dwiky mata

Upload: dwiky-puspita

Post on 30-Oct-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LBM 2 MATA_ SGD 14

MATA MERAH DG VISUS NORMAL

STEP 11. VODS

Visus Oculi Dextra et Sinistra adalah 6/6, artinya normal

2. Cobble Stone

Suatu hiperplasia dan hyelinisasi jar ikat disertai proliferasi sel epitel dan sebukan sel limfosit, sel plasma dan sel eosinofil.

Proliferasi makrosnya seperti papil (batu kali)

3. Injeksi konjunctiva +

Pelebaran pembuluh darah a. Conjunctiva posterior akibat suatu rx.radang

STEP 2

1. Mengapa ditemukan keluhan mata merah, gatal dan sekret putih kental?

2. Mengapa visus normal? (mata merah(visus normal dengan mata merah(visus menurun)

3. Apa hubungan keluhan pasien dengan riwayat makan udang dan kerang?

4. Klasifikasi injeksi konjunctiva!

5. Mengapa ditemukan gambaran cobble stone?

6. Terapi yang diberikan oleh dokter kpd pasien? Serta kandungannya!

7. Sebutkan jns2 peny mata dg klinis utama mata merah, tanpa disertai penurunan visus!

8. Apa yg dimaksud dg konjunctivitis?

9. Bgmn mekanisme peradangan pd konjunctiva?

10. Sbtkan pnybb tjdnya konjunctivitis!

11. Sbtkan tanda dan gejala konjunctivitis scr umum!

12. Sbtkan tanda dan gejala konjunctivitis oleh krn clamidia beserta penatalaksanaannya!

13. Sbtkan tanda dan gejala konjuctivitis oleh krn virus berserta penatalaksanaannya!

14. Sbtkan tanda dan gejala konjuctivitis oleh krn alergi berserta penatalaksanaannya!

15. Apa yg dimaksud dgn episkleritis? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

16. Apa yg anda ketahui ttg Hordeolum! (trimbilen) Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

17. Apa yg anda ketahui ttg Pterygium? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

18. Apa yg dimaksud dgn Pinguicula? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

19. Apa yg dimaksud dgn Blefaritis? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

20. DD

STEP 3

1. Mengapa ditemukan keluhan mata merah, gatal dan sekret putih kental?

Rx. Inflamasi( Kalor (panas, akibat vasodilatasi PD)

Rubor (kemerahan, akibat sist imun)

Tumor (transudasi cairan, menumpuk, tertimbun mjd tonjolan)

Dolor (nyeri, gatal / nyeri yg ringan)

Fungsiolesa (ggn fungsi)

Makan udang( histamin keluar

Macam2 sekret:

a. Serous ( bening

b. Mukus ( kental, bening, elastis

c. Purulen ( keruh kuning

d. Membran ( keruh, lengket pd perm, kl diangkat tdk berdarah

e. Pseudomembran ( keruh, lengket pd perm, kl diangkat berdarah

f. Sanguis ( cairan merah mengandung darah

Alergen masuk( tbh keluarkan antibody( Ig E menangkap alergen( menempel pd sel mast ( mediator2 inflamasi keluar (bradikinin, histamin, prostaglandin )( vasodilatasi kapiler di conjunctiva( prostaglandin membuat rasa sakit/ panas di konjunctiva( leukosit (trmsk pertahanan tbh)( timbul sekret.

2. Mengapa visus normal? (mata merah(visus normal dengan mata merah(visus menurun)

Media refrakta tidak terkena inflamasi.

Persarafan juga tidak terkena inflamasi.

Rx inflamasi hny smpai ke sklera, konjunctiva.

Mata merah dengan visus normalMata merah dengan visus turun

Konjunctivitis-gatal dan membakar-serangan perlahan-sekret +-kotorannya bisa jernih, mukos, mukopurulen-pupil normal-visus baik-tensi normalIritis-sakit hebat pd mata dan cbg pertama n V (n. Oftalmicus)

-serangan perlahan

-sekret

-kotoran berair

-pupil mengecil irreguler

-visus sedang kabur

-tensi normal atau rendah

Glaucoma akut

-sakit hebat, sepanjang n V

-serangan mendadak

-sekret

-pupil dilatasi

-visus buruk

-tensi tinggi

3. Apa hubungan keluhan pasien dengan riwayat makan udang dan kerang?

Kandungan udang dan kerang?

Mengapa gejala klinis ke organ mata?

4. Klasifikasi injeksi!

Injeksi Pembuluh Darah KonjunctivaInjeksi Siliar (Perikorneal)Injeksi Episkleral

Asal: a. Conjunctiva postWarna: merahArah pelebaran: ke periferContoh penyakit: konjunctivitisSekret: +Visus: Na. siliaris

ungu

ke sentral

peny kornea, iris, glaucoma

-

turuna.ciliar longus

merah gelap

ke sentral

glaucoma, indoftalmus, penoftalmus

-

turun

5. Mengapa ditemukan gambaran cobble stone?

Biasanya dijumpai pada konjunctivitis tipe alergi, ada palpebral dan limbal. Cobble stone lebih banyak pada tipe palpebral.

Vasodilatasi PD diikuti hiperplasi jar ikat( berproliferasi scr tidk terkontrol( timbullah gambaran cobble stone.

6. Terapi yang diberikan oleh dokter kpd pasien? Serta kandungannya!

Golongan antiseptik/ antiinfeksi

(Digunakan pada mata yg terkena infeksi atau benda asing

Golongan antiinflamasi/kortikosteroid

(Digunakan pada mata gatal, bengkak (mata yg kena inflamasi)

Golongan glaucoma

Golongan miotikum(Obat yg menyebabkan miosis

Golongan midiatrikum

(Membesarkan pupil ( menyebabkan mydriasis)

Antibiotik.

7. Sebutkan jns2 peny mata dg klinis utama mata merah, tanpa disertai penurunan visus!8. Apa yg dimaksud dg konjunctivitis?

Peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata

9. Bgmn mekanisme peradangan pd konjunctiva?

10. Sbtkan pnybb tjdnya konjunctivitis!

Virus

Bakteri

Rx alergi

Fungi

Lensa kontak

Penggunaan obat2an

11. Sbtkan tanda dan gejala konjunctivitis scr umum!

Mata merah

Gatal

Sensasi nggrenjel2

Keluar airmata

Keluar lodok (sekret)

Hiperemi

Lakrimasi (nrocos)

Eksudasi

Sekret yg keluar saat bgn tidur

12. Sbtkan tanda dan gejala konjunctivitis oleh krn clamidia beserta penatalaksanaannya!

Clamydia trachomatis

Gejala hampir sama, yg khas adalah fotofobia, nyeri di mata, mata sembab.

Pengobatan: salep (sulfonamide) dan oral (tetrasiklin, eritromisin).

PF? Sifat akut/kronis?

13. Sbtkan tanda dan gejala konjuctivitis oleh krn virus berserta penatalaksanaannya!

Adeno virus 3, 4, 7

Adeno virus 8, 19, 29, 37

Herpes Simplex Virus

Tanda dan gejala: demam, folikel di konjunctia palpebra, pembesaran KGB preorikuler

Tx: topical antivirus, asiklovir (2 gr/hari selama 7-10 hari)

14. Sbtkan tanda dan gejala konjuctivitis oleh krn alergi berserta penatalaksanaannya!

Tx: antihistamin sperti CTM per oral, Na cromoglikat (sel mast stabilizer), permiloras kalium.

Obat tetes mata (nafazolin HCL 0,025%) serta dikombinasikan dgn Feniramin Maleat 0,3% untuk mengurangi alergi, tetrahidrozolin 0,05% untuk mengurangi mata merah.

Epinefrin untuk vasokonstriktor

15. Apa yg dimaksud dgn episkleritis? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

Episkleritis: peradangan di jar episklera dan di sklera yg superfisial.

Manifes: mata kering, sakit ringan, perasaan mengganjal, gambaran khusus dg benjolan setempat berbatas tegas berwarna ungu dibawah konjunctiva.

Kalo ditekan di kelopak mata akan nyeri.

Penatalaksanaan: vasokonstriktor diberi Fenilefrin 2,5% topikal, keadaan berat= kortikosteroid sistemik atau salisilat.

Hati2 kortikosteroid pada mata! Luka bisa semakin ke dalam( KI pada luka di kornea.

16. Apa yg anda ketahui ttg Hordeolum! (timbilen) Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

Suatu peradangan pd kel bag atas dan bawah kelopak mata.Kel: meibom, zeis, moll.

Dibagi 2:

H. interna: tjd pada kel meibom, benjolan ke conjunctiva bag dalam

H. eksterna: tjd pd kel zeis dan moll, benjolan nampak keluar

Gejala: nyeri, merahm bengkak pelpebra

Tx: obat topikal salep/ tetes pada mata maupun kombinasi antibiotik.

Dikompres air hangat, lalu diberi AB topikal, lalu AB oral.

17. Apa yg anda ketahui ttg Pterygium? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

Penebalan konjucntiva oleh karena pembentukan jaringan, prtumbuhan pd bag nasal atau temopral konjunctiva yg mengarah ke kornea.

Penyebab: iritasi kronis debu, cahaya sinar matahari dan udara yg tll panas

Tx: bila meradang=steroid topikal, kl udh masuk kornea/ pupil=OP mc.reinold

18. Apa yg dimaksud dgn Pinguicula? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

19. Apa yg dimaksud dgn Blefaritis? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

STEP 71. Mengapa ditemukan keluhan mata merah, gatal dan sekret putih kental?

Mekanisme tjdnya mata merah

Pada konjungtiva terdapat pembuluh darah:

Arteri konjungtiva posterior memperdarahi konjungtiva bulbi

Arteri siliar anterior atau episklera yang memberikan cabang : a. episklera masuk ke dalam bola mata dan dengan a. siliar posterior longus bergabung membentuk a.sirkular mayor atau pleksus, siliar yang akan memperdarahi iris dan badan siliar arteri episklera yang terletak diatas sclera , merupakan bagian arteri siliar anterior yang memberikan perdarahan ke dalam bola mata , arteri perikornea , yang memperdarahi kornea.

Bila terjadi pelebaran pembuluh-pembuluh darah diatas maka akan terjadi mata merah. Selain dari pada pelebaran pembuluh darah , mata merah dapat juga terjadi akibat pecahnya salah satu dari kedua pembuluh darah diatas dan darah tertimbun dibawah jaringan konjungtiva (hematom subkonjungtiva).

Melebarnya pembuluh darah konjungtiva atau injeksi konjungtival ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis , alergi , mata kering ( dry eyes) , kurang tidur, iritasi akibat klorida, asap , dan benda asing , ataupun infeksi , pada jaringan konjungtiva.

( Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. Sidarta Ilyas , Sp.M)

Benda asing masuk ( tubuh akan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh ( melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang pertama kali terjadi adalah adanya kalor (panas) karena vasodilatasi pembuluh darah, tapi hal ini sangat jarang terjadi pada mata karena organ nya kecil dan pembuluh darahnya tidak banyak dan kecil-kecil, kemudian akan timbul rubor (kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatnya aliran darah pada daerah yang terkena, kemudian terjadi tumor (pembengkakan) karena adanya peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu timbul dolor (rasa nyeri) karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris dan akhirnya dapat menyebabkan fungsiolesa (fungsi organ yang terkena menjadi terganggu).

(OFTALMOLOGI UMUM, Daniel G. Vaughan dkk)

Mata merah dengan penglihatan normal dan kotor atau belek Mata kotor atau belek Gejala khusus pada kelainan konjungtiva adalah terbentuk sekret. Sekret merupakan produk kelenjar yang pada konjumgtiva bulbi dikeluarkan oleh sel goblet. Sekret konjungtiva bulbi pada konjungtivitis dapat bersifat:

Air, kemungkinan disebabkan infeksi virus atau alergi

Purulen, oleh bakteri atau klamidia

Hiperpurulen, disebabkan gonokok atau meningokok lengket, oleh alergi atau vernal, dan Seros, oleh adenovirus

Bila pada sekret konjungtiva bulbi dilakukan pemeriksaan sitologik dan pewarnaan Giemsa maka akan didapat dugaan kemungkinan penyebab sekret seperti terdapatnya :

Limfosit - monosit - sel berisi nukleus sedikit plasma, maka infeksi mungkin disebabkan virus,

Neutrofil oleh bakteri, Eosinofil oleh alergi

Sel epitel dengan badan inklusi basofil sitoplasma oleh klamidia,

Sel raksasa multinuklear oleh herpes, Sel Leber -makrofag raksasa oleh trakoma, Karatnisasi dengan filamen oleh pemfigus atau dry eye, Badan Guarneri eosinofilik oleh vaksinia.

