tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar...

18
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN (STUDI KASUS KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN) NASKAH PUBLIKASI Oleh : NANI SETIAWATI SIMBOLON NIM : 120563201135 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNG PINANG 2017

Upload: tranxuyen

Post on 17-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

(STUDI KASUS KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

NANI SETIAWATI SIMBOLON

NIM : 120563201135

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2017

2

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

(STUDI KASUS KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN)

ABSTRAK

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) sebagai

salah satu penerimaan negara sangat penting artinya untuk peningkatan dan

pelaksanaan pembangunan nasional dan juga merupakan salah satu sumber

pemasukan terbesar yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan negara, karena

memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu negara, dengan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak maka dapat

meningkatkan pula pembangunan nasional.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat

dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di

Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kuantitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori Margono Slamet mengenai partisipasi. Populasi dalam penelitian berjumlah

5.589 dan yang menjadi sampel berjumlah 98 responden.

Hasil dari Tingkat Partisipasi Masyarkat dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi Kasus Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan) sebesar 39%

dari yang dihipotesiskan yaitu 77%, ini artinya Tingkat Partisipasi Masyarakat

dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan masuk

dalam kategori rendah.

Kesimpulan dalam penelitian mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan tergolong dalam kategori rendah dikarenakan

interval tidak mencapai nilai yang dihipotesiskan, oleh karenan itu kepada kantor

Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Bintan yang telah

bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten supaya lebih meningkatkan

sosialisasinya melalui berbagai metode diantaranya penyuluhan pintu ke pintu,

bimbingan, pengarahan dan pembinaan serta memperbanyak media yang berisi

tentang himbauan atau ajakan membayar pajak tepat waktu.

Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat

3

ABSTRACT

Tax the Earth and Building Rural and urban (UN P2) as one of the

country's reception is very important for the improvement and implementation of

the national development and is also one of the largest income sources that serve

to meet the needs of the country, because it has an important role to the survival

of a nation, by increasing community participation in paying taxed then can

enhance national development anyway.

The purpose of this research is to know the level of public participation in

the building of the Earth and pay taxes in rural and urban areas in the Bay of

Bintan Bintan Regency. The research method used is descriptive quantitative. The

theory used in this research is the theory of Margono Slamet regarding

participation. The population in the study amounted to 5,589 and become the

sample numbered 98 respondents.

The result of the level of participation of the community in paying Taxed

Earth and buildings (case studies Sub Bay Bintan Bintan Regency) for 39% of the

hypothesized i.e. 77%, this means that the level of public participation in the

Building of the Earth and pay taxes in Rural and urban areas fall into the

category of low.

Conclusion in the research about the level of public participation in the

Building of the Earth and pay taxes in Rural and urban areas in the Bay of Bintan

Bintan District belongs to the category of low due to the interval does not reach a

value that hypothesized, by karenan it to the Office of the Department of revenue

and financial management Areas (DPPKD) of Bintan has been working closely

with the District Government in order to better raise sosialisasinya through a

variety of methods including door to door outreach , guidance, direction and

coaching as well as reproduce media that contains any solicitation or about

paying taxes on time.

Keywords : community participation

4

A. Pendahuluan

Pada saat PBB P2 dikelola oleh

pemerintah pusat, masuk dalam akun

dana bagi hasil, setelah dialihkan

menjadi pajak daerah PBB P2 masuk

dalam akun Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Ketika PBB dikelola oleh

pemerintah pusat, pemerintah

Kabupaten atau Kota hanya

mendapatkan bagian sebesar 64,8%.

Setelah pengalihan ini semua

pendapatan dari sektor PBB P2 akan

masuk ke dalam kas pemerintah

daerah. Dalam pengalihan PBB P2

memberikan kewenangan penuh

kepada pemerintah daerah dalam

mengelola hasil PBB P2. Selama ini,

PBB P2 dikelola oleh Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bintan,

dilakukan guna menjalankan amanat

Undang-Undang No.28 Tahun 2009

tentang pajak daerah dan retribusi

daerah. Sedangkan pembayaran PBB

P2 melalui Bank Riau dan kantor

pos. Keterlambatan dalam

melakukan pembayaran PBB setelah

jatuh tempo dapat dikenakan sanksi

berupa denda 2% perbulan.

