Download - tebu cetaak
KATA PENGANTAR
1
Tanaman tebu yang saat ini diusahakan petani terus mengalami
perkembangan, dan berdampak cukup baik dalam perekonomian khususnya
didaerah pertanaman dan industri olahannya.
Tanaman ini bernilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu bahan baku
penting industri makanan.
Menghasilkan tebu berkualitas tinggi membutuhkan sistem penanganan yang
terintegrasi, khususnya budidaya tanaman.
Izinkan kami mencucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan buku ini.
Akhir kata kami dedikasikan buku ini kepada semua pihak yang membutuhkan.
Makassar, September 2010
Penyusun
Bidang Pasca Panen dan Sistem Informasi Perkebunan
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
SELAMAT DATANG DI SULAWESI SELATAN
A. POTENSI ............................................................................................... 1
1. Letak Wilayah ................................................................................... 1
2. Luas Areal dan Produksi .................................................................. 1
3. Produktivitas dan Jumlah Petani....................................................... 3
B. Visi dan Misi Perkebunan Prov. Sul-Sel 2008 -2013.......................... 4
C. BUDIDAYA TANAMAN ......................................................................... 6
1. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKAAN KEBUN
TEBU GILING/TEBU RAKYAT ......................................................... 6
2. JENIS – JENIS TEBU ....................................................................... 9
3. PEMBIBITAN TANAMAN TEBU ...................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
3
Selamat Datang Di Sulawesi Selatan
A. POTENSI
1. Letak Wilayah
Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki nilai
strategis dalam konstalasi pembangunan Indonesia. Selain memiliki sumber daya alam
yang cukup besar, khususnya di bidang pertanian, dengan letak strategis ditengah-
tengah Indonesia dan menjadi pintu gerbang sekaligus berfungsi sebagai pusat
pelayanan Kawasan Timur Indonesia.
Wilayah pengembangan komoditi tebu di Provinsi Sulawesi Selatan tersebar di
beberapa kabupaten yaitu Kabupaten Bone, Wajo dan Gowa.
4
2. Luas Areal dan Produksi
Luas areal Tanaman Tebu Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009, terdiri
dari kategori tanaman rusak (TR), Tanaman Tertanam dan Tanaman Panen. Luas
areal Tanaman Tertanam tercatat seluas 1.810,66 Ha.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Tebu Rakyat Tahun 2009
LUAS AREAL (HA) PRODUKSI
NO. KABUPATEN TANAM TR PANEN (TON)
1 2 3 4 5 6
1 B o n e 1.250,00 - 1.250,00 99.654,00
2 W a j o 21,00 - 7,00 0,043
3 G o w a 539,66 - 455,41 925,33
J u m l a h 1.810,66 - 1.712,41 100.579,37
Tabel 1. Menunjukkan bahwa luas areal tanaman tebu rakyat tertanam
terluas di Kabupaten Bone seluas 1.250 Ha atau sama dengan luasan panen, dan
terkecil di Kabupaten Wajo seluas 21 Ha. Dari ketiga Kabupaten tidak tercatat
adanya tanaman rusak. Sedangkan Produksi terbesar dari Kabupaten Bone
berjumlah 99.654 Ton disusul Kabupaten Gowa 925,33 Ton dan Kabupaten Wajo.
5
Disamping tebu yang diusakan rakyat, tanaman tebu ini diusahakan pula
perusahaan perkebunan negara.
3. Produktivitas dan Jumlah Petani
Produktivitas tebu rakyat tertinggi dihasilkan dari Kabupaten Bone sebesar
79.723,02 Kg/Ha/Th yang melibatkan 1.600 KK, disusul Kabupaten Gowa sebesar
2.031,86 Kg/Ha/Th yang melibatkan 673 KK, sedangkan produktivitas terendah dari
Kabupaten Wajo. Total petani tebu rakyat yang terlibat berjumlah 2.709 KK, data
produktivitas dan jumlah petani dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Produktivitas dan Jumlah Petani Tahun 2009
JUMLAHNO. KABUPATEN PRODUKVITAS PETANI
(KG/HA/TH) (KK)1 2 3 4
1 B o n e 79.723,02 1.6002 W a j o 6,14 4363 G o w a 2.031,86 673
J u m l a h 2.709
6
B. Visi dan Misi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 2008 – 20013
Visi
Terwujudnya Sulawesi Selatan sebagai wilayah perkebunan terkemuka berbasis kaka
Misi
Mengembangkan perkebunan yang maju, produktif dan berkualitas melalui
penguatan komoditi unggulan berbasis Kakao;
Mengembangkan usaha agribisnis perkebunan yang utuh melalui pemberdayaan di
hulu untuk memperkuat di hilir dalam mendukung industri berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan;
Memberdayakan kelembagaan masyarakat perkebunan untuk mendorong akses
penguatan usaha perkebunan melalui pengembangan kerjasama dan kemitraan
usaha;
Mendorong pengembangan inovasi teknologi dalam mendukung peningkatan
produktivitas dan nilai tambah produk perkebunan yang berbasis unggulan
kompetitif.
