efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran …yaitu, bab i pendahuluan, bab ii tinjauan pustaka,...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA BADAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN WAJO
SKRIPSI
Oleh
CICI SITTI HAJAERAH BUNNA
NIM 105731110416
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA BADAN PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN WAJO
SKRIPSI
Oleh
CICI SITTI HAJAERAH BUNNA
NIM 105731110416
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Hidup:
“Jangan tuntut Tuhan-Mu karena tertunda nya keinginan mu, tapi tuntut dirimu
karena menunda adab mu kepada Allah”
Persembahan:
”kupersembahkan karya sederhana ini sebagai bukti cinta dan wujud
baktiku kepada kedua orang tuaku Bunna Kami dan Ulfa Ali atas segala
kasih sayang, pengorbanan, dan do’a tulusnya serta seluruh keluarga yang
memberiku semangat dan semua sahabat - sahabatku yang telah banyak
membantuku”
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
Jalan. Sultan Alauddin No.259 Telp. 0411-866972 HP. 085230309264 Fax. 0411-865588 Makassar 90221
Gedung Iqra Lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar - Sulawesi Selatan
vii
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, puji tanda
kesyukuran penulis persembahkan kehadiran Allah Subhanahu Wa Taala,
karena hanya dengan rahmat dan karunia-nya sehingga penulisan skripsi ini
sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana akuntansi akhirnya
dapat dirampungkan. Shalawat dan salam penulis kirimkan atas junjungan kita
Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wassalam, para sahabatnya serta ummat-
nya yang senantiasa iltizam diatas kebenaran hingga akhir zaman. Adapun judul
skripsi ini adalah “Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo”.
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun secara sistematis
yaitu, Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian,
Bab IV Hasil dan Pembahasan, dan Bab V Penutup.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis Ibu Muttiarni dan Bapak Muhammad Rusydi
yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan doa
tulus tanpa pamrih, dan saudara – saudara ku tercinta yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang
telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan dunia dan akhirat.
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M. Si. Ak. CA. CSP., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Muhammad Rusydi, M. Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Muttiarni, SE., M. Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Rekan - rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2016 terkhusus kelas AK16. C yang selalu belajar
bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi
penulis.
8. Bapak/Ibu Serta Staf Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo yang telah
memberi ruang dan mempermudah dalam penelitian serta pengambilan data
skripsi.
ix
9. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungan nya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan,
oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya masukan
dan dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, apabila terdapat kesalahan dan kata-
kata yang kurang berkenan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, Januari 2021
Penulis
x
ABSTRAK
Cici Sitti Hajaerah Bunna, 2020. Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan
Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh: Muhammad Rusydi dan Muttiarni.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo. Fokus dalam penelitian ini adalah laporan realisasi anggaran badan pendapatan daerah kabupaten wajo. Pengumpulan data menggunakan teknik data sekunder yaitu data yang bersifat kuantitatif, selama lima tahun terakhir dari 2015-2019 yang diperoleh dari dokumen laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat atau kriteria efektivitas anggaran belanja pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo dari tahun 2015-2019 bervariasi. Di mana pada tahun 2015 masuk dalam kriteria cukup efektif,tahun 2016, 2017, 2018 masuk kriteria efektif, tahun 2019 masuk dalam kriteria sangat efektif di karenakan ada beberapa belanja yang ter-realisasi melebihi yang dianggarkan sehingga realisasi anggaran belanja lebih tinggi dibandingkan target anggaran belanja. Serta pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo tahun 2015-2019 secara keseluruhan kurang efisien. Ini dikarenakan pengelolaan anggaran belanja belum berhasil memenuhi syarat efisiensi yaitu penggunaan dana yang minimum untuk mencapai hasil yang maksimal.
Kata Kunci: Laporan Realisasi Anggaran, Efektivitas, Efisiensi.
xi
ABSTRACK
Cici Sitti Hajaerah Bunna, 2020. Effectivenes and Efficiency of Budget Implementation for in Regional Revenue Agency of Wajo Regency. Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business Muhammad University of Makassar. Supervised by: Muhammad Rusydi and Muttiarni.
This study aims to determine the effectiveness and efficiency of the implementation of the Wajo Regency Regional Revenue Agency budget. The focus in this study is the report on the realization of the budget of the Wajo district regional revenue agency. Data collection uses secondary data techniques, namely quantitative data, for the last five years from 2015-2019 which were obtained from the document of the Wajo Regency Regional Revenue Agency realization report.
The result showed that the level or criteria for the effectiveness of the expenditure budget at the Regional Revenue Agency of Wajo Regency from 2015-2019 varied. Where in 2015 it was categorized as quite effective, in 2016, 2017, 2018 it was included in the effective criteria, in 2019 it was included in the very effective criteria because there were some expenditures that were realized that exceeded what was budgeted so that the realization of the expenditure budget was higher than the target budget. As well as the implementation of the budget for the Wajo Regency Regional Revenue Agency for 2015-2019 as a whole is less efficient. This is because the management of the expenditure budged has not succeeded in meeting the efficiency requirements, namely the minimum use of funds to achieve maximum results.
Keyword: Budget realization Report, Effectiveness, Efficiency.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................ iv
SURAT PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................. x
ABSTRACK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI............................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 6
BAB II TINJUAUN PUSTAKA ................................................................................. 7
A. Tinjauan Teori ............................................................................................. 7
1. Akuntansi Sektor Publik ........................................................................... 7
2. Efektivitas ................................................................................................. 8
3. Efisiensi .................................................................................................. 11
xiii
4. Anggaran Sektor Publik.......................................................................... 14
5. Belanja .................................................................................................... 25
6. Pengukuran Kinerja ................................................................................ 26
B. Tinjauan Empiris ........................................................................................ 30
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 37
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 37
C. Definisi dan Operasional Variabel dan Pengukuran ................................. 38
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 38
E. Teknik Analisis .......................................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 41
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 45
C. Pembahasan ............................................................................................. 66
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 70
A. Kesimpulan ................................................................................................ 70
B. Saran ......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 72
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Kriteria Efektivitas ....................................................................................... 10
Tabel II. 2 Kriteria Efisiensi .......................................................................................... 12
Tabel II. 3 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 30
Tabel III. 2 Kriteria Rasio Efektivitas ........................................................................... 39
Tabel III. 1 Kriteria Rasio Efisiensi .............................................................................. 40
Tabel IV. 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2015 .................................................... 45
Tabel IV. 2 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2016 .................................................... 48
Tabel IV. 3 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2017 .................................................... 51
Tabel IV. 4 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2018 .................................................... 54
Tabel IV. 5 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2019 .................................................... 57
Tabel IV.6 Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo.................................................... 60
Tabel IV. 7 Analisis Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo .......................................................................... 63
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Kerangka Pikir ................................................................................. 36
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV. 1 Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo ............................................................... 60
Grafik IV. 2 Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo ............................................................................ 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan yang paling mendasar dalam pemenuhan kebutuhan
program setiap institusi atau unit kegiatan adalah ketersediaan anggaran
yang kemudian disalurkan pada setiap sisi program yang disediakan atau
program yang direncanakan. Pengelolaan keuangan daerah sebagai salah
satu cara pemerintah daerah untuk mengelola keuangan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, penganggaran, pelaporan,
penatausaha/akuntansi, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan
daerah. Kesuksesan suatu otonomi daerah tidak lepas dari peran
pemerintah dalam mengelola keuangan. Melalui pengelolaan keuangan
daerah, pemerintah dan masyarakat dapat mengetahui kemampuan
anggaran daerah dalam membiayai belanja daerah, serta menunjukkan
bahwa uang/dana publik telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan
efektif.
Anggaran merupakan rencana kegiatan yang di persentasikan
dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan
moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana, anggaran merupakan suatu
dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi
yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas. Setiap
2
anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan
dalam beberapa periode yang akan datang.
Lembaga Negara atau instansi pemerintahan baik itu pusat dan
daerah juga menyediakan penganggaran dalam pelaksanaan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program disetiap instansi.
Anggaran ini bersumber dari APBN atau APBD. Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara menyatakan bahwa Percepatan
pelaksanaan anggaran dibutuhkan untuk mendukung program
pembangunan nasional yang berkelanjutan dengan optimalisasi peran
pendapatan dan belanja negara, khususnya pendapatan dan belanja
Kementerian Negara/Lembaga terhadap pertumbuhan ekonomi setiap
tahunnya. Inilah yang kemudian dijadikan sebagai rujukan tentang
penggunaan anggaran negara atau APBN.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang tata cara
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara diubah menjadi PP
Nomor 50 Tahun 2018 tentang penggunaan APBN, untuk mendukung
percepatan dan modernisasi anggaran secara lebih profesional, terbuka,
efektif, efisien, dan bertanggung jawab dengan tetap memperhatikan prinsip
pengelolaan keuangan negara yang baik..
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan
atau sasaran yang harus dicapai. Bahwa efektif tidaknya penggunaan
anggaran yang bersumber dari rakyat itu adalah ketika anggaran itu
dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan pada
3
perencanaan sebelumnya atau dengan kata lain dibelanjakan sesuai dengan
tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Efisiensi menurut Mardiasmo dalam
Ariel S. Sumenge (2013:76) efisiensi berhubungan erat dengan konsep
produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan
(cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila
suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan
sumber daya dan dana yang serendah – rendahnya (spending well).
Efisiensi penggunaan anggaran harus mencapai target yang telah disusun
sebelumnya.
Penggunaan anggaran secara efektif dan efisien seperti yang
penulis sampaikan diatas maka uang Negara yang bersumber dari rakyat itu
tidak akan disalahgunakan oleh pengguna anggaran atau oknum yang tidak
bertanggungjawab. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) tidak akan menjadi
momok yang menakutkan bagi rakyat bangsa ini. Beberapa fenomena
penggunaan anggaran oleh instansi yang kurang tepat seperti yang dilansir
dari media online FIN. CO. ID bahwa dari hasil pemeriksaan BPK yang dirilis
tahun 2019 menemukan kekurangan volume atas rehabilitasi proyek irigasi.
Temuan BPK ini tersebar di enam titik, yakni irigasi Passoreangan, Paku
Paku, Ka‟bung, Panrioang, Panggilingan dan Ela - ela. Ada selisih volume
proyek sekitar Rp.230 Juta. Enam rehabilitasi irigasi tersebut dilaksanakan
pada tahun 2018 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai
Rp.30 miliar. BPK merekomendasikan ke Bupati Bulukumba untuk
memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas Pengelolaan Sumber
Daya Air (PSDA), teguran tertulis juga diberikan ke Panitia Penerimaan Hasil
4
Pekerjaan. Mereka dinilai kurang cermat dalam melakukan pemeriksaan
hasil pekerjaan di lapangan. Selain itu BPK juga merekomendasikan Bupati
untuk memerintahkan tim Tuntutan Perbendaharaan - Tuntutan Ganti Rugi
(TP-TGR) kepada rekanan atas kekurangan volume rehabilitasi irigasi
sekitar Rp.230 juta, itu wajib dikembalikan (FIN, 2019).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anita Widiyana (2016)
yang berjudul Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran
Belanja dalam Menilai Kinerja pada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olahraga Kota Palembang. Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja dalam menilai kinerja pada
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Palembang. Metode
penelitian yaitu deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olahraga Kota Palembang sudah maksimal, di mana pada tahun 2011-2013
hasil perhitungan kinerja nya mencapai 90% ke atas yang menandakan
sudah efektif, dan pada tahun 2014 hasil yang dicapai sebesar 87,31% yang
dinilai cukup efektif. Serta perhitungan tingkat efisien anggaran belanja pada
tahun 2011-2014 dinilai sangat efisien karena hasil perhitungannya kurang
dari 60%.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo pada prinsipnya
merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya dan
disempurnakan sesuai dengan kebutuhan guna mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo.
