farmakoterapi iv amebiasis kel 4

59
Farmakoterapi IV AMEBIASIS

Upload: 090190viki

Post on 09-Aug-2015

97 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

AMEBIASISKelompok 1• Yoanda Ade Permana 06131016• Mona Rahmi Rulianti 06131031• Viki Hestiarini 07131002• Lesi Fitri Novia Amora 07131003• Rita Gusmelia 07131029• Satriko Indrawan 07131066 • Rahimatul Uthia 07131070

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Farmakoterapi IVAMEBIASIS

Page 2: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Kelompok 1• Yoanda Ade Permana 06131016• Mona Rahmi Rulianti 06131031• Viki Hestiarini 07131002• Lesi Fitri Novia Amora 07131003• Rita Gusmelia 07131029• Satriko Indrawan 07131066• Rahimatul Uthia 07131070

Page 3: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Domain: Eukaryota

Phylum: Amoebozoa

Class: Archamoebae

Order: Amoebida

Genus: Entamoeba

Species: E. histolytica

Page 4: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Pendahuluan

• Amoebiasis adalah penyakit yang disebabkan

oleh infeksi entamoeba histolytica,

• Disebabkan karena infeksi terhadap usus yang

merupakan salah satu tipe penyakit

gastrointestinal.

Page 5: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Entamoeba histolytica

• Amoeba yang bersel tunggal,

• Parasit anaerob bagian dari genus entamoba.

• Menginfeksi lebih kurang 50 juta penduduk dunia.

• 10% dari penduduk dunia terinfeksi E. histolityca.

Menyebabkan hampir 100.000 kematian.

Page 6: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Morfologi Entamoeba histolytica NO trofozoit kista1

2 ukuran 10-60 μm bentuk memadat mendekati bulat,

ukuran 10-20μm 3 sitoplasma bergranular dan mengandung

eritrosit, yang merupakan penanda penting

untuk diagnosisnya kista matang memiliki 4 buah inti entamoba

4 terdapat satu buah inti entamoeba, ditandai dengan karyosom padat yang terletak di tengah inti, serta kromatin yang tersebar di pinggiran inti

tidak dijumpai lagi eritrosit di dalam sitoplasma

Page 7: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

SIKLUS HIDUP

Page 8: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Kista dewa

sa Excystation

Trophozoite

s Kista

Siklus hidup

Page 9: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Keterangan1. Kista dewasa masuk melalui makanan, air atau

tangan yang terkontaminasi ke dalam tubuh

melalui mulut.

2. Excystation, dalam usus kecil.

3. Trophozoites dilepaskan,ke usus besar.

4. Kista, hasil dari pembelahan biner, dan dikeluarkan

melalui feces

Page 10: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Lanjutan…

A. Non-invasive infection, trophozoites berada pada batas dinding usus, pada individu yang menjadi carrier dengan tanpa gejala yang memabawa kista.

B. Intestinal disease, trophozoites menyerang membrane mukosa usus

C. Extra-intestinal disease, melalui aliran darah,tempat diluar usus, seperti hati, otak, dan saluran pernapasan.

Page 11: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Penyebab Amoebiasis

• Terinfeksi parasit Entamoeba hystolitica

• Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terinfeksi parasit.

• Tertular dari orang ke orang melalui feses

• Keadaan lingkungan tidak higeinis

• Dapat tambah parah karena melewati hati, otak dan organ vital lainnya.

Page 12: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

AMEBIASIS

amebiasis asimtomatik amebiasis simtomatik

amebiasis intestinalis

disentri

kolitis non disenteri

ameboma

apendistitis amebika

amebiasis ekstra

intestinalis

Abses

hatiamebika

Pembagian

Page 13: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Gejala Umum Amoebiasis• Demam ringan• Penurunan berat badan• Anemia. • Ameboma, benjolan pada dinding usus• Lubang pada dinding usus• Infeksi perut• Flatulensi• Tinja berdarah dan berlendir• Abses hati• Infeksi di paru-paru, otak serta organ lainnya

Page 14: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Gejala untuk intestinal

gejala terjadi 1-4 minggu setelah terinfeksi. gejala abdominal nonspesifik seperti feses

yang encer, berdarah dan diare, nyeri abdominal, cram, flatulen,turun berat, dan kronik fatigue.

