JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI
PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA
JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410
Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id
Judul Penelitian
SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN INVESTASI
DALAM STRUKTUR EKONOMI SEDERHANA
O
l
e
h
AMRIZAL
Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti
Jakarta, September 2002
2
KATA PENGANTAR
Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok
yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam
rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan
pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)
Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan
saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang
dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun
sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.
Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah
berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu
penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih
disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum
melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu
berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-
mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta
badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun
1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,
Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.
Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang
penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai
penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun
topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya
melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini
belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT
TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang
barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT
TRISAKTI Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI
H. Andri Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam
yang istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan
penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang
telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.
Jakarta, September 2002
( Amrizal )
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1. PENDAHULUAN
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Model
3. SUMBER DATA
4. HASIL PENAKSIRAN PERTUMBUHAN EKONOMI
4.1. Sumber-sumber Ekonomi: Tabungan, Modal Dalam Pembangunan
4.2. Penaksiran Empiris MPS Dan ICOR
5. KESIMPULAN
DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN
4
1. PENDAHULUAN
Dalam analisis ekonomi suatu negara, khususnya mengkaji tentang masalah
pertumbuhan ekonomi, banyak sekali faktor-faktor atau sumber-sumber ekonomi
agregatif yang saling berpengaruh antara satu dengan lainya, yang harus dipadukan dalam
suatu kajian pertumbuhan ekonomi secara bersamaan. Masalah pertumbuhan ekonomi
merupakan kajian ekonomi yang sangat menarik dan banyak dikaji oleh para ilmuan serta
pengamat ekonomi dan politisi yang sependapat atau sejalur dengan paham Keynesian.
Namun demikian, tanpa dipungkiri pula agaknya jarang sekali para ilmuan dan
pengamat ekonomi yang hidup pada zaman modern akhir-akhir ini yang terfokus untuk
mengkaji masalah pertumbuhan ekonomi yang bernuansakan Neo-Klasik atau yang
sengaja menggabungkan kedua aliran Keynesian modern dengan aliran kuno Neo-Klasik
tersebut dalam suatu kontek nasional secara implisit
Kajian tentang pertumbuhan ekonomi yang sudah populer dan banyak dikaji para
ilmuan dan para pengamat ekonomi sebagaimana tersebut diatas, bukanya tidak ada,
namun kebanyakan hanya tertarik pada suatu aliran saja dan yang lebih dominan adalah
aliran Keynesian, kebanyakan dikaji secara eksplisit dalam kontek ekonomi nasional.
Kajian inipun pada hakekatnya melihat besarnya pertumbuhan ekonomi suatu
negara yang dipengaruhi oleh faktor-faktor luar ( external factors ) sesuai dengan kiprah
ekonomi suatu negara dimaksud yang pada umumnya mempunyai strategi inward-
looking and outward-looking, bahwa pengaruh ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh
faktor dalam dan luar sebagaimana posisinya ekonomi suatu negara yang menganut
sistem ekonomi terbuka.
Dalam banyak hal, mungkin kajian ekonomi atau pertumbuhan ekonomi yang
banyak dilakukan secara eksplisit tersebut bermula dari keterbatasan data yang tersedia.
Dalam hal ini dimaksudkan, bahwa data Stok Modal memang tidak pernah ada yang
dengan sengaja dipublikasi oleh pemerintah atau badan-badan resmi lainnya, dan
kalaupun akan dihitung berapa besarnya stok modal yang tersedia pada suatu negara,
maka harus dihitung dari data-data resmi publikasi pemerintah yang tersedia tersebut.
Selain daripada itu, khususnya dengan hal yang menyangkut dengan masalah
tabungan yang dalam pengertian ekonomi diketahui bahwa tabungan adalah fungsi dari
pendapatan dan bukanlah dengan tingkat bunga sebagaimana yang sering membawa kita
kearah kebingungan dalam masa yang cukup lama, kkususnya ini sering terjadi pada para
pengamat ekonomi yang mungkin masih tergolong muda dan belum proporsional.
Lebih jauh sedikit daripada itu, agaknya kita-kita hampir terbiasa dan mungkin
secara tidak disadari telah sulit membedakan apa yang dimaksud dengan modal dan apa
bedanya dengan investasi. Selain daripada itu, apa yang dimaksud dengan input dan
apakah modal juga termasuk input. Khususnya bagi penulis sendiri pertanyaan tersebut
sering terjadi dalam pemberian kuliah sehari-hari, oleh karena mahasiswa ada sebahagian
5
yang terfokus serta terpengaruh dari definisi-definisi pada buku teks yang sangat kurang
tepat sekali bagi pembaca diterimanaya.
Sebagai contoh jawaban yang didapatkan dari mahasiswa tersebut, bahwa yang
dimaksud dengan investasi adalah penanaman modal, dan modal ya...modal, terus yang
dimaksud input konon katanya adalah pemasukan. Jadi penulis buku-buku teks hendaklah
menjelaskan sejelas-jelasnya tentang pengertian pemasukan tersebut, modal, investasi
dan lain sebagainya. Yang lebih rancu lagi tentang penertian bahan baku malahan ada
sebahagian yang mengatakan bahan baku bukanlah input.
Untuk itu, agar para pembaca mendapatkan pengertian yang benar, sepanjang
tidak akan menjadi kebingungan lagi bagi pengamat ekonomi yang dikatagorikan muda
dan belum proporsional tersebut, Khususnya bagi penulis-penulis buku teks dan pembuat
tilisan ilmiah lainnya yang sudah proporsional, hendaklah lebih tegas menjelaskan
definisi-definisi yang menjadi konsumsi kebanyakan mahasiswa yang pada akhirnya
tidak pernah lagi akan tertelan dosis yang kurang sehat.
Dalam tulisan yang sederhana ini, mungkin juga tidak sempat memberikan
definisi yang dalam sebagaimana yang dimaksud diatas, namun paling tidak khususnya
untuk tujuan menjelaskan pengertian tersebut akan dapat diikuti pada bagian analisis
pembentukan model-model ekonomi yang cukup tepat yang terkait antara satu dengan
lainya, tentunya disesuaikan dengan penelitian yang hendak dikaji.
Modal adalah faktor produksi yang paling langka dimiliki oleh negara-negara
sedang berkembang. Namun Modal adalah faktor produksi yang dominan kedudukanya
dalam fungsi produksi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada dikatakan bahwa
modal adalah faktor produksi yang dihasilkan oleh proses produksi dan akan meneruskan
proses produksi selanjutnya. Ahli ekonomi Klasik menyatakan bahwa modal adalah
jumlah alat kekayaan yang timbul akibat akumulasi modal yang diawali pula oleh
kegiatan menabung sebelumnya. Melakukan akumulasi modal berarti mengorbankan
kemakmuran dimasa sekarang demi tingkat kemakmuran yang lebih tinggi dimasa yang
akan datang ( Syafruddin Karimi., 1988).
