Download - Senyum karyamin
1
Nita Oktaviani
Senyum Karyamin- Ahmad Tohari.
SENYUM KARYAMIN
Cerpen ini sangat menarik sekali. Dimana setiap senyum karyamin ini mengandung
makna yang tersirat di dalam setiap senyumnya yang manis. Cerpen ini menceritakan seorang
laki-laki yang mempunyai pekerjaan menggangkat batu, walau begitu ia termasuk seseorang
yang pengertian, sabar, juga baik.
Hamper setiap hari karyamin mengambil batu memakai keranjang untuk selanjutnya di
jual kepada penjual batu. Ia mengambil batu itu dari pegunungan yang jalannya sangat licin,
sehingga setiap perjalannannya ia sering terjatuh. Dan batu-batu di dalam keranjangnya
berjatuhan dan beterbaran dimana-mana.
Takjarang teman-teman karyamin menertawakan dirinya. Ia hanya bisa tersenyum.
Ketika teman-temannya menakuti-nakuti tentang pegawai bank harian yang selalu menggoda
istrinya di rumah ketika ia pergi, juga tidak ketinggalan tukang jualan edr kupon buntut. Tapi,
ketika teman-temannya mengejek, ia hanya bisa tersenyum. Ya tersenyum tanpa berkata sepatah
katapun.
Saat di perjalanan, terasa sekali perutnya seperti melilit dan matanya yang berkunang-
kunang.. kakinya mulai gemetar karena menahan beban di pundaknya yang begitu berat.
Memang, karyamin hanya tersenyum. Lalu bangkit meski kepalanya pening dan langit seakan
berputar. Dia tersenyum ketika menapaki tanag licin yang berparut bekas perosotan tubuhnya
ketika jatuh tadi.
Ketika melewati pohon waru, ia melihat Saidah sedang menggelar dagangannya, nasi
pecel. Jakun Karyamin turun naik. Ususnya terasa terpilin.
Saidah menawari Karyamin untuk makan di warungnya, hanya saja ia sadar akan hutang-
hutangnya yang belum ia bayar. Ia tak tega melihat Saidah yang dengan sabar menunggu
tengkulak datang. Ia hanya meminta segelas air putih. Walau sebenarnya itu sangat tidak cukup.
Bibirnya sudah membiru, dan kedua telapak tangannya pucat. Tapi walaupunSaidah memaksa, ia
hanya berlalu bersama seyumannya… ya, ia hanya tersnyum.
2
Nita Oktaviani
Senyum Karyamin- Ahmad Tohari.
Sebelum naik meninggalkan pelataran sungai, mata Karyamin menangkap sesuatu yang
bergerak pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh, si paruh udang. Punggungnya
biru mengkilap, dadanya putih bersih, dan paruhnya merah saga. Tiba-tiba burung itu menukik
menyambar kan kepala timah sehingga air berkecipak. Dengan mangsa di paruhnya, burung itu
melesat melintasi para pencari batu, naik menghindari rumpun gelagah dan lenyap di balik
gerumbul pandan. Ada rasa iri di hati Karyamin terhadap si paruh udang. Tetapi dia hanya bisa
tersenyum melihat keranjangnya yang kosong.
Masih dengan seribu kunang-kunang di matanya, Karyamin mulai berfikir apa perlunya
dia pulang. Dia merasa pasti tak bisa menolong keadaan, atau setidaknya menolong istrinya yang
sedang menghadapi dua penagih bank harian. Maka pelan-pelan Karyamin membalikan badan,
siap kembali turun. Namun di bawah sana KAryamin melihat lelaki dengan baju batik bermotif
tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak kemerahan meyakinkan Karyamin
bahwa lelaki itu adalah Pa Pamong.
Pa Pamong menagih uang dana Afrika, dana untuk menolongorang-orang yang kelaparan
disana. Karyamin mendengar suara nafas sendiri. Samar-samar karyamin juga mendengar detak
jantung sendiri. Tetapi karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging senyum.
Senyum sangat baik untuk mewakili kesadaran yang mendalan akan diri serta situasi yang harus
dihadapinya. Sayangnya, Pak Pamong malah menjadi marah oleh senyum Karyamin. Ia merasa
dihina oleh karyamin. Kali ini ia bukan hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras.
Demikian keras sehingga mengundang seribu lebah masuk ke telinganya, seribu kunang-kunang
masuk ke matanya. Lambungnya yang kampong beguncang-guncang dan merapuhkan
keseimbangan seluruh tubuhnya. Ketika melihat tubuh Krayamin jatuh terguling ke lembah Pak
Pamong berusaha menahnnya. Sayang, gagal.
Itulah ringkasan cerpen Senyum Karyamin. Saya sangat suka dengan cerpen ini. Begitu
banyak mengandung pesan moral yang membuat saya tercengang dengan kata-katanya. Ia
memperlihatkan kesederhanaannya, dengan tidak banyak bicara, hanya melempar sebuah
senyuman bermakna.
3
Nita Oktaviani
Senyum Karyamin- Ahmad Tohari.
Cerpen ini memiliki tema “kesabaran”. Dimana setiap poin-poin yang diceritakan oleh si
pengarang mengandung kesan sabar dalam menghadapi sesuatu. Seperti menghadapi
hinaan teman-teman karyamin, menghadapi rasa laparnya, menghadapi rasa takut akan
istrinya yang setiap hari di datangi oleh pegawai bank harian yang belum tentu istrinya
bisa membayar itu setiap hari, tapi ia hanya bisa bersabar, jalani dengan pasrah dan
tersenyum.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran. Dimana awalnya alur ini
menggunakan alur maju, namun di tengah-tengah cerita karyamin mengingat akan
istrinya yang sedang menunggunya pulang di rumah.
Latar yang digunaka yaitu di sebuah turunan pegunungan yang jalannya licin juga sempit.
Untuk tokoh karyamin sendiri, dia adalah sosok yang penyabar, baik dan juga pengertian.
Begitu pula dengan istrinya, ia memiliki watak penyabar. Sabar menunggu suaminya
pulang walau terkadang tidak membwa uang seperti yang ia harapkan untuk membayar
hutang kepada bank harian. Sedangkan Pak Pamong, ia memiliki karakter yang tidak
sabaran. Dan juga gampang mengambil kesimpulan sendiri.
Suduk pandang yang dipakai dalah sudut padang orang ketiga.
Amanat yang ingin pengarang baca, mungkin ia ingin memberikan sedikit pelajaran
tentang kesabaran, kesederhanaan, dan pengertian terhadap orang lain. Belajar sabar
dalam menjalani kehidupan. Karena pada kenyataannya hidup itu tidak semudah yang
kita fikirkan. Apalagi sosok Karyamin ini sosok yang tinggal di sebuah pegunungan yang
tingkat ekonomi keluarganya di bawah yang lain. Ia terliliit hutang karena keterbatasan
penghasilannya sebagai tukang angkut batu.