faktor-faktor fundamental auditor dalam penentuan ...ejournal.stieppi.ac.id/file/jurnal sumaryo...

32
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia April 20 InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2262 FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS PADA PROSES AUDIT KEUANGAN Disusun Oleh : Penulis Pertama: DIANA YUSUF MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA Penulis Kedua: SUMARYO, S.E., M.Ak. NIDN : 0411087202 STIE PUTRA PERDANA INDONESIA ABSTRACT The aim of this research was to get empirical evidence about the fundamental factors of Auditor ( independence, , knowledge of detecting errors, experience of auditor) on consideration of materiality level in the auditing process of financial statements. This research uses causal comparative study with primary data obtained using a questionnaire. The research sample was auditor on Public Accounting Firm (KAP) located in Central Jakarta with a simple random sampling technique. Data analysis was used multiple linear regression, Based on this research, partially, independence variable has not significant positive effect on considerations of materiality level in the auditing of financial statements. And knowledge of detecting errors, experienceof auditor were significant positive effect on considerations of materiality level in the auditing process of financial statements then simultaneousl variable independence, knowledge of detecting errors, experienceof auditor were significant positive effect on considerations of materiality level in the auditing process of financial statements Keywords : independency, knowledge of detecting errors, experienceof auditor, and materiality

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2262

FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN

PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS PADA PROSES AUDIT

KEUANGAN

Disusun Oleh :

Penulis Pertama:

DIANA YUSUF

MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA

Penulis Kedua:

SUMARYO, S.E., M.Ak.

NIDN : 0411087202

STIE PUTRA PERDANA INDONESIA

ABSTRACT

The aim of this research was to get empirical evidence about the fundamental factors

of Auditor ( independence, , knowledge of detecting errors, experience of auditor) on

consideration of materiality level in the auditing process of financial statements. This

research uses causal comparative study with primary data obtained using a

questionnaire. The research sample was auditor on Public Accounting Firm (KAP)

located in Central Jakarta with a simple random sampling technique. Data analysis

was used multiple linear regression, Based on this research, partially, independence

variable has not significant positive effect on considerations of materiality level in the

auditing of financial statements. And knowledge of detecting errors, experienceof

auditor were significant positive effect on considerations of materiality level in the

auditing process of financial statements then simultaneousl variable independence,

knowledge of detecting errors, experienceof auditor were significant positive effect on

considerations of materiality level in the auditing process of financial statements

Keywords : independency, knowledge of detecting errors, experienceof auditor, and

materiality

Page 2: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2263

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pertimbangan tingkat materialitas sebagai pertimbangan profesional Auditor

yang dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan pengguna dalam g meletakkan

kepercayaan pada laporan keuangan. Sehingga kesalahan dalam pertimbangan

tingkat materialitas akan berpengaruh terhadap opini auditnya. Konesp kekeliruann

(error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya jumlah atau pengungkapan

dalam laporan keuangan yang tidak disengaja (SPAP 2011 : paragraf 6). Banyak

kasus terkait pemberian opini yang wajar tanpa pengecualian, akan tetapi

perusahaan mengalami kebangkrutan, dengan demikian dibutuhkan auditor yang

kompeten dalam menjalankan tugasnya. Oleh Karenanya Akuntan publik dalam

menyatakan pendapat harus didukung fakta dan pengungkapan temuan, maka dari

itu akuntan publik harus memiliki sikap indepedensi, pengalaman dan

pengatahuan yang memdai dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan

untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat

diandalkan bagi pihak yang membutuhkan

Hal ini sejalan Standar Profesional Akuntan Publik ,standar umum pertama

mengenai pelatihan dan keahlian audit independen ( IAPI 2011 : SA seksi 210 :

Paragraf 1 & 3) menjelaskan : 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih

yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, 3.

Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas

melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Asisten

junior,yang baru masuk kedalam karier auditing harus memperoleh pengalaman

profesionalnya dengan mendapatkan supervise memadai dan review atas

pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman

Berdasarkan, beberapa kasus terakiat akuntan publik, seperti, Kasus PT

Garuda Indonesia (Persero) Tbk akhir tahun 2019, hasil audit laporan keuangan

untuk tahun buku 2018. Auditor telah memberikan persetujuan atas pencatatan

transaksi dengan Mahata senilai US$239,94 juta pada pos pendapatan. Padahal,

belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018.. Akibatnya

Page 3: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2264

Akuntan Publik Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata,

Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan

Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan, diberi sanksi oleh

Kementerian Keuangan karena kelalaian Akuntan Publik (AP) dalam mengaudit

laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018.berupa

peringatan tertulis disertai kewajiban untuk melakukan perbaikan terhadap Sistem

Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan reviu oleh BDO International Limited

kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan.

Kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dililit Gagal bayar perusahaan ini atas

polis produk JS Saving Plan mencapai Rp 12,4 triliun. Kasus PT Kimia Farma

Tbk. atas pelaporan keuangan auditan periode 31 Desember 2001 yang diduga

melakukan manipulasi keuntungan pada laporan keuangan. Pada kasus ini, Kantor

Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (HTM) dianggap melakukan

kesalahan penyajian laba bersih PT Kimia Farma tahun 2001 sebesar RP 132

Miliar yang seharusnya hanya sebesar Rp 99 Miliar. BAPEPAM menyebutkan

bahwa KAP telah mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma sesuai dengan

standar audit yang berlaku, hanya saja gagal dalam mendeteksi kecurangan

tersebut. Selain itu, KAP tidak terbukti membantu manajemen perusahaan dalam

melakukan kecurangan tersebut. Kaasus-kasus diatas . public mempertanyakan

sikap profesional dari akuntan publik sebagai hal yang fundamental, terutama

auditor ketika berhadapan dengan klien, auditor dinilai gagal menjalankan

independensi, pengalaman dan pengetahuan mendeteksi kekeliruan bahkan

kecurangannya.seharusnya dalam mengaudit suatu organisasi, auditor harus

berpedoman pada standar yang telah dibuat dan ditetapkan. Profesi auditor sendiri

tidak luput dari risiko audit yang tinggi. Maka itu, dalam SA Seksi 312 telah

dijelaskan mengenai resiko audit dan materialitas yaitu seksi ini memberikan

panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat

perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar

auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Risiko audit dan materialitas

mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya standar pekerjaan lapangan

dan standar pelaporan, serta tercermin dalam laporan auditor bentuk baku. Risiko

Page 4: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2265

audit dan materialitas, bersama dengan hal-hal lain, perlu dipertimbangkan dalam

menentukan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil

prosedur tersebut.