Pengelolaan tersebut dapat berupa

penggunaan sistem pemungutan

pajak yang tepat.

Berkaitan dengan penerimaan

pajak bumi bangunan perdesaan dan

perkotaan yang diperoleh oleh

daerah, sebagaimana banyak terlihat

masih banyak kekurangan-

kekurangan yang ada di dalamnya

terutama masih rendahnya partisipasi

masyarakat dalam pembayaran yang

menjadi kewajibannya. Kabupaten

Bintan dengan jumlah penduduk

153.020 jiwa dan wajib pajak 60.733

pada tahun 2015 dikenal dengan

pengelolaan PBB P2 yang berjalan

dengan baik, tidak luput dari adanya

masalah dalam pembayaran PBB P2

oleh masyarakatnya. Hal ini terlihat

dengan masih adanya keenganan

masyarakat sebagai wajib pajak

dalam melaksanakan kewajibannya

membayar pajak pada tepat waktu

dan akhirnya terjadi tunggakan

ataupun denda, dan masih adanya

pemungutan PBB P2 oleh petugas

yang dilakukan dengan cara door to

door, kondisi demikian menunjukkan

bahwa masih rendah partisipasi

masyarakat dalam pembayaran pajak

bumi bangunan perdesaan dan

perkotaan.

Studi partisipasi masyarakat

sudah banyak diteliti para peneliti

5

(researchers) pada dasarnya

menggunakan studi partisipasi

masyarakat dalam pembangunan

desa, dan lain-lain. Ada beberapa

penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan rujukan dalam memahami

penelitian ini.

Pertama, Puspita (2014)

Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh kualitas pelayanan

fiskus, kesadaran wajib pajak dan

keadilan pajak terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak

bumi dan bangunan, pada kecamatan

padang utara. Jenis penelitian ini

digolongkan sebagai penelitian yang

bersifat kuantitatif. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh wajib

pajak bumi dan bnagunan yang

berada di Kecamatan Padang Utara

Kota Padang. Penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan

sampel secara proportional sampling

method, dengan menggunakan rumus

Slovin. Teknik analisis data yang

digunakan adalah regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan fiskus, kesadaran

wajib pajak dan keadilan pajak

berpengaruh signifikan positif

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Saran dalam penelitian ini adalah

diperlukan adanya kualitas

pelayanan fiskus yang baik,

kesadaran wajib pajak dan keadilan

pajak yang tinggi sehingga dengan

begitu akan meningkatkan kepatuhan

wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya. Untuk

penelitian selanjutnya peneliti dapat

menggunakan variabel penelitian

diluar model yang diteliti dalam

penelitian ini.

Kedua, Haryanto (2012)

Pengaruh kualitas pelayanan

terhadap kepuasan wajib pajak di

kantor pelayanan pajak jakarta utara.

Penelitia ini menggunakan metode

penelitian asosiatif kuantitatif.

1. Kehandalan berpengaruh

terhadap kepuasan wajib

pajak. Hasil penelitian ini

jika dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya oleh

Sumadi (2005), Kiswanto

(2008), Nugroho (2005)

menyatakan terdapat

pengaruh antara kehandalan

terhadap kepuasan wajib

pajak. Dari perbandingan

hasil penelitian ini dengan

sebelumnya dapat dikatakan

6

bahwa adanya konsisten

antara kehandalan dengan

kepuasan wajib pajak.

