f1-f6 mini project

39
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA PROMOSI KESEHATAN Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan Kode : F.1 Kegiatan : Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun bagi Anak- anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan 1

Upload: deffylettyzia

Post on 02-Feb-2016

4.648 views

Category:

Documents


1.147 download

DESCRIPTION

mini project internship

TRANSCRIPT

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA PROMOSI KESEHATAN

Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan

Kode : F.1

Kegiatan : Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun bagi Anak-anak

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan

sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini

dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan

menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak

langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan

lain seperti handuk, gelas).

Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,

ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang

terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,

dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan).

PBB telah mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan

dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara di dunia yang akan berpartisipasi aktif

dalam hal ini, salah satu di antaranya adalah Indonesia.

Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan

komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya

kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga

derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat

diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran

dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang 1

merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS tentang budaya

cuci tangan ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan

sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan

nasional.

1.2 Tujuan dan Target Kegiatan

Tujuan Kegiatan :

Penyuluhan tentang “Cuci Tangan Pakai Sabun bagi Anak-anak” ini bertujuan

meningkatkan kepedulian masyarakat dan khususnya pada anak-anak untuk

melakukan pencegahan penyakit menular serta mempraktekkan bersama cara mencuci

tangan menggunakan sabun dengan baik dan benar.

Target Kegiatan :

Melalui kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya mencuci tangan pakai

sabun ini menyebabkan masyarakat dan khususnya anak-anak peduli dan waspada

mengenai bahaya penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kurangnya menjaga

kebersihan diri sehingga penyakit yang dapat ditularkan akibat kurangnya higienitas

diri dapat dicegah.

2

BAB 2

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

2.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada siswa-siswi SDN Rambipuji 03,

Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember. Pada penyuluhan ini akan

menggunakan metode ceramah dan praktek cara mencuci tangan pakai sabun yang

benar sebagai metode informasi kepada peserta penyuluhan. Akan dijelaskan

mengenai bahaya kurangnya menjaga kebersihan tubuh.

2.2 Nara Sumber

Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan ,dokter Internsip Puskesmas

Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 – 16 Oktober 2015.

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Selasa, 4 Agustus 2015

Tempat : SDN Rambipuji 03, Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember

2.4 Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah siswa-siswi kelas 1-6 SDN Rambipuji 03, Desa

Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember

2.5 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan praktek cara

mencuci tangan pakai sabun yang benar.

BAB 3

PELAKSANAAN INTERVENSI

3

Penyuluhan mengenai cuci tangan pakai sabun telah selesai diadakan di SDN

Rambipuji 03 Desa Rambipuji pada tanggal 4 Agustus 2015. Kegiatan tersebut terdiri

atas penyuluhan dan praktek cara mencuci tangan pakai sabun yang benar..

Penyuluhan dilakukan di ruang kelas masing-masing sekolah tersebut.

Penyuluhan dihadiri oleh petugas puskesmas, guru kelas, dan siswa-siswi.

Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct communication/ face to

face communication) dan penyampaiannya dengan mempraktekkan langsung materi

penyuluhan kepada para peserta.

Penyuluhan diawali dengan perkenalan dengan pembicara disertai

pemeriksaan umum dan pemeriksaan gigi terhadaap siswa-siswi sekolah dasar.

Kemudian, dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang manfaat cuci tangan

menggunakan sabun untuk anak-anak serta diakhiri dengan mempraktekkan bersama

cara mencuci tangan menggunakan sabun dengan baik dan benar. Selain itu, peserta

diberi pesan agar materi yang diperoleh selama penyuluhan dapat disampaikan pada

teman, tetangga dan keluarga, serta diterapkan di lingkungan sekitar

BAB 4

DOKUMENTASI

4

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

5

Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan

Kode : F.2

Kegiatan : Penyuluhan Jamban Sehat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada jamban keluarga

merupakan masalah kesehatan yang perlumendapatkan prioritas. Fasilitas jamban

keluarga dimasyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena

menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan

perilaku,tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001).

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat darisemakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan masalah jamban keluarga

yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing

danbahan kimia, penanganan sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat

kesehatan, serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola hidup bersih dan

sehat.

Para ahli kesehatan masyarakat sebetulnya sudah sangat sepakat dengan kesimpulan H.L.

