evaluasi hidrolika fluida pemboran dan pengangkatan serbuk bor pada pemboran
DESCRIPTION
evaluasi hidrolikaTRANSCRIPT
ANALISA DESAIN DRILLSTRING PADA OPERASI
PEMBORAN BERARAH SUMUR “X” LAPANGAN “Y”
Proposal Skripsi
Oleh :
JUANG GAHALTA
113070151
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
Y O G Y A K A R T A
2013
ANALISA DESAIN DRILLSTRING PADA OPERASI PEMBORAN
BERARAH SUMUR “X” LAPANGAN “Y”
Proposal Skripsi
Oleh :
JUANG GAHALTA
113070151
Disetujui Untuk
Jurusan Teknik Perminyakan,
Fakultas Teknologi Mineral
UPN “Veteran” Yogyakarta
Oleh :
Dr. Ir. Drs. Herianto, M.Sc, P.hD Dr. Ir. Hj. Dyah Rini R , MT
Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal Skripsi ini.
Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini disusun untuk melakukan
penelitian Skripsi guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Yogyakarta
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Anas Puji Santoso, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Perminyakan
UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Dr. Ir. Drs. H. Herianto, MT selaku Dosen Pembimbing I.
3. Dr. Ir. Hj. Dyah Rini R, MT selaku Dosen Pembimbing II.
4. Kedua Orang Tua yang selalu membantu baik secara moril maupun
materil.
5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan bantuan hingga
terselesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan serta masih jauh dari kesempuranaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan proposal ini.
Yogyakarta, 2 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………….……………………………. .. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. .. iv
I. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………… 1
II. MAKSUD DAN TUJUAN……………………………………….. .. 2
III. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 2
3.1. Fluida Pemboran……………………………………………….. 2
3.2. Rheology Fluida Pemboran…………………………………….. 3
3.3. Kecepatan Alir Fluida Pemboran……...……………………….. 4
3.4. Kehilangan Tekanan pada Sistem Sirkulasi…………………… 5
3.5. Metode Evaluasi Pengangkatan Serbuk Bor.………………….. 6
3.6. Hidrolika Pahat…………………..……………………………. 7
IV. DATA YANG DIBUTUHKAN…………………………………… 9
V. KESIMPULAN SEMENTARA…………………………………… 9
VI. RENCANA PENELITIAN……. …………………….…………… 10
VII. PEMBIMBING………………………………..……………….….. 10
VIII. PENUTUP…………..…………………………………...………… 10
RENCANA DAFTAR ISI……………………………………………………. v
RENCANA DAFTAR PUSTAKA……………...……………………………. vii
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 11
EVALUASI HIDROLIKA PAHAT DAN PENGANGKATAN CUTTING
PADA PEMBORAN BERARAH SUMUR “X” LAPANGAN “Y”
PERTAMINA EP
I. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada operasi pemboran sering terjadi berbagai permasalahan seperti
penurunan laju penembusan (rate of penetration). Penurunan laju penembusan ini
dapat disebabkan karena pengendapan serbuk bor baik pada annulus maupun
dasar lubang bor. Apabila serbuk bor tidak dapat terangkat dengan baik maka
akan menimbulkan berbagai permasalahan lain seperti penggerusan serbuk bor
berulang kali (regrinding), tersangkutnya serbuk bor pada sela-sela mata pahat
(bit bailing), dan dapat juga menyebabkan terjepitnya rangkaian pipa pemboran
(pipe sticking). Untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya permasalahan
tersebut, maka dilakukan analisa terhadap mekanisme pengangkatan serbuk bor
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkatan serbuk bor.
Dalam pengangkatan serbuk bor, hidrolika fluida pemboran merupakan
salah satu faktor yang memegang peranan penting. Hidrolika fluida pemboran
perlu dioptimalisasikan agar tidak terjadi pengendapan serbuk bor dan penurunan
laju penembusan (rate of penetration). Hidrolika fluida pemboran yang dimaksud
adalah hidrolika pada pahat dan hidrolika pengangkatan serbuk bor. Dalam hal ini
perlu dilakukan perencanaan hidrolika fluida pemboran, yang meliputi kecepatan
sirkulasi fluida pemboran, ukuran nozzle dari pahat yang digunakan, dan tekanan
pemompaan fluida pemboran.