Berbeda dengan para ahli ekonomi sebelumya, Schumpeter memberikan definisi
modal dalam bentuk penjumlahan alat-alat pembayaran yang tersedia setiap saat untuk
berpindah-pindah tangan diantara para wiraswasta. Modal merupakan alat pengangkat
barang-barang nyata yang diperlukan untuk kegiatan para wiraswasta dan tunduk pada
kekuasaanya. Modal tidak lain dari pada suatu mekanisme untuk memindahkan
pemakaian faktor produksi yang baru, menentukan arah produksi yang baru. Jadi modal
adalah suatu dana dalam bentuk tenaga beli lancar, bukan stok kekayaan nyata dari
masyarakat.
Selain perananya modal dalam produksi dan pertumbuhan ekonomi, faktor modal
juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dalam kerangka analisa ekonomi.
Dalam fungsi produksi Neo-Klasik, modal adalah faktor penentunya yang sangat penting.
6
Begitu juga halnya dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas dan fungsi produksi
CES ( Constant Elasticity of Subsitution ).
Bukti-bukti empiris terhadap model-model fungsi produksi tersebut masih
tergolong langka. Penaksiran fungsi agregat belum pernah dilakukan pembuktian secara
empiris. Kelangkaan bukti-bukti empiris tersebut bersumber pada ketiadaan data yang
tersedia untuk melakukan pengujian, yaitu data mengenai faktor modal.
Selanjutnya, khusus dengan hal yang menyangkut dengan tabungan dan kaitanya
dengan pendapatan. Dalam literatur ekonomi modern, dimana tabungan didefinisikan
sebagai bahagian dari pendapatan suatu periode tertentu yang tidak habis dikonsumsi
pada periode bersamaan. Teori ini dikenal juga sebagai teori Keynes yang pertama
menghubungkan tabungan dengan pendapatan (Duessenberry, James S., 1949).
Kehadiran Keynes yang menghubungkan tabungan dengan pendapatan dianggap
sebagai koreksi terhadap teori klasik sebelumnya yang melihat tabungan sebagai bagian
dari kapital/modal dan menghubungkan tabungan bukan dengan pendapatan, akan tetapi
dengan tingkat bunga uang "the interest rate of money" ( Amrizal, 1992 ).
Sementara oleh Keynesian, konsep tabungan sebagai fungsi dari pendapatan
dianggap sebagai salah satu sumbangan Keynes yang penting terhadap perkembangan
ilmu dan analisa ekonomi, yang tidak seperti pandangan klasik sebelum dia ( Didong,
Rustam., 1987 ), dianggap bahwa: (1). Dapat mengaitkan (coupling ) sektor moneter
dengan sektor produksi dari perekonomian secara makro dan (2). Menganggap bahwa
kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter dapat sama-sama efisien dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Para ahli ekonomi pembangunan (development economists) yang banyak
bermunculan terutama sejak permulaan tahun lima puluhan, nampaknya tidak begitu
ingin untuk mempertajam kedua konsep tabungan tersebut (Meier, Gerald M., 1976).
Bagi Development economists yang dianggap lebih relevan dalam upaya mereka
memahami proses pembangunan ekonomi dari negara-negara berkembang adalah
melihat tabungan sebagai sumber dana untuk pembentukan modal "capital formation"
(Nurke, Ragnar., 1967). Paling jauh, mereka hanya menilai perbedaan konsep Keynes
dan Klasik mengenai tabungan itu dalam konteks perbedaan antara apa yang disebut
dengan kemampuan menabung "the ability to save" dan kemauan menabung "The
willingness to save.
Setelah beberapa konsep mengenai tabungan sebagai sumber dana dan
pembentukan modal atau investasi, Harrod-Dommar salah seorang ahli ekonomi
pembangunan yang sangat tersohor setelah Keynes telah mencoba menghubungkan
antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, Michael P., 1977 ).
Konsep yang digariskan Harrod-Domar yang menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi merupakan pembagian antara nisbah tabungan dengan nisbah kapital. Pada
umumnya konsep ini, lebih banyak digunakan dan dikaji oleh para ekonom dan politisi
7
ekonomi adalah melihat besarnya pertumbuhan ekonomi dari melakukan pengujian
empiris dengan proporsi dana luar negeri ( capital inflow ) sebagai variabel
independennya, yang berarti dilakukan penaksiran MPS dan ICOR dalam suatu kontek
secara implisit dan bukan secara eksplisit.
Menyadari akan keberadaan keterpaduan konsep Klasik dan Keynes, yang oleh
Harrod-Dommar bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan pembangian antara nisbah
tabungan dengan nisbah kapital, maka dalam penelitian ini akan dicoba menggabungkan
kedua konsep Keynes dengan Konsep Klasik tersebut secara terpisah ( eksplisit ) dan
kemudian dipadukan kedalam konsep yang digariskan Harrod-Dommar secara imlisit
mengenai pertumbuhan ekonomi untuk kasus Indonesia dari data 1969-1995.
Jelas bahwa penaksiran stok modal dan penaksiran tabungan yang sama-sama
berkaitan dengan tabungan merupakan hal yang diutamakan, dan tidak pula tertutup
kemungkinan untuk dilakukan perbadingan dengan konsep pertumbuhan ekonomi dari
pengaruh capital inflow. Menyadari keperluan hal yang demikian, maka penelitian ini
akan mencoba untuk melakukan perhitungan taksiran atas stok modal di Indonesia.
Penaksiran stok modal akan dilakukan mulai dari tahun 1969 sebagai titik awal
pembangunan lima tahun di Indonesia dengan tahun 1995 sesuai dengan data yang
tersedia.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Model
Dalam kondisi equlibrium analisis sederhana Keynes mengisyaratkan bahwa
besarnya Investasi sama dengan tabungan (Elfindri.,1985 ), yang ditulis sebagai
It = St ( 1 )
dimana: It = Investasi Agregat
St = Tabungan Agregat
Pada model sederhana, dimana tabungan adalah fungsi daripada pendapatan, dan ini
diartikan bahwa yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat tabungan adalah tingkat
pendapatan, dari fungsi tersebut maka pendapatan dimaksudkan sebagai varibel penentu
(determine variable), sedangkan tabungan sebagai veriabel terikat (dependent variable )
sehingga dapat ditulis sebagai
St = f ( Yt ) ( 2 )
Kemudian dari fungsi persamaan (10) diatas dapat ditulis penjabarannya dalam bentuk
linier yang biasanya ditulis sebagai berikut
St = -C + (1– c) Yt ( 3 )
8
Parameter C diartikan sebagai besarnya penabungan pada saat pendapatan sama dengan
nol. Nilai parameter C < 0 ( negatif ), sedangkan parameter s menunjukan besarnya
hasrat untuk menabung ( Marginal Propensity to Save = MPS ), yang nilainya s = 1-c,
sedangkan c menunjukan besarnya hasrat untuk mengkonsumsi ( Marginal Propensity to
Consume ).