Demam terjadi secara tiba-tiba dan pembesaran kolon.

Page 15: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Gejala Ekstraintestinal

A.HATI: Terjadi abses hati Gejalanya : demam, batuk, nyeri perut, nausea, diare,

ulcer, konstipasi, gas, pembesaran hati, dan berat menurun.

B. SALURAN PERNAPASAN Gejalanya: termasuk batuk dan nyeri pada dadaC. OTAK Gejalanya: sakit kepala, muntah, seizure. 50% dari

pasien dengan abses serebral meninggal

Page 16: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Penatalaksanaan

Page 17: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Ketelitian dalam mendiagnosis secara laboratorium

Ketepatan dalam memilih obat

Penerapan prinsip-prinsip terapi secara benar

Prinsip Penatalaksanaan Amebiasis

Page 18: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Diagnosis

Mikroskopis

Tinja Pada

t

Tinja Ence

r

Biopsi Serologi

Hemaglutinasi tidak langsung

Imunodifusi

Paling Sering Dilakukan, Praktis, dan Murah

Diagnosis Amebiasis

Page 19: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebiasis asimptomatik

• Tinja padat• Mengandung• Kista. • Fungsi usus

normal

Pembawa ameba dengan gangguan

perut :

• Tinja lembek• Mengandung

sedikit ameba.

Disenteri akut :

• Tinja encer dengan darah dan lendir tanpa pus,

• Mengandung ameba hematofagos

Amebiasis ringan atau kronis :

• Tinja bisa padat atau lembek,

• Mengandung kista atau ameba-ameba kecil

Diagnosis Mikroskopis

Page 20: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Menghilangkan gejala klinis dan parasitologis

Bebas dari mikroba (membunuh tropozoit dan kista)

Mencegah komplikasi

Mencegah penularan

Tujuan Pengobatan

Page 21: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebisida bekerja langsung

Amebisida bekerja tak langsung

Amebisida jaringan

Amebisida bekerja lumen dan jaringan

Macam-macam Obat Amebisida Menurut Tempat Kerjanya

Page 22: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebisida bekerja langsung

Lumen ususderivat kuinolin : diiodohidroksikuin,

iodoklorhidroksikuin, kiniofon

derivat arsenikal : karbason, asetarsol, glikobiarsol

golongan amida : klefamid, diloksanid furoat

golongan amida : klefamid, diloksanid furoat

Page 23: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebisida bekerja tak langsung,

Lumen usus dan dinding usus melalui pengaruhnya terhadap bakteri

tetrasiklin,

eritromisin

Page 24: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebisida jaringan.

dinding usus dan hati

emetin

dehidroemetin

hati

klorokuin

Page 25: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebisida bekerja lumen dan jaringan.Lumen dan jaringan

Derivat-derivat nitroimidazol

niridazol,

metronidazol,

tinidazol,

ornidazol

seknidazol

Page 26: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

REGIMEN TERAPI BERDASARKAN KEADAAN KLINIS

Amebiasis Asimtomatik

Amebiasis Intestinalis

Ringan

Amebiasis Intestinalis

Berat

Granuloma Amebika

(Ameboma)

Page 27: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebiasis

Asimtomatik

Pil.Utamadiloksanid furoat 500 mg atau 3x1 10 hari

diiodohidroksikuin 650 mg 3x1 21 hari

Alternatif

diloksanid furoat 500 mg + 3x1 10 hari

oksitetrasiklin 250 mg+ 4x1 10 hari

klorokuin 500 mg, dilanjutkan+ 2x1 2 hari

klorokuin 250 mg 2x1 12 hari

Regiemen Terapi

Page 28: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebiasis intestinalis

ringan (disenteri ringan)