Mengingat pentingnya peranan hidrolika dalam proses pemboran, maka
perlu dilakukan studi dalam perencanaan hidrolika sebelum permboran dilakukan
dan evaluasi untuk mengetahui apakah hidrolika pemboran yang telah dirancang
sudah berjalan dengan optimum. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan
hasil analisa dengan harga sebenarnya di lapangan. Jika dari hasil evaluasi,
diketahui belum optimum maka akan dilakukan optimasi sehingga tidak terjadi
pengendapan serbuk bor dan penurunan laju penembusan.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui
optimal tidaknya hidrolika dan pengangkatan serbuk bor pada sumur ‘X” dengan
menganalisa hidrolika pahatnya dan membandingkan hasil analisa dengan harga
sebenarnya di lapangan.
Optimasi hidrolika ini bertujuan agar diperoleh efek pembersihan lubang
bor yang baik, pengangkatan serbuk bor yang baik, mencegah terjadinya
regrinding, bit bailing dan pipe sticking sehingga laju penembusan dapat berjalan
dengan cepat. Diharapkan analisa dari optimasi yang dilakukan dapat menjadi
bahan rekomendasi untuk operasi pemboran berikutnya.
III. TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Fluida Pemboran
Fluida pemboran adalah suatu fluida yang bersirkulasi dalam pemboran
putar, yang mempunyai berbagai fungsi yang diperlukan dalam operasi pemboran.
Jenis lumpur pemboran, pola aliran dan sifat-sifatnya yang sesuai akan
mendukung keberhasilan operasi pemboran, serta kecepatan pemboran dan
mempengaruhi keberhasilan pengangkatan cutting ke permukaan.
III.1.1.Fungsi Lumpur Pemboran
Fungsi lumpur pemboran antara lain adalah mengangkat serbuk bor ke
permukaan, mendinginkan dan melumasi rangkaian pipa pemboran, mengontrol
tekanan formasi, cutting suspension, menahan sebagian berat pipa pemboran dan
casing, memberikan dinding pada lubang bor, mencegah gugurnya dinding lubang
bor, melepaskan pasir dan cutting ke permukaan, memperoleh informasi (mud log,
sample log), serta sebagai media logging.
III.1.2.Komponen Lumpur Pemboran
Secara umum komponen lumpur pemboran dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu :
1. Fasa cair
2. Reaktive Solid
3. Inert Solid
4. Fasa Kimia
III.1.3.Sifat Fisik Lumpur Pemboran
Sifat fisik lumpur pemboran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
suatu pemboran, karena harus disesuaikan dengan kondisi batuan yang akan
ditembus sehingga tidak terjadi problem pemboran. Adapun sifat fisik lumpur
pemboran meliputi: densitas, viskositas, gel stength, filtration loss, sand content,
yield point, dan plastic viscosity.
III.2. Rheology Fluida Pemboran
Rheology (perilaku) fluida pemboran adalah suatu kondisi yang dialami
oleh fluida pemboran selama proses aliran fluida berlangsung. Rheology fluida
pemboran meliputi sifat aliran (pola aliran) dan jenis fluida pemboran itu sendiri.
Sifat aliran meliputi aliran laminer dan aliran turbulent sedangkan jenis fluida
pemboran meliputi fluida newtonian dan non-newtonian (Bingham Plastis, Power
Law, Yield Stress).
3.3. Kecepatan Alir Fluida Pemboran
Kecepatan alir merupakan besar debit aliran fluida pemboran. Kecepatan
alir perlu diatur sehingga tidak menyebabkan berbagai permasalahan dalam
operasi pemboran. Kecepatan alir yang dimaksud disini terdiri dari kecepatan alir
pompa dan kecepatan alir annulus.
3.3.1 Kecepatan Alir Pompa
Kemampuan pompa dibatasi oleh horse power maksimumnya, sehingga
tekanan dan kecepatan alirnya dapat berubah-ubah seperti yang ditunjukkan dalam
persamaan:
…………………………………………………………..(3-1)
Keterangan :
HP = Horse power yang diterima pompa dari mesin penggerak setelah
dikalikan efisiesnsi mekanis dan safety, hp.
