etika akuntan profesional

104
7/17/2019 Etika Akuntan Profesional http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 1/104 Markus Sotardodo (1406659594) Pungkas Hadiwibowo (1406659695) Junior Fredrick Agni (1406659902) ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL 1

Upload: markus-sotardodo

Post on 07-Jan-2016

41 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Mengenai etika Akuntan. Dengan studi kasus WorldCom

TRANSCRIPT

Page 1: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 1/104

Markus Sotardodo

(1406659594)

Pungkas Hadiwibowo

(1406659695)

Junior Fredrick Agni

(1406659902)

ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL

1

Page 2: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 2/104

2

Agenda 

Kode Etik Profesi Akuntan PublikAkuntan Pemerintah (BPK dan BPKP)

Akuntan Publik (IAPI)

1

IFAC Code Of Ethic Part B

CCAB

Kasus Worldcom3

2

Page 3: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 3/104

3

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

Dasar Hukum

Tugas Pokok Fungsi

Kode Etik

Contoh Kasus Pelanggaran Kode Etik BPK RI

Latar Belakang :

Page 4: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 4/104

4

Dasar Hukum:

Undang-Undang Dasar 1945 ( Perubahan Undang-Undang Dasar1945 Bab VIIIA Pasal 23 E, F, G)

Pasal 23E1. Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan

Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

2. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.

3. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai denganundang-undang.

Pasal 23F

1 Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikanpertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.

2 Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota

Pasal 23G

1. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-undang

Peraturan Turunan :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

Page 5: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 5/104

5

• BPK?

Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga

negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawabkeuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

BPK merupakan satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

BPK mempunyai 9 (sembilan) orang anggota, yang keanggotaannya diresmikandengan Keputusan Presiden.

Susunan BPK terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua

merangkap anggota, dan 7 (tujuh) orang anggota.

Page 6: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 6/104

6

Page 7: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 7/104

7

Page 8: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 8/104

8

Page 9: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 9/104

9

• Tugas

> BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank

Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik

Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara

Pelaksanaan pemeriksaan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan

berdasarkan undang-undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara.> Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

> Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut

kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang  – 

undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut

> Laporan BPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijadikan dasar penyidikan oleh

pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Page 10: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 10/104

10

a. menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,

menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan

laporan pemeriksaan;

b. meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit

organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank

Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik

Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara;

c. melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, ditempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta

pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening

koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan

keuangan negara;

d. menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;

e. menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan

Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;

• Wewenang

Page 11: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 11/104

11

f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara;

g. menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk

dan atas nama BPK

h. membina jabatan fungsional Pemeriksa;

i. memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan

 j. memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah

Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah

Daerah.

• Wewenang

Page 12: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 12/104

12

Pentingnya Kode Etik di BPK

• Kewenanagan judgemental (“subyektif ”) atas unsur pidana

• Kewenangan menentukan terjadinya kerugian negara atau

”dapat” mengakibatkan kerugian negara.

BPK super body ?

• Tidak ada pengawas atas kinerja BPK

• Tanggung Jawab hanya secara normatif kepada “rakyat”. 

Lembaga Tinggi Negara

Page 13: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 13/104

13

KODE ETIK BPK

Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2011 Tentang

Majelis Kehormatan Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan

Peraturan BPK RI Nomor 2 Tahun 2011 Tentang

Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan.

Page 14: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 14/104

14

Tujuan dan Ruang Lingkup

Kode Etik bertujuan untuk memberikan pedoman yang wajib ditaati oleh

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya untuk mewujudkanBPK yang berintegritas, independen, dan profesional demi kepentingan

negara.

Kode Etik ini berlaku bagi Anggota BPK, Pemeriksa, dan PelaksanaBPK Lainnya.

Nilai Dasar Kode Etik BPK terdiri dari Integritas, Independensi, dan

Profesionalisme

Page 15: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 15/104

15

Substansi Pengaturan

a. Nilai Dasar merupakan kristalisasi moral yang Primus Inter Pares dan melekat pada

diri manusia serta menjadi patokan dan ideal (cita-cita) dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai Dasar Kode Etik BPK terdiri dari Integritas, Independensi, dan Profesionalisme.

c. Kode Etik harus diwujudkan dalam sikap, ucapan, dan perbuatan Anggota BPK,

Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara/Pejabat Negara

dalam melaksanakan pemeriksaan dan dalam kehidupan sehari-hari, baik selaku

Individu dan Anggota Masyarakat, maupun selaku Warga Negara.

Page 16: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 16/104

16

Implementasi

• Bagian Kesatu: Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Individu dan Anggota Masyarakat

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya wajib:

a. mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia;

b. menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan hidup bermasyarakat;

c. bersikap jujur dan bertingkah laku sopan; dan

d. menjunjung tinggi nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:

a. menunjukkan keberpihakan dan dukungan kepada kegiatan-kegiatan politik praktis;

b. memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain dan/atau masyarakat;

c. melakukan kegiatan baik secara sendiri-sendiri maupun dengan orang lain yang secara

langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara; dan

d. melakukan kegiatan yang dapat menguntungkan kelompoknya dengan memanfaatkan

status dan kedudukannya baik langsung maupun tidak langsung.

Page 17: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 17/104

17

• Bagian Kedua: Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Warga Negara

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya wajib:

a. mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

c. menjaga nama baik, citra, dan kehormatan bangsa dan negara.

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya dilarang:

a. menjadi anggota organisasi yang dinyatakan dilarang secara sah di wilayah Republik

Indonesia dan organisasi lain yang menimbulkankeresahan masyarakat; dan

b. menjadi perantara dalam pengadaan barang dan/atau jasa di lingkungan pemerintah. 

Page 18: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 18/104

18

• Bagian Ketiga: Anggota BPK selaku pejabat negara

Anggota BPK selaku Pejabat Negara wajib:

a. melaksanakan sumpah atau janji yang diucapkan ketika mulai memangku

 jabatannya;

b. menjaga rahasia negara atau rahasia jabatan;

c. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang,

dan/atau golongan;

d. menghindari terjadinya benturan kepentingan;e. menunjukkan sikap kemandirian dalam pengambilan keputusan;

f. bertanggung jawab, konsisten, dan bijak; dan

g. menerapkan secara maksimal prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan

bersih

B i K i

Page 19: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 19/104

19

• Bagian Ketiga: Anggota BPK selaku pejabat negara

Anggota BPK selaku Pejabat Negara dilarang:

a. memanfaatkan status, kedudukan, dan peranannya selaku pejabat negara untuk kepentingan

pribadi, seseorang, dan/atau golongan;

b. memanfaatkan hasil pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;

c. memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;

d. menjalankan pekerjaan dan profesi lain yang dapat mengganggu independensi, integritas, dan

profesionalismenya selaku Anggota BPK;

e. mengungkapkan temuan pemeriksaan yang masih dalam proses penyelesaian kepada pihak laindi luar BPK;

f. mempublikasikan hasil pemeriksaan sebelum diserahkan kepada lembaga perwakilan;

g. memberikan asistensi dan jasa konsultasi terhadap kegiatan entitas yang menjadi obyek

pemeriksaan; dan

h. memerintahkan dan/atau mempengaruhi dan/atau mengubah temuanpemeriksaan, opini,

kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau bukti-bukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, sehingga temuan pemeriksaan, opini, kesimpulan,

dan rekomendasi hasil pemeriksaan menjadi tidak obyektif.