Pelaksanaan anggaran yang kurang baik akan berdampak terhadap
anggaran belanja yang ter hutang. Kecenderungan yang terjadi pada
5
Kabupaten/Kota terkait perencanaan anggaran dalam proses
penyelenggaraan pemerintah daerah adalah adanya penyelewengan
terhadap dana APBD seperti korupsi dana anggaran, ketimpangan yang
terjadi terkait adanya pengeluaran - pengeluaran yang melebihi anggaran,
serta adanya pengelembungan (mark up) belanja dari belanja wajar dan
masih banyak lagi peyimpangan yang mungkin terjadi terkait anggaran
pemerintah daerah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis
termotivasi untuk meneliti dengan formulasi judul “Efektivitas dan Efisiensi
Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Wajo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka
tujuan dari penelitian adalah Untuk menganalisis efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo.
6
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
yang positif baik secara teoretis maupun praktis, yaitu:
1. Manfaat teoritis
a) Untuk memperluas wawasan dan mengembangkan pengetahuan
akuntansi sektor publik, khususnya tentang Efektivitas dan Efisiensi
Pelaksanaan Anggaran Belanja pada Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo.
b) Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya yang berminat
pada objek kajian yang sama.
2. Manfaat praktis, yaitu sebagai bahan informasi, masukan sekaligus
bahan pertimbangan bagi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
di masa yang akan datang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Akuntansi Sektor Publik
1.1. Pengertian Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang terdiri dari
mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan kejadian atau
transaksi ekonomi yang akhirnya akan menghasilkan suatu informasi
keuangan yang akan dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk
pengambilan keputusan. Sektor publik adalah semua yang
berhubungan dengan kepentingan publik dan tentang penyediaan
barang dan jasa yang ditujukan untuk publik, dibayarkan melalui
pajak dan pendapatan negara lainnya yang sudah diatur dalam
hukum. Jadi akuntansi sektor publik dapat di definisikan sebagai
aktivitas jasa yang terdiri dari mencatat, mengklasifikasikan, dan
melaporkan kejadian atau atau transaksi ekonomi yang akhirnya
akan menghasilkan suatu informasi keuangan yang akan dibutuhkan
oleh pihak-pihak tertentu untuk pengambilan keputusan, yang
diterapkan pada pengelolaan dana publik dilembaga - lembaga tinggi
negara dan departemen - departemen dibawahnya (Sujarweni,
2015:1).
8
1.2. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
Menurut American Accounting Association (AAA) dalam
Sujarweni (2015:2) tujuan dari akuntansi sektor publik adalah:
a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara
tepat, efisien dan ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian manajemen (manajemen kontrol).
b. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk
melaporkan pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan efektif
program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenang
nya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk
melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan
penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
2. Efektivitas
2.1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas hanya berbicara
masalah output saja. Apabila organisasi telah berhasil mencapai
tujuannya, maka organisasi tersebut berjalan dengan efektif
(Widiyana, 2016).
Rasio efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil
mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan
efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas
tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan
9
untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya boleh jadi melebihi apa yang
telah dianggarkan, boleh jadi dua kali lebih besar atau bahkan tiga
kali lebih besar daripada yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya
melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan ( Mardiasmo, 2008: 134).
Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
2.2 Pengukuran Efektivitas
Pengukuran efektivitas mengukur tingkat output dari
organisasi sektor publik terhadap target target pendapatan sektor
publik. Tingkat efektivitas diukur dengan cara membandingkan
realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja. Berikut
formula untuk mengukur tingkat efektivitas anggaran belanja
(Widiyana, 2016):
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690. 900-
327 Tahun 1996, kriteria tingkat efektivitas anggaran belanja
dapat dilihat pada Tabel II.1.
Efektivitas = Realisasi Anggaran Belanja
x 100% Target Anggaran Belanja
10
Tabel II. 1Kriteria Efektivitas
Persentase Pengukuran Kriteria Efektivitas
100% Ke atas Sangat Efektif
90% sampai 100% Efektif
80% sampai 90% Cukup Efektif
60% sampai 80% Kurang Efektif
Kurang dari 60% Tidak Efektif
Sumber: Kemendegri Tahun 1996 No. 690.900.327.2016
2.3 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat penyerapan Anggaran
yang berpengaruh pada efektivitas anggaran sebagai berikut (Heru,
2015):
a. Faktor Perencanaan. Faktor - faktor pembentuk faktor
perencanaan adalah:
1) Anggaran kegiatan diblokir,
2) SK panitia lelang terlambat ditetapkan,
3) Terlambat nya jadwal penyusunan lelang,
4) DIPA perlu di revisi karena tidak sesuai kebutuhan,
5) Pelaksanaan kegiatan tidak melihat rencana atau jadwal
yang tercantum dalam halaman tiga (3) DIPA.
b. Faktor Administrasi. Faktor - faktor pembentuk faktor administrasi
adalah:
1) Salah menentukan akun,
2) Masa penyusunan dan penelaahan anggaran terlalu pendek,
3) Keterbatasan pejabat pengadaan yang bersertifikat,
4) Kurangnya pemahaman tentang peraturan mengenai
mekanisme pembayaran.
11
c. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Faktor-faktor pembentuk
faktor SDM adalah:
1) SDM pelaksana kurang kompeten,
2) Rangkap tugas dalam jabatan panitia pengadaan,
3) Ketakutan pejabat untuk melaksanakan pengadaan akibat
pemberitaan penangkapan pejabat atas tuduhan korupsi,
4) Keengganan untuk menjadi pejabat pengadaan karena tidak
seimbang nya risiko pekerjaan dengan imbalan yang
diterima,
5) SK penunjukan kegiatan swakelola belum ditetapkan.
d. Faktor Dokumen Pengadaan. Faktor-faktor pembentuk faktor
dokumen pengadaan adalah:
1) Kesulitan dalam menentukan harga perkiraan sendiri (HPS),
2) Kontrak belum di tanda tangani karena berbagai
permasalahan,
3) Adanya addendum kontrak,
4) Pejabat pengelola keuangan sering mengalami mutasi.
3. Efisiensi
3.1 Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah hubungan langsung antara barang dan
jasa (output) yang dihasilkan sebuah kegiatan/aktivitas dengan
sumber daya (input) yang digunakan. Suatu organisasi, program,
atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output
tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input
12
tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya (spending
well) (Arisandi, 2018).
3.2 Pengukuran Efisiensi
Efisiensi pelaksanaan anggaran dapat diukur
menggunakan perbandingan realisasi anggaran belanja langsung
dengan realisasi anggaran belanja. Di mana, belanja langsung
adalah kegiatan belanja daerah yang dianggarkan dan berhubungan
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan
pemerintah daerah. Oleh karena ini pengukuran efisiensi
pelaksanaan belanja dikaitkan dengan seberapa efisien pelaksanaan
belanja langsung terhadap total belanja. Semakin efisien sumber
daya (input) yaitu realisasi anggaran belanja khususnya anggaran
belanja langsung maka semakin efisien pelaksanaan program/
kegiatan (Arisandi, 2018).
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900.327
tahun 1996, kriteria tingkat efisiensi anggaran belanja sebagai
berikut:
Tabel II. 2 Kriteria Efisiensi
Persentase Pengukuran Kriteria Efisiensi
100% Ke atas Tidak Efisien
90% sampai 100% Kurang Efisien
80% sampai 90% Cukup Efisien
60% sampai 80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien
Sumber: Kemendegri Tahun 1996 No. 690.900.327.2016
13
Efisiensi merupakan salah satu bagian indikator
kinerja value for money yang dapat diukur dengan ratio antara
output dengan input. Karena efisiensi diukur dengan
membandingkan keluaran dan masukan,maka perbaikan
efisiensi dapat dilakukan dengan cara (Mardiasmo, 2008:134):
1) Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2) Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar dari
pada proporsi peningkatan input.
3) Menurunkan input pada tingkat output yang sama.
4) Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar dari
pada proporsi penurunan output.
3.3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat penyerapan Anggaran
yang berpengaruh pada efektivitas anggaran sebagai berikut (Heru,
2015):
a. Faktor Perencanaan. Faktor - faktor pembentuk faktor
perencanaan adalah:
1) Anggaran kegiatan diblokir,
2) SK panitia lelang terlambat ditetapkan,
3) Terlambat nya jadwal penyusunan lelang,
4) DIPA perlu di revisi karena tidak sesuai kebutuhan,
5) Pelaksanaan kegiatan tidak melihat rencana atau jadwal
yang tercantum dalam halaman tiga (3) DIPA.
b. Faktor Administrasi. Faktor - faktor pembentuk faktor administrasi
adalah:
1) Salah menentukan akun,
14
2) Masa penyusunan dan penelaahan anggaran terlalu pendek,
3) Keterbatasan pejabat pengadaan yang bersertifikat,
4) Kurangnya pemahaman tentang peraturan mengenai
mekanisme pembayaran.
c. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Faktor-faktor pembentuk
faktor SDM adalah:
1) SDM pelaksana kurang kompeten,
2) Rangkap tugas dalam jabatan panitia pengadaan,
3) Ketakutan pejabat untuk melaksanakan pengadaan akibat
pemberitaan penangkapan pejabat atas tuduhan korupsi,
4) Keengganan untuk menjadi pejabat pengadaan karena tidak
seimbang nya risiko pekerjaan dengan imbalan yang
diterima,
5) SK penunjukan kegiatan swakelola belum ditetapkan.
d. Faktor Dokumen Pengadaan. Faktor-faktor pembentuk faktor
dokumen pengadaan adalah:
1) Kesulitan dalam menentukan harga perkiraan sendiri (HPS),
2) Kontrak belum di tanda tangani karena berbagai
permasalahan,
3) Adanya addendum kontrak,
4) Pejabat pengelola keuangan sering mengalami mutasi.
4. Anggaran Sektor Publik
4.1. Pengertian Anggara Sektor Publik
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang di
presentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan
15
belanja dalam satuan moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana,
anggaran publik merupakan suatu dokumen yang menggambarkan
kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas. Anggaran berisi
estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi dimasa yang
akan datang. Setiap anggaran ,memberikan informasi mengenai apa
yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang
(Ulum, 2008:98).
Anggaran negara menurut Jhon F. Due (1975) adalah:
“suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan
yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode dimasa depan,
serta data dari pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh
terjadi dimasa lalu” (Ulum, 2008:98).
Lebih lanjut Ulum (2008:98) berdasarkan pengertian
anggaran negara diatas maka melalui anggaran negara tidak hanya
dapat diketahui besarnya rencana penerimaan dan pengeluaran
pemerintah untuk suatu periode dimasa depan, akan tetapi juga
dapat diketahui mengenai penerimaan dan pengeluaran negara yang
sungguh-sungguh terjadi dimasa lalu. Sehingga, secara lebih terinci
dapat pula dinyatakan bahwa anggaran negara adalah gambaran dari
kebijaksanaan pemerintah yang dinyatakan dalam ukuran uang, yang
meliputi baik kebijaksanaan pengeluaran pemerintah suatu periode
dimasa depan maupun kebijaksanaan penerimaan pemerintah untuk
menutup pengeluaran tersebut. Di samping mengungkapkan
kebijaksanaan pemerintah untuk suatu periode dimasa depan, dari
16
anggaran negara dapat diketahui pula realisasi pelaksanaan
kebijaksanaan pemerintah dimasa yang lalu. Sehingga melalui
anggaran negara dapat diketahui tercapai atau tidaknya
kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah dimasa lalu, serta maju
atau mundurnya kebijaksanaan yang hendak dicapai pemerintah
dimasa yang akan datang.
