i
PENINGKATAN
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI
PENGGOLONGAN HEWAN MELALUI
TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SEMESTER
I MI MA’ARIF ROWOBONI,
KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATENSEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
AFIT NUGROHO
NIM 11509031
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SALATIGA
2016
ii
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. (0298) 323706 Fax. 323433KodePos 50721 Salatiga
Website: http://.iainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATERI PENGGOLONGAN HEWAN MELALUI TEKNIK
MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MI MA’ARIF
ROWOBONI, KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
DISUSUN OLEH
AFIT NUGRUHO
NIM : 11509031
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtida’iyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
tanggal 21 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd
Sekretaris Penguji : Peni Susapti, M.Si
Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd
Penguji II : Sutrisna, M.Pd
Salatiga, 29 September 2016
Dekan
Suwardi, M Pd
NIP.19670121 199903 1002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini.
Nama : Afit Nugroho
NIM : 11509031
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 26 Agustus 2016
Yang menyatakan
Afit Nugroho
NIM.11509031`
v
MOTTO
:النجم()
―Dan bawasanya seseorang manusia tiada yang memperoleh selain apa yang
diusahakannya” (Q.S. An Najm:39)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahku (Ibrori) dan Ibuku (Siti Hartini) sebagai wujud baktiku padanya, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
2. Kakak-kakakku (Mas Saipul) dan Adikku tersayang (Maslikhah) yang selalu
memberikan nasehat dan dukungan.
3. Keluarga besar mbah padam, dan mbah Khanan (Alm)
4. Seluruh santri darul fikri bawen yang selalu mendukung dan mendo’akan
5. Teman-teman PGMI 2009 seperjuangan (imam, agug, ridwan, fauzi, budi,
latif, rockim (Alm), eko, yudi, agung, aisyah, ari retno, evi, Irma, eni, wulan,
nana, novi, farida, ayu, naila, tika, suwarti, trimis).
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh
gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup
kita di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-
baiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi
ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi
dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Dr. Rahmad hariyadi, M Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M Pd, selaku dekan FTIK
3. Peni Susapti, M.Si, selaku kajur PGMI sekaligus dosen pembimbing yang
telah memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan
kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
5. Arifudin Hirawan, S.Pd I selaku kepala MI Al Ma’arif Rowoboni yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di madrasah
yang beliau pimpin.
viii
6. Bapak/Ibu guru dan Karyawan MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di madrasah
tersebut.
7. Murid-murid kelas IV MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang, yang
telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan
dukungan demi keberhasilan penulis.
9. Kakak-kakak tersayang yang selalu mendukung dan memberikan semangat
dalam nasehat-nasehat yang bermanfaat.
10. Teman seperjuangan, PGMI 2009, yang selama ini telah berjuang bersama.
11. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan kalian.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun
di akhirat.
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 26 Agustus 2016
Penulis
ix
ABSTRAK
Nugroho, Afit. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi
Penggolongan Hewan Melalui Teknik Mind Mapping Pada Siswa Kelas IV
Semester I Mi Ma’arif Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti, M.Si.
Kata kunci: Hasil belajar dan teknik mind mapping
Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV semestar MI Ma’arif Rowoboni, Kecamatan Bangyubiru, Kabpaten Semarang
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui teknik mind mapping. Masalah
utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah melalui teknik mind
mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I MI Ma’arif Rowoboni,
Kecamatan banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017?
Guna menjawab pertanyaaan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dengan 3 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan
yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan
kegiatan pembelajaran, dan membuat instrumen penelitian lainnya. 2) Acting,
melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi
penggolongan hewan 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes dan
lembar pengamatan, 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subyek
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI MI Ma’arif Rowoboni,
Kecamamtan banyubiru, Kabpaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 13 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 9 siswi perempuan. Penelitian
ini menggunakan teknik mind mapping pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam materi penggolongan hewan.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui teknik mind mapping
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I MI Ma’arif Rowoboni,
Kecamatan banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 dalam
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan. Dalam penelitian ini
hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus
yaitu siklus I 30,8%, siklus II 61,5% dan siklus III 84,6% Mengacu pada hasil
penelitian ini peneliti menyarankan kepada para guru atau calon guru untuk selalu
meningkatkan inovasi pembelajarannya dengan menggunakan media, metode dan
teknik yang bervariasi.
x
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................... 6
E. Kegunaan Penelitian .............................................................. 7
F. Definisi Operasional ............................................................... 8
G. Metode Penelitian ................................................................... 11
H. Sistematika Penulisan ............................................................. 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ........................................................................... 19
1. Belajar .............................................................................. 19
xi
a. Definisi belajar ............................................................. 19
b. Jenis-jenis belajar ......................................................... 21
c. Prinsip-prinsip belajar ................................................... 22
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ................... 23
2. Hasil belajar ...................................................................... 30
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar .......................... 32
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam .................................. 36
1. Pengertian IPA .................................................................. 36
2. Tujuan dan fungsi IPA .................................................... 37
3. Ruang lingkup IPA ........................................................... 39
4. Pembelajaran IPA di SD/MI ............................................. 39
C. Mind Mapping ........................................................................ 42
1. Definisi mind mapping. ..................................................... 42
2. Manfaat mind mapping ..................................................... 45
3. Cara membuat mind mapping ........................................... 46
4. Kegunaan mind mapping................................................... 49
5. Kelebihan dan kelemahan mind mapping ........................ 50
6. Pembelajaran IPA dengan mind mapping ......................... 51
7. Aplikasi Mind mapping dalam pembelajaran ................... 52
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian .................................................................. 54
1. Lokasi penelitian ............................................................ 54
2. Waktu penelitian ............................................................ 54
3. Keadaan siswa dan guru ................................................ 55
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus................................................. 56
1. Siklus I ........................................................................... 56
2. Siklus II .......................................................................... 61
3. Siklus III ......................................................................... 66
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ....................................................... 71
1. Siklus I ........................................................................... 71
2. Siklus II .......................................................................... 74
3. Siklus III ......................................................................... 77
B. Pembahasan ............................................................................ 81
1. Hasil rekapitulasi ........................................................... 81
2. Kondisi awal .................................................................. 82
3. Kondisi akhir .................................................................. 83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 85
B. Saran ....................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar nama siswa kelas IV MI Ma’arif Rowoboni, Banyubitu, Semarang
Tahun 2016/2016 .............................................................................. 54
Tabel 3.2. Daftar nama guru MI Ma’arif Rowoboni, Banyubitu, Semarang Tahun
2016/2017 ......................................................................................... 55
Tabel 4.1. Daya serap siswa siklus I .................................................................. 71
Tabel 4.2. Hasil tes formatif pada siklus I ......................................................... 72
Tabel 4.3. Daya serap siswa siklus II ................................................................. 74
Tabel 4.4. Hasil tes formatif pada siklus II ....................................................... 75
Tabel 4.5. Daya serap siswa siklus III................................................................ 77
Tabel 4.6. Hasil tes formatif pada siklus III ...................................................... 78
Tabel 4.7. Hasil rekapitulasi daya serap siswa ................................................... 81
Tabel 4.8. Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa ................................... 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Siklus penelitian ......................................................................... 13
Gambar 2.1 Lembar berwarna Mind Mapping .............................................. 49
Gambar 4.1 Diagram hasil tes formatif siklus I ............................................... 70
Gambar 4.2 Diagram hasil tes formatif siklus I ............................................... 72
Gambar 4.3 Diagram hasil tes formatif siklus I ............................................... 75
Gambar 4.4 Diagram hasil tes formatif siklus I ............................................... 77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3 Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 4 Lembar test formatif siklus I
Lampiran 5 Lembar test formatif siklus II
Lampiran 6 Lembar test formatif siklus III
Lampiran 7 Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Lampiran 8 Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Lampiran 9 Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Lampiran 10 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I
Lampiran 11 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II
Lampiran 12 Lembar hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
siklus III
Lampiran 13 Lampiran dokumentasi
Lampiran 14 Surat tugas pembimbing
Lampiran 15 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 16 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 17 Surat balasan ijin penelitian
Lampiran 18 Nilai SKK mahasiswa
Lampiran 19 Riwayat hidup penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam adalah suatu disiplin ilmu yang membahas
tentang alam dan gejala-gejala yang terjadi di dalamnya. Ilmu pengetahuan alam
(IPA) atau disebut juga Sains di ajarkan dilembaga pendidikan dasar dan
menengah. Tujuan dari dibelajarkannya IPA di satuan lembaga pendidikan adalah
untuk memberikan landasan bagi siswa dalam menjawab tantangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tang semakin berkembang. Dalam membelajarkan
ilmu pengetahuan alam di perlukan metode, materi, serta teknik pendekan yang
tepat, sehingga tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan alam dapat tercapai dengan
maksimal.
Banyaknya obyek kajian IPA mendorong seorang guru harus ekstra keras
memberikan asupan-asupan yang lebih mengena dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil jika dalam pembelajaran mengunakan
teknik, metode, strategi yang menarik. Teknik, metode, strategi yang menarik
merupakan modal awal yang bisa dijadikan untuk menunjang keberhasilan
belajar. Keberhasilan belajar adalah ketuntasan dalam belajar siswa. Namun
keberhasilan dalam pembelajaran IPA belumlah kelihatan karena guru hanya
memberikan konsep pengertian saja dan mengesampingkan aspek pemahaman.
Semua guru mestilah menginginkan agar siswanya berhasil dalam kegiatan
2
belajar. Keberhasilan ini merupakan modal bagi siswa untuk mendapatkan nilai
baik dalam hasil tes. Sebenarnya keberhasilan dalam pembelajaran IPA bukanlah
hanya dilihat dengan nilai semata. Selain nilai, aspek-aspek yang lain juga
mempengaruhi dalam pembeljaran IPA seperti keterampilan psikomotorik dalam
kehidupan. Hal ini sejalan dengan pernyataan ―Taksonomi Bloom‖ yaitu yang
harus dicapai siswa dalam belajar yaitu: kemampuan kognitif (pengetahuan),
kemampuan afektif (penghayatan) dan kemampuan psikomotorik (prilaku)
(Sam’s, 2010:35).
Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar IPA bukan hanya semata-
mata diukur dengan nilai yang memuaskan dalam ulangan maupun ujian akhir.
Melainkan dapat diukur dari materi IPA yang dipelajari, dihayati dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA
ternyata ditentukan dari dari beberapa faktor yang saling mendukung secara
serempak atau terpadu. Mengandalkan faktor kecerdasan saja belum menjamin
keberhasilan siswa jika tidak didukung dengan faktor lain. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah intelegensi sedangkan
faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan, keadaan sarana dan prasarana
maupun cara belajar. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Gagne
menyatakan bahwa untuk terjadi belajar pada siswa diperlukan kondisi belajar,
baik kondisi internal maupun eksternal (Fajar, 2002:9).
3
Melalui survei yang dilakukan pada bulan juli di kelas IV Mi Ma’arif
Rowoboni, Banyubiru, Semarang ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam
menguasai konsep IPA tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria
ketuntasan mengajar yang diterapakan untuk mata pelajaran IPA adalah 70. Dari
hasil survei pada bulan juli diketahui bahwa dari sejumlah 13 siswa, 5 siswa
memperoleh nilai sesuai KKM dan 8 siswa yang lain belum memenuhi KKM
yang ditentukan.
Berdasarkan survei diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya
kemampuan dalam pembelajaran IPA adalah faktor dari siswa sendiri dan faktor
guru kelas. Faktor penyebab dari siswa adalah siswa cenderung kurang dapat
mempertahankan daya ingatnya dalam jangka panjang. Siswa kurang memahami
materi yang bersifat konsteptual dengan baik. Demikian juga, siswa kurang
mampu menyusun hubungan atau asosiasi secara menyeluruh terhadap materi
pembelajaran. Sedangkan faktor penyebab rendahnya kemampuan siswa dari
faktor guru kelas adalah kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan teknik
pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru kelas juga ditengarahi belum
menganekaragamkan penyajian, isi materi, proses pembelajaran dan hasil belajar
yang bermakna. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan
kepada guru sebagai pusat pembelajaran. Kemudian siswa diarahkan
kemampuannya untuk menghafal informasi tanpa ditutut untuk memahami
informasi yang diingatnya. Pembelajaran yang terjadi tidak dapat
4
mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan sistematis. Siswa
kurang didorong untuk mengembangkan dirinya supaya kreatif.
Atas dasar kenyataan demikian, perlu dicari alternatif lainnya dengan
melakukan inovasi baik strategi, metode, maupun teknik pembelajaran. Teknik
pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar salah
satunya adalah melalui teknik peta pikiran atau mind map. Teknik ini sangat
dianjurkan terutama oleh para ahli pembelajaran untuk merancang pembelajaran
yang efektif dan efisien. Teknik ini dapat menggugah semangat belajar,
kreativitas dan berfikir para siswa. Penggunaan teknik ini dalam pembelajaran
terutama Ilmu Pengetahuan Alam belum banyak dilakukan.
