eni23.files.wordpress.com file · web vieweni23.files.wordpress.com

98
ANALISIS PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan akan menjadi modal bangsa untuk menjadi lebih maju dan berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 263) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2005: 10) “Pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga dapat menambah pemahaman dan mengubah cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan tiap individu.” Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sejalan dengan perkembangan jaman ke arah globalisasi diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas 1

Upload: tranhanh

Post on 08-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

ANALISIS PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DAN

KEMANDIRIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA

KELAS IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa.

Pendidikan akan menjadi modal bangsa untuk menjadi lebih maju dan berkembang ke

arah yang lebih baik lagi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 263)

disebutkan bahwa “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.” Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2005: 10)

“Pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga dapat menambah

pemahaman dan mengubah cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan tiap

individu.” Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sejalan dengan perkembangan

jaman ke arah globalisasi diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas

dalam segala bidang kehidupan. Dengan adanya globalisasi tersebut maka pendidikan

mempunyai peranan penting dalam mencetak sumber daya manusia yang cakap,

terampil, dan handal sesuai dengan bidang yang dimilikinya. Mengingat arti

pentingnya pendidikan, maka sekarang ini pemerintah sangat memperhatikan

pembangunan di bidang pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan anggaran pendidikan

sebesar 20% dari APBN. Selain itu, upaya yang dilakukan pemerintah untuk

memperkuat sistem pendidikan nasional dalam pembangunan pendidikan adalah

dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

1

Page 2: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa fungsi dan

tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Dengan adanya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional di atas, jelas

bahwa pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan

menyelenggarakan pendidikan nasional yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman.

Pendidikan nasional merupakan upaya pemerintah untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk dapat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan baik

untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga melalui pendidikan nasional

diharapkan potensi peserta didik berkembang sehingga menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab dan ada peningkatan taraf hidup manusia kearah yang lebih baik.

2

Page 3: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Pendidikan yang ada akan mewujudkan manusia pembangunan yang dapat

diandalkan. Kurikulum dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam kurikulum

pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi ada muatan yang wajib dicantumkan,

salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pembelajaran merupakan proses dimana manusia belajar dengan lebih luas.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Di dalam

proses pembelajaran ini manusia melakukan aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. “Perubahan

itu bersifat konstan dan membekas” (W.S. Winkel, 1991: 36). Pendapat yang lain

menyatakan “learning is the process by which an organism changes its behaviour as

a result of experience” (Maltby, 1995: 219). Artinya bahwa belajar adalah suatu

proses dari perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pengalaman. ”Tujuan

setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Dengan

optimalisasi proses pembelajaran tersebut diharapkan para peserta didik dapat meraih

prestasi belajar yang optimal dan memuaskan” (Yulianto Bambang Setyadi, 2002:

160). Untuk mendukung tercapainya keberhasilan atau prestasi yang baik bagi siswa,

salah satunya adalah dengan belajar. Keberhasilan dan kegagalan belajar ditandai

dengan prestasi yang muncul setelah melakukan suatu usaha pembelajaran. Kualitas

pendidikan erat sekali hubungannya dengan prestasi belajar. Prestasi belajar yang

dicapai setiap siswa tidaklah sama, ada yang mencapai prestasi tinggi, sedang, dan

rendah. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang

3

Page 4: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat serta

faktor-faktor baik itu eksternal maupun internal. Demikian juga yang dialami dalam

memperoleh prestasi belajar.

Pencapaian prestasi yang tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagaimana

diungkapkan oleh Slameto (2003: 54): Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu

faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri

individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kutipan Slameto di atas bahwa

prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam

individu siswa dan faktor dari luar individu siswa. Faktor dari dalam individu siswa

meliputi faktor psikologis antara lain kemandirian belajar, minat, kecerdasan, bakat,

motivasi, kedisiplinan belajar, dan lain-lain. Sedangkan factor dari luar individu siswa

misalnya meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial serta instrument yang

berupa kurikulum, program, sarana, fasilitas dan juga guru. (Slameto, 2003: 54).

Prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

saling terkait satu dengan yang lain. Sehingga tidak ada faktor tunggal yang secara

otomatis dan berdiri sendiri mempengaruhi dan menentukan prestasi belajar

seseorang. Seperti kelengkapan sumber belajar yang merupakan factor eksternal

dalam diri siswa dan kemandirian siswa yang merupakan faktor internal dari dalam

diri siswa.

Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2003: 77) sumber belajar adalah

segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang

dalam belajarnya. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta

4

Page 5: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

bahan baku penunjang. Seperti contoh guru, buku pelajaran, majalah, koran, televisi,

dan internet. Sedangkan faktor lain yaitu kemandirian siswa menurut Suharsimi

Arikunto (1990: 108), merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan

belajar yang bertumpu pada aktivitas dan tanggung jawab siswa tanpa tergantung

orang lain. Seorang anak yang memiliki kemandirian belajar, akan mampu

bertanggung jawab, berani menghadapi masalah dan resiko serta tidak mudah

terpengaruh atau tergantung kepada orang lain. Dengan kemandirian belajar

diharapkan siswa lebih banyak belajar sendiri dengan bantuan seminimal mungkin

dari orang lain, karena itu siswa perlu memiliki kemauan yang kuat dan disiplin yang

tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Kemauan yang keras akan

mendorong siswa untuk tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan, sedangkan

disiplin tinggi diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi kemandirian

adalah suatu kecenderungan menggunakan kemampuan diri sendiri untuk

menyelesaikan masalah secara bebas, progresif dan penuh inisiatif tanpa tergantung

pada orang lain. Salah satu indikator kemandirian siswa adalah mau mencari sumber

belajar lain.

Kelengkapan fasilitas belajar dan kemandirian siswa disatu sisi dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, namun kelengkapan sumber belajar saja atau

kemandirian siswa ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar siswa.

Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai

dengan prestasi siswa yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian siswa,

sebaliknya kemandirian siswa tidak dapat meningkatkan prestasi belajar bila tidak

diikuti dengan kelengkapan sumber belajar.

Salah satu faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

kemandirian belajar. Menurut Good dalam Slameto yang dikutip dari,

5

Page 6: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

http://www.smadwiwarna.net/website/data/artikel/kemandirian.htm, kemandirian

belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan

dari pihak luar. Sedangkan menurut Shirley Gould yang dikutip oleh Suharsimi

Arikunto (1995:108) independence adalah fredoom from dependence dan sebagai

exemption from realiance on, or control by, others. Mandiri diartikan sebagai suatu

keadaan yang bebas dari ketergantungan kepada orang lain atau dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri. Kemandirian berarti kondisi dimana seseorang dapat

memenuhi kebutuhannya sendiri dan bebas dari ketergantungan dari orang lain.

Sehingga belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip belajar

yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri bukan suruhan atau

anjuran orang lain. Sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar dengan

demikian maka ia akan dapat mencapai keberhasilan dari belajarnya. Sedangkan

menurut Jacob Utomo yang dikutip dari http: // www.smadwiwarna.net / website /

data / artikel / kemandirian.htm, “Kemandirian adalah mempunyai kecenderungan

bebas berpendapat. Kemandirian merupakan suatu kecederungan menggunakan

kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu masalah secara bebas, progresif,

dan penuh dengan inisiatif.” Pendapat ini diartikan bahwa seseorang yang mempunyai

kemandirian akan bertanggungjawab dan tidak tergantung kepada orang lain.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian belajar

merupakan faktor penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam proses belajar

pembelajaran dan jelas akan memperbaiki mutu dari proses belajar tersebut karena

sarana prasaran atau fasilitas untuk mendukung keberhasilan kegiatan tersebut. Selain

mendukung tercapainya prestasi siswa yang tinggi, fasilitas belajar yang ada di

sekolah berperan dalam dalam upaya meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat.

Hal tersebut sebagimana dikutip dari http: //yudhistira31.wordpress.com /2011/08/12/

6

Page 7: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

fasilitas-sekolah-citra-sekolah konsep-mencari-ilmu/12 Agus 2011, “Banyak sekolah

dalam belajar yang diikuti kemandirian, siswa akan melakukan kegiatan belajarnya

dengan penuh tanggung jawab, kemauan yang kuat dan memiliki disiplin yang tinggi

sehingga hasil belajar akan dapat dicapai dengan maksimal.

Selain faktor kemandirian belajar di atas, faktor lain yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar adalah fasilitas belajar. Fasilitas belajar sendiri adalah satu dari sekian

banyak faktor ekstern yang mempunyai pengaruh terhadap prestasi siswa. Setiap

kegiatan pastinya membutuhkan adanya yang berlomba melengkapi dan

memodernisasi fasilitas belajar-mengajar, bahkan dengan sarana yang memanfaatkan

teknologi canggih, seperti: kelas dengan perlengkapan multimedia, sarana olahraga

yang sedang populer, laboratorium komputer dan bahasa, absensi elektronik,

laboratorium IPA & Fisika, hingga amphitheatre, dan lain-lain.”

Dari kutipan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa semakin lengkap

fasilitas yang dimiliki oleh sekolah maka hasil belajar yang dicapai siswa juga akan

semakin baik. Fasilitas belajar yang lengkap dan memadai akan mampu mendorong

dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Dengan penyediaan fasilitas belajar

yang lengkap dan memadai maka diharapkan siswa akan selalu terdorong untuk

belajar.

Kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa disatu sisi dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa, namun kelengkapan sumber belajar saja atau

kemandirian siswa ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar siswa.

Terbukti banyak sekolah yang menyedikan kelengkapan sumber belajar tidak disertai

dengan prestasi siswa yang gemilang bila tidak diikuti dengan kemandirian siswa,

sebaliknya kemandirian siswa tidak dapat meningkatkan prestasi belajar bila tidak

diikuti dengan kelengkapan sumber belajar.

7

Page 8: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH KELENGKAPAN SUMBER

BELAJAR DAN KEMANDIRIAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 10 PRABUMULIH”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kemandirian siswa dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar

siswa.

2. Adanya kelengkapan dan ketersediaan fasilitas belajar dapat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa.

3. Motivasi belajar siswa yang tinggi terhadap pelajaran tertentu berpengaruh

terhadap tingginya prestasi belajar siswa pada pelajaran tersebut.

4. Kurang adanya minat siswa untuk belajar berpengaruh pada hasil belajar siswa.

5. Kedisiplinan siswa yang kurang dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi siswa.

6. Kemampuan guru dalam mengajar di kelas berpengaruh terhadap prestasi siswa.

1.3. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang penting yang nantinya akan menjadi

penunjuk arah untuk merumuskan suatu hipotesis. Berdasarkan latar belakang di atas

maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar

dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IX SMP Negeri 10 Prabumulih tahun

ajaran 2011/2012 ?

2. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan

8

Page 9: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX SMP Negeri

10 Prabumulih tahun ajaran 2011/2012 ?

3. Adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar

dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS pada

siswa kelas IX SMP Negeri 10 Prabumulih tahun ajaran 2011/2012 ?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hal yang sangat penting. “Tujuan penelitian adalah

rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah

penelitian selesai” (Suharsimi Arikunto, 2002: 51). Berdasarkan perumusan masalah

diatas, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan

sumber belajar dengan prestasi belajar IPS.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian

siswa dengan prestasi belajar IPS

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan

sumber belajar dan kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi

belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Berdasarkan

tujuan yang ingin dicapai, maka adapun manfaat yang akan diperoleh yaitu :

1. Manfaat Teoritis

9

Page 10: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan

pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi

para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini antar lain :

a. Siswa

Memberi masukan kepada siswa agar dapat memanfaatkan sumber belajar

dengan optimal dan lebih mandiri, sehingga dapat tercapai prestasi belajar yang

baik.

b. Guru dan Sekolah

Memberikan masukan kepada guru dan sekolah agar lebih memperhatikan

kelengkapan sumber belajar dan membangkitkan kemandirian siswa agar

tercapai prestasi belajar yang optimal.

c. Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

masukan bagi orang tua agar lebih memberikan perhatian dan

dukungan kepada

siswa dalam kegiatan belajar siswa.

10

Page 11: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Tinjauan Tentang Kelengkapan Sumber Belajar

a. Pengertian Sumber Belajar

Belajar mengajar merupakan proses yang tidak terlepas dari komponen-

komponen yang saling berinteraksi. Salah satu komponen dalam proses tersebut

adalah sumber belajar. Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan

sendiri dan mandiri tanpa bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu

manusia dalam belajar memerlukan bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam

pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih

efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang dimaksud dengan pembelajaran.

Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya prestasi belajar, masih ada

faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta

didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne sebagai

upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi

apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar. Dalam

pengertian sederhana, sumber belajar adalah guru dan bahanbahan pengajaran atau

bahan pelajaran, baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Dalam arti luas yang

dimaksud sumber belajar adalah segala daya yang dapat digunakan untuk kepentingan

proses atau aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar

diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran

berlangsung. Mulyasa berpendapat bahwa "sumber belajar adalah segala sesuatu yang

dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah

11

Page 12: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar

mengajar" (Mulyasa, 2002: 48). Suatu sumber belajar adalah "suatu lingkungan

belajar yang dirancang khusus, dengan maksud membangkitkan semangat siswa untuk

menggunakan berbagai media pembelajaran, mengajak mereka untuk terlibat dalam

kegiatan belajar yang berubah-ubah dan dapat menerima tanggung jawab yang lebih

besar dalam hal belajar mereka" (Latuheru, 1988: 87). Dengan kata lain bahwa segala

yang mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah

kearah yang lebih positif, dinamis, atau menuju perkembangan dapat disebut sumber

belajar.

Sumber belajar dalam pengajaran adalah segala apa (daya, lingkungan,

pengalaman) yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses atau kegiatan

pengajaran secara lebih efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

atau belajar tersedia (segala disediakan atau dipersiapkan), baik yang langsung

maupun tidak langsung, baik yang konkrit atau yang abstrak (Ahmad Rohani & Abu

Ahmadi, 1991: 154).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian sumber belajar

adalah segala macam apa yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan

mendukung proses atau kegiatan pengajaran untuk memperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

b. Peranan Sumber Belajar

Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang

dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.

12

Page 13: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan

sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat

pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai

peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Dalam pembelajaran individual

terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :

a) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan

menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.

b) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system

of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk

audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual

c) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat disbanding

pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih,

merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar.

2) Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal

Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah

komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat

tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar utama.

Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena frekuensi

belajar didominasi interaksinya dengan guru. Pemanfaatan sumber belajar selain

guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru.

Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola

komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar

terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.

Perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya)

makin lama makin menurun drastis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

13

Page 14: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sardiman A.M (2005:

155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal

(tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau

proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka

pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan

yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap

bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa

80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada kesempatan lain 90%.

Dari penjelasan

tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan

metode pembelajaran dengan belajar yang ada.

3) Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok

Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menyajikan dua pola

komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola a) Buzz

sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk

didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi

yang digunakan sebelumnya. b) Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol

guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi dari

program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium. c) Tutorial

adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang

ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan

tujuan instruksional tertentu. d) Team project (tim proyek) adalah suatu

pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu

proyek oleh tim. e) Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang

14

Page 15: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

sesungguhnya). f) Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan

video). g) Self helf group (kelompok swamandiri).

c. Fungsi Sumber Belajar

Sumber belajar memiliki fungsi penting dalam proses belajar. Sumber belajar

memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:

a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara

lebih baik.

b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih

banyak membina dan mengembangkan gairah.

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan

cara:

a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan

b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannnya.

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan

b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:

a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; dan

b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:

a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak

dengan realitas yang sifatnya kongkrit; dan

15

Page 16: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan

informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang pentingnya

kelengkapan sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil

pembelajaran siswa.

d. Klasifikasi Sumber Belajar

Wallington dalam bukunya Job in Instruction Media Study menyatakan bahwa

"peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan

informasi kepada siswa" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 78). AECT

(Association of Education Communication Technology) mengklasifikasikan sumber

belajar menjadi 6 macam. yaitu :

1) Message (pesan), yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh komponen lain

dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah

semua bidang studi atau mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada

peserta didik.

2) People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengola, dan

penyaji pesan. Termasuk kelompok ini adalah guru, dosen, tutor, dan peserta didik.

3) Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan

melalui penggunaan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai

program media termasuk kategori materials seperti transparansi, slide, film, video,

modul, majalah, dan buku.

4) Device (alat), yaitu sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya : overhead projector,

slide, video, tape recorder, radio, dan televisi.

16

Page 17: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

5) Technique (teknik), yaitu prosedur yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan,

peralatan, orang, dnn lingkungan untuk menyampaiknn pesan. Misalnya : pengajaran

berprogram, simulasi demonstrasi, tanya jawab, dan CBSA.

6) Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan,

baik lingkungan fisik seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, taman,

lapangan, maupun lingkungan non fisik misalnya suasana belajar itu sendiri : tenang,

ramai, dan lelah. (Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, 1991: 155).

Sedangkan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai mengklasifikasikan sumber belajar

sebagai berikut:

1) Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, koran, ensiklopedi, kamus, dan

lain-lain.

2) Sumber belajar non cetak : film, slides, video, transparansi, dan sebagainya.

3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas : perpustakaan, ruang belajar, lapangan

olah raga, dan lain-lain.

4) Sumber belajar berupa kegiatan : wawancara, kerja kelompok, observasi,

permainan, dan lain-lain.

5) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat : teman, terminal, pasar, toko,

pabrik, museum, dan lain-lain. (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003: 80).