7
Tujuan :
Meningkatkan produksi/produktivitas dan kualitas komoditas perkebunan dengan
berbasis Kakao yang memiliki keunggulan kompetitif untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan;
Meningkatkan usaha agribisnis perkebunan untuk menunjang ketersediaan input
produksi dalam rangka mendukung peningkatan pengolahan hasil produk
perkebunan.
Meningkatkan kerjasama usaha untuk mendorong pengembangan kemitraan dalam
rangka memperkuat akses kelembagaan masyarakat perkebunan dan memperluas
jaringan pasar.
8
C. BUDI DAYA TANAMAN TEBU
1. PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBUKAAN KEBUN TEBU GILING / TEBU
RAKYAT
Pelaksanaan pembukaan kebun tebu tebangan memerlukan kultur teknis yang baik,
pedoman dibawah ini hendaknya digunakan oleh para petani tebu.
1) Perencanaan
a. Pada Februari/Maret, para petani telah mendapatkan tanah/kebun yang akan
ditanami.
b. Setelah itu, petani membuat perencanaan: jenis tebu yang akan ditanam,
bukaan kebun, waktu penanaman, waktu perabukan, pemeliharaan tanaman,
dan sebagainya.
c. Denah kebun sudah disiapkan sebelum membuat perencanaan pembukaan
tanah.
d. Dengan adanya denah sementara ini,perkiraan letak petak/blok dapat diketahui.
Berdasarkan pengolahan tanah, panjang got dan jumlah lubang perhektar, dapat
diperkirakan sebagai berikut :
- got keliling : ± 200 meter
- got mujur : ± 150 meter
9
- got malang : ± 1500 meter
- leng/lubang : ± 1500 meter
e. Untuk membuat perencanaan petani memerlukan waktu kira-kira seminggu.
Dengan adanya perencanaan, memungkinkan petani menyelesaikan semua
pekerjaan tepat waktunya. Hal ini sangat penting karena langsung menyangkut
harapan produksi yang akan didapat.
2) Kultur Teknis/Pembukaan Kebun
a. Sebaiknya pembukaan dan penanaman dimulai dari petak yang paling jauh dari
jalan utama atau jalan lori pabrik (railboan). Maksudnya, kelak semakin ke
tengah kebun tanamannya semakin tua, sehingga tidak membutuhkan
perawatan khusus lagi. Secara otomatis terlihat dan mendapatkan perawatan
dari petani yang pemeriksa kebun setiap hari.
b. Jangan membuka semua petak sekaligus. Sebaiknya tenaga kerja
dilokalisir/dikerahkan hanya pada satu petak saja. Jika pekerjaan sudah hampir
selesai atau diperkirakan kelebihan tenaga kerja, baru membuka petak
berikutnya. Lokalisasi pekerjaan tersebut bertujuan:
a) Dalam waktu singkat,kebun telah memiliki petak-petak terbuka yang
langsung berhubungan dengan udara dan sinar matahari dan siap ditanami.
b) Penggunaan air bisa lebih intensif,sehingga ketika beberapa macam
pekerjaan harus dilakukan bersamaan, kebutuhan air dapat terpenuhi.
10
c. Sebelum ditanami sebaiknya got-got sudah mencapai ukuran standar.
- got keliling/mujur : lebar 60 cm; dalam 70 cm
- got malang/palang : lebar 50 cm; dalam 60 cm
Buangan tanah got di letakkan disebelah kiri got. Apabila got diperdalam lagi
setelah tanam,maka tanah buangannya diletakkan disebelah kanan got,
sehingga masih ada jalan untuk mengontrol tanaman.
d. Cemplongan/juringan (lubang tempat menanam).
