efektivitas pelayanan zakat dalam meningkatkan...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS PELAYANAN ZAKAT
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI
PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
(LAZNAS) AL-AZHAR FATMAWATI
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Dhoni Rahman
NIM: 111305300059
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
EFEKTIVITAS PELAYANAN ZAKAT
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI
PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
(LAZNAS) AL-AZHAR FATMAWATI
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh :
DHONI RAHMAN
NIM : 1113053000059
Pembimbing
Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA
NIP. 198105226 201411 1 002
KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “EFEKTIVITAS PELAYANAN ZAKAT
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI PADA
LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (LAZNAS)
AL-AZHAR FATMAWATI JAKARTA SELATAN” telah
diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 29 Maret
2018. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Jurusan
Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen Zakat, Infaq,
Shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF).
Jakarta, 29 Maret 2018
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Suhaimi, M. Si Drs. Sugiharto, MA
NIP. 196709061994031002 NIP. 19660801996031001
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. H. Hasanudin, MA Muhammad Zen, MA
NIP. 196606051994031005 NIP. 197801122014111001
Pembimbing
Dr. H. Ahmadih Rojali Jawab, MA
NIP. 1981052262014111002
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah penulis skripsi
yang berjudul “EFEKTIVITAS PELAYANAN ZAKAT
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH MUZAKKI PADA
LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL (LAZNAS)
AL-AZHAR FATMAWATI JAKARTA SELATAN”, dengan
ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
strata 1 (satu) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan
hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Februari 2018
Dhoni Rahman
NIM 1113053000059
i
ABSTRAK
DHONI RAHMAN, 1113053000059, Efektivitas Pelayanan
Zakat Dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki di Lembaga
Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al-Azhar Fatmawati,
Jakarta Selatan. Dosen Pembimbing Dr. H. Ahmadih Rojalih
Jawab, MA.
Pelayanan merupakan sebuah serangkaian kegiatan, karena
itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan dalam masyarakat. Khususnya Laznas Al-Azhar
sebagai lembaga yang bergerak dibidang sosial dan dakwah
dalam setiap aktivitasnya akan selalu berhubungan dengan
pelayanan. Sebagai lembaga yang sudah dikukuhkan sebagai
lembaga amil zakat berskala Nasional tahun 2016 dituntut harus
mengoptimalkan pelayanan yang baik demi meningkatkan
kepercayaan muzakki zakat. Ini semua menjadikan penulis
melakukan analisis lebih lanjut tentang efektivitas pelayanan
zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki.
Rumusan masalah yang ada adalah bagaimana pelayanan
zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki Laznas Al-Azhar,
efektivitas pelayanan yang sudah diberikan dengan jumlah
muzakki yang diperoleh.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan laporan peneliti berupa kutipan-kutipan atau
untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Laznas Al-Azhar memberikan pelayanan yang baik kepada
setiap muzakki maupun calon muzakkinya, mulai dari pelayanan
sebelum bertransaksi, seperti pelayanan informasi, sosialisasi,
dan edukasi. Ketika bertransaksi, mulai dari pelayanan tunai dan
non tunai melalui transfer ATM, kartu ATM, layanan jemput
zakat yang semua itu Laznas Al-Azhar memberikan bukti setoran
atau Kwitansi dan mendoakan muzakki sebagai pelayanan yang
diberikan ketika bertransaksi. Kemudian layanan setelah
bertransaksi seperti melaporkan hasil penerimaan dan
ii
pengeluaran kepada muzakki, bahwa dana yang mereka bayarkan
zakatnya sudah menjadi apa di Laznas Al-Azhar, memaintenance
muzakki sebagai bentuk menjalin komunikasi dan silaturahmi
yang baik setelah muzakki berzakat, sampai kepada mengadakan
layanan Visit Donatur atau kunjungan laznas Al-Azhar
kepada Muzakki setelah berzakat. Sebab pelayanan itu
berkesinambungan.
Dalam 3 tahun terakhir pencapaian jumlah muzakki Laznas
Al-Azhar tahun 2015 sebesar 5.754 muzakki, tahun 2016
meningkat 15.996 muzakki dan 2017 21.509 muzakki. melihat
target Laznas Al-Azhar lebih besar 30% dari jumlah sebelumnya,
target tahun 2016 sebesar 7.480 muzakki dan pada tahun 2017
target mencapai 20.794 muzakki. Terbukti dengan tercapainya
pelayanan yang baik dari semua pelayanan yang diberikan kepada
muzakki mengangkat kepercayaan muzakki berzakat melalui
Laznas Al-Azhar dan bisa dikatakan pelayanan zakat Laznas Al-
Azhar sangat efektif meningkatkan jumlah muzakki.
Kata Kunci: Efektivitas, Pelayanan, Jumlah Muzakki
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, sebagaimana kita telah diberi nikmat Iman
dan Islam, serta nikmat sehat wa alfiat sebagai bentuk rasa kasih
sayang-Nya kepada kita semua, berkat rahmat dan nur hidayah-
Nya lah skripsi ini bisa terselesaikan, untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata satu pada Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Shalawat beriring salam kita panjatkan kepada junjungan
Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya dan InsyaaAllah kepada kita semua sebagai umatnya
yang masih taat dan patuh mengikuti ajaran serta sunnah-
sunnahnya. Semoga kita semua mendapat syafaat dan naungan
Rasulullah SAW, Aamiin ya rabbal aalamiin.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ayahanda dan
Ibunda tercinta serta kakak & adik, semoga Allah selalu berikan
keberkahan dalam hidup ini, kesehatan, keselamatan dan
kemudahan dalam segala urusan dan ketaatan kepada Allah SWT
agar diberkahi dan diridhoi oleh-Nya. Yang mana telah banyak
memberikan semangat dan do‟a serta membantu baik moril
maupun materil kepada penulis, sehingga terpacu untuk
menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa
dalam proses penyusunannya bukan hanya hasil jerih payah
penulis semata, namun melibatkan banyak pihak yang telah
dengan senang hati memberikan bantuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung. Dalam kesempatan ini, penulis
dengan senang hati bermaksud untuk menyampaikan rasa
terimakasih tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,
yaitu:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Raudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III Bidang kemahasiswaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
dan juga selaku Dosen Penasihat Akademik, yang telah
v
memotivasi penulis untuk segera merampungkan skripsi ini,
semoga Allah berkahi dan ridhoi dalam setiap aktivitasnya,
penulis ucapkan syukran katsiran.
5. Dr. H. Ahmadih Rojalih Jawab, MA selaku Dosen
Pembimbing dalam penyusunan skripsi, yang telah bijaksana
meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,
mengoreksi, menasehati, menyemangati, serta mengarahkan
penulis, hingga selesainya penulisan skripsi ini, semoga ilmu
yang bermanfaat ini menjadi ladang pahala bagi bapak dan
keluarga, semoga Allah berkahi dan ridhoi setiap langkah
dan aktivitas bapak, serta mendapatkan balasan dari Allah
SWT.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
terutama dosen di prodi Manajemen Dakwah yang telah
memberikan ilmu dan nasihatnya bagi penulis, penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan,
pengajaran dan nasihatnya.
7. Bapak Sigit Iko Sugondo selaku Direktur Eksekutif Laznas
Al-Azhar, Bapak Rochadi Kohar selaku HRD Laznas Al-
Azhar, Bapak Agus Nafi selaku Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Laznas Al-Azhar, Ibu Yeni Herliana selaku
Supervisor Muzakki Satisfaction Laznas Al-Azhar yang telah
rela meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam
pencarian informasi dan data.
8. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah
menyediakan referensi kepada penulis.
vi
9. Keluarga Manajemen Dakwah dan terkhususkan Manajemen
Ziswaf angkatan 2013 yang telah membantu dan
menginspirasi penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan semangat dan do‟a
kepada penulis sehingga terijabah do‟anya.
11. Tanpa mengurangi rasa hormat, kepada seluruh pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas semua bantuan
dan dukungannya, penulis ucapkan terimakasih.
Tiada kata-kata yang dapat penulis ucapkan kecuali
terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT
memudahkan segala urusan serta senantiasa membalas semua
kebaikan yang dengan tulus diberikan kepada penulis. Penulis
berharap skripsi ini dapat menjadi bahan literatur dalam bidang
keilmuan dan bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, karena seorang manusia tempatnya salah dan lupa,
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga karya ini
bermanfaat dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Jakarta, 16 Maret 2018
Dhoni Rahman
NIM1113053000059
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .........................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 7
D. Metodologi Penelitian ....................................................... 8
E. Tinjauan Pustaka ............................................................. 10
F. Sistematika Penulisan ..................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORITIS .................................................... 15
A. Efektivitas ....................................................................... 15
B. Pelayanan ........................................................................ 19
C. Zakat dan Muzakki ......................................................... 23
D. Efektivitas Pelayanan Zakat ............................................ 33
viii
BAB III GAMBARAN UMUM LAZNAS AL-AZHAR ................. 35
A. Profil dan Sejarah Berdirinya Laznas Al-Azhar .............. 35
B. Visi, Misi, Objective dan Grand Strategi ........................ 36
C. Strategi Fundraising Laznas Al-Azhar ............................ 39
D. Penyaluran Program Laznas Al-Azhar ............................ 40
E. Struktur Kepengurusan LAZNAS AL-Azhar .................. 45
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................... 47
A. Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar dalam Meningkatkan
Jumlah Muzakki dan Tujuan Tercapainya Target Muzakki
........................................................................................ 47
B. Efektivitas Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar dalam
Meningkatkan Jumlah Muzakki ...................................... 60
BAB V PENUTUP ............................................................................. 71
A. Kesimpulan ..................................................................... 71
B. Saran ............................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1: Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat Nasional
Al-Azhar 2016-2019 ........................................................................... 46
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1: Tabel Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar .......................... 59
Tabel 4. 2: Grafik Jumlah Muzakki Laznas Al-Azhar ......................... 61
Tabel 4. 3: Laporan Keuangan Lembaga............................................. 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyah yang memiliki
posisi sangat penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari
sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan
umat.1 Zakat menurut bahasa artinya berkembang (an-namaau),
juga pensucian (thahir). Sedangkan menurut istilah syara‟, zakat
memiliki dua makna tersebut yaitu berkembang dan pensucian.
Karena dengan mengeluarkan zakat menjadi sebab timbulnya
berkah dan bersihnya harta.2
Dalam Q.S. Al-Taubah: 103 dijelaskan bahwa pengertian
zakat juga berarti membersihkan atau mensucikan sebagaimana
dalam penjelasan ayat berikut ini:
يهم بها وصل عليهم خذ م ه أمىالهم صدقة تطهرهم وتزك
سميع عليم إنه صلتك سكه لهم وللاه
Artinya: ”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka.
Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui”(Q.S. At-Taubah: 103).3
1 Didin Hafinuddin, Zakat dalam Perkekonomian Modern (Jakarta:
Gema Insani, 2002), h. 1. 2 M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 222. 3 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Qur‟an, 2008), h.
203.
2
Sedangkan pengertian zakat menurut istilah ialah
beribadah kepada Allah dengan cara mengeluarkan sebagian
kewajiban berupa harta tertentu secara syar‟i untuk disalurkan
kepada suatu golongan atau instansi tertentu.4 Kemudian,
menurut Mardani zakat secara etimologis mempunyai arti yaitu
suci, tumbuh, berkah, terpuji, dan berkembang. 5
Adapun secara
terminologis zakat adalah harta yang diambil dari orang-orang
kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya,
antara lain fakir dan miskin.6 Kelompok atau golongan yang
berhak menerima zakat tercantum dalam Al-Qur‟an surat At-
Taubah ayat 60:7
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya,
untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah : 60)
4 Muhammad, Fikih Zakat Kontemporer, (Solo: Al-Qowam, 2011),
h.11. 5 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana,
2013), h. 345. 6 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,
(Jakarta: UI-Press, 1988), h. 39. 7 Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Qur‟an, 2008), h.
297.