Mata Merah

a. Akibat terjadinya melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya : konjungtivitis, keratitis, atau iridosiklitis

b. Akibat pecahnya salah satu dari kedua pembuluh darah di atas dan darah tertimbun di bawah jaringan konjungtiva

Mata Merah karena Alergi

Antigen masuk ( ditangkap sel fagosit ( makrofag ) ( dipresentasikan ke sel Th2 ( melepas sitokinin ( merangsang sel B membentuk antibodi ( Ig E )( antibodi berikatan dengan Sel Mast ( ikatan antibodi + sel Mast memfagositosis antigen ( terjadi degranulasi sel Mast ( mengeluarkan mediator inflamasi (histamin)

( Hiatamin menyebabkan :

Vasodilatasi pembuluh darah ( Rubor = merah ) ( untuk meningkatkan persediaan darah guna memberikan lebih banyak molekul dan sel yang diperlukan untuk memerangi antigen yang mencetuskan inflamasi.

(Banyaknya darah yang mengalir pada pembuluh darah (Calor (panas) Peningkatan permeabilitas vaskular ( menyebabkan migrasinya cairan cairan intravaskular ( termasuk neutrofil, eosinofil, basofil ) menuju ekstravaskular ( Tumor = edema ) ( sel sel neutrofil, eosinofil, basofil akan memfagosit antigen ( infiltrasi ( sekret )

Imunologi Dasar, FKUI, 2004

Gatal

Pelepasan mediator mediator sel mast seperti histamin, bradikinin, PAF dan leukotrien memicu reaksi inflamasi seperti gatal, ruam berwarna kemerahan, khemosis dan ekstravasasi leukosit.

Sekret putih kental

Eksudat konjungtiva sangat spesifik, berwarna putih susu kental, lengket, elastic dan fibrinous. Peningkatan sekresi mucus yang kental dan adanya peningkatan jumlah asam hyaluronat, mengakibatkan eksudat menjadi lengket. Hal ini memberikan keluhan adanya sensasi seperti ada tali atau cacing pada matanya.

Penutupan kelopak mata yang lama akan membuat suhu sama dengan suhu badan. Pada kelopak mata yang terbuka biasanya suhunya lebih rendah dibandingkan suhu badan akibat penguapan air mata. Suhu mata yang sama dengan suhu badan akan mengakibatkan berkembang biaknya kuman dengan baik. Suhu badan merupakan inkubator yang optimal untuk kuman sehingga kuman akan memberikan peradangan yang lebih berat pada konjungtiva, sehingga sekret akan bertambah diwaktu bangun pagi.

Ilmu Penyakit Mata, Prof. Dr. Sidarta Ilyas, Sp.M, 20022. Mengapa visus normal? (mata merah(visus normal dengan mata merah(visus menurun)

a) Mata merah dengan visus normal dan Tidak Kotor atau sekret

Pterigium Pseudopterigium Pinguekula dan pinguekula iritans Hematoma subkonjungtiva Episkleritis-Skleritisb) Mata merah dengan visus normal dan Kotor atau sekret

Konjungtivitis bakteri konjungtivitis Gonore konjungtivitis Angular konjungtivitis Mukopurulen konjungtivitis Virus akut konjungtivitis Herpetik konjungtivitis Menahun: konjungtivitis alergi (konjungtivitis flikten, vernal, atopi, alergi bakteri, alergi akut, alergi kronik, sindrom steven johnson, pemfigoid okuli, dan sindrom syogren) konjungtivitis Folikularis Kronis Trakoma konjungtivitis Dry Eyes (mata kering) Defisiensi vitamin A Toksik konjungtivitis folikular Penyakit konjungtivitis idiopatik Keratokonjungtivitis Limbus Superior Konjungtivitis Membranosa Oftalmia neonatorum(Ilmu Penyakit Mata Prof.DR.H.Sidarta Ilyas Sp,M.)3. Apa hubungan keluhan pasien dengan riwayat makan udang dan kerang?

Kandungan udang dan kerang?

Mengapa gejala klinis ke organ mata?Kita tidak tahu mengapa beberapa makanan dapat menyebabkan alergi dan yang lainnya tidak, tapi kemungkinannya adalah karenabeberapa protein dalam makanansangat mirip dengan protein yang terdapat dalam virus dan bakteri. Oleh karena itu, alergibiasanya adalah kecenderungan genetik di mana sistem kekebalan tubuh seseorang tidak mampu membedakan protein makanan denganvirus atau bakteri.Sumber: http://majalahkesehatan.com/mengapa-anda-memiliki-alergi-makanan/Pernahkah anda mengalami alergi setelah mengkonsumsi makanan hasil laut? Bagi yang pernah mengalaminya, wajar bila timbul semacam perasaan antipati terhadap makanan laut. Padahal, makanan seperti ikan, udang, cumi-cumi, atau kerang, selain bernilai gizi tinggi juga mudah diperoleh dengan harga relatif murah serta mengolahnya pun tidak rumit.

Gejala alergi biasa ditunjukkan dengan timbulnya rasa mual, pusing, badan lemas, timbul bentol-bentol yang disertai gatal biduren (skin rash), bahkan shock ini sebenarnya merupakan reaksi penolakan tubuh terhadap zat asing dalam aliran darah. Bagi yang sensitif, kandungan histamin pada ikan, udang, cumi-cumi, atau fauna laut lain sering menimbulkan alergi. Namun, sebenarnya histamin hanya ditemukan pada fauna yang sudah mulai rusak atau akan membusuk.

Histamin umumnya terbentuk dari fraksi protein yang bereaksi dengan enzim-enzim dan merupakan hasil metabolisme anaerob post mortem, yakni terjadi setelah kematian makhluk hidup. Sehingga, kasus alergi hanya terjadi bila makanan hasil laut yang dikonsumsi kadaluarsa atau kualitas tidak lagi baik. Karena komposisi kimiawi berubah oleh aktivitas enzim-enzim atau oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk.