P = Tekanan pemompaan, psi.
Q = Kecepatan alir, gpm.
Bila mempunyai hp maksimum, tekanan pompa maksimum dapat dihitung
bila kecepatan alir maksimum telah ditentukan dengan persamaan:
Q = 0.00679 S N (2D2 – d2 ) e………………………………………..(3-2)
Keterangan :
Q = Volume per menit, gpm.
S = Panjang stroke, in.
N = Rotasi per menit, rpm.
D = Diameter liner, in.
D = Diameter tangkai piston, in.
e = Efisiensi volumetris, %.
3.3.2. Kecepatan Alir Fluida di Annulus
Serbuk bor yang dihasilkan perlu untuk segera diangkat ke permukaan
agart tidak menimbulkan masalah pemboran. Lumpur pemboran mengalir melalui
pipa dan keluar melalui annulus sambil membawa serbuk bor (cutting), sehingga
perhitungan kecepatanm minimum aliran yang diperlukan untuk mengangkat
cutting ke permukaan (slip velocity) harus di atas kecepatan jatuh cutting.
Kecepatan slip adalah kecepatan minimum dimana cutting dapat mulai
terangkat atau dalam prekteknya merupakan pengurangan antara kecepatan
lumpur dengan kecepatan jatuh dari cutting.
Vs = Va – Vp……………………………………………………………….(3-3)
Keterangan :
Vs = Kecepatan slip cutting, fps.
Va = Kecepatan lumpur, fps.
Vp = Kecepatan partikel cutting, fps.
Dengan memasukkan kondisi yang biasa ditemui dalam operasi pemboran
maka didapatkan kecepatan slip sebesar:
……………………………………………….(3-4)
Keterangan :
dc = Diameter cutting terbesar, in.
ρc = Densitas cutting, ppg.
Ρm = Berat lumpur, ppg.
Setelah kecepatan minimum lumpur di annulus didapatkan, maka laju alir
minimum dapat ditentukan menggunakan persamaan :
……………………………….(3-5)
Keterangan :
Qmin = Laju alir minimum, gpm.
Vmin = Kecepatan minimum, fpm.
dh = Diameter lubang bor, in.
ODdp = Diameter luar pipa bor, in.
Ca = Volume cutting di anulus, %.
Kecepatan kritis lumpur di anulus dapat dihitung dengan persamaan :
….(3-6)
Keterangan :
Vc an = Kecepatan kritis, fps.
ρm = Densitas lumpur, ppg.
PV = Plastic Viscosity, cp.
Dh = Diameter lubang bmr, in.
ODdp = Diameter luar pipa, in.
YP = Yield Point, lb/100 ft2
3.4. Kehilangan Tekanan pada Sistem Sirkulasi
Kehilangan tekanan pada sistem sirkulasi dari lumpur pemboran adalah
kehilangan tekanan sistem sirkulasi yang diberikan kepada sistem lumpur, sebagai
akibat timbulnya gesekan untuk menahan aliran selama terjadinya sirkulasi yang
dihasilkan oleh pompa untuk mengalirkan lumpur pemboran melalui seluruh
sistem sirkulasi.
Besarnya kehilangan tekanan terjadi saat sirkulasi lumpur pemboran
berlangsung perlu dikteahui karena beberapa hal, diantaranya:
Kehilangan tekanan mempengaruhi besarnya hydraulic horse power
yang diberikan untuk sirkulasi lumpur.
Kehilangan tekanan mempengaruhi terjadinya hilang lumpur, gugur
dinding lubang bor, dan juga blow out.
Kehilangan tekanan yang besar merugikan daya yang seharusnya
diperlukan untuk pahat dan akan mempengaruhi laju penenmbusan.
Secara garis besar kehilangan tekanan sistem sirkulasi terbagi dalam tiga
bagian, yaitu kehilangan tekanan pada surface connection, kehilangan tekanan di
dalam rangkaian pipa pemboran, dan kehilangan tekanan pada pahat.