Beberapa penelitian mengenai pertimbangan tingkat materialitas, antara lain:

penelitian yang dilakukan Anindy (2015) menyebutkan bahwa pengalaman auditor

berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Kemudian, penelitian

Rudi (2017) menyebutkan bahwa independensi berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat materialitas. Selanjutnya Penelitian Alifah (2016)

menyebutkan bahwa pengetahuan auditor mendeteksi kekeliruan berpengaruh

terhadap petimbangan tingkat materialitas..

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Factor–faktor fundamental Auditor dalam penentuan Pertimbangan

Tingkat Materialitas Pada Proses Audit Keuangan”.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi beberapa factor fundemnetal auditor

dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pemeriksaan

laporan keuangan, dengan proxy independensi auditor, pengalaman auditor, dan

pengetahuan auditor mendeteksi kekeliruan. Selanjutnya, penelitian ini dilakukan pada

auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Jakarta Pusat.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan,

selanjutnya didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh factor fundamental Independensi Auditor dalam

menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Audit Keuangan?

2. Apakah terdapat pengaruh factor fundamental Pengalaman Auditor dalam

menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Audit Keuangan?

3. Apakah terdapat pengaruh factor fundamental Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan dalam menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas Materialitas

pada Proses Audit Keuangan?

Page 5: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2266

4. Apakah terdapat pengaruh factor fundamental Independensi, Pengalaman, dan

Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan dalam menentukan Pertimbangan

Tingkat Materialitas pada Proses Audit Keuangan?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan masalah dari

penelitian ini antara lain:

1. Untuk menguji pengaruh factor fundamental Independensi Auditor dalam

menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Audit

Keuangan?

2. Untuk menguji pengaruh factor fundamental Pengalaman Auditor dalam

menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Audit

Keuangan?

3. Untuk menguji pengaruh factor fundamental Pengetahuan Auditor

Mendeteksi Kekeliruan dalam menentukan Pertimbangan Tingkat

Materialitas pada Proses Audit Keuangan?

4. Untuk menguji pengaruh factor fundamental Independensi, Pengalaman, dan

Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan dalam menentukan

Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Audit Keuangan?

B. KAJIAN LITERATUR

1. Independensi Auditor

Arens (2008: 111) berpendapat bahwa independensi independensi dalam fakta, dan

independensi dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact)

terjadi apabila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias

sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independence in

appearance) merupakan hasil dari interprestasi lain atas independensi ini..kemudian

Mulyadi (2002: 26-27) menjelaskan bahwa independensi menitikberatkan pada

sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan

tidak tergantung pada orang lain. Menurut pendapat Mautz dan Sharaf dalam buku

yang ditulis oleh Tuanakotta (2011: 54), menekankan tiga dimensi dari

independensi sebagai berikut: a) Programming Independence adalah kebebasan

Page 6: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2267

(bebas dari pengendalian atau pengaruh orang lain, misalnya dalam bentuk

pembatasan) untuk memilih teknik dan prosedur audit dan berapa dalamnya teknik

dan prosedur audit itu diterapkan.b) Investigate Independence adalah kebebasan

(seperti telah diartikan) untuk memilih area, kegiatan, hubungan pribadi, dan

kebijakan manajerial yang akan diperiksa. Ini berarti tidak boleh ada sumber

informasi yang legitimate (sah) yang tertutup bagi auditor.c) Reporting

Independence adalah kebebasan untuk menyajikan fakta yang terungkap dari

pemeriksaan atau pemberian rekomendasi atau opini sebagai hasil pemeriksaan.

2. Pengalaman Auditor

a. Definisi Pengalaman Auditor

Menurut Mulyadi (2010: 24) pengalaman auditor merupakan akumulasi

gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi. Jika seseorang memasuki

karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi

dibawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman. Disamping itu,

pelatihan teknis yang cukup mempunyai arti pula bahwa akuntan harus mengikuti

perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha dan profesinya, agar akuntan yang

baru selesai menempuh pendidikan formalnya dapat segera menjalani pelatihan

teknis dalam profesinya, pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-

kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi

akuntan yang ingin memperoleh izin praktek dalam profesi akuntan publik

b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor

Menurut Mulyadi (2010: 25) ada tiga faktor dalam pengalaman auditor,

diantaranya adalah :Pelatihan profesi, Pendidikan, Lama kerja.

3. Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan

Para auditor menemukan berbagai macam kekeliruan yang berasal dari berbagai

jenis kesalahan yang dibuat dalam proses kalkulasi, penghapusan, kesalahpahaman,

kesalahan penerapan standar-standar akuntansi, serta penggelapan dalam

pengikhtisaran dan pemberian keterangan (Agoes dan Hoesada, 2012: 71). Hal ini

sejalan dengan Istilah kekeliruan dijelaskan dalam SA sesi 312 yaitu istilah kekeliruan

berarti salah saji atau penghilangan yang tidak disengaja jumlah atau pengungkapan

dalam laporan keuangan. Kekeliruan mencakup :

Page 7: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2268

a) Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber

penyusunan laporan keuangan.

b) Estimasi akuntasi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau

salah tafsir fakta.

c) Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,

klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.

Penggunaan yang berdasarkan kemahiran tingkat profesional dengan cermat,

seksama dan ketelitian memungkinkan seorang auditor untuk memperoleh keyakinan

memadai bahwa laporan keuangan akan bebas dari salah saji yang bersifat material.

Salah saji material dapat terjadi diakibatkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

a) Salah saji (misstatement) timbul karena Error atau Fraud,

b) Salah saji dipandang material jika berpengaruh terhadap keputusan yang diambil

users.