4.2. Fungsi Anggaran Sektor Publik
Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi
utama, yaitu: (a) sebagai alat perencanaan, (b) alat pengendalian, (c)
alat kebijakan fiskal, (d) alat politik, (e) alat koordinasi dan
komunikasi, (f) alat penerimaan kinerja, (g) alat motivasi, dan (h) alat
menciptakan ruang publik (Mardiasmo, 2002:63).
a. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen
untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sektor publik
dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan
oleh pemerintah, beberapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa
hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai
dengan visi dan misi yang ditetapkan,
2) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif
sumber pembiayaan nya,
17
3) Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan
yang telah disusun, dan
4) Menentukan indicator kinerja dan tingkat pencapaian
strategi.
b. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah
agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran,
pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan -
pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati, dan
manajer publik lainnya dapat dikendalikan melalui anggaran.
Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan
(membatasi kekuasaan) eksekutif.
Anggaran sebagai instrument pengendalian
digunakan untuk menghindari adanya overspending,
underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam
pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan
merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk
memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional
program atau kegiatan pemerintah.
Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran
sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah
mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.
18
Selain itu, anggaran digunakan untuk memberi informasi dan
meyakinkan legislatif bahwa pemerintah bekerja secara efisien,
tanpa ada korupsi dan pemborosan.
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui empat
cara, yaitu:
1) Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang
dianggarkan
2) Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable
variances)
3) Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan
(controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable)
atas suatu varian
4) Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun
berikutnya.
c. Anggaran Sebagai Alat Kebijaksanaan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah
digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat
dilakukan prediksi - prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran
dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
19
d. Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat politik yaitu
bentuk dokumen politik yang dapat dijadikan komitmen
kesepakatan eksekutif dan legislatif atas penggunaan dana
publik untuk kepentingan tertentu. Manajer publik dapat
dikatakan gagal dan juga kredibilitas pemerintahan menurun
apabila gagal melaksanakan anggaran yang telah disetujui.
e. Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi
(Coordination and Communication Tool)
Dalam menyusun anggaran dilakukan komunikasi
dan koordinasi antar unit kerja. Dalam perencanaan dan
pelaksanaan anggaran harus di komunikasikan ke seluruh
bagian organisasi. Anggaran publik yang disusun dengan baik
akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit
kerja didalam pencapaian tujuan organisasi.
f. Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Perfomance
Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget
holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif).
Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer
publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai
dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian
kinerja.
20
g. Anggaran Sebagai alat Motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk
memotivasi manajer dan staf-nya agar bekerja secara
ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi
pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging but
attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah
target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak
dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga
terlalu mudah untuk dicapai.
h. Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik
(Public Sphere)
Anggaran Publik dapat digunakan sebagai alat untuk
menciptakan ruang publik, di mana keberadaan anggaran tidak
boleh diabaikan oleh berbagai organisasi sektor publik seperti
cabinet, birokrat dan DPR/MPR, maupun masyarakat, LSM,
perguruan tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan
lainnya. Beberapa pihak tersebut terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam penganggaran publik. Kelompok
masyarakat yang ter-organisir juga akan selalu berusaha untuk
mempengaruhi besarnya anggaran pemerintah. Sedangkan
kelompok masyarakat yang tidak ter-organisir akan
mempercayakan pendapat dan aspirasi melalui proses politik
yang ada.
21
4.3. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Anggaran Sektor publik dalam Sujarweni (2015:32) dibagi menjadi 2
yaitu:
a. Anggaran Operasional
Anggaran akan digunakan untuk melakukan
perencanaan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan
organisasi sektor publik. Belanja operasi tidak untuk menambah
aktiva organisasi dan masa manfaatnya hanya satu periode.
b. Anggaran Modal
Anggaran modal menunjukkan rencana
membelanjakan aktiva tetap yang sifatnya jangka panjang dan
digunakan untuk kegiatan organisasi seperti gedung, peralatan,
kendaraan, dan sebagainya. Belanja modal adalah
pengeluaran yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun.
4.4 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik dalam Ulum (2008:105)
meliputi:
b. Otorisasi oleh legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif
terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan
anggaran tersebut.
c. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non -
22
budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang
bersifat komprehensif.
d. Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun
dalam dana umum (general fund).
e. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang di setujui oleh dewan legislatif harus ter-
manfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
f. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat
bersifat tahunan maupun multi tahunan.
g. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan
yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan
sebagai kantong - kantong pemborosan dan inefisiensi
anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate
pendapatan dan overestimate pengeluaran.
h. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat,
dan tidak membingungkan.
i. Diketahui Publik
Anggaran harus di informasikan kepada masyarakat luas.
23
4.5 Prinsip-Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran
Pokok-pokok prinsip siklus anggaran diketahui oleh
penyelenggara pemerintahan. Siklus anggaran tersebut ada 4 tahap
(Sujarweni, 2015:33):/
a. Tahap Persiapan Anggaran
Pada tahap ini dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan yang tersedia, yang perlu
diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran
terlebih dulu hendaknya dilakukan taksiran pendapatan secara
lebih akurat. Harus disadari adanya masalah yang cukup
berbahaya jika anggaran pendapatan di estimasi pada saat
bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang anggaran
pengeluaran. Dalam persoalan estimasi yang perlu diperhatikan
adalah terdapatnya faktor ketidakpastian yang cukup tinggi.
Karenanya manajer keuangan publik harus memahami betul
dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran. Besarnya
mata anggaran tergantung pada sistem anggaran yang
digunakan.
Di Indonesia arahan kebijakan pembangunan
pemerintah pusat tertuang dalam dokumen perencanaan
berupa GBHN, Program Pembangunan Nasional
(PROPERNAS), Rencana Strategi (RENSTRA) dan Rencana
Pembangunan Tahunan (RAPETA).
24
b. Tahap Ratifikasi Anggaran
Tahap ratifikasi merupakan tahan pengesahan
anggaran. Tahap ini melibatkan proses politik yang cukup rumit
dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut untuk memiliki
manajerial skill dan political skill, salesmanship dan coalition
holding yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang
tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini, karena
eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk memberikan
argumen yang rasional atas segala pernyataan dan bantahan
yang disampaikan oleh legislatif.
c. Tahap Pelaksanaan Anggaran
Tahap pelaksanaan anggaran merupakan hal
terpenting yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan
publik adalah sistem akuntansi, sistem informasi akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen. Manajer keuangan publik
dalam hal ini bertanggung jawab menciptakan sistem akuntansi
keuangan yang memadai dan handal untuk perencanaan dan
pengendalian anggaran yang telah disepakati, bahkan dapat
diandalkan untuk menyusun periode anggaran tahun
berikutnya.
d. Tahap Pelaporan dan Evaluasi
Tahap ini adalah tahap akhir dalam siklus penganggaran. Pada
tahap ini anggaran dipertanggungjawabkan dalam bentuk
laporan dan evaluasi pelaksanaannya.
25
5. Belanja
Peraturan pemerintah No. 58 tahun 2005, belanja adalah
semua pengeluaran rutin dari rekening kas umum yang mengurangi
ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran. Berdasarkan PP
Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
menyatakan Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Belanja dikelompokkan menjadi
(Widiyana, 2016):
5.1. Belanja Langsung
Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan program dan kegiatan. Belanja Langsung
terdiri dari belanja (Widiyana, 2016):
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang dan jasa
c. Belanja modal
5.2. Belanja Tidak Langsung
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang
dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi
menurut jenis belanja yang terdiri dari (Widiyana,2016):
a. Belanja pegawai
b. Belanja bunga
c. Belanja subsidi
d. Belanja hibah
e. Belanja bantuan sosial
26
6. Pengukuran Kinerja
6.1. Pengertian Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan sebuah istilah yang mempunyai banyak
arti. Kinerja bisa berfokus pada input, misalnya uang, staf/karyawan,
wewenang yang legal, dukungan politis atau birokrasi. Kinerja bisa
juga berfokus pada aktivitas atau proses yang mengubah input
menjadi output dan kemudian menjadi outcome, misalnya:
kesesuaian program atau aktivitas dengan hukum, peraturan, dan
pedoman yang berlaku, atau standar proses yang telah ditetapkan
(Ulum, 2012:19).
Saat sekarang, dalam upaya mengembangkan manajemen
yang berdasar kinerja, kinerja sering kali di fokuskan pada kualitas
jasa dan outcome sebagai hasil yang dicapai oleh individu,
organisasi, atau populasi diluar organisasi yang menjadi sasaran
program atau kegiatan (Nyhan dan Marlowe, 1995).Kinerja yang
sering kali juga berfokus pada intermediate outcomes seperti
kepuasan klien atau perubahan individu atau organisasi dalam jangka
pendek (Ulum, 2012:19).
Tahap setelah operasionalisasi anggaran adalah
pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit
organisasi yang di pimpinnya. Pengukuran kinerja sangat penting
untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam
menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan
sekadar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik
dibelanjakan, tetapi juga meliputi kemampuan menunjukkan bahwa
27
uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan
efektif. Pusat pertanggung - jawaban berperan untuk menciptakan
indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja. Dimilikinya
sistem pengukuran kinerja yang andal (reliable) merupakan salah
satu faktor kunci sukses-nya organisasi (Ulum, 2012:19).
Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian
visi dan misi organisasi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa
produk, jasa, ataupun suatu proses. Pengukuran kinerja suatu
organisasi merupakan komponen penting yang memberikan motivasi
dan arah serta umpan balik terhadap keefektifan perencanaan dan
pelaksanaan proses perubahan dalam suatu organisasi. Pengukuran
kinerja juga membantu dalam formulasi dan revisi strategi organisasi
(Ulum, 2012:20).
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.
Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan
reward and punishment system (Ulum, 2012:20).
Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk
memenuhi tiga maksud (Ulum, 2012:21):
a. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu
memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan
untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan
28
sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik
dalam pemberian pelayanan publik.
b. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian
sumber daya dan pembuatan keputusan.
c. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan
pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
Lebih lanjut Ulum (2012:21) kinerja sektor publik bersifat
multidimensional sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat
digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif.
Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan
sektor publik lebih banyak bersifat intangible output, maka ukuran
finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja non-finansial.
6.2. Tujuan Pengukuran Kinerja
Secara umum, tujuan sistem pengukuran kinerja dalam Ulum
(2009:21) adalah:
a. Untuk mengomunikasikan strategi secara lebih baik (top down
dan bottom up).
b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara
berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian
strategi.
29
c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level
menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal
congruence.
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasional.
6.3. Manfaat Pengukuran Kinerja.
Manfaat pengukuran kinerja dalam Ulum (2009:21) yaitu:
a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan
untuk menilai kinerja manajemen.
b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah
ditetapkan.
c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkan nya dengan target kinerja serta melakukan
tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman
(reward and punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi
yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah
disepakati.
e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam
rangka memperbaiki kinerja organisasi.
f. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan
sudah terpenuhi.
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara
objektif.
30
B. Tinjauan Empiris
Tabel II. 3 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul
Penelitian
Jenis
penelitian
Hasil Penelitian
1 Anita
Widiyana
(2016)
Analisis
Efektivitas dan
Efisiensi
Pelaksanaan
Anggaran
Belanja dalam
Menilai Kinerja
pada Dinas
Pendidikan,
Pemuda, dan
Olahraga Kota
Palembang.
Deskriptif Bahwa efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan anggaran belanja
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olahraga Kota Palembang
sudah maksimal, di mana pada
tahun 2011-2013 hasil
perhitungan kinerja nya
mencapai 90% ke atas yang
menandakan sudah efektif, dan
pada tahun 2014 hasil yang
dicapai sebesar 87,31% yang
dinilai cukup efektif. Serta
perhitungan tingkat efisien
anggaran belanja pada tahun
2011-2014 dinilai sangat efisien
karena hasil perhitungannya
kurang dari 60%.
2 Harry P.
Paat,
Grace B.
