena yang ada dengan
menggunakan angka-angka untuk memperoleh gambaran terkait objek
penelitian. Dalam penelitian ini , peneliti menggunakan data berupa laporan
Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba mulai
tahun 2016 sampai tahun 2019.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bulukumba yang beralamat di Jalan Kedongdong atau poros BTN 1,
Kabupaten Bulukumba. Adapun waktu penelitian ini dimulai pada bulan
Agustus sampai dengan bulan Oktober 2020.
C. Tekhnik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Tekhnik
pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa Dokumentasi, dimana dapat
diperoleh melalui dokumen atau berupa struktur organisasi Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba, Visi dan Misi, fungsi dan tugas
Laporan anggaran Realisasi Penerimaan dan Pendapatan Asli Daerah Tahun
2016-2019.
38
D. Metode Analisis
Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode analisis
deskriptif kuantitatif. Proses analisa data dimulai dengan mengembangkan
data-data yang telah didapatkan di lapangan. Data laporan keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba dalam bentuk laporan realisasi
anggaran Penerimaan Pendapatan Asli Daerah, dianalisis dengan
menggunakan Persentase kontribsusi sebagai berikut: Analisis Presentase
Kontribusi dinyatakan dalam formula:
Sumber : Abdul Halim (2004)
Keterangan :
X = Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Y = Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Tabel 3.1
Klasifikasi Kriteria Kontribusi
Presentase Kriteria
0-10% Sangat Kurang
10-20% Kurang
20-30% Cukup
30-40% Cukup Baik
40-50% Baik
50% Sangat Baik
Sumber: Abdul Halim (2004)
%Kontribusi = 𝑋
𝑌×100%
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu Daerah Tingkat II di
Provinsi Sulawesi Selatan , Indonesia. Ibu kota Kabupaten Bulukumba
terletak di kota Bulukumba. Kabupaten ini memiliki luas 1.154,67 km2 dan
berpenduduk sebanyak 394.757 jiwa.Kabupaten Bulukumba memiliki 10
kecamatan, 24 kelurahan, serta 123 desa. Secara kewilayahan,
kabupaten Bulukumba terletak pada kondisi empat dimensi, yaitu dataran
tinggi di kaki Gunung Bawakaraeng-Lompobattang, dataran rendah,
pantai dan laut lepas.Kabupaten Bulukumba terletak di ujung selatan ibu
kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terkenal dengan insdustri perahu
yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat
Pemerintah Daerah. Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak
pada koordinat antara 05°20° – 05°40° LS dan 119°58° - 120°28° BT.
Dengan batas wilayah:
1) Sebelah Utara : Kabupaten Sinjai
2) Sebelah Selatan : Laut Flores
3) Sebelah Timur : Teluk Bone
4) Sebelah Barat : Kabupaten Bantaeng
40
Awal terbentuknya, kota Bulukumba hanya terdiri atas tujuh
kecamatan (Ujungbulu, Gangking, Bulukumpa, Bontobahari, Bontotiro,
Kajang, Herlang), tetapi beberapa kecamatan kemudian dimekarkan dan
kini “butta panrita lopi” sudah terdiri atas 10 kecamatan. Ke 10 kecamatan
tersebut adalah:
1) Kecamatan Ujung Bulu (Ibukota Kabupaten)
2) Kecamatan Gantarang
3) Kecamatan Kindang
4) Kecamatan Rilau Ale
5) Kecamatan Bulukumpa
6) Kecamatan Ujung Loe
7) Kecamatan Bonto Bahari
8) Kecamatan Bonto Tiro
9) Kecamatan Kajang
10) Kecamatan Herlang
Kecamatan yang terdiri dari 10 tersebut, tujuh di antaranya
merupakan daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan
perikanan yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu,
Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro,
Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang. Tiga kecamatan lainnya
tergolong sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu
Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa.