Sementara itu, Stok Modal Kt pada suatu periode waktu t terdiri dari perubahan
stok modal ( Kt ) dan ditambah dengan stok modal tahun lalu. Sedangkan investasi
merupakan perubahan stok modal ( It = Kt ). Dalam bentuk lain, Stok modal Kt pada
suatu periode waktu t, terdiri atas stok modal pada akhir periode waktu yang lalu Kt-1,
dikurangi dengan modal yang dipakai selama periode yang bersangkutan Dt, ditambah
dengan jumlah investasi keseluruhan, antara lain ditulis sebagai berikut:
It = Kt ( 4 )
Kt = Kt - Kt-1 ( 5 )
Kt = k Yt ( 6 )
atau Kt = k Yt ( 7 )
Kt = Kt - Kt-1 = It ( 8 )
Kt = Kt-1 + It ( 9 )
Kt = k Yt-1 + It ( 10 )
Kt = k Yt-1 + p Nt + Dt ( 11 )
Dengan Asumsi bahwa ada hubungan ekonomi lansung antara besarnya Stok
Kapital Kt keseluruhan dengan PDB, maka dapat disusun model sederhana pertumbuhan
ekonomi Pertumbuhan ekonomi Harrod-Dommar (Michael P. Todaro., 1977 ) sebagai
berikut:
St = s Yt ( 12 )
It = Kt ( 13 )
Kt/Yt = k ( 14 )
atau Kt/Kt = k ( 15 )
Yt/Yt = s/k ( 16 )
dimana:
St = -C + (1-c) Yt
Kt = K + k Yt-1
It = Investasi tahun t atau Pembentukan Modal Domestik Bruto (PMDB)
St = Tabungan tahun t atau Tabungan Domestik Bruto
Kt = Stok Modal tahun t
Yt = Produk Domestik Bruto tahun t
Yt-1 = Produk Domestik Bruto tahun t-1
Nt = Produk Nasional Netto tahun t
Dt = Depresiasi ( penyusutan )
St = Perubahan tabungan Domestik Bruto tahun t
Kt = Perubahan Stok Modal tahun
Yt = Perubahan Produk Domestik Bruto
9
Nt = Perubahan Produk Nasional Netto
St/Yt = Average Propensity to Save ( APS = SOR )
St/Yt = Marginal Propensity to Save ( MPS )
Kt/Yt = Capital-Output Ratio ( COR )
Kt/Yt = Incremental Capital-Output Ratio ( ICOR )
Yt/Yt = s/k = Economy's growth
s = Nisbah Tabungan ( s = 1-c = MPS )
k = Nisbah Kapital ( k = ICOR )
C, K = Konstanta. dimana bahwa s/k = Economy's growth atau tingkat pertumbuhan ekonomi, ditentukan
secara bersamaan oleh nisbah tabungan nasional s dan nisbah kapital/output nasional.
3. SUMBER DATA
Data yang akan dipakai untuk melakukan penaksiran jumlah stok modal di
Indonesia disajikan pada Tabel 1, yaitu data resmi publikasi pemerintah. Tabel ini
memperlihatkan Produk Domestik Bruto selama periode 1969-1995 atas dasar harga
konstan 1993 menurut penggunaannya. Data tersebut juga dipakai dalam pengujian
empiris guna memperkirakan besarnya nilai ICOR, khususnya dalam memperkirakan
ICOR diperlukan sekali data investasi It ( Pembentukan Modal Domestik Bruto ) dan
Produk Domestik Bruto ( Yt ).
4. HASIL PENAKSIRAN PERTUMBUHAN EKONOMI
4.1. Sumber-sumber Ekonomi: Tabungan, Modal Dalam Pembangunan
Sudah tidak diragukan lagi bahwa aktivitas membangun memerlukan dana yang
banyak diberbagai bidang, yaitu berupa modal dalam pembangunan. Sedangkan untuk
tujuan pertumbuhan pembangunan atau pertumbuhan ekonomi aktivitas tersebut
memerlukan semacam peningkatan investasi yang banyak diberbagai bidang yang
meliputi prasarana dan sarana yang harus semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke
tahun yang ditujukan sebagai pembiayaan pembangunan tersebut.
Sumber-sumber ekonomi seperti tabungan ( saving ) dan modal ( capital ) sangat
erat kaitannya dengan investasi ( investment ) dan bahkan dengan pendapatan nasional.
Investasi sebagai pembiayaan dalam pembangunan yang sumbernya adalah tabungan,
sementara itu bahwa investasi diartikan sebagai perubahan modal. Baik tabungan maupun
modal dalam perekonomian besar atau kecilnya tergantung pada pendapatan nasional,
sedangkan pendapatan nasional tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor dalam maupun
luar negeri pada perekonomian yang bersifat terbuka.
Tabel 1 : STRUKTUR MAKRO PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDAPATAN NASIONAL, MODAL DAN TABUNGAN, TAHUN 1969-1995
( Dalam Milyar Rupiah, Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993 )
Ko ns ums i Inves - P DB^* P DB P NB P a jak P enyu- P NN P enda- Tabung- Inves tas i S to k Mo dal ICOR P ertum-
tas i Ko ns tan Ko ns tan Tidak s utan patan an Netto Mo dal P ro - buhan
'93=100 '93=100 Langs ung Dis po - duktif Eko no mi
Tahun Netto s ibe l
1969 48564.5 5984.0 68824.2 68824.2 70133.3 1616.7 3431.0 65085.6 63468.9 20259.7 2553.0 0 2553.0 0 0
1970 50137.6 7959.0 73985.5 73985.5 75228.2 1714.1 3688.4 69825.7 68111.6 23847.9 4270.6 114085.6 110397.5 1.542 0.075
1971 51711.9 9645.8 79169.9 79169.9 80203.8 1920.6 3945.8 74337.4 72416.8 27458.0 5700.0 147335.2 143387.0 1.861 0.070
1972 52976.8 11482.8 86623.9 86623.9 86582.0 2112.0 4317.0 80153.0 78041.0 33647.1 7265.8 133487.4 129166.6 1.541 0.094
1973 58034.2 13441.1 96421.0 96421.0 95775.4 2383.8 4807.6 88584.0 86200.2 38386.8 8633.5 132289.6 127481.5 1.372 0.113
1974 64159.1 16022.5 103782.5 103782.5 101407.5 2317.9 5174.5 93915.1 91597.2 39623.4 10848.0 225934.5 220756.5 2.177 0.076
1975 69720.2 18360.2 108948.0 108948.0 106574.4 3210.8 4993.8 98369.8 95159.0 39227.8 13366.4 387201.2 382209.4 3.554 0.050
1976 72520.6 19462.9 116450.8 116450.8 115410.3 2841.5 5911.5 106657.3 103815.8 43930.2 13551.4 302073.4 296162.5 2.594 0.069
1977 76479.7 22559.5 126811.9 126811.9 124530.1 5382.4 4124.3 115023.4 109641.0 50332.2 18435.2 276069.5 271948.6 2.177 0.089
1978 85004.1 25957.6 136584.8 136584.8 133527.8 3483.6 6833.6 123210.6 119727.0 51580.7 19124.0 362769.2 355936.4 2.656 0.077
1979 97749.2 27104.8 145124.4 145124.4 140038.4 4120.6 7288.1 128629.7 124509.1 47375.2 19816.7 460479.7 453200.3 3.174 0.063
1980 114108.1 32223.1 159467.2 159467.2 153501.2 4527.9 7978.0 140995.3 136467.4 45359.1 24245.1 358322.8 350339.6 2.247 0.099
1981 132976.9 35811.4 171822.9 171822.9 167193.5 4170.3 8609.9 154413.3 150243.0 38846.0 27201.5 497942.8 489337.5 2.898 0.077