Mind mapping adalah merupakan alat paling hebat yang membantu otak
berfikir secara teratur (Buzan, 2006:4). Mind mapping merupakan cara paling
mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil
informasi dari dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam
membuat catatan, sehingga boleh dikatakan mind mapping benar-benar
memetakan pikiran anda (Buzan, 2006:6). Porter dan Hernacki (2008:152-153)
menyatakan bahwa ‖mind mapping juga disebut dengan peta pikiran‖. Mind
mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dengan satu
halaman. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik
dari suatu pola dan ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau mind mapping pada
dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana lainnya untuk membentuk
kesan pada otak. Teknik Mind mapp adalah teknik yang mengoptimalkan dua
5
kerja otak secara bersamaan, yaitu otak kiri mencerna konsep dan otak kanan
mencerna visual yang berisikan konsep.
Berdasarkan uraian yang yang dikemukakan diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas tentang: ― PENINGKATAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MATERI PENGGOLONGAN
HEWAN MELALUI TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV
SEMESTER I MI MA’ARIF ROWOBONI, KECAMATAN BANYUBIRU,
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2016/2017‖.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Apakah melalui teknik mind mapping
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV semester I MI Ma’arif Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan alam materi penggolongan hewan melalui teknik mind mapping
pada siswa kelas IV semester I MI Ma’arif Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017.
6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis tindakan
Hipotesis menurut Sutrisno Hadi, Hipotesis adalah ―Suatu dugaan
yang mungkin benar dan mungkin salah, dia akan salah jika palsu dan akan
diterima jika fakta-faktanya itu membenarkannya‖ (Sutrisno Hadi, 1981: 63).
Jadi hipotesis berarti dugaan sementara dari hasil penelitian yang akan
dilakukan. Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian
ini adalah Melalui teknik mind mapping dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV semester I MI Ma’arif Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017.
2. Indikator keberhasilan
Penerapan teknik mind mapping ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis adalah sebagai berikut:
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus
pertama ke siklus dua dan seterusnya.
b. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan.
c. Siswa sangat senang dan antusias dalam pembelajaran dengan melalui
penerapan teknik mind mapping.
7
d. Guru mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran melalui
penerapan teknik mind mapping.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat berguan dan bermanfaat baik secar teoritik dan praktis.
1. Secara teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses
kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA, terutama
dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA,
kemudian dapat melihat (a) Apakah penerapan teknik mind mapping dapat
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi penggolongan
hewan pada siswa kelas IV semester I MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru,
Semarang tahun 2016? (b) Apakah penerapan teknik mind mapping dapat
meningkatkan perhatian belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas
IV MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang tahun 2016? Apabila
siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar dapat meningkat sehingga
dapat tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan
dalam kehipan sehari-hari dan dapat menyesuaikan sesuai dengan
perkembangan zaman. Hasil penelitian juga dapat menambah khasanah
keilmuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI),
khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
8
2. Secara praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan belajar IPA melalui penerapan teknik mind mapping
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa
sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien
c. Bagi Madrasah Ibtidaiyah (MI), dapat dijadikan sebagai contoh bentuk
peningkatan yang berbasis sekolah/ Madrasah dalam upaya
peningkatan hasil belajar.
d. Bagi Perpustakaan IAIN Salatiga, Hasil penelitian ini bagi
perpustakaan IAIN Salatiga berguna untuk menambah literatur
dibidang pendidikan.
e. Bagi Peneliti, Dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan cara berpikir ilmiyah dan juga menambah wawasan
peneliti dalam bidang ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan bahan
penunjang dan pengembangan penelitian yang releven dengan topik
tersebut.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis memberikan definisi
operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada
9
kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-
istilah tersebut adalah:
1. Hasil belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi
Penggolongan Hewan
Surayin (2007) hasil adalah suatu pendapatan atau perolehan dari
sesuatu yang telah dikerjakan. Belajar adalah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti ‖berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu‖. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar
adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian (Baharuddin, 2010:13).
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman
yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mengidentifikasi hasil
belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti
proses belajar (Sam’s, 2010:33).
Aktifitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena
dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai atau tidak. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar
guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya
(reliable), diperlukan suatu informasi tentang indikator- indikator perubahan
tingkah laku dan pribadi siswa. Menurut Bloom, prestasi dikategorikan
menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Sam’s,
2010:35). Dalam penelitian ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang sangat
10
penting dalam keberhasilan pembelajaran. Ranah kognitif meliputi
pembelajaran yang mengutamakan nilai pengetahuan, afektif meliputi tingkah
laku atau sikap anak didik dalam pembelajaran dan psikomotor meliputi skill
atau keterampilan peserta didik dalam pembelajaran. Tiga hal tersebut sebagai
alat atau cara untuk membantu keberhasilan dari penelitian. Jadi, hasil belajar
ialah suatu perolehan yang telah di capai dari suatu pekerjaan sesuai dengan
usaha yang dilakukannya dalam proses keiatan belajar.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan penggolongan hewan
adalah salah satu materi yang termuat dalam mata pelajaran IPA. Materi
tersebut dikaji dan di palajari di kelas IV semester I.
Hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi
penggolongan hewan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tercapainya
hasil atau prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan,
yaitu adanya peningkatan nilai belajar dari pembelajaran sebelumnya. Dalam
penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari siklus I ke siklus II dan
seterusnya hasil belajar mengalami peningkatan secara berkesinambungan,
sesuai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) yang ditetapkan pada mata
pelajatan Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Teknik mind mapping
Mind mapping adalah merupakan alat paling hebat yang membantu
otak berfikir secara teratur (Buzan, 2006:4). Mind mapping merupakan cara
11
paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk
mengambil informasi dari dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan
efektif dalam membuat catatan, sehingga boleh dikatakan mind mapping
benar-benar memetakan pikiran anda (Buzan, 2006:6). Porter dan Hernacki
(2008:152-153) mengatakan mind mapping juga disebut dengan peta pikiran.
Mind mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dengan
satu halaman. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan
sensorik dari suatu pola dan ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau mind
mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana lainnya untuk
membentuk kesan pada otak.
Jadi teknik mind mapping memudahkan kinerja otak untuk
menyimpan ingatan dan memudahkan untuk mengeluarkan kembali. Teknik
ini jika diterapkan dalam pembelajaran sangatlah bermanfaat karena mind
mapping menggunakan sistem kerja otak kanan dan otak kiri dan
memudahkan siswa untuk mengingat dalam jangka waktu yang panjang.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas,
istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR)
kalau di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK. Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru,
12
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2009:14).
Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah Proses penetapan dan
suatu tindakan-tindakan baru, baik terhadap anak didik didalam kelas maupun
warga lain dilingkungan sekolah, sebagai alternatif pemecahan masalah
(Sam’s, 2010:57). Penelitian tindakan adalah metode penelitian yang
menekankan pada praktik sosial, bertujuan kearah peningkatan sebuah proses
siklus diikuti oleh penemuan yang sistematis sebuah reflektif, bersifat
partisipatif, dan ditentukan oleh pelaksana (Sam’s, 2010:57). Arikunto dalam
bukunya mengungkapkan Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan
(action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006:58). Jadi secara garis besarnya
penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelas untuk memecahkan masalah/meningkatkan mutu pembelajaran
dilakukan secara bertahap dan terus menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena
melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan
langsung dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini kelas dijadikan
penelitian. Penelitian bisa dilakukan oleh orang luar yang mengumpulkan
data dengan cara mengamati guru mengajar (Wardani, 2009:14). Peneliti
mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa.
Dalam penelitian ini kelas dijadikan obyek penelitian. Penelitian
13
mengumpulkan data observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa.
Adapun gambaran tahap penelitian adalah sebagi berikut:
Gambar 1.1 Siklus penelitian
Sumber (Arikunto, 2006:16)
2. Subyek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru,
Semarang dan dilaksanakan di kelas IV yang jumlah siswanya terdiri dari 13
siswa. Terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 9 siswi perempuan. Penelitian ini
dilakukan tiga siklus dengan menggunakan penerapan mind mapping setelah
itu dilakukan refleksi
3. Langkah-langkah penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi:
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
?
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
14
(1) planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan)
dan (4) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Tahap rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh
rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan teknik mind
mapping (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ).
2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.
3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
4) Mempersiapkan perlengkapan mind mapping yang dibutuhkan.
5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian
perhatian siswa.
6) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran.
7) Menyusun test formatif untuk siswa
8) Target yang diharapkan dalam penerapan teknik mind mapping ini
keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimum
b. Tahap tindakan (action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan
pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada
RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga
15
kegiatan, yaitu pendahuluan, inti dan penutup. Dan pada RRP bagian
inti meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
c. Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati,
dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik.
Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama
kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung,
kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.
d. Tahap refleksi (reflection), meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada
siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja
guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen penelitian
Intrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan
ini adalah:
a. Pedoman pengamatan: digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
16
b. Tes/ Soal Tes digunakan untuk mengetahuai tingkat prestasi belajar
setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik mind mapping.
5. Pengumpulan data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara
mengumpulkan data dengan menggunakan metode:
a. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta
didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti (Farikhah,
2006:10). Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar
terhadap materi materi Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran IPA. Pada setiap siklus guru memberikan tes
tertulis dalam bentuk uraian untuk mengukur kemampuan siswa dalam
pemahaman terhadap materi.
6. Analisis data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunnakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format
17
pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti bersama guru kelas
IV MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang, sebagai pijakan untuk
menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi
bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini
menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan berupa
persentase sebagai berikut:
%100N
FP
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226)
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian
penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup: Latar belakang, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup: Hasil belajar siswa meliputi
definisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor
18
yang mempengaruhi belajar, hasil belajar, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Pembelajaran IPA di SD/MI meliputi
pengertian IPA, pembelajaran IPA di SD/MI. Mind mapping meliputi
definisi mind mapping, manfaat mind mapping, cara membuat mind
mapping, kegunaan mind mapping, kelebihan dan kelemahan mind
mapping, pembelajaran IPA dengan mind mapping.
BAB III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Subjek penelitian, deskripsi
pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi
pelaksanaan siklus III
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi paparan
per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II,
deskripsi paparan siklus III dan pembahasan
BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan saran yang selanjutnya akan
bermanfaat bagi perkembanagan teori maupun praktek bidang yang
diteliti.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Belajar
a. Definisi belajar
Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban, mengajarkan kepada orang
lain hendaklah dengan jelas, dengan terang, dan janganlah
menyembunyikan yang benar. Hendaklah mengajarkan sesuatu dengan
penuh kebijaksanaan (Hadhiri, 1993:45). Dalam Al Quran juga dijelaskan
pada ayat:
(
( التوبة
Artinya: tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (Q.S
At Taubah: 122).
Berdasarkan penjelasan ayat tersebut dapat kita ambil sebagai dasar untuk
selalu menuntut ilmu (belajar).
20
Definisi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara
etimologi belajar memiliki arti ―berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu‖ Definisi ini memberi pengertian bahwa belajar adalah sebuah
kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Disini usaha untuk
mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum
dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu
(Baharuddin, 2010:13). Menurut W.S Winkel (1996:53) dalam bukunya
psikologi pengajaran memberi penjelasan, belajar adalah ―Suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap‖. Cronbach
(Suryabrata, 2007:231) memberi pengertian belajar yang sebaik-baiknya
adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar
mempergunakan panca inderanya. Hal ini menunjukkan belajar bukan
hanya sekedar mendapat pengetahuan saja melainkan dengan proses
belajar manusia mendapatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Beberapa definisi belajar yang telah diungkapkan oleh para ahli
pendidikan dapat ditarik sebuah pengertian tentang pengertian belajar,
yaitu belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan, dan sikap
tingkah laku yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, baik dari guru
21
maupun teman sebaya dan dari bangku sekolah atau dari pengalaman.
Semuanya itu bisa dikatakan terjadinya proses belajar dalam diri manusia.
Kemampuan manusia seperti ini yang menjadi pembeda kepada
mahluk hidup yang lain. Belajar memiliki keuntungan bagi individu
maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara
terus menerus akan memberi kontribusi terhadap pengembangan kualitas
hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat belajar mempunyai peran penting
dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi
(Baharuddin, 2010:12).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka proses terjadinya belajar
dapat kita ambil hal-hal pokok sebagai berikut. Sebagaimana yang
dituliskan Suryabrata dalam buku psikologi pendidikan yaitu:
1) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral
changes, aktual maupun potensial).
2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru.
3) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
b. Jenis-jenis belajar
Dalam modul psikologi pendidikan yang diterbitkan Depag RI
tahun 2004 menjelaskan jenis-jenis belajar yang dikembangkan oleh
Gagne menjadi lima, yaitu:
22
1) Belajar Informasi verbal, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan
dengan menggunakan bentuk bahasa lisan atau tertulis yang meliputi
cap nama suatu obyek, atau mencakup data atau fakta. Dengan
informasi verbal inilah manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi
dengan orang lain dan dapat mengatur dalam kehidupan sehari-hari.
2) Belajar kemahiran intelektual, yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dalam bentuk satu representasi, khususnya konsep dan berbagai
lambang atau simbol. Mulai dari persepsi, pembentukan konsep,
menyusun kaidah dan menentukan prinsip.
3) Belajar pengaturan kegiatan intelektual, yaitu belajar bagaimana cara
menangani aktivitas belajar dan sendiri, misalnya dalam proses
pemecahan masalah yang menuntut pendekatan-pendekatan yang tepat
dengan mengatur arus pikiran diri sendiri.