4. Proses Pemeriksaan

a. Definisi Pemeriksaan

Arens (2008: 4) mendefinisikan auditing sebagai pengumpulan dan evaluasi

bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian

antara informasi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus

dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Konrath (2002: 5) memberikan definisi audit sebagai suatu proses sistematis untuk

memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi

kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian

antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta

penyampaian hasil-hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Manfaat Pengauditan

Menurut Boynton (2002: 54-55), secara umum audit dapat memberikan

manfaat ekonomi antara lain sebagai berikut:

1) mempermudah suatu perusahaan dalam melakukan akses ke pasar modal,

2) menekan atau meminimalisir biaya modal terkait dengan persyaratan suku

bunga yang lebih rendah,

Page 8: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2269

3) meminimalisir terjadinya tindak kecurangan (fraud) dari pihak-pihak yang

berkepentingan,

4) serta dapat meningkatkan pengendalian dan operasional karena adanya

saran yang diberikan auditor kepada klien.

5. Pertimbangan Tingkat Materialitas

a. Definisi Materialitas

Mulyadi (2002: 158) menerangkan definisi materialitas sebagai besaran nilai

yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan

yang melingkupinya, dapat berpengaruh terhadap pertimbangan orang yang

meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan

atau salah saji.

Arens (2008: 71) berpendapat bahwa materialitas merupakan suatu

pertimbangan penting dalam menentukan jenis laporan yang tepat untuk diterbitkan

dalam situasi tertentu. Financial Accounting Standard Board mendifinisikan

materialitas (materiality) sebagai besarnya penghapusan atau salah saji informasi

keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan

seorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut mungkin akan

berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.

b. Konsep Materialitas

Boynton (2002: 330-331) menjelaskan materialitas pada dua tingkatan yaitu :

1) Tingkat Laporan Keuangan

Materialitas laporan keuangan merupakan salah saji agregat minimum

dalam suatu laporan keuangan yang cukup penting untuk mencegah laporan

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Dalam membuat suatu pertimbangan pendahulu mengenai materialitas,

auditor mula-mula menentukan tingkat agregat (keseluruhan) materialitas

untuk setiap laporan keuangan.

2) Tingkat Saldo Akun

Materialitas saldo akun merupakan salah saji minimum yang dapat

muncul dalam suatu saldo akun hingga dianggap mengandung salah saji

Page 9: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2270

material. Menurut Arens (2008) terdapat lima langkah yang diikuti auditor

dalam menerapkan materialitas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Menetapkan pertimbangan pendahulu tentang materialitas,

b) Mengalokasikan pertimbangan pendahulu tentang materialitas ke

segmen-segmen,

c) Mengestimasi total salah saji dalam segmen,

d) Mempersiapkan salah saji gabungan,

e) Serta membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan

pendahulu tentang materialitas.

Arens (2008) menjelaskan bahwa terdapat tiga tingkatan dalam materialitas

yang digunakan untuk menentukan jenis pendapat auditor: a) Jumlahnya tidak

material,b) jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara

keseluruhan,c)dan jumlahnya sangat material sehingga kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan diragukan

Terdapat empat konsep materialitas antara lain adalah “overall” materiality,

“overal” performance materiality, “specific” materiality dan “specific”

performance materiality (Theodorus 2014: 167).

6. Kerangka Pemikiran

Standar PSA mengharuskan para auditor agar bersikap independen. Artinya,

auditor tidak mudah dipengaruhi atau diubah kepentingannya karena auditor

melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian, auditor

tidak dibenarkan untuk memihak kepada kepentingan siapa pun selain untuk hal yang

benar.

Penelitian tentang independensi terhadap pertimbangan tingkat telat dilakukan

oleh Alifah (2016) yang menemukan hasil bahwa Independensi auditor berpengaruh

signifikan berkorelasi positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor

Akuntan Publik, dengan penjelasan sehingga semakin tinggi independensi auditor,

maka semakin baik pertimbangan tingkat materialitas yang akan diambil. Hasil

penelitian ini didukung oleh adanya penelitian yang dilakukan oleh Putu dkk (2014)

yang menyatakan bahwa Independensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan

dan berkorelasi positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit

Page 10: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2271

laporan keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini berpengaruh

secara positif, artinya semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh seorang auditor,

maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas yang dihasilkan auditor

dalam proses audit. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan hipotesis (H1), yaitu:

independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

Pengalaman auditor dalam penelitian ini merupakan pengalaman yang dimiliki

seorang auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya

waktu menjadi seorang auditor, banyaknya penugasan selama menjadi auditor dan

pengetahuan dari kesalahan pelaporan keuangan dengan sudut pandang objektivitas

audit dan siklus transaksi. Selanjutnya, Arens (2008) menegaskan bahwa materialitas

merupakan sebuah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut dan didasari oleh

pertimbangan professional dalam penerapannya.

Penelitian yang dilakukan Hendra (2013) dan Rudi (2017) menyebutkan bahwa

pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat

materialitas. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Novanda (2012) dan Anindy (2015) yang menyebutkan bahwa pengalaman auditor

berpengaruh dominan/signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Oleh

karena itu, semakin berpengalaman seorang auditor, maka semakin akurat

pertimbangan professional yang dilakukan auditor pada penentuan tingkat materialitas

dalam proses audit laporan keuangan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan hipotesis

(H2), yaitu: pengalaman auditor berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat

materialitas.

Auditor sangat bertanggung jawab atas pengauditan bagi suatu organisasi.

Auditor dituntut agar selalu menjalankan pekerjaan dengan profesional dan

berkompeten. Salah satu pekerjaan yang dituntut kepada auditor adalah kemampuan

auditor dalam mendeteksi kekeliruan ataupun kecurangan. Kekeliruan adalah salah

saji yang sifatnya tidak disengaja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arleen dan Yulius (2009)

menyatakan bahwa tingkat pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan

berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil

Page 11: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2272

penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Ni Made dkk (2013) yang juga

menyatakan bahwa pengetahuan mendeteksi kekeliruan auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian yang sama tentang

pengetahuan mendeteksi kekeliruan pada auditor diteliti oleh Reza dan Dul (2013)

dan memberikan hasil bahwa pengetahuan mendeteksi kekeliruan auditor berpengaruh

positif secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil ini

mengandung pengertian bahwa semakin baik pengetahuan akuntan publik dalam

mendeteksi kekeliruan maka pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam

laporan keuangan akan semakin tepat.

Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hipotesis

(H3), yaitu: pengetahuan auditor berpengaruh signifikan terhadap

pertimbangan tingkat materialitas.

Paradigma penelitian berisikan kerangka berpikir sebagai cara pandang penelti

atas variable diteliti (lihat gambar 1.1 dibawah ini:

Gambar 1.1 paradigama penelitian

7. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Rudi

Prasetya

Pengaruh Independensi Auditor,

Pengalaman Auditor, Struktur

Independensi berpengaruh

signifikan terhadap

Page 12: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2273

Timur

(2017)

Audit, dan Kualitas Audit

terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas pada Proses

Pengauditan Laporan Keuangan

(Studi Empiris pada Kantor

Akuntan Publik di DIY)

pertimbangan tingkat

materialitas. Sedangkan

pengalaman auditor tidak

berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas.

2. Alifah

Gandis

Indrayati

(2016)

Pengaruh Profesionalisme, Etika

Profesi, Pengetahuan

Mendeteksi Kekeliruan dan

Independensi terhadap

Pertimbangan Tingkat

Materialitas (Studi Empiris pada

Akuntan Publik Jakarta)

Secara parsial pengetahuan

mendeteksi kekeliruan dan

independensi berpengaruh

positif terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas

3. Anindy

Mugia

Lestari

(2015)

Pengaruh Profesionalisme,

Etika, Pengalaman, Pengetahuan

dan Kualitas Audit terhadap

Pertimbangan Tingkat

Materialitas Akuntan Publik

(Studi Empiris pada Akuntan

Publik Surabaya)

Pengalaman dan

pengetahuan berpengaruh

secara signifikan terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas akuntan publik

4. Delasuci

Novera

dkk (2019)

Pengaruh Profesionalisme

Auditor, Pengalaman Auditor,

Pengetahuan Auditor

Mendeteksi Kekeliruan dan

Professional Ethics terhadap

Pertimbangan Tingkat

Materialitas dalam Audit

Laporan Keuangan (Studi Kasus

pada Kantor Akuntan Publik

Kota Medan)

Pengalaman auditor

berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas. Sedangkan

pengetahuan auditor

mendeteksi kekeliruan

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas

Page 13: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2274

5. Ni Made

Ayu

Lestari,

I Made

Karya

Utama

(2013)

Pengaruh Profesionalisme,

Pengetahuan Mendeteksi

Kekeliruan, Pengalaman, Etika

Profesi pada Pertimbangan

Tingkat Materialitas (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan

Publik di Bali)

Pengetahuan auditor

mendeteksi kekeliruan

berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat

materialitas. Sedangkan

pengalaman auditor tidak

berpengaruh terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas

6.

Putu

Indira

Yunitasari,

Made

Pradana

Adiputra,

Edy

Sujana

(2014)

Pengaruh Professional

Judgement Auditor,

Independensi dan Pengalaman

Kerja terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas dalam

Proses Audit Laporan Keuangan

(Studi Kasus Pada BPKP

Perwakilan Provinsi Bali)

Independensi dan

pengalaman auditor

berpengaruh positif terhadap

pertimbangan tingkat

materialitas dalam proses

audit laporan keuangan

C. METODELOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah data kuantitatif dengan jumlah responden yang menjawab

kuesioner.

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah Data primer dalam penelitian ini

meliputi jawaban responden melalui penyebaran kuesioneratas pertanyaan tentang

independensi. pengalaman auditor dan pegetahuan dalam mendeteksi kekliuran

terhadap pertimbangan dalam penentuan tingkat materialitas.

2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei denganmenggunakan kuesioner.

Metode survei ini merupakan teknik untuk memperoleh data primer dengan cara

menyebarkan kuesioner dalam bentuk pernyataan tertulis.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Page 14: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2275

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2018: 91), populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai populasi dalam penelitian ini

adalah KAP wilayah Jakarta Pusat, pada tahun 2019 terdapat 60 KAP yang terletak

di Jakarta Pusat yang terdaftar dalam Directory Institut Akuntan Publik Indonesia

(IAPI).

b. Sampel

Metode Purposive Sampling dengan jumlah 26 auditor. Metode Purposive

Sampling adalah metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Teknik ini ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan

tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti

(Sugiyono, 2018: 96). Berikut syarat sampel penelitian ini yaitu:

1) Auditor yang bekerja di KAP Jakarta Pusat sesuai dengan Directory Kantor

Akuntan Publik 2019 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI), yang mempunyai Nomor Register Ak dan pernah

melaksanakan pekerjaan di bidang auditing.

2) Auditor yang menempati posisi Junior dan Senior dengan jenjang

pendidikan Strata Satu (S1).

4. Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1

Indikator Instrumen dan Skala Pengukuran Item Pernyataan

Variabel Dimensi Indikator Skala Ref.

Pertimbangan

Tingkat

Materialitas

(Y)

Pertimbangan

tingkat materialitas

dapat

mempengaruhi

keputusan para

pemakai informasi

a) Seberapa Penting

Tingkat Materialitas

b) Pengetahuan

Tentang Tingkat

Materialitas

c) Risiko Audit

d) Tingkat Materialitas

Antar Perusahaan

e) Urutan Tingkat

Materialitas dalam

Rencana Audit

Ordinal

Shinta

Utami

(2016)

Page 15: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2276

Independensi

Auditor

(X1)

Mautz dan Sharaf

dalam buku yang

ditulis oleh

Tuanakotta

(2011 : 54),

menekankan tiga

dimensi dari

independensi

a) Independensi dalam

program audit;

b) Independensi dalam

verifikasi;

c) Independensi dalam

pelaporan.