3
Setiap orang muslim mempunyai kewajiban untuk
membayar zakat apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan oleh syari‟at. Di mana zakat merupakan rukun ketiga
dari rukun Islam yang kelima, yang merupakan pilar agama yang
tidak dapat berdiri tanpa pilar ini.8 Selain itu zakat merupakan
kegiatan sosial dimana seorang kaya membantu seorang yang
miskin sebagai wujud amal shaleh, sebagai suatu ritual
keagamaan, pembayaran zakat masih dianggap sebagian orang
semata-mata sebagai ibadah ukhrowi yaitu dalam rangka
mengumpulkan pahala untuk kebaikan di akhirat.9
Dorongan ajaran Islam yang begitu kuat kepada orang-
orang yang beriman untuk berzakat, berinfak dan bersedekah
menunjukkan bahwa ajaran Islam mendorong umatnya untuk
mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan
yang memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, juga
berlomba-lomba menjadi muzakki.10
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerbitkan
regulasi baru mengenai pemberian izin lembaga amil zakat
(LAZ). Peraturan ini tercantum dalam Keputusan Mentri Agama
(KMA) Nomor 333 Tahun 2015 yang ditandatangani 6 November
2015. KMA Nomor 333 Tahun 2015 merupakan turunan dan
8 Hikmat Kurnia, dan Hidayat, Panduan Pintar Zakat, (Jakarta:
QultumMedia, 2008), Cet-1, h. 4. 9 Sofwan Idris, Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat
(Pendekatan transformative), ( Jakarta : PT. Citra Putra Bangsa, 1997), Cet.
Ke- 1. h. 249. 10 H.M D jamal Doa, Pengelolaan zakat Oleh Negara Untuk
Memerangi Kemiskinan, (Jakarta: KORPUS, 2004). h. 78
4
Peraturan Presiden (PP) Nomor 14 Tahun 2014 pedoman
pemberian izin LAZ.
Dalam regulasi baru ini, ada tiga tingkatan LAZ, yaitu
LAZ Nasional (Laznas), LAZ provinsi, dan LAZ kabupaten/kota.
Salah satu persyaratan yang tercantum dalam KMA Nomor 333
Tahun 2015 adalah adanya batasan penghimpunan dana minimal
Rp 50 miliar untuk Laznas, Rp 20 miliar untuk LAZ provinsi, dan
Rp 3 miliar untuk Laznas Kabupaten/kota.11
Dalam hal ini Laz Al-Azhar adalah lembaga amil zakat
berskala nasional, dengan adanya keputusan menteri agama diatas
Laznas Al-Azhar perlu meningkatkan pelayanan terbaik.
Kredibilitas suatu lembaga amil zakat sangat tergantung pada
kemampuannya mengelola zakat dan pelayanan secara
profesional serta dapat meyakinkan masyarakat bahwa zakat telah
dikelola dengan baik.12
Menurut Moenir, pelayanan hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses,
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,
meliputi seluruh kehidupan dalam masyarakat.13
Adapun Kotler
menyebutkan bahwa pelayanan (service) dapat didefinisikan
11
Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 333 tahun 2015, diakses
dari http://pid.baznas.go.id/kep-menteri-agama-no-333-tahun-2015/ pada
tanggal 23 Agustus 2017 pukul 22.00 WIB. 12
Ahmad M Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif
Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), h. 113-114. 13
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), h. 47.
5
sebagai suatu tindakan atau kinerja yang diberikan oleh seseorang
kepada orang lain.14
Pemberian pelayanan atau jasa yang baik pada muzakki
akan memberikan kepuasan para muzakkinya yang pada akhirnya
akan meningkatkan loyalitas muzakki pada pengelola zakat yang
bersangkutan. Bila pelayanan atas jasa yang diterima sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan atau jasa
dipersepsikan baik dan efektiv. Efektivitas adalah berkaitan erat
dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan
rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil
nyata dengan hasil yang telah direncanakan15
, sebaliknya bila
pelayanan atau jasa yang diterima lebih rendah dari yang
diharapkan, maka kualitas dipersepsikan buruk.
Ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan
kepuasan kepada muzakki adalah memiliki karyawan yang
profesional, tersedia sarana dan prasarana yang baik, tersedia
semua produk yang diinginkan, bertanggung jawab kepada setiap
muzakki dari awal hingga selesai, mampu melayani secara cepat
dan tepat, mampu berkomunikasi secara jelas, memiliki
pengetahuan umum lainnya, mampu memberikan kepercayaan
kepada muzakki.16
Masyarakat donatur adalah kelas masyarakat
14
Kotler, Philip, Marketing Management, (Prentice Hall: New Jersey,
2003) h. 464. 15
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h. 82. 16
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005), h. 9.
6
yang lebih sensitif terhadap pelayanan dibandingkan muzakki
biasa.17
Lembaga amil zakat nasional (Laznas) Al-Azhar
merupakan salah satu lembaga sosial dan dakwah yang berusaha
memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan dana zakat,
infak, shadaqah dan dana sosial lainnya guna menciptakan
loyalitas muzakki serta meningkatkan jumlah muzakkinya. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai pelayanan muzakki maka
penulis menuangkan dalam “skripsi” dengan judul: “Efektivitas
Pelayanan Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Muzakki
pada Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al-Azhar
Fatmawati Jakarta Selatan”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka
penulis membatasi masalah yang akan dibahas hanya
kepada pelayanan muzakki Laznas Al-Azhar Fatmawati
Jakarta Selatan.
2. Perumusan masalah
Dan berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka
masalah pokok yang diangkat dalam skripsi ini adalah:
17
Didin Hafidhuddin dan Ahmad Juwaeni, Membangun Peradaban
Zakat, (Jakarta: Divisi Institut Manajemen Zakat, 2007), h.59.
7
a. Bagaimana pelayanan zakat Laznas Al-Azhar
Fatmawati dan tujuan tercapainya target jumlah
muzakki?
b. Efektivitas pelayanan zakat Laznas Al-Azhar
Fatmawati dalam meningkatkan jumlah muzakki.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran yang jelas mengenai
a. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan oleh
Laznas Al-Azhar dalam meningkatkan jumlah
muzakki.
b. Untuk mengetahui efektivitas pelayanan yang
diberikan dengan jumlah muzakki yang dicapai.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini adalah:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sebuah usaha dalam mengembangkan ilmu
manajemen khususnya, manajemen pelayanan
muzakki dan menjadi bahan literatur bagi
pengembangan ilmu manajemen pada umumnya.
b. Dapat dijadikan acuan oleh Laznas Al-Azhar
dalam meningkatkan pelayanan terhadap muzakki
dimasa yang akan datang.
8
c. Untuk meningkatkan kemampuan, kepada penulis
dalam melakukan penelitian manajemen pelayanan
yang efektif dan efisien pada suatu organisasi atau
lembaga dalam mencapai tujuannya.
D. Metodologi Penelitian
Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan
metode deskriptif yang mana metode deskriptif merupakan
penelitian yang tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau prediksi.18
Melainkan metode deskriptif
digunakan sebagai cara yang praktis untuk menjelaskan dan
menjabarkan pelayanan muzakki. Untuk mendapatkan data-data
tersebut, penulis menggunakan dengan cara:
1. Sumber data
Sumber data ini merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid
atau tidaknya suatu penelitian. Dalam hal ini penulis
menggunakan:
a. Data primer, merupakan data utama yang diperoleh
langsung dari responden berupa catatan tertulis dari
hasil wawancara, serta dokumentasi. Data diperoleh
dari hasil wawancara dengan:
18
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh
Analisis Statistik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24
9
1) Kadiv Kepatuhan dan Kajian Dampak Bapak
Agus Nafi
2) Supervisor Muzakki Satisfaction Ibu Yeni
Herliana
b. Data skunder, merupakan data yang diperoleh dari
sumber-sumber yang tertulis yang terdapat dalam
buku dan literatur terkait.
2. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara (interview) pada wawancara ini penulis
mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan
beberapa pertanyaan ke beberapa pihak yang
bersangkutan baik secara lisan dan mendengarkan
langsung keterangan-keterangan atau informasi dari
pengelola Laznas Al-Azhar.
b. Observasi, dalam observasi ini penulis melakukan
pengamatan dan mencatat secara langsung terhadap
objek penelitian yaitu proses pelayanan muzakki di
Laznas Al-Azhar.
c. Dokumentasi, dalam hal ini penulis mengumpulkan
data-data yang sudah tersimpan di Laznas Al-Azhar.
3. Teknik pengumpulan data
Setelah data diperoleh, maka langkah-langkah
selanjutnya penulis mengelola data dengan cara editing,
yaitu kegiatan mempelajari berkas-berkas data yang telah
10
terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui
dan dapat dinyatakan baik.
4. Analisis data
Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif
yaitu penulis berusaha menggambarkan objek penelitian
(pelayanan muzakki) dengan apa adanya yaitu sesuai
dengan kenyataan, adapun yang dijadikan subjek penelitian
adalah Laznas Al-Azhar yang berlokasi di Jl. RS.
Fatmawati No.27, Gandaria selatan, Cilandak, Kota Jakarta
Selatan 12420.
5. Teknik Penulisan
Untuk penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada
buku pedoman akademik Program Strata 1 tentang teknik
penulisan skripsi tesis dan disertasi yang diterbitkan oleh
UIN Jakarta Press, tahun 2015 dengan ketentuan sebagai
berikut: untuk penulisan Al-Qur‟an tidak memakai footnote
dan diketik satu spasi dengan terjemahan dicetak miring,
dengan berpedoman pada terjemahan dari Departemen
Agama.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan
penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi karya ilmiah
maka langkah awal yang penulis lakukan adalah mengkaji
11
terlebih dahulu dan melihat buku-buku yang akan dijadikan
reverensi oleh penulis, setelah penulis melakukan kajian
kepustakaan penulis akhirnya menemukan beberapa skripsi yang
membahas tentang:
1. Skripsi yang berjudul “Pengaruh sistem pelayanan Bazis
Provinsi DKI Jakarta terhadap tingkat kepercayaan
korban kebakaran” karya Yoga Lesmana tahun 2016.
Persamaan pada skripsi ini dengan skripsi penulis
membahas tentang pelayanan kepada tingkat kepercayaan.
Perbedaan dengan penelitian yang diteliti penulis yaitu,
pelayanan zakat pada Laznas Al-Azhar dalam
meningkatkan jumlah muzakki sedangkan skripsi ini
pelayanan korban kebakaran Bazis DKI Jakarta.
2. Skripsi yang berjudul “Implementasi fungsi manajemen
pada layanan kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat
Tangerang” karya Eem Huzaimah tahun 2011.
Persamaan pada skripsi ini membahas tentang pelayanan
namun layanan yang dimaksud disini adalah layanan
kesehatan Cuma-Cuma dari Dompet Dhuafa. Sedangkan
judul skripsi penulis adalah Pelayanan Muzakki
keseluruhan di Laznas Al-Azhar, dalam hal ini dilihat dari
segi judul berbeda, baik itu dari segi pembahasan yang
diteliti sungguh jauh berbeda, yaitu, materi yang penulis
12
bahas adalah tentang bagaimana Pelayanan zakat di Laznas
Al-Azhar dalam tujuan meningkatkan jumlah muzakki.
3. Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penghimpunan Dana
Zakat Profesi Melalui Payroll System pada Bazis DKI
Jakarta”
Persamaan pada skripsi penulis dengan skripsi di atas
adalah kepada kajian efektivitas, namun dilihat dari isinya
berbeda sekali dengan skripsi penulis yang mana skripsi ini
membahas penghimpunan dana zakat profesi melalui
Payroll System pada Bazis DKI Jakatrta, sedangkan skripsi
penulis membahas tentang pelayanan zakat dalam
meningkatkan jumlah muzakki pada Laznas Al-Azhar.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang
masing-masing terdapat sub-sub yaitu:
Bab I : Pendahuluan, bab ini berisi uraian mengenai latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi peneltitian, kajian pustaka, sistematika
penulisan.
Bab II : Tinjauan Teoritis, pada bab ini meliputi pengertian
efektivitas, tolak ukur efektivitas pelayanan, ciri-
13
ciri pelayanan yang baik, zakat, kewajiban zakat
dan pengertian muzakki.
Bab III : Gambaran umum Laznas Al-Azhar. Dalam bab
ini dibahas keadaan umum Laznas Al-Azhar,
tentang sejarah berdiri dan perkembangan, visi dan
misi, struktur organisasi dan produk-produk yang
ditawarkan Laznas Al-Azhar.
Bab IV : Analisis Penelitian, bab ini berisi tentang hasil
penelitian mengenai pelayanan zakat yang
diberikan Laznas Al-Azhar, tujuan atau target
pencapaian jumlah muzakki dan analisis
evektivitas pelayanan zakat dalam meningkatkan
jumlah muzakki.
Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
15
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan
bahwa efektivitas yang berarti ada pengaruhnya, akibatnya,
manjur atau mujarab.1 Jadi Efektivitas mengandung arti
keberpengaruhan atau keberhasilan setelah melakukan
sesuatu.2 Efektivitas merupakan kemampuan untuk
mencapai tujuan tertentu dengan cara atau peralatan yang
tepat.3
Sedangkan efektivitas diartikan sebagai pedoman kata
yang menunjukkan taraf pencapaian suatu tujuan, dengan
kata lain bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektif jika
usaha tersebut telah mencapai tujuannya. Efektivitas
merupakan adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas yang dituju. Selanjutnya dijelaskan
bahwa efektivitas adalah berkaitan erat dengan
perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan
1 Sulchan Yasyim, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya:
Amanah, 1997) h. 126 2 Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), Cet ke-2, h. 280 3 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Ke-2, (Yogyakarta: BPPE,
1998), h.7.
16
rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan
hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.4
Menurut Ety Rochaety dan Ratih Tresnati
mendefinisikan efektivitas adalah suatu besaran atau angka
untuk menunjukkan sampai seberapa jauh sasaran (target)
tercapai.5 Sementara Suharto menerangkan bahwa
efektifitas merupakan keterangan yang artinya ukuran hasil
tugas atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.6
Efektivitas menunjukkan tingkat tercapainya suatu
tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu
mencapai tujuannya. Secara ideal efektif jika usaha itu
mencapai tujuannya.7
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai
tujuan melalui rencana yang telah disusun sebelumnya.
2. Tolak Ukur dan Rumus Efektivitas
Dengan melihat beberapa definisi mengenai efektivitas
diatas, maka dalam rangka mencapai efektivitas haruslah
dipenuhi syarat-syarat ataupun ukuran sebagai berikut:8
4 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), h. 82. 5 Eti Rochaety dan Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), h.71. 6 Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1990), cet. Ke-8, h.207. 7 Shadil, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Ichtiar Baru-
Van Hoeve), Jilid 2, h. 833. 8 Sujadi F.X, Organisasi dan Manajemen, Penunjang Berhasilnya
Proses Manajemen, (Jakarta: CV. Masagung, 1990), Cet ke-3, h. 36-39.
17
a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan bahwa
kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam
arti target tercapai sesuai dengan waktu yang
ditetapkan.
b. Ekonomis, ialah untuk menyebutkan bahwa di
dalam usaha pencapaian efektif itu maka biaya,
tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan
dan lain-lain telah dipergunakan dengan setepat-
tepatnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
perencanaan dan tidak adanya pemborosan serta
penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, yakni
untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan
kerja sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan
setepat-tepatnya haruslah dilaksanakan dengan
bertanggung jawab sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksana kerja
dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran
kemampuan kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab,
artinya wewenang harus seimbang dengan
tanggung jawab. Harus dihindari adanya dominasi
oleh salah satu pihak atas pihak lainnya.
f. Prosedur kerja yang prkatis, yakni untuk
menegaskan bahwa kegiatan kerja adalah kegiatan
yang praktis, maka target efektif dan ekonomis,
18
pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung
jawabkan serta pelayanan kerja yang memuaskan
tersebut haruslah kegiatan operasional yang dapat
dilaksanakan dengan lancar.
Sedangkan Menurut Camble J.p, pengukuran
Efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah:
a. Keberhasilan kegiatan/program adalah suatu
kegiatan dapat dikatakan efektif apabila
kegiatan/program tersebut berhasil dilaksanakan
dari tahap pertama hingga tahap terakhir dan dapat
menanggulangi hambatan yang ada.
b. Ketepatan sasaran adalah apabila tujuan dan tetap
pada sasaran yang diajukan maka suatu kegiatan
dapat dikatakan efektif.
c. Kepuasan tingkat kegiatan/program adalah tingkat
kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam
efektivitas ini bersifat kualitatif (berdasarkan pada
mutu). Jika kegiatan telah berhasil dilaksanakan
dan tepat sasaran maka kegiatan akan dikatakan
efektif bila pelaksana dan penerima manfaat sama-
sama merasakan kepuasan atas kegiatan tersebut.
d. Pencapaian tujuan menyeluruh adalah keberhasilan
kegiatan atau program yang disusul dalam
ketepatan sasaran sehingga membuahkan kepuasan
terhadap program merupakan sebuah pencapaian
tujuan kegiatan/program tersebut.
19
Dengan adanya pengukuran efektivitas maka
efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan
operasional dalam melaksanakan program-program kerja
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.9
Adapun mengukur efektivitas menggunakan rumus
perhitungan efektivitas sebagai berikut:10
Efektivitas Penerimaan=
X100%
= Jumlah
Dalam perhitungan efektivitas di atas, apabila yang
dicapai minimal satu atau 100% maka rasio efektivitas
semakin baik, artinya semakin efektif penerimaan tersebut.
Demikian pula sebaliknya, semakin kecil persentasenya
maka menunjukkan penerimaan tersebut tidak efektif.11
B. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah orang yang melayani. Layanan
adalah perihal (cara) melayani.12
Para ahli mengungkapkan
9 Camble, J. P Riset dalam Efektivitas Organisasi, terjemahan Sahat
Simamora (Jakarta: Erlangga, 1989). h. 47. 10 Abdul Halim, Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah,
(Yogyakarta: UPP UMP YKPN, 2007), h. 234. 11 Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/20904/18/BAB%20III.pdf
Pada tanggal 23 Maret, pukul 12.31 WIB. 12
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2006). Cet ke-3, h. 674.
20
tentang Pengertian Pelayanan yang berbeda-beda,
diantaranya yaitu;
a. Menurut AS. Moenir, “Pelayanan adalah proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
yang langsung diterima. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan
yang dilakukan orang lain agar masing-masing
memperoleh keuntungan yang diharapkan dan
mendapatkan kepuasan.13
b. Menurut Sugiarto, “Pelayanan adalah upaya
maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan
dari sebuah perusahaan industri untuk memenuhi
harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga
tercapai kepuasan.14
c. Menurut Atep Adya Brata, “Pelayanan adalah
segala usaha penyediaan fasilitas dalam rangka
mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau
pelanggan sebelum atau sesudah terjadinya
transaksi.15
Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan
bahwa pelayanan adalah suatu aktivitas yang diberikan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
13
AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta:
Bumi Askara, 2000), cet. Ke-4, h. 17. 14
Sugiarto, Endar, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 216. 15
Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagas SMK,
(Bandung: Armico, 1999), h. 93
21
konsumen atau pelanggan serta meningkatkan loyalitas dan
kepuasan dari para konsumen terhadap perusahaan.
2. Dasar-dasar Pelayanan
Dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami oleh
seorang petugas pelayanan tersebut adalah:16
a. Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan
bersih
b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan
senyum
c. Menyapa dengan lembut dan berusaha
menyebutkan nama jika kenal
d. Tenang, sopan, hormat dan tekun mendengarkan
setiap pembicaraan
e. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar
f. Bergairah dalam melayani muzakki dan
menunjukkan kemampuannya
g. Jangan menyela atau memotong pembicaraannya
h. Mampu meyakinkan muzakki serta memberikan
kepuasan
i. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang
ada, maka mintalah bantuan kepada petugas lain
yang mampu
j. Bila belum dapat melayani, beri tahukan kapan
harus melayani.
16
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005) h. 18
22
3. Standar Pelayanan
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki
standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan
adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar
pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam
pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau
penerima pelayanan.
Standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:17
a. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi
dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.
b. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat
pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
c. Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang
ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
d. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
e. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai penyelenggaraan pelayanan publik.
f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
17
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010), h. 89.
23
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus
ditetapkan dengan tetap berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang
dibutuhkan.
C. Zakat dan Muzakki
1. Pengertian Zakat
Menurut Didin Hafidhuddin, Zakat berasal dari bentuk
kata zaka yang berarti „suci‟, „baik‟, „tumbuh‟, dan
„berkembang‟. Menurut terminology syariat (istilah), zakat
adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah
mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Kaitan
antara makna secara bahasa dan istilah ini berkaitan erat
sekali, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan
zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh,
dan berkembang.18
Sedangkan menurut Andri Soemitra, zakat secara
harfiah mempunyai makna (pensucian), (pertumbuhan),
(berkah). Menurut istilah zakat berarti kewajiban seorang
muslim untuk mengeluarkan nilai bersih dari kekayaannya
18 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Zakat Infak Sedekah, (Jakarta:
Gema Insani, 1998), h. 7.
24
yang tidak melebihi satu nisab, diberikan kepada mustahiq
dengan beberapa syarat yang telah ditentukan.19
Zakat adalah rukun Islam ketiga yang diwajibkan di
Madinah pada bulan Syawwal tahun kedua Hijrah setelah
diwajibkannya puasa Ramadhan, selain itu zakat
merupakan ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan
fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan
juga merupakan solidaritas sosial, pernyataan rasa
kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam,
pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat batin
antara golongan kaya dengan miskin dan sebagai
penghilang jurang yang menjadi pemisah antara golongan
yang kuat dengan yang lemah.20
Dari beberapa pengertian diatas, penulis
menyimpulkan bahwa zakat merupakan harta yang
diwajibkan Allah kepada seorang muslim yang telah
mencapai syarat tertentu untuk dikeluarkan dan diberikan
kepada yang berhak menerimanya sebagai pensucian,
pertumbuhan dan keberkahan atas harta yang dimiliki, juga
sebagai pemersatu antara yang kuat dan yang lemah
sehingga melalui zakat terbukti adanya kepedulian sesama
muslim dan pengikat persatuan umat dan bangsa.
19 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 407. 20 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, h. 408.
25
2. Macam-macam Zakat
Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu
zakat fitrah dan zakat maal.
a. Zakat Fitrah
Pengertian fitrah ialah, sifat asal, perasaan
keagamaan dan peringai, sedangkan zakat fitrah adalah
zakat yang brfungsi mengembalikan manusia muslim
kepada fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari
kotoran-kotoran (dosa-dosa) yang disebabkan oleh
pengaruh pergaulan dan sebagainya. Sehingga manusia
itu menyimpang dari fitrahnya. Yang dijadikan zakat
fitrah adalah bahan makanan pokok di daerah tempat
berzakat fitrah seperti: beras, jagung, tepung sagu dan
sebagainya.
Zakat ini wajib dikeluarkan sesuai bulan
Ramadhan sebelum shalat „id, sedangkan bagi orang
yang mengeluarkan zakat fitrah setelah dilaksanakan
shalat „id maka apa yang diberikan bukanlah termasuk
zakat fitrah tetapi merupakan sedekah, hal ini sesuai
hadist Nabi saw dari ibnu Abbas, berikut ini:
“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah itu sebagai
pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan
sia-sia dan perkataan yang kotor dan sebagai makanan
26
bagi orang miskin. Karena itu, barang siapa
mengeluarkan sesudah shalat maka dia itu adalah
shadaqah biasa” (H.R Abu Daud dan Ibnu Majjah).
Banyaknya zakat fitrah untuk perorang satu sha‟
(2,5 kg/3,5 liter) dari bahan makanan untuk
membersihkan puasa dan mencukupi kebutuhan-
kebutuhan orang miskin di hari raya idul fitri. Adapun
niat mengeluarkan zakat fitrah bagi diri sendiri,
“sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada saya diri
sendiri, fardhu karena Allah ta‟ala. Sementara itu, bagi
diri sendiri dan sekalian yang ditanggungnya” sengaja
saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya dan pada
sekalian yang saya lazimkan (diwajibkan) memberi
nafkah pada mereka, fardhu karena Allah swt.21
b. Zakat Maal
Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas
harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga
dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa
Arab yang secara harfiah berarti „harta‟. Harta yang akan
dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1) Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik
penuh individu yang akan mengeluarkan zakat.
21 Sari Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta:
Penerbit PT Grasindo, 2007), h. 21-24.
27
2) Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi
untuk berkembang bila diusahakan.
3) Mencapai nishab, yakni harta tersebut telah
mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan
ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak
wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq
atau bersedekah.
4) Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat
hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk
hidupnya terpenuhi terlebih dahulu.
5) Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang
yang bila dikonversikan ke harta yang dizakatkan
mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan
akan dibayar pada waktu yang sama, maka harta
tersebut bebas dari kewajiban zakat.
6) Berlalu satu tahun (al-Haul), kepemilikan harta
tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk
ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil
pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan)
tidak memiliki syarat haul.
3. Kewajiban Zakat
Menurut Jumhur ulama, jika seseorang sewaktu
hidupnya memiliki kewajiban berzakat kemudian tidak
sempat menunaikannya sampai meninggal dunia, meskipun
ada hutang dengan manusia dan hutang kepada Allah.
Maka, menurut ulama wajib mendahulukan menunaikan
28
hutang kepada Allah yaitu zakat, baru kemudian hutang
kepada manusia.22
Perintah membayar zakat didalam Al-Qur‟an sering
sekali disebutkan seiring dengan perintah shalat. Apabila
Shalat merupakan bukti pengabdian dan kepatuhan kepada
Allah sekaligus sebagai pencegah perbuatan keji dan
munkar, maka zakat dimaksudkan sebagai pembersih jiwa
dan harta bagi yang menunaikannya.23
Telah menjadi kesepakatan (ijma‟) kaum muslimin
berdasarkan Al-Qur‟an dan sunnah Rasul bahwa hukum
zakat adalah wajib. Di antara dalil wajibnya itu adalah:
Pertama, ayat-ayat al-Qur‟an, khususnya yang turun di
Madinah dengan secara tegas menetapkan hukum wajibnya
zakat dan memberikan instruksi pelaksanaannya secara
jelas, misalnya dalam QS. 2: 43, 83 dan 110 yang
menyatakan: “Dirikanlah oleh kalian salat dan
bayarkanlah zakat. Kemudian beberapa ayat dalam surat at-
Taubah telah memberikan beberapa penjelasan penting
tentang zakat, misalnya pada ayat ke sebelas dijelaskan
bahwa ada tiga hal yang dapat menghindarkan orang
musyrik dari dibunuh, yaitu taubat dari syirik, mendirikan
salat dan membayarkan zakat; pada ayat ke 34-35, Allah
mengancam orang yang menimbun emas dan perak yang
22 Muhammad Zen, MA, 24 Hours of Contemporary Zakat, (Jakarta;
ZIS Indosat dan IMZ, 2010), h. 4. 23 Yusuf Al-Qaradawi, Hukum Zakat, (Terjemahan), Salman Harun,
Didin Hafidhuddin dan Hasanuddin, (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 2011).
Hal. 71.
29
tidak mengeluarkan zakatnya dengan siksaan yang berat;
pada ayat ke 60 dijelaskan para mustahiq zakat; dan pada
ayat ke 71 dijelaskan pula tentang zakat merupakan salah
satu jalan untuk mendapatkan rahmat Allah di samping
beberapa hal lainnya. Sedangkan di ayat ke 103,
diperintahkan kepada Rasulullah untuk memungut zakat
dari kekayaan orang mukmin.
Kedua, di dalam hadis-hadis Rasulullah juga banyak
dijelaskan tentang kewajiban zakat dan aturan
pelaksanaannya. Perintah itu antara lain diberikan
Rasulullah kepada Mu‟az bin Jabal ketika ia ditugaskan
untuk menjadi qadhi di Yaman: “Jika ini telah mereka
ta’ati, sampaikanlah bahwa Allah telah mewajibkan zakat
pada harta benda mereka yang dipungut dari orang-orang
kaya dan diberikan kepada orang-orang miskin di antara
mereka” (HR. Jamaah)24
. Dalam hadis yang diriwayat oleh
Thabrani dari Ali r.a disebutkan tentang wajibnya zakat
pada harta orang-orang kaya, untuk melapangi orang-orang
miskin. Di akhirya diingatkan akan azab Allah bagi yang
mengengkari.
Ketiga, kewajiban membayar zakat ini semakin jelas
ketika Islam memberikan peringatan dan ancaman yang
keras kepada orang yang tidak mau membayarnya, bahwa
mereka akan diazab di akhirat dengan azab yang pedih,
24 Asy-Syaukaaniy, Naylul authaar, (Beirut: Daar al-Fikr) Juz IV, hal.
170. Dalam buku Al-Iqtishad, Journal of Islamic Economic (Jakarta: UIN
Jakarta, 2009) Vol 1, No 1, hal. 97
30
seperti akan distrika dengan emas perak yang dipanaskan di
nereka pada kening, pinggang dan punggung (QS.9:34-35),
harta itu akan dikalungkan di leher (QS.3:180). Senada
dengan ini: “Bila(orang-orang) kampung tidak berzakat,
Allah akan menahan hujan”25
Keempat, selain memberi ancaman, Rasulullah saw
juga menetapkan hukuman bagi orang yang tidak
membayar zakat. Hukuman itu antara lain ditetapkan dalam
hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa‟i dan lain-lain:
“Orang yang membayar zakat untuk memperoleh pahala,
maka ia akan mendapatkan pahala itu, sedangkan orang
yang tidak membayarnya maka kita akan memungut
zakatnya dengan paksa dan ditambah separuh hartanya. Ini
merupakan ketentuan tegas dari Tuhan kita (Allah),”.
Orang-orang yang tidak mau membayar zakat dalam
keadaan tertentu, seperti jumlah mereka banyak dan
memiliki kekuatan untuk melawan, maka Rasul
memerintahkan untuk memerangi mereka. HR Bukhari
Muslim dari Ibu Umar ra: Rasulullah bersabda:
25 Yusuf Qardhawi, Fiqhu az-zakah, Jilid I, hal. 76. Dalam buku Al-
Iqtishad, Journal of Islamic Economic (Jakarta: UIN Jakarta, 2009) Vol 1, No
1, hal. 98
31
“Saya diperintahkan untuk memerangi mereka sampai
mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan bahwa Muhammad Rasulullah, mendirikan salat
dan membayar zakat. Apabila mereka telah
melaksanakan hal itu, mereka telah memelihara darah
dan harta mereka dari saya”26
(HR. Bukhari dan
Muslim)
Dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur‟an dan hadis inilah
yang mendasari kesepakatan umat Islam untuk wajibnya
zakat, sehingga para sahabat sepakat memerangi orang-
orang yang tidak mau berzakat atau pembangkang zakat.
Disepakati pula bahwa siapa yang mengengkari kewajiban
zakat dihukum kafir, diberlakukan kepada mereka hukum
murtad, yang kalau tidak mau bertaubat maka dibunuh.
Kecuali kalau mereka betul-betul tidak tahu kewajiban
itu.27
4. Pengertian Muzakki
Orang-orang yang wajib berzakat disebut dengan
Muzakki. Telah disepakati oleh umat Islam bahwa zakat
hanya diwajibkan kepada seorang muslim, merdeka,
26 Asy-Syaukani, (Beirut: Daar al-Fikr) Juz IV, hal. 175-177. Dalam
buku Al-Iqtishad, Journal of Islamic Economic (Jakarta: UIN Jakarta, 2009)
Vol 1, No 1, h. 98 27 Wahbah az-Zuhayli, Al-Fiqh al-Islaamiyah wa adillatuh,
(Damsyiq: Daar al-Fikr, 1989) Juz II, hal. 734. Dalam buku Al-Iqtishad,
Journal of Islamic Economic (Jakarta: UIN Jakarta, 2009) Vol 1, No 1, h. 98
32
dewasa yang berakal, yang memiliki kekayaan dalam
jumlah tertentu dengan syarat tertentu.28
Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh
orang Muslim yang bekewajiban menunaikan zakat.
Pembayar Zakat (muzakki) adalah orang Islam yang
memiliki harta melebihi nisob (batas minimum harta yang
terkena kewajiban membayar zakat) dan memenuhi waktu
jatuh tempo wajib membayar zakat harta tersebut.29
Pembayar zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan
individual tetapi juga mencerminkan kesalehan sosial.
Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya
menurut aturan syara’ wajib membayar zakat (muzakki)
kepada orang-orang miskin sesuai pedoman Syar‟i (fuqoro)
yang dikategorikan dalam 8 (delapan) golongan penerima
(mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial dalam
program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat level bawah.
Dilihat dari satu segi, apabila seseorang mengeluarkan
zakat, maka hartanya akan berkurang. Tetapi jika dilihat
dari sudut pandangan Agama Islam, pahala akan bertambah
dan harta pun berkembang karena mendapat ridho dari
Allah SWT dan berkat doa dari fakir miskin, anak-anak
28
Yusuf Qardhawi, Fiqhu az-zakah, Jilid I, hal. 95. Dalam buku Al-
Iqtishad, Journal of Islamic Economic (Jakarta: UIN Jakarta, 2009) Vol 1, No
1, h. 99 29
Website Lazis PT PLN (Persero) “Mustahiq dan muzakki” artikel
diakses pada 10 oktober 2017 dari http://pln-lazis.com/index2.php?option‟
33
yatim dan para mustahik lainnya yang merasa disantuni dari
hasil zakat tersebut.30
Dari pembahasan di atas jelaslah bahwa muzakki itu
adalah seorang muslim atau lembaga yang dimiliki oleh
orang islam yang memiliki harta yang sudah diwajibkan
zakat, baik sudah dewasa atau tidak, sebagai bentuk
ketaatan kepada Allah SWT agar mendapat ridho dari-Nya
D. Efektivitas Pelayanan Zakat
Efektivitas berasal dari kata efektiv yang mempunyai
beberapa arti, antara lain: 1) ada efeknya, 2) membawa hasil,
berhasil guna (usaha tindakan) dan mulai berlaku. Dari kata itu
muncul pula keefektifan yang diartikan dengan keadaan,
berpengaruh, hal terkesan, kemanjuran, dan keberhasilan.31
Menurut Steers yang dikutip oleh Ahmad Habibullah,
efektivitas adalah konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati. Adapun Stooner yang dikutip pula
oleh Ahmad Habibullah dkk, memberikan definisi efektivitas
sebagai kemampuan menentukan tercapainya tujuan.32
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas
yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
30
Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), h.
1. 31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 284. 32 Ahmad Habibullah dkk, Efektivitas Pokjawasdan Kinerja
Pengawas Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Pena Citasatria, 2008), cet.
1, h. 6.
34
karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen atau pelanggan.33
Kemudian Sampara berpendapat bahwa pelayanan adalah
suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi
langsung antar seseorang dengan orang lain dan menyediakan
kepuasan pelanggan.34
Sedangkan pengertian zakat menurut bahasa berarti nama’
artinya kesuburan, thaharah artinya kesucian, barakah artinya
keberkahan, dan zaka’ yang berarti tumbuh, berkah, bersih, dan
baik.35
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta
tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam
dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
menurut ketentuan yang ditetapkan oleh syarak.36
Dari beberapa pengertian di atas, efektivitas pelayanan
zakat menurut penulis dapat diartikan sebagai suatu tujuan atau
target yang ingin dicapai dari serangkaian kegiatan
berkesinambungan antara perusahaan pemberi layanan dengan
pelanggan yang berkaitan dengan aktivitas ibadah zakat demi
tercapainya tujuan daripada pelayanan kegiatan tersebut.
33 Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 2. 34 Sampara Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta: STIA
LAN Press, 2000), h. 6. 35 Teungku Muhammad Hasbi Asy-Shiddieqy, Pedoman Zakat,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), h. 3. 36 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 2.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM LAZNAS AL-AZHAR
A. Profil dan Sejarah Berdirinya Laznas Al-Azhar
Laznas Al-Azhar Lembaga Amil Zakat Al Azhar Pedui
Ummat (selanjutnya disebut Lembaga Zakat Al Azhar) adalah
satuan kerja yang dibentuk oleh Yayasan Pesantren Islam Al
Azhar yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dhuafa
melalui optimalisasi dana Zakat, Infaq, Sedekah dan dana sosial
lain yang dibenarkan oleh syariat agama & sumber daya yang ada
di masyarakat dan bukan berorientasi pada pengumpulan profit
bagi pengurus organisasi. 1
Lembaga Amil Zakat Al-Azhar telah berkiprah dalam
berbagai program kemanusiaan, tanggap bencana, pemberdayaan
komunitas dan CSR selama 8 tahun di berbagai wilayah
Indonesia dengan support dari para donatur, baik perseorangan,
korporat, BUMN dan telah berkiprah dibanyak wilayah melalui
program tanggap bencana alam, pemberdayaan komunitas
mandiri, dan penguatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga Amil
Zakat Al Azhar Peduli Ummat dibentuk oleh Badan Pengurus
YPI Al Azhar pada 1 Desember 2004 melalui SK Nomor
079/XII/KEP/BP-YPIA/1425.2004 yang ditandatangani oleh
Ketua Badan Pengurus YPI Al Azhar H. Rusydi Hamka dan
sekretaris H. Nasroul Hamzah. Seiring berjalannya waktu Al-
Azhar Peduli Ummat mendapat pengukuhan sebagai Lembaga
1 http://alazharpeduli.com/profil Profil Laznas Al-Azhar, diakses dari
Pada tanggal 3 Agustus 2017, pukul 15.00 WIB
36
Zakat Skala Nasional oleh Kementrian Agama Republik
Indonesia melalui SK Menteri Agama RI Nomor 240 tahun 2016
Tanggal 23 Mei 2016.2
B. Visi, Misi, Objective dan Grand Strategi
1. Visi
Menjadi Lembaga Amil Zakat yang terpercaya dalam
pengelolaan dana Zakat, Infaq, Sedekah untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat.
