ekologi perairan

8
1. Kaida-kaida ekosistem 1. Suatu Ekosistem diatur dan dikendalikan secara ilmiah 2. Suatu Ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan akibat menimbulkan perubahan perubahan lingkungan atau krisis lingkungan dan tidak lagi dalam keadaan lestari. 3. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling mempengaruhi dan bersifat timbal balik. 4. Interaksi terjadi antara : Komponen biotis dengan komponen abiotis, Sesama komponen biotis, Sesama komponen-komponen abiotis. 5. Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupannya. 6. Setiap ekosistem memiliki sifat yang khas disamping yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem keseluruhannya . 7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat, waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas. 8. Antara satu dengan yang lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memilih interaksinya pula secara tertentu. 2. Komponen ekosistem Ekosistem adalah sistem ekologi yang didalamnya terdapat komponen abiotik (zat tak hidup) dan komponen biotik (unsur hayati/mahluk hidup/biota/organisme), serta diantara kedua unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik atau

Upload: nendras

Post on 08-Apr-2016

27 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekologi perairan tugas

TRANSCRIPT

Page 1: ekologi perairan

1. Kaida-kaida ekosistem

1. Suatu Ekosistem diatur dan dikendalikan secara ilmiah 2. Suatu Ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan

berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan akibat menimbulkan perubahan perubahan lingkungan atau krisis lingkungan dan tidak lagi dalam keadaan lestari.

3. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling mempengaruhi dan bersifat timbal balik.

4. Interaksi terjadi antara : Komponen biotis dengan komponen abiotis, Sesama komponen biotis, Sesama komponen-komponen abiotis.

5. Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupannya.

6. Setiap ekosistem memiliki sifat yang khas disamping yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap ekosistem keseluruhannya .

7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tempat, waktu dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.

8. Antara satu dengan yang lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk memilih interaksinya pula secara tertentu.

2. Komponen ekosistem

Ekosistem adalah sistem ekologi yang didalamnya terdapat komponen abiotik (zat tak

hidup) dan komponen biotik (unsur hayati/mahluk hidup/biota/organisme), serta diantara

kedua unsur tersebut terjadi hubungan timbal balik atau berinteraksi dengan rumit dan

kompleks. (Yayat Dhahiyat,2013:9)

jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak

hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling

mempengaruhi, contohnya saja hubungan hewan dengan air. Interaksi antara makhluk

hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap

komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi

yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.

Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat di bedakan menjadi

dua komponen, yaitu sebagai berikut:

1. Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup

(nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara,

Page 2: ekologi perairan

dan energi. Ada 2 pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem, yaitu Organisme

Autotrof dan Organisme Heterotrof.

a. Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau

mensintesis makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahanan organik

dengan bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semuaorganisme yang

mengandung klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada

dua pembagian atas Organisme autotrof ini yaitu :

Fotoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi cahaya untuk

mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.

Kemoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi dari reaksi

kimia untuk membuat bahan makanan sendiri dari bahan organik.

Contohnya adalah bakteri besi, dalam menjalankan proses ini mereka

membutuhkan oksigen.

b. Organisme Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat

makanannya sendiri, akan tetapi memanfaatkan bahan-bahan organik dari organisme

lainnya sebagai bahan makanannya. Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :

Konsumen yang secara langsung memakan organisme lain

Pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari

bangkai

Detritivor yang merupakanpemakanpartikelorganikataujaringan yang telah

membusuk, contohnya adalah lintah dan cacing

3. Karakteristik ekosistem menggenang (lentik), mengalir (lontik), dan lahan basah

a) Ekosistem menggenang (lentik).

Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu perairan dimana

aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air terakumulasi dalam periode

waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor pembatas utama bagi biota yang

hidup didalamnya. Contohnya danau. Ciri Perairan Menggenang (lentik) yaitu :

Air menetap atau tertahan pada suatu tempat hingga beberapa

hari, bulan, bahkan tahun.

Sumber dan pengikatan energi didominasi pada airnya saja.

Banyak oragnisme hidup yang tersuspensi (larut/campur) dalam air

Contoh perairan lentik antara lain: Waduk, danau, kolam, telaga, situ, belik,

dan lain-lain.

Page 3: ekologi perairan

b) Ekosistem mengalir (lontik).