2. Ketanggapan

berpengaruh terhadap

kepuasan wajib pajak. Hasil

penelitian ini jika

dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya oleh

Kiswanto (2008), Nugroho

(2005) menyatakan terdapat

pengaruh antara ketanggapan

terhadap kepuasan wajib

pajak. Dari perbandingan

hasil penelitian ini dengan

sebelumnya dapat dikatakan

bahwa adanya konsisten

antara ketanggapan dengan

kepuasan wajib pajak.

3. Jaminan berpengaruh

terhadap kepuasan wajib

pajak. Hasil penelitian ini

jika dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya oleh

Sumadi (2005), Kiswanto

(2008), Nugroho (2005)

menyatakan terdapat

pengaruh antara Jarninan

terhadap kepuasan wajib

pajak. Dari perbandingan

hasil penelitian ini dengan

sebelumnya dapat dikatakan

bahwa adanya konsisten

antara jaminan dengan

kepuasan wajib pajak.

4. Empati tidak terdapat

pengaruh terhadap kepuasan

wajib pajak. Hasil penelitian

ini jika dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya oleh

Kiswanto (2008), Nugroho

(2005) menyatakan tidak

terdapat pengaruh antara

Empati terhadap kepuasan

wajib pajak. Dari

perbandingan hasil penelitian

ini dengan sebelumnya dapat

dikatakan bahwa adanya

konsisten antara Empati tidak

terdapat pengaruh terhadap

kepuasan wajib pajak.

5. Wujud Fisik tidak

terdapat pengaruh terhadap

kepuasan wajib pajak. Dari

perbandingan Hasil penelitian

ini dengan sebelumnya dapat

dikatakan bahwa adanya

konsisten antara Wujud fisik

tidak terdapat pengaruh

terhadap kepuasan wajib

pajak. Hal 1m mendukung

7

hasil Penelitian, Kiswanto

(2008). Nugroho (2005).

6. Kehandalan,

Ketanggapan, Jaminan,

Empati dan Wujud fisik

secara simultan pengaruh

terhadap Kepuasan Wajib

Pajak.

Ketiga, Ripai (2013)

Penelitian ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui Untuk

mengatahui tingkat partisipasi

masyarakat dalam pembangunan di

Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar dan Untuk

mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi

masyarakat dalam pembangunan di

Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar. Tipe penelitian

yang digunakan adalah tipe

penelitian deskriptif yaitu suatu tipe

penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran secara

sistematis, faktual dan akurat

mengenai data yang ada di lapangan

tentang partisipasi masyarakat dalam

pembangunan di Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar. Pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara survey,

wawancara, observasi, kuesioner.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, dapat dikatakan bahwa

partisipasi masyarakat dalam

pembangunan di Kecamatan

Bontomatene masih tergolong

sedang.

Keempat, Tarigan (2013)

Analisis Efektifitas dan Kontribusi

PBB terhadap penerimaan pajak di

KPP Pratama di Kota Manado,

dengan menggunakan metode

penelitian assosiatif kuantitatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mempelajari, menganalisa dan

menyimpulkan tentang efektifitas

penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dan mengetahui

Kontribusi Pajak Bumi dan

Bangunan terhadap penerimaan

pajak dari tahun 2008-2011. Dan

hasil penelitiannya bawasannya :

1. Penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan dalam kurun

waktu empat tahun dari tahun

2008-2011 terus mengalami

peningkatan kecuali pada

tahun 2009. Namun, dari

target yang di berikan kepada

KPP Pratama Manado sudah

terealisasikan secara efektif.

8

Pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan sekarang

mengalami peningkatan.

Namun, Pajak Bumi dan

Bangunan mengalami

perubahan. berdasarkan UU

No.28/2009 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah

yang baru, bahwa selama ini

PBB merupakan pajak pusat,

namun hampir seluruh

penerimaannya diserahkan

kepada daerah. Untuk

meningkatkan akuntabilitas

pengelolaan keuangan

daerah, khusus PBB sektor

pedesaan dan perkotaan

dialihkan menjadi pajak

daerah. Sedangkan PBB

sektor perkebunan,

perhutanan, dan

pertambangan masih

merupakan pajak pusat.