Ordinal Rudi

(2017)

Pengalaman

Auditor

(X2)

Tubbs (2008:797)

menyatakan bahwa

auditor yang

mempunyai

pengalaman audit

lebih banyak akan

menemukan

kesalahan lebih

banyak dan item-

item kesalahan

yang dilakukan

lebih kecil

dibandingkan

dengan auditor

yang mempunyai

pengalaman yang

lebih sedikit.

a) Auditor sadar

terhadap lebih

banyak kekeliruan;

b) Auditor memiliki

salah pengertian

yang lebih sedikit

tentang kekeliruan;

c) Auditor menjadi

sadar mengenai

kekeliruan yang

tidak lazim;

d) Auditor dapat

meminimalisir

kesalahan yang

menonjol secara

relatif

Ordinal Rudi

(2017)

Pengetahuan

Auditor

Mendeteksi

Kekeliruan

(X3)

Tingkat

pemahaman atau

wawasan yang

dimiliki auditor

untuk menemukan

atau menentukan

keberadaan suatu

kesalahan dalam

laporan keuangan

a) Berkompeten Audit

b) Kemampuan

Mendeteksi

Kekeliruan

c) Kemampuan

Berfikir Lebih Baik

d) Pelatihan dan

Pendidikan

e) Penyelesaian

masalah

Ordinal

Shinta

Utami

(2016)

Page 16: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2277

5. Teknik Analisis Data

a. Uji Statistik

1) Uji Kualitas Data

a) Uji Validitas

Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur benar-benar menguji apa yang perlu diukur. Dalam penelitian ini

uji validitas digunakan untuk mengukur berapa sah atau valid tidaknya

suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada

kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner

tersebut (Ghozali, 2016: 52) adapauan instrumen menggunakan pearson

correlation dengan cara menghitung korelasi antara nilai masing – masing

butir pertanyaan dengan total nilai, dikatakan valid jika nilai signifikan

lebih kecil dari 0,05 (Ghazali, 2016: 55).

b) Uji Reliabilitas

“Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari

responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu” (Ghozali, 2016: 47). Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach

Alpha yaitu pengujian yang paling umum. digunakan. “suatu variabel

dikatakan reliabel jika menunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar

daripada 0,70” menurut pendapat (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2016:

48).

c) Uji Normalitas

Uji Normalitas.” uji One Sample Kolmogorov Smrnov. Dengan angka

5%, uji multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya

variance inflation factor (VIF). nilai Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2016: 104-105). Uji Autokorelasi, Uji ini bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi (Ghozali, 2016: 107). 4) Uji Heteroskedastisitas,Uji

heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

Page 17: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2278

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas. Sedangkan untuk

varians yang berbeda disebut dengan heteroskedastisitas menggunakan uji

Glejser. Nilai signifikansi dengan absolute regresi sebagai variabel

dependen harus ≥ 0,05, menunjukkan bahwa model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139-142).

d) Uji Regresi Berganda

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linear berganda, Adapun model regresi linear berganda pada penelitian ini

sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y : pertimbangan tingkat materialitas

a : konstanta

b1, b2, b3 : koefisien regresi

X1 : independensi auditor

X2 : pengalaman Auditor

X3 : Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan

2) Uji Statistik T

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Uji t mempunyai nilai signifikansi α = 5%. Kriteria

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik t adalah jika nilai

signifikan t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang

menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016: 97).

3) Uji Statistik F

Uji statistik F mengukur goodness of fit, yaitu ketepatan fungsi regresi

sampel dalam menaksir nilai aktual. Jika nilai signifikansi F < 0,05, maka

model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Uji

statistik F juga menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas

Page 18: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2279

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Uji statistik F mempunyai signifikansi 0,05

(Ghozali, 2016). Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik F

adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang

menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016: 96).

4) Uji Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2016: 95), uji koefisien determinasi bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

D. ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Profil Obyek dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara

langsung seperti dengan cara mendatangi langsung responden yang bekerja pada KAP

di wilayah Jakarta Pusat dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2019

yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran dan

pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 29 November 2019 hingga 13

Desember 2019.

Peneliti mengambil sebanyak 3 KAP dari seluruh KAP yang berada di Wilayah

Jakarta Pusat. Peneliti melakukan distribusi kuisioner kepada 30 auditor yang menjadi

sampel dalam penelitian. Selanjutnya, dari 30 kuisioner tersebut, 28 diantaranya

kembali dengan kondisi terisi, sedangkan dua diantaranya tidak diisikan. Kemudian,

terdapat dua kuisioner yang tidak dapat dilakukan olah data lebih lanjut karena

kuisioner tersebut tidak lengkap. Pada akhirnya, dari 30 kuisioner yang didistribusikan

26 kuisioner diantaranya dapat digunakan dalam pengolahan data, sedangkan empat

kuisioner lainnya tidak dapat digunakan dalam pengolahan data. Ringkasan distribusi

kuisioner dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut :

Page 19: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2280

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Kuisioner didistribusikan 30

Kuisioner Kembali 28

Kuisioner tidak dapat digunakan dalam penelitian (2)

Kuisioner dapat digunakan dalam penelitian 26

Sumber: Data primer diolah

2. Deskrip Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Hasil Uji validitas diukur dengan menggunakan pearson correlation, dikatakan

valid jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 . Tabel berikut menunjukan

hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Independensi Auditor

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-Tailed) Keterangan

1 (Ind1) 0,528** 0,006 Valid

2 (Ind2) 0,757** 0,000 Valid

3 (Ind3) 0,677** 0,000 Valid

4 (Ind4) 0,638** 0,000 Valid

5 (Ind5) 0,712** 0,000 Valid

6 (Ind6) 0,705** 0,000 Valid

7 (Ind7) 0,829** 0,000 Valid

8 (Ind8) 0,555** 0,003 Valid

Sumber: Data Primer diolah

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikan (2-Tailed) untuk masing-

masing item pernyataan lebih kecil dari 0,05, Sehingga dapat ditarik

kesimpulan item-item dari pernyataan tersebut dinyatakan valid serta dapat

digunakan sebagai instrumen pengambilan data.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Pengalaman Auditor

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-Tailed) Keterangan

9 (Peng1) 0,944** 0,000 Valid

10 (Peng2) 0,788** 0,000 Valid

11 (Peng3) 0,893** 0,000 Valid

12 (Peng4) 0,760** 0,000 Valid

Page 20: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2281

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai signifikan (2-Tailed) untuk masing-

masing item pernyataan lebih kecil dari 0,05, Sehingga dapat ditarik

kesimpulan item-item dari pernyataan tersebut dinyatakan valid serta dapat

digunakan sebagai instrumen pengambilan data.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-Tailed) Keterangan

