e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/fitri...pengaruh...

134
PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN YANG DIMODERASI OLEH PENDAYAGUNAAN ZAKAT DI PULAU JAWA TAHUN 2014-2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: FITRI ASRIYANI NIM: 63020160026 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 02-Sep-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN

PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT

KEMISKINAN YANG DIMODERASI OLEH

PENDAYAGUNAAN ZAKAT DI PULAU JAWA

TAHUN 2014-2019 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh:

FITRI ASRIYANI

NIM: 63020160026

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

Page 2: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

ii

Page 3: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

iii

Page 4: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

iv

Page 5: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

v

Page 6: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

vi

Page 7: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

vii

MOTTO

Mengawali memang mudah yang sulit itu istiqomahnya, dan amalan yang

lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan walaupun

sedikit.

Tugasku, tetap berbuat baik, tetap menjadi baik dan berusaha menjadi lebih

baik.

Page 8: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini persembahkan persembahkan untuk:

Keluargaku terkasih Bapak Sunardi (Alm), Ibu Sunti, Pakde Suwarno dan

Bude Darmi, kakakku tercinta (Sulastri, Ragil Riyadi dan Wisnu Tri

Pamungkas), Adekku Tersayang Fina Findi Lestari serta seluruh keluarga

besarku yang tidak pernah berhenti mendoakan dan mendukungku.

Pengasuh Pondok Pesantren A.P.I Al-Mayskur K.H. Ahmad Afif Dimyati dan

Hj. Maftuhah dan Santriwati Pondok Pesantren A.P.I Al-Masykur yang telah

banyak memberi ilmu dan banyak pelajaran.

Orang yang berperan penting dalam penyusunan karya skripsi ini Wahyu

Tricahyono, Chynthiya Nur Azizah, Siti Nur Kholifah, Halimatul Muna,

Rahmadanik Siwi Rahayu dan Santri Pondok Pesantren A.P.I Al-Masykur

yang selalu memberi motivasi untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

Temen-temenku Farida, Muhammad Taufan Nirwana, NR Rifkah, M Agus

Sukriyanto, Hana Nur Widiastuti, Fatihatul Qirona, Zuliyana Kusumawardani

Rohmah, Siti Maryam, Atik Rohma Wati dan Teman-teman KKN Posko 121

yang telah memberikan keceriaan dan banyak pelajaran.

Page 9: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan

rahmat, taufiq, hidayah dan karuniah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW yang kita nantikan syafaatnya diyaumul qiyammah.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak, segenap kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.SI., selaku Ketua Program Studi S1

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Fany Indriyani, M. Si., selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar

membimbing penulis dalam penulisan karya ini.

Page 10: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

x

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Negeri Salatiga

yang telah membekali ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam

penyelesaian Skripsi ini.

6. Teman-teman Ekonomi Syariah khususnya angkatan 2016 Institit

Agama Islam Negeri Salatiga.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

terlibat dalam penulisan Skripsi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan

jauh dari kata sempurna, semua itu karena keterbatasan penulis. Kritik dan

saran sangat diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Salatiga, 30 Juni 2020

Penulis

Page 11: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

xi

ABSTRAK

Asriyani, Fitri. 2020. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tenaga Kerja dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan yang Dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program Studi Ekonomi Syariah S-1. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fany Indriyani, M. Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tenaga Kerja dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan yang Dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sempel 6 provinsi di Pulau Jawa dan diperoleh 36 data pada periode pengamatan 2014-2019. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa laporan mengenai PDRB, tenaga kerja, pengangguran, kemiskinan serta pendayagunaan zakat yang di publikasikan di website resmi Badan Pusat Statistik, Dompet Dhuafa dan BAZNAS yang terkait. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan uji Moderated Regression Analysis (MRA) dibantu software pengolah data Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan variabel pengangguran tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa sedangkan variabel tenaga kerja bepengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa. Berdasarkan uji Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi PDRB, tenaga kerja dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa.

Kata Kunci: PDRB, Tenaga Kerja, Pengangguran dan Kemiskinan

Page 12: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

PERNYATAAN PENGESAHAN TULISAN ........................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ......................................................................... v

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI…………………………………………...vi

MOTTO...................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN……………………………………………………………….....viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... x

ABSTRAK ................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 9

C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 10

D. KEGUNAAN PENELITIAN....................................................................... 10

E. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 19

A. TELAAH PUSTAKA .................................................................................. 19

B. KERANGKA TEORI .................................................................................. 26

1. Teori Utama .......................................................................................... 26

2. Kemiskinan............................................................................................27

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................................... 30

4. Tenaga Kerja ......................................................................................... 34

5. Pengangguran ........................................................................................ 35

6. Zakat ..................................................................................................... 39

C. KERANGKA PENELITIAN ....................................................................... 47

Page 13: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

xiii

D. HIPOTESIS.................................................................................................. 49

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 52

A. JENIS PENELITIAN ..................................................................................... 52

B. POPULASI DAN SEMPEL ........................................................................... 52

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .............................................................. 53

D. DEFINISI KONSEP DAN OPERASIONAL ................................................ 55

E. ALAT ANALISIS .......................................................................................... 61

BAB IV ANALISIS DATA ....................................................................................... 69

A. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ............................................................. 69

B. ANALISIS DATA .......................................................................................... 71

1. Uji Stasioneritas .................................................................................... 71

2. Uji Model Regresi ................................................................................. 72

3. Uji Hipotesis ......................................................................................... 79

4. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 86

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................................... 89

BAB V PENUTUP....................................................................................................97

A. KESIMPULAN..............................................................................................97

B. SARAN..........................................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................99

LAMPIRAN.............................................................................................................105

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................123

Page 14: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin 6 Provinsi di Pulau Jawa .................................. 3

Tabel 2.1 Research Gap ......... ................................................................................... 13

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Uji Statistik ................................................................. 66

Tabel 4.6 Hasil Uji Stasioneritas ................................................................................ 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Common Effect .......................................................................... 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Fixed Effect ................................................................................ 71

Tabel 4.9 HasilUji Chow Test .................................................................................... 72

Tabel 4.10 Hasil Uji Random Effect .......................................................................... 73

Tabel 4.11 Uji Hausmant Test ................................................................................... 74

Tabel 4.12 Hasil Regresi Linear Sederhana ............................................................... 77

Tabel 4.13 Kesimpulan Hasil Penelitian .................................................................... 83

Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................................... 85

Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................. 86

Tebel 4.16 Hasil Uji Penyembuhan Autokorelasi ...................................................... 87

Tabel 4.17 Hasil Uji Heterokesdastisitas ................................................................... 87

Page 15: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Presentase Kemiskinan Menurut Pulau .................................................. 2

Gambar 2.1 Lingkaran Kemiskinan dari Segi Supply ............................................... 21

Gambar 2.2 Lingkaran Kemiskinan dari Segi Demand ............................................ 22

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 44

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas............................................................................... 84

Page 16: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan sampai saat ini menjadi persoalan kompleks yang masih

sulit untuk dipecahkan hampir disetiap daerah di Indonesia. Permasalahan

kemiskinan ini terjadi di seluruh Indonesia bahkan disetiap provinsi terdapat

penduduk miskin yang belum bisa memenuhi semua kebutuhan sehari-hari.

Pulau Jawa merupakan pulau yang paling tinggi persoalan dikarenakan Pulau

Jawa menjadi pusat tempat tinggal masyarakat. Sehingga perlu diketahui

faktor apa yang mendasarinya dan seberapa besar faktor tersebut agar dapat

dicari solusi untuk menurunkan tingkat kemikinan.

Kemiskinan yang menjadi tanggung jawab bersama, terutama

pemerintah sebagai penyangga proses perbaikan masyarakat untuk segera

mencari jalan keluar dengan merumuskan langkah-langkah yang sistematis

dan strategis sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Upaya mengurangi

tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia, pemerintah melakukan banyak hal

agar tingkat kesejahteraan masyarakat semakin membaik.

Permasalahan ekonomi yang sering dialami seperti keterbelakangan,

kesenjangan dan kemiskinan yang selalu dialami. Untuk mencapai tingkat

kesejahteraan masyarakat, dapat dilihat dari pendapatan nasional dan tidak

adanya ketimpangan. Salah satu pulau di Indonesia yang menghadapi masalah

Page 17: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

2

kemiskinan adalah Pulau Jawa, dimana kemiskinan di Pulau Jawa cenderung

mengalami penurunan dari tahun ke tahun sesuai dengan informasi yang

dirilis di BPS Indonesia dari tahun 2016-2019. Data tersebut dapat dilihat

pada grafik di bawah ini:

11,03 14,72 6,45 10,09 10,97 21,98

10,97 14,71 6,25 10,01 11,05 21,45

10,21 13,84 5,98 8,79 10,37 20,94

9,82 13,36 5,81 8,29 10,07 20,39

10,5 14,15 6,12 9,29 10,61 21,19

Sumatera

Bali dan Nusa Tenggara

Kalimantan

Jawa

Sulawesi

Maluku dan Papua

Presentase Kemiskinan Menurut Pulau Tahun 2016-2019

2016 2017 2018 2019 Rata-rata

Gambar 1.1 Presentase Kemiskinan Menurut Pulau Tahun 2016-2019

Sumber: Bps.go.id (Diolah), 2020

Jika melihat data presentase kemiskinan tahun 2016-2019 pada

gambar. Gambar 1.1 menunjukkan bahwa kemiskinan cenderung mengalami

penurunan ditiap tahunnya. Rata-rata kemiskinan tertinggi berada di Pulau

Maluku dan Papua sebesar 21,19 persen, kemudian kemiskinan tertinggi

Page 18: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

3

nomer dua yaitu di Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 14,15 persen,

disusul Pulau Sulawesi dengan presentase kemiskinan sebesar 10,61 Sumatera

sebesar 10,5 persen, kemudian kemiskinan terendah nomer dua menurut pulau

yaitu pada Pulau Jawa sebesar 9,29 persen, dan kemiskinan terendah di Pulau

Kalimantan dengan presentase kemiskinan sebesar 6,12 persen.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin (Persen) 6 Provinsi di Pulau Jawa Tahun2014-2019

Provinsi

Tingkat Kemiskinan (%) Rata-

rata 2014 2015 2016 2017 2018 2019

DKI Jakarta 3.50 3.76 3.75 3.77 3.56 3.44 3.63

Jawa Tengah 12.90 11.67 11.41 11.80 11.25 10.70 11.62

DIY 13.59 12.56 11.73 11.36 12.01 11.57 12.13

Jawa Barat 8.39 8.50 7.61 7.14 7.35 6.86 7.64

Banten 4.73 5.70 4.50 4.59 5.24 5.02 4.96

Jawa Timur 12.35 12.32 11.95 11.45 10.92 10.26 11.54

Sumber: Bps.go.id (Diolah), 2020

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa presentase kemiskinan yang paling

tinggi terdapat pada provinsi DIY dengan rata-rata kemiskinan 12.13% dari

tahun 2014-2019. Tingkat kemiskinan tertinggi ke dua setelah provinsi DIY

yaitu provinsi Jawa Tengah dengan tingkat kemiskinan sebesar 11.62%,

kemudian disusul provinsi Jawa Timur sebesar 11.54%, selanjutnya

presentase kemiskinan pada provinsi Jawa Barat sebesar 7,64%, sedangkan

Page 19: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

4

presentase kemiskinan di provinsi Banten sebesar 4,96 dan presentase

kemiskinan yang paling rendah berada di provinsi DKI Jakarta dengan rata-

rata kemiskin 3.63 dari tahun 2014 -2019.

Banyak faktor yang dapat dilakukan pemerintah untuk menurunkan

tingkat kemiskinan antara lain yaitu Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Semakin tinggi PDRB menggambarkan bahwa semakin meningkat

produksi suatu negara tersebut, tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi

biasanya diiringi semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kondisi suatu negara dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data

Produk Domestik Bruto (PDRB).

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silastri (2017)

bahwa PDRB berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirawan dan Arka (2015)

PDRB memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap tingkat

kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa PDRB terhadap kemiskinan

memiliki korelasi yang kuat, ketika perekonomian berkembang disuatu

wilayah yang akan memperoleh lebih banyak pendapatan dengan baik

diwilayah tersebut maka kemikinan akan berangsur-angsur mengalami

penurunan.

Kemiskinan berkaitan dengan lapangan pekerjaan dan biasanya

penduduk yang dikategorikan miskin tidak memiliki pekerjaan. Ketika banyak

Page 20: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

5

penduduk di suatu daerah bekerja, maka secara otomatis mengurangi angka

presentase kemiskinan yang ada di daerah tersebut. Tingkat pertumbuhan

angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang relatif

lambat menyebabkan masalah pengangguran menjadi semakin serius

(Solikatun, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2015), menunjukkan bahwa

variabel tenaga kerja berpengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan,

sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Arianti (2008) menyatakan

bahwa tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat

kemiskinan, kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sunusi (2014)

menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemiskinan. Sumber daya manusia merupakan tenaga kerja, tenaga kerja yang

berkualitas dengan keahlian dan ketrampilan yang tinggi sangat diperlukan

untuk proses pembangunan dan untuk meningkatkan produktivitas. Apabila

produktivitas rendah maka akan menimbulkan kemiskinan.

Menurut Sukirno (1994), pengangguran merupakan suatu keadaan di

mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan

pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rossalia (2019) menunjukkan

bahwa pengangguran berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2010) menunjukkan bahwa

pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan. Hal ini menunjukkan

Page 21: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

6

bahwa pengangguran mengakibatkan berbagai macam masalah ekonomi dan

sosial yangakan berakibat tidak adanya pendapatan. Dengan tidak adanya

pendapatan setiap orang akan mengakibatkan peluang terjebak dalam

kemiskinan.

Hubungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap

kemiskinan antara lain yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi

kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.

Pertumbuhan ekonomi tanpa diiringi dengan penambahan kesempatan kerja

akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan

pendapatan, yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan

ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Dama, 2016).

Menurunnya PDRB suatu daerah berdasarkan pada kualitas dan pada

konsumsi rumah tangga. Apabila tingkat pendapatan penduduk sangat

terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan

pokoknya ke barang paling murah dengan jumlah barang yang berkurang.

Menurut Arsyad (1999), pendapatan per kapita seringkali digunakan sebagai

indikator pembangunan. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan

semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk membayar (ability to pay)

berbagai pungutan yang ditetapkan pemerintah. Semakin tinggi PDRB suatu

daerah, maka semakin besar pula potensi.

Page 22: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

7

Hubungan tenaga kerja dengan kemiskinan secara tradisional dianggap

sebagai faktor positif dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga

kerja yang lebih besar berarti akan meningkatkan luasnya pasar domestik.

Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi,

sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar

domestiknya lebih besar (Sunusi, 2014).

Hubungan pengangguran dengan kemiskinan sangat erat sekali, jika

suatu masyarakat sudah bekerja pasti masyarakat atau orang tersebut

berkecukupan atau kesejahteraanya tinggi. Namun di dalam masyarakat ada

juga yang belum bekerja atau menganggur, pengangguran secara otomatis

akan mengurangi kesejahteraan suatu masyarakat yang secara otomatis juga

akan mempengaruhi tingkat kemiskinan (Yogatama, 2010). Efek buruk dari

pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya

mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai seseorang. Semakin turunnya

kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan

peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan.

Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan

sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kepada

kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka

panjang.

Banyak potensi yang dianggap jelas mampu mewujudkan pengentasan

kemiskinan antara lain di Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah

Page 23: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

8

umat muslim terbesar di dunia harus memiliki peran aktif dalam perwujudan

kesejahteraan masyarakat dengan pengoptimalan potensi zakat tetapi melalui

pengelolaan dan mekanisme yang tepat dan mempunyai hasil baik. Ketika

banyak masyarakat yang membayar zakat mal maka akan banyak masyarakat

miskin yang semakin sejahtera.

Melalui pendayaguaan zakat, sangat diharapkan dapat mengurangi

angka kemiskinan dan bahkan membuat kemiskinan nihil. Memang sudah ada

lembaga-lembaga yang dibentuk untuk menangani zakat, baik secara formal

maupun informal, begitu juga kerjasama antara lembaga pemerintah dengan

swadaya masyarakat namun belum efektif dan efesien. Potensi zakat sangat

besar untuk diberdayakan untuk modal usaha kalangan masyarakat kecil

miskin. Penanganan kemiskinan dengan mendorong perkembangan zakat

lebih baik dibandingkan dengan berhutang ke luar negeri (Chaniago, 2015).

Penelitian mengenai zakat sebagai moderasi pada penelitian

sebelumnya dilakukan oleh Indahsari (2019) menyebutkan bahwa distribusi

zakat tidak mampu memoderasi pengangguran dan distribusi zakat tidak

mampu memoderasi pertumbuhan. Zakat hanya mampu memoderasi variabel

pengangguran terhadap kemiskinan dan tidak mampu memoderasi variabel

pertumbuhan ekonomi (PDRB) terhadap kemiskinan (Ridlo, 2020)

Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini diberi judul

“Pengaruh Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), Tenaga Kerja

Page 24: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

9

dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan yang Dimoderasi oleh

Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam

bentuk pertanyaan:

1. Bagaimana Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa

Tahun 2014-2019?