1982 146220.8 40464.6 179946.2 179946.2 172047.0 4542.0 8803.7 158701.3 154159.3 33725.4 31660.9 1765992.0 1717930.8 4.981 0.047
1983 140829.5 43630.2 174532.6 183353.3 176703.3 4840.5 9172.8 162690.0 157849.5 42523.8 34457.4 1079950.9 1094340.5 12.806 0.019
1984 144666.7 41004.9 182308.2 195709.0 187857.0 5260.0 9790.9 172806.1 167546.1 51042.3 31214.0 649558.2 639763.6 3.319 0.067
1985 145698.2 43961.6 180348.8 200544.3 192664.5 6119.8 10033.0 176511.7 170391.9 54846.1 33928.6 1823348.8 1813314.8 9.092 0.025
1986 150260.9 48008.9 193062.0 212475.3 204774.6 7056.4 10629.8 187088.4 180032.0 62214.4 37379.1 855000.6 844369.4 4.024 0.059
1987 156363.6 50642.4 207616.3 222598.5 213902.7 9644.8 11136.2 193121.7 183476.9 66234.9 39506.2 1113660.3 1102520.1 5.003 0.048
1988 164951.7 56478.6 232534.4 236004.1 229212.0 13870.1 11800.1 203541.8 189671.7 71052.4 44678.5 994285.3 982486.0 4.213 0.060
1989 174215.6 64024.9 249211.1 253601.9 246376.3 17695.6 12665.5 216015.2 198319.6 79386.3 51359.4 922603.7 909942.3 3.638 0.075
1990 188456.2 73355.6 261735.2 271968.1 263621.4 17869.3 13327.5 232424.6 214555.3 83511.9 60028.1 1086240.6 1072914.1 3.994 0.072
1991 204815.9 78142.0 284706.3 290870.6 282156.3 17792.3 14552.6 249811.4 232019.1 86054.7 63589.4 1202459.1 1187905.5 4.134 0.070
1992 212778.6 82001.5 302489.1 309659.1 229827.0 19655.6 -54511.7 264683.1 245027.5 96880.5 66513.2 1351662.0 1406163.4 4.365 0.065
1993 222715.1 86667.3 319230.3 329775.8 317223.2 21171.1 16488.8 279563.3 258392.2 107060.7 70178.5 1420674.1 1404189.9 4.308 0.065
1994 238504.7 98589.0 339804.8 354640.8 314911.0 -6894.1 17732.0 304073.1 310967.2 116136.1 80857.0 1406150.8 1388418.0 3.965 0.075
1995 265096.0 112386.4 367939.6 383792.3 371868.5 23209.7 19189.6 329469.2 306259.5 118696.3 93196.8 1479519.3 1460337.1 3.855 0.082
Sumber : Republik Indonesia, Nota Keuangan Dan RAPBN Tahun 1988/1989; Bank Indonesia, Statistik Ekonomi-Keuangan Indonesia,
BPS, Pendapatan Nasional indonesia berbagai tahun penerbitan, dan Indikator, edisi April 1996.
*). T idak Termasuk Perubahan Stok.
Tabungan, modal dan investasi dapat juga dilihat dari bermacam segi antara lain
dikelompokan dalam bentuk kepemilikan masyarakat, pemerintah, dalam negeri dan luar
negeri. Secara global topik yang merupakan pembahasan ditujukan melihat
perkembangan ekonomi tersebut secara menyeluruh akibat adanya bermacam-macam
pengaruh secara nasional.
Selama periode 1969-1995 perkembangan perekonomian nasional seperti
tabungan adalah sebesar Rp 58119,99 milyar rata-rata pertahun, sedangkan investasi
sebesar Rp 43161,94 rata-rata pertahun pada periode yang bersamaan. Besarnya tabungan
daripada investasi tersebut telah menunjukan pula bahwa dalam perekonomian telah
terdapatnya aktivitas perdagangan luar negeri sebesar selisih tabungan dan investasi
tersebut. Jelas bahwa sektor perdagangan luar negeri memberikan infak yang negatif
dalam perekonomian nasional selama periode tersebut secara rata-rata setiap tahunnya.
Investasi yang dalam pengertian sehari-hari merupakan perubahan modal, antara
lain selama periode yang sama adalah sebesar Rp 761077,65 milyar rata-rata per tahun,
sedangkan pendapatan nasional adalah sebesar Rp 188850,2 milyar rata-rata per tahun.
Dalam analisis kualitatif tidak begitu nampak perubahan aktivitas ekonomi secara teliti
untuk disumpulkan, namun sebagaimana yang dapat dilihat/diperhitungkan dari tabel 1
bahwa laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 1969-1995 adalah sebesar 6,85 % rata-
rata per tahun. Tabungan, investasi dan modal masing-masing pada tahun bersamaan
telah tumbuh sebesar 7,51 %, 12,18 % dan 21,98 % rata-rata per tahun.
Laju kenaikan investasi yang cepat seiring dengan cepatnya laju kenaikan modal,
sedangkan laju kenaikan tabungan yang lebih rendah menunjukan bahwa investasi yang
berasal dari tabungan tidak begitu banyak dan yang lebih dominan besasal dari modal dan
mungkin dalam hal ini dalam pembentukan investasi adalah modal asing yang merupakan
andalan utama sebesar investment-gap tersebut. Dapat pula dikatakan bahwa pembiayaan
ekonomi kurang efektif karena tabungan sebagai sumber dari investasi produktif belum
dapat diandalkan sepenuhnya, oleh karena kurang mantapnya kebijaksanaan moneter,
kebijaksanaan fiskal dan bahkan kebijaksanaan perdagangan luar negeri yang dilakukan
pemerintah selama ini.
Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,85 % rata-rata per tahun, dimana pada
periode bersangkutan telah dibaregi oleh tingkat inflasi yang cukup tinggi yaitu sebesar
14,38 % rata-rata per tahun, yaitu oleh karena laju kenaikan pendapatan nasional nominal
diwaktu itu adalah sebesar 22,32 % rata-rata per tahun. Pada saat yang sama bahwa laju
pertumbuhan penduduk adalah sebesar 2,03 % rata-rata per tahun, yang berarti bahwa
laju kenaikan pendapatan perkapita adalah sebesar 4,82 % rata-rata per tahun.
Kalau dilihat dari perkembangan ekonomi dalam versi analisa kualitatif, bahwa
perkembangan ekonomi Indonesia adalah bagus sekali dan menakjubkan dan sebagai
contohnya adalah besarnya laju kenaikan pandapatan perkapita daripada laju kenaikan
12
penduduk dalam pada mana laju pertumbuhan ekonomi sebesar diatas, dan mungkin
penelitian yang akurat akan terjadi pada analisis kuantitatif pada pembahasan selanjutnya.
4.2. Penaksiran Empiris MPS Dan ICOR
Guna melakukan penaksiran stok modal diperlukan nilai COR (Capital Output
Ratio). Namun nilai COR baru dapat diperoleh kalau kita sudah memiliki angka
mengenai stok modal. Untuk mengatasi ini, maka akan dipakai taksiran ICOR sebagai
gantinya. Cara yang sama juga pernah dipakai untuk kasus negara Philiphina ( Mangahas.