2. Pajak Bumi dan

Bangunan di KPP Pratama

Manado dinilai sudah efektif

karena persentasenya diatas

90%. Akan tetapi jika

pemungutanya atau target

yang di berikan terealisasi

dengan baik, PBB

pemungutannya termasuk

dalam katagori. Hal tersebut

dilihat dari sumber

kepmendagri No.690.900-

327 Tahun 1996. Kontribusi

Pajak Bumi dan Bangunan

dari data 4 (empat) tahun

terakhir tahun 2008-2011,

yaitu persentaserata-rata 5%,

kecuali pada tahun 2010 yaitu

6%.

Kelima, Sofyan (2014)

Pemerintahan Daerah memberikan

kewenangan dan tanggungjawab

kepada Pemerintah Desa dalam hal

pembentukan peraturan desa demi

terwujudnya kepentingan dan tatanan

kehidupan masyarakat desa yang

dibentuk berdasarkan aspirasi

masyarakat desa setempat. Peraturan

Desa merupakan regulasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan yang

dapat dibuat atas usulan dari

Pemerintah Desa atau Badan

Permusyawaratan Desa. Berdasarkan

hasil penelitian, penulis sampaikan

temuan-temuan yang terjadi di Desa

Toapaya Selatan, yaitu :

1. Fungsi Badan

Permusyawaratan Desa

sebagai lembaga

9

penampungan dan penyaluran

aspirasi masyarakat desa

tidak berjalan secara optimal

ini ditandai banyak

masyarakat yang

berpartisipasi dalam

menyampaikan aspirasinya

kepada Rukun Tentangga

(RT) setempat yang mereka

anggap sebagai kepala

wilayahnya.

2. Kurangnya sosialisai dari

Pemerintah Desa kepada

masyarakat desa akan

pentingnya musyawarah

untuk mufakat, sehingga apa

yang telah diputuskan

bersama tidak menimbulkan

pro dan kontra dikemudian

hari, hal ini berdampak pada

penerapan Peraturan desa

yang telah dibuat.

3. Sosial ekonomi

masyarakat yang

digambarkan dalam

pemenuhan kebutuhan hidup

hari- hari yaitu pekerjaan,

sehigga kurang optimalnya

penyampaian dan penyaluran

aspirasi secara langsung

sebagai bentuk partisipasi.

Dari studi diatas mengenai

partisipasi telah banyak diteliti dan

dikaji, namun mengakaji dengan

menggunakan fokus mengukur

tingkat partisipasi dalam membayar

PBB P2 masih tergolong jarang.

Sekilas pemungutan pajak

berdampak mengurangi kekayaan

wajib pajak, namun pajak yang

diterima dari masyarakat, digunakan

untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran negara guna

meningkatkan pembangunan di

segala sektor.

Rendahnya partisipasi

masyarakat dalam pembayaran pajak

bumi bangunan perdesaan dan

perkotaan dapat disebabkan oleh

banyak faktor antara lain :

1. Tidak adanya kemauan

masyarakat dalam membayar

pajak

2. Tidak adanya kesempatan

bagi masyarakat untuk

berpartisipasi dalam

membayar pajak

3. Tidak kemampuannya

masyarakat dalam membayar

pajak

Berdasarkan permasalahan diatas

maka penelitian ini akan mengetahui

10

“Tingkat Partisipasi Masyarakat

dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(Studi Kasus Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan)”

B. Landasan Teoritis

1. Partisipasi

Partisipasi dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, KBBI

(2008) yaitu tindakan ikut

mengambil bagian, keikutsertaan

atau ikut serta. Partisipasi secara

umum dapat diartikan sebagai

keikutsertaan seseorang atau

sekelompok anggota masyarakat

dalam suatu kegiatan.