B i K

Page 20: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 20/104

20

• Bagian Keempat:Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara

Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara wajib:

a. bersikap jujur, tegas, bertanggung jawab, obyektif, dan konsisten dalam mengemukakan

pendapat berdasarkan fakta pemeriksaan;

b. menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tidak berkepentingan;

c. mampu mengendalikan diri dan bertingkah laku sopan, serta saling mempercayai untuk

mewujudkan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas;

d. menunjukkan sikap kemandirian dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, menghindari

terjadinya benturan kepentingan;

e. menyampaikan hasil pemeriksaan yang mengandung unsur pidana sesuai dengan prosedur

kepada Pimpinan BPK;

f. melaksanakan tugas pemeriksaan secara cermat, teliti, dan akurat sesuai dengan standar dan

pedoman yang telah ditetapkan;

g. memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi temuan dan kesimpulan

pemeriksaan serta mencantumkannya dalam laporan hasil pemeriksaan;

h. meningkatkan pengetahuan dan keahliannya; dan

i. melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar dan pedoman pemeriksaan.

B i K t

Page 21: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 21/104

21

• Bagian Keempat:Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara

Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara dilarang:

a. meminta dan/atau menerima uang, barang, dan/atau fasilitas lainnya baik langsung maupun

tidak langsung dari pihak yang terkait dengan pemeriksaan;

b. menyalahgunakan dan melampaui wewenangnya baik sengaja atau karena kelalaiannya;

c. menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau

golongan;

d. memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan atau jabatannya untuk

kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan;

e. memaksakan kehendak pribadi kepada pihak yang diperiksa;

f. menjadi anggota/pengurus partai politik;

g. menjadi pengurus yayasan, dan/atau badan-badan usaha yang kegiatannya dibiayai anggaran

negara;

h. memberikan asistensi atau jasa konsultasi atau menjadi narasumber dalam bidang pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara;

i. mendiskusikan pekerjaannya dengan pihak yang diperiksa di luar kantor BPK atau di luar kantor

atau area kegiatan obyek yang diperiksa;

 j. melaksanakan pemeriksaan terhadap pejabat pengelola keuangan negara yang memiliki

hubungan pertalian darah dan semenda sampai derajat ketiga;

B i K t

Page 22: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 22/104

22

• Bagian Keempat:Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara

Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya selaku Aparatur Negara dilarang:

k. melaksanakan pemeriksaan pada obyek dimana Pemeriksa pernah bekerja selama 2 (dua) tahun

terakhir;

l. merubah tujuan dan lingkup pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam program pemeriksaan

tanpa persetujuan Penanggung Jawab Pemeriksaan;

m. mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan atau substansi hasil pemeriksaan kepada media

massa dan/atau pihak lain, tanpa ijin atau perintah dari Anggota BPK;

n. mengubah temuan atau memerintahkan untuk mengubah temuan pemeriksaan, opini,

kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau buktibukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil

pemeriksaan menjadi tidak obyektif; dan

o. mengubah dan/atau menghilangkan bukti hasil pemeriksaan.

Page 23: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 23/104

23

• Hukuman Kode Etik bagi Anggota BPK

• a. peringatan tertulis apabila melakukan pelanggaranterhadap kewajiban dan larangan yang berdampak negatifterhadap organisasi BPK; atau

• b. pemberhentian dari keanggotaan BPK tertulis apabilamelakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan laranganyang berdampak negatif terhadap pemerintah dan/ataunegara.

Jenis hukuman bagi Anggota BPK berupa: 

• Hukuman tersebut ditetapkan oleh Majelis KehormatanKode Etik yang disahkan melalui Sidang Pleno BPK

Penetapan :

Page 24: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 24/104

24

• Hukuman Kode Etik bagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya

• a. Teguran tertulis apabila melakukan pelanggaranterhadap kewajiban dan larangan yang berdampak negatifpada unit kerja;

• b. Hukuman sedang apabila melakukan pelanggaran

terhadap kewajiban dan larangan yang berdampak negatifpada organisasi BPK;atau

• c. Hukuman berat melakukan pelanggaran terhadapkewajiban dan larangan yang berdampak negatif padapemerintah dan/atau negara.

Jenis hukuman bagi Anggota BPK berupa: 

• Hukuman tersebut ditetapkan oleh Majelis KehormatanKode Etik yang disahkan melalui Sidang Pleno BPK

Penetapan :

Page 25: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 25/104

25

• Tingkat dan jenis hukuman bagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK Lainnya

berupa:

a. hukuman ringan berupa teguran tertulis dan dicatat dalam Daftar Induk Pegawai (DIP);

b. hukuman sedang yang terdiri dari:

1. penangguhan kenaikan peran Pemeriksa dan tidak melaksanakan pemeriksaan paling singkat 1

(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun;

2. penurunan peran Pemeriksa dan tidak melaksanakan pemeriksaan paling singkat 1 (satu) tahun

dan paling lama 5 (lima) tahun; atau

3. diberhentikan sementara sebagai peran Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama

5 (lima) tahun;

c. hukuman berat yang terdiri dari:

1. diberhentikan sementara sebagai Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun, paling lama 5 (lima)

tahun; atau

2. diberhentikan sebagai Pemeriksa.

d. Hukuman tambahan berupa pengembalian uang dan/atau barang dan fasilitas lainnya yang telah

diperoleh secara tidak sah dan/atau pengurangan penghasilan yang diterima.

e. Data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan jenis hukuman.

Page 26: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 26/104

26

Hukuman atas pelanggaran Kode Etikbagi Pemeriksa dan Pelaksana BPK

Lainnya tidak membebaskan darituntutan atas pelanggaran disiplinPegawai Negeri Sipil

Page 27: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 27/104

27

Majelis Kehormatan Kode Etik

Berdasarkan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2011

1

3

2 Majelis Kehormatan menjalankan tugasnya secara independen

4

Majelis Kehormatan berkedudukan di Kantor Pusat BPK

Majelis Kehormatan beranggotakan 5 (lima) orang yang terdiri dari:

a. 3 (tiga) orang Anggota BPK;

b. 1 (satu) orang dari unsur profesi; dan

c. 1 (satu) orang dari unsur akademisi.

Susunan Majelis Kehormatan terdiri atas seorang Ketua merangkap Anggota

dan 4 (empat) orang Anggota.

Ketua Majelis Kehormatan dipilih dan ditetapkan oleh Sidang BPK.