M., 1970 ) dan diterapkan juga untuk negara-negara industri baru Asia dan Jepang
(Chen, Edward K.Y., 1979 )
Untuk menaksir nilai ICOR diperlukan angka perubahan dalam output Yt dan
invetasi bruto (It), bahwa ICOR = k = p = It/Yt. Atau juga dapat mencari nilai ICOR
tersebut dengan menggunakan Investasi netto yang diperoleh langsung dengan
mengurangi pembentukan modal domestik bruto atau investasi bruto tersebut dengan
angka penyusutan sebagaimana halnya menurut persamaan (9). Hasil ICOR selama
periode 1969-1994 disajikan pada tabel 2. Tabel 2 ini bukan saja khusus menyajikan
tentang apa yang hendak diteliti sesuai dengan pembatasan, namun justeru lebih luas
daripada itu yang juga menyajikan data yang bersifat kualitatif yang berhubungan erat
dengan penelitian ini dalam konteks yang bersifat nasional.
Terdapat dua cara dalam dalam memperkirakan Tabungan dan modal, yaitu
bersifat kualitatif dan kuantitatif ( Cairncross, A.K., 1962 ). Cara yang bersifat kualitatif
dalam menaksir tabungan, yaitu dengan mengalikan nilai MPS dengan PDB pada periode
bersangkutan St = s Yt, dan untuk menaksir modal adalah dengan mengalikan nilai ICOR
dengan PDB pada periode bersangkutan, yaitu Kt = k Yt sebagaimana persamaan (12),
dan persamaan (6). Sedangkan cara yang bersifat kuantitatif yaitu dengan melakukan
estimasi dengan OLS-method ( Mayes, G. David., 1981 ) sebagaimana persamaan (3) dan
persamaan (10). Dalam penelitian ini keduanya dilakukan, dan khusus cara pertama
sudah terjawab sebagaimana terdapat pada tabel 2, sedangkan cara yang kedua
diperhitungkan dari hasil estimasi berikut:
St = 2370,857 + 0,295202 Yt
S(ai): (0,017369)
t(ai): (16,99554)
n = 27, SE = 8012,593
r2 = 0,920342
r = 0,959344
r2 = 0,917156
F = 288,8443
D-W = 0,321094
13
Kt = -145622,5 + 5,191951 Yt-1
S(bi): (0,694610)
t(bi): (7,474624)
n = 27, SE = 314502,2
r2 = 0,690861
r = 0,831181
r2 = 0,678496
F = 55,87000
D-W = 1,884366
Statistical Table: t0.005 = 2.787
t0.001 = 2.485
f0.01 (v1, v2) = 7.77
f0.05 (v1, v2) = 4.24
d0.01 (dl, du) = 0.98 - 1.30
d0.05 (dl, du) = 1.21 - 1.55
Terkecuali tahun 1969 yang merupakan awal pembangunan yang terencana
semenjak ordebaru dan juga awal dari penelitian ini, jelas bahwa nilai ICOR tidak ada.
mulai dari tahun 1970 dan sampai akhir tahun dalam penelitian ini tahun 1995, dimana
nampak kecenderungan bahwasanya nilai ICOR menunjukan peningkatan setiap tahun
dalam jangka panjang. Peningkatan yang demikian jelas pula menyatakan bahwa semakin
tidak efisiensinya gerak perekonomian secara nasional.
Nilai ICOR ( tingkat efisiensi marginal ekonomi ) yang meningkat terus hingga
mencapai puncaknya tertinggi tahun 1983 dan pada tahun tersebut Indonesia
mengadakan reformasi ekonomi dalam dunia perbankan berupa kebijaksanaan deregulasi
dan derebiroktisasi yang konon berbagai pengamat ekonomi menyatakan terjadinya resesi
ekonomi di Indonesia sebagai akibat pegaruh resesi ekonomi dunia.
Sekitar pelita pertama Nilai ICOR berada sekitar 1 tetapi tidak sampai dua secara
rata-rata. Ini berarti bahwa tambahan unit modal semakin banyak dibutuhkan untuk
meningkatkan 1 unit tambahan output. Keadaan ini menunjukan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang dicapai Indonesia sejak awal tahun 1970 semakin banyak menyerap faktor
modal. Selanjutnya hal ini juga dapat memberikan indikasi akan adanya masalah
ekonomi biaya tinggi yang berakibat menurunya efisiensi pemakaian modal dalam
proses pertumbuhan ekonomi.
Meningkatnya nilai ICOR di Indonesia diduga juga ada kaitanya dengan
kebijaksanaan industrialisasi yang dianut Indonesia sejak awal periode pembangunan.
Dalam menumbuhkan sektor Industri, Indonesia telah mengambil kebijaksanaan yang
berorientasi terhadap pasar dalam negeri dengan jalan memberikan proteksi terhadap
14
industri pengganti impor. Keadaan ini diduga telah menyebabkan harga faktor langka
menjadi relatif lebih murah dibanding faktor berlimpah.
Peningkatan nilai ICOR sangat jelas Sejak tahun 1974 yang merupakan awal
pembangunan lima tahun kedua. Meningkat terus tahun 1975 yang menandai keuntungan
yang diproleh Indonesia sebagai hasil boom minyak yang pertama. Pengaruh boom
minyak yang kedua juga tampak pada peningkatan nilai ICOR tahun 1979. Tahun 1983
merupakan periode setelah resesi yang memperlihatkan nilai ICOR tertinggi. Resesi
ekonomi di Indonesia tahun 1982-1986 telah memperlihatkan kepada kita berbagai
kebijaksanaan yang mungkin ampuh dalam menangulangi perekonomian telah
dicurahkan, namun hingga sekarang distorsi ekonomi yang telah terjadi selama ini susah
untuk melupakan.
Distorsi ekonomi yang paling vokal saja paling tidak masing teringat bahwa tahun
1974 terjadinya KNOP, tahun 1982-1986 terjadi Reformasi kebijaksanaan ekonomi
Indonesia seperti Deregulasi, debiroktisasi dan devaluasi rupiah tahun 1986. Meskipun
banyak distorsi ekonomi yang tidak terkendali oleh pihak pemerintah khususnya sebagai
pengambil keputusan, namun gema akan take-off juga tetap bergema dan sampai
sekarang pun gejolak politik juga semakin tidak menentu atau mungkinkah akan terjadi
pula semacam krisis sosial tentang ketidakpercayaan masyarakat nantinya kepada
pemerintah.
Krisis ekonomi telah nyata terjadi pada beberapa tahun lalu yang ditandai dengan
meningkatnya nilai ICOR, mungkin dapat dijelaskan bahwa keadaan ekonomi
berorientasi pada tingkat yang jauh dibawah kapasitas produksi, yang secara ekonomi
efisien sebagai akibat melemahnya permintaan baik pada pasar dalam negeri maupun
pada pasar ekspor.
Kaitan antara modal dengan investasi sangat erat sekali, begitu juga halnya kaitan
antara investasi dengan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi yang semakin mantap perlu terlebih dahulu terjadi kemantapan dalam
peningkatan investasi, jelas bahwa investasi yang tinggi akan mencerminkan pendapatan
nasional yang tinggi pula sedangkan investasi yang dimaksud berasal dari tabungan.