Nangoi
dan Rudi
J. Pusung
(2018)
Analisis
Efektivitas dan
Efisiensi
Pelaksanaan
Anggaran
Belanja Badan
Perencanaan
Penelitian dan
Pengembanga
n Daerah Kota
Tomohon
Deskriptif
Kuantitatif
efektivitas dari pelaksanaan
anggaran belanja tahun 2015-
2017 mengalami kenaikan dan
penurunan persentase, di mana
tahun 2015 yaitu 93,44% dalam
kategori efektif, tahun 2016
yaitu 84,45% dengan kategori
cukup efektif, dan tahun 2017
yaitu 85,68% dengan kategori
cukup efektif, sehingga dapat
dikatakan mengalami
penurunan dari kriteria efektif
menjadi cukup efektif.
3 Siti Sri
Heni
Setyowati
(2019)
Analisis
Efektivitas dan
Efisiensi
Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Desa
Deskriptif
Kuantitatif
bahwa nilai rata-rata tingkat
efektivitas pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa tahun 2016-2018
diDesa Sendangsari
Kecamatan Garung yaitu
sebesar 95,93%, yang
31
(APBDes)
tahun
Anggaran
2016-2018
(Studi Kasus
diDesa
Sendangsari
Kecamatan
Garung)
memenuhi kriteria efektif.
Sedangkan untuk tingkat
efisiensinya rata-rata 93,14%
dengan kategori kurang efisien.
4 Komang
Ayu Diah
Lestari,
Ema
Trisnade
wi dan Sri
Eka
Jayanti
(2019)
Analisis
Efektivitas
Pengelolaan
Alokasi Dana
Desa Pada
Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Desa Tahun
2018 diDesa
Dawan Klod,
Kecamatan
Dawan,
Kabupaten
Klungkung
Deskriptif
Kualitatif
bahwa Efektivitas Pengelolaan
Alokasi Dana Desa diDesa
Dawan Klod Tahun 2018
termasuk dalam kategori efektif,
dengan tingkat efektivitas
sebesar (100%). Dengan
didukung program desa yang
terlaksana sebanyak 90%. Dan
pada tahap perencanaan,
dimulai dengan pembentukan
tim pelaksana dan hasil
musrembang partisipasi
masyarakat sangat tinggi dan
aktif di setiap kegiatan,
dikarenakan transparansi
informasi yang disampaikan
oleh perangkat Desa Dawan
Klod kepada masyarakat. Pada
tahap pelaksanaan dapat
dikatakan efektif, yang mana
penggunaan anggaran Alokasi
Dana Desa dapat terselesaikan
dengan baik. Pada tahap
pertanggungjawaban, proses
pengelolaan Alokasi Dana Desa
termasuk dalam kategori efektif,
di mana penyusunan laporan
pertanggungjawaban disusun
oleh pemerintah Desa Dawan
Klod serta adanya evaluasi
kegiatan yang dilakukan
bersama masyakat Desa
Dawan Klod. Dan pada
penelitian ini, tidak ditemukan
32
faktor-faktor yang menjadi
penghambat dalam pengelolaan
Alokasi Dana Desa diDesa
Dawan Klod.
5 Jhon
Wesly
Koilam,
Anderson
G.
Kumenau
ng , dan
Debby
Ch.
Rotinsulu
(2019)
Efisiensi dan
Efektivitas
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Sulawesi Utara
tahun 2012-
2018.
Deskriptif bahwa secara keseluruhan,
tingkat efisiensi keuangan
daerah Provinsi Sulawesi Utara
selama periode 2012-2018 rata-
rata adalah sebesar 96,63%
atau berada pada tingkat
kurang efisien. Hal ini
menunjukkan bahwa
pemerintah daerah masih
belum efisien dalam
menggunakan anggaran nya.
.Sementara itu, nilai rasio
efektivitas keuangan daerah
Provinsi Sulawesi Utara periode
tahun 2012-2018.mencapai
rata-rata sebesar 91,92 per
tahun.
6 Zakia
Arisaudi
(2016)
Analisis
Pengukuran
Kinerja
Pelaksanaan
Anggaran
Belanja
Dengan Value
For Money
Pada Dinas
Pekerjaan
Umum Bina
Marga Dan
Pengelolaan
Sumber Daya
Air Kota
Palembang
Deskriptif Value for money pada Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga
dan Pengelolaan Sumber Daya
Air pada tahun 2012-2014
sudah ekonomis, pada tahun
2012 sudah efisien namun pada
tahun 2013-2014 belum
berjalan dengan baik karena
kurang efisien dan efektif.
7 C. Lantu.,
L.
Lambey.,
dan A.
Wangkar
Analisis
efektivitas dan
efisiensi
realisasi
anggaran
Deskriptif
Kuantitatif
Hasil penelitian untuk tingkat
efektivitas pada tahun 2013
berada pada kategori cukup
efektif . Tingkat efektivitas
tahun2014 dan 2015 berada
33
(2017) belanja dinas
kehutanan
Provinsi
Sulawesi Utara
pada kategori efektif.
Perbedaan tingkat efektivitas
2013 dengan 2014 dan 2015
disebabkan adanya program
yang tidak direalisasikan dan
program - program lain yang
tidak direalisasikan secara
optimal. Hasil penelitian untuk
tingkat efisiensi pada tahun
2013 – 2015 berada pada
kategori sangat efisien.
Pengalokasian anggaran
belanja tahun 2013 lebih besar
dibandingkan tahun 2014 dan
2015. Ini dikarenakan adanya
pengadaan barang/jasa dan
belanja modal baru pada tahun
2013 tersebut, sehingga pada
tahun 2014 dan 2015 sudah
tidak perlu pengadaan
barang/jasa dan belanja modal
yang baru.
8 Nelly S.
N.
Laukama
ng;
Donny T.
S. Junias;
dan
Sulche I.
Naf
(2016)
Analisis
Efektivitas Dan
Efisiensi
Belanja
Aparatur Pada
Dinas
Pendapatan
Pengelolaan
Keuangan dan
Aset Daerah
Kabupaten
Kupang
Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat efektivitas
belanja aparatur Dinas PPKAD
Kabupaten Kupang memiliki
kriteria yang berubah-ubah,
kadang mengalami peningkatan
kadang pula mengalami
penurunan. Tahun 2011 tingkat
efektivitas masih dalam kategori
kurang efektif dan tidak efektif
di tahun 2012, Tingkat
efektivitas pada tahun 2012
menurun karena keterlambatan
sidang penetapan anggaran
triwulan pertama. Tahun 2013
menunjukkan kategori cukup
efektif. Secara keseluruhan
tingkat efektivitas belanja
aparatur pada Dinas PPKAD
Kabupaten Kupang tahun 2011-
2013 dikatakan Kurang efektif.
34
Belanja aparatur pada Dinas
PPKAD Kabupaten Kupang
tahun 2011-2013 secara
keseluruhan sudah di olah
secara efisien. Penggunaan
dana ini sudah memenuhi
syarat yang efisien yaitu
penggunaan dana yang
seminimal mungkin untuk
mencapai hasil yang maksimal.
9 Melania
Rampeng
an1,
Grace B.
Nangoi2 ,
Hendrik
Manosso
h (2016)
Analisis
Efektivitas dan
Efisiensi
Pelaksanaan
Anggaran
Belanja Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(Bappeda)
Kota Manado
Deskriptif
kualitatif
Tingkat atau kriteria efektivitas
anggaran belanja pada
BAPPEDA Kota Manado dari
tahun 2011-2015 bervariasi. Di
mana pada tahun 2015 dan
2014 masuk dalam kriteria
tingkat yang cukup efektif, dan
pada tahun 2011,2012, 2013
masuk dalam kriteria yang
kurang efektif, dikarenakan
realisasi anggaran belanja
memiliki perbedaan yang jauh
dengan target anggaran
belanja. Sehingga ada
beberapa kegiatan yang di
anggarkan tapi tidak
dilaksanakan, tetapi untuk
kegiatan lainnya yang sudah
dianggarkan telah dilaksanakan
secara efektif. Dalam
pelaksanaan anggaran belanja
BAPPEDA Kota Manado tahun
2011-2015 secara keseluruhan
sudah diolah secara efisien. Di
mana pelaksanaan anggaran
pada tahun 2011, 2012, 2013,
2015dikategorikan sangat
efisien dan pada tahun 2014
dikategorikan efisien
10 Dewita
Sabrina
(2018)
Analisis
Efisiensi dan
Efektivitas
Deskriptif
Kuantitatif
Hasil analisis menunjukkan
penyerapan anggaran belanja
langsung dengan kriteria tidak
35
Laporan
Realisasi
Anggaran
Belanja
Langsung
Pada
Universitas
Islam Negeri
Raden Intan
Lampung
efisien, karena nilai persentase
berada diatas standar kriteria
efisien. Tetapi untuk tingkat
efektivitas ditahun 2013-2017
telah memenuhi kriteria efektif.
Sedangkan hasil analisis varian
(selisih) antara anggaran
belanja langsung dengan
realisasi nya tahun 2013-2017
memenuhi kriteria “baik”.
Sehingga secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa
Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung telah efektif
namun tidak efisien dalam
realisasi anggaran belanja
langsung selama 5 (lima) tahun.
Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
mengacu pada penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi dan Efektivitas
Laporan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Pada Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung” oleh Dewi Sabrina (2018) adalah tempat,
waktu dan lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo..
C. Kerangka Pikir
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
ditetapkan juga untuk anggaran yang diberikan kepada Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo untuk dialokasikan ke program kerja yang telah
disusun. Jika dana APBN yang diberikan pemerintah dilaksanakan secara
efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Jika semua itu dilaksanakan
dengan baik, maka pengelolaan dana APBN dikatakan berhasil, dan jika
36
gagal maka perlu dikoreksi pada pengelolaan anggaran nya. Dibawah ini
peneliti membuat skema kerangka pikir dalam penelitian ini
Gambar II. 1Kerangka Pikir
Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo
Anggaran Belanja
Efektivitas Efisiensi
Hasil
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif yang dikaji secara kuantitatif. Dalam hal ini dipaparkan kondisi
keuangan dan posisi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, yaitu
menguraikan dan menganalisis efisiensi dan efektivitas pengelolaan
anggaran pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo. Peneliti
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif karena peneliti ingin menguji efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja berdasarkan data laporan realisasi anggaran dari Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo yang beralamat Jl. Maddukelleng No. 1, Sengkang, Wajo
Regency, Sulawesi Selatan, 90914. Waktu yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah dua (2) bulan lamanya yang dimulai bulan
September - Oktober 2020.
38
C. Definisi dan Operasional Variabel dan Pengukuran
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo.
Maka dalam memahami pengertian dan penafsiran konsep yang digunakan
dalam analisis dan pembahasan, maka beberapa batasan dan pengertian
konsep operasional dari variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
1. Efisiensi yaitu untuk menganalisis tingkat pengelolaan anggaran dan
belanja selama lima tahun terakhir yang dilihat dari analisis belanja
langsung dibagi dengan realisasi anggaran belanja.
2. Efektivitas yaitu untuk menganalisis tingkat pengelolaan anggaran dan
belanja, dengan melihat realisasi anggaran belanja dibagi dengan target
anggaran belanja.
3. Variabel - variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah
variabel efektivitas dan variabel efisiensi.
.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder yaitu data yang bersifat
kuantitatif. selama lima tahun terakhir dari 2015-2019 yang diperoleh dari
dokumen realisasi anggaran dan belanja Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo.