Page 28: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 28/104

28

Majelis Kehormatan Kode Etik

Anggota Majelis Kehormatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dipilih

dan ditetapkan oleh Sidang BPK5

7

6Masa jabatan Anggota Majelis Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah 1 (satu) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa

 jabatan

Untuk dapat dipilih sebagai Anggota Majelis Kehormatan, calon yang berasal dari

unsur profesi dan akademisi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:a. warga negara Indonesia;

b. tidak menjadi anggota partai politik;

c. memiliki reputasi dan kredibilitas yang diakui oleh masyarakat;

d. memiliki kompetensi di bidang profesi atau akademis;

e. memiliki integritas dan independensi yang diperlukan untuk menegakkan Kode

Etik;

f. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telahmempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam

dengan hukuman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

g. sehat jasmani dan rohani; dan

h. sekurang-kurangnya berusia 50 (lima puluh) tahun

Page 29: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 29/104

29

Majelis Kehormatan Kode Etik

Dalam rangka pengangkatan Anggota Majelis Kehormatan dari unsur profesi dan

unsur akademisi, BPK dapat meminta pendapat dan informasi kepada asosiasi

profesi atau perguruan tinggi tertentu8

10

9 Anggota Majelis Kehormatan yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik wajib

mengundurkan diri

Sidang BPK menunjuk pengganti Anggota Majelis Kehormatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) untuk melaksanakan tugas sebagai Anggota SementaraMajelis Kehormatan.

Page 30: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 30/104

30

• Tugas dan Wewenang Majelis Kehormatan Kode Etik

• a. Ketua BPK;

• b. Wakil Ketua BPK;

• c. Anggota BPK;

• d. Pemeriksa; dan• e. Pelaksana BPK lainnya

Melakukan Pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik yang

dilakukan oleh: 

• Majelis Kehormatan dapat membentuk Tim Kode Etik yang bersifat

ad hoc guna melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaranKode Etik dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak menerimalaporan dari Panitera.

Memutuskan ada atau tidak adanya pelanggaran Kode Etik

Dalam hal dugaan pelanggaran Kode Etik

dilakukan oleh Pemeriksa atau Pelaksana BPK

Lainnya , Anggota Majelis Kehormatan yang

membawahi satuan kerja para pihak tersebut

tidak diikutsertakan dalam pemeriksaan atas

dugaan pelanggaran Kode Etikdimaksud

Page 31: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 31/104

31

• Tugas dan Wewenang Majelis Kehormatan Kode Etik

> Dalam melaksanakan tugas , Majelis Kehormatan berwenang untuk:

a. memanggil dan meminta keterangan dan/atau data kepada:

1. pelapor;

2. pihak yang dilaporkan; dan/atau

3. para saksi.

b. memberikan rekomendasi kepada Sidang BPK mengenai penjatuhan dan jenis sanksi yang

dapat dikenakan kepada pihak yang terbukti melanggar Kode Etik

> Tim Kode Etik ditunjuk oleh Majelis Kehormatan dan ditetapkan dengan Keputusan KetuaMajelis Kehormatan;

> Tim Kode Etik mempunyai fungsi membantu dan mendukung pelaksanaan tugas Majelis

Kehormatan;

> Dalam melaksanakan fungsinya, Tim Kode Etik mempunyai tugas sebagai berikut:

a. melakukan pemeriksaan atas dugaaan pelanggaran Kode Etik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10 ayat (3); danb. melaporkan hasil pemeriksaan atas dugaan pelanggaran Kode Etik kepada Majelis

Kehormatan.

Page 32: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 32/104

32

• Tata Cara Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik

> Laporan tentang dugaan pelanggaran Kode Etik dapat diajukan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan atau merasa dirugikan, antara lain:

a. pejabat/pegawai dari entitas pemeriksaan BPK.

b. rekan sejawat; atau

c. masyarakat.

> Laporan tersebut menguraikan:

a. identitas pelapor dan pihak yang dilaporkan; dan

b. perbuatan yang dilaporkan.

> Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Panitera untuk diberi nomor

registrasi perkara.

> Anggota BPK atau satuan kerja pelaksana BPK yang menerima laporan tentang dugaan

pelanggaran Kode Etik wajib meneruskan laporan tersebut kepada Panitera.

> Panitera menyampaikan laporan tentang dugaan pelanggaran Kode Etik kepada Ketua Majelis

Kehormatan paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak laporan diterima oleh Panitera.

> Majelis Kehormatan atau Tim Kode Etik menetapkan waktu Sidang Majelis Kehormatan atau

Sidang Tim Kode Etik guna melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran Kode Etik.

> Sidang Majelis Kehormatan diselenggarakan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

sejak diterimanya laporan hasil penelitian dari Panitera.

Page 33: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 33/104

33

• Tata Cara Pemeriksaan Pelanggaran Kode Etik

> Pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik dilakukan dalam Sidang Majelis Kehormatan atau

Sidang Tim Kode Etik yang bersifat tertutup;

> Pemeriksaan terhadap pihak pelapor dan pihak yang dilaporkan dilakukan dalam waktu yangberbeda;

> Sidang dilakukan di tempat kedudukan Majelis Kehormatan atau di Kantor Perwakilan BPK;

> Pihak yang dilaporkan wajib hadir dalam Sidang Majelis Kehormatan atau Sidang Tim Kode Etik

dan tidak dapat diwakilkan atau didampingi oleh pihak lain.

> Pihak yang dilaporkan berhak untuk melakukan pembelaan diri, Dalam rangka pembelaan diri,

pihak yang dilaporkan berhak untuk mengajukan saksi dan/atau alat bukti lainnya.

> Majelis Kehormatan mengambil putusan dalam Sidang Majelis Kehormatan berdasarkan hasil

pemeriksaan Majelis Kehormatan atau Tim Kode Etik

> Putusan Majelis Kehormatan dapat berupa:

a. menyatakan bahwa pihak yang dilaporkan terbukti melanggar Kode Etik; atau

b. menyatakan bahwa pihak yang dilaporkan tidak terbukti melanggar Kode Etik.

> Dalam hal Putusan menyatakan bahwa pihak yang dilaporkan terbukti melanggar Kode Etik,

maka BPK mengadakan Sidang BPK untuk memutuskan sanksi yang akan dijatuhkan.

Page 34: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 34/104

34

•Ali Masykur didugamelakukan pelanggrankode etik sejak mengikutikonvensi Capres PartaiDemokrat

• Serta hadir memberikandukungan pada pasanganPrabowo-Hatta di RumahPolonia pada 28 juni 2014

dan di KPU pada 1 juni 2014

•Diduga melanggar kode etikatas tindakannya memberikandukungan pemenangpasangan Capres Prabowo-Hatta, menjadi anggota

Dewan Pakar Tim KampanyePrabowo-Hatta

•Anggota BPK Masa Bakti2009-2014) Ali MasykurMusa Dilaporkan ke MKKEBPK

CONTOH KASUS

KODE ETIK BPKRI

PELANGGARAN

Page 35: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 35/104

35

Page 36: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 36/104

36

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Page 37: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 37/104

37

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN(BPKP)

Dasar Hukum

Tugas Pokok Fungsi

Kode Etik

Latar Belakang :

Page 38: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 38/104

38

Dasar Hukum:

Keputusan Presiden Nomor 103 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemensebagaimana telah beberapa kali diubah,terakhir dengan Peraturan Presiden No 64

tahun 2005

Pasal 52

BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

Page 39: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 39/104

39

Tugas: menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan

 pembangunan nasional

Tugas Pokok Fungsi

Fungsi :

1.  Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum

negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain

berdasarkan penugasan dari Presiden;

2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan,

pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas

pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh

atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha

dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;

3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap

instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis;

5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat

kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit isvestigatif terhadap

kasuskasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan

kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,dan upaya pencegahan korupsi;

F i

Page 40: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 40/104

40

Fungsi :

6. pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara/daerah dan pembangunan nasional bersamasama dengan aparat pengawasan intern

pemerintah lainnya;

7. pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalianintern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya

terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah

Daerah;

9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan

perundangundangan;

10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;

11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan

sistem pengendalian intern pemerintah;

12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas

penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan

14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan,

organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian,perlengkapan dan rumah tangga.

