ekologi estuarine
TRANSCRIPT
![Page 1: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/1.jpg)
EKOLOGI ESTUARINE
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Proses Pembelajaran Dalam Matakuliah Oceanografi
Yang Dibina Oleh Bapak Bagus Setiabudi Wiwoho
Oleh:
Nelya Eka Susanti
Alfi Sahrina
Hardiyanti Utami
Irmawati
Devi Prasetyono
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
November 2010
![Page 2: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/2.jpg)
EKOLOGI ESTUARINE
A. Pengertian Ekologi
Inti permasalahan ekologi adalah hubungan makhluk hidup, khususnya
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Istilah ekologi pertama
kali diperkenalkan oleh Enerst Haeckel, seorang ahli biologi bangsa Jerman. Ekologi berasal
dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu/telaah. Oleh
karena itu ekologi berarti ilmu tentang rumah (tempat tinggal) makhluk hidup. Dengan
demikian ekologi biasanya diartinya sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
1. Habitat dan Relung
Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat adalah tempat
hidup suatu organisme.Sedangkan relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu
organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural,
fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Penyesuaian diri secara umum disebut
adaptasi. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai untuk kelangsungan hidup. Makin besar
kemampuan adaptasi makin besar kementakan kelangsungan hidup organisme.
2. Hubungan Intra dan Interspesifik
Organisme merupakan bagian dari populasi yang saling bersaing untuk
memperoleh kebutuhan seperti, makanan, tempat tinggal, dan pasangan. Persaingan ini
disebut kompetisiintraspesifik karena dilakukan oleh organisme yang spesiesnya sama.
Organisme yang menang dalam persaingan tentu akan mendapatkan makanan dan tempat
hidup yang baik. Organisme unggul diperoleh dari pasangan organisme yang unggul juga.
Organisme dari keturunan yang unggul prosentasenya akan lebih banyak jika dibandingkan
dengan organisme yang kurang unggul karena kalah bersaing. Keturunan yang unggul akan
memperoleh keturunan yang unggul juga. Hal ini terjadi secara berulang-ulang.
Di dalam komunitas tentunya terdapat spesies yang berbeda yang bersaing untuk
memperoleh makanan, tempat hidup, tempat berkembangbiak. Kompetisi ini dilakukan oleh
spesies yang berbeda yang disebut kompetisii interspesifik. Dengan adanya kompetisi
![Page 3: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/3.jpg)
interspesifik akan menyebabkan spesies yang dapat menyesuaikan diri sehingga dominan
dalam suatu komunitas, sebaliknya spesies yang kurang unggul akan tersaingi dan jumlah
keturunannya akan berkurang. Akibat dari kompetisi ini organisme yang unggul akan terus
hidup karena mendapatkan kebutuhan yang diperlukan. Didalam kehidupan sepanjang waktu
suatu organisme pasti mengalami kelahiran dan kematian, persaingan spesifik menyebabkan
suatu populasi akan melakukan migrasi.
Perluasan tempat menyebabkan jumlah populasi semakin banyak di daerah itu karena
dapat menyesuaikan diri. Tetapi didalam suatu habitat yang spesiesnya berbeda dan cara
hidup yang sama, kompetisi interspesifik akan semakin meningkat menyebabkan tempat dan
cara hidup akan semakin berkurang karena spesiesnya yang lemah. Spesies akan mudah
punah karena di daerah yang sama terdapat spesies dengan cara hidup yang berbeda.
3. Ekosistem
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu
ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
yang saling mempengaruhi. Berdasarkan pengertian di atas, suatu sistem terdiri dari
komponen - komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem
terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi karena adanya arus materi dan energi,
yang terkendali oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem. Masing-masing
komponen mempunyai fungsi (relung). Selama masing-masing komponen tetap melakukan
fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem tetap terjaga.
B.Pengertian Estuaria
Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih
berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran air laut dan air
tawar dari sungai atau drainase yang berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.
Estuaria sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.
![Page 4: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/4.jpg)
Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai,
kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi subtrat
lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air laut. Karena
partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organic maka subtrat dasar estuaria biasanya
juga kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan makanan utama bagi
organisme estuaria.
C.Komponen Abiotik Daerah Estuaria
1.Temperatur
Efek geografi yang sangat luas dari temperatur pada distribusi mahluk hidup sangat
nyata sepanjang pantai timur Amerika. Oleh karenanya disetiap wilayah pasti memiliki
perbedaan mahluk hidup. Suhu dapat dikatakan stabil jika temperatur dalam masa air
perbedaannya rendah dan jika perbedaan temperaturnya tinggi maka dikatakan tidak stabil.
