TUGAS AKHIR
PENENTUAN BEBAN KERJA BERDASARKAN JUMLAH ASUPAN
KALORI DAN TINGKAT KELELAHAN KARYAWAN PADA
STASIUN PENYORTIRAN BUAH KELAPA SAWIT
(Study Khasus di PT. Karya Tanah Subur (KTS)Aceh Barat)
Oleh
MUZAWIR
08C10207035
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tingkat kesehatan karyawan dan kenyamanan kerja dapat mencerminkan
keseriusan suatu perusahaan dalam memperhatikan kesejahteraan karyawannya.
Ditinjau dari sisi ergonomi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan harus
sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang
dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki (dikonsumsi).
Asupan kalori bagi tenaga kerja ditujukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja yang optimal,
untuk itu kebutuhan harus sesuai dengan beban kerjanya. Kesehatan dan daya
kerja sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi pekerja. Bila kekurangan gizi
pada makanan yang dikomsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat
buruk terhadap tubuh, seperti kemampuan fisik kurang, berat badan menurun,
badan menjadi kurus, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, beraksi
lamban dan apatis, karena itu mendapatkan asupan gizi cukup yang sesuai dengan
jenis dan beban kerja yang dilakukan, (Sudiarti, 2010).
Pekerja yang bekerja dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan
asupan makanan dan waktu istirahat yang berbeda dengan pekerja yang bekerja
dengan beban kerja ringan. Menurut penelitian sebelumnya di mana Ada
hubungan signifikan antara beban kerja dengan status gizi pekerja, (Surita Ginting,
2011).
2
Apabila asupan makanan dan lamanya waktu istirahat tidak sesuai dengan
beban kerja yang diberikan akan menyebabkan pekerja berada dalam kondisi yang
tidak optimal. Hal ini dapat dilihat pada penelitian sebelumnya di mana
Cardiovascular Load pekerja rata-rata 33,24 % yang termasuk dalam katagori 30
% - 60 % dengan beban kerja diperlukan perbaikan (Yulanda, 2011).
Hal ini juga perlu di perhatikan pada PT. Karya Tanah Subur merupakan
perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan Fresh Fruit Bunch
(FFB) atau tandan buah segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel
(PK). Dimana dalam memproduksi ini semua banyak memerlukan tenaga manusia
salah satunya pada bagian sortasi buah yaitu sangat mengutamakan tenaga pekerja
dalam menyortir buah, dengan demikian peranan pekerja pada bagian sortasi buah
ini menjadi salah satu dalam menentukan kualitas Crude Palm Oil (CPO).
Sehingga perlu diperhatikan beban kerja pekerja agar tidak melebihi standar
Cardiovascular Load (CLV) diatas 30 %.
Adapun di pabrik ini pekerja melakukan pekerjaan dalam waktu yang
sangat panjang yaitu selama 9 jam dengan waktu istirahat 2 jam dan
menggunakan 2 (dua) Shift, dan memiliki jam lembur yang cukup panjang dari
jam 01:00 sampai 07:00 pagi.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan kelelahan hal ini merujuk pada
pekerja manual di sektor industri yang menggunakan waktu kerja 8 jam sehari,
seorang tenaga kerja itu dapat bekerja tampa kelelahan dan waktu istirahat singkat
serta sering sangat bermanfaat untuk kebugaran tubuh pekerja, (Herrianto, 2010).
3
Hubungan antara waktu bekerja dan istirahat menentukan efisiensi dan
produktivitas kerja. Pada suatu penelitian terhadap pekerjaan yang biasa, tidak
terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sudah 4 jam bekerja,
(Suma’mur , 2009). Keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula
di dalam darah, untuk hal ini istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus-
menerus sangat penting artinya.
Istirahat pendek sering dilakukan juga lebih baik dari pada melakukan
istirahat satu kali dalam waktu yang panjang (Sedamayanti, 1996). Sejalan dengan
penelitian ini menurut Tarwaka lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang
ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu
istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat
dipertahankan, (Tarwaka, 2004).
Merujuk dari hal diatas peneliti merencanakan melakukan penelitian
dengan judul “Pengukuran Jumlah Kalori Yang di Komsumsi Untuk
Menetukan Beban Kerja Karyawan pada Stasiun Penyortiran Buah Kelapa
Sawit di PT. Karya Tanah Subur (KTS).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka ada beberapa rumusan
masalah dalam penelitian adalah:
1. Apakah asupan makanan pekerja sudah mencukupi jumlah kalori yang
dibutuhkan?
2. Apakah jadwal kerja pekerja sudah sesuai dengan beban kerja pekerja?
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan beban kerja berdasarkan klasifikasi beban kerja (%CVL) pada
pekerja.
2. Menentukan jumlah kandungan kalori pada asupan makanan pekerja.
3. Menentukan jadwal kerja pekerja yang disuaikan dengan waktu istirahat yang
di butuhkan pekerja pada bagian penyortiran buah.
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
1.4.1. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penilaian jumlah kalori adalah dari makanan yang dikonsumsi pekerja setiap
harinya.
2. Metode penentuan kebutuhan kalori menggunakan analisa denyut jantung
sebagai penentu berat atau ringannya faal kerja.
3. Pengamatan dilakukan mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00 WIB.
4. Pekerja yang diamati adalah pekerja dengan tingkat kemampuan dan
keterampilan rata-rata dalam menyelesaikan pekerjaannya.
1.4.2. Asumsi
Asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kondisi fisik dan mental pekerja serta kondisi kerja dianggap dalam keadaan
baik.
2. Proses produksi ataupun aktivitas-aktivitas yang dilakukan pekerja yang
diukur berjalan secara normal dan wajar.
5
3. Data yang diperoleh dari perusahaan yang berhubungan dengan penelitian
diangap benar.
4. Fasilitas – fasilitas yang mendukung jalannya produksi dapat bekerja dan
berjalan dengan baik.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menganalisa
penggunaan “energi kerja” dan peningkatan kesehatan kerja serta untuk
pengaturan jadwal kerja dan periode istirahat pekerja.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan
teori yang didapat di perguruan tinggi kedalam lingkungan industri secara
nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Penelitian bermanfaat sebagai tambahan referensi yang dapat memperkaya
laporan-laporan penelitian Teknik Industri serta dapat digunakan sebagai acuan
bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum
tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai
berikut :
6
BAB I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II: Landasan Teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar
untuk memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk
pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja,
perhitungan konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan
pekerja dan penentuan waktu istirahat dengan menggunakan
metode pendekatan fisiologis.
BAB III: Metodologi Penelitian, menguraikan metode-metode yang dipakai
untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi: metode
pengumpulan data, metode pengolahan data dan tahapan penelitian
secara lengkap.
BAB V: Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data penelitian
meliputi: denyut nadi, asupan makanan, berat badan dan umur,
sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
metode fisiologis.
BAB VI: Analisis Pemecahan Masalah, memuat analisa terhadap hasil
pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang
dikaji.
BAB VII: Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil penelitian serta saran yang perlu bagi perusahaan secara
ringkas dan padat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan
atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang digunakan baik dalam
beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik
fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih
baik, (Tarwaka, dkk, 2004).
Menurut Eko Nurmianto (1996) definisi ergonomi adalah studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anantomi,
fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan serta
evaluasi dari sebuah produk.
Peranan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun
(desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Ergonomi dapat berperan pula sebagai
desain pekerjaan pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya penentuan jumlah jam
istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan
variasi pekerjaan, dan lain-lain. Disamping itu ergonomi juga memberikan
peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja,
misalnya desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada
sistem rangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk peragaan visual (visual
display unit station).
8
2.2. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk
(2004) adalah:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang tinggi.
2.3. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk
menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan
dan segala keterbatasan manusia, sehingga manusia dapat berkarya secara optimal
tanpa pengaruh buruk dari pekerjaannya, (Tarwaka, dkk, 2004). Dari sudut
pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu
dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi kerja yang tinggi.
Dalam kata lain, tuntutan tugas tidak boleh terlalu rendah (underload) dan
juga tidak boleh terlalu berlebihan(overload). Karena keduanya, baik underload
maupun overload akan menyebabkan stress.
9
Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas
tersebut dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Konsep Dasar Keseimbangan dalam Ergonomi(Sumber: Manuaba, 2000 dalam Tarwaka, dkk 2004)
a. Kemampuan Kerja (Work Capacity) Kemampuan seseorang sangat ditentukan
oleh:
1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi); meliputi faktor usia, jenis kelamin,
antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan.
2. Physicological Capacity (Kemampuan Fisiologis); meliputi kemampuan dan
daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indera.
3.iBiomechanical Capacity (Kemampuan Biomekanik) berkaitan dengan
kemampuan dan daya tahan sendi dan persendian, tendon dan jalinan tulang.
b. Tuntutan Tugas (Task Demand) Tuntutan tugas pekerjaan /aktivitas tergantung
pada:
1. Task and Material Characteristic (Karakteristik tugas dan Material): ditentukan
oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan dan irama kerja.