Bagaimana mengenali makanan laut yang kadaluarsa atau mulai rusak? Secara Umum perubahan kompposisi kimiawi daging pada hasil laut seperti ikat atau udang, pembusukan ditandai oleh tekstur lembek, berbau busuk, serta kusam. Tekstur lembek pada ikan mudah dikenali melalui mata. Mata ikan yang seharusnya menonjol melesek (masuk), bila ditekan dengan jari.

Selain itu, lembek juga menyebabkan sisik ikan atau pun kulit luar udang mudak lepas dari dagingnya. Pada cumi-cumi kerusakan ditandai pecahnya kantong tinta seerta mata memerah (bengkak).

Dengan mengenali ciri-ciri fisik kerusakan memudahkan kita memilih yang segar yang kualitasnya baik. Sehingga tidak perlu khawatir timbul alergi. (SR)

Sumber : Seri Iptek Pangan Volume 1: Teknologi, Produk, Nutrisi & Kemanan Pangan, Jurusan Teknologi Pangan - Unika Soegijapranata, Semarang

Konsentrasi IgE normal orang dewasa sebesar 120 IU/ml. Rata-rata konsentrasi IgE normal adalah antara 4,2 sampai 592 IU/ml. Pada penderita dengan riwayat alergi, konsentrasi IgE dapat meningkat sampai 10 kali dari konsentrasi IgE normal.

Sumber: Perbandingan Konsentrasi IgE Air Mata Penderita Alergi Okuli dengan Pemberian Pemirolast Potassium 0,1% dan Sodium Cromoglycate 4% oleh Hariwati Moehariadi, Yasmine

Laboratorium Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang.Gejala dan tanda karena reaksi alergi pada anak dapat ditimbulkan oleh adanya alergen dari beberapa makanan tertentu yang dikonsumsi bayi. Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara 14.000 sampai 40.000 dalton. Molekul-molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanismehapten-carrier.Ketika suatu alergen pertama kali masuk ke dalam tubuh kita, ia akan memicu tubuh untuk membuat antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). IgE ini kemudian akan terikat pada sel mast yang banyak tersebar di bagian tubuh kita terutama pada tempat-tempat yang sering kontak dengan lingkungan seperti selaput lendir hidung, saluran nafas/bronkus, kulit, mata, mukosa usus, dll. Sel mast adalah salah satu sel tubuh manusia yang memproduksi dan bisa melepaskan suatu senyawa yang disebut histamin. Pada kondisi ini tubuh kita dikatakan tersensitisasi. Pada paparan alergen berikutnya, alergen akan mengikat antibodi IgE yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan alergen dengan IgE yang menempel di sel mast ini lalu memicu pelepasan histamin, dan histamin inilah yang kemudian bekerja menyebabkan berbagai reaksi tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas (pada penderita asma), batuk, dll., bahkan sampai pada reaksi yang terberat yaitu hilangnya kesadaran yang disebut syok anafilaksis. Syok anafilaksis terjadi karena histamin yang dilepaskan sedemikian banyak sehingga menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang drastis dan menyebabkan pingsan/syok.4. Klasifikasi injeksi!

Injeksi konjungtivaInjeksi siliar/perkornealInjeksi episkleral

Asala. konjungtiva posteriora. siliar longusa. siliar

MemperdarahiKonj. BulbiKornea segmen anteriorIntraokular

Warna MerahUnguMerah gelap

Arah aliranKe periferKe sentralKe perifer

Konjungtiva digerakkanIkut bergerakTdk bergerakTdk ikut bergerak

Dengan epinefrinMenciutTdkTdk

KelainanKonjungtivaKornea/irisGlaukoma/ endoftalmitis

Sekret+--

VisusNTurunSangat turun

5. Mengapa ditemukan gambaran cobble stone?

Pada konjungtiva akan dijumpai hiperemi danvasodilatasi difus, yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga terbentuk gambaran

cobblestone

. Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna putih susu kebiruan sehinggakonjungtiva tampak buram dan tidak berkilau.

Degranulasi sel mast mengeluarkan mediator-mediator inflamasi di antaranya histamin,triptase, chymase, heparin, chondroitin sulfat, prostaglandin, thromboxane, and leukotriene.Mediator-mediator ini bersama dengan faktor-faktor kemotaksis akan menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular dan migrasi sel neutrophil dan eosinophil. Tersusun dari serbukan limfosit,plasma, eosinofil dan akumulasi kolagen & fibrosa

Garcia-Ferrer FJ, Schwab IR, Shetlar DJ.Konjungtiva. Dalam: Whitcher JP, Riordan-EvaP, editors. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta: EGC; 2007. h 97-124

6. Terapi yang diberikan oleh dokter kpd pasien? Serta kandungannya!

Hambatan terhadap sintesis prostaglandin dengan cara menginhibisi aktivitas siklooksigenase dapat menekan reaksi alergi pada mata. Anti Inflamasi Non Steroidal (AINS) dapat menghambat aktivitas enzim siklooksigenase-1 maupun enzim siklooksigenase-2 yang berperan pada proses inflamasi alergi. Karena efek hambatan inilah, beberapa jenis AINS dapat digunakan sebagai terapi penyakit alergi pada mata, terutama konjungtivitis alergi. Pada beberapa studi lingkungan menunjukkan bahwa ketorolac tromethamine 0,5% lebih signifikan daripada placebo dalam menekan inflamasi pada konjungtiva, rasa gatal pada mata, pembengkakan pada mata, discharge, lakrimasi, sensasi benda asing, dan kemerahan pada konjungtiva.

Abelson MB, Chapin MJ, Sandman ER. Ocular allergy. In: Krouse JH,

Chadwick SJ, Gordon BR, Derebery MJ. Allergy and immunology: an

otolaryngic approach. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002:

305.

terdapat bermacam- macam bentuk sediaan obat matayang digunakan untuk mata yaitu :

1.Obat tetes mata. Bila digunakan dalam bentuk tetes mata, obatakan masuk kedalam bola mata mungkin melalui kornea. Tetapiefek sistemik yang umumnya tidak diharapkan, dapat pula timbuldari penyerapan ke dalam sirkulasi melalui pembuluh darahkonjungtiva atau malalui mukosa nasal setelah kelebihan obatmengalir melalui saluran air mata. Biasanya pengggunaan obattetes mata di perlukan untuk tingkat efisiensi penggunaan pemakaiannya yang praktis digunakan.

