eva fatonah yunus 15313050 tugasminggu7 diskusi1

3
FETRIAN (15313003) – FARRAH MEIDY DAMARA (15313063) – EVA FATONAH YUNUS (15313050) TUGAS MINGGU 7 OSEANOGRAFI LINGKUNGAN - OVERFISHING Latar belakang terjadinya overfishing Seiring dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan industri maka tekanan terhadap sumber daya perikanan menjadi semakin besar. Tingkat dan kepentingan terhadap sumber daya perikanan semakin tinggi sedangkan ketersedian jumlah ikan yang dihasilkan oleh suatu perairan ada batasan-batasannya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kenyataan berupa kegiatan penangkapan ikan secara merusak, pembukaan hutan bakau, pembuangan limbah, reklamasi dan sebagainya yang tetap muncul sebagai permasalahan utama dalam pengelolaan sumber daya perikanan ini. Pengambilan ikan seenaknya dan pengerusakan ekosistem tanpa memperhitungkan kepentingan masa depan merupakan faktor utama berkurangnya sumber daya alam tersebut. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan kerusakan, kebutuhan akan pangan, sandang, pemukiman dan lahan meningkat pula. Banyak aktifitas manusia yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan kerusakan sumber daya hayati perikanan. Misalnya penangkapan berlebih ( overfishing) dan pengerusakan hutan yang menyebabkan erosi dan dapat mendangkalkan serta mengubah kondisi perairan. Pembuangan sampah dan kotoran yang berasal dari perumahan, pasar dan kota secara langsung memberikan andil terhadap polusi perairan.

Upload: evafy

Post on 08-Jul-2016

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gvghvhg

TRANSCRIPT

Page 1: Eva Fatonah Yunus 15313050 Tugasminggu7 Diskusi1

FETRIAN (15313003) – FARRAH MEIDY DAMARA (15313063) – EVA FATONAH YUNUS (15313050)

TUGAS MINGGU 7 OSEANOGRAFI LINGKUNGAN - OVERFISHING

Latar belakang terjadinya overfishing

Seiring dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

industri maka tekanan terhadap sumber daya perikanan menjadi semakin besar. Tingkat dan

kepentingan terhadap sumber daya perikanan semakin tinggi sedangkan ketersedian jumlah

ikan yang dihasilkan oleh suatu perairan ada batasan-batasannya. Hal ini dapat dilihat dari

berbagai kenyataan berupa kegiatan penangkapan ikan secara merusak, pembukaan hutan

bakau, pembuangan limbah, reklamasi dan sebagainya yang tetap muncul sebagai

permasalahan utama dalam pengelolaan sumber daya perikanan ini.

Pengambilan ikan seenaknya

dan pengerusakan ekosistem tanpa

memperhitungkan kepentingan masa

depan merupakan faktor utama

berkurangnya sumber daya alam

tersebut. Memang tidak dapat

dipungkiri bahwa dengan

bertambahnya jumlah penduduk

menyebabkan kerusakan, kebutuhan akan pangan, sandang, pemukiman dan lahan meningkat

pula. Banyak aktifitas manusia yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan

kerusakan sumber daya hayati perikanan. Misalnya penangkapan berlebih (overfishing) dan

pengerusakan hutan yang menyebabkan erosi dan dapat mendangkalkan serta mengubah

kondisi perairan. Pembuangan sampah dan kotoran yang berasal dari perumahan, pasar dan

kota secara langsung memberikan andil terhadap polusi perairan.

Page 2: Eva Fatonah Yunus 15313050 Tugasminggu7 Diskusi1

FETRIAN (15313003) – FARRAH MEIDY DAMARA (15313063) – EVA FATONAH YUNUS (15313050)

TUGAS MINGGU 7 OSEANOGRAFI LINGKUNGAN - OVERFISHING

Apakah overfishing terjadi di Indonesia?

Berdasarkan pada pernyataan diatas,

maka sudah jelas overfishing terjadi di

perairan Indonesia, contoh kasus overfishing

terjadi di daerah Selat Malaka dan Laut Jawa.