Pil.Utama

diloksanid furoat+ 3x1 10 hari

oksitetrasiklin+ 4x1 10 hari

klorokuin 2x1 2 hari

Alternatif

metronidazol 750 mg+ 3x1 10 hari

diloksanid furoat 500 mg atau 3x1 10 hari

diiodohidroksikuin 650 mg 3x1 21 hari

Regiemen Terapi

Page 29: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Amebiasis

intestinalis berat

(disenteri berat)

Pil.Utama

emetin 1 mg/kg SC atau IM (max 65mg) atau 3-5 hr max 10 hr

dehidroemetin 1 mg/kg SC atau IM (max 100

mg) + 3-5 hr max 10 hr

diiodohidroksikuin 650 mg atau 4x1 21 hari

diloksanid furoat 500 mg + 3x1 10 hari

klorokuin 500 mg, dilanjutkan + 2x1 2 hari

klorokuin 250 mg 2x1 12 hari

Alternatif

metronidazol 750 mg + 3x1 10 hari

diiodohidroksikuin 650 mg atau 4x1 21 hari

diloksanid furoat 500 mg 3x1 10 hari

Regiemen Terapi

Page 30: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Granuloma

amebika

(ameboma)

Pil.

Utama

metronidazol 750 mg + 3x1 10 hari

diiodohidroksikuin 650 mg atau + 4x1 21 hari

diloksanid furoat 500 mg 3x1 10 hari

Alternatif

emetin 1 mg/kg SC/IM (max 65mg) atau 3-5 hr max 10 hr

dehidroemetin 1 mg/kg SC/IM (max 100 mg) + 3-5 hr max 10 hr

diiodohidroksikuin 650 mg atau 4x1 21 hari

diloksanid furoat 500 mg 3x1 10 hari

Regiemen Terapi

Page 31: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Abses Hati (amebika)

Pil.Utama

metronidazol 750 mg + 3x1 10 hari

diiodohidroksikuin 650 mg atau 4x1 21 hari

diloksanid furoat 500 mg+ 3x1 10 hari

klorokuin 500 mg, dilanjutkan + 2x1 2 hari

klorokuin 250 mg 2x1 12 hari

Alternatif

emetin 1 mg/kg SC / IM (max 65mg) atau 10 hari

dehidroemetin 1 mg/kg SC/ IM (max 100mg) + 10 hari

klorokuin 500 mg, dilanjutkan + 2x1 2 hari

klorokuin 250 mg + 2x1 26 hari

diiodohidroksikuin 650 mg atau 3x1 21 hari

diloksanid furoat 500 mg 3x1 10 hari

Regiemen Terapi

Page 32: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Keterangan Obat

• Dikloksanid furoat (Furamide) • adalah salah satu yang paling efektif dan bisa

ditoleransi dengan baik. • Efek samping : flatulensi.

Page 33: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Diyodohidroksikuin

• efektif pada 60-70% kasus. • Karena obat ini analog yodoklorhidroksikuin

(Entero-Vioform) maka sesudah penggunaan jangka panjang dapat timbul neuropati mieloopitika, tapi kasus ini hanya timbul jika obat digunakan pada dosis tinggi.

Page 34: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Klorokuin difosfat (Aralen)

• amubisid sistimatik yang berguna pada penyakit hati karena konsentrasinya yang paling tinggi di dalam hati, dan aktifitas di tempat lain rendah.

Page 35: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Emetin

• derivate alkaloid ipekak. Jika diberikan intramuskuler, obat ini efektif membasmi trofozoit di dalam jaringan termasuk yang di dinding usus.

• Obat ini efektif terhadap amuba luminal. • Emetin relative toksik dan bisa menimbulkan

vomitus, diare, kejang abdomen, kelemahan, nyeri otot, takikardia, hipotensi, nyeri prekordial dan kelainan elektrokardiografik.