4) Belajar keterampilan motorik, yang melibatkan kemampuan otot, urat
dan persendian secara langsung. Ciri uatamanya adalah kemampuan
automatisme. Contohnya terampil dalam membaca dan menulis,
trampil dalam melakuakan gerakan-gerakan tertentu dan sebagainya.
5) Belajar sikap, misalnya sikap disiplin dan bekerja dengan jujur dengan
menanamkan penghayatan dan perasaan melalui pemberitahuan,
penanaman keyakinan dan pembiasan.
23
c. Prinsip-prinsip belajar
Dalam kegiatan pembelajaran supaya belajar menjadi efektif dan
menyenangkan maka perlulah memperhatikan prinsip-prinsip belajar.
Baharuddin (2010:16) prinsip-prinsip belajar diantaranya:
1) Adapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang
lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.
2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuan.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila penguatan langsung pada
setiap langkahyang dilakukan selama proses belajar.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa
akan membut proses belajar semakin berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi
tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara umum faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal kedua
faktor tersebut sangat mempengaruhi dalam proses belajar individu
sehingga mempengaruhi kualitas hasil belajar.
1) Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-
faktor internal ini meliputi fisiologi dan psikologi (Baharuddin,
2010:19).
24
a) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktror faktor ini
dibedakan menjadi dua macam.
Pertama keadaan tunos jasmani. Keadaan tunos jasmani
pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang.
Apabila kondisi fisik seseorang tidak sehat maka akan berpengaruh
negatif terhadap aktivitas belajar seseorang. Jika sebaliknya,
kondisi fisik seseorang sedang dalam keadaan sehat dan bugar
maka akan berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar seseorang
tersebut. Sehingga dapat memaksimalkan dalam proses belajar dan
akan mendapat hasil yang maksimal. Maka dari itu perlulah
menjaga kesehatan jasmani, antara lain perlu usaha: 1) Menjaga
pola makan, dengan memakan makanan yang memperhatikan
nutrisi yang amasuk dalam tubuh, krena kekurangan nutrisi atau
gizi dapat menyebabkan tubuh tidak sehat. 2) Rajin berolah raga,
dengan olah raga yang teratur menjadikan tubuh kita sehat dan
bugar. 3) Istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama kegiatan
belajar berlangsung. peran fungsi fisiologi sangat berpengaruh
terhadap aktivitas belajar manusia. Terutama panca indera dengan
panca indera yang dimiliki oleh manusia, manusia dapat menerima
25
segala informasi yang ditangkap dari luar. Pada panca indera yang
memiliki fungsi sangat besar adalah mata dan telinga. Oleh karena
itu setiap manusia perlulah menjaganya dengan baik.
b) Faktor psikologi
Faktor-faktor psikologi adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologi utama mempengaruhi proses belajar adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
(1) Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko – fisik dalam mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian kecerdasan bukan dipengaruhi dengan
kualitas otak saja, melainkan dipengaruhi dengan organ-organ
tubuh manusia yang lain. Dalam hal ini Howard Gardner
menyebutnya dengan multiple intelegensi. Namun jika
dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ
yang paling pening dibanding organ yang lain. Karena fungsi
otak sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari
hampir seuruh aktivitas manusia.
26
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kecerdasan
siswa semakin baik potensi belajarnya dan sebaliknya.
(2) Motivasi
Motivasi adalah suatu faktor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi ialah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli
psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses didalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menajaga prilaku setiapa saat (Bahruddin, 2010:22). Motivasi
juga sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan
intensitas dan arah prilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua,
yang pertama motivasi intrinsik dan yang kedua motivasi
ekstinsik. Keduanya akan di jelaskan dibawah ini :
Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk
melakukan sesuatu (Baharuddin, 2010:23). Seperti orang
ketika membaca mestilah orang tersebut tidak perlu disuruh
oleh orang lain, karena menurut orang tersebut membaca sudah
menjadi suatu kebutuhan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah
faktor yang datang dari luar individu tetapi memberi pengaruh
27
untuk melakukan kegiatan belajar (Baharuddin, 2010:23).
Seperti pujian, hadiah, peraturan, tata tertib teladan guru orang
tua dan lainsebagainya.
(3) Minat
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu (Baharuddin, 2010:24). Tidak lepas dari pengertiannya
secara umum minat sering disamakan dengan motivasi. Karena
jika seorang tidak memiliki minat dalam belajar maka ia akan
tidak bergairah untuk belajar. Oleh sebab itu guru perlulah
memperhatikan minat belajar siswa dan diharapkan dapat
menumbuhkan minat dari siswa yang akan menjadikan proses
belajar menjadi semangat.
(4) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan
cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, pristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Baharuddin,
2010:25). Sikap siswa dalam belajar dipengarui oleh prasaan
senang atau tidak senang dalam performance guru, mata
pelajaran atau lingkungan sekitar. Maka dari itu untuk
menghindari sikap siswa yang negatif guru harus bias menjadi
28
guru yang baik dan profesional serta bisa bertanggungjawab
sesuai profesi yang dipilihnya. Dengan cara mengembangkan
kepribadian seorang guru yang empati, sabar, dan tulus kepada
muridnya.
(5) Bakat
Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagi
kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang (Baharuddin,
2010:25). Jika dalam proses belajar bakat merupakan
kemampuan umum yang dimiliki siswa dalam proses belajar.
Maka dari itu bakat merupakan komponen penting yang ada
pada diri siswa dalam proses belajar. Berarti jika bakat siswa
sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya maka potensi
itu mendukung proses belajarnya dan kemungkinan ia akan
berhasil.
2) Faktor-faktor eksogen/ eksternal
Selain faktor internal tadi, faktor-faktor endogen atau eksternal
juga mempengaruhi dalam proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(Baharuddin, 2010:26-28) menjelaskan faktor-faktor ekternal dalam
proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan non sosial.
29
a) Lingkungan sosial
1) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
baik disekolah. Prilaku yang simpatik dan dapat
menjadi teladan seorang guru atau administrasi
dapat menjadi pendorong siswa untuk belajar.
2) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
sosial masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa
yang kumuh banyak penganguran dan anak terlantar
juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa,
paling tidak siswa kesulitan memerlukan teman
belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimiliki.
3) Lingkungan Sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semua dapat
memberi dampak dalam aktivitas belajar siswa.
30
Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak,
kakak atau adik yang harmonis akan membantu
siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkunagn non sosial adalah:
1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang
egar tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak
terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah /gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Sebaliknya bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses beajar siswa akan terlambat.
2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang
dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, lapangan
olah raga dan lain sebagainya. Kedua software,
seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode
31
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap
aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai
materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
2. Hasil belajar
Sebelum membicarakan pengertian hasil belajar terlebih dahulu akan
dikemukakan apa yang dimaksud dengan hasil dan belajar. Para ahli
pendidikan mengemukakan pendapat mereka. Surayin (2007) hasil adalah
suatu pendapatan atau perolehan dari sesuatu yang telah dikerjakan. Belajar
adalah dalam kamus besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar
memiliki arti ‖berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu‖. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian (Baharuddin, 2010:13). Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat dari
latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs
mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010:33).
Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil adalah
porelehan akhir dari proses belajar. Jadi, hasil belajar ialah suatu perolehan
32
yang telah di capai dari suatu pekerjaan sesuai dengan usaha yang
dilakukannya dalam proses kegiatan belajar.
Aktifitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena
dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai atau tidak. Untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar
guru dan belajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya
(reliable), diperlukan suatu informasi tentang indikator-indikator perubahan
tingkah laku dan pribadi siswa.
Menurut Bloom, hasil belajar dikategorikan menjadi 3 ranah yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Sam’s, 2010:35). Dalam penelitian
ini, tiga ranah diatas menjadi hal yang sangat penting dalam keberhasilan
pembelajaran. Ranah kognitif meliputi pembelajaran yang mengutamakan
nilai pengetahuan, afektif meliputi tingkah laku atau sikap anak didik dalam
pembelajaran dan psikomotor meliputi skill atau keterampilan peserta didik
dalam pembelajaran. Jadi tiga hal tersebut sebagai alat atau cara untuk
membantu keberhasilan dari pembelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs ada lima kemampuan yang diperoleh
seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilam intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap. Keterampilan
intelektual adalah suatu kemampuan yang membuat siswa menjadi kompeten
terhadap sesuatu sehingga dia dapat menglasifikasi, mengidentifikasi,
mendemonstrasikan dan menggeneralisasikan terhadap segala hal yang
33
diperolehnya. Strategi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk dapat
mengontrol aktivitas intelektualmya dalam mengatasi masalah, yang
dihadapinya. Informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menggunakan bahasa lisan atau bahasa tulis dalam mengungkapakan suatu
masalah atau gagasan. Keterampilan motorik adalah kemampuan seseorang
untuk mengkoordinasikan semua gerakan secara teratur dan lancar dalam
keadaan sadar. Sedangkan sikap adalah suatu kecendrungan pada diri
seseorang dalam menerima atau menolak suatu obyek (Sam’s, 2010: 35).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Dalam proses belajar pada individu seseorang agar mengalami
keberhasilan dalam prestasi atau hasil belajar, maka diperlukan faktor-faktor
yang menunjang pada saat poses belajar seseorang berlangsung. Seperti yang
diutarakan sebelumnya Baharuddin menjelaskan, faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar antara lain, (1) faktor internal dan (2) faktor
ekternal. Apabila kedua faktor tersebut dapat dimiliki seorang individu
dengan baik maka, ketercapaian dalam hasil belajar dapat maksimal.
Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali
artinya dalam rangka membantu murid mencapai prestasi belajar sebaik-
baiknya.
Menurut Ahmadi (2004:138), yang tergolong faktor internal adalah:
34
a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk factor ini misalnya, penglihatan, pendengaran,
srtuktur tubuh dan lain sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri atas:
1) Faktor intelektif yang meliputi:
a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.
2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan motivasi, emosi penyesuaian diri.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Lingkungan keluarga.
b) Lingkungan sekolah.
c) Lingkungan masyarakat.
d) Lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
35
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
sudah dituliskan diatas maka, dapat digolongkan menjadi tiga macam.
Ahmadi (2004:139) mengelompokkan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor stimulus belajar
b. Faktor-faktor metode belajar
c. Faktor faktor individual.
Secara keseluruhan tiga faktor tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Faktor-faktor stimulus belajar
Yang dimaksud faktor stimulus belajar adalah segala hal
yang diluar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan
belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan,
serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari
oleh sipelajar. Macam-macam stimulus diantaranya: a)
Panjangnya bahan pelajaran, b) Kesulitan bahan pelajaran, c)
Berartinya bahan pelajaran, d) Berat ringannya tugas, dan e)
Suasana lingkungan eksternal.
36
2) Faktor-faktor metode belajar
Faktor metode dalam belajar juga mempengaruhi proses
dan hasil dalam belajar. Pemilihan metode yang tepat sesuai
materi pelajaran juga perlu agar siswa mampu menerima dengan
baik. Karena metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat
mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh sipelajar.
Dengan demikian metode yang dipakai oleh guru dapat
menimbilkan perdedaan yang berarti dalam prose belajar.
3) Faktor-faktor individual
Tentunya faktor-faktor individual yaitu selain faktor stimulus
dan metode belajar. Faktor-faktor prestasi belajar seseorang.
Mencakup hal-hal sebagai berikut: a) kematangan, b) faktor usia
kronologis, c) faktor perbedaan jenis kelamin, d) pengalaman
sebelumnya, d) kapasitas mental, e) kondisi kesehatan jasmani,
f) kondisi kesehatan rohani, dan g) motivasi.
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian IPA
IPA atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu terdiri atas
physical sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu asstronomi,
kimia, mineralogy, meteorology, dan fisika; sedangkan life science meliputi
biologi, zoology, dan fisiologi. Dari aspek ontology (―apakah yang ingin kita
ketahui?‖) dan aspek epistemology (―bagaimanakah cara kita memperoleh
37
ilmu pengetahuan?‖), James Conant (Holton dan Roller, 1958)
mendefinisikan sains sebagai ―suatu deretan konsep serta skema konseptual
yang berhubungan satu sama lain, dan yang diamati dan dieksperimentasikan
lebih lanjut‖. Kemudian , A.N Whitehead (Zen, 1981) menyatakan bahwa
―sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama
didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan
orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde
konsepsional)‖. Jelaslah bahwa sains (IPA) termasuk mata pelajaran yang
harus ditekuni dan dikuasai oleh para pemuda (siswa/mahasiswa) kita, karena
sains merupakan fondasi teknologi.
Dari beberapa teori pengertian IPA diatas, maka dapat disimpulkan
sebagaimana berikut IPA adalah suatu disiplin ilmu yang dihasilkan oleh dua
orde pengalaman, orde observasi yang mana merupakan pengamatan
terhadap gejala-gejala atau fakta-fakta alam semesta, kemudian dilanjutkan
orde konseptual yang merupakan perumusan konsep terhadap apa yang telah
diamati.
2. Tujuan dan Fungsi IPA
a. Tujuan IPA
Pemberian mata pelajaran IPA atau pendidikan IPA bertujuan
agar siswa memahami/menguasai konsep-konsep IPA dan saling
keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya (Budi,1998: 31).
38
Tujuan pembelajaran IPA di tingkat SD/MI secara terperinci disebutkan
dalam Depdiknas (2003:6) adalah sebagaimana berikut :
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positip terhadap sains dan
teknologi.