2.Salep mata sering digunakan pada konjungtiva atas dan bawahuntuk blefaritis. Salep ini juga digunakan pada kantungkonjungtiva untuk kondisi lain. Khususnya yang membutuhkankerja obat yang lebih lama. Biasanya lebih efektif dibanding obattetes mata, namun tidak efisien dalam penggunaannya.

3.Lotion mata, sedian ini biasanya larutan untuk irigasi kantungkonjungtiva. Obat-obat ini bekerja secara mekanis membilas keluar iritan atau benda asing sebagai tindakan pertolongan pertama.Biasanya diberikan larutan natrium klorida steril 0,9%. Pada

keadaan darurat cukup diberi air kran segar (bukan air yangdisimpan).

Obat mata di Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi2. Obat mata golongan kortikosteroid3. Obat midriatikum4. Obat miotikum5. Obat glukoma6. Obat mata lainnyaObat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata luka/ulkus.

Obat mata golongan kortikosteroid digunakan untuk radang/alergi mata atau mata bengkak yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata oleh virus itu resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata golongan kortiosteroid untuk menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu untuk menghindari infeksi sekunder.

Gabungan antiseptik mata dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang desebabkan oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/radang, gatal atau alergi.

Semua obat mata di atas juga digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi. Yang semuanya harus dengan pemeriksaan dokter mata sehingga pemilihan obat matapun tepat.

KORTIKOSTEROID MATA dan KOMBINASINYA dengan ANTISEPTIK MATA

Obat mata yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengatasi masalah mata seperti alergi, bengkak ataupun gatal.

Karena infeksi mata seringkali menyebabkan gejala gatal dan bengkak sehingga sediaan obat antiseptik mata sering dikombinasi dengan kortikosteroid untuk mengatasi gejala alerginya.

Kortikosteroid mataAdapun kortikosteoid yang terdapat dalam sediaan obat mata tanpa kombinasi dengan antiseptik yang beredar di pasaran Indonesia adalah Betamethasone dan Fluorometholone.

Tidak banyak memang karena keluhan mata yang disebabkan hanya oleh alergi pada mata tanpa diikuti oleh infeksi. Dan keluhan mata yang banyak terjadi selain infeksi adalah iritasi mata dimana obat yang digunakan berbeda, hal ini akan dibahas khusus pada obat mata lainnya. (link ke hal obat mata lain)

Betamethasone yang digunakan untuk sediaan obat mata adalah Betamethasone dihydrogenphosphat dinatrium dengan dosis 1 mg/mL atau 0,1 % pada sediaan tetes mata. Diindikasikan untuk alergi akut dan kronik disertai pembengkakan pada mata.

Sedangkan Fluorometholone yang terdapat dalam sediaan obat tetes mata mengandung 0,1 %.

Antiseptik mata dengan kortikosteroidObat mata golongan ini mengandung antispetik (biasanya antibiotik) dan kortikosteroid. Kombinasi ini diharapkan dapat mengatasi infeksi mata dengan salah satu gejalanya bengkak atau alergi.

Penentuan kombinasi obat dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan interaksi antara kedua atau lebih zat aktif yang dapat membentuk zat yang berbahaya atau tidak berguna bagi mata.

Adapun kombinasi yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Gentamycin Sulfat (sebagai antiseptik) dan Betamethasone dihydrogenphosphat dinatrium (sebagai kortikosteroid).

2. Tobramycin (sebagai antiseptik) dan Dexamethasone (sebagai kortikosteroid).

3. Polymixin B Sulfat, Neomycin (sebagai antiseptik) dan Dexamethasone (sebagai kortikosteroid).

4. Chloramphemicol, Polymixin B Sulfat (sebagai antiseptik) dan Dexamethasone Na Phosphate (sebagai kortikosteroid).

5. Oxytetracycline (sebagai antiseptik) dan Hydrocortisone (sebagai kortikosteroid).

Semua kombinasi di atas tersedia dalam bentuk tetes mata.

Kedua jenis obat mata ini hanya boleh digunakan atas resep dari dokter, agar tidak terjadi efek samping yang tidak diinginkan, gunakan sesuai petunjuk pemakaian.

Cara pakai obat tetes mata yang benarUntuk menggunakan obat tetes mata, ikuti instruksi sebagai berikut:

1. Cuci tangan anda seluruhnya dengan sabun dan air.

2. Gunakan cermin atau minta tolong orang lain untuk meneteskan obat mata ke mata anda.

3. Buka tutup botol. Pastikan ujung penetes tidak patah atau retak dan cairan jernih tidak berkabut.

4. Hindari menyentuh ujung penetes pada mata anda dan benda lainnya.

5. Pegang botol menghadap ke bawah sepanjang waktupenetesan untuk menghindari cairan kembali ke botol dan mengkontaminasi sisa cairanyang ada.

6. Tengadahkan kepala anda ke belakang.

7. Jepit botol diantara jempol dan jari telunjuk, letakkan ujung penetes sedekat mungkin ke kelopak mata tanpa menyentuhnya.

8. Letakkan sisa jari tangan yang memegang botol ke pipi atau hidung anda.

9. Dengan jari telunjuk dari tangan lainnya, tarik ke bawah kelopak mata bawah agar membentuk kantong.

10. Teteskan sejumlah yang diresepkan dokter pada kantung kelopak mata bawah yang terbentuk dan mata. Meletakkan penetes pada permukaan bola mata dapat mengakibatkan pedih di mata.

11. Tutup mata anda dan tekan kelopak bawah mata anda dengan jari secara perlahan selama 2-3 menit untuk menjaga obat tetap di mata. Jangan berkedip.