41
2. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba merupakan
unsur pelaksana yang menjadi kewenangan daerah yang dipimpin oleh
seorangKepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretariat Daerah.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati
Bulukumba Nomor 101 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bulukumba.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba resmi berdiri
menjadi Badan pada tahun 2016, Bapenda yang sebelumnya adalah
bagian dari Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah, namun dipisah
dikarenakan semakin meningkatnya usaha pembangunan daerah yang
merupakan salah satu tugas pokok pemerintah daerah untuk menuju ke
arah otonomi yang dinamis, nyata, dan bertanggungjawab, maka perlu
dilakukan upaya peningkatan pendapatan daerah guna membiayai
pembangunan daerah maka dilakukan pemekaran menjadi dua SKPD
yang menjalankan fungsinya masing-masing untuk membangun daerah
yaitu Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba dan Dinas
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba.
42
3. Visi dan Misi Organisasi
a) Visi
Visi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba.
“Maksimalnya peningkatan pendapatan daerah melalui pengelolaan
pendapatan daerah yang Bersih, Tertib, Transparan, Akuntabel dan
Inovatif”.
b) Misi
Berdasarkan Visi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Bulukumba kedepan, ditetapkan misi sebagai berikut :
1) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar 13%
pertahun total pendapatan daerah sekitar 10% pertahun.
2) Meningkatkan Kapasitas, Efektivitas dan Efisiensi unit kerja dalam
rangka memberikan kualitas prima dalam pelayanan pajak.
3) Mewujudkan aparatur pengelola pendapatan daerah yang cakap,
handal, jujur, bertanggung jawab dan professional dalam
kemampuan teknis maupun manajemen.
4) Mewujudkan sistem dan prosedur pengelolaan pendapatan daerah
yang tranparan dan akuntabel.
5) Peningkatan koordinasi dan pengendalian.
4. Struktur Organisasi dan Job Description
a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan
pekerjaan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta
wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada
setiap pekerjaan. Dalam pencapain tujuan dan sasaran suatu
43
organisasi maka struktur organisasi sangat penting karena struktur
organisasi merupakan salah satu syarat dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba
Kepala Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten
Bulukumba
Jabatan
Fungsional Sekretaris
Bidang
Pendataan,dan
Pembagian Potensi
Bidang
Penetapan dan
Keberatan
Bidang
Penagihan
UPT
44
b) Job Description
1. Kepala Badan
a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan Badan
Pendapatan Daerah,
b. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan agar tercipta
singkronisasi dan integrasi kebijakan pemerintah dalam
lingkup kerja dan kewenangan Badan Pendapatan Daerah,
c. Menyelenggarakan urusan Badan Pendapatan Daerah,
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian, penempatan
dan pembinaan kepegawaian dalam lingkup Badan
Pendapatan Daerah,
e. Mengendalikan pengelolaan keuangan Badan Pendapatan
Daerah,
f. Menyelenggarakan urusan umum Badan Pendapatan Daerah.
g. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara berkala
pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dalam lingkup
Badan Pendapatan Daerah.