Belajar yang mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang

berorientasi pada siswa untuk belajar secara individual. Sistem belajar ini akan

memungkinkan keseluruhan kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan sumber

belajar baik manusia maupun non manusia dalam situasi belajar yang diatur secara

efektif. Dalam hal ini sumber belajar yang dimaksud adalah segala sesuatu diluar diri

siswa yang dapat digunakan siswa dalam membantu belajarnya, memotivasi siswa

untuk belajar, dan mempernudah siswa dalam mencapi tujuan belajarnya. Sumber

17

Page 18: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

belajar ini meliputi guru sebagai penyaji pesan dan teknik yang digunakan untuk

menyampaikan pesan, bahan atau alat yang digunakan baik berupa buku pegangan

dan buku penunjang pendidikan kewarganegaraan serta lingkungan belajar siswa di

sekolah.

e. Memilih Sumber Belajar

Memilih sumber belajar harus didasarkan pada kriteria tertentu. Menurut

Sudjana dan Rivai ada dua kriteria, yaitu "kriteria umum dan criteria berdasarkan

tujuan yang hendak dicapai" (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003: 84). Adapun

kriteria-kriteria tersebut sebagai berikut:

1) Kriteria umum

Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber

belajar, misalnya :

a) Ekonomis dalam pengertian murah

Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus murah. Bisa saja dana pengadaan

sumber belajar itu cukup tinggi, sehingga harganya mahal tetapi

pemanfaatannya dalam jangka panjang, maka itu sudah termasuk terhitung

murah.

b) Praktis dan sederhana

Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang

sulit dan langka. Sedangkan sederhana maksudnya tidak memerlukan

pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit. Semakin

praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk

dipilih dan digunakan.

c) Mudah diperoleh

18

Page 19: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu dekat tidak perlu diadakan atau

dibeli di toko atau pabrik. Sumber belajar yang tidak dirancang lebih mudah

diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di lingkungan sekitar.

d) Bersifat Fleksibel

Fleksibel artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan

tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai,

budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri.

e) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan

Komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan merupakan criteria yang

paling penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai,

pesan yang dibawakan juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena

di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi yang tidak dapat

terjangkau dan banyak memakan waktu sehingga pemanfaatannya tidak efektif

dan efisien.

2) Kriteria berdasarkan tujuan

Beberapa kriteria sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah:

a) Sumber belajar untuk memotivasi.

Sumber belajar untuk memotivasi ini sangat berguna untuk siswa yang lebih

rendah tingkatannya, karena penggunaannya dimaksudkan untuk memotivasi

mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan agar prestasinya dapat

meningkat lebih baik.

b) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran

Sumber belajar yang digunakan untuk tujuan sumber belajar ini adalah untuk

mendukung kegiatan belajar mengajar. Kriteria ini dipakai untuk

19

Page 20: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

memperluas bahan pelajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, dan

sebagai kerangka mengajar yang sistematis bagi para guru.

c) Sumber belajar untuk penelitian

Sumber belajar untuk penelitian ini merupakan bentuk yang dapat

diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini

diperoleh langsung dari masyarakat.

d) Sumber belajar untuk memecahkan masalah

Sumber belajar untuk memecahkan masalah memiliki beberapa cirri yang

harus diperhatikan, misalnya sebelum mulai perlu diketahui, apakah masalah

yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar

yang tepat? Apakah bisa disediakan? Dimana bisa memperolehnya?

Kesimpulan : benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap

sumber belajar itu?

e) Sumber belajar presentasi

Sumber belajar presentasi disini lebih ditekankan kepada arti sumber sebagai

alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. fungsi sumber belajar ini

sebagai strategi, teknik, atau metode (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2003:

84-86).

Kedua kriteria pemilihan sumber belajar tersebut berlaku baik untuk belajar yang

dirancang maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.

f. Indikator Kelengkapan Sumber Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 515-516) lengkap yaitu segala-

galanya telah tersedia dengan sempurna sedangkan kelengkapan berarti hal yang

lengkap atau kekompletan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

20

Page 21: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

kelengkapan sumber belajar adalah tersedianya segala macam apa yang ada diluar diri

seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan pengajaran untuk

memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Sumber belajar tidak terebatas pada sarana yang dirancang tetapi juga mengarah

kepada dua hal yaitu pemanfaatan sumber belajar, dan pengelolaan sumber belajar

yang digunakan untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Suatu faktor yang

menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran menurut Mulyasa antara lain ”belum

dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun peserta

didik” (Mulyasa, 2002: 47).

Indikator kelengkapan sumber belajar adalah sebagai berikut :

1) Kelengkapan buku acuan atau buku penunjang.

Guru memegang peranan penting dalam sebuah proses belajar mengajar, tetapi

siswa juga dituntut agar dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada.

Dengan demikian siswa tidak tergantung pada guru dan dapat belajar dengan

baik tanpa didampingi oleh guru selama proses belajar berlangsung. "Untuk

memperoleh hasil belajar yang optimal, peserta didik dituntut tidak hanya

mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu

dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan" (Mulyasa,

2002: 47). Berdasarkan Permendiknas No. 2 (2008: 4) “Buku teks digunakan

sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik dalam proses

pembelajaran”. Schorling dan Batchelder (1956) memberikan empat ciri buku

teks yang baik, yaitu :

a) Direkomendasikan oleh guru-guru yang berpengalaman sebagai buku teks

yang baik;

21

Page 22: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

b) Bahan ajarnya sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan

kebutuhan masyarakat;

c) cukup banyak memuat teks bacaan, bahan drill dan latihan/tugas; dan

d) memuat ilustrasi yang membantu siswa belajar.

2) Pemanfaatan Perpustakaan

Salah satu sumber belajar yang cukup mendukung adalah perpustakaan. Siswa

diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar karena menurut Mulyasa

"pemanfaatan sumber belajar seoptimal mungkin sangatlah penting, karena

keefektifan proses pembelajaran ditentukan oleh kemampuan peserta didik

dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada" (Mulyasa, 2002: 50).

3) Kondisi Lingkungan Non Fisik

Lingkungan non fisik juga sangat mendukung proses belajar siswa, karena

suasana yang ramai akan menganggu konsentrasi sebagian siswa. Sebaliknya

suasana yang tenang atau damai akan memberi kemudahan kepada siswa

dalam belajar. Lingkungan non fisik misalnya suasana belajar itu sendiri yang

meliputi ”Suasana tenang, ramai, lelah dan sebagainya” (Ahmad Rohani &

Abu Ahmadi, 1991: 155).

4) Sumber Belajar Non Cetak

Sumber belajar non cetak misalnya : film, slides, video, transparansi, realita,

objek, dan lain-lain" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80). Sumber ini

dapat digunakan di sekolah maupun di rumah. Melalui sumber ini siswa dapat

melatih nalar dan mengembangkan pemahamannya melalui pembelajaran

dengan melihat secara langsung.

5) Orang sebagai penyampai pesan

22

Page 23: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

"Orang sebagai penyampai pesan adalah orang yang menyimpan informasi

atau menyalurkan informasi" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80).

Orang yang menyampaikan pesan secara langsung seperti guru, konselor,

administrator, yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan

belajar.

6) Teknik penyampaian pesan

Teknik penyampaian pesan adalah "prosedur yang disiapkan dalam

mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk

menyampaikan pesan" (Nana Sudjana & Ahmad Rivai, 2003: 80). Teknik

penyampaian pesan juga dapat berupa "langkah-langkah operasional untuk

menelusuri secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas"

(Mulyasa, 2002: 50).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan sumber belajar lengkap apabila

ada kelengkapan buku acuan atau buku penunjang, pemanfaatan perpustakaan,

kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar non cetak, orang sebagai

penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan.

2.1.2. Tinjauan Tentang Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian secara morfologi berasal dari kata dasar mandiri yang berarti tidak

tergantung dengan orang lain. Mendapat imbuhan ke-an menjadi kemandirian yang

menyatakan hal atau keadaan berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 710) bahwa “Mandiri adalah

keadaan dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain”. Dengan demikian

dapat diambil pengertian bahwa kemandirian merupakan suatu keadaan atau perilaku

23

Page 24: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

yang dimiliki oleh seseorang karena dorongan dari dalam diri sendiri tanpa tergantung

dari orang lain.

Menurut Hoistein yang dikutip oleh Ali Imran juga menyatakan sebagai berikut

kemandirian menandakan sesuatu dengan tidak adanya ketergantungan dan perlunya

kebebasan bagi munculnya keputusan, penilaian, pendapat, dan pertanggungjawaban.

Kemandirian juga dapat terungkap sebagai keswakaryaan atau diartikan bekerja

sendiri dengan inisiatif sendiri (Ali Imran, 2000: 202). Sementara itu Anwar Hartoyo

yang dikutip oleh Nasution memberikan definisi belajar mandiri sebagai suatu sistem,

yaitu suatu sistem pembelajaran yang didasarkan pada disiplin terhadap diri sendiri

yang dimiliki oleh siswa dan disesuaikan dengan keadaan perorangan siswa yang

melipuli antara lain : kemampuan, kecakapan belajar, kemauan, minat, waktu yang

dimiliki, dan keadaan sosial ekonominya (Tamrin Nasution, 1986: 175).

Sistem belajar mandiri diharapkan dapat membuat siswa lebih banyak belajar

mandiri atau dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Siswa perlu

mempunyai kemauan yang kuat serta disiplin yang tinggi dalam melaksanakan

kegiatan belajarnya. Kemauan yang keras akan mendorong siswa tidak mudah putus

asa dalam menghadapi kesulitan belajarnya. Sedangkan disiplin yang tinggi

diperlukan supaya siswa selalu belajar sesuai dengan jadwal waktu yang diaturnya

sendiri.

Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah suatu

bentuk kebebasan siswa dalam mengidentifikasi dirinya yaitu mampu menemukan

kompetensi, mampu mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab dan mampu

melakukan yang lebih. Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh

secara kumulatif selamaberlangsungnya perkembangan, dimana individu akan terus

belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungannya,

24

Page 25: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

sehingga individu tersebut pada akhirnya akan mampu berpikir dan bertindak sendiri

tanpa tergantung kepada orang lain.

Dalam perkembangan pendidikan, siswa dituntut untuk dapat belajar secara aktif

dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Di dalam proses pembelajaran setiap siswa

selalu diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri

seseorang harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Kaitannya

dengan hal ini, siswa dituntut untuk dapat menumbuhkan kemandiriannya dalam

belajar, agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Jerrold E. Kemp

yang diterjemahkan oleh Asril Marjohan (1994: 154) bahwa metode belajar yang

sesuai kecepatan sendiri juga disebut belajar mandiri, pengajaran sendiri, atau belajar

dengan mengarahkan diri sendiri. Pendapat serupa dikemukakan oleh Suharsimi

Arikunto (1995: 108) bahwa “Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong

mereka bebas dari bantuan orang lain.” Sedangkan menurut Haris Mudjiman (2006:

7) mengemukakan bahwa, “Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang

didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi

sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah

dimiliki.” Jadi dalam melakukan aktivitas belajar menekankan bahwa individu

siswalah yang mengalami secara langsung dan bebas dari ketergantungan.

Belajar mandiri bukan berarti belajar seorang diri, melainkan di dalam

melakukan proses belajar mengajar siswa mampu meningkatkan kemauan dan

keterampilannya sehingga didalam melakukan kegiatan belajarnya siswa dapat

meminimalkan bantuan dari pihak lain sebagai perwujudan dapat belajar mandiri

ataupun belajar secara berkelompok. Menurut Herman Holstein (1997: 5) “Dengan

mandiri tidak berarti murid-murid belajar secara individualis tetapi sebaliknya situasi

dibina untuk kelompok dan setiap murid menjadi patner sesamanya.” Dalam situasi

25

Page 26: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

ini, guru ataupun orang tua hanya sebagai fasilitator bagi siswa untuk dapat lebih

mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya secara maksimal. Sebagaimana

dikemukakan oleh Schunk dalam Utari Sumarmo (2006), agar anak menjadi pribadi

yang mampu belajar mandiri atau self regulated learner, maka guru atau orang tua

sebaiknya: 1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menghindarkan sesuatu

yang akan mengganggu belajar siswa/anak misalnya video-game atau permainan yang

tidak relevan. 2) Memberi tahu siswa/anak bagaimana cara mengikuti suatu petunjuk.

3) Mendorong siswa/anak agar memahami metode dan prosedur yang benar dalam

menyelesaikan suatu tugas. 4) Membantu siswa mengatur waktu. 5) Menumbuhkan

rasa percaya diri pada siswa/anak bahwa mereka mampu mengerjakan tugas yang

diberikan. 6) Mendorong siswa/anak untuk mengontrol emosi dan tidak mudah panik

ketika menyelesaikan tugas atau menghadapi kesulitan. 7) Memperlihakan kemajuan

yang telah dicapai siswa/anak. 8) Membantu siswa/anak cara mencari bantuan belajar.

b. Indikator Kemandirian Perilaku mandiri memiliki beberapa ciri tertentu. Drost (1995: 152)

mengungkapkan bahwa ciri orang yang mandiri antara lain :

1) Menyadari bahwa dirinya adalah individu yang unik yang berbeda dari yang

lain.

2) Pengorbanan tujuan-tujuan material dan sifat kepribadian akan mendorong

seseorang mencapai tujuan,

3) Integrasi diri dengan lingkungan, dan

4) Aktualisasi yang merupakan ungkapan dari kepribadian individu.

Sejalan dengan itu, Schultz Doane (1995: 159) mengemukakan bahwa eksistensi

manusia yang sehat memiliki ciri-ciri spiritualitas, kebebasan dan tanggung jawab.

Spiritualitas sebagai konsep tidak dapat diungkapkan, namun dapat dipikirkan sebagai

roh atau jiwa. Kebebasan sebagai suatu hal yang tidak dapat di kendalikan oleh faktor

26

Page 27: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

non spiritual, insting maupun kondisi lingkungan, namun kebebasan digunakan untuk

mengembangkan diri secara penuh. From dalam Schultz Doane (1995: 162),

mengemukakan bahwa perilaku mandiri memiliki ciri adanya tanggung jawab,

inisiatif yang tinggi, kebebasan berkreasi, integritas dan identitas yang jelas yang

bermuara pada ide-ide baru yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

Sedangkan menurut Emil Salim seseorang dikatakan mempunyai kemandirian apabila

mempunyai ciri sebagai berikut :

1) Bebas, yakni timbulnya tindakan atas kehendak sendiri bukan karena orang lain,

bahkan tidak tergantung pada orang lain.

2) Progresif dan ulet, seperti tampak pada mengejar prestasi, penuh ketekunan,

merencanakan, dan mewujudkan harapan-harapannya.

3) Berinisiatif, yakni mampu berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif dan penuh

inisiatif.

4) Pengendalian diri dari dalam, yaitu adanya kemampuan mengatasi masalah yang

dihadapi, mampu mengendalikan tindakannya, serta mampu mempengaruhi

lingkungan atas usahanya sendiri.

5) Kemantapan diri mencakup aspek percaya pada diri sendiri dan memperoleh

kepuasan atas usahannya sendiri. (Emil Salim, 1991: 31).

Kemandirian perlu ditanamkan pada diri anak sejak kecil agar anak terbiasa

hidup mandiri. Kemandirian merupakan unsur penting dalam setiap kegiatan belajar.

Siswa yang mandiri dalam menghadapi permasalahan tidak akan mudah putus asa dan

pantang menyerah, karena dengan kemampuan yang dia miliki dan kepercayaan yang

ada pada dirinya maka dia akan memiliki inisiatif untuk memecahkan persoalan yang

sedang dihadapinya tanpa tergantung pada orang lain.

27

Page 28: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Ciri-ciri kemandirian belajar diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai

indikator kemandirian siswa dalam belajar yaitu sebagai berikut :

1) Memiliki Inisiatif yang tinggi.

Yaitu mampu berfikir dan bertindak secara orisinil, kreatif dan penuh inisiatif

seperti contoh memanfaatkan waktu luang dengan baik.

2) Pengendalian diri dari dalam

Yaitu adanya kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi, mampu

mengendalikan tindakannya, mampu berintegrasi dengan lingkungan serta mampu

mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri.

3) Memiliki integritas dan identitas yang jelas

Yaitu progresif, ulet, bertanggung jawab dan menyadari bahwa dirinya adalah

individu yang unik yang berbeda dari yang lain.

4) Mampu mengaktualisasikan dirinya,

Yaitu mampu menampilkan hal-hal baru yang aktual dan tidak mengikuti gaya

orang lain.

5) Kebebasan berkreasi dan berinovasi,

Yaitu timbulnya tindakan atas kehendak sendiri bukan karena orang lain, bahkan

tidak tergantung pada orang lain.

6) Percaya diri

Yaitu percaya akan kemampuan diri sendiri. Siswa yang memiliki kemandirian

belajar bukan berarti tidak membutuhkan orang lain dalam belajar, tetapi dalam

hal ini dia cenderung untuk mendayagunakan segenap kemampuan yang dia miliki

dalam menyelesaikan tugasnya tanpa menunggu bantuan orang lain. Kemandirian

28

Page 29: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

belajar erat kaitannya dengan motivasi dan hasrat berprestasi. Seseorang yang

telah mencapai kemandirian belajar senantiasa termotivasi untuk selalu belajar

dan meningkatkan prestasi.

2.1.3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan hal yang aktual dan dihadapi setiap orang. Hampir semua

kecakapan, keterampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia berkembang

karena belajar. Menurut Sadirman (2007:21), “belajar adalah usaha mengubah tingkah

laku, jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.”

Sedangkan menurut Ali (1987:14) bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan.”

Prestasi belajar atau yang disebut hasil belajar dalam penelitian ini adalah

berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport. Prestasi adalah hasil

yang telah dicapai atau dilakukan. Selanjutnya Winkel (2004 : 162) mengatakan :

“Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar adalah suatu proses

mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan

atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga

menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Secara singkat belajar

merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari

pengalaman. Tujuan penyelenggaraan sekolah menengah secara khusus untuk

memberikan kemampuan minimal bagi lulusan untuk melanjutkan pendidikan dan

hidup dalam masyarakat, menyiapkan sebagian besar warga Negara menuju

masyarakat belajar pada masa yang akan datang, menyiapkan lulusan menjadi

anggota masyarakat yang memahami dan menginternalisasi perangkat gagasan dan

29

Page 30: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

nilai masyarakat beradab dan cerdas, dan khusus untuk SMA, lulusan atau output

memiliki keahlian atau keterampilan tertentu yang dapat dipergunakan untuk

memasuki dunia kerja/ dunia usaha.

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil

menurut Djamarah dan Zain (2002:120) adalah hal-hal sebagai berikut:

a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,

baik secara individu maupun kelompok.

b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa baik

secara individu atau kelompok.