2. Bagaimana Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Pulau Jawa Tahun 2014-2019?

3. Bagaimana Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Pulau Jawa Tahun 2014-2019?

4. Bagaimana Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan yang

dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019?

5. Bagaimana Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan yang

dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019?

6. Bagaimana Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan yang

dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Indonesia Tahun 2014-2019?

C. Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah diatas maka peneliti menetapkan bertujuan

sebagai beikut:

Page 25: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

10

1. Untuk Mengetahui Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Pulau Jawa Tahun 2014-2019.

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan

di Pulau Jawa Tahun 2014-2019.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2014-2019.

4. Untuk Mengetahui Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan yang

dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-2019.

5. Untuk Mengetahui Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan

yang dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa Tahun 2014-

2019.

6. Untuk Mengetahui Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan yang dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat di Pulau Jawa

Tahun 2014-2019.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

pemerintah, bagi akademik, pembaca dan penulis khususnya. Manfaat-

manfaat tersebut anatara lain:

1. Bagi pemerintah, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan

referensi dalam mengambil kebijakan guna mengurangi tingkat

kemiskinan yang ada di Indonesia khususnya di Pulau Jawa.

Page 26: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

11

2. Bagi Akademisi, sebagai referensi penelitian berikutnya terkait dengan

kemiskinan, PDRB, tenaga kerja, pengangguran dan pendayagunaan

zakat serta serta menjadi dokumentasi ilmiah yang bermanfaat untuk

kegiatan akademik bagi pihak kampus.

3. Bagi Penulis, bisa menambah pengetahuan dan motivasi serta

memberikan kontribusi dalam mengurangi tingkat kemiskinan serta

memberi wawasan tentang PDRB, tenaga kerja, pengangguran dan

pendayagunaan zakat yang ada di Pulau Jawa.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memberikan gambaran yang lebih jelas

mengenai isi penelitian ini, pembahasan dilakukan secara komerehensif serta

sistematik yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan memberikan penjelasan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penulisan. Dalam bab I ini diuraikan mengenai latar

belakang kemiskinan serta variabel-variabel yang mempengaruhinya,

selain itu juga diuraikan rumusan masalah serta tujuan dan manfaat

penelitian yang dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka berisi tentang penjelasan mengenai landasan teori yang

menjabarkan tentang teori-teori dari tiap-tiap variabel yang ada dalam

Page 27: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

12

penelitian ini serta dapat mendukung perumusan hipotesa dalam

analisis penelitian ini selain itu, dalam bab ini juga akan membahas

tentang penelitian sebelumnya, kerangka berfikir, dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian akan dideskripsikan mengnai desain penelitian,

variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel,

metode pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

Bab analisis penelitian merupakan penjelasan mengenai hasil

penelitian yang telah dianalisis dengan metode penelitian. Hasil

penelitian tersebut akan dibahas secara mendalam.

BAB V PENUTUP

Penutupan memberikan kesimpulan yang didapatkan dari

pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta saran

kepada pihak yang berkepentingan terhadap hasil peneilitian ini

Page 28: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Penelitian mengenai kemiskinan telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Namun, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah adanya tambahan pendayagunaan zakat sebagai variabel moderasi serta

objek penelitian dan waktu penelitian. Sedangkan persamaan dari penelitian

terdahulu adalah memiliki bidang kajian yang sama yaitu PDRB, tenaga kerja

dan pengangguran. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami penelitian

terdahulu, hasil research gap ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No . Pengaruh PDRB Terhadap Tingkat Kemiskinan

Penulis Judul Variabel

Hasil

1. HimawanYudistira Dama, Agnes L Ch Lapian, Jacline I. Sumual (2016)

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Manado (Tahun 2005-2014)

Independen (X): Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh negatif (-) dan signifikan

Page 29: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

20

2. Lintang Parameswari Widarumi (2015)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Kota Surakarta 1995 – 2013

Independen (X): Penduduk, Pendidikan, PDRB dan Inflasi Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh positif (+) dan tidak signifikan

3. I Made Tony Wirawan dan Sudarsana Arka (2015)

Analisis Pengaruh Pendidikan, PDRB Per Kapita, dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bali

Independen (X): Pendidikan, PDRB, Pengangguran Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh negatif (-) dan signifikan

4. Novri Silastri (2017)

Pengaruh Jumlah Penduduk Dan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kuantan Singingi

Independen (X): Penduduk, PDRB Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh positif (+) dan tidak signifikan

5. Mahgfirah, Rizki Amalia, dan Dewi Novianti (2019)

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kota Langsa Pada Tahun 2012-2016

Independen (X): Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh positif (+) dan tidak signifikan

Page 30: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

21

Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan

1. Risky Pratama (2015)

Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Dampaknya Terhadap Kemiskinan di Propinsi Sulawesi Utara

Independen (X): Investasi, Tenaga Kerja dan Pendidikan Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh yang signifikan

2. Fitriyanti (2019)

Analisis Pengaruh Dana Zakat, Tenaga Kerja, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode Tahun 2010-2018

Independen (X): Dana Zakat, Tenaga Kerja dan Inflasi Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh negatif (-) dan tidak signifikan

3.

Gusti Ayu Putu Ambar Ratih, dkk (2017)

Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB dan Tingkat Kemiskinan pada Wilayah Sarbagita di Provinsi Bali

Independen (X): Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga Kerja Dependen (Y): PDRB dan Kemiskinan

Berpengaruh negatif (-) dan signifikan

Page 31: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

22

4. Siti Sholihah (2019)

Analisis Pengaruh PDB, Investasi, Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2001-2010

Independen (X): PDB, Investasi, Tenaga Kerja Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh positif (+) dan signifikan

Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan

1. Bambang Budhijana (2019)

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, IPM dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Tahun 2000-2017

Independen (X): Pertumbuan Ekonomi, IPM, Pengangguran Dependen(Y): Kemiskinan

Berpengaruh Negatif (-) dan signifikan

2. Umaruddin Usman dan Diramita (2018)

Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau

Independen (X): Penduduk, Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh Positif (+) dan signifikan

Page 32: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

23

3. Khairul Fadillah (2019)

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Islamic Human Development Index (I-HDI) dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi DIY tahun 2010-2018.

Independen (X): Pertumbuhan Ekonomi, Islamic Human Development Index (I-HDI) dan Pengangguran Dependen (Y): Kemiskinan

Tidak berpengaruh

4. Indah Purboningtiyas (2020)

Anasis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka dan IPM Tehadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah

Independen (X): Pengangguran Terbuka, IPM Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh Positif (+) dan tidak signifikan

5. Priyo Adi Nugroho (2015)

Pengaruh PDRB, Tingkat Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kota Yogyakarta Tahun 1999–2013

Independen (X): PDRB, Pendidikan, Pengangguran Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh Positif (+)

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Terhadap Tingkat Kemiskinan

Page 33: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

24

1. Rina Murniati dan Irfan Syauqi Beik (2018)

Pengaruh Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Kemiskinan Mustahik: Studi Kasus Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor

Independen (X): Zakat Dependen (Y): IPM, Kemiskinan

Berpengaruh positif (+) dan signifikan

2. Fitriyanti (2019)

Analisis Pengaruh Dana Zakat, Tenaga Kerja, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode Tahun 2010-2018

Independen (X): Dana Zakat, Tenaga Kerja dan Inflasi Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh negatif (-) dan tidak signifikan

3. Ria Marginingsih (2016)

Pengaruh Pendayagunaaan Dana ZIS dan PDRB Per Kapita terhadap Jumlah Penduduk Miskin

Independen (X): ZIS, PDRB Dependen (Y) Kemiskinan

Berpengaruh Negatif (-) dan signifikan

4. Ega Pratiwi (2016)

Analisis Pendayagunaan Zakat Produktif Sebagai Pengurang Kemiskinan Berdasarkan Model Ciberst (Studi Kasus: Badan Amil Zakat Nasional dan Dompet Dhuafa Kota Serang)

Independen (X): Zakat Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh positif (+) dan signifikan

Page 34: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

25

5. Izza Rosssalia (2019)

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pengangguran, dan Zakat terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2012-2017

Indepeden(X): IPM, Pengangguran dan Zakat Dependen (Y): Kemiskinan

Berpengaruh Negatif (-) dan tidak signifikan

Zakat Sebagai Variabel Moderasi

1. Fitalia Indahsari (2019)

Pengaruh Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Distribusi Zakat Sebagai Variabel Moderasi Terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2012-2017

Independen (X): Pengangguran, Petumbuhan Ekonomi Moderasi (Z): Distribusi Zakat Dependen (Y): Kemiskinan

Distribusi zakat tidak mampu memoderasi pengangguran dan distribusi zakat tidak mampu memoderasi pertumbuhan ekonomi (PDRB) terhadap kemiskinan

2. Musalim Ridlo, dkk (2020)

Analisis Pengaruh Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa periode 2012-2017 dengan Menggunakan Variabel Zakat sebagai Variabel Moderasi

Independen (X): Pengangguran, Petumbuhan Ekonomi Moderasi (Z): Zakat Dependen (Y): Kemiskinan

Zakat mampu memoderasi pengangguran dan zakat tidak mampu memoderasi pertumbuhan ekonomi (PDRB) terhadap kemiskinan

Page 35: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

26

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu diatas menunjukkan hasil

yang tidak konsisten dengan kesimpulan yang berbeda-beda. Dengan adanya

research gap tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Permana (2012) dan Yacoub (2012) hasil

menunjukkan bahwa pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat kemiskinan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bintang dan Woyanti (2018) dan Segoro dan Pou (2016) hasil menunjukkan

pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

B. Kerangka Teori

1. Teori Struktural

Teori struktural yang dikembangkan oleh Andre Gunder Frank

(1967), Capitalism and the Underdevelopment in Latin America, Teothonio

Dos Santos dan Samir. Teori struktural menyatakan bahwa kemiskinan

terjadi bukan karena persoalan budaya dan pembangunan ekonomi,

melainkan politik-ekonomi dunia. Teori ketergantungan mengajukantiga

asumsi utama, sebagai berikut: a) Dunia didominasi oleh suatu

perekonomiantunggal sedemikian rupa sehingga semua negara di dunia

diintegrasikan ke dalam lingkungan produksi kapitalisme yang menyebabkan

keterbelakangan di negara miskin. b) Negara-negara inti menarik surplus

dari negara miskin melalui suatu materai metropolis-satelit. c) Sebagai

Page 36: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

27

akibatnya negara miskin menjadi semakin miskin dan negara kaya semakin

kaya.

Berdasarkan asumsi teori ketergantungantersebut, teori struktural

mengajukan asumsi bahwa kemiskinan di dunia harus dilihat pada suatu

kontelasi ekonomi internasional dan struktur plitik global. Diterangkan

bahwa ketergantungan adalah yang menjadi penyebab negara terbelakang

dan masyarakatnya menjadi miskin.

2. Kemiskinan

a. Definisi Kemiskinan

Secara umum kemiskinan diartikan sebagai kondisi serba

kekurangan di mana kurang terpenuhinya kebutuhan hidup seseorang yang

mencangkup makanan pokok, tempat tinggal, jaminan kesehatan dan

keamanan (Asy’arie, 2016). Menurut Yuliani (2018), kemiskinan adalah

keadaan dimana seseorang merasa kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal

untuk ditempati, bahkan saat sakit seseorang tersebut tidak standar hidup

layak yang akan berakibat pada tinggi rendahnya nilai Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) sehingga akan membawa dampak pada

kemiskinan. Dengan ketiga indikator tersebut perlu adanya kajian

pengaruhnya terhadap kemiskinan.

Menurut Susanto (2017), Pengertian kemiskinan dalam arti luas

merupakan keterbatasan yang disandang oleh seseorang, sebuah keluarga,

sebuah komunitas, atau bahkan sebuah Negara yang menyebabkan

Page 37: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

28

ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan hak dan

keadilan, terancamnya posisi tawar (bargaining) dalam pergaulan dunia,

hilangnya generasi, Serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Negara-

negara maju yang lebih menekankan pada "kualitas hidup" yang dinyatakan

dengan perubahan lingkungan hidup melihat bahwa laju pertumbuhan industri

tidak mengurangi bahkan justru menambah tingkat polusi udara dan air,

mempercepat penyusutan sumber daya alam, dan mengurangi kualitas

lingkungan. Sementara untuk negara-negara yang sedang berkembang,

pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi pada tahun 1960 sedikit sekali

pengaruhnya dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

b. Bentuk Kemiskinan

Terdapat 4 bentuk dalam kemiskinan, yaitu:

1) Kemiskinan Absolut, apabila pendapatnya di bawah garis kemiskinan dan

tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan,

dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.

2) Kemiskinan Relatif, kondisi miskin dikarenakan pengaruh kebijakan

pembangunan yang belum menjangkau di seluruh masyarakat, sehingga

menyababkan ketimpangan pada pendapatan.

3) Kemiskianan Kultural, hal ini mengacu pada persoalan sikap seseorang

atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau

berusaha memperbaikai tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif

meskipun ada bantuan dari pihak luar.

Page 38: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

29

4) Kemiskinan Struktural, dimana situasi miskin yang disebabkan karena

rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam suatu sistem

sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan

kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan

(Chriswardani, 2015).

c. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Dibawah ini merupakan penyebab kemiskinan antara lain sebagai berikut :

1) Faktor Individual, seseorang menjadi miskin disebabkan faktor

pribadinya seperti, cacat permanen yang membuatnya menjadi miskin.

2) Faktor Sosial, dimana kemiskinan terjadi akibat diskriminasi sosial.

3) Faktor Kultural, seseorang menjadi miskin dikarenakan pribadinya yang

memiliki perilaku buruk seperti, malas untuk bekerja dan berusaha.

4) Faktor Struktural, kemiskinan yang terjadi karena ketidakadilan sistem

ekonomi yang ada.

5) Faktor Keluarga, menghubungkan antar kemiskinan dengan pendidikan

keluarga. Kemiskinan karena keluarga dapat disebabkan karena jumlah

anggota keluarga yang tidak sebanding dengan jumlah pemasukan

keuangan dalam keluarga.

6) Faktor Agensi, yaitu kemiskinan yang diakibatkan oleh aksi orang lain

seperti perang, pemerintah dan ekonomi.

Page 39: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

30

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Definisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian suatu daerah

dalam suatu periode (Woyanti, 2018). Badan Pusat Statistik (BPS)

menyatakan bahwa PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh unit usaha pada suatu daerah tertentu dan dapat juga dikatakan sebagai

jumlah dari nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi.

PDRB atas dasar harga berlaku, menggunakan harga setiap tahunnya

untuk mengetahui perhitungan nilai tambah barang dan jasa, sedangkan PDRB

atas dasar harga konstan menggunakan harga pada tahun tertentu dengan

perhitungandengan menggunakan tahun 2000 untuk mengetahui perhitungan

nilai tambah barang dan jasa (Maghfirah, 2019). Pertumuhan ekonomi yang

berlangsung dari tahun ke tahun dapat diketahu dari Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Keberhasilan pemerintah dalam pemanfaatan sumber

daya yang ada dapat digunakan untuk mengurangi kemiskin dengan

perencanaan dan keputusan yang tepat adalah indikator dari PDRB yang

mengatur keberhasilan tersebut.

b. Konsep dan Definisi PDRB Pengeluaran

1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Page 40: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

31

Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) adalah pengeluaran

atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal

ini rumah tangga berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari

berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Rumah

tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal

bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan

hasil dari pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi

barang dan jasa secara bersama utamanya kelompok makanan dan

perumahan.

2) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah merupakan nilai seluruh jenis

pengeluaran pemerintah dikurangi nilai pengeluaran untuk pembentukan

modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik yang harganya

signifikan dan tdk signifikan secara ekonomi) ditambah nilai barang/jasa

yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada RT secara gratis

atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer

in kind-purchased market production).

3) Pembentukan Modal Tetap Bruto

Secara garis besar PMTB adalah pengeluaran unit produksi untuk

menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas.

Page 41: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

32

Penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian

barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun

bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar, transfer atau barter

barang modal). Pengurangan barang modal seperti halnya penjualan

barang modal (termasuk barang modal yang ditransfer atau barter kepada

pihak lain).

Diberi nama sebagai pembentukan modal tetap bruto karena

menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada

periode tertentu. Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari 1 tahun

serta akan mengalami penyusutan atau berkurang. Istilah ”bruto”

mengindikasikan bahwa didalamnya masih mengandung unsur

penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of

Fixed Capital) digambarkan sebagai penurunan nilai barang modal yang

digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode.

4) Inventori

Inventori diartikan sebagai persediaan yang dikuasai oleh unit

yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual,

atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan cara lain.

Merupakan persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan

Page 42: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

33

sebagai input antara atau dijual kembali tanpa melakukan proses lebih

lanjut.

