Download - Teori Negara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya Negara adalah sebuah organisasi. Seperti layaknya sebuah
organisasi, Negara memiliki anggota, tujuan dan peraturan. Anggota Negara
adalah warganya, tujuan Negara biasanya tercantum dalam pembukaan
konstitusinya (Undang-Undang Dasar), sedangkan peraturannya dikenal sbagai
hukum. Bedanya dengan organisasi yang lain, Negara berkuasa di atas individu-
individu dan di atas organisasi-organisasi pada suatu wilayah tertentu. Peraturan
Negara berhak mengatur seluruh individu dan organisasi yang ada pada suatu
wilayah tertentu, sedangkan peraturan organisasi hanya berhak mengatur pihak-
pihak yang menjadi anggotanya saja. Peraturan Negara bersifat memaksa, bila ada
yang tidak mematuhinya, Negara mempunyai hak untuk memerikan sanksi yang
bersifat lunak (denda) sampai sanksi yang bersifat kekerasan (hukum bunuh
misalnya). Sepanjang sejarah manusia hidup di atas permukaan bumi, manusia
telah bernegara. Mulai dari Negara dalam bentuknya yang paling primitif yaitu
Negara kesukuan, Negara kota, sampai Negara kerajaan, Negara republik dan
Negara demokrasi.sampai saat ini tidak ada satupun ta’rif Negara yang diakui
semua pihak. Ahli-ahli ilmu kenegaraan saling berbeda pendapat tentang apa itu
Negara. Secara sederhana bisa kita katakana bahwa yang dimaksud dengan
Negara adalah organisasi yang menaungi semua pihak dalam suatu wilayah
tertentu.
1.2 Topik Pembahasan
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah “Bagaimana Teori Politik Menyelidiki Negara
Sebagai Lembaga Politik Yang Mempengaruhi Hidup Masyarakat”.
1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui
dan menjelaskan bagaimana peran negara sebagai lembaga politik dalam
kehidupan masyarakat, serta dapat menjadi sumber referensi dalam meningkatkan
pembelajaran bagi mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan pada Pascasarjana
Univeritas Islam Riau.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Terbentuknya Negara
Terbentuknya suatu negara terdapat beberapa teori, antara lain:
1. Terjadinya negara secara primer
Terjadinya negara secara primer membahas bagaimana asal mula terjadinya
negara di dunia. Menurut pandangan ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia selalu membutuhkan bantuan manusia yang lainnya. Atau dengan kata
lain manusia harus berhubungan dengan manusia lain demi kelangsungan
hidupnya. Pada awalnya hubungan itu dalam bentuk keluarga, lambat laun
berkembang dalam bentuk kelompok-kelompok lebih besar, dipimpin oleh salah
seorang dari mereka yang dianggap terkemuka. Terbentuknya kelompok-
kelompok itu didasari oleh kesesuaian dan kesamaan, misalnya nasib, budaya, dan
lain-lain.
2. Teori perjanjian masyarakat
Teori perjanjian masyarakat dipelopori oleh Thomas Hobbes, John Locke dan
J.J. Rousseau, menurut Thomas, rakyat di suatu wilayah tertentu sepakat untuk
membentuk suatu wilayah negara dan menyerahkan hak-hak mereka kepada
negara yang baru dibentuk. Berbeda halnya dengan John Locke yang
mengemukakan tentang adanya pactum unionis selain pactum subjectionsnya
Hobbes, John mengatakan bahwa sebagian besar anggota suatu masyarakat
membentuk persatuan terlebih dahulu, kemudian mereka menyatakan diri mereka
menjadi warga negara dari negara tersebut. Sedangkan Rousseau menyatakan
bahwa orang-orang membuat suatu perjanjian untuk membentuk negara, tetapi
mereka tidak sepenuhnya memberikan hak-hak mereka kepada negara. Teri-teori
mereka ini disebut juga dengan istilah “mainstream liberalism” sebagai dari hasil
gaya berfikir renaissance yang menggunakan otonomi manusia.
3
3. Teori penaklukan
Menurut teori ini pihak-pihak atau kelompok-kelompok bangsa tertentu yang
kuat menaklukkan hak atau kelompok yang lain pada akhirnya kelompok yang
kuat mendirikan negara.
4. Teori organis
Menurut teori organis negara lahir dan berkembang sebagai halnya dengan
kelahiran mahluk hidup lainnya. Negara akan memiliki organ-organ seperti halnya
dengan tubuh manusia dan mahluk lainnya.