h. Melaksanakan konsultasi dan koordinasi program dan
kegiatan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
dalam rangka terciptanya keselarasan program kegiatan antar
tingkatan pemerintahan dalam lingkup kerja dan kewenangan
Badan Pendapatan Daerah,
i. Mendistribusikan tugas dan pemberian petunjuk pelaksanaan
kepada bawahan,
45
j. Memantau dan mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas
bawahan,
k. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas,
l. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan,
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Sekretaris
a. Mengkoordinasikan dan penyusunan program serta dalam
kegiatan kesekretariatan,
b. Melaksanakan pelayanan kesekretariatan,
c. Merumuskan pedoman dan/atau petunjuk teknis pelaksanaan
kegiatan kesektariatan,
d. Memberikan dukungan atas penyelenggaraan urusan
administrasi umum, kepegawaian, perencanaan dan
penegelolaan keuangan dan perlengkapan,
e. Merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan dan
melakukan mengendalikan serta menetapkan kebijakan
umum kepegawaian, keuangan dan perlengkapan,
f. Menyusun kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan
tugas,
g. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan
teknis dan administratif kepada seluruh satuan unit kerja
dalam lingkup Badan endapatan Daerah,
46
h. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan
umum, urusan kepegawaian, urusan pengelolaan keuangan
dan asset, serta pelaksanaan urusan perlengkapan,
i. Melakukan pemantauan, evaluasi terhadap penyelenggaraan
administrasi umum, pengelolaan keuangan, pelaporan dan
aset,
j. Menilai prestasi kerja para kepala sub bagian dalam rangka
pembinaan dan pengembangan karir,
k. Menginventarisir permasalahan dan menyiapkan data/bahan
pemecahan masalah sesuai bidang tugasnya,
l. Memeriksa bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah (LAKIP),
m. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas,
n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan,
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Bidang Penagihan
a. Menyusun rencana program dan kegiatan,
b. Menyusun pedoman dan/atau petunjuk tehnis pelaksanaan
kegiatan,
c. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
kepada bawahan,
d. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi hasil pelaksanaan
tugas bawahan,
47
e. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan tehnis bidang
penagihan,
f. Melaksanakan penagihan pajak bumi dan bangunan (PBB)
dan pajak daerah lainnya,
g. Menyusun laporan realisasi tunggakan PBB, Bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan BPHTB dan pajak daerah
lainnya,
h. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan
dokumen perubahan pelaksanaan anggaran (DPPA),
i. Menyiapkan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak
lanjut hasil pemeriksaan,
j. Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM),
k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada atasan,
l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Bidang Penetapan Dan Keberatan
a. Menyusun rencana program dan kegiatan dibidang penetapan
dan keberatan,
b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
kepada bawahan,
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi hasil pelaksanaan
tugas bawahan,
d. Memeriksa bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
tehnis penetapan, keberatan, pembukuan dan
48
pelaporan,Memeriksa bahan penyusunan perencanaan dan
pelaksanaan program penetapan dan keberatan,
e. Melaksanakan penghitungan penetapan dan keberatan,
f. Melaksanakan proses penghitungan penetapan, keberatan,
pembukuan dan pelaporan,
g. Melaksanakan pencetakan dan penerbitan SKPD, SKPDKB,
SKPDLB, dan SKPDN BPHTB dan Pajak Daerah Lainnya,
h. Melaksanakan porporasi benda berharga BPHTB dan Pajak
daerah lainnya,
i. Merumuskan penyusunan daftar rekapitulasi SKPD dan surat
ketetapan lainnya yang telah diterbitkan,
j. Mendistribusikan SSPD, BPHTB, dan SKPD kepada wajib
pajak daerah lainnya,
k. Melaksanakan pemungutan BPHTB dan pajak daerah lainnya,
l. Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dan
dokumen perubahan pelaksanaan angaran (DPPA),
m. Merumuskan penyusunan standar pelayanan public (SPP)
dan standar operasional prosedur (SOP),
n. Merumuskan penyusunan sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) dan standar pelayanan minimal (SPM),
o. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas,
p. Melaporkan hasil pelaksanaan kepada atasan,
q. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
49
5. Bidang Pendataan, Pendaftaran dan Pengembangan Potensi
a. Menyusun rencana program dan kegiatan dibidang
pendataan, pendaftaran dan pengembangan potensi,
b. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan
tugas kepada bawahan,
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi hasil pelaksanaan
tugas bawahan,
d. Memeriksa bahan perumusan dan pendataan, pendaftaran
dan pengembangan potensi, pengelolaan data dan pelayanan
umum dan pengembangan potensi,
e. Melaksanakan pengembangan sistem informasi manajemen
pendataan, pendaftaran, dan pengembangan potensi,
pengelolaan data dan pelayanan umum dan pengembangan
potensi,
f. Melakasanakan pencetakan dan penerbitan data SPPT
dan/atau SKPD pajak bumi dan bangunan (PBB),
g. Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan
Dokumen Perubahan Anggaran (DPPA),
h. Melaporkan hasil penyusunan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Anggaran (DPPA),
i. Menyusun standar Pelayanan Publik (SPP), Standar
Operasional Prosedur (SOP), Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM),
j. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas, Melaporkan hasil
pelaksanaan tugas kepada atasan,
50
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesusai dengan bidang tugasnya.
