TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
(STUDI KASUS KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
NANI SETIAWATI SIMBOLON
NIM : 120563201135
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2017
2
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
(STUDI KASUS KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN)
ABSTRAK
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) sebagai
salah satu penerimaan negara sangat penting artinya untuk peningkatan dan
pelaksanaan pembangunan nasional dan juga merupakan salah satu sumber
pemasukan terbesar yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan negara, karena
memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu negara, dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak maka dapat
meningkatkan pula pembangunan nasional.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat
dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di
Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kuantitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teori Margono Slamet mengenai partisipasi. Populasi dalam penelitian berjumlah
5.589 dan yang menjadi sampel berjumlah 98 responden.
Hasil dari Tingkat Partisipasi Masyarkat dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (Studi Kasus Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan) sebesar 39%
dari yang dihipotesiskan yaitu 77%, ini artinya Tingkat Partisipasi Masyarakat
dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan masuk
dalam kategori rendah.
Kesimpulan dalam penelitian mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten Bintan tergolong dalam kategori rendah dikarenakan
interval tidak mencapai nilai yang dihipotesiskan, oleh karenan itu kepada kantor
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Bintan yang telah
bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten supaya lebih meningkatkan
sosialisasinya melalui berbagai metode diantaranya penyuluhan pintu ke pintu,
bimbingan, pengarahan dan pembinaan serta memperbanyak media yang berisi
tentang himbauan atau ajakan membayar pajak tepat waktu.
Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat
3
ABSTRACT
Tax the Earth and Building Rural and urban (UN P2) as one of the
country's reception is very important for the improvement and implementation of
the national development and is also one of the largest income sources that serve
to meet the needs of the country, because it has an important role to the survival
of a nation, by increasing community participation in paying taxed then can
enhance national development anyway.
The purpose of this research is to know the level of public participation in
the building of the Earth and pay taxes in rural and urban areas in the Bay of
Bintan Bintan Regency. The research method used is descriptive quantitative. The
theory used in this research is the theory of Margono Slamet regarding
participation. The population in the study amounted to 5,589 and become the
sample numbered 98 respondents.
The result of the level of participation of the community in paying Taxed
Earth and buildings (case studies Sub Bay Bintan Bintan Regency) for 39% of the
hypothesized i.e. 77%, this means that the level of public participation in the
Building of the Earth and pay taxes in Rural and urban areas fall into the
category of low.
Conclusion in the research about the level of public participation in the
Building of the Earth and pay taxes in Rural and urban areas in the Bay of Bintan
Bintan District belongs to the category of low due to the interval does not reach a
value that hypothesized, by karenan it to the Office of the Department of revenue
and financial management Areas (DPPKD) of Bintan has been working closely
with the District Government in order to better raise sosialisasinya through a
variety of methods including door to door outreach , guidance, direction and
coaching as well as reproduce media that contains any solicitation or about
paying taxes on time.
Keywords : community participation
4
A. Pendahuluan
Pada saat PBB P2 dikelola oleh
pemerintah pusat, masuk dalam akun
dana bagi hasil, setelah dialihkan
menjadi pajak daerah PBB P2 masuk
dalam akun Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Ketika PBB dikelola oleh
pemerintah pusat, pemerintah
Kabupaten atau Kota hanya
mendapatkan bagian sebesar 64,8%.
Setelah pengalihan ini semua
pendapatan dari sektor PBB P2 akan
masuk ke dalam kas pemerintah
daerah. Dalam pengalihan PBB P2
memberikan kewenangan penuh
kepada pemerintah daerah dalam
mengelola hasil PBB P2. Selama ini,
PBB P2 dikelola oleh Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bintan,
dilakukan guna menjalankan amanat
Undang-Undang No.28 Tahun 2009
tentang pajak daerah dan retribusi
daerah. Sedangkan pembayaran PBB
P2 melalui Bank Riau dan kantor
pos. Keterlambatan dalam
melakukan pembayaran PBB setelah
jatuh tempo dapat dikenakan sanksi
berupa denda 2% perbulan.
Pengelolaan tersebut dapat berupa
penggunaan sistem pemungutan
pajak yang tepat.