Menurut Sadirman (2007:27) merumuskan bahwa, pengertian hasil belajar

adalah “Suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Sedangkan menurut Sudjana (2005:21)

hasil belajar adalah “Kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima

pengalaman belajar”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan dalam diri

manusia baik secara mental atau psikis yang berlangsung melalui interaksi aktif

dengan lingkungan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar mengajar.

Menurut Nana Sujana faktor yang dapat mendukung prestasi belajar siswa

adalah hasil belajar yang dicapai siswa yang dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu

yang pertama; factor dari dalam diri siswa itu sendiri dan yang kedua; factor yang

datang dari luar diri siswa itu sendiri atau factor lingkungan.

30

Page 31: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

a) Faktor dalam diri siswa antara lain: (1) kemampuan siswa, (2) motivasi belajar,

(3) perhatian siswa, (4) sikap dan kebiasaan belajar, (5) ketekunan belajar, (6)

ekonomi siswa, (7) fisik dan psikis.

b) Faktor dari luar diri siswa

(1) Kompetensi guru, antara lain: menguasai bahan, mengelola proses belajar

mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber, menguasai

landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi

belajar siswa untuk kependidikan pengajaran, mengenal fungsi dan program

pelayanan bimbingan dan penyuluhan, memahami dan menafsirkan hasil-

hasil penelitian guna keperluan pengajaran.

(2) Karakteristik kelas, antara lain: besar kelas, sasaran kelas, fasilitas dan

sumber belajar yang tersedia.

(3) Karakteristik sekolah, antara lain: disiplin sekolah, perpustakan yang ada di

sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam arti

sekolah memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berhasil tidaknya usaha

seseorang dalam belajar dipengaruhi beberapa macam hal. Untuk mencapai hasil

belajar yang baik haruslah ada keselarasan antara faktor – faktor yang berasal dari

dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.

b. Aspek-Aspek Prestasi Belajar

Pada hakikatnya prestasi belajar adalah hasil akhir yang diharapkan dapat

dicapai setelah seseorang belajar. Adapun hasil belajar tersebut menurut para ahli

dapat dikelompokan sebagai berikut.

Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Slameto (2010:15) menyatakan

bahwa hasil belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu keterampilan motoris,

31

Page 32: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan strategi kognitif. Sedangkan menurut

Ahmad Tafsir (2008:34) menjelaskan bahwa:

Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing) 2 terampil melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing) dan 3) melaksanakan yang ia ketahui itu secara rutin dan konsekuen (being).

Pendapat lain diberikan Benjamin S. Bloom dalam Winkel (2004:272) bahwa

bahwa hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif

(cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor

(psychomotor domain).

Bertolak dari ketiga pendapat tersebut di atas, penulis lebih cenderung kepada

pendapat Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini didasarkan pada alasan bahwa

ketiga ranah yang diajukan lebih mudah terukur, dalam artian bahwa untuk

mengetahui prestasi belajar yang dimaksudkan mudah dan dapat dilaksanakan,

khususnya pada pembelajaran yang bersifat formal selain itu ketiga ranah tersebut

dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai

prestasi belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi

karsa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai yang diperoleh siswa setelah

dilakukan evaluasi atau tes.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis prestasi

belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah kognitif (cognitive

domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan 3) ranah psikomotor (psychomotor

domain).

c. Indikator Prestasi Belajar.

Indikator dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa prestasi

belajar dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi ketentuan kurikulum yang

disempurnakan. Pada dunia pendidikan, pengukuran prestasi belajar sangat

diperlukan. Karena dengan diketahui prestasi siswa maka diketahui pula kemampuan

dan keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar dapat

dilakukan dengan cara memberikan penilaian atau evaluasi dengan tujuan supaya

siswa mengalami perubahan secara positif.

Menurut Muhibbin Syah (2008:141) “Evaluasi adalah penilaian terhadap

tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

32

Page 33: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

progam”. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana perubahan yang telah terjadi melalui

kegiatan belajar mengajar. Pengajaran harus mengetahui sejauh mana siswa akan

mengerti bahan yang akan diajarkan. Penilaian sumber informasi tentang hasil

pengajaran yang telah disajikan. Pengukuran prestasi belajar tersebut dapat

menggunakan suatu alat untuk mengevaluasi yaitu test. Test dipakai untuk memulai

hasil belajar siswa dan hasil belajar mengajar dari pendidik.

Menurut Muhibbin Syah (2008:142):

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian atau evaluasi yaitu untuk memeriksa kesesuian antara apa yang diharapkan dan apa yang tercapai, hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki dan mendekatkan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran

prestasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian atau evaluasi.

Penilaian atau evaluasi yang dilakukan dapat diketahui dengan menggunakan suatu

test tertulis atau test lisan yang mencakup semua materi yang diajarkan dalam jangka

waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data dokumentasi berupa nilai

rapot yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari proses belajar selama

satu semester.

2.1.6. Materi Pembelajaran IPS di SMP

Menurut Surya (2008:7), pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan

oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Menurut Mudjiono dkk (2002:297), pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar.

33

Page 34: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah: suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram

untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, untuk

membuat siswa belajar secara lebih aktif.yang diberikan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD sampai SMP, bahkan sampai jenjang SMA. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS, preserta didik diarahkan untuk dapt menjadi warga

negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang

cinta damai.

Disiplin ilmu sosial yang termasuk dalam mata pelajaran IPS adalah : 1). Ilmu

Geografi (aspek yang dipelajarai mencakup manusia, tempat, dan linngkungan), 2).

Ilmu Sejarah (aspek yang dipelajari mencakup waktu, keberlanjutan, dan perubahan),

3). Ilmu Sosiologi (aspek yang dipelajari mencakup sistem sosial dan budaya), 4).

Ilmu Ekonomi (aspek yang dipelajari mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan).

Tujuan mempelajari mata pelajaran IPS sebagaimana dikemukakan oleh Banks

(dalam Asmi, 2002 : 243) bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai dan kecakapan untuk menghadapi isu dan masalah sosial

secara rdeflekti

2.2. Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.1.

Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Variabel Metodologi Hasil

34

Page 35: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

1. PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJARSISWA DAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASIBELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAANINFORMASI (KKPI) SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASIPERKANTORAN SMK NEGERI I KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN2009/2010”

Sari Agustina

1. Kemandirian Belajar2. Fasilitas Belajar 3. Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitaif

dengan metode

deskriptif asosiatif

(korelasional)

Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa terhadapprestasi belajar mata pelajaran Ketarampilan Komputer dan PengelolaanInformasi siswa kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri IKaranganyar tahun pelajaran 2009/2010.2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar di sekolah terhadapprestasi belajar mata pelajaran Keterampilan Komputer dan PengelolaanInformasi siswa kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri IKaranganyar tahun pelajaran 2009/2010.3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa danfasilitas belajar di sekolah

35

Page 36: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matapelajaran Ketarampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi siswa kelas XIjurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri I Karanganyar tahun pelajaran2009/2010.

. 2. HUBUNGAN

ANTARA EMOTIONAL SUPPORT, KONSEP DIRI DANKEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARMATEMATIKA SISWA SLB-D YPAC SURAKARTATAHUN AJARAN 2009/2010

Fitri Ismeini

1. Emosional suport2. Konsep diri3. Kemandirian Belajar4. Prestasi Belajar

Metode deskriptif korelasi

emotional supportmemiliki nilai minimum 51, nilai maksimum 90, nilai rata-rata 70,1333, standardeviasi 12,35602, dengan varian 152,671. Variabel konsep diri memiliki nilaiminimum 52, nilai maksimum 94, nilai rata-rata 71,2667, standar deviasi11,86107, dengan varian 140,685. Variabel kemandirian belajar memiliki nilaiminimum 50, nilai maksimum 101, nilai rata-rata 75,4, standar deviasi 13,5865,varian 184,593. Variabel prestasi belajar matematika memiliki nilai minimum 56, nilai maksimum 84, nilai

36

Page 37: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

rata-rata 66,7667, standar deviasi 6,33373, varian40,116.

1.

Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Perbedaannya yaitu penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 10

Prabumulih tahun pelajaran 2011/2012 dimana di tempat tersebut dan pada siswanya

belum pernah dijadikan objek penelitian dengan variabel yang sama. Penelitian ini

juga ditekankan pada prestasi belajar IPS dimana dalam mempelajari mata pelajaran

ini diperlukan banyak sumber belajar karena materi pembelajarannya selalu mengikuti

perkembangan jaman sehingga memerlukan kemandirian siswa untuk terus menggali

ilmu dari berbagai sumber belajar setiap saat. Penelitian ini juga bermaksud untuk

mengungkap pengaruh antara kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa

terhadap prestasi belajar IPS secara bersamaan pada siswa kelas IX SMP Negeri 10

Prabumulih.

2.3. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Kelengkapan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar.

Kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar merupakan dua hal yang

saling berhubungan. Kelengkapan sumber belajar adalah segala macam sumber yang

ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan

pengajaran yang diciptakan dengan sengaja untuk memperoleh sejumlah informasi,

pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Dapat dikatakan lengkap sumber

belajarnya apabila memiliki ciri ada kelengkapan buku acuan dan buku

penunjang, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar

non cetak, orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan.