Juringan baru dapat dibuat setelah got-got malang mencapai kedalaman 60cm
dan tanah galian got sudah diratakan. Ukuran standar juringan :
- lebar : 50 cm
- dalam : 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk tanah kering
Pembuatan cemplong/juringan harus dikerjakan dua kali, yaitu stek pertama dan
stek kedua dengan rapi. Tanah galian pertama harus diletakkan berimpitan
dengan tali ukuran (ukuran juringan) dan cara meletakkannya harus teratur agar
tidak sulit meletakkan tanah galian kedua yang sebagian harus diletakkan di tepi
dinding juringan. Tanah galian lain dari stek kedua diletakkan diatas tanah galian
stek pertama.
e. Jalan control
a) Jalan control dibuat sepanjang got mujur dengan lebar ± 1 m.
11
b) Setiap 5 bak dibuat jalan kontrol sepanjang got malang, lebar ± 80 cm.
c) Pada juring nomor 28, guludan diratakan untuk jalan kontrol (jalan tikus)
2. JENIS-JENIS TEBU
Jenis tebu yang sering ditanam POY 3016, P.S. 30, P.S. 41, P.S. 38, P.S. 36,
P.S. 8, B.Z. 132, B.Z. 62, dll.
Tabel 3. Jenis – Jenis Tebu
Jenis
Berumur
panjang/pendekT a n a h Mes
(pupuk)Berat Sedang Ringan
PS 8 Panjang - Sedang - 7 Kw / ha
PS 30 Panjang Berat/Basah - - 6 Kw / ha
PS 41 Pendek Basah/Berat - - 6 Kw / ha
PS 63 - Kering/Berat - - 7 Kw / ha
PS 26 - Kering/Berat - - 7 Kw/ ha
POJ
3016
Panjang Basah/Berat Sedang - 6 Kw / ha
POJ
2961
Panjang - Sedang Ringan 7 Kw / ha
POJ Panjang Kering/Berat Sedang - 7 Kw / ha
12
3067
3. PEMBIBITAN TANAMAN TEBU
Bibit merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan tebu giling.
Bibit yang bermutu baik dan sehat akan menghasilkan tanaman yang baik dan juga
sehat. Kebanyakan penurunan produksi tebu dikarenakan oleh pemakaian bibit yang
kurang baik.
Bibit biasa didapatkan dari :
- Bibit bagal (bibit mentahan)
- Bibit generasi dari tebu giling
- Bibit krecekan dari kebun bibit
- Bibit siwilan, anakan dan dongkelan
1) Bibit pucuk
Pada saat penggilingan tebu,banyak bibit diambil dari tebu yang akan digiling.
Bibit ini disebut bibit pucuk batang tebu. Di luar negeri, banyak pabrik yang
menggunakan bibit pucuk karena bibit pucuk lebih murah.Oleh karena itu tidak lagi
menanam bibit tebu. Jumlah mata yang diambil 3 – 5 mata. Daun kering yang
membungkus tidak diklentek, karena dapat melindungi mata dari kerusakan. Bibit
13
pucuk lebih mudah diangkut, karena mata tidak mudah rusak, Bibit pucuk juga tidak
memerlukan banyak air.
2) Kebun Bibit
Karena penanaman bibit umumnya lebih dulu dari musim giling, maka perlu
persediaan bibit dari kebun bibit induk (KBI).
3) Macam-macam Kebun Bibit Pokok
a. Kebun Bibit Pokok (KBP)
KBP biasanya ditanami pada bulan Januari-Februari. Bibit ini dipakai
sebagai pemberi bibit untuk KBI-II, tidak membutuhkan luas tanah yang besar.
b. Kebun Bibit Induk (KBI-II) atau disebut juga kebun bibit nenek)
Biasanya KBI-II ditanami pada Agustus-Oktober. Kebun ini digunakan untuk
memberI bibit pada kebun bibit induk-I (KBI-I)
c. Kebun Bibit Induk I-(KBI-I)
Waktu tanaman Maret-April.KBI-I digunakan untuk memberi bibit pada kebun
bibit datar (KBD).
d. Kebun Bibit Datar
14
Waktu tanam September-Desember. Jika KBD gagal, baik penanaman atau
penangkarannya, maka pabrik akan mengalami kesulitan mencari bibit. Untuk
mendapatkan bibit yang baik dan sehat, sebaiknya pembibitan dilakukan ditanah
yang subur, yang pengairannya baik dan yang aman. Penggarapan tanah dapat
dilakukan dengan bijak atau secara reinosa.