Berkaitan dengan penerimaan
pajak bumi bangunan perdesaan dan
perkotaan yang diperoleh oleh
daerah, sebagaimana banyak terlihat
masih banyak kekurangan-
kekurangan yang ada di dalamnya
terutama masih rendahnya partisipasi
masyarakat dalam pembayaran yang
menjadi kewajibannya. Kabupaten
Bintan dengan jumlah penduduk
153.020 jiwa dan wajib pajak 60.733
pada tahun 2015 dikenal dengan
pengelolaan PBB P2 yang berjalan
dengan baik, tidak luput dari adanya
masalah dalam pembayaran PBB P2
oleh masyarakatnya. Hal ini terlihat
dengan masih adanya keenganan
masyarakat sebagai wajib pajak
dalam melaksanakan kewajibannya
membayar pajak pada tepat waktu
dan akhirnya terjadi tunggakan
ataupun denda, dan masih adanya
pemungutan PBB P2 oleh petugas
yang dilakukan dengan cara door to
door, kondisi demikian menunjukkan
bahwa masih rendah partisipasi
masyarakat dalam pembayaran pajak
bumi bangunan perdesaan dan
perkotaan.
Studi partisipasi masyarakat
sudah banyak diteliti para peneliti
5
(researchers) pada dasarnya
menggunakan studi partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
desa, dan lain-lain. Ada beberapa
penelitian terdahulu yang dapat
dijadikan rujukan dalam memahami
penelitian ini.
Pertama, Puspita (2014)
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh kualitas pelayanan
fiskus, kesadaran wajib pajak dan
keadilan pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak
bumi dan bangunan, pada kecamatan
padang utara. Jenis penelitian ini
digolongkan sebagai penelitian yang
bersifat kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh wajib
pajak bumi dan bnagunan yang
berada di Kecamatan Padang Utara
Kota Padang. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan
sampel secara proportional sampling
method, dengan menggunakan rumus
Slovin. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan fiskus, kesadaran
wajib pajak dan keadilan pajak
berpengaruh signifikan positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Saran dalam penelitian ini adalah
diperlukan adanya kualitas
pelayanan fiskus yang baik,
kesadaran wajib pajak dan keadilan
pajak yang tinggi sehingga dengan
begitu akan meningkatkan kepatuhan
wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Untuk
penelitian selanjutnya peneliti dapat
menggunakan variabel penelitian
diluar model yang diteliti dalam
penelitian ini.
Kedua, Haryanto (2012)
Pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan wajib pajak di
kantor pelayanan pajak jakarta utara.
Penelitia ini menggunakan metode
penelitian asosiatif kuantitatif.
1. Kehandalan berpengaruh
terhadap kepuasan wajib
pajak. Hasil penelitian ini
jika dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya oleh
Sumadi (2005), Kiswanto
(2008), Nugroho (2005)
menyatakan terdapat
pengaruh antara kehandalan
terhadap kepuasan wajib
pajak. Dari perbandingan
hasil penelitian ini dengan
sebelumnya dapat dikatakan
6
bahwa adanya konsisten
antara kehandalan dengan
kepuasan wajib pajak.
2. Ketanggapan
berpengaruh terhadap
kepuasan wajib pajak. Hasil
penelitian ini jika
dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya oleh
Kiswanto (2008), Nugroho
(2005) menyatakan terdapat
pengaruh antara ketanggapan
terhadap kepuasan wajib
pajak. Dari perbandingan
hasil penelitian ini dengan
sebelumnya dapat dikatakan
bahwa adanya konsisten
antara ketanggapan dengan
kepuasan wajib pajak.
3. Jaminan berpengaruh
terhadap kepuasan wajib
pajak. Hasil penelitian ini
jika dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya oleh
Sumadi (2005), Kiswanto
(2008), Nugroho (2005)
menyatakan terdapat
pengaruh antara Jarninan
terhadap kepuasan wajib
pajak. Dari perbandingan
hasil penelitian ini dengan
sebelumnya dapat dikatakan
bahwa adanya konsisten
antara jaminan dengan
kepuasan wajib pajak.
4. Empati tidak terdapat
pengaruh terhadap kepuasan
wajib pajak. Hasil penelitian
ini jika dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya oleh
Kiswanto (2008), Nugroho
(2005) menyatakan tidak
terdapat pengaruh antara
Empati terhadap kepuasan
wajib pajak. Dari
perbandingan hasil penelitian
ini dengan sebelumnya dapat
dikatakan bahwa adanya
konsisten antara Empati tidak
terdapat pengaruh terhadap
kepuasan wajib pajak.