2. Misi
a. Mengembangkan edukasi Zakat, Infaq, Sedekah,
Wakaf dan layanan berkarakter berbasis teknologi.
b. Mengembangkan program yang komprehensif,
terukur, dan berkelanjutan untuk mendorong
keberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal.
c. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga
melalui penguatan sistem dan manajemen yang
didukung oleh Sumber Daya Insani yang
profesional.
d. Membangun Kemitraan Berkelanjutan dengan
kalangan ABCG (Academic, Business, Civil
Society, Goverment) dalam pelaksanaan program.
2 http://alazharpeduli.com/profil Profil Laznas Al-Azhar, diakses dari
Pada tanggal 3 Agustus 2017, pukul 15.30 WIB
37
3. Objective
Menjadi lembaga filantropi Islam terdepan dalam
pemberdayaan masyarakat secara komprehensif sesuai
kaidah pada tahun 2020.
4. Grand Strategy
Mendukung pembangunan sosial (pendidikan,
kesehatan, ekonomi) dan akhlaq dengan
memberdayakan dan mensinergikan potensi-potensi
masyarakat, memberikan produk dan pelayanan
berkarakter, peningkatan pendapatan dan sumber-
sumber pendanaan.
C. Karakter Lembaga3
Sebagai lembaga yang melayani ibadah sekaligus
mengelola dana, Laznas Al Azhar memiliki budaya lembaga
yanng berfungsi sebagai jatidiri dan spirit kerja yang terangkum
dalam 5 (lima) sikap yang disebut UMMAT:
U : UNIVERSAL
Melayani sepenuh hati pada seluruh aspek kehidupan
umat manusia yang berlaku di setiap tempat dan masa
3 Tim Laznas Al-Azhar, Makking Happines and Better Future, 2016,
h. 5.
38
sebagai implementasi nilai-nilai Islam yang rahmatan
lil „alamin.
M : MANFAAT
Selalu berupaya memberikan manfaat kepada orang
lain.
M : MARTABAT
Menjunjung tinggi harga diri amil, muzakki, dan
penerima manfaat.
A : AMANAH
Penuh rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas
dan melayani ummat.
T : TABLIGH
Mendidik, mencerahkan, membina, dan memotivasi
diri dan masyarakat untuk menjadi lebih baik.
39
D. Strategi Fundraising Laznas Al-Azhar
Dalam strategi fundraising Laznas Al-Azhar, ada empat
strategi yang dikerahkan dalam menghimpun dana (zakat, infak
dan shadaqah). Strategi yang digunakan oleh Laznas Al-Azhar :4
1. Strategi Membuat Program
Dalam strategi ini Laznas Al-Azhar membuat program
yang menarik, unik dan kreatif sehingga mengundang
orang tertarik untuk mendonasikan hartanya.
2. Strategi Sosialisasi ZISWAF
Setelah membuat program, pada strategi ini Laznas Al-
Azhar memberitahu sekaligus mengajak para donatur
untuk berzakat, infak dan shadaqah dengan
mengirimkan sms get away, email blast, proposal,
brosur, katalog dan majalah Al-Azhar kepada para
donatur.
3. Strategi Memfasilitasi Pelayanan
Strategi ini dilakukan Laznas Al-Azhar untuk
memfasilitasi masyarakat dalam pelayanan Zakat, infak
dan shadaqah dengan membuka gerai gerai zakat di
area Mall dan sekolah-sekolah Al-Azhar juga
menyediakan sarana internet yang memuat
semua kebutuhan ZIS, dengan homepage
www.alazharpeduli.org.
4 Yeni herliana, Supervisor Muzakki Satisfaction, dalam wawancara
pribadi di kantor Laznas Al-Azhar Fatmawati Jakarta Selatan pada tanggal 30
Januari 2018
40
4. Strategi Menyentuh Hati Donatur
Melalui pelayanan yang profesional, dengan tujuan
untuk menyentuh hati donatur bahwa dengan zakat,
infak dan shadaqah itu tidak mengurangi kekayaan,
tapi justru akan bertambah. Karena zakat adalah
kewajiban dan kedermawanan seseorang harus
dilengkapi dengan sedekah juga infak.
5. Strategi Memitrai Perusahaan
Memitrai perusahaan dengan dana CSR (corporate
social responsibility). Saat CSR itu mempunyai
tanggung jawab sosial, Laznas Al-Azhar bisa menjadi
mitra strategis.
E. Penyaluran Program Laznas Al-Azhar
Dalam meningkatkan kepercayaan para donaturnya,
LAZNAS Al-Azhar memiliki beberapa program penyaluran dana
zakat, infak dan shadaqah dari para muzakki, antara lain:5
1. Pengentasan Kemiskinan & Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Pada program ini terbagi menjadi dua, yaitu;
a. Zakat PRIDE (Poverty Reduction with
integrated Development & Empowerment
b. Indonesia Gemilang
5 Tim Laznas Al-Azhar, Makking Happines and Better Future, 2016,
h. 9-13
41
Program terintegrasi yang berfokus kepada masyarakat
desa dan dhuafa dengan mensinergikan semangat sosial
unsur Academic, Bussines, Civil Society & Goverment
(ABCG) melalui formulasi dana zakat, infak dan dana
sosial kemasyarakatan lainnya menjadi program
pengentasan kemiskinan strategis. Program melalui
pendampingan yang berkesinambungan dengan
mengoptimalkan segenap potensi sumber daya dan nilai-
nilai kearifan lokal serta sesuai kaidah demi tercapainya
masyarakat yang lebih sejahtera. Hingga tahun 2015
terdapat penerima manfaat program sebanyak 35.516 orang
melalui program layanan menuju mandiri, layanan jenazah
gratis, layanan kesehatan, program beasiswa, bimbingan
ibadah dan lain sebagainya.
Berdayanya desa pula, dapat meningkatkan
produktivitas hasil pertanian sehingga secara bertahap dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat mewujudkan
ketahanan pangan nasional. Dan, laju urbanisasipun dapat
ditekan.
Setidaknya 35 desa pada 11 provinsi dengan 18.373
keluarga sebagai penerima manfaatnya saat ini telah
mampu mewujudkan kemandirian pangan, kemandirian
pupuk organik, pelestari hutan dan lingkungan, mengurangi
kematian bayi dan ibu melahirkan, dan memberikan akses
pengetahuan masyarakat desa.
42
2. Pengentasan pengangguran & pemberdayaan
pemuda produktif
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) adalah solusi
menekan jumlah pengangguran pemuda usia produktif di
indonesia, yang menjadi pusat pemberdayaan pemuda usia
produktif sebagai upaya menanggulangi pengangguran di
Indonesia berhasil telah meluluskan 1.570 orang dari
hampir seluruh wilayah Indonesia. Lebih dari 80% telah
mampu berpenghasilan dari kerja dan usaha yang mereka
dapatkan berbekal ilmu, keterampilan dan semangat kuat
dari RGI. Rumah Gemilang Indonesia (RGI) telah
terbukti sebagai pusat pemberdayaan pemuda usia produktif
yang mampu mencetak generasi terbaik yang professional,
berakhlaqul karimah, handal dan mandiri.
3. Memperbaiki kondisi kehidupan anak yatim dan
dhuafa
Program komprehensif bagi upaya memperbaiki dan
memuliakan kehidupan anak-anak yatim dhuafa dalam
sektor kesehatan (Health), pendidikan (Education),
keagamaan (Religion), aneka penghargaan (Aprpreciation)
dan pengembangan bakat dan potensi yatim (Talent
Support) yang dikemas dalam myHEART for Yatim.
Lebih dari 200 anak yatim dhuafa yang tersebar di
Solo, Wonogiri, Surabaya, Bogor, Tangerang, Depok,
Bekasi dan lima wilayah Jakarta telah menjadi penerima
manfaat program komprehensif dengan pembinaan
43
berkelanjutan baik bagi anak-anak yatim dhuafa, orang
tua/wali yatim dan lingkungannya untuk masa depan &
kehidupan yang lebih baik. Termasuk penguatan parenting
bagi orang tua/walinya.
4. Pemberdayaan ekonomi, infrastruktur &
konservasi lingkungan
Pemberdayaan ekonomi melalui program Sejuta
Berdaya, sejuta berdaya merupakan program
pemberdayaan ekonomi yang berbasis kelompok.
Pendampingan masyarakat dalam peningkatan
kesejahteraan ekonomi keluarga berbasis kelompok secara
komprehensif dan berkelanjutan di sektor pertanian,
peterrnakan, tranding, kerajinan, dll.
Program Sejuta Berdaya telah mampu menjadi solusi
untuk mewujudkan keberdayaan ekonomi masyarakat non
ribawi yang berkah berkelanjutan bagi sedikitnya 18
kelompok swadaya masyarakat (KSM) dengan ribuan
anggotanya (keluarga) tersebar di provinsi Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, DKI Jakarta dan
Sumatera Selatan dalam bentuk program komprehensif
untuk keberdayaan ekonomi keluarganya dengan penguatan
pengetahuan & keterampilan, akses modal usaha dari dana
kebajikan non ribawi dan akses pasar dengan pola
pendampingan yang kuat sebagai wujud keberdayaan penuh
berkah dan berkelanjutan.
44
5. Penanggulangan bencana dan jaringan relawan
FORMULA (Food, Religion, Medic, Livelihood
Aid), program khusus penanggulangan bencana yang
meliputi formulasi penting mulai dari tahap tanggap
darurat, penanganan pengungsi, upaya penyelamatan
korban bencana dilanjutkan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar mereka hingga upaya mengembalikan kondisi mereka
pasca bencana bisa lebih baik. Setidaknya sebanyak 32.475
jiwa seantero daerah di Indonesia telah menerima manfaat
dari program ini.
Di tahap pemulihan, dengan program Recovery
Indonesia, LAZ Al-Azhar telah melaksanakan pemulihan
pasca bencana di aspek psikis, fisik dan ekonomi. Untuk
Recovery fisik, yang paling baru LAZ Al-Azhar telah
membangun kembali Masjid Nur Hidayah, Desa
Kutagugung, Naman Teran, Kabupaten Karo yang hancur
akibat erupsi gunung sinabung. Sedangkan di Recovery
ekonomi, saat ini LAZ Al-Azhar masih mendampingi 100
petani cabe warga di lereng gunung Kelud, Desa Puncu,
Kediri untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi pasca
erupsi Gunung Kelud 2014 lalu.
45
F. Struktur Kepengurusan LAZNAS AL-Azhar
Susunan Organisasi LAZNAS Al-Azhar6
Dewan Pertimbangan Syariah
Ketua : H. Sobahussurur, MA
Anggota : Dr. Adiwarman Azwar Karim, MBA,
MAEP
H. Memet Sururi
H. Nasroul Hamzah, SH
H. Zahrudin Sulthani
6 Tim Laznas Al-Azhar, Makking Happines and Better Future, 2016,
h. 7
46
STRUKTUR ORGANISASI
LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL AL AZHAR
2016 – 20197
7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Yeni Herliana, pada tanggal 30
Januari 2018, pukul 14.31 WIB.