Bloom yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan

derajat kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan

faktor yang lain. Namun energi dan kebijakan anggaran agaknya masih sangat

cenderung kepada program yang bersifat kuratif

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penyuluhan pada warga

kecamatan cimanggu mengenai sanitasi lingkungan khususnya masalah jamban sehat

keluarga.

1.2 Tujuan dan Target Kegiatan6

Tujuan Kegiatan :

Tujuan dari diadakan penyuluhan mengenai jamban sehat kepada peserta

posyandu Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji ini adalah untuk memberikan

pengetahuan tentang pentingnya adanya jamban di rumah agar masyarakat terhindar

dari penyakit diare serta kecacingan serta memberikan pengetahuan dan memotivasi

masyarakat untuk dapat membuat jamban sehat atas kesadaran diri sendiri sehingga

masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat

Target Kegiatan :

Melalui kegiatan penyuluhan jamban sehat, diharapkan meningkatkan

kesadaran masyarakat mengenai pentingnya buang air besar di jamban agar dapat

mencegah terserang penyakit. sehingga para warga dapat menerapkan pembuatan

jamban yang sehat dan merubah perilaku buang air besar di sungai menjadi buang air

besar di jamban.

BAB 2

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

2.1 Bentuk Kegiatan

7

Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta posyandu di Desa

Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. Pada penyuluhan ini akan

menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi kepada peserta penyuluhan.

Akan dijelaskan mengenai pengertian dan manfaat adanya jamban sehat di rumah.

Peserta juga akan diberikan kesempatan untuk bertanya setelah presentasi selesai

untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang informasi yang telah diberikan.

2.2 Nara Sumber

Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas

Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 – 16 Oktober 2015.

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Agustus 2015

Tempat : Balai Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember

2.4 Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah peserta Posyandu Desa Rambipuji, Kecamatan

Rambipuji, Kabupaten Jember.

2.5 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab.

8

BAB 3

PELAKSANAAN INTERVENSI

Penyuluhan mengenai jamban sehat telah selesai diadakan di Posyandu Desa

Rambipuji, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 22 Agustus 2015. Kegiatan tersebut

terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab. Metode yang digunakan selama proses

penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah yang disampaikan dangan santai

tetapi serius dan dapat dipahami peserta. Dan di dalam proses penyuluhan tersebut

ada proses interaksi atau feed back antara penyuluh dan sasaran yang berguna bagi

sasaran dalam memperjelas tujuan program dan isi materi yang disampaikan.

Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup

baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai

macam pertanyaan seputar jamban sehat. Penyuluhan ini diharapkan dapat

memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai syarat-syarat yang wajib dipenuhi

sehingga suatu rumah dapat dikatakan rumah sehat.

BAB 4

DOKUMENTASI9

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

10

Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan

Kode : F.3

Kegiatan : Penyuluhan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki

kandungan gizi yang bermanfaat bagi bayi dan lebih higienis. Namun seiring dengan

pertambahan umur, bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Oleh

sebab itu diperlukan zat gizi yang lebih banyak dan beragam untuk mendukung

tumbuh dan kembang bayi. Zat gizi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan pemberian

ASI saja, melainkan diperlukan asupan tambahan dari makanan-makanan lain.

Pemberian ASI eksklusif dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan, selanjutnya

diperlukan asupan gizi dari makanan lain. Makanan tambahan yang diberikan

berdampingan dengan ASI setelah bayi berusia 6 bulan disebut dengan makanan

pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan karena

pada usia ini bayi sudah mulai mampu untuk menggigit, mengunyah, dan menelan

makanan dengan baik.

Selain bermanfaat untuk melengkapi kandungan gizi ASI, pemberian MP-ASI

juga berperan dalam perkembangan kemampuan bayi dalam menggigit, mengunyah,

dan menelan makanan serta belajar untuk mengenal berbagai macam makanan. Hal

tersebut merupakan proses adaptasi untuk beralih dari konsumsi makanan cair ke

makanan yang lebih padat, hingga pada akhirnya bayi akan lepas sepenuhnya dari

ASI. Pemberian MP-ASI dilakukan secara bertahap seiring dengan pertambahan umur

bayi.

Hal-hal tersebut di atas menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan akan

pemberian MP-ASI yang tepat dapat mendukung tumbuh dan kembang yang baik

bagi bayi.