12. Tutup dan putar hingga kencang segera mungkin. Jangan usap atau basuh obat tersebut.

13. Bersihkan sisa cairan yang ada di pipi anda dengan tisu yang bersih. Cuci tangan anda kembali.

Untuk cara pakai salep mata dapatkan infonya di sini (dilink ke halaman Antiinfeksi dan antiseptik mata)

Untuk pemilihan obat Kortikosteroid mata dan kombinasinya dengan antiseptik mata yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

Di www.medicastore.com anda dapat mencari informasi obat Kortikosteroid mata dan kombinasinya dengan antiseptik mata yang telah diresepkan dokter secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat Kortikosteroid mata dan kombinasinya dengan antiseptik mata sesuai kebutuhan anda.

Sumber: www.medicastore.com

7. Sebutkan jns2 peny mata dg klinis utama mata merah, tanpa disertai penurunan visus!c) Mata merah dengan visus normal dan Tidak Kotor atau sekret

Pterigium Pseudopterigium Pinguekula dan pinguekula iritans Hematoma subkonjungtiva Episkleritis-Skleritisd) Mata merah dengan visus normal dan Kotor atau sekret

Konjungtivitis bakteri konjungtivitis Gonore konjungtivitis Angular konjungtivitis Mukopurulen konjungtivitis Virus akut konjungtivitis Herpetik konjungtivitis Menahun: konjungtivitis alergi (konjungtivitis flikten, vernal, atopi, alergi bakteri, alergi akut, alergi kronik, sindrom steven johnson, pemfigoid okuli, dan sindrom syogren) konjungtivitis Folikularis Kronis Trakoma konjungtivitis Dry Eyes (mata kering) Defisiensi vitamin A Toksik konjungtivitis folikular Penyakit konjungtivitis idiopatik Keratokonjungtivitis Limbus Superior Konjungtivitis Membranosa Oftalmia neonatorum(Ilmu Penyakit Mata Prof.DR.H.Sidarta Ilyas Sp,M.)8. Apa yg dimaksud dg konjunctivitis?

Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.49. Bgmn mekanisme peradangan pd konjunctiva?Patofisiologi

Benda asing masuk ( tubuh akan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh ( melalui reaksi inflamasi atau peradangan, yang pertama kali terjadi adalah adanya kalor (panas) karena vasodilatasi pembuluh darah, tapi hal ini sangat jarang terjadi pada mata karena organ nya kecil dan pembuluh darahnya tidak banyak dan kecil-kecil, kemudian akan timbul rubor (kemerahan) karena vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatnya aliran darah pada daerah yang terkena, kemudian terjadi tumor (pembengkakan) karena adanya peningkatan masa jaringan akibat edema dan transudasi jaringan, lalu timbul dolor (rasa nyeri) karena akibat rangsangan pada serabut saraf sensoris dan akhirnya dapat menyebabkan fungsiolesa (fungsi organ yang terkena menjadi terganggu).

(OFTALMOLOGI UMUM, Daniel G. Vaughan dkk)

10. Sbtkan pnybb tjdnya konjunctivitis!

Etiologi

Infeksi:

a. Bakterial

Neisseria GO

Neiseria meningitides

Pneumokokus

Haemofilus influenza

Stafilokokus

Streptokokus

Klamidia trakomatis

b. Virus

Adenovirus

Varicella-Zooster

Herpes simpleks

Riccketsia

c. Fungi

Candida

d. Parasit

Onchocerca volvulus

Loa-loa

Ascaris lumbricoides

Larva lalat

Imunologik ( alergik )

Reaksi hipersensitifitas segera ( humoral )

Kerato konjungitivitis vernal ( musim semi )

Kerato konjungitivitis atopic

Konjungitivitis papiler raksasa

Reaksi hipersensitifitas tertunda ( seluler )

Phlyctenulosis ( reaksi hipersensitivitas lambat terhadap antigen mikroba, spt stafilokokus, mikrobakterial)

Penyakit autoimun

Keratokonjungtivitis sicca pada sindrom Sjogren

Kimiawi atau iritatif

Iatrogenik

Miotika

Idoxuridine

Obat topical lain

Larutan lensa kontak

Yang berhubungan dengan pekerjaan

Asam

Basa

Asap

Angin

Cahaya ultra violet

Bulu ulat

Etiologi tidak diketahui

Folikulosis

Konjungitivitis folikuler menahun

Rosasea akuler

Psoriasis

Dermatitis herpetiform

Epidermolisis bulosa

Keratokonjungtivitis limbic superior

Sindrom Reiter

Sindrom limfondus mukokutaneus (penyakit kawasaki)

Bersama penyakit sistemik

Sekunder terhadap dakriosistitis atau kanakulitis

Oftalmologi umum. Vaughan

11. Sbtkan tanda dan gejala konjunctivitis scr umum!

Manifestasi klinis

Tanda dan gejala konjungtivitis secara umum

Dari anamnesis didapatkan keluhan mata merah, sensasi benda asing/ mengganjal, sensasi tergores atau panas, gatal, berair dan keluar kotoran mata/ lodok. Tidak didapatkan penurunan tajam penglihatan.

Tanda penting pada konjungtivitis adalah :

a. Hiperemi :

Kemerahan yang paling nyata pada fornix dan mengurang ke arah limbus. Hal ini disebabkan oleh dilatasi pembuluh pembuluh konjungtiva posterior. Pembuluh darah konjungtiva posterior berasal dari cabang nasal dan lakrimal yang merupakan cabang teminal arteri oftalmika, menuju kelopak mata melalui forniks. Diantara keduanya terdapat anastomosis. Injeksi konjungtiva menunjukkan adanya kelainan pada konjungtiva superficial.

b. Lakrimasi :

Sekresi air mata oleh karena adanya sensasi benda asing, sensasi terbakar/ gatal.

c. Eksudasi :

Adanya secret yang keluar saat bangun tidur dan bila berlebihan palpebra saling melengket.

d. Kemosis :

Udem konjungtiva oleh karena transudasi cairan dari pembuluh darah kapiler konjungtiva. Klinis tampak seperti gelembung/benjolan bening pada konjungtiva bulbi atau fornix. Kemosis dapat terjadi secara :

Aktif : peningkatan permeabilitas pada peradangan ( eksudat )