Gambar 3. 1: Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat Nasional Al-
Azhar 2016-2019
47
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar dalam
Meningkatkan Jumlah Muzakki dan Tujuan
Tercapainya Target Muzakki
Sebagai Lembaga dakwah dan sosial Laznas Al-azhar
berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada setiap
muzakki. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
pasal 3 tentang pengelolaan zakat bertujuan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan1
Peraturan perundang‐undangan memberi garis-pandu
kepada Baznas dan LAZ untuk selalu meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelayanan kepada muzaki dan mustahik serta
meningkatkan manfaat zakat untuk pengentasan kemiskinan.
Pengelolaan zakat harus dilakukan secara taat asas dan memenuhi
prinsip terintegrasi dalam satu sistem. Pengelolaan zakat juga
harus dapat diaudit secara syariah oleh Kementerian Agama dan
1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011, diakses
dari http://pusat.baznas.go.id/wp-content/perpu/Undang-Undang %20 No
%2023%20Tahun%202011%20tentang%20Pengelolaan%20Zakat.pdf, pada
hari Sabtu, 3 Februari 2018, Pada Pukul 19.01 WIB.
48
audit keuangan oleh akuntan publik sehingga kepercayaan
masyarakat tetap terjaga.2
Dalam kaitan ini, peran Laznas Al-Azhar yang sudah
dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat berskala Nasional pada
tahun 2016 memiliki Visi menjadi Lembaga Amil Zakat yang
terpercaya dalam pengelolaan dana zakat, infaq & sedekah untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat didorong untuk
memberikan pelayanan terutama pelayanan kepada muzakki agar
dapat selalu meningkatkan pelayanan serta mengangkat
kepercayaan muzakki, sebab dari 235 lembaga zakat baru 17
Lembaga Amil Zakat tersertifikasi Nasional.3
Sebagai penerima mandat mengelola zakat Laznas Al-
Azhar dari segi program dan aktivitas melayani muzakki
memiliki paradigma bahwa zakat adalah ibadah wajib maka
pelayanan profesional juga wajib.4 Sebab dalam meningkatkan
jumlah muzakki mewajibkan memberikan pelayanan yang baik.
Lembaga amil zakat tanpa muzakki tidak akan mampu
bertahan, sebab muzakki dalam hal ini adalah pelanggan, sebagai
pelanggan tentu akan datang untuk membeli barang atau jasa
demi memenuhi apa yang diinginkan. Oleh sebab itu pelayanan
2 http://republika.co.id/berita/jurnalismewarga/wacana/17/08/30/
ovibjm396-sinergi-pelayanan-zakat-dan-pajak Diakses Pada Tanggal 1 Maret
2018. Pada Pukul 07.00 WIB. 3 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018. 4 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018.
49
bagi Laznas Al-Azhar adalah Kebutuhan agar Laznas Al-Azhar
tetap eksis. Pelayanan tersebut sudah harus diberikan Laznas Al-
Azhar sebelum muzakki membayar zakat, ketika membayar
zakat, dan bahkan setelah membayar.5 Sebab pelayanan
hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan
merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung
secara rutin dan berkesinambungan.6
Sejalan dengan pembahasan diatas penulis akan
memaparkan beberapa aktivitas pelayanan zakat yang diberikan
Laznas Al-Azhar dalam meningkatkan jumlah muzakki.
1. Sebelum Transaksi
Guna memberikan pelayanan sebelum muzakki
melakukan transaksi atau membayar zakat, maka laznas Al-
Azhar memberikan pelayanan sebagai berikut :
a. Pelayanan Informasi
Guna memberikan pelayanan informasi yang baik,
Laznas Al-Azhar melakukan hal-hal berikut :
1) Penyediaan Iklan atau Broadcast, penyediaan
ini bermacam-macam meliputi menyebarkan
brosur, koran, spanduk zakat, media sosial
(facebook, whatsapp, dll)
5 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018. 6 Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010) h. 26.
50
2) Penyediaan panduan zakat. baik dalam bentuk
buku praktis maupun website.
3) Kerjasama Event, pemasangan stand/booth
Laznas Al-Azhar di lokasi Mall, Swalayan dan
area perkantoran. Hal ini bertujuan untuk
memfasilitasi muzakki dalam berzakat.
4) Memberikan pelatihan pada seluruh amil
khususnya yang bertugas sebagai customer
service (pelayanan pelanggan) agar dapat
menjelaskan kepada masyarakat.
5) Memberikan konsultasi dan kalkulasi zakat
kepada muzakki atau masyarakat umum,
secara langsung dan melalui Website
alazharpeduli.com.7
b. Pelayanan Edukasi
Sebagai Lembaga Amil Zakat Laznas Al-Azhar
memiliki kewajiban untuk bisa mengedukasi
masyarakat tentang zakat yaitu mengenai fiqih zakat,
tatacara membayar zakat, sampai kepada manfaat
zakat. Agar memberikan layanan edukasi secara
optimal, maka Laznas Al-Azhar melakukan hal-hal
berikut :8
7 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018. 8 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 23 Februari 2018.
51
1) Mengadakan Kajian Ekonomi Islam, Kajian
edukasi mengenai zakat dengan mengangkat
narasumber yang profesioanl.
2) Mengadakan Event, seperti pertunjukan
Punakawan Show atau wayang orang di Mall-
mall besar Jakarta
c. Pelayanan Sosialisasi
Demi mensosialisasikan zakat kepada masyarakat,
maka Laznas Al-Azhar melakukan hal-hal berikut :9
1) Sosialisasi zakat di sekolah-sekolah Al-Azhar
(SDI, MI, MA, dan Universiitas Al-Azhar)
2) Sosialisasi kepada Universitas-universitas
yang ada di Indonesia Khususnya yang berada
di Jakarta.
3) Sosialisasi zakat kepada Coorporate atau
perusahaan-perusahaan yang bermitra maupun
tidak dengan Al-Azhar.
4) Sosialisasi zakat kepada komunitas-komunitas
masyarakat.
5) Sosialisasi kepada masyarakat umum baik
yang memiliki usaha maupun tidak.
9 Hasil Wawancara Pribadi dengan SupervisorMuzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
52
2. Ketika Transaksi
Laznas Al-Azhar menyediakan kemudahan layanan
transaksi bagi para muzakki dalam melakukan transaksi
agar terciptanya kenyamanan dan kepuasan para muzakki.
Dengan itu Laznas Al-Azhar melakukan hal-hal berikut :10
1) Pembayaran Tunai
Muzakki diberikan layanan langsung membayar
zakat di kantor Laznas Al-Azhar dengan
membayar secara tunai.
2) Pembayaran Gesek
Kemudahan yang diberikan Laznas Al-Azhar bagi
para muzakki membayar zakat melalui EDC
dengan kartu ATM di kantor Laznas Al-Azhar
tanpa membawa uang tunai.
3) Zakat Transfer
Berzakat via ATM, Internet Banking dan Phone
Banking dengan mentransfer ke rekening YPI Al-
Azhar.
4) Zakat Online
Berzakat untuk pengentasan kemiskinan, lewat
Tokopedia.
5) Layanan Jemput Zakat
Layanan khusus bagi muzakki membayar zakat
yang tidak bisa datang ke kantor Laznas Al-Azhar.
10 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
53
Layanan transaksi diatas tentu tidak lepas dari
keramahan yang harus ditampilkan oleh para amil zakat
Laznas Al-Azhar demi memberikan kesan yang baik.
Terlepas dari beberapa jenis layanan transaksi diatas, bagi
Laznas Al-Azhar dalam pelayanan transaksi berpegang
pada ayat Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 103. Dari ayat
Al-Qur‟an tersebut bagi Laznas Al-Azhar setelah para Amil
melayani muzakki dengan salam, sopan, santun dan ramah,
kemudian ada bagian yang tidak bisa dilepaskan dari zakat
yaitu mendoakan muzakki. Hal ini tertera pada ayat Al-
Qur‟an diatas agar memberikan ketentraman bagi muzakki
yang sudah membayarkan zakat.11
Berikut contoh doa yang diberikan oleh Laznas Al-
Azhar kepada muzakki yang membayar zakat:
Artinya: “Semoga Allah memberi pahala untukmu pada
harta yang engkau berikan, menjadikannya
sebagai penyuci untuk dirimu, dan memberkahi
untuku pada harta yang masih bersamamu.”12
11 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018. 12 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
54
Sebagaimana mengedepankan pelayanan yang baik,
setelah zakat dibayarkan oleh muzakki, kemudian
kewajiban Amil mendoakan muzakki yang telah berzakat,
selanjutnya ada kewajiban yang harus diberikan oleh
petugas layanan muzakki, seperti tertera dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Pasal
23 yang berbunyi :13
1) BAZNAS atau LAZ wajib memberikan bukti
setoran zakat kepada setiap muzakki.
2) Bukti setoran zakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digunakan sebagai pengurang penghasilan
kena pajak.
Sebagaimana tertera diatas, bagi Laznas Al-Azhar
memberikan Bukti setoran zakat atau Kwitansi zakat
kepada setiap muzakki wajib sebagimana yang diharuskan
melalui Undang-undang zakat diatas. Karena bukti setoran
zakat tersebut bagi muzakki menjadi pengurang
penghasilan kena pajak.14
13 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011,
diakses dari http://pusat.baznas.go.id/wp-content/perpu/Undang-
Undang%20No%2023%20Tahun%202011%20tentang%20Pengelolaan%20Za
kat.pdf, pada hari Sabtu, 3 Februari 2018, Pada Pukul 21.22 WIB. 14 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018.
55
3. Setelah Transaksi
Sebagaimana bahwa pelayanan itu berkesinambungan,
pelayanan terhadap muzakki bukan hanya sebatas mengajak
mereka untuk membayarkan zakat dan melayani
pembayaran zakat tersebut. Akan tetapi ada hal yang harus
diperhatikan oleh Lembaga amil zakat., yaitu pelayanan
setelah atau pasca membayar zakat.15
Bagi Laznas Al-Azhar Maintenance adalah bagian
yang wajib bahkan sebuah kebutuhan dalam pelayanan
muzakki. Maintenance adalah upaya bagi OPZ untuk
senantiasa menjalin hubungan baik dengan donatur dan
muzakki, tidak ada yang lain yang diharapkan dalam
menjalin hubungan baik ini kecuali adanya donatur-donatur
dan muzakki yang loyal pada OPZ. Jika OPZ memiliki
donatur dan muzakki yang loyal, maka seiring dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan OPZ,
penghimpunan dana ZIS pun akan meningkat.16
Dari pengertian diatas kemudian hadirlah beberapa
pelayanan yang dilakukan oleh Laznas Al-Azhar kepada
para muzakki demi menjaga loyalitas, beberapa pelayanan
yang diberikan antara lain :17
15 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018. 16 April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi
Pengelola Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 115. 17 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
56
a. Memberikan Laporan
Pemberian Laporan pelaksanaan atas dana zakat
yang sudah ditunaikan kepada Laznas Al-Azhar, bagi
Laznas Al-Azhar menyampaikan laporan ini menjadi
titik kepuasan dan kepercayaan muzakki terhadap
lembaga bahwa dana yang sudah ditunaikan itu
tersampaikan dengan baik.18
Dalam Laporan ini Laznas Al-Azhar menggunakan
pelayanan laporan periodik satu bulan atau tiga bulan
dengan memberikan rekap donasi dalam bentuk
Majalah Care yang berisi Pendistribusian dan
pendayagunaan pada program-program yang telah
dilaksanakan Laznas Al-Azhar dan laporan keuangan
Laznas. Pemberian majalah care tidak menyeluruh
melainkan sacara individu-individu yang aktif
membayarkan zakat melalui Laznas Al-Azhar.19
Selain pemberian Majalah care, Laznas AlAzhar
juga memiliki system Email Blase dan SMS Gateway,
hal ini dilakukan Laznas Al-Azhar dalam memberikan
laporan kepada Muzakki melalui database muzakki
yang dimiliki Laznas Al-Azhar. Selain memberikan
laporan atas dana yang ditunaikan dan telah menjadi
18 Hasil Wawancara Pribadi dengan Kadiv Kepatuhan dan Kajian
Dampak Bapak Agus Nafi, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS.
Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30
Januari 2018. 19 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
57
hasil yang dilaporkan, system Email Blase dan SMS
Gateway ini juga sebagai alat Laznas Al-Azhar
memberikan pelayanan berkelanjutan setelah muzakki
berzakat, seperti menjalin komunikasi yang baik
kepada para muzakki, memberikan informasi terupdate,
dan mengingatkan kembali muzakki untuk berzakat.20
b. Visit Donatur
Visit Donatur atau kunjungan kepada
donatur/muzakki, adalah satu hal yang dimiliki Laznas
Al-Azhar demi menjalin silaturahmi yang baik kepada
muzakki, dengan melakukan kunjungan terhadap
muzakki.