3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam.
5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
b. Fungsi IPA
Mata pelajaran Sains di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat sains
dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke
Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Fungsi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain adalah sebagai
mana berikut:
39
1) Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam
kehidupn sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh,
mengembangkan, menerapkan konsep-konsep IPA.
3) Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan
metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
4) Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahanya,
sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan
penciptanya.
5) Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
6) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam
bidang IPTEK.
7) Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.
(Budi,1998: 35)
3. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup mata pelajaran Sains sebagai mana yang tercantum
dalam Depdiknas (2003:7) meliputi dua aspek:
a. Kerja ilmiah yang mencakup: penyelidikan/penelitian, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan masalah, sikap dan
nilai ilmiah.
b. Pemahaman Konsep dan Penerapannya, yang mencakup:
40
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
5) Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat (salingtemas)
merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan
lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya
teknologi sederhana termasuk merancang dan membuat.
4. Pembelajaran IPA di SD/MI
Menurut Kurikulum 2004 yang berbasis pada kompetensi tujuan
pembelajaran untuk tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas memiliki penekanan yang berbeda. Pada prinsipnya
pembelajaran sains di Sekolah Dasar membekali siswa kemampuan berbagai
cara untuk „ mengetahui „ dan ― cara mengerjakannya‟ yang dapat
membantu siswa dalam memahami alam sekitar, sedang secara rinci tujuan
pembelajaran sains di Sekolah Dasar adalah :
a. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi
dan masyarakat.
41
b. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam
e. Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan (Asyari, Muslichah, 2006:23).
Siswa SD yang secara umum berusia 6-12 tahun, secara
perkembangan kognitif termasuk dalam tahapan perkembangan operasional
konkrit. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: 1) pengurutan,
kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya.2) klasifikasi, kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda
lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan
logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan
berperasaan). 3) Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa
aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. 4) Reversibility,
anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal. 5) Konservasi, memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan
42
dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. 6)
Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah).
Uraian di atas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD
yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak
dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar
produk dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk
SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a. Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui
pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.
b. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena
itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang
diperoleh dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap
awal pembelajaran.
c. Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten
dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang Anda miliki.
Pengetahuan yang demikian Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu
merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama
pembelajaran.
43
d. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi
dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak
siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke
dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang
lain.
e. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek
ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang
menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat bahwa
perkembangan IPA sangat pesat.
C. Mind Mapping
1. Definisi mind mapping
Konsep Mind Mapping ( peta pikiran ) asal mulanya diperkenalkan
oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Mind mapping merupakan cara paling
mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil
informasi dari dalam otak. Cara ini adalah cara yang kreatif dan efektif dalam
membuat catatan, sehingga boleh dikatakan mind map benar-benar
‖memetakan‖ pikiran (Buzan, 2006:6). Mind Mapping merupakan cara untuk
menempatkan informasi kedalam otak dan mengambilnya kembali keluar
otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai
banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bias membuat pandangan secara
menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas.
44
Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat, Tepat
dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu
keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja (Bahaudin,
1999:53). Lebih lanjut Bobbi de porter dan Harnacki (1999:152) menjelaskan,
peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafi lainnya untuk mumbentuk suatu
kesan yang lebih dalam.
Mind Mapping dapat juga dikategorikan sebagai teknik mencatat
kreatif. (Admin, 2009:1). Menurut Rachmad Widodo (2009: 1) Mind Mapping
atau Pemetaan Pikiran adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk
memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan
kanan secara simultan, Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran
gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar, dan
menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Mind
Mapping merupakan kegiatan mencatat materi pelajaran yang berbentuk peta
pikiran dengan memberdayakan otak kiri dan otak kanan, bedanya dalam
Mind Mapping gaya mencatatnya lebih kreatif dari mencatat biasa, dikatakan
kreatif karena pembuatan Mind Mapping ini membutuhkan pemanfaatan
imajinasi dari si pembuatnya, seperti membuat gambar, simbol, bagan,
penggunaan warna, dan kemampuan menuangkan daya asosiasi serta daya
kreasi yang menjadi satu kesatuan dengan teknik pohon. Peserta didik yang
45
kreatif akan lebih mudah membuat Mind Mapping ini. Semakin sering peserta
didik membuat Mind Mapping, dia akan semakin kreatif.
Alamsyah (2009:20) mengemukakan bahwa system peta pikiran atau
mind mapping adalah suatu teknik visual yang dapat menyelaraskan proses
belajaran dengan cara kerja alami otak. Mind Mapping merupakan sebuah
jalan pintas yang bisa membantu siapa saja untuk mempersingkat waktu
sampai setengahnya untuk menyelesaikan tugas (Olivia, 2008:7). Dengan peta
pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkan menjadi diagram
warna-warni, sangat teratur dan mudah di ingat yang bekerja selaras dengan
cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Sedangkan Porter dan
Hernacki (2008:152-153) Mind mapping juga disebut dengan peta pikiran.
Mind mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dengan
satu halaman. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan
sensorik dari suatu pola dan ide-ide yang berkaitan. Peta Pikiran atau Mind
mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana lainnya untuk
membentuk kesan pada otak.
Berdasarkan beberapa teori di atas Mind mapping dapat diartikan cara
mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-
pikiran mind mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan
dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara
kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan
lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik
46
mencatat tradisional. Selain itu mind mapping adalah sistem penyimpanan,
penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam
otak manusia yang menakjubkan.
2. Manfaat Metode Mind Mapping
Manfaat Mind Mapping menurut Olivia (2009:8) dijelaskan sebagai
berikut :
a. Membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan perhatian) dan lebih baik
dalam mengingat
b. Meningkatkan kecerdasan visual dan ketrampilan observasi
c. Melatih kemampuan berfikir kritis dan komunikasi
d. Melatih inisiatif dan rasa ingin tahu
e. Meningkatkan kreatifitas dan daya cipta
f. Membuat catatan dan ringkasan pelajaran dengan baik
g. Membantu memunculkan ide cerita atau cerita brilian
h. Meningkatkan kecepatan berfikir dan mandiri serta merangsang
pengungkapan pikiran
i. Menghemat waktu sebaik mungkin
j. Membantu mengembangkan diri dan merangsang pengungkapan pikiran
k. Membantu menghadapi ujian dengan mudah dan mendapat nilai yang
lebih bagus
l. Membantu mengatur pikiran, hobi, dan hidup kita
m. Melatih kordinasi gerakan tangan dan mata
47
n. Mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk bersenang-senang
o. Membuat tetap fokus pada ide utama maupun semua ide tambahan
p. Membantu menggunakan kedua belahan otak yang membuat kita terus
menerus ingin belajar
Berbeda dengan Buzan (2010:6), Mind Mapping dapat membantu kita
untuk : a) Merencana b) Berkomunikasi c) Menjadi lebih kreatif d)
Menghemat waktu e) Menyelesaikan masalah f) Memusatkan masalah g)
menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran h) Mengingat dengan baik i)
Belajar lebih cepat dan efisien j) Melihat ―gambar keseluruhan
3. Cara membuat mind mapping
Proses pembuatan Mind Mapping sangat mudah seorang guru
memerlukan beberapa persiapan khusus dalam pembuatan metode Mind
Mapping utnuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan diantaranya adalah
a. Menyediakan Kertas kosong ukuran A4
b. Memulai dari Tengah, karena posisi tengah memberikan keleluasaan bagi
kerja otak dan mengekspresikan diri lebih besar dan alami
c. Menggunakan gambar atau simbol-simbol
d. Menggunakan warna, karena warna-warni menarik perhatian otak dan
meningkatkan kreatifitas berpikir
e. Menggunakan garis melengkung, pada setiap cabang dan memebrikan
warna agar tetap terlihat menarik
f. Imajinasi (Alamsah 2009: 24)
48
Buzan (2010:35) menjelaskan tujuh cara membuat mind map, antara lain:
a. Mulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas yang diletakkan
dalam posisi memanjang. Kenapa begitu? Karena memulai dari tengah-
tengah permulaan kertas akan memberikan keleluasaan bagi cara kerja
otak untuk memancar keluar kesegala arah dan mengekspresikan diri
lebih bebas dan alami.
b. Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Kenapa begitu? Karena
suatu gambar bernilai seribu kata dan membuat anda menggunakan
imajinasi. Gambar yang letaknya ditengah-tengah akan tampak lebih
menarik, membantu diri kita tetap terfokus, membantu memusatkan
pikiran dan membuat otak semakin aktif dan sibuk.
c. Gunakan warna pada seluruh mind mapping. Kenapa begitu? Karena
bagi otak, warna-warna tidak kalah menarik dari gambar. Warna
membuat mind mapping tampak lebih jelas dan hidup, meningkatkan
kekuatan dahsyat cara befikir kreatif dan ini juga hal yang
menyenangkan.
d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan hubungkan
cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua
dan seterusnya. Kenapa begitu? Karena, seperti yang telah diketahui,
otak bekerja dengan asosiasi. Jika diri kita menggunakan cabang-cabang
kita akan jauh lebih mudah dalam memahami dan mengingat.
49
e. Buatlah cabang-cabang mind mapping dengan melengkung bukan garis
lurus. Kenapa begitu? Karena jika semua garis lurus, ini akan
membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan hidup seperti
cabang-cabang sebuah pohon jauh lebih menarik dan indah bagi mata.
f. Gunakan satu kata kunci per baris. Kenapa begitu? Karena kata kunci
tunggal akan menjadikan mind mapping lebih kuat dan fleksibel. Setiap
kata tunggal atau gambar tunggal, seperti pengganda yang melahirkan
sendiri rangkaian asosiasi dan hubungan yang khusus. Apabila
menggunakan kata-kata tunggal setiap kata lebih bebas oleh karena itu
lebih mudah tercetus pimikiran dan gagasan-gagasan baru.
g. Gunakanlah gambar di seluruh mind mapping. Kenapa begitu? Karena
setiap, gambar seperti, gambar sentral juga bernilai seribukata. Jadi
apabila memiliki sepuluh gambar saja pada mind mapping, ini sudah
senilai dengan sepuluh ribu kata dalam suatu catatan.
Gambar 2.1
Lembar berwarna Mind Mapping
50
4. Kegunaan mind mapping
Kegunaan mind mapping sangat banyak. Mind mapping juga dapat
membantu orang dalam berbagai cara. Buzan (2006:10) mind mapping bisa
membantu seseorang dalam:
a. Menjadi lebih kreatif
b. Menghemat waktu
c. Memecahkan masalah
d. Berkosentrasi
e. Mengatur dan menjernihkanpikiran
f. Lulus ujian dengan nilai baik
g. Mengngat dengan lebih baik
h. Belajar lebh cepat dan efisien
i. Belajar dengan lebih mudah
j. Melihat gambaran keseluruhan
k. Membuat rencana
l. Berkomunikasi
5. Kelebihan dan kelemahan mind mapping
a. Kelebihan teknik mind mapping dalam (http://mahmmudin.
wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-
mapping/) sebagai berikut:
51
1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya.
3) Catatan lebih padat dan jelas.
4) Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5) Catatan lebih terfokus pada inti materi.
6) Mudah melihat gambaran keseluruhan.
7) Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
8) Memudahkan penambahan informasi baru.
9) Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
10) Setiap peta bersifat unik.
b. Kelemahan pembelajaran teknik mind mapping (http://mahmmudin.
wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-
mapping/) yaitu:
1) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2) Tidak sepenuhnya murid yang belajar
3) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa
mind map siswa.
6. Pembelajaran IPA dengan Mind Mapping
Pembelajaran IPA ditingkat SD/MI merupakan pembelajaran yang
menerapkan pembelajaran yang berbasis salingtemas(sains, lingkungan,
teknologi, masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk
52
merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Kebanyakan guru menguasai
materi pembelajaran dengan baik kenyataan praktek di lapangan berbeda
dengan faktanya. Pembelajaran IPA ditigkat SD/MI masih bersifat teacher
centered dan monoton. Siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya dan
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA di sekolah.
Pemilihan model pembelajaran ataupun strategi dalam menciptakan
suasana belajar yang kondusif merupakan sebuah tantangan yang harus
dihadapi oleh guru dewasa ini. Guru harus bisa menambah wawasanya untuk
membangun pembelajaran IPA di kelasnya menjadi sebuah pembelajaran
yang menantang, menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode Mind Mapping untuk
diterapkan dalam pembelajaran IPA. Metode Mind Mapping adalah
perencanaan atau pola yang digunakan dalam menghasilkan ide-ide kreatif,
mencatat pelajaran atau dalam perencanaan melakukan penelitian baru dengan
menggunakan pikiran utama sebagai pusat pembahasan, yang diselingi
dengan gambar, simbol, cabang utama, anak cabang dan diikuti dengan kata
sebagai penjelas pembahasan. Mind Mapping merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas siswa. Mind Mapping juga
dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPA khususnya
materi penggolongan hewan. Dengan menggunakan Mind Mapping siswa
53
juga dapat memecahkan masalah secara kreatif dan juga dapat meningkatkan
kosnsentrasi serta mudah dalam menyelesaikan
7. Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan
proses pembelajaran melalui Mind Mapping, yaitu:
A. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses
pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran
umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk
pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi
dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map® yang merupakan
rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester
yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal
siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga
membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih
dahulu di rumah atau di perpustakaan.
B. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga
gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview
dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian,
siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai
sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai.
54
Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat
dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
C. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci
dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat
informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram
untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang
diajarkan.
D. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran
dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan
pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau
dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus
dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada
saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai
pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan
kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
(Nurmala, 2007:36)
55
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Dalam bab III penulis ingin memaparkan keadaan lokasi
dilaksanakannya penelitian skripsi ini. Paparan tersebut bertujuan untuk
menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga
sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Memaparkan
kondisi riil lokasi penelitian menjadi sangat penting ketika hasil dari
penelitian ini akan dijadikan referensi, karena keadaan dan kondisi yang ada
tentunya juga dipertimbangkan untuk penerapan teknik mind mapping pada
kompetensi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupannya materi penggolongan
hewan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Secara garis besar lokasi
penelitian dapat penulis sampaikan hal-hal sebagai berikut:
Tempat Penelitian : MI Ma’arif Rowoboni
Alamat Penelitian : Dusun Rowoganjar, Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan masing-masing
siklus satu kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa 9 Agustus
2016. Siklus II dilaksanakan pada hari selasa 16 Agustus 2016. Siklus III
dilaksanakan pada hari kamis 18 Agustus 2016.
56
3. Keadaan siswa dan guru
Dalam penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah semua
siswa kelas IV MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang yaitu 13 siswa,
terdiri dari laki-laki 4 anak dan 9 anak perempuan. Adapun nama-nama siswa
atau subyek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar nama siswa kelas IV MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru Semarang
Tahun 2016/ 2017
No Nama Jenis Kelamin
1 Yudha Hendrawan Laki-laki
2 Bunga Loviana Lestari Perempuan
3 Kumala Nihayata Perempuan
4 Laras Ayuning Tiyas Perempuan
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan Laki-laki
6 Nevlin Al Makhyumi Perempuan
7 Muhammad Syafahilah Laki-laki
8 Naila Anggraini Perempuan
9 Reyna Nurul Aini Perempuan
10 Safika Naila Ifada Perempuan
11 Tia Nur Solihah Perempuan
12 Zahrotul Fitriyah Perempuan
13 Zifferi Aprian Laki-laki
Keadaan guru MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang sangat
baik dalam sebuah lembaga pendidikan guna memiliki peranan yang sangat
57
fital bagi kemajuan dan kualitas dilembaga tersebut guru yang mengajar
harus memiliki kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan, ditambah
pengalaman mengajar yang sudah bertahun- tahun menangani pendidikan di
SD/MI
Secara lengkap guru di MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru Semarang
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Daftar nama guru MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru Semarang
Tahun 2016/ 2017
No Nama NIP Jabatan Pend. Ket..
1. Arifudin Hirawan, S Pd I 198008072005011001 Kep. Sekolah S 1 Aktif
2. Siti Chaeriah, S Ag Wali Kelas III S 1 Aktif
3. M. Khoirul Anam, S Pd I Wali Kelas IV S 1 Aktif
4. Sri Yati, S Pd I Wali Kelas II S 1 Aktif
5. Sholihah, S Pd I Wali Kelas I S 1 Aktif
6. Mukhlis, S Pd I Wali Kelas V S 1 Aktif
7. Musyafiq, S Pd I Wali Kelas VI S 1 Aktif
8. Slamet Riyanto Guru Penjaskes SLTA Aktif
9 Abdul Wahid, S Pd I Guru Mulok S1 Aktif
58
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester I,
hari selasa tanggal 9 Agustus 2016, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x
35 menit ).
Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester I, kompetensi makhluk
hidup dan proses kehidupannya materi penggolongan hewan menurut
makanannya, sehingga tidak mengganggu program- program guru kelas
maupun guru mata pelajaran yang lain. Hari selasa adalah hari sesuai jadwal
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan/ planning
Berdasarkan hasil obserfasi sebelum pelaksanaan tindakan siklus I,
masalah yang muncul dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat
di identifikasikan sebagaimana berikut :
1) Rendahnya hasil belajar siswa, berdasar hasil ulangan harian siswa
2) Siswa kesulitan dalam memahami materi yang bersifat konseptual
59
3) Lemahnya daya ingat siswa dalam jangka waktu yang lama.
4) Kurang berfariasinya proses pembelajaran IPA
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu di adakan tindakan
yang dapat mengatasi masalah tersebut. Adapun tindakan yang relefan
menurut peneliti adalah pembelajaran IPA melalui penerapan teknik Mind
Mapping. Peneliti mengajukan penyelesaian masalah diatas dengan teknik
mind mapping dikarenakan teknik pembelajaran ini memiliki banyak
manfaat dalam mempertahankan daya ingat siswa serta merupakan teknik
yang kreatif, inifatif, dan mampu meningkatkan semangat belajar siswa
sebagaimana telah di paparkan dalam kajian pustaka. Adapun langkah-
langkah perencanaannya adalah sebagaimana berikut :
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan
yaitu penggolongan hewan menurut makanannya.
2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam
kegiatan belajar mengajar.
3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan.
4) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa.
5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan
untuk guru guna mengertahui perubahan dan pengembangan.
60
6) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa
guna mengetahui perubahan dan pengembangan.
7) Menggunakan media pembelajaran gambar Mind Mapping.
b. Tahap implementasi tindakan/ acting.
Pada tahap peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
didesain, antara lain:
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
a. Guru mengucap salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum
pelajaran dimulai.
d. Guru mengecek kesiapan siswa.
e. Guru memotivasi siswa.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan bahasan materi yang
akan di pelajari.
g. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang sesuatu
yang berkaitan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
61
a. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan nama-nama hewan dan
jenis makanannya.
b. Guru bersama siswa mengidentifikasi jenis hewan yang telah di
sebutkan siswa.
c. Guru menjelaskan materi penggolongan hewan menurut
makanannya dengan teknik mind map.
Elaborasi
a. Guru mengajarkan tata cara membuat mind
mapping kepada siswa.
b. Guru membimbing siswa cara memahami materi
dengan teknik mind map.
c. Guru menempel contoh mind mapping siswa
mengamati.
d. Guru menyuruh siswa maju kedepan untuk
memaparkan pemahamannya tentang penggolongan
hewan dengan mind mapping.
Konfirmasi
a. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya.
b. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau
simpulan pembelajaran.
c. Siswa disuruh mencatat tentang materi yang telah disimpulkan
dengan teknik mind map.
62
d. Guru memberikan evaluasi kepada siswa yang berupa tes formatif
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
a. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
b. Guru mengucapkan salam.
c. Tahap observasi/ observing.
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1. Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2. Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap refleksi/ reflecting.
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan menganalisis
hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Ternyata dari 13 siswa
banyak siswa yang kurang memperhatikan materi yang telah sampaikan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Siswa tidak fokus pada materi yang diajarkan.
2. Guru kesulitan dalam mengkondisikan siswa dalam proses
pembelajaran.
Pada siklus I hasil yang diperoleh adalah hasil belajar siswa belum
terdapat peningkatan dengan kata lain proses pembelajaran IPA masih
63
sama yang dilakukan oleh guru kelas IV (empat) yang hanya
menggunakan metode lama yaitu dengan menggunakan metode ceramah.
Disini guru harus bisa menggunakan teknik pembelajaran yang baru agar
siswa memperhatikan dan fokus dalam pembelajaran serta hasil belajar
meningkat.
2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada semester I,
hari selasa tanggal 16 Agustus 2016, selama kurang lebih 2 jam pelajaran
(2x 35 menit).
Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester I, kompetensi makhluk
hidup dan proses kehidupannya materi penggolongan hewan menurut
makanannya, sehingga tidak mengganggu program-program guru kelas
maupun guru mata pelajaran yang lain. Hari Selasa adalah hari sesuai jadwal
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan/ planning
Berdasar atas refleksi pada siklus I yang mana siswa tidak fokus
dalam pembelajaran dan guru kesulitan dalam mengkondisikan siswa,
64
rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti berupaya
meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa serta hasil dalam
pembelajaran serta mengoptimalkan proses pembelajaran. Materi yang
dibahas dalam siklus ini masih sama, yaitu materi penggolongan hewan
berdasarkan jenis makanannya. Adapun perencanaan dalam siklus II ini,
sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada
siklus I.
2) Menentukan sub pokok bahasan materi.
3) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
4) Mempersiapkan teknik mind mapping dengan baik.
5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa dan merancang tes
formatif untuk mengetahui kemampuan siswa.
6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan data
perubahan dan perkembangan siswa.
7) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui perubahan
dan perkembangan keterampilan mengajar.
b. Tahap implementasi tindakan/ acting.
Pada tahap ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah didesain, antara lain:
65
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
a. Guru mengucap salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum
pelajaran dimulai.
d. Guru mengecek kesiapan siswa.
e. Guru memotivasi siswa.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan bahasan materi
g. Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
a. Guru memberi pertanyaan siswa tentang materi
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan
penggolongan hewan berasarkan makanannya.
c. Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi.
Elaborasi
a. Guru menjelaskan penggolingan hewan berdasarkan
makanannya dengan menggunakan mind mapping.
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
c. Guru menempelkan gambar hewan di papan tulis
66
d. Siswa di minta untuk mengidentifikasi gambar hewan tersebut
dan menggolongkannya berdasarkan makanannya
Konfirmasi
a. Guru member kesempatan bertanya kepada siswa
b. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau
simpulan pembelajaran.
c. Guru member penegasan tentang materi
d. Siswa di minta untuk mencatat materi dengan teknik mind map.
e. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
a. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
b. Guru mengucapkan salam.
c. Tahap observasi dan interprestasi / Observing.
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1. Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2. Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan
teknik mind mapping yang sedang berlangsung.
67
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-
kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta meminta
saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
5. Guru memberi pengarahan terhadap siswa yang kurang maksimal
dalam mengerjakan tugasnya.
d. Tahap refleksi/ reflecting.
Pada siklus II ini jumlah siswa yang kurang memperhatikan sudah
berkurang jika dibanding dengan siklus I. Hal ini karena guru sudah
menggunakan teknik mind mapping dengan baik dan mampu
mengkondisikan siswa, sehingga siswa banyak yang memperhatikan
dengan seksama. Selain itu bimbingan dan motivasi guru cukup untuk
mereka mengerti akan materi yang disajikan lewat teknik mind mapping.
Hasil tes juga menunjukkan peningkatan, akan tetapi hasil yang diperoleh
belum mencapai ketentuan yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas
serta belum tercapainya indikator keberhasilan sebagaimana yang telah di
paparkan pada bab I.
3. Siklus III
Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan pada semester I,
hari kamis tanggal 18 Agustus 2016, selama kurang lebih 2 jam pelajaran
(2x 35 menit). Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester I, makhluk hidup dan
proses kehidupannya pokok bahasan penggolongan hewan menurut
68
makanannya, sehingga tidak mengganggu program-program guru kelas
maupun guru mata pelajaran yang lain. Hari sabtu adalah hari sesuai jadwal
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Pelaksanaan tindakan siklus III ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan,
yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (action),
observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflekting), secara garis
besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan/ planning
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus III ini, peneliti
berupaya meningkatkan keaktifan dan perhatian siswa serta hasil dalam
pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini masih sama, yaitu
materi penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya. Adapun
perencanaan dalam siklus III ini, sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan perumusan masalah berdasarkan refleksi
pada siklus II.
2) Menentukan sub pokok bahasan.
3) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus III.
RPP ini disusun dengan mempertimbangkan hasil pembelajaran
atau kekurangan pada siklus II. RPP ini dilakukan sebelum
tindakan dilakukan.
4) Mendiskusikan penerapan teknik mind mapping dengan guru,
peneliti mendiskusikan tata cara pelaksanaan teknik mind mapping
69
pada siklus III dengan guru kolabolator, guna mempersiapkan
perlengkapan mind mapping agar lebih baik dari siklus I dan siklus
II
5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa sebagai tes formatif
untuk mengetahui kemampua siswa.
6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan
data perubahan dan perkaembangan siswa.
7) Merancang lembar observasi untuk guru guna mengetahui
perubahan dan perkembangan.
8) Mengupayakan siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.
b. Tahap implementasi tindakan/ acting.
Pada tahap ini guru selaku peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah didesain, antara lain:
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
a. Guru mengucap salam.
b. Guru melakukan presensi siswa.
c. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum
pelajaran dimulai.
d. Guru mengecek kesiapan siswa.
e. Guru memotivasi siswa.
70
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan bahasan materi
g. Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
2) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
a. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok.
b. Guru memberikan bahan diskusi kepada masing masing
kelompok.
c. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi.
d. Guru membimbing masing masing kelompok untuk mencatat
hasil diskusi dengan teknik mind map.
Elaborasi
a. Guru menyuruh masing-masing kelompok menjelaskan hasil
diskusi dengan teknik mind mapping.
b. Guru memfasilitasi siswa tanya jawab.
c. Guru bersama siswa membuat simpulan pembelajaran
Konfirmasi
a. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
b. Siswa mengerjakan tes formatif.
3) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
a. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
b. Guru mengucapkan salam.
c. Tahap observasi dan interprestasi / observing.
71
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:
1. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan
siswa dengan lembar pengamatan siswa.