37

Page 38: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan dari kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Pendayagunaan sumber belajar memiliki arti yang sangat penting untuk melengkapi

dan memperkaya ilmu. Kelengkapan sumber belajar juga menguntungkan bagi guru

dan siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi. Dengan menggunakan sumber belajar

yang lengkap dan maksimal, mereka akan mampu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan dan

kemauan siswa dalam menggunakan sumber belajar yang ada maka semakin baik pula

prestasi belajarnya.

2. Hubungan Kemandirian Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa

Kemandirian siswa merupakan salah satu faktor internal yang mampu

meningkatkan prestasi belajar. Kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan

siswa dalam mengidentifikasi dirinya yaitu mampu menemukan kompetensi, mampu

mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab dan mampu melakukan yang lebih.

Kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam berinisiatif tinggi,

pengendalian diri dari dalam, memiliki integritas dan identitas, kemampuan

mengaktualisasikan diri, kebebasan berekspresi dan berinovasi, dan percaya diri.

Berdasarkan penelitian yang terdahulu menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa. Dengan kemandirian,

siswa akan mampu bertanggung jawab dan sadar akan tugasnya untuk belajar. Jadi

semakin tinggi tingkat kemandirian seseorang, maka prestasinya akan semakin baik

pula. Melalui sikap mandiri siswa diharapkan siswa mampu menggunakan

kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah tanpa banyak tergantung

kepada orang lain.

38

Page 39: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

3. Hubungan antara Kelengkapan Sumber Belajar dan Kemandirian Siswa

dengan Prestasi Belajar Siswa

Sumber belajar secara langsung tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan

belajar. Dalam proses belajar diperlukan kesiapan mental dan kemauan serta

kemampuan untuk memanfaatkan berbagai macam sumber belajar yang ada. Sumber

belajar berperan besar terhadap peningkatan kemampuan belajar mandiri para siswa.

Kemandirian timbul akibat adanya sumber belajar yang lengkap dan untuk

memanfaatkan sumber belajar diperlukan kemandirian. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa dengan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dapat diperoleh

prestasi belajar yang optimal.

Hubungan kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa dengan prestasi

belajar siswa sebagaimana telah dikemukakan diatas dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 1. Bagan Alur Hubungan antara Kelengkapan Sumber Belajar dan

Kemandirian Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelengkapan Sumber Belajar

(X1)

Prestasi belajar (Y)

Kemandirian Belajar

(X 2)

39

Page 40: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

2.4. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan mengenai suatu hal yang harus diuji

kebenarannya (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1996: 183). Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar

dengan prestasi belajar.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kemandirian siswa dengan prestasi

belajar.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dan

kemandirian siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ilmiah merupakan kegiatan untuk memperoleh kebenaran secara

ilmiah yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran

suatu peristiwa atau suatu pengetahuan. Untuk memperoleh kebenaran, suatu

penelitian perlu menggunakan metode ilmiah yang tepat, agar data yang didapatkan

adalah data yang obyektif, valid, dan reliabel, sehingga hasil yang diperoleh benar-

40

Page 41: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

benar dapat dipertanggungjawabkan. Sukardi (2005 : 19) mendefinisikan “metodologi

penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-

aturan guna menjawab pertanyaan yang hendak diteliti”.

Dari pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa metodologi penelitian merupakan

pengetahuan tentang prosedur atau cara yang digunakan dalam proses menemukan,

mengembangkan, menguji kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Adapun aspek-aspek metodologi yang

dipergunakan dalam penelitian ini akan penulis uraikan sebagai berikut :

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Prabumulih tahun ajaran 2011/

2012 yang beralamat di Jalan Raya Palembang-Prabumulih. Adapun alasan pemilihan

tempat penelitian adalah :

a. Tersedianya data yang berhubungan dengan masalah penelitian dan berguna untuk

mendukung tercapainya tujuan penelitian

b. Belum pernah diadakan penelitian terkait masalah yang akan diteliti oleh peneliti

3.1.2. Waktu Penelitian

Pengalokasian waktu merupakan langkah awal agar penelitian dapat berjalan

dengan teratur. Adapun rencana-rencana penelitian terbagi persiapan, pelaksanaan,

dan penyusunan laporan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/ 2012.

Waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut :

Jadwal Penelitian.

No Kegiatan September 2011

Oktober 2011

November 2011

Desember

41

Page 42: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

2011

1. Pengajuan Judul ////////////////

2. Pembuatan Proposal ////////////////

3. Pengajuan Proposal //////////////// /////////////////

4. Izin Penelitian ////////////////

5. Instrumen Penelitian /////////////////

6. Penelitian ///////////////// /////////////////

7. Pengumpulan data ////////////////

8. Olah data /////////////////

////////////////

9. Laporan Penelitian ////////////////

3.2. Populasi dan Sample

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Dalam penelitian ini, berdasarkan penggolongan populasi di atas maka

termasuk populasi yang terhingga yaitu populasi yang memiliki elemen atau unsur

dengan jumlah tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX

SMP Negeri 10 Prabumulih tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 116 siswa.

3.2.2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Mengenai penentuan sample penelitian ini, apabila subjeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

42

Page 43: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana,

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data, dan

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang

resikonya besar, tentu saja jika sample besar, hasilnya akan lebih baik.

Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 30 siswa

atau 26% dari jumlah populasi. Jumlah ini dianggap representative karena sudah

sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto.

3.2.3. Sampling

Menurut Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo (1998: 111) “Sampling adalah

cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel”. Ada dua macam

teknik pengambilan sampel yaitu non random sampling dan random sampling.

a. Non Random Sampling

Non random sampling adalah “cara pengambilan sampel yang tidak semua

anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel” (Cholid Narbuko

dan Abu Achmadi, 1997: 114).

b. Ramdom sampling

Random sampling adalah “teknik sampel dimana semua individu dalam populasi

baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, diberi kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi anggota sampel” (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 1997: 111).

Random sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random

sampling, dispropotionate stratified random sampling, dan cluster random sampling.

43

Page 44: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah random sampling

dengan cara Cluster Random Sampling yaitu pemilihan sample yang dilakukan secara

acak, dari kelas yang sudah ditentukan. Kelas yang telah ditentukan adalah kelas X-1

sampai dengan X-3.

Adapun langkah-langkahnya :

1) Membuat suatu daftar yang berisi semua subyek yang ada dalam

populasi (Siswa kelas IX 1, IX 2, IX 3 dan di SMP Negeri 10

Prabumulih).

2) Memberi kode-kode yang berwujud angka-angka untuk tiap-tiap subyek

yang dimaksudkan.

3) Menuliskan kode-kode itu untuk masing-masing dalam satu lembar

kertas kecil.

4) Mengulung-gulung kertas itu dengan baik

5) Memasukkan gulungan-gulungan kertas itu sesuai dengan kertas masing-

masing ke dalam tempolong atau kaleng.

6) Mengkocok baik-baik tempolong atau kaleng itu.

7) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan, yaitu 30

orang siswa.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dan

keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian. Data dan keterangan

tersebut dapat diperoleh dengan menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai

dengan permasalahan yang akan diteliti. Ketepatan pemilihan teknik pengumpulan

data sangat diperlukan, karena tanpa adanya ketepatan, maka data yang diperoleh

dalam penelitian tidak mungkin memberikan hasil yang tepat.

44

Page 45: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan

metode angket.

1. Metode Dokumentasi

”Dokumentasi yaitu mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya" (Suharsimi Arikunto, 2002: 206). Dalam penelitian ini,

metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang sejarah dan profil SMP

Negeri 10 Prabumulih, daftar nama siswa kelas IX yang akan digunakan sebagai

sampel penelitian, daftar nilai mata pelajaran IPS siswa kelasI X dan sumber belajar

yang ada di sekolah tersebut.

2. Metode Angket

"Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang diketahui" (Suharsimi Arikunto, 2002: 123). Angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu suatu bentuk angket yang

memberi kesempatan kepada responden untuk memilih alternative jawaban yang telah

disediakan. Angket tersebut dimaksudkan untuk mengukur kelengkapan sumber

belajar dan kemandirian siswa.

3.4. Instrumen Penelitian

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti

sebagai suatu yang diteliti, dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti.

Penelitian ini melibatkan tiga variabel yang terdiri atas dua variable bebas dan satu

variabel terikat. Penjabaran variabel tersebut adalah sebagai berikut:

45

Page 46: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

1) Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut variable

penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua yaitu : kelengkapan

sumber belajar (X1) dan kemandirian siswa (X2).

2) Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut variable

tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS

pada siswa kelas IX SMP Negeri 10 Prabumulih (Y).

b. Pembuatan Instrumen

Instrumen penelitian berupa angket yang digunakan untuk mendapatkan data.

Data yang dibutuhkan adalah data tentang kelengkapan sumber belajar dan

kemandirian siswa. Sebelum instrumen atau soal dibuat, maka terlebih dahulu disusun

kisi-kisi untuk angket. Kisi-kisi angket yang perlu dibuat adalah kisi-kisi angket yang

diambil dari definisi konsep yang kemudian dijadikan definisi operasional.

c. Langkah-Langkah Penyusunan Angket

1) Menetapkan tujuan

Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan data

tentang latar belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar guru,

pembelajaran, dan prestasi belajar siswa.