5. Wujud Fisik tidak
terdapat pengaruh terhadap
kepuasan wajib pajak. Dari
perbandingan Hasil penelitian
ini dengan sebelumnya dapat
dikatakan bahwa adanya
konsisten antara Wujud fisik
tidak terdapat pengaruh
terhadap kepuasan wajib
pajak. Hal 1m mendukung
7
hasil Penelitian, Kiswanto
(2008). Nugroho (2005).
6. Kehandalan,
Ketanggapan, Jaminan,
Empati dan Wujud fisik
secara simultan pengaruh
terhadap Kepuasan Wajib
Pajak.
Ketiga, Ripai (2013)
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui Untuk
mengatahui tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan di
Kecamatan Bontomatene Kabupaten
Kepulauan Selayar dan Untuk
mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan di
Kecamatan Bontomatene Kabupaten
Kepulauan Selayar. Tipe penelitian
yang digunakan adalah tipe
penelitian deskriptif yaitu suatu tipe
penelitian yang bertujuan untuk
memberikan gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat
mengenai data yang ada di lapangan
tentang partisipasi masyarakat dalam
pembangunan di Kecamatan
Bontomatene Kabupaten Kepulauan
Selayar. Pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara survey,
wawancara, observasi, kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat dikatakan bahwa
partisipasi masyarakat dalam
pembangunan di Kecamatan
Bontomatene masih tergolong
sedang.
Keempat, Tarigan (2013)
Analisis Efektifitas dan Kontribusi
PBB terhadap penerimaan pajak di
KPP Pratama di Kota Manado,
dengan menggunakan metode
penelitian assosiatif kuantitatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari, menganalisa dan
menyimpulkan tentang efektifitas
penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan mengetahui
Kontribusi Pajak Bumi dan
Bangunan terhadap penerimaan
pajak dari tahun 2008-2011. Dan
hasil penelitiannya bawasannya :
1. Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan dalam kurun
waktu empat tahun dari tahun
2008-2011 terus mengalami
peningkatan kecuali pada
tahun 2009. Namun, dari
target yang di berikan kepada
KPP Pratama Manado sudah
terealisasikan secara efektif.
8
Pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan sekarang
mengalami peningkatan.
Namun, Pajak Bumi dan
Bangunan mengalami
perubahan. berdasarkan UU
No.28/2009 tentang pajak
daerah dan retribusi daerah
yang baru, bahwa selama ini
PBB merupakan pajak pusat,
namun hampir seluruh
penerimaannya diserahkan
kepada daerah. Untuk
meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah, khusus PBB sektor
pedesaan dan perkotaan
dialihkan menjadi pajak
daerah. Sedangkan PBB
sektor perkebunan,
perhutanan, dan
pertambangan masih
merupakan pajak pusat.
2. Pajak Bumi dan
Bangunan di KPP Pratama
Manado dinilai sudah efektif
karena persentasenya diatas
90%. Akan tetapi jika
pemungutanya atau target
yang di berikan terealisasi
dengan baik, PBB
pemungutannya termasuk
dalam katagori. Hal tersebut
dilihat dari sumber
kepmendagri No.690.900-
327 Tahun 1996. Kontribusi
Pajak Bumi dan Bangunan
dari data 4 (empat) tahun
terakhir tahun 2008-2011,
yaitu persentaserata-rata 5%,
kecuali pada tahun 2010 yaitu
6%.
Kelima, Sofyan (2014)
Pemerintahan Daerah memberikan
kewenangan dan tanggungjawab
kepada Pemerintah Desa dalam hal
pembentukan peraturan desa demi
terwujudnya kepentingan dan tatanan
kehidupan masyarakat desa yang
dibentuk berdasarkan aspirasi
masyarakat desa setempat. Peraturan
Desa merupakan regulasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang
dapat dibuat atas usulan dari
Pemerintah Desa atau Badan
Permusyawaratan Desa. Berdasarkan
hasil penelitian, penulis sampaikan
temuan-temuan yang terjadi di Desa
Toapaya Selatan, yaitu :
1. Fungsi Badan
Permusyawaratan Desa
sebagai lembaga
9
penampungan dan penyaluran
aspirasi masyarakat desa
tidak berjalan secara optimal
ini ditandai banyak
masyarakat yang
berpartisipasi dalam
menyampaikan aspirasinya
kepada Rukun Tentangga
(RT) setempat yang mereka
anggap sebagai kepala
wilayahnya.