39
E. Teknik Analisis
Analisis data kuantitatif, yaitu analisis data yang menggambarkan
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo, dengan menggunakan beberapa Analisis, yaitu:
1. Analisis Efektivitas
Analisis efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah
dalam merealisasikan anggaran belanja yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi rill
daerah. Sehingga dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Efektivitas = Realisasi anggaran belanja
x 100% Target anggaran belanja
Kriteria rasio efektivitas keuangan diambil dari kriteria
penilaian yang ditentukan oleh Departemen Dalam Negeri melalui
Kemendagri Nomor 690.900.327 Tahun 1996 tentang Pedoman
penilaian kinerja keuangan dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel III. 1Kriteria Rasio Efektivitas
Persentase Pengukuran Kriteria Efektivitas
100% Ke atas Sangat Efektif
90% sampai 100% Efektif
80% sampai 90% Cukup Efektif
60% sampai 80% Kurang Efektif
Kurang dari 60% Tidak Efektif
Sumber: Kemendegri Tahun 1996 No. 690.900.327.2016
2. Analisis Efisiensi
Analisis efisiensi merupakan capaian yang dilakukan demi
menghasilkan output yang maksimal dengan pengelolaan dan
40
penggunaan sumber daya (dana) yang seminimal mungkin. Sehingga
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Kriteria analisis efisiensi diambil dari Kemendagri Nomor
690.900.327 tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan kriteria rasio efisiensi
keuangan daerah.
Tabel III. 2Kriteria Rasio Efisiensi
Persentase Pengukuran Kriteria Rasio Efisiensi
100% Ke atas Tidak Efisien
90% sampai 100% Kurang Efisien
80% sampai 90% Cukup Efisien
60% sampai 80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien
Sumber: Kemendegri Tahun 1996 No. 690.900.327.2016
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Kabupaten Wajo
Terbentuknya Kabupaten Wajo terdiri dari beberapa fase
perkembangan masyarakat yang dimulai dari sebuah perkampungan
masyarakat yang bernama Lampulungnge (Kampung yang berada
didekat Danau Lampulung) dan daerah inilah yang menjadi sebuah
asal mula terbentuknya kerajaan Cinnottabi‟. Sebuah kisah, sekitar
abad ke XV mengisahkan bahwa seorang putri mahkota kerajaan
Luwu yang bernama We Taddangpalie terpaksa disingkirkan dari
kerajaannya dikarenakan mengidap penyakit kulit (kusta) yang di
takutkan akan menular. We Taddangpalie dihanyutkan bersama para
pengawal nya sampai akhirnya mereka terdampar didaerah maradeka
(merdeka) yang disebut Cinnottabi‟. Putri tersebut kemudian
membangun rumah di sebuah pohon kayu besar yang memiliki daun
yang rindang, yang disebut dengan pohon Bajo dan dari nama itulah
muncul asal mula nama Wajo.
Daerah ini berkembang menjadi makmur dan rakyatnya
semakin bertambah. Namun akhirnya raja-raja dari Tellu Kajurue
berinisiatif untuk mempersatukan daerah mereka, mereka akhirnya
42
berkumpul dibawah pohon Bajo untuk membicarakan masalah
pengangkatan Raja yang akan memimpin ketiga Negara bagian ini. Dari
pertemuan itu kemudian menyepakati bahwa Latenri Bali (Arung
Mataesso) yang juga sepupu dari raja-raja Tellu Kajurue yang diangkat
menjadi Raja Wajo dan mendapatkan gelar Batara Wajo sebab beliau
dalam hal memerintah sangat bijaksana dan diharapkan mampu
menjadikan kerajaan Wajo lebih berkembang dan lebih Demokratis.
Tahun 1948 adalah tahun berakhirnya pemerintahan Kerajaan
Wajo, ketika pemerintah Republik Indonesia menghapuskan kekuasaan
raja di daerah. Reruntuhan kerajaan yang nyaris tak berbekas seolah tak
mampu mengungkap kebesarannya. Bahkan kini hanya tersisa satu
komunitas pewaris Kerajaan Wajo, yaitu keluarga atau Rumpung
Bentengpola. Rumpung Bentengpola merupakan komunitas yang menjadi
pilar utama Kerajaan Wajo. Kini bekas kerajaan yang berakhir tahun
1948, adalah wilayah yang kemudian disebut sebagai Kabupaten Wajo.
Sumber penghidupan masyarakat Wajo sejak masa kerajaan yaitu
pertanian, perikanan dan perkebunan, sampai sekarang masih menjadi
andalan mereka.
2. Visi & Misi
a. Visi
Menciptakan kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan
ekonomi yang berbasis masyarakat, sehingga dapat
mendorong peningkatan pendapatan rakyat dan daerah.
43
Terwujudnya pendapatan daerah yang produktif dalam
menunjang pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
Kabupaten Wajo.
b. Misi
Mewujudkan sumber-sumber penerimaan pendapatan daerah
yang optimal
Mewujudkan fleksibilitas landasan hukum di bidang pajak
daerah
Meningkatkan aparatur yang professional
3. Program Kerja
Dari Misi ke Tiga RPJMD Kabupaten Wajo tersebut, Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo menetapkan 7 (tujuh) Program
OPD sebagai berikut:
a. Program pelayanan administrasi perkantoran
b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
c. Program peningkatan disiplin aparatur
d. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
e. Program peningkatan dan pelaporan kinerja dan keuangan
f. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
daerah
g. Program pembinaan dan fasilitas pengelolaan keuangan
Kabupaten.
4. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Wajo diartikan sebagai suatu yang ingin dicapai dan merupakan
44
penjabaran dari pokok-pokok misi, sementara sasaran adalah penjabaran
dari tujuan. Dalam mengimplementasikan Misi Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Wajo yang telah ditetapkan, diperlukan penajaman Misi
dengan memperhatikan skala prioritas dari apa yang hendak dicapai oleh
organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan dan sasaran dari
masing-masing Misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
Misi 1 : Mewujudkan sumber-sumber penerimaan pendapatan
daerah yang optimal
Tujuan : Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor
Pajak Daerah.
Sasaran : Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor Pajak Daerah.
Misi 2 : mewujudkan fleksibilitas landasan hukum di bidang pajak
daerah
Tujuan : Terciptanya landasan hukum di bidang pajak daerah yang
sesuai kondisi berkenaan.
Sasaran : Melakukan penyempurnaan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan yang berkaitan dengan pajak daerah.
Misi 3 : Meningkatkan aparatur yang professional.
Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan aparatur dalam
pengelolaan administrasi kepegawaian dan pajak daerah.
Sasaran : Terciptanya pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pajak daerah sesuai ketentuan yang berlaku.
45
B. Hasil Penelitian
1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2015
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran yang diperoleh dari
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, maka dapat kita lihat ringkasan
laporan realisasi anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
tahun 2015, sebagai berikut:
Tabel IV. 1
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2015
Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 652.726.889.004,00 557.744.872.753,00
Belanja Barang dan Jasa 280.167.098.377,00 266.504.553.744,48
Bunga 70.000.000,00 60.399.553,87
Subsidi 0,00 0,00
Hibah 26.708.920.750,00 24.535.022.015,00
Bantuan Sosial 820.000.000,00 474.500.000,00
Jumlah Belanja Operasi 960.492.908.131,00 849.319.348.066,35
BELANJA MODAL
Belanja Tanah 10.684.396.700,00 7.951.702.400,00
Belanja Peralatan dan Mesin 56.810.410.337,00 53.929.770.228,59
Belanja Gedung dan Bangunan 77.453.288.240,00 61.462.199.762,09
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
314.340.101.090,00 201.820.265.582,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 9.814.593.798,00 7.761.157.851,00
Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 469.102.790.165,00 332.925.095.823,68
BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga 1.500.000.000,00 1.499.183.500,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 1.500.000.000,00 1.499.183.500,00
JUMLAH BELANJA 1.431.095.698.296,00 1.183.743.627.390,03
Berdasarkan tabel IV.1 diatas mengenai data Laporan Realisasi
Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo tahun 2015,
46
dapat kita lihat bahwa belanja terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Belanja
Operasi; Belanja Modal; dan Belanja Tak Terduga. Jumlah belanja anggaran
terbesar berada pada belanja operasi terdiri dari belanja pegawai yang
memiliki nilai anggaran belanja tertinggi sebesar Rp.652.726.889.004,00
dengan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.557.744.872.753,00, dan bunga
memiliki nilai anggaran belanja terendah sebesar Rp.70.000.000,00 dengan
realisasi anggaran belanja sebesar Rp.60.399.553,87, serta subsidi tidak
mempunyai anggaran belanja.
Belanja modal mempunyai anggaran belanja terbesar kedua terdiri
dari belanja jalan, irigasi dan jaringan yang memiliki nilai anggaran belanja
tertinggi sebesar Rp. 314.340.101.090,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.201.820.265.582,00 dan belanja aset tetap lainnya memiliki
anggaran belanja terendah Rp.9.814.593.798,00 dengan realisasi anggaran
belanja sebesar Rp. 7.761.157.851,00, serta belanja aset lainnya tidak
mempunyai anggaran belanja. Belanja tak terduga mempunyai anggaran
belanja paling rendah di antara ketiga jenis belanja, dengan nilai anggaran
belanja sebesar Rp.1.500.000.000,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.1.499.183.500,00. Berdasarkan penjelasan mengenai laporan
realisasi anggaran di atas maka hasil analisis dilakukan sebagai berikut:
a. Rasio Efektivitas
Efektivitas = Realisasi anggaran belanja
x 100% Target anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan Rasio
Efektivitas anggaran belanja tahun 2015,dimana target anggaran belanja
berjumlah Rp.1.431.095.698.296,00 dengan realisasinya sebesar Rp.
47
1.183.743.627.390,03. Sehingga perhitungan tingkat efektivitas anggaran
belanja Tahun 2015 sebagai berikut:
Efektivitas = Rp. 1.183.743.627.390,03
x 100% = 82,71% Rp. 1.431.095.698.296,00
Perhitungan di atas menunjukkan efektivitas pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2015 memiliki persentase sebesar 82,71% yang menunjukkan kriteria
cukup efektif.
b. Rasio Efisiensi
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efisiensi anggaran belanja tahun 2015, dimana realisasi anggaran
belanja langsung berjumlah Rp.1.157.174.522.321,16 dengan realisasi
anggaran belanja sebesar Rp. 1.183.743.627.390. Sehingga perhitungan
tingkat efisiensi anggaran belanja Tahun 2015 sebagai berikut:
Efisiensi = Rp. 1.157.174.522.321,16
x 100% = 97,75 % Rp. 1.183.743.627.390
Perhitungan di atas menunjukkan efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2015 memiliki persentase sebesar 97,75% yang menunjukkan kriteria
kurang efisien.
2. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2016
48
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran yang diperoleh dari
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, maka dapat kita lihat ringkasan
laporan realisasi anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
tahun 2016, sebagai berikut:
Tabel IV. 2
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2015
Uraian Anggaran Realisasi
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 647.965.747.369,29 596.342.285.498,00
Belanja Barang dan Jasa 336.935.248.903,60 313.165.954.329,28
Bunga 70.000.000,00 38.540.093,20
Subsidi 0,00 0,00
Hibah 49.937.957.980,00 47.153.682.000,00
Bantuan Sosial 271.500.000,00 258.500.000,00
Jumlah Belanja Operasi 1.035.180.454.252,89 956.958.961.920,48
BELANJA MODAL
Belanja Tanah 9.161.374.000,00 7.612.224.500,00
Belanja Peralatan dan Mesin 94.338.755.643,00 86.581.079.282,49
Belanja Gedung dan Bangunan 120.122.323.797,00 95.631.609.191,91
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 267.335.211.680,00 255.547.134.789,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 7.781.427.040,00 6.671.293.403,24
Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 498.739.092.160,00 452.043.341.166,64
BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga 4.000.000.000,00 850.527.000,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 4.000.000.000,00 850.527.000,00
JUMLAH BELANJA 1.537.919.546.412,89 1.409.852.830.087,12
Berdasarkan tabel IV.2 diatas mengenai data Laporan Realisasi
Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo tahun 2016,
dapat kita lihat bahwa belanja terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Belanja
Operasi; Belanja Modal; dan Belanja Tak Terduga. Jumlah belanja anggaran
49
terbesar berada pada belanja operasi terdiri dari belanja pegawai yang
memiliki nilai anggaran belanja tertinggi sebesar Rp.647.965.747.369,29
dengan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.596.342.285.498,00, dan bunga
memiliki nilai anggaran belanja terendah sebesar Rp.70.000.000,00 dengan
realisasi anggaran belanja sebesar Rp.38.540.093,20, serta subsidi tidak
mempunyai anggaran belanja.