B. Laporan Anggaran Realisasi Penerimaaan Pajak Daerah Sebagai Elemen
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba
Menurut Mardiasmo (2018:98) menjelaskan bahwa anggaran adalah
suatu pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran
yang setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai
kepentingan Negara pada masa depan dan pihak yang lain perkiraan
pendapatan (penerimaan) yang mungkin akan diterima dalam masa tertentu.
Tabel 4.1
Laporan Anggaran Penerimaan Pajak Daerah Sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba 2016-2019
Uraian TAHUN
2016 (Rp)
2017 (Rp)
2018 (Rp)
2019 (Rp
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Pengambilan Bahan Galian
Pajak Parkir
Pajak Air Bawah Tanah
Pajak Sarang Burung Wallet
Pajak Bumi dan Bangunan
BPHTB
143,247,500,513
28,028,078,594
519,840,000
1,745,690,084
10,200,000
300,000,000
9,643,454,667
1,100,000,000
102,600,000
90,132,000
67,500,000
12,348,661,843
2,100,000,000
242,304,609,494
34,211,599,000
401,070,000
2,279,872,000
46,000,000
500,000,000
12,062,414,954
500,000,000
104,400,000
96,149,000
150,000,000
13,821,693,046
4,250,000,000
200,080,565,506
45,798,866,000
557,165,460
2,118,471,628
46,000,000
525,000,000
12,933,119,866
500,000,000
103,800,000
83,616,000
150,000,000
25,281,693,046
3,500,000,000
169,256,213,901
45,252,816,374
686,921,302
2,387,447,807
27,725,000
377,361,563
17,312,145,758
-
133,062,500
73,328,750
60,150,000
20,118,203
4,076,470,650
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba
51
Menurut Erlina Rasdianto (2013:23) tentang Laporan Realisasi
anggaran adalah: “Laporan Realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode tertentu.”
Tabel 4.2
Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Sebagai Elemen PAD Kabupaten Bulukumba 2016-2019
Uraian Tahun
2016 (Rp)
2017 (Rp)
2018 (Rp)
2019 (Rp)
Total Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Pajak Daerah
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Pengambilan Bahan Galian
Pajak Parkir
Pajak Air Bawah Tanah
Pajak Sarang Burung Wallet
Pajak Bumi dan Bangunan
BPHTB
128,236,254,047
23,655,061,617
398,847,056
1,721,387,874
39,474,000
259,957,500
9,260,668,792
310,820,161
82,550,000
60,396,500
30,400,000
9,236,819,838
2,226,739,896
201,080,429,101
29,579,398,164
490,398,486
1,794,088,841
36,749,500
300,190,250
12,242,531,668
23,184,750
102,900,000
66,136,100
33,600,000
11,045,169,766
3,444,448,803
137,769,033,270
31,042,618,932
549,537,043
1,909,958,245
22,180,000
301,889,250
13,849,716,606
-
106,450,000
58,663,000
40,100,000
10,494,442,379
3,709,682,409
153,572,359,969
31,865,089,981
526,084,439
2,099,123,752
12,100,000
310,440,900
14,669,335,908
-
139,135,000
64,392,600
39,250,000
10,588,845,789
3,415,841,539
Sumber: Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bulukumba
52
Tabel 4.3
Target dan realisasi anggaran penerimaan pajak daerah kabupaten bulukumba tahun 2016-2019
Tahun ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %
2016 28,028,078,594.00 23,655,061,617.00 84,39
2017 34,211,599,000.00 29,579,398,164.00 86,46
2018 45,798,866,000.00 31,042,618,932.00 67,78
2019 45,252,816,374.00 31,865,089,981.00 70,41
Rata-rata 77,26
Sumber : Data Hasil Olahan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun 2016-2019
anggaran dan realisasi Total rata-rata Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten
Bulukumba mengalami peningkatan dan penurunan, yakni pada Tahun 2016
Penerimaan Pajak Daerah sebesar 84,39%. pada Tahun 2017 Penerimaan
Pajak Daerah sebesar 86,46% mengalami peingkatan sebesar 2,07% dari
Tahun sebelumnya. Kemudian pada Tahun 2018 Penerimaan Pajak Daerah
sebesar 67,78% mengalami penurunan sebesar 18,68% dari tahun
sebelumnya. Kemudian pada Tahun 2019 Penerimaan Pajak Daerah
sebesar 70,41% kembali mengalami peningkatan sebesar 2,63% dari tahun
sebelumnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan dan
pengoptimalan di Kabupaten Bulukumba belum maksimal sehingga selalu
terjadi selisih angka dari target yang terealisasi.