11

1.2 Tujuan dan Target Kegiatan

Tujuan Kegiatan :

Penyuluhan tentang “Makanan Pendamping ASI” ini bertujuan meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang apa saja jenis-jenis makanan pendamping ASI.

Selain itu, menjelaskan kapan mulai diberikannya makanan pendamping ASI,

sehingga kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi anak tercukupi.

Target Kegiatan :

Melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan meningkatkan kesadaran

masyarakat terutama keluarga muda yang sedang memiliki balita di Desa Rambipuji,

Kecamatan Rambipuji, Jember tentang apa kapan pemberian makanan pendamping

ASI dan apa saja jenisnya untuk anak agar dapat mencapai pertumbuhan dan

perkembangan optimal.

BAB 2

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

12

2.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada masyarakat di Posyandu

Bougenville 43 Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember. Pada penyuluhan ini

akan menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi kepada peserta

penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai apa saja jenis-jenis makanan pendamping

ASI. Selain itu, menjelaskan kapan mulai diberikannya makanan pendamping ASI,

sehingga kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi anak tercukupi. Peserta juga akan

diberikan waktu setelah presentasi selesai untuk memberikan pertanyaan kepada

pemapar apabila ada informasi yang belum jelas tentang informasi yang telah

diberikan.

2.6 Nara Sumber

Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas

Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 – 16 Oktober 2015.

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Rabu, 2 September 2015

Tempat : Posyandu Bougenville 43, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember.

2.4 Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah ibu-ibu posyandu dan kader posyandu di Posyandu

Bougenville 43, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember.

2.5 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab.

13

BAB 3

PELAKSANAAN INTERVENSI

Penyuluhan mengenai makanan pendamping ASI telah selesai diadakan di

Posyandu Bougenville 43, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember. pada tanggal

2 September 2015. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab.

Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode

ceramah yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami peserta.

Dan di dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau feed back antara

penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program

dan isi materi yang disampaikan.

Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup

baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai

macam pertanyaan seputar makanan pendamping ASI. Penyuluhan ini diharapkan

dapat memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai apa saja jenis-jenis

pendamping ASI, kapan pemberiannya serta manfaat dan sumber vitamin sehingga

kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi secara seimbang.

BAB 4

DOKUMENTASI

14

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS GIZI

Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan

Kode : F.4

Kegiatan : Gizi Pada Lansia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Makanan yang aman dan sehat merupakan hal yang sangat penting. Banyak

penyakit yang dapat ditimbulkan dari makanan, antara lain keracunan, diare, muntah,

hepatitis, bahkan kegemukan atau obesitas sering disebabkan karena pola makan

yang tidak sehat. Makanan yang sehat dan aman tidak harus mahal, banyak sekali

bahan makanan yang sehat dan aman dapat ditemukan di sekitar kita dengan harga

yang terjangkau. 15

Saat ini banyak sekali makanan instant yang mengandung zat-zat kimia yang

tidak baik bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi setiap hari. Terutama jajanan-jajanan

yang sering ditemukan mengandung pengawet dan pewarna tekstil yang sangat

berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, kita wajib berhati-hati dan senantiasa menjaga

makanan yang kita makan sehari-hari, baik dalam hal menyimpan dan mengolahnya.

1.2 Tujuan dan Target Kegiatan

Tujuan Kegiatan :

Tujuan dari diadakan penyuluhan tentang gizi pada lansia ini adalah

memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang makanan sehat dan

aman yang baik untuk dikonsumsi sendiri dan keluarga maupun diperdagangkan.

Target Kegiatan :

Melalui kegiatan penyuluhan tentang diet bagi lansia ini diharapkan akan

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai makanan apa saja yang aman untuk

di konsumsi pada lansia berikut cara pengaturan diet tersebut sehingga mereka dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari. Hingga pada akhirnya diharapkan

dapat meningkatkan status kesehatan pada lansia.

16

BAB 2

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

2.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta posyandu lansia di

Posyandu Lansia Flamboyan, Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember. Pada

penyuluhan ini akan menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi kepada

peserta penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang dapat

dikonsumsi pada lansia

2.2 Nara Sumber

Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas

Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 – 16 Oktober 2015.

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Rabu, 9 September 2015

Tempat : Posyandu Lansia Flamboyan, Desa Rambigundam, Kecamatan

Rambipuji, Jember.