5) Ekspor – Impor

Secara umum, konsep ekspor-impor luar negeri yang digunakan

dalam penyusunan PDB/PDRB yang penggunaanya mengacu pada

System of National Accounts (SNA) 1993. Dalam SNA 1993, transaksi

ekspor-impor barang luar negeri dalam komponen PDRB Penggunaan

Provinsi merupakan salah satu bentuk transaksi internasional antara

pelaku ekonomi yang merupakan residen di suatu wilayah provinsi

terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-resident). Transaksi ekspor

barang diartikan sebagai transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi

(baik berupa penjualan, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari

residen suatu wilayah provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-

resident). Sebaliknya, impor barang diartikan sebagai transaksi yang

mengalami perpindahan kepemilikan ekonomi (mencakup pembelian,

barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari pelaku ekonomi luar negeri

(non-resident) terhadap residen suatu wilayah provinsi.

Page 43: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

34

4. Tenaga Kerja

a. Definisi Tenaga Kerja

Secara umum tenaga kerja diartikan sebagai manusia yang mampu

bekerja untuk menghasilkan barang/jasa serta mempunyai nilai ekonomis

yang dapat berguna bagi kebutuhan masyarakat (Yacoub, 2012). Secara

fisik kemampuan bekerja dapat diukur dengan usia. Orang dalam usia

kerja yang dianggap mampu bekerja. Menurut Undang-Undang No 13

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja merupakan setiap orang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa,

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Indonesia sejak tahun 1998 BPS menggunakan usia 15 tahun ke atas

sebagai kelompok penduduk usia kerja.

Tenaga kerja diartikan sebagai salah satu faktor terpenting dalam

proses produksi, maka dapat dikatakan kesempatan kerja akan meningkat

bila output meningkat. Sehingga perlu dirumuskan kebijakan yang

memberi dorongan kepada perluasan kesempatan kerja agar alat–alat

kebijakan ekonomi dapat mengurangi pengangguran. Kebijakan

pembangunan daerah pada dasarnya mempunyai fungsi dalam perluasan

kesempatan kerja apabila dilihat dari pembangunan daerah dan daerah lain.

Pada hakekatnya tiap proyek pembangunan dilakukan dalam suatu daerah

dan implementasinya harus menjadikan komponen pembangunan.

b. Klasifikasi Tenaga Kerja

Page 44: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

35

Menurut Badan Pusat Statistik klasifikasi tenaga kerja

berdasarkan Penduduknya

1) Angkatan Kerja

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan

lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak

bekerja dan pengangguran.

2) Bukan Angkatan Kerja

Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun

dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau

melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

5. Pengangguran

a. Definisi Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang

tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif

dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan (Kaufman dan

Hotchkiss, 1999). Sedangkan menurut Sukirno (1994), Pengangguran

merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan

kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh

pekerjaan tersebut.

b. Dampak Pengangguran

Menurut Sukirno (2006), Salah satu faktor penting dalam menentukan

kemakmuran masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan

Page 45: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

36

masyarakat akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga

kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran akan mengurangi tingkat

pendapatan masyarakat sehingga dapat mengurangi tingkat kemakmuran

masyarakat. Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan

berbagai masalah ekonomi dan sosial. Ketidakadaan pendapatan menyebabkan

para pengangguran mengurangi pengeluaran untuk konsumsi, disamping itu

dapat mengganggu taraf kesehatan keluarga.

Pengangguran berkepanjangan akan berdampak pada psikologis yang

buruk bagi dirinya (pengangguran) dan keluarganya. Apabila pengangguran

disuatu Negara sangat buruk, akan menyebabkan kekacauan politik dan sosial

dan menimbulkan efek yang buruk terhadap kesejahteraan masyarakat dan

prospek pembanguanan ekonomi dalam jangka panjang.

c. Penyebab Pengangguran

Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibagi empat

kelompok (Sukirno, 1994):

1) Pengangguran Normal atau Friksional

Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran

sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka

ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja

penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut

dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Para

Page 46: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

37

penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat

memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih

baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, pengangguran

adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha

susah memperoleh pekerja, Akibatnya pengusaha menawarkan gaji

yang lebih tinggi.

Hal ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan

pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi

gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari

kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong

sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai

pengangguran normal.

2) Pengangguran Siklikal

Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh.

Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong

pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru

digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa

lainnya permintaan agregat menurun denga banyaknya. Misalnya, di

negara-negara produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini

mungkin disebabkan kemerosotan. harga-harga komoditas.

Page 47: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

38

Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan

lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemerosotan

dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan

agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi

pekerja atau menutup perusahaanya, sehingga pengangguran akan

bertambah. Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan

pengangguran siklikal.

3) Pengangguran Struktural

Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian

akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami

kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau

beberapa faktor berikut: wujudnya barang baru yang lebih baik,

kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut,

biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing,

dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena

persaingan yang lebih serius dari negaranegara lain. Kemerosotan itu

akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut

menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi

penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai

pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan

oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.

Page 48: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

39

4) Pengangguran Teknologi

Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya

penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia.

Racun lalang dan rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan

tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan

pertanian lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga

kerja untuk membuat lubang, memotong rumput, membersihkan

kawasan, dan memungut hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada

kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran

yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi.

6. Zakat

a. Definisi Zakat

Ditinjau dari segi bahasa kata zakat diartikan sebagai kata dasar dari

zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh dan terpuji. Sedangkan pengertian

zakat dari segi istilah fiqh, zakat berarti sejumlah harta tertentu yang

diwajibkan Allah diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya,

disamping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri (Andriyanto,

2011). Menurut etimologi (istilah) syariat, zakat merupakan nama bagi

sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan

Page 49: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

40

Allah untuk mengeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya.

b. Dalil Mengenai Zakat

Diharapkan mengenai ibadah zakat dalam menjadi alternatif sebagai

solusi untuk mengentaskan kemiskinan, kesenjangan kehidupan sosial dan

merupakan bentuk partisipasi orang yang wajib zakat (Muzakki).

Sebagaimana yang telah dijelaskan Alqur’an didalam surat Attaubah ayat

103:

م هباوصل م و�زكهي تطهرمه صدقة لهم أ�موا من �ذ ن� �لهي �� سكن تك لو ص ا هم ل یع وا�� )۱۰۳( �لمي مس

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Attaubah, ayat 103).

c. Penerima zakat

Syarifuddin (2018), Penerima zakat zakat ada 8 (delapan) golongan,

sebagai berikut:

1) Fakir (orang yang tidak memiliki harta, adalah orang yang tidak

memiliki harta ataupun usaha yang tidak memadai, sehingga sebagian

besar kebutuhannya tidak dapat terpenuhi. Walaupun memiliki rumah

Page 50: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

41

tempat tinggal, pakaian yang pantas bagi dirinya, ia tetap dianggap fakir

selama sebagian besar kebutuhan hidup yang diperlukannya tidak

terpenuhi olehnya.

2) Miskin adalah orang yang tidak punya harta yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, namun masih ada sedikit

kemampuan untuk mendapatkannya. Dia punya sesuatu yang bisa

menghasilkan kebutuhan dasarnya, namun dalam jumlah yang teramat

kecil dan jauh dari cukup untuk sekedar menyambung hidup dan

bertahan.

3) Al Riqab adalah hamba sahaya atau budak yang akan membebaskan

dirinya. Untuk membebaskan diri harus menebusnya dengan sejumlah

uang dengan Tuannya. Karena itu perlu mendapatkan bantuan, maka ia

berhak menerima pemberian zakat.

4) Al-Gharim adalah orang yang memiliki banyak hutang, yang mereka

sukar untuk membayarnya.

5) Mualaf, adalah orang yang baru masuk Islam. Muallaf juga termasuk

orang yang berhak menerima zakat untuk mendukung penguatan iman

dan takwa mereka dalam memeluk agama Islam.

Page 51: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

42

6) Fiisabilillah (pejuang di jalan Allah), adalah Golongan fisabilillah

adalah seseorang atau sebuah lembaga yang memiliki kegiatan utama

berjuang di jalan Allah dalam rangka menegakkan agama Islam.

7) Ibnu al sabiil (musyafir dan para pelajar perantauan), adalah orang yang

melaksanakan perjalanan dengan tujuan kebaikan, tetapi ia kekurangan

biaya untuk mencapai tujuan dari perjalanan itu.

8) Amil zakat, adalah panitia yang terdiri dari orang-orang yang diambil

dari muslimin yang memenuhi syarat seperti masalah-masalah zakat,

dengan tugas menerima dan mengelola dana zakat.

9) Solusi Pelaksanaan Zakat dapat Mengurangi Kesenjangan Sosial

Dari beberapa kelemahan pelaksanaan pemberdayaan zakat di atas,

dapat diatasi dengan pemberdayaan zakat yang berjalan dengan optimal.

Potensi zakat yang ada dapat digunakan untuk mengurangi kesenjangan sosial

dalam kehidupan di masyarakat. Terdapat beberapa solusi yang dapat di

lakukan, diantaranya: Pemberian dana zakat yang bersifat produktif dan

konsumsi dana zakat bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan mustahik.

a) Pemberian dana zakat yang bersifat produktif

Dalam pendistribusian zakat, diharapkan para muzakki untuk

lebih memfokuskan pada pemberian dana zakat yang bersifat

Page 52: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

43

produktif, artinya zakat yang dibagikan kepada para penerima zakat

bukan lagi barang yang habis dipakai, melainkan lebih banyak lagi

untuk pemberian dana zakat yang berupa pemberian modal untuk

kegiatan usaha. Zakat yang terima dapat dijadikan

modal/pengembangan usaha sehingga kedepannya diharapkan

mustahik tersebut sudah tidak berstatus sebagai penerima zakat tetapi

malah bisa menjadi muzakki (orang yang mengeluarkan zakat).

b. Konsumsi dana zakat bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan mustahik

Pemberian dana zakat kepada para mustahik sekarang bukan

hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di harapkan untuk

menggunakan dana zakat yang ia terima di gunakan untuk jenis

kegiatan yang diharapkan bisa berkembang, baik untuk dijadikan

modal usaha ataupun yang lainnya. Perkembangan yang bagus juga

dicapai dalam hal pemberdayaan zakat, dalam hal ini sasaran

penyaluran dana zakat kini telah melebar pada bidang sosial. Diantara

sasaran penyaluran dana zakat yaitu: Modal usaha fakir miskin,

beasiswa anak-anak fakir miskin, pembangunan sekolah gratis untuk

keluarga fakir miskin, pembanguan klinik kesehatan untuk keluarga

fakir miskin dan pembangunan/bantuan rumah yang layak huni untuk

fakir miskin yang tidak mempunyai rumah layak huni.

Page 53: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

44

a. Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Harta zakat terutama zakat maal utamanya harus dipandang

sebagai modal dana berputar (revolving fund) yang penggunaannya

harus diarahkan kepada usaha produktif sehingga kesinambungan usaha

yang dijalankan dalam sektor ekonomi rakyat dapat terjamin. Zakat

akan sangat efektif jika digunakan untuk mengentaskan kemiskinan.

Hal ini merupakan sasaran utama dari perintah zakat, seperti yang

dijelaskan menurut Adesy (2016) bahwa untuk membantu permodalan

fakir miskin, Islam telah mewajibkan zakat kepada pemilik kekayaan

dan menjadikannya sebagai salah satu rukun Islam yang ke-4.

Menyangkut masalah pendistribusian dan manajemennya harus

dilakukan secara profesional, pemikiran yang matang, dan administratif

agar dapat menyentuh fungsi dan kegunaan zakat yang sebenarnya.

Dana yang terimpun dari zakat tidak harus diberikan kepada orang-

orang fakir miskin begitu saja, tetapi bagaiman mereka bisa

memanfaatkan dana itu untuk dikembangkan kedalam bentuk usaha

sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau bisa melalui

pelatihan pelatihan dibidang pertanian, pertukangan, manajemen,

bisnis, biro jasa, dan lain-lain. Hal ini perlu bekerjasama dengan

berbagai pihak terutama para pembesar yang punya kepedulian kepada

nasib rakyatnya yang dililit kemiskinan.

Page 54: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

45

Ada tiga aspek utama yang dapat dipertimbangkan ketika

memilih industri kecil atau unit usaha rakyat sebagai dasar pemberian

dan zakat sebagai modal. Pertama, merupakan subsektor usaha yang

menampung kehidupan dan tradisi budaya dari sebagian besar anggota

masyarakat. Kedua, merupakan bagian dari sarana penciptaan

kesempatan kerjadan pengembangan kretivitas angkatan kerja yang

umumnya tidak memiliki tingkat pendidikan formal yang memadai

untuk memasuki sektor modern. Ketiga, merupakan sarana distribusi

kesempatan berusaha dan berpendapatan (Adesy, 2016).

b. Pendayagunaan Zakat

Purnomo (2018), pendayagunaan zakat merupakan bentuk

pemanfaatan dana zakat secara maksimum tanpa mengurangi nilai dan

kegunaannya, sehingga berdayaguna untuk mencapai kemaslahatan

bagi umat. Pendayagunaan zakat berfungsi sebagai amal ibadah dan

juga sebagai konsep sosial. Pendayagunaan ini diharapkan mampu

menciptakan pemahaman dan kesadaran serta membentuk sikap dan

perilaku hidup individu dan kelompok menuju kemandirian.

Menurut buku pedoman zakat Ditjen Bima Islam dan Urusan

Haji Departemen Agama Republika Indonesia (HDARI) dalam kutipan

Ali (2012) terdapat empat sistem atau metode dalam pendayagunaan

Page 55: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

46

dana zakat yang telah terkumpul pada lembaga pengelola zakat, antara

lain:

1) Sistem konsumtif tradisional, adalah: zakat yang dibagikan kepada

para mustahiq untuk dimanfaatkan oleh pihak yang bersangkutan,

seperti zakat fitrah yang dibagikan untuk fakir miskin pada akhir

bulan ramadhan sebelum melaksanakan shalat idhul fitri, untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau zakat maal (harta), yang

dibagikan kepada korban yang sedang mengalami ben cana alam.

2) Sistem konsumtif kreatif, merupakan: zakat yang dibagikan dengan

mengganti bentuk yang lain dari barangnya yang semula, seperti

diberikan dalam bentuk buku-buku dan alat tulis (peralatan sekolah),

beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa, pembinaan keterampilan

bagi para pemuda dan pemudi, sehingga menjadi mampu dan

mandiri dalam usaha, dan lain-lain.

3) Sistem produktif tradisional, adalah: zakat yang dibagikan dalam

bentuk barang yang produktif, seperti kambing, sapi, alat-alat

pertanian dan pertukangan, alat cukur, mesin jahit dan lain-lain.

Pemberian zakat dalam bentuk seperti ini dapat mendorong orang

menciptakan suatu usaha atau memberikan lapangan kerja baru bagi

fakir miskin.

Page 56: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

47

4) Sistem produktif kreatif, merupakan: zakat yang diwujudkan dalam

bentuk permodalan, baik digunakan untuk membangun sarana riil

yang berbentuk bantuan ataupun penambahan modal bagi para

pedagang atau pengusaha kecil.

C. Kerangka Penelitian

Model penelitian didefinisikan sebagai abstraksi dari fenomena-

fenomena yang sedang diteliti. Sesuai dengan Pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), tenaga kerja dan pegangguran terhadap tingkat

kemiskinan yang dimoderasi oleh pendayagunaan zakat di Pulau Jawa Tahun

2014-2019.” Maka secara sistematis untuk menggambarkan hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, penulis dapat memberikan

model penelitiannya yang dinyatakan dengan fungsi sebagai berikut:

X1 : Produk Domestik Bruto (PDRB)

X2 : Tenaga Kerja

X3 : Pengangguran

Y : Tingkat Kemiskinan

Z: Pendayagunaan Zakat

Page 57: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

48

H1

H2

H3

H4 H5 H6

H4 H5

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Sesuai dengan tujuan penelitian dapat disimpulkan, hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono, 2016). Penelitian yang merumuskan hipotesis

merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuatitatif.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai

berikut:

Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDRB) Terhadap Tingkat

Kemiskinan

Tenaga Kerja (X2)

PDRB (X1)

Pengangguran (X3)

Tingkat Kemiskinan (Y)

Pendayagunaan Zakat (Z)

Page 58: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

49

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dama (2016) dan Wirawan dan

Arka (2015) hasil menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Sehingga PDRB

mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia karena apabila PDRB

mengalami kenaikan maka tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan.

H1 = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat kemikinan

Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arianti (2008) hasil

menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan regional di Kota Bengkulu. Sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2017) hasil menunjukkan

bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat

kemiskinan pada wilayah Sarbagita di Provinsi Bali. Sehingga tenaga kerja

mempengaruhi tingkat kemiskinan karena apabila tenaga kerja tinggi maka

tingkat kemiskinan mengalami penurunan.