Pasif : akibat stasis ( perbandingan tissue fluid didalam jaringan/organ tergantung pada keseimbangan antara produk cairan dari arteri, penyerapan ke vena dan drainage oleh limfatik ). Ketidakseimbangan salah satu factor ini dapat menyebabkan kemosis.

e. Folikel :

Tampak pada kebanyaan kasus konjungtivitis virus, kasus konjungtivitis khlamidia. Sering terdapat pada tarsus terutama tarsus superior. Secara klinik dapat dikenali sebagai struktur kelabu atau putih yang avaskuler dan bulat. Pada pemeriksaan slit lamp, pembuluh-pembuluh kecil tampak muncul pada batas folikel dan mengintarinya.

f. Pseudomembran :

Adalah haasil proses eksudatif dan hanya berbeda derajatnya. Pseudomembran adalah pengentalan di atas permukaan epitel, bila diangkat epitel tetap utuh. Bila sebuah membran adalah pengentalan yang meliputi seluruh epitel epitel jika diangkat akan meninggalkan permukaan yg kasar dan berdarah. Pseudomembran atau membran dapat menyertai konjungtivitis virus herpes, pemphigoid sikatriks, difteria. Membran dan pseudomembran dapat berupa sisa akibat luka bakar kimiawi.

g. Hipertrofi papila :

Reaksi konjungtiva non spesifik yang terjadi karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus. Konjungtiva papiler merah mengesankan penyakit bakteri atau klamidia.

h. Nodus preaurikuler:

Pembesaran nodus limfatikus. Ada nyeri tekan pada konj. Herpes dan inklusi dan trakoma.

TandaBakterialViralAlergikToksikTRIC

Injeksi konjuntivitisHemoragiKemosisEksudatPseudomembranPapilFolikelNodusPreaurikularPanusMencolok

+

++

Purulen atau mukopurulen

+/-(strep.,C.diph)

+/-

-

+

-Sedang

+

+/-

Jarang, air

+/-

-

+

++

-Ringan- sedang

-

++

Berserabut (lengket), air

-

+

-

-

(kecuali vernal)Ringan- sedang

-

+/-

-

-

-

+ (medikasi)

-

-Sedang

-

+/-

Berserabut (lengket)

-

+/-

+

+/-

+

trachoma and inclusion conjunctivitis. = TRIC

Daniel Vaughan, General Ophthalmology. Fifteenth edition, Appleton and Lange, San Fransisco, USA. 1999

12. Sbtkan tanda dan gejala konjunctivitis oleh krn clamidia beserta penatalaksanaannya!

a. Etiologi : Klamidia trakomatis

b. Manifestasi klinis :

1. Air mata nrocos

2. Fotofobia

3. Nyeri

4. Eksudasi

5. Sembab kelopak mata

6. Kemosis konjungtiva bulbi

7. Hiperemia

8. Hipertrofi papil

9. Folikel2 pada tarsus dan limbus

10. Keratitis superior

11. Pembentukan panus

12. Benjolan kecil preaurikular yang nyeri

(OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11,DANIEL VAUGHAN,WIDYA MEDIKA)

Klasifikasi :

Menurut Mac Callan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

Tahap I (hiperplasi limfoid dini) : pada tarsus superior terlihat hipertrofi papil dan folikel2 yang belum masak (kecil2)

Tahap II A (trakoma nyata) : pada tarsus superior terdapat hipertrofi papil dan folikel2 yang sudah masak (besar2)

Tahap II B (trakoma nyata) : pada tarsus superior terlihat lebih banyak hipertrofi papil dan menutup folikel2.

Tahap III (trakoma sikatrisial) : terjadi parut konjungtiva dini, terlihat garis2 putih halus di dalam subepitel konjungtiva disertai adanya folikel2 persisten dan hipertrofi papil pada konjungtiva torsal superior.

Tahap IV (trakoma sudah sembuh) : pada tarsus superior terjadi parut konjungtiva berbentuk bintang/linier tanpa peradangan.

OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11,DANIEL VAUGHAN,WIDYA MEDIKA

Menurut Mac Callan dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

Stadium insipient

Stadium established (dibedakan atas 2 bentuk)

Stadium parut

Stadium sembuh

(ILMU PENYAKIT MATA EDISI 2,PROF.DR.H.SIDARTA ILYAS,SP.M,FKUI)

c. Pemeriksaan Laboratorium :

Pada pemeriksaan kerokan konjungtiva dengan pewarnaan Giemsa, yang paling banyak terlihat adalah reaksi polimorfonuklear, walaupun juga ada sel2 plasma, sel2 Leber (makrofag2 besar berisi serpihan2 yang telah difagositosis), dan sel2 folikel (limfoblas).

OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11,DANIEL VAUGHAN,WIDYA MEDIKA

d. Penatalaksanaan :

Pemberian tetrasiklin 1 1,5 gram/hari secara oral terbagi dalam 4 takaran yang sama selama 3 4 minggu; doksiklin 100 mg oral 2x sehari selama 3 minggu, atau eritrosin 1 gram/hari oral terbagi dalam 4 takaran yang sama selama 3 4 minggu, biasanya secara klinis akan terjadi perbaikan yang nyata. Kadang2 diperlukan beberapa rangkaian pengobatan agar benar2 sembuh.Tetrasiklin sistemik jangan diberikan kepada anak2 di bawah usia 7 tahun/kepada wanita hamil, karena akan terjadi perubahan warna gigi seri anak tersebut dan bisa menyebabkan timbulnya masalah epifiseal pada janin.

Salep mata/tetes mata, termasuk sulfonamide, tetrasiklin, eritromisin, dan rifampin, yang diberikan 4x sehari selama 6 minggu memberikan hasil yang baik.

Dalam waktu 10 12 minggu pengobatan, biasanya efek maksimum pengobatan belum tercapai. Masih adanya folikel pada tarsus superior beberapa minggu setelah pengobatan, tidak berarti pengobatan tersebut telah gagal.