Adalah hal yang sudah tidak asing lagi dalam kebijaksanaan ekonomi bahwa
untuk menggakumulasi tabungan yang tinggi melibatkan kerja keras dalam kegiatan
pembangunan bahwa dengan upaya bagaimana tabungan yang besar dapat terjadi
sementara kebutuhan konsumsi tidak bisa dikurangi secara cepat dan apalagi dengan
melakukan pengencangan ikat pinggang. Dari hal semacam ini jelas pula bahwa tabungan
dengan modal dan bahkan investasi terkait erat dalam kontek yang bersifat nasional
sepertihalnya peningkatan output atau pendapatan nasional. Khususnya untuk tujuan
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali dalam pembiayaan
ekonomi membutuhkan modal yang berasal dari luar negeri, yaitu sepanjang akumulasi
modal dalam negeri tidak mantap.
15
Kebutuhan yang semakin besar tanpa terkendalinya perekonomian dengan baik
sementara sumber ekonomi atau faktor produksi yang cukup berlimpah kurang terkendali
sehingga menyebabkan nilai tambah produksi nasional yang semakin melamban, maka
capital inflow yang selama ini merupakan primadona pembiayaan ekonomi jangka
panjang, yang untuk saat sekarang pada hakekatnya menjadi susah diharapkan oleh
karena ekspor nasional tidak cukup sebagai penjaminnya, dan malahan yang akan terjadi
adalah distorsi ekonomi yang semakin tajam dan bahkan krisis sosial dalam negeri
sendiri.
Suatu negara, khususnya negara sedang berkembang dikatakan mantap dalam
melaksanakan kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan dan dalam jangka cukup
panjang sekitar 20 tahun ditandai dengan ICOR sekitar 4 dan tidak boleh lebih. Indonesia
bukan wajah yang baru dalam pembanggunan terencana yang sampai sekarang sudah 27
tahun. Dari hasil perhitungan yang bersifat kuantitatif untuk kedua fungsi regresi dimana
laju pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 1969-1995 adalah sebesar 5,69% rata-rata
pertahun, antara lain dikarenakan estimasi nisbah tabungan ( Marginal Propensity to Save
"MPS" ) adalah sebesar 29,52 % rata-rata pertahun dan tingkat efisiensi marginal
ekonomi ( Icremental Capital-Output Ratio "ICOR" ) adalah sebesar 5,19 rata-rata setiap
tahunnya.
Kedua hasil estimasi tabungan dan Modal, secara statistik pada hakekatnya
dintakan significant pada tingkat kepercayaan (significant level ) = 1 % ( Ttest >
Ttable ). Hubungan antara independen variable Yt dengan dependent variable St
menunjukan angka sangat kuat secara statistik, dengan nilai korelasi r = 95,93 %, begitu
juga Ftest = 288,84 dengan angka yang sangat besar sekali yang melebihi Ftable. Sementara
itu D-W = 0,317. Angka ini adalah under estimate yang dalam penegrtian statistik tidak
masuk dalam range, dan bukan berarti tidak significant, namun nilai tabel D-W yang
tersedia terbatas ( hanya menyediakan untuk 1 % dan 5 % ). Namun demikian untuk
simple regression sebenarnya D-W tidak perlu lagi dikaji oleh karena pengujian
signifikansi telah dijawab melalui ttest.
Sementara itu, pengujian statistik dari hasil estimasi modal juga menunjukan hasil
yang significant dengan nilai korelasi r = 69,1 % dan berarti masih ada faktor lain yang
juga berpengaruh belum masuk dalam penelitian ini sekitar 29,9 %. Namun demikian
korelasi sebesar diatas sudah cukup tinggi dan cukup memberikan kesan atau bukti
bahwa hasil estimasi ini dapat dipergunakan.
Sedangkan ttest pada hasil estimasi ini adalah sangat besar dan berada pada tingkat
keyakinan ( confidence level ) 1- = 99 % dan boleh dikatakan sudah mantap dengan
tingkat keyakinan yang setinggi itu. Selanjutnya, dalam penelitian ini juga terungkap
bahwa nilai F = 55,87 ( Ftest > Ftable ) yang tinggi dan bahkan D-W = 1,88 ( masuk
ruang Ttable ) yang kesemua ini telah berbarengan sama-sama memperkuat hasil penelitian
ini, yaitu bahwa penelitian yang dilakukan ini adalah sangat significant sekali.
16
5. KESIMPULAN
Penaksiran laju pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan dua cara, yaitu melalui
analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Laju pertumbuhan ekonomi yang dihitung secara
kualitatif untuk periode 1969-1995 adalah cukup besar, yaitu sebesar 6,85 % rata-rata per
tahun. Sedangkan dengan menggunakan analisa kuantitatif yang merupakan pembagian
antara nisbah tabungan ( MPS) dengan nisbah modal (ICOR) adalah sebesar 5,69 % rata-
rata setiap tahunnya. Laju pertumbuhan yang diciptakan perekonomian Indonesia sebesar
diatas merupakan keterpaduan berbagai kekuatan agregatif, khususnya tabungan dengan
modal.
Tabungan dengan modal adalah adalah agregatif ekonomi yang dominan dan
sebagai dasar pembentukan investasi dalam pembiayaan pembangunan. Kenaikan sebagai
pembiayaan ekonomi tidak terlepas dari kenaikan tabungan dan modal adalam aktivitas
ekonomi. Investasi yang besar benar-benar tercipta dari besarnya tabungan dan modal
dalam pembangunan. Khususnya dalam pembahasan ekonomi, khususnya yang
menyangkut dengan pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang dilakukan, dimana bahwa
analisis kuantitatif adalah sangat tepat sebagai ajang pengambilan keputusan dibanding
analisis kualitatif.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,69 % rata-rata per tahun
selama periode 1969-1995, yaitu karena nisbah tabungan dan nisbah modal masing-
masing sebesar 0,295202 dan 5,191951 rata-rata per tahun selama periode bersangkutan.
Pengujian empiris dari kedua koefisien estimasi tersebut sama-sama significant pada
tingkat keyakinan ( confidence level ) 99 % yang berarti kelogikaan penelitian ini sudah
tidak perlu diragukan lagi.
Pada tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar tersebut diatas, kenyataan
dari analisis kuantitatif dapat dibaca bahwa tabungan justeru lebih kuat pengaruhnya
dibandingkan modal dalam pembentukan investasi sebagai sumber pembiayaan dan
pertumbuhan ekonomi. Kekuatan-kekuatan agregatif ekonomi seperti tabungan dan
modal sebagaimana penelitian ini dilakukan, dimana pada tingkat pertumbuhan ekonomi
sebesar diatas, dan dalam waktu bersamaan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar
2,03 % per tahun, maka laju kenaikan pendapatan perkapita adalah sebesar 3,66 % rata-
rata per tahun.
Oleh karena laju kenaikan pendapatan nominal adalah sebesar 22,32 % rata-rata
per tahun, maka tingkat inflasi yang terjadi adalah sebesar 16,63 % rata-rata per tahun,
dan dapat pula dikatakan bahwa perekonomian Indonesia telah berjalan dengan
memanfaatkan infak inflasi sebagai pembaiyaan pembangunan. Meskipun kegiatan
pembangunan masih berjalan mantap serta moderat, namun dalam jangka panjang
kebijaksanaan pemerintah yang membangun dengan inflasi ini sangat berbahaya
dilakukan dan mudah terserang pengaruh ekternal yang sulit diramalkan kapan
datangnya.