Pada skala lokal yang lebih luas efek temperaturnya adalah faktor abiotik di muara
Estuaria, sedangkan dalam skala yang lebih kecil adalah daerah zone intertidal. Estuaria
mengandung volume air yang lebih kecil dari pada daerah perbatasan pantai. Sistem
temperatur pada air tawar membawa air dingin ke muara pada saat musim dingin dan
membawa air panas pada musim panas. Ketika masa jenis air tawar lebih kecil dari pada air
laut maka air muara akan naik kepermukaan.
2. Salinitas
Perbedaan kadar garam mempunyai pengaruh bagi distribusi hewan dan
tumbuhan terutama di sekitar esruarin dan zone intertidal. Klasifikasi estuaria
pada dasarnya terdiri dari pola susunan salinitas dan efek variasi salinitas yang
terdapat penyebaran organisme estuaria.. Efek Coriolis dan temperatur dapat
mempengaruhi pola susunan salinitas estuaria. Pada muara yang memiliki pasang surut tinggi
akan membawa air laut jauh kedalam muara. saat pasang tinggi, dan air bawah tanah akan
menuju ke laut pada saat surut.
Pada daerah maksimum salinitas befluktuasi, yang tersusun diatas 6-12 jam periode
pasang surut yang melampaui susunan salinitas terhadap muara. Efek Corilos yaitu
pembelokan air yang bergerak berotasi ke bawah. Yang menyebabkan air bergerak ke kanan
![Page 5: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/5.jpg)
menuju belahan bumi utara dan bergerak ke kiri menuju belahan bumi selatan. Pada
pengamatan estuaria, air laut akan bergerak ke kanan dan air tawar akan bergerak ke kiri.
Kadar garam air dibelahan bumi utara bergerak menuju estuaria yaitu ke kanan.yang
berlawanan dengan garis pantai.
3. Pasang Surut Air Laut
Terdapat tiga jenis pasang surut air laut berdasarkan waktu yaitu: lama pasang surut,
waktu utama pasang surut dan aliran balik pasang surut. Lama pengaturan pasang surut
tergantung pada cuaca pada langit Waktu terjadinya pasang surut adalah pada siang hari dan
pada malam hari. Pada siang hari pasang surut lebih rendah dari pada pasang surut yang
terjadi pada malam hari.
4. Substrat
Daerah estuaria sebagian besar didominasi oleh substrat berlumpur yang dibawa oleh
air laut maupun air tawar dari daratan. Pengandapan (sedimentasi) partikel bergantung pada
arus dan ukuran partikel. Partikel yang lebih besar mengendap lebih cepat. Oleh keran itu,
substrat pada tempat yang arusnya kuat akan menjadi kasar (pasir atau kerikil). Diantara
partikel yang mengendap di estuaria kebanyakan bersifat organik. Sehingga sangat kaya
akan bahan organik yang dapat menjadi cadangan makanan yang besar bagi organisme
estuaria.
5. Kekeruhan
Kekeruhan tertinggi terjadi pada saat aliran sungai maksimum. Pengaruh ekologi
utama dari kekruhan yaitu penurunan penetrasi cahaya. Hal ini akan berdampak pada
menurunya fotosintesi fitoplankton dan tumbuhan bentik, yang berakibat menurunnya
produktifitas.
6. Oksigen
Masuknya air tawar dan air laut secara teratur ke dalam estuaria, bersama-sama
dengan pengadukannya dan pencampuran oksigen oleh angin, membawa oksigen yang cukup
dalam kolom air. Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan
![Page 6: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/6.jpg)
salinitas, jumlah oksigen dalam air akan berfariasi sesuai dengan variasi parameter tersebut di
atas.
D. Ekosistem Estuaria
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas
yang khas dan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
1. Tempat bertemunya arus air dengan arus pasang-surut, yang berlawanan
menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air,
dan cirri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
2. Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika
lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air
laut.
3. Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas
mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya
4. Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut,
banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah
estuaria tersebut.