2.2 Pengertian Negara
Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni
state (bahasa Inggris), staat (bahasa Jerman dan Belanda) dan etat (bahasa
Perancis). Kata staat ,state, etat itu diambil dari kata bahasa latin status atau
statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki
sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Kata status atau statum lazim diartikan sebagai standing atau station. Istilah
ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia, yang juga sama
dengan istilah status civitatis atau status republic.
Secara terminologi negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
daerah tertentu dan mempunyai daerah yang berdaulat.
Menurut Aristoteles bahwa sesungguhnya setiap negara itu merupakan
persekutuan hidup atau lebih tepat lagi suatu persekutuan hidup politis yang
dalam bahasa Yunani disebut he koinonia politik artinya suatu persekutuan hidup
yang berbentuk polis (negara kota). Dalam buku yang berjudul “Inleiding Tot De
Studie Van Het Nederlandse Recht” yang ditulis Prof.Mr.L.J.Ven Apeldorn
menyebutkan bahwa:
1. Istilah negara bisa dipakai sebagai arti penguasa, untuk mengatakan orang
atau orang-orang yang melakukan kekuasaan tertinggi atas persekutuan
rakyat yang bertempat tinggal dalam suatu daerah.
4
2. Istilah negara diartikan dengan persekutuan rakyat, yakni untuk
menyatakan suatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah, di bawah
kekuasaan tertinggi, menurut kaidah- kaidah hukum yang sama.
3. Negara mengandung arti wilayah tertentu. Dalam hal ini istilah negara
dipakai untuk menyatakan suatu daerah di dalamnya diam suatu bangsa di
bawah kekuasaan tertinggi.
4. Negara terdapat juga dalam arti ‘kas negara atau fiscus”, jadi untuk
menyatakan harta yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum,
misalnya dalam istilah domein negara pendapatan negara daan lain-lain.
2.3 Unsur – Unsur Negara
Unsur – unsur adalah bagian – bagian untuk membentuk sesuatu sehingga
apabila salah satu bagian tidak terpenuhi maka sesuatu tidak memenuhi syarat,
untuk Negara maka unsurnya adalah pemerintahan, penduduk, wilayah dan
pengakuan. Tetapi keberadaan konstitusi walaupun penting Negara sebesar
Inggris melahan tidak memilikinya kecuali konvensi (kebiasaan) dan undang-
undang biasa di bawahnya Negara itu sendiri adalah objek material ilmu
pemerintahan untuk paradigma lama, sedangkan untuk paradigma baru ilmu
pemerintahan bergeser kepada masyarakat.
a. Pemerintahan
Bagaimanapun manusia itu hidup seorang diri, dita tidak akan dapat lepas
dari peraturan, baik peraturan yang dibuatnya sendiri maupun peraturan yang
dipaksakan oleh lingkungannya. Artinya, dia tidak dapat bebas sekehendak
hatinya. Hal ini karena adanya keterbatasan kemampuan yang bersangkutan.
Dengan demikian kebebasan mutlak yang abadi itu tidak ada.
Pada awalnya peraturan tersebut dapat berbentuk cara dan corak kerja,
yang pada gilirannya nanti dapat menjadi suatu system yang berangkai, yang
kompleksitasnya tergantung tingkat budaya sekelompok orang. Perlunya
menjaga keseimbangan antara kebebasan dan keterkaitan peraturan.
Bersama dengan munculnya Negara sebagai organisasi terbesar yang
relative awet dan kokoh dalam kehidupan bermasyarakat, maka pemerintahan
5
mutlak harus ada sebagai unsur utamanya, yaitu munculnya dua kelompok
besar yang memerintah dan yang diperintah, antara kedua kelompok besar ini
lahirlah hubungan pemerintahan yang ditunjukan dengan adanya gejala
pemerintahan dapat berbentuk otokratis di satu pihak atau demokratis di pihak
lain.
Hubungan pemerintahan yang lain sebagai objek forma ilmu pemerintahan
adalah peristiwa pemerintahan, yang dapat saja terjadi satu kali seperti
keberadaan proklamasi, karena apabila terulang kembali akan menimbulkan
keberadaan Negara baru, dan peristiwa pemerintahan berulang kali seperti
pemilihan umum baik pada tingkat Negara, provinsi, kabupaten, maupun pada
tingkat yang paling rendah seperti desa, rukun warga, dan rukun tetangga.
Jadi objek forma ilmu pemerintah adalah hubungan antara penguasa
dengan rakyatnya yang dapat dilihat dari peristiwa pemerintahan dan gejala
pemerintahan, yang dalam penjabarannya dapat berbentuk hubungan tirani dan
anarkis sebagai puncak ekstrem gejala pemerintahan dalam hubungan vertikal.