3.5. Metode Evaluasi Pengangkatan Serbuk Bor
Metode yang dipakai dalam mengevaluasi keberhasilan pengangkatan
serbuk bor (cutting) ada tiga, yaitu:
1. Rasio transport serbuk bor (cutting transport ratio).
2. Konsentrasi serbuk bor (cutting concentration).
3. Indeks pengendapan serbuk bor (particle bed index).
Ketiga metode ini mengacu pada tiga parameter yang berbeda, namun
ketiganya menentukan keberhasilan pengangkatan serbuk bor dari dasar lubang
bor ke permukaan. Oleh karena itu, agar didapatkan hasil yang baik maka evaluasi
pengangkatan serbuk bor tersebut harus opimal.
3.5.1. Cutting Transport Ratio
Cutting transport ratio dapat dihitung menggunakan persamaan :
………………………………………………………….(3-7)
Keterangan :
Ft = Cutting transport ratio, %.
va = Kecepatan aliran lumpur di annulus, fps.
vs = Kecepatan slip cutting, fps.
Rasio transport tidak menggambarkan kondisi kebersihan lubang, tetapi
dengan meningkatkan rasio transport akan menurunkan konsentrasi cutting di
anulus. Batas minimal rasio transport adalah 90%.
3.5.2. Cutting Concentration
Konsentrasi cutting di anulus dapat ditentukan dengan persamaan :
………………………………………………....(3-8)
Keterangan :
Ca = Konsentrasi cutting, %.
ROP = Laju penembusan, fph.
D = Diameter pahat, in.
Ft = Cutting transport ratio, %.
Q = Laju alir lumpur, gpm.
3.5.3. Particle Bed Index
Particle bed index (PBI) merupakan perbandingan waktu antara
pengendapan serbuk bor dan waktu tempuh sampai permukaan. PBI dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut :
……………………………..……(3-9)
Keterangan
PBI = Particle Bed Index.
Dh = Diameer lubang bor, in.
OdDp = Diameter luar pipa bor, in.
va = Kecepatan lumpur di anulus, fps.
vsa = Kecepatan slip searah lintasan sumur, fps.
vsr = Kecepatan slip radial, fps.
Lc = Jarak yang ditempuh, ft.
3.6. Hidrolika Pahat
Konsep bit hydraulic adalah mengoptimalkan aliran lumpur pada pahat
sedemikian rupa sehingga dapat membantu laju penembusan pemboran. Ada tiga
prinsip dalam mengopimalkan hidrolika. Ketiga prinsip tersebut adalah bit
hydraulic horse power (BHHP), bit hydraulic impact (BHI), dan jet velocity (JV).
3.6.1. Bit Hydraulic Horse Power.
Prinsip dasar dari metode ini menganggap bahwa semakin besar daya
yang disampaikan fluida terhadap batuan maka akan semakin besar pula efek
pembersihannya, sehingga metode ini berusaha untuk mengoptimalkan horse
power (daya) yang dipakai di pahat dari horse power pompa yang tersedia di
permukaan.
3.6.2. Bit Hydraulic Impact (BHI)
Prinsip dasar dari metode ini menganggap bahwa semakin besar impact
(tumbukan sesaat) yang diterima batuan formasi dari lumpur yang dipancarkan
dari pahat maka akan semakin besar pula efek pembersihannya, sehingga metode
ini berusaha untuk mengoptimumkan impact pada pahat.
3.6.3. Jet Velocity (JV)
Metodi ini berprinsip semakin besar laju alir fluida yang terjadi di pahat
maka akan semakin besar efektifitas pembersihan dasar lubang bor. Metode ini
berusaha mengoptimalkan laju alir pompa agar laju alair fluida di pahat maksimal.
3.6.4. Evaluasi Hasil Optimasi
Unuk mengetahui efek dari optimasi hidrolika telah berjalan dengan baik
atau tidak dapat ditntukan dengan melihat parameter yang dapat dievaluasi.
Parameter yang dapat dievaluasi untuk masing masing konsep adalah sebagai
berikut :
a. Konsep BHHP
Evaluasi dapat dilakukan melalui Horse Power per Square Inches
(HIS) di pahat menggunakan persamaan :
…………..…………………………………….(3-10)
Keterangan :
Pb = Kehilangan tekanan di pahat, psi.