2. Melakukan pengamatan terhadap peneiti yang dilakuakan oleh
guru kolaborator.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat
penerapan teknik mind mapping yang sedang berlangsung.
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
5. Guru memberi pengarahan terhadap siswa yang kurang maksimal
dalam mengerjakan tugasnya.
d. Tahap refleksi/ reflecting.
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus III.
Pada siklus III ini jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak
dibanding siklus II, hal ini karena perlengkapan dan cara pembelajaran
mind mapping yang dilakukan oleh guru sudah semakin baik, sehingga
siswa dapat memperhatikan pelajaran secara maksimal serta hasil belajar
siswa pun menjadi lebih baik dari siklus II.
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Deskripsi Paparan Siklus
1. Siklus I
Dalam penelitian ini setiap pembelajaran di gunakan lembar soal
formatif untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi penggolongan hewan melalui
teknik mind mapp. Secara rinci, hasil penelitian akan diuraikan sebagai
berikut ;
Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi
penggolongan hewan di sajikan berdasarkan daya serap siswa dan ketuntasan
belajar secara individual dan klasikal.
a. Daya serap siswa
Berdasarkan daya serap siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I
dapat di sajikan dengan tabel sebagai mana berikut :
Tabel 4.1
daya serap siswa siklus I
NILAI KATEGORI FREQUENSI %
90- 100 Baik sekali 0 siswa 0 %
80 – 89 Baik 5 Siswa 38,6 %
70 – 79 Cukup 0 siswa %
69 - < Kurang 8 siswa 61,4%
73
Jumlah siswa 13 siswa 100%
Data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa ( 0 %) mendapat
nilai sangat baik, 5 siswa (38,4%) mendapat nilai baik, tidak ada siswa
(%) mendapat nilai cukup, dan 8 siswa (61,6%) mendapat nilai kurang.
b. Ketuntasan belajar
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus I ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Hasil tes formatif pada siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Yudha Hendrawanh 70 60 Tidak Tuntas
2 Bunga Loviana Lestari 70 40 Tidak Tuntas
3 Kumala Nihayata 70 60 Tidak Tuntas
4 Laras Ayuning Tiyas 70 80 Tuntas
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan 70 40 Tidak Tuntas
6 Nevlin Al Makhyumi 70 80 Tuntas
7 Muhammad Syafahilah 70 40 Tidak Tuntas
8 Naila Anggraini 70 60 Tidak Tuntas
9 Reyna Nurul Aini 70 80 Tuntas
10 Safika Naila Ifada 70 40 Tidak Tuntas
11 Tia Nur Solihah 70 80 Tuntas
12 Zahrotul Fitriyah 70 60 Tidak Tuntas
74
13 Zifferi Aprian 70 80 Tuntas
Rata-rata 800 61,5
Keterangan :
Siswa yang tuntas belajar : 5 siswa (38,4%)
Siswa yang tidak tuntas : 8 siswa (61,6%)
Berdasar tabel di atas hasil tes formatif siklus I dapat disajikan
dengan diagram sebagai berikut :
Gambar 4.1
Diagram hasil tes formatif sikus I
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini, dari 13
siswa ternyata banyak siswa yang kurang memperhatikan, hal ini disebabkan
selain teknik pembelajaran yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang
tidak bersungguh-sungguh belajar dengan teknik mind mapp, banyak yang
bermain sendiri. Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada siklius I dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
38,4%
61.6%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
sikus I
siswa yang tuntas 38,4%
siswa yang tidak tuntas61,6%
75
a. Banyak murid yang tidak tahu maksud dari pembelajaran teknik mind
mapp kebanyakan dari mereka hanya bermain-main dan bercanda
bersama teman. Mereka tidak fokus terhadap apa yang diinstruksikan
oleh guru.
b. Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan
standar ketuntasan, hal ini dikarenakan teknik pembelajaran yang baru.
c. Dari guru, sosialisasi teknik ini belum dapat diterima oleh siswa
sehingga siswa kebingungan dalam mengikuti pelajaran.
d. Guru belum mampu memotivasi siswa
e. Guru kurang dalam memfasilitasi siswa dalam belajar
Secara garis besar siklus I berjalan baik dan sesuai dengan
perencanaan waktu walaupu kurang maksimal dan hasil belajar siswa belum
mencapai rata - rata 70. Hal ini harus dijadikan suatu yang harus dibenahi
dalam pelaksanaan siklus II.
2. Siklus II
a. Daya serap siswa
Berdasarkan daya serap siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I
dapat di sajikan dengan tabel sebagai mana berikut :
Tabel 4.3
daya serap siswa siklus II
NILAI KATEGORI FREQUENSI %
90- 100 Baik sekali 0 siswa 0 %
76
80 – 89 Baik 6 Siswa 46,2%
70 – 79 Cukup 2 siswa 15,4%
69 - < Kurang 5 siswa 38,4%
Jumlah siswa 13 siswa 100%
Data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa ( 0 %) mendapat
nilai sangat baik, 6 siswa (46,2%) mendapat nilai baik, 2 siswa (15,4%)
mendapat nilai cukup, dan 5 siswa (38,4%) mendapat nilai kurang.
b. Ketuntasan belajar
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus II ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil tes formatif pada siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Yudha Hendrawan 70 50 Tidak Tuntas
2 Bunga Loviana Lestari 70 60 Tidak Tuntas
3 Kumala Nihayata 70 80 Tuntas
4 Laras Ayuning Tiyas 70 80 Tuntas
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan 70 80 Tuntas
6 Nevlin Al Makhyumi 70 70 Tuntas
7 Muhammad Syafahilah 70 60 Tidak Tuntas
8 Naila Anggraini 70 80 Tuntas
9 Reyna Nurul Aini 70 80 Tuntas
10 Safika Naila Ifada 70 60 Tidak Tuntas
77
11 Tia Nur Solihah 70 80 Tuntas
12 Zahrotul Fitriyah 70 40 Tidak tuntas
13 Zifferi Aprian 70 70 Tuntas
Rata-rata 890 68,4
Keterangan:
Siswa yang tuntas : 8 Siswa (61,6%)
Siswa yang tidak tuntas : 5 Siswa (38,4%)
Berdasarkan data diatas maka dapat disajikan dalam bentuk diagaram
batang sebagai mana berikut ini :
Gambar 4.2
Diagram batang hasil tes formatif siklus II
Pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa yang di intruksikan
guru dibandingkan pada siklus I, hal ini dikarenakan guru mengadakan
sosialisasi terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Dari hasil belajar
siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
61,6%
38,4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
siklus II
siswa yang tuntas 61,6%
siswa yang tidak tuntas38,4%
78
terbukti dari 13 siswa 8 siswa (61,5%) tuntas dan 5 siswa (39,5%) tidak
tuntas. berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus II
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran menggunakan
teknik mind mapp, hal ini dikarenakan guru melakukan sosialisasi
terlebih dahulu terhadap siswa.
b. Siswa sudah fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh guru.
c. Sudah 50% lebih siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes
formatif.
d. Dari guru, tidak ada lagi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran
tersebut karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I.
e. Guru masih kurang dalam memotifasi siswa
Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik.
Hasil belajar siswa terjadi peningkatan dalam menyelesaikan soal, terbukti
dari 13 siswa 8 siswa (61,6%) tuntas dan 5 siswa (38,4%) tidak tuntas. Berati
ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar siswa. Meskipun
sudah 50 % lebih siswa yang tuntas dalam mengikuti tes formatif pada Siklus
II akan tetapi nilai yang diperoleh belum cukup memuaskan sehingga perlu
diadakan Siklus III.
1. Siklus III
a. Daya serap siswa
79
Berdasarkan daya serap siswa dalam proses pembelajaran pada siklus III
dapat di sajikan dengan tabel sebagai mana berikut :
Tabel 4.5
daya serap siswa siklus III
NILAI KATEGORI FREQUENSI %
90- 100 Baik sekali 3 Siswa 23,1%
80 – 89 Baik 7 Siswa 53,8%
70 – 79 Cukup 1 Siswa 7,7%
69 - < Kurang 2 Siswa 15,4%
Jumlah siswa 13 siswa 100%
Data diatas dapat disimpulkan bahwa 3 siswa (23%) mendapat nilai
sangat baik, 7 siswa (53,8%) mendapat nilai baik, 1 siswa (7,7%)
mendapat nilai cukup, dan 2 siswa (15,4%) mendapat nilai kurang.
b. Ketuntasan belajar
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus III ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini
Tabel 4.6
Hasil tes formatif pada siklus III
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Yudha Hendrawan 70 60 Tidak Tuntas
2 Bunga Loviana Lestari 70 100 Tuntas
3 Kumala Nihayata 70 70 Tuntas
4 Laras Ayuning Tiyas 70 80 Tuntas
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan 70 80 Tuntas
6 Nevlin Al Makhyumi 70 80 Tuntas
80
7 Muhammad Syafahilah 70 100 Tuntas
8 Naila Anggraini 70 80 Tuntas
9 Reyna Nurul Aini 70 80 Tuntas
10 Safika Naila Ifada 70 80 Tuntas
11 Tia Nur Solihah 70 100 Tuntas
12 Zahrotul Fitriyah 70 60 Tidak Tuntas
13 Zifferi Aprian 70 80 Tuntas
Rata-rata 1050 80,7
Keterangan:
Siswa yang tuntas : 11 Siswa (84,6%)
Siswa yang tidak tuntas : 2 Siswa (15,4%)
Berdasarkan data diatas maka dapat disajikan dalam bentuk
diagaram batang sebagaimana berikut ini :
Gambar 4.3
Diagram hasil tes formatif siklus III
84,6%
15,4%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
siklus III
siswa yang tuntas84,6%
siswa yang tidaktuntas 15,4%
81
Pada siklus III hampir semua siswa fokus dan memperhatikan
materi pembelajaran yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan guru
mempersiapkan pembelajaran menggunakan teknik mind mapp, secara
maksimal. Selain itu pembelajaran menggunakan teknik mind mapp yang
dilaksanakan pada siklus III sudah tidak asing lagi bagi siswa. Dari hasil
belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal, terbukti dari 13 siswa 11 siswa (84,6%) tuntas dan 2 siswa (15,4%)
tidak tuntas. Berarti ada peningkatan yang signifikan kemampuan siswa
terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
menggunakan teknik mind map.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada Siklus III
didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Siswa sudah terbiasa dengan belajar teknik mind map.
b. Sebagian besar siswa sudah fokus mengikuti instruksi yang
disampaikan guru.
c. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes
formatif.
d. Siswa yang belum mencapai KKM dikarenakan siswa tersebut tertutup
dan tidak ada keberanian bertanya, yang mengakibatkan siswa tersebut
tertinggal dalam pemahaman materi.
82
e. Guru tidak lagi menjelasakan mengenai pembelajaran dengan teknik
mind mapp kepada siswa sehingga hanya fokus terhadap materi yang
akan diberikan kepada siswa.
Secara garis besar pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik.
Berdasarkan hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal, terbukti dari 13 siswa 11 siswa (84,6%) tuntas
dan 2 siswa (15,4%) tidak tuntas. Data ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menggunakkan teknik mind mapp. Pada siklus III ini sudah
dikatakan berhasil baik dilihat dari segi kemampuan siswa maupun dari
tingkat pemahaman siswa.
c. Pembahasan
1. Hasil rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini:
Hasil rekapitulasi hasil belajar Ilmu pengetahuan Alam dengan
menggunakkan Mind Mapping.
Tabel 4.7
Rekapitulasi daya serap siswa pada siklus I, II, dan III
Pelaksanaan
Daya
Serap siswa Siklus I Siklus II Siklus III
Sangat baik 0 siswa 0 % 0 siswa 0 % 3 Siswa 23,1%
Baik 5 Siswa 38,4% 6 Siswa 46,2% 7 Siswa 53,8%
Cukup 0 siswa 0% 2 siswa 15,4% 1 Siswa 7,7%
83
Kurang 8 siswa 61,6% 5 siswa 38,4% 2 Siswa 15,4%
Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa daya serap siswa
semakin meningkat, dilihat dari hasil tes formatif siklus I, siklus II dan siklus
III. Jumlah siswa yang mendapat nilai sangat baik terjadi peningkatan di
siklus III, siswa yang mendapat nilai baik semakin meningkat dari siklus I, II,
dan III, siswa yang mendapat nilai cukup meningkat di siklus II dan menurun
di siklus III, sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang semakin turun
dalam siklus I, II, dan III. Data tersebut menunjukkan bahwa daya serap siswa
meningkat dari siklus I sampai siklus III.
]
Tabel 4. 8
Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa
Pelaksanaan
Ketuntasan Siklus I Siklus II Siklus III
Tuntas 5 siswa ( 38,4% ) 8 siswa ( 61,6% ) 11 siswa ( 84,6% )
Tidak tuntas 8 siswa ( 61, 6% ) 5 siswa (38,4%) 2 siswa ( 15,4% )
Data rekapitulasi diatas dapat disajikan menjadi diagram batang
sebagai mana berikut:
84
Gambar 4.4
Diagram hasil rekapitulasi siklus I, II, dan III
2. Kondisi awal
Berdasarkan hasil pengamatan kami, ternyata pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang Tahun
ajaran 2016/2017 sebelumnya hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini
menjadi salah satu faktor penyebab kenapa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran di sekolah tersebut rendah, hasil belajarnya pun juga kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan.