2.4 Sasaran Penyuluhan

17

Sasaran penyuluhan adalah peserta Posyandu lansia Flamboyan ,Desa

Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Jember.

2.5 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab

18

BAB 3

PELAKSANAAN INTERVENSI

Penyuluhan mengenai gizi pada lansia telah selesai diadakan di Posyandu

Lansia Flamboyan Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 9

September 2015. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan tanya jawab.

Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode

ceramah dan konseling yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat

dipahami peserta. Dan di dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau

feed back antara penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas

tujuan program dan isi materi yang disampaikan.

Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup

baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai

macam pertanyaan seputar makanan apa saja yang dapat dikonsumsi pada lansia.

Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan masyarakat disekitar

Posyandu Bougenville 3, Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, kabupaten

Jember tentang gizi pada lansia agar masyarakat dapat memilah asupan makanan apa

yang baik dan yang tidak baik dikonsumsi bagi lansia .

BAB 4

19

DOKUMENTASI

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

20

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

DAN TIDAK MENULAR

Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan

Kode : F.5

Kegiatan : Penyuluhan Diare

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau cair atau bahkan dapat

berupa air saja dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya

dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk di Indonesia dan

merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi di anak,

terutama dibawah usia 5 tahun. Diare akut sampai saat ini masih merupakan

masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan

penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.

Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi

masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah

kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya dan 1

dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare infeksi.

Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan

waterborne infections yang disebabkan bakteri Salmonella spp, Campylobacter

jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus, Clostridium perfringens dan

Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC).

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta

penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap

tahunnya di banding di negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3

kali setiap tahun. Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian

sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7

21

kali setiap tahunnya dibanding di negara berkembang lainnya mengalami serangan

diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan

bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang,

Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam penyebab terbanyak adalah

Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V.

Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01,

dan Salmonella paratyphi A.

1.2 Tujuan dan Target Kegiatan

Tujuan Kegiatan :

Tujuan dari diadakan penyuluhan tentang diare kepada kader dan masyarakat

yang menghadiri posyandu di Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji ini secara

umum adalah untuk mengetahui apa saja penyebab diare, bagaimana penanganan

pertama terhadap diare dan bagaimana pencegahan agar tidak terkena diare.

Target Kegiatan :

Melalui kegiatan penyuluhan tentang diare ini diharapkan akan meningkatkan

pengetahuan masyarakat, terutama kader dan masyarakat Desa Kaliwining,

Kecamatan Rambipuji, mengenai definisi diare, cara penularan, dan cara

pencegahannya serta penanganan pertama terhadap diare. Penyuluhan ini juga

diharapkan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

terutama diare di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji.

BAB 2

22

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

2.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta Posyandu Bougenvile 34

Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji. Pada penyuluhan ini akan menggunakan

metode ceramah sebagai metode informasi kepada peserta penyuluhan. Akan

dijelaskan mengenai diare.

2.2 Nara Sumber

Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas

Rambipuji, Jember periode 16 Ju;i 2015- 16 Oktober 2015.

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Sabtu, 12 September 2015

Tempat : Posyandu Bougenville 34, Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji,

Jember

2.4 Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah kader posyandu dan masyarakat Desa Kaliwining,

Kecamatan Rambipuji, Jember

2.5 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab.

23

BAB 3

PELAKSANAAN INTERVENSI

Penyuluhan mengenai tuberculosis anak telah selesai diadakan di Posyandu

Bogenvile 34 Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 12 September

2015. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab.

Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode

ceramah yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami peserta.

Dan di dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau feed back antara

penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program

dan isi materi yang disampaikan.

Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup

baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai

macam pertanyaan seputar tuberkulosis anak. Penyuluhan ini diharapkan dapat

memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai diare, penanganan pertama serta

pencegahan terjadinya diare.