2. Kurangnya sosialisai dari
Pemerintah Desa kepada
masyarakat desa akan
pentingnya musyawarah
untuk mufakat, sehingga apa
yang telah diputuskan
bersama tidak menimbulkan
pro dan kontra dikemudian
hari, hal ini berdampak pada
penerapan Peraturan desa
yang telah dibuat.
3. Sosial ekonomi
masyarakat yang
digambarkan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup
hari- hari yaitu pekerjaan,
sehigga kurang optimalnya
penyampaian dan penyaluran
aspirasi secara langsung
sebagai bentuk partisipasi.
Dari studi diatas mengenai
partisipasi telah banyak diteliti dan
dikaji, namun mengakaji dengan
menggunakan fokus mengukur
tingkat partisipasi dalam membayar
PBB P2 masih tergolong jarang.
Sekilas pemungutan pajak
berdampak mengurangi kekayaan
wajib pajak, namun pajak yang
diterima dari masyarakat, digunakan
untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara guna
meningkatkan pembangunan di
segala sektor.
Rendahnya partisipasi
masyarakat dalam pembayaran pajak
bumi bangunan perdesaan dan
perkotaan dapat disebabkan oleh
banyak faktor antara lain :
1. Tidak adanya kemauan
masyarakat dalam membayar
pajak
2. Tidak adanya kesempatan
bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam
membayar pajak
3. Tidak kemampuannya
masyarakat dalam membayar
pajak
Berdasarkan permasalahan diatas
maka penelitian ini akan mengetahui
10
“Tingkat Partisipasi Masyarakat
dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(Studi Kasus Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan)”
B. Landasan Teoritis
1. Partisipasi
Partisipasi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, KBBI
(2008) yaitu tindakan ikut
mengambil bagian, keikutsertaan
atau ikut serta. Partisipasi secara
umum dapat diartikan sebagai
keikutsertaan seseorang atau
sekelompok anggota masyarakat
dalam suatu kegiatan.
Suryono (2001:124)
“Partisipasi merupakan ikut
sertanya masyarakat dalam
pembangunan, ikut dalam
kegiatan pembangunan dan ikut
memanfaatkan dan menikmati
hasil-hasil pembangunan”.
Siagian (2003:30)
mengungkapkan bahwa
“Partisipasi dari masyarakat luas
mutlak diperlukan, karena
masyarakatlah yang pada
akhirnya melaksanakan berbagai
kegiatan di dalam pembangunan,
rakyat banyak memegang
peranan sekaligus sebagai subjek
dan objek pembangunan”.
Slamet (2003:26)
menyatakan bahwa tumbuh
berkembangnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
sangat ditentukan oleh 3 unsur
pokok yang mendukungnya,
yaitu :
1. Adanya Kemauan
2. Adanya Kesempatan, dan
3. Adanya Kemampuan
2. Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotan
(PBB P2)
Menurut (Undang-Undang
No.28 Tahun 2007) tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pajak adalah :
“ kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak
mendapat timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat ”.
Menurut, Valentina and
Suryo (2006:14) Pajak bumi dan
bangunan adalah pajak yang
11
dikenakan atas bumi dan
bangunan. Subjek Pajak dalam
PBB adalah orang atau badan
yang secara nyata mempunyai
suatu hal atas bumi dan
memperoleh manfaat atas bumi
atau memiliki penguasaan dan
memperoleh manfaat atas
bangunan. Wajib pajak PBB
belum tentu pemilik bumi dan
bangunan, tetapi dapat pula
orang atau badan yang
memanfaatkan bumi dan
bangunan tersebut.
C. Metode Penelitian
Jenis dari penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2011:11)
mengatakan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau
menghubungkan variabel satu
dengan variabel yang lain.
Menurut Saebani (2008128)
menjelaskan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang
menggunakan angka dan analisis
yang menggunakan uji statistika,
penelitian kuantitatif dengan format
deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan
berbagai situasi dan kondisi atau
berbagai variabel yang timbul di
masyarakat yang menjadi objek
penelitian berdasarkan apa yang
terjadi dilapangan.