Suryono (2001:124)

“Partisipasi merupakan ikut

sertanya masyarakat dalam

pembangunan, ikut dalam

kegiatan pembangunan dan ikut

memanfaatkan dan menikmati

hasil-hasil pembangunan”.

Siagian (2003:30)

mengungkapkan bahwa

“Partisipasi dari masyarakat luas

mutlak diperlukan, karena

masyarakatlah yang pada

akhirnya melaksanakan berbagai

kegiatan di dalam pembangunan,

rakyat banyak memegang

peranan sekaligus sebagai subjek

dan objek pembangunan”.

Slamet (2003:26)

menyatakan bahwa tumbuh

berkembangnya partisipasi

masyarakat dalam pembangunan

sangat ditentukan oleh 3 unsur

pokok yang mendukungnya,

yaitu :

1. Adanya Kemauan

2. Adanya Kesempatan, dan

3. Adanya Kemampuan

2. Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotan

(PBB P2)

Menurut (Undang-Undang

No.28 Tahun 2007) tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, pajak adalah :

“ kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak

mendapat timbal balik secara

langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat ”.

Menurut, Valentina and

Suryo (2006:14) Pajak bumi dan

bangunan adalah pajak yang

11

dikenakan atas bumi dan

bangunan. Subjek Pajak dalam

PBB adalah orang atau badan

yang secara nyata mempunyai

suatu hal atas bumi dan

memperoleh manfaat atas bumi

atau memiliki penguasaan dan

memperoleh manfaat atas

bangunan. Wajib pajak PBB

belum tentu pemilik bumi dan

bangunan, tetapi dapat pula

orang atau badan yang

memanfaatkan bumi dan

bangunan tersebut.

C. Metode Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2011:11)

mengatakan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independen) tanpa

membuat perbandingan atau

menghubungkan variabel satu

dengan variabel yang lain.

Menurut Saebani (2008128)

menjelaskan penelitian kuantitatif

adalah penelitian yang

menggunakan angka dan analisis

yang menggunakan uji statistika,

penelitian kuantitatif dengan format

deskriptif bertujuan untuk

menjelaskan, meringkaskan

berbagai situasi dan kondisi atau

berbagai variabel yang timbul di

masyarakat yang menjadi objek

penelitian berdasarkan apa yang

terjadi dilapangan.

Peneliti mengambil populasi

dalam penelitian ini yaitu seluruh

masyarakat yang teranggap

merupakan wajib pajak yang berada

di Kecamatan Teluk Bintan dengan

alasan di Kecamatan tersebut yang

terindikasi kurangnya partisipasi

masyarakat dalam membayar

pajak bumi dan bangunan perdesaan

dan perkotaan dibanding dengan

Kecamatan lainnya di Kabupaten

Bintan.

Setelah melakukan observasi

awal kelokasi penelitian,

diketahui bahwa yang terdaftar

sebagai wajib pajak berjumlah

5.589 di wilayah Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan.

Jumlah subjek ditentukan oleh

banyaknya populasi yang ada.

Penentuan ukuran sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus slovin, maka

jumlah populasi 5.589 diperoleh

ukuran sampel sebesar 98,24 atau

98 sampel penelitian.

12

D. Pembahasan

Analisis Tingkat Partisipasi

Masyarakat dalam Membayar Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (Studi Kasus Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan)

dapat dilihat dari teori yang dipakai

dalam penelitian ini penelitian ini

Slamet (2003:26)

Dalam teori margono terdapat

tiga indikator yang digunakan untuk

penelitian, yaitu adanya kemauan,

adanya kesempatan, dan adanya

kemampuan.

