enterprise theory

3
ENTERPRISE THEORY Sebagai pokok pikiran dalam teori ini, sebuah badan usaha dipandang sebagai institusi sosial dimana keputusan yang diambilnya tercipta dari pengaruh seluruh pihak yang terkait langsung dengannya. Konsep daripada badan usaha ini sendiri tentunya lebih luas dari entitas, karena Enterprise Theory memandang badan usaha memiliki peran langsung dalam masyarakat luas. Oleh karena itu dalam sebuah badan usaha, manajemen dipandang sebagai penjaga (guardian) yang bertanggungjawab terhadap para pihak terkait dari badan usaha (stakeholder). Value Added Income Sebagai institusi sosial, sebuah badan usaha tentu wajib untuk dievaluasi kinerjanya. Kinerja dari badan usaha ini tentu terkait langsung dengan output yang dapat dikonstribusikannya untuk para pihak yang terkait. Dalam pengukuran output tersebut, Suojanen berpendapat bahwa pendekatan Value-added adalah yang paling baik. Value-addded sendiri adalah pengukuran performa atau nilai yang dihasilkan badan usaha dalam periode tertentu. Dalam pendekatan ini, Suojanen menambahkan sebuah laporan pelengkap untuk mengungkapkan Value-added income dan pendistribusiannya. Dalam penyusunan laporan Value-added tidak terdapat standar yang baku. Contoh laporannya adalah sebagai berikut : Value Added Statement

Upload: kongkurus

Post on 28-Jun-2015

347 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Enterprise Theory

ENTERPRISE THEORY

Sebagai pokok pikiran dalam teori ini, sebuah badan usaha dipandang sebagai institusi

sosial dimana keputusan yang diambilnya tercipta dari pengaruh seluruh pihak yang terkait

langsung dengannya. Konsep daripada badan usaha ini sendiri tentunya lebih luas dari entitas,

karena Enterprise Theory memandang badan usaha memiliki peran langsung dalam masyarakat

luas. Oleh karena itu dalam sebuah badan usaha, manajemen dipandang sebagai penjaga

(guardian) yang bertanggungjawab terhadap para pihak terkait dari badan usaha (stakeholder).

Value Added Income

Sebagai institusi sosial, sebuah badan usaha tentu wajib untuk dievaluasi kinerjanya.

Kinerja dari badan usaha ini tentu terkait langsung dengan output yang dapat

dikonstribusikannya untuk para pihak yang terkait. Dalam pengukuran output tersebut,

Suojanen berpendapat bahwa pendekatan Value-added adalah yang paling baik. Value-addded

sendiri adalah pengukuran performa atau nilai yang dihasilkan badan usaha dalam periode

tertentu. Dalam pendekatan ini, Suojanen menambahkan sebuah laporan pelengkap untuk

mengungkapkan Value-added income dan pendistribusiannya.

Dalam penyusunan laporan Value-added tidak terdapat standar yang baku. Contoh

laporannya adalah sebagai berikut :

Value Added Statement

Sales 500 Less :material, supplies,

and service used 170 Value Added 330

Distributio of Value Added :To employees 100To provider of capital

Dividend 50Interest 20 70

To government 100

Page 2: Enterprise Theory

To enterprise of expansion

Profit retained 60Value Added 330

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa nilai dala Value-added ini menggambarkan

kekayaan yang dapat dihasilkan badan usaha dan aliran dari kekayaan itu. Tampak bahwa

dalam Value-added, pajak tidak diakui sebagai beban tetapi sebagai aliran kekayaan atau

restitusi kepada pemerintah.

Dalam pengembangannya, banyak yang percaya bahwa beban penyusutan tidak perlu

dimasukkan dalam Value-added karena dianggap mereduksi objektivitas dari pelaporan sebab

tidak ada aliran kekayaan yang keluar dari badan usaha. Namun hal ini dianggap salah, karena

adanya nilai depresiasi yang dicatat justru menggambarkan kondisi yang sebenarnya dalam

badan usaha. Sebagai contoh, jika terdapat penambahan aset sehingga produksi badan usaha

meningkat namun beban depresiasi tidak dicatat, maka yang akan mendapat apresiasi akan

kenaikan tersebut adalah para pegawai. Tentu hal ini akan sangat bias bari pembaca laporan

tersebut.

Sebagai penutup bagian ini, Enterprise Theory sebenarnya merupakan pelopor dari

konsep akuntansi yang berlaku secara umum. Hal ini dikarenakan, sudut pandang dalam teori

ini berfokus pada kepentingan pihak yang terkait langsung dengan badan usaha. Kepentingan

tersebut dapat berupa informasi aliran kekayaan maupun posisi keuangan badan usaha yang

berguna dalam pengambilan keputusan.