Peneliti mengambil populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh
masyarakat yang teranggap
merupakan wajib pajak yang berada
di Kecamatan Teluk Bintan dengan
alasan di Kecamatan tersebut yang
terindikasi kurangnya partisipasi
masyarakat dalam membayar
pajak bumi dan bangunan perdesaan
dan perkotaan dibanding dengan
Kecamatan lainnya di Kabupaten
Bintan.
Setelah melakukan observasi
awal kelokasi penelitian,
diketahui bahwa yang terdaftar
sebagai wajib pajak berjumlah
5.589 di wilayah Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten Bintan.
Jumlah subjek ditentukan oleh
banyaknya populasi yang ada.
Penentuan ukuran sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus slovin, maka
jumlah populasi 5.589 diperoleh
ukuran sampel sebesar 98,24 atau
98 sampel penelitian.
12
D. Pembahasan
Analisis Tingkat Partisipasi
Masyarakat dalam Membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (Studi Kasus Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten Bintan)
dapat dilihat dari teori yang dipakai
dalam penelitian ini penelitian ini
Slamet (2003:26)
Dalam teori margono terdapat
tiga indikator yang digunakan untuk
penelitian, yaitu adanya kemauan,
adanya kesempatan, dan adanya
kemampuan.
Pada indikator pertama yaitu
adanya kemauan, dimana terdapat
dua sub indikator yang terdiri dari :
a. Melakukan sosialisasi
tentang PBB P2
b. Kesadaran Masyarakat
tentang PBB P2
Berdasarkan hasil penyebaran
kuisoner, indikator ini memperoleh
46,76%. Artinya dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Bintan atau
Dinas Pendapatan dan Pengelolahaan
Keuangan Daerah Bintan dalam
mengadakan sosialisasi dan
membuat masyarakat sadar akan
pentingnya Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB P2) belum berhasil,
masyarakat belum sangat luas
mengetahui akan adanya sosialisasi
dan masih banyak masyarakat yang
belum sadar akan pentingnya Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB P2).
Indikator kedua yaitu adanya
kemampuan, dimana terdapat dua
sub indikator yang terdiri dari :
a. Mendapatkan Informasi
mengenai PBB P2
b. Mengetahui prosedur
tentang pembuatan PBB P2
Berdasarkan hasil penyebaran
kuisoner, indikator ini memperoleh
hasil 35,65% Ini artinya masyarakat
belum mendapatkan informasi
mengenai Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)
dan masih belum banyak yang
mengetahui prosedur tentang
pembuatannya.
Indikator ketiga yaitu adanya
kemampuan, dimana terdapat dua
sub indikator yang terdiri dari :
a. Menilai pentingnya PBB
P2
b. Kemampuan Pegawai
dalam Memberikan
Pelayanan
13
Berdasarkan hasil penyebaran
kuisoner, indikator ini memperoleh
hasil 32,80% Ini artinya masyarakat
belum sadar menilai pentingnya
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB P2) dan
kemampuan pelayanan pegawai dari
dinas yang bersangkutan belum baik
ataupun maksimal sehingga
masyarakat merasa kurang puas akan
pelayanan yang diberikan.
E. Penutup
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti
mengenai Tingkat Partisipasi
Masyarakat dalam Membayar Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (Studi Kasus Kecamatan
Teluk Bintan Kabupaten Bintan),
yang mana dapat diketahui bahwa
Tingkat Partisipasi Masyarakat
dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(Studi Kasus Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan) tergolong
dalam kategori rendah.
Dari hasil penyebaran
kuisoner yang telah dilakukan oleh
peneliti terlihat bahwa rendahnya
Tingkat Partisipasi Masyarakat
dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(Studi Kasus Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
tingkat partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan dapat
dilihat dari beberapa indikator
seperti:
1. Adanya kemauan
Berdasarkan hasil
penyebaran kuisoner,
Pemerintah Kabupaten
Bintan ataupun Dinas
Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan
Daerah (DPPKD) Bintan
masih belum ataupun
kurang dalam
bersosialisasi kepada
masyarakat mengenai
pajak dengan belum
ataupun kurangnya
sosialisasi membuat
masyarakat belum sadar
akan pentingnya
membayar pajak bumi
dan bangunan perdesaan
dan perkotaan.
