See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/330532280

Efektivitas Sabak, Sabki dan Manzil dalam Menghafal Al-Quran

Presentation · July 2013

DOI: 10.13140/RG.2.2.10468.22409

CITATIONS

0READS

209

1 author:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Critical Thinking in Islamic Education View project

Sabak, Sabki and Manzil View project

Jumal Ahmad

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

26 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Jumal Ahmad on 22 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) INSIDA Jakarta Cabang Pondok Melati

Rabu, 10 Juli 2013

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI

Penerapan Metode Pakistani Dalam Rangka Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran

Tahfidhul Quran di Pondok Pesantren Bina Qolbu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

Oleh: Jumal Ahmad

JUDUL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi petunjuk, pelajaran serta pedoman hidup bagi umat Islam. Dan salah satu cara memelihara dan menjaga kemurnian Al-Quran adalah dengan menghafalnya.

Mengajarkan Al-Quran hendaklah dimulai sejak dini, sebab masa kanak-kanak adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an akan tertanam kuat dalam dirinya dan akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia. Selain itu pikiran anak masih bersih dan ingatan anak masih kuat.

A. Latar Belakang Masalah

Selama beberapa tahun kelulusan, kualitas hafalan di Pesantren Bina Qolbu belum mengalami perubahan yang menggembirakan. Terbukti sebagian besar santri belum mampu menyelesaikan target minimal kelulusan sebanyak 10 juz selama 3 tahun. Maka sejak 3 tahun ini pihak pesantren menerapkan metode Pakistani yang terdiri dari sistem Sabak, Sabki dan Manzil untuk meningkatkan hafalan santri. Metode ini pertama kali diterapkan oleh Ust. Devis Said sebagai ketua program tahfidh

A. Latar Belakang Masalah

Metode ini diterapkan berdasarkan pengalaman guru ust. Devis Said yaitu Ust. Abbas Baco Miro, Lc. MA dari Pesantren Al-Birr Makasar dimana beliau pernah menuntut ilmu di Pakistan dan mendapat sanad bacaan (bacaan yang bersambung sampai pada Rasulullah SAW) dari Syaikh Maulana Dhiyaur Rahman di Ma’had Sirajul Hidayah Pakistan. Oleh karena itu metode ini sering disebut dengan metode Pakistani

B. Rumusan Masalah

Penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana penerapan metode Pakistani dalam pembelajaran Tahfidhul Quran di Pondok Pesantren Bina Qolbu?

Bagaimana efektivitas pembelajaran Tahfidhul Quran di Pondok Pesantren Bina Qolbu?

C. Tujuan Penelitian

• Menggambarkan kegiatan dari metode Pakistani di Pondok Pesantren Bina Qolbu.

• Mengetahui efektivitas pembelajaran Tahfidhul Quran di Pondok Pesantren Bina Qolbu.

• Mengetahui keunggulan serta kelemahan metode Pakistani serta hasil dari metode Pakistani.

D. Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diselenggarakan di Pondok Pesantren Bina Qolbu yang beralamat di Desa Jogjogan Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada tanggal 7 Mei sampai 7 Juni 2013.

Populasi dan Sampel Subjek penelitian ini adalah Instruktur Tahfidh dan Santri yang berjumlah 16 orang. Dan untuk test penulis mengambil sampel 8 orang santri.

D. Metodologi Penelitian

Teknik Pengumpulan Data (TPD) 1. Observasi 2. Wawancara 3. Test 4. Dokumentasi

Metode Analisis Data 1. Reduksi Data 2. Display Data 3. Menarik Kesimpulan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Pakistani

Metode Pakistani diterapkan berdasarkan pengalaman orang yang pernah belajar di Pakistan dan menyelesaikan hafalan di pesantren tahfidh di Pakistan dan menerapkan metode tahfidh disana di Indonesia.