Perbedaan salinitas di wilayah estuaria menciptakan suatu stratifikasi salinitas
yang unik, perbedaan salinitas itu setidaknya menciptakan 3 stratifikasi air pada
wilayah estuaria, yaitu:
1. Estuari berstartifikasi nyata atau estuaria baji garam, yang dicirikan oleh adanya
batas yang jelas antara air tawar dan air asin. Estuaria ini banyak ditemukan di
daerah dimana alir air tawar dari daratan (biasanya melalui sungai besar) lebih
dominan ketimbang penyusupan (intrusi) air asin dari laut yang dipengaruhi oleh
pasang surut.
2. Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen vertikal, banyak
dipengaruhi oleh pasang surut sehingga tercampur sempurna dan tidak terdapat
stratifikasi.
3. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial atau estuaria berstratifikasi moderat.
Paling umum dijumpai, biasanya aliran air tawar seimbang dengan masuknya air
laut lewat arus pasang. Percampuran air teruatama oleh karena adanya aksi
pasang surut secara terus-menerus, dan akan tercipta pola lapisan air dan massa
air yang kompleks.
![Page 7: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/7.jpg)
Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria jauh lebih sedikit jika
dibandingkan dengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut. Sedikitnya jumlah
spesies ini terutama disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan, sehingga hanya spesies
yang memiliki kekhususan fisiologis yang mampu bertahan hidup di estuaria. Selain miskin
dalam jumlah spesies fauna, estuaria juga miskin akan flora. Keruhnya perairan estuaria
menyebabkan hanya tumbuhan mencuat yang dapat tumbuh mendominasi. Rendahnya
produktivitas primer di kolom air, sedikitnya herbivora dan terdapatnya sejumlah besar
detritus menunjukkan bahwa rantai makanan pada ekosistem estuaria merupakan rantai
makanan detritus. Detritus membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan algae yang
kemudian menjadi sumber makanan penting bagi organisme pemakan suspensi dan detritus.
Suatu penumpukan bahan makanan yang dimanfaatkan oleh organisme estuaria merupakan
produksi bersih dari detritus ini. Fauna di estuaria, seperti ikan, kepiting, kerang, dan
berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai makanan yang
kompleks.
E. Tipe-tipe Estuaria
Estuaria dapat dikelompokkan atas empat tipe, berdasarkan karakteristik
geomorfologinya, sebagai berikut:
1. Estuaria daratan pesisir, paling umum dijumpai, dimana pembentukannya
terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian
pantai yang landai.
2. Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting pasir
yang terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi interaksi
langsung dan terbuka dengan perairan laut.
3. Fjords, merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glesier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.
4. Estuaria tektonik, terbentuk akibat aktivitas tektonik (gempa bumi atau letusan
gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian
digenangi oleh air laut pada saat pasang.
F. Produktifitas dan Peran Ekologi Estuaria
Ada bebrapa penyebab sehingga produktivitas hayati daerah estuaria sangat baik
yaitu:
![Page 8: EKOLOGI ESTUARINE](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013118/5571f9c94979599169906ed2/html5/thumbnails/8.jpg)
1. Estuaria berperan sebagai penjebak zat hara. Dimana ada tiga cara ekosistim estuaria
menyuburkan diri yaitu:
dipertahankan dan cepat di daur-ulang zat-zat hara oleh hewan-hewan yang hidup di
dasar estuaria seperti bermacam kerang dan cacing.
Produksi detritus, yaitu partikel-partikel sersah daun tumbuhan akuatik makro seperti
lamun, yang kemudian di makan olh bermacam ikan dan udang pemakan detritus.
Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas mikroba
(organisme renik seperti bakteri) lewat akar tumbuhan yang masuk jauh kedalam
dasar estuaria, atau lewat hewan penggali liang di dasar estuaria seperti bermacam
cacing.
2. Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dari kenyataan bahwa tetumbuhan
terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya demikian rupa sehingga proses fotosintesis
terjadi sepanjang tahun.
3. Arti penting pasang surut dalam menciptakan suatu ekosistim akuatik yang permukaan
airnya berfluktuasi.
G. Peran Ekologis Estuaria.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa peran ekologis estuaria yang penting ialah:
1. merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuaria yang jauh dari
garis pantai maupun yang berdekatan dengannya, lewat diangkutnya zat hara dan
bahan organik tersebut oleh sirkulasi pasang surut (tidal circulation).
2. menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting yang
bergantung pada dasar estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari
makanan (feeding ground)
3. memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup di lepas pantai,
tetapi yang bermigrasi ke perairan yang dangkal dan terlindung untuk bereproduksi
dan /atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak mereka.