Pada indikator pertama yaitu

adanya kemauan, dimana terdapat

dua sub indikator yang terdiri dari :

a. Melakukan sosialisasi

tentang PBB P2

b. Kesadaran Masyarakat

tentang PBB P2

Berdasarkan hasil penyebaran

kuisoner, indikator ini memperoleh

46,76%. Artinya dalam hal ini

Pemerintah Kabupaten Bintan atau

Dinas Pendapatan dan Pengelolahaan

Keuangan Daerah Bintan dalam

mengadakan sosialisasi dan

membuat masyarakat sadar akan

pentingnya Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB P2) belum berhasil,

masyarakat belum sangat luas

mengetahui akan adanya sosialisasi

dan masih banyak masyarakat yang

belum sadar akan pentingnya Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (PBB P2).

Indikator kedua yaitu adanya

kemampuan, dimana terdapat dua

sub indikator yang terdiri dari :

a. Mendapatkan Informasi

mengenai PBB P2

b. Mengetahui prosedur

tentang pembuatan PBB P2

Berdasarkan hasil penyebaran

kuisoner, indikator ini memperoleh

hasil 35,65% Ini artinya masyarakat

belum mendapatkan informasi

mengenai Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)

dan masih belum banyak yang

mengetahui prosedur tentang

pembuatannya.

Indikator ketiga yaitu adanya

kemampuan, dimana terdapat dua

sub indikator yang terdiri dari :

a. Menilai pentingnya PBB

P2

b. Kemampuan Pegawai

dalam Memberikan

Pelayanan

13

Berdasarkan hasil penyebaran

kuisoner, indikator ini memperoleh

hasil 32,80% Ini artinya masyarakat

belum sadar menilai pentingnya

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan

dan Perkotaan (PBB P2) dan

kemampuan pelayanan pegawai dari

dinas yang bersangkutan belum baik

ataupun maksimal sehingga

masyarakat merasa kurang puas akan

pelayanan yang diberikan.

E. Penutup

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti

mengenai Tingkat Partisipasi

Masyarakat dalam Membayar Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (Studi Kasus Kecamatan

Teluk Bintan Kabupaten Bintan),

yang mana dapat diketahui bahwa

Tingkat Partisipasi Masyarakat

dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(Studi Kasus Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan) tergolong

dalam kategori rendah.

Dari hasil penyebaran

kuisoner yang telah dilakukan oleh

peneliti terlihat bahwa rendahnya

Tingkat Partisipasi Masyarakat

dalam Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(Studi Kasus Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut

tingkat partisipasi masyarakat dalam

membayar pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan dapat

dilihat dari beberapa indikator

seperti:

1. Adanya kemauan

Berdasarkan hasil

penyebaran kuisoner,

Pemerintah Kabupaten

Bintan ataupun Dinas

Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan

Daerah (DPPKD) Bintan

masih belum ataupun

kurang dalam

bersosialisasi kepada

masyarakat mengenai

pajak dengan belum

ataupun kurangnya

sosialisasi membuat

masyarakat belum sadar

akan pentingnya

membayar pajak bumi

dan bangunan perdesaan

dan perkotaan.

14

2. Adanya Kesempatan

Berdasarkan hasil

penyebaran kuisoner,

membuktikan bahwa

masyarakat masih belum

ataupun kurang

mendapatkan informasi

mengenai pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan

perkotaan dari kantor

kecamatan setempat dan

masyarakatpun tidak

pernah menyerbarkan

informasi tentang pajak

bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan

kepada masyarakat lain.

3. Adanya Kemampuan

Berdasarkan hasil

penyebaran kuisoner,

masyarakat masih belum

ataupun kurang mampu

menilai bahwa membayar

pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan

begitu penting dan masih

kurang mengetahui

manfaat serta tujuan dari

membayar pajak bumi

dan bangunan tersebut.

Masyarakat juga

mengatakan bahwa pada

saat mengurus

pendaftaran ataupun

membayar pajak bumi

dan bangunan perdesaan

dan perkotaan

mendapatkan pelayanan

kurang memuaskan dan

tidak tahu dalam

mengurusinya.