10
2. Organization Characteristic: berhubungan dengan jam kerja dan jam istirahat,
shift kerja, cuti dan libur, manajemen.
3.iEnvironmental Characteristic: berkaitan dengan teman setugas, kondisi
lingkungan kerja fisik, norma, adat kebiasaan dan sosial-budaya.
c.iPerformansi (Performance) Permormansi atau tampilan seseorang sangat
tergantung kepada rasio besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan
yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila:
1. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih besar dari pada Kapasitas kerja
(Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: ketidaknyamanan overstress,
kelelahan, kecelakaan, cidera, rasa sakit dan tidak produktif.
2. Bila rasio tuntutan tugas (Task Demand) lebih rendah dari pada Kapasitas kerja
(Work Capacity), maka hasil akhirnya berupa: undertress, kebosanan,
kejemuan, kelesuan, sakit dan tidak produktif.
3. Agar penampilan menjadi optimal maka perlu adanya keseimbangan dinamis
(Task Demand = Work Capacity) sehingga tercapai kondisi lingkungan yang
sehat, aman, nyaman dan produktif.
2.4. Kerja Fisik dan Aktivitas Kerja Manusia
Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah
kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya
(power), kerja fisik seringkali juga disebut sebagai manual operation dimana
performance kerja sepenuhnya akan tergantung manusia baik yang berfungsi
sebagai sumber tenaga (power) maupun pengendali kerja (control),
(Wignjosoebroto, 2000). Kerja fisik, seringkali dikonotasikan sebagai kerja berat
11
ataupun kerja kasar, dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang memerlukan usaha
fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.Dalam hal kerja fisik
ini maka konsumsi energi (energi consumption) merupakan faktor utama dan
tolok ukur yang dipakai sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.
Untuk menentukan berat ringannya aktivitas kerja manusia perlu
dilakukan pengukuran aktivitas kerja fisik yaitu mengukur berapa besarnya tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.
Dalam pencarian metode pengukuran mengenai keseluruhan kegiatan yang
dialami pekerja selama pelaksanaannya dan penyebaran informasi-informasinya
ke dalam bentuk angka-angka, diperlukan pendekatan secara ilmiah dan secara
teknik.
Sebagaimana diketahui secara umum, kerja manusia ada yang bersifat
mental dan ada yang bersifat fisik, dan masing-masingnya mempunyai tingkat
intensitas yang berbeda-beda.
Tingkat intensitas yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian tenaga
yang berlebihan, dan sebaliknya tingkatintensitas yang terlampau rendah
memungkinkan timbulnya rasa jenuh dan bosan. Pada tingkat intensitas yang
optimum ada di antara kedua batas ekstrim tersebut dan tentunya tidak sama untuk
setiap individu. Berdasarkan perbedaan tingkat intensitas tersebut, usaha-usaha
ergonomi harus diarahkan pada pencapaian tingkat intensitas yang optimum ini.
Kriteria fisiologis dari kegiatan manusia penentuanya biasanya
berdasarkan pada kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha dalam
penentuan besarnya tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini
12
memiliki tingkat kesulitan tertentu karena terjadinya perubahan fisik yang
keadaannya normal menjadi keadaan fisik yang aktif. Perubahan ini akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran
udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida
yang digunakan, temperatur atau suhu badan, banyaknya keringat yang
dikeluarkan dan komposisi kimia yang terkandung dalam urine darah.
Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan jantung dan kecepatan
pernafasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan lingkungan, atau tekanan
akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan tersebut tersebut memiliki pengaruh
yang sama. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seseorang meningkat,
akan sulit ditentukan apakah akibat kerja, akibat rasa takut atau akibat temperatur
ruangan yang terlalu panas. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria
Fisiologis dapat digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil,
atau situasi kerjanya harus dalam keadaan normal.
Pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan dan daya tahan tubuh pada
hakekatnya tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan,
kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan olah raga, jenis
kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban dan arah gerakan dari
anggota tubuh, dan lain-lain.
Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tertentu akan
berpengaruh pada kekuatan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut.
Artinya, kekuatan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut akan
13
makin rendah dan sebaliknya. Bakuan internasional menetapkan bahwa seseorang
membutuhkan 2400 kkal setiap harinya untuk kebutuhan kerja internal tubuh dan
kebutuhan sehari-hari seperti kegiatan di rumah, di perjalanan dan sebagainya.Ini
berarti energi yang tersisa untuk bekerja hanya 2400 kkal, bila dimasukkan
kalorinya 4800 kkal. Bila pekerjaannya menghabiskan lebih dari ini, keadaannya
akan bertambah buruk bila masukan kalorinya kurang dari 4800 kkal. Karena itu,
tiga hal yang harus diperhatikan dalam merancang sistem kerja, yaitu :
1. Sistem kerjanya tidak membutuhkan energi tubuh lebih dari 2400 kkal.
2. Bila harus melebihinya, mesti ada makanan tambahan yang diberikan pada
pekerja.
3. Walaupun tidak melebihi 2400 kkal, untuk berapapun energi kerja yang
diperlukan hendaknya diperhatikan masukan kalori sehari-hari pekerja, agar
kebutuhan 2400 kkal untuk aktivitas kerja tetap terpenuhi secara minimal.
2.5. Beban Kerja
Beban kerja adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan, (Anggara, 2006). Secara ergonomis fisiologis ada
3 jenis beban kerja, yaitu pertama, beban kerja fisik energetis yaitu beban kerja
yang ditimbulkan oleh kerja fisik atau otot, beban kerja fisik energetis dibedakan
menjadi beban kerja statis dan beban kerja dinamis. Kedua, beban kerja perseptif
yaitu beban kerja yang ditimbulkan oleh kerja mental (otak) dan kerja pancaindera
terutama penglihatan dan pendengaran, keterlibatan kontraksi otot dan dengan
sendirinya sumber energi atau kalori yang mendukungnya relatif kecil.
14
Ketiga, beban kerja biomekanik yaitu beban kerja yang disebabkan
terutama oleh kerja statis dan kerja dinamis yang berhubungan dengan sikap
(posisi) tubuh atau bagian tubuh serta berat badan pada waktu kerja yang kurang
tepat.
Faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain:
a. Jenis kelamin, laki-laki lebih kuat dibandingkan wanita karena ukuran
otot lebih besar.
b. Usia, usia yang lebih muda tentu memiliki tenaga yang lebih banyak
dibandingkan dengan usia yang lebih tua.
c. Kondisi tubuh, seseorang yang kondisi fisiknya pulih dari penyakit
maka tenaganya jauh berbeda, begitu juga dengan wanita hamil.
d. Kegiatan atau aktifitas pekerjaan, semakin besar otot yang digunakan
maka semakin banyak kerja, maka semakin lama akan mempengaruhi
beban kerja selanjutnya.
Analisis beban kerja adalah suatu analisis mengenai banyaknya pekerja
yang harus dipekerjakan untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan tertentu. Dengan
demikian diketahuinya beban kerja maka akan dapat diketahui seberapa besar
beban yang harus ditanggung oleh pekerja, dan apakah terjadi kelebihan tenaga
kerja atau sebaliknya adanya kekurangan tenaga kerja. Data rata-rata waktu
operasi yang diperoleh dari pengukuran waktu kerja pada setiap stasiun kerja
untuk operator yang di cermati digunakan sebagai data untuk menentukan waktu
baku per unit output dari tiap tahapan proses.
15
2.6. Penilaian Beban Kerja Fisik
Metode penilaian beban kerja tidak langsung adalah dengan menghitung
denyut nadi selama bekerja (Tarwaka, dkk 2004). Pengukuran denyut jantung
selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain
dengan metode 10 denyut , (Kilbon, 1992) dimana dengan metode ini dapat
dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:= × 60 …..…………(2.1)
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja
mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, efisien dan murah juga
tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak
menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai.
2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja.
3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan
denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam
peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Lebih lanjut
untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi
kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban
16
Cardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.% = × 100 ………………………………………………..(2.2)
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:
(220 – umur) untuk laki-laki dan (200 – umur) untuk perempuan
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. <30 % maka tidak terjadi kelelahan
2. 30 % - < 60 % maka diperlukan perbaikan
3. 60 % - < 80 % maka kerja dalam waktu singkat
4. 80 % - < 100 % maka diperlukan tindakan segera
5. > 100 % maka tidak diperbolehkan beraktivitas
Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi
menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan
Metode Brouha. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau
menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti
bekerja.
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolue denyut nadi
pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness) dan pemaparan lingkungan panas.Jika pemulihan nadi tidak
segera tercapai maka diperlukan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan
fisik.Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun variabel
17
keseluruhan dari variabel bebas task (tugas), organisasi kerja dan lingkungan kerja
yang menyebabkan beban kerja tambahan.