Layanan visit donatur menjadi poin tersendiri
pelayanan setelah muzakki berzakat, para amil Laznas
Al-Azhar melakukan kunjungan terhadap muzakki
sesuai dengan perjanjian temu dari muzakki, apabila
muzakki atau keluarga mendapat kemalangan sakit dan
meninggal. Selain melakukan kunjungan karena sebab
kemalangan, para amil Laznas Al-Azhar juga
menghadiri acara yang dilaksanakan muzakki apabila
muzakki memberikan undangan. Hal ini dilakukan
guna terus menjalin komunikasi dan silaturahmi yang
baik oleh Laznas Al-Azhar kepada para muzakki.
20 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
58
Namun tidak semua muzakki yang diberikan layanan
ini, layanan ini diutamakan bagi muzakki yang telah
mengeluarkan zakat di Laznas Al-Azhar minimal
donasi Rp. 5.000.000.21
Dari hasil temuan penulis, pelayanan yang dilakukan
Laznas Al-Azhar dalam meningkatkan jumlah muzakki ini
melalui proses dimana masyarakat belum memahami zakat itu
seperti apa, bagaimana cara mengeluarkannya, kemudian melalui
proses pelayanan yang diberikan ketika msayarakat membayar
zakat, hingga apa yang didapatkan muzakki setelah ia keluarkan
zakat melalui Laznas Al-Azhar adalah tahap-tahap pelayanan
yang panjang dan berkesinambungan demi menjadikan lembaga
ini menjadi lembaga zakat yang dapat dipercaya dan menjadi
lembaga dengan pelayanan yang baik dan profesional, guna
mendatangkan ketertarikan masyarakat menjadi muzakki di
lembaga zakat ini.
Dari pemaparan penulis di atas dapat disimpulkan pada
tabel berikut:
21 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
59
Tabel 4. 1: Tabel Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar
Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar
Sebelum Bertransaksi Ketika
Bertransaksi
Setelah
Bertransaksi
1. Pelayanan Informasi
a. Iklan atau brosur
b. Buku Panduan
Zakat
c. Booth dan Stand
d. Pelatihan
Customer
Service
(internal)
e. Konsultasi dan
kalkulasi
2. Pelayanan Edukasi
a. Kajian Ekonomi
Islam
b. Event
Punakawan
Show
3. Pelayanan
Sosialisasi
a. Sosialisasi di
sekolah-sekolah
b. Sosialisasi di
universitas
1. Pembayaran
Tunai
2. Pembayaran
Gesek
3. Zakat
Transfer
4. Zakat Online
5. Layanan
Jemput Zakat
1. Memberikan
Laporan
a. Bentuk
Majalah
Care
b. Email Blase
c. Sms
Gateway
2. Visit Donatur
60
c. Sosialisasi pada
Coorporate
d. Sosialisasi pada
komunitas-
komunitas
e. Sosialisasi
masyarakat
umum
B. Efektivitas Pelayanan Zakat Laznas Al-Azhar dalam
Meningkatkan Jumlah Muzakki
Sebagaimana yang telah penulis ungkapkan pada bab
sebelumnya, bahwa suatu usaha dapat dikatakan efektiv jika
usaha tersebut mencapai target atau tujuannya, dijelaskan pula
efektivitas mengandung arti keberpengaruhan atau keberhasilan
setelah melakukan sesuatu. Dalam setiap lembaga pasti ada target
yang harus dicapai begitu pula dengan Laznas Al-Azhar yang
sudah dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat berskala
Nasional pada tahun 2016.
Adapun tujuan dan target daripada penerimaan jumlah
muzakki Laznas Al-Azhar pada tahun 2016 dan 2017 yaitu
penerimaan jumlah muzakki Laznas Al-Azhar harus lebih besar
minimal 30% sampai dengan 50% dari jumlah penerimaan tahun-
tahun sbelumnya.22
22 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018
61
Berkenaan dengan hasil pelayanan laznas Al-Azhar dalam
meningkatkan jumlah muzakki dengan tujuan daripada
pelayanan-pelayanan yang sudah penulis ungkapkan tersebut
yaitu agar lebih efektiv dalam meningkatkan jumlah muzakki
dapat dilihat dari grafik dibawah ini:
Tabel 4. 2: Grafik Jumlah Muzakki Laznas Al-Azhar
Sumber: Grafik jumlah muzakki Laznas Al-Azhar
Agar pelayanan zakat dalam meningkatkan jumlah muzakki
menjadi efektiv setidaknya harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Kegunaan
Yakni agar berguna bagi manajemen dalam
pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana
harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
Melihat kegunaan pelayanan Laznas Al-Azhar dalam
peningkatan jumlah muzakki tidak mengalami penurunan
dalam 3 tahun terakhir. Semua dapat dilihat dari laporan
2.942
10.242
5.648
2.812
5.754
15.861
-
5.000
10.000
15.000
20.000
2015 2016 2017
Donatur Baru Donatur Lama (repeat)
62
penerimaan donatur/muzakki keseluruhan untuk 3 tahun
terakhir (2015-2017).
Adapun perolehan donatur/muzakki pada tahun 2015
berjumlah 5.754 dengan rincian 2.942 muzakki baru yang
mendonasikan hartanya melalui Laznas Al-azhar dan 2.812
muzakki lama yang tetap terjaga loyalitasnya dan
mempercayakan Laznas Al-Azhar untuk menerima zakat
atau donasi yang di bayarkan. Pada tahun 2016 perolehan
donatur/muzakki naik berjumlah 15.996 muzakki, dengan
rincian 10.242 muzakki baru dan 5.754 muzakki lama yang
mengulangi donasi nya melalui Laznas Al-Azhar pada
tahun 2016. Pada tahun 2017 perolehan kepercayaan
muzakki meningkat tercatat berjumlah 21.509
donatur/muzakki menyalurkan harta yang dimilikinya
melalui Laznas Al-Azhar dengan rincian 5.648 muzakki
baru dan 15.861 muzakki lama.
Dari pemaparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
kegunaan pada pelayanan yang diberikan Laznas Al-Azhar
memiliki dampak terus meningkatnya jumlah muzakki
Laznas Al-Azhar dengan arti pelayanan ini
berkesinambungan.
2. Ketepatan dan Objektivitas
Maksudnya semua rencana harus dievaluasi untuk
mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Dalam
penelitian ini penulis mengukur hal ketepatan dan
objektivitas pelayanan kepada tiga tahapan pelayanan yang
63
telah dipaparkan penulis, yaitu sebelum berzakat, ketika
berzakat dan setelah berzakat dengan hasil yang ditemukan
dalam peningkatan jumlah muzakki, yaitu sebagai berikut:
a. Jumlah muzakki baru Laznas Al-Azhar dalam 3
tahun terakhir terhitung berjumlah 2.942 muzakki
pada tahun 2015, mengalami peningkatan tahun
2016 sebesar 10.242 muzakki, hal ini dikarenakan
tepatnya pelayanan sebelum berzakat Laznas Al-
Azhar dengan memfasilitasi, mengedukasi dan
menginformasi masyarakat sehingga hadirlah
muzakki-muzakki baru di Laznas Al-Azhar,
namun mengalami penurunan penerimaan muzakki
baru pada tahun 2017 dengan jumlah muzakki
sebesar 5.648. Walaupun mengalami penurunan
tahun 2017 namun bukan menjadi sebab bagi
pelayanan sebelum zakat yang menurun, akan
tetapi sudah tahunya masyarakat kepada Laznas
Al-Azhar.23
b. Jumlah muzakki lama Laznas Al-Azhar dalam 3
tahun terakhir yang selalu meningkat dari tahun
2015-2017 (lihat grafik 01), ketepatan sebab
pelayanan yang diberikan Laznas Al-Azhar kepada
para muzakki ketika berzakat dan setelah berzakat
menciptakan loyalitas muzakki yang terjaga dan
23 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
64
terus berkontribusi dengan harta yang mereka
miliki melalui Lembaga Amil Zakat Al-Azhar.
Loyalitas muzakki yang terus meningkat
menjadikan hasil dari pelayanan dalam
meningkatkan jumlah muzakki tercapai.
3. Ruang lingkup
Yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan, kepaduan dan konsistensi. Dalam hal ini
Pelayanan profesional yang baik diberikan Laznas Al-
Azhar untuk muzakki sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 tentang pedoman
organisasi pengelolaan zakat pasal 3 yang berbunyi
“meningkatkan efektivitas & efisiensi Layanan Zakat.
dalam hal ini layanan terhadap muzakki sebagai lembaga
zakat berskala nasional untuk tetap menjaga kepercayaan
masyarakat dan menjaga konsistensi Laznas Al-Azhar.
4. Evektivitas Biaya
Dalam hal ini evektivitas biaya menyangkut waktu,
usaha dan aliran emosional. Berkenaan menyangkut waktu
dan usaha bahwa penerimaan muzakki Laznas Al-Azhar
mengalami peningkatan setiap tahunnya, bila tahun 2015
perolehan jumlah muzakki sebesar 5.754, tahun 2016 naik
sebesar 15.996 muzakki, artinya jumlah muzakki
meningkat sebesar 10.242 muzakki atau 177%. Sementara
itu pada 2017 perolehan jumlah muzakki meningkat sebesar
65
21.509 muzakki, terjadi penambahan muzakki sebesar
5.513 muzakki atau sebesar 34,46% di tahun 2017.
5. Akuntabilitas
Terdapat dua aspek akuntabilitas, pertama tanggung
jawab atas pelaksanaan, kedua tanggung jawab atas
implementasinya. Bentuk tanggung jawab Laznas Al-Azhar
dalam pelayanan zakat dapat dilihat dari perolehan jumlah
muzakki yang terus meningkat setiap tahunnya.
Kemudian Implementasi pelayanan pada Laznas Al-
Azhar dapat dilihat dari bebrapa pelayanan yang diberikan
oleh Laznas Al-Azhar kepada masyarakat sebelum
transaksi dengan memberikan kajian ekonomi islam,
mengadakan event untuk mensosialisasikan zakat, dan lain
sebagainya, kemudian pada saat transaksi nya dengan
kemudahan-kemudahan yang diberikan Laznas Al-Azhar
dari pembayaran secara tunai hingga nontunai sampai
kepada layanan jemput zakat dengan menjalankan UU RI
Nomor 23 Tahun 2011 pasal 23 tentang memberikan bukti
setoran atau kwitansi kepada muzakki dan menerapkan ayat
suci Al-Qur‟an Surat At-Taubah ayat 103 yaitu, mendoakan
muzakki. Sampai kepada memberikan pelayanan setelah
bertransaksi dengan memberikan laporan secara jelas
kepada muzakki, hingga mengunjungi muzakki dengan
layanan Visit donatur, yang semua ini berkesinambungan
sehingga dalam hasilnya setiap tahun Muzakki Laznas Al-
Azhar selalu meningkat.
66
Meningkatkan jumlah muzakki tentu harus meningkatkan
pula pelayanan yang diberikan, sebagaimana pelayanan yang baik
adalah kebutuhan setiap lembaga demi menarik minat masyarakat
menjadi muzakki pada lembaga ini. Karena muzakki atau
masyarakat donatur tidak bisa dipisahkan dari lembaga zakat ini,
sebab konsistensi lembaga zakat tergantung bagaimana muzakki
yang didapatnya.
Untuk mengukur efektivitas jumlah muzakki Laznas Al-
Azhar, Melihat grafik jumlah muzakki di halaman sebelumnya,
pada tahun 2015 jumlah muzakki 5.754, tahun 2016 jumlah
muzakki 15.996 dan tahun 2017 jumlah muzakki sebesar 21.509.