Berdasarkan hasil penelitian dan

kesimpulan yang telah dipaparkan

diatas dengan judul Tingkat

Partisipasi Masyarakat dalam

Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(Studi Kasus Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan) tergolong

dalam kategori rendah karena

interval tidak mencapai nilai yang

dihipotesiskan, Kesadaran warga

masyarakat dalam membayar pajak

bumi dan bangunan perdesaan dan

perkotaan belum sepenuhnya

optimal. Oleh karena itu, kepada

kantor Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan Daerah

(DPPKD) Bintan yang telah bekerja

sama dengan Pemerintah Kabupaten

supaya lebih meningkatkan

15

sosialisasinya melalui berbagai

metode diantaranya penyuluhan

pintu ke pintu, bimbingan,

pengarahan dan pembinaan serta

memperbanyak media (spanduk-

spanduk, papan nama dan

sebagainya) yang berisi tentang

himbauan atau ajakan membayar

pajak tepat waktu. Dan peneliti

memberikan saran lain, sebagai

berikut :

1. Pemerintah Kabupaten

dan Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan

Daerah (DPPKD) Bintan

harus memperluas sosialisasi

atau penyuluhan di desa-desa

terpencil lainnya mengenai

pentingnya mendaftarkan dan

membayar objek pajak bumi

dan bangunan perdesaan dan

perkotaan, agar tidak ada lagi

masyarakat yang tidak

membayar setiap tahunnya.

2. Agar masyarakat

memahami akan pentingnya

membayar objek pajak bumi

dan bangunan perdesaan dan

perkotaan target tiap tahun

tercapai dalam penerimaan,

dan memahami prosedurnya

juga harus diperhatikan

dalam sumber daya manusia

(SDM). dilakukan rekrutmen

penambahan tenaga penilai

dengan menilai objek pajak

dilapangan, operatorconsul,

tenaga akuntansi untuk

menghitung penerimaan

khusunya penerimaan pajak

bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan dan

juga IT karena itu sangat

dibutuhkan dan membantu

dalam proses pelayanan dan

pengelolaan pengurusan PBB

P2 dengan cepat.

3. Pemerintah Kabupaten

dan Dinas Pendapatan dan

Pengelolaan Keuangan

Daerah (DPPKD) Bintan

harus sering melakukan

pelayanan keliling seperti

melakukan mobling (mobil

keliling) seperti di kota-kota

besar sebelum jatuh tempo

pembayaran pajak bumi dan

bangunan perdesaan dan

perkotaan. Dan sebaiknya

Dinas terkait lebih

meningkatkan lagi

16

pelayanannya agar

masyarakat meras puas dan

supaya dalam hal ini

masyarakat Kabupaten

Bintan semakin berperan

aktif dalam membayar objek

pajak bumi dan bangunan

perdesaan dan perkotaan agar

sumber pendapatan daerah

semakin besar terhadap

pembangunan daerah

Kabupaten Bintan dan dapat

dirasakan pembangunan yang

lebih baik lagi oleh hasil

pajak yang mereka bayar.

F. Daftar Pustaka

Buku

Dwiningrum, S. I. A. 2011.

Desentralisasi Dan Partisipasi

Masyarakat Dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fahrudin, Adi. 2011. Pemberdayaan

Partisipasi & Penguatan

Kapasitas Masyarakat.

Bandung: Humaniora.

Mardiasmo, M. B. A. 2011.

Perpajakan (Edisi Revisi).

Penerbit Andi.

Riduwan, M. B. .. 2002.Skala

Pengukuran Variabel-Variabel

Penelitian. Bandung:Alfabeta

Saebani. 2008. Metode Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Siagian, P.Sondang. 2003.

Administrasi Pembangunan :

Konsep, Dimensi, Dan

Strateginya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Slamet, Margono. 2003. Membentuk

Pola Perilaku Manusia

Pembangunan. Bogor: IPB

Press.

Sugiyono. 2003. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung: CV.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif. Kualitatif, Dan R &

D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Manajemen. Bandung:

Alfabeta.