2) Merumuskan definisi konsep dari variabel yang diteliti :

a. Definisi konsep kelengkapan sumber belajar adalah segala macam sumber yang

ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau

kegiatan pengajaran yang diciptakan dengan sengaja untuk memperoleh

sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

46

Page 47: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

b. Definisi konsep kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa dalam

mengidentifikasi dirinya yaitu mampu menemukan kompetensi, mampu

mengaktualisasikan diri secara bertanggung jawab dan mampu melakukan yang

lebih.

3) Merumuskan definisi operasional dari variabel yang diteliti :

a. Definisi operasional kelengkapan sumber belajar yaitu kelengkapan sumber

belajar adalah sumber belajar yang meliputi kelengkapan buku acuan dan buku

penunjang, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber

belajar non cetak, orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian

pesan.

b. Definisi operasional kemandirian siswa adalah suatu bentuk kebebasan siswa

dalam berinisiatif tinggi, pengendalian diri dari dalam, memiliki integritas dan

identitas, kemampuan mengaktualisasikan diri, kebebasan berekspresi dan

berinovasi, dan percaya diri.

Penelitian ini menggunakan angket berdasarkan skala Likert, dengan pertimbangan

sebagai berikut :

1) Untuk menggali informasi tentang diri responden

2) Memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan yang dinilai paling

sesuai dengan keadaan dirinya.

3) Memperlancar penelitian, karena skor telah ditentukan terlebih dahulu

sesuai dengan tingkatannya.

Skala Likert yang digunakan adalah yang memiliki empat katagori jawaban, yaitu

sangat setuju sekali, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penetapan empat

kategori jawaban karena untuk menhindari hasil penelitian yang bisa. Penskoran atas

empat katagori tersebut adalah sebagai berikut :

1) Skoring untuk item positif, dengan ketentuan sebagai berikut :

47

Page 48: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

a) Sangat Setuju : Nilainya 4

b) Setuju : Nilainya 3

c) Tidak Setuju : Nilainya 2

d) Sangat tidak setuju : Nilainya 1

2) Skoring untuk item negatif dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Sangat Setuju : Nilainya 1

b) Setuju : Nilainya 2

c) Tidak Setuju : Nilainya 3

d) Sangat tidak setuju : Nilainya 4

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelengkapan sumber

belajar dan kemandirian siswa.

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Angket

Variabel Indikator No. item SkalaKelengkapan

Sumber Belajar

1) Kelengkapan buku acuan atau buku penunjang.2.pemanfaatan perpustakaan,

3. kondisi lingkungan non fisik,

4. sumber belajar non cetak,

5. orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan.

1,2,3,4,5,6,7,8

9,10,

16

11,12,13,14,15

17,18,19,20

likert

Kemandirian Belajar

1.berinisiatif tinggi,

2.pengendalian diri dari dalam,

3.memiliki integritas dan identitas,

4. kemampuan mengaktualisasikan diri,

5. kebebasan berekspresi

1,2,3,4

5,6,7,8,9

10,11,12,13,14,15,16

17,18,19,20,21,22,23,24

likert

48

Page 49: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

danberinovasi, 25,26

3.5. Uji Coba Instrumen

Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket kelengkapan sumber

belajar dan kemandirian siswa. Sebelum angket digunakan, perlu dilakukan uji coba

atau try out terlebih dahulu kepada subjek diluar sampel. Hal ini didasari oleh

pendapat Hadari Nawawi, yaitu "untuk uji coba dapat dilakukan pada sejumlah kecil

orang yang termasuk populasi tetapi tidak terpilih sebagai sampel” (Hadari Nawawi,

1995: 122). Uji coba instrumen ini akan diberikan kepada 20 siswa. Uji coba

instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mengetahui bahwa

angket yang akan digunakan adalah valid dan reliabel.

a. Uji Validitas

"Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen" (Suharsimi Arikunto, 2002: 144). Sebuah angket

dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara

tepat. Valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian validitas instrumen menggunakan pengujian validitas konstruksi dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu kemudian dikonsultasikan dengan ahli.

2) Instrumen yang telah disetujui ahli kemudian dicobakan pada 20 orang dari

populasi diluar sampel.

3) Setelah data ditabulasikan kemudian dilakukan pengujian.

49

Page 50: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui kesahihan suatu

instrumen adalah teknik korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu dengan

menggunakan rumus :

rxy = NƩXY – (ƩX)(ƩY)

√{NƩX²- ƩX²}{ NƩY²- ƩY²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

X = skor tiap-tiap item

Y = jumlah dari skor item

N = Jumlah subjek

Jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal)

valid, sebaliknya bila rxy < rtabel maka butir soal tidak valid

sekaligus tidak memiliki persyaratan (Suharsimi Arikunto, 2002:

146).

b. Uji Reliabilitas

"Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kehandalan sesuatu"

(Suharsimi Arikunto, 2002: 154). Untuk menguji kehandalan instrument digunakan

rumus Spearman Brown, yaitu sebagai berikut:

2{r½½}r11 =

{1+ r½½}

Keterangan :

r11 = korelasi antara skor setiap belahan

r1/21/2 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

50

Page 51: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Skor item dikatakan reliabel apabila r hitung > r tabel setelah harga

tersebut

dikonsultasikan dengan tabel r (Suharsimi Arikunto, 2002: 156).

3.6. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini untuk mengetahui apakah data skor intensitas kelompok

kelengkapan sumber belajar dan kemandirian siswa maupun skor prestasi belajar

siswa sudah mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakah uji liliefors, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menghitung Zi

Zi = [Xi –X] SKeterangan :

Xˉ = ƩXi N

S = √ N[ƩXi² - ƩX²] N[N – 1]

Zi = angka bantu

X = rata-rata

S = simpangan baku

2) Untuk setiap angka baku (Zi) dengan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang : F (Zi) = P (Zi < Zi)

3) Hitung S (Zi) = banyaknya Zi,Z2,.....,Nn yang £ Zi N4) Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) dan tentukan harga mutlaknya

5) Cari nilai terbesar selisih F (Zi) - S (Zi) dan jadikan L hitung

51

Page 52: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

6) Tarik kesimpulan :

a) Jika L hitung > L tabel maka ditolak hipotesis statistik, berarti distribusi

sebenarnya tidak normal

b) Jika L hitung < L label, diteriina hipotesis statistik, berarti distribusi

sebenarnya normal (Sudjana S, 1996: 466-468).

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model persamaan linier yang

diperoleh cocok dengan keadaan atau tidak. Langkah-langkah yang digunakan dalam

uji linieritas sebagaimana telah dikemukakan oleh Sudjana sebagai berikut:

1) Nilai X : yang sama harus disusun bersatu dengan Yi pasangannya

2) Menghitung:

a) KJ(1) = [ƩYi² - ƩYi²] Nb) KJ(2) = KJres - KJ(E)

c) KJ(C) = KJres - KJ(TE)

3) Menghitung

a) df(E) = N – K

b) df(TE) = K-2

K = banyaknya kelompok X

4) Menghitung:

a) RJK(E) = JK(E)

df(E)

b) RJK(TE) = JK(TC)

df(TC)

52

Page 53: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

5) Fhitung = JK(TC)

df(E)

6) Ftabel = (l-3)(K-2.N-K)

Jika Fhitung > Ftabel, hipotesis nol ditolak, berarti persamaannya

tidak linier

Jika Fhitung < Ftabel, hipotesis nol diterima, berarti persamaannya

linier (Sudjana S, 1996: 330).

c. Uji Independensi

Uji independensi antar variabel X dilakukan untuk mengetahui bahwa antara

variabel bebas (X1 dan X2) saling lepas atau tidak terjadi korelasi, rumus korelasi

yang digunakan adalah sebagai berikut:

r x1 x2 = N[ƩX1X2] - [ƩX1][ƩX2] √{N[ƩX1²] - [ƩX1²]}{ N[ƩX2²] - [ƩX2²]}Keterangan:

rx1x2 = Koefisien korelasi antar prediktor

X1 = Jumlah skor variabel X1

X2 = Jumlah skor variabel X2

N = Banyaknya sampel

Kriteria uji, jika rhitung < rtabel maka antar variabel bebas tidak

tergantung atau independen.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan

diterima atau ditolak. Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut:

53

Page 54: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

a. Analisis Korelasi Parsial

"Korelasi parsial (partial correlation) adalah korelasi antara sebuah variable

terikat (dependent variable) dengan sebuah variabel bebas tertentu (independent

variable), sementara sejumlah variabel bebas lainnya sifatnya tetap atau konstan"

(Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 352).