Perairan mengalir merupakan perairan terbuka yang dicirikan dengan adanya

arus, perbedaan gradien lingkungan dan interaksi antara komponen biotik dan

abiotik yang ada di dalamnya. Perairan mengalir memiliki ciri-ciri, yaitu

mengalir searah, debit air yang fluktuasi, bentuk yang memanjang, dasar dan

tepian yang tidak stabil, dan kedalamannya relatif dangkal. Pada ekosistem ini,

dasar perairan merupakan hal yang penting sekaligus menentukan sifat komunitas

serta kerapatan populasi dari komunitas. Dasar perairan yang keras terutama yang

terdiri dari batu merupakan habitat yang baik bagi organisme untuk menempel

atau melekat (Odum, 1998). Air mengalir (habitat lotik), contohnya mata air,

aliran air atau sungai selokan dan sebagainya

c) Ekosistem Lahan basah.

Ekosistem Lahan basah merupakan suatu daerah yang di genangi air

sehingga kondisinya menyokong kehidupan berbagai jenis organis

meakuatik. Wilayah rawa yang luas terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,

dan Papua (Irian Jaya). Lahan basah dibedakan menjadi : rawa (marsh), rawa

lumpur (swamp), tanah gambut (bog).

4. Klasifikais biota air (berdasarkan niche, modus hidup, mintakan/zone)

Berdasarkan niche

Niche atau relung adalah profesi organisme atau pekerjaan atau posisi

organisme dalam suatu habitat, mimsalnya, niche lele adalah sebagai karnivora

atau predator, demikian juga pengasius/cat fish. (Yayat Dhahiyat 2013:3)

Jadi dalam habitat yang sama dapat saja terjadi beberapa organisme

mempunyai relung yang sama, sehingga akan terjadi kompetisi di antara mereka.

Pengetahuan mengenai habitat dan niche ini penting dalam hal misalnya, akan

mengintroduksi suatu ikan ke dalam suatu habitat tertentu, sehingga ikan asli

(indigenous) yang telah hidup pada habitat tersebut akan kalah dalam

kompetisinya dengan ikan pendatang karena mempunyai relung yang sama.

Klasifikasi ekologi organisme air dapat di klasifikasikan berdasarkan niche

utama pada pososonya dalam rantai makanan, yakni autotroph, phagotrof, dan

saprotrof.

Berdasarkan modus hidup

Page 4: ekologi perairan

Berdasarkan modus dan taksonomi ikan, analisis dan parameter tidak

berdimensi dengan data kinerja ikan berenang memakai metode katopodis (1992)

dan Katopodis & Gervais (2012) yang menunjukan kesamaan kinerja kelompok

spesies.

Berdasarkan zona mintakat

Berdasarkan zona mintakat biota air diklasifikasikan menjadi dua wilayah

yaitu ada yang melalui lingkungan pelagic dan lingkungan bentik.

a. Lingkungan pelagic

Semua biota yang hidup di lingkungan laut (seperti ikan, cumi-cumi dan

yang lainnya) tetapi tidak hidup di dasar laut dinamakan biota pelagik.

Lingkungan ini mencakup kolom air mulai dari permukaan dasar laut

sampai paras laut. Lingkungan pelagik ini mempunyai batas wilayah atau

mintakat yang meluas mulai dari garis pantai sampai wilayah laut jeluk.

Secara hohizontal lingkungan pelagik dibagi menjadi neritik (laut yang

teretak pada kedlaman 0-200 meter) dan oseanik (wilayah ekosistem laut

lepas yang kedalamannya tidak dapat di tembus cahaya matahari sampai ke

dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap). Sedangkan secara vertical

lingkungan ini dibagi menjadi epipelagik/fotik (bagian kolom air paling

atas), mesopelagik (dengan kedaamannya 200-1000 meter), batipelagik

(dengan kedalamannya 1001-4000), dan abisopelagik (meuas ke bagian-

bagian terjeluk dari samudera atau disebut mintakat palung).

b. Lingkungan bentik

Lingkungan laut juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dasar

perairan atau bentiknya. Pada zona bentos ini hidup biota air seperti

bivavia, arthropodha, echinodermata, hewan-hewan karang, coelenterate,

da spon. Dominasi biota penghuninya adalah filter feeder yang berarti biota

mendapatkan makanan dengan cara menyaring air atau sedimen melalui

organ makanannya.

Page 5: ekologi perairan

Daftar Pustaka

http://www.geocities.ws/fmipa_uim/jurusan/ekosist.html

Dhahiyat Yayat. 2013. Ekologi Perairan. UNPAD PRESS : Bandung

Odum. E. P, 1998. Dasar-Dasar Ekologi, Edisi tiga. Gadjah Mada University Press:Jakarta