elektroporesa dna
DESCRIPTION
ELEKTROPORESA DNATRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektroforesis merupakan proses bergeraknya molekul bermuatan pada suatu
medan listrik. Kecepatan molekul yang bergerak pada medan lisrtik tergantung
pada muatan, bentuk dan ukuran. Posisi molekul yang terseparasi pada gel dapat
di deteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi, atau pun dilakukan kuantifikasi
dengan densitometer.
Banyak molekul biologi bermuatan listrik yang besarnya tergantung pada pH
dan komposisi medium dimana molekul biologi tersebut terlarut. Bila berada
dalam suatu medan listrik, molekul biologi yang bermuatan positif akan
bermigrasi ke elektroda negative dan sebaliknya. Banyak molekul biologis seperti
asam amino, peptida, protein, nukleotida dan asam-asam nukleat memiliki gugus
yang dapat engion sehingga bermuatan listrik, baik sebagai kation (+) atau anion
(-). Bahkan senyawa yang non polar seperti karbohidrat dapat diberi muatan.
Bila berada dalam suatu medan listrik, molekul biologi yang bermuatan
positif akan bermigrasi ke elektroda negative dan sebaliknya. Prinsip inilah yang
dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan
muatanya. Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan
bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis. Jika sistem
koloid bermuatan negative, maka partikel itu akan menuju elektrode positif
Elektroforesis dengan Agarosa merupakan metode standar untuk
memisahkan, mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan purifikasi dari molekul
DNA/RNA. Cara pemisahan dengan elektroforesisi ini merupakan alat pendukung
yang sangat pokok dalam teknologi DNA rekombinan, dengan aplikasi yang
begitu luas baik untuk pemisahan untai tunggal atau untai ganda molekul DNA.
1.1 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Elektroporesa DNA?
2. Bagaimana prinsip metode Elektroporesa DNA?
1
3. Sampel apa yang digunakan untuk Elektroporesa DNA?
4. Apa fungsi metode Elektroporesa DNA?
5. Bagaimana cara kerja Elektroporesa DNA?
6. Apa keuntungan dan kekurangan Elektroporesa DNA?
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi, prinsip, fungsi dan cara kerja Elektroporesis DNA
2. Mengetahui keuntungan dan kekurangan metode Elektroporesis DNA
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan
berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik . Medan
listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan
dipisahkan. Teknik ini digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik
dari suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut
akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul
tersebut tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula
pada bentuk molekulnya. Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz,
yang terkait dengan sifat-sifat dasar elektris bahan yang diamati dan kondisi
elektris lingkungan:
Secara umum, elektroforesis digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi,
dan memurnikan fragmen DNA. Pergerakan molekul terutama tergantung di
muatan yang ada pada permukaan partikel, tanda dan besarnya muatan pembawa
oleh variasi group ionogenik. Tergantung kepada kekuatan molekul listrik dan pH
dari medium dalam mengkateristik, sehingga pemisahan molekul dapat terjadi
karena efek seleksi dan medium yang sesuai.
DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan
semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut,
warna kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru
(blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya.
Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama dengan tipe DNA
yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA adalah metode untuk
mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri atau secara sederhananya
adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file
khas karakter tubuh.
3
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi
untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler.
DNA terdapat pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya
adalah DNA nukleus berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein
histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak
berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas
memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu.
Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua.
Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon
dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki
protein histon.
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan
pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan
bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari
materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun tumbuhan.
DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Komponen darah yang diisolasi yaitu
sel darah putih, karena memiliki nukleus dimana terdapat DNA didalamnya.
B. Prinsip Elektroporesis DNA
Elektroforesis DNA merupakan teknik untuk memisahkan sampel DNA
berdasarkan atas ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekulnya. Gel yang
biasa digunakan antara lain agarosa. Elektroforesis gel agarosa dapat dilakukan
untuk memisahkan sampel DNA dengan ukuran dari beberapa ratus hingga
20.000 pasang basa (bp).
Molekul DNA bermuatan negatif sehingga di dalam medan listrik akan bermigrasi
melalui matriks gel menuju kutub positif (anode). Makin besar ukuran
molekulnya, makin rendah laju migrasinya. Berat molekul suatu fragmen DNA
dapat diperkirakan dengan membandingkan laju migrasinya dengan laju migrasi
fragmen-fragmen molekul DNA standar (DNA marker) yang telah diketahui
4
ukurannya. Visulisasi DNA selanjutnya dilakukan di bawah paparan sinar
ultraviolet setelah terlebih dahulu gel dalam pembuatannya ditambahkan larutan
etidium bromid. Cara lain untuk melihat visualisasi DNA adalah gel direndam di
dalam larutan etidium bromid sebelum dipaparkan di atas sinar ultraviolet.