14
2. Adanya Kesempatan
Berdasarkan hasil
penyebaran kuisoner,
membuktikan bahwa
masyarakat masih belum
ataupun kurang
mendapatkan informasi
mengenai pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan
perkotaan dari kantor
kecamatan setempat dan
masyarakatpun tidak
pernah menyerbarkan
informasi tentang pajak
bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan
kepada masyarakat lain.
3. Adanya Kemampuan
Berdasarkan hasil
penyebaran kuisoner,
masyarakat masih belum
ataupun kurang mampu
menilai bahwa membayar
pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan
begitu penting dan masih
kurang mengetahui
manfaat serta tujuan dari
membayar pajak bumi
dan bangunan tersebut.
Masyarakat juga
mengatakan bahwa pada
saat mengurus
pendaftaran ataupun
membayar pajak bumi
dan bangunan perdesaan
dan perkotaan
mendapatkan pelayanan
kurang memuaskan dan
tidak tahu dalam
mengurusinya.
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah dipaparkan
diatas dengan judul Tingkat
Partisipasi Masyarakat dalam
Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(Studi Kasus Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan) tergolong
dalam kategori rendah karena
interval tidak mencapai nilai yang
dihipotesiskan, Kesadaran warga
masyarakat dalam membayar pajak
bumi dan bangunan perdesaan dan
perkotaan belum sepenuhnya
optimal. Oleh karena itu, kepada
kantor Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan Daerah
(DPPKD) Bintan yang telah bekerja
sama dengan Pemerintah Kabupaten
supaya lebih meningkatkan
15
sosialisasinya melalui berbagai
metode diantaranya penyuluhan
pintu ke pintu, bimbingan,
pengarahan dan pembinaan serta
memperbanyak media (spanduk-
spanduk, papan nama dan
sebagainya) yang berisi tentang
himbauan atau ajakan membayar
pajak tepat waktu. Dan peneliti
memberikan saran lain, sebagai
berikut :
1. Pemerintah Kabupaten
dan Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan
Daerah (DPPKD) Bintan
harus memperluas sosialisasi
atau penyuluhan di desa-desa
terpencil lainnya mengenai
pentingnya mendaftarkan dan
membayar objek pajak bumi
dan bangunan perdesaan dan
perkotaan, agar tidak ada lagi
masyarakat yang tidak
membayar setiap tahunnya.
2. Agar masyarakat
memahami akan pentingnya
membayar objek pajak bumi
dan bangunan perdesaan dan
perkotaan target tiap tahun
tercapai dalam penerimaan,
dan memahami prosedurnya
juga harus diperhatikan
dalam sumber daya manusia
(SDM). dilakukan rekrutmen
penambahan tenaga penilai
dengan menilai objek pajak
dilapangan, operatorconsul,
tenaga akuntansi untuk
menghitung penerimaan
khusunya penerimaan pajak
bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan dan
juga IT karena itu sangat
dibutuhkan dan membantu
dalam proses pelayanan dan
pengelolaan pengurusan PBB
P2 dengan cepat.
3. Pemerintah Kabupaten
dan Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Keuangan
Daerah (DPPKD) Bintan
harus sering melakukan
pelayanan keliling seperti
melakukan mobling (mobil
keliling) seperti di kota-kota
besar sebelum jatuh tempo
pembayaran pajak bumi dan
bangunan perdesaan dan
perkotaan. Dan sebaiknya
Dinas terkait lebih
meningkatkan lagi
16
pelayanannya agar
masyarakat meras puas dan
supaya dalam hal ini
masyarakat Kabupaten
Bintan semakin berperan
aktif dalam membayar objek
pajak bumi dan bangunan
perdesaan dan perkotaan agar
sumber pendapatan daerah
semakin besar terhadap
pembangunan daerah
Kabupaten Bintan dan dapat
dirasakan pembangunan yang
lebih baik lagi oleh hasil
pajak yang mereka bayar.
F. Daftar Pustaka
Buku
Dwiningrum, S. I. A. 2011.
Desentralisasi Dan Partisipasi
Masyarakat Dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fahrudin, Adi. 2011. Pemberdayaan
Partisipasi & Penguatan
Kapasitas Masyarakat.