Koefisien korelasi parsial dinyatakan dengan rumus :

r Y1,2 = r Y1 - r Y2r12

√(1-rY2²)(1-r12²)

r Y2,1 = r Y2 - r Y1r12

√(1-rY1²)(1-r12²)

Koefisien korelasi Y dengan X1

r Y1 = n ( Ʃ X1Y) - ( Ʃ X1)( Ʃ Y) √ n(Ʃ X1²) - ( Ʃ X1²)[n( Ʃ Y²)( Ʃ Y²)]

Koefisien korelasi Y dengan X2

rY2 = n ( Ʃ X2Y) - ( Ʃ X2)( Ʃ Y) √ n(Ʃ X2²) - ( Ʃ X2²)[n( Ʃ Y²)( Ʃ Y²)]

Koefisien X1 korelasi dengan X2

rY12 = n ( Ʃ X1X2) - ( Ʃ X1)( Ʃ X2) √ n(Ʃ X1²) - ( Ʃ X1²)[n( Ʃ X2²)( Ʃ X2²)]

(Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 352-354).

b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t parsial digunakan untuk menguji koefisien korelasi parsial dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

54

Page 55: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

1) Perumusan hipotesis

H0 : β = 0, tidak ada pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variable terikat

(Y)

H0 : β ≠ 0, ada pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y)

2) Menentukan nilai ttabel dengan tingkat keyakinan 95 % atau α = 5% dan degree of

freedom (df) = n-k

3) Kriteria pengujian

H0 diterima apabila thitung < ttabel

H0 ditolak apabila thitung > ttabel

4) Menentukan nilai t hitung dengan rumus

thitung = b β S Keterangan :

t = nilai t hitung

β = koefisien regresi

S = standar error

5) Menentukan kesimpulan pengujian dengan cara membandingkan antara thitung

dengan t tabel.

6) Apabila , thitung < ttabel maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh yang

positif antara variabel independent dengan variabel dependent.

Apabila thitung > ttabel, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh yang positif antara

variabel independent dengan variabel dependent (Supranto. C, 1994: 285).

d. Analisis Korelasi Berganda

55

Page 56: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Korelasi berganda (multiple correlation) merupakan alat ukur untuk mengetahui

hubungan antara variabel terikat (variabel Y) dengan beberapa variabel bebas (varibel

X1 dan X2) secara serempak dengan ketentuan sebagai berikut :

Korelasi berganda :

r Y12 = √ b1Ʃ x1 y + b2Ʃ x2 y Ʃ Y2 (Djarwanto PS & Pangestu Subagyo, 1998: 350).

e. Uji F

Uji F dilakukan untuk pengujian signifikasi terhadap koefisien korelasi ganda.

Rumus pengujiannya adalah :

F = R² (N – m – 1) m(1 - R²)

Keterangan :

F = harga F garis regresi

N = cacah kasus

m = cacah prediktor

R = koefisien korelasi antara kriterium (y) dengan prediktor (x1

dan x2).

Sebelumnya mencari:

1) JKT = Σy2

2) JK reg= ΣR2(Σy2)

3) Jkres= (1-R2)(Σy2)

4) dbr = N-1

5) db reg = m

6) db res = N-m-1

56

Page 57: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Keterangan : Derajat kebebasan (db) untuk menguji harga F (Sutrisno Hadi,

2000: 26).

f. Analisis Regresi Berganda

Regresi berganda (multiple regression) digunakan untuk mengetahui pertautan

(association) antara variabel terikat (variabel Y) dengan beberapa variable bebas

(varibel XI dan X2) sebagai berikut :

Regresi berganda : Y = a + b1X1 +b2X2

(Djarwanto Ps & Subagyo, 1998 : 309).

g. Uji Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)

1) Sumbangan Relatif (SR) dalam persen (%)

SR%X1 = a1 ƩX1Y a1 ƩX1 + a2 ƩX2Y

2) Sumbangan Efektif (SE) dalam persen (%)

SE%x1 =SR%X1.R2

SE%x2 =SR%X2.R2

(Sutrisno Hadi, 2000: 42)

ANGKETKEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

A. Petunjuk Umum :Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami.1. Tulislah nama dan nomor urut anda di sudut kanan atas pada lembar jawaban.2. Bacalah setiap nomor dengan seksama.

B. Petunjuk Khusus :

57

Page 58: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Tuliskan pendapat Anda terhadap setiap pernyataan ( pertanyaan ) dengan cara memberikan tanda menyilang ( X ) huruf-huruf pada lembar jawaban sebagai berikut :SS : Jika Sangat SetujuS : Jika SetujuTS : Jika Tidak SetujuST S : Jika Sangat Tidak Setuju

C. Pernyataan

No Pernyataan SS S TS STS

1.

2.

3.

4

5.

6.

7

89

10

Berinisiatif tinggiSebelum belajar, saya menyiapkan buku-buku, alat tulis menulis atau peralatan belajar yang lain yang saya butuhkan.

Sesudah ulangan atau tes, saya membiarkan begitu saja soalsoal ulangan tersebut, dan saya tidak peduli apakah saya sudah bisa menjawab atau tidak.

Saya belajar secara teratur tidak hanya ketika akan ulangan saja

Saya belajar sendiri tanpa diperintah oleh orang tua

Pengendalian diri dari dalamKetika bapak/ibu guru memberikan kesempatan untuk bertanyamaka kesempatan itu saya biarkan saja, meskipun ada materipelajaran yang belum saya pahami

Setiap ada permasalahan dalam memahami materi pelajaran, saya bertanya kepada orang lain

Saya meminjam alat tulis menulis atau peralatan belajar lainnyakepada teman

Saya belajar sesuai dengan jadwal yang saya buat Saya baru belajar kalau situasi memungkinkan

Memiliki integritas dan identitas diri

Saya memberikan saran atau usul kepada bapak/ibu guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di dalam kelas

58

Page 59: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Apabila ada soal-soal atau tugas yang sulit, saya berusaha untuk memecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain

Setiap ada pekerjaan rumah (PR) atau tugas dari bapak/ibu guru langsung saya kerjakan pada hari itu juga

Saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR)/tugas yang diberikan bapak/ibu guru sewaktu-waktu dan kapanpun, sesuka hati saya

Saya mengumpulkan pekerjaan rumah (PR)/tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru tepat waktu

Apabila ada pekerjaan rumah (PR)/tugas saya mengumpulkan tugas tersebut sewaktu-waktu atau kapanpun yang penting mengumpulkan

Saya yakin bahwa setiap tugas yang saya kerjakan adalah benar

Kebebasan berekspresi dan berinovasi,

Jika materi pelajaran belum saya pahami saya berusaha mencari buku-buku perpustakaan untuk membantu memahami

Saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR)/tugas dibantu oleh orang lain

Saya merasa bahwa semua pelajaran itu penting dan ada gunanya

Saya suka meminjam buku catatan milik teman untuk disalin di rumah

Sesudah tes/ulangan, saya mencoba mengulang kembali untukmenjawab tes tersebut di rumah

Apabila ada soal-soal yang salah yang belum bisa saya jawab, saya berusaha untuk membetulkannya

Meskipun banyak acara di TV yang menarik,

59

Page 60: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

24

25

26.

saya tetap belajar

Jika ada kesulitan dalam belajar saya biasanya mampu mengatasi masalah sendiri

Kemampuan mengaktualisasikan diri,Saya percaya pada kemampuan saya sendiri bahwa saya akan berhasil dalam belajar

Ketika teman mengajak untuk jalan-jalan, saya tetap memilih untuk belajar

ANGKETKELENGKAPAN SUMBER BELAJAR

A. Petunjuk Umum :Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan tidak akan berpengaruh terhadap reputasi Anda di sekolah ini. Silahkan mengisi dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya berdasarkan pikiran Anda dan sesuai dengan yang Anda alami.1. Tulislah nama dan nomor urut anda di sudut kanan atas pada lembar jawaban.2. Bacalah setiap nomor dengan seksama.

B. Petunjuk Khusus :

60

Page 61: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

Tuliskan pendapat Anda terhadap setiap pernyataan ( pertanyaan ) dengan cara memberikan tanda menyilang ( X ) huruf-huruf pada lembar jawaban sebagai berikut :SS : Jika Sangat SetujuS : Jika SetujuTS : Jika Tidak SetujuST S : Jika Sangat Tidak Setuju

C. Pernyataan

No

.

Pernyataan SS S TS STS

12345678

910

11121314

15

16

17

18

19

Kelengkapan buku acuan dan buku penunjang :Buku paket memadai jumlahnya Buku paket mendukung pembelajaran Buku pendamping memadai jumlahnya Buku pendamping mendukung pembelajaran LKS memadai jumlahnya LKS meningkatkan hasil belajar Bank soal memadai jumlahnya Bank soal meningkatkan kemampuan belajar siswa

Pemanfaatan perpustakaanSarana perpustakaan memadaiRuangan perpustakaan bersih dan nyaman

Sumber belajar non cetak, Alat peraga memadai jumlahnya Alat peraga meningkatkan semangat belajarAlat tulis memadai untuk pembelajaran Kelengkapan alat tulis membantu kelancaran belajar Media belajar elektronik seperti, OHP, radio, televis, computer, infocus tersedia.

Kondisi lingkungan non fisikKebersihan kelas meningkatkan semangat belajar

Orang Sebagai Penyampai pesan dan teknik penyampain pesan Para guru mengajar dengan menggunakan media.Guru selalu menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswaMedia pembelajaran yang digunakan guru selallu bervariasi

61

Page 62: eni23.files.wordpress.com file · Web vieweni23.files.wordpress.com

20Banyak guru yang belum bisa memanfaatkan media elektronik yang tersedia.

62