A. Metode Pakistani

Sheikh Lokman Shazly Al-Hafiz “Pakistani merupakan metode pembelajaran Tahfidzul Quran yang diadaptasi dari Pakistan yang terdiri dari tiga sistem yaitu: Sabak, Sabki dan Manzil. Sabak adalah hafalan baru yang diperdengarkan setiap hari kepada ustadz tahfidz. Sabak dikenal juga dengan istilah Setoran. Sabki adalah mengulang hafalan yang sedang dihafal. Dan Manzil atau lebih dikenal dengan istilah Muraja’ah adalah mengulang juz-juz yang sudah dihafal sebelumnya”

A. Metode Pakistani

Rahmad Rahadi

“Sabak adalah penambahan hafalan baru yang wajib disetorkan santri setiap harinya. Sabki adalah Sabak yang sudah disetorkan. Adapun Manzil simpanan yang sudah mencapai satu juz penuh”

B. Pembelajaran Tahfidh Al-Quran

Pembelajaran

Menurut Dimyati dan Mudjiono:

“Kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

B. Pembelajaran Tahfidh Al-Quran

Tahfidh

Secara bahasa menghafal (Al-Hifdz) berasal dari Bahasa Arab ( حفظ يحفظ حفظا) yang berarti menghafal, sedangkan kata “menghafal” berasal dari kata “hafal” yang memiliki dua arti : (1) Telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran) (2) Dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa

melihat buku atau catatan lain). Adapun arti “menghafal” adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.

B. Pembelajaran Tahfidh Al-Quran

Al-Quran

Imam An-Nawawi berkata: “Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang merupakan mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril as yang ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan bernilai ibadah dalam membacanya”.

C. Efektivitas

Kata ‘efektivitas’ merupakan kata sifat dari kata ‘efektif’ yang berarti ada efeknya (akibat, pengaruh, kesan), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil; Berhasil Guna. Ada beberapa indikator efektivitas pembelajaran Al-Quran yaitu: 1. Dalam bidang tahfidh antara lain: mura’atul ayat dan

sabqul lisan. 2. Dalam bidang tajwid antara lain: makharijul huruf,

shifatul huruf, ahkamul mad wal qashr dan ahkamul huruf.

3. Dalam bidang fasahah dan adab antara lain: ahkamul waqf wal ibtida’, tartil dan adabut tilawah.

BAB III

HASIL PENELITIAN

Proses Tahfidhul Quran terdiri dari dua tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan. 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini para santri mempersiapkan hafalan dengan jalan menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkannya.

2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini adalah tahap berlangsungnya pelaksanaan tahfidhul Quran dengan menerapkan metode Pakistani yaitu sabak, sabki dan manzil.

Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran tahfidhul Quran, maka penulis melakukan test dengan berpedoman kepada patokan atau ukuran yang disebut indikator. Peneliti mengadakan test perorangan dengan sampel 8 orang santri yang dibantu dua instruktur tahfidh di Pesantren Bina Qolbu dengan hafalan juz 3.

A. Tes Tahfidh

No Indikator Tion Adam Alwandi Iqbal Akbar Muslih Abu Dzar Faruq

Muro’atul Ayat

1. Tawaqquf 90 90 80 90 90 50 70 60

2. Tarkul Ayat 90 90 80 90 70 50 70 60

Sabqul Lisan

1. Tarkul Huruf awil Kalimat 90 90 80 90 90 50 70 60

2. Ziyadatul Huruf awil Kalimat 90 90 80 90 90 70 70 70

3. Tabdilul Kalimat 90 90 80 90 90 50 70 70

4. Tabdilul Huruf 90 90 90 90 90 50 70 70

Jumlah 540 540 490 540 520 320 420 390

Rata-rata 90 90 81 90 86 53 70 65

Tabel di atas menggambarkan bahwa kemampuan menghafal santri Bina Qolbu sangat baik karena tiga orang dari 8 responden mendapatkan nilai rata-rata 90 dan 2 orang mendapatkan rata-rata 80 dan tiga orang lainnya mendapatkan nilai rata-rata 70 dan dibawah 70.