17
DAFTAR BACAAN
Adelman, Irma, Theories of Economic Growth and Development, ( California: Stanford
University Press, 1961 ).
Amrizal., "Pengembangan Tabungan Dalam negeri Dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia", Skripsi Sarjana FE-Unand, Padang 1992.
Cairneross, A.K., Faktor in Economic Development, ( London: George Allen & Unwing,
1962 ).
Chenery, H.B., and A.M. Stout, "Foreign Asistence and Economic Development",
American Economic Riview, (64: 4, September 1966). Chen, Edward K.Y., Hyper-Growth in Asia Economies, ( New York Holmes & Meier, 1979 ).
Duessenberry, James S., "Income, Saving and Theory of Consumer Behavior"
(Cambridge, Mass. Harvard Univesity Press, 1949 ).
Elfindri., "Fungsi Tabungan Di Indonesia: Dengan Pendekatan Permanent Income
Hypotesis", Skripsi Sarjana FE-Unand, Padang, 1985.
Karimi, Syafruddin., "Penaksiran Stok Modal Di Indonesia", dalam Pengembangan
Industri dan Perdagangan Luar Negeri, Pusat Penelitian Universitas Andalas,
Padang, 1988.
Michael P. Todaro., "Economics For Developng World" ( London: Longman Group
Limited, 1977 ).
Mangahas, M., "Foreign Asistence in Models for the Philippines Economy", The
Philippines Economic Jurnal, ( 9 : 2, Second Sementer 1970, 209-230 ).
Mayes, G. David, Applications of Econometrics, ( New Jersey : Prentice Hall 1981 ).
18
Lampiran 1 : HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS
Model Estimasi, Fungsi Regresi, Bentuk Regresi dan Hasil Estimasi
Model Estimasi : TABUNGAN DOMESTIK BRUTO
DENGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
Fungsi Regresi : St = f ( Yt , Ei )
Bentuk Regresi : St = -C + (1 - c ) Yt
Hasil Estimasi : Regression Output:
Constant 2370.857
Std Err of Y Est 8012.593
R Squared 0.920343
No. of Observations 27
Degrees of Freedom 25
X Coefficient(s) 0.295203
Std Err of Coef. 0.017370
T-test (DF = 25) 16.995423
Bentuk Transformasi : St = 2370.857 + 0.295203 Yt
S(bi): (0.017370)
t(bi): (16.99542)
n = 27, SE = 8012.593
r 2 = 0.920343
r = 0.959345
r 2 = 0.917156
F = 288.8444
D-W = 0.321094
Sumber: Diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5 dari data Tabel 1.
19
Lampiran 1 (Lanjutan) : Cara Mencari Pengujian Statistik Durbin-Watson
Untuk Fungsi : St = f ( Yt , Ui ) Untuk Fungsi: St = 2370.857 + 0.295203 Yt
Durbin-Watson
Tahun Observed Calculated Residual (Observ)2
(Calcu)2
(Res)2
(et - et-1)2
1969 20259.7 22687.9 -2428.2 4.10E+08 5.15E+08 5.90E+06 5.90E+06
1970 23847.9 24211.5 -363.6 5.69E+08 5.86E+08 1.32E+05 4.26E+06
1971 27458.0 25742.0 1716.0 7.54E+08 6.63E+08 2.94E+06 4.32E+06
1972 33647.1 27942.4 5704.7 1.13E+09 7.81E+08 3.25E+07 1.59E+07
1973 38386.8 30834.5 7552.3 1.47E+09 9.51E+08 5.70E+07 3.41E+06
1974 39623.4 33007.7 6615.7 1.57E+09 1.09E+09 4.38E+07 8.77E+05
1975 39227.8 34532.5 4695.3 1.54E+09 1.19E+09 2.20E+07 3.69E+06
1976 43930.2 36747.4 7182.8 1.93E+09 1.35E+09 5.16E+07 6.19E+06
1977 50332.2 39806.0 10526.2 2.53E+09 1.58E+09 1.11E+08 1.12E+07
1978 51580.7 42691.0 8889.7 2.66E+09 1.82E+09 7.90E+07 2.68E+06
1979 47375.2 45211.9 2163.3 2.24E+09 2.04E+09 4.68E+06 4.52E+07
1980 45359.1 49445.9 -4086.8 2.06E+09 2.44E+09 1.67E+07 3.91E+07
1981 38846.0 53093.3 -14247.3 1.51E+09 2.82E+09 2.03E+08 1.03E+08
1982 33725.4 55491.3 -21765.9 1.14E+09 3.08E+09 4.74E+08 5.65E+07
1983 42523.8 56497.1 -13973.3 1.81E+09 3.19E+09 1.95E+08 6.07E+07
1984 51042.3 60144.5 -9102.2 2.61E+09 3.62E+09 8.29E+07 2.37E+07
1985 54846.1 61571.9 -6725.8 3.01E+09 3.79E+09 4.52E+07 5.65E+06
1986 62214.4 65094.0 -2879.6 3.87E+09 4.24E+09 8.29E+06 1.48E+07
1987 66234.9 68082.4 -1847.5 4.39E+09 4.64E+09 3.41E+06 1.07E+06
1988 71052.4 72039.7 -987.3 5.05E+09 5.19E+09 9.75E+05 7.40E+05
1989 79386.3 77234.6 2151.7 6.30E+09 5.97E+09 4.63E+06 9.85E+06
1990 83511.9 82656.4 855.5 6.97E+09 6.83E+09 7.32E+05 1.68E+06
1991 86054.7 88236.4 -2181.7 7.41E+09 7.79E+09 4.76E+06 9.22E+06
1992 96880.5 93782.8 3097.7 9.39E+09 8.80E+09 9.60E+06 2.79E+07
1993 107060.7 99721.3 7339.4 1.15E+10 9.94E+09 5.39E+07 1.80E+07
1994 116136.1 107061.5 9074.6 1.35E+10 1.15E+10 8.23E+07 3.01E+06
1995 118696.3 115667.1 3029.2 1.41E+10 1.34E+10 9.18E+06 3.65E+07
Total: 1569239.9 1569235.2 4.7 1.11E+11 1.10E+11 1.61E+09 5.15E+08
Rata-rata: 58120.0 58119.8 0.2 4.12E+09 4.06E+09 5.94E+07 1.91E+07
Regression Analysis
Sum of Squares: R-test F-test D-W T-test
Total = Reggression + Residual 0.9203427
Total = Explained + Residual 0.9593449 288.84439 0.3210937 16.995423
0.9171564
Sumber: Diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5 dari data Tabel 1.
20
Lampiran 2 : HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS
Model Estimasi, Fungsi Regresi, Bentuk Regresi dan Hasil Estimasi
Model Estimasi : STOK MODAL DENGAN PRODUK
DOMESTIK BRUTO TAHUN LALU
Fungsi Regresi : Kt = f ( Yt-1 , Ei )
Bentuk Regresi : Kt = K + k Yt-1
Hasil Estimasi : Regression Output:
Constant -145623
Std Err of Y Est 314502
R Squared 0.69086
No. of Observations 27
Degrees of Freedom 25
X Coefficient(s) 5.191952
Std Err of Coef. 0.694610
T-test (DF = 25) 7.474624
Bentuk Transformasi : Kt = -145623 + 5.191952 Yt-1
S(bi): (0.694610)
t(bi): (7.474624)
n = 27, SE = 314502
r 2 = 0.69086
r = 0.83118
r 2 = 0.6785
F = 55.87
D-W = 1.88437
Sumber: Diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5 dari data Tabel 1.