Page 36: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Dehydroemetine (Mebadin®)

• diikuti dengan iodoquinol, paromomycin atau diloxanide furoate, adalah pengobatan alternatif yang cocok untuk penyakit saluran pencernaan yang sukar disembuhkan atau yang berat.

• Dehydroemetin merupakan kontraindikasi selama kehamilan

Page 37: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Metronidazol (Flagyl dan Nitraomidazol)

• bersifat unik karena aman dan efektif terhadap trofozoit di semua tempat, intestinal atau ekstraintestinal. Ia merupakan obat terpilih untuk kebanyakan bentuk amubisis, terutama abses hati.

• Efek samping ringan, antara lain, mual, muntah dan pusing.

• Pada penderita dengan abses hati dengan demam yang berlanjut 72 jam sesudah terapi dengan metronidazole Untuk amubiasis intestinal diberikan pada dosis 750mg 3kali/ hari selama 5-10 hari.

Page 38: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Tinidazol

• diberikan secara terbagi sebagai alternative pengganti metronidazol.

• Pada amibiasis hepatica, efektif dengan dosis yang lebih rendah. Metronidazol mempunyai kerja seperti Antabuse dan selama pemberian obat ini dilarang meminim alcohol. Metronidazole tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan trimester pertama, namun belum ada bukti adanya teratogenisitas pada manusia

Page 39: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Anti Biotik

• Tetrasiklin dan eritomisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisid dengan mempengaruhi flora usus.

Page 40: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

AMEBIASIS INTESTINAL

•Pemeriksaan tinja minimal 6 kali dengan interval beberapa hari.•Sesudah 3 bulan, dilakukan pemeriksaan ulang tinja. •Endoskopi.

AMEBIASIS HEPATIK

•Pemeriksaan ulang tinja•Pemeriksaan radiologis•Pemeriksaan serologis

Pemeriksaan Lanjutan (Follow-up)

Page 41: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Hindari makanan dari kontaminasi

Mencuci tangan setelah defekasi

Membuang feses manusia dengan tepat

Menggunakan kondom

Mengontrol infeksi

Jangan gunakan kotoran manusia sebagai pupuk.

Pencegahan

Page 42: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Kasus Abses Hati Oleh Karena Amoebiasis

KELOMPOK 1

Page 43: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

KASUS 1

Page 44: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

History

• Seorang wanita umur 50 tahun datang opname dengan keluhan utama nyeri pada bagian perut kanan atasnya, nyeri dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.

• Nyeri yang dirasakan terasa seperti menusuk dan terasa panas.

• Pasien juga mengeluh jika terkena tekanan ringan sangat kesakitan.

Page 45: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

• Pada riwayat penyakit dahulu tidak pernah menderita sakit serupa.

• Keluarga juga tidak ada sakit serupa.

Page 46: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Hasil Pemeriksaan• Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal, keadaan umumnya

tampak kesakitan, terdapat nyeri tekan di kuadran hipokondiaka deksta dan peninggian diafragma dekstra.

• Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan penurunan hemoglobin, leukositosis, dan

• Pemeriksaan faal hati terdapat peningkatan kadar SGOT dan SGPT dan dengan

• Pemeriksaan USG didapatkan gambaran bentuk hepar bulat atau oval, tidak ada gema dinding yang berarti, ekogenisitas lebih rendah dari parenkim hati normal, bersentuhan dengan kapsul hati, peninggian sonic distal.

• Pemeriksaan Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi dengan titer 1:128.

Page 47: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Diagnosis

• Abses Hepar karena AMEBASIASIS

Page 48: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Terapi

• Diberikan Infus RL 20 tetes per menit, • Metronidazole 750 mg tiap 8 jam selama 5-

10 hari• kloroquin fosfat 1 g tiap 24 jam selama 2

hari, dilanjutkan• kloroquin fosfat 500mg tiap 24 jam selama

20 hari• dehydroemetine 45 mg tiap 24 jam secara

intramuskular (maksimum 99 mg/hr) selama 10 hari.