Dapat pula berbentuk jual beli antara pemerintahan dan rakyat dalam
hubungan horizontal. Gambar dibawah ini akan menjelaskan keteragan :
Gambar 2.1 Hubungan Vertikal Pemerintahan Bentuk Demokrasi
Dalam gambar hubungan vertikal pemerintahan bentuk demokrasi tersebut
tampak bahwa rakyat sebagai pemegang kekuasaan berada di atas, baik dalam
bentuk demokrasi langsung maupun dalam bentuk demokrasi tidak langsung
yaitu perwakilan (lembaga legislatif), rakyat lalu memberikan mandat kepada
pemerintah untuk menjalankan roda pemerintahan, dan pemerintah harus
6
Demokrasi
Rakyat
Pemerintah
MandatPertanggung
Jawaban
mempertanggun jawabkan apa yang telah dilakukannya selama waktu yang
ditentukan bersama. Bentuk pertanggungjawaban itu dapat dinyatakan antara
lain sebagai berikut :
Accountability Speech yaitu pidato pertanggungjawaban di hadapan
parlemen (baik legislatif maupun konstitusi tergantung konstitusi yang dibuat)
yang apabila ditolak maka pemerintah tidak dapat lagi melanjutkan roda
pemerintahan tapi apabila diterima pemerintah bersama calon pemerintah
lainnya berhak ikut dalam pemilihan umum yang sudah diadakan atau akan
diadakan. Contoh pidato yang ditolak antara lain adalah Ir. Sukarno dengan
pidato Nawaksaranya dan pidato Prof. DR. Ing.BJ. Habibie ketika memasuki
orde reformasi pada pergolakan pemerintahan di Indonesia.
Innaugural Speech yaitu pidato menjelang memulai pelaksanaan roda
pemerintahan, setelah dilantik pemerintah perlu menyampaikan pidato
permulaan menyampaikan visi dan misi ke depan, sebagai contoh bagaimana
Thomas Jefferson menyampaikan Liberation of IndependentI kepada bangsa
Amerika atau bagaimana Khalifah Abu Bakr Shiddiq ra. Mengatakan bahwa
yang paling lemah dari rakyat akan tetap dibela oleh Khalifah, artinya akan
diberikan Living Cost sedangkan yang paling kuat tetap akan ditagih pajaknya
sehingga tidak terbentuk konglomerasi.
Impeachment yaitu apabila figur pemenrintah memili kesalahan pribadi
maka yang bersangkutan secara pribadi dapat dijatuhkan oleh lembaga
legislatif tanpa melibatkan anggota kabinetnya, sebagai contoh dapat dilhat
kejatuhan Bill Clinton di Amerika Serikat dan kejatuhan KH. Abdulrahman
Wahid di Negara kesatuan Republik Indonesia, hal inilah yang sangat
dikhawatirkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) karena kekeliruan
aliran dana kepada Bank Century dapat memberikan impeachment bagi
pemerintahannya.
7
Gambar 2.2 Hubungan Vertikal Pemerinthan Bentuk Otokrasi
Dalam gambar hubungan vertikal pemerintahan bentuk otokrasi tersebut
tampak bahwa pemerintah memberikan komando-komandonya secara satu
arah (one way traffic) tanpa kompromi dan rakyat dengan serta merta menurut
(sami’na wa ata’na artinya saya dengar dan saya taat) tetapi hal ini
sebenarnya tidak benar karena rakyat yang mampu menolak perintah penguasa
yang zalim merupan jihad yang terbesar, hanya saja siapa berani melawan
arus.
Untuk ini tercatatlah beberapa kali ketiranian di Dunia yang seakan titah
raja adalah undang-undang dan Negara itu adalah raja atau presiden sendiri
(Le’etatchces Moi) bahkan anak-anak raja dan presiden juga ikut berkuasa,
sehingga hokum berlaku hanya untuk orang kecil sedangkan putra putri istana
kebal hokum, sebagai contoh :