2.7. Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah
istirahat.Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari
setiapindividu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan
penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, dkk, 2004).
Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot,
sedangkan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja
yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan yang sifatnya monoton), intensitas dan
lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status
kesehatan, dan gizi, (Grandjean, 1993).
Pada kelelahan umum (general fatigue), gejala utama kelelahan umum
adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas menjadi terganggu
dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tersebut.Tidak adanya gairah
untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa
mengantuk.
2.8. Pemulihan Energi Saat Istirahat
Irama antara konsumsi energi dan pergantian antara bekerja dan
pemulihannya berguna bagi semua fungsi tubuh.Ia diperlukan bagi keseluruhan
orang maupun jantung atau otot. Waktu istirahat merupakan kebutuhan fisiologis
yang tidak dapat ditawar demi untuk mempertahankan kapasitas kerja.
18
Waktu istirahat dibutuhkan tidak hanya bagi kerja fisik, tetapi juga oleh
jabatan yang menimbulkan tegangan mental dan saraf. Istirahat juga dibutuhkan
untuk mempertahankan ketangkasan digital, ketajaman indera serta ketekunan
konsentrasi mental.
Menurut Suma’mur (2009) menyatakan bahwa bekerja adalah anabolisme
yakni mengurangi atau menggunakan bagian-bagian yang telah dibangun
sebelumny. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama yang berfungsi adalah
komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu, aktivitas tidak dapat dilakukan
terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat untuk memberi kesempatan
tubuhmelakukan pemulihan.Pada saat istirahat tersebut, maka tubuh mempunyai
kesempatan membangun kembali tenaga yang telah digunakan (katabolisme).
Setiap fungsi tubuh manusia dapat dilihat sebagai keseimbangan ritmis
antara kebutuhan energi dengan penggantian kembali sejumlah energi yang telah
digunakan atau istirahat, (Grandjean, 1993). Kedua proses tersebut merupakan
bagian integral dari kerja otot, kerja jantung dan keseluruhan fungsi biologis
tubuh. Dengan demikian jelas bahwa untuk memelihara performansi dan efisiensi
kerja, waktu istirahat harus diberikan secukupnya, baik antara waktu kerja
maupun di luar jam kerja (istirahat pada malam hari).
Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan
(8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu-waktu istirahat
khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan
dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum
dimaksudkan untuk:
19
a. Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan
fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.
b. Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran.
c. Memberikan kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial.
2.9. Penentuan Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat Dengan PendekatanFisiologis
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk
hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan
regresi kuadratis (Theresia, 2006 ) sebagai berikut:= 1.80411 – 0.0229038 + 4,71733 × 10 ……………..(2.3)
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
Selanjutnya konsumsi energi dikonversikan kedalam kebutuhan waktu
istirahat dengan menggunakan persamaan Murrel (Theresia, 2006) sbb:= ( ), ……………………………………………………….. .(2.4)
Keterangan :
RT = Istirahat yang dibutuhkan (menit)
T = Durasi waktu kerja (menit)
K = Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja (kkal/menit)
S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (S= 4 Kkal/menit
untuk wanita dan S= 5 Kkal/menit untuk laki-laki)
2.10. Kebutuhan Kalori untuk Aktivitas Fisik
Kalori adalah satuan unit yang digunakan untuk mengukur nilai energi
(Almatsier, 2009). Kebutuhan energi seseorang berasal dari makanan yang
20
diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunya
ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan
kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktifitas fisik
yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.
Berikut ini adalah sebagai contoh pengelompokan jenis pekerjaan untuk
menentukan kebutuhan akan kalori pada saat beraktifitas:
1. Pekerjaan Ringan, seperti : menulis, mengetik, pegawai kantor, menjaga toko,
guru, dokter, pengacara, arsitek, dll
2. Pekerjaan Sedang, seperti : pekerja industri sedang, nelayan, pekerja
perkebunan, petani, dll.
3. Pekerjaan Berat, seperti : buruh tani, buruh angkut, pekerja tambang dan baja,
penebang pohon, penarik becak, kuli, tukang kayu, atlit, dll.
2.11. Gizi Kerja
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial
tertentu (Almatsier, 2004). Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus
didatangkan dari makanan.
Ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu:
1. Memberi energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh
tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.
21
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh.Oleh karena itu
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel
yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh.
Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer
dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai
penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang
masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur
dalam proses oksidasi, fungsi normal syaraf dan otot.
2.12. Pengujian Data
Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah
diambil oleh peneliti layak/dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Artinya
data yang diambil benar-benar sudah merata atau tidak terdapat data yang ekstrim
dan jumlah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengujian data
ini terdapat dua pengujian yaitu yang pertama Uji Keseragaman Data dan kedua
adalah Uji Kecukupan Data.
2.12.1. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data
yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila
dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data
tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan
22
cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan melakukan
perhitungan kembali.
Perhitungan uji keseragaman data, tingkat kepercayaan yang digunakan
adalah 95% dan tingkat ketelitian yang digunakan 5%. Dimana apabila tingkat
kepercayaan ;
95% = k = 2
Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol,
di mana :
................................................................(2.5)
Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka Data Seragam
Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka Data Tidak Seragam
Keterangan:
= Nilai rata-rata penganmatan
= Jumlah pengamatan yang dilakukan
= Nilai data dikurangi nilai rata-rata
Dipangkat dua bagi jumlah data
2.13.1 Uji kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang
diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan
penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan
tingkat keyakinan 95% sehingga rumus yang digunakan adalah :
23
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
...................................................(2.6)
Keterangan:
N’ = Jumlah minimum data
N = Jumlah pengamatan yang dilakukan
X = Data pengamatan
Dimana : Jika N’ < N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi
Jika N’ > N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai
penelitian deskriptif (Deskriptif Research), yaitu penelitian yang berusaha untuk
memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang
secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi
proses pengumpulan, penyajian, dan pengolahan data, serta analisis pemecahan
masalah.
3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan PT. Karya Tanah Subur (KTS) yang
terletak di kabupaten Aceh Barat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi direncanakan 6 (enam) bulan, time line penelitian dapat dilihat
pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1. Time Line Penelitian
AKTIFITASBULAN
Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam
Studi Pustaka - - - - -
PenyusunanProposal
- - - -
Pengumpulandata dan
Penyusunan- - - - -
Laporan - - - -
(Sumber : Data Sekunder, 2013)
25
3.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu rancangan pikiran dalam melakukan
penelitian yang teratur dan terarah. Kerangka konseptual menguraikan konsep
berpikir sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah dengan bentuk diagram
yang memperhatikan hubungan antarvariabel keputusan untuk dapat dianalisis.
Adapun kerangka konsep untuk rancangan penelitian ini ditunjukkan pada
gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Kerangka KonseptualSumber : Data Sekunder, 2013)
3.4. Tahapan Penelitian
3.4.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang dilakukan.
Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan pekerja sesuai dengan beban kerjanya dan jam kerja yang terlalu
panjang. Dari permasalahan ini kemudian ditetapkan apa yang menjadi tujuan dan
manfaat penelitian secara umum ataupun secara khusus.
3.4.2. Studi Pendahuluan
Untuk memecahkan masalah yang ada sampai kepada tahap menganalisa
dan mengambil keputusan diperlukan studi pendahuluan berupa literaturm atupun
pengenalan terhadap kondisi perusahaan.
26
3.4.3. Pengumpulan Data
Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara:
1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.
2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan
informasi yang diperlukan.
3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak
perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.
Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas sarjana ini terdiri atas data
primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu
proses.
Data primer initerdiri dari :
1. Data asupan makanan pekerja.
Data asupan makanan pekerja diperoleh dari hasil pengamatan
terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing pekerja
setiap harinya.
2. Data denyut nadi pekerja.
Pengambilan atau pengukuran denyut nadi pekerja dengan
menggunakan instrument stetoscop yang diletakkan pada pergelangan
tangan pekerja untuk menghitung denyut nadi masing-masing pekerja.
Sedangkan stopwatch di gunakan untuk menghitung waktu setiap
27
berdenyut 10 kali. Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja
berlangsung dengan interval 1 jam.
3. Data berat badan pekerja.
Data berat badan pekerja di peroleh dari hasil penimbangan berat
badan masing-masing pekerja.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Stopwatch untuk mengukur denyut nadi pekerja saat istirahat dan
ketika bekerja di lapangan yang akan di analisis dan di evaluasi
serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat
tulis.
b. Timbangan berat badan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi dan data yang
berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder berupa daftar kalori
tiap makan sesuai dengan standar yang di keluarkan oleh Ikatan Gizi Indonesia
pada tahun 2004, pencatatan historis perusahaan, proses produksi, umur, jam kerja
pekerja dan jam istirahat yang diterapkan oleh perusahaan.