R/

Page 49: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Diskusi

• Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologis meyakinkan diagnosa ke arah abses hati karena amebiasis yaitu dari keluhan utama nyeri pada bagian perut kanan atasnya, nyeri dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.

• Nyeri yang dirasakan terasa seperti menusuk dan terasa panas.

• Pasien juga mengeluh jika terkena tekanan ringan sangat kesakitan.

Page 50: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

• Pada riwayat penyakit dahulu tidak pernah menderita sakit serupa. Keluarga juga tidak ada sakit serupa.

Page 51: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

• Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal, keadaan umumnya tampak kesakitan, terdapat nyeri tekan di kuadran hipokondiaka deksta dan peninggian diafragma dekstra.

• Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan penurunan hemoglobin, leukositosis, dan pemeriksaan faal hati terdapat peningkatan kadar SGOT dan SGPT dan dengan

• pemeriksaan USG didapatkan gambaran bentuk hepar bulat atau oval, tidak ada gema dinding yang berarti, ekogenisitas lebih rendah dari parenkim hati normal, bersentuhan dengan kapsul hati, peninggian sonic distal.dilakukan pula

• Pemeriksaan Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi dengan titer 1:128. Hal ini sangat menyakinkan diagnosa kearah abses hati karena amebiasis.

Page 52: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

KASUS 2

Page 53: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

History

• Laki-laki 35 tahun, Islam, Suku Sasak,mengeluh panas badan sejak 7 hari, naik turun,menetap sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.

• Penderita juga mengeluh nyeri perut kanan atas danmual tapi tidak muntah.

• Makan dan minum berkurang.• Buang air besar dan buang air kecil dalam batas

normal.

Page 54: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

• tekanan darah 110/90mmHg, nadi 86 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu axilla 380C.

• Pada pemeriksaan mata tidak didapatkan anemi dan ikterus. Telinga, hidung, tenggorokan dalam batas normal, pada leher tidak didapatkan pembesaran leher.

• Pada pemeriksaan thoraksdidapatkan jantung dan paru dalam batas normal.

• Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan distensi, bising usus normal.

• Hati tidak teraba, tepitajam,permukaan rata, konsistensi kenyal, didapatkan nyeri tekan.

• Limpa tidak teraba, perkusi traube space timpani. • Ekstremitas hangat, tidak didapatkan kelainan

Page 55: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

• Hasil pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen menunjukkan gambaran abses hati dengan diameter 4,2 cm x 5,8 cm.

• Penderita didiagnosis dengan abses hati, diberikan terapi metronidazol 4x500 mg.

• Karena keluhan tidak berkurang, dilakukan punksi abses dan didapatkan cairan abses berwana coklat kemerahan sebanyak 25 cc.

• Penderita didiagnosis akhir dengan abses hati amuba.

Page 56: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Hasil USG hati kasus 2

Page 57: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Daftar Pustaka

• Ngurah, Ketut. Penatalaksanaan amebiasis, Majalah Cermin Dunia Kedokteran No. 33, 1984 33

• Juwita ,Arini, Haris Widita, Soewignjo Soemohardjo. Beberapa Kasus Abses Hati Amuba. Jurnal Penyakit Dalam, Volume 128 7 Nomor 2 Mei 2006

Page 58: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

• http://kidshealth.org/parent/infections/parasitic/amebiasis.html diakses tgl 30 november 2010

• http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaindex&kid=24&id=41397 diakses tgl 30 november 2010

• http://www.healthscout.com/ency/68/313/main.html diakses tgl 30 november 2010

• http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=Gambaran+Radiologis+Abses+Hati+Oleh+Karena+Amoebiasis diakses tanggal 30 November 2010

• http://pathmicro.med.sc.edu/parasitology/intest-protozoa.html diakses tanggal 30 November 2010

Page 59: Farmakoterapi IV Amebiasis kel 4

Terima Kasih…