1. Pemerinthan Firaun di Mesir
2. Pemerintah Jendral Soeharto dimasa orde baru
3. Pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos di Phiilipina
4. Pemerintahan Coucesscu di Rumania
5. Pemerintahan Louis di Prancis sebelum Revolusi
6. Pemerintahan Shah Iran sebelum Revolusi Islam.
Sehingga akhirnya terjadi demonstrasi massa yang besar menjatuhkan
pemerintah terhadap keadaan tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Demonstrasi yang dipimpin oleh Nabi Musa a.s
2. Demonstrasi yang dipimpin Prof. DR. H. Amin Rais, MA
3. Demonstrasi yang dipimpin oleh Ny. Carazon Aquino
8
Tirani
Pemerintah
Rakyat
KomandoKetaatan
4. Demonstrasi massa rakyat Rumania
5. Demonstrasi massa rakyat Prancis
6. Demonstrasi yang dipimpin oleh Imam Ayatullah Rohullah Khomeini.
Jadi pemerintah boleh saja memiliki kekuasaan yang besar terhadap
rakyatnya kalau untuk mengantisipasi perjudian (dengan segala cabangnya
mulai dari lotto, nolo, adu ayam, tinju, taruhan lomba kuda sampai pada
pertaruhan yang besar), prostitusi (dengan segala cabangnya mulai dari
perzinaan, hidup bebas, kumpul kebo, kawin sirih, perselingkuhan, sampai
pada pendirian lokalisasi), perampokan (dengan segala cabangnya mulai dari
pencurian, copet, maling, korupsi, makelar kasus, penggelapan pajak, calo,
sampai pada sogok menyeogok dan kolusi), mabuk-mabukan (dengan segala
cabangnya mulai dari narkoba, ganja, putau sampai pada berbagai minuman
keras).
Gambar 2.3 Hubungan Pemerintahan Bentuk Komunis
Dari gambar hubungan horizontal pemerintahan bentuk komunis tersebut
tampak bahwa semua barang produksi dikuasai oleh Negara, perusahaan swasta
tidak ada, bahkan partai tunggal hanya ada partai komunis yang berkuasa
penuh, sehingga walaupun rakyat tidak membayar uang sekolah, namun barang
harus dibeli kepada pemerintah sebagai monopoli tunggal.
Taliziduhu Ndraha dalam buku Metodologi Pemerintahan Indonesia
menyampaikan gambar-gambar tersebut adalah bentuk hubungan pemerintahan
9
Jual
Beli
RakyatPemerintah
secara ideal yang sesungguhnya tidak pernah diikuti oleh Negara secara
menyeluruh (100%).
Gambar 2.4 Hubungan Horizontal Pemerintahan Bentuk Jepang
Di Negara Jepang dengan suka rela pemerintah mebeli barang milim
rakyatnya sehingga sulit kita menemukan barang-barang produksi Negara lain
yang dipakai, untuk itu Jepang menang dalam ekspor tetapi harus dibujuk rayu
untuk berkenan melakukan imoport terhadap banrang-barang milik Negara
lain, rasa besarnya nasionalisme seperti ini juga ditemu pada Negara Jerman
sebagai soko guru Jepang ketika perang dunia kedua yang pada zaman
globalisasi sekarang inipun sejarah mencatat, bagaimana disaat berbagai
Negara didera gelombang sparatisme dan perpecahan, Negara Jerman bersatu
malahan berkumpul kembali setelah diretakkan dalam berbagai perang dimasa
yang lalu, peristiwa ini terkenal dengan peristiwa runtuhnya tembok berlin.
Secara etimologi pemerintah dapat diartikan sebagai berikut :
1. Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh, yang berarti memiliki empat
unsur yaitu, terdiri dari dua pihak, unsur yang diperintah yaitu rakyat, unsur
yang memerintah yaitu pemerintah itu sendiri dan antara keduanya ada
hubungannya.
2. Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemerintah yang berarti badan atau
organisasi yang mengurus.
3. Setelah ditambah akhiran “an” menjadi pemerintahan, yang berarti perbuatan,
cara atau perihal.
10
Jual
Beli
PemerintahRakyat
b. Wilayah
Wilayah negara juga merupakan unsur konstitutif suatu negara, sebab
tidak mungkin negara ada tanpa batas-batas teritorial yang jelas. Wilayah
suatu negara biasanya mencakup daratan, perairan, dan udara diatas daratan
dan perairan itu. Sebagaimana diatur dalam konvensi hukum internasional
bahwa:
1. Bagi negara tidak berpantai untuk mengadakan lalu lintas bebas melalui
daerahnya. Hal ini dimaksudkan dengan lalu lintas bebas dan tujuan damai
dapat menggunakan daerah berdaulat tanpa harus dipersulit untuk
melaluinya.
2. Memberikan perlakuan yang sama sebagaimana halnya kapal-kapalnya
sendiri bagi kapal-kapal yang berbendera negara tidak berpantai. Bagi
kapal-kapal asing dari negara tidak berpantai agar diberikan fasilitas untuk
lewat bagaimana halnya kapal mereka sendiri (negara berpantai) yang
berlayar di daerahnya sendiri.