3.4.4. Pengolahan Data
Adapun pengolahan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung denyut nadi pekerja
2. Menghitunguji kecukupan data.
3. Menghitunguji keseragaman data.
28
4. Menghitung beban kerja dengan metode tidak langsung.
5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan.
6. Menghitung jumlah energi yang dikeluarkan pekerja.
7. Menghitung waktu istrihat yang diperlukan
3.5. Tahapan Penelitian
Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka
peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini, untuk memperjelas
maka dapat dilihat flowchart (langkah/tahapan penyelesaian Penelitian dapat
dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini :
Mulai
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
PengumpulanData
Primer1. Data Denyut Nadi2. Data Menu Makanan Pekerja3. Data Berat Badan Perkerja
Sekunder1. Data Jam Kerja Karyawan2. Data Umur Pekerja
A
29
PengolahanData
Uji KecukupanData
Cukup...? Tambah
Ya
Tidak
Uji KeseragamanData
Seragam...?
Ya
Tidak
DataEktrim di
Buang
Pengukuran KandunganKalori Makanan Pekerja
Pengukuran Jumlah KaloriYang di Keluarkan Pekerja
Penilaian Beban Kerja
Analisis PemecahanMasalah
Usulan Menu MakananPekerja
Usulan Jadwal Kerja
Kesimpulan
A
(Sumber : Data Sekunder, 2013)
Gambar 3.2. flowchart Diagram Prosedur Penelitian
30
3.6. Analisis Pemecahan Masalah
Pada tahap ini, hasil dari pengolahan data yang meliputi:
1. Menganalisis beban kerja dengan menilai beban kerja secara tidak langsung
melalui beban kardiovaskuler diperoleh hasil dengan ketegori diperlukannya
perbaikan terhadap jadwal kerja karyawan dan menu makanan pekerja.
2. Membandingkan jumlah kalori yang dikeluarkan dengan jumlah kalori yang
terkandung dalam makanan dimana kalori yang terkandung dalam makanan
lebih kecil dari kalori yang dikeluarkan.
3.7. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini dibuat kesimpulan yang berhubungan dengan penelitian
yang telah dilakukan. Kesimpulan yang dibuat berisi nilai-nilai yang dihasilkan
dari pengumpulan, pengolahan dan analisis yang dilakukan. Kemudian dibuat
saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi pihak perusahaan ataupun bagi
peneliti selanjutnya.
31
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOALAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
4.1.1. Data Denyut Nadi Pekerja
Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk
menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992) dimana
dengan metode ini dapat dilihat pada persamaan 2.1.
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja
mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, dan murah juga tidak
diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak
menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Pengumpulan data denyut nadi dengan metode 10 denyut pada tanggal 02
s/d 07 September 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.3.
Tabel 4.1. Waktu 10 Denyut Nadi Pekerja 1
HARI
JAM
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
DETIK
Senin 8,54 7,11 5,98 5,56 5,04 7,90 7,54 6,09 5,54 5,34 5,21 5,01
Selasa 8,66 7,14 5,76 5,43 5,23 8,10 7,88 6,42 5,12 5,00 4,98 4,86
Rabu 8,78 6,88 5,72 5,55 5,11 8,14 7,32 5,98 5,14 5,03 4,91 4,86
Kamis 8,76 6,79 5,87 5,21 5,16 8,00 7,22 5,91 5,56 5,21 5,02 4,99
Sabtu 8,91 7,04 6,01 5,85 5,34 8,55 7,45 6,11 5,85 5,56 5,41 5,32
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
32
Tabel 4.2. Denyut Nadi Pekerja 2
HARIJAM
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Senin 75 76 102 108 112 75 80 99 113 115 117 120
Selasa 72 76 102 107 115 75 76 89 106 110 120 123
Rabu 76 87 105 107 110 77 81 100 106 115 117 121
Kamis 72 77 110 112 115 74 83 102 108 115 120 120
Sabtu 76 79 103 117 112 77 82 88 108 115 111 113
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
Tabel 4.3. Denyut Nadi Pekerja 3
HARIJAM
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Senin 68 74 88 101 108 71 77 88 111 113 114 122
Selasa 69 75 102 103 115 75 76 92 102 110 115 120
Rabu 72 83 101 110 113 75 81 100 105 115 117 122
Kamis 75 77 112 114 116 76 78 102 108 115 118 120
Sabtu 72 84 102 109 112 83 84 95 103 115 116 120
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
4.1.2. Data Jadwal Kerja Karyawan
Ketentuan kerja pada PT. Karya Tanah Subur pada bagian penyortiran
buah adalah sebagai berikut :
1. Waktu Kerja Pukul 07.00-17.00
2. Waktu Istirahat 1 jam
Waktu istirahat di berikan kepada pekerja sudah termasuk waktu makan
dan shalat.
33
4.1.3. Data Umur Pekerja
Data berat badan pekerja diperoleh dari hasil penimbangan badan masing-
masing pekerja pada bagian penyortiran buah. Data umur dan berat badan dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Umur Pekerja
PekerjaUmur
(Tahun)
Pekerja 1 27
Pekerja 2 37
Pekerja 3 53
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
4.1.4. Data Asupan Makanan Pekerja
Asupan makanan masing-masing pekerja (makan pagi, siang dan malam)
dicatat setiap harinya selama melakukan penelitian. Pekerja mengkonsumsi
makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. Jadi setiap pekerja memakan
menu yang berbeda setiap harinya sesuai dengan tingkat ekonomi masing-masing.
Data menu makanan masing-masing pekerja dapat dilihat pada Tabel 4.5.
sampai dengan Tabel 4.7.
Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1
Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Senin02/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Udang sambal Ikan tongkol Talur asin rebus
Ikan teri Telur dadar Gulai cumi
Kopi (cangkir) Energen Te'h (cangkir)
34
Tabel 4.5. Asupan Makanan Pekerja 1 (Lanjutan)
Hari Menu MakanPagi
Menu MakanSiang
Menu MakanMalam
Selasa03/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Sambal gorenghati ayam
Telur dadarGulai bayam
rebus
Kopi (cangkir)
Gulai bayamrebus
Ikan lele goreng
Pepaya Pisang
Kuku bima(saset)
Kuku bima (saset)
Rabu04/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Sayur asam Mie istans rebusCah kacang
panjang
Ikan teri Telur dadar Ikan lele sambal
Kopi (cangkir)Kuku bima
(saset)Bakwan
Kamis05/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Cah kacangpanjang
Ikan tongkol Ikan tongkol
Ikan lelesambal
Kopi (cangkir) Kopi (cangkir)
Kopi abc(saset)
Kacang rebusBakwan
Sabtu07/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Telur sambalCah kacang
panjangGulai pakis
Gulai labusiam
Ikan lele sambal Telur mata sapi
Kopi (cangkir)
Kuku bima(saset)
Kopi abc (saset)
Bakwan Tape kentang
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
35
Tabel 4.6. Asupan Makanan Pekerja 2
Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Senin02/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Mie InstanTalur Asin
RebusIkan tongkol
Telur dadar Gulai Cumi Kopi (Cangkir)
Kopi (Cangkir)
Kopi ABC(saset)
Kacang rebusPisang goreng
Selasa03/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Tempe Goreng Telur dadar Gulai Pakis
Gulai PakisGulai bayam
rebusTelur mata sapi
Kopi (Cangkir)Pepaya Energen
Kopi ABC(saset)
Tape kenotang
Rabu04/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Sayur asamMie Istans
rebusIkan Gabus
ikan teri Telur dadarEnergen
Kopi (Cangkir)Kopi ABC
(saset)
Kamis05/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Telur dadar Gulai Pakis Telur Dadar
Galai labu Telur mata sapi Tumis kangkung
Kopi (Cangkir)
Kopi ABC(saset)
KopiTape kentang
36
Tabel 4.6. Asupan Makanan Pekerja 2 (Lanjutan)
Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Sabtu07/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Ikan tongkolGulai bayam
rebusCah kacang
panjang
Kopi(Cangkir)
Ikan lelegoreng
Ikan lele sambal
PisangKopi ABC
(saset)Kopi ABC
(saset)Bakwan
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
Tabel 4.7. Asupan Makanan Pekerja 3
Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Senin02/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Gulai bayamrebus
Talur AsinRebus
Gulai ayam
Ikan lelegoreng
Gulai Cumi Kopi (Cangkir)
Pisang Te'h (Cangkir)Pisang goreng
Kuku Bima(Saset)
Pisang goreng
Selasa03/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Gulai Pakis Telur dadar Gulai ayam
Telur dadarGulai bayam
rebusKopi (Cangkir)
Kopi(Cangkir)
PepayaPisang goreng
Kopi ginseng(saset)
37
Tabel 4.7. Asupan Makanan Pekerja 3 (Lanjutan)
Hari Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
Rabu04/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Samal gorengati ayam
Mie Istansrebus
Rendang daging
Kopi(Cangkir)
Telur dadar Kopi
Kopi ABC(saset)
Bakwan
Kamis05/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Cah kacangpanjang
Gulai Pakis Tempe sambal
Telur asinrebus
Telur matasapi
Bening bayam
Kopi(Cangkir)
EnergenKopi
Tape kentang
Sabtu07/9/2013
Nasi putih Nasi putih Nasi putih
Tumis kacangpanjang
Telur dadar Bening bayam
Telur DadarGulai bayam
rebusTelur Dadar
Kopi(Cangkir)
Pepaya Mie Bakso
Kuku Bima(Saset)
Jouce apel(gelas)
(Sumber: PT. Karya Tanah Subur, 2013)
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang
diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan
penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan
tingkat keyakinan 95% sehingga rumus yang digunakan pada persamaan 2.6.