C. Sampel Elektroforesis DNA
Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes
DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi
bagian dalam (buccal swab), dan kuku.Sampel DNA yang digunakan bisa dari inti
sel maupun mitokondrianya. Namun yang paling akurat adalah inti sel karena inti
sel tidak bisa berubah. Biasanya yang digunakan adalah sampel darah karena lebih
gampang. Tapi sel darah yang di ambil adalah sel darah putih, bukan sel darah
merah, karena sel darah merah tidak mempunyai inti sel.
Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel
biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat
dijadikan sampel tes DNA. Kita tidak perlu mengambil banyak. Bahkan, jika
hanya ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA inti sel yang
terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam
bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur
DNA yang dapat dilacak. Hal ini karena bercak sperma, rambut, dan bercak darah
bisa diisolasi DNA-nya dan bisa diperbanyak jutaan kali dan kemudian bisa
diperiksa untuk identifikasi.
Untuk kasus pemerkosaan, yang diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama
adalah kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel didalamnya. Sedangkan
jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada
akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan
rambut karena diketahui bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria
sedangkan akar rambut terdapat DNA inti sel.
DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan
DNA inti sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA
tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel,
5
sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut DNA mitokondria.
Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes
adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam mitokondria
dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring
dengan perkawinan keturunannya. Tetapi karena keunikan dari pola pewarisan
DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka
(penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan
secara maternal.
D. Fungsi Elektroforesis DNA
Elektroforesis berfungsi untuk berbagai macam kegiatan,
antara lain membandingkan gen homolog dari spesies yang
berbeda, mengetahui susunan sekuens berbagai genom,
DNA finger printing, mengetahui ada atau tidaknya gen-gen
penyebab kelainan genetik atau penyakit tertentu, mendeteksi
lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu,
mengetahui aktivitas gen selama perkembangan berbagai tipe sel
organisme atau aktivitas gen sebelum dan sesudah diberi
perlakuan tertentu, mempelajari evolusi di tingkat molekular,
mengetahui variasi genetik dalam populasi natural di alam,
menentukan atau mengidentifikasi berat molekul fragmen DNA.
Elektroporesis gel memiliki komponen yang berbeda-beda fungsinya, yaitu
sebagai berikut:
1. Comb, digunakan untuk mwmbentuk well pada gel agarosa
2. Tray, digunakan untuk setakan gel agarosa
3. Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarosa
4. Sumber listrik, digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis
Fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum elektroforesis gel agarosa ini yaitu :
1. Buffer elektroforesis yang terdiri dari TAE memiliki daya ion dalam larutan sebagai penghantar listrik.
2. Loading dye berfungsi sebagai pemberat agar tidak keluar dari sumuran.
6
3. Etidium bromida sebagai pewarna DNA yang akan menyisip di sela-sela basa nukleotida.
4. UV transiluminator untuk visualisasi pewarnaan DNA didalam gel agarosa.
5. Aquades sebagai pelarut6. Baki gel agarosa sebagai cetakan gel agarosa7. TAE : Trisbase sebagai buffer sesuai dengan pH8. Asam Asetat Glasial sebagai elektrolit gram9. EDTA (Etylen Diamine Tetra Asetic Acid) sebagai pe-non aktif DNA10. Sisir elektroforesis untuk membuat sumuran pada gel agarosa11. Tangki elektroforesis untuk running DNA12. Mikropipet untuk mengambil dan menghomogenkan sampel DNA dan
loading dye13. Kertas Parafilm untuk tempat menghomogenkan sampel DNA dan
loading dye14. Sarung tangan untuk melindungi terkena DNA-se yang dapat merusak
DNA
E. Cara Kerja Elektroforesis DNA
1. Gel agarose dibuat (telah dilakukan oleh asisten) dengan campuran 2 gr
agarose + 200 ml 1x TBE, dididihkan dan ditambahkan etidium bromida
2 mL dicampur dengan baik, kemudian dituangkan ke dalam cetakan yang
telah disiapkan dengan combnya dan dibiarkan sampai mengeras.
2. Gel dimasukkan kedalam electrophoresis chamber dan ditambahkan
larutan running buffer serta etidium bromida.
3. Sampel DNA hasil PCR dicampurkan dengan loading bufferkemudian
dimasukkan ke dalam well pada gel dengan menggunakan mikropipet.
4. Marka DNA dimasukkan.
5. Penutup electrophoresis chamber dipasang dan power supplydinyalakan.
6. Setelah pewarna bergerak sampai bagian ujung gel, gel dikeluarkan dan
dilihat dengan sinar UV.
F. Keuntungan Dan Kekurangan
7
Agarosa memiliki beberapa kelebihan seperti mudah didapat, harganya relatif
murah, tidak bersifat toksik, serta memiliki pori yang kecil. Agarosa merupakan
polisakarida yang diekstrak dari rumput laut. Hasil dari elektroforesis gel agarosa
akan menunjukkan warna biru dari loading dye pada posisi paling depan
kemudian plasmid DNA berwarna orange terang.
8