Bandung: Humaniora.
Mardiasmo, M. B. A. 2011.
Perpajakan (Edisi Revisi).
Penerbit Andi.
Riduwan, M. B. .. 2002.Skala
Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian. Bandung:Alfabeta
Saebani. 2008. Metode Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia.
Siagian, P.Sondang. 2003.
Administrasi Pembangunan :
Konsep, Dimensi, Dan
Strateginya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Slamet, Margono. 2003. Membentuk
Pola Perilaku Manusia
Pembangunan. Bogor: IPB
Press.
Sugiyono. 2003. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: CV.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif. Kualitatif, Dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Bandung:
Alfabeta.
Suryono, Agus. 2001. Teori Dan Isu
Pembangunan. Malang:
UM.Press.
Theresia, A.dkk. 2014.
Pembangunan Berbasis
Masyarakat. Bandung:
Alfabeta.
Tilaar, H. A. R. 2009. Kekuasaan
Dan Pendidikan : Manajemen
Pendidikan Nasional. Jakarta:
Rineka Cipta.
Valentina, S. and A. Suryo. 2006.
Perpajakan Indonesia.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Dokumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kec.Teluk Bintan 2015
Undang-Undang Dasar Negara
17
Republik Indonesia Pasal 23A
Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2009. “Pajak
Daerah Dan Restribusi Daerah.”
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2007.
"Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan".
Jurnal
Fitriawati. 2014. “Tingkat Partisipasi
Dalam Kepemilikan Akta
Kelahiran (Studi Di Desa
Tembeling Kecamatan Teluk
Bintan Kabupaten Bintan).”
Haryanto, Wawan. 2012. “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Wajib Pajak Di
Kantor Pelayanan Pajak Jakarta
Utara.” X(2):193
Puspita, Nila. 2014. “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Fiskus,
Kesadaran Wajib Pajak Dan
Keadilan Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Bumi Dan
Bangunan.”
Ripai, Andi. 2013. “Partisipasi
Masyarakat Dalam
Pembangunan Di Kecamatan
Bontomatene Kabupaten
Kepualauan Selayar.”
Septiana, Johan. 2013. “Tingkat
Partisipasi Masyarakat Dalam
Kepemilikan Akta Kelahiran Di
Kecamatan Cibadak Kabupaten
Lebak.”
Sofyan. 2014. “Partisipasi
Masyarakat Dalam Proses
Penyusunan Peraturan Desa Di
Desa Toapaya Selatan
Kecamatan Toapaya Kabupaten
Bintan.”
Tarigan, Kharisma Wanta. 2013.
“Analisis Efektifitas Dan
Kontribusi Terhadap
Penerimaan Pajak Di KPP
Pratama Kota Manado.”
1(3):282–91.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
Jakarta: Balai Pustaka.
Turindra, Aziz. 2010. “Tingkat
Partisipasi Masyarakat Desa
Miskin Dalam Kegiatan Simpan
Pinjam Khusus Untuk
Perempuan Di Kecamatan
Bendsari Kabupaten
Sukoharjo.”
Tesis
Sumiyarsono, Elmi. 2010.
“Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Dan Pengelolaan
Prasarana Penyediaan Air
Bersih Di Desa Mataiwoi
Kecamatan Kolono Kabupaten
Konawe Selatan Provinsi
Sulawesi Selatan.” Diponegoro.
Yulianty, Meitya. 2005. “Partisipasi
Masyarakat Dalam Memelihara
Benda Cagar Budaya Di Pulau
Penyengat Sebagai Upaya
Pelestarian Warisan Budaya
Melayu.” Diponegoro.
Lain-Lain
http://bintankab.go.id/master/profil/
https://bintankab.bps.go.id/website/p
df_publikasi/Teluk-Bintan-
Dalam-Angka-2014.pdf
18
http://bintankab.bps.go.id/website/fil
eMenu/Bintan-Dalam-Angka-
2016.pdf
http://definisi-masyarakat.html
http://disdikpora.bintankab.go.id/ind
ex.php/main/profil.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupa
tenBintan
http://kepri.bps.go.id.index.php
http://www.slideshare.net/edypurno
mo70/1manusia-masyarakat-
dan-budaya
http://www.pajak.go.id/seri-pbb-
dalam-uu-pajak-daerah-dan-
retribusi-daerah