Dimana : Jika N’ < N, maka jumlah data pengamatan sudah mencukupi
Jika N’ > N, maka jumlah data pengamatan belum mencukupi
Contoh : Perhitungan uji kecukupan data denyut nadi pekerja 1 pada pukul 07.00
selama 5 hari pengamatan adalah:= 70 + 69 + 68 +⋯+ 67 = 23632( ) = (70 + 69 +⋯+ 67) = 118138
= 70 + 69 +⋯+ 67 = 344′ = 5(23632) − 118138344
N’ = 0,57
Setelah dilakukan perhitungan uji kecukupan data, maka diperoleh hasil
yang tertera pada Tabel 4.8. sampai dengan Tabel 4.10.
41
Tabel 4.8. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 1
HARI
Jumlah Denyut Nadi Per Menit
Waktu Pengamatan Pada Jam
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
1 70 84 100 108 119 76 80 99 108 112 115 120
2 69 84 104 110 115 74 76 93 117 120 120 123
3 68 87 105 108 117 74 82 100 117 119 122 123
4 68 88 102 115 116 75 83 102 108 115 120 120
5 67 85 100 103 112 70 81 98 103 108 111 113
Ʃx 344 429 511 544 580 369 401 492 553 575 588 600
Ʃx2 23632 36861 52335 59324 67266 27238 32241 48458 61254 66161 69287 72003
(Ʃx)2 118138 184233 261575 296204 336198 136094 161061 242100 305477 330304 346012 359636
N' 0,57 0,78 0,79 1,50 0,79 1,06 1,19 1,12 2,03 1,56 1,39 1,30
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
41
Tabel 4.9. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 2
HARI
Jumlah Denyut Nadi Per Menit
Waktu Pengamatan Pada Jam
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
1 75 76 102 108 112 75 80 99 113 115 117 120
2 72 76 102 107 115 75 76 89 106 110 120 123
3 76 87 105 107 110 77 81 100 106 115 117 121
4 72 77 110 112 115 74 83 102 108 115 120 120
5 76 79 103 117 112 77 82 88 108 115 111 113
Ʃx 370 395 521 552 564 378 401 478 540 569 585 597
Ʃx2 27416 31289 54435 60962 63743 28606 32244 45901 58404 64816 68452 71457
(Ʃx)2 136998 156000 271931 304425 318635 142987 161071 228695 291862 323993 341995 356957
N' 0,97 2,14 1,20 1,43 0,64 0,69 1,21 2,38 0,93 0,66 1,11 1,21
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
41
Tabel 4.10. Hasil Uji Kecukupan Data Denyut Nadi Pekerja 3
HARI
Jumlah Denyut Nadi Per Menit
Waktu Pengamatan Pada Jam
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
1 68 74 88 101 108 71 77 88 111 113 114 122
2 69 75 102 103 115 75 76 92 102 110 115 120
3 72 83 101 110 113 75 81 100 105 115 117 122
4 75 77 112 114 116 76 78 102 108 115 118 120
5 72 84 102 109 112 83 84 95 103 115 116 120
Ʃx 356 394 506 538 564 380 395 476 529 567 580 604
Ʃx2 25425 31092 51390 58036 63706 29005 31315 45510 56091 64327 67211 72955
(Ʃx)2 126963 155005 255559 289598 318353 144647 156375 226903 280218 321548 336015 364735
N' 1,42 2,17 2,95 1,79 0,94 2,04 1,43 2,13 1,16 0,66 0,44 0,43
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
41
4.2.2. Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data
yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila
dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data
tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan
cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan melakukan
perhitungan kembali.
Perhitungan uji keseragaman data, tingkat kepercayaan yang digunakan
adalah 95% dan tingkat ketelitian yang digunakan 5%. Rumus untuk menghitung
keseragaman data dapat dilihat pada persamaan 2.5.
Jika Xmin > BKB dan Xmax < BKA maka Data Seragam
Jika Xmin < BKB dan Xmax > BKA maka Data Tidak Seragam
Contoh: Perhitungan uji keseragaman data waktu pengamatan Senin pukul 07.00
untuk pekerja I :
∑X = 70 + 69 + 68 + 68 + 67 = 324
= 3245 = 68.74= (70 − 68.74) + (69 − 68.74) + (68 − 68.74) + ⋯+ (67 − 68.74)5= 0.98= 68.74 + 2(0,98) = 70.70= 68.74 − 2(0,98) = 66.79
Hasil keseluruhan perhitungan uji keseragaman data untuk pekerja 1 dapat
dilihat pada Tabel 4.11.
41
Tabel 4.11. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Pekerja 1
HARI
JAM
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
DNI DNK DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK DNK
Senin 70 84 100 108 119 76 80 99 108 112 115 120
Selasa 69 84 104 110 115 74 76 93 117 120 120 123
Rabu 68 87 105 108 117 74 82 100 117 119 122 123
Kamis 68 88 102 115 116 75 83 102 108 115 120 120
Sabtu 67 85 100 103 112 70 81 98 103 108 111 113
Xrata 68,74 85,84 102,29 108,85 115,97 73,78 80,26 98,41 110,54 114,94 117,65 119,94
Stdev 0,98 1,67 2,01 4,09 2,29 1,96 2,39 2,76 5,62 4,48 4,10 3,90
BKA 70,70 89,19 106,31 117,02 120,55 77,71 85,04 103,92 121,78 123,91 125,85 127,74
BKB 66,79 82,50 98,27 100,68 111,38 69,85 75,49 92,90 99,30 105,98 109,44 112,14
DNIrata 71,26
DNKrata 105,47
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Gambar 4.1. di bawah ini dapat dilihat pada tidak ada data yang diluar
kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut sudah seragam, untuk peta
kontrol denyut nadi pekerja 1 pada jam 07.00 wib.
Gambar 4.1. Peta Kontrol Denyut Nadi Pekerja 1
Untuk peta kontrol denyut nadi pekerja 1 seterusnya dapat dilihat pada
Lampiran II.
41
Hasil keseluruhan perhitungan uji keseragaman data untuk pekerja 2 dapat
dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Pekerja 2
HARI
JAM
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
DNI DNK DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK DNK
Senin 75 76 102 108 112 75 80 99 113 115 117 120
Selasa 72 76 102 107 115 75 76 89 106 110 120 123
Rabu 76 87 105 107 110 77 81 100 106 115 117 121
Kamis 72 77 110 112 115 74 83 102 108 115 120 120
Sabtu 76 79 103 117 112 77 82 88 108 115 111 113
Xrata 74,03 78,99 104,29 110,35 112,90 75,63 80,27 95,64 108,05 113,84 116,96 119,49
Stdev 1,79 4,23 3,13 3,93 1,80 1,31 2,42 5,69 2,52 1,89 3,25 3,61
BKA 77,62 87,46 110,55 118,22 116,49 78,24 85,11 107,02 113,08 117,61 123,45 126,71
BKB 70,44 70,53 98,03 102,48 109,30 73,02 75,42 84,27 103,02 110,07 110,47 112,27
DNIrata 74,83
DNKrata 104,08
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Gambar 4.2. di bawah ini dapat dilihat pada tidak ada data yang diluar
kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut sudah seragam, untuk peta
kontrol denyut nadi pekerja 2 pada jam 07.00 wib.
Gambar 4.2. Peta Kontrol Denyut Nadi Pekerja 2Untuk peta kontrol denyut nadi pekerja 2 seterusnya dapat dilihat pada
Lampiran II.