21
Cara Mencari Pengujian Statistik Durbin-WatsonLampiran 2 (Lanjutan) : Cara Mencari Pengujian Statistik Durbin-Watson
Untuk Fungsi : K t = f ( Yt-1 , Ui ) Untuk Fungsi: Kt = -145623 + 5.191952 Yt-1
Durbin-Watson
Tahun Observed Calculated Residual (Observ)2
(Calcu)2
(Res)2
(et - et-1)2
1969 0 -145623.0 145623.0 0 2.12E+10 2.12E+10 2.12E+10
1970 114085.6 211708.9 -97623.3 1.30E+10 4.48E+10 9.53E+09 5.92E+10
1971 147335.2 238506.2 -91171.0 2.17E+10 5.69E+10 8.31E+09 4.16E+07
1972 133487.4 265423.3 -131935.9 1.78E+10 7.04E+10 1.74E+10 1.66E+09
1973 132289.6 304124.1 -171834.5 1.75E+10 9.25E+10 2.95E+10 1.59E+09
1974 225934.5 354990.2 -129055.7 5.10E+10 1.26E+11 1.67E+10 1.83E+09
1975 387201.2 393210.8 -6009.6 1.50E+11 1.55E+11 3.61E+07 1.51E+10
1976 302073.4 420029.8 -117956.4 9.12E+10 1.76E+11 1.39E+10 1.25E+10
1977 276069.5 458984.0 -182914.5 7.62E+10 2.11E+11 3.35E+10 4.22E+09
1978 362769.2 512778.3 -150009.1 1.32E+11 2.63E+11 2.25E+10 1.08E+09
1979 460479.7 563518.7 -103039.0 2.12E+11 3.18E+11 1.06E+10 2.21E+09
1980 358322.8 607855.9 -249533.1 1.28E+11 3.69E+11 6.23E+10 2.15E+10
1981 497942.8 682323.0 -184380.2 2.48E+11 4.66E+11 3.40E+10 4.24E+09
1982 1765992.0 746473.2 1019518.8 3.12E+12 5.57E+11 1.04E+12 1.45E+12
1983 1079950.9 788649.0 291301.9 1.17E+12 6.22E+11 8.49E+10 5.30E+11
1984 649558.2 806338.5 -156780.3 4.22E+11 6.50E+11 2.46E+10 2.01E+11
1985 1823348.8 870488.7 952860.1 3.32E+12 7.58E+11 9.08E+11 1.23E+12
1986 855000.6 895593.4 -40592.8 7.31E+11 8.02E+11 1.65E+09 9.87E+11
1987 1113660.3 957538.6 156121.7 1.24E+12 9.17E+11 2.44E+10 3.87E+10
1988 994285.3 1010097.7 -15812.4 9.89E+11 1.02E+12 2.50E+08 2.96E+10
1989 922603.7 1079699.0 -157095.3 8.51E+11 1.17E+12 2.47E+10 2.00E+10
1990 1086240.6 1171065.9 -84825.3 1.18E+12 1.37E+12 7.20E+09 5.22E+09
1991 1202459.1 1266422.3 -63963.2 1.45E+12 1.60E+12 4.09E+09 4.35E+08
1992 1351662.0 1364563.2 -12901.2 1.83E+12 1.86E+12 1.66E+08 2.61E+09
1993 1420674.1 1462112.2 -41438.1 2.02E+12 2.14E+12 1.72E+09 8.14E+08
1994 1406150.8 1566557.1 -160406.3 1.98E+12 2.45E+12 2.57E+10 1.42E+10
1995 1479519.3 1695655.0 -216135.7 2.19E+12 2.88E+12 4.67E+10 3.11E+09
Total: 20549096.6 20549084.2 12.4 2.36E+13 2.12E+13 2.47E+12 4.66E+12
Rata-rata: 761077.7 761077.2 0.5 8.75E+11 7.84E+11 9.16E+10 1.73E+11
Regression Analysis
Sum of Squares: R-test F-test D-W T-test
Total = Reggression + Residual 0.6908619
Total = Explained + Residual 0.831181 55.870008 1.8843663 7.4746243
0.6784964
Sumber: Diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5 dari data Tabel 1.
------+++++------
22
Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:
23
Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:
Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN
JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN
PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil
Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL
& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi
10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.
Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah
DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016
12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN
TRANSPORTASI 2014 s/d 2017
I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta
Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:
02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang
004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen
005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia
006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia
008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia
010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri
011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan
012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth
013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan
014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat
015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995
016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan
017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan
020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi
021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka
022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi
023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka
024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas
026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan
028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana
029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
24
004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara
031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat
032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia
033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth
034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif
035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan
037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen
038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia
039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan
040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)
041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka
042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)
043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia
044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan
045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal
046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana
047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana
049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia
050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi
051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera
052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan
054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada
Kemampuan Sendiri
055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan
056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan
057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional
059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat
061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi
Aliran Dana Luar Negeri
062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia
063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan
005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi
065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi
066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan
068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro
069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional
070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro
071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro
073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial
074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial
25
II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi
Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Hasil Estimasi
File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi
Non-Estimasi
File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi
Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi
File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA
Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA
Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL
ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation
Result Function (242 halaman)
008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan
080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia
009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA
083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-
STATE GROWTH
084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai
085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber
Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off
010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010
Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di
Indonesia
File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010
Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional
26
011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010
Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna
Kendaraan Pribadi Dan Umum
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)
File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI
(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)
File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010
atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung
Pandang
012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011
Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan
File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011
Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan
File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011
Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia
File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011
Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik
File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia
File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik
File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011
Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau
File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011
Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik
File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011
Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara
File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011
Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri
File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011
Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia
File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011
Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik
File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional
27
10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009
Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil
Pribadi Di Jakarta
File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010
Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi
Dan Umum
File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010
Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI
File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010
Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-
UJUNG PANDANG
File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016
Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute
JAKARTA-UJUNG PANDANG
014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014
Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA
File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014
Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API
INDONESIA
File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014
Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN
PENERBANGAN DOMESTIK
015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,
Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017
Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan
Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara
File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017
Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA
LUAR NEGERI
28
III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017
File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014
Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015
Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd
Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti
File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016
Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017
Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey
Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt
135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h
137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h
138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h
139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h
141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h
29
12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI
019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014
Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL
PURWAKARTA
File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015
Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan
Loyalitas Pelanggan
File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016
Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016
Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017
Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS
PURWAKARTA
020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta
File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti
021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017
Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017
Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan
Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta
File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt
Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas
Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta
30
Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan
didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN
ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan
keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.
KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah
dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai
MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar
mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN
TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan
juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai
bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang
MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah
Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF
(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya
bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan
dalam sebuah Daftar Harga).
Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),
sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan
ilmiah yang disusun oleh Amrizal.
Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal
ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar
TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:
Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari
Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)
keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),
cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut
ke dalam Google.
Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah
files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat
tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......
-------- Jakarta, 14 September 2017--------