53
C. Perhitungan dan Analisis Persentase Kontribusi Pajak Daerah Sebagai
Elemen Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah mempunyai peran penting dalam penerimaan
Pendapatan Asli Daerah. Hal ini disebabkan karena Pajak Daerah
merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah. Untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi Pajak Daerah Sebagai Elemen Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Bulukumba dari Tahun 2016-2019 dapat dihitung dengan
rumus analisis kontribusi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kontribusi
Pajak Daerah sebagai elemen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Bulukumba
1) Persentase Kontribusi Pajak Daerah Sebagai Elemen Pendapatan Asli
Daerah
Berikut merupakan perhitungan persentase kontribusi Pajak Daerah
sebagai elemen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba 2016-2019.
Tabel 4.4
Persentase Kontribusi Pajak Daerah sebagai elemen PAD Kabupaten Bulukumba
Tahun Pajak Daerah
(Rp) PAD (Rp)
% Kriteria
2016 23,655,061,617.00 128,236,254,047.06 18,44 Kurang
2017 29,579,398,164.00 201,080,429,101.32 14,71 Kurang
2018 31,042,618,932.00 137,769,033,270.07 22,52 Cukup
2019 31,865,089,981.00 153,572,359,969.36 20,74 Cukup
Rata-Rata 19,10 Kurang
Sumber : Data Hasil Olahan
54
a) Tahun 2016
% =
X 100%
=
X 100%
= 18,44%
b) Tahun 2017
% =
X 100%
=
X 100%
= 14,71%
c) Tahun 2018
% =
X 100%
=
X 100%
= 22,52%
d) Tahun 2019
% =
X 100%
=
X 100%
= 20,74%
Dari tabel 4.4 dapat dilihat kontribusi Pajak Daerah sebagai elemen
PAD Kabupaten Bulukumba dalam kurun waktu Tahun 2016-2019 sangat
flukuatif. Persentase rata-rata kontribusi total pajak daerah sebagai elemen
PAD Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2019 adalah sebesar 19,10%.
Kontribusi pajak daerah sebagai elemen pendapatan asli daerah tahun 2016
sebesar 18,44%. Pada tahun 2017 kontribusinya sebesar 14,71%, turun
sebesar 3,73% dari tahun sebelumnya. Sedangkan, tahun 2018
55
kontribusinya sebesar 22,52% naik sebesar 7,81% dari tahun sebelumnya.
Kontribusi pajak daerah pada tahun 2019 sebesar 20,74%, mengalami
penurunan 1,78. Kontribusi terkecil terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar
14,71%, sedangkan kontribusi terbesar terjadi pada tahun 2018 yaitu
sebesar 22,52%.
Berdasarkan observasi lapangan di Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bulukumba faktor-faktor penyebab turunnya kontribusi dari tahun
ke tahun adalah penetapan target yang terlalu tinggi yang tidak disesuaiakan
dengan potensi dan realisasi tahun sebelumnya untuk tiap jenis pajak
daerah; dan Pemerintah kurang fokus dalam meningkatkan penerimaan
Pajak Daerah terhadap PAD secara keseluruhan. Jika dilihat dari data
Tahun 2016-2019, Pemerintah daerah masih sangat bergantung pada
Pemerintah pusat, karena dana yang bersumber dari Pajak Daerah masih
sangat minim. Jumlah Pajak Daerah yang diterima oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bulukumba tidak terlalu besar untuk dapat memberikan
kontribusi yang berarti bagi Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan. Ini
menunjukkan bahwa kontribusi pajak daerah sebagai elemen PAD di
Kabupaten Bulukumba memiliki kriteria yang kurang efektif karena
berkisaran 10%-20%.