3. Demikian halnya seperti pada poin 2 bagi kapal-kapal dari negara tidak
berpantai dimaksud masuk ke pelabuhan laut dan pemakaian
pelabuhannya.
Dengan 3 poin diatas sebagaimana persyaratan yang harus di berikan
persetujuannya oleh negara-negra pantai, dimaksudkan agar laut lepas itu
dapat dinikmati oleh negara-negara manapun bukan semata-mata milik negara
yang wilayahnya berbatasan dengan laut lepas saja.
Laut toritorial, meliputi segala perairan sekitar, diantara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk wilayah negara.Pengukuran
mengenai batas laut teritorial di ukur dari garis-garis yang menghubungkan
titik-titik ujung luar pada pulau-pulau wilayah negara (zona ekonomi eksklusif
sejauh 200 mil). Udara teritorial, ruangan udara di atas tanah dari laut
berdasarkan traktat Paris tahun 1919 bahwa: udara di atas teritorial negara
adalah termasuk teritorial negara yang bersangkutan.
11
c. Rakyat
Perlu dibedakan antara rakyat, warga Negara, masyarakat dan penduduk
yaitu sebagai berikut dibawah ini:
Rakyat adalah salah satu syarat Negara yaitu keseluruhan orang-orang
yang berada dalam negri maupun luar negri dan mempunyai hak pilih atau
dicabut hak pilihnya untuk waktu tertentu, atau belum mempunyai hak pilih
karna persyaratan tertentu. Warga Negara adalah mereka yang dinyatakan
sebagai Negara suatu Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan
Negara tersebut.masyarakat adalah mereka yang bersama sama menjadi
anggota suatu Negara yang harus dibina dan dilayani oleh administrasi
pemerintahan setempat. Penduduk adalah mereka yang menjadi penghuni dari
suatu Negara tertentu yang harus diinventarisasikan.
Dari keterangan tersebut tampak bahwa hanya rakyat yang sama dengan
warga Negara, sedangkan penduduk terdiri dari WNI dan WNA yang sama-
sama tinggal ditempat tersebut. Menurut hukum internasional tiap Negara
berhak untuk menentukan siapa yang menjadi warga negaranya, jadi ada dua
asas yang menjadi penentuan.
Oleh karena itu diwilayah Negara Republim Indonesia keberadaan warga
Negara asing dan warga Negara Indonesia ditentukan oleh undang-undang
dasar 1945 pasal 26 ayat 1 dan 2 sebagai berikut :
“yang menjadi warga Negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan orang
bangsa asing yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara
(pasal 1). Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang (pasal 2)” Berdasarkan pasal 26 ayat 1 UUD 1945 tersebut
maka dibuatlah UU No.62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia.
12
WNI
WNI
WNI
WNA
Masyarakat
Penduduk
Bukan Penduduk
Gambar 2.5 Masyarakat, Penduduk dan Warga Negara
Sumber : Inu Kencana, Ilmu Pemerintahan, Penerbit Mandar Maju Bandung,
Tahun 1994 halam 121.
d. Pengakuan
Seluruh Bangsa Indonesia tidak dapat melupakan Negara tetangganya
India, karena India adalah Negara yang pertama mengakui kedaulatan Negara
Republik Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat penuh sejak
Proklamasi Kemerdekaan Agustus 1945 mulai dari sabang sampai marauke.
Pengakuan dari dalam dan luar negeri tentang ekstensi sebuah Negara
sangat diperlukan. Pengakuan dari dalam negeri dimaksudkan sebagai
kerelaan warganegara untuk diperintah oleh pemerintah yang syah. Dalam
suatu peristiwa kudeta (Coup de Etat) pihak-pihak yang bertikai berusaha
untuk menguasai massa melalui berbagai jaringan komunikasi.
Bila pihak oposisi kalah dalam kudeta tersebut, pihak pemerintah yang
lama akan menilainya sebagai suatu perbuatan subversive sedangkan bila
pihak oposisi yang menang, pengolakan tersebut akan mereka namakan
revolusi.
Hal ini berlangsung disemua Negara di dunia. Oleh karena itu sedangkan
tudingan dari satu pihak kepada pihak lain perlu dibuktikan, karena batas
antara pengkhianat dengan seorang pahlawan tergantung penilaian dan jasanya
kepada suatu pemerintahan Negara, Westerling bagi bangsa Indonesia adalah
13
seorang yang brutal tetapi bagi Negeri Belanda yang bersangkutan adalah
pahlawan, begitu pula sebaliknya para pahlawan Indonesia bagi penjajah
seperti Belanda, dinilai sebagai pemberontak dan pengacau keamanan.