Belanja modal mempunyai anggaran belanja terbesar kedua terdiri
dari belanja jalan, irigasi dan jaringan yang memiliki nilai anggaran belanja
tertinggi sebesar Rp. 267.335.211.680,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.255.547.134.789,00 dan belanja aset tetap lainnya memiliki
anggaran belanja terendah Rp.7.781.427.040,00 dengan realisasi anggaran
belanja sebesar Rp. 6.671.293.403,24, serta belanja aset lainnya tidak
mempunyai anggaran belanja. Belanja tak terduga mempunyai anggaran
belanja paling rendah di antara ketiga jenis belanja, dengan nilai anggaran
belanja sebesar Rp.4.000.000.000,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.850.527.000,00. Berdasarkan penjelasan mengenai laporan
realisasi anggaran di atas maka hasil analisis dilakukan sebagai berikut:
a. Rasio Efektivitas
Efektivitas = Realisasi anggaran belanja
x 100% Target anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efektivitas anggaran belanja tahun 2016, target anggaran belanja
berjumlah Rp.1.537.919.546.412,89 dengan realisasinya sebesar Rp.
1.409.852.830.087,12. Sehingga perhitungan tingkat efektivitas anggaran
belanja Tahun 2016 sebagai berikut:
50
Efektivitas = Rp. 1.409.852.830.087,12
x 100% = 91,67% Rp. 1.537.919.546.412,89
Perhitungan di atas menunjukkan efektivitas pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2016 memiliki persentase sebesar 91,67% yang menunjukkan kriteria
efektif.
b. Rasio Efisiensi
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efektivitas anggaran belanja tahun 2016, realisasi anggaran belanja
langsung berjumlah Rp.1.361.551.580.993,92 dengan realisasi anggaran
belanja sebesar Rp. 1.409.852.830.087,12. Sehingga perhitungan tingkat
efisiensi anggaran belanja Tahun 2016 sebagai berikut:
Efisiensi = Rp. 1.361.551.580.993,92
x 100% = 96,57% Rp. 1.409.852.830.087,12
Perhitungan di atas menunjukkan efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2016 memiliki persentase sebesar 96,57% yang menunjukkan kriteria
kurang efisien.
3. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2017
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran yang diperoleh dari
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, maka dapat kita lihat ringkasan
laporan realisasi anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
tahun 2017, sebagai berikut:
51
Tabel IV. 3
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2017
Uraian Anggaran Realisasi
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 552.395.871.702,78 540.842.389.359,00
Belanja Barang dan Jasa 372.359.795.777,00 360.168.263.635,64
Bunga 70.000.000,00 16.439.758,94
Subsidi 0,00 0,00
Hibah 57.308.596.254,00 55.449.752.288,60
Bantuan Sosial 55.000.000,00 39.725.000,00
Bantuan Keuangan 0,00 0,00
Jumlah Belanja Operasi 982.189.263.733,78 956.516.570.042,18
BELANJA MODAL
Belanja Tanah 7.995.977.000,00 6.472.251.640,00
Belanja Peralatan dan Mesin 75.362.793.392,00 73.783.098.858,99
Belanja Gedung dan Bangunan 66.819.397.527,00 65.040.309.120,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
224.729.443.025,00 212.275.029.805,91
Belanja Aset Tetap Lainnya 13.622.075.838,00 13.260.238.636,00
Belanja Aset Lainnya 270.000.000,00 19.999.000,00
Jumlah Belanja Modal 388.799.686.782,00 370.850.927.060,90
BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga 2.790.917.235,00 1.674.586.960,90
Jumlah Belanja Tak Terduga 2.790.917.235,00 1.674.586.960,90
JUMLAH BELANJA 1.373.779.867.750,78 1.329.042.084.063,98
Berdasarkan tabel IV.3 diatas mengenai data Laporan Realisasi
Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo tahun 2017,
dapat kita lihat bahwa belanja terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Belanja
Operasi; Belanja Modal; dan Belanja Tak Terduga. Jumlah belanja anggaran
terbesar berada pada belanja operasi terdiri dari belanja pegawai yang
memiliki nilai anggaran belanja tertinggi sebesar Rp.552.395.871.702,78
dengan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.540.842.389.359,00, dan
52
bantuan sosial memiliki nilai anggaran belanja terendah sebesar
Rp.55.000.000,00 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.39.725.000,00, serta subsidi dan bantuan keuangan tidak mempunyai
anggaran belanja.
Belanja modal mempunyai anggaran belanja terbesar kedua terdiri
dari belanja jalan, irigasi dan jaringan yang memiliki nilai anggaran belanja
tertinggi sebesar Rp. 224.729.443.025,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.212.275.029.805,91 dan belanja aset lainnya memiliki anggaran
belanja terendah Rp.270.000.000,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.19.999.000,00. Belanja tak terduga mempunyai anggaran belanja
paling rendah di antara ketiga jenis belanja, dengan nilai anggaran belanja
sebesar Rp.2.790.917.235,00 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.1.674.586.960,90. Berdasarkan penjelasan mengenai laporan realisasi
anggaran di atas maka hasil analisis dilakukan sebagai berikut:
a. Rasio Efektivitas
Efektivitas = Realisasi anggaran belanja
x 100% Target anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan Rasio
Efektivitas anggaran belanja Tahun 2017, target anggaran belanja
berjumlah Rp.1.373.779.867.750,78 dengan realisasinya sebesar
Rp.1.329.042.084.063,98. Sehingga perhitungan tingkat efektivitas
anggaran belanja Tahun 2017 sebagai berikut:
Efektivitas = Rp. 1.329.042.084.063,98
x 100% = 96,74% Rp.1.373.779.867.750,78
53
Perhitungan di atas menunjukkan efektivitas pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2017
memiliki persentase sebesar 96,74% yang menunjukkan kriteria efektif.
b. Rasio Efisiensi
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efisiensi anggaran belanja Tahun 2017, realisasi anggaran belanja
langsung berjumlah Rp.1.271.861.580.055,5 dengan realisasi anggaran
belanja sebesar Rp. 1.329.042.084.063,98. Sehingga perhitungan tingkat
efisiensi anggaran belanja Tahun 2017 sebagai berikut:
Efisiensi = Rp. 1.271.861.580.055,5
x 100% = 95,69% Rp. 1.329.042.084.063,98
Perhitungan di atas menunjukkan efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2017
memiliki persentase sebesar 95,69% yang menunjukkan kriteria kurang
efisien.
4. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2018
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran yang diperoleh dari
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, maka dapat kita lihat ringkasan
laporan realisasi anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
tahun 2018, sebagai berikut:
54
Tabel IV. 4
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2018
Uraian Anggaran Realisasi
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 604.700.544.100,50 588.884.977.023,30
Belanja Barang dan Jasa 352.509.125.567,00 326.639.488.005,95
Bunga 0,00 0,00
Subsidi 0,00 0,00
Hibah 76.987.037.502,00 61.848.682.374,00
Bantuan Sosial 6.160.000.000,00 6.034.000.000,00
Bantuan Keuangan 0,00 0,00
Jumlah Belanja Operasi 1.040.356.707.169,50 983.407.147.403,25
BELANJA MODAL
Belanja Tanah 2.235.000.000,00 2.024.699.450,00
Belanja Peralatan dan Mesin 44.553.254.601,00 41.578.959.148,22
Belanja Gedung dan Bangunan 56.056.448.650,00 49.438.813.425,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
136.751.824.478,00 110.854.446.191,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 10.119.145.512,00 9.473.481.234,00
Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 249.715.673.241,00 213.370.399.448,22
BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga 2.257.951.600,00 1.924.268.244,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 2.257.951.600,00 1.924.268.244,00
JUMLAH BELANJA 1.292.330.332.010,50 1.198.701.815.095,47
Berdasarkan tabel IV.4 diatas mengenai data Laporan Realisasi
Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo tahun 2018,
dapat kita lihat bahwa belanja terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Belanja
Operasi; Belanja Modal; dan Belanja Tak Terduga. Jumlah belanja anggaran
terbesar berada pada belanja operasi terdiri dari belanja pegawai yang
memiliki nilai anggaran belanja tertinggi sebesar Rp.604.700.544.100,50
dengan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.588.884.977.023,30, dan
55
bantuan sosial memiliki nilai anggaran belanja terendah sebesar
Rp.6.160.000.000 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.6.034.000.000,00, serta bunga, subsidi dan bantuan keuangan tidak
mempunyai anggaran belanja.
Belanja modal mempunyai anggaran belanja terbesar kedua terdiri
dari belanja jalan, irigasi dan jaringan yang memiliki nilai anggaran belanja
tertinggi sebesar Rp. 136.751.824.478,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.110.854.446.191,00 dan belanja tanah memiliki anggaran belanja
terendah Rp.2.235.000.000,00 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.2.024.699.450,00, serta belanja aset lainnya tidak mempunyai anggaran
belanja. Belanja tak terduga mempunyai anggaran belanja paling rendah di
antara ketiga jenis belanja, dengan nilai anggaran belanja sebesar
Rp.2.257.951.600,00 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.1.924.268.244,00. Berdasarkan penjelasan mengenai laporan realisasi
anggaran di atas maka hasil analisis dilakukan sebagai berikut:
a. Rasio Efektivitas
Efektivitas = Realisasi anggaran belanja
x 100% Target anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efektivitas anggaran belanja tahun 2018, target anggaran belanja
berjumlah Rp.1.292.330.332.010,50dengan realisasinya sebesar
Rp.1.198.701.815.095,47. Sehingga perhitungan tingkat efektivitas
anggaran belanja Tahun 2018 sebagai berikut:
Efektivitas = Rp. 1.198.701.815.095,47
x 100% = 92,75% Rp. 1.292.330.332.010,50
56
Perhitungan di atas menunjukkan efektivitas pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2018 memiliki persentase sebesar 92,75% yang menunjukkan kriteria
efektif.
b. Rasio Efisiensi
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efisiensi anggaran belanja tahun 2018, realisasi anggaran belanja
langsung berjumlah Rp.1.131.894.864.517,4 dengan realisasi anggaran
belanja sebesar Rp.1.198.701.815.095,47. Sehingga perhitungan tingkat
efisiensi anggaran belanja Tahun 2018 sebagai berikut:
Efisiensi = Rp. 1.131.894.864.517,4
x 100% = 94,42% Rp. 1.198.701.815.095,47
Perhitungan di atas menunjukkan efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2018 memiliki persentase sebesar 94,41% yang menunjukkan kriteria
kurang efisien.
5. Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2019
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran yang diperoleh dari
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, maka dapat kita lihat ringkasan
laporan realisasi anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
tahun 2019, sebagai berikut:
57
Tabel IV. 5
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2019
Uraian Anggaran Realisasi
Belanja Operasi
Belanja Pegawai 627.139.021.439,59 612.418.860.600,00
Belanja Barang dan Jasa 330.007.487.241,00 307.347.280.366,87
Bunga 0,00 0,00
Subsidi 0,00 0,00
Hibah 35.012.964.564,00 33.180.634.494,00
Bantuan Sosial 3.901.666.704,54 3.600.156.080,00
Bantuan Keuangan 0,00 0,00
Jumlah Belanja Operasi 996.061.139.949,13 956.546.931.540,87
Belanja Modal
Belanja Tanah 1.204.000.000,00 1.137.691.750,00
Belanja Peralatan dan Mesin 51.409.356.061,00 53.143.236.699,70
Belanja Gedung dan Bangunan 55.481.641.425,00 52.233.776.991,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
204.716.299.514,00 268.021.270.858,99
Belanja Aset Tetap Lainnya 13.625.128.941,00 10.496.182.613,00
Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00
Jumlah Belanja Modal 326.436.425.941,00 385.032.158.912,69
Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga 1.558.951.600,00 1.478.283.048,00
Jumlah Belanja Tak Terduga 1.558.951.600,00 1.478.283.048,00
JUMLAH BELANJA 1.324.056.517.490,13 1.343.057.373.501,56
Berdasarkan tabel IV.5 diatas mengenai data Laporan Realisasi
Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo tahun 2015,
dapat kita lihat bahwa belanja terbagi menjadi tiga bagian yaitu: Belanja
Operasi; Belanja Modal; dan Belanja Tak Terduga. Jumlah belanja anggaran
terbesar berada pada belanja operasi terdiri dari belanja pegawai yang
memiliki nilai anggaran belanja tertinggi sebesar Rp.627.139.021.439,59
dengan realisasi anggaran belanja sebesar Rp.612.418.860.600,00, dan
58
bantuan sosial memiliki nilai anggaran belanja terendah sebesar
Rp.3.901.666.704,54 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.3.600.156.060,00, serta bunga, subsidi dan bantuan keuangan tidak
mempunyai anggaran belanja.
