Download - Rencana_Penelitian
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA
MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED
Rencana Penelitian
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Pendidikan
Doktor Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Nurfadilah Siregar
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
1
A. Judul Penelitian
Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematis serta
Kemandirian Belajar Mahasiswa melalui Pendekatan Open-Ended
B. Latar Belakang
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam
kurikulum pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mempunyai peran
yang penting. Hal ini dapat dilihat dari hadirnya matematika mulai dari
jenjang pendidikan dasar (TK dan SD/ MI), menengah (SMP/MT dan
SMA/MA), dan tinggi (universitas). Pemikiran tersebut didukung oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 9 ayat (3) yang
menyatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi program
Sarjana dan Diploma wajib memuat matakuliah yang bermuatan kepribadian,
kebudayaan, serta mata kuliah Statistika, dan/atau Matematika.
Secara umum tujuan dari mata pelajaran matematika adalah agar
seseorang dapat:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh;
4. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2
Committee on Undergraduate Program in Mathematics (CUPM)
(Novaliyoshi, 20011) merekomendasikan bahwa setiap matakuliah dalam
matematika hendaknya merupakan aktivitas yang akan membantu mahasiswa
dalam pengembangan analisis, penalaran kritis, pemecahan masalah dan
keterampilan komunikasi. Oleh karena itu pembelajaran matematika yang
diberikan di perguruan tinggi harus dapat mengasah mahasiswa agar memiliki
kompetensi dasar dalam matematika, yaitu pemahaman, pemecahan masalah,
penalaran, koneksi, dan komunikasi matemati, berpikir kritis, dan berpikir
kreatif.
Penalaran merupakan aktivitas mental untuk meningkatkan pemikiran
dengan melihat beberapa fakta atau prinsip sehingga menghasilkan proses
mental berupa pengetahuan atau kesimpulan. Menurut Keraf (Shadiq, 2003)
penalaran adalah proses berpikir yang menghubungkan fakta-fakta yang
diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.
Selain penalaran, yang memegang peranan dalam memperbaiki
pendidikan matematika adalah komunikasi. Komunikasi baik lisan maupun
tulisan membawa mahasiswa pada pemahaman yang mendalam tentang
matematika dan dapat memecahkan masalah dengan baik. Pada kegiatan
pembelajaran matematika di kelas, mahasiswa melakukan kegiatan
berkomunikasi ketika belajar matematika dan belajar berkomunikasi secara
matematis. Misalnya pada saat mahasiswa berdiskusi, mereka akan saling
bertanya atau menjawab pertanyaan dengan mengemukakan penjelasan
tentang ide, situasi, atau relasi matematis secara lisan maupun tulisan, dan
menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam
bahasa simbol, ide, atau model matematika.
Kenyataan yang berbeda dapat dilihat dilapangan, penekanan selama
pembelajaran di perguruan tinggi tidak memberikan ruang bebas kepada
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan matematikanya. Suwarjono
(Novaliyosi, 20011) menyatakan bahwa kenyataan di lapangan penekanan
proses pembelajaran di perguruan tinggi lebih banyak berkaitan dengan
masalah keterampilan manipulatif atau berkaitan dengan bagaimana
3
mengerjakan sesuatu tetapi kurang berkaitan dengan mengapa demikian dan
apa implikasinya, sehingga basis pemahaman dalam pembelajaran hanya
berupa hafalan saja, bukannya penalaran dan kemampuan berpikir matematis.
Hal senada juga diungkapkan Widdiharto (Novaliyosi, 2011) bahwa
pembelajaran cenderung abstrak sehingga konsep-konsep akademik kurang
bisa atau sulit dipahami mahasiswa. Mahasiswa hanya mengharapkan dosen
menyampaikan materi dengan sistematis sehingga mereka hanya duduk diam
mendengarkan serta mencatat materi yang telah disampaikan dengan rapi. Hal
tersebut yang memacu kurangnya kemandirian mahasiswa selama
pembelajaran baik di dalam maupun luar kelas.
Untuk mengakomodir permasalahan tersebut, salah satu pembelajaran
yang memungkinkan digunakan oleh dosen adalah dengan pendekatan open-
ended. Melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended mahasiswa
diberikan ruang untuk mengeksplorasi permasalahan yang ada, melakukan
penalaran, mengkomunikasikan idenya, serta dapat menyajikan masalah baru
melalui masalah awal, sehingga pembelajaran akan cenderung berpusat pada
mahasiswa.
Dari uraian masalah dan pendapat-pendapat yang telah diungkapkan
di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian terhadap mahasiswa
dengan mengimplementasikan pendekatan open-ended untuk meningkatkan
kemampuan penalaran dan komunikasi matematis serta kemandirian belajar
mahasiswa dengan harapan dapat berguna sebagai usaha perbaikan
pembelajaran berikutnya.