Gambar 2.6 Sistem Pemerinthan
2.4 Tujuan Negara, Tugas Negara, dan Fungsi NegaraAda beberapa teori mengenai tujuan negara, diantaranya teori kekuasaan
negara, teori perdamaian dunia, dan teori atas jaminan hak dan kekuasaan.
1. Teori kekuasaan Negara
Teori kekuasaan negara dipelopori oleh seorang tuan tanah dari negri Cina di
daerah Shang bernama Yang. Oleh karena itu, dikemudian hari ia dikenal dengan
nama Shang Yang (523-428 SM) atau oleh bangsa barat disebutnya dengan nama
Lord Shang. Pada masa hidupnya negri Cina dilanda kekacauan. Kaum
bangsawan dari masing-masing daerah membentuk tentara sendiri dan saling
berperang satu sama lainnya. Dalam kondisi politik yang demikian ketaatan pada
pemerintah pusat semakin pudar dan pemerintah pusat tidak memiliki kemampuan
untuk mengatasi keadaan.
14
SISTEM PEMERINTAHAN
SISTEM PEMERINTAHANPARLEMENTER
SISTEM PEMERINTAHAN
CAMPURAN
SISTEM PEMERINTAHAN
PRESIDENSIL
SISTEM PEMERINTAHAN
PROLETARIAT
REPUBLIK
KERAJAAN
DESENTRALISASI
SENTRALISASI
SERIKAT
KESATUAN
MULTIPARTAI
MONOPARTAI
Melihat keadaan yang demikian Shang yang berpendapat bahwa satu-satunya
tujuan negara adalah membentuk kekuasaan negara yang sebesar-besarnya.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa agar negara kuat rakyat harus dilemahkan,
negara harus memiliki tentara yang kuat disiplin tinggi, serta siap menghadapi
setiap ancaman dari pihak manapun.
2. Teori perdamaian dunia
Pencetus teori ini adalah Dante Alleghieri seorang ahli filsafat dan penyair
terkenal dari Italia yang hidup antara tahun 1265-1321. teori perdamaian ini
dicetuskan Dante pada saat memuncaknya pertentangan antara kaisar dengan
paus. Dalam bukunya yang berjudul “De monarchia Libri III”, Dante mengatakan
tujuan negara yaitu menciptakan perdamaian dunia. Oleh karena itu, paus sebagai
pemimpin gereja tidak boleh mencampuri urusan negara yang merupakan urusan
dunia. Sebaiknya antara paus dan kaisar bekerja sama untuk menciptakan
perdamaian dunia dan bukan sebaliknya saling bermusuhan.
Demi terciptanya ketertiban, ketenteraman, dan perdamaian dunia menurut
Dante diperlukan adanya penguasa tunggal atas kerajaan dunia dengan peraturan
dan perundang-undangan yang seragam untuk semua. Kekuasaan harus berpusat
pada satu penguasa, bila manusia masih diperintah oleh berbagai penguasa, maka
pertentangan dan permusuhan akan terus terjadi dan malapetaka pun tak
terhindarkan.
3. Teori jaminan atas hak dan kebebasan
Tokoh pencetus teori jaminan atas hak dan kebebasan yaitu Immanuel Kant
(1724-1804) yang berpandangan bahwa semua manusia sejak lahirnya memiliki
kemerdekaan dan derajat yang sama. Oleh karena itu, tujuan negara adalah
kemerdekaan, hidup rakyat sebagai warga negara bukan kemurahan penguasa
melainkan atas dasar kekuatan sendiri. Tiap warga negara harus dapat menikmati
kemerdekaanya, antara lain kebebasan hak memilih dan dipilih, hak mendapat
perlindungan dan perlakuan yang adil, hak mendapat pengajaran dan pendidikan,
serta hak-hak yang lainnya. Sedangkan tujuan negara adalah melindungi dan
menjamin ketertiban hukum agar hak-hak warga negara tetap terpelihara.
15
Meskipun teori Immanuel Kant ini sangat cocok pada zamannya, namun
setelah dipraktekkan dan dikaji oleh para ahli ternyata memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan itu diantaranya adalah akibat kebebasan berusaha dan
bersaing, adanya pemisah antara golongan pemilik modal dengan golongan
miskin semakin dalam. Golongan pemilik modal tidak jarang memperlakukan
golongan buruh miskin secara tidak manusiawi, sedang pemerintah tidak mampu
berbuat apa-apa untuk melindungi mereka. Bahkan akibat dari paham kebebasan
ini pula yang telah mendorong pecahnya perang dunia I.