H2 = Tenaga Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat

kemikinan

Page 59: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

50

Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan

Menurut Bhaswara (2018), mengenai pengengguran hasil penelitian

menunjukan bahwa variabel pengangguran memiliki pengaruh positif

terhadap tingkat Kemiskinan di Jawa Tengah (2011-2015). Sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Segoro (2016) hasil penelitian menunjukan

bahwa variabel pengangguran memiliki pengaruh positif terhadap kemiskinan

di Indonesia tahun 2009-2012. Sehingga pengangguran mempengaruhi tingkat

kemiskinan karena apabila pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan

mengalami penurunan.

H3 = Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

kemikinan

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Sebagai Moderasi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2018), dengan hasil

menunjukkan pendayagunaan zakat dapat memoderasi terhadap

penanggulangan kemikinan. Didukung oleh penelitian yang dilakukan

Indahsari (2019) menunjukkan bahwa Zakat mampu memoderasi

pengangguran dan, tenaga kerja dan pengangguran terhadap tingkat

kemiskinan karena apabila pendayagunaan zakat mengalami kenaikan dan

memoderasi variabel tenaga kerja dan pengangguran maka tingkat kemiskinan

akan mengalami penurunan.

H4 = Pendayagunaan Zakat dapat memoderasi hubungan negatif Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap tingkat kemiskinan

Page 60: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

51

H5 = Pendayagunaan Zakat dapat memoderasi hubungan negatif Tenaga

Kerja terhadap tingkat kemiskinan

H6 = Pendayagunaan Zakat dapat memoderasi hubungan positif

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan

Adapun Hipotesis di dalam penelitian ini adalah adanya korelasi

negatif Produk Domestik Bruto (PDRB), tenaga kerja dan pengangguran yang

dimoderasi oleh pendayagunaan zakat terhadap tingkat kemiskinan di Pulau

Jawa tahun 2014-2019.

Page 61: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Menurut Ferdinan (2014), penelitian kuantitatif memungkinkan

peneliti untuk membangun hipotesis dan menguji secara empirik hipotesis

yang dibangun tersebut. Untuk menguji hipotesis yang ditetapkan, metode ini

menyajikan data-data dalam bentuk angka yang lebih mudah untuk diketahui

maupun dibandingkan satu dengan yang lainnya (Sugiono, 2017). Tujuan

utama penelitian kuantitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala

sosial dengan cara memberikan pemaparan berupa gambaran yang jelas

tentang fenomena/gejala sosial tersebut dalam bentuk rangkaian kata yang

pada akhirnya akan menghasilkan sebuah teori. Adapun data yang berkaitan

Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia, Dompet Dhuafa dan pengelolaan

zakat yang ada di Badan Amal Zakat Nasional (BAZNAS) Indonesia .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil objek penelitian Pulau Jawa yang terdiri dari

6 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Banten dan

Jawa Timur. Penelitian ini diteliti dari tahun 2014-2019.

Page 62: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

53

C. Populasi dan Sempel Penelitian

1. Populasi

Menurut Ferdinan (2014), populasi adalah gabungan dari seluruh

elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik

yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena ittu

dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Penelitian ini

menganalisis tentang Produk Domestik Bruto (PDRB), tenaga kerja,

pengangguran dan pendayagunaan zakat sebagai variabel moderasi di Pulau

Jawa. Data ini berbentuk data time series dari tahun 2014-2019 dan

menggunakan data Cross section yang diambil dari Pulau Jawa yang terdiri

dari 6 provinsi yaitu:

1. Daerah Khusus Ibukota Jakarta

2. Jawa Tengah

3. Daerah Istimewa Yogyakarta

4. Jawa Barat

5. Banten

6. Jawa Timur.

Page 63: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

54

2. Sempel

Menurut Sugiyono (2016), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan sifat dari

data ini, maka dalam menentukan jumlah sempel yang akan digunakan

yaitu menggunakan teknik sampel jenuh. Sempel jenuh adalah teknik

penentu sempel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sempel.

Sempel yang digunakan penelitian ini adalah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), tenaga kerja, pengangguran dan pendayagunaan

zakat terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

D. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti ini yaitu data sekunder (tertulis).

Data sekunder merupakan data yang berupa buku-buku, yang digunakan

sebagai dasar teori dan membantu untuk menganalisis masalah, dokumen dari

Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia, Dompet Dhuafa dan dokumen dari

BAZNAS yang mendukung data dalam penelitian ini.

2. Sumber data penelitian menggunakan Dokumentasi.

Dokumentasi ialah upaya memperoleh data dan informasi berupa

catatan tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti

(Sugiyono, 2016). Macam-macam data yang dijadikan dokumentasi pada

penelitian ini seperti arsip tentang sejarah, lokasi penelitian dan berbagai hal

Page 64: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

55

yang berhubungan dengan dokumen dari Badan Pusat Statistika (BPS),

Dompet Dhuafa dan dokumen dari BAZNAS.

3. Alat Analisis

Didalam penelitian ini, alat bantu statistik yang diguakan untuk

mengolah data adalah aplikasi E-views 9. Analisis kuantitatif yang dilakukan

dalam penelitian ini dibantu dengan alat bantu statistik, yaitu analisis regresi

linier berganda. Regresi linier berganda dilakukan untuk melihat sejauh mana

variabel independent (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependent

(variabel terikat).

E. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan peneliti yaitu teknik sampling jenuh.

Sampling jenuh adalah teknik penentu sempel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sempel (Sugiyono, 2016). Peneliti melakukan teknik

sampel jenuh ini dalam mengambil data tentang Produk Domestik Bruto

(PDRB), tenaga kerja, pengangguran dan pendayagunaan zakat sebagai

variabel moderasi di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

F. Definisi Konsep dan Operasional

1) Kemiskinan (Y)

Kemiskinan berarti sejumlah penduduk yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup yang telah ditetapkan oleh suatu badan

atau orang tertentu dan perhitungan yang dilakukan oleh badan atau

organisasi tersebut digunakan sebagai standar perhitungan untuk

Page 65: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

56

menentukan jumlah kemiskinan yang ada di suatu daerah. Kata lain,

penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, garis kemiskinan yang

digunakan adalah garis kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik

(BPS). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah persentase

penduduk miskin tahun 2014-2019 di Pulau Jawa.

Menurut BAZNAS (2020), dalam perhitungan presentase

kemiskinan menggunakan konsep Head Count Index (HCI-P0), adalah

presentase penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Rumus

perhitungannya adalah sebagai berikut:

Pα = 1𝑛 = � �z−yz �

q

𝑖−1

α

Dimana:

α = 0

z = Garis kemiskinan

y = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada

dibawah garis kemisinan

q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemisinan

n = Jumlah penduduk

2) Pendapatan Domestik Regional Bruto (X1)

PDRB adalah keseluruhan nilai barang dan jasa yang diproduksi

didalam suatu daerah tertentu dalam satu tahun tertentu. Berdasarkan

uraiaan yang disampaikan oleh Sukirno (2000) laju pertumbuhan ekonomi

Page 66: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

57

adalah kenaikan PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar

atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah

perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak, perhitungan PDRB akan

ditimbulkan dari suatu daerah ada tiga pendekatan. Data PDRB yang

dipakai yaitu laju PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010. PDRB atas

dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut

yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu

sebagai tahun dasar. Adapun data yang dipakai pada penelitian ini yaitu

data pada tahun 2014-2019 di Pulau Jawa data yang diperoleh dari BPS.

Pengukuran PDRB mengunakan analisis Tipologi Klassen dengan

tujuan untuk melihat gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan

masing-masing sektor (Wahyuningtyas, 2013). Langkah-langkah dalam

perhitungannya menggunakan rumus:

PDRBt - PDRBt-1 Git = x 100%

PDRBt-1 Keterangan:

G = Tingkat pertumbuhan PDRB (persen)

t = Tahun

3) Tenaga Kerja (X2)

Secara umum pengertian tenaga kerja adalah menyangkut manusia

yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang atau jasa dan

mempunyai nilai ekonomis yang dapat berguna bagi kebutuhan

Page 67: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

58

masyarakat (Yacoub, 2012). Secara fisik kemampuan bekerja diukur

dengan usia. Orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Menurut

Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja

adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk

masyarakat. Di Indonesia, sejak tahun 1998 BPS menggunakan usia 15

tahun ke atas sebagai kelompok penduduk usia kerja. Data yang

digunakan tenaga kerja pada tahun tahun 2014-2019 di Pulau Jawa data

yang diperoleh dari BPS.

Dalam teori ketenagakerjaan menurut BPS (2020) digunakan

konsep Dasar Angkatan Kerja. Penduduk dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja

terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan

penduduk yang bukan angkatan kerja terdiri penduduk yang periode

rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi (Faisal, 2016).

Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15

tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara

tidak bekerja atau pengangguran. Di dalam pengukuran angkatan kerja

yaitu dengan rumus:

AK = BK + MK

Keterangan:

AK = Angkatan Kerja

Page 68: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

59

BK = Bekerja

MK = Mencari Kerja

4) Pengangguran (X3)

Pengangguran akan memperkecil pendapatan nasional karena

pengangguran tidak memberkan sumbangan pendapatan pemerintah

(Sukirno, 2000). Disamping itu pengangguran dapat mendatangkan

masalah sosial dimasyarakat seperti tingkat kesejahteraan yang rendah dan

kesenjangan sosial. Sedangkan menurut BPS (Badan Pusat Statisktik)

adalah meliputi penduduk yang sedang mencari pekerjaan, penduduk yang

sedang mempersiapkan suatu usaha, penduduk yang merasa tidak

mungkin mendapatkan pekerjaan, penduduk yang sudah punya pekerjaan

tetapi belum mulai bekerja. Data yang digunakan untuk melihat

pengangguran adalah pengangguran terbuka pada tahun 2014-2019 di

Pulau data yang diperoleh dari BPS.

Pengukuran tingkat pengangguran yaitu presentase jumlah

pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja (Faisal. 2016). Maka

diperoleh rumus:

TP = JP/AK x 100

Keterangan:

TP = Tingkat Pengangguran

JP = Jumlah Pengangguran

AK = Angkatan Kerja

Page 69: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

60

5) Pendayagunaan zakat (Z)

Penelitian ini menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat sebagai

variabel moderasi. Bagaiman cara atau usaha dalam mendatangkan hasil

dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik menurut Ali (2012) Islam

mewajibkan setiap orang yang memiliki harta melebihi kebutuhannya

mereka supaya menunaikan zakat. Apabila semua orang menyadari hal

tersebut dan membayarkan kewajiban mereka untuk menunaikan zakat

dan juga dikelola dengan baik oleh pengelola zakat maka akan cukup

memadai untuk memberantasi kemiskinan. Potensi zakat yang sangat

besar ini mampu digunakan untuk modal para mustahik guna

meningkatkan taraf hidup mereka yang bukan hanya untuk kebutuhan

komsumsi saja.

Didalam pendistribusian zakat produktif, terdapat dua program

modal usaha pemberdayaan dan modal usaha tasyarufan (BAZNAS,

2020). Didalam pengukuran pendayagunaan zakat yaitu diperoleh rumus

sebagai berikut:

MUP = PZ – MUT

Keterangan:

MUP = Modal Usaha Pendayagunaan

PZ = Pendapatan Zakat

MUT = Modal Usaha Tasyarufan

Page 70: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

61

G. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen penelitian ini yaitu dengan uji stasioner untuk menguji

data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini. Sebuah data dapat

dikatakan stasioner apabila terpenuhinya asumsi rata-rata dan variansinya

konstant sepanjang waktu serta kovarian antara dua data runtut waktu

tergantungpada kelambanan antara dua periode tersebut. Pengambilan hasil

pada uji stasioner ini adalah apabila nilai probabilitasnya kurang dari atau

lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut bersifat stasioner

(Winarno, 2015).

H. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berusaha untuk menggambarkan berbagai

karakteristik data yang berasal dari suatu sampel (Sujarweni, 2015).

Statistik deskriptif seperti mean, median, modus, presentil, desil, quartil,

dalam bentuk analisis angka maupun gambar/diagram. Dalam analisis

deskriptif diolah pervariabel.

2. Uji Stasioneritas

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, maka perlu

dilakukan uji stasioner. Sebuah data dapat dikatakan stasioner jika

memenuhi asumsi bahwa rata-rata dan variasunya konstan sepanjang waktu

tergantung pada kelembanan antara dua periode tersebut (Sujarweni, 2015).

Page 71: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

62

Pengambilan keputusan uji stasioner adalah jika nilai profitabilitas lebih

kecil dari pada 0,05 maka data dapat dikatakan bahwa bersifat stasioner.

3. Moderated Regression Analysis (MRA)

Menurut (Bawono dan Shina 2018), model regresi linier dalam data

panel pada pengamatan individu ke –i dan waktu ke-t dengan K buah

variabel independen, dipresentasikan sebagai berikut:

Keterangan:

Yit : Variabel Kemiskinan

α : Intersepsi

X1 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

X2 : Tenaga Kerja

X3 : Pengangguran

Z : Pendayagunaan Zakat

ε : Eror term

i : Cross section

t : data periode waktu

Karena dalam penelitian ini menggunakan variabel moderasi, maka

dalam persamaan regresi dalam data panel untuk variabel moderasi yaitu

menggunakan persamaan Moderat Regression Analysis (MRA). Moderat

Regression Analysis adalah aplikasi khusus regresi linier berganda, dimana

Yit = α + β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it εit

Page 72: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

63

dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi, yaitu perkalian

antara dua variabel atau lebih variabel independen (Ghozali, 2011).

Sedangkan zakat dikatakan mampu memoderasi pengaruh PDRB,

tenaga kerja dan pengangguran secara bersama-sama jika F hitung > F

tabel, dan tingkat signifikannya <0,05.

Estimasi parameter pada model regresi data panel akan semakin

kompleks jika variabel independen yang digunakan semakin banyak

(Bawono dan Shina, 2018). Beberapa pendekatan yang dapat digunakan

antara lain:

a. Common Effect

Pendekatan common effect merupakan pendekatan yang paling

sederhana yaitu hanya dengan mengkombinasikan data tampang

lintang dengan data berkala tanpa memperhatikan dimensi individu

dan waktu. Metode estimasi parameternya menggunakan metode

kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OSL).

b. Fixed Effect

Konstanta untuk masing-masing individu akan berbeda

walaupun koefisien pada masing-masing variabel independen akan

tetap. Untuk membedakan objek yang satu dengan yang lain,

digunakan variabel dumi atau disebut dengan Least Square Dummy

Variable (LSDV).

Page 73: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

64

c. Random Effect

Estimasi perameter model regresi data panel perlu

menggunakan model komponen eror atau disebut juga sebagai model

efek acak (random effect). Metode yang sesuai dengan pendekatan

random effect adalah Generalized Least Square (GLS).

Dari ketiga model yang telah diestimasi melalui pendekatan comman

effect, fixed effect dan random effect akan dipilih model yang paling.

Pemilihan model dapat dilakukan menggunakan uji formal antara lain:

a. Uji Chow (Uji F)

Uji Chow diperlukan untuk membandingkan model common

effect dan fixed effect. Pengambilan keputusan jika nilai Prob. Untuk

Cross-section F sebesar 0,000 < α = 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa model yang tepat adalah fixed effect, namun jika nilai Prob. > α

maka model yang cocok adalah common effect.

b. Uji Hausman

Uji Hausman diperlukan untuk membandingkan model random

effect dan fixed effect. Jika nilai Prob.< α maka model yang cocok

digunakan adalah Fixed Effect namun jika nilai Prob.> α maka model

yang cocok adalah Random Effect.

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh antara variabel

independen dengan variabel dependen dengan skala pengukuran atau rasio

Page 74: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

65

dalam suatu persamaan linear (Sujarweni, 2015). Persamaan regresi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Srimultan (Uji F)

Uji Srimultan adalah uji yang digunakan untuk membuktikan ada

pegaruhnya antara variabel independen dengan vaiabel dependen

secara srimultan (Sujarweni, 2015). Pengambilan keputusan uji

srimultan adalah dengan melihat signifikansi model regresi secara

srimultan diuji dengan nilai signifikansi (sig) di mana jika nilai sig di

bawah 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen..

Kriteria

a) Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Atau

a) Jika p < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika p > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Uji T

Uji statistik t adalah uji yang menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen atau variabel penjelas secaraa

individual dalam menerangkan variabel dependen (Sujarweni, 2015).

Pengabilan keputusan pada uji hipotesis adalah dengan melihat nilai

probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu

Page 75: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

66

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Hipotesis diterima jika taraf signifikan (a) < 0,05 dan

hipotesis ditolak jika taraf signifikansin (a) > 0,05.

Kriteria

a) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Atau

a) Jika p < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika p > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

c. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien Determinan (Goodness of fit), yang dinotasikan

dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi

(Sujarweni, 2015). Determinasi (R2) mencerminkan kemampuan

variabel dependen. Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Nilai R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi

variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya.