Page 41: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 41/104

41

KODE ETIK BPKP

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara NomorPER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat PengawasanIntern Pemerintah (APIP).

Maksud ditetapkannya Kode Etik APIP adalah tersedianya pedomanperilaku bagi auditor dalam menjalankan profesinya dan bagiatasan auditor APIP dalam mengevaluasi perilaku auditor APIP

Page 42: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 42/104

42

Tujuan dan Ruang Lingkup

Tujuan Kode Etik adalah:

1. Mendorong sebuah budaya etis dalam profesi APIP;

2. Memastikan bahwa seorang profesional akan bertingkah laku pada

tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan PNS lainnya;

3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-

prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit

sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang

optimal dalam pelaksanaan audit.

Kode Etik APIP ini diberlakukan bagi:

1. Auditor;

2. PNS/petugas yang diberi tugas oleh APIP untuk melaksanakan

pengawasan dan pemantauan tindak lanjutnya;

Page 43: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 43/104

43

Prinsip-Prinsip Perilaku

Auditor wajib mematuhi prinsip-prinsip perilaku berikut ini:

1. Integritas

Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana,dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar

bagi pengambilan keputusan yang andal.

2. Obyektivitas

Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam

mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/informasi auditi. Auditor APIP

membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhioleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

3. Kerahasiaan

Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan

tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai, kecuali

diharuskan oleh peraturan perundang-undangan.4. Kompetensi

Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang

diperlukan untuk melaksanakan tugas.

il k

Page 44: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 44/104

44

Aturan Perilaku

Auditor wajib mematuhi aturan perilaku berikut ini:

1. Integritas

a. melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh;

b. menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan

organisasi dalam melaksanakan tugas;

c. mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan

segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan profesi yang

berlaku;

d. menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;

e. tidak menjadi bagian kegiatan ilegal, atau mengikatkan diri pada tindakan-

tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;

f. menggalang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor dalam pelaksanaan

audit;g. saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama auditor

A il k

Page 45: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 45/104

45

Aturan Perilaku

2. Obyektivitas

a. mengungkapkan semua fakta material yang diketahuinya yang apabila tidak

diungkapkan mungkin dapat mengubah pelaporan kegiatan-kegiatan yang diaudit;

b. tidak berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan-hubungan yang mungkin

mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak memihak atau yang

mungkin menyebabkan terjadinya benturan kepentingan;

c. menolak suatu pemberian dari auditi yang terkait dengan keputusan maupun

pertimbangan profesionalnya.

3. Kerahasiaan

a. secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh dalam

audit;

b. tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan

pribadi/golongan di luar kepentingan organisasi atau dengan cara yang bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan.

A P il k

Page 46: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 46/104

46

Aturan Perilaku

4. Kompetensi

a. melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit;

b. terus menerus meningkatkan kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas hasilpekerjaan;

c. menolak untuk melaksanakan tugas apabila tidak sesuai dengan pengetahuan,

keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.

P l

Page 47: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 47/104

47

Pelanggaran

> Tindakan yang tidak sesuai dengan Kode Etik tidak dapat diberi toleransi meskipun

dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi, atau

diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.

> Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan lain

melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.

> Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran Kode Etik oleh auditor kepada

pimpinan organisasi.

> Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan pelanggaran Kode Etik ditangani oleh Badan

Kehormatan Profesi, yang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlahganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan Profesi

diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan APIP.

> Dalam hal-hal tertentu yang menurut pertimbangan profesionalnya, seorang auditor

dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan perilaku tertentu. Permohonan

pengecualian atas penerapan Kode Etik tersebut harus dilakukan secara tertulis

sebelum auditor terlibat dalam kegiatan atau tindakan yang dimaksud.

> Persetujuan untuk tidak menerapkan Kode Etik hanya boleh diberikan oleh pimpinan

APIP

S k i

Page 48: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 48/104

48

Sanksi

> Auditor APIP yang terbukti melanggar Kode Etik akan dikenakan sanksi oleh pimpinan

APIP atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentuk-bentuk sanksi yang

direkomendasikan oleh Badan Kehormatan Profesi antara lain berupa :

a. teguran tertulis;

b. usulan pemberhentian dari tim audit;

c. tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.

Dalam beberapa hal, pelanggaran terhadap Kode Etik dapat dikenakan sanksi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Page 49: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 49/104

49

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK

Latar Belakang

Kode Etik Bagian A

Kode Etik Bagian B

• Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Page 50: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 50/104

50

• Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

• Diatur dalam Pasal 43 UU AP Asosiasi Profesi Akuntan Publik, MenteriKeuangan menetapkan hanya 1 asosiasi yakni IAPI dan mempunyaiwewenang :

• a. menyusun dan menetapkan SPAP;

• b. menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik;

• c. menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan; dan

• d. melakukan reviu mutu bagi anggotanya.

• Diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2015 Tentang PraktikAkuntan Publik

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 Tentang AkuntanPublik 

• Di atur dalam Pasal 24 sd Pasal 31 UU Akuntan Publik

Hak Kewajiban dan Larangan Akuntan Publik

Page 51: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 51/104

51

Latar Belakang

> Salah satu misi Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”)  adalah untuk menyusun

dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang

berkualitas dengan mengacu pada standar internasional.

> Sehubungan dengan hal tersebut, IAPI telah memberikan tanggung jawab kepada

Dewan Standar Profesional Akuntan Publik IAPI untuk mengembangkan dan

menetapkan suatu standar profesi dan kode etik profesi yang berkualitas yang

berlaku bagi profesi akuntan publik di Indonesia> Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik“) ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

Bagian A : menetapkan prinsip dasar etika profesi dan memberikan kerangka

konseptual untuk penerapan prinsip tersebut.

Bagian B : dari Kode Etik ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka

konseptual tersebut pada situasi tertentu.

L t B l k

Page 52: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 52/104

52

Latar Belakang

> Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus

diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (“KAP“) atau Jaringan

KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota

IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selainassurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk

tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di atas selanjutnya disebut ”Praktisi”.

> Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan

 jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan

Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan

kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yang diatur

dalam Kode Etik ini.

> Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan

etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan

etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau

peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisitersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam

perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku

tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi

lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini

Page 53: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 53/104

53

• BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

Page 54: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 54/104

54

• BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

(a) Prinsip integritas.

Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan

hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

(b) Prinsip objektivitas.

Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau

pengaruh yang tidak layak (undueinfluence) dari pihak-pihak lain memengaruhi

pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.(c) Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian

Profesional (professional competence and due care). Setiap Praktisi wajib

memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang

dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat

menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan

perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode

pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai

dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa

profesionalnya

Page 55: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 55/104

55

• BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

(d) Prinsip kerahasiaan.

Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai hasil dari

hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh mengungkapkan

nformasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi

kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan

ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang

diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakanoleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.

(e) Prinsip perilaku profesional.

Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus

menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Pendekatan Kerangka Konseptual

Page 56: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 56/104

56

> Ancaman terhadap kepatuhan Praktisi pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi

dalam situasi tertentu ketika Praktisi melaksanakan pekerjaannya. Karena

beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk menjelaskan setiap situasi yang

dapat menimbulkan ancaman tersebut beserta pencegahan yang tepat dalam Kode

Etik ini. Selain itu, karena berbedanya sifat perikatan dan penugasan pekerjaan,pencegahan yang diterapkan untuk menghadapi ancaman terhadap kepatuhan pada

prinsip dasar etika profesi dapat berbeda untuk situasi yang berbeda. Kerangka

konseptual mengharuskan Praktisi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

menangani setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi

dengan tujuan untuk melindungi kepentingan publik, serta tidak hanya mematuhi

seperangkat peraturan khusus yang dapat bersifat subjektif> Kode Etik ini memberikan suatu kerangka untuk membantu Praktisi dalam

mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggapi ancaman terhadap kepatuhan

pada prinsip dasar etika profesi. Jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain

ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus

dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau

menguranginya ke tingkat yang dapat diterima, sehingga kepatuhan terhadap prinsip

dasar etika profesi tetap terjaga

Pendekatan Kerangka Konseptual

Page 57: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 57/104

57

> Setiap Praktisi harus mengevaluasi setiap ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip

dasar etika profesi ketika ia mengetahui, atau seharusnya dapat mengetahui,

keadaan atau hubungan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap prinsip

dasar etika profesi.

> Setiap Praktisi harus memperhatikan faktor-faktor kualitatif dan kuantitatif dalammempertimbangkan signifikansi suatu ancaman. Jika Praktisi tidak dapat

menerapkan pencegahan yang tepat, maka ia harus menolak untuk menerima

perikatan tersebut atau menghentikan jasa profesional yang diberikannya, atau

bahkan mengundurkan diri dari perikatan tersebut

> Praktisi mungkin saja melanggar suatu ketentuan dalam Kode Etik ini secara tidak

sengaja. Tergantung dari sifat dan signifikansinya, pelanggaran tersebut mungkin saja

tidak mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi jika pelanggaran

tersebut dapat dikoreksi sesegera mungkin ketika ditemukan dan pencegahan yang

tepat telah diterapkan

Page 58: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 58/104

58

•  ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.

Ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(a) Ancaman kepentingan pribadi, yaitu ancaman yang terjadi sebagai akibat dari

kepentingan keuangan4 maupun kepentingan lainnya dari Praktisi maupun anggota

keluarga langsung atau anggota keluarga dekat dari Praktisi;

(b) Ancaman telaah-pribadi, yaitu ancaman yang terjadi ketika pertimbangan yang

diberikan sebelumnya harus dievaluasi kembali oleh Praktisi yang bertanggung jawabatas pertimbangan tersebut;

(c) Ancaman advokasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi menyatakan sikap atau

pendapat mengenai suatu hal yang dapat mengurangi objektivitas selanjutnya dari

Praktisi tersebut;

(d) Ancaman kedekatan, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi terlalu bersimpati

terhadap kepentingan pihak lain sebagai akibat dari kedekatan hubungannya; dan

(e) Ancaman intimidasi, yaitu ancaman yang terjadi ketika Praktisi dihalangi untuk

bersikap objektif.

Page 59: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 59/104

59

•  ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke

tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(a) Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan; dan

(b) Pencegahan dalam lingkungan kerja.

Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang –undangan, atau peraturan mencakup

antara lain:(a) Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman untuk memasuki profesi;

(b) Persyaratan pengembangan dan pendidikan profesional berkelanjutan;

(c) Peraturan tata kelola perusahaan;

(d) Standar profesi;

(e) Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi profesi atau regulator;

(f) Penelaahan eksternal oleh pihak ketiga yang diberikankewenangan hukum atas

laporan, komunikasi, atau informasiyang dihasilkan oleh Praktisi.

Page 60: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 60/104

60

• SEKSI 110 PRINSIP INTEGRITAS

110.1 Prinsip integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam

hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.

110.2 Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya

yang diyakininya terdapat:

(a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;

(b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hatihati;atau

(c) Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi

yang seharusnya diungkapkan.

110.3 Praktisi tidak melanggar paragraf 110.2 dari Kode Etik ini jika ia memberikan

laporan yang dimodifikasi atas hal-hal yang diatur dalam paragraf 110.2 tersebut.

Page 61: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 61/104

61

• SEKSI SEKSI 120 PRINSIP OBJEKTIVITAS

120.1 Prinsip objektivitas mengharuskan Praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas,

benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain

memengaruhi pertimbangan profesional ataupertimbangan bisnisnya

120.2 Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya.

Karena beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap

situasi tersebut. Setiap Praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat

subjektif atau yang dapatmengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap

pertimbangan profesionalnya

Page 62: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 62/104

62

• SEKSI SEKSI 130 PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP KECERMATAN DAN

KEHATI-HATIAN PROFESIONAL

130.1 Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional

mewajibkan setiap Praktisi untuk:

(a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk

menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau

pemberi kerja; dan

(b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan

standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa

profesionalnya.

130.2 Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang

cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional. Kompetensi

profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut:

(a) Pencapaian kompetensi profesional; dan

(b) Pemeliharaan kompetensi profesional

Page 63: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 63/104

63

130.3 Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran dan pemahaman

yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan

bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan

sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agardapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan

profesional.

130.4 Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap Praktisi

untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu,

sesuai dengan persyaratan penugasan.

130.5 Setiap Praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat

bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.

130.6 Bila dipandang perlu, Praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional

yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional l

ainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat

yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan.

• SEKSI SEKSI 140 PRINSIP KERAHASIAAN

Page 64: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 64/104

64

140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakukan tindakan-

tindakan sebagai berikut:

(a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan

profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP

tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat

kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau

peraturan lainnya yang berlaku; dan

(b)Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan

profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

140.2 Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam

lingkungan sosialnya. Setiap Praktisi harus waspadaterhadap kemungkinan

pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan

hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung

atau anggota keluarga dekatnya.

140.3 Setiap Praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon

klien atau pemberi kerja

Page 65: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 65/104

65

140.4 Setiap Praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi

terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.

140.5 Setiap Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk

memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah

wewenangnya, serta pihak lain yang memberikan saran dan bantuan

profesionalnya.

140.6 Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah

berakhirnya hubungan antara Praktisi dengan klien atau pemberi kerja. Ketika

berpindah kerja atau memperoleh klien baru, Praktisi berhak untuk menggunakan

pengalaman yang diperoleh sebelumnya. Namun demikian, Praktisi tetap tidak

boleh menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi yang bersifat rahasia

yang diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis.

140.7 Di bawah ini merupakan situasi-situasi yang mungkin mengharuskan Praktisi untuk

Page 66: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 66/104

66

p y g g g

mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia atau ketika pengungkapan

tersebut dianggap tepat:

(a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau

pemberi kerja;

(b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh:

(i) Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan; atau

(ii) Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran

hukum; dan

(c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan,

selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:

(i) Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi

profesi atau regulator;

(ii) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi

profesi atau regulator;

(iii) Dalam melindungi kepentingan profesional Praktisi dalam sidang pengadilan; atau

(iv) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

140.8 Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap

Page 67: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 67/104

67

g g p y g p

Praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

(a) Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien

atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi oleh Praktisi;

(b) Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan. Ketika

fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak lengkap,

pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis

pengungkapan yang harus dilakukan; dan

(c) Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap Praktisi harus

memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut.