Kenyataan ini berarti berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa
Penerimaan Pajak Daerah merupakan sumber keuangan terbesar bagi
Pendapatan Asli Daerah. Pemerintah harus dapat memecahkan persoalan
ini dengan cara terus berupaya keras dalam mengembangkan berbagai
potensi Pajak Daerah yang ada di Kabupaten Bulukumba (misalnya sektor
pajak daerah dan retribusi daerah), agar mampu memberikan kontribusi
yang makin besar terhadap Pendapatan Asli Daerah.Tujuannya adalah
Kabupaten Bulukumba menjadi daerah yang lebih maju dan mandiri dalam
membiayai penyelenggaraan pemerintahannya.
56
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Agam Adi Surya
(2020), dengan judul Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah Kota Palembang. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang
berada pada kriteria kurang efektif.
Guna lebih jelasnya, besar persentase kontribusi pajak daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba pada Tahun 2016
hingga Tahun 2019 dapat dilihat dalam diagram berikut:
Sumber : Data Hasil Olahan
Gambar 4.2 Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD
18.44
14.71
22.52
20.74
0
5
10
15
20
25
2016 2017 2018 2019
57
2) Perhitungan Kontribusi Jenis-Jenis Pajak Daerah sebagai elemen
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berikut merupakan perhitungan kontribusi jenis-jenis Pajak Daerah
sebagai elemen Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bulukumba 2016-2019.
Tabel 4.5
Persentase Kontribusi Jenis-Jenis Pajak Daerah sebagai elemen PAD
Jenis-Jenis Pajak Daerah Tahun (%) Rata-Rata (%)
2016 2017 2018 2019
Pajak Hotel 1,30 0,08 1,01 1,30 0,69
Pajak Restoran 1,01 1,01 1,11 8,28 0,51
Pajak Hiburan 0,25 1,25 2,07 2,29 1,46
Pajak Reklame 1,15 1,66 1,73 5,63 2,54
Pajak Penerangan Jalan 1,04 0,98 0,93 6,55 2,37
Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol C 3,53 21,56 - - 12,54
Pajak Parkir 1,24 1,01 0,97 21,97 6,29
Pajak Air Bawah Tanah 1,49 1,45 1,42 8,73 3,27
Pajak Sarang Burung Walet 2,22 4,46 3,74 2,88 3,32
Pajak Bumi dan Bangunan 1,33 1,25 2,40 2,11 1,72
BPHTB 0,94 1,23 0,94 6,17 2,32
Sumber : Data Hasil Olahan
a) Pajak Hotel
% =
X 100%
=
X 100%
= 1,30%
=
X 100%
= 0,08%
=
X 100%
= 1,01%
58
=
X 100%
= 1,30%
b) Pajak Restoran
% =
X 100%
=
X 100%
= 1,01%
=
X 100%
= 1,01%
=
X 100%
= 1,11%
=
X 100%
= 8,28%
c) Pajak Hiburan
% =
X 100%
= -
=
X 100%
= 0,25%
=
X 100%
= 1,25%
=
X 100%
= 2,07%
59
=
X 100%
= 2,29%
d) Pajak Reklame
% =
X 100%
=
X 100%
= 1,15%
=
X 100%
= 1,66%
=
X 100%
= 1,73%
=
X 100%
= 5,63%
e) Pajak Penerangan Jalan
% =
X 100%
=
X 100%
= 1,04%
=
X 100%
= 0,98%
=
X 100%
= 0,93%
60
=
X 100%
= 6,55%
f) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
% =
X 100%
=
X 100%
= 3,53%
=
X 100%
= 21,56%
= - = -
g) Pajak Parkir
% =
X 100%
= -
=
X 100%
= 1,24%
=
X 100%
= 1,01%
=
X 100%
= 0,97%
61
=
X 100%
= 21,91%
h) Pajak Air Tanah
% =
X 100%
= -
=
X 100%
= 1,49%
=
X 100%
= 1,45%
=
X 100%
= 1,42%
=
X 100%
= 8,73%
i) Pajak Sarang Burung Walet
% =
X 100%
=
X 100%
= 2,22%
=
X 100%
= 4,46%
=
X 100%
62
= 3,74%
=
X 100%
= 2,88%
j) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
% =
X 100%
=
X 100%
= 1,33%
=
X 100%
= 1,25%
=
X 100%
= 2,40%