Pengambilan keputusan uji Determinan (R2) adalah jika semakin tinggi

nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Page 76: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

67

6. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai

apakah di dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square

(OLS) terdapat masalah-masalah. Uji asumsi klasik meliputi :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah asumsi residual berdistribusi normal,

sehingga uji normalitas dilakukan pada residual model regresi

(Bawono dan Shina, 2018). Untuk mengidentifikasi adanya

pelanggaran asumsi normalitas, dapat dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov, uji Anderson-Darling, uji Shapiro-Wilk, dan

uji Jarque-Bera. Pengambilan keputusan keputusan pada uji

normalitas adalah dengan menilai nilai signifikannya. Jika signifikan >

0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan

< 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah suatu gejala dimana residual pada

pengamatan ke-i yang memiliki korelasi dengan pengamatan ke-k

(Bawono dan Shina, 2018). Untuk mengidentifikasi adanya

autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey (uji

Langrange-Multi-plier) dan Durbin Watson. Dalam pengambilan

keputusan pada uji autokorelasi menggunakan nilai Dusbin Watson:

a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

Page 77: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

68

b) Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.

c) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah asumsi yang menunjukkan adanya

hubungan linear yang kuat diantara beberapa variabel prediktor dalam

suatu model regresi (Bawono dan Shina, 2018). Uji multikorelasi

bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

korelasi antar variabel bebas. Pada regresi yang baik seharusnya tidak

ada terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pengambilan keputusan

metode multikolinearitas adalah dari tolerance value atau variance

inflantion factor (VIF). Batas dari tolerance value > 0,1 atau nilai VIF

lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

d. Uji Heterokedasitas

Uji Heterokedasitas adalah suatu keadaan di mana varians dan

kesalahan penganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas

(Sujarweni, 2015). Pengambilan keputusan penelitian

multikolinearitas adalah dengan merespon variabel x sebagai variabel

independen dengan nilai absolut unstandardized residual regresi

sebagai variabel-variabel dependen. Apabila hasil uji diatas level

signifikan (r > 0,05) berarti tidak terjadi heterokedastisitas dan

sebaliknya apabila level di bawah signifikansi (r < 0,05) berarti terjadi

heterokedastisitas.

Page 78: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

69

BAB IV

ANALISIS DATA

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

A. Statistik Deskriptif

Satatistik Deskriptif

Obsevasi Mean Median Maksimum Minimum

Kemiskinan 36 8.582500 9.380000 13.59000 3.440000

PDRB 36 5.54444 5.485000 6.600000 4.500000

Tenaga Kerja 36 11445908 10998994 21902958 1891218

Pengangguran 36 5.883611 5.645000 9.450000 2.200000

Pendayagunaan Zakat

36 106470.1 18100.00 470112.0 0.000000

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Ouput hasil uji statistik deskriptif tersebut menunjukkan jumlah data

pengamatan ada 36. Dengan penjabaran tiap variabel sebagai berikut:

1. Dari 36 data pengamatan nilai kemiskinan terkecil (minimum) adalah

3.440000 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 13.59000. Nilai median

kemiskinan adalah 9.380000 dan nilai rata-rata (mean) sebesar

8.583200.

Page 79: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

70

2. Dari 36 data pengamatan nilai PDRB terkecil (minimum) adalah

4.500000 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 6.500000. Nilai median

PDRB adalah 5.485000dan nilai rata-rata (mean) sebesar 5.54444.

3. Dari 36 data pengamatan nilai tenaga kerja terkecil (minimum) adalah

1891218 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 21902958. Nilai median

tenaga kerja adalah 10998994 dan nilai rata-rata (mean) sebesar

11445908.

4. Dari 36 data pengamatan nilai pengangguran terkecil (minimum) adalah

2.200000 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 9.450000. Nilai median

pengangguran adalah 5.645000 dan nilai rata-rata (mean) sebesar

5.883611.

5. Dari 36 data pengamatan nilai pengangguran terkecil (minimum) adalah

0.000000 dan nilai terbesar (maksimum) adalah 470112.0. Nilai median

pengangguran adalah 18100.00 dan nilai rata-rata (mean) sebesar

106470.1.

Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran pada 2,

data penelitian.

Page 80: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

71

B. ANALISIS DATA

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas yang digunakan adalah uji Unit Root dengan uji

Hadri. Pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu apabila nilai Prob.<0,005

maka data dalam penelitian ini dikatakan stasioner, dan sebaliknya apabila

nilai Prob.>0,005 maka data tidak stasioner. Hasil uji stasioneritas data adalah

sebagai berikut: Hasil uji stasioneritas uji masing-masing variabel penelitian

dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas

No Variabel Probability

Unit Root Test

Keterangan

1. PDRB 0.0038 Uji Stasioneritas root level

2. Tenaga Kerja 0.0003 Uji Stasioneritas

root level

3. Pengangguran 0.0008 Uji Stasioneritas

root level

4. Pendayagunaan Zakat 0.0000 Uji Stasioneritas

root level

5. PDRB*Pendayagunaan Zakat 0.0227 Uji Stasioneritas

root level

6. TenagaKerja*Pendayagunaan

Zakat

0.0092 Uji Stasioneritas

root level

Page 81: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

72

7. Pengangguran

*Pendayaguaan Zakat

0.0164 Uji Stasioneritas

root level

8. Kemiskinan 0.0000 Uji Stasioneritas

root level

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Dapat dilihat pada tabel 4.2 bahwa hasil uji stasioneritas uji Unit Root

dengan uji Hadri menunjukkan nilai Probability kurang dari 0.05. Dengan

demikian tiap variabel memenuhi syarat uji stasioneritas dan layak untuk

dilanjutkan ke uji berikutnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lembar

lampiran 3 pada uji stasioneritas.

2. Uji Regresi

Uji regresi dapat dilakukan jika data yang diteliti bersifat stasioner.

Setelah data memenuhi uji stasioneritas, maka harus dilakukan pemilihan

model regresi yang tepat dengan cara spesifikasi model regresi. Berikut ini

merupakan hasil spesifikasi model uji regresi:

a. Uji Regresi Menggunakan Common Effect

Pendekatan common effect merupakan pendekatan yang paling

sederhana yaitu hanya dengan mengkombinasikan data tampang lintang

dengan data berkala tanpa memperhatikan dimensi individu dan waktu

(Bawono dan Shina, 2018). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Page 82: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

73

Tabel 4.3 Uji Regresi Common Effect

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:24 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 25.35404 3.885474 6.525340 0.0000

X1 -1.977008 0.695473 -2.842679 0.0081 X2 1.69E-07 4.33E-08 3.906128 0.0005 X3 -1.374511 0.155893 -8.817039 0.0000

X1_Z 1.36E-06 1.41E-06 0.959198 0.3454 X2_Z -5.10E-13 2.63E-13 -1.936474 0.0626 X3_Z 4.77E-07 8.33E-07 0.572568 0.5714

R-squared 0.846087 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.814243 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 1.508653 Akaike info criterion 3.832977 Sum squared resid 66.00494 Schwarz criterion 4.140883 Log likelihood -61.99358 Hannan-Quinn criter. 3.940444 F-statistic 26.56975 Durbin-Watson stat 0.868593 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bentuk dari uji regresi common

effect, yaitu sebagai berikut:

Kemiskinan=ɑ+β1PDRB+β2TenagaKerja+β3Pengangguran+β4(PDRB*Pen

dayagunaanZakat)+β5(TenagaKerja*PendayagunaanZakat) +

β6(Pengangguran*PendayagunaanZakat) +

Kemiskinan = (25.35404) + (-1.97708)PDRB + (1.69E-07)Tenaga

Kerja) + (-1.374511)Pengangguran + (1.36E–06)PDRB*

PendayagunaanZakat + (-5.10E-13)Tenaga Kerja*

Page 83: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

74

PendayagunaanZakat + (4.77E-07) Pengangguran*

Pendayagunaan Zakat + e

b. Fixed Effect, konstanta untuk masing-masing individu akan berbeda

walaupun koefisien pada masing-masing variabel independen akan tetap

(Bawono dan Shina, 2018). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.4 Uji Regresi Fixed Effect

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:25 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.24949 2.934640 5.877888 0.0000

X1 -0.196133 0.289834 -0.676708 0.5051 X2 -6.73E-07 1.76E-07 -3.832885 0.0008 X3 0.014023 0.155869 0.089966 0.9291

X1_Z 2.22E-07 6.12E-07 0.362747 0.7200 X2_Z -6.54E-14 1.12E-13 -0.582614 0.5656 X3_Z 2.62E-08 3.33E-07 0.078617 0.9380

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.983169 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.897591 Sum squared resid 7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Page 84: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

75

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bentuk dari uji regresi fixed effect,

yaitu sebagai berikut:

Kemiskinan = ɑ +β1PDRB + β2Tenaga Kerja + β3Pengangguran +

β4 (PDRB*PendayagunaanZakat) + β5(TenagaKerja*

Pendayagunaan Zakat) + β6 (Pengangguran*

PendayagunaanZakat) + e

Kemikinan = (17.24949) + (-0.0196133)PDRB +(-6.73E-07)Tenaga

Kerja + (0.014023)Pengangguran + (2.22E-07)PDRB*

PendayagunaanZakat + (-6.54E-14)Tenaga Kerja*

PendayagunaanZakat + (2.62E-08) Pengangguran *

Pendayagunaan Zakat +e

Setelah diketahui persamaan regresinya, langkah selanjutnya adalah

melakukan uji chow-test dengan likelihood ratio untuk mengetahui apakah

uji regresi ini cocok untuk digunakan pada penelitian ini atau tidak. Adapun

hasil uji chow-test dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.5 Uji Regresi Chow-Test

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 39.094095 (5,24) 0.0000

Cross-section Chi-square 79.673900 5 0.0000 Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Page 85: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

76

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, nilai cross-section chi-squre sebesar

79.673900 dengan probability 0.0000 < 0.05, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa regresi yang digunakan adalah fixed effect.

c. Uji Regresi Menggunakan Random Effect

Random Effect merupakan estimasi perameter model regresi data

panel perlu menggunakan model komponen eror atau disebut juga sebagai

model efek acak (Bawono dan Shina, 2018). Hasil regresi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Uji Regresi Random Effect

Dependent Variable: Y Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/17/20 Time: 20:27 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36 Wansbeek and Kapteyn estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15.85954 4.200074 3.776015 0.0007

X1 -0.201138 0.289624 -0.694479 0.4929 X2 -5.46E-07 1.62E-07 -3.377709 0.0021 X3 0.006724 0.155056 0.043366 0.9657

X1_Z 2.09E-07 6.11E-07 0.341457 0.7352 X2_Z -7.62E-14 1.12E-13 -0.679608 0.5021 X3_Z 6.81E-08 3.32E-07 0.205035 0.8390

Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 7.645065 0.9949

Idiosyncratic random 0.548403 0.0051 Weighted Statistics R-squared 0.368702 Mean dependent var 0.251230

Adjusted R-squared 0.238089 S.D. dependent var 0.623521 S.E. of regression 0.544256 Sum squared resid 8.590213

Page 86: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

77

F-statistic 2.822853 Durbin-Watson stat 1.210665 Prob(F-statistic) 0.027435

Unweighted Statistics R-squared -2.314556 Mean dependent var 8.582500

Sum squared resid 1421.436 Durbin-Watson stat 0.007316 Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bentuk dari uji regresi random

effect, yaitu sebagai berikut:

Kemiskinan = ɑ +β1PDRB + β2Tenaga Kerja + β3Pengangguran + β4

(PDRB*PendayagunaanZakat) + β5(TenagaKerja*

Pendayagunaan Zakat) + β6(Pengangguran*Pendayagunaan

Zakat) + e

Kemiskinan = (15.85954)+ (-0.201138)PDRB+(-5.46E-07) Tenaga Kerja

(0.006724)Pengangguran + (2.09E-07) PDRB*

Pendayagunaan Zakat + (-7652E-14)Tenaga Kerja*

PendayagunaanZakat + (6.81E-08)Pengangguran*

Pendayagunaan Zakat + e

Setelah diketahui persamaan regresi random effect selanjutnya

dilakukan uji hausman-test untuk mengetahui kesesuaian uji regresi dengan

model random effect cocok digunakan dalam penelitian ini atau tidak. Hasil

uji hausmant test dapat dilihat dalam tabel ini:

Tabel 4.7 Uji Hausmant Test

Correlated Random Effects - Hausman Test

Page 87: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

78

Equation: Untitled Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 6 0.0211 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Berdasarkan tabel diatas, cros-section random sebesar 0.000000

dengan probability 0.0221< 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi

yang digunakan adalah fixed effect.

Dari uji estimasi kedua model data panel diatas dapat disimpulkan

bahwa uji regresi linier berganda yang tepat untuk digunakan dalam penelitian

ini adalah uji regresi fixed effect.

Model regresi fixed effect yang diperoleh dari hasil pengujian estimasi

model dapat ditulis sebagai berikut:

Kemikinan = (17.24949) + (-0.0196133)PDRB +(-6.73E-07)Tenaga

Kerja + (0.014023)Pengangguran + (2.22E-07)PDRB*

PendayagunaanZakat + (-6.54E-14)Tenaga Kerja*

PendayagunaanZakat + (2.62E-08) Pengangguran *

Pendayagunaan Zakat +e

Page 88: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

79

3. Uji Hipotesis

Tabel 4.8 Regresi Linear Sederhana

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:25 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.24949 2.934640 5.877888 0.0000

X1 -0.196133 0.289834 -0.676708 0.5051 X2 -6.73E-07 1.76E-07 -3.832885 0.0008 X3 0.014023 0.155869 0.089966 0.9291

X1_Z 2.22E-07 6.12E-07 0.362747 0.7200 X2_Z -6.54E-14 1.12E-13 -0.582614 0.5656 X3_Z 2.62E-08 3.33E-07 0.078617 0.9380

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.983169 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.897591 Sum squared resid 7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Dari output pada table 4.12, dapat dihasilkan analisis sebagai berikut:

a. Uji Kecocokan Model (Uji F)

1) Hipotesis:

H0 : Model tidak cocok

H1 : Model cocok

2) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

Page 89: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

80

3) Statistic Uji

Prob (F-statistic)=0.000000

4) Kriteria Penolakan

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

5) Kesimpulan

Kesimpulan H0 ditolak karena nilai Prob=0.000000< α=0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model cocok.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel PDRB, tenaga kerja, pengangguran,

PDRB dimoderasi oleh pendayagunaan zakat, tenaga kerja dimoderasi oleh

pendayagunaan zakat dan pengangguran dimoderasi oleh pendayagunaan zakat

secara simultan berpengaruh terhadap kemiskinan.

b. Uji Individual (Uji T)

a. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

1) Hipotesis

H0 :β1=0 (banyaknya PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap

banyaknya hasil produksi)

H1 :β1≠0 (banyaknya PDRB berpengaruh signifikan terhadap

banyaknya hasil produksi)

2) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

3) Statistic Uji

Prob (F-statistic)=0.5051

4) Kriteria Penolakan

Page 90: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

81

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

5) Kesimpulan

Dari hasil diperoleh hasil negatif dengan nilai Prob=0.5051 > α=0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyaknya PDRB

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

b. Tenaga Kerja

1) Hipotesis

H0 :β1=0 (banyaknya tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan

terhadap banyaknya hasil produksi)

H1 :β1≠0 (banyaknya tenaga kerja berpengaruh signifikan

terhadap banyaknya hasil produksi)

2) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

3) Statistik Uji

Prob (F-statistic)=0.0008

6) Kriteria Penolakan

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

7) Kesimpulan

8) Dari hasil diperoleh hasil negatif dengan nilai Prob=0.0008 > α=0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyaknya tenaga kerja

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

c. Pengangguran

1) Hipotesis

Page 91: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

82

H0 :β1=0 (banyaknya pengangguran tidak berpengaruh signifikan

terhadap banyaknya hasil produksi)

H1 :β1≠0 (banyaknya pengangguran berpengaruh signifikan

terhadap banyaknya hasil produksi)

2) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

3) Statistik Uji

Prob (F-statistik)=0.9291

4) Kriteria Penolakan

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

5) Kesimpulan

6) Dari hasil diperoleh hasil positif dengan nilai Prob=0.9291 > α=0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyaknya pengangguran

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

d. PDRB*Pendayagunaan Zakat

1) Hipotesis

H0 :β1=0 (banyaknya PDRB*pendayagunaan zakat tidak

berpengaruh signifikan terhadap banyaknya hasil produksi)

H1 :β1≠0 (banyaknya PDRB*pendayagunaan zakat berpengaruh

signifikan terhadap banyaknya hasil produksi)

2) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

3) Statistik Uji

Prob (F-statistik)=0.7200

Page 92: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

83

4) Kriteria Penolakan

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

5) Kesimpulan

Dari hasil diperoleh hasil positif dengan nilainilai Prob

0.7200<α=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi PDRB terhadap

kemiskinan.

e. Tenaga Kerja*Pendayagunaan Zakat

1) Hipotesis

H0 :β1=0 (banyaknya tenaga kerja*pendayagunaan zakat tidak

berpengaruh signifikan terhadap banyaknya hasil produksi)

H1 :β1≠0 (banyaknya tenaga kerja*pendayagunaan zakat

berpengaruh signifikan terhadap banyaknya hasil produksi)

2) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

3) Statistik Uji

Prob (F-statistik)=0.5656

6) Kriteria Penolakan

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

7) Kesimpulan

Dari hasil diperoleh hasil negatif dengan nilai Prob 0.5656< α=0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan zakat

tidak mapu memoderasi tenaga kerja terhadap kemiskinan.