• SEKSI SEKSI 150 PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL

Page 68: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 68/104

68

150.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi setiap

ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan

yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapatmengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang

rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang

dapat menurunkan reputasi profesi.

150.2 Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap Praktisi

tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus bersikap jujur

dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan sebagai berikut:

(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat

diberikan, kualifikasi yang dimiliki,atau pengalaman yang telah diperoleh; atau

(b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang

tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.

Page 69: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 69/104

69

• BAGIAN B ATURAN ETIKA PROFESI

Page 70: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 70/104

70

• SEKSI 200 ANCAMAN DAN PENCEGAHAN

200.1 Seksi ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual yang

tercantum pada Bagian A dari Kode Etik ini oleh Praktisi. Contoh-contoh yang diberikan

dalam Seksi ini bukan merupakan daftar lengkap mengenai setiap situasi yang dihadapi

oleh Praktisi yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhannya pada prinsip

dasar etika profesi. Oleh karena itu, tidak cukup bagi Praktisi untuk hanya mematuhi

contoh-contoh yang diberikan, melainkan harus menerapkan juga kerangka konseptual

tersebut dalam setiap situasi yang dihadapinya.

200.2 Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitas

yang dapat mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi profesinya, yang dapat

mengakibatkan pertentangan dengan jasa profesional yang diberikannya

Page 71: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 71/104

71

• SEKSI 210 PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU JARINGAN KAP

210.1 Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus mempertimbangkan

potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang

diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas atau

perilaku profesional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang dapat dipertanyakan yang

terkait dengan klien (pemilik, manajemen, atau aktivitasnya).

210.2 Isu-isu yang terdapat pada klien yang jika diketahui dapat mengancam kepatuhanpada prinsip dasar etika profesi mencakup antara lain keterlibatan klien dalam aktivitas

ilegal (seperti pencucian uang), kecurangan, atau pelaporan keuangan yang tidak lazim.

210.3 Signifikansi setiap ancaman harus dievaluasi. Jika ancaman tersebut merupakan

ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat

harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau

menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Setiap Praktisi harus menolak untuk menerima suatu perikatan jika ancaman yang terjadi

tidak dapat dikurangi ke tingkat yang dapat diterima.

Page 72: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 72/104

72

• SEKSI 220 BENTURAN KEPENTINGAN

220.1 Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk

mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karenasituasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar

etika profesi. Sebagai contoh, ancaman terhadap objektivitas dapat terjadi ketika Praktisi

bersaing secara langsung dengan klien atau memiliki kerjasama usaha atau kerjasama

sejenis lainnya dengan pesaing utama klien. Ancaman terhadap objektivitas atau

kerahasiaan dapat terjadi ketika Praktisi memberikan jasa profesional untuk klien-klien

yang kepentingannya saling berbenturan atau kepada klien-klien yang sedang saling

berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.

220.2 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman. Pengevaluasian

tersebut harus dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien

atau perikatan, dan mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis

atau hubungan dengan klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. Jikaancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak

signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk

menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Page 73: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 73/104

73

• SEKSI 230 PENDAPAT KEDUA

230.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika Praktisi

diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai penerapanakuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi

tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. Sebagai contoh,

ancaman terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional

dapat terjadi ketika pendapat kedua tidak didasarkan pada fakta yang sama seperti fakta

yang disajikan kepada Praktisi yang memberikan pendapat pertama, atau didasarkan

pada bukti yang tidak memadai. Signifikansi ancaman akan tergantung dari kondisi yang

melingkupi permintaan pendapat kedua, serta seluruh fakta dan asumsi lain yang

tersedia yang terkait dengan pendapat profesional yang diberikan.

230.2 Jika perusahaan atau entitas yang meminta pendapat tidak memberikan

persetujuannya kepada Praktisi yang memberikan pendapat kedua untuk melakukan

komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka Praktisi yangdiminta untuk memberikan pendapat kedua tersebut harus mempertimbangkan seluruh

fakta dan kondisi untuk menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan

SEKSI 240 IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASI

Page 74: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 74/104

74

• SEKSI 240 IMBALAN JASA PROFESIONAL DAN BENTUK REMUNERASILAINNYA

240.1 Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan, Praktisi

dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Faktaterjadinya jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh Praktisi yang satu lebih

rendah dari Praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi.

Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat

saja terjadi dari besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan. Sebagai contoh,

ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-

hatian profesional dapat terjadi ketika besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan

sedemikian rendahnya, sehingga dapat mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya

perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis dan standar profesi yang berlaku.

S KSI 2 0 ASA AN JASA O SIONAL

Page 75: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 75/104

75

• SEKSI 250 PEMASARAN JASA PROFESIONAL

250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesidapat terjadi ketika

Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan11 atau bentuk pemasaran lainnya.Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada perilaku

profesional dapat terjadi ketika jasa profesional, hasil pekerjaan, atau produk yang

ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip perilaku profesional.

250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa

profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-

tindakan sebagai berikut:

(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat

diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau

(b) Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak

didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain. Jika Praktisi memiliki keraguan atas

tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran lainnya, maka Praktisi harusmelakukan konsultasi dengan organisasi profesi.

• SEKSI 260 PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH TAMAHAN

Page 76: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 76/104

76

• SEKSI 260 PENERIMAAN HADIAH ATAU BENTUK KERAMAH-TAMAHANLAINNYA

260.1 Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya

mungkin saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahtamahan lainnya (hospitality)oleh klien. Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap

kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman kepentingan

pribadi terhadap objektivitas dapat terjadi ketika hadiah dari klien diterima, atau

ancaman intimidasi terhadap objektivitas dapat terjadi sehubungan dengan

kemungkinan dipublikasikannya penerimaan hadiah tersebut.

260.2 Jika ancaman yang dievaluasi merupakan ancaman selain ancaman yang secara

 jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan

diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang

dapat diterima. Jika ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat

yang dapat diterima, maka Praktisi tidak diperbolehkan untuk menerima pemberian

tersebut

SEKSI 270 PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN

Page 77: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 77/104

77

• SEKSI 270 PENYIMPANAN ASET MILIK KLIEN

270.1 Setiap Praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau

aset lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlakudan jika demikian, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku.

270.2 Selain itu, setiap Praktisi harus selalu waspada terhadap ancaman atas kepatuhan

pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan keterkaitan

Praktisi dengan aset tersebut, sebagai contoh, keterkaitan Praktisi dengan aset yang

berhubungan dengan kegiatan ilegal, seperti pencucian uang. Sebagai bagian dari

prosedur penerimaan klien dan perikatan, setiap Praktisi harus melakukan wawancara

yang memadaimengenai sumber aset tersebut dan mempertimbangkan kewajiban yang

timbul berdasarkan ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Dalam kondisi

demikian, Praktisi dapatmempertimbangkan untuk meminta nasihat hukum.