Sedangkan target Laznas Al-Azhar adalah jumlah muzakki lebih
besar minimal 30% penulis menggunakan rumus penghitungan
target setiap tahun, sebagai berikut:
Target =
X jumlah sebelumnya = Jumlah
Target tahun 2016 =
X 5.754 = 7.480
Target tahun 2017 =
X 15.996 = 20.794
Hasil penghitungan target jumlah muzakki di atas, penulis
menyimpulkan bahwa target jumlah muzakki Laznas Al-Azhar
tahun 2016 sebesar 7.480 muzakki dan 2017 sebesar 20.794
muzakki. Melihat dari target tersebut penulis dalam mengukur
efektivitas menggunakan rumus, sebagai berikut:
Realisasi : Jumlah muzakki tahun 2016 dan 2017
Target : Target Lebih besar 30% dari tahun 2015 dan 2016
67
Efektivitas=
X100% = Jumlah
Tahun 2016 =
X100% = 213%
Tahun 2017 =
X100% = 103%
Hasil perhitungan di atas bahwa pencapaian jumlah
muzakki Laznas Al-Azhar tahun 2016 lebih besar dari target yang
direncanakan sebesar 213%, dan pada tahun 2017 hasil
penerimaan jumlah muzakki lebih besar dari target jumlah
muzakki yang direncanakan sebesar 103%.
Melihat penerimaan jumlah muzakki laznas Al-Azhar yang
selalu meningkat di 3 tahun terakhir penulis mengambil
kesimpulan bahwa jumlah target yang direncanakan Laznas Al-
Azhar tercapai bahkan melebihi jumlah tersebut, dengan
tercapainya target tersebut melihat efektivitas adalah pencapaian
tujuan/target, maka dapat penulis memberikaan kesimpulan dari
hasil penelitian jumlah muzakki Laznas Al-Azhar sangat efektif.
Efektivitas ini disebabkan keefektivan pelayanan yang
diberikan oleh Laznas Al-Azhar ditambah dikukuhkannya
Lembaga Zakat Al-Azhar sebagai Lembaga amil zakat berskala
Nasional yang mendorong keefektivan penerimaan muzakki
maupun donasi yang diterima Laznas Al-Azhar. Hal ini dapat
dilihat dari penerimaan Laznas Al-Azhar sebelum diberikannya
SK pada tahun 2015 dan setelah diberikan SK Menteri Agama RI
Nomor 240 Tahun 2016 sebagai Lembaga Berskala Nasional.
Sebagaimana Peningkatan Penerimaan donasi khususnya
zakat di Laznas Al-Azhar dapat dilihat pada Tabel berikut:
68
Tabel 4. 3: Laporan Keuangan Lembaga
KETERANGAN 2015 2016
Dana Zakat Rp.
13.367.000.344
Rp.
14.933.910.271
Dana
Infaq/Sedekah
Rp.
6.652.759.249
Rp.
19.741.017.927
Sumber: Laporan AuditorIndependen dan Laporan
Keuangan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Periode 31
Desember 2016 dan 2015
Pada tabel diatas peneliti menemukan jumlah penerimaan
donasi dari laporan keuangan Laznas Al-Azhar yang telah di
Audit oleh Auditor independen pada tahun 2015-2016 yang
mengalami peningkatan khususnya pada penelitian ini di bidang
zakat yaitu penerimaan donasi sebesar Rp. 14.933.910.271
meningkat dibanding tahun 2015 penerimaan sebesar Rp.
13.367.000.341 demikian peningkatan terlihat sebesar Rp.
1.566.909.930 atau 11,72%. Hal ini tentu terjadi karena
pelayanan yang efektif dari Laznas Al-Azhar kepada muzakki
dan didorong dengan dikukuhkannya lembaga sebagai lembaga
zakat berskala nasional pada tahun 2016.24
Berkenaan dengan lebih meningkatnya jumlah penerimaan
muzakki dan penerimaan donasi, peneliti menemukan bahwa efek
dari dikukuhkannya lembaga zakat Al-Azhar peduli ummat
sebagai Lembaga Amil Zakat berskala nasional menimbulkan
24 Hasil Wawancara Pribadi dengan Supervisor Muzakki Satisfaction
Ibu Yeni Herliana, Lokasi: Laznas Al-Azhar Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no.
27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
69
meningkatknya kepercayaan muzakki kepada Laznas Al-Azhar
sehingga pelayanan yang diberikan lebih efektiv dalam
menigkatkan jumlah muzakki.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pertama, Laznas Al-Azhar memberikan layanan
informasi, menyebarkan iklan secara langsung dan
online, mengadakan booth/stand sebagai kemudahan
bagi masyarakat atau calon muzakki, melayani
masyarakat dalam konsultasi hingga mengkalkulasikan
zakat yang harus dikeluarkan. Pelayanan edukasi
berupa kajian ekonomi islam, dan punakawan show
dan mensosialisasikan zakat. Kedua, Ketika
bertransaksi memberikan kwitansi dan mendoakan
muzakki ketika bertansaksi, melayani secara tunai
maupun nontunai dengan menggunakan atm serta
transfer, pelayanan Jemput zakat. Ketiga, pelayanan
setelah transaksi memaintenance muzakki, melaporkan
hasil yang dilaksanakan, majalah care, system Email
Blase dan SMS Gateway, dan pelayanan visit donatur.
2. Jumlah penerimaan muzakki setiap tahunnya dari 3
tahun terakhir yang selalu meningkat mulai dari tahun
2015 yang berjumlah 5.754 muzakki meningkat
ditahun 2016 sebanyak 15.996 muzakki dan meningkat
pula tahun 2017 dengan jumlah 21.509
muzakki/donatur. Hal ini terbilang efektiv dengan hasil
72
yang terus meningkat disebabkan pelayanan yang
diberikan Laznas Al-Azhar kepada Muzakki karena
tercapainya peningkatan jumlah muzakki. Kemudian
jika melihat hasil penerimaan donasi dari laporan
keuangan 2015 dan 2016 memberikan dampak
kenaikan penerimaan hingga 11,7% dengan dorongan
dikukuhkannya lembaga Al-Azhar peduli umat sebagai
Laznas Al-Azhar.
B. Saran
Adapun saran untuk Lembaga Amil Zakat Nasional Al-
Azhar, dalam pelayanan zakat yang diberikan kepada muzakki,
sebagai berikut:
1. Laznas Al-Azhar sebagai Amil harus terus berupaya
dengan segala dedikasinya dalam mengedukasi dan
mensosialisasikan zakat terhadap masyarakat agar
zakat ini bisa menjadi wadah atau lumbung ekonomi
umat kedepannya.
2. Untuk menjaga kepercayaan para donatur/muzakki,
Laznas Al-Azhar harus terus memberikan kemudahan-
kemudahan kepada donatur baik dari akses informasi,
sosialisasi, kemudahan pembayaran zakat dan
maintenance yang baik setelahnya.
3. Meningkatkan relasi kerjasama dengan pihak lainnya
dalam sosialisasi zakat, baik perusahaan-perusahaan
yang sudah dan maupun instansi lainnya.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Cahaya Qur‟an, 2008)
Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,
(Jakarta: UI-Press, 1988)
Brata, Adya, Atep, Bisnis dan Hukum Perdata Dagas SMK,
(Bandung: Armico, 1999)
Camble, J. P Riset dalam Efektivitas Organisasi, terjemahan
Sahat Simamora (Jakarta: Erlangga, 1989)
Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000)
Endar, Sugiarto, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002)
F.X, Sujadi, Organisasi dan Manajemen, Penunjang Berhasilnya
Proses Manajemen, (Jakarta: CV. Masagung, 1990), Cet
ke-3
Habibullah, Ahmad, dkk, Efektivitas Pokjawasdan Kinerja
Pengawas Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Pena
Citasatria, 2008)
Hafidhuddin, Didin, Panduan Praktis Zakat Infak Sedekah,
(Jakarta: Gema Insani, 1998)
Hafidhuddin, Didin, dan Juwaeni, Ahmad, membangun
Peradaban Zakat, (Jakarta: Divisi Institut Manajemen
Zakat, 2007)
Halim, Abdul, Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah,
(Yogyakarta: UPP UMP YKPN, 2007)
74
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi Ke-2, (Yogyakarta: BPPE,
1998)
Hasan, , Ali, Masail Fiqhiyah (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003)
Hasbi Asy-Shiddieqy, Muhammad, Teungku, Pedoman Zakat,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002)
H.M D, Doa, Jamal, Pengelolaan zakat Oleh Negara Untuk
Memerangi Kemiskinan, (Jakarta: KORPUS, 2004)
Idris, Sofwan. Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi
Umat (Pendekatan transformative), (Jakarta : PT. Citra
Putra Bangsa, 1997)
Kartika, Elsi, Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta:
Penerbit PT Grasindo, 2007)
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005)
Kurnia, Hikmat, dan Hidayat, Panduan Pintar Zakat, (Jakarta:
QultumMedia, 2008), Cet-1
Lukman, Sampara, Manajemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta:
STIA LAN Press, 2000)
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah Fiqh Muamalah, (Jakarta:
Kencana, 2013)
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2010)
Moenir, A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia,
(Jakarta: Bumi Askara, 2000), cet. Ke-4
M Saefuddin, Ahmad, Ekonomi dan Masyarakat dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1987)
Muhammad, Fikih Zakat Kontemporer, (Solo: Al-Qowam, 2011)
Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004)
75
Philip, Kotler, Marketing Management, (Prentice Hall: New
Jersey, 2003)
Purwanto, April, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi
Pengelola Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009)
Qardhawi, Yusuf, Fiqhu al-zakah, (Beirut: Muassasah al-
Risaalah, 1999) Jilid I. Dalam buku Al-Iqtishad, Journal of
Islamic Economic (Jakarta: UIN Jakarta, 2009) Vol 1
Rahmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi
Contoh Analisis Statistik. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002)
Rahmayanty, Nina, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010)
Ratminto dan Winarsih, Septi, Atik, Manajemen Pelayanan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005)
Rochaety, Eti, dan Tresnati, Ratih, Kamus Istilah Ekonomi,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2005)
Sabiq, Sayyid, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Daar al-Fikr, 1977) Jld I
Shadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1990)
Shadil, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Ichtiar
Baru-Van Hoeve), Jilid 2
Sholahuddin, M, Asas-asas Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007)
Soemitra, Andri, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2009)
Asy-Syaukaaniy, Naylul authaar, (Beirut: Daar al-Fikr) Juz IV
Dalam buku Al-Iqtishad, Journal of Islamic Economic
(Jakarta: UIN Jakarta, 2009) Vol 1
Tim Laznas Al-Azhar, Makking Happines and Better Future,
2016
76
W.J.S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2006). Cet ke-3
Yasyim, Sulchan, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya:
Amanah, 1997)
Zen, Muhammad, 24 Hours of Contemporary Zakat, (Jakarta;
ZIS Indosat dan IMZ, 2010)
Az-Zuhayli, Wahbah, Al-Fiqh al-Islaamiyah wa adillatuh,
(Damsyiq: Daar al-Fikr, 1989) Juz II. Dalam buku Al-
Iqtishad, Journal of Islamic Economic (Jakarta: UIN
Jakarta, 2009) Vol 1
WAWANCARA
Wawancara dengan Bapak. Agus Nafi, Kadiv. Kepatuhan dan
Kajian Dampak, Lokasi: Kantor Laznas Al-Azhar
Fatmawati, Jl. RS. Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan,
Jakarta Selatan 12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
Wawancara dengan Ibu. Yeni Herliana, Supervisor Muzakki
Satisfaction, Lokasi: Kantor Laznas Al-Azhar Fatmawati,
Jl. RS. Fatmawati no. 27, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan
12420. Pada Tanggal 30 Januari 2018.
LAMPIRAN
Contoh Kwitansi/Bukti Setoran
Laznas Al-Azhar
Beberapa Kegiatan Edukasi Zakat
Laznas Al-Azhar
Keterangan: Kiri bagian atas; Acara Peresmian Laz Al-Azhar
sebagai LAZNAS. Kiri bagian bawah; Edukasi Zakat melalui
Punakawan Show/Wayang Orang. Kanan bagian atas dan tengah;
Laznas Al-Azhar dalam acara Indonesia Shari‟a Economic
Festival (ISEF) 2016 di Surabaya. Kanan bagian bawah; Kajian
Edukasi Islam
Foto-foto kegiatan Laznas Al-Azhar
Dengan Muzakki
Foto-foto kegiatan Laznas Al-Azhar
Dengan Muzakki
Keterangan : Wawancara dengan Ibu Yeni Herliana selaku
Supervisor Muzakki Satisfaction
Keterangan : Wawancara dengan Bapak Agus Nafi selaku Kadiv
Kepatuhan dan Kajian Dampak