Bahwa negara mempunyai dua tugas sebagai berikut.
1. Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial, yakni
yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonis yang
membahayakan;
2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan ke arah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
Negara menentukan bagaimana kegiatan-kegiatan asosiasi-asosiasi
kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan di arahkan kepada tujuan
nasional.
Fungsi suatu negara di selenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan bersama yaitu sebagai berikut :
1) Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama
dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus
melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak
sebagai stabilisator.
2) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dewasa ini fungsi
ini sangat penting, terumatam bagi negara-negara baru. Pandangan di
Indoneseia tercermin dalam usaha pemerintah untuk membangun melalui
suatu rentetan Repelita.
3) Pertahanan, hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari
luar. Untuk ini negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.
16
4) Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan-badan
peradilan.
2.5 Bentuk Negara
Bentuk Negara berbeda dengan bentuk pemerintahan, karena menurut penulis
(DR. H. Inu Kencana Syafiie, M.Si.) bentuk pemerintahan terdiri dari
parlementer, presidensial, campuran dan komunis, sedangkan bentuk Negara
terdiri dari kerajaan dan republik.
Bentuk Negara kerajaan dipimpin oleh seorang raja (kaisar) atau ratu
(maharani) yang diwariskan secara turun-temurun, jadi apabila seseorang calon
raja tidak terlalu mengenal pengaturan politik pengaturan politik pemerintah
Negara, maka jalannya roda pemerintahan diserahkan pada perdana mentri yang
mengepalai cabinet. Dengan demikian antara kepala Negara yang dipimpin oleh
raja, berbeda dengan kepala pemerintahan yang dipilih oleh parlemen. Tetapi
tidak menutupi kemungkinan kepala Negara dan kepala pemerintahan dipegang
langsung oleh satu orang bila mampu. Untuk tidak hilangnya kewibawaan ratu
atau raja maka pelantikankepala pemerintahan, sudah barang tentu dengan restu
raja.
Bentuk Negara republic dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih oleh
badan tertentu (konstitusi atau legislatif) atau dipilih langsung oleh rakyat dalam
suatu pemilihan umum. Apabila Negara yang sering berperang maka rakyat begitu
saja membiarkan presidennya tanpa berganti, tetapi dalam keadaan damai dan
demokrasi presiden dapat dijatuhkan oleh parlemen, tergantung keberadaan
konstitusi yang mengaturnya. Bentuk Negara ada dua yaitu :
1. Negara kesatuan merupakan suatu negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
Dalam pelaksanaannya negara kesatuan ini terbagi ke dalam dua macam.
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yakni sistem pemerintahan
yang seluruh persoalan yang berkaitan dengan negara langsung di atur
dan diurus oleh pemerintah pusat, sementara daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.
17
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yakni kepala daerah
(sebagai pemerintah daerah) di beri kesempatan dan kekuasaan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal dengan otonomi
daerah.
2. Negara Serikat merupakan bentuk negara gabungan dari beberapa negara
bagian dari negara serikat. Negara-negara bagian tersebut pada awalnya
merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah
menggabungkan diri dengan negara serikat, maka dengan sendirinya negara
serikat, maka dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagian dari
kekuasaannya dan menyerahkan kepada negara serikat. Kekuasaan asli
dalam negara serikat merupakan tugas negara bagian Karena ia berhubungan
langsung dengan rakyatnya. Sementara negara serikat bertugas untuk
menjalankan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan urusan
pos. Selain kedua bentuk negara tersebut (kesatuan dan federasi), di lihat
dari sisi jumlah orang yang memerintah dalam sebuah negara, maka bentuk
negara terbagi ke dalam 3 kelompok, yakni; monarkhi, oligarki dan
demokrasi.
a. Monarkhi
Monarkhi merupakan kata yang berasal dari bahasa yunani “monas”
yang berarti tunggal” dan arkien” yang berarti memerintah. Jadi dapat
dikatakan bahwa negara monarkhi adalah bentuk negara yang dalam
pemerintahannya hanya dikuasai dan di perintah oleh satu orang.
b. Oligarki
Dengan asas oligarki pemimpin organisasi yang bernama negara itu di
tangan satu kelompok manusia dengan jumlah anggota yang biasanya
sangat sedikit dan eksklusif
c. Demokrasi
Jika dalam negara itu dipergunakan asas demokrasi maka pemimpin
dipegang sendiri oleh rakyat (demos).