Suryono, Agus. 2001. Teori Dan Isu

Pembangunan. Malang:

UM.Press.

Theresia, A.dkk. 2014.

Pembangunan Berbasis

Masyarakat. Bandung:

Alfabeta.

Tilaar, H. A. R. 2009. Kekuasaan

Dan Pendidikan : Manajemen

Pendidikan Nasional. Jakarta:

Rineka Cipta.

Valentina, S. and A. Suryo. 2006.

Perpajakan Indonesia.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Dokumen

Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP)

Kec.Teluk Bintan 2015

Undang-Undang Dasar Negara

17

Republik Indonesia Pasal 23A

Tahun 1945.

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2009. “Pajak

Daerah Dan Restribusi Daerah.”

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 28 Tahun 2007.

"Tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan".

Jurnal

Fitriawati. 2014. “Tingkat Partisipasi

Dalam Kepemilikan Akta

Kelahiran (Studi Di Desa

Tembeling Kecamatan Teluk

Bintan Kabupaten Bintan).”

Haryanto, Wawan. 2012. “Pengaruh

Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Wajib Pajak Di

Kantor Pelayanan Pajak Jakarta

Utara.” X(2):193

Puspita, Nila. 2014. “Pengaruh

Kualitas Pelayanan Fiskus,

Kesadaran Wajib Pajak Dan

Keadilan Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Membayar Pajak Bumi Dan

Bangunan.”

Ripai, Andi. 2013. “Partisipasi

Masyarakat Dalam

Pembangunan Di Kecamatan

Bontomatene Kabupaten

Kepualauan Selayar.”

Septiana, Johan. 2013. “Tingkat

Partisipasi Masyarakat Dalam

Kepemilikan Akta Kelahiran Di

Kecamatan Cibadak Kabupaten

Lebak.”

Sofyan. 2014. “Partisipasi

Masyarakat Dalam Proses

Penyusunan Peraturan Desa Di

Desa Toapaya Selatan

Kecamatan Toapaya Kabupaten

Bintan.”

Tarigan, Kharisma Wanta. 2013.

“Analisis Efektifitas Dan

Kontribusi Terhadap

Penerimaan Pajak Di KPP

Pratama Kota Manado.”

1(3):282–91.

Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI).

Jakarta: Balai Pustaka.

Turindra, Aziz. 2010. “Tingkat

Partisipasi Masyarakat Desa

Miskin Dalam Kegiatan Simpan

Pinjam Khusus Untuk

Perempuan Di Kecamatan

Bendsari Kabupaten

Sukoharjo.”

Tesis

Sumiyarsono, Elmi. 2010.

“Partisipasi Masyarakat Dalam

Pembangunan Dan Pengelolaan

Prasarana Penyediaan Air

Bersih Di Desa Mataiwoi

Kecamatan Kolono Kabupaten

Konawe Selatan Provinsi

Sulawesi Selatan.” Diponegoro.

Yulianty, Meitya. 2005. “Partisipasi

Masyarakat Dalam Memelihara

Benda Cagar Budaya Di Pulau

Penyengat Sebagai Upaya

Pelestarian Warisan Budaya

Melayu.” Diponegoro.

Lain-Lain

http://bintankab.go.id/master/profil/

https://bintankab.bps.go.id/website/p

df_publikasi/Teluk-Bintan-

Dalam-Angka-2014.pdf

18

http://bintankab.bps.go.id/website/fil

eMenu/Bintan-Dalam-Angka-

2016.pdf

http://definisi-masyarakat.html

http://disdikpora.bintankab.go.id/ind

ex.php/main/profil.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupa

tenBintan

http://kepri.bps.go.id.index.php

http://www.slideshare.net/edypurno

mo70/1manusia-masyarakat-

dan-budaya

http://www.pajak.go.id/seri-pbb-

dalam-uu-pajak-daerah-dan-

retribusi-daerah