eks resi

8
Hari/Tanggal : Rabu / 03 Juni 2009 Jam : 14.00 – 17.00 WIB Dosen PJ : Dr. drh. Hera Maheshwari, M. Sc Dr. drh. Agik Suprayogi, M.Sc EKSRESI DAN SEKRESI EKSRESI DAN SEKRESI GARAM KJ, DAN PENGARUH MINUM BERBAGAI LARUTAN PADA VOLUME DAN BERAT JENIS URIN Kelompok P1/A4 Nama NIM Tanda Tangan Desi Khairani Rissar Siringo Ringo Fenny Fitrian Utami Rizqy Arif Ginanjar Adi Ningrum I Wayan Widi P. Sinta Mutia Harpa B04070032 B04070037 B04070038 B04070048 B04070074 B04070079 B04070093 (................ ................) (................ ................) (................ ................) (................ ................) (................ ................) (................

Upload: ariean-poetra

Post on 14-Feb-2015

111 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eks Resi

Hari/Tanggal : Rabu / 03 Juni 2009

Jam : 14.00 – 17.00 WIB

Dosen PJ : Dr. drh. Hera Maheshwari, M. Sc

Dr. drh. Agik Suprayogi, M.Sc

EKSRESI DAN SEKRESI

EKSRESI DAN SEKRESI GARAM KJ, DAN PENGARUH MINUM

BERBAGAI LARUTAN PADA VOLUME DAN BERAT JENIS URIN

Kelompok P1/A4

Nama NIM Tanda Tangan

Desi Khairani

Rissar Siringo Ringo

Fenny Fitrian Utami

Rizqy Arif Ginanjar

Adi Ningrum

I Wayan Widi P.

Sinta Mutia Harpa

B04070032

B04070037

B04070038

B04070048

B04070074

B04070079

B04070093

(................................)

(................................)

(................................)

(................................)

(................................)

(................................)

(................................)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: Eks Resi

Pendahuluan

Cairan yang menyerupai plasma difiltrasi melalui dinding kapiler glomerulus

renalis di ginjal (filtrasi glomerulus). Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal,

volume cairan filtrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses

reabsorpsi tubulus (penyerapan air kembali air dan zat terlarut dari cairan tubulus)

dan proses sekresi tubulus (sekresi zat terlarut kedalam cairan tubulus) untuk

membentuk kemih (urine) yang akan disalurkan kedalam pelvis renalis. Dengan

membandingkan susunan plasma dengan urine normal, akan diperoleh gambaran

betapa besarnya perubahan-perubahan ini, serta cara hasil metabolisme dibuang dari

plasma.

Air serta elektrolit dan metabolit penting lainnya akan diserap kembali.

Selain itu, susunan urine dapat berubah-ubah, dan banyak mekanisme pengaturan

homeostatis yang mengurangi atau mencegah perubahan susunan cairan ekstrasel

(CES) dengan cara mengubah jumlah air dan zat terlarut tertentu yang dieksresikan

melalui urine. Dari pelvis renalis, urine dialirkan ke dalam vesika urinaria (kandung

kemih) untuk kemudian dikeluarkan melalui proses berkemih, atau miksi.

Untuk mempertahankan volume akibat pengaruh dalam minum berbagai

larutan, banyak hal yang dilakukan oleh tubuh. Volume CES ditentukan terutama

oleh jumlah total zat terlarut yang aktif secara osmotic dalam CES. Oleh karena Na+

dan Cl- merupakn zat terlarut terbanyak yang aktif secara osmotic di CES dan karena

perubahna kadar Cl- sekunder terhadap perubahan kadar Na+, jumlah Na+ CRS

merupakan penentu yang terpenting untuk volume CES. Oleh karena itu, mekanisme

pengendalian imbangan Na+ merupakan mekanisme utama yang berperan dalam

mempertahankan volume CES. Namun demikian terdapat juga pengendalian volume

melalui eksresi air.

Osmolitas total tubuh manusia berbanding langsung dengan jumlah total Na

dalam tubuh ditambah jumlah total K dalam tubuh dibagi oleh jumlah total air dalam

tubuh, sehingga perubahan osmolitas cairan tubuh terjadi bila terdapat disproporsi

antara jumlah elektrolit ini dengan jumlah pemasukan atau kehilangan air dari tubuh.

Air akan diretensi oleh tubuh, dan terjadi pengenceran plasma. Sebaliknya, jika

Page 3: Eks Resi

plasma menjadi hipotonik, sekresi vasoperin akan menurun dan “air bebas zat

terlarut” akan dieksresikan.

Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kali ini adalah menetapkan kecepatan absorbsi dan sekresi

garam KJ, dan mempelajari pengaruh minum berbagai larutan pada pembentukan urin

(diuresis) dan berat jenis urin.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, kertas saring,

urinometer, mikroskop, objek glass, cover glass, dan syiringe.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pil KJ, HNO3 pekat,

parafin, air, NaCl, citras caffeine, kopi, gula, katak jantan, dan 3 sampel urin.

Tata Kerja

Ekskresi dan sekresi garam KJ. Subjek sudah makan sekurang-kurangnya 3

jam sebelum percobaan. Pil Kj ditelan dua sekaligus (waktu dicatat), kemudian

berkumur sampai tidak ada garam KJ yang tersisa. Hal ini dibuktikan dengan dengan

meneteskan ludah ke dalam tabung yang berisi HNO3 pekat dan tidak ada cincin biru.