41
Hasil keseluruhan perhitungan uji keseragaman data untuk pekerja 3 dapat
dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Uji Keseragaman Data Denyut Nadi Pekerja 3
HARI
JAM
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
DNI DNK DNK DNK DNK DNI DNK DNK DNK DNK DNK DNK
Senin 68 74 88 101 108 71 77 88 111 113 114 122
Selasa 69 75 102 103 115 75 76 92 102 110 115 120
Rabu 72 83 101 110 113 75 81 100 105 115 117 122
Kamis 75 77 112 114 116 76 78 102 108 115 118 120
Sabtu 72 84 102 109 112 83 84 95 103 115 116 120
Xrata 71,26 78,74 101,11 107,63 112,85 76,07 79,09 95,27 105,87 113,41 115,93 120,79
Stdev 2,54 4,27 7,46 4,82 2,66 3,89 2,84 5,08 3,08 1,88 1,27 1,29
BKA 76,33 87,28 116,02 117,28 118,17 83,84 84,76 105,42 112,03 117,17 118,47 123,36
BKB 66,19 70,21 86,19 97,98 107,52 68,29 73,42 85,11 99,72 109,65 113,39 118,22
DNIrata 73,66
DNKrata 103,07
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Gambar 4.3.bawah ini dapat dilihat pada tidak ada data yang diluar kontrol
sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut sudah seragam, untuk peta kontrol
denyut nadi pekerja 3 pada jam 07.00 wib, dan seterusnya dapat dilihat pada
Lampiran II.
41
Gambar 4.3. Peta Kontrol Denyut Nadi Pekerja 3
4.2.3. Penilaian Beban Kerja
Cardiovascular Load adalah klasifikasi beban kerja dengan
membandingkan peningkatan denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimum
karena beban kardiovaskuler. Adapun rumusnya dapat dilihat pada persamaan 2.2.
Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL) untuk pekerja 1
% = 105,47 − 71,26173 − 71,26 × 100= 33,62 %
Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL) untuk pekerja 2
% = 104,08 − 74,83163 − 74,83 × 100= 33,18 %
Perhitungan Cardiovasculair strain (% CVL) untuk pekerja 3
% = 103,07 − 73,66168 − 73,66 × 100= 31,17 %
41
Setelah nilai %CVL diperoleh, bandingkan dengan klasifikasi yang ada,
klasifikasi tersebut, berikut dapat dilihat pada Tabel 4.14. menunjukkan
rekapitulasi % CVL dan tindakan yang diperlukan untuk setiap pekerja.
Tabel 4.14. Rekapitulasi %CVL dan Kriteria Tindakan Setiap Pekerja
Pekerja Umur DNI DNK DNMaks %CLV Katagori
1 27 71,26 105,47 173 33,62 Diperlukan Perbaikan
2 37 74,83 104,08 163 33,18 Diperlukan Perbaikan
3 53 73,66 103,07 147 40,09 Diperlukan Perbaikan
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
4.2.4. Perhitungan Jumlah Kalori Makanan
Energi yang masuk dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan energi pada saat bekerja. Perhitungan jumlah energi yang
masuk sehari-hari pada pekerja 1 dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan UntukPekerja 1
HariMenu
MakanPagi
Berat(gr)
KalMenu
MakanSiang
Berat(kg)
KalMenu
Makan MalamBerat(gr)
Kal
Senin02/9/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
udangSambal
50 60Ikan
tongkol100 111
Talur AsinRebus
75 116
Ikan teri 50 213 Telur Dadar 50 167 Gulai Cumi 100 183
Kopi(Cangkir)
1 18 Energen 1 113Te'h (Cangkir) 1 0,4
Pisang goreng 2 pt 205
Jumlah : 641 Jumlah : 741 Jumlah: 854,4
Jumlah Kalori 1 Hari : 2236,4 Kkal
41
Tabel 4.15. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan UntukPekerja 1(lanjutan)
HariMenu
MakanPagi
Berat(gr)
KalMenu
MakanSiang
Berat(kg)
KalMenu
Makan MalamBerat(gr)
Kal
Selasa03/9/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Sambalgoreng ati
ayam100 127 Telur dadar 50 167
Gulai bayamrebus
50 18
Kopi(Cangkir)
1 28
Gulaibayamrebus
50 18 Ikan lele goreng 60 57
Pepaya 100 46 Pisang 200 236
Kuku Bima(Saset)
1 27Kuku Bima
(Saset)1 27
Jumlah : 505 Jumlah : 608 Jumlah : 688
Jumlah Kalori 1 hari : 1801 Kkal
Rabu04/9/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Sayur asam 100 134Mie Istans
rebus50 168
Cah kacangpanjang
100 72
ikan teri 50 41 Telur dadar 50 167 Ikan lele sambal 60 122
Kopi(Cangkir)
1 18Kuku Bima
(Saset)1 27 Bakwan 100 270
Jumlah : 543 Jumlah : 712 Jumlah : 814
Jumlah Kalori 1 hari : 2069 Kkal
Kamis05/9/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Cahkacangpanjang
100 72Ikan
tongkol100 111 Ikan tongkol 100 111
Ikan lelesambal
60 122Kopi
(Cangkir)50 213 Kopi (Cangkir) 1 54
Kopi ABC(saset)
1 75 18 Kacang rebus1
porsi89
Bakwan 100 270
Jumlah : 889 Jumlah : 692 Jumlah : 604
Jumlah Kalori 1 hari : 2185 Kkal
41
Tabel 4.15. Perhitungan Jumlah Kalori dari Asupan Makanan UntukPekerja 1 (Lanjutan)
HariMenu
MakanPagi
Berat(gr)
KalMenu
MakanSiang
Berat(kg)
KalMenu
Makan MalamBerat(gr)
Kal
Sabtu07/9/2013
Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350 Nasi putih 200 350
Telursambal
50 134Cah
kacangpanjang
100 72 Gulai Pakis 100 182
Gulai labusiam
100 18Ikan lelesambal
60 122 Telur mata sapi 60 40
Kopi(Cangkir)
1Kuku Bima
(Saset)1 27
Kopi ABC(saset)
1 75
Bakwan 100 270 Tape kentang 160 559
Jumlah:
502 Jumlah : 841 Jumlah : 1206
Jumlah Kalori 1 hari : 2549 Kkal
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Perhitungan jumlah kalori asupan makan untuk pekerja 2 dan 3 dapat
dilihat pada lampiran III.
Hasil perhitungan jumlah kalori yang masuk setiap harinya dapat dilihat
pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang Masuk dari Makanan Pekerja
Hari TanggalJumlah Kalori (Kkal)
Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3
Senin, 02 September
20132236,4 2237 2030,4
Selas, 03 September
20131801 2592 2064
Rabu, 04 September
20132069 2116 2188
Kamis, 05 September
20132185 2377 2460
Sabtu, 07 September
20132549 2104 2481
Rata-rata 2168,08 2285,2 2244,68
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
41
4.2.5. Konsumsi Kalori Yang Dikeluarkan Pekerja
Penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan
energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan regresi kuadratis
yang dapat dilihat pada persamaan 2.3.
Contoh : Konsumsi kalori yang dikeluarkan pekerja 1 pada jam 07.00
E = 1.80411 – 0.0229038 x 70 + 4.71733 x 0,001 – 4900
= 2,52 Kkal/menit
Hasil perhitungan konsumsi kalori pekerja pada waktu pengamatan dengan
kecepatan denyut jantung, untuk hasil perhitungan pekerja 1 dapat dilihat pada
Tabel 4.17.
Tabel 4.17. Konsumsi Kalori yang Dikeluarkan Pekerja 1 Pada WaktuPengamatan
HARI
Konsumsi Energi (Kkal/Menit)
Jam
07.00 08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00
Senin 2,52 3,23 4,25 4,83 5,76 2,79 2,97 4,13 4,86 5,19 5,42 5,83
Selasa 2,48 3,21 4,54 5,03 5,39 2,70 2,80 3,78 5,60 5,85 5,89 6,17
Rabu 2,44 3,39 4,59 4,84 5,62 2,68 3,10 4,25 5,56 5,78 6,05 6,17
Kamis 2,45 3,46 4,39 5,42 5,52 2,74 3,16 4,34 4,83 5,42 5,81 5,87
Sabtu 2,40 3,28 4,22 4,42 5,19 2,52 3,02 4,10 4,42 4,83 5,07 5,22
Xrata 2,46 3,32 4,40 4,91 5,49 2,68 3,01 4,12 5,05 5,41 5,65 5,85
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Perhitungan konsumsi kalori yang dikeluarkan pekerja pada waktu
pengamatan untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran IV.
Hasil perhitungan konsumsi kalori pekerja 1 dalam rentang waktu 1 jam
dapat dilihat pada Tabel 4.18.
41
Tabel 4.18. Jumlah Kalori yang Dikeluarkan Tiap Jam Pada Pekerja 1
HARI
Konsumsi Energi Yang Dikeluarkan Pekerja (Kkal/Jam)
Waktu Pengamatan Pada Jam
Jam
07.00- 08.00- 09.00- 10.00- 10.30- 11.00- 12.00- 13.00- 14.00- 15.00- 16.00-
08.00 09.00 10.00 10.30 11.00 12.00 12.45 14.00 15.00 16.00 17.00
Senin 193,84 255,30 289,56 345,78 167,14 178,12 247,59 291,41 311,17 325,14 349,62
Selasa 192,64 272,21 301,98 323,11 161,75 167,70 227,03 335,90 350,92 353,53 369,98
Rabu 203,66 275,52 290,48 337,11 160,73 185,77 255,30 333,51 347,05 362,97 369,98
Kamis 207,82 263,49 325,37 331,14 164,39 189,51 260,46 289,56 325,37 348,33 352,22
Sabtu 196,72 253,15 265,04 311,17 151,19 181,15 246,24 265,04 289,56 303,98 313,28
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Perhitungan jumlah kalori yang keluar tiap jam pada pekerja dalam
rentang waktu 1 jam untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran V.