Cara-cara pembukaan kebun,penanaman,maupun pemeliharaan tebu tidak
berbeda dengan penanaman tebu giling.Untuk kebun bibit pokok
(KBP),penanaman sering dilakukan dalam lubang-lubang persegi. Agar
mendapatkan banyak bibit, maka jarak antara pusat ke pusat dapat diperkecil
sampai ± 90 - 95 cm, kecuali jika kebun bibit itu akan digunakan untuk tebu giling
tebangan ke-2.
Jumlah pupuk yang diberikan sama dengan tebu giling,kecuali jika kebun
bibit tersebut akan digunakan untuk tebu giling ke-1.
e. Bibit mentah/bibit krecekan/bibit bagal
Jika tanaman berumur 0-7 bulan, bibit dipotong dan kemudian dibongkok
tanpa mengklentekkan daun pembungkusannya agar mata-mata tunas tidak
rusak. Untuk pengeriman yang lebih jauh lagi,misalnya keluar pulau Jawa, maka
bongkokan bibit tebu dibungkus lagi dengan tikar atau go ni.
f. Bibit Rayungan
15
Untuk membuat bibit rayungan, sebelum memangkas batang tanaman tebu,
daun-daun diklentek agar pertumbuhan mata-mata tunas tidak terhambat.
Pemangkasan dilakukan ±1 bulan sebelum bibit rayungan diambil. Karena bibit
rayungan membutuhkan banyak air,maka pada saat penanamanya diperlukan
banyak air. Pertumbuhan bibit rayungan lebih cepat dibandingkan bibit
bagal.penangkaran bibit rayungan kira-kira 1:15.
Kelemahan bibit rayungan antara lain:
- Tunas sering rusak pada waktu pengangkutan
- Dibandingkan dengan bibit bagal,bibit rayungan tidak tahan disimpan lama.
g. Bibit Dederan atau Ceblok
Jika tanah belum selesai digarap sedangkan bibit sudah cukup tua,maka
bibit-bibit tersebut dapat ditanam dahulu secara dederan atau ceblok. Pada
dederan juga digunakan untuk persediaan sulaman.
a) Bibit Dederan
Mula-mula tanah dibersihkan dari rerumputan dan kotoran-
kotoran.Kemudian tanah dicangkul yang dalam dan dihancurkan agar tidak
bongkah. Untuk menghindari kekeringan disiang hari, bibit-bibit yang baru
dideder saling berdekatan ditutup dengan jerami padi,sehingga air tidak
menguap. Setelah bibit sudah tampak sehat, tanah diberi pupuk ZA. Bibit diambil
dengan didengkol, beserta tanahnya. Sebelum ditanam, sebagian daunnya
16
dipotong untuk mengurangi penguapan air. Bibit mulai dapat diambil setelah
berumur 18-20 hari.
b) Bibit Ceblok
Bibit yang terdiri atas beberapa ruas,antara 6-8 ruas. Sebelum ditanami,
lubang-lubang tanaman dapat dipakai untuk menanam bibit. Sesudah tanah
didalam lubang tanaman dihaluskan dan disirami, bibit-bibit ditanam secara
merapat. Tanaman bibit ceblokan membutuhkan perawatan yang saksama,
terutama kebutuhan airnya.Bibit ceblokan diambil ketika berumur ± 3 - 4 minggu.
h. Bibit-bibit lain
a) Bibit Sogolan/bung
Bibit sogolan sering dipakai untuk keperluan penyulaman. Bibit ini kurang
baik mutunya, karena matanya kurang kuat.
b) Bibit Seblengan
Bibit seblengan diambil dari tanaman yang telah tumbuh untuk mencukupi
penyulaman. Pengambilan bibit ini dengan cara menyeblang (memisahkan).
Pemisahan ini harus hati-hati,jangan sampai merusak tanaman; dari 2 mata,
yang diambil hanya 1 mata saja.
c) Bibit Dongkelan
17
Bibit diambil dari anakan tanaman yang telah tua,yaitu anakan (tunas) yang
tumbuh dari bekas tebu yang telah ditebang.
d) Bibit Siwilan
Jika tanaman sudah tumbuh atau pucuknya mati, maka keluarlah tunas-
tunas yang disebut siwilan. Siwilan ini dapat dipergunakan juga sebagai bibit
sulaman. Perawatannya seperti bibit rayungan.
DAFTAR PUSTAKA
Disbun, 2009. Tebu, Data Statistik Perkebunan 2009. Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.
Sutardjo RM Edhi, 2008. Budidaya Tanaman Tebu. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
18
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi SelatanJl. Perkebunan No. 7 Makassar
Sulawesi Selatan – IndonesiaTelepon (0411-449918, 449167)
Fax (0411-443865)