=
X 100%
= 2,11%
k) Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
% =
X 100%
=
X 100%
= 0,94%
=
X 100%
= 1,23%
=
X 100%
= 0,94%
=
X 100%
63
= 6,17%
Dari tabel 4.5 dapat dilihat secara keseluruhan rata-rata
persentase kontribusi jenis-jenis pajak daerah sebagai elemen pendapatan
asli daerah Kabupaten Bulukumba dalam kurun waktu Tahun 2016-2019
yaitu: kontribusi Pajak Hotel terhadap pendapatan asli daerah sebesar
0,69%, kontribusi Pajak Restoran sebesar 0,51%; kontribusi Pajak Hiburan
sebsear 1,46%; kontribusi Pajak Reklame sebesar 2,54%; kontribusi Pajak
Penerangan Jalan sebesar 2,37%; kontribusi Pajak Pengambilan Bahan
Galian Gol C sebesar 12,54%; kontribusi Pajak Parkir sebesar 6,29%;
kontribusi Pajak Air Bawah Tanah sebesar 3,27%; kontribusi Pajak Sarang
Burung Walet sebesar 0,51%; kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan sebesar
1,72%; dan kontribusi Pajak Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) sebesar 2,32%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengelolaan
dan pengoptimalan di Kabupaten Bulukumba belum maksimal.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis dari data yang diolah yang dilakukan pada
bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yaitu anggaran dan realisasi
Total Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Bulukumba 2016-2019
mengalami peningkatan dan penurunan, Rata-rata kontribusi realisasi
penerimaan Pajak Daerah sebagai elemen Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2019 adalah 19,10% termasuk dalam
kriteria yang kurang efektif karena berkisaran 10%-20%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran untuk Pemerintah Daerah, Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
1. Pemerintah Daerah harus terus mengavaluasi dan meningkatkan kinerja
aparat dalam menggali secara lebih insentif penerimaan Pajak Daerah agar
penerimaan Pajak Daerah dapat terus meningkat setiap tahunnya.
2. Badan Pendapatan Daerah di tiap kota sebaiknya memberikan penyuluhan
atau sosialisasi terhadap Wajib Pajak atau perusahaan tentang pentingnya
pembayaran pajak guna pembangunan daerah dan mencegah kelalaian
Wajib Pajak dalam melaporkan pajaknya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Budiarso,N.,Rooy, F, D. (2015). Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Raja Empat. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3 (4). Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 14 Agustus 2020.
Erlina dan Rasdianto. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Medan: Brama Ardian.
Esmawanto, S., Made, A., Susilawati, E, A. (2015). Evaluasi Penerimaan Pajak Daerah Sebagai Elemen Pendapatan Asli Daerah di Kota Malang. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi Unikama. Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 27 Mei 2020.
Halim, Abdul. 2004. Manajemen Keuangan Bisnis: Konsep Dan Aplikasinya.
Jakarta:Mitra Wacana Media.
Harahap, R, A, S. (2019). Evaluasi Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Sleman Sebagai Salah Satu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jurnal Akuntansi 4 (2). Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 14 Agustus 2020.