13 (PMK1) 0,813** 0,000 Valid

14 (PMK2) 0,777** 0,000 Valid

15 (PMK3) 0,533** 0,005 Valid

16 (PMK4) 0,860** 0,000 Valid

17 (PMK5) 0,806** 0,000 Valid

18 (PMK6) 0,617** 0,001 Valid

17 (PMK7) 0,795** 0,000 Valid

20 (PMK8) 0,679** 0,000 Valid

21 (PMK9) 0,669** 0,000 Valid

22 (PMK10) 0,708** 0,000 Valid

Sumber: Data Primer diolah

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai signifikan (2-Tailed) untuk masing-

masing item pernyataan lebih kecil dari 0,05, Sehingga dapat ditarik

kesimpulan item-item dari pernyataan tersebut dinyatakan valid serta dapat

digunakan sebagai instrumen pengambilan data.

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Pertimbangan Tingkat Materialitas

Nomor Butir

Pertanyaan

Pearson

Correlation

Sig (2-Tailed) Keterangan

23 (TM1) 0,832** 0,000 Valid

24 (TM2) 0,516** 0,007 Valid

25 (TM3) 0,497** 0,010 Valid

26 (TM4) 0,580** 0,002 Valid

27 (TM5) 0,507** 0,008 Valid

28 (TM6) 0,689** 0,000 Valid

29 (TM7) 0,510** 0,008 Valid

30 (TM8) 0,536** 0,005 Valid

31 (TM9) 0,538** 0,005 Valid

Page 21: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2282

32 (TM10) 0,621** 0,001 Valid

33 (TM11) 0,810** 0,000 Valid

34 (TM12) 0,610** 0,001 Valid

Sumber: Data primer diolah

3. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,70. Tabel 4.13

menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai

Alpha

Keterangan

Independensi Auditor 0,813 Reliabel

Pengalaman Auditor 0,865 Reliabel

Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan 0,895 Reliabel

Pertimbangan Tingkat Materilaitas 0,842 Reliabel

Sumber: Data primer diolah

4. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas. dinyatakan normal jika nilai signifikan > 0,05.

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 26

Test Statistic ,128

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Sumber: Data primer diolah..

b. Uji Multikolonieritas

Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15

Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Tolerance VIF

Independensi Auditor 0,947 1,056

Page 22: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2283

Pengalaman Auditor 0,877 1,140

Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan 0,924 1,082

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.15, Hasil perhitungan tersebut mencerminkan bahwa tidak

terjadi multikolonieritas dan model regresi layak digunakan, hal ini dikarenakan

nilai tolerance hitung menunjukkan lebih dari 0,10 dan nilai VIF hitung

menunjukkan kurang dari 10.

c. Uji Autokorelasi

Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16

Hasil Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson/DW test)

Sumber Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.16 nilai Durbin-Watson sebesar 2,341 dengan nilai dL =

1.1432 dan dU = 1.6523 yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson nilai

signifikansi 5% dengan jumlah sampel 26 (n) dan jumlah variabel independen

(k=3). Sehingga nilai ini terletak pada dU < DW < 4-dU yaitu 1,6523 < 2,341 <

2,3477 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi

autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Penelitian ini menggunakan uji Glejser pada uji Glejser nilai signifikansi pada

uji t harus bernilai lebih dari 0,05 Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat

dilihat pada tabel 4.17 berikut.

Tabel 4.17

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)

Variabel Sig. Keterangan

Independensi Auditor 0,514 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Pengalaman Auditor 0,390 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Pengetahuan Auditor

Mendeteksi Kekeliruan 0,937 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Model dL Du DW 4-Du Keterangan

1 1,1432 1,6523 2,341 2,3477 Tidak terdapat

autokorelasi

Page 23: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2284

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.17 nilai signifikansi dari variabel Independensi Auditor

sebesar 0,514, Pengalaman Auditor sebesar 0,390, dan Pengetahuan Auditor

Mendeteksi Kekeliruan sebesar 0,937. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai

signifikansi pada uji t bernilai lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas atau bersifat

homogen.

5. Analisis Hasil Penelitian

a. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.18

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,426 8,704

Ind ,153 ,171 ,132

Peng ,991 ,359 ,423

PMK ,478 ,154 ,463

a. Dependent Variable: TM

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.18 maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Y = 7,426 + 0,153Ind + 0,991Peng + 0,478PMK

Dari persamaan diatas, menunjukkan bahwa:

1. Konstanta sebesar 7,426 menyatakan bahwa apabila semua variabel

independen (Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, dan

Pengetahuan Auditor Mendeteksi kekeliruan) dianggap konstan (bernilai

0), maka Pertimbangan Tingkat Materialitas sebesar 7,426.

2. Koefesien regresi untuk variabel Independensi Auditor sebesar 0,153

menyatakan bahwa setiap peningkatan variabel Independensi Auditor

Page 24: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2285

sebesar satu satuan maka akan menaikkan Pertimbangan Tingkat

Materialitas sebesar 0,153 dengan asumsi variabel lain tetap.

3. Koefesien regresi untuk variabel Pengalaman Auditor sebesar 0,991

menyatakan bahwa setiap peningkatan variabel Pengalaman Auditor

sebesar satu satuan maka akan menaikkan Pertimbangan Tingkat

Materialitas sebesar 0,991 dengan asumsi variabel lain tetap.

4. Koefesien regresi untuk variabel Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan sebesar 0,478 menyatakan bahwa setiap peningkatan variabel

Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan sebesar satu satuan maka

akan menaikkan Perimbangan Tingkat Materialitas sebesar 0,478 dengan

asumsi variabel lain tetap.

Hasil pengujian signifikansi stastistik t dapat dilihat pada tabel 4.19

berikut.