Belanja modal mempunyai anggaran belanja terbesar kedua terdiri
dari belanja jalan, irigasi dan jaringan yang memiliki nilai anggaran belanja
tertinggi sebesar Rp. 204.716.299.514,00 dengan realisasi anggaran belanja
sebesar Rp.268.021.270.858,99 dan modal tanah memiliki anggaran belanja
terendah Rp.1.204.000.000,00 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.1.137.691.750,00, serta belanja aset lainnya tidak mempunyai anggaran
belanja. Belanja tak terduga mempunyai anggaran belanja paling rendah di
antara ketiga jenis belanja, dengan nilai anggaran belanja sebesar
Rp.1.558.951.600,00 dengan realisasi anggaran belanja sebesar
Rp.1.478.283.048,00. Berdasarkan penjelasan mengenai laporan realisasi
anggaran di atas maka hasil analisis dilakukan sebagai berikut:
a. Rasio Efektivitas
Efektivitas = Realisasi anggaran belanja
x 100% Target anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
rasio efektivitas anggaran belanja Tahun 2019, target anggaran belanja
berjumlah Rp.1.324.056.517.490,13dengan realisasinya sebesar
Rp.1.343.057.373.501,56.Sehingga perhitungan tingkat efektivitas
anggaran belanja Tahun 2019 sebagai berikut:
Efektivitas = Rp. 1.343.057.373.501,56
x 100% = 101,43% Rp. 1.324.056.517.490,13
59
Perhitungan di atas menunjukkan efektivitas pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2019
memiliki persentase sebesar 101,43% yang menunjukkan kriteria sangat
efektif.
b. Rasio Efisiensi
Efisiensi = Realisasi anggaran belanja langsung
x 100% Realisasi anggaran belanja
Berdasarkan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan
Rasio Efisiensi anggaran belanja Tahun 2019, realisasi anggaran belanja
langsung berjumlah Rp.1.304.798.299.879,5 dengan realisasi anggaran
belanja sebesar Rp. 1.343.057.373.501,56. Sehingga perhitungan tingkat
efisiensi anggaran belanja Tahun 2019 sebagai berikut:
Efisiensi = Rp. 1.304.798.299.879,5
x 100% = 97,15% Rp. 1.343.057.373.501,56
Perhitungan di atas menunjukkan efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Tahun
2016 memiliki persentase sebesar 97,15% yang menunjukkan kriteria
kurang efisien.
60
Tabel IV. 6
Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
Tahun Target Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Efektivitas (%) Kriteria Efektivitas
2015 1.431.095.698.296 1.183.743.627.390 82,71 Cukup Efektif
2016 1.537.919.546.412 1.409.852.830.087 91,67 Efektif
2017 1.373.779.867.750 1.329.042.084.063 96,74 Efektif
2018 1.292.330.332.010 1.198.701.815.095 92,75 Efektif
2019 1.324.056.517.490 1.343.057.373.501 101,43 Sangat Efektif
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Data
olahan, 2020
Berdarkan tabel IV.6 di atas dapat kita lihat bahwa efektivitas
pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo dari
tahun 2015-2019 selalu mengalami peningkatan persentase dan perubahan kriteria
efektivitas dari cukup efektif menjadi sangat efektif. Dimana pada tahun 2015
kriterianya cukup efektif, tahun 2016, 2017 dan 2018 kriterianya efektif dan tahun
2019 kriteria efektivitasnya menjadi sangat efektif. Untuk penjelesan lebih detail
dapat kita lihat grafik serta penjelasan di bawah ini:
Grafik IV. 1
Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
Cukup Efektif Efektif
Efektif Efektif Sangat Efektif
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017 2018 2019
EFEK
TIV
ITA
S
TAHUN
GRAFIK EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARANN BELANJA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN WAJO
61
Berdasarkan grafik batang IV.1 diatas analisis efektivitas
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 tingkat efektivitas sebesar
82,71% (Cukup Efektif), hal ini terjadi karena adanya belanja yang
realisasinya hanya sebesar 57,87% jauh sedikit dibandingkan dengan
target. Anggaran belanja bantuan sosial sebesar Rp.820.000.000
dengan realisasi hanya sebesar Rp.474.500.000 selain itu belanja
jalan, irigasi, dan jaringan juga ter-realisasi hanya sebesar 64,20% dari
anggaran Rp.314.340.101.090 realisasi Rp.201.820.265.582.
Tahun 2016 tingkat efektivitas sebesar 91,67% (Efektif). hal
ini terjadi karena adanya belanja yang realisasinya hanya sebesar
55,06% jauh sedikit dibandingkan dengan target. Anggaran belanja
bunga sebesar Rp.70.000.000 dengan realisasi hanya sebesar
Rp.38.540.093,20 selain itu belanja tak terduga juga ter-realisasi
hanya sebesar 21,26% dari anggaran Rp.4.000.000.000 dengan
realisasi Rp.850.527.000.
Tahun 2017 tingkat efektivitas sebesar 96,74% (Efektif)
meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk tahun 2017
terdapat anggaran yang ter-realisasikan hanya sebesar 7,41% yaitu
belanja modal aset lainnya dengan target Rp.270.000.000 realisasi
hanya Rp.19.999.000. Belanja bunga yang ter-realisasi hanya sebesar
23,49% dari target anggaran Rp.70.000.000 realisasi
Rp.16.439.758,94. Serta terdapat juga belanja tak terduga yang ter-
62
realisasi 60% dari target anggaran Rp.2.790.917.235 realisasi
Rp.1.674.586.960,90.
Tahun 2018 tingkat efektivitas sebesar 92,75% (Efektif).
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun anggaran 2018
mengalami penurunan nilai persentase efektivitas tetapi kriteria nya
tetap sama, hal ini disebabkan karena adanya anggaran belanja
ditahun 2017 yang tidak ditargetkan ditahun 2018, yaitu belanja bunga
dan belanja modal aset lainnya.
Tahun 2019 tingkat efektivitas sebesar 101,43% (Sangat
Efektif) pada tahun ini mengalami peningkatan efektivitas yang sangat
baik dari tahun-tahun sebelumnya, ditahun ini realisasi anggaran tinggi
dibandingkan target anggaran adalah modal peralatan dan mesin
dengan tingkat realisasi sebesar 103,37% dari anggaran
Rp.51.409.356.061 realisasi Rp.53.143.236.699 dan belanja modal
jalan, irigasi dan jaringan ter-realisasi 130,93% dari anggaran sebesar
Rp.204.716.299.514 realisasi sebesar Rp.268.021.270.858,99.
63
Tabel IV. 7
Analisis Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan daerah Kabupaten Wajo
Tahun Realisasi Anggaran Belanja
langsung (Rp) Realisasi Anggaran
Belanja (Rp) Efisiensi
(%) Kriteria Efisiensi
2015 1.157.174.522.321,16 1.183.743.627.390,03 97,75 Kurang Efisien
2016 1.361.551.580.993,92 1.409.852.830.087,12 96,57 Kurang Efisien
2017 1.271.861.580.055,50 1.329.042.084.063,98 95,69 Kurang Efisien
2018 1.131.894.864.517,40 1.198.701.815.095,47 94,42 Kurang Efisien
2019 1.304.798.299.879,50 1.343.057.373.501,56 97,15 Kurang Efisien
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo Data
olahan, 2020.
Berdarkan tabel IV.7 di atas dapat kita lihat bahwa efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo dari tahun 2015-
2019 tidak mengalami perubahan yang baik tiap tahunnya, dimana kriteria
efisiensinya selalu sama tiap tahunnya yaitu kurang efisien. Untuk penjelesan lebih
detail dapat kita lihat grafik serta penjelasan di bawah ini:
Grafik IV. 2
Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
Kurang Efisien
Kurang Efisien
Kurang Efisien
Kurang Efisien
Kurang Efisien
92
93
94
95
96
97
98
2015 2016 2017 2018 2019
EFIS
IEN
SI
TAHUN
GRAFIK EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN WAJO
64
Berdasarkan tabel IV.3 dan grafik batang IV.2 diatas, dapat
dilihat analisis efisiensi pelaksanaan anggaran belanja Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo dari tahun 2015-2019
mengalami kenaikan dan penurunan persentase tetapi memiliki kriteria
yang sama. Tahun 2015 tingkat efisiensi sebesar 97,75% (Kurang
Efisien), hal ini dapat dilihat pada realisasi anggaran belanja langsung
di mana belanja pegawai memiliki persentase 85,45% dengan realisasi
sebesar Rp.557.744.872.753, belanja barang dan jasa memiliki
persentase 95,12% dengan realisasi sebesar Rp.266.504.553.744,48
dan belanja modal memiliki persentase 70,97% dengan realisasi
sebesar Rp. 332.925.095.823,68.
Tahun 2016 tingkat efisiensi sebesar 96,57% (Kurang
Efisien) meskipun persentase-nya menurun dari tahun sebelumnya
tetapi penggunaan realisasi anggaran belanja langsung pada tahun ini
memiliki persentase yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada realisasi
anggaran belanja langsung di mana belanja pegawai memiliki
persentase 92,03% dengan realisasi sebesar Rp.596.342.285.498,
belanja barang dan jasa memiliki persentase 92,95% dengan realisasi
sebesar Rp.313.165.954.329,28 dan belanja modal memiliki
persentase 90,64% dengan realisasi sebesar Rp.452.043.341.166,64.
Tahun 2017 tingkat efisiensi sebesar 95,69% (Kurang
Efisien) sama seperti tahun sebelumnya yang mengalami penurunan
persentase efisiensi tetapi mengalami peningkatan persentase
penggunaan realisasi anggaran belanja langsung, hal ini dapat dilihat
pada realisasi anggaran belanja langsung di mana belanja pegawai
65
memiliki persentase 97,91% dengan realisasi sebesar
Rp.540.842.389.359, belanja barang dan jasa memiliki persentase
96,73% dengan realisasi Rp.360.168.263.635,64 dan belanja modal
memiliki persentase 95,38% dengan realisasi sebesar
Rp.370.850.927.060,90.
Tahun 2018 tingkat efisiensi sebesar 94,42% (Kurang
Efisien), hal ini dapat dilihat pada realisasi anggaran belanja langsung
di mana belanja pegawai memiliki persentase 97,38% dengan realisasi
sebesar Rp.588.884.977.023,30, belanja barang dan jasa memiliki
persentase 92,66% dengan realisasi sebesar Rp.326.639.488.005,95
dan belanja modal memiliki persentase 85,45% dengan realisasi
sebesar Rp.213.370.399.448,22.