BAB 4

DOKUMENTASI24

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

25

UPAYA PENGOBATAN DASAR

Nama : dr. Deffy Lettyzia Riawan

Kode : F.6

Kegiatan : Laporan Kasus Skabies

I. TEMPAT DAN WAKTU

Waktu : 15 September 2015

Tempat : Ruang Balai Pengobatan PKM Rambipuji

Metode : Anamnesis dan pemeriksaan fisik

II. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn A

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 43 tahun

Alamat : Kaliwining

Status Pernikahan : Menikah

Suku bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pekerjaan : Pegawai Pabrik

Berat Badan : 68 kg

III. HASIL PEMERIKSAAN

A. Subyektif (Anamnesis)

1. Keluhan Utama : Gatal pada kedua tangan dan kemaluan

2. Keluhan Penyerta : -

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang sendiri ke balai pengobatan Puskesmas Rambipuji

mengeluh gatal pada kedua tangan dan kemaluannya sejak 1 bulan yang lalu.

Gatal dirasakan semakin meluas, dan sering berpindah tempat, hilang timbul.

Gatal lebih parah saat malam hari. Tidak didapatkan luka pada tangan pasien,

26

hanya terkadang kulit berwarna merah. Pasien mengeluh terdapat beberapa

lesi kecil pada kemaluannya, berwarna putih keabuan. Tidak didapatkan

keluhan panas atau nyeri. Keluhan yang sama juga dirasakan oleh anak dan

istri pasien sejak 2 bulan yang lalu, namun sekarang keluhan pada mereka

sudah tidak ada lagi. Sebelum muncul keluhan, anak dan istri pasien sempat

menginap dirumah adik pasien. Keluhan ini juga didapatkan pada keponakan

pasien, yang merupakan siswa pesantren. Keluhan gatal lalu muncul beberapa

hari setelah anak dan istri pasien kembali ke rumah. Pasien belum pernah

mengobati sendiri ataupun berobat kedokter.

4. Riwayat Penyakit Dahulu : DM -

HT -

Alergi -

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

Anak dan istri korban pernah sakit seperti ini

6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :

Pasien tinggal bersama anak dan istrinya

B. Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Tampak sakit ringan

- Kesadaran : Compos mentis

- Kesan gizi : Tampak gizi cukup

- Tanda vital

o Tekanan darah: 120/80 mmHg

o Nadi : 82x/menit

o Suhu : 360C

o Pernapasan : 20x/menit

- Status Generalis

27

- Kepala : Oedem kelopak mata - / -

Konjunctiva anemis - / -

Skleraikterus - / -

- Leher : Pembesaran KGB (-)

Bendungan vena leher (-)

- Thorax : Bentuk normal, gerak simetris

- Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi - / - , wheezing - / -

- Cor : S1S2tunggal, murmur (-), gallop (-)

- Abdomen : I : membesar, bekas jahitan operasi (-), scar (-)

P : teraba janin

P : tidak dilakukan

A : BU dalam batas normal

- Ekstremitas : akral hangat oedem

- Regio genitalia externa : didapatkan papul multiple pada batang penis dan

pubis. Terdapat bentukan papul berbentuk garis lurus dan berkelok kelok

warna putih keabu-abuan, disertai ekskoriasi.

C. Diagnosa

Skabies

D. Planning

1. Terapi :

- Medikamentosa :

Scabimide cream S 1ddue malam hari, selama 8-12 jam

CTM 4mg S 1dd tab 1 malam hari

- Non medikamentosa

1. Pengobatan harus dilakukan secara bersamaan pada seluruh orang

yang tinggal dalam rumah

2. Persiapan untuk pengobatan :

28

+ +

+ +

– –

o Seluruh pakaian yang ada dalam lemari dimasukkan kedalam

kantong plastic, dan diikat. Sisakan pakaian untuk 3 hari

kedepan

o Jemur seluruh pakaian yang sudah ada dalam plastic selama 3

hari kedepan

o Pada hari terakhir penjemuran (malam), oleskan obat pada

seluruh orang yang tinggal dirumah

3. Mandi seluruh badan sebelum memakai obat

4. Oleskan obat cream (skabimite®) secara merata pada seluruh

badan, baik yang gatal ataupun tidak gatal, kecuali muka.

Pemakaian obat harus dibantu dengan orang lain. Diamkan selama

10 jam

5. Pagi hari sebelum mandi, turunkan sprei, sarung bantal, gorden,

dan karpet. Jemur sofa dan peralatanm rumah lainnya, atau semprot

dengan insektisida

6. Mandi seluruh badan hingga bersih

7. Kenakan pakaian yang telah dijemur selama 3 hari tadi

8. Penyuluhan hygiene perorangan dan lingkungan

o Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan

alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita

scabies

o Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.

29