Lala, E, I, M., (2019). Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tomohon 2014-2018. Jurnal Manajemen dan Bisnis (4)3. Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 8 April 2020.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Edisi Revisi 2016. Yogyakarta : Penerbit Andi. Mardiasmo, 2018.Akuntansi Sektor Publik.Andi: Yogyakarta
Nursali, M., (2017). Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten atau Kota Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2017. Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 10 Oktober 2020.
Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun Tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak.
Putra, E, I, M (2019). Analisis Realisasi Pertumbuhan realisasi Penerimaan dan Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintah Kota Batu. e-Jurnal P-Repository Sarjana FEB Universitas
66
Gajayana Malang. Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 27 Mei 2020.
Pohan, Chairil Anwar. 2017. Pengantar Perpajakan. Jakarta Mitra Wacana Media.
Rahmiyanti, s., Prasetyo, D.(2020). Pengaruh Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cilegon Tahun 2014-2018. Jurnal Pendidkan Akuntansi dan Keuangan Universitas Banten Jaya . Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 28 Mei 2020.
Salehoddin. (2019). Efektifitas Dan Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Pamekasan. Jurnal Akuntansi dan Investasi 4 (2). Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 14 Agustus 2020.
Susanti, S. (2020). Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang. Jurnal Agregat 4 (2). Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 14 Agustus 2020.
Surya, A, A. (2020). Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. Jurnal Akuntansi. Sumber www.scholar.google.co.id. Diakses 14 Agustus 2020.
Siahaan, Marihot P.2016 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Sumarsan, Thomas. 2017. Perpajakan Indonesia: Pedoman perpajakan lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru (Edisi 5). Jakarta : PT.Indeks.
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Rahayu, Siti Kurnia. 2017. Perpajakan Konsep dan Asfek Formal. Bandung: Rekayasa Sains.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
67
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016
L
A
M
P
I
R
A
N
69
70
71
72
PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 2019
(Sumber : LHP-BPK-RI atas LKPD Tahun 2017 No. )
KODE REKENING
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
4 . 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 169,256,213,901
153,572,359,969
90,73
4 . 1 . 1 Pendapatan Pajak Daerah 45,252,816,374
31,865,089,981
70,42
4 . 1 . 1 . 01 Pajak Hotel 686,921,302
526,084,439
76,59
4 . 1 . 1 . 02 Pajak Restoran 2,387,447,807
2,099,123,752
87,92
4 . 1 . 1 . 03 Pajak Hiburan 27,725,000
12,100,000
43,64
4 . 1 . 1 . 04 Pajak Reklame 377,361,563
310,440,900
82,27
4 . 1 . 1 . 05 Pajak Penerangan Jalan 17,312,145,758
14,669,335,908
84,73
4 . 1 . 1 . 06 Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C - - -
4 . 1 . 1 . 07 Pajak Parkir 73,328,750
139,135,000
104,5
6
4 . 1 . 1 . 08 Pajak Air Bawah Tanah
73,328,750
64,392,600
88,55
4 . 1 . 1 . 09 Pajak Sarang Burung Walet 60,150,000
39,250,000
62,25
4 . 1 . 1 . 11 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 20,118,203
10,588,845,789
52,63
4 . 1 . 1 . 12 Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
4,076,470,650
3,415,841,539 83,79
Bulukumba, 8 Februari 2018
Kepala Badan Pendapatan Daerah
A. SUFARDIMAN, S.H,M.Si
Pangkat : Pembina TK.I
NIP. 19730215 20000 1 005
73
74
75
BIOGRAFI PENULIS
Siti Qamaria dengan nama panggilan Ria lahir di
Kalumpang pada tanggal 25 September 1998 dari
pasangan suami istri Bapak Rahman dan Ibu
Nursimi. Peneliti adalah anak pertama dari 4 orang
bersaudara. Saat ini peneliti tinggal di Jln. Mamoa 5C
N0.6 Kota Makassar.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu
SD Negeri 196 Tritiro lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 33 Bulukumba lulus pada tahun 2013,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA di SMA Negeri 4
Bulukumba lulus pada tahun 2016 dan penulis melanjutkan pendidikan di
program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis
masih terdaftar sebagai mahasiswi program S1 Akuntansi di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
76