fagosit

3
Faktor hormonal dalam fagositosis : 1. Progesteron -Jika meningkat akan meningkatkan terjadinya inflamasi gingival dengan menghambat produksi interleukin-6(IL-6). IL-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T, serta mengaktifkan sel makrofag dan sel NK dimana sel-sel tersebut berperan dalam menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah. Sehingga dengan dihambatnya IL-6 mengakibatka gingival kurang efisien dalam melawan serangan inflamasi dari bakteri. -Merangsang produksi PGE2(prostaglandin) yang merupakan mediator poten terjadinya inflamasi. Sehingga membuat inflamasi pada gingival makin meningkat ketika konsentrasi PGE2 tinggi 2. Estrogen -Menurunkan jumlah monosit yang beredar di sirkulasi darah -Merangsang terjadinya apoptosis pada sel makrofag terutama yang mengekspresikan estrogen reseptor β -Menghambat aktivitas enzim yang membantu metabolisme didalam sitosol sel makrofag -Menurunkan aktifitas fagosit dengan mempengaruhi fungsi enzim yang membantu terbentuknya bahan-bahan yang bersifat oksidatif kuat seperti anion, superoksida, hydrogen peroksida, dan molekul-molekul lain yang akan membnatu proses fagositosis dalam makrofag. Sehingga pada akhirnya akan membuat penurunan aktifitas fagositosis Faktor nutrisi dalam fagositosis : - Vitamin A : Membantu limfosit untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan infeksi. Adanya penurunan vitamin A berpengaruh pada menurunnya jumlah sirkulasi sel NK dan sel T - Vitamin C : Meningkatkan pengeluaran sel darah putih dan antibody yang melawan penyakit, serta meningkatkan kadar interferon yang melindungi permukaan sel agar tidak dimasuki virus

Upload: septiana-putrining-suci-adi

Post on 13-Sep-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kg

TRANSCRIPT

Faktor hormonal dalam fagositosis :1. Progesteron-Jika meningkat akan meningkatkan terjadinya inflamasi gingival dengan menghambat produksi interleukin-6(IL-6). IL-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T, serta mengaktifkan sel makrofag dan sel NK dimana sel-sel tersebut berperan dalam menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah. Sehingga dengan dihambatnya IL-6 mengakibatka gingival kurang efisien dalam melawan serangan inflamasi dari bakteri.-Merangsang produksi PGE2(prostaglandin) yang merupakan mediator poten terjadinya inflamasi. Sehingga membuat inflamasi pada gingival makin meningkat ketika konsentrasi PGE2 tinggi2. Estrogen-Menurunkan jumlah monosit yang beredar di sirkulasi darah-Merangsang terjadinya apoptosis pada sel makrofag terutama yang mengekspresikan estrogen reseptor -Menghambat aktivitas enzim yang membantu metabolisme didalam sitosol sel makrofag-Menurunkan aktifitas fagosit dengan mempengaruhi fungsi enzim yang membantu terbentuknya bahan-bahan yang bersifat oksidatif kuat seperti anion, superoksida, hydrogen peroksida, dan molekul-molekul lain yang akan membnatu proses fagositosis dalam makrofag. Sehingga pada akhirnya akan membuat penurunan aktifitas fagositosisFaktor nutrisi dalam fagositosis : Vitamin A : Membantu limfosit untuk berfungsi lebih efektif dalam melawan infeksi. Adanya penurunan vitamin A berpengaruh pada menurunnya jumlah sirkulasi sel NK dan sel T Vitamin C : Meningkatkan pengeluaran sel darah putih dan antibody yang melawan penyakit, serta meningkatkan kadar interferon yang melindungi permukaan sel agar tidak dimasuki virus Vitamin D : Pengaktifan set T bergantung pada vitamin D. Tanpa supan vitamin D yang cukup, sel-sel pembunuh seperti sel T tidak akan mampu bereaksi dan melawan infeksi Vitamin B6: Mampu mengurangi tanggapan CD4 dan mengurangi kemampuan sel pembunuh alami untuk untuk membunuh mikoorganisme infeksi Zink : Diperlukan bagi pengaktifan sel T limfosit untuk memerangi penyakit Fe : Jika kekurangan Fe menyebaban penurunan jumlah CD4 dan penurunan jumlah sel pembunuh. Juga mampu merusak kemampuan sel pembunuh untuk membunuh mikroorganisme infeksi Asam folat : Mampu meningkatkan distribusi sel

Komposen sel Fagositosis :

Sel Dendritik.Sel dendritik (DC) mempunyai tugas untuk menelan antigen dan mempresentasikan kembali antigen yang telah disederhanakan kepermukaan sel. Presentasi antigen yang telah sederhana pada permukaan sel dendritik sangat penting maknanya, karena dengan itu sel-sel limfosit bisa mengenal dan selanjutnya reaksi sistem imun secara bertahap akan dilaksanakan. Pada perkembangan awal, sel dendritik sebagaimana sel monosit berada dalam peredaran darah. Sel dendritik yang belum masak segera mesasuki jaringan. Sel dendritik yang berhadapan dengan patogen akan segera masak dan mengadakan migrasi ke jaringan lymph node. Sel dendritik yang menelan antigen tersebut akan memproses dan mempresentasikan antigen tersebut pada permukaan sel. Antigen yang telah dipresentasikan oleh sel dendritik akan dikenali oleh sel T spesifik. Sel T spesifik selanjutna akan memproduksi sitokin yang berguna untuk membantu eliminasi potogen yang menginfasi tubuh. Sebagian sitokin yang diproduksi pada mekanisme ini sangat penting untuk proliferasi sel T itu sendiri dan juga membantu aktivasi sel-sel lain yang terlibat pada sistem pertahanan tubuh. b) Sel dendritik yang telah menelan antigen akan mencerna dan memproses antigen itu serta mempresentasikan pada permukaan sel dalam bentuk kompleks MHC:antigen. Kompleks MHC:antigen inilah yang dapat dideteksi oleh sel T. Karena mempunyai kemampuan mempresentasikan antigen, sel dendritik disebutAntigen Presenting Cell (APC).