OFTALMOLOGI UMUM JILID 1 EDISI 11,DANIEL VAUGHAN,WIDYA MEDIKA

13. Sbtkan tanda dan gejala konjuctivitis oleh krn virus berserta penatalaksanaannya!

KONJUNGTIVITIS KARENA VIRUS

Penyebab : Adenovirus type 3,4,7 ( Demam faringokonjungtival ) Adenovirus type 8,19,29,37 ( KeratoKonjungtivitis epidemika ) Virus Herpes Simpleks

Tanda dan gejala :

-Demam ( Demam Faringokonjungtival )

-Folikel di konjungtiva palpebra

-Pembesaran kelenjar limfe pre aurikuler

- Nyeri tekan pada KeratoKonjungtivitis epidemika

- Tidak nyeri tekan pada Demam faringokonjungtival

Pemeriksaan laboratorium : sitologi Giemsa( sel mononukleus

Penatalaksanaan :

Self limited.

Kompres dingin agar nyaman.

Topikal vasokonstriktor.

Topikal antibiotika bila terdapat kecurigaan sekunder infeksi.

Konjungtivitis Herpes Simpleks : Topikal antiviral

Asiklovir 2 gr/hr slm 7-10 hari

Istirahat.

14. Sbtkan tanda dan gejala konjuctivitis oleh krn alergi berserta penatalaksanaannya!

15. Apa yg dimaksud dgn episkleritis? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

Episkleritis Merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sclera.

Keluhan pasien berupa: mata terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan, mengganjal dengan konjungtiva yang kemotik.

Bentuk radang nya mempunyai gambaran khusus yaitu berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu dibawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak di atas benjolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata.

Pengobatan:

1. Bila mata terlihat merah satu sector yang disebabkan melebarnya pembuluh darah di bawah konjungtiva, pembuluh darah ini bias mengecil bila diberi fenil efrin 2,5 % topical.

2. Pada keadaan yang berat diberi kortikosteroid tetes mata, sistemik atau salisilat.

Episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang dapat menyerang tempat yang sama ataupun berbeda-beda dengan lama sakit umumnya berlangsung 4-5 minggu.

(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)16. Apa yg anda ketahui ttg Hordeolum! (timbilen) Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

Hordeolum eksterna

Hordeolum interna

ETIOLOGIStaphylococcus aureusadalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3FAKTOR RESIKO1. Penyakit kronik.2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.3. Peradangan kelopak mata kronik, sepertiBlefaritis.4. Diabetes5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.6. Riwayat hordeolum sebelumnya7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.4PATOFISIOLOGIHordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.2,3GEJALA DAN TANDAGejala2,3-Pembengkakan-Rasa nyeri pada kelopak mata-Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata-Riwayat penyakit yang samaTanda7-Eritema-Edema-Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata-Seperti gambaran absces kecilPENATALAKSANAANBiasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8Umum1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius.4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.ObatAntibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.1. Antibiotik topikal.Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari.3Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan.9 2. Antibiotik sistemikDiberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular.3Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.9PembedahanBila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.8 Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:-Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.-Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.6DAFTAR PUSTAKA1. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html2. http://www.emedicine.com/oph/LID.html3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm4. http://www.3-rx.com/stye/default.php5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000: Hal 17-206. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004: Hal 92-947. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2003: Hal15 -1617. Apa yg anda ketahui ttg Pterygium? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

A. PTERIGIUM

1. Definisi ?

Suatu pertumbuhan fibrovaskular konjuntiva yang bersifat degenerative dan invasive. Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak mata bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M2. Etiologi ?

a. Iritasi kronis akibat debu

b. Cahaya sinar matahari

c. Udara panas

d. Etiloginya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang dan degenerasi.

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

3. Manifestasi klinis ?

Dapat tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata iritatif, merah dan mungkin menimbulkan astigmat yang akan memberikan keluhan gangguan penglihatan. Pterigium dapat disertai dengan keratitis pungtata dan dellen (penipisan kornea akibat kering) dan garis besi (iron line dan Stoker) yang terletak di ujung pterigium.

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

4. Penatalaksanaan ?

Pengobatan tidak diperlukan karena sering bersifat rekuren, terutama pada pasien yang masih muda. Bila pterigium meradang dapt diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan.

Pengobatan pterigium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan pembedahan bila terjadi ganguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme iregeluer atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan.

Lindungi mata dengan pterigium dari sinar matahari, debu dan udara kering dengan kacamata pelindung. Bila terdapt tanda radang berikan air mata buatan bila perlu dapat diberi steroid. Bila terdapt dellen (lekukan kornea) beri air mata buatan dalam bentuk salep. Bila diberi vasokonstriktor maka perlu dikontrol dam 2 minggu dan bila tela terdapa perbaikan pengobatan dihentikan.

Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastic yang dilakukan bila pterigium telah mengganggu penglihatan.

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

5. Diagnosis banding ?

Pseudopterigium, pannus dan kista dermoid

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M18. Apa yg dimaksud dgn Pinguicula? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!

B. PINGUEKULA

1. Definisi ?

Benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan pada orang tua. Letak bercak ini pada celah kelpak mata terutama bagian nasal.

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

2. Etiologi ?

a. Matanya sering mendapat rangsangan sinar matahari

b. Debu

c. Angin panas

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

3. Manifestasi klinis ?

Tdk menimbulkan keluhan, kecuali kl ada iritasi.

4. Penatalaksanaan ?

Tidak perlu pengobatan, akan tetapi bila terlihat adanya tanda peradangan (penguekulitis), dapt diberikan obat-obat anti radang(steroid topikal.

ILMU PENYAKIT MATA, PROF. DR. H. SIDARTA IILYAS, SP. M

19. Apa yg dimaksud dgn Blefaritis? Berikut tanda, gejala dan penatalaksanaannya!BlefaritisDefinisi : peradangan pd margo pelpebra

Klasifikasi :

Ada 2 tipe :

a. Blefaritis anterior :

- Blefaritis ulserosa ok Stafilokokus

Ulcus pada folikel silia

Silia mudah dicabut

- Blefaritis skuamosa ok Pytirosporum ovale

Sisik berminyak pd folikel silia

Silia mudah dicabut

b. Blefaritis posterior : oleh karena disfungsi kelenjar meibom.

penatalaksanaannya

Blefaritis Anterior : kebersihan muka

Salep antibiotika Gram (+)

Digosok dengan cotton aplikator

Blefaritis Posterior : Tetrasiklin 2 x 250 mg atau Erythromicin 3 x 250 mg

Diberikan selama 2 minggu

Topikal : steroid ringan