C. Tes Tajwid

No Indikator

Tion Adam Alwandi Iqbal Akbar Muslih Abu Dzar Faruq

1. Makharijul Huruf 100 90 80 100 90 70 80 80

2. Shifatul Huruf 90 80 80 90 70 60 80 70

3. Ahkamul Huruf 90 90 80 90 90 70 80 70

4. Ahkamul Mad wal Qashr 90 90 90 80 80 60 80 80

Jumlah 370 350 330 360 330 260 320 300

Rata-rata 92 87 82 90 82 65 80 75

Nilai kemampuan bacaan Al-Quran dalam tajwid baik karena nilai rata-rata tertinggi santri adalah 92 dan yang terendah adalah 65. Sebagian santri melakukan kesalahan yang jelas (lahn jali) tetapi tidak merusak makna seperti mengubah sebuah harakat dengan harakat lain, sebagian yang lain adalah kesalahan yang samar (lahn khafi) yang masih bisa ditolerir seperti kurang dalam membaca ghunnah atau membaca madd pada huruf pendek dan membaca qashr pada huruf panjang dalam lafadz tertentu yang tidak merusak makna.

C. Tes Fashahah dan Adab

No Indikator

Tion Adam Alwandi Iqbal Akbar Muslih Abu Dzar Faruq

1. Ahkamul Waqfi wal Ibtida’ 100 90 90 100 90 60 80 80

2. Tartil 90 100 90 100 90 70 90 70

3. Adabut Tilawah 90 90 90 90 90 80 90 90

Jumlah 280 280 270 290 270 210 260 240

Rata-rata 93 93 90 96 90 70 86 80

Adapun dalam fashahah dan adab membaca, juga sudah cukup baik sebagian santri sudah bisa membaca Al-Quran dengan bacaan tartil yaitu bacaan lambat dan bertajwid yang sesuai dengan standar yang dibuktikan dengan nilai rata-rata santri di atas 80.

BAB IV

PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Metode Pakistani cukup berat dibandingkan metode menghafal yang lain tapi bila berhasil

dilaksanakan akan menjadikan santri mempunyai hafalan yang tidak keropos karena

santri dituntut untuk tetap menyetorkan hafalan yang sudah dihafal dan mereka punya beban menghafal dan muraja’ah (mengulang) setiap

harinya.

Kelebihan Metode Pakistani

1) Santri terbimbing dalam hafal Al-Quran dan tidak

bingung dengan apa yang harus mereka lakukan.

2) Dengan Sabki hafalan baru menjadi lebih kuat dan dengan Manzil hafalan lama menjadi kuat dan memudahkan santri mengulang hafalan satu juz.

3) Dengan manzil maka seluruh hafalan dapat terulang walau hanya dengan menyetorkan rubu’-rubu’.

4) Menjadikan tilawah harian yang dibaca menjadi lebih baik dari segi tahsin tilawah.

Kekurangan Metode Pakistani 1) Banyaknya pengulangan yang terus menerus

membuat beberapa di antara santri menjadi menjemukan.

2) Santri dan ustadz membutuhkan energi yang tidak sedikit.

3) Pada sebagian santri perlu menyesuaikan dengan metode ini terlebih pada santri yang malas atau terpaksa.

4) Metode ini membutuhkan perhatian yang besar dari pembimbing

Referensi

1) Dr. Anis Ahmad Karzun, Warattili Qura’ana Tartila, Jedah, Dar Nur Maktabat, 2007

2) Imam Nawawi, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran, Beirut, Dar Fikr Libanon, 1992

3) Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Quran, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1996

4) Prof. Ali Musthafa Ya’qub, Nasihat Nabi kepada Pembaca dan Penghafal Al-Quran,, Jakarta, GIP Press, 1995

5) Ir. Amjad Qosim, Menghafal Al-Quran dalam Setahun, Solo, Wafa Press, 2010

6) ...................

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah STIT INSIDA cabang Pondok Melati Website : http://www.stit-insida.com/

Jumal Ahmad bin Hanbal NIM : 1322080 Email : ahmadbinhanbal@gmail.com Blog : http://www.ahmadbinhanbal.wordpress.com

View publication statsView publication stats