3. Kondisi akhir
Setelah diadakanya pembelajaran IPA dengan penerapan teknik mind
mapping di MI Ma’arif Rowoboni, Banyubiru, Semarang Tahun ajaran
2016/2017 dapat kita lihat hasil belajar pada siklus I masih kurang dari KKM
38,4%
61,6%
84,5%
61,6%
38,4%
15,4%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
sikus I siklus II siklus III
siswa yang tuntas
siswa yang tidak tuntas
85
yang telah ditentukan, itu dikarenakan teknik pembelajaran yang baru mereka
kenal.
Siklus II hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam sudah mulai terlihat, hal ini dapat dilihat sudah 61,6%
siswa yang tuntas dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan penerapan
teknik min mapp. Hal ini dikarenakan guru telah mengadakan sosialisasi
terhadap siswa sebelum pembelajaran dimulai. Bahwa pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dimulai dengan penerapan teknik mind map akan
mempermudah siswa dalam menangkap materi pembelajaran. Tingkat hasil
belajar siswapun mulai meningkat, hal ini terlihat dari hasil tes formatif yang
telah dilakukan, lebih dari 50 % siswa tuntas dalam belajar.
Siklus III siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran Ilmu pengetahuan
Alam dengan menggunakkan teknik mind mapping, sehingga guru hanya
fokus terhadap materi yang akan disampaikan kepada siswa. Sebagian besar
siswa fokus dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam hanya
beberapa siswa yang masih bercanda dan main-main dengan teman.
Dari 13 siswa 11 siswa atau 84,6% sudah memperoleh nilai sesuai
dengan KKM yang telah ditentukan. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakkan teknik mind mapping
berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mengkuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa melalui teknik mind mapping dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
materi penggolongan hewan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
semester I MI Ma’arif Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2016/2017, dengan perincian sebagai berikut Siklus I jumlah siswa
yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa (38,4%), Siklus II jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 8 siswa (61,6%), dan pada Siklus III jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 11 siswa (84,6%), dengan demikian Hipotesis
Penelitian terbukti.
B. Saran
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk menggunakan
teknik mind mapping sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan
menyenangkan.
2. Memberi peluang dan motivasi kepada guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
87
3. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan
perilaku belajar yang baik.
4. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala
kebutuhan yang diperlukan baik itu metode ataupun media dengan sebaik-
baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, (2004), Psikologi Belajar. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Al Quran digital.
Arikunto, S., dkk. (2006), Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Buzan, T., (2006), How To Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dakir, (1993), Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Farikah, S., (2006), Evaluasi Pengajaran Untuk Mahasiswa Program D2,
PGK SD/MI. STAIN.
Garnida, B., (2002), Pendidikan IPA Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta :
Departemen Agama
Hartiny Sam’s, R., (2010), Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: Teras.
Kuswaya, Wihardit dan IGAK Wardani, (2009), Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi aksara.
Nani Nurmala, (2007)Penerapan Mind Map dalam Pembelajaran Langsung
untuk Mengoptimalkan Daya Ingat Siswa pada Pembelajaran Sains
Kelas V SDN Lakarsantri II/473 (Surabaya : UNESA)skripsi tidak
dipublikasikan
Olivia, (2009), Gembira Mencatat dengan Mind Map, Jakarta: Gramedia
Sumanto, W., (1990), Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara
Surayin, (2007), Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: CV. YRAMA
INDONESIA.
Sutrisno, H., (1981), Metodologi Research 2. Yogyakarta: Yayasan
Pendidikan Fak. Psikologi UGM
Wahyudi, Esa Nur dan Baharuddin. 2010. Teori Belajar &Pembelajaran,
Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA.
http://mahmmudin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-
pikiran-mind-mapping/ diakses pada tanggal 17 Juni 2011 pukul
20.05 WIB.
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MI Ma’arif Rowoboni
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/1
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup
dengan fungsinya, dan memahami bahwa beragam makhluk hidup memiliki
daur hidup yang berbeda, serta memahami bahwa interaksi terjadi
antarmakhluk hidup serta antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
II. Kompetensi Dasar
Mencari hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup dengan fungsinya.
III. Indikator
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis makanan hewan
Siswa dapat mengidentifikasi jenis makanan hewan.
Siswa dapat menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora), dan pemakan segala
(omnivora).
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan beserta makanannya
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa di harap mampu :
Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan
Mengidentifikasi jenis-jenis makan hewan
Menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan tumbuhan
(herbivora), pemakan daging (karnivora), dan pemakan segala (omnivora).
Menyebutkan contoh hewan-hewan herbivore, karnifora, dan omnifora.
V. Materi Pokok
Jenis-jenis makanan hewan.
VI. Metode
Mind mapping
Ceramah bervariasi
Tanya jawab
Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Appersepsi
h. Guru mengucap salam
i. Guru melakukan presensi siswa
j. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai
k. Guru kesiapan mengecek siswa
l. Guru memotifasi siswa
m. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan bahasan materi yang
akan di pelajari
n. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang berkaitan
dengan materi yang dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari
B. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa di minta untuk menyebutkan nama hewan dan jenis
makanannya yang mereka ketahui
b. Guru bersama siswa mengidentifikasi jenis hewan yang telah di
sebutkan siswa.
c. Guru menjelaskan materi dengan teknik mind map
Elaborasi
e. Guru mengajarkan tata cara membuat mind mapping kepada siswa
f. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
g. Guru menempel tabel jenis hewan dan siswa mengamati
h. Guru menyuruh siswa maju kedepan untuk menggolongkan jenis
hewaan menurut makanannya
Konfirmasi
e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
f. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau
simpulan pembelajaran
g. Siswa disuruh menyalin materi yang telah disimpulkan dengan teknik
mind mapp
C. Kegiatan Penutup
c. Guru memberi evaluasi kepada siswa
d. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama
e. Guru mengucapkan salam
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Alat
Spidol warna warni dan
Papan tulis (white board)
Sumber Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV/oleh Poppy K. Devi, Sri
Anggraeni. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
IX. Penilaian
Bentuk: Tes dan Pengamatan
Jenis: Tertulis
Instrumen
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar !
1. Hewan pemakan daging disebut juga dengan sebutan ...
2. Hewan pemakan tumbuhan disebut juga dengan sebutan ...
3. Burung pipit termasuk hewan pemakan ...
4. Beruang adalah hewan pemakan daging dan tumbuhan oleh sebab itu
beruang adalah jenis hewan ...
5. Burung pemakan madu digolongkan pada hewan ...
Jawaban:
1. Karnivora
2. Herbivore
3. Biji- bijian
4. Omnivore
5. Pemakan tumbuhan/herbivora
Pedoman penilaian
Benar X 20 = 100
Rowoboni, 9 Agustus 2016
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Ma’arif Rowoboni
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/1
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup
dengan fungsinya, dan memahami bahwa beragam makhluk hidup memiliki
daur hidup yang berbeda, serta memahami bahwa interaksi terjadi
antarmakhluk hidup serta antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
II. Kompetensi Dasar
Mencari hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup dengan fungsinya.
III. Indikator
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis makanan hewan
Siswa dapat mengidentifikasi jenis makanan hewan.
Siswa dapat menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora), dan pemakan segala
(omnivora).
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan beserta makanannya
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa di harap mampu :
Menyebutkan ciri-ciri hewan pemakan daging
Menyebutkan ciri-ciri hewan pemakan tumbuhan
Menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan tumbuha
Menyebutkan cirri-ciri hewan pemakan segala
Menyebutkan contoh hewan-hewan herbivore, karnifora, dan omnifora.
V. Materi Pokok
Jenis-jenis makanan hewan.
VI. Metode
Mind mapping
Ceramah bervariasi
Tanya jawab
Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
C. Kegiatan Awal
Appersepsi
h. Guru mengucap salam.
i. Guru melakukan presensi siswa.
j. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai.
k. Guru mengecek kesiapan siswa.
l. Guru memotifasi siswa.
m. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan bahasan materi
n. Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
D. Kegiatan inti
Eksplorasi
d. Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi
e. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan penggolongan
hewan berasarkan makanannya.
f. Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi.
Elaborasi
e. Guru menjelaskan penggolongan hewan berdasarkan makanannya
dengan menggunakan mind mapping.
f. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
g. Guru menempelkan gambar hewan di papan tulis
h. Siswa di minta untuk mengidentifikasi gambar hewan tersebut dan
menggolongkannya berdasarkan makanannya
Konfirmasi
f. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman atau simpulan
pembelajaran.
g. Siswa di minta untuk mencatat materi dengan teknik mind map.
h. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
E. Kegiatan akhir
c. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
d. Guru mengucapkan salam
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Alat
Spidol warna warni dan
Papan tulis (white board)
Sumber Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV/oleh Poppy K. Devi, Sri
Anggraeni. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
IX. Penilaian
Bentuk: Tes dan Pengamatan
Jenis: Tertulis
Instrumen
I. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Hewan pemakan tumbuhan disebut juga dengan…..
2. Hewan pemakan daging disebut juga dengan ……
3. Omnovora adalah hewan pemakan …….
4. Sebutkan 3 contoh hewan pemakan tumbuhan!
5. Sebutkan 3 contoh hewan pemakan daging!
Jawaban:
1. Herbifora
2. Karnifora
3. Segala
4. Sapi, kerbau, kambing, dll
5. Singa, harimau, hiu, dll
Pedoman penilaian
Benar X 20 = 100
Rowoboni, 16 Agustus 2016
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Sekolah : MI Ma’arif Rowoboni
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/I
Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
I. Standar Kompetensi
Siswa mampu memahami hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup
dengan fungsinya, dan memahami bahwa beragam makhluk hidup memiliki
daur hidup yang berbeda, serta memahami bahwa interaksi terjadi
antarmakhluk hidup serta antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
II. Kompetensi Dasar
Mencari hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup dengan fungsinya.
III. Indikator
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis makanan hewan
Siswa dapat mengidentifikasi jenis makanan hewan.
Siswa dapat menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan
tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora), dan pemakan segala
(omnivora).
Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh hewan beserta makanannya
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa di harap mampu :
Mengidentifikasi jenis-jenis makan hewan
Menyebutkan cirri-ciri penggolongan hewan.
Menyebutkan contoh hewan-hewan herbivore, karnifora, dan omnifora.
Mengaplikasikan materi pada kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pokok
Jenis-jenis makanan hewan.
VI. Metode
Mind mapping
Diskusi
Tanya jawab
Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
4) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
Appersepsi
h. Guru mengucap salam.
i. Guru melakukan presensi siswa.
j. Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran
dimulai.
k. Guru mengecek kesiapan siswa.
l. Guru memotifasi siswa.
m. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan bahasan materi
n. Guru mereview pelajaran yang disampaikan sebelumnya.
5) Kegiatan inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
e. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok.
f. Guru memberikan bahan diskusi kepada masing masing kelompok.
g. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi.
h. Guru membimbing masing masing kelompok untuk mencatat hasil
diskusi dengan teknik mind map.
Elaborasi
d. Guru menyuruh masing-masing kelompok menjelaskan hasil diskusi
dengan teknik mind mapping.
e. Guru memfasilitasi siswa tanya jawab.
f. Guru bersama siswa membuat simpulan pembelajaran
Konfirmasi
c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa.
d. Siswa mengerjakan tes formatif.
6) Kegiatan akhir (5 menit), antara lain:
c. Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama.
d. Guru mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Alat
Spidol warna warni dan
Papan tulis (white board)
Sumber Belajar
Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV/oleh Poppy K. Devi, Sri
Anggraeni. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008.
IX. Penilaian
Bentuk: Tes dan Pengamatan
Jenis: Tertulis
Instrumen
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan cirri-ciri hewan pemakan tumbuhan!
2. Sebutkan cirri-ciri hewan pemakan daging!
3. Sebutkan cirri-ciri hewan pemakan segala!
III. Berilah tanda ( v ) pada tabel penggolongan hewan di bawah ini
dengan tapat!
NO JENIS HEWAN KARNIVORA HERBIFORA OMNIVORA
1 SAPI
2 KERBAU
3 KUCING
4 BURUNG ELANG
5 IKAN HIU
Jawaban
Romawi I
6. Memiliki gigi seri dan gigi geraham
Hanya makan tumbuhan
7. Memiliki taring yang tajam
Memiliki cakar yang tajam
Hanya memakan daging
8. Memakan tumbuhan dan daging
Bergigi seri tajam
Bergigi geraham
Romawi II
1. Herbifora
2. Herbivore
3. Omnifora
4. Karnifora
5. karnifora
Pedoman penilaian
Romawi I Benar X 20 = 60
Romawi II Benar X 10 = 50
Jumlah I dan II : 110 x 100 = 100
Rowoboni, 18 Agustus 2016
Lampiran 4
Lembar tes formatif siklus I
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar !
6. Hewan pemakan daging disebut juga dengan sebutan ...
7. Hewan pemakan tumbuhan disebut juga dengan sebutan ...
8. Burung pipit termasuk hewan pemakan ...
9. Beruang adalah hewan pemakan daging dan tumbuhan oleh sebab itu
beruang adalah jenis hewan ...