Tabel 4.19. Rekapitulasi Jumlah Kalori yang DiKeluarkan Tiap Hari PadaPekerja
HariJumlah Kalori (Kkal)
Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3
Senin 2954,66 2943,97 2748,90
Selasa 3056,76 2878,01 2803,63
Rabu 3122,09 2971,50 2964,80
Kamis 3057,66 3031,53 3036,73
Sabtu 2776,51 2882,53 2946,17
Rata-rata 2993,53 2941,51 2900,05
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
41
4.2.6. Waktu Istirahat Yang Dibutuhkan Pekerja
Denyut nadi dipantau saat belum bekerja, saat bekerja dan setelah bekerja
(istirahat), maka waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat sejalan dengan
beban kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu
istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis.
Metode untuk menentukan waktu istirahat yang dibutuhkan sebagai
kompensasi dari pekerjaan fisik dapat dilihat pada persamaan 2.4.
Contoh:
Lamanya waktu istirahat untuk pukul 10.00 =( , ), ,
= 7,43 menit
Hasil perhitungan lamanya waktu istirahat yang dibutuhkan oleh para
pekerja sepanjang jam kerja disajikan pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja 1
Waktu PengamatanPada Jam
Denyut Nadi Rata-rata Per Hari
Energi(Kkal/Menit)
Waktu Istrirahat YangDiperlukan (menit)
07.00 68,74 2,46 -
08.00 85,84 3,32 -
09.00 102,29 4,40 -
10.30 108,85 4,91 -
10.00 115,97 5,49 7,43
11.00 73,78 2,68 -
12.00 80,26 3,01 -
13.00 98,41 4,12 -
14.00 110,54 5,05 0,87
15.00 114,94 5,41 6,34
16.00 117,65 5,65 9,35
17.00 119,94 5,85 11,73
Istrirahat Yang Dibutuhan : 35,72 Menit
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
41
Perhitungan lamanya waktu istirahat yang dibutuhkan oleh para pekerja
sepanjang jam kerja untuk pekerja 2 dan 3 dapat dilihat pada lampiran VI.
Tabel 4.21. Rekapitulasi Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja
HariTotal Waktu Istrirahat
(Menit)
Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3
Senin s/dSabtu
35,72 29 27,94
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
54
BAB V
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
5.1. Penilaian Beban Kerja
Penilaian beban kerja secara tak langsung adalah dengan mengukur denyut
nadi selama bekerja. Kategori beban kerja pada metode ini ditentukan melalui
beban cardiovaskuler (% CVL), hasil pengolahan dengan metode tidak langsung
didapat hasil perhitungan seperti disajikan pada Tabel 5.1. Dari table tersebut
diperoleh hasil dengan kategori diperlukan perbaikan terhadap seluruh pekerja
yang diamati.
Tabel 5.1. Hasil Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Cardiovaskuler
Pekerja Umur DNI DNK DNMaks %CLV Katagori
1 27 71,26 105,47 173 33,62 Diperlukan Perbaikan
2 37 74,83 104,08 163 33,18 Diperlukan Perbaikan
3 53 73,66 103,07 147 40,09 Diperlukan Perbaikan
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Adapun perbaikan yang akan dilakukan yaitu dengan penambahan asupan
makanan terhadap kalori yang dikeluarkan serta memberikan waktu istirahat
pendek seluruh pekerja agar mengurangi beban cardiovaskuler (% CVL).
5.2. Waktu Istirahat Aktual Saat Ini
Waktu kerja yang diberlakukan pada bagian penyortiran saat ini adalah 10
jam kerja mulai dai pukul 07.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB dan isitirahat
selama 1 jam.
55
Waktu kerja yang diberikan pihak perusahaan tidak memiliki jadwal kerja
yang tetap namun waktu istriahat yang diberikan oleh pihak perusahaan dapat
disesuikan oleh pekerja sehingga pabrik tidak terhenti proses produksi CPO.
Hasil dari pengolahan data didapat waktu istirahat dibutuhkan pekerja
untuk memenuhi kebutuhan energi yang hilang selama bekerja dan sekaligus
menghilangkan rasa jenuh dan lelah.
5.3. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan Jumlah Kalori
yang Terkandung Dalam Makanan
Masukan energi pekerja berasal dari makanan dan minuman yang
dikonsumsinya setiap hari. Berdasarkan dari pengolahan data didapat jumlah
energi yang masuk pada pekerja yang selanjutnya akan digunakan untuk aktifitas
fisik sehari-harinya. Dari Tabel 5.2 sampai dengan Tabel 5.4 didapat jumlah
kalori yang keluar lebih besar dari jumlah kalori yang masuk dalam tubuh pekerja
yang berasal dari makan pagi, makan siang, dan makan malam. Kalori yang
dihasilkan oleh makanan tidak dapat mencukupi kebutuhan energi yang
dikeluarkan pekerja pada saat bekerja.
Tabel 5.2. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan JumlahKalori yang Terkandung dalam Makanan pada Pekerja 1
Hari Kalori yang Dikeluarkan(Kkal/Hari)
Kalori yang Terkandung DalamMakanan (kkal/hari)
Senin 2954,66 2236,4
Selasa 3056,76 1801
Rabu 3122,09 2069
Kamis 3057,66 2185
Sabtu 2776,51 2549
Rata-rata 2993,53 2168,08
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
56
Tabel 5.3. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan JumlahKalori yang Terkandung dalam Makanan pada Pekerja 2
Hari Kalori yang Dikeluarkan(Kkal/Hari)
Kalori yang Terkandung DalamMakanan (kkal/hari)
Senin 2943,97 2237
Selasa 2878,01 2592
Rabu 2971,50 2116
Kamis 3031,53 2377
Sabtu 2882,53 2104
Rata-rata 2941,51 2285,2
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 5.4. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan JumlahKalori yang Terkandung dalam Makanan pada Pekerja 3
Hari Kalori yang Dikeluarkan(Kkal/Hari)
Kalori yang Terkandung DalamMakanan (kkal/hari)
Senin 2748,90 2030,4
Selasa 2803,63 2064
Rabu 2964,80 2188
Kamis 3036,73 2460
Sabtu 2946,17 2481
Rata-rata 2900,05 2244,68
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Pada Tabel 5.5. dapat dilihat rekapitulasi rata-rata perbandingan jumlah
kalori yang dikeluarkan masing – masing pekerja dengan jumlah kalori pada
asupan makanan pekerja.
57
Tabel 5.5. Rekapitulasi Rata-rata Perbandingan Jumlah Kalori YangDikeluarkan Dengan Jumlah Kalori Dalam Makanan
PekerjaRata-rata Kalori (Kkal)
Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung DalamMakanan
1 2993,53 2168,08
2 2941,51 2285,2
3 2900,05 2244,68
Rata-rata 2945,03 2232,65
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Berikut dapat dilihat grafik 5.1. Perbandingan rata-rata kalori yang
dikeluarkan dengan jumlah kalori dalam asupan makanan sebelum perbaikan
usulan.
Gambar 5.1. Perbandingan Jumlah Kalori Sebelum Perbaikan Usulan Makanan(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
5.4. Pemecahan Masalah
5.4.1. Usulan Menu Makanan Pekerja
Kalori yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi pekerja (rata-
rata 2232,65 kkalori) tidak dapat memenuhi kebutuhan energi yang dikeluarkan
pekerja (rata-rata 2945,03 kkalori) pada saat bekerja. Oleh sebab itu, diperlukan
menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi setiap pekerja. Dalam
menentukan usululan menu makanan diperlukan pertimbangan – pertimbangan
58
agar usulan tersebut dapat mewakili hasil penelitian, adapun pertimbangan
tersebut antara lain:
1. Unsulan menu makanan disesuaikan dengan standar yang dikeluarkan IGI
(Ikatan Gizi Indonesia, 2004), dengan pertimbangan mepermudah
mendapatkan menu makanan dengan nilai kalori yang telah terhitung.
2. Usulan menu makanan tidak memperhatikan kearifan makanan lokal daerah
setempat, dengan pertimbangan sulitnya mendapatkan nilai kalori yang
terdapat dalam makanan lokal tersebut.
3. Usulan menu makanan tidak memperhatikan penghasilan setiap pekerja,
dengan pertimbangan setiap pekerja memiliki penghasilan yang berbeda – beda
asalkan kalori yang terdapat dalam makanan pekerja dapat terpenuhi sesuai
kalori yang dikeluarkan.
Contoh usulan menu makanan pekerja untuk memenuhi kebutuhan kalori
yang dikeluarkan oleh pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.6.