Page 93: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

84

f. Pengangguran*Pendayagunaan Zakat

4) Hipotesis

H0 :β1=0 (banyaknya pengangguran*pendayagunaan zakat tidak

berpengaruh signifikan terhadap banyaknyahasilproduksi)

H1 :β1≠0 (banyaknya pengangguran*pendayagunaan zakat

berpengaruh signifikan terhadap banyaknya hasil produksi)

5) Taraf Signifikansi α=5%=0,05

6) Statistik Uji

Prob (F-statistik)=0.9380

8) Kriteria Penolakan

Tolak H0 jika nilai Prob F<α

9) Kesimpulan

Dari hasil diperoleh hasil positif dengan nilai Prob 0.9380 < α=0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan zakat tidak

mampu memoderasi pengangguran terhadap kemiskinan.

Tabel 4.9 Kesimpulan Hasil Uji Penelitian

Hipotesis Kesimpulan

H1 PDRB berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan

Ditolak

H2 Tenaga kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan

Diterima

Page 94: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

85

H3 Pengangguran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan

Ditolak

H4 PDRB dapat dimoderasi oleh

pendayagunaan zakat terhadap tingkat

kemiskinan

Ditolak

H5 Tenaga kerja dapat dimoderasi oleh

pendayagunaan zakat terhadap tingkat

kemiskinan

Ditolak

H6 Pengangguran dapat dimoderasi oleh

pendayagunaan zakat terhadap tingkat

kemiskinan

Ditolak

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.12 nilai R2 atau R-squared pada uji

regresi ini sebesar 0.983190 dibulatkan menjdi 0,98. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa varian variabel independen dapat menjelaskan varian

variabel dependen sebesar 98%, sedangan sisanya 2% dijelaskan oleh variabel

lain.

Page 95: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

86

4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel pengganggu

atau residul memiliki distribusi normal dalam model regresi (Mashadi, 2019).

Salah satu metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan

metode histogram > 0.05.

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Series: Standardized ResidualsSample 2014 2019Observations 36

Mean -1.16e-15Median -0.157103Maximum 2.674126Minimum -3.626486Std. Dev. 1.373265Skewness -0.279145Kurtosis 3.242959

Jarque-Bera 0.556075Probability 0.757268

Sumber: Data Sekunder Diolah), 2020

Dari gambar 4.1 diketahui bahwa nilai probability sebesar 0.757268>

α=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi

normal atau asumsi normalitas terpenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Mashadi (2019), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Kedua model

Page 96: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

87

pada penelitian ini menggunakan variabel bebas yang sama. Sehingga hasil

dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas

X1 X2 X3 X1_Z X2_Z X3_Z Y -0.899633 0.344643 -0.780937 0.050285 0.143396 -0.121581

X1 1.000000 -0.305688 0.030815 -0.261839 -0.288484 -0.305997 X2 -0.305688 1.000000 0.020699 0.269498 0.503818 0.189628 X3 0.030815 0.020699 1.000000 0.234178 0.111722 0.454300

X1_Z -0.261839 0.269498 0.234178 1.000000 0.7446336 0.314435 X2_Z -0.288484 0.503818 0.111722 0.676336 1.000000 0.737781

X3_Z -0305995 0.189628 0.454300 -0.914435 0.737781 1.000000

Sumber: Data Sekunder Diolah), 2020

Dari tabel 4.10 hasil dari uji multikolinearitas menjunjukkan bahwa

tidak terjadi gejala multikolinearitas karena nilai variabel kurang dari 0.8.

Sedangkan data dinyatakan terjadi gejala multikoleniaritas apabila nilai antar

variabel lebih besar dari pada 0.8.

c. Uji Autokorelasi

Tabel 4.11 Uji Autokolerasi

R-squared 0.983169 Mean dependent var 8.582500 Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.897591 Sum squared resid 7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Page 97: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

88

Nilai Durbin-Watson pada tabel 4.11 menunjukkan angka 1.499404

yang tidak berada diantara nilai du dan 4-du yang menunjukkan angka 1.1144

dan 1.8764. Maka, dapat disimpulkan R-squared 0.983169 Mean dependent

var 8.582500 Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395 S.E.

of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.987591 Sum squared resid

7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-

Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404

Prob(F-statistic) 0.000000 data mengandung autokorelasi. Berikut ini tabel

penyembuhan autokorelasi:

d. Hasil Penyembuhan Uji Autokolerasi

Tabel 4.12 Penyembuhan Uji Autokolerasi

R-squared 0.240071 Mean dependent var -0.261667 Adjusted R-squared 0.041829 S.D. dependent var 0.539003 S.E. of regression 0.527610 Akaike info criterion 1.760045 Sum squared resid 6.402565 Schwarz criterion 2.086991 Log likelihood -19.40068 Hannan-Quinn criter. 1.864638 F-statistic 1.210998 Durbin-Watson stat 1.956379 Prob(F-statistic) 0.336276

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Dari hasil uji autokorelasi nilai Durbin-Watson pada tabel 4.12

menunjukkan angka dw=1.956379> du= 1.8764 (nilai du diambil dari tabel

Durbin Watson). Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi di dalam model ini.

Page 98: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

89

e. Heterokedastisitas

Tabel 4.13 Uji Heterokedastisitas

Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 06/18/20 Time: 05:06 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.880191 1.854284 -2.092555 0.1453

X1 0.947066 0.331904 2.853430 0.2379 X2 -3.99E-08 2.07E-08 -1.931236 0.0633 X3 -0.000561 0.074397 -0.007542 0.9940

X1_Z -3.61E-07 6.75E-07 -0.535230 0.5966 X2_Z 2.50E-13 1.26E-13 1.988363 0.0563 X3_Z -6.82E-09 3.97E-07 -0.017162 0.9864

R-squared 0.381102 Mean dependent var 1.076456

Adjusted R-squared 0.253054 S.D. dependent var 0.833061 S.E. of regression 0.719982 Akaike info criterion 2.353484 Sum squared resid 15.03284 Schwarz criterion 2.661391 Log likelihood -35.36272 Hannan-Quinn criter. 2.460952 F-statistic 2.976245 Durbin-Watson stat 1.812213 Prob(F-statistic) 0.021743

Sumber: Data Sekunder (Diolah), 2020

Dari tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil uji regresi tidak terkena

heteroskedastisitas karena nilai probabilitas yang lebih besar dari 0.05.

C. Pembahasan Uji Regresi

Data regresi pengaruh Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), tenaga

kerja dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan yang dimoderasi oleh

pendayagunaan zakat di Pulau Jawa tahun 2014 -2019 dengan menggunakan model

regresi fixed effect yang diperoleh dari hasil pengujian estimasi model dapat ditulis

sebagai berikut:

Page 99: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

90

Kemikinan = (17.24949) + (-0.0196133)PDRB +(-6.73E-07)Tenaga

Kerja + (0.014023)Pengangguran + (2.22E-07)PDRB*

PendayagunaanZakat + (-6.54E-14)Tenaga Kerja*

PendayagunaanZakat + (2.62E-08) Pengangguran *

Pendayagunaan Zakat +e

Interpretasi hasil regresi pengaruh Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB), tenaga kerja dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan yang

dimoderasi oleh pendayagunaan zakat di Pulau Jawa tahun 2014 - 2019 sebagai

berikut:

1. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Tingkat

Kemiskinan

Dari hasil pengujian diperoleh koefisien (-0.0196133) yang

menunjukkan bahwa peningkatan PDRB akan menurunkan tingkat

kemiskinan sebesar 0.0196133. Dengan nilai probabilitas sebesar 0.5051 lebih

besar dari 0,05(α) yang artinya PDRB tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kemiskinan secara statistik. Hal tersebut berarti

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kemiskinan sehingga H1 ditolak.

Nilai Domestik Regional Bruto (PDRB) di Pulau Jawa pada tahun

2014-2019 belum mampu untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang berada

di Pulau Jawa karena nilai PDRB yang masih mengalami naik turun disetiap

tahunnya dan belum menyebar di semua golongan baik itu golongan atas,

Page 100: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

91

menengah, maupun bawah termasuk penduduk miskin di provinsi tersebut,

selain itu distribusi pendapatan yang belum merata menyebabkan

produktivitas masyarakat masih rendah sehingga belum mampu menurunkan

tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY,

Banten dan DKI Jakarta.

Fenomena yang ada di masyarakat yaitu ketika disuatu rumah tangga,

anggota keluarga yang bekerja hanya satu orang saja dengan pendapatan yang

rendah sedangkan banyaknya jumlah anggota yang harus dipenuhi.

Pendapatan yang masih rendah mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidup mereka setiap harinya dan akan jauh dari kata sejahtera. Dengan hal ni

dapat dikatakan bahwa keluarga tersebut termasuk keluarga dibawah garis

kemiskinan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahgfirah, Amalia, dan

Novianti (2019) dengan judul “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kota Langsa Pada Tahun 2012-2016”

menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) dengan kemiskinan. Hubungan ini menunjukkan

pentingnya mempercepat PDRB untuk menurunkan tingkat kemiskinan.

2. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Kemiskinan

Dari hasil pengujian diperoleh koefisien negatif sebesar (-6.73E-07)

yang menunjukkan bahwa peningkatan tenaga kerja akan menurunkan tingkat

Page 101: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

92

kemiskinan sebesar (-6.73E-07). Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0008

lebih kecil dari 0,05(α) yang artinya tenaga kerja memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat kemiskinan secara statistik. Hal tersebut berarti

tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan sehingga

H2 diterima.

Menurut Yacoub (2012), tenaga kerja adalah menyangkut manusia

yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang atau jasa dan mempunyai

nilai ekonomis yang dapat berguna bagi kebutuhan masyarakat. Secara fisik

kemampuan bekerja diukur dengan usia. Orang dalam usia kerja dianggap

mampu bekerja. Selain itu juga diperkuat dengan pendapat Arsyad (1997)

yang menyatakan bahwa salah jika beranggapan setiap orang yang tidak

mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang yang bekerja secara penuh

adalah orang kaya.

Fenomena yang ada dimasyarakat saat ini yaitu banyaknya msyarakat

yang bekerja mampu menurunkan tingkat kemiskinan. Ketika disuatu daerah

banyak penyerapan tenaga kerja mampu menekan angka kemiskinan. Berbeda

ketika disuatu daerah banyaknya tenaga kerja namun tidak diimbangi dengan

jumlah lapangan pekerjaan hal tersebut mengakbatkan banyaknya masyarakat

yang menganggur secara otomatis akan menaikkan jumlah kemiskinan.

Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sunusi (2014) “Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan,

Pengeluaran Pemerintah Pada Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya

Page 102: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

93

Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Utara Tahun 2001-2010” bahwa tenaga

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan (Sunusi.

2014).

3. Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan

Dari hasil pengujian diperoleh koefisien positif sebesar (0.014023)

yang menunjukkan bahwa hasil positif mengakibatkan menurunkan tingkat

kemiskinan sebesar (-(0.014023). Dengan nilai probabilitas sebesar 0.9291

lebih besar dari 0,05(α) yang artinya pengangguran memiliki pengaruh yang

tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan secara statistik. Hal tersebut

berarti pengangguran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kemiskinan sehingga H3 ditolak.

Pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan menurut penjelasan

Oshima (1990) dalam Giovanni (2018) bahwa rumah tangga miskin hampir

tidak mungkin menjadi penganggur. Pernyataan ini dapat dipahami mengingat

di negara berkembang seperti di Indonesia tidak ada yang jaminan sosial bagi

penduduk yang menganggur, sehingga mereka untuk bertahan hidup mau

tidak mau harus bekerja meskipun hanya beberapa jam dalam seminggu.

Secara teoritis, tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti

pengangguran. Dalam hal ini ketika tingkat pengangguran mengalami

kenaikan maka secara otomatis tingkat kemiskinan juga akan mengalami

peningkatan. Tetapi tidak semuanya akan seperti itu, hubungan antara

Page 103: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

94

pengangguran dan kemiskinan tidak selalu sesuai dengan teori yang ada.

Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai berikut, orang yang menganggur di

dalam sebuah rumah tangga, tetapi didalam anggota rumah tangga tersebut

terdapat orang yang bekerja dengan tingkat pendapatan yang tinggi maka

kebutuhan orang yang menganggur dapat terpenuhi oleh anggota yang bekerja

tersebut.

Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman, dan

Diramita (2018) dengan judul “Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran

dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Kepulauan

Riau” bahwa pengangguran bepengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kemiskinan.

4. Pendayagunaan Zakat Memoderasi Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Terhadap Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan hasil uji MRA diperoleh koefisien positif sebesar (2.22E-

07) nilai probabilitas sebesar 0.7200 lebih besar dari 0,05(α) yang artinya

PDRB yang dimoderasi oleh pendayagunaan zakat memiliki pengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan secara statistik sehingga H4

ditolak. Menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi

PDRB ada pengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa.

Salah satu sebab belum berfungsinya zakat sebagai instrument

pemerataan ekonomi di masyarakat adalah pengelolaan yang tidak optimal,

hal ini juga didorong oleh pengetahuan masyarakat tentang harta yang wajib

Page 104: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

95

dizakatkan masih terbatas pada sumber-sumber konvensional (Triantini,

2015).

5. Pendayagunaan Zakat Memoderasi Tenaga Kerja Terhadap Tingkat

Kemiskinan

Berdasarkan hasil uji MRA diperoleh koefisien negarif (-6.54E-14)

dengan nilai probabilitas sebesar 0.5656 lebih besar dari 0,05(α), dengan kata

lain pendayagunaan zakat tidak dapat memoderasi tenaga kerja sehingga H5

ditolak. Menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi

tenaga kerja terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa.

Sudah diketahui bahwa semua zakat yang disalurkan kepada baitu mal

kepada mustahik tidak semuanya dalam bentuk produktif. Adapun yang

disalurkan kepada para mustahik guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Sehingga dalam jangka pendek penyaluran zakat hanya mampu dijadikan

konsumsi saja. Lain halnya jika penyaluran zakat dalam bentuk produktif, hal

ini dapat menjadi jembatan guna menurunkan kemiskinan namun dengan

durasi waktu yang cukup lama. Hal ini menunjukkan bahwa zakat tidak

mampu memoderasi tenaga kerja ada pengaruh terhadap tingkat kemiskinan

di pulau Jawa walaupun hubungan yang positif tetapi tidak signifikan.

6. Pendayagunaan Zakat Memoderasi Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan

Berdasarkan hasil uji MRA diperoleh koefisien negatif sebesar (2.62E-

08) dengan nilai probabilitas sebesar 0.9380 lebih besar dari 0,05(α), dengan

Page 105: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

96

kata lain pendayagunaan zakat tidak dapat memoderasi penganguran sehingga

H6 ditolak. Menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat tidak mampu

memoderasi pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa.

Secara umum dana zakat yang diterima oleh mustahik akan

meningkatkan daya belinya guna untuk konsumsi. Mereka belum

memaksimalkan bantuan tersebut untuk melakukan suatu usaha agar

menngkatkan pendapatan setiap harinya. Jika Penduduk masih banyak yang

menganggur maka kemiskinan juga masih banyak di negara tersebut. Dengan

demikian pengangguran akan tetap berada pada tingkat yang tinggi, sehingga

zakat belum mampu menurunkan tingkat kemiskinan

Page 106: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji analisis data, pengujian hipotesis dan

pembahasan yang telah diuraikan dalam bab IV, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Pulau

Jawa tahun 2014-2019.

2. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa tahun

2014-2019.

3. Dari hasil pengujian menunjukkan pengangguran tidak berpengaruh

terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

4. Pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) terhadap tingkat kemiskinan di Pulau Jawa tahun

2014-2019.

5. Pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi tenaga kerja terhadap

tingkat kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

Page 107: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

98

6. Pendayagunaan zakat tidak mampu memoderasi pengangguran terhadap

tingkat kemiskinan di Pulau Jawa tahun 2014-2019.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat

diberikan saran sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan menggunakan variabel faktor

kemiskinan yang lebih beragam sebagai bahan pertimbangan penelitian

untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.

2. Apabila peneliti selanjutnya tertarik untuk melakukan penelitian yang

serupa atau penelitian lanjutan, sebaiknya peneliti menggunakan jumlah

observasi yang lebih banyak sehingga mengasilkan kesimpulan yang

lebih baik.