Paraffin dikunyah agar air ludah lebih banyak keluar atau sebagai gantinya mengnyah

kertas saring yang diberi asam encer. Setelah 2 menit subyek meludah ke dalam

tabung berisi HNO3, dan menetaskan urin ke dalam tabung. Bila garam KJ sudah

keluar maka akan terbentuk cincin biru pada larutan HNO3. Ditentukan kecepatan

dan lamanya sekresi KJ.

Pengaruh minum berbagai larutan pada volume dan berat jenis urin.

Urin dikeluarkan sampai kandung kemih kosong, volume dan BJ diukur kemudian

ditambahkan air sampai urinometer bias mengapung bebas, mahasiswa minum 500 cc

air, 500 cc air +5 g NaCL, 500 cc air – 100 g citras caffein atau 500 cc air + 5 g gula,

urin dikumpulkan tiap 3 menit sampai 3 jam, dicatat hasil pengukuran dan dibuat

grafiknya.

Page 4: Eks Resi

Pembahasan

Ekskresi merupakan proses pengeluaran sisa metabolisme yang sudah tidak

dapat diserap lagi oleh tubuh dan tidak dapat digunakan lagi, contohnya urin dan

feces. Sekresi merupakan proses pengeluaran sisa metabolisme yang tidak dapat

diserap oleh tubuh tetapi masih dapat digunakan, contohnya adalah saliva dan

keringat.

Absorbsi pil KI. Pada percobaan yang telah dilakukan pil KI digunakan

sebagai indikator bahwa telah terjadinya penyerapan di dalam tubuh. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya cincin biru pada larutan HNO3 pekat yang telah

diteteskan ludah dan urin. Probandus diharuskan sudah makan sebelum melakukan

percobaan karena cincin biru tersebut akan terbentuk dari reaksi Iodium dari pil KI

dengan amilum yang berasal dari zat makanan. Reaksi tersebut adalah :

KI + HNO3 → KNO3 + H+ + I-

I- + amilum → cincin biru

Hasil percobaan sekresi pil KI, dengan meneteskan ludah pada larutan HNO3

terbentuk cincin biru pada menit ke 16. Dibandingkan dengan kelompok lain

kecepatan absorbs pil KI ini lebih lambat, disebabkan oleh probandus belum makan

sebelum dilakukan percobaan. Hasil percobaan ekskresi pil KI, dengan meneteskan

urin pada larutan HNO3 terbentuk cincin biru pada menit ke 20.

Pengaruh minum berbagai larutan pada volume dan BJ urin, minum berbagai

larutan menimbulkan hasil yang berbeda pada tiap pengamatan, hal ini disebabkan

karena kecepatan ekskresi berbagai zat di dalam urin merupakan hasil fungsi dari

filtrasi glomerulus, reabsorbsi zat dari tubulus renal kedalam darah dan sekresi zat

dari darah ke tubulus renal.

Kecepatan ekskresi urin = laju filtrasi – laju reabsorbsi + laju sekresi

Volume dan berat jenis yang berbeda ini juga disebabkan kebanyakan xat di

dalam plasma, keculai protein, difiltrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada

Page 5: Eks Resi

filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika

cairan yang telah difiltrasi ini meninggalkan kapsula bowman dan melewati tubulus

cairan ini akan mengalami pembaban akibat adanya reabsorbsi air dan zat terlarut

spesifik kembali ke dalamdarah atau sekresi zat-zat cair dari kapiler peritubulus ke

dalam tubulus, ini juga yang menyebabkan jumlah zat yang diekskresikan berbeda

karena larutan yang diminum berbeda-beda.

Dalam hal ini larutan yang diminum berupa air > kopi > garam dengan nilai

yang signifikan perbedaannya dapat mempengaruhi perbedaan kecepatan absorbsi.

Hal lain yang dapat mempengaruhi kecepatan ekskresi adalh kebutuhan yang berbeda

akan zat – zat ysng terksndung dalam larutan yang berbeda serta aktivitas masing –

masing individu. Dan hal ini juga berkaitan dengan sekresi ADH dalam mengekskresi

air dalam tubuh. Karena apabila terjadi kekurangan atau kelebihan air bisa

merangsang sel osmoreseptor yang terletak di hipothalamus anterior dapat mengerut

atau mengembang dan bila itu terjadi, rangsangan yang diterukan ke tangkai kelenjar

hipofise dan hipofise posterior akan merangsang pelepasan ADH yang akan

mempengaruhi reabsorbsi air dan ekskresi urin.

Kesimpulan

Pada percobaan uji KI dapat disimpulkan bahwa pil KI yang dimakan akan

diabsorbsikan dan diekskresikan dalam saliva maupun urin. Kecepatan sekresi

ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna biru menandakan disekresikannya ion

i- ke saliva maupun urin yang mengandung amilum. Perbedaan hasil percobaan

dalam pengaruh minum berbagai larutan pada volume dan berat jenis urin

dipengaruhi oleh filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus renal ke dalam darah, dan

konsentrasi pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman yang hampir sama dengan

dalam plasma, banyaknya aktivitas yang dilakukan, sekresi ADH dalam ginjal yang

akan meningkatkan atau menurunkan permeabilitas air yang dapat menyebebkan

peningkatan atau penurunan reabsorbsi air dan banyak sedikitnya urin yang

diekskresikan.