• SEKSI 280 OBJEKTIVITAS –  SEMUA JASA PROFESIONAL

Page 78: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 78/104

78

280.1 Dalam memberikan jasa profesionalnya, setiap Praktisi harus mempertimbangkan

ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat

terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur,

pejabat, atau karyawannya. Sebagai contoh, ancaman kedekatan terhadap kepatuhanpada prinsip dasar objektivitas dapat terjadi dari hubungan keluarga, hubungan

kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.

280.4 Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman yang diidentifikasi

dan, jika ancaman tersebut merupakan ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak

signifikan, maka pencegahan yang tepat harus dipertimbangkan dan diterapkan untuk

menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat yang dapat diterima.

Pencegahan tersebut mencakup antara lain:

(a) Mengundurkan diri dari tim perikatan.

(b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai.

(c) Menghentikan hubungan keuangan atau hubungan bisnis yang dapat menimbulkan

ancaman.

(d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP atau Jaringan KAP.

(e) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yangbertanggung jawab atas

tata kelola perusahaan.

• SEKSI 290 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE

Page 79: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 79/104

79

290.1 Dalam melaksanakan perikatan assurance, Kode Etik ini mewajibkan anggota tim

assurance, KAP, dan jika relevan, Jaringan KAP, untuk bersikap independen terhadap

klien assurance sehubungan dengan kapasitas mereka untuk melindungi kepentingan

publik.290.2 Perikatan assurance bertujuan untuk meningkatkan tingkat keyakinan pengguna

hasil pekerjaan perikatan assurance atas hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran

yang dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu kriteria tertentu.

290.3 Dalam perikatan assurance, Praktisi menyatakan pendapat yang bertujuan untuk

meningkatkan tingkat keyakinan pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yangdituju, selain pihak yang bertanggung jawab12 atas hal pokok, mengenai hasil

pengevaluasian atau hasil pengukuran yang dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu

kriteria tertentu.

• SEKSI 290 INDEPENDENSI DALAM PERIKATAN ASSURANCE

Page 80: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 80/104

80

290.8 Independensi yang diatur dalam Kode Etik ini mewajibkan setiap Praktisi untuk

bersikap sebagai berikut:

(a) Independensi dalam pemikiran.

Independensi dalam pemikiran merupakan sikap mental yang memungkinkan

pernyataan pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu

pertimbangan profesional, yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki

integritas dan bertindak secara objektif, serta menerapkan skeptisisme profesional.

(b) Independensi dalam penampilan.

Independensi dalam penampilan merupakan sikap yang menghindari tindakan atausituasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga (pihak yang rasional dan memiliki

pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang

diterapkan) meragukan integritas, objektivitas, atau skeptisisme profesional dari anggota

timassurance, KAP, atau Jaringan KAP

IFAC

Page 81: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 81/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. Section 200 Pendahuluan

Section 210 Perikatan Profesional

Section 220 Masalah Kepentingan

Section 230 Pendapat kedua Section 240 Imbalan dan Tipe Lain Pembayaran

Section 250 Jasa Pemasaran Profesional

Section 260 Gifts and Hospitality

Section 270 Custody of Client Assets Section 280 Objectivity – All Services

Section 290 Independence – Audit and Review Engagements

IFAC

Page 82: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 82/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 200 –  Pendahuluan.

Isi Kerangka Konseptual seperti pada bagian A yang diaplikasikan

pada situasi nyata akuntan public. Berisi mengenai ancaman yangdihadapi akuntan public yang dapat tercipta akibat prinsip dasar

akuntan publik, yaitu: Independensi, integritas, objektivitas,

kompetensi profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku

profesional, dan standar teknis.

IFAC

Page 83: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 83/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 210 –  Perikatan Profesional.

Sebelum membuat perikatan professional akuntan public harus

memperhatikan hal-hal berikut. Penerimaan klien, semua hal yangterkait dengan klien harus diketahui terlebih dahulu oleh auditor.

Penerimaan perikatan, akuntan public harus memperhatikan

mengenai isi semua perikatan yang ada, agar tidak menimbulkan

ancaman ketika melakukan audit atau dimasa yang akan datang.

Perubahan pada perjanjian kerja juga harus diperhatikan olehakuntan public jika saja si klien melakukan wanprestasi terhadap

perikatan yang ada.

IFAC

Page 84: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 84/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 220 –  Konflik Kepentingan.

Untuk menghindari masalah kepentingan ini yang harus diperhatikan

sebelum menerima perikatan adalah akuntan public sudah dengan jelas untuk membuat perikatan yang bebas dari hubungan istimewa

agar dapat berkerja dengan independen. Karena sebagai auditor

sikap independen adalah yang utama dalam memberikan pendapata

pada laporan keuangan.

IFAC

Page 85: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 85/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 230 –  Pendapat Kedua.

Auditor harus dapat membuat opini kedua terkait laporan keuangan

yang diperiksa. Karena dalam beberapa kasus ada saja yang temuanmaterial ditemukan setelah selesai audit lapangan, oleh sebab itu

auditor harus sudah menyiapkan opini cadangan terkait temuan

yang ada.

IFAC

Page 86: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 86/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 240 –  Bayaran dan Jenis Imbalan Lainnya.

Bayaran dan Jenis Imbalan Lainnya juga menjadi bagian penting bagi

akuntan public. Dalam melakukan perikatan, jangan KAP menerimafee terlalu kecil yang dapat menyebabkan pemeriksaan kurang

optimal atau pun bayaran yang terlalu besar karena dapat membuat

independensi dalam memerikan opini menjadi tidak objektif.

IFAC

Page 87: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 87/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 250 –  Jasa Pemasaran Profesional.

KAP tidak dianjurkan menggunakan jasa pemasaran, karena bisa saja

yang memberikan klien mempunyai kepentingan tersendirididalamnya sehingga akan mengganggu independensi dari KAP

tersebut.

IFAC

Page 88: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 88/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 260 –  Hadiah dan Keramahtamahan.

Untuk tetap menjaga independensi KAP, setiap anggota tim audit

dan keluarga dari auditor tidak boleh menerima natura dari klienyang sedang di audit. Karena dapat mengganggu independensi dari

auditor yang melakukan audit lapangan.

IFAC

Page 89: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 89/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 270 –  Penyimpanan Aset Klien.

KAP harus memastikan pemisahan asset klien dengan pemilik atau

pun entitas lain.

IFAC

Page 90: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 90/104

IFAC

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 280 –   Objektivitas Semua Jasa.

Terkait jasa audit yang diberikan KAP harus memberikan tim yang

benar-benar terbebas dari kepentingan yang ada terhadap si klien.Tidak ada hubungan keluarga ataupun perikatan pekerjaan selain

dari perikatan audit.

IFAC

Page 91: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 91/104

(International Federation of Accountants)

Part B –  Professional Accountants In Public Practice. (Cont’d) 

Section 290 –   Independensi perikatan.

Mengenai proposal perikatan seperti yang sudah pernah kita bikin

pada mata kuliah AUDIT dan ATESTASI. Hanya saja denganpenambahan mengnai independensi tim terkait.