Qopt = Laju optimum pompa, gpm.
An = Luas nozzle, in2.
b. Konsep BHI
Dalam mengevaluasi hasil optimasi pada konsep BHI, dilakukan
dengan menghitung bit impact (BIF) dengan menggunakan persamaan :
………………………………..(3-
11)
Keterangan :
Q = Kecepatan alir, gpm.
ρm = Berat lumpur, ppg.
Pb = Kehilangan tekanan di pahat, psi.
c. Konsep JV
Pada konsep ini evaluasi dapat dilakukan dengan menghitung kecepatan
aliran di pahat (Vb) dengan menggunakan persamaan :
…………………………………………………(3-12)
Keterangan :
Qopt = Laju optimum pompa, gpm.
An = Luas nozzle, in2
IV. DATA YANG DIBUTUHKAN
1. Data pemboran, antara lain : kedalaman sumur, inklinasi sumur,
diameter lubang bor, diameter rangkaian pipa pemboran, laju penembusan
(ROP).
2. Data fluida pemboran, antara lain : densitas lumpur, plastic viscosity,
yield point.
3. Data serbuk bor, antara lain : densitas serbuk bor, diameter serbuk bor.
4. Data pompa fluida pemboran, antara lain : laju alir pompa, tekanan
pompa, horse power pompa, ukuran liner, panjang stroke, efisiensi pompa.
V. KESIMPULAN SEMENTARA
1. Hidrolika merupakan salah satu faktor penting dalam proses pemboran
yang mempengaruhi laju penembusan, maka perlu dilakukan studi dalam
perencanaan hidrolika sebelum permboran dilakukan dan evaluasi untuk
mengetahui apakah hidrolika pemboran yang telah dirancang sudah
berjalan dengan optimum.
2. Evaluasi hidrolika fluida pemboran dan pengangkatan serbuk bor
dilakukan dengan menganalisa parameter kecepatan sirkulasi fluida
pemboran, ukuran nozzle dari pahat yang digunakan, dan tekanan
pemompaan fluida pemboran yang kemudian dibandingkan dengan harga
sebenarnya di lapangan.
3. Optimasi hidrolika ini bertujuan agar diperoleh efek pembersihan
lubang bor yang baik, pengangkatan serbuk bor yang baik, sehingga laju
penembusan dapat berjalan dengan cepat. Diharapkan analisa dari optimasi
yang dilakukan dapat menjadi bahan rekomendasi untuk operasi pemboran
berikutnya.
VI. RENCANA PENELITIAN
Penelitian Skripsi yang dilakukan penulis direncanakan berlangsung
selama kurang lebih satu bulan. Besar harapan penulis untuk dapat melakukan
penelitian di PERTAMINA EP Jakarta pada pertengahan bulan Desember 2013
sampai dengan selesai.
VII. PEMBIMBING
Untuk pembimbing di PERTAMINA EP Jakarta diharapkan untuk
didistribusikan kepada bapak Gatot. Sedangkan untuk pembimbing di kampus dari
Dosen pengajar jurusan Teknik Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional
‘Veteran” Yogyakarta.
VIII. PENUTUP
Demikian proposal Skripsi yang akan dilaksanakan di PERTAMINA EP
Jakarta. Besar harapan penulis rencana penelitian Skripsi ini mendapat sambutan
yang baik dari pihak perusahaan. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan,
penulis ucapkan terima kasih.
RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN UMUM SUMUR ‘X’ LAPANGAN ’Y’
2.1. Letak Geografis2.2. Geologi Lapangan
2.2.1. Stratigrafi Lapangan 2.2.2. Struktur Geologi
BAB III. TEORI DASAR3.1. Lumpur Pemboran
3.1.1. Fungsi Lumpur Pemboran3.1.2. Komponen Dasar Lumpur Pemboran3.1.3. Sifat Fisik Lumpur Pemboran
3.2. Rheology Lumpur Pemboran3.2.1. Sifat Aliran3.2.2. Jenis Fluida Pemboran
3.3. Kecepatan Alir3.3.1. Kecepatan Alir Pompa3.3.2. Kecepatan Alir di Anulus
3.4. Kehilangan Tekanan3.4.1. Kehilangan Tekanan di Permukaan3.4.2. Kehilangan Tekanan pada Pipa3.4.3. Kehilangan Tekanan pada Pahat3.4.4. Kehilangan Tekanan di Anulus
3.5. Metode Evaluasi Pengangkatan Serbuk Bor3.5.1. Rasio Transport Serbuk Bor3.5.2. Konsentrasi Serbuk Bor3.5.3. Indeks Pengendapan Serbuk Bor
3.6. Hidrolika Pahat3.6.1. Bit Hydraulic Horse Power (BHHP)3.6.2. Bit Hydraulic Impact3.6.3. Jet Velocity3.6.4. Evaluasi Hasil Optimasi
BAB IV. EVALUASI HIDROLIKA FLUIDA PEMBORAN DAN
PENGANGKATAN SERBUK BOR
4.1. Analisa Pengangkatan Serbuk Bor Aktual4.2. Analisa Hidrolika Pahat Aktual 4.3. Perhitungan Pada Pompa Lumpur4.4. Perhitungan Optimasi Hidrolika di Anulus4.5. Perhitungan Optimasi Hidrolika Pahat
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1) Adam, N.J., “Drilling Engineering, A Complete Well Planning Approach”
Pen Well Publishing, Tulsa, Oklahoma, 1985.
2) Bourgoyne, A.T., et al., “Applied Drilling Engineering”, Society of Drilling
Engineerings, Richardson, Texas, 1986.
3) Gatlin, C., “Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”, Prentice
Hall Inc., Englewood Clift, New Jersey, 1960.
4) Herianto, Ir. Drs. MT., “Persamaan Baru Optimasi Hidrolika Sumur Berarah
dengan Menggunakan DHMM dan PDC Bit,” Paper Program Pasca
Sarjana ITB, 2000.
5) J.M. Peden, J.T. Ford, and M.B Oyeneyin, Heiot-Watt U, SPE Paper
“Comprehensive Experimental Investigation of Drilled Cuttings Transport
in Inclined Well Including The effect of Rotation and Eccentricity
Drillpipe”, Oktober 1990, SPE no 20925.
6) Lummus. J.L., “Drilling Fluids Optimization”, Penn Well Publishing Co.,
Tulsa Oklahoma, 1986.
7) Maurer, “Drilling Technology Horizontal Well Planning Manual Vol-4”,
Maurer Engineering Inc., August 1990.
8) Preston L. Moore., “Drilling Practises Manual”, The Petroleum Publishing
Co., Tulsa, 1974.
9) Rabia, H., “Oil Well Drilling Engineering Principles and Practise”,
University of New Castle, UK, 1985.
10) R. Aguilera, G.M. Cordell, G.W. Nicholl, J.S. Arthindale, M.C. Ng., G.A.
Runions, “Horisontal Well”, Gulf Publishing Company, Houston, Texas,
1991.
11) Heriot Watt Institute of Petroleum Enginnering ., “Drilling Engineering”,
Heriot Watt University , Edinburgh, United Kingdom, 2005.
12) Baker Hughes INTEQ, “Fluid Facts Engineering Handbook Part Number
008902097 Rev. B”, Technical Communications Group, Huston, Texas,
1998.
13) Sauman. M., Herianto., and Subiatmono P., IATMI Paper: “Optimasi
Hidrolika pada Penggunaan Down Hole Mud Motor dengan Konsep
Minimum Annular Velocity untuk Pemboran Sumur-sumur Berarah”
Simposium Nasional IATMI 2001, Melia Purosani Hotel, Yogyakarta, 3-5
Oktober 2001.
14) T.I. Larsen, A.A. Pilehvari, and J.J. Azar, SPE Paper: “Development of a New
Cutting Transport Model for High-Angle Wellbores Including Horisontal
Well,” Juni 1997, SPE No. 25872
15) Ziedler. H. Udo, Dr. P.E., ”Drilling Fluid Technology Applied to Horisontal
Drilling”, Maurer Engineering Inc, Houston, Texas, 1988.