Tahun 2019 tingkat efisiensi sebesar 97,15% (Kurang
Efisien) pada tahun ini mengalami peningkatan persentase efisiensi
dari tahun sebelumnya serta mengalami peningkatan penggunaan
realisasi anggaran belanja langsung, hal ini dapat dilihat pada realisasi
anggaran belanja langsung di mana belanja pegawai memiliki
persentase 97,65% dengan realisasi sebesar Rp.612.418.860.600,
belanja barang dan jasa memiliki persentase 93,13% dengan realisasi
sebesar Rp.307.347.280.366,27 dan belanja modal memiliki
persentase 117,95% dengan realisasi sebesar Rp.
385.032.158.912,69. Sehingga analisis efisiensi pelaksanaan
anggaran belanja periode 2015-2019 masuk dalam kriteria kurang
efisien karena dari belanja langsung ini dapat mempengaruhi tingkat
66
efisiensi pelaksanaan anggaran belanja menjadi kurang efisien jika
penggunaan realisasi anggaran belanja langsung begitu besar.
C. Pembahasan
1. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo.
Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dilihat analisis efektivitas
pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo
dari tahun 2015-2019 selalu mengalami perubahan nilai persentase. Pada
tahun 2015 persentase efektivitas anggaran belanja sebesar 82,71%
(Cukup Efektif), selanjutnya tahun 2016, 2017 dan 2018 memiliki
persentase efektivitas anggaran belanja diatas 90% yang di keriteriakan
efektif yaitu pada tahun 2016 memiliki persentase sebesar 91,67%(Efektif),
tahun 2017 memiliki persentase sebesar 96,74% (Efektif), serta pada tahun
2018 memiliki persentase sebesar 92,75% (Efektif), walaupun pada tahun
2018 mengalami penurunan nilai persentase dari tahun sebelumnya, tetapi
tetap di kriteriakan efektif, dan pada tahun 2019 memiliki peningkatan
persentase efektivitas anggaran belanja sebesar 101,43% (Sangat Efektif).
Hal yang menyebabkan analisis efektivitas ini cukup efektif hingga sangat
efektif karena realisasi anggaran belanja yang memiliki perbedaan yang
jauh dengan target anggaran belanja yang harus dicapai akan
memengaruhi kriteria efektivitas pelaksanaan anggaran belanja. Jika
realisasi anggaran belanja lebih tinggi dibandingkan dengan target
anggaran belanja, maka semakin efektif pelaksanaan belanja anggaran.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Melania
Rampengan, Grace B. Nangoi, Hendrik Manossoh (2016) yang
67
menunjukkan hasil analisis efektivitas pelaksanaan anggaran belanja pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDDA) Kota Manado dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan kriteria meskipun belum mencapai
kriteria sangat efektif, di mana pada tahun 2011 (kurang Efektif) sampai
2015 (Cukup Efektif), hal ini disebabkan karena adanya kegiatan yang
dianggarkan tapi belum dilaksanakan.
2. Analisis efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Wajo.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat efisiensi
pelaksanaan anggaran belanja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Wajo dari tahun 2015-2019 mengalami perubahan persentase setiap
tahunnya namun memiliki kriteria efisiensi yang sama. Di mana pada tahun
2015 persentase efisiensi anggaran belanja sebesar 97,75% (kurang
efisien), tahun 2016 persentase efisiensi anggaran belanja sebesar 95,57%
(kurang efisien), tahun 2017 persentase efisiensi anggaran belanja sebesar
95,69% (kurang efisien), dan tahun 2018 persentase efisiensi anggaran
belanja sebesar 94,42%. Meskipun dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
berturu - turut mengalami penurunan nilai persentase efisiensi anggaran
belanja, namun tidak mengalami perubahan dalam kriteria efisiensi. Serta
pada tahun 2019 mengalami peningkatan nilai persentase efisiensi
anggaran belanja sebesar 97,15% (kurang efisien). Hal yang menyebabkan
analisis efisiensi ini kurang efisien selama 5 (lima) tahun berturut-turut
karena realisasi anggaran belanja langsung dapat mempengaruhi tingkat
efisiensi pelaksanaan anggaran belanja menjadi kurang efisien jika
penggunaan realisasi anggaran belanja langsung begitu besar, di mana
68
pada tahun 2015 yang mempengaruhi tingkat efisiensinya yaitu realisasi
belanja pegawai yang menunjukkan nilai penggunaan realisasi anggaran
sebesar 85,45%, dan belanja barang dan jasa sebesar 95,12%. Tahun
2016 yang mempengaruhi tingkat efisiensinya yaitu realisasi belanja
pegawai yang menunjukkan nilai penggunaan realisasi anggaran sebesar
92,03%, dan belanja modal sebesar 90,64%.
Tahun 2017 yang mempengaruhi tingkat efisiensinya yaitu
realisasi belanja pegawai yang menunjukkan nilai penggunaan realisasi
anggaran sebesar 97,91% dan belanja barang dan jasa sebesar 96,73%.
Pada tahun 2018 yang mempengaruhi tingkat efisiensinya yaitu realisasi
belanja pegawai yang menunjukkan nilai penggunaan realisasi anggaran
sebesar 97,38% dan belanja barang dan jasa sebesar 92,66%. Serta pada
tahun 2019 yang mempengaruhi tingkat efisiensinya yaitu realisasi belanja
pegawai yang menunjukkan nilai penggunaan realisasi anggaran sebesar
97,65% dan belanja modal sebesar 117,95%. Jika dilihat dari penggunaan
realisasi anggaran belanja langsung tiap tahunnya, realisasi anggaran
belanja pegawai dan realisasi anggaran belanja barang dan jasa yang lebih
dominan mempengaruhi tingkat efisiensi pelaksanaan anggaran belanja
pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo. Pengelolaan anggaran
belanja ini belum berhasil memenuhi syarat efisiensi yaitu penggunaan
dana yang minimum untuk mencapai sasaran.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Melania
Rampengan, Grace B. Nangoi, Hendrik Manossoh (2016) yang
menunjukkan hasil analisis efisiensi pelaksanaan anggaran belanja pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPEDDA) Kota Manado dari
69
tahun 2011 sampai 2013 dan 2015 menunjukkan kriteria efisiensi sangat
efisien dan pada tahun 2014 mengalami penurunan kriteria efisiensi
menjadi efisien, hal ini disebabkan karena realisasi anggaran belanja
langsung bapedda kota manado jauh lebih rendah dibandingkan realisasi
anggaran.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, dapat di lihat dari hasil
pengukuran tingkat efektivitas dan efisiensi sebagai berikut:
1. Tingkat atau kriteria efektivitas anggaran belanja pada Badan
Pendapatan daerah Kabupaten Wajo pada tahun 2015-2019
mempunyai kriteria efektivitas yang bervariasi. Tingkat efektivitas
tertinggi pada tahun 2019 dan yang terendah terjadi pada tahun
2015. Pada tahun 2015 kriteria efektivitas nya cukup efektif, pada
tahun 2016, 2017, 2018 kriteria efektivitas nya efektif dan pada tahun
2019 mengalami peningkatan kriteria efektivitas yang sangat efektif.
Ini menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan anggaran belanja
yang telah dianggarkan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo, selama kurun waktu 5 (lima)
tahun dari cukup efektif menjadi sangat efektif.
2. Tingkat atau kriteria efisiensi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Wajo tahun 2015-2019, secara keseluruhan belum dikelola secara
71
baik. Di mana efisiensi pelaksanaan anggaran belanja pada tahun
2015-2019 kriteria nya kurang efisien. Pengelolaan anggaran belanja
ini belum berhasil memenuhi syarat efisiensi yaitu penggunaan dana
yang minimum untuk mencapai sasaran.
B. Saran
1. Menilai dari segi efektivitas pelaksanaan realisasi anggaran belanja
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo agar mempertahankan
tingkat efektivitas yang tiap tahunnya mengalami perubahan yang
sangat baik di mana tingkat kriteria dari cukup efektif menjadi kriteria
yang sangat efektif.
2. Untuk tingkat efisiensi pelaksanaan realisasi anggaran belanja Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Wajo agar lebih meningkatkan tingkat
efisiensi pada tahun yang akan datang dengan melakukan
penggunaan dana yang minimum untuk mencapai hasil yang
maksimal.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi S. (2018). Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran belanja Dinas PU Bina Marga Dan Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Palembang Tahun 2012-2015. http://repository. unsri. ac. id/9101/
Fahlevi, H., & Ananta, M. R. (2016). Analisis efisiensi dan efektivitas anggaran belanja langsung-Studi pada SKPD diPemerintah Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 1(2).
FIN,Redaksi. 2019. Enam Jaringan Irigasi Bermasalah. FIN. co. id. https://fin. co. id/2019/08/28/enam-jaringan-irigasi-bermasalah/
Hidayah, S. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Daerah Provinsi. 1–17.
http://eprints. unm. ac. id/13258/1/JURNAL SYAMSIDAR HIDAYAH B.pdf
Koilam, J. W., Kumenaung, A. G., & Rotinsulu, D. C. (2019). Efisiensi Dan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Sulawesi Utara Tahun 2012–2018. Jurnal pembangunan ekonomi dan keuangan daerah, 19(9).
Lampung; Jurnal Mitra Manajemen (JMM Online); 2 (6). 571-585. http://e-jurnalmitramanajemen.com
Lantu C, Lambey L &Wangkar A. (2017).Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Realisasi Anggaran Belanja Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara; Jurnal EMBA, 5(2). 1260 –1270.
Laukamang N. S. Nelly, Junias S. T. Donny dan Naf I. Sulche, (2016). Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Belanja Aparatur Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kupang; Jurnal Akuntansi Keuangan dan Audit, Hal. 1-10Lestari, K. A. D., Trisnadewi, A. E., & Jayanti, L. S. E. (2020). Analisis Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Tahun 2018 Di Desa Dawan Klod, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Jurnal Riset Akuntansi Warmadewa, 1(1), 15-20.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. C.V Andi offset. Yogyakarta.
Paat, H. P., Nangoi, G. B., & Pusung, R. (2019). Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kota Tomohon. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 7(3).
PP Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara https://jdih. kemenkeu. go. id/fullText/2018/50TAHUN2018PP.pdf
73
Rampengan Melania, Nangoi B. Grace, Manossoh Hendrik, (2016). Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Manado; Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(3). 616-623.
Sabrina Dewita, (2018). Analisis Efisiensi dan Efektivitas Laporan Realisasi Anggaran Belanja Langsung Pada Universitas Islam Negeri Raden Intan Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah http://www. bpkp. go. id/uu/filedounload/4/60/906. bpkp
Salinan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. https://www. ksap. org/sap/standar-akuntansi-pemerintahan/
Setyowati, S. S. H., Halim, A., & Sulastiningsih, S. (2019). Analisis Efektivitas Dan Efisiensi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (Apbdesa) Tahun Anggaran 2016-2018 (Studi Kasus Di Desa Sendangsari Kecamatan Garung) (Doctoral dissertation, STIE Widya Wiwaha).
Sujarweni, Wiratna. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Sumnege S. Aries, (2013). Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Minahasa Selatan. Jurnal EMBA. 1(3). 74-81.
Ulum, Ihyaul. 2008. Akuntansi Sektor Publik. UMM Press. Malang
Ulum, Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Cetakan Pertama. Sinar Grafika Offset. Jakarta.
Widiyana, A. (2016). Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Dalam Menilai Kinerja Pada Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kota Palembang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Palembang).
LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
Cici Sitti Hajaerah Bunna, Lahir pada tanggal 28 April
1998 di Maroanging, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi
Selatan. Penulis merupakan anak ketiga dari 3
bersaudara, dari pasangan Bunna Kami dan Ulfa Ali.
Penulis sekarang bertempat tinggal di Jalan Deppasawi,
Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota
Makassar.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu SD Impres Sambung Jawa III
lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Makassar lulus pada tahun 2013, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan ke tingkat SMK di SMK Kesehatan Plus Prima Mandiri Sejahtera
Makassar lulus pada tahun 2016 dan penulis melanjutkan pendidikan di program
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar sampai dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini penulis
masih terdaftar sebagai mahasiswi program S1 Akuntansi di Universitas
Muhammadiyah Makassar.