C. Keterbatasan

1. Dalam Penelitian ini data yang digunakan masih sedikit, menggunakan

data tahunan selama enam tahun, selain itu data zakat yang diambil hanya

dari lembaga BAZNAS dan Dompet Dhuafa, belum menggunakan data

dari lembagalain yang dapat mendukung penelitian ini.

2. Penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga peneliti tidak bida

dan mengawasi kemungkinan terjadi kesalahan dalam perhitungan.

3. Keterbatasan ilmu yang dimiliki peneliti dalam bidang ekonomi,

khususnya ekonomi syariah, sehingga belum dapat menggali lebih dalam

informasi yang berhubungan dengan perekonomian.

Page 108: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

99

DAFTAR PUSTAKA

Agus Adi Putra, I Komang, dkk. Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka, Kesempatan Kerja, dan Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Kemikinan Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali. UniversitasUdayana: Bali, Jurnal. 7 (3): 416-444.

Ali, Mohammad Daud. 2012. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Universitas Indonesia: Jakarta

Ali Azami, Profan. 2009. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja dan Pendidikan Terhadap Kemiskinan: Studi Kasus Provinsi Jawa Timur Tahun 2001 – 2007. Jawa Timur: Jurnal Riset Ekonomi Tahun I/No. 3/Desember 2009.

Aminah, Siti. (2015). Pemberdayaan Zakat Dalam Mengentaskan Kemiskinan. Jurnal Hukum Islam (Jhi), Volume 13, Nomor 1, Juni 2015, (47-56).

Anshori, Teguh. Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tenaga Kerja dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Eks-Karisidenan Surakarta Tahun 2006-2010. Universitas Muhamadiyah Surakarta: Surakata. Naskah Publikasi Ilmiah.

Andriyanto, Irsyad. 2011. Strategi Pengelolaan Zakat Dalam Pengentasan Kemiskinan. Kudus: STAIN Kudus. Volume 19, Nomor 1, Mei 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajemen Penelitian. Jakarata: Rineka Cipta. Arsyad, Lincoln. ―Ekonomi Pembangunan, Edisi keempat.Yogyakarta: BP

STIE YKPN, 1999. Ayu Putu Ambara Ratih, Gusti, Dkk. 2017. Pengaruh Investasi, Pengeluaran

Pemerintah, Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Dan Tingkat Kemiskinan Pada Wilayah Sarbagita Di Provinsi Bali. Bali: Universitas Udayana (Unud). ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis UniversitasUdayana 6.1 (2017): 29-54.

Bawono, Anton, dan Arya Fendha Ibnu Shina. 2018. Ekonometrika Terapan Untuk Ekonomi dan Bisnis Islam Aplikasi Dengan EVIEWS. Salatiga: LP2M IAIN Salatiga.

Bhudhijana, Bambang. 2019. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, IPM dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Indonesia Tahun 2000-2017. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Perbankan. Vol. 5, No. 1 April 2019: 36-44

Page 109: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

100

Citra Pratama, Yoghi. 2018. Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional). The Journal Of Tauhidinomics Vol. 1 No. 1 (2015): 93-104: UIN Syarifhidayatullah Jakarta [email protected].

Dwi Wijayanto, Ravi. 2010. Analisis pengaruh PDRB, pendidikan dan pengangguran terhadap kemiskinan di kabupaten / kota Jawa Tengah tahun 2005 – 2008. Serang: Universitas Diponegoro. Skripsi

Dongoran, Faisal. Khairul Nisa, dkk. 2016. Analisis Jumlah Pengangguran dan Ketenagakerjaan Terhadap Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Medan. Jurnal EduTech Vol. 2 No. 2 September 2016.

Fadillah, Khairul. 2019. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Islamic Human Development Index (I-HDI) dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi DIY tahun 2010-2018. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi.

Ferdinan, Agusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Fitriyanti. 2019. Analisis Pengaruh Dana Zakat, Tenaga Kerja, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode Tahun 2010-2018. Salatiga: IAIN Salatiga. Skripsi.

Ghony, Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Malang: UIN Malang Press. Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati. 2016. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Giovanni, Ridzky. 2018. Analisis Pengaruh PDRB, Pengangguran sam Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2009-2016. Economics Development analysis jurnal 7 (1) (2018)

Hadi Purnomo, Joko. 2018. Pengaruh Pengelolaan Zakat terhadap Penanggulangan Kemiskinan dengan Pendayagunaan Zakat sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus di Yayasan Sosial Dana Al Falah (YDSF) Propinsi Jawa Timur. Surabaya: Sunan Ampel.

Indah, Fitalia. 2019. Pengaruh Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi dengan Distribusi Zakat sebagai Variabel Moderasi Terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2012 – 2017. IAIN Salatiga. Salatiga: Skripsi.

Page 110: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

101

Kurniawan, Moh.2017. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan di Kabupaten Musi Banyuasin. Palembang: Universitas Indo Global Mandiri. Jurnal Volume 8 No. 01 Juli 2017.

Kurniawati Efendy, Hani. 2017. Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten/Kota Provinsi Banten Tahun 2011 – 2015. Syarif Hidayatullah. Jakarta : Skripsi.

Kurniawati Sunusi, Dewi, Dkk. 2014. Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Pengeluaran Pemerintah Pada Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya Terhadap Kemiskinan Di Sulawesi Utara Tahun 2001-2010. Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Volume14 no.2-Mei 2014.

Lasta, Diana Selian. 2013. Pengaruh pembiayaan bank syariah, zakat, produk domestik bruto (PDB) terhadap jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara. Sumatera Utara. Jurnal.

Made Tony Wirawan, I. 2013. Analisis Pengaruh Pendidikan, PDRB Per Kapita dan Tingkat Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bali. Bali. Universitas Udanaya. Jurnal 4(5):546-560 23003-0178

Martha Hendrati, Ignatia dan Hera Aprilianti. 2009. Analisis Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan pada saat Krisis di Kota Surabaya. Surabaya: UPM Veteran Jawa Timur. Vol.9 No. 1 Maret 2009.

Musika, Candra. 2011. Pengaruh PDB dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan di Indonesia Periode 1990-2008. Jambi: Universitas Jambi. Vol.1 No.4, Oktober 2011.

Niamulloh dan Akhmad Khisni. 2017. Pemberdayaan Zakat Dalam Rangka Mengentaskan Kemiskinan Umat (Kajian Menurut UU 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat). Semarang: UNISSULA Semarang. Vol. 12. No. 1 Maret 2017.

Neti Arianti, Nyayu, Dkk. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Regional Di Kota Bengkulu (Suatu Tinjauan Terhadap Perubahan Struktur Perekonomian Dari Sektor Pertanian Ke Sektor Industri Dan Jasa). Bengkulu: Universitas Bengkulu. Vol. 1 No.1 September 2008.

Page 111: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

102

Parameswari Widarukmi, Lintang. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Kota Surakarta Tahun 1995 -2013. Surakarta: Univeristas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi Ilmiah

Pratama, Risky, Dkk. 2015. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Dampaknya Terhadap Kemiskinan Di Propinsi Sulawesi Utara. Sumatera Utara: Universitas Sam ratulangi. Jurnal.

Pratiwi, Putri. 2018. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Infasi, PDRB dan Upah Terhadap Tingkat Pengangguran Di Jawa Timur Tahun 1986-2015. Jawa Timur: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purboningtiyas, Indah. 2020. Anasis Pengaruh Tingkat Pengangguran Terbuka dan IPM Tehadap Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Sains dan Matematika Vol. 3, No. 1 (2020)

Rasjid, Sulaiman. 2015. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rasyadi, Anwar. 2011. Tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) dan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Terhadap Kemiskinan di Indonesia. Yogyakarta. UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi.

Ridlo, Muslim. Fitalia Indah Sari. 2010. Analisis Pengaruh Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa Periode 2012-2017 dengan Menggunakan Variabel Zaakat sebagai Variabel Moderasi. Salatiga. IAIN Salatiga. (2020) Vol 12 (1):22-23.

Rossalia, Izza. 2019. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pengangguran dan Zakat Terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2012-2017. Salatiga. IAIN Salatiga. Skripsi.

Sri Wahyudi, Muhammad. 2010. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan di Indonesia. Malang: Universitas Brawijaya. Vol 8 No. 2 Desember 2010.

Sudarto. 2018. Ilmu Fikih. Sleman: Deeplublish. Segoro, Waseso dan Muhamad Akbar Pou. 2016. Analisis Pengaruh Produk

Domestic Regional Bruto (PDRB), Inflasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun 2009-2012. Depok: Universitas Gunadarma. ISSN 2089-3590, ISSN 2303-2472 | Vol 6, No.1, Th, 2016.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Cv. Alfabeta.

Page 112: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

103

Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta:PT. Raja

Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran

dari Klasik hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sulistiawati, 2011. Rini. Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Universitas Tanjungpura Pontianak. Pontianak: Jurnal Volume 8, Nomor 3, Oktober 2012.

Suryawati, Chriswardani. 201 5. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional. JMPK. Vol. 8. No.1.

Susanto, Edyson. 2017. Inflasi dan Pendidikan Terhadap Pengangguran Dan Kemiskinan . Universitas Mulawarman. Samarinda: INOVASI Volume 13 (1), 2017.

Syarifuddin. 2018. Pendayagunaan Zakat Mal dalam Mengentaskan Kemiskinan (Studi Kasus Mustahiq Klurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makasar). Makassar: UIN Alauddin. Volume VIII, No. 1: 14-22

Thalib, Hamidy.2017. Model Pengelola Zakat untuk Mengatasi Kemiskinan di Kota Bima. Universitas Mataram: Nusa Tenggara Barat: Jurnal Volume 2, Nomor 1, Januari-Juni 2017.

Usman, Umaruddin dan Diramita. Pengaruh Jumlah Penduduk, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau. Kepulauan Riau: Universitas Malikussaleh. Volume 01 Nomer 02 Agustus 2018.

Woyanti, Nenik dan Aria Bhaswara Mohammad. 2018. Pengaruh PDRB, Pendidikan, Kesehatan dan Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa Tengah (2011-2015). Departemen IESP FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang: Media Ekonomi Dan Manajemen Vol. 33 No. 1 Januari 2018.

Yudistira Dama, Himawan, dkk.2016. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Manado (Tahun 2005-2014). Universitas Sam Ratulangi. Manado: Jurnal Volume 16 No. 03 Tahun 2016.

Page 113: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

104

Yuliani, Tutik. 2018. Analisis Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Kalimantan Timur Tahun 2008 -2015. Universitas Balikpapan. JURNAL Edueco Volume 1 Nomor 2 Desember 2018.

Yoga Permana, Anggit. 2012. Analisis Pengaruh PDRB, Pengangguran, Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah Tahun 20104 – 2009. Universitas Diponegoro. Semarang: Skripsi.

Badan Zakat Nasional (BAZNAS) Indonesia bps.go.id dompetdhuafa.org

Page 114: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

105

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian

Provinsi Thn Y x1 x2 x3 Z x1*z x2*z x3*z DKI

Jakarta 2014 3,5 5,91 463436

9 9,15 75033 443445 3,48E+11 6,87E+05 DKI

Jakarta 2015 3,76 5,91 472402

9 7,78 75033 443445 3,54E+11 5,84E+05 DKI

Jakarta 2016 3,75 5,88 486183

2 5,84 50 294 2,43E+08 2,92E+02 DKI

Jakarta 2017 3,77 6,22 450917

1 6,2 790 4913,8 3,56E+09 4,90E+03 DKI

Jakarta 2018 3,56 6,17 472677

9 6,74 0 0 0,00E+00 0,00E+00 DKI

Jakarta 2019 3,44 5,89 483697

7 5,63 33785 198993,7 1,63E+11 1,90E+05 Jawa

Tengah 2014 12,9 5,27 1,66E+

07 5,66 191611 1009790 3,17E+12 1,08E+06 Jawa

Tengah 2015 11,67 5,47 1,64E+

07 5,15 191611 1048112 3,15E+12 9,87E+05 Jawa

Tengah 2016 11,41 5,27 1,65E+

07 4,41 474 2497,98 7,83E+09 2,09E+03 Jawa

Tengah 2017 11,8 5,27 1,72E+

07 4,31 2318 12215,86 3,98E+10 9,99E+03 Jawa

Tengah 2018 11,25 5,31 1,72E+

07 4,32 1008 5352,48 1,74E+10 4,35E+03 Jawa

Tengah 2019 10,7 5,41 1,74E+

07 4,3 179870 973096,7 3,14E+12 7,73E+05

DIY 2014 13,59 5,17 195604

3 2,74 106369 549927,7 2,08E+11 2,91E+05

DIY 2015 12,56 4,5 189121

8 4,07 106369 478660,5 2,01E+11 4,33E+05

DIY 2016 11,73 5,05 204240

0 2,76 492 2484,6 1,00E+09 1,36E+03

DIY 2017 11,36 5,26 205316

8 2,68 941 4949,66 1,93E+09 2,52E+03

Page 115: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

106

DIY 2018 12,01 6,2 211839

2 2,2 200 1240 4,24E+08 4,40E+02

DIY 2019 11,57 6,6 213475

0 3 72886 481047,6 1,56E+11 2,19E+05 Jawa Barat 2014 8,39 5,09

1,92E+07 8,5 348872 1775758 6,71E+12 2,97E+06

Jawa Barat 2015 8,5 5,05

1,88E+07 8,61 348872 1761804 6,56E+12 3,00E+06

Jawa Barat 2016 7,61 5,66

1,92E+07 6,83 1200 6792 2,30E+10 8,20E+03

Jawa Barat 2017 7,14 5,29

2,06E+07 8,35 2415 12775,35 4,96E+10 2,02E+04

Jawa Barat 2018 7,35 5,66

2,08E+07 8,16 1008 5705,28 2,09E+10 8,23E+03

Jawa Barat 2019 6,68 5,07

2,19E+07 7,86 359362 1821965 7,87E+12 2,82E+06

Banten 2014 4,73 5,51 485399

2 9,45 349919 1928054 1,70E+12 3,31E+06

Banten 2015 5,7 5,45 482546

0 9,02 349919 1907059 1,69E+12 3,16E+06

Banten 2016 4,5 5,28 508849

7 8,46 1428 7539,84 7,27E+09 1,21E+04

Banten 2017 4,59 5,71 507740

0 8,42 518 2957,78 2,63E+09 4,36E+03

Banten 2018 5,24 6,2 533249

6 8,15 128 793,6 6,83E+08 1,04E+03

Banten 2019 4,96 5,53 556284

6 7,84 122674 678387,2 6,82E+11 9,62E+05 Jawa Timur 2014 12,35 5,86

1,93E+07 4,1 217918 1276999 4,21E+12 8,93E+05

Jawa Timur 2015 12,32 5,44

1,94E+07 4,34 217918 1185474 4,22E+12 9,46E+05

Jawa Timur 2016 11,95 5,57

1,91E+07 4,1 825 4595,25 1,58E+10 3,38E+03

Jawa Timur 2017 11,45 5,45

2,01E+07 4,05 866 4719,7 1,74E+10 3,51E+03

Jawa Timur 2018 10,92 5,5

2,04E+07 4,76 128 704 2,62E+09 6,09E+02

Page 116: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

107

Jawa Timur 2019 10,26 5,52

2,07E+07 3,87 470112 2595018 9,71E+12 1,82E+06

Page 117: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

108

Lampiran 2 Analisis Deskriptif

1. Data Deskriptif Kemiskinan

0

2

4

6

8

10

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Series: YSample 2014 2019Observations 36

Mean 8.582500Median 9.380000Maximum 13.59000Minimum 3.440000Std. Dev. 3.500395Skewness -0.238864Kurtosis 1.434748

Jarque-Bera 4.017356Probability 0.134166

2. Data Deskriptif PDRB

0

2

4

6

8

10

12

14

4.50 4.75 5.00 5.25 5.50 5.75 6.00 6.25 6.50 6.75

Series: X1Sample 2014 2019Observations 36

Mean 5.544444Median 5.485000Maximum 6.600000Minimum 4.500000Std. Dev. 0.420187Skewness 0.287284Kurtosis 3.304066

Jarque-Bera 0.633876Probability 0.728376

Page 118: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

109

3. Data Deskriptif Tenaga Kerja

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

25 5000025 10000025 15000025 20000025

Series: X2Sample 2014 2019Observations 36

Mean 11445908Median 10998994Maximum 21902958Minimum 1891218.Std. Dev. 7748164.Skewness 0.016540Kurtosis 1.156494

Jarque-Bera 5.099413Probability 0.078105

4. Data Deskriptif Pengangguran

0

2

4

6

8

10

2 3 4 5 6 7 8 9

Series: X3Sample 2014 2019Observations 36

Mean 5.883611Median 5.645000Maximum 9.450000Minimum 2.200000Std. Dev. 2.221909Skewness 0.063926Kurtosis 1.610054

Jarque-Bera 2.922445Probability 0.231953

5. Data Deskriptif Zakat

0

4

8

12

16

20

1 100001 200001 300001 400001 500001

Series: ZSample 2014 2019Observations 36

Mean 106470.1Median 18100.00Maximum 470112.0Minimum 0.000000Std. Dev. 140054.7Skewness 1.100056Kurtosis 2.919500