Salah satu penyebab terjadinya overfishing

adalah secara de facto rezim open access

berlaku disemua armada penangkapan ikan.

Jadi pengelolaan sumber daya ikan tidak mengenal hak milik. Hal lainnya adalah alat-alat ikan

yang lebih efisien semakin berkembang. Dengan demikian biaya penangkapan ikan akan

menurun dan mendorong populasi ikan akan lebih menyusut lagi karena adanya overfishing.

Contoh kasus overfishing:

Kawasan TN Bunaken sebagai kawasan konservasi terindikasi mengalami over fishing

terutama pada jenis ikan-ikan karang berekonomis tinggi yaitu dari jenis ikan kerapu

(Serranidae) dan Napoleon (Labridae). Ikan dari famili Serranidae atau dikenal dengan ikan

kerapu mempunyai lebih dari 46 spesies yang tersebar dengan tipe habitat yang beragam.

Sedangkan dari famili Labridae yang terkenal dari jenis ikan Napoleon wrasse (Sunyoto dan

Mustahal, 1997). Habitat asli sebagian besar dari jenis-jenis ikan kerapu dan napoleon hidup

disekitar kawasan terumbu karang di perairan-perairan dangkal hingga kedalaman 100 m di

bawah permukaan laut 1.

Laporan Balai TN Bunaken tentang lokasi pemijahan ikan karang (2009) menunjukkan

bahwa jenis ikan kerapu yang diketemukan di kawasan TN Bunaken yang bernilai ekonomis

sebanyak 21 jenis diantaranya Anyperodon leucogrammicus, Cephalopholis argus, C. boenack,

C. miniata, C. spiloparaea, C. sexmaculata, dan E. malabaricus, C. urodeta, Cromileptis altevelis,

E. retouti dan Cheilinus undulates. Dari ke-21 jenis tersebut yang diketemukan umumnya jenis

kerapu kecil dan dalam jumlah sedikit. Menurut Effendi (1997) salah satu indikasi suatu

Page 3: Eva Fatonah Yunus 15313050 Tugasminggu7 Diskusi1

FETRIAN (15313003) – FARRAH MEIDY DAMARA (15313063) – EVA FATONAH YUNUS (15313050)

TUGAS MINGGU 7 OSEANOGRAFI LINGKUNGAN - OVERFISHING

perairan telah mengalami over fishing adalah jenis ikan diketemukan dalam jumlah yang

relative sedikit dari biasanya dan tertangkap dengan ukuran dan berat yang lebih rendah dari

yang sewajarnya.

Berdasarkan hasil laporan tersebut diduga kondisi stok ikan di TN Bunaken telah

mengalami Growth overfishing. Selanjutnya yang memperparah kondisi ekosistem tempat ikan

tersebut beradanya adalah penangkapannya dilakukan di zona larangan tangkap (zona inti dan

pariwisata) dan beberapa menggunakan alat tangkap tak ramah lingkungan seperti penggunaan

kompresor yang dilengkapi racun potas. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum serta

kesadaran akan pemanfaatan yang berkelanjutan menjadi kendala dalam memulihkan stok ikan

yang terancam over fishing tersebut. Perlu kajian lebih dalam lagi apakah telah terjadi juga

Recruit overfishing dan Ecosystem overfishing pada ikan target khususnya jenis kerapu dan

napolen.

Upaya untuk mengatasi overfishing

Adapun cara untuk mengatasi overfishing yaitu pembatasan akses dimana tata

pemerintahan yang baik menjadi prasyarat dari penerapan mekanisme pemberian izin yang

adil, transparan, dan efisien. Selain itu diperlukan regulasi dan lembaga yang berhak mengatur

dan menjaga sistem penangkapan ikan yang lebih terstruktur. Beberapa jenis ikan yang sering

dieksploitasi secara berlebihan adalah ikan demersal, udang, ikan palagis kecil, ikan karang, ikan

laying, dan tuna.

Agar tidak teradi penurunan

populasi secara signifikan, dapat dilakukan

upaya budidaya terhadap jenis-jenis ikan

tersebut sehingga jumlah populasi akan

terus seimbang jika terjadi penangkapan.