62
Menu makanan pada Tabel 5.6 di atas hanya sebatas usulan saja, boleh
berbeda asalkan kalori yang dibutuhkan pekerja saat bekerja dapat terpenuhi. Pada
Tabel 5.7. sampai Tabel 5.9. dapat dilihat perbandingan antara energi yang
dikeluarkan pekerja dengan kalori yang dihasilkan dari menu makanan usulan.
Dengan penambahan menu makanan dapat mencukupi kebutuhan energi yang
dikeluarkan pekerja saat bekerja.
Tabel 5.7. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan JumlahKalori yang Terkandung dalam Makanan Usulan pada Pekerja 1
HariJumlah Kalori (Kkal)
Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung DalamMakanan Usulan
Senin 2954,66 3331
Selasa 3056,76 3237
Rabu 3122,09 3420
Kamis 3057,66 3323
Sabtu 2776,51 3443
Rata-rata 2993,54 3350,80
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Tabel 5.8. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan JumlahKalori yang Terkandung dalam Makanan Usulan pada Pekerja 2
HariJumlah Kalori (Kkal)
Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung DalamMakanan Usulan
Senin 2943,97 3331
Selasa 2878,01 3237
Rabu 2971,50 3420
Kamis 3031,53 3323
Sabtu 2882,53 3443
Rata-rata 2941,51 3350,80
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
63
Tabel 5.9. Perbandingan Jumlah Kalori yang Dikeluarkan dengan JumlahKalori yang Terkandung dalam Makanan Usulan pada Pekerja 3
HariJumlah Kalori (Kkal)
Kalori yang DikeluarkanKalori yang Terkandung Dalam
Makanan Usulan
Senin 2748,90 3331
Selasa 2803,63 3237
Rabu 2964,80 3420
Kamis 3036,73 3323
Sabtu 2946,17 3443
Rata-rata 2900,05 3350,80
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Pada Tabel 5.10. dapat dilihat rekapitulasi rata-rata perbandingan jumlah
kalori yang dikeluarkan masing – masing pekerja dengan jumlah kalori pada
asupan makanan pekerja setelah dilakukan perbaikan usulan asupan makanan.
Tabel 5.10. Rekapitulasi Rata-rata Perbandingan Kalori DikeluarkanSetelah Dilakukan Perbaikan Asupan Makanan
PekerjaRata-rata Kalori (Kkal)
Kalori yang Dikeluarkan Kalori yang Terkandung DalamUsulan Makanan
1 2993,53 3350,80
2 2941,51 3350,80
3 2900,05 3350,80
Rata-rata 2945,03 3350,80
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Berikut dapat dilihat grafik 5.2. Perbandingan rata-rata kalori yang
dikeluarkan dengan jumlah kalori setelah perbaikan usulan asupan makanan.
64
Gambar 5.2. Perbandingan Jumlah Kalori Setelah Perbaikan Usulan Makanan(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
5.4.2. Usulan Waktu Istirahat Untuk Menentukan Jadwal Kerja Karyawan
Besarnya waktu istirahat yang dibutuhkan pekerja untuk dapat
memulihkan kondisi fisiknya berbeda untuk masing-masing pekerja. Hal ini dapat
dilihat dari denyut nadi pada saat bekerja. Semakin cepat denyut nadi pekerja
maka waktu istirahat yang dibutuhkan semakin besar pula.
Berikut dapat dilihat rekapitulasi waktu yang dibutuhkan masing-masing
pekerja pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Rekapitulasi Waktu Istirahat yang dibutuhkan Pekerja
HariTotal Waktu Istrirahat
(Menit)
Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3
Senin s/dSabtu
35,72 29 27,94
Sumber: Pengolahan Data SekunderKet: Termasuk waktu istirahat untuk melaksanakan shalat dzuhur maupun ashar.
Tabel 5.11. di atas dapat dilihat adanya perbedaan waktu istirahat yang
dibutuhkan masing-masing pekerja, tetapi pada perusahaan kondisi tersebut harus
disamakan untuk masing-masing pekerja.
65
Sehingga pekerja diusulkan mendapatkan penambahan waktu istirahat
selama 40 menit termasuk waktu istirahat untuk melaksanakan shalat dzuhur
maupun ashar. Sehingga waktu kerja usulan adalah:
1. Waktu Kerja 07.00-17.00
2. Waktu Istriahat 1,4 jam
Berikut dapat Tabel 5.12. dilihat jadwal kerja usulan yang yang disesuai
dengan waktu kerja.
Jadwal Kerja Usulan
Jam Kerja Jenis Kegiatan
07.00-10.00 Sortasi Buah
10.00-10.30 Istrirahat
10.30-12.45 Sortasi Buah
12.45-14.00 Istrirahat Makan Siang dan Shalat Dzuhur
14.00-15.30 Sortasi Buah
15.30-16.00 Istrirahat Pendek dan Shalat Ashar
16.00-17.00 Sortasi Buah
(Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2013)
Waktu kerja ini hanya sebagai usulan boleh berbeda yang dapat
disesuaikan nantinya di pabrik, asalkan tidak kurang dari waktu istrirahat yang
diusulkan. Istirahat pendek yang diusulkan sebaiknya diberikan secara bergantian
sehingga tidak mengganggu proses produksi dengan urutan pemberian istirahat
pada pekerja 1, pekerja 2 dan selanjutnya pekerja 3. Hal ini disebabkan pekerja 1
mengeluarkan energi yang lebih lama, selanjutnya menyusul pekerja 2 dan pekerja
3. Istirahat pendek ini dapat dimanfaatkan pekerja untuk mengkonsumsi makanan
tambahan.
66
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
1. Dari hasil perhitungan beban kerja (%CVL) dapat dilihat bahwa pekerja 1
(33,62%), Pekerja 2 ( 33.18 %) dan Pekerja 3 (40,09 %). Dimana semua
pekerja dikategorikan diperlukan perbaikan.
2. Adapun jumlah kandungan kalori rata-rata pada asupan makanan pekerja
adalah pada pekerja I 2168,08 kkal, pada pekerja II 2285,2 kkal dan pada
pekerja III 2244,68 kkal.
3. Adapun waktu yang diperlukan pada masing-masing pekerja adalah pekerja I
35,72 menit, pekerja II 29 menit dan pekerja III 27,94 menit. Berdasarkan
waktu kerja karyawan, waktu istirahat yang diberikan pihak pabrik terlalu
singkat dibandingkan dengan jam kerja yang panjang ditetapkan pabrik.
6.2. Saran
Saran yang diberikan kepada PT. Karya Tanah Subur, adalah :
1. Pimpinan pabrik hendaknya lebih memperhatikan kondisi kesehatan pekerja.
2. Untuk dapat memenuhi asupan energi sehari – hari dari pekerja maka
sebaiknya pihak pabrik lebih memperhatikan penyediaan asupan energi yang
sesuai dengan kebutuhan fisik pekerja seperti usulan makanan tambahan.
3. Sebaiknya dilakukan perubahan waktu kerja dengan penambahan waktu
istrirahat yang telah diusulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier dan Sunita. 2004. Penuntun Diet, Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Almatsier,S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi , Jakarta , Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama
Anggara dan Radhy 2006. Pegukuran Produktivitas Berdasaran Beban Kerja .
Universitas Guna Darma Grandjean et al ., 1983
Grandjean. E., 1993 , Fitting the Task to the Man , Taylor & Francis Inc . London
Ginting Surita, 2011. Pengaruh Beban Kerja Dan Asupan Kalori Terhadap Status
Gizi Pekerja Peternakan Ayam Broiler, USU. Medan
Herrianto , R., 2010 , Kesehatan Kerja , Jakarta penerbit : Buku Kedokteran EGC
Kilbon , A., 1992, Measurument and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson
J.R. & Corlet, E.N. eds Evaluation of Human Work: A Pratical Taylor &
Francis Great Britain
Nurmianto, E. 1996, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya , Surabaya , PT
Guna Widya
Sedarmayanti., Hidayat ,S.,2002 , Medetodologi Penelitian , Bandung , Penerbit :
CV.Mandar Maju
Sudiarti, T ., Utari , D.M ., 2010 , Gizi dan Kesehatan Masyarakat , Edisi Revisi ,
Jakarta, Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada
Suma’mur , PK ,2009 . Higienie Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(Hiperkes),Jakarta , Penerbit: Sagung Seto
Suma’mur . 1982 . Higenie Perusahaan dan Kesehatan Kerja . PT . Gunung
Agung .Jakarta
Tarwaka , 2004 , Ergonomi untuk Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Produktivitas, Penerbit UNIBA Press , Universitas Islam Surakarta
Theresia L, Sudri N.M.2006. Penentuan Lamanya Waktu Istirahat Berdasarkan
Beban Kerja. ITI
Wignjosoebroto dan Sritomo 2000 . Ergonomi , Studi Gerak dan Waktu .Guna
Widya