Jarque-Bera 7.270453Probability 0.026378

Page 119: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

110

Lampiran 3 Uji Stasioneritas

1. Stasioneritas PDRB

Null Hypothesis: Stationarity Series: X1 Date: 06/18/20 Time: 10:35 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 2.66860 0.0038 Heteroscedastic Consistent Z-stat 3.11655 0.0009 * Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on X1 Cross Variance

section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.5000 0.007638 5.0 6

Jawa Tengah 0.5000 0.001012 5.0 6 DIY 0.3418 0.752215 1.0 6

Jawa Barat 0.1373 0.069789 0.0 6 Banten 0.4167 0.046805 4.0 6

Jawa Timur 0.2422 0.020289 0.0 6

2. Stasioneritas Tenaga Kerja

Null Hypothesis: Stationarity Series: X2 Date: 06/18/20 Time: 10:37 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 3.40465 0.0003

Page 120: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

111

Heteroscedastic Consistent Z-stat 3.74919 0.0001 * Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on X2 Cross Variance

section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.5000 2.76E+09 5.0 6

Jawa Tengah 0.3643 2.50E+11 1.0 6 DIY 0.3692 1.07E+10 1.0 6

Jawa Barat 0.3776 1.77E+12 1.0 6 Banten 0.3967 9.60E+10 1.0 6

Jawa Timur 0.3612 5.33E+11 1.0 6

3. Stasioneritas Pengangguran

Null Hypothesis: Stationarity Series: X3 Date: 06/18/20 Time: 10:37 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 3.14644 0.0008 Heteroscedastic Consistent Z-stat 3.99517 0.0000 * Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on X3 Cross Variance

section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.3430 1.863717 1.0 6

Jawa Tengah 0.5027 0.277381 0.0 6 DIY 0.2046 0.287483 1.0 6

Jawa Barat 0.5000 0.072460 5.0 6 Banten 0.4084 0.408181 1.0 6

Jawa Timur 0.5000 0.009871 5.0 6

Page 121: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

112

4. Stasioneritas Kemiskinan

Null Hypothesis: Stationarity Series: Y Date: 06/18/20 Time: 10:38 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 3.96407 0.0000 Heteroscedastic Consistent Z-stat 3.69518 0.0001 * Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on Y Cross Variance

section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.1999 0.018756 2.0 6

Jawa Tengah 0.4418 0.450114 0.0 6 DIY 0.4218 0.566189 0.0 6

Jawa Barat 0.3898 0.601969 1.0 6 Banten 0.5000 0.023041 5.0 6

Jawa Timur 0.3959 0.871130 1.0 6

5. Stasioneritas PDRB*Pendayagunaan Zakat

Null Hypothesis: Stationarity Series: X1_Z Date: 06/18/20 Time: 10:41 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 2.00050 0.0227 Heteroscedastic Consistent Z-stat 1.76682 0.0386

Page 122: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

113

* Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on X1_Z Cross Variance

section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.2560 5.28E+10 1.0 6

Jawa Tengah 0.1996 2.56E+11 2.0 6 DIY 0.2033 6.66E+10 2.0 6

Jawa Barat 0.1917 7.81E+11 2.0 6 Banten 0.3779 7.34E+11 0.0 6

Jawa Timur 0.4167 3.12E+11 4.0 6

6. Stasioneritas Tenaga Kerja*Pendayagunaan Zakat

Null Hypothesis: Stationarity Series: X2_Z Date: 06/18/20 Time: 10:41 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 2.35563 0.0092 Heteroscedastic Consistent Z-stat 1.93997 0.0262 * Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on X2_Z Cross Variance

Section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.2522 3.30E+22 1.0 6

Jawa Tengah 0.1952 2.46E+24 2.0 6 DIY 0.2009 1.13E+22 1.0 6

Jawa Barat 0.2817 7.39E+24 3.0 6 Banten 0.3617 5.71E+23 0.0 6

Jawa Timur 0.4167 4.36E+24 4.0 6

Page 123: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

114

7. Stasioneritas Pengangguran*Pendayagunaan Zakat

Null Hypothesis: Stationarity Series: X3_Z Date: 06/18/20 Time: 10:43 Sample: 2014 2019 Exogenous variables: Individual effects Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Total (balanced) observations: 36 Cross-sections included: 6 Method Statistic Prob.** Hadri Z-stat 2.13573 0.0164 Heteroscedastic Consistent Z-stat 2.29256 0.0109 * Note: High autocorrelation leads to severe size distortion in Hadri test, leading to over-rejection of the null. ** Probabilities are computed assuming asympotic normality

Intermediate results on X3_Z Cross Variance

section LM HAC Bandwidth Obs DKI Jakarta 0.4038 8.17E+10 0.0 6

Jawa Tengah 0.2044 2.92E+11 1.0 6 DIY 0.2140 3.39E+10 1.0 6

Jawa Barat 0.1999 2.18E+12 2.0 6 Banten 0.3984 2.10E+12 0.0 6

Jawa Timur 0.4167 1.52E+11 4.0 6

Page 124: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

115

Lampiran 4 Uji Regresi

1. Hasil Uji Regresi Common Effect

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:24 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 25.35404 3.885474 6.525340 0.0000

X1 -1.977008 0.695473 -2.842679 0.0081 X2 1.69E-07 4.33E-08 3.906128 0.0005 X3 -1.374511 0.155893 -8.817039 0.0000

X1_Z 1.36E-06 1.41E-06 0.959198 0.3454 X2_Z -5.10E-13 2.63E-13 -1.936474 0.0626 X3_Z 4.77E-07 8.33E-07 0.572568 0.5714

R-squared 0.846087 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.814243 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 1.508653 Akaike info criterion 3.832977 Sum squared resid 66.00494 Schwarz criterion 4.140883 Log likelihood -61.99358 Hannan-Quinn criter. 3.940444 F-statistic 26.56975 Durbin-Watson stat 0.868593 Prob(F-statistic) 0.000000

2. Hasil Uji Regresi Fixed Effect

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:25 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.24949 2.934640 5.877888 0.0000

X1 -0.196133 0.289834 -0.676708 0.5051 X2 -6.73E-07 1.76E-07 -3.832885 0.0008

Page 125: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

116

X3 0.014023 0.155869 0.089966 0.9291 X1_Z 2.22E-07 6.12E-07 0.362747 0.7200 X2_Z -6.54E-14 1.12E-13 -0.582614 0.5656 X3_Z 2.62E-08 3.33E-07 0.078617 0.9380

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.983169 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.897591 Sum squared resid 7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404 Prob(F-statistic) 0.000000

3. Hasil Uji Regresi Random Effect

Dependent Variable: Y Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/17/20 Time: 20:27 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36 Wansbeek and Kapteyn estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 15.85954 4.200074 3.776015 0.0007

X1 -0.201138 0.289624 -0.694479 0.4929 X2 -5.46E-07 1.62E-07 -3.377709 0.0021 X3 0.006724 0.155056 0.043366 0.9657

X1_Z 2.09E-07 6.11E-07 0.341457 0.7352 X2_Z -7.62E-14 1.12E-13 -0.679608 0.5021 X3_Z 6.81E-08 3.32E-07 0.205035 0.8390

Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 7.645065 0.9949

Idiosyncratic random 0.548403 0.0051 Weighted Statistics R-squared 0.368702 Mean dependent var 0.251230

Page 126: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

117

Adjusted R-squared 0.238089 S.D. dependent var 0.623521 S.E. of regression 0.544256 Sum squared resid 8.590213 F-statistic 2.822853 Durbin-Watson stat 1.210665 Prob(F-statistic) 0.027435

Unweighted Statistics R-squared -2.314556 Mean dependent var 8.582500

Sum squared resid 1421.436 Durbin-Watson stat 0.007316

4. Hasil Uji Chow (Uji F)

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 39.094095 (5,24) 0.0000

Cross-section Chi-square 79.673900 5 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:26 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 25.35404 3.885474 6.525340 0.0000

X1 -1.977008 0.695473 -2.842679 0.0081 X2 1.69E-07 4.33E-08 3.906128 0.0005 X3 -1.374511 0.155893 -8.817039 0.0000

X1_Z 1.36E-06 1.41E-06 0.959198 0.3454 X2_Z -5.10E-13 2.63E-13 -1.936474 0.0626 X3_Z 4.77E-07 8.33E-07 0.572568 0.5714

R-squared 0.846087 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.814243 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 1.508653 Akaike info criterion 3.832977 Sum squared resid 66.00494 Schwarz criterion 4.140883 Log likelihood -61.99358 Hannan-Quinn criter. 3.940444 F-statistic 26.56975 Durbin-Watson stat 0.868593 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 127: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

118

5. Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 6 0.0221 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. X1 -0.196133 -0.201138 0.000121 0.6495

X2 -0.000001 -0.000001 0.000000 0.0640 X3 0.014023 0.006724 0.000253 0.6460

X1_Z 0.000000 0.000000 0.000000 0.6169 X2_Z -0.000000 -0.000000 0.000000 0.0483 X3_Z 0.000000 0.000000 0.000000 0.0912

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:27 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.24949 2.934640 5.877888 0.0000

X1 -0.196133 0.289834 -0.676708 0.5051 X2 -6.73E-07 1.76E-07 -3.832885 0.0008 X3 0.014023 0.155869 0.089966 0.9291

X1_Z 2.22E-07 6.12E-07 0.362747 0.7200 X2_Z -6.54E-14 1.12E-13 -0.582614 0.5656 X3_Z 2.62E-08 3.33E-07 0.078617 0.9380

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.983169 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395

Page 128: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

119

S.E. of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.897591 Sum squared resid 7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 129: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

120

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

0

1

2

3

4

5

6

7

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

Series: Standardized ResidualsSample 2014 2019Observations 36

Mean -1.16e-15Median -0.157103Maximum 2.674126Minimum -3.626486Std. Dev. 1.373265Skewness -0.279145Kurtosis 3.242959

Jarque-Bera 0.556075Probability 0.757268

2. Hasil Uji Multikolinearitas

X1 X2 X3 X1_Z X2_Z X3_Z Y -0.899633 0.344643 -0.780937 0.050285 0.143396 -0.121581

X1 1.000000 -0.305688 0.030815 -0.261839 -0.288484 -0.305997 X2 -0.305688 1.000000 0.020699 0.269498 0.503818 0.189628 X3 0.030815 0.020699 1.000000 0.234178 0.111722 0.454300

X1_Z -0.261839 0.269498 0.234178 1.000000 0.7446336 0.314435 X2_Z -0.288484 0.503818 0.111722 0.676336 1.000000 0.737781

X3_Z -0305995 0.189628 0.454300 -0.914435 0.737781 1.000000

3. Hasil Uji Autokorelasi

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 06/17/20 Time: 20:25 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.24949 2.934640 5.877888 0.0000

X1 -0.196133 0.289834 -0.676708 0.5051

Page 130: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

121

X2 -6.73E-07 1.76E-07 -3.832885 0.0008 X3 0.014023 0.155869 0.089966 0.9291

X1_Z 2.22E-07 6.12E-07 0.362747 0.7200 X2_Z -6.54E-14 1.12E-13 -0.582614 0.5656 X3_Z 2.62E-08 3.33E-07 0.078617 0.9380

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.983169 Mean dependent var 8.582500

Adjusted R-squared 0.975455 S.D. dependent var 3.500395 S.E. of regression 0.548403 Akaike info criterion 1.897591 Sum squared resid 7.217912 Schwarz criterion 2.425430 Log likelihood -22.15663 Hannan-Quinn criter. 2.081821 F-statistic 127.4492 Durbin-Watson stat 1.499404 Prob(F-statistic) 0.000000

4. Hasil Penyembuhan Uji Autokorelasi

Dependent Variable: DY Method: Panel Least Squares Date: 06/18/20 Time: 22:33 Sample (adjusted): 2015 2019 Periods included: 5 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.228166 0.116076 -1.965666 0.0615

DX1 0.407403 0.298906 1.362977 0.1861 DX2 -8.90E-08 2.69E-07 -0.330706 0.7439 DX3 -0.090400 0.135402 -0.667645 0.5110

DX1_Z -1.38E-07 5.21E-07 -0.264764 0.7935 DX2_Z -9.54E-14 1.02E-13 -0.935052 0.3595 DX3_Z 4.61E-07 2.86E-07 1.611224 0.1208

R-squared 0.240071 Mean dependent var -0.261667

Adjusted R-squared 0.041829 S.D. dependent var 0.539003 S.E. of regression 0.527610 Akaike info criterion 1.760045 Sum squared resid 6.402565 Schwarz criterion 2.086991 Log likelihood -19.40068 Hannan-Quinn criter. 1.864638 F-statistic 1.210998 Durbin-Watson stat 1.956379 Prob(F-statistic) 0.336276

Page 131: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

122

8. Hasil Uji Heterokedastisitas

Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 06/18/20 Time: 05:06 Sample: 2014 2019 Periods included: 6 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 36

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.880191 1.854284 -2.092555 0.1453

X1 0.947066 0.331904 2.853430 0.2379 X2 -3.99E-08 2.07E-08 -1.931236 0.0633 X3 -0.000561 0.074397 -0.007542 0.9940

X1_Z -3.61E-07 6.75E-07 -0.535230 0.5966 X2_Z 2.50E-13 1.26E-13 1.988363 0.0563 X3_Z -6.82E-09 3.97E-07 -0.017162 0.9864

R-squared 0.381102 Mean dependent var 1.076456

Adjusted R-squared 0.253054 S.D. dependent var 0.833061 S.E. of regression 0.719982 Akaike info criterion 2.353484 Sum squared resid 15.03284 Schwarz criterion 2.661391 Log likelihood -35.36272 Hannan-Quinn criter. 2.460952 F-statistic 2.976245 Durbin-Watson stat 1.812213 Prob(F-statistic) 0.021743

Page 132: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

123

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI/TUGAS AKHIR*)

Nama : Fitri Asriyani NIM : 63020160026 Program Pendidikan : Sarjana Program Studi : Ekonomi Syariah Judul Skripsi/TA : Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Tenaga Kerja dan pengangguran yang Dimoderasi oleh Pendayagunaan Zakat Terhadap Kemiskinan di Pulau Jawa Tahun 2014-2019

No. Hari/Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing

1.

2. 3. 4. 5. 6.

2 Desember 2019 13 Desember 2019 9 Januari 2020 14 April 2020 2 Juni 2020 16 Juni 2020

Penentuan Variabel Z = Pendayagunaan Zakat, Melengkapi Teori, Data dan Teknik Sempling Perbaiki Teori Konsultasi mengenai teori yang digunakan serta seluruh naskah skripsi Revisi bab 1-3 Revisi sampel, populasi, data pertumbuhan serta penambahan bab 4 dan 5 Konsultasi keseluruhan naskah skripsi

Diperbaiki Mencari jurnal yng mendukung untuk digunakan dalam teori Lanjut revisi penulisan bab 1-3 - Memperbaiki tata penulisan - Memperbaiki sempel dan

populasi - Data pertumbuhsn Pulau

Jawa

- Memperbaiki Layout - Memperbaiki beberapa

alasan yang belum ada di dalam naskah

- Diperbaiki tata penulisan - Data tidak signifikan maka

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon (0298) 3432784 Salatiga 50721

Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

Page 133: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

124

7. 8. 9.

20 Juni 2020 26 Juni 2020 30 Juni 2020

Perbaikan Bab 4 Konsultasi keseluruhan naskah skripsi Konsultasi keseluruhan naskah skripsi

diganti variabel atau menambah variabel

- Hasil uji stasioneritas berbeda dengan jumlah sempel

- Data sudah bagus - Memperbaiki Research Gap Memperbaiki penelitian terdahulu, yang dipakai itu yang signifikan/tidak signifikan bukan negatif/positif

- ACC

*) Lembar konsultasi ini harus dibawa setiap berkonsultasi dengan pembimbing Salatiga, 30 Juni 2020 Pembimbing

Fany Indriyani, M. SI NIP 19790913201608 2 001

RIWAYAT HIDUP

Page 134: e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9098/1/Fitri...PENGARUH . PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN TERHADAP

125

Nama Fitri Asriyani

Tempat dan Tanggal Lahir Grobogan, 05 Februari 1998

Jenis Kelamin Perempuan

Agama Islma

Contact Person HP : 089501880706

Gmail : [email protected]

Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 3 Plosoharjo

2. SMP Negeri 1 Toroh

3. MAN 1 Grobogan

4. Institit Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Pengalaman Organisasi 1. Bendahara Karang Taruna Tri Mnunggal Wonosalam 2015-2019

2. Sekretaris Karang Taruna Sub Pemuda Pondok 2017-2019

3. Anggota Dinamika IAIN Salatiga

4. Pimpinan Online I’LANUNA Pers 2018-2019

5. Pimpinan Redaksi I’LANUNA Pers 2019-Sekar ang

6. Bendahara Umum Ikatan Mahasiswa Purwodadi IAIN Salatiga (IMADISA) 2017-2018