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7,426 8,704 ,853 ,403

Ind ,153 ,171 ,132 ,896 ,380

Peng ,991 ,359 ,423 2,763 ,011

PMK ,478 ,154 ,463 3,102 ,005

a. Dependent Variable: TM

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.19 dapat dijelaskan:

1. Variabel Independensi Auditor memiliki nilai signifikan 0,380. Karena

nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Independensi Auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

2. Variabel Pengalaman Auditor memiliki nilai signifikan 0,011. Karena

nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima sehingga dapat

Page 25: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2286

disimpulkan variabel Pengalaman Auditor berpengaruh signifikan

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

3. Variabel Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan memiliki nilai

signifikan 0,005. Karena nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pengetahuan Auditor

Mendeteksi Kekeliruan berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen (Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, dan Pengetahuan

Auditor Mendeteksi Kekeliruan) mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Pertimbangan Tingkat Materialitas). Kriteria

pengujian hipotesis adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis

alternatif diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hasil perhitungan

uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n

288,170 3 96,057 8,861 ,000b

Residual 238,484 22 10,840

Total 526,654 25

a. Dependent Variable: Tingkat Materialitas (Y)

b. Predictors: (Constant), Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan (X3),

Independensi (X1), Pengalaman (X2)

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.20 diperoleh nilai signifikan F sebesar

0,000. Karena nilai signifikan F < 0,05 maka hipotesis diterima. Dengan

demikian variabel Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, dan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2287

Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil

pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.21

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

1 ,740a ,547 ,485

a. Predictors: (Constant), PMK, Peng, Ind

b. Dependent Variable: TM

Sumber: Output SPSS 25

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa variasi variabel Independensi Auditor,

Pengalaman Auditor dan Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan hanya

dapat menjelaskan 48,5% variasi Pertimbangan Tingkat Materialitas.

Sedangkan sisanya sebesar 51,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar

model, seperti profesionalisme, etika profesi, dan kualitas audit.

6. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh factor fundemntal

(independensi Auditor, Pengalaman Auditor dan Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan) dalam menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses

audit Keuangan. Berikut ini adalah pembahasan dari masing-masing variabel yang

terkait dalam penelitian ini:

1. Pengaruh factor fundamental Independensi Auditor dalam menentukan

Pertimbangan Tingkat Materialitas

Hasil uji statistik t diketahui bahwa variabel Independensi Auditor., nilai

signifikan 0,380, nilai signifikan ini lebih besar dari signifikan 0,05. Hasil ini

Page 27: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2288

menunjukan bahwa, auditor (sebagian besar auditor junior) belum memegang

teguh independensi dalam menghasilkan pertimbangan materialitas yang baik

sehingga penentuan pertimbangan auditor tersebut mudah terinpeksi pihak lain

dalam menetapkan tingkat materialitas laporan keuangan suatu entitas dan terdapat

konflik kepentingan yang belum terselesaikan terkait dengan entitas tersebut.

Auditor junior belum fokus ketika melakukan pengumpulan dan pengevaluasian

bukti sehingga temuan audit belum sesuai dengan kondisinya lapangan yang dapat

menunjang keputusan auditor dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas

maka opini yang dihasilkan belum pasti baik dan tidak terbebas dari inforamsi

yang belum benar bagi para pengguna laporan keuangan dan Juniotr Auditor

ketika melakukan penugasan audit belum mendapatkan supervisi yang maksimal

dari auditor senior, sebagaiaman yang di kehendaki dengan standar umum

pertama dari standar profesioanal akuntansi public (SPAP). Padahal sikap

independensi memang sangat dibutuhkan oleh auditor. Keadaan seringkali

mengganggu Independensi Auditor, karena auditor dibayar klien atas jasanya.

Sebagai penjual jasa auditor cenderung memenuhi keinginan klien karena auditor

menerima fasilitas dari klien dan memiliki hubungan yang baik dengan klien.

Persaingan antar Kantor Akuntan Publik bisa jadi pemicu kurangnya Independensi

Auditor, sehingga auditor rentan mengikuti kemauan dari klien agar tidak

kehilangan pendapatannya.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh alifah

(2016) dan Putu dkk (2014) yang menunjukkan bahwa Independensi Auditor

berpengaruh signifikan berkorelasi positif terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas, artinya semakin tinggi independensi yang dimiliki seorang auditor,

maka Pertimbangan Tingkat Materialitasnya semakin baik.

2. Pengaruh factor fundamental Pengalaman Auditor dalam menentukan

Pertimbangan Tingkat Materialitas

Hasil uji statistik t, bahwa variabel Pengalaman Auditor menunjukkan nilai

signifikan 0,011, nilai signifikan ini lebih kecil dari signifikan 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh signifikan terhadap

Page 28: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2289

Pertimbangan Tingkat Materialitas. Auditor yang mempunyai pengalaman yang

berbeda, akan berbeda pula dalam memandang dan menanggapi informasi yang

diperoleh selama melakukan pemeriksaan dan juga dalam memberi kesimpulan

audit terhadap obyek yang diperiksa berupa pemberian pendapat. Semakin banyak

pengalaman seorang auditor, baik junior auditor maupun seniot audit dalam

penugasan audit maka Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam laporan keuangan

perusahaan akan semakin akurat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alifah

(2016) dan Putu dkk (2014) yang menunjukkan bahwa Independensi Auditor

berpengaruh signifikan berkorelasi positif terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas, artinya semakin tinggi independensi yang dimiliki seorang auditor,

maka Pertimbangan Tingkat Materialitasnya semakin baik.

3. Pengaruh factor fundamental Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan dalam menentukan Pertimbangan Tingkat Materialitas

Hasil uji statistik t, diketahui bahwa variabel Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan menunjukkan nilai signifikan 0,005, dimana nilai signifikan tersebut

lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Pengetahuan

Auditor Mendeteksi Kekeliruan berpengaruh signifikan terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan berkaitan dengan

bagaimana seorang auditor dapat mengetahui cara mendeteksi kekeliruan sesuai

pentahapan dalam menentukan tingkat materialist maka kekeliruan berbeda dengan

kecurangan dapat diminimlissai . Kekeliruan lebih ditekankan pada salah saji pada

laporan keuangan seperti kelirunya nilai entitas yang dicantumkan pada laporan

keuangan. Tentunya pengetahuan mendeteksi kekeliruan sangat berpengaruh pada

Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jika auditor tidak mengetahui mendeteksi

kekeliruan, kemungkinan auditor tidak akan tahu apakah kekeliruan itu bersifat

material atau tidak.

Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Arleen dan Yulius

(2009), Ni made dkk (2013), serta Reza dan Dul (2013) yang menunjukkan bahwa

Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan berpengaruh secara signifikan

Page 29: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2290

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Artinya semakin baik Pengetahuan

Auditor dalam Mendeteksi Kekeliruan maka Pertimbangan Tingkat Materialitas

Auditor dalam laporan keuangan akan semakin tepat.

4. Pengaruh factor fundamental Independensi Auditor, Pengalaman

Auditor, dan Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan dalam

menentukkan Pertimbangan Tingkat Materialitas

Berdasarkan hasil uji statistik F pada tabel 4.20 diketahui bahwa variabel

Independensi Auditor, Pengalaman Auditor dan Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan menunjukkan nilai signifikan 0,000, dimana nilai signifikan tersebut

lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

Independensi Auditor, Pengalaman Auditor dan Pengetahuan Auditor Mendeteksi

Kekeliruan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen yaitu Pertimbangan Tingkat Materialitas.Ketika seorang junior auditor

yang bertugas melakukan audit mendapat pengawasan atau supervisi yang baik

dari seorang profesional serta didukung dengan pengetahuan dan kepatuhan

terhadap standar, kebijakan, maupun aturan yang berlaku, maka secara otomatis

junior auditor akan bersikap independensi baik secara penampilan maupun fakta,

dan pada akhirnya akan menghasilkan pertimbangan tingkat materialitas dengan

semestinya. Dengan kata lain konsep materialitas akan dinilai secara relatif

dibandingkan dengan absolut.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

a) Factor fundamdental Independensi Auditor tidak berpengaruh signifikan

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Pengauditan Laporan

Keuangan.

b) Factor fundamental Pengalaman Auditor berpengaruh signifikan terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Pengauditan Laporan Keuangan

Page 30: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2291

c) Factor fundamental Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan berpengaruh

signifikan terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Pengauditan

Laporan Keuangan

d) Factor fundamental Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, dan

Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan berpengaruh signifikan terhadap

Pertimbangan Tingkat Materialitas pada Proses Pengauditan Laporan

Keuangan.

2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dan untuk penelitian-penelitian selanjutnya,

penulis memberi saran antara lain:

a) Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel-variabel

yang berpengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Dimana

materialitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal

maupun eksternal. Faktor internal, misalnya: professional ethics dan gender.

Faktor eksternal misalnya lingkungan kerja yang kurang nyaman.

b) Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk menambah sampel. Pada

penelitian ini jumlah sampel dirasa masih kurang jika dibandingkan dengan

populasi auditor yang ada. Hal ini dikarenakan waktu yang kurang memadai

dalam mengumpulkan sampel.

c) Penelitian ini menggunakan instrument kuisioner sebagai bahan teliti.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian ini pada

bulan di saat audito sedang ada di tempat atau tidak sibuk. Penulis

melakukannya pada bulan November-Desember, waktu disaat auditor sedang

melakukan pengauditan yang berhubungan dengan tutup buku akhir tahun.

Bulan yang sekiranya auditor tidak mengejar waktu tutup buku adalah bulan

Juni-September.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2292

DAFTAR PUSTAKA

Alifah Gandis Indrayati. (2016). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan

Mendeteksi Kekeliruan dan Independensi terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN).

Anindy Mugia Lestari. (2015). “Pengaruh Profesionalisme, Etika, Pengalaman,

Pengetahuan dan Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas

Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi. Universitas Negeri Surabaya.

Arens, Elder, dan Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Assurance Edisi Keduabelas Jilid

I. Erlangga: Jakarta.

Boynton, Johnson dan Kell. (2002). Modern Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Delasuci Novera dkk. (2019). “Pengaruh Profesionalisme Auditor, Pengalaman

Auditor, Pengetahuan Auditor Mendeteksi Kekeliruan dan Professional Ethics

terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Audit Laporan Keuangan :

Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Kota Medan”, Jurnal Aksara Publik,

Vol. 3, No. 2:37-47. Universitas Prima Indonesia.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program IBM SPSS23.

Bandung: Alfabeta.

Mulyadi. (2002). Auditing Buku 1 Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Putu Indira Yunitasari dkk. (2014). “Pengaruh Professional Judgement Auditor,

Independensi dan Pengalaman Kerja terhadap Pertimbangan Tingkat

Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan : Studi Kasus Pada Auditor

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi

Bali”. E-Jurnal S1 Ak, Vol. 2, No.1. Universitas Pendidikan Ganesha.

Rudi Prasetya Timur. (2017). Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor,

Struktur Audit, dan Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas

pada Proses Pengauditan Laporan Keuangan : Studi Kasus pada Kantor Akuntan

Publik di DIY. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Shinta Utami. (2017). “Pengaruh Independensi, Kompetensi, Pengetahuan dalam

Mendeteksi Kekeliruan dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan

Tingkat Materialitas : Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di

Bandung”. JOM Fekon, Vol.4, No.1. Universitas Riau.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001.Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat,

Jakarta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL AUDITOR DALAM PENENTUAN ...ejournal.stieppi.ac.id/file/JURNAL SUMARYO APRIL 2020.pdf · b. Faktor-faktor Pengalaman Auditor Menurut Mulyadi (2010: 25) ada

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

April 20

InoVasi Volume 21 ; April 2020 Page 2293

Sinungan Muchdarsyah, 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Stephen P. Robbins, 2003, Perilaku Organisasi, PT. Indeks Kelompok Gramedia

Stephen P. Robbins and Coulter, 2007, Manajemen, Pt. Indeks, Jakarta

Stonner, James A. F. 1996. Manajemen Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta

Sugiyono, 2015, Metode Penelitian dan Pengembangan, Research and Development,

Afabeta, Jakarta.

____________, 2012, Metode Penelitian, Kombinasi, Alfabeta, Jakarta.

Sunyoto, Danang. 2012. “Analisis Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Dystar Colour Indonesia. Institut Pertanian

Bogor”(Online), (http://www.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/5793,diakses

tanggal 20 November 2016).

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia. Jakarta.

Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

PT. Bumi Aksara. Jakarta

Umar, Husein, 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.