C. Rumusan Masalah
Agar mendapatkan deskripsi yang rinci, permasalahan ini dijabarkan
dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kemampuan penalaran dan komunikasi matematis mahasiswa
yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik
daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
4
2. Apakah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis
mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-
ended lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional (ditinjau berdasakan kategori kemampuan tinggi, sedang dan
rendah)?
3. Apakah terdapat asosiasi antara kemampuan penalaran dan komunikasi
matematis mahasiswa?
4. Apakah kemandirian belajar mahasiswa yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan open-ended lebih baik daripada mahasiswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional?
5. Apakah terdapat perbedaan kemandirian belajar antara mahasiswa kategori
kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan open-ended?
6. Bagaimana tanggapan atau pendapat mahasiswa terhadap pembelajaran
dengan pendekatan open-ended?
D. Studi Literatur
Shimada (Dahlan, 2004) menuturkan bahwa pendekatan open-ended
berawal dari pandangan bagaimana mengevaluasi kemampuan siswa secara
objektfi dalam berfikir tingkat tinggi matematika. Seperti yang telah diketahui
bahwa kemampuan tingkat tinggi matematika diantaranya adalah mengenai
kemampuan penalaran dan komunikasi. Pembelajaran dengan pendekatan
open-ended menampilkan suatu masalah yang dapat diselesaikan dengan
multi jawaban atau metode solusi yang berbeda. Selain itu, jenis masalah
yang disajikan bukanlah masalah ruitn, melainkan masalah non-rutin yang
bersifat terbuka. Dahlan (2004) mengklasifikasikan jenis masalah yang ada
dalam pembelajaran dengan pendekatan open-ended dalam tiga bentuk,
yakni: Process is open, end product are open dan ways to develop are open.
Inti dari pembelajaran dengan pendekatan open-ended adalah
penyajian masalah kepada mahasiswa. Dalam suatu masalah, mahasiswa
diberi kesempatan untuk memperoleh pengetahuan baru melalui eksplorasi,
5
menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan berbagai cara.
Pada bagian ini mahasiswa diharapkan mampu mengkomunikasi idenya
kepada mahasiswa lain baik dengan diskusi kelompok maupun penyajian di
depan kelas. Mahasiswa diberi kesempatan untuk berfikir bebas sesuai
dengan pengetahuan awalnya. Dengan demikian kemapuan penalaran dan
komunikasi matematis mahasiswa akan berkembang dan bukan tidak
mungkin terjadi peningkatan.
E. Hipotesis Penelitian
1. Peningkatan kemampuan penalaran matematis mahasiswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik
daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
(ditinjau secara keseluruhan dan kategori kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah).
2. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa yang
memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended lebih baik
daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
(ditinjau secara keseluruhan dan kategori kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah).
3. Terdapat asosiasi antara kemampuan penalaran dan komunikasi matematis
mashasiswa.
4. Kemandirian belajar mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan open-ended lebih baik daripada mahasiswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional (ditinjau secara keseluruhan dan kategori
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah).
5. Terdapat perbedaan kemandirian belajar antara mahasiswa kategori
kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan open-ended.
6
F. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau eksperimen
semu yang terdiri dari dua kelompok. Desain penelitian yang digunakan
adalah desain kelompok kontrol non-ekuivalen (Ruseffendi, 2005). Pada
desain ini, subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima
keadaan subjek seadanya. Pada penelitian ini terdapat pretes, perlakuan yang
berbeda (treatment), dan postes. Secara singkat, desain penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Kelas Eksperimen : O X O
---------------------
Kelas Kontrol : O O
Keterangan:
O : Pretes atau postes
X : Pembelajaran dengan pendekatan open-ended
------- : Subjek tidak dikelompokkan secara acak
G. Daftar Pustaka
Aguspinal. (2011). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan
Komunikasi Matematis Siswa Sma Melalui Pendekatan Open-Ended
Dengan Strategi Group-To-Group (Studi Eksperimen Di Sma Negeri
Plus Provinsi Riau). Tesis pada PPS UPI: Tidak diterbitkan.
Dahlan, J.A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman
Matematika Siswa Sekolah Menengah Lanjutan Tingkat Pertama
Melalui Pendekatan Pembelajaran Open-Ended. Disertasi pada PPS
UPI: Tidak diterbitkan.
Hake, R.R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. [Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/∼sdi/Analyzingchange-Gain.pdf. (10
September 2010).
Novaliyosi. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Dan Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan
Pendekatan Investigasi. Tesis pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.
7
Rusmini. (2007). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi
Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Berbantuan Program Cabri Geometri. Tesis pada SPs UPI: Tidak
diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-
Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, E.T. (1993). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan.
Bandung: IKIP Bandung.
Shadiq, F. (2004). Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematika. Diklat Instruktur/ Pengembangan Matematika SMP
Jenjang Dasar. PPPG Matematika. Yogyakarta.
Sumarmo, U. (2010). Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. FPMIPA UPI.
Tersedia.
Ulya, N. (2007). Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan
Komunikasi Matematik Siswa Smp/Mts Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT). Tesis pada SPs