10. Burung pemakan madu digolongkan pada hewan ...
Jawaban:
1. Karnivora
2. Herbivore
3. Biji- bijian
4. Omnivore
5. Pemakan tumbuhan/herbivora
Lampiran 5
Lembar tes formatif siklus II
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
6. Hewan pemakan tumbuhan disebut juga dengan…..
7. Hewan pemakan daging disebut juga dengan ……
8. Omnovora adalah hewan pemakan …….
9. Sebutkan 3 contoh hewan pemakan tumbuhan!
10. Sebutkan 3 contoh hewan pemakan daging!
Jawaban:
1. Herbifora
2. Karnifora
3. Segala
4. Sapi, kerbau, kambing, dll
5. Singa, harimau, hiu, dll
Lampiran 6
Lembar tes formatif siklus III
IV. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
4. Sebutkan cirri-ciri hewan pemakan tumbuhan!
5. Sebutkan cirri-ciri hewan pemakan daging!
6. Sebutkan cirri-ciri hewan pemakan segala!
V. Berilah tanda ( v ) pada tabel penggolongan hewan di bawah ini
dengan tapat!
NO JENIS HEWAN KARNIVORA HERBIFORA OMNIVORA
1 SAPI
2 KERBAU
3 KUCING
4 BURUNG ELANG
5 IKAN HIU
Jawaban
Romawi I
1. Memiliki gigi seri dan gigi geraham
Hanya makan tumbuhan
2. Memiliki taring yang tajam
Memiliki cakar yang tajam
Hanya memakan daging
3. Memakan tumbuhan dan daging
Bergigi seri tajam
Bergigi geraham
Romawi II
1. Herbifora
2. Herbivore
3. Omnifora
4. Karnifora
5. karnifora
Lampiran 7
Hasil tes formatif siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Yudha Hendrawan 70 60 Tidak Tuntas
2 Bunga Loviana Lestari 70 40 Tidak Tuntas
3 Kumala Nihayata 70 60 Tidak Tuntas
4 Laras Ayuning Tiyas 70 80 Tuntas
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan 70 40 Tidak Tuntas
6 Nevlin Al Makhyumi 70 80 Tuntas
7 Muhammad Syafahilah 70 40 Tidak Tuntas
8 Naila Anggraini 70 60 Tidak Tuntas
9 Reyna Nurul Aini 70 80 Tuntas
10 Safika Naila Ifada 70 40 Tidak Tuntas
11 Tia Nur Solihah 70 80 Tuntas
12 Zahrotul Fitriyah 70 60 Tidak Tuntas
13 Zifferi Aprian 70 80 Tuntas
Rata-rata 800 61,5
Sumber tes formatif siklus I
Lampiran 8
Hasil tes formatif pada siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Yudha Hendrawan 70 50 Tidak Tuntas
2 Bunga Loviana Lestari 70 60 Tidak Tuntas
3 Kumala Nihayata 70 80 Tuntas
4 Laras Ayuning Tiyas 70 80 Tuntas
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan 70 80 Tuntas
6 Nevlin Al Makhyumi 70 70 Tuntas
7 Muhammad Syafahilah 70 60 Tidak Tuntas
8 Naila Anggraini 70 80 Tuntas
9 Reyna Nurul Aini 70 80 Tuntas
10 Safika Naila Ifada 70 60 Tidak Tuntas
11 Tia Nur Solihah 70 80 Tuntas
12 Zahrotul Fitriyah 70 40 Tidak tuntas
13 Zifferi Aprian 70 70 Tuntas
Rata-rata 890 68,4
Sumber tes formatif siklus II
Lampiran 9
Hasil tes formatif pada siklus III
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Yudha Hendrawan 70 60 Tidak Lulus
2 Bunga Loviana Lestari 70 100 Tuntas
3 Kumala Nihayata 70 70 Tuntas
4 Laras Ayuning Tiyas 70 80 Lulus
5 M. Alfiyar Rohman Putra Iswawan 70 80 Lulus
6 Nevlin Al Makhyumi 70 80 Lulus
7 Muhammad Syafahilah 70 100 Lulus
8 Naila Anggraini 70 80 Lulus
9 Reyna Nurul Aini 70 80 Lulus
10 Safika Naila Ifada 70 80 Lulus
11 Tia Nur Solihah 70 100 Tuntas
12 Zahrotul Fitriyah 70 60 Tidak Lulus
13 Zifferi Aprian 70 80 Lulus
Rata-rata 1050 80,7
Sumber tes formatif siklus III
Lampiran 10
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Al Ma’arif Rowoboni Semester : I
Nama Guru : Afit Nugroho Kelas :IV
Mata Pelajaran : IPA Tahun pelajaran : 2016
Materi : Penggolongan Hewan berdasarkan jenis makanannya
No
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN
0 1 2 3 4
1 Membuat RPP V
2 Menyesuaikan Bahan Ajar V
3 Merumuskan indikator V
4 Menyusun materi V
5 Memilih media yang tepat V
6 Memilih sumber belajar V
7 Memilih metode yang tepat V
Jumlah
Pelaksanaan:
1 Memotivasi siswa V
2 Menjelaskan materi V
3 Membantu siswa yang kesulitan V
4 Memfasilitasi siswa dalam belajar V
5 Guru dan murid membuat kesimpulan V
Jumlah 3 18 3
Petunjuk: Beri tanda V pada kolom yang sesuai pendapat anda
Keterangan Skala Penilaian: 24
0 : Tidak Dilakukan
1-10 : Dilakukan Kurang Baik
11-20 : Dilakukan Cukup Baik
21-30 : Dilakukan dengan Baik
31-40 : Dilakukan Sangat Baik
Predikat : Dengan Baik
Rowoboni, 9 Agustus 2016
Pengamat
M. Khoirul Anam, S Pd I
NIP.
Lampiran 11
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Al Ma’arif Rowoboni Semester : I
Nama Guru : Afit Nugroho Kelas :IV
Mata Pelajaran : IPA Tahun pelajaran : 2016
Materi : Penggolongan Hewan berdasarkan jenis makanannya
No
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN
0 1 2 3 4
1 Membuat RPP V
2 Menyesuaikan Bahan Ajar V
3 Merumuskan indikator V
4 Menyusun materi V
5 Memilih media yang tepat V
6 Memilih sumber belajar V
7 Memilih metode yang tepat V
Jumlah
Pelaksanaan:
1 Memotivasi siswa V
2 Menjelaskan materi V
3 Membantu siswa yang kesulitan V
4 Memfasilitasi siswa dalam belajar V
5 Guru dan murid membuat kesimpulan V
Jumlah 2 12 12
Petunjuk: Beri tanda V pada kolom yang sesuai pendapat anda
Keterangan Skala Penilaian: 26
0 : Tidak Dilakukan
1-10 : Dilakukan Kurang Baik
11-20 : Dilakukan Cukup Baik
21-30 : Dilakukan Dengan Baik
31-40 : Dilakukan Sangat Baik
Predikat : Dengan Baik
Rowoboni, 16 Agustus 2016
Pengamat
M. Khoirul Anam, S Pd I
NIP.
Lampiran 12
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Nama Sekolah : MI Al Ma’arif Rowoboni Semester : I
Nama Guru : Afit Nugroho Kelas :IV
Mata Pelajaran : IPA Tahun pelajaran : 2016
Materi : Penggolongan Hewan berdasarkan jenis makanannya
No
ASPEK YANG DINILAI
PENILAIAN
0 1 2 3 4
1 Membuat RPP V
2 Menyesuaikan Bahan Ajar V
3 Merumuskan indikator V
4 Menyusun materi V
5 Memilih media yang tepat V
6 Memilih sumber belajar V
7 Memilih metode yang tepat V
Jumlah
Pelaksanaan:
1 Memotivasi siswa V
2 Menjelaskan materi V
3 Membantu siswa yang kesulitan V
4 Memfasilitasi siswa dalam belajar V
5 Guru dan murid membuat kesimpulan V
Jumlah 8 24
Petunjuk: Beri tanda V pada kolom yang sesuai pendapat anda
Keterangan Skala Penilaian: 32
0 : Tidak Dilakukan
1-10 : Dilakukan Kurang Baik
11-20 : Dilakukan Cukup Baik
21-30 : Dilakukan Dengan Baik
31-40 : Dilakukan Sangat Baik
Predikat : Sangat Baik
Rowoboni, 18 Agustus 2016
Pengamat
M. Khoirul Anam, S Pd I
NIP.
Lampiran 13
Lampiran dokumentasi
Keadaan MI Ma’arif Rowoboni
Guru menjelaskan materi dengan mind
mapping
Siswa menempelkan kartu nama hewan Siswa sedang mengerjakan tes formatif
Teknik mind mapping Tabel pengelompokan hewan
Lampiran 14
Surat tugas pembimbing
Lampiran 15
Lembar konsultasi bimbingan sekripsi
Lampiran 16
Surat permoonan ijin penelitian
Lampilan 17
Surat balasan ijin penelitian
Lampiran 18
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Afit Nugroho
NIM : 11509031
Progdi : FTIK
Jurusan : PGMI
P.A : Drs. M. Choderin
No.
Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
1 OPAK 18-20 Agustus 2009 Peserta 3
2 Pelatihan Emotional
Spiritual Intelligence
Quotient (ESIQ)
21 Agustus 2009 Peserta 2
3 User Education (Pendidikan
Pemakai)
25-29 Agustus 2009 Peserta 2
4 Seminar Nasional
Pendidikan ―Realisasi
Pendidikan Karakter Bangsa
Dalam Kurukulum
Nasional‖
18 Juli 2011 Peserta 8
5 Seminar Nasional ―Pilar-
pilar Penanggulangan
Korupsi di Indonesia
Perspektif Agama, Budaya,
dan Negara‖
22 juni 2011 Peserta 8
6 Seminar Nasional
―Berpolitik untuk
Kesejahteraan Indonesia,
Reorientasi Gerakan Pasca
Reformasi‖
15 Mei 2012 Peserta 8
7 Seminar Nasional Kristologi
dan Tabligh Akbar
―Membangun Pemahaman
Agama Menuju khoirul
Ummah‖
20 Mei 2012 Peserta 8
8 Pentas Seni Dan Perpisahan
Mahasiswa PPL STAIN
Salatiga di MI Ma’arif
Global Blotongan
02 Februari 2013 Panitia 3
9 Seminar Nasional
―Kepemimpinan dan Masa
depan Bangsa‖
23 Februari 2013 Peserta 8
10 Seminar Nasional
―Ahlussunnah Waljamaah
dalam Perspektif Islam
Indonesia‖
26 Maret 2013 Peserta 8
11 Training Pembuatan
Makalah
18 September 2o13 Peserta 2
12 Islamic Publik Speaking
Training (IPTST) dan
Sesorah Basa Jawa (SBJ)
5 Desember 2013 Panitia 3
13 Pelatihan dan Pembinaan
Ustadz-Ustadzah TPA se-
Kabupaten Semarang dalam
Pelatihan Pemberdayaan
Ekonomi Guru ngaji dan
Metode BCM
29 Desember 2013 Peserta 4
14 Training Kader 1
―Mengembangkan diri
Untuk Menjadi Mahasiswa
Muslim Berprestasi‖
15-16 Maret 2014 Panitia 3
15 Dialog Interaktif dan
Edukatif ―Diaspora Politik
Indonesia di Tahun 2014,
Memilih Untuk Salatiga
Hati Beriman
1 April 2014 Peserta 2
16 Ibtida’ Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) ―
Mahasiswa Istimewa
Menuju Generasi Rabbani‖
12-13 April 2014 Panitia 3
17 Kajian Interaktif Mahasiswa
(KISMIS) ―Getarkan
Ramadhan dengan Hati
yang Suci‖
27 Juni 2014 Panitia 3
18 Training Pembuatan
Makalah
17 September 2o14 Panitia 3
19 Training Kader 2 27 Desembar 2014 Panitia 3
20 Bedah Buku Membidik
Bintang
01 Oktober 2014 Panitia 3
21 Ibtida’ 2014 dengan tema
―Ikatan Bingkai Cinta dalam
18-19 Oktober 2014 Panitia 3
Titian Dakwah Menuju
Insan Kamil‖
22 Talkshow Pra Nikah dengan
Tema ―Menjemput Jodoh
Impian‖
09 Oktober 2014 Peserta 2
23 Kajian Intensif Mahasiswa
dengan tema ―Fenomena
Islam di Salatiga‖
28 November 2014 Panitia 3
24 Gema (Gerbang Masuk)
ITTAQO dengan tema
―Membentuk Spirit
Mahasiswa dalam Bidang
Bahasa Arab
29 November 2o14 Panitia 3
25 Workshop Menghafal Cepat 14 Desember 2014 Peserta 2
26 Ngabuburit dan Dialog
Lintas Agama Salatiga
Bineka Tunggal Ika
30 Juni 2015 Panitia 3
Jumlah 100
Lampiran 19
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Dengan ini penulis cantumkan riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama : Afit Nugroho
2. NIM : 11509031
3. TTL : Semarang, 6 Mei 1987
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Sukadana, RT/RW: 04/ X, Desa kebumen, Kec. Banyubiru, Kab.
Semarang.
8. Riwayat Pendidikan
a. RA Masithoh Kebumen, lulus tahun 1994
b. SDN Rowoboni 01, lulus tahun 2000
c. Mts pondok Tremas, lulus tahun 2003
d. MA Pondok Tremas, lulus tahun 2006
e. Sedang menyelesaikan S1 Kependidikan Islam IAIN Salatiga
Demikian riwayat hidup penulis, penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 26 Agustus 2016
Penulis,