18
2.6 Konsepsi Negara
Secara literal istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni
state (bahasa Inggris), Staat (bahasa Belanda dan Jerman) dan etat (bahasa
Perancis), kata itu diambil dari kata bahasa latin status atau statum, yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak
dan tetap.
Secara terminologi, Negara diartikan dengan organisasi tertinggi di antara satu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Roger F. Soultau (Oetari Budiyanto, 2012), Negara adalah alat (agency) atau
wewenang atau authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama
atas nama masyarakat. Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang
mendapat pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.
Berdasarkan pendapat-pendapat, dapat disimpulkan bahwa Negara
adalah organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang berfungsi
sebagai alat (agency) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas
nama masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam wilayah
tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat dengan berdasarkan sistem
hukum yang diselenggarakan dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.
Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan
memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah
mendapat pengakuan dari negara lain.
BAB III19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat (sosial), dorongan
nalurinya yang menghendaki demikian. Untuk itu mucul lah negara sebagai
organisasi terbesar yang relaif awet dan kokoh dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup negara, karena teori politik
menyelidiki negara sebagai lembaga politik yang mempengaruhi hidup
masyarakat.
Banyak teori yang mengemukakan timbulnya suatu negara, di antaranya
teori kenyataan, teori ketuhanan, teori perjanjian, teori penaklukan, teori kekuatan
dan lain-lainnya. Demikianlah beberapa teori tentang timbulnya suatu negara,
pendiri negara sudah barang tentu dianggap pahlawan bagi negara tersebut tetapi
tidak menutup kemungkinan menjadi pengkhianat dan pemberontakan bagi negara
lain yang merupakan musuhnya.
Definisi umum mengenai negara menurut Budiardjo (2009:49) bahwa
negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh
sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada
peraturan perundang-undangannya melalui penguasa (kontrol) monopolistis
terhadap kekuasaan yang sah.
Negara itu terdiri atas beberapa unsur yaitu adanya wilayah, penduduk,
pemerintah, dan kedaulatan. Dapat dikatakan bahwa tujuan terakhir setiap negara
ialah menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk itu negara mempunyai dua
tugas yaitu: Pertama, mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang
sosial, Kedua, mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan
golongan-golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya.
Fungsi suatu negara di selenggarakan untuk melaksanakan penertiban,
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran penduduk, pertahanan, dan
menegakkan pengadilan.
Pada suatu negara dikenal adanya teori-teori kedaulatan yaitu antara lain
teori kedaulatan tuhan, teori kedaulatan rakyat, teori kedaulatan negara, dan teori
20
kedaulatan hukum. Bentuk-bentuk negara dapat dibedakan yaitu: Pertama,
Negara Kerajaan yaitu dimana bentuk negara kerajaan dipimpin oleh seorang raja
(kaisar) atau ratu (maharani) yang diwariskan secara turun temurun. Kedua,
Negara Republik adalah suatu negara di mana kepala negaranya adalah seorang
presiden. Untuk melihat bentuk pemerintahan, dapat di uraikan dalam sistem
pemerintahan diantaranya sebagai berikut: Pertama, Sistem Pemerintahan
Parlementer, Kedua, Sistem Pemerintahan Presidensial, dan Ketiga Sistem
Pemerintahan Campuran.
3.2 Saran
Kelompok penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi
seluruh mahasiswa khususnya para pembaca dan pendengar agar tergugah untuk
terus dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta dapat
menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan
makalah ini, kami mengharapkan masukan dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA
21
Agus Surata, Tuhana Taufiq A, Runtuhnya Negara bangsa, UPN Veteran,
Jogjakarta,2002
Dede Rosyada DKK, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,
ICCE
UIN Syarif Hidayatullaah, Jakarta, 2000
Drs. C.S.T. Kansil SH, Hukum Tata Pemerintahan Indonesia, Galia Indonesia.
Bandung, 1999
Joko Subagyo, Hukum Laut Indonesia, Rineka Cita, Jakarta, 2002
M. Hutauruk, Asas-Asas Ilmu Negara, Erlangga, Jakarta; 1983
Nico Tamien DR, Tata Negara, Perpustakaan Nasional, Jakarta, 2003
Prof. Dr. Moh Mahfud MD, Dasar Dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia,
Rineka Cipta, Jakarta, 2001
Prof. H.A. Jazuli, Fiqih Siyasah, Prenada Media, Jakarta, 2003
Rapar, Filsafat Politik Arisstoteles, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Syafie, Inu Kencana. 2011. Etika Pemerintahan, Jakarta, Rineka Cipta, 2011
Yulies Tienamasrieani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2004
22