Consultative Committee of Accountancy Bodies

Page 92: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 92/104

y

(CCAB)

ICAEW: Institute of Chartered Accountants in England and WalesACCA: Association of Chartered Certified Accountants

CIPFA: Chartered Institute of Public Finance and Accountancy

ICAS: Institute of Chartered Accountants of Scotland

CA –  Ireland: Chartered Accountants Ireland

CCAB

ICAEW CIPFAACCA ICAS CA - Ireland

Consultative Committee of Accountancy Bodies

Page 93: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 93/104

y

(CCAB)

Tujuan: mempromosikan pertumbuhan jangka panjang perekonomian Britania

melalui profesi akuntansi.

Misi: Untuk menyatukan suara dari seluruh profesi di Britania.

Pesan etika oleh CCAB: Integritas

Etika positif

Mendukung etika yang berbudaya sesuai dengan prilakuk organisasi

Mendukung Pendakatan secara prinsipal bukan peraturan.

Code etik harus harus secara proporsi.

Mendukung kode etik yang meng-global.

Mengutamakan kepentingan publik.

Page 94: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 94/104

SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS).

Pada awalnya berdiri di Hattiesburg, Mississippi pada 1983.

Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih

menjadi CEO- nya. Perusahaan go public pada tahun 1989melalui merger dengan Advantage Companies Inc. Sejak saat itu

nama perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom pada tahun

1995, dan kemudian diganti hanya WorldCom pada tahun 2003.

Pertumbuhan perusahaan WorldCom terutama didorong oleh

akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan telekomunikasi lainnyaselama tahun 1990-an dan mencapai puncaknya dengan akuisisi

MCI pada tahun 1998.

Page 95: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 95/104

SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)

Diantara perusahaan yang dibeli atau bergabung dengan

WorldCom adalah Advanced Communications Corp. (1992),

Metromedia Communication Corp. (1993), ResurgensCommunications Group(1993), IDB Communications Group, Inc

(1994), Williams Technology Group, Inc. (1995), and MFS

Communications Company (1996. Akuisisi MFS termasuk

UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS lama

sebelum merger dengan WorldCom.

Page 96: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 96/104

SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)

Pada Februari 1998, WorldCom melakukan pembelian online

CompuServe yang merupakan pelopor dari perusahaan induk

Blok H & R nya. WorldCom kemudian mempertahankanCompuserve Divisi Layanan Jaringan, menjual layanan online

untuk America Online, dan menerima pembagian jaringan AOL,

ANS. Akuisisi Digex (DIGX) pada bulan Juni 2001 juga kompleks;

Worldcom mengakuisisi perusahaan induk Digex itu, Intermedia

Komunikasi, dan kemudian menjual semua non-Digex Intermediaaset untuk Allegiance Telecom.

Page 97: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 97/104

SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)

Pada tanggal 10 November 1997, WorldCom dan MCI

Communications mengumumkan merger senilai US $ 37 milyar

untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini merupakanmerger terbesar dalam sejarah AS. Pada tanggal 15 September

1998, perusahaan baru, MCI WorldCom, mulai dibuka untuk

bisnis.

Page 98: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 98/104

SEJARAH WORLDCOM Long Distance Discount Services, Inc(LDDS). (Lanjutan)

Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCommengumumkan perjanjian merger antara dua perusahaansebesar$ 129 Milayar.Namun pada tanggal 13 Juli 2000, dewan direksi

dari kedua pihakperusahaan bertindak untuk mengakhiri merger.Hal ini karena mendapat larangan dari pemerintahan AS, karenaperjanjian kerjasama dua perusahaan telekomunikasi besartersebut dianggap merupakan bagian praktik monopoli. Kini MCIWorldCom menamai dirinya dengan"WorldCom" tanpa Sprint

menjadi bagian dari perusahaan. Perusahaan dengan kode sahamWcom di bursa Nasdaq ini telah memiliki 73.000 pegawai yangtersebar di seluruh dunia. Sebanyak 8.300 di antaranya adalahpegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Page 99: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 99/104

Latar belakang.

WorldCom, Inc., adalah perusahan telekomunikasi terbesar

kedua di Amerika Serikat. Hampir 70% asetnya lebih besar dari

Enron pada 25 Juni 2002, yang mengembungkan arus kas sebesar

$3,8 Milyar.Hal ini sangat mengejutkan pasar saham Amerika saat itu, ketika:

Kebangkrutan Enron pada 2 Desember 2001.

Depresi dari pasar saham.

Permohonan para pemimpin perusahaan dan presiden Bushuntuk merestorasi terkait peraturan korporasi, pelaporan,

dan pasar keuangan.

Page 100: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 100/104

Latar belakang. (Lanjutan)

Pengenalan atas tata cara peraturan oleh Komisi bursa efek.

Perdebatan antara Senat dan Kongres untuk memisahkan

obligasi untuk memperbaiki peraturan dan akuntabilitas.

Keyakinan pada Arthur Anderson selaku auditor Enron danWorldCom mengenai gangguan hokum pada 15 Juni 2002.

Page 101: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 101/104

Kecurangan.

Manipulasi yang dilakukan WorldCom termasuk yang sangat dasar, yaitusemua biaya yang harus dibayar kepada pihak ketiga ditempatkan padaakun yang tidak sesuai. Beban yang seharusnya berada pada laporanlaba/rugi oleh WorldCom dimasukan pada neraca, sehingga beban padalaba/rugi terlihat lebih kecil dan hanya mempengaruhi sebelah asset.

Dan juga provisi untuk biaya dimasa depan mereka buat besar, sehinggaWorldCom dapat memainkan pendapatan dengan meng-adjust provisipada laba/rugi.

Selisih peningkatan pendapatan sangat cepat meningkat hingga lebih $9Miliar pada 19 September 2002. Dengan alasan berikut:

1. $3,85 Miliar beban yang dikapitalisir pada 25 Juni 2002.

2. $3,83 Miliar beban yang dikapitalisir dengan tidak sesuai pada1999, 2000, 2001 dan kuartal pertama 2002, pada 8 Agustus 2002.

3. $2 Miliar dari manipulasi pendapatan dari provisi beban yangdimulai sejak 1999.

Page 102: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 102/104

Kecurangan. (Lanjutan)

Menempatkan Ebbers yang bukan seorang akuntan menjadiCEO.

Yang memulai karir sebagai tukang susu dan tukang pukul, dan

kemudian menjadi pelatih basket yang kemudian menjadi pemilikhotel Western Hotel sebelum masuk ke WorldCom. Ebbers punmendapat julukan “Telcom Cowboy ”. Ia melakukan manipulasipembukuan dibantu oleh Scott Sullivan –  CFO.

Fakta lain terungkap adalah pinjaman sebesar $408 juta yangseharusnya digunakan untuk margin call, malah digunakan untukmembeli peternakan sapi di Kanada.

Page 103: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 103/104

Kecurangan. (Lanjutan)

Pada tanggal 13 Juli 2005 akhirnya Ebbers dihukum 25 tahun

penjara federal. Sedangkan Sullivan mendapat keringanan

hukuman 5 tahun.

Dengan demikian investor kehilangan lebih dari $180 juta dalam

keruntuhan WorldCom.

Page 104: Etika Akuntan Profesional

7/17/2019 Etika Akuntan Profesional

http://slidepdf.com/reader/full/etika-akuntan-profesional-568e169338c22 104/104

TERIMA KASIH