epitel ii

9
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisme tersusun atas sel. Ada yang tersusun atas satu sel dan ada juga yang lebih dari satu sel. Dari gabungan beberapa sel akan membentuk jaringan, dari gabungan beberapa jaringan akan membentuk organ, dari gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ, dan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks struktur tubuhnya. Tubuh organisme tingkat tinggi mula-mula berasal dari satu zigot kemudian membelah secara miosis dan menghasilkan banyak sel, sel-sel ini kemudian mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan sistem organ. Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstra selnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Jaringan epitel dapat mengalami pelipatan ke dalam atau invaginasi menembus jaringan di bawahnya, dan berkembang menjadi sel-sel sekresi atau sel-sel kelenjar. Untuk lebih memahami mengenai bentuk, jenis, macam-macam sel epitel dan segala hal dalam jaringan epitel maka diperlukan pengamatan secara objektif, salah satunya dengan menggunakan mikroskop. Selain itu mahasiswa tidak akan mudah mengerti tentang jaringan epitel hanya dengan membaca diktat atau mendengar penjelasan dari dosen, hal-hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya pengamatan ini. B. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengamati kelenjar uniseluler dan kelenjar multiseluler 2. Untuk mengamati kelenjar mukosa dan serosa 3. Untuk mengamati kelenjar adrenal 4. Untuk mengamati kelenjar keringat dan kelenjar sebaceous II. TINJAUAN PUSTAKA Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstra selnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar (Adnan dan Pagarra, 2011).

Upload: nurul-nisa-muhammad

Post on 04-Jul-2015

112 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: EPITEL II

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Setiap organisme tersusun atas sel. Ada yang tersusun atas satu sel dan ada juga yang lebih dari satu sel. Dari gabungan beberapa sel akan membentuk jaringan, dari gabungan beberapa jaringan akan membentuk organ, dari gabungan beberapa organ akan membentuk sistem organ, dan dari beberapa sistem organ akan membentuk suatu individu. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks struktur tubuhnya. Tubuh organisme tingkat tinggi mula-mula berasal dari satu zigot kemudian membelah secara miosis dan menghasilkan banyak sel, sel-sel ini kemudian mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan sistem organ.

Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstra selnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Jaringan epitel dapat mengalami pelipatan ke dalam atau invaginasi menembus jaringan di bawahnya, dan berkembang menjadi sel-sel sekresi atau sel-sel kelenjar.

Untuk lebih memahami mengenai bentuk, jenis, macam-macam sel epitel dan segala hal dalam jaringan epitel maka diperlukan pengamatan secara objektif, salah satunya dengan menggunakan mikroskop. Selain itu mahasiswa tidak akan mudah mengerti tentang jaringan epitel hanya dengan membaca diktat atau mendengar penjelasan dari dosen, hal-hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya pengamatan ini.B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengamati kelenjar uniseluler dan kelenjar multiseluler 2. Untuk mengamati kelenjar mukosa dan serosa 3. Untuk mengamati kelenjar adrenal4. Untuk mengamati kelenjar keringat dan kelenjar sebaceous

II. TINJAUAN PUSTAKAJaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang susunannya rapat, matriks ekstra

selnya sedikit dan biasanya membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Epitel tersebut biasanya dinamakan epitel penutup. Jaringan epitel dapat juga dijumpai pada berbagai kelenjar, oleh sebab itu dinamakan epitel kelenjar (Adnan dan Pagarra, 2011).

Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting. Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar (Anonima, 2011).

Jaringan epitel kelenjar, yaitu jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekret cair yang kompisisnya berbeda dengan komposisi darah dan cairan intra sel. Proses ini disertai dengan sintesis makromolekul intra sel. Senyawa-senyawa tersebut biasanya disimpan dalam bentuk butir-butir kecil yang disebut granula sekretori (Pagarra dan Adnan, 2010).

Jaringan epitel merupakan perkembangan dari ekstoderm dan endoderm. Epitel terdapat pada setiap permukaan luar dan dalam tubuh untuk melapisi organ-organ tubuh. Epitel yang menutupi permukaan luar tubuh juga dibatasi oleh epithelium yang disebut mesotelium. Ada

Page 2: EPITEL II

juga epithelium yang terbungkus untuk menangkap rangsang dari luar yang disebut neuropitelium (Anonimb, 2011).

Berdasarkan pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Krin berasal dari kata krinos yang berarti memisahkan atau menghasilkan. Kelenjar eksokrin dimaksudkan untuk kelenjar-kelenjar yang biasanya mempunyai saluran keluar untuk mengangkut hasil kelenjarnya yang selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Apabila hasilnya diangkut oleh pembuluh darah atau pembuluh limfa, maka kelenjar demikian dimasukkan kedalam kelenjar endokrin atau kelenjar hormon. Karena kelenjar hormon tidak memiliki saluran keluar kadang-kadang dinamakan juga sebagai kelenjar buntu dan hasilnya dinamakan hormon. Namun bagi beberapa kelenjar endokrin yang tidak mempunyai saluran keluar tidak dapat dimasukkan sebagai kelenjar hormon (Anonimc, 2011).

III.METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat

Hari / tanggal : Kamis, 28 April 2011Waktu : Pukul 11.40 s.d 13.20 WitaTempat : Laboratorium Biologi Lantai III sebelah timur FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan1. Alat berupa mikroskop2. Bahan:

a. Preparat Duodenum b. Preparat Pankreas dan Papilla Sirkuvalata c. Preparat Kelenjar Adrenald. Preparat Human Brown Skin

C. Prosedur Kerja1. Menyiapkan alat dan bahan yang sudah disediakan.2. Menempatkan mikroskop pada ruang yang bercahaya.3. Mengambil preparat kelenjar uniseluler dan kelenjar multiseluler kemudian

meletakkannya di atas meja sediaan.4. Mengamati preparat yang telah terlihat pada mikroskop.5. Menggambar hasil pengamatan.6. Melakukan poin 3 sampai 5 pada preparat kelenjar mukosa dan serosa, kelenjar

adrenal (kelenjar endokrin), dan kelenjar keringat dan kelenjar sebaceus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Praktikum

1. Pengamatan IBahan : Preparat DuodenumPembesaran : 10 x 10

Keterangan:1. Sel-sel epitel

silindris2. Sel argentiva3. Sel goblet4. Mebran basal

Page 3: EPITEL II

2. Pengamatan IIBahan : Preparat Papilla sirkumvalata dan PankreasPembesaran : 10 x 10

Papilla sirkumvalata

Pankreas

Keterangan:1. Papilla filiformis2. Kelenjar serosa3. Kelenjar mukosa4. Epitel kubus5. Epitel pipih

Keterangan:1. Sel-sel asiner2. Pulau langer

hangs3. Sel alpha4. Sel beta

3. Pengamatan IIIBahan : Preparat Kelenjar adrenalPembesaran : 10 x 10

Page 4: EPITEL II

Keterangan :1. Zona glomerulus2. Zona vasikulata3. Zona retikuler4. Medulla

4. Pengamatan IV Bahan : Preparat Human Brown SkinPembesaran : 10 x 10

Keterangan :1. Kelenjar

sebaceous2. Kelenjar keringat

B. Pembahasan1. Pengamatan I

Pada pengamatan struktur duodenum dapat dilihat adanya deretan epitel silindris selapis yang biasa disebut jonjot-jonjot usus (vili), terdapat dua buah sel tidak berinti yang saling tertumpuk, bagian atas disebut sel goblet (menghasilkan mukus atau lendir) dan bagian bawah disebut sel argentafin, kedua sel ini saling berorganisasi sehingga menghasilkan enzim yang dalam hal ini membantu proses pencernaan dalam tubuh.

2. Pengamatan IIPada pengamatan epitel kelenjar pada papilla filiformis yang terdapat pada lidah.

Dari hasil pengamatan dapat dilihat sel epitel berlapis banyak pipih pada kelenjar mukosa, struktur luar dari kelenjar mukosa ini berbentuk lonjong dengan rongga di tengah yang disebut lamella. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan enzim. Selain itu

Page 5: EPITEL II

juga terdapat sel-sel epitel kubus yang berlapis membentuk sebuah kelenjar melingkar, dan juga memiliki rongga yang disebut lamella, sehingga kelenjar ini dapat membentuk hormon pada lidah. Hal ini menyebabkan adanya pengecap rasa pada lidah.

3. Pengamatan IIIPada pengamatan kelenjar adrenal terlihat 3 zona, dimana zona teratas adalah

zona gromerolus dimana lapisan ini seprti serabut yang bertumpuk satu sama lain. Zona kedua yaitu zona vasikulata yang berbentuk persegi panjang yang bertumpuh pada kedua zona atau anatara zona gromerolus dan zona retikuler, dan zona yang terakhir adalah zona retikuler yang berlapis banyak dan dibawah zon ini terdapat medula sebagai alat pengeluaran sekret berupa hormon.

4. Pengamatan IVPada pengamatan Human Brown Skin, dimana pengamatan yang dilakukan di

khususkan pada akar-akar rambut dimana disinilah terdapat kelenjar minyak sebagai kelenjar eksokrin (yang memiliki saluran pengeluaran). Pengamatan menujukkan sel-sel epitel pada sekitar akar-akar rambut, bulbus rambut, folikel rambut, dan matriks rambut. Kelenjar minyak yang memiliki saluran pengeluaran akan bekerja pada saat aktivitas tubuh, dan biasanya akan berperan dalam menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.

5. Pengamatan VPada pengamatan organ pancreas dapat dilihat beberapa sel-sel yang tersusun

berbentuk ulat dan mengelilingi pulau-pulau langerhans, sel ini tersusun atas beberapa sel-sel epitel yang saling berhubungan. Namun pada pengamatan ini tidak terlihat jelas susunan sel-sel epitel tersebut, sehingga tidak dapat dibuktikan pada gambar hasil pengamatan. Sel-sel asiner yang mengelilingi pulau-pulau langerhans dan di dalamnya terdapat sel alfa dan sel beta. Pankreas ini adalah salah satu jenis kelenjar endokrin multiseluler yang terdiri dari berbagai unit sel-sel yang saling berhubungan satu sama lain.

V. PENUTUPA.Kesimpulan

1. Pada duodenum terlihat adanya deretan epitel silindris selapis yang biasa kita sebut jonjot-jonjot usus (vili), terdapat dua buah sel yang tidak berinti yang saling tertumpuk, bagian atas disebut sel goblet yang menghasilkan mukus atau lendir dan bagian bawah disebut sel argentafin.

2. Pada Papilla Filiformis terlihat adanya dua buah kelenjar yaitu kelenjar serosa yang disusun atas sel epitel berlapis banyak pipih, dan mukosa yang tersusun atas sel epitel banyak kubus.

3. Pada struktur Kelenjar adrenal disusun atas tiga zona yaitu, zona gromerolus, zona vasikulata, dan zona retikuler. Selain itu terdapat medulla pada bagian bawahnya.

4. Human brown Skin yang didalamnya terdapat rambut, yang memiliki kelenjar minyak yang meruapakan salah satu contoh dari kelenjar eksokrin yang memiliki saluran pengeluaran.

5. Pankreas yang terdiri dari sel-sel asiner mengelilingi pulau-pulau langerhans yang didalamnya terdapat sel alfa dan sel beta. Kelenjar pankreas merupakan salah satu jenis kelenjar endokrin multiseluler.

B. Saran1. Diharapkan agar praktikan lebih teliti dan serius dalam paktikum agar tujuan

praktikum dapat tercapai.

Page 6: EPITEL II

2. Diharapka agar kakak asisten mendampingi praktikan saat kegiatan praktikum berlangsung.

3. Diharapkan kepada kepala laboran agar menyiapkan mikroskop yang benar-benar bagus guna melancarkan kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. & Pagarra, Halifah. 2011. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonima , 2011. Jaringan Epitel, http://histofkgsp.blogspot.com. Diakses pada senin 9 Mei 2011.

Anonimb , 2011. Jaringan Epitel, http://www.syiham.co.cc. Diakses pada senin 9 Mei 2011.

Anonimc , 2011. Epitel Kelenjar, http://histovet1.blogspot.com. Diakses pada senin 9 Mei 2011.

Halifa, Pagarra